ii - etd.iain-padangsidimpuan.ac.id
Post on 15-Oct-2021
217 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
xi
ABSTRAK
Nama : Annisa Putri
NIM : 1520100152
Program Studi : S1- Pendidikan Agama Islam
Judul : Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis
Kontekstual pada Materi Praktik Muamalah di Kelas IX MTsN 4
Tapanuli Selatan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajara merupakan acuan bagi guru untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar lebih terarah dan berjalan secara
efektif dan efisien. Dengan kata lain rencana pelaksanaan pembelajaran dapat
mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar.
Akan tetapi , fakta yang ditemukan di sekolah ternyata guru masih memanfaatkan
sumber dan media pembelajaran konvensional yang kurang melibatkan peserta
didik secara aktif dalam pembelajaran. oleh karena itu, peneliti mengembangkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajara berbasis kontekstual untuk membantu peserta
didik untuk belajar secara mandiri dengan memahami materi kemudian
mengaitkannya dengan kehidupan nyata siswa.
Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana validitas dan
praktikalitas RPP yang dikembangkan dalam pembelajaran fikih pada materi
praktik muamalah berbasis kontekstual di MTsN 4 Tapanuli Selatan. Penelitian
Pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang valid dan praktis.
Penelitian pengembangan (Research and Development) ini menggunakan
model ADDIE. Populasi dalam penelian ini adalah siswa kelas IX MTs. Adapun
sampel penelitian ini adalah siswa kelas IX-2 MTsN 4 Tapanuli Selatan yang
berjumlah 25 siswa.
Peneliti menyimpulkan bahwa RPP berbasis kontekstual valid dan parktis.
Proses validasi RPP dilakukan sebanyak tiga kali yaitu validasi pertama
mendapatkan persentase 94%, validasi kedua mendapatkan persentase 94% dan
validasi ketiga mendapatkan persentase 81,81% dengan rata-rata persentase 92%
dengan kategori “Sangat Valid” dan praktikalitas berdasarkan angket pengamatan
guru dan respon siswa memperoleh persentase 88% dengan kategori “Praktis”.
Dengan demikian RPP hasil pengembangan dapat digunakan sebagai perangkat
pembelajaran untuk siswa MTs kelas IX.
Kata Kunci: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi praktik muamalah,
dan pembelajaran berbasis kontekstual
xii
ABSTRACT
Name : Annisa Putri
NIM : 1520100152
Program Study : S1- Islamic Religious Education
Judul : Development of implementation plans for contextual learning
based on muamalah practice materials in class IX MTsN 4
South Tapanuli
Lesson plan is a reference for the teacher to carry out teaching and learning
activities to be more directed with effective and efficient. In other words, the
lesson plan of learning can simplify, expedite and improve the result of the
teaching and learning process. However, the facts found at school are that the
teacher still utilizes conventional learning resources and media that do not actively
involve students and learning. Therefore, researcher embody the lesson plan based
contextual to help students learn independently by understanding the material and
then linking it to students real life.
As for the formulation of the problem from this research is how to validate
and practice RPP in fiqh learning on muamalah practice base on contextual in
MTsN 4 Tapanuli Selatan. The research of development in the lesson plans base
on ontextual on muamalah practice materials that aim to produce of lesson plan
(RPP) that validate and practice.
This research is done by development research (Research and Development)
using the ADDIE model. Population on research are students at IX grade MTs.
The subject of this research are students at IX-2 MTsN 4 Tapanuli Selatan that
aggregate 25 students.
The results of this research obtained is RPP base on valid and practice
contextual. The process of valiate RPP is done as many as three times, namely the
first validate got percentage 94%, the second validate got percentage 94% and the
third validate got percentage 81.81% with averange percentage of 92% with
category "Very Valid" and practice based on students questionnaire responses
from aspect connection (93%), material (70%), motivation (90%), and practice
(89%) with got percentage 85% with the category "Very Practical". This from the
result of development RPP able to used as sets of learning for students MTs at IX
grade.
Keywords: Lesson plan (RPP), fiqih, and contextual
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji hanya milik Allah SWT. Skripsi ini
dapat terselesaikan walaupun dalam bentuk yang sederhana. Pernyataan rasa
syukur kepada Sang Khalik atas hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengembangan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Kontekstual pada Materi
Praktik Muamalah di Kelas IX MTsN 4 Tapanuli Selatan”.
Penyusun panjatkan shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita umat Islam Nabi Muhammad saw sebagai suri teladan yang
merupakan sumber inspirasi dan motivasi dalam berbagai aspek kehidupan setiap
insan termasuk penulis. Aamiin.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini
tidak akan terselesaikan tanpa bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai
pihak, tulisan ini tidak dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Melalui tulisan
ini, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus, teristimewa kepada
kedua orang tua tercinta, Ibunda Yusreni Harahap dan Ayahanda M. Zulham,
yang tak pernah lelah dalam memberikan semangat dan nasehat, karena mereka
jualah penyusun dapat bertahan serta menyelesaikan pendidikan hingga proses
penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan, kepada beliau penyusun senantiasa
memanjatkan doa semoga Allah SWT mengasihi dan mengampuni dosanya.
Ucapan terima kasih pula penyusun patut menyampaikan kepada:
1. Bapak Dr. H. Ibrahim, MCL., selaku rektor IAIN Padangsidimpuan, beserta
Wakil Rektor.
2. Bapak H. Abdul Sattar Daulay, M.Ag selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama
Islam.
3. Ibu Dr Lelya Hilda, M. Si., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
x
4. Bapak Dr. Anhar, M.A., selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Ahmad Nizar
Rangkuti, S.Si., M.Pd., selaku pembimbing II yang dengan ikhlas memberikan
ilmu, bimbingan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Yusri Fahmi, M. Hum., selaku Kepala Perpustakaan, dan seluruh
pegawai perpustakaan IAIN Padangsidimpuan yang telah membantu
menfasilitasi peneliti dalam hal pengadaan buku-buku yang ada kaitannya
dengan penelitian ini.
6. Kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen IAIN Padangsidimpuan khususnya
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah membantu peneliti dalam
menyelesaikan skiripsi ini.
7. Ibu Dr. Hj. Asfiati, S.Ag, M.Pd., ibu Nuraliah Harahap, S. Pd. I., dan Rosidah
Hasibuan, S.Pd.I., selaku validator peneliti yang telah membantu peneliti
dalam menvalidkan rancangan RPP, surat validasi RPP, surat validasi RPP
dengan menggunakan pendekatan kontekstual, lembar validasi ahli dan lembar
validasi angket respon siswa.
8. Teristimewa kepada Ayah tercinta M. Zulham, B.A., Ibunda Yusreni Harahap
dan juga saudara-saudara saya (Sri Ahdani Yuta, S.P dan Bayu Alponso, S.P).
serta adik yang telah peneliti anggap sebagai adik kandung sendiri Sulistian
Nisa Febri Harahap yang tak pernah lelah memberikan semangat, motivasi,
dukungan dan do’a yang terbaik yang tiada terhingga demi keberhasilan
peneliti, semoga nantinya Allah membalas perjuangan mereka dengan surga
Firdaus-Nya.
9. Sahabat tercinta Indah Pratiwi, Meli Aprianti, Hotlina Sari, Tanti Elmiah, Aulia
Dea (Family Group) dan juga Riski Ansari, Maisyaroh Siregar, Mariatul
Ummah, Jenty Meria, Suaibah (WOW), yang selalu memberi motivasi dan
semangat yang telah berperan aktif dalam memberikan motivasi dan solusi
selama penyusun melaksanakan penelitian.
10. Teman-teman satu Angkatan 2015 PAI -5, dan tak lupa juga INDOMY
Squad. Tak lupa juga kepada Zufri Saputra Parinduri yang telah membantu
dalam pembuatan abstrak dalam bahasa Inggris, dan semua pihak yang tidak
xi
dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan
motivasi dan solusi selama penyusun melaksanakan penelitian.
Alhamdulillah dengan memohon rahmat dan pertolongan Allah SWT
akhirnya peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa skripsi
ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu, peneliti senantiasa mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat dan berdaya guna bagi peneliti khususnya dan para
pembaca sekalian.
Padangsidimpuan, 2019
ANNISA PUTRI
NIM. 1520100152
i
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ..................................................................................................i
Halaman Pengesahan Pembimbing .................................................................ii
Surat Pernyataan Pembimbing ........................................................................iii
Surat Pernyataan Menyusun Skripsi Sendiri .................................................iv
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi .................................................................v
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi .................................................vi
Dewan Penguji Ujian Munaqasyah Skripsi ....................................................vii
Berita Acara Ujian Munaqasyah .....................................................................viii
Halaman Pengesahan Dekan ............................................................................ix
Motto Dan Persembahan ..................................................................................x
Abstrak .............................................................................................................. xi
Kata Pengantar ............................................................................................. xiii
Daftar Isi ........................................................................................................ xiv
Daftar Gambar ............................................................................................... xv
Daftar Tabel ................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran ............................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Fokus Masalah ............................................................................................ 7
C. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8
D. Tujuan Pengembangan ................................................................................ 8
E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan .......................................................... 9
F. Definisi Istilah ............................................................................................. 9
G. Manfaat Pengembangan ............................................................................ 10
1. Secara Teoritis ..................................................................................... 10
2. Secara Praktis ...................................................................................... 11
H. Sistematika Pembahasan ........................................................................... 12
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori .......................................................................................... 13
1. Perangkat Pembelajaran ...................................................................... 13
2. Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP) ............................................ 14
a. Pengertian RPP ....................................................................... 14
b. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP ....................................... 15
c. Komponen-Komponen Menyusun RPP .................................. 16
d. Langkah-Langkah Pengembangan RPP .................................. 17
3. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ................................................ 21
a. Pengertian Pendekatan Kontekstual .............................................. 21
b. Komponen-komponen Pendekatan Kontekstual ........................... 22
ii
c. Langkah-langkah Penerapan Pendekatan Kontekstual .................. 26
4. Silabus ................................................................................................. 28
5. Materi Praktik Muamalah di Kelas IX MTs N Batang Angkola ....... 30
a. Jual Beli ........................................................................................ 30
b. Qirad .............................................................................................. 33
c. Riba ............................................................................................... 35
B. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 39
BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN
A. Jenis dan Model Pengembangan ................................................................ 42
B. Metode Penelitian...................................................................................... 45
1. Populasi, Sampel dan Sumber Data ..................................................... 45
2. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 46
3. Instrument Penilaian............................................................................ 49
4. Analisis Data ....................................................................................... 50
5. Perencanaan Desain Produk ................................................................ 51
6. Validasi Produk ................................................................................... 52
7. Teknik Analisis Data ........................................................................... 53
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 56
1. Desain Awal Produk ........................................................................... 56
2. Hasil Pengujian Tahap Pertama .......................................................... 57
3. Hasil Pengujian Tahap Kedua ............................................................. 61
4. Penyempurnaan Produk Akhir ............................................................ 66
B. Pembahasan Produk .................................................................................. 69
C. Keterbatasan Pengembangan .................................................................... 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 76
B. Saran .......................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 78
Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................ 81
Pengesahan Judul ................................................................................................ 82
Surat Izin Penelitian ........................................................................................... 83
Surat Balasan Penelitian .................................................................................... 84
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I.1 Soal dan Jawaban Penelitian Awal Nomor 1 ....................................... 5
Gambar I.2 Soal dan Jawaban Penelitian Awal Nomor 2 ....................................... 5
Gambar IV.1 Aktivitas Siswa pada Pertemuan I dan II ........................................ 59
Gambar IV.2 Aktivitas Siswa pada Pertemuan 3 dan 4 ........................................ 60
Gambar IV.3 Aktivitas Siswa pada Pertemuan 5 dan 6 ........................................ 61
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.1 Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Tingkat Madrasah
Tsanawiyah Materi Fikih Kelas IX .................................................. 30
Tabel III.1 Alur Model Pengembangan Addie ...................................................... 43
Tabel III.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 47
Tabel III.3 Teknik Analisis Data Validitas ........................................................... 48
Tabel III.4 Kategori Validitas Lembar Validasi ................................................... 52
Tabel III.5 Teknik Analisis Data Praktikalitas ...................................................... 53
Tabel III.6 Kategori Praktikalitas Perangkat Pembelajaran .................................. 53
Tabel IV.1 Hasil Validasi Renana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis
Kontekstual ....................................................................................... 55
Tabel IV.2 Saran Validator dan Revisi RPP Berbasis Kontekstual ...................... 56
Tabel IV.3 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran Berbasis
Kontekstual .......................................................................................... 62
Tabel IV.4 Hasil Angket Respon Siswa terhadap Proses Pembelajaran Berbasis
Kontekstual .......................................................................................... 62
Tabel IV.5 Penyempurnaan dari Produk Lama ke Produk Baru ........................... 63
v
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Kontekstual
2. Lampiran 2 : PreTest
3. Lampiran 3 : PostTest
4. Lampiran 4 : Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran
5. Lampiran 5 : Lembar Angket Respon Peserta Didik
6. Lampiran 6 : Instrumen Validasi RPP (Validator)
7. Lampiran 7 : Instrumen Validasi RPP (Guru 1)
8. Lampiran 8 : Instrumen Validasi RPP (Guru 2)
9. Lampiran 9 : Instrumen Validasi Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
10. Lampiran 10 : Instrumen Validasi Angket Respon Peserta Didik
11. Lampiran 11 : Lembar Analisis Validasi RPP
12. Lampiran 12 : Lembar Analisis Observasi Keterlaksanaan Perangkat
Pembelajaran
13. Lampiran 13 : Lembar Analisis Angket Respon Siswa Terhadap Proses
Pembelajaran
14. Lampiran 14 : Hasil Validasi Observasi Keterlaksanaan Perangkat
Pembelajaran
15. Lamiran 15 : Hasil Validasi Angket Respon Peserta Didik
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru adalah
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, merencanakan dan
melaksanakan penilaian. Wujud nyata dari kompetensi tersebut adalah
kemampuan guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran kemudian
mengimplementasikannya di dalam proses belajar mengajar di kelas.1
Perangkat pembelajaran adalah salah satu wujud persiapan yang
dilakukan oleh guru sebelum mereka melakukan proses pembelajaran.
Persiapan mengajar merupakan salah satu tolok ukur dari sukses seorang
guru. Kegagalan dalam perencanaan sama saja dengan merencanakan
kegagalan. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian
hasil belajar.2 Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola
proses belajar mengajar dapat berupa: silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Tes Hasil Belajar
(THB), media pembelajaran, serta buku ajar siswa.3
1
Daryanto, Pengembangan Perangkat Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media,
2014), hlm. V. 2 Daryanto, Pengembangan Perangkat..., hlm V
3 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2019), hlm. 201.
2
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa guru memainkan
peranan yang strategis dalam peningkatan mutu hasil belajar siswa. Karena
itu dapat dikatakan guru memainkan peranan dalam pendidikan masa kini dan
masa depan anggota masyarakat melalui sekolahnya masing-masing, atau
dengan kata lain masa kini dan masa depan masyarakat khususnya generasi
muda sangat tergantung pada kualitas guru (pemahaman guru dalam hal ini
adalah mulai dari PAUD/TK sampai Perguruan Tinggi) dalam melaksanakan
pembelajaran. Ini berarti bahwa masa depan bangsa sangat tergantung pada
sampai sejauhmana peranan guru dapat melaksanakan proses pembelajaran.4
Sebagai guru dalam melaksanakan tugasnya diharapkan mampu
mengelola kelasnya menjadi suatu lingkungan pendidikan yang sarat (penuh)
nilai. Dengan demikian guru akan dapat mempersiapkan peserta didiknya
bukan hanya sebagai individual yang mandiri, tetapi juga menolong peserta
didiknya mencapai tingkat kemanusiaannya secara sempurna (manusia
unggul), yaitu manusia yang dapat eksis secara fungsional di tengah-tengah
masyarakat, bangsa dan negaranya, dan bahkan masyarakat dunia. Hal
tersebut hanya dapat diwujudkan melalui dampak pengajaran dan keteladanan
dalam lingkungan pendidikan yang sarat nilai dan ilmu pengetahuan/science
serta teknologi dengan berlandaskan kepribadian yang relegius.5
Salah satu mata pelajaran wajib pada MTsN adalah Fikih. Mata
pelajaran ini berisi jual beli dan riba. Jual beli dalam istilah fiqh disebut
dengan al-bai’ yang berarti menjual, mengganti, dan menukar sesuatu dengan
4 Ahmad Suriansyah, Profesi Kependidikan “Perspektif Guru Profesional”, (Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 2015), hlm. 2. 5 Ahmad Suriansyah, Profesi Kependidikan.., hlm. 3.
3
sesuatu yang lain. Lafal albai’ dalam bahasa Arab terkadang digunakan untuk
pengertian lawannya, yakni kata asy syira (beli). Dengan demikian, kata al-
bai’ berarti jual, tetapi sekaligus juga berarti beli Jual beli atau bisnis menurut
bahasa berasal dari kata (البيع) bentuk jamaknya ( البيوع) dan konjungsinya
adalah “ بيعا -يبيع –باع ” yang artinya menjual.6
Menurut bahasa, jual beli berarti menukarkan sesuatu dengan sesuatu.
Sedangkan menurut istilah yang dimaksud jual beli atau bisnis adalah:
1. Menukar barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan
melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling
merelakan.
2. Menurut syara, pengertian jual beli yang paling tepat ialah memiliki
sesuatu harta (uang) dengan mengganti sesuatu atas dasar izin syara,
sekedar memiliki manfaatnya saja yang diperbolehkan syara untuk
selamanya yang demikian itu harus dengan melalui pembayaran yang
berupa uang.
3. Saling tukar harta, saling menerima, dapat dikelola (tasharruf) dengan ijab
qobul, dengan cara yang sesuai dengan syara.
4. Tukar-menukar benda lain dengan cara yang khusus (dibolehkan).
5. Penukaran benda dengan benda lain dengan jalan saling atau
memindahkan hak milik dengan ada penggantinya dengan cara yang
diperbolehkan.7
Menurut terminology fiqih, riba adalah tambahan khusus yang dimiliki
oleh salah satu pihak yang bertransaksi tanpa ada imbalan tertentu. Riba
adalah tambahan-tambahan dalam perkara tertentu. Riba adalah kelebihan
yang tidak disertai dengan imbalan yang disyaratkan dalam jual beli. Riba
adalah akad yang terjadi dengan penukaran tertentu, tidak diketahui sama atau
tidak sama menurut aturan syara’ atau terlambat salah satunya. Riba adalah
penambahan-penambahan yang disya-ratkan oleh orang yang memiliki harta
6 Shobirin, “Jual Beli dalam Pandangan Islam” dalam Jurnal Bisnis dan Manajemen
Islam,Volume 3 Nomor 2, Tahun 2015. 7 Shobirin, “Jual Beli…, Tahun 2015
4
kepada orang yang meminjam hartanya (uang) karena pengunduran janji
pembayaran oleh peminjam dari waktu yang telah ditentukan.8
Prinsip utama riba adalah penambahan, menurut syara’ riba adalah
penambahan atas harta pokok tanpa adanya transaksi bisnis riil. Riba pada
dasarnya adalah bunga atas tambahan bagi pinjaman pokok. Dalam doktrin
klasik meluas meliputi banyak keuntungan tambahan yang diperoleh sebagai
hasil transaksi dan tidak ditentukan secara persis ketika melakukan transaksi.9
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa riba adalah
suatu kelebihan yang terjadi dalam tukar-menukar barang yang sejenis atau
jual beli barter tanpa disertai dengan imbalan dan kelebihan tersebut
disyaratkan dalam perjanjian.
Praktik Muamalah adalah salah satu materi yang sangat penting dan
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Siswa tingkat SMP/MTs sangat
perlu memahami materi Praktik Muamalah karena materi ini di dalamnya
mencakup pembahasan Jual Beli, Qirad, dan Riba.
Berdasarkan temuan awal yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas
IX-2 MTsN 4 Tapanuli Selatan (berjumlah 25 siswa)10
mengalami kesulitan
dalam menyelaesaikan soal mengenai materi Praktik Muamalah. Berikut ini
soal tes penelitian awal di MTsN 4 Tapanuli Selatan:11
8 Fatkhul Wahab, “Riba: Transaksi Kotor dalam Ekonomi” dalam jurnal Ekonomi
Syariah, Volume 2 Nomor 2, Tahun 2017. 9 9 Fatkhul Wahab, “Riba: Transaksi…, Tahun 2017
10 Observasi di Kelas IX MTsN Batang Angkola pada Hari Rabu, 19 September 2018,
Pukul 11.00-12.00 WIB. 11
Soal Tes Penelitian Awal Penulis di MTsN Batang Angkola Kelas IX-2 pada Hari
Rabu, 19 September 2018, Pukul 11.00-12.00.
5
7.Bagaimana hukum pinjam meminjam uang di bank non syariah yang menetapkan
bunga (suku bunga) terlebih dahulu sebelum aqad peminjaman berlangsung.
8. Jelaskan manfaat dan hikmah larangan riba dalam jual beli.
Gambar 1.2 Soal dan Jawaban Penelitian Awal Nomor 7 dan 8
Peneliti mengamati bahwa kesalahan siswa ketika mengerjakan soal
pertama dan kedua terjadi karena dalam poses mengerjakan soal, siswa
kurang memahami dan kurang menguasai materi yang telah dijelaskan guru
terkait materi riba dan jual beli.12
Realitas pembelajaran fikih yang demikian dibenarkan oleh guru mata
pelajaran fikih. Ia mengatakan bahwa praktik pembelajaran sehari-hari di
sekolah masih mengalami berbagai persoalan, diantaranya adalah perangkat
pembelajaran yang digunakan dalam mengoperasikan jalannya pembelajaran.
Diantara masalah itu misalnya (1) guru menggunakan bahan ajar yang
cenderung kognitivistik; (2) pemanfaatan sumber dan media pembelajaran
yang tersedia di lingkungan sekitar siswa belum optimal dan kurang
menggunakan situasi riil; (3) pemanfaatan sumber dan media pembelajaran
konvensional yang kurang melibatkan siswa secara aktif masih banyak
diterapkan oleh guru, sehinggga kurang mampu memicu terjadinya proses
12
Observasi di Kelas IX MTsN Batang Angkola pada Hari Rabu, 19 September 2018,
Pukul 11.00-12.00 WIB.
6
pembelajaran aktif; (4) siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran Fikih
yang menyebabkan siswa tidak memahami konsep dan teori dari materi yang
diajarkan; (5) kurangnya kemampuan siswa untuk mengingat materi dalam
jangka waktu panjang turut menjadi penyebab ketidakpahaman siswa
terhadap materi praktik muamalah. Faktor lainnya adalah siswa jaman
sekarang menggunakan sistem belajar satu malam, maksudnya disini siswa
hanya akan belajar disaat ada ujian sehingga mereka tidak mengingat
pelajaran dalam jangka lama. Selain itu siswa hanya mengandalkan hapalan
dan menerima ilmu dari guru dengan satu-satunya sumber pelajaran yaitu
buku.13
Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya, tidak lepas
dari keahlian dalam mengelola pembelajaran. Oleh karena itu, sebelum
melakasanakan pembebelajaran guru sudah mempersiapkan apa-apa saja yang
dibutuhkan dalam pembelajaran seperti perangkat pembelajaran dan
penggunaan pendekatan yang tepat. Perangkat pembelajaran memiliki peran
yang sangat penting dalam mewujudkan suasana belajar yang efektif.
Terlebih lagi perangkat pembelajaran dikaitkan dengan pendekatan
kontekstual.
Pendekatan kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang dapat
membantu guru mengaitkan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
13
Nuraliah Harahap, Wawawancara dengan Guru Fikih Kelas IX MTsN Batang
Angkola pada hari Rabu, 19 September 2018, pukul 12.30 WIB.
7
masyarakat14
. Dengan pendekatan kontekstual peran guru adalah membantu
siswa mencapai tujuan, maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan
strategi daripada memberi informasi. Tugas guru adalah mengelola fasilitas
kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan
pengetahuan dan keterampilan diperoleh dengan menemukan sendiri. 15
Pada kenyataannya, belum ditemukan perangkat pembelajaran berupa
RPP, LKS dan modul dengan pendekatan berbasis kontekstual pada mata
pelajaran Fikih untuk siswa kelas IX MTs. Salah satu materi mata pelajaran
Fikih yang diajarkan kelas IX MTs dan cocok untuk menerapkan
pembelajaran menggunakan pendekatan berbasis kontekstual adalah materi
Jual Beli dan Riba.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dalam bentuk penelitian desain (design research) atau penelitian
pengembangan tipe validation study yang berjudul “PENGEMBANGAN
PERANGKAT BELAJAR BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI
PRAKTIK MUAMALAH DI KELAS IX MTSN BATANG ANGKOLA
DESA SINYIOR KECAMATAN ANGKOLA SELATAN”.
B. Fokus Masalah
Perangkat pembelajaran meliputi Silabus, Rencana Pelaksana
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Bahan Ajar, Penilaian
Hasil Belajar (PHB). Dengan mempertimbangkan efektifitas dan efesiensi
14
Agus Suprijono, Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi Paikem), (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 79-80. 15
Ahmad Susanto, PengembanganPembelajaran IPS Di SekolahDasar, (Jakarta:
PrenadaMedia Group, 2014), hlm. 92.
8
pelaksanaan penelitian, maka penelitian ini hanya fokus pada pengembangan
RPP (Rencana Pelaksana Pembelajaran) pada model pembelajaran dalam
materi praktik muamalah di kelas IX-2 MTsN Tapanuli Selatan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana RPP berbasis kontekstual yang cocok dikembangkan pada
pembelajaran materi Praktik Muamalah di MTs N 4 Tapanuli Selatan
2. Bagaimana validitas RPP (Rencana Pelaksana Pembelajaran) dalam
pembelajaran Praktik Muamalah dengan menggunakan kontekstual di
MTsN 4 Tapanuli Selatan?
3. Bagaimana praktikalitas RPP (Rencana Pelaksana Pembelajaran) dalam
pembelajaran Praktik Muamalah dengan menggunakan kontekstual di
MTsN 4 Tapanuli Selatan?
D. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pengembangan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui validitas perangkat pembelajaran siswa dalam
pembelajaran Praktik Muamalah dengan menggunakan kontekstual di
MTsN 4 Tapanuli Selatan.
2. Untuk mengetahui praktikalitas perangkat pembelajaran siswa dalam
pembelajaran Praktek Makalah dengan menggunakan kontekstual di
MTsN 4 Tapanuli Selatan.
9
E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
RPP (Rencana Pelaksana Pembelajaran) hasil pengembangan
mengarahkan pemahaman siswa dalam memahami Praktik Muamalah dengan
menggunakan media pembelajaran. Kemudian RPP (Rencana Pelaksana
Pembelajaran) hasil pengembangan megarahkan pemahaman siswa terhadap
Praktik Muamalah serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari melalui media pembelajaran.
F. Definisi Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman pembaca mengenai penelitian ini,
peneliti memberikan penjelasan singkat dari istilah-istilah dalam penelitian,
yaitu meliputi:
1. Pengembangan adalah proses atau cara yang dilakukan untuk
mengembangkan sesuatu menjadi baik atau sempurna. Pengembangan
adalah penerapan pengetahuan yang terorganisasi untuk membantu
memecahkan masalah dalam masyarakat termasuk di bidang pendidikan.16
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan
pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam
pembelajaran di kelas.17
Dari uraian tersebut, RPP adalah program
perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran
untuk setiap kali pertemuan.
16
Ahmad Nizar Rangkuti, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, PTK, dan Penelitian Pengembangan (Bandung: Citapustaka Media, 2016), hlm.
237. 17
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konekstual,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 53.
10
3. Pendekatan kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang dapat
membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan situasi dunia
nyata siswa yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dipeljari dengan penerapannya dalam kehidupan para
siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat.18
Berdasarkan uaraian
tersebut, Pendekatan Kontekstual adalah suatu proses pendidikan yang
bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran
yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks
kehidupan mereka sehari-hari.
4. Muamalah adalah tukar menukar barang atau sesuatu yang memberi
manfaat dengan cara yang ditentukan, seperti jual beli.19
5. Jual Beli secara bahasa adalah menukar sesuatu dengan sesuatu. Jual beli
menurut syara’ adalah akad tukar menukar harta dengan harta yang lain
melalui tat cara yang telah ditentukan oleh hokum Islam.
6. Qirad dalam perbankan syariah sering disebut dengan istilah mudarabah,
yakni bentuk pinjaman modal tanpa bunga dengan perjanjian bagi hasil.
7. Riba, tambahan pembayaran tanpa ada ganti atau imbalan yang
disyaratkan bagi salah seorang dari dua orang yang mengadakan transaksi.
G. Manfaat Pengembangan
1. Secara Teoritis
18
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011),
hlm. 222.
19
Rasjid Sulaiman,Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007), hlm. 278.
11
Secara teoritis, hasil penelitian diharapkan mampu memberikan
masukan atau sumbangan terhadap pembelajaran fikih dalam hal
pengembangan perangkat pembelajaran fikih, khususnya pada materi
praktik muamalah.
2. Secara Praktis
a. Bagi Siswa
1) Siswa merasa senang dan tidak bosan dalam belajar fikih dari RPP
lama dengan RPP berbasis kontekstual.
2) Memudahkan siswa untuk memahami konsep fikih dalam
pembelajaran praktik muamalah sehingga dapat
menguhubungkannya dengan permasalah yang ada di lingkungan
sekitar.
b. Bagi Guru Bidang Studi
a. Menambah wawasan guru dalam pembelajaran yang dilakukan dari
RPP lama dengan RPP berbasis kontekstual.
b. Sebagai pertimbangan bagi guru fikih untuk menerapkan dan
mengembangkan perangkat pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan kontekstual dalam proses peningkatan hasil belajar siswa.
c. Bagi Sekolah
Menambah wawasan dan mendorong peningkatan kinerja pendidik
dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
d. Bagi Peneliti
12
Sebagai kelengkapan tugas dan syarat-syarat mencapai gelar
sarjana pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika ini berguna untuk memudahkan pembahasan dan
pemahaman tentang penelitian. Maka dari itu, sistematika ini disusun ke
dalam lima bab dan beberapa pasal sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, membahas tentang latar belakang masalah, fokus
masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan, spsesifikasi produk yang
diharapkan, definisi istilah, manfaat pengembangan dan sistematika
pembahasan.
BAB II Kajian Teori, membahas landasan teori (hakikat belajar dan
pembelajaran fikih, perangkat pembelajaran, pembelajaran praktik muamalah,
pendekatan kontekstual, teori belajar yang relevan dengan pendekatan
kontekstual, penelitian terdahahulu dan kerangka berpikir.
BAB III Metodologi Pengembangan, membahas jenis dan model
pengembangan, prosedur pengembangan, subyek ujicoba, lokasi dan waktu
penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV Hasil pengembangan, membahas hasil penelitian,
pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian.
Bab V Penutup, membahas kesimpulan dan saran.
13
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Perangkat Pembelajaran
Perangkat adalah sejumlah bahan ,alat, media, petunjuk dan pedoman
yang akan digunakan dalam proses pencapaian kegiatan yang diinginkan. Dan
pembelajaran adalah proses kerja sama antara guru dan siswa dalam
memanfaatkan segala potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri
seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar
maupun potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan
sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.1
Jadi dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran adalah
serangkaian media atau sarana yang digunakan dan dipersiapkan oleh guru dan
siswa dalam proses pebelajaran di kelas. Sedangkan pengembangan perangkat
pembelajaran adalah serangkaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk
menghasilkan suatu perangkat pembelajaran berdasarkan teori pengembangan
yang telah ada. 2 Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan media atau sarana
yang digunakan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran di
kelas. Perangkat pembelajaran merupakan sejumlah bahan, alat, media,
petunjuk dan pedoman yang akan digunakan daalam proses pembelajaran.
1 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desai Sistem Pemelajaran, (Jakarta: Kencana, 2010),
hlm. 26. 2 Khairuddin dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jogjakarta: Nuansa Aksara,
2007), hlm. 127.
14
Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran
antara lain yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Modul, dan
Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
2. Rencanaa Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
a. Pengertian Perangkat Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran atau biasa disebut Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit
yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas.3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada hakikatnya merupakan
perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan
hal-hal yang akan dilakukan dalam pembelajaran. oleh karena itu, RPP
perlu dikembangkan untuk mengoordinasikan komponen-komponen
pembelajaran, meliputi kompetensi dasar yang berfungsi mengembangkan
potensi peserta didik, materi standar yang berfungsi member makna
terhadap kompetensi dasar, indicator hasil belajar yang berfungsi
menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi siswa. Adapun
penilaian berfungsi mengukur pembentukan kompetensi dan menentukan
tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi standar belum tercapai.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran diartikan sebagai satuan program
pembelajaran yang dikemas untuk satu atau beberapa kompetensi dasar
untuk satu kali atau beberapa kali pertemuan. RPP berisi garis besar tentang
hal-hal yang akan dilakukan oleh guru dan siswa selama proses
3Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konteksstual,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 53.
15
pembelajaran berlangsung, baik untuk satu kali pertemuan atau beberapa
kali pertemuan.4
Ada dua fungsi RPP dalam proses pengembangannya, yakni fungsi
perencanaan dan fungsi pelaksanaan. Fungsi perencanaan adalah rencana
pelaksanaan pembelajaran hendaknya dapat mendorong guru untuk lebih
siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang.
Oleh karena itu, setiap akan melakukan kegiatan pembelajaran, guru wajib
memiliki persiapan, baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Adapun fingsi
pelaksanaan bertujuan mengafeksikan proses pembelajaran sesuai dengan
apa yang direncanakan. Dalam hal ini, materi standar yang dikembangkan
dan dijadikan bahan kajian oleh siswa harus disesuaikan dengan kebutuhan
dan kemampuannya, mengandung nilai fungsional, praktis, serta
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sekolahdan daerah.
b. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan
pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, yaitu sebagai berikut
a) Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
harus jelas.
b) Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta
dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan
kompetensi siswa.
4Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011), hlm. 203.
16
c) Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana pembelajaran
harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan
diwujudkan
d) RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas
pencapaiannya.
e) Harus ada koordinasi antara komponen pelaksanaan program di sekolah.
Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa pengembangan RPP
menuntut pemikiran, pengambilan keputusan, dan pertimbangan guru serta
memerlukan usaha intelektual, pengetahuan teoritik pengalaman yang
ditunjang oleh sejumlah aktivitas, seperti meramalkan, mempertimbangkan,
menata, dan memisualisasikan.5
c. Komponen-Komponen RPP
Komponen-Konponen RPP terdiri atas:
1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; Identitas mata pelajaran
atau tema/subtema;
2) Kelas/semester;
3) Materi pokok;
4) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD
dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang
tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
5 Hamdani, Strategi Belajar..., hlm. 203-204.
17
5) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
6) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
7) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator ketercapaian kompetensi;
8) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD
yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan
dicapai;
9) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
10) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
11) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan,
inti, dan penutup; dan
12) Penilaian hasil pembelajaran. 6
d. Langkah-Langkah Pengembangan RPP
Berdasarkan pada prinsip-prinsip pengembangan RPP, maka
pengembangan RPP dapat dilakukan dengan memperhatikan langkah
berikut:
6 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2016, hlm. 6.
18
1) Menuliskan Identitas RPP, Identitas RPP merupakan data yang
menyajikan informasi tentang nama sekolah/madrasah, tema/subtema,
kelas/semester, materi pokok dan alokasi waktu. Adanya identitas pada
sebuah RPP menjadikan proses pengadministrasian dan pengelolaan
dokumen RPP menjadi lebih mudah.
2) Menuliskan Kompetensi Inti (KI), Kompeteensi Inti (KI) merupakan
gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatu jenjang skolah, kelas dan mataa pelajaran. Kompetensi Inti
dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu KI-1 adalah
Kompetensi Inti Sikap Spiritual, KI-2 adalah Kompetensi Inti Sikap
Sosial, KI-3 adalah Kompetensi Inti Pengetahuan, dan KI-4 adalah
Kompetensi Inti Keterampilan sebagai penerapan pengetahuan.
3) Kompetensi Dasar dan Indikator, kompetensi dasar merupakan
kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran. Sementara itu
indicator adalah tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dimiliki oleh
siswa setelah mereka malakukan proses pembelajaran.
4) Tujuan Pembelajaran, Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan
hasil belajar yang diharapkan mampu dicapai peserta didik sesuai dengan
kompetensi dasar.
5) Materi Pembelajaran, materi pembelajaran adalah materi yang digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. hal yang harus diketahui bahwa
19
materi dalam RPP merupakan pengembangan dari materi pokok yang
terdapat dalam silabus. Oleh karena itu, materi dalam pembelajaran RPP
dikembangkan secara terperinci bahkan jika perlu dapat
mengembangkannya menjadi buku siswa.7
6) Metode pembelajaran, penentuan metode, erat kaitannya dengan
pemilihan strategi pembelajaran yang paling efisien dan efektif dalam
memberikan kegiatan pembelajaran yang diperlukan untuk membentuk
kompettensi dasar.8Pemilihan metode pembelajaran dimaksudkan agar
indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan dapat tercapai.
Pemakaian metode harus sesuai dan selaras dengan karakteristik peserta
didik, materi, kondisi lingkungan dimana pembelajaran berlangsung.9
7) Alat dan Sumber Pembelajaran, Secara lebih khusus, media dalam proses
belajar mengajar cendrung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis,
atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal. Dengan demikian media merupakan
komponen sumber belajar, atau wahana fisik yang mengandung materi
intruksional di lingkungan peserta didik yang dapat merangsang mereka
untuk belajar.10
Sumber belajar ditetapkan sebagai infomasi yang
disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media yang dapat
7
Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik
Terpadu: Implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/MI, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015),
hlm. 70-74.. 8 Hamdani, Strategi Belajar..., hlm. 205.
9 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hlm. 32. 10
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), Cet
ke-5, hlm. 3-4.
20
membantu peserta didik dalam belajar. Sumber belajar dimanfaatkan oleh
guru dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efesiensi tujuan
pembelajaran.11
8) Merumuskan Kegiatan Pembelajaran, kegiatan pembelajaran dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental
dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik dengan guru, lingkungan
dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian KD. Kegiatan ini
diorganisasikan menjadi kegiatan: Pendahuluan, Inti, dan Penutup.
Kegiatan Inti dijabarkan lebih lanjut menjadi perincian dari kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
9) Alokasi Waktu, alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk ketercapaian suatu kompetensi dasar tertentu dengan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: pertama, minggu efektif
per semester; kedua, alokasi waktu mata pelajaran per minggu; dan
ketiga jumlah kompetensi per semester.
10) Penilaian, penilaian pencapaian KD pesertadidik dilakukan berdasarkan
indicator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes
dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran
sikap, penilaian hasil karya berupa tuugas, proyek atau prodek.
11) Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu untuk memberikaan
landasan pokok bagi guru dan peserta didik dalam mencapai kompetenssi
dasar dan indikator yang telah ditetapkan, memberi gambaran mengenai
11
Hamdani Hamid, Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2013), hlm. 134.
21
acuan kerja jangka pendek dalam setiap pertemuan, mempermudah
meningkatkan hasil proses pembelajaran, melihat dan memprediksi
program pembelajaran sebagai acuan kerja yang logis dan sistematis,
karena disusun dengan pendekatan sistem dan memberi pengaruh
terhadap pengembangan individu peserta didik. Sementara itu, manfaat
rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai pdeoman atau acuan bagi
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih sistematis,
terarah, dan pembelajaran lebih dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara optimal.12
3. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Kata Contextual menurut asalnya dari bahasa Inggris maksudnya
adalah mengikuti konteks atau dalam konteks. Secara Umum Contextual
mengandung arti sesuatu yang berkenaan, relevan, ada hubungan atau kaitan
langsung, mengikuti konteks dan susuatu yang membawa maksud, makna
dan kepentingan.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah
strategi pembelajaran seperti halnya strategi pembelajaran yang lain.
Pendekatan ini dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan
lebih produktif dan bermakna. Melalui pendekatan kontekstual, siswa
melakukan proses belajar dan mengembangkan kemampuannya. Dengan
pendekatan CTL peran guru adalah membantu siswa mencapai tujuan,
12
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 492.
22
maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi
informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang
bekerja besama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan diperoleh
dengan menemukan sendiri.13
Munculnya pendekatan pembelajaran kontekstual dilatarbelakangi
oleh rendahnya mutu keluaran/hasil pembelajaran yang ditandai dengan
ketidakmampuan sebagian besar siswa menghubungkan apa yang telah
mereka pelajari dengan cara pemanfaatan pengetahuan tersebut saat ini dan
di kemudian hari dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kenyataan di atas menunjukkan bahwa hasil pembelajaran kurang
memberikan makna bagi kehidupan siswa. Salah satu faktor yang
diasumsikan menjadi penyebabnya adalah proses pembelajaran yang lebih
berfokus pada guru (teacher centered), ceramah menjadi pilihan utama
strategi pembelajaran. Pembelajaran model ini hanya memberikan
kemampuan untuk mengingat dan menghafal fakta-konsep-teori. Oleh
karena itu, perlu pembelajaran yang mampu mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan dunia nyata siswa, di antaranya melalui penerapan
pendekatan pembelajaran kontektual (contextual teaching and learning). 14
b. Komponen-komponen Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai suatu pendekatan
pembelajaran memiliki 7 asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan
13
Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar, (Jakarta:
PrenadaMedia Group, 2014), hlm. 91-92. 14
Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran..., hlm. 91.
23
proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL, 7 asas tersebut
adalah:
1) Konstruktivisme (Constructivism)
Konstruktivisme adalah proses pembangunan atau menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif peserta didik berdasarkan
pengalaman pribadinya. Menurut konstruktivisme, pengetahuan memang
berasal dari luar, tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang.
Oleh karena itu, pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu
objek yang menjadi pengamatan, dan kemampuan subjek untuk
menginterpretasi objek tersebut. Dengan demikian, pengetahuan tersebut
tidak bersifat statis, tetapi bersifat dinamis, tergantung individu yang
melihat dan mengkonstruknya.15
2) Menemukan (Inquiry)
Asas kedua dari pembelajaran CTL adalah inquiri. Artinya, proses
pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses
berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil
dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Secara
umum proses inquiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu:
a) Merumuskan masalah.
b) Mengajukan hipotesis.
c) Mengumpulkan data.
d) Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan.
e) Membuat kesimpulan.
15
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2013), hlm. 83.
24
3) Bertanya (Questioning)
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap
individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan
seseorang dalam berpikir. Dalam proses pembelajaran melalui CTL, guru
tidak menyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar
siswa dapat menemukan sendiri. Oleh sebab itu peran bertanya sangat
penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing
dan mengarahkan untuk menemukan setiap materi yang dipelajari.16
Ayat Al-Qur‟an yang relevan dengan komponen ini terdapat pada
Q. S. An-Nahl ayat 43, yang berbunyi:
Artinya:
”Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki
yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang
yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”.17
4) Masyarakat belajar (learning community)
Masyarakat belajar dalam CTL adalah kerja sama atau belajar bersama
dalam sebuah masyarakat atau kelas kelompok. Kerja sama atau belajar
bersama tersebut dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, baik belajar
kelompok secara alamiah. Hasil belajar dapat diperoleh dari sharing
16
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Kencana, 2008), Cet ke-3, hlm. 118-120. 17
Mirchandani, Mirchandani. Al-Qur’an ku dengan Tajwid Blok Warna, Dalam
Perspektif Al-Qur’an dan Sains. (Jakarta: Lautan Lestari, 2002), hlm. 330.
25
dengan orang lain, antar teman dan antar kelompok. Inilah hakikat dari
masyarakat belajar, masyarakat yang saling berbagi pengalaman,
informasi dan pengetahuana.18
5) Pemodelan (modeling)
Asas modeling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan
sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap peserta didik. Proses
modeling tidak terbatas pada guru saja, tetapi dapat juga memanfaatkan
peserta didik yang dianggap memiliki kemampuan.
Ayat yang relevan dengan komponen ini terdapat dalam Q.S. Al-
Ahzab ayat 21 yang berbunyi:
Artinya:
“Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.19
6) Refleksi (reflection)
Refleksi adalah peroses pengendapan pengetahuan dan pengalaman
yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau
peristiwa pembelajaran yang telah diprosesnya. Melaluai proses refleksi,
pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif peserta
didik, yang pada akhirnya menjadi bagian dari pengetahuan.
7) Penilaian nyata (authentic assessment)
18
Suyadi, Strategi Pembelajaran..., hlm. 84-86. 19
Mirchandani, Mirchandani. Al-Qur’an ku dengan..., hlm. 537.
26
Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk
mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan
peserta didik. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah peserta
didik benar-benar belajar atau tidak, memahami atau tidak, menguasai
atau tidak, apakah pengalaman belajar peserta didik memiliki pengaruh
yang positif terhadap perkembangan, baik intelektual maupun mental
peserta didik.20
Firman Allah SWT yang relevan dengan komponen ini
terdapat pada Q.S. Al-Baqarah ayat 284 yang berbunyi:
Artinya:
“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau
kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan
dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa
yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.21
c. Langkah-langkah Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Penerapan pendekatan kontekstual di dalam kelas tidaklah sulit.
Karena, pendekatan kontekstual atau CTL ini dapat diterapkan dalam
kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun
keadaannya. Langkah-langkah penerapan pendekatan kontekstual di kelas
adalah sebagai berikut:
20
Suyadi, Strategi Pembelajaran..., hlm. 86-87. 21
Mirchandani, Mirchandani. Al-Qur’an ku dengan..., hlm. 57.
27
1) Mengembangkan pikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekera sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi
pengetahuan dan keterampilannya secara sendiri.
2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik.
3) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan memberikan pertanyaan.
4) Menciptakan masyarakat belajar (learning community), yaitu dengan cara
belajar dalam bentuk kelompok.
5) Menghadirkan model sebagai contoh dalam pembelajaran.
6) Melakukan refleksi di akhir pertemuan.
7) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan beberapa cara, salah
satunya dengan melakukan tes.22
Menurut Jhonshon terdapat tiga prinsif ilmiah kontekstual, yaitu:
1) Prinsip kesalingbergantungan, kesalingtergantungan mewujudkan diri,
misalnya ketika para siswa bergabung untuk memecahkan masalah dan
ketika para guru mengadakan pertemuan dengan rekannya. Hal ini
Nampak jelas ketiaka subjek yang berbeda digabungkan, dan ketika
kemitraan menggabungkan sekolah dengan dunia bisnis dan komunitas.
2) Prinsif diferensiasi, diferensiasi menjadi nyata ketika CTL menantang
para siswa untuk saling menghormati keunikan masing-masing, untuk
menghormati perbedaan-perbedaan, untuk menjadi kreatif, untuk bekerja
sama, untuk menghasilkan gagasan, dan hasil baru yang berbeda, dan
untuk menyadari bahwa keragaman adalah tanda kemantapan dan
kekuatan.
3) Prinsip pengorganisasian,diri, terlihat ketika para siswa mencari dan
menemukan kemampuan dan minta mereka sendiri yang berbeda,
mendapat manfaat dari umpan ba;lik yang diberikan oleh penilaina
autentik, mengulas usaha-usahan mereka dalam tuntunan tujuan yang
22
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas (Jakarta: Kencana, 2012),
hlm. 168-169.
28
jelas dan standar yang tinggi, dan siswa yang membuat hati mereka
barnyanyi.23
4. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.24
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator, pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar.25
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
a. Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata
pelajaran;
d. kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
e. tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);
23
Tukiran Taniredja, dkk, Model-Model pembelajaran Inovatif dan Efektif, (Bandung:
Alfabeta, 2014), hlm. 53-54. 24 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru, (Jakarta:Rajawali Pres, 2011), hlm. 244. 25 Trianto, Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan
Implementasi Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010),
hlm. 96.
29
f. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
pencapaian kompetensi;
g. pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
h. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
i. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum
untuk satu semester atau satu tahun; dan
j. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar
atau sumber belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola
pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai
acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.26
Pembelajaran fikih di mmadrasah tsanawiyah bertujuan untuk membekali
peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum
Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia
dengan Allah yang diatur dalam fikih ibadah dan hubungan manusia dengan
sesama yang diatur dalam fikih muamalah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor
000912 Tahun 2013 Tentang Kurikulum Madrasah 2013, salah satu materi
yang terdapat pada mata pelajaran fikih madrasah tsanawiyah ialah praktik
muamalah. Adapaun ruang lingkup mata pelajaran pada aspek fikih muamalah
meliputi: ketentuan dan hukum jual beli, qirad dan riba.27
26
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2016, hlm. 5. 27
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013 Tentang
Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab.
30
Tabel 2.1 Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
Tingkat Madrasah Tsanawiyah Materi Fikih Kelas IX
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1. Menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianutnya
1.2 Menghayati ketentuan jual beli dan
qirad
1.3 menghargai larangan riba dalam
jual beli
2. Menghargai dan menghayati
perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi,, gotong
royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan
alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya.
2.2 mengamalkan ketentuan jual beli
dan qirad
2.3 membiasakan menghindari
praktik riba
3. memahami dan menerapkan
pengetahuan (faktual, konseptual,
dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, terkait fenomena dan
kejadian tamapak mata
3.4 memahami ketentuan jual beli
3.5 memahami ketentuan qirad
3.6 menganalisis larangan riba
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji
dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
4.3 mempraktikan pelaksanaan jual
beli
4.4 mensimulasikan pelaksanaan
qirad
4.5 mensimulasikan tata cara
menghindari riba28
5. Materi Praktik Muamalah
a. Jual Beli
1) Pengertian Jual Beli
Arti jual beli secara bahasa adalah menukar sesuatu dengan sesuatu.
Jual beli menurut syara‟ adalah akad tukar menukar harta dengan harta
yang lain melalui tat cara yang telah ditentukan oleh hokum Islam. Yang
28
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 …
31
dimaksud kata “harta” adalah terdiri dari dua macam, pertama; harta
yang berupa barang, misalnya buku, rumah, mobil, dll. Kedua harta yang
berupa manfaat (jasa), misalnya pulsa telephone, pulsa listrik dll.
2) Hukum Jual Beli
Dasar hukum jual beli adalah sebagai berikut:
Artinya:
Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya
apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba),
Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya. 29
3) Syarat dan Rukun Jual Beli
Syarat adalah hal-hal yang harus ada atau dipenuhi sebelum
transaksi jual beli. Syarat penjual dan pembeli atau pihak yang
bertransaksi (akid) adalah:
29
Mirchandani, Mirchandani. Al-Qur’an ku dengan..., hlm. 55.
32
a) Baligh
b) Berakal
c) Rusdu (memiliki kemampuan untuk bisa melaksanakan urusan agama
dan mengelola keuangan dengan baik)
d) Suka sama suka, yakni atas kehendak sendiri, tanpa ada paksaan dari
orang lain.
Syarat barang yang diperjualbelikan atau objek jual beli (Ma’qud
alaih)
a) Suci
b) Bermanfaat
c) Dalam kekuasaan penjual dan pembeli
d) Dapat diserah terimakan
e) Barangnya, kadar dan sifat harus diketahui oleh penjual dan pembeli
Syarat ucapan serah terima (ijab dan qabul), ijab kabul dapat dapat
dilakukan dengan kata-kata penyerahan dan penerimaan atau dapat juga
berbentuk tulisan seperti faktur, kuitansi atau nota dan lain sebagainya.
Syarat alat transaksi jual beli, haruslah alat yang bernilai dan diakui
secara umum penggunaannya.30
Rukun adalah hal-hal yang harus ada dan terpenuhi dalam
pelaksanaan transaksi jual beli. Rukun jual beli ada 3:
a) Aqid (pihak yang bertransaksi)
b) Ma’qud alaih mencakup barang yang dijual dan harganya
c) Sighat ijab qabul (ucapan serah terima dari penjual dan pembeli)
d) Ijab dari pihak penjual, kabul dari pihak pembeli
4) Macam-Macam Jual Beli
a) Bai’ sohihah, yaitu akad jual beli yang telah memenuhi syarat dan
rukunnya.
30
Nurdin Syafei, Fikih, (Jakarta: Kementerian Agama, 2016), hlm. 26-29.
33
b) Bai’ Fasidah, yaitu akad jual beli yang tidak memenuhi salah satu
atau seluruh syarat dan rukunnya.31
b. Qirad
1) Pengertian Qirad
Qirad dalam perbankan syariah sering disebut dengan istilah
mudarabah, yakni bentuk pinjaman modal tanpa bunga dengan perjanjian
bagi hasil. Modal 100% dari pemilik dana/ Lembaga Keuangan Syariah
(LKS) dan pengelola usahanya adalah nasabah (Peminjam).
2) Hukum Qirad
Hukum Qiraḍ /Muḍarabah adalah boleh atau dibolehkan. Qirad
mengandung unsur saling tolong menolong, antara pemilik modal
(Perseorangan / LKS ) dengan pelaku usaha yang membutuhkan dana
atau modal. Dalam hal ini, Dewan Syari‟ah Nasional MUI mengeluarkan
Fatwa tertanggal NO : 07/ DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan
Muḍarabah (Qiraḍ ). Di dalam Fatwa tersebut dijelaskan tentang dasar-
dasar keputusan dan persyaratan-persyaratannya. Dalam Hadis Nabi
riwayat Imam Ṭabrani :
بد ال بــاس بن عا يدنا العا نا س ا ال مضاربة اشترط كا فاعا الما ا دا ذامطلب ا
على صاحب لا يسل به بحــرا ولا ينزل به واد يا ولا يشترى به دابة
ن فعل ذلك ضمن فبلغ شر طه رصل الله عليه وسلم ذات كبدرطبة فا
كبدرطبة فأ جا زه
31 Nurdin Syafei, Fikih..., hlm. 26-29.
34
Artinya :
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul
Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia
menyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni
lembah yang berbahaya atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan
tersebut, yang bersangkutan bertangung jawab atas dana tersebut.
Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah saw dan
Rasulullah pun membolehkanya” (HR Thabrani).
3) Rukun dan Syarat Qirad
Rukun Qiraḍ ada enam:
ورب وصيغة وعمل مالك وعامل ومال : س تة واركهه Rukun Qiraḍ ada 6 :
a) Malik / Pemilik modal
b) Amil / Pengelola
c) Mal / Modal / dana
d) „Amal / usaha
e) Ribh / Laba / Keuntungan
f) Ṣigat ijab kabul / ucapan serah terima (akad)32
Syarat Qiraḍ
a) Pemilik dan pengelola modal sudah dewasa dan sehat akal dan ada
kerelaan (tidak boleh ada paksaan). Pengelola modal tidak boleh
menyalahi hukum
b) Modal harus di ketahui jumlah dan jenisnya.
c) Kegiatan usaha pengelola dana (nasabah) tidak ada campur tangan
pemilik dana tapi berhak melakukan pengawasan.
d) Pembagian keuntungan harus dinyatakan di awal dan di catat dalam
perjanjian (akad)
e) Akad Ijab kabul harus dinyatakan oleh kedua pihak untuk menunjukan
tujuan kerjasama, dan sebaiknya tertulis
4) Jenis Qiraḍ
Secara garis besar Qiraḍ dapat dibagi menjadi 2 jenis :
a) Muḍarabah Muṭlaqah, adalah bentuk kerjasama antara pemilik dana
dan pengelola dana, yang cakupannya sangat luas, dan tidak dibatasi
oleh jenis usaha, lokasi, waktu, bentuk pengelolaan, dan mitra
kerjanya.
32
Nurdin Syafei, Fikih..., hlm. 30-33.
35
b) Muḍarabah Muqayyadah, adalah bentuk kerjasama antara kedua belah
pihak, dan pengelolanya di batasi oleh beberapa persyaratan.
(kebalikan dari Muḍarabah Muṭlaqah)33
c. Riba
1) Pengertian Riba
Riba menurut Bahasa artinya lebih atau bertambah. Adapun Riba
menurut Syara‟ adalah tambahan pembayaran tanpa ada ganti atau
imbalan yang disyaratkan bagi salah seorang dari dua orang yang
mengadakan transaksi.
2) Hukum Riba
Hukum riba dalam hukum Islam secara tegas dinyatakan haram.
Berdasarkan dalil tersebut di bawah ini :
Artinya:
Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya
apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba),
33
Nurdin Syafei, Fikih..., hlm. 33-35.
36
Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.
Dalam kitab Rowai’ul Bayan Tafsir Ayat al-Ahkam karya
Muhammad Ali al-Ṣabuni dijelaskan, bahwa bagi pemakan riba kelak di
hari kiamat digambarkan akan sempoyongan jatuh bangun seperti orang
kesurupan (gila), karena perut mereka yang besar dan berat, sehingga
semua orang akan mengenalnya sebagai orang yang ketika di dunia
memakan riba.34
3) Macam-Macam Riba
Riba yang diharamkan Islam ada dua macam, yaitu :
a) Riba Faḍli, Riba faḍli yaitu tukar menukar dua buah barang yang
sama jenisnya, dengan mensyaratkan suatu tambahan sehingga
terdapat pihak yang dirugikan, contoh 1 Kg beras ditukar dengan 2 kg
beras, 1 liter madu ditukar dengan 2 liter madu. Perkara yang dilarang
adalah kelebihan (perbedaannya) ukuran/takaran tersebut.
Supaya tukar menukar ini tidak termasuk riba maka harus ada 3
macam syarat yaitu:
Tukar menukar barang tersebut harus sama.
Timbangan atau takarannya harus sama.
Serah terima pada saat itu juga.35
b) Riba Qarḍi, Riba qarḍi yaitu dalam utang piutang dengan syarat ada
keuntungan atas bunga bagi yang mengutangi. Contoh, utang Rp.
90.000 harus dikembalikan Rp. 95.000 jadi ada lebihnya Rp. 5.000.
34
Nurdin Syafei, Fikih..., hlm. 37. 35
Nurdin Syafei, Fikih.,.
37
c) Riba Yad, Riba Yad yaitu bila meninggalkan tempat akad jual beli
sebelum serah terima. Contoh, seseorang membeli 1 kilo beras setelah
uang dibayar maka si penjual pergi sedangkan beras jualan dalam
karung belum ditimbang cukup tidaknya. Jadi jual beli itu belum
benar –benar serah terima.
d) Riba Nasiah, Riba nasiah yaitu riba yang terjadi karena adanya
tambahan pembayaran hutang. Cotohnya seorang menghutangi uang
dalam jumlah tertentu kepada orang lain dengan batas waktu tertentu,
misalnya1 bulan atau 1 tahun. Apabila sampai batas waktu tersebut
penghutang belum mampu mengembalikan kemudian pemberi hutang
member syarat bunga sebagai imbalan dari tambahan batas waktu
yang telah diberikan.36
4) Bahaya riba
a) Bagi Jiwa manusia
Riba dapat menumbuhkan sifat egois, sehingga pemakan riba tidak
peduli terhadap orang lain namun mementingkan dirinya sendiri.
Riba juga dapat menghilangkan perasaan cinta kebajikan dan perasaan
sosial.
Pemakan riba akan selalu haus untuk mengumpulkan harta meskipun
dengan cara memeras darah orang lain
b) Bahaya bagi masyarakat
Riba dapat melhirkan permusuhan dilingkungan warga masyarakat
36
Nurdin Syafei, Fikih..., hlm. 38-39.
38
Riba menghancurkan seluruh bentuk kasih sayang, persaudaraan dan
perbuatan-perbuatan baik dalam diri manusia
Riba dapat menaburkan benih-benih hasut (provokator) dan kebencian
dalam hati manusia, dan menghancurkan hubungan persaudaraan
c) Bahayanya terhadap ekonomi
Tingkat elit, yang bergelimang dalam kemewahan dan kesenangan
lewat keringat oranglain
Tingkat miskin, yang hidup dalam penderitaan dan kekurangan37
5) Menghindari Kegiatan Riba
Berikut syarat-syarat jual beli agar tidak menjadi riba.
a) Menjual sesuatu yang sejenis ada tiga syarat, yaitu:
Sama jumlah timbangan dan banyaknya
Dilakukan secara tunai
Akad (ijab kabul) sebelum meninggalkan majelis akad.
b) Menjual sesuatu yang berlainan jenis ada dua syarat, yaitu:
Dilakukan secara tunai
Akad (ijab kabul) sebelum meninggalkan majelis akad.
6) Hikmah diharamkannya riba
a) Terhindar dari sikap serakah atau tamak terhadap harta yang bukan
miliknya
b) Mencegah permusuhan dan menumbuhkan semangat kerja sama atau
saling menolong sesame manusia.
37
Nurdin Syafei, Fikih..., hlm. 38-39.
39
c) Mencegah munculnya mental pemboros yang tidak mau bekerja keras
dan penimbun harta di tangan satu pihak.
d) Menghindari dari perbuatan aniaya karena memeras kaum yang lemah,
karena riba merupakan salah satu bentuk penjajahan atau perbudakan
dimana satu pihak menindas pihak yang lain.
e) Mengarahkan kaum muslimin mengembangkan hartanya dalam mata
pencarian yang bebas dari unsur penipuan
f) Menjauhkan orang muslim dari sesuatu yang menyebabkan
kebinasaannya, karena orang yang memakan riba adalah zalim, dan kelak
akan binasa.38
B. Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan beberapa peneliti antara
lain:
1. Elia Noor Rusyidah (2014) dengan judul penelitian “Pengembangan Modul
Pendidikan Agama Islam dengan Pendekatan Course Review Horray (CRH)
untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Wahid Hasyim
Malang”. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan modul Pendidikan
Agama Islam dengan pendekatan model Couse Revie Horray (CRH) yang valid
dan praktis; (2) mengetahui efektifitas pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan model Course Review Horrey (CRH). Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian pengembangan (development research).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) perangkat pembelajaran yang
38
Nurdin Syafei, Fikih..., hlm. 36-40.
40
dikembangkan dalam penelitian ini dikategorikan valid dan praktis; (2) dari
hasil analisis data tes hasil belajar Pendidikan Agama Islam dengan
menggunakan pendekatan model Course review Horrey (CRH) diketahui
bahwa nilai rata-rata siswa telah mencapai 83,33 dengan kata lain sudah
melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 66,16. Hal ini berarti
bahwa pembelajaran Course Review Horrey (CRH) yang dilakukan sudah
termasuk kategori efektif.39
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah dari segi perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan dan
pendekatannya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti adalah sama-sama ingin mengembangkan suatu perangkat
pembelajaran.
2. Bahar Noer Batubara (2017) dengan judul penelitian “Pengembangan Media
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Android di SMA UII
Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengembangan
media pembelajaran yang dibutuhkan; (2) mengetahui pengembangan media
pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis android; (3) mengetahui
implementasi aplikasi media pembelajaran PAI berbasis android. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah (1)media pembelajaran PAI berbasis android untuk
siswa berhasil disusun dengan kurikulum KTSP; (2) setelah dilakukan uji coba
validasi oleh ahli IT/Desain, diketahui rerata total untuk aspek desain adalah
39
Elia Noor Rusydah, Pengembangan Modul Pendidikan Agama Islam Dengan
Pendekatan Course Review Horray (CRH) Untuk Mneingkatkan Motivasi Belajar Siswa
Kelas VII SMP Wahid Hasyim Malang, (Malang: UIN Malang, 2014), hlm. 168-169.
41
3,4 dengan kategori “cukup”. Dari aspek materi diketahui bahwa penilaian ahli
materi pada aspek materi rerata total 4,86 dengan kategori “sangat baik”40
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah dari segi perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan dan
pendekatannya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti adalah sama-sama ingin mengembangkan suatu perangkat
pembelajaran.
3. Kusen, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kontekstual Pada Pendidikan
Agama Islam Di SMP Negeri 1 Curup Kabupaten Rejang Lebong”. Masalah
dalam penelitian Kusen adalah kurang maksimalnya mutu pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI), baik dalam penguasaan materi maupun dalam
pembentukan pribadi muslim yang beriman dan bartakwa. Ini tidak terlepas
dari proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan realitas yang ada. Oleh
karena itu, maka dibutuhkan suatu perubahan dengan melakukan
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kontekstual pada Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI), dengan tujuan agar dapat dilihat, diobservasi,
dianalisi, dan pada gilirannya ditentukan langkah-langkah yang tepat dalam
upaya melakukan perbaikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
yang lebih baik melalui pembelaran kontekstutual. Peneletian ini menghasikan
produk yang dikembangkan yaitu: a) perangkat pembelajaran yang meliputi
silabus, RPP, modul, dan LKS PAI telah dilakukan pengembangan perangkat
pembelajaran sesuai dengan komponen pembelajaran kontekstual, b) hasil
40
Bahar Noer Batubara, Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Berbasis Android di SMA UII Yogyakarta, (Yogyakarta: UII Yogyakarta, 2017), hlm.
99-100.
42
validasi terhadap RPP, modul, dan LKS yang dikembangkan, c) modul, RPP,
dan LKS PAI yang dirancang telah memenuhi kriteria praktikalitas yang telah
digunakan peserta didik, dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan komponen pembelajaran kontekstual, d) modul, RPP, dan LKS
PAI yang dirancang sudah efektif dilihat dari aktivitas dan hasil belajar peserta
didik.
Perbedaannya penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah perangkat pembelajaran dan pendekatannya. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama
menggunakan metode pegembangan dan pendekatan kontekstual.41
4. Ali Syahbana (2012) dengan judul penelitian “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran berbasis Kontekstual untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa SMP”. Metode yang digunakan development research tipe
formative research terdiri dari 3 tahapan yaitu: Self Evaluation, Prototyping
(validasi, evaluasi dan revisi), Field Test (Uji lapangan). Masalah yang terdapat
dalam penelitian Ali Syahbana ini berpikir kritis belum ditradisikan di sekolah-
sekolah. Sekolah justru mendorong siswa memberi jawaban yang benar
daripada mendorong mereka memunculkan ide-ide baru atau memikirkan ulang
kesimpulan-kesimpulan yang sudah ada. Penelitian ini telah menghasilkan
suatu produk perangkat pembelajaran berbasis kontekstual pokok bahasan
prisma dan limas yang meliputi RPP, LKS dan soal tes hasil belajar.
41
Kusen, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kontekstual Pada Pendidikan
Agama Islam Di SMP Negeri 1 Curup Kabupaten Rejang Lebong, (Curup: STAIN Curup,
2016), hlm. 113-114.
43
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang
dikembangkan dalam penelitian ini, dikategorikan valid, praktis dan memiliki
potensial effect terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa di kelas VIII.1 dan
VIII.2 SMPN 18 Palembang.42
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah dari segi pembelajaran dan metode yang digunakan. Pada penelitian Ali
Syahbana, pembelajaran yang dibahas adalah matematika, sedangkan
pembelajaran yang dibahas oleh peneliti dalam penelitian ini adalah fikih.
Kemudian metode pada penelitian Ali Syahbana ialah development research
tipe formative research, sedangkan metode yang digunakan peneliti adalah
metode ADDIE.
42
Ali Syahbana, Pengembangan Perangkat Pembelajaran berbasis Kontekstual
untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP, (Bengkulu:
Universitas Muhammadiyah Bengkulu, 2012).
44
BAB III
METODOLOGI PENGEMBANGAN
A. Jenis dan Model Pengembangan
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and Development
(R and D). Research and Development adalah suatu proses atau langkah-
langkah utnuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk
yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk yang
dikembangkan dan diuji kelayakannya dalam penelitian ini adalah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Modul dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Metode research and development adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut.1
Model pengembangan yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini
merujuk kepada model ADDIE. Model ADDIE muncul pada tahun 1990-an
yang dikembangkan oleh Reiser & Mollenda. Salah satu fungsi ADDIE
adalah menjadi pedoman dalam membangun perangkat yang efektif, dinamis
dan mendukung kinerja itu sendiri. Model ini menggunakan lima tahap atau
langkah pengembangan yakni: Analysis (analisa). Design
(desain/perancangan), Development (pengembangan), Implementation
(implementasi/eksekusi), dan Evaluation (evaluasi/umpan balik). Berikut
penjelasan tahapannya yang disajikan dalam bentuk bagan.
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kealitatif dan R&D, (Jakarta: Alfabeta,
2008), hlm. 93.
45
Tahap
Pengembangan
Aktivitas
Analysis
Pra Perencanaan: pemikiran tentang produk (perangkat
pembelajaran) baru yang akan dikembangkan.
Mengidentifikasi produk yang sesuai sasaran siswa, tujuan
belajar, mengidentifikasi isi/materi pembelajaran,
mengidentifikasi lingkungan belajar dan strategi
penyampaian dalam pembelajaran.
Design Merancang konsep produk baru tersebut di atas kertas.
Merancang perangkat pengembangan produk baru.
Develop
Mengembangkan perangkat produk (materi/bahan dan alat)
yang diperlukan dalam pengembangan.
Berbasis pada hasil rancangan produk, pada tahap ini produk
tersebut mulai dibuat yang sesuai dengan struktur model.
Membuat instrument untuk mengukur kinerja produk.
Implementation
Mulai menggunakan produk baru dalam pembelajaran atau
lingkungan nyata.
Melihat kembali tujuan pengembangan produk, interaksi
antar siswa serta menanyakan sebagai umpan balik awal
proses evaluasi.
Evaluation
Melihat kembali dampak pembelajaran dengan kritis
Mengukur ketercapaian tujuan pengembangan produk
Mengukur apa yang telah mampu dicapai oleh sasaran
Mencari informasi apa saja yang dapat membuat siswa
mencapai hasil belajar dengan baik.
Gambar 3.1.
Alur Model Pengembangan Addie2
B. Metode Penelitian
1. Populasi, Sampel dan Sumber Data
a) Populasi
Populasi adalah sejumlah kelompok yang menjadi perhatian
peneliti, dan dari kelompok ini peneliti membuat generalisasi hasil
2
Ahmad Nizar Rangkuti, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, PTK, dan Penelitian Pengembangan (Bandung: Citapustaka Media, 2016), hlm.
254.
46
penelitiannya.3 Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX
MTsN. 4 Tapanuli Selatan
b) Sampel
Sampel dapat didefinisikan sebagian anggota populasi yang
dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan
dapat mewakili populasi.4 Adapun sampel dalam penelitian ini adalah
siswa kelas IX-2 MTsN. 4 Tapanuli Selatan, desa Sinyior, kecamatan
Angkola Selatan.
c) Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan
informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dapat
dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Sumber
data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung
dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Sumber
data primer pada penelitian ini adalah kepala sekolah, guru fikih, tata
usaha dan siswa di MTsN. 4 Tapanuli Selatan. Sumber data sekunder
adalah objek penelitian atau yang terlibat secara tidak langsung dengan
masalah/objek penelitian.5
2. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto sebagaimana dikutip Ahmad Nizar Rangkuti
teknik pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
3
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan (Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, 2013), hlm. 196. 4Sugiyono, Metode Penelitian…, hlm. 118.
5Sugiyono, Metode Penelitian…, hlm. 137.
47
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data dan kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan menjadi lebih mudah.6 Teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui
teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan.7
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Observasi
Secara umum, observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan
keterangan (= data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan
dan penatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang
sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi sebagai alat evaluasi
banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Observasi dapat mengukur
atau menilai hasil dan proses belajar.8
Observasi ini dilakukan selama proses pembelajaran, yaitu
dengan melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan
pembelajaran di kelas dengan menggunakan perangkat pembelajaran
menggunakan pendekatan kontekstual serta perilaku dan aktivitas yang
6 Ahmad Nizar Rangkuti, Metode Penelitian..., hlm 59.
7 Ahmad Nizar Rangkuti, Metode Penelitian..., hlm. 143.
8 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2012), Cet Ke- 12, hlm. 76.
48
ditunjukkan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini
dilakukan di MTsN 4 Tapanuli Selatan dengan menggunakan lembar
observasi yang bertujuan untuk mengetahui kepraktisan pelaksanaan
perangkat pembelajaran.
b. Wawancara
Wawancara merupakan alat pembuktian terhadap informasi atau
keterangan yang diperoleh sebelumnya.9
Menurut Anas Sudijono
wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.10
Wawancara pada penelitian ini dilakukan dengan guru mata
pelajaran fiqih MTsN 4 Tapanuli Selatan (Ibu Rosidah Hasibuan) dan
siswa kelas IX-2 MTsN 4 Tapanuli Selatan baik secara terstuktur
maupun tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan untuk
mengetahui informasi tentang kesulitan yang dialami guru dan siswa
selama proses pembelajaran sebelum menggunakan perangkat
pembelajaran, sedangkan wawancara tidak terstruktur digunakan untuk
mengungkap kepraktisan perangkat pembelajaran.
c. Angket
Angket juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka
penilaian hasil belajar.11
Angket (kuesioner) merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
9 Ahmad Nizar Rangkuti, Metode Penelitian..., hlm. 149.
10 Ahmad Nizar Rangkuti, Metode Penelitian..., 82.
11 Ahmad Nizar Rangkuti, Metode Penelitian..., hlm. 84.
49
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.12
Angket yang
akan digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu angket bentuk isian
atau pernyataan-pernyataan.
Pada penelitian ini, angket bertujuan untuk melihat respon siswa
setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan perangkat
pembelajaran yang kemudian dianalisis untuk mengetahui kepraktisan
(praktikalitas) dari perangkat pembelajaran.
3. Instrument Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan dua macam instrumen pengumpulan
data, yaitu :
a. Lembar Penilaian RPP
Lembar penilaian RPP ini diberikan pada satu dosen ahli dan dua
guru mata pelajaran fikih. Melalui instrumen ini diharapkan dapat
diketahui nilai kevalidan RP. Berikut ini disajikan kisi-kisi instrumen
penilaian RPP Fikih pada materi praktik muamalah pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian RPP Fikih Pada Materi
Praktik Muamalah
No. Aspek Jumlah Butir
1 Format RPP 4
2 Materi yang Disajikan 2
3 Bahasa 1
4 Waktu 2
5 Metode Sajian 2
6 Sarana dan Alat Bantu
Pembelajaran
1
7 Penilaian Umum 1
12
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 199.
50
b. Angket Respon
Angket respon diberikan kepada siswa pada akhir penelitian.
Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui respon dan tanggapan siswa
terhadap RPP yang dikembangkan sehingga didapatkan tingkat
kepraktisan. Angket respon ini disusun dengan empat alternatif jawaban
sangat setuju (skor 4), setuju (skor 3), kurang setuju (skor 2), tidak
setuju (skor 1). Aspek angket respon disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.3 Angket Respon Siswa
No Indikator/Aspek Pencapaian Jumlah Butir
1 Ketertarikan 3
2 Materi 5
3 Motivasi 6
4 Kepraktisan 3
Total 17 Butir
4. Analisis Data
Teknik analisis model Miles dan Huberman, yaitu:
a. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu.13
Oleh karena itu, kalau peneliti dalam
melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang dipandang asing
itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi
data.
13
Sugiyono, Statistika Untuk..., hlm. 338.
51
b. Penyajian Data
Setelah direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data. Dalam hal ini Miles and Huberman manyatakan “the most
frequent form of display data for qualitative research data in the past
has been narrative tex”. Selain teks naratif, juga dapat berupa grafik,
matrik, network, dan chart.14
Pada penyajian data peneliti menggunakan
naratif teks.
c. Kesimpulan dan Verifikasi Data
Langkah ketiga adalah kesimpulan dan verifikasi data. Tahap ini
bertujuan untuk menyimpulkan dari hasil data yang diperoleh dan
melakukan verifikasi. Kesimpulan Dallam analisis data kualitatif yang
diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada.15
5. Perencanaan Desain Produk
Adapun perencanaan desain produk pada penelitian ini, yaitu :
a. Pengkajian Materi
Pada tahap ini ditentukan materi yang akan disampaikan pada
peserta didik. Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah materi
praktik muamalah kemudian ditentukan indikator dari materi dalam
pembuatan RPP yang diiginkan.
b. Perancangan Produk
Adapun rancangan produk RPP di antaranya:
14
Sugiyono, Statistika Untuk..., hlm. 341. 15
Sugiyono, Statistika Untuk..., hlm. 345.
52
1) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2) identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3) kelas/semester;
4) materi pokok;
5) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam
pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
6) tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
7) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
8) materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
9) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD
yang akan dicapai;
10) media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
11) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
12) langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup; dan
13) penilaian hasil pembelajaran.16
6. Validasi Produk
RPP yang telah dikembangkan kemudian divalidasi oleh ahli terlebih
dahulu. Validasi dilakukan oleh dosen tetap dari IAIN Padangsidimpuan
yaitu Dr. Hj. Asfiati, S.Ag., M.Pd,guru fikih MTsN. 4 Tapanuli Selatan
Nuraliah Harahap, S.Pd.I dan guru fikih dari MTsN. 3 Angkola Selatan
16
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2016 tentang standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2016, hlm. 6.
53
Rosidah Hasinuan, S.Pd.I yang mempunyai pengetahuan luas terhadap
materi yang dikembangkan.
Validasi ini bertujuan untuk mengetahui kevalidan dan kelayakan
dari RPP yang dikembangkan untuk diuji cobakan di sekolah. Hasil
validasi kemudian ditindaklanjuti dengan revisi sesuai saran dan komentar
dari dosen dan guru fikih sebelum dilakukannya uji coba di sekolah.
7. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah:
a. Analisis Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti
sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur dalam
melakukan fungsi ukurnya.17
Validitas berhubungan dengan
kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang diinginkan
untuk diukur.18
Tabel 3.4 Teknik Analisis Data Validitas
Analisis Validitas Teknik Analisi Data
Menganalisis seluruh aspek yang dinilai oleh
setiap validator terhadap perangkat
pembelajaran. Analisis tersebut disajikan dalam
bentuk tabel.
Untuk mengetahui persentase kevalidan menggunakan rumus:19
Persentasi =
17
Saifuddin Azwar, Tes Prestasi Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi
Belajar (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), Cet ke-6, hlm. 173. 18
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), Cet Ke-
3, hlm. 114. 19
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi..., hlm. 318.
54
Hasil yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan
kriteria berikut:
Tabel 3.5 Kategori Validitas Lembar Validasi20
No Kriteria Range Persentase (%)
1 Tidak Valid 0 – 20
2 Kurang Valid 20 – 40
3 Cukup Valid 41 – 60
4 Valid 61 – 80
5 Sangat Valid 81 – 100
b. Analisis Praktikalitas
Kepraktisan (practicability) adalah suatu kualitas yang
menunjukkan kemungkinan dapat dijalankannya suatu kegunaan umum
dari suatu teknik penilaian dengan mendasarkannya pada biaya, waktu
yang diperlukan untuk menyusun, kemudahan penyusunan, mudahnya
penskoran dan mudahnya penginterpretasian hasil-hasilnya.21
Tabel 3.6 Teknik Analisis Data Praktikalitas
Analisis
Praktikalitas
Teknik Analisi Data
Dengan melakukan uji coba terbatas di kelas. Uji coba
dilakukan untuk melihat kepraktikalitasan suatu
perangkat pembelajaran (RPP, Modul, LKS) yang
sudah dirancang.
a. Hasil
Observasi
Data hasil observasi terhadap praktikalitas perangkat
pembelajaran diolah dengan analisis kualitatif model
Miles dan Huberman.
b. Angket Data angket diperoleh dengan cara menghitung skor
siswa yang menjawab masing-masing item
20
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula
(Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 89. 21
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan…, hlm. 137.
55
sebagaimana yang terdapat di dalam angket.
Data tersebut dianalisis dengan teknik yang dinyatakan
Riduwan, yaitu sebagai berikut:22
Persentasi=
Hasil yang diperoleh diinterpretasikan dengan
menggunakan kriteria berikut:
Tabel 3.7 Kategori Praktikalitas Perangkat
Pembelajaran 23
No Kriteria Range Persentase (%)
1 Tidak Praktis 0 – 20
2 Kurang Praktis 20 – 40
3 Cukup Praktis 41 – 60
4 Praktis 61 – 80
5 Sangat Praktis 81 – 100
c. Wawancara Sama halnya dengan hasil observasi, yaitu dianalisis
dengan menggunakan analisis kualitatif model Miles
dan Huberman
22
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi..., hlm. 318. 23
Hamdunah, “Praktikalitas Pengembangan Modul Konstruktivisme dan Website pada
Materi Lingkaran dan Bola”, dalam Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 1,
Tahun 2015.
56
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN
A. Hasil Penelitian
1. Desain Awal Produk
Petunjuk penggunaan RPP
Alamat Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Alokasi waktu
Kompetensi Inti (K1,K2,K3,K4)
Kompetensi dasar (1.3,1.4,2.3,2.4,…)
Indikator pencapaian kompetensi
(1.2.1, 1.2.2, 2.2.1, 3.4.1, 3.4.2, 3.4.3,
3.5.1, 3..2,….)
Materi Pembelajaran
Pengertian Muamalah
Pengertian jual beli
Pengertian qiradh
Pengertian riba
Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran
- Discovery Learning
Metode Pembelajaran - Ceramah, Tanya jawab,
diskusi
57
2. Hasil Pengujian Tahap Pertama
a. Hasil Validasi Ahli
Sebelum melakukan ujicoba pada produk, salah satu kriteria utama
untuk menentukan baik atau tidaknya suatu perangkat pembelajaran adalah
hasil validasi oleh ahli. Para ahli diminta untuk memvalidasi semua
perangkat pembelajaran yang telah dihasilkan pada tahap perancangan.
Selanjutnya saran–saran dari para validator digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan landasan untuk melakukan revisi perangkat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Kontekstual.
Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 Pertemuan Ke-3
Pendahuluan Pendahuluan
Kegiatan inti Kegiatan Inti
Penutup Penutup
Pertemuan Ke-2
Pendahuluan
Kegiatan inti
Penutup
Media, Alat, Bahan, dan Sumber Pembelajaran
Media: lembar kerja siswa, lembar penilaian
Alat/Bahan: Penggaris, spidol, papan tulis
Sumber Belajar: Buku Fikih
Penilaian
Penilaian Antar Teman
Penilaian Mempraktikkan
Penilaian Ganda
Penilaian Esai
58
Validasi dilakukan oleh dosen Pendidikan Agama Islam dari IAIN
Padangsidimpuan yaitu Dr. Hj. Asfiati, S.Ag., M.Pd yang mempunyai latar
belakang sesuai dengan materi yang dikembangkan dan dan dua guru akidah
akhlak MTsN 4 Tapanuli Selatan yaitu Nuraliah Harahap, S. Pd. I dan
Rosidah Hasibuan, S. Pd. I. Hasil validasi tersebut dapat dilihat pada tabel
4.1. Skor maksimal dari lembar validasi adalah 4 sedangkan skor minimum
adalah 1.
Tabel 4.1. Hasil Validasi Renana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis
Kontekstual
No. Aspek yang dinilai Rata-rata Persentase Kategori
1 Format RPP 0,91 91% Sangat Valid
2 Materi yang Disajikan 0,87 87% Sangat Valid
3 Bahasa 1 100% Sangat Valid
4 Waktu 0,91 91% Sangat Valid
5 Metode Sajian 0,95 95% Sangat Valid
6 Sarana dan Alat Bantu
Pembelajaran
1 100% Sangat Valid
7 Penilaian Umum 1 100% Sangat Valid
Rata-rata 0,94 94% Sangat Valid
Berdasarkan Tabel 4.1. hasil pengujian pertama Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran menunjukkan bahwa nilai rata-rata kevalidan berada pada
kategori valid, yaitu berada pada 0,93 atau 93%. Penilaian secara umum
oleh para ahli untuk RPP adalah baik dan dapat digunakan dengan sedikit
revisi. Namun masih ada saran dari validator yang perlu diperhatikan dan
melakukan revisi secara kecil terhadap RPP yang dirancang.
b. Revisi Produk
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis kontekstual yang
dikembangkan melalui tahap validasi oleh ahli diujicobakan. Hasil revisi
59
RPP diuraikan pada Tabel 4.2. hasil selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 4. Dari penilaian ahli (validator) diperoleh koreksi, kritik dan saran
yang selanjutnya merupakan bahan pertimbangan untuk merevisi RPP.
Walaupun secara keseluruhan aspek, maupun masing-masing aspek sudah
memenuhi kriteria kevalidan. Namun masih ada saran dari validator yang
perlu diperhatikan dan melakukan revisi secara kecil terhadap RPP yang
dirancang. Hasil revisi RPP diuraikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Saran Validator dan Revisi RPP Berbasis Kontekstual
No. Validator Sebelum Revisi Saran Sesudah Revisi
1 Ibu Dr. Hj.
Asfiati,
S.Ag., M.Pd
Jumlah
indikator tidak
sesuai dengan
kompetensi
dasar dan tidak
menggunakan
kata kerja
operasioanl
Penyusunan
butir soal esai
tidak
menggunakan
pola ABCD
Tidak
melampirkan
kunci jawaban
Indikator
pencapaian
kompetensi agar
disesuaikan
dengan
kompetensi
dasar
Soal harus
sesuai dengan
tujuan
pembelajaran
dan dalam
penyusunan
butir soal harus
menggunakan
pola ABCD
(Audience,
Behaviour,
Condition,
Degree)
Melampirkan
kunci jawaban
Jumlah
indikator
disesuaikan
dengan
kompetensi
dasar dan
menggunakan
kata kerja
operasional.
Soal esai
disusun dengan
menggunakan
pola ABCD
Soal yang ada
pada RPP
dilampirkan
dengan kunci
60
jawaban
2 Nuraliah
Harahap, S.
Pd. I
Jumlah
indikator
terlalu sedikit
Materi
dicantumkan
hanya secara
ringkas
Tidak
mencantumkan
penilaian sikap
siswa
Tidak
melampirkan
kunci jawaban
Indikator
pencapaian
kompetensi agar
disesuaikan
dengan
kompetensi
dasar
Materi
pembelajaran
kurang dan
perlu
ditambahkan
Mencantumkan
penilaian sikap
siswa di dalam
RPP
Melampirkan
kunci jawaban
Jumlah
indikator
disesuaikan
dengan
kompetensi
dasar
Materi
dicantumkan
secara rinci
Mencantumka
n penilaian
sikap siswa di
dalam RPP
Soal yang ada
pada RPP
dilampirkan
dengan kunci
jawaban
3 Rosidah
Hasibuan, S.
Pd. I
Tidak
melampirkan
gambar yang
mendukung
terkait dengan
materi
ukuran huruf
(font size =
10)
Jika ada
gambar yang
lebih
mendukung
terkait dengan
materi
lampirkan
Perhatikan
ukuran huruf
Menyesuaikan
waktu dengan
pembelajaran
(jangan
membuang-
buang waktu)
Melampirkan
gambar yang
mendukung
terkait dengan
materi
Ukuran
huruf 11
3. Hasil Pengujian Tahap Kedua
61
a. Hasil Pengujian Tahap Kedua
Perangkat pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan masukan dari
para validator selanjutnya diujicobakan pada peserta didik kelas IX -2 MTs
N 4 Tapanul Selatan dengan jumlah peserta didik 25 orang. Pada kegiatan
ini peneliti terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Ujicoba produk
dilakukan selam 6 jam pelajaran fikih ( 1 x 40 menit ) / ± 240 menit.
Pertemuan 1 dan 2
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan peneliti mengucapkan salam,
berdo’a bersama dengan siswa yang diwakilkan oleh ketua kelas,
mengabsen siswa, memberikan motivasi terkait dengan pembelajaran yang
akan disampaikan, dan menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran.
Dilanjutkan dengan kegiatan I guru menayangkan gambar dipapan tulis dan
siswa disuruh untuk melihat gambar terkait materi yang akan dipelajari.
Pada kegiatan II siswa disuruh mengamati gambar yang dipegang oleh
peneliti kemudian siswa disuruh memberikan pertanyaan ataupun komentar
terkait dengan gambar. Selanjutnya pada kegiatan III, peneliti menjelaskan
materi pratik muamalah (pengertian, hukum, rukun, syarat, jual beli terlarang
dan jual beli yang sah hukumnya, pengertian, hukum, dan rukun qirad). Kemudian
peserta didik disuruh berdiskusi dengan kelompok barisan terkait materi
yang diajarkan dan mempersentasikannya.
Adapun kegiatan akhir pada pertemuan 1 dan 2, peneliti memberikan
post test kepada siswa terkait materi yang telah dipelajari, kemudian peneliti
menyimpulkan pembelajaran. Kemudian siswa diberikan tugas tambahan/
62
pekerjaan rumah dengan melakukan kegiatan contructivisme yaitu mencari
materi tambahan yang sudah dijelaskan oleh peneliti yang bersumber dari
majalah, koran, internet, dll untuk menambah khazanah keilmuan bagi siswa
dan diakhiri dengan mengucapkan hamdalah sebagai tanda mengakhiri
kegiatan pembelajaran.
Gambar 4.1 Aktivitas Siswa pada Pertemuan I dan II
Pertemuan 3 dan 4
Pertemuan 3 dan 4, dimulai dengan peneliti mengucapkan salam,
berdo’a bersama dengan siswa yang dipimpin oleh ketua kelas, mengabsen
siswa, memberikan motivasi terkait materi yang akan diajarkan, dan
menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Pada pertemuan ini
peneliti melakukan kegiatan “masyarakat belajar”/ kelompok.
63
Dalam membentuk kelompok peneliti menyuruh siswa berhitung -
4 yang dimulai dari kanan. Setelah berhitung maka akan terbentuk 4
kelompok yang masing-masung berjumlah 6 orang. Peneliti memberikan
arahan kepada siswa dalam melakukan kegiatan masyarakat
belajar/kelompok dan dipresentasikan di bangku masing-masing kelompok.
Setelah masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya,
peneliti memberikan kesimpulan kepada siswa terkait materi yang
didiskusikan oleh masing-masing kelompok.
Pada kegiatan penutup, siswa disuruh membuat resume point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan .
tujuannya agar peserta didik bisa mengulang kembali dan bisa lebih
mengingat pelajaran.
Gambar 4.2 Aktivitas Siswa pada Pertemuan 3 dan 4
64
Pertemuan 5 dan 6
Pada pertemuan 5 dan 6, dimulai dengan peneliti mengucapkan
salam, berdo’a bersama dengan siswa, mengabsen siswa, memberikan
motivasi, dan menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Sebelum
melakukan kegiatan refleksi. Peneliti melakukan tanya-jawab kepada
siswa untuk mengulangi/penguatan materi. Peserta didik diminta
mempraktekkan tatacaranya masing-masing dalam beberapa kelompok.
Sebelumnya ditentukkan, yang berperan sebagai penjual pembeli. Selain itu,
peneliti juga memberikan soal sebagai posttest kepada siswa yang terdapat
pada LAS yaitu Uji Pemahaman. LAS bisa dilihat pada lampiran 4.
Gambar 4. 3 Aktivitas Siswa pada Pertemuan 5 dan 6
65
Setelah selesai melakukan ujicoba RPP, peneliti memberikan angket
kepada guru/pengamat dan siswa untuk mengisi angket respon siswa
terhadap proses pembelajaran berbasis kontekstual untuk mengetahui
kepraktikalitasan. Hasil praktikalitas tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3.
dan 4.4. Skor maksimal dari masing-masing item pernyataan dalam lembar
angket adalah 4 sedangkan skor minimum adalah 1.
Tabel 4.3. Hasil pengamatan keterlaksanaan perangkat pembelajaran
berbasis kontekstual
Pertemuan
Aspek
Sintaks Pembelajaran
Berbasis kontekstual Interaksi
Sosial
Prinsip
Reaksi
Pertemuan 1 dan 2 0,95 0,83 0,75
Pertemuan 3 dan 4 0,9 0,91 0,83
Pertemuan 5 dan 6 1 0,91 0,91
Rata-rata
Keseluruhan 0,95 0,88 0,83
Total 0,88
Tabel 4.3. di atas menunjukkan bahwa keterlaksanaan perangkat
pembelajaran adalah berada pada nilai rata-rata 0,88 atau 88% yang berarti
aspek dan kriteria yang diamati pada keterlaksanaan perangkat pembelajaran
pada umumnya terlaksana dan dalam katergori praktis. Analisis hasil
pengamatan dapat dilihat pada lampiran 8.
Tabel 4.4. Hasil Angket Respon Siswa terhadap proses pembelajaran
berbasis kontekstual
Aspek Rata-rata respon
pernyataan positif
Persentase Kategori
Proses
Pembelajaran
0, 89 89% Praktis
Pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata dari aspek proses
pembelajaran adalah respon positif 0,89 atau 89% yang berarti aspek dan
66
kriteria yang dinilai pada aspek proses pembelajaran berada pada kategori
praktis. Jadi, dapat disimpulkan RPP berbasis kontekstual ini masuk dalam
kategori praktis. Analisis hasil angket respon siswa dapat dilihat pada
lampiran 9.
4. Penyempurnaan Produk Akhir
Penyempurnaan produk akhir dilakukan berdasarkan saran dan revisi dari
validator dan juga angket pengamatan guru terhadap pembelajaran Fikih pada
materi praktik muamalah dengan bantun RPP berbasis kontekstual.
Penyempurnaan yang dimaksud sebagaimana tabel berikut:
No Unsur RPP RPP Lama RPP Baru
1 KI KI-1 KI-3
KI-2 KI-4
KI-1 KI-3
KI-2 KI-4
2 KD 1.3, 1.4, 2.3, 2.4, 3.3, 3.4, 4.3,
4.4
Sama dengan yang
lama
3 Indikator KD berjumlah 1, indikator juga
bejumlah 1
KD berjumlah 1,
indikator bejumlah 2
4 Materi
Pembelajaran
Materi yang dicantumkan
hanya secara ringkas
Materi dicantumkan
secara rinci
5 Metode
Pembelajaran
Model: tidak disebut
Metode: Tanya jawab, diskusi
Model: Kontekstual
Metode: Ceramah,
Diskusi, Tanya Jawab,
Demonstrasi
6 Langkah-
Langkah
pembelajaran
Tidak melampirkan gambar
yang mendukung terkait
dengan materi
Melampirkan gambar
yang mendukung
terkait dengan materi
7 Media, Alat,
Bahan dan
Sumber
Pembelajaran
Media: lembar kerja siswa,
lembar penilaian
Alat: spidol, papan tulis,
leptop, infocus
Sumber Belajar: Buku siswa
fikih kelas IX Kemenag
Media: lembar kerja
siswa, lembar
penilaian, lingkungan
sekitar
Alat: spidol, papan
tulis, leptop, infocus,
slide presentase (PPT)
Sumber Belajar: Buku
siswa fikih kelas IX
67
Kemenag, buku
referensi lain.
8 Penilaian Tidak mencantumkan kunci
jawaban dan penilaian sikap
mencantumkan kunci
jawaban dan penilaian
sikap
Tabel 4.5. Penyempurnaan dari produk lama ke produk baru
Berdasarkan tabel di atas, maka desain akhir produk RPP berbasis
kontekstual pada materi praktik muamalah sebagai berikut:
Petunjuk penggunaan RPP
Alamat Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Alokasi waktu
Kompetensi Inti (K1,K2,K3,K4)
Kompetensi dasar (1.3,1.4,2.3,2.4,…)
Indikator pencapaian kompetensi
(3.3.1, 3.3.2, 3.3.3, 3.4.1, 3.4.2, 3.4.3,
4.3.1, 4.4.1)
Materi Pembelajaran
Pengertian Muamalah
Pengertian jual beli
Hukum jual beli
Pengertian qiradh
Hukum qiradh
Pengertian riba
Hukum riba
Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran
- Kontekstual
Metode Pembelajaran - Tanya jawab, wawancara,
diskusi, dan demontrasi
68
Selanjutnya produk akhir RPP berbasis kontekstual dapat dilihat pada
lampiran 1.
Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 Pertemuan Ke-3
Pendahuluan Pendahuluan
Kegiatan inti Kegiatan Inti
Penutup Penutup
Pertemuan Ke-2
Pendahuluan
Kegiatan inti
Penutup
Media, Alat, Bahan, dan Sumber Pembelajaran
Media: lembar aktivitas siswa, lembar
penilaian, lingkungan sekitar
Alat/Bahan: penggaris, spidol, papan tulis,
leptop, infokus
Sumber Belajar: buku siswa fikih, buku guru
fikih, buku referensi lain, internet
Penilaian
Penilaian Sikap
Penilaian sikap diri
Penilaian Antar Teman
Penilaian Mempraktikkan
Penilaian Ganda
Penilaian Esai
69
B. Pembahasan Produk
Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and
Development (R and D). Hasil penelitian dan pengembangan ini adalah produk
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis kontekstual dengan materi praktik
muamalah (Jual beli, Riba dan Qirad).
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan dengan mengacu pada tahapan
penelitian dan pengembangan menurut Reiser & Mollenda yaitu model ADDIE
yang terdiri dari lima tahapan yaitu Analysis, Design, Development,
Implementation and Evaluation.
1. Analysis
Hasil analisis kebutuhan yang dilakukan mendapatkan hasil utama yaitu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis kontekstual pada materi
praktik muamalah di kelas IX MTsN 4 Tapanuli Selatan. Hasil tahap analisis
didapatkan dari analisis kebutuhan saat pra penelitiaan yang dilakukan.
Hasil dari pra penelitian lapangan yaitu peserta didik kurang aktif dalam
pembelajaran dikarenakan pembelajaran yang monoton, rendahnya hasil
pembelajaran dan penggunaan pendekatan belum tepat pada pembelajaran
praktik muamalah. Berdasarkan pra penelitian tersebut peneliti mengamati
perlunya perubahan untuk memudahkan siswa memahami materi praktik
muamalah. Untuk itu perlunya dilakukan pengembangan rencana pelaksanaan
pembelajaran berbasis kontekstual sebagai sumber belajar ataupun bahan ajar
guna memabantu peserta didik lebih aktif, kreatif serta mampu belajar mandiri.
70
2. Design
a. Pengkajian Materi
Setelah ditetapkan produk yang akan dikembangkan, pada tahap ini
ditentukan materi yang disampaikan pada peserta didik. Materi yang dipilih
adalah materi praktik muamalah, kemudian ditentukan KI, KD, dan
Indikator yang disesuaikan dengan kurikulum 2013.. Terakhir, membuat
soal uji pemahaman sebagai evaluasi akhir RPP.
b. Perancangan RPP
Langkah-langkah penyusunan desain produk RPP sebagai berikut :
1) Mencantumkan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi. 2) Mencantumkan Materi Pembelajaran 3) Memilih Metode Pembelajaran 4) Kegiatan pembelajaran
5) Mencantumkan Media, Alat, Bahan, dan Sumber Pembelajaran 6) Penilaian Hasil Belajar
3. Development
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat selanjutnya
dilakukan validasi dari ahli. Untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang
berkualitas baik, perangkat pembelajaran mesti memiliki kriteria kevalidan
(validity), kepraktisan (practically), dan keefektifan (effectiveness).1
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut
benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner
yang disusun tersebut itu valid, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara
skor (nilai) tiap-tiap butir pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut.2
1 Jan Van Den Akker, Educational Design and Research, (Netherlands: SLO, 2013),
hlm. 28. 2 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 132.
71
Nieveen menyatakan: “validity refers to the extent that design of the
intervention is based on state-of-the art knowledge ("content validity") and that
the various components of the intervention are consistently linked to each other
("construct validity")”. Validitas mengacu pada tingkat desain intervensi yang
didasarkan pada pengetahuan state-of-the art dan berbagai macam komponen
dari intervensi berkaitan satu dengan lainnya.3
Perangkat pembelajaran berupa RPP yang telah dikembangkan dapat
digunakan dalam proses pembelajaran setelah melalui tahap validasi. Validasi
produk dapat dilakukan oleh beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah
berpengalaman untuk menilai kelemahan dan kekuatan produk yang dihasilkan.
Penilaian dari validator difokuskan pada aspek isi, tampilan dan format
perangkat pembelajaran, serta disesuaikan dengan model pembelajaran yang
digunakan, dalam hal ini adalah model kontekstual.
a. Validasi pertama
Proses validasi pertama kali dilakukan dengan Dosen Pendidikan
Agama Islam (Dr. Hj. Asfiati, S.Ag., M.Pd) di IAIN Padangsidimpuan.
Beliau memberikan komentar bahwa Indikator pencapaian kompetensi agar
disesuaikan dengan kompetensi dasar. Kemudian jika jumlah kompetensi
dasar 1, maka jumlah indikator harus 2.
b. Validasi kedua
Validasi kedua dilakukan setelah melakukan perbaikan dan saran dari
ahli RPP pada validasi pertama. Saran validator kedua Ibu Nuraliah Harahap,
3 Jan Van Den Akker, Educational Design…, hlm. 29.
72
S. Pd. I guru Fikih MTsN 4 Tapanuli Selatan dalam membuat materi
pembelajaran harus jelas dan dalam pembuatan soal harus dilengkapi
dengan kunci jawaban.
c. Validasi ketiga
Validasi ketiga dilakukan setelah melakukan perbaikan dan saran dari
ahli LKS pada validasi pertama dan validasi kedua. Pada saat melakukan
validasi ketiga oleh Ibu Rosidah Hasibuan, S. Pd. I guru MTsN 3 Batang
Angkola. Beliau tidak banyak memberikan saran terhadap RPP karena
dinyatakan sudah valid oleh dosen dan guru Fikih. Beliau hanya
memberikan saran untuk tidak lupa untuk mencantumkan kunci jawaban
dari soal-soal yang telah dibuat di dalam RPP.
4. Implementation
Seteleh melewati penilaian (validasi) dan dinyatakan valid oleh
validator, maka produk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis
kontekstual ini diujicobakan di MTsN 4 Tapanuli Selatan kelas IX-2 yang
berjumlah 25 orang serta membagikan angket respon siswa terhadap
pembelajaran Fikih dengan menggunakan pembelajaran berbasis
kontekstual pada materi praktik muamalah.
5. Evaluation
Setelah melewati poses implementasi, tahap selanjutnya adalah
melakukan evaluasi sebagai bentuk revisi dari hasil ujicoba perserta didik
dan merupakan bagian dari penyempurnaan produk akhir.
73
Bahan ajar harus memenuhi aspek kepraktisan yaitu pemahaman dan
keterlaksanaan bahan ajar tersebut. Kepraktisan mengandung arti kemudahan
suatu tes, baik dalam mempersiapkan, menggunakan, mengolah, dan menafsirkan
maupun mengadministrasikannya.4
Kepraktisan (practicability) adalah suatu kualitas yang menunjukkan
kemungkinan dapat dijalankannya suatu kegunaan umum dari suatu teknik
penilaian dengan mendasarkannya pada biaya, waktu yang diperlukan untuk
menyusun, kemudahan penyusunan, mudahnya penskoran dan mudahnya
penginterpretasian hasil-hasilnya.5 Tujuan uji kepraktisan dilakukan adalah untuk
mengetahui sejauh mana kemudahan serta keterlaksanaan RPP berbasis
kontekstual dibuat.
Kepraktisan perangkat pembelajaran yang dikembangkan didasarkan pada
keterlaksanaan perangkat pembelajaran di kelas. Dalam penelitian pengembangan
perangkat pembelajaran, Akker menyatakan: "development research aims at
making both practical and scientific contributions". Penelitian pengembangan
bertujuan untuk keduanya, kontribusi ilmiah dan kepraktisan.6 Berkaitan dengan
kepraktisan dalam penelitian pengembangan Van Den Akker menyatakan:
"practically refers to the extent that user (or other experts) consider the
intervention as appealing and usable in normal conditions". Kepraktisan mengacu
4Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm. 264. 5M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009),Cet Ke-15, hlm. 137-138. 6Akker, J.V.D., Branch. R.M., Gustafson, K., Nieveen, N., and Plomp, T. Dessign
Aproaches and Tools In Education and Training, (Netherlands: Kluwer Academic, 1999), hlm.
8.
74
pada seberapa jauh pengguna (atau pakar-pakar lainnya) memperimbangkan
perangkat itu menarik dan mudah digunakan dalam kondisi normal.7
Aspek kepraktisan dilihat dari segi pengguna: (1) apakah para ahli dan
praktisi berpendapat bahwa apa yang dikembangkan mudah digunakan dalam
kondisi normal; dan (2) apakah kenyataan menunjukkan bahwa apa yang
dikembangkan tersebut dapat diterapkan oleh guru dan siswa.
Secara umum, hasil penilaian ahli terhadap RPP berbasis kontekstual
menyatakan bahwa RPP layak digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil
pengamatan pada saat ujicoba terhadap perangkat sudah sesuai dengan harapan
karena semua komponen-komponen yang menjadi penilaian dalam instrumen
terlaksana seluruhnya dengan tingkat keterlaksanaan diperoleh persentase rata-rata
88% dengan kategori praktis. Hal ini sejalan dengan kriteria kepraktisan yang
dinyatakan oleh Akker yaitu perangkat yang dikembangkan menarik dan mudah
digunakan.
Dengan demikian, RPP berbasis kontekstual pada materi praktik muamalah
hasil pengembangan dapat digunakan sebagai perangkat pembelajaran untuk
siswa MTs kelas VIII.
C. Keterbatasan Pengembangan
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan penuh kehati-hatian sesuai
dengan prosedur pada penelitian design research yang telah direncanakan. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik. Akan tetapi, untuk
mendapatkan hasil penelitian yang sempurna sangatlah sulit, sebab dalam
7 Jan Van Den Akker, Dessign Aproaches…, hlm. 10.
75
pelaksanaan penelitian ini dirasakan adanya keterbatasan. Adapun keterbatasan
peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap pengembangan perangkat pembelajaran berbasis kontekstual pada
bagian qiradh tidak dilaksanakan karena adanya keterbatasan dari peneliti
berupa keterbatasan waktu, penelitian hanya dilaksankan dalam 3 x pertemuan
(6 JP yaitu 6 x 40 = 240 menit).
2. Peneliti juga mempunyai keterbatasan dalam literatur penelitian desain atau
penelitian pengembangan, dikarenakan penelitian pengembangan ini
merupakan jenis penelitian yang baru khususnya jurusan Pendidikan Agama
Islam di IAIN Padangsidmpuan.
3. Penelitian ini menggunakan model ADDIE hanya sampai pada tahap
implementatiton.
76
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan dan saran penelitian yang telah
dilakukan. Berikut ini kesimpulan dan saran penelitian:
A. Kesimpulan
1. RPP yang cocok dikembangkan pada materi praktik muamalah di kelas IX
MTsN 4 Tapanuli Selatan adalah RPP yang berbasis kontekstual. RPP berbasis
kontekstual membantu peserta didik belajar secara mandiri agar mereka lebih
aktif dalam proses pembelajaran.
2. RPP berbasis kontekstual pada materi praktik muamalah di kelas IX MTsN 4
Tapanuli Selatan memenuhi kategori validitas dengan skor rata-rata 94 dengan
persentase 94% dengan kategori sangat valid.
3. RPP yang dikembangkan dalam pembelajaran fikih dengan menggunakan
pendekatan kontekstual di MTsN 4 Tapanuli Selatan berkategori praktis (skor
88%). Hal ini didasarkan kepada angket pengamatan guru dengan rata-rata
persentase 88% dengan kategori “Praktis”. Sedangkan angket respon siswa
terhadap proses pembelajaran memenuhi kategori “Praktis” dengan persentase
89%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil pengembangan pada penelitian ini,
adapun saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
1. Desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
pendekatan kontekstual yang telah dirancang dapat dijadikan salah satu contoh
77
alternatif acuan pembelajaran dengan menggunakan aktivitas yang lainnya
yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, khususnya pada materi
praktik muamalah. Namun, hasil dari penerapan atau implementasi (respon)
siswanya kemungkinan tidak akan sama dan tergantung pada situasi dan
kondisi.
2. Kepada pihak sekolah khususnya guru fikih sebaiknya menggunakan perangkat
pembelajaran yang berbasis kontekstual agar dapat melatih peserta didik tetap
aktif dalam pembelajaran, serta mampu menghubungkan antara pembelajaran
dengan kehidupan sehari-hari.
3. Peneliti mengharapkan produk RPP berbasis kontekstual pada meteri akhlak
terpuji ini membawa manfaat dan kemudahan siswa dalam memahami materi
dan membuat siswa lebih giat belajar mandiri.
78
DAFTAR PUSTAKA
Akker, J.V.D., Branch. R.M., Gustafson, K., Nieveen, N., and Plomp, T. Dessign
Aproaches and Tools In Education and Training. Netherlands: Kluwer
Academic, 1999.
Akker, J.V.D., Nieveen, N., and Plomp, T. An Introduction to Educational Design
and Research. Netherlands: SLO, 2013.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003.
Dalimunthe, Sehat Sultoni. Filsafat Pendidikan Islam: Sebuah Bangunan Ilmu
Islamic Studies. Yogyakarta: Deepublish, 2018.
Hamid, Hamdani. Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia. Bandung: CV
Pustaka Setia, 2013.
Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011.
Hamdunah. “Praktikalitas Pengembangan Modul Konstruktivisme dan Website
pada Materi Lingkaran dan Bola”, dalam Jurnal Pendidikan Matematika,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2015.
Khairuddin dkk. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jogjakarta: Nuansa
Aksara, 2007.
Kusen. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kontekstual Pada Pendidikan
Agama Islam Di SMP Negeri 1 Curup Kabupaten Rejang Lebong. Curup:
STAIN Curup, 2016.
Mirchandani. Al-Qur’an ku dengan Tajwid Blok Warna, Dalam Perspektif Al-
Qur’an dan Sains. Jakarta: Lautan Lestari, 2002.
Muslich, Masnur. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konekstual.
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2012.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah,
2016.
Prastowo, Andi. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik
Terpadu: Implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/M., Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015.
79
Rangkuti, Ahmad Nizar. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, PTK, dan Penelitian Pengembangan, Bandung: Citapustaka
Media, 2016.
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta, 2007.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta:
Kencana, 2012.
Rusman. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
Sardiman. Interaksi&MotivasiBelajarMengaja. Jakarta: RajawaliPers, 2011.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2012.
Sugiyono. Statistika Untuk PenelitiaN. Bandung: Alfabeta, 2006.
Suriansyah, Ahmad. Profesi Kependidikan “Perspektif Guru Profesional”.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2015.
Susanto, Ahmad. Pengembangan Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar. Jakarta:
PrenadaMedia Group, 2014.
Suyadi. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2013.
Shobirin. “Jual Beli dalam Pandangan Islam” dalam Jurnal Bisnis dan Manajemen
Islam,Volume 3 Nomor 2, Tahun 2015.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pemelajaran. Jakarta: Kencana,
2010.
Sanjaya, Wina. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana, 2008.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kealitatif dan R&D. Jakarta: Alfabeta,
2008.
Suprijono, Agus. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi Paikem). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009.
Susanto, Ahmad. Pengembangan Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar. Jakarta:
PrenadaMedia Group, 2014.
Syafei, Nurdin. Fikih. Jakarta: Kementerian Agama, 2016.
80
Taniredja, Tukiran. dkk, Model-Model pembelajaran Inovatif dan Efektif.
Bandung: Alfabeta, 2014.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2019.
Wahab, Fatkhul. “Riba: Transaksi Kotor dalam Ekonomi” dalam jurnal Ekonomi
Syariah, Volume 2 Nomor 2, Tahun 2017.
Usman, Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat
Pers, 2002.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
Nama : Annisa Putri
Nim : 1520100152
Tempat Tanggal Lahir: Padangsidimpuan, 26 Oktober 1996
e-mail/No HP : annisaputrimelayu1@gmail.com/082266866471
Jenis Kelamin : Perempuan
Jumlah Saudara : 3 (tiga) dari 3 bersaudara
Alamat : Jl. Sudirman gang kampung kelapa, kelurahan
Timbangan
B. DATA ORANGTUA
Nama Ayah : M. Zulham, B.A
Pekerjaan : PNS
Nama Ibu : Yusreni Harahap
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Sudirman gang kampung kelapa, kelurahan
Timbangan
C. Riwayat Pendidikan
SD : SD Negeri 200107/10 Padangsidimpuan
SLTP : SMP N 3 Padangsidimpuan
SLTA : SMA N 4 Padangsidimpuan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : MTs N 4 Angkola Selatan
Mata Pelajaran : Fikih
Kelas/Semester : IX/Ganjil
Materi Pokok : Praktik Muamalah
Alokasi Waktu : 3 Minggu x 2 Jam pelajaran @ 40Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar
1.3 Menghayati ketentuan jual beli dan qirad
1.4 Menyadari manfaat dan hikmah larangan riba dalam jual beli
2.3 Membiasakan sikap jujur sebagai implementasi dari pemahaman tentang
ketentuan jual beli dan qirad
2.4 Membiasakan sikap bertanggungjawab sebagai implementasi dari pemahaman
tentang praktik riba.
3.3 Memahami ketentuan jual beli dan qirad
3.4 Menganalisis larangan riba
4.3 Mempraktikkan Pelaksanaan jual beli dan qirad
4.4 Mensimulasikan tata cara menghindari riba
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3.1 Menyebutkan pengertian dan hukum Jual beli dan qirad
3.3.2 Menyebutkan rukun dan syarat jual beli dan qirad
3.3.3 Menyebutkan macam-macam jual beli dan qirad
3.4.1 Menjelaskan pengertian dan hukum riba
3.4.2 Membedakan macam-macam riba
3.4.3 Menegaskan sebab-sebab di haramkan riba
4.3.1 Mempraktikkan tata cara jual beli dan qiradh yang benar
4.4.1 Memperagakan tata cara menghindari praktik riba
D. Materi Pembelajaran
1. Jual beli ( البيع ) menurut bahasa artinya memberikan sesuatu untuk mendapatkan
sesuatu atau tukar menukar sesuatu. Sedangkan menurut istilah berarti tukar
menukar barang dengan uang atau barang dengan barang lain disertai ijab, qabul
dengan syarat dan rukun tertentu.
2. Hukum jual beli pada dasarnya adalah halal atau boleh, artinya setiap orang Islam
dalam mencari nafkah atau rezeki boleh dengan cara jual beli, berdagang atau
boleh dengan cara yang lain yang penting dengan cara yang halal dan baik. Adapun
dasar disyariatkannya jual beli sebagai berikut:
ل ذ لمس نل من ٱ يط لش ذ
هل ٱ ي يتخبذطل لذ
لذ كم يقلومل ٱ
ون ا بوا ل يقلومل لر
لون ٱ ين يأ كل لذ
لبي ل مل ل ٱ
ذم ٱ هل اللوا ا ذ بأ
ۥ بوا فمن جءهل لر م ٱ لبي وحرذ
ل ٱ للذ وٱح ذ ٱ بوا لر
ومن ٱ للذ
ل ٱۥ ا هل ۥ م سلف وٱمرل نتى فلل
ب هۦ فأ ن رذ م
موعظة
ون لل فيه خ ر هل لنذ بل ٱ ئك ٱص ٥٧٢عد فأول
Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya.
3. Riba menurut bahasa tambahan sedangkan secara istilah riba adalah tukar-
menukar suatu barangyang dapat memberatkan salah satu pihak.
4. Hukum riba, semua agama samawi melarang praktek riba karena dapat
menimbulkan dampak negatif bagi pemberi dan penerima pinjaman. Riba
hukumnya haram, berdasarkan Al-Qur’an, sunnah dan ijma’ para ulama adalah
sebagai berikut:
بوا . . . ل البي وحرم الر بوا وٱح ذ اللذ هم البي ل مل الر ا
“...Sesumgguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (Q.S. Al-Baqarah: 275)
5. Qiradh adalah pemberian seseorang kepada orang lain untuk dijadikan modal
usaha, dengan harapan memperoleh keuntungan yang akan dibagi sesuai dengan
perjanjian hersama. Dengan adanya qiradh, seseorang yang mempunyai keahlian
usaha tetapi tidak memiliki modal akan dapat tertolong, sehingga modalnya tidak
habis dan memperoleh keuntungan bersama.
Sabda Nabi SAW:
Artinya : "Dan Allah selalu menolong hamhanya selama hamba itu menolong
saudaranya" (HR. Muslim, Abu Daud dan At-Tirmidzi)
6. Qiradh hukumnya mubah, bahkan dianjurkan dalam agama islam. Sebab pada
qiradh terhadap unsur tolong-menolong. Nabi SAW pernah mencontohkan ketika
beliau diberi modal oleh Siti Khadijah untuk berdagang ke syam, keuntungannya
dibagi bersama sedangkan modal tetap milik pemberi modal.
E. Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Kontekstual (CTL)
2. Metode : Ceramah, Tanya jawab, diskusi dan demonstrasi
F. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya,
Asyiknya Berkurban dan Indahnya Akikah
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari.
Apabila materitema// projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang:
Pengertian, hukum, rukun dan syarat jual beli
Jual beli terlarang dan jual beli yang sah hukumnya
Pengertian, hukum, dan rukun qirad
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
10
menit
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak
Model
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Kontrutivisme
(Contructivisme
)
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topic
Pengertian, hukum, rukun dan syarat jual beli
Jual beli terlarang dan jual beli yang sah hukumnya
Pengertian, hukum, dan rukun qirad
dengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan alat)
Menayangkan gambar/foto berikut ini
Mengamati
Peserta didik diminta mengamati Ayat-ayat
Alquran/Hadits/gambar/photo yang berhubungan
dengan
Pengertian, hukum, rukun dan syarat jual beli
60
menit
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
Jual beli terlarang dan jual beli yang sah hukumnya
Pengertian, hukum, dan rukun qiradh
Menemukan
(Inquiri)
Setelah Peserta didik mengamati gambar dan
mendengarkan hasil pengamatan teman kalian,
pertanyaan apa yang muncul dari pikiran kalian
tentang jual beli, Tulislah tanggapan dan pertanyaan
kalian
Mendengar
Peserta didik diminta mendengarkan pemberian materi
oleh guru yang berkaitan dengan
Pengertian, hukum, rukun dan syarat jual beli
Jual beli yang dilarang dan jual beli yang sah
hukumnya
Pengertian, hukum, dan rukun qiradh
Menyimak,
Peserta didik diminta menyimak penjelasan pengantar
kegiatan secara garis besar/global tentang materi
pelajaran mengenai :
Pengertian, hukum, rukun dan syarat jual beli
Jual beli yang dilarang dan jual beli yang sah
hukumnya
Pengertian , hukum, dan rukun qiradh
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
Bertanya
(Questioning)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
melalui kegiatan belajar, contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang :
Pengertia, hukum, rukun dan syarat jual beli
Jual beli yang dilarang dan jual beli yang sah
hukumnya
Pengertian, hukum, dan rukun qiradh
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Masyarakat
Belajar
(Learning
Community)
Mendiskusikan
Peserta didik dimina berdikusi dalam kelompok
mengenai
Hukum, rukun dan syarat jual beli
Hukum, dan rukun qiradh
metode diskusi dalam bentuk the educational-
diagnosis meeting. Artinya, peserta didik
berbincang mengenai pelajaran di kelas dengan
maksud saling mengoreksi pemahaman mereka
atas pelajaran/materi yang diterimanya agar
masing-masing memperoleh pemahaman yang
benar yang dikolaborasi dengan metode
demontrasi
Mengulang
Saling tukar informasi tentang :
Pengertian, hukum, rukun dan syarat jual beli
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
Jual beli yang dilarang dan jual beli yang sah
hukumnya
Pengertian, hukum, dan rukun qiradh
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari
kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan
diskusi kelompok.
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau
teori pada buku sumber melalui kegiatan :
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur
dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
membuktikan
Pengertian, hukum, rukun dan syarat jual beli
Jual beli yang dilarang dan jual beli yang sah
hukumnya
Pengertian, hukum, dan rukun qiradh un dan
Syarat Jual Beli
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara
bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah
dikerjakan oleh peserta didik.
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal tentang:
Pengertian, hukum, rukun dan syarat jual beli
Jual beli yang dilarang dan jual beli yang sah
hukumnya
Pengertian, hukum, dan rukun qiradh
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan
Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta
didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
Menyimpulkan tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara
tertulis tentang
Pengertian, hukum, rukun dan syarat jual beli
Jual beli yang dilarang dan jual beli yang sah
hukumnya
Pengertian, hukum, dan rukun qiradh
Pemodelan
(Modeling)
Guru membimbing kelompok untuk mendemonstrasikan
terkait dengan jual beli.
Refleksi
(Reflection)
Guru mengulang kembali pembelajaran terkait jual beli
dan qirad
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku
jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu,
peduli lingkungan)
Kegiatan Penutup
Peserta didik :
Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting
10
menit
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Peserta didik di minta merenungkan kembali tentang materi yang
telah dipelajari dengan cara membuat peta konsep,
rangkuman/kesimpulan dipandu oleh guru.
Mengagendakan pekerjaan rumah.
Mengagendakan projek yang harus mempelajarai pada pertemuan
berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta
didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta
diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek. (Authentic
Assesment)
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik
2. Pertemuan Ke-2 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya,
Manfaat Qiradh
Beberapa Ketentuan dalam Qiradh
10
menit
2. Pertemuan Ke-2 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari.
Apabila materitema// projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang:
Pengertian dan hukum riba
Jenis-jenis riba
Menghindari kegiatan riba
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak
Model
Pembelajara
n
Kegiatan Pembelajaran
Kontruktiivis
me
(contructivism
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik
Pengertian dan hukum riba
60
menit
2. Pertemuan Ke-2 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
e) Jenis-jenis riba
Menghindari kegiatan riba
dengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan alat)
Menayangkan gambar/foto berikut ini
Mengamati
Peserta didik diminta mengamati Ayat-ayat
Alquran/Hadits/gambar/photo yang berhubungan
dengan
Hukum riba
Jenis-jenis riba
Menghindari kegiatan riba
Menemukan
(Inquiri)
Setelah Peserta didik mengamati gambar dan
mendengarkan hasil pengamatan teman kalian,
pertanyaan apa yang muncul dari pikiran kalian
tentang Riba Tulislah tanggapan dan pertanyaan
kalian
2. Pertemuan Ke-2 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung),
Peserta didik diminta membaca materi dari buku
paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan
Pengertian dan hukum riba
Jenis-jenis riba
Menghindari kegiatan riba
Mendengar
Peserta didik diminta mendengarkan pemberian
materi oleh guru yang berkaitan dengan
Pengertian dan hukum riba
Jenis-jenis riba
Menghindari kegiatan riba
Menyimak,
Peserta didik diminta menyimak penjelasan
pengantar kegiatan secara garis besar/global
tentang materi pelajaran mengenai :
Pengertian dan hukum riba
Jenis-jenis riba
Menghindari kegiatan riba
Bertanya
(Questioning)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
2. Pertemuan Ke-2 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
melalui kegiatan belajar, contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang :
Pengertian dan hukum riba
Jenis-jenis riba
Menghindari kegiatan riba
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup
cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Masyarakat
Belajar
(Learning
Community)
Mendiskusikan
Peserta didik dimina berdikusi dalam kelompok
mengenai
Hukum Riba
Menghindari kegiatan riba
metode diskusi dalam bentuk the educational-
diagnosis meeting. Artinya, peserta didik
berbincang mengenai pelajaran di kelas dengan
maksud saling mengoreksi pemahaman mereka
atas pelajaran/materi yang diterimanya agar
masing-masing memperoleh pemahaman yang
benar yang dikolaborasi dengan metode
demontrasi
Mengulang
Saling tukar informasi tentang :
Pengertian dan hukum riba
Jenis-jenis riba
Menghindari kegiatan riba
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari
2. Pertemuan Ke-2 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan
diskusi kelompok.
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau
teori pada buku sumber melalui kegiatan :
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
membuktikan :
Menghindari kegiatan riba hukum riba
Jenis-jenis riba
Menghindari kegiatan riba
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara
bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah
dikerjakan oleh peserta didik.
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal tentang :
Menghindari kegiatan riba hukum riba Hukum
Riba
Jenis-jenis riba
Menghindari kegiatan riba
2. Pertemuan Ke-2 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
Pemodelan
(Modeling)
Guru membimbing kelompok untuk mendemonstrasikan
terkait dengan riba.
Refleksi
(Reflection)
Guru mengulang kembali pembelajaran terkait riba.
Kegiatan Penutup
Peserta didik :
Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Peserta didik di minta merenungkan kembali tentang materi yang
telah dipelajari dengan cara membuat peta konsep,
rangkuman/kesimpulan dipandu oleh guru.
Mengagendakan pekerjaan rumah.
Mengagendakan projek yang harus mempelajarai pada pertemuan
berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta
didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta
diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek. (Authentic
Assesment)
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku
jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu,
peduli lingkungan)
3. Pertemuan Ke-3 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
Kegiatan Pendahuluan 10
menit
3. Pertemuan Ke-3 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya,
Jenis-Jenis Riba
Menghindari Kegiatam Riba
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari.
Apabila materitema// projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan
dapat menjelaskan tentang:
Hikmah diharamkannya riba
Sayyidina Ali Jual-Beli Dengan Dua Malaikat
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
3. Pertemuan Ke-3 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak
Model
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Kontruktivism
e
(contruktivisme
)
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topic
Hikmah diharamkannya riba
Sayyidina Ali Jual-Beli Dengan Dua Malaikat
dengan cara :
Mengamati
Peserta didik diminta mengamati Ayat-ayat
Alquran/Hadits/gambar/photo terkait
pembelajaran
Menemukan
(Inquiri)
Setelah Peserta didik mengamati gambar dan
mendengarkan hasil pengamatan teman kalian,
pertanyaan apa yang muncul dari pikiran kalian
tentang qiradh Tulislah tanggapan dan
pertanyaan kalian
60
menit
3. Pertemuan Ke-3 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung),
Peserta didik diminta membaca materi dari buku
paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan
Hikmah diharamkannya riba
Sayyidina Ali Jual-Beli Dengan Dua
Malaikat
Mendengar
Peserta didik diminta mendengarkan pemberian
materi oleh guruyang berkaitan dengan
Hikmah diharamkannya riba
Sayyidina Ali Jual-Beli Dengan Dua Malaikat
Menyimak,
Peserta didik diminta menyimak penjelasan
pengantar kegiatan secara garis besar/global
tentang materi pelajaran mengenai :
Hikmah diharamkannya riba
Bertanya
(Questioning)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
melalui kegiatan belajar, contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang :
Hikmah diharamkannya riba
Sayyidina Ali Jual-Beli Dengan Dua Malaikat
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup
3. Pertemuan Ke-3 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Masyarakat
Belajar
(Learning
Community)
Mendiskusikan
Peserta didik dimina berdikusi dalam kelompok
mengenai
Apa yang harus dilakukan seorang penjual
agar terjaga dari pratek riba
Salah satu syarat barang adalah benda yang
diperjualbelikan adalah barang suci (bukan
najis) lalu bagaimana hukumnya orang yang
membeli darah di PMI untuk kepentingan
transfusi darah atau donor darah! Jelaskan
alasan-alasannya!
Bagaimana hukum pinjam meminjam uang
di bank non syari’ahyang menetapkan bunga
(suku bunga) terlebih dahulu sebelum aqad
peminjaman berlangsung?
Apakah program pemerintah sekarang ini
dengan memberikan Bantuan Langsung
Tunai (BLT) kepada keluarga miskin
termasuk qiradh atau bukan? Kemukakan
alasannya!
metode diskusi dalam bentuk the educational-
diagnosis meeting. Artinya, peserta didik
berbincang mengenai pelajaran di kelas dengan
maksud saling mengoreksi pemahaman mereka
atas pelajaran/materi yang diterimanya agar
masing-masing memperoleh pemahaman yang
benar yang dikolaborasi dengan metode
demontrasi
Mengulang
Saling tukar informasi tentang :
Hikmah diharamkannya riba
3. Pertemuan Ke-3 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
Sayyidina Ali Jual-Beli Dengan Dua Malaikat
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari
kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan
diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan
metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan
dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti,
jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat.
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal tentang :
Hikmah diharamkannya riba
Sayyidina Ali Jual-Beli Dengan Dua Malaikat
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan
Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta
didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
Menyimpulkan tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara
tertulis tentang
3. Pertemuan Ke-3 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
Hikmah diharamkannya riba
Sayyidina Ali Jual-Beli Dengan Dua Malaikat
Pemodelan
(Modeling)
Memperagakan
Setelah mempelajari ketentuan pinjam
meminjam, jual beli, qiradh, dan riba, Peserta
didik diminta mempraktekkan tatacaranya
masing-masing dalam beberapa kelompok.
Sebelumnya ditentukkan, yang berperan sebagai
penjual pembeli, pemilik modal dan pekerja, dan
kegiatan peminjaman
Refleksi
(Reflection)
Guru mengulang kembali pembelajaran terkait jual
beli, qirad dan riba
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa
ingin tahu, peduli lingkungan)
Kegiatan Penutup
Peserta didik :
Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Peserta didik di minta merenungkan kembali tentang materi yang
telah dipelajari dengan cara membuat peta konsep,
rangkuman/kesimpulan dipandu oleh guru.
Mengagendakan pekerjaan rumah.
Mengagendakan projek yang harus mempelajarai pada pertemuan
berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta
didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta
diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.(Authentic
Assesment)
10
menit
3. Pertemuan Ke-3 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja
dan kerjasama yang baik
G. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
Perpustakaan sekolah
Lingkungan sekitar
Alat/Bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop & infocus
Slide presentasi (ppt)
Sumber Belajar :
Buku Siswa Fikih Kelas IX Kemenag
Buku Guru Fikih Kelas IX Kemenag
Ensiklopedi atau buku referensi lain.
Multimedia interaktif dan Internet
H. Penilaian
Guru melakukan penilaian terhadap peserta didik dalam kegiatan sebagai berikut:
1. Penilaian sikap dalam mengikuti diskusi:
No Nama Siswa Aspek Penilaian Penilaian
1 2 3 4 5 6
1
2
3
Aspek dan rubrik penilaian.
a. Pola berpikir saat menyampaikan informasi/pendapat
1) Jika sama sekali tidak runtut/teratur, skor 1
2) Jika sebagian kecfil runtut/teratur, skor 2
3) Jika sebagian besar runtut/teratur, skor 3
4) Jika seluruhnya runtut/teratur, skor 4
b. Pola berpikir saat memberikan argumentasi
1) Jika sama sekali tidak runtut/teratur, skor 1
2) Jika sebagian kecfil runtut/teratur, skor 2
3) Jika sebagian besar runtut/teratur, skor 3
4) Jika seluruhnya runtut/teratur, skor 4
c. Pola berpikir saat memberikan kritikan
1) Jika sama sekali tidak runtut/teratur, skor 1
2) Jika sebagian kecfil runtut/teratur, skor 2
3) Jika sebagian besar runtut/teratur, skor 3
4) Jika seluruhnya runtut/teratur, skor 4
d. Kejelasan fokus dan arah pertanyaan
1) Jika sama sekali tidak jelas fokus dan arahnya, skor 1
2) Jika fokus dan arah pertanyaan menjadi jelas setelah diminta mengulang, skor 2
3) Jika menyadari bahwa fokus dan arahnya tidak jelas sehingga pertanyaannya
diulang,
4) Jika fokus dan arah pertanyaan jelas, skor 4
e. Bahasa yang dipakai (saat menyampaikan informasi, kritikan, ataupun
argumentasi)
1) Jika semuanya tidak baik dan tidak benar/tidak baku, skor 1
2) Jika sebagian besar tidak baik dan tidak benar/tidak baku, skor 2
3) Jika sebagian kecil tidak baik dan tidak benar/tidak baku, skor 3
4) Jika seluruhnya baik dan benar/baku, skor 4
f. Kemampuan dalam berbicara (memberikan informasi, berpendapat,
berargumentasi)
1) Jika sama sekali tidak lancer, skor 1
2) Jika kadang lancar dan kadang tidak, skor 2
3) Jika sebagian besar lancer, skor 3
4) Jika seluruhnya lancar, skor 4
2. Penilaian Sikap Diri
Nama siswa : …………………………………..
Kelas/Semester : …………… / …………………...
Berilah tanda centang (✔ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan perilaku kita
No Pernyataan/Indikator 5 4 3 2 1
1 Saya hadir tepat waktu di kelas
2 Saya aktivitas dalam kegiatan kelas
3 Saya tepat waktu mengumpulkan tugas
4 Buku catatanku rapi
5 Buku catatan lengkap
6 Saya aktif dalam praktikum
7 Laporan praktikum ku rapi
8 Saya aktif dalam kegiatan kelompok
Total Skor
Keterangan : 5 : sangat baik / sangat sering
4 : baik / sering
3 : cukup
2 : kurang / jarang
1 : sangat kurang / sangat jarang
Nilai = Jumlah Nilai Skor yang diperoleh x 100
Jumlah Skor Maksimal
3. Penilaian Antar Teman
Nama Siswa: ……………................ Tanggal: ……………… Kelas:
…………….
No Jumlah
1 2 3 4 5 6
1
2
3
Dst
Keterangan aspek yang dinilai:
a. Sikap dalam menerima pendapat
1) Jika sama sekali tidak mau menerima pendapat teman, meskipun pendapat
tersebut benar, skor 1
2) Jika mau menerima pendapat teman, meskipun dengan berat hati atau
menunjukkan sikap tidak senang atau lebih banyak mempertahankan
pendapatnya, skor 2
3) Jika mau mendengarkan pendapat teman, meskipun sedikit kurang senang atau
setelah teman yang lain juga menyatakan bahwa pendapat yang disampaikan
benar, skor 3
4) Jika rela mau menerima orang lain memberikan pendapat, skor 4
b. Sikap dalam menerima kritikan
1) Jika sama sekali tidak mau menerima kritikan teman, meskipun kritikan yang
diberikan memang benar
2) Jika mau menerima kritikan teman tetapi menunjukan sikap tidak senang atau
lebih banyak mempertahankan pendapatnya
3) Jika mau menerima kritikan teman, meskipun sedikit kurang senang atau setelah
teman yang lain juga menyatakan bahwa pendapat yang disampaikan benar
4) Jika rela mau menerima atau mengharap orang lain memberikan masukan
c. Sikap dalam memberikan kritikan
1) Jika tidak pernah/tidak mau memberikan kritikan
2) Jika mau memberikan kritikan tetapi berkesan menyalahkan
3) Jika mau memberikan kritikan tetapi masih ada sebagian yang berkesan
menyalahkan
4) Jika mau memberikan kritikan yang membangun
d. Sikap saat pendapatnya tidak diterima
1) Jika marah/kecewa saat pendapatnya tidak diterima
2) Jika sedikit marah/kecewa saat pendapatnya tidak diterima
3) Jika masih terus berusaha agar pendapatnya diterima
4) jika rela pendapatnya tidak diterima
e. Kemauan membantu, mendorong atau memberikan kesempatan teman untuk
berpendapat
1) Jika tidak pernah membantu, mendorong atau memberikan kesempatan teman
untuk berpendapat
2) Jika mau memberikan bantuan/kesempatan kepada teman untuk menyampaikan
pendapat tetapi setelah diingatkan teman lain/guru
3) Jika mau membantu/memberi kesempatan kepada teman untuk menyampaikan
pendapat tetapi dengan kalimat yang bernada menyalahkan
4) Jika rela membantu, mendorong atau memberikan kesempatan teman untuk
berpendapat
f. Sikap saat orang lain berbicara/menyampaikan pendapat
1) Jika selalu berupaya memotong pembicaraan teman
2) Jika sesekali masih berupaya memotong pembicaraan teman
3) Jika mau mendengarkan pembicaraan (informasi, pertanyaan, argumentasi),
meskipun kurang serius dalam mendengarkan
4) Jika mau mendengarkan pembicaraan (informasi, pertanyaan, argumentasi)
sampai teman yang menyampaikannya selesai berbicara
Nilai = Jumlah Nilai Skor yang diperoleh x 100
Jumlah Skor Maksimal
4. Penilaian Mempraktikkan
Format penilaian unjuk kerja: simulasi/demontrasi kegiatan jual beli dan qirad dan riba
No Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Jumlah
score Pelaksanaan Sesuai
Syara’
Kekompakan
1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
Dst
Pedoman penskoran
Tidak benar (skor 1) Benar (skor 3)
Kurang benar (skor 2) Sangat Benar (4)
Nilai = Jumlah Nilai Skor yang diperoleh x 100
Jumlah Skor Maksimal
5. Penilaian Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b,
c, dan d!
1. Akad tukar menukar harta dengan harta lain melalui tata cara yang telah ditentukan
oleh syariat, definisi dari ….
a. Jual beli c. Gotong royong
b. Amaliah d. Muamalah
2. Dalam rukun jual beli ada aqid, artinya adalah …………..
a. Obyek jual beli c. Ucapan serah terima
b. Pihak yang bertransaksi d. Semua jawaban salah
3. Jual beli dibolehkan dalam agama Islam. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an…
a. QS. Al-Baqarah ayat 19 c. QS. Al-Baqarah ayat 116
b. QS. Al-Baqarah ayat 104 d. QS. Al-Baqarah ayat 275
4. Modal dalam Qirad dapat berupa…
a. Uang c. Kepercayaan
b. Benda/barang d. Uang atau barang
5. Penukaran barang dengan barang lain yang sama jenisnya dengan mensyaratkan
suatu tambahan, sehingga terdapat pihak yang dirugikan, termasuk …
a. Riba nasiah c. Riba fadli
b. Riba yad d. Riba qardi
6. Dalam hal jual beli, Allah berfirman (yang terjemahannya), “Allah menghalalkan
jual beli dan …..
a. Segala bentuk kerja sama c. Membatasi riba
b. Melarang sebagian d. Mengharamkan riba
7. Riba berbahaya bagi, kecuali ……
a. Jiwa manusia c. Orang miskin
b. Masyarakat d. Ekonomi
8. Tidak terpenuhinya salah satu syarat jual beli berarti…
a. Tidak sah jual beli yang dilakukan
b. Tidak terjadi jual beli
c. Batalnya transaksi
d. Timbulnya kerugian bagi pembeli
9. Hukum riba adalah…
a. Halal c. Haram
b. Makruh d. Boleh
10. Yang tidak termasuk rukun qirad adalah…
a. Modal c. Pekerjaan/usaha
b. Ada pembeli d. Keuntungan
Kunci Jawab
1. A 6. D
2. B 7. C
3. B 8. A
4. D 9. C
5. C 10. B
Pedoman penskoran
Jumlah jawaban benar x 1 (maksimal 10 x1 = 10)
6. Penilaian Soal Uraian
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan pengertian jual beli menurut hukum Islam/syara’ !
2. Jelaskan pengertian qirad dalam Islam !
3. Jelaskan 5 macam jual beli yang sah tapi terlarang !
4. Jelaskan macam-macam riba!
5. Jelaskan hikmah diharamkannya riba dalam Islam !
Kunci Jawaban
1. Jual beli menurut syara’ adalah akad tukar menukar harta dengan harta yang lain
melalui tata cara yang telah ditentukan oleh hukum Islam.
2. Qirad adalah pemberian modal dari seseorang kepada orang lain untuk dijadikan
modal usaha, dengan harapan memperoleh keuntungan yang akan dibagi sesuai
dengan perjanjian. Biasanya qirad dilakukan pemilik modal (baik perorangan
maupun lembaga) dengan pihak lain yang memiliki kemampuan untuk menjalan
suatu usaha. Besar kecil bagian tergantung pada kesepakatan kedua belah pihak
sebelumnya, yang penting tidak pihak-pihak yang dirugikan. Apabila qirad
menyangkut modal yang cukup besar, sebaiknya diadakan perjanjian tertulis dan
dikuatkan saksi yang disetujui oleh kedua belah pihak
3. Macam-macam jual beli yang sah tapi terlarang ;
a. Jual beli yang dilakukan pada waktu shalat jum’at
b. Jual beli barang dengan niat untuk menimbun
c. Membeli barang dengan menghadang di pinggir jalan.
d. Membeli atau menjual barang yang masih dalam tawaran orang lain
e. Jual beli barang dengan niat menipu/mengecoh
f. Jual beli dengan cara mengurangi ukuran/timbangan
4. Macam-macam Riba yaitu ;
a. Riba Fadhli atau riba yang samar, yaitu menukarkan dua barang yang sejenis
tetapi tidak sama ukurannya. Contoh, menukarkan 1 kilo gram gula pasir
dengan setengah kilogram gula pasir, padahal warna dan mutunya sama.
b. Riba Qardhi, yaitu riba dalam utang piutang dengan syarat ada keuntungan
atas bunga bagi yang mengutangi. Contoh, utang Rp. 90.000 harus
dikembalikan Rp. 95.000 jadi ada lebihnya Rp. 5.000.
c. Riba yad, yaitu bila mening galkan tempat akad jual beli sebelum serah
terima. Contoh, seseorang membeli 1 kilo beras setelah uang dibayar maka si
penjual pergi sedangkan beras jualan dalam karung belum ditimbang cukup
tidaknya. Jadi jual beli itu belum benar -benar serah terima.
d. Riba Nasiah disyaratkan terlambat salah satunya. Contoh, si pembeli sudah
membayar tetapi barangnya belum jelas adanya, sehingga tidak dapat
diserahterimakan.
5. Hikmah diharamkannya riba dalam Islam antara lain sebagai berikut:
a. Menjauhi dari sikap serakah atau tamak terhadap harta yang bukan miliknya
b. Menimbulkan permusuhan antar pribadi dan mengikis habis semangat kerja
sama atau saling menolong sesama manusia. Padahal, semua agama, terutama
Islam menyeru kepada manusia untuk saling tolong menolong, membenci
orang yang mengutamakan kepentingan diri sendiri atau egois, serta orang
yang mengeksploitasi orang lain
c. Menimbulkan tumbuh suburnya mental pemboros yang tidak mau bekerja
keras dan penimbun harta di tangan satu pihak. Islam menghargai kerja keras
dan menghormati orang yang suka bekerja keras sebagai saran pencarian
nafkah
d. Menghindari dari perbuatan aniaya karena memeras kaum yang lemah, karena
riba merupakan salah satu bentuk penjajahan atau perbudakan dimana satu
pihak mengeksploitasi pihak yang lain.
e. Mengarahkan kaum muslimin mengembangkan hartanya dalam mata
pencarian yang bebas dari unsur penipuan
f. Menjauhkan orang muslim dari sesuatu yang menyebabkan kebinasaannya,
karena orang yang memakan riba adalah zalim, dan kelak akan binasa.
No.
Soal
Rubrik Penilaian Skor
1 a. Jika Peserta didik dapat menuliskan pengertiannya sangat lengkap
dan
4
sempurna, skor 4
b. Jika Peserta didik dapat menuliskan pengertiannya lengkap, skor 3
c. Jika Peserta didik dapat menuliskan pengertiannya tidak lengkap,
skor 2
2 a. Jika Peserta didik dapat menuliskan pengertiannya sangat lengkap
dan
sempurna, skor 4
b. Jika Peserta didik dapat menuliskan pengertiannya lengkap, skor 3
c. Jika Peserta didik dapat menuliskan pengertiannya tidak lengkap,
skor 2
4
3 a. Jika Peserta didik dapat menuliskan 5 – 6 macam, skor 4
b. Jika Peserta didik dapat menuliskan 3 - 4 macam, skor 3
c. Jika Peserta didik dapat menuliskan 1 - 2 macam, skor 2
4
4 a. Jika Peserta didik dapat menuliskan 4 macam, skor 4
b. Jika Peserta didik dapat menuliskan 2 – 3 macam, skor 3
c. Jika Peserta didik dapat menuliskan 1 macam, skor 2
4
5 a. Jika Peserta didik dapat menuliskan 5 – 6 macam, skor 4
b. Jika Peserta didik dapat menuliskan 3 – 4 macam, skor 3
c. Jika Peserta didik dapat menuliskan 1 – 2 macam, skor 2
4
Jumlah Skor 20
Nilai = Jumlah Nilai Skor yang diperoleh x 100
Jumlah Skor Maksimal
7. Penilaian Penugasan Mandiri Tidak Terstruktur
Siswa menguji pemahaman tentang materi yang dipelajari dengan
menyetor/berdiskusi tentang materi yang ditanyakan.
No Materi 1 2 3
Skor &
TTD
Skor &
TTD
Skor &
TTD
1 Pengertin jusl beli
2 Rukun dan dalil jual beli
3 Syarat jual beli
4 Jual beli terlarang
5 Jual beli sah, tetapi dilarang agama
6 Pengertisn Qirad
7 Hukum dan dalil qirad
8 Rukun dan bentuk qirad
9 Pembagian riba dan contohnya
10 Hikmah diharamkannya riba
Keterangan Penilaian
1. Penilaian dari Teman A ; Jawab, Benar, dan lancer, skor 3
2. Penilaian dari Keluarga B ; Jawab tapi Salah, skor 2
3. Penilaian dari Guru Studi C ; Tidak bisa jawab, skor 1
Nilai = Jumlah Nilai Skor yang diperoleh x 100
Jumlah Skor Maksimal
Nilai akhir yang diperoleh oleh peserta didik adalah:
a. Nilai rata-rata penilaian efektif (nilai sikap dalam diskusi, nilai diri, nilai antar
teman)
b. Nilai psikomotorik (nilai praktek)
c. Nilai rata-rata penilaian kognitip (nilai pilihan ganda dan nilai uraian), dikali 30
d. Nilai penugasan maniri tidak terstruktur
Nilai akhir = nilai a + nilai b + nilai c + nilai d
4
1. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Remedial
Berilah tugas kepada siswa yang belum menguasai materi untuk mempelajari
materi tentang ketentuan jual beli, qirad dan riba kepada teman atau kepada guru
diluar kelas atau dirumah, dan tagihlah siswa tersebut untuk menerangkan materi yang
diminta oleh guru pada pertemuan berikutnya Remedial dilaksanakan pada waktu dan
hari tertentu yang disesuaikan contoh: pada saat jam belajar, apabila masih ada waktu,
atau di luar jam pelajaran (30 menit setelah jam pelajaran selesai).
Pengayaan
Berilah tugas tambahan kepada siswa yang sudah menguasai materi untuk
menghafalkan dalil jual beli, qirad dan riba, sekaligus menerangkan isi kandungannya
di depan kelas
Tolang Julu,
2019
Peneliti Guru Mata
Pelajaran
ANNISA PUTRI NURALIA
HARAHAP, SPd.I
Nim. 15 201 00152 NIP : 197002
1920050 12 003
Mengetahui,
Kepala Madrasah
H. OLOAN HARAHAP, S. Pd
Nip. 196807101997031001
LEMBAR VALIDASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MTsN 3 Batang Angkola
Mata Pelajaran : Fikih
Kelas/ Semester : IX/ Genap
Pokok Bahasan : Praktik Muamalah
Nama Validator : Rosidah Hasibuan, S. Pd
Pekerjaan : Guru Fikih MTs N 3 Batang Angkola
A. Petunjuk
1. Saya mohon kiranya Bapak/ Ibu memberikan penilaian ditinjau
dari beberapa aspek, penilaian umum dan saran-saran untuk revisi
yang kami susun.
2. Untuk penilaian ditinjau dari beberapa aspek, dimohon Bapak/ Ibu
memberikan tanda ceklist ( ) pada kolom nilai yang sesuai dengan
penilaian Bapak/ Ibu.
3. Untuk revisi-revisi, Bapak/ Ibu dapat langsung menuliskannya
pada naskah yang perlu direvisi, atau menuliskannya pada kolom
saran yang kami sediakan.
B. Skala Penilaian
1 = Tidak Valid
2 = Kurang Valid
3 = Valid
4 = Sangat Valid
C. Penilaian Ditinjau dari Beberapa Aspek
N
o
Uraian Validasi
1 Format RPP 1 2 3 4
a. Kesesuaian penjabaran kompetensi
dasar ke dalam indikator
b. Kesesuaian urutan indikator terhadap
pencapaian kompetensi dasar
c. Kejelasan rumusan indikator
d. Kesesuaian antara banyaknya indikator
dengan waktu yang disesuaikan
2 Materi (isi) yang Disajikan
a. Kesesuaian konsep dengan kompetensi
dasar dan indikator
b. Kesesuaian materi dengan tingkat
perkembangan intelektual
3 Bahasa
a. Penggunaan bahasa ditinjau dari kaidah
bahasa Indonesia
4 Waktu
a. Kejelasan alokasi waktu setiap
kegiatan /fase pembelajaran
b. Rasionalitas alokasi waktu untuk setiap
kegiatan/fase pembelajaran
5 Metode Sajian
a. Dukungan pendekatan pembelajaran
dalam pencapaian indikator
b. Dukungan metode dan kegiatan
pembelajaran terhadap proses
kreativitas siswa
6 Sarana dan Alat Bantu
Pembelajaran
a. Kesesuaian alat bantu dengan
materi pembelajaran
7 Penilaian (Validasi) Umum
a. Penilaian umum terhadap RPP
Penilaian =
Keterangan :
A = 80-100
B = 70-79
C = 60-69
D = 50-59
Keterangan :
A = Dapat digunakan tanpa revisi
B = Dapat digunakan revisi kecil
C = Dapat digunakan dengan revisi besar
D = Belum dapat digunakan
Catatan :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
..........................................
Tapanuli Selatan, 2019
Validator
ROSIDAH HASIBUAN, S. Pd
NIP :
SURAT VALIDASI
Menerangkan bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Rosidah Hasibuan, S. Pd
Pekerjaan : Guru Fikih MTsN 3 Batang Angkola
Telah memberikan pengamatan dan masukan terhadap Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), untuk kelengkapan penelitian yang
berjudul:
‘‘PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI
PRAKTIK MUAMALAH DI KELAS IX MTsN 4 TAPANULI
SELATAN”
Yang disusun oleh :
Nama : Annisa Putri
NIM : 15 201 00152
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI-5).
Adapun masukan yang telah saya berikan adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
Dengan harapan, masukan dan penilaian yang diberikan dapat digunakan
untuk menyempurnakan dalam memperoleh kualitas Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang baik.
Padangsidimpuan,
Validator
ROSIDAH HASIBUAN, S.Pd
NIP :
top related