implementasi bimbingan konseling dalam pembentukan karakter siswa-stain salatiga
Post on 28-Dec-2015
159 Views
Preview:
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM
PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
MUTIAH RETNA WIDYANINGSIH
NIM 111 09 143
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2013
IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM
PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
MUTIAH RETNA WIDYANINGSIH
NIM 111 09 143
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2013
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Mutiah Retna Widyaningsih
Nim : 111 09 143
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 16 Agustus 2013
Y ang menyatakan,
Mutiah Retna Widyaningsih
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:
Nama : Mutiah Retna Widyaningsih
NIM : 111 09 143
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul : IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM
PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 16 Agustus 2013
Pembimbing
Dra. Siti Asdiqoh, M.Si
NIP. 19680812 199403 2 003
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA Jl. Tentara pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos 50721 Salatiga
http//www.salatiga.ac.id e-mail:akademik@stainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
DISUSUN OLEH
MUTIAH RETNA WIDYANINGSIH
NIM : 111 09 143
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal
19 September 2013 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh
gelar sarjana S1 Kependidikan Islam
Susunan panitia penguji
Ketua penguji : Suwardi, M.Pd.
Sekretaris Penguji : Miftachur Rif‟ah, M.Ag.
Penguji I : Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag.
Penguji II : Mufiq, S.Ag., M.Phil.
Penguji III : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Salatiga , 19 September 2013
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Iman Sutomo, M.Ag
NIP.19580827198303 1 002
MOTTO
Mengeluh dan putus asa adalah penunda keberhasilan
Semangat dan keberanian maju adalah jalan meraih
kesuksesan
Berdoa dan ikhtiar adalah hidup yang sesungguhnya
Jangan selalu mengatakan “tidak bisa” dan takut untuk
melangkah
Secercah harapan untuk masa depan menanti kita
Maju, kejar, gapai,
BISA!
WIDYA CASTRENA DHARMA SIDDHA
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Kedua orang tuaku yang sangat aku hormati dan cintai (Bpk Huri dan Ibu Murti),
karena dengan bimbingan, kasih sayang, dan doa keduanyalah aku melangkah ke
depan dengan penuh optimis untuk meraih masa depanku.
Kakak pertamaku mas Diyono sekeluarga dan Kakak ke duaku mas Sumarlan
sekeluarga terimakasih atas motivasinya dan bantuannya, aku menyayangi kalian.
Seseorang yang selalu menemaniku dan memberikan aku semangat, terimakasih
untuk kamu .
Tak lupa kepada seluruh teman-temanku kelas PAI E angkatan 2009, Keluarga
besar resiman mahasiswa MENWA 953 Kalimosodo, PPL SMK Muh Salatiga
2009, KKN Bansor grabag 2009, serta teman-temanku semua yang tidak dapat
aku sebutkan satu per satu, almamaterku terimakasih untuk persahabatan yang
indah ini.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang maha mengetahui
apa yang tampak maupun tersembunyi, karena atas rahmat dan hidayah, serta
taufiq-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Shalawat beriring salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada
Rosulullah Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman
Jahiliah menuju zaman Islamiah atau zaman kegelapan menuju zaman terang
benderang, semoga pada ahir kelak kita diakui oleh umatnya dan mendapat
syafa‟atnya, amin.
Skripsi ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
guna memperoleh gelar akademik sarjana pendidikan Islam. Adapun judul skripsi
ini adalah “IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM
PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN
2013/2014.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat
berhasil dan terlaksana dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang
terhormat:
1. Dr.Imam Sutomo sebagai ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga.
2. Bapak Winarno, Selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan
pengarahannya.
3. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Selaku Kaprogdi Pendidikan Agama Islam (PAI)
STAIN Salatiga dan sekaligus pembimbing dalam penyusunan skripsi ini
yang dengan tulus, ikhlas telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran
untuk selalu mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh Bapak, Ibu Dosen STAN Salatiga
5. Drs.Muhammad Busri,M.Pd Selaku Kepala Sekolah Kejuruan
Muhammadiya Salatiga yang berkenan memberikan ijin kepada si penulis
untuk mengadakan penelitian di sana.
6. Kedua orang tuaku (Bapak Huri dan Ibu Murti), kakak-kakakku (mas
diyono, mas sumarlan, mbak ratna, mbak titin ) dan ponakan-ponakanku
(Fitri, Akbar, Azizah dan Sekar), mereka yang selalu memberikan doa
serta motivasinya, baik moral maupun spiritual.
7. Keluarga besar Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga
8. Kepada siapapun yang memberikan ilmunya padaku, semoga Allah
memberikan pembalasan dan mendapatkan pahala dari Allah SWT
9. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan dukungannya hingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Harapan peneliti semoga amal baik dari beliau semua mendapatkan
balasan yang sesuai dan mendapatkan ridlo Allah SWT. Peneliti sangat menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, peneliti
membuka tangan yang selebar-lebarnya terhadap kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, peneliti berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan peneliti pada
khususnya.
Salatiga, 16 Agustus 2013
Peneliti
ABSTRAK
Retna, Mutiah. 2013. Implementasi Bimbingan Konseling dalam Pembentukan
Karakter Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga Tahun Pelajaran
2013/2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama
Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra.
Siti Asdiqoh., M.Si.
Kata Kunci: Implementasi bimbingan konseling dan pembentukan karakter
Implementasi bimbingan konseling sangat diperlukan untuk mendukung
pembentkan karakter siswa di luar proses pembelajaran. Program pembelajran
dalam kaitannya peningkatan karakter siswa juga tidak akan berhasil tanpa
konstribusi dari pihak-pihak tertentu, khususnya yang berkaitan dengan
pendidikan. Bimbingan konseling ikut berkontribusi dalam pencapaian hal
tersebut.
Fokus penelitian ini yaitu : bagaimana bentuk layanan bimbingan konseling
di SMK Muhammadiyah Salatiga? Bagaimana ketertarikan antara bimbingan
konseling dengan pembentukan karakter di SMK Muhammadiyah Salatiga?
Bagaimana langkah-langkah layanan bimbingan konseling dalam pembentukan
karakter siswa di SMK Muhammadiyah Salatiga? Apa saja hambatan yang dilalui
bimbingan konseling dalam membentuk karakter siswa di SMK Muhammadiyah
Salatiga? Bagaimana alaternatif pemecahan masalah yang dilakukan bimbingan
konseling dalam membentuk karakter siswa di SMK Muhammadiyah Salatiga?
Bagaimana tingkat keberhasilan bimbingan konseling dalam menyelesaikan
masalah dan pembentukan karakternya di SMK Muhammadiyah Salatiga?
Bagaimana perubahan perilaku siswa yang ditunjukkan setelah mereka
mendapatkan layanan bimbingan konseling di SMK Muhammadiyah Salatiga?
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa : bentuk layanan di SMK
Muhammadiyah Salatiga adalah layanan orientasi, individual, kelompok,
klasikan, belajar, konsultasi, penempatan, pengusaan konten dan karier.
Hubungan antara bimbingan konseling dengan karakter sangat erat sekali dan
saling menguatkan. Langkah-langkah bimbingan konseling dalam pembentukan
karakter antara lain memberikan penyuluhan kelompok, planning, eksekusi,
evaluasi, dan mendatangkan orang tuanya. Hambatan-hambatan yang dilalui
antara lain kurang sinergisnya antara guru bimbingan konseling dengan pihak
lain, daya dukung orang tua yang kurang maksimal, asas kesukarelaan dan asas
kejujuran yang belum terpenuhi, dan budaya anak yang tidak mau mengakui
kesalahannya. Alternatif pemecahan masalah adalah home visiting, sharing, dan
meningkatkan keaktifan konselor. Tingkat keberhasilannya sangat bagus
dibuktikan dengan banyaknya permasalahan yang dapat ditanggani dengan baik.
Bimbingan konseling di SMK Muhammadiyah berperan aktif dalam pembentukan
karakter siswa dalam bentuk aktifitas pemberian layanan.
DAFTAR ISI
SAMPUL i
LEMBAR BERLOGO ii
HALAMAN JUDUL iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN vii
KATA PENGANTAR viii
ABSTRAK xi
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Fokus Penelitian 2
C. Tujuan Penelitian 3
D. Kegunaan Penelitian 5
1. Kegunaan Teoritis 5
2. Kegunaan Praktis 5
a. Bagi Peneliti 5
b. Bagi Sekolah 5
c. Bagi Lembaga 5
E. Penegasan istilah 6
a. Implementasi Bimbingan Konseling 6
b. Pembentukan Karakter 7
F. Metode Penelitian 9
1. Pendekatan dan jenis penelitian 9
2. Kehadiran peneliti 9
3. Lokasi penelitian 10
4. Sumber data 10
5. Prosedur pengumpulan data 12
6. Analisis data 13
7. Pengecekan keabsahan data 15
8. Tahap-tahap penelitian 16
G. Sistematika Penulisan 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Teori bimbingan konseling
1. Pengertian bimbingan konseling 18
2. Tujuan bimbingan konseling 19
a. Tujuan Umum 20
b. Tujuan khusus 21
3. Fungsi pelayanan bimbingan konseling 23
4. Jenis bimbingan konseling 24
5. Prinsip-prinsip bimbingan konseling 26
6. Asas-asas bimbingan konseling 28
7. Potensi dan peran bimbingan konseling 31
8. Undang-undang yang berkenaan dengan
layanan bimbingan konseling 33
B. Teori pembentukan karakter
1. Pengertian pembentukan karakter 35
2. Tujuan pembentukan karakter 36
3. Faktor pembentukan karakter 38
4. Fungsi pembentukan karakter 41
5. Dalil yang berkenaan dengan pembentukan karakter 42
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum
1. Sejarah singkat Sekolah 44
2. Visi dan misi Sekolah 46
3. Tujuan pendidikan di SMK Muhammadiyah Salatiga 47
4. Tujuan sekolah 48
5. Program keahlian di SMK Muhammadiyah Salatiga 48
6. Profil sekolah 49
7. Data guru dan karyawan SMK Muhammadiyah Salatiga 51
8. Visi dan misi BK di SMK Muhammadiyah Salatiga 53
9. Program BK di SMK Muhammadiyah Salatiga 54
10. Struktur BK di SMK Muhammadiyah Salatiga 55
B. Data Informan 56
C. Temuan Penelitian
1. Bentuk Layanan BK di SMK Muhammadiyah Salatiga 63
2. Keterkaitan antara layanan BK dengan
pembentukan karakter 67
3. Langkah-langkah BK dalam membentuk
karakter siswa 70
4. Hambatan-hambatan BK dalam membentuk
karakter siswa 72
5. Alternatif pemecahan masalah BK dalam
pembentukan karakter 74
6. Tingkat keberhasilan BK di SMK Muhammadiyah Salatiga 75
7. Perubahan perilaku hasil implementasi BK 76
BAB IV PEMBAHASAN
A. Bentuk-bentuk layanan BK di SMK Muhammadiyah Salatiga 79
B. Keterkaitan Bimbingan Konseling dengan Pembentukan Karakter 83
C. Langkah-langkah BK dalam Pembentukan Karakter..................... 84
D. Hambatan-hambatan BK dalam Pembentukan Karakter............... 85
E. Alternatif Pemecahan Masalah...................................................... 89
F. Tingkat Keberhasilan BK dalam Pembentukan Karakter............. 89
G. Perubahan perilaku siswa pasca mendapaykan layanan 9
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 92
B. Saran 93
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAPORAN 1 DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN 2 RIWAYAT HIDUP
LAPORAN 3 SURAT TUGAS SKRIPSI
LAPORAN 4 PERMOHONAN IJIN
PENELITIAN
LAPORAN 5 SURAT KETERANGAN KEPSEK
LAPORAN 6 PEDOMAN WAWANCARA
LAPORAN 7 DAFTAR INFORMAN
LAPORAN 8 LEMBAR KONSULTASI
LAPORAN 9 SKK
LAPORAN 10 ARSIP FOTO PENELITIAN
LAPORAN 11 STRUKTUR ORGANISASI
SEKOLAH
LAPORAN 12 CONTOH KARTU KONSELING
LAPORAN 13 PROGRAM TAHUNAN GC
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bimbingan konseling merupakan bagian dari integral pendidikan yang
memiliki fungsi dan peranan yang strategis. Layanan bimbingan konseling
menjadikan siswa mampu mengenal dirinya , lingkungannya, dan mampu
merencanakan masa depannya. Kekeliruan sering kali terjadi dalam hal
pemahaman, peranan guru pembimbing hanya menangani anak-anak yang
“bermasalah”, dalam pengertian terlambat dalam membayar SPP, berkelahi
atau melanggar tata tertib sekolah, padahal jka diamati, peranan dan fungsi
bimbingan konseling lebih dari itu, dengan layanan bimbingan konseling,
diharapkan mampu membentuk karakter siswa yang baik. Layanan bimbingan
konseling ditentukan oleh kerja sama seluruh personil sekolah, akan tetapi
kerja keras dan kesungguhan para konselor dalam melaksanakan tugas,
merupakan kunci utama keberhasilan layanan, yang pada akhirnya, mampu
berkontribusi terhadap terwujudnya daya manusia yang berkualitas.
Pada masa sekarang ini, banyak terjadi tawuran, penyalahgunaan obat-
obat terlarang, perilaku seksual menyimpang, degradasi moral, pencapaian
hasil belajar yang tidak memuaskan, tidak lulus ujian dan lain sebagainya, hal
ini menunjukkan bahwa tujuan pendidikan yang salah satu pencapaiannya
melalui proses pembelajaran, belum sepenuhnya mampu menjawab atau
memecahkan berbagai persoalan tersebut. Hal ini perlu adanya upaya
pendekatan selain proses pembelajaran guna memecahkan berbgai masalah
tersebut. Upaya tersebut adalah melalui pendekatan bimbingan dan konseling
yang dilakukan di luar proses pembelajaran. Implementasi bimbingan
konseling juga sangat diperlukan untuk mendukung pembentukan karakter
siswa di luar proses pembelajaran. Program pembelajaran dalam kaitannya
peningkatan karakter siswa juga tidak akan berhasil tanpa kontribusi dari
pihak-pihak tertentu, khususnya yang barkaitan dengan pendidikan.
Bimbingan konseling ikut berkontribusi dalam pencapaian hal tersebut.
Dari uraian di atas, merupakan beberapa hal yang melatarbelakangi
serta menghantarkan kepada si penulis untuk membahas dalam sebuah skripsi
yang berjudul “IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM
PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN
2013 / 2014 ”.
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana bentuk layanan bimbingan konseling di Sekolah Menengah
Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014 ?
2. Bagaimana keterkaiatan antara bimbingan konseling dengan pembentukan
karakter di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun
pelajaran 2013 / 2014?
3. Bagaimana langkah-langkah layanan bimbingan konseling dalam
pembentukan karakter siswa di Sekolah Menengah Kejuruan
Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014?
4. Apa saja hambatan-hambatan yang dilalui bimbingan konseling dalam
membentuk karakter siswa di Sekolah Menengah Kejuruan
Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014?
5. Bagaimana alternatif pemecahan masalah yang dilakukan bimbingan
konseling dalam membentuk karakter siswa di Sekolah Menengah
Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014?
6. Bagaimana tingkat keberhasilan bimbingan konseling dalam
menyelesaikan masalah dan pembentukan karakternya di Sekolah
Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 /
2014?
7. Bagaimana perubahan perilaku siswa yang ditunjukkan setelah mereka
mendapatkan layanan bimbingan konseling di Sekolah Menengah
Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bentuk layanan bimbingan konseling di Sekolah
Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 /
2014.
2. Untuk mengetahui keterkaitan antara bimbingan konseling dengan
pembentukan karakter di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah
Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014
3. Untuk mengetahui langkah-langkah layanan bimbingan konseling dalam
pembentukan karakter siswa di Sekolah Menengah Kejuruan
Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014
4. Untuk mengetahui hambatan yang dilalui bimbingan konseling dalam
pembentukan karakter siswa di Sekolah Menengah Kejuruan
Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014
5. Untuk mengetahui alternatif pemecahan masalah yang dilakukan
bimbingan konseling dalam pembentukan karakter siswa di Sekolah
Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014
6. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan bimbingan konseling dalam
pembentukan karakter siswa di Sekolah Menengan Kejuruan
Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014
7. Untuk mengetahui perubahan tingkah laku siswa setelah mereka
mendapatkan layanan bimbingan konseling di Sekolah Menengah
Kejuruan Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014
D. Kegunaan Penelitian
Dengan memahami makna dari arti implementasi bimbingan konseling
dalam pembentukan karakter siswa dapat diambil kegunaannya sebagai
berikut:
1. Kegunaan Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dunia penelitian serta
memberikan teori tentang pentingnya pembelajaran bimbingan konseling
yang diterapkan dalam membentuk karakter siswa.
2. Kegunaan Secara Praktis
a) Bagi Peneliti
Sebagai pelatihan bagi peneliti dalam menyelesaikan
problematika siswa
b) Bagi Sekolah
Diharapkan dengan adanya penelitian ini sekolah dapat
meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana layanan bimbingan
konseling untuk memperlancar kinerjanya dan mampu memperkuat
pemahaman serta keterampilan para guru berkenaan dengan pelayanan
bimbingan konseling di sekolah.
c) Bagi Lembaga
Diharapkan dengan adanya penelitian ini lembaga memahami
pentingnya sebuah layanan yang diadakan di kampus sebagai ajang
pembentukan karakter mahasiswa yang mampu berkontribusi terhadap
terwujudnya daya manusia Indonesia yang berkualitas.
E. Penegasan Istilah
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dan terang dalam
memahami tentang pembahasan dalam skripsi ini, maka perlu kiranya peneliti
menyantumkan kata-kata yang terkandung di dalam penelitian ini, adapun
kata-kata yang terdapat dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Implementasi Bimbingan Konseling
Implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu implementation
yang artinya pelaksanaan, implementasi (John & Hasan, 1989:313).
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:427),
implementasi berarti “pelaksanaan atau penerapan”. Artinya yaitu yang
dilaksanakan dan diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang atau
didesain yang kemudian dijalankan sepenuhnya.
Bimbingan adalah suatu pertolongan yang menuntun, hal ini
memberikan pengertian bahwa dalam keadaan menuntut, kewajiban
pembimbing untuk memberikan bimbingan secara aktif, yaitu memberikan
arahan kepada yang dibimbingnya baik untuk menghindari kesulitan
ataupun persoalan-persoalan yang dihadapi oleh individu (Walgito,
2010:4)
Bimbingan juga diartikan suatu proses memberikan bantuan
kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan
sistematis oleh guru pembimbing agar individu atau sekolompok individu
menjadi pribadi yang mandiri. Kemandirian yang menjadi tujuan usaha
bimbingan ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan
oleh pribadi mandiri, yaitu: mengenal diri sendiri dan lingkungan
sabagaimana adanya, menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif
dan dinamis, mengambil keputusan, mengarahkan diri sendiri, dan
mewujudkan diri sendiri (Ketut, 2000:20)
Banyak yang mengartikan antara kata bimbingan dan konseling
adalah dua kata yang memiliki arti sama. Jika ditelusuri lebih lanjut
keduanya memiliki arti yang berbeda. Berikut akan dijabarkan beberapa
pengertian konseling, supaya kita lebih memahami perbedaan antara
bimbingan dan konseling.
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin,
yaitu”consilium” yang bararti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai
dengan “menerima” atau “memahami” (Priyatno, 1999:99). Menurut
Burks dan Stefflre konseling menekankan pada ide hubungan profesional
dan pentinrnya tujuan penentuan diri (self-determination) (Gantina dkk,
2011:10)
Konseling juga merupakan suatu upaya bantuan atau tatap muka
antara konselor dan klien yang berisi usaha yang laras, unik, human
(manusiawi), yang dilakukan dilakukan dalam suasana keahlian dan
didasarkan atas norma-norma yang berlaku,agar klien memperoleh konsep
diri dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada
saat ini dan mungkin yang akan datang (Ketut, 2000:23)
Jadi, yang dimaksudkan penulis dalam implementasi bimbingan
konseling yaitu bagaimana para guru bimbingan konseling memberikan
layanan bimbingan kepada para siswa dalam setiap problematika yang
dihadapi siswa sampai mereka mendapatkan penyelesaian.
2. Pembentukan Karakter
Pembentukan adalah usaha yang telah terwujud sebagai hasil suatu
tindakan. Karakter berasal dari bahasa yunani yaitu ”kharrasein” yang
berarti memahat atau mengukir (to inscribe/to engrave), sedangkan dalam
bahasa latin, karakter bermakna membedakan tanda, sifat kejiwaan, tabiat,
dan watak (Narwanti, 2011:1). Dapat diambil kesimpulan, karakter adalah
sebuah penanda dari diri seseorang yang diwujudkan dalam sebuah
tindakan. Karakter adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas
dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima
dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan
seseorang sejak lahir (Sjarkawi : 2006 )
Yang dimaksudkan penulis dalam hal pembentukan karakter dalam
penelitian ini yaitu bagaimana karakter atau perilaku yang baik siswa
terbentuk setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling sebagai
wujud penyelesaian masalah yang dihadapi.
Berdasarkan penegasan istilah yang telah diterangkan secara
terperinci maka yang dimaksud dalam judul penelitian secara keseluruhan
adalah bagaimana bimbingan konseling memberikan layanan kepada para
siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga sehingga
siswa mampu memahami diri dan lingkungannya, serta dapat membentuk
karakter yang baik sesuai dengan cita-cita yang diharapkan.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis penelitian
Pendekatan dan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif.Pendekatan kualitatif menurut Bog dan
Taylor, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati (Meleong, 2002:3)
Peneliti menggunakan pendekatan dan jenis penelitian kualitatif
dikarenakan peneliti ingin secara langsung ikut mengamati proses
bimbingan yang diberikan kepada siswa di Sekolah Menengah Kejuruan
Muhammadiyah Salatiga oleh guru bimbingan konseling serta melakukan
penelitian secara langsung bagaimana pelayanan bimbingan di sana yang
dapat mengubah karakter atau perilaku siswa menjadi baik.
2. Kehadiran Peneliti
Peneliti melakukan penelitian dengan metode interview atau
wawancara kepada para konselor bimbingan konseling di Sekolah
Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga dan melakukan pengamatan
ketika para konselor memberikan layanan secara langsung kepada siswa
yang memerlukan bimbingan.
Peran peneliti disini adalah sebagai pengamat penuh dimana
peneliti melakukan pengamatan terhadap proses layanan bimbingan
konseling yang diberikan kepada siswa sampai pada akhirnya siswa
tersebut menemukan penyelesaian.
3. Lokasi Penelitian dan Waktu
Lokasi penelitian ini di Sekolah Menengah Kejuruan
Muhammadiyah Salatiga, waktu penelitian ini dimulai sejak tanggal 1 juni
2013 sampai 28 juli 2013
4. Sumber data
Sumber data `dalam penelitian ini cara memperolehnya terbagi
atas dua sumber data yaitu:
a) Data Primer
Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiyono, 2011:225). Data primer ini yang
nantinya menjadi data utama peneliti untuk mendapatkan informasi
yang berkaitan dengan tema penelitian. Data primer ini berisi hasil
wawancara terhadap para informan kunci yang nantinya akan
memberikan keterangan yang berkaitan dengan penelitian.
Data primer yang didapat peneliti adalah nama-nama informan
sebagai konselor di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah
Salatiga sebagai berikut:
1. Bapak Drs. Muhammad Busri, M.pd (selaku kepala sekolah)
2. Bapak Rahmadi, S,Pd. (Selaku guru bimbingan konseling I)
3. Bapak Joko Wahyono, S.Pd. (Selaku guru bimbingan konseling II)
4. Bapak Suwarno, S.Pd. ( Selaku guru bimbingan konseling III)
5. Bapak Zumri, S.Pd. (Selaku guru bimbingan konseling IV)
6. Ibu Rukmiyati, S.Pd. (Selaku guru bimbingan konseling V )
7. Ahmad Nur Khamid (kelas X1 teknik permesinan I)
8. Andrean Dewa Saputra (kelas XI teknik permesinan 1)
9. Indra Aziz Maulana (kelas XII teknik permesinan II)
b) Data Sekunder
Data Sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen (Sugiyono, 2011:225). Data sekunder merupakan
sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data
sekunder umumnya berupa bukti,catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan.
Data sekunder yang didapat peneliti dari hasil penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Buku catatan bimbingan konseling (laporan konseling)
2. Arsip foto
Semua data sekunder tersebut adalah yang bersangkutan
dengan implementasi bimbingan konseling dalam pembentukan
karakter. Data ini dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar
valid,tidak hanya sekedar dibuat-buat oleh sipeneliti.
5. Prosedur Pengumpulan Data
a) Metode Interview atau Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara atau yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara atau yang menjawab pertanyaan.
Maksud mengadakan wawancara antara lain untuk mengontruksi
mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan,
kepedulian dan lain-lain kebulatan, merekontruksi kebulatan-kebulatan
demikian sebagai yang dialami masa lalu, memproyeksikan kebulatan-
kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang
akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi
yang diperoleh dari orang lain serta memperluas konstruksi yang
dikembangkan oleh peneliti (Meleong, 2009:187).
Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data atau
informasi yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti oleh
peneliti. Wawancara ini ditanyakan kepada pihak-pihak yang dianggap
tahu tentang informasi yang berkaitan dengan implementasi bimbingan
konseling dalam pembentukan karakter.
b) Metode Observasi
Metode observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara
sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki baik secara langsung
maupun tidak langsung (Hadi, 1989:136)
Dalam observasi ini peneliti melakukan pengamatan langsung
kepada konselor bimbingan konseling yang berada di lokasi penelitian
ketika melayani siswa-siswa yang melakukan bimbingan serta mencari
data-data yang sekiranya mendukung dalam penelitian.
c) Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen,yang artinya barang-
barang tertulis.Di dalam melakukan dokumentasi,peneliti menyelidiki
benda-benda seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen
rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi, 1998:51) . Dalam
metode dokumentasi peneliti berusaha mencari dokumen-dokumen
penting atau arsip-arsip yang sekiranya mendukung tentunya yang
berkaitan dengan penelitian.
6. Analisis Data
Dalam analisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis
dalam penelitian.Data harus diseleksi atas dasar reliabilitas dan
validitasnya (Subrata, 1995:85).Dalam penelitian ini analisis dilakukan
sebelum dan sesudah penelitian.
Adapun yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu analisis
kualitatif,yaitu dengan langkah-langkah:
a. Pengumpulan Data
Usaha yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi. Kualitas data ditentukan oleh
alat pengambilan data atau alat ukur. Jikalau alat pengambilan datanya
cukup variable dan valid, maka datanya cukup variable dan valid juga
(Ruandi dalam skripsi Indah Kurniati,2009:15). Hal ini bertujuan
untuk membuktikan bahwa penelitian ini penting untuk dikaji dan
diteliti serta diketahui keasliannya.
b. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, mengolomkan, mengarahkan, membuang yang tidak
perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga memperoleh
kesimpulan dan diverifikasi (Ekosusilo dalam skripsi Amin,2007:70).
Reduksi data ini berguna untuk meninjau kembali data-data yang
kurang atau data-data yang sekiranya tidak perlu dapat
dipertimbangkan kembali apakah data tersebut perlu tidak
dicantumkan dalam penulisan penelitian.
c. Penyajian Data
Penyajian data ini diatasi sebagai sekumpulan informasi yang
member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan
tindakan.Penyajian data diharapkan agar pembaca lebih cepat
memahami isi dalam penelitian ini.
d. Penarikan Kesimpulan
Kegiatan analisis selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau
verifikasi.Analisis yang dilakukan selama pengumpulan data dan
sesudah pengumpulan data digunakan untuk menarik
kesimpulan,sehingga dapat menemukan pola peristiwa yang terjadi.
Penarikan kesimpulan ini diharapkan agar dapat memberikan
gambaran umum secara singkat seluruh isi dalam penulisan penelitian.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini peneliti berusaha memperoleh keabsahan
temuannya. Teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan
tersebut yaitu teknik trianggulasi. Trianggulasi dilakukan dengan tujuan
untuk mengecek kembali data-data yang sudah terkumpul, agar tidak
terjadi salah memasukkan data yang terkumpul.
Trianggulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini terdiri
dari dua macam yaitu:
a) Trianggulasi sumber data
Trianggulasi sumber data dilakukan dengan cara
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh dari informan yang satu dengan informan
yang lain.
b) Trianggulasi metode
Trianggulasi metode dilakukan dengan cara mengecek derajat
kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan
data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data
dengan metode yang sama (Moleong, 2011:330-331). Trianggulasi
metode dilakukan untuk memperkuat trianggulasi data. Di dalam
keabsahan data ini untuk mengetahui hasil temuan ini benar-benar
hasil temuan sendiri dan bukan temuan orang lain ataupun tindakan
plagiat dari penelitian sebelumnya.
8. Tahap-Tahap Penelitian
NO NAMA
KEGIATAN KETERANGAN
1 Kegiatan
Administratif
Mengajukan proposal untuk
melakukan penelitian dari ketua STAIN
Salatiga kepada Kepala Sekolah SMK
Muhammadiyah Salatiga guna menyusun
pedoman wawancara dan kegiatan
administrasi lainnya.
2 Survei Awal Melakukan survei awal untuk
mengetahui gambaran umum tentang
sekolah dan menemui pihak Kepala
Sekolah yang akan dijadikan subyek
penelitian serta meminta ijin untuk
melakukan penelitian di tempat tersebut.
3 Penelitian Melakukan penelitian secara
langsung ke sekolah untuk memperoleh
data dengan cara melakukan interview
atau wawancara kepada pihak terkait
sebagai langkah awal pengumpulan data.
4 Verifikasi Melakukan verifikasi untuk
membuat kumpulan-kumpulan temuan
penelitian.
5 Laporan Penyusunan laporan untuk dijilid dan
dilaporkan
G. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan, meliputi : Latar belakang masalah, fokus penelitian,
tujuan penelitian, penegasan istilah,metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan
Bab II Kajian Pustaka, meliputi: Teori bimbingan konseling dan
pembentukan karakter
Bab III Paparan Data dan Temuan Penelitian
Bab IV Pembahasan, berisi tentang analisis data dari deskriptif penelitian
Bab V Penutup : kesimpulan dan saran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Bimbingan Konseling
1. Pengertian Bimbingan Konseling
Dilihat dari berbagai sumber akan dijumpai pengertian-pengertian yang berbeda
mengenai bimbingan dan konseling, tergantung dari jenis sumbernya yang
merumuskan pengertian tersebut. Perbedaan tersebut hanyalah perbedaan dari
sudut mana kita melihatny, selanjutnya akan diuraikan beberapa pengertian
mengenai bimbingan dan konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari kata
“guidance” yang artinya bantuan atau tuntunan, diartikan juga pertolongan
(Tohirin, 2007:16). Selanjutnya juga akan dibahas beberapa pengertian bimbingan
dan konseling.
Bimbingan adalah suatu pertolongan yang menuntun, hal ini memberikan
pengertian bahwa dalam keadaan menuntut, kewajiban pembimbing untuk
memberikan bimbingan secara aktif, yaitu memberikan arahan kepada yang
dibimbingnya baik untuk menghindari kesulitan ataupun persoalan-persoalan
yang dihadapi oleh individu (Walgito, 2010:4)
Bimbingan juga diartikan suatu proses memberikan bantuan kepada seseorang
atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh guru
pembimbing agar individu atau sekolompok individu menjadi pribadi yang
mandiri. Kemandirian yang menjadi tujuan usaha bimbingan ini mencakup lima
fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri, yaitu: mengenal
diri sendiri dan lingkungan sabagaimana adanya, menerima diri sendiri dan
lingkungan secara positif dan dinamis, mengambil keputusan, mengarahkan diri
sendiri, dan mewujudkan diri sendiri (Ketut, 2000:20)
Melihat beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dilihat dari
segi arti antara bimbingan dan konseling merupakan dua unsur yang memiliki
makna yang berbeda. Dilihat dari segi maksud, tujuan, dan unsur yang lain antara
bimbingan dan konseling adalah dua unsur yang sama yang saling mendukung
dan menguatkan antara yang satu dengan yang lainnya. Bimbingan merupakan
proses penyuluhan awal yang diberikan untuk individu sedangkan konseling
adalah proses lanjutan setelah bimbingan atau penyuluhan itu diberikan.
Bimbingan konseling diharapkan mampu ikut membentuk perilaku individu atau
kelompok yang baik. .
2. Tujuan Bimbingan Konseling di Sekolah
Bimbingan konseling memberikan manfaat yang besar dalam dunia pendidikan.
Tidak hanya berdiri sebagai sebuah layanan saja, akan tetapi bimbingan konseling
memang dibentuk untuk melengkapi sarana perwujudan tujuan pendidikan.
Layanan ini dimaksudkan juga untuk ikut membantu mewujudkan individu yang
berkompeten tidak dalam akademik saja akan tetapi sosial, emosional, atau
perkembangan lain juga selaras.
Sejalan dengan perkembangannya konsepsi bimbingan dan konseling, maka
tujuan dan bimbingan konseling pun mengalami perubahan, dari yang sederhana
sampai ke yang lebih komprehensif (Priyatno, 1999:112). Mengenai hal itu dapat
dinyatakan bahwa setiap orang beda dalam hal perumusan tujuan bimbingan
konseling dari waktu ke waktu akan tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama.
Selanjutnya dijelaskan dalam bukunya, Tohirin berpendapat bahwa tujuan dari
bimbingan konseling yaitu membentuk individu yang “kaffah” atau “insan kamil”
yakni sosok pribadi yang sehat baik rohani (mental atau psikis) dan jasmaninya
atau fisiknya (Tohirin 2007:37). Hal ini menunjukkan selain tujuan yang
dijelaskan dalam ilmu pendidikan umum, ternyata dalam hal agama pun tujuan
bimbingan konseling sangat penting.
Berikut tujuan bimbingan konseling dibagi atas dua kategori yaitu tujuan umum
bimbingan konseling dan tujuan khusus bimbingan konseling (Ketut, 2000:28).
Tujuan umun dan khusus itu adalah sebagai berikut:
a. Tujuan Umum
Sesuai dengan pengertian bimbingan dan konseling sebagai suatu
upaya membentuk perkembangan kepribadian siswa secara optimal, maka
secara umum layanan bimbingan konseling di tingkat sekolah menengah
pertama dan sekolah menengah atas haruslah dikaitkan dengan
pengembangan sumber daya manusia. Dalam rangka menjawab tantangan
kehidupan masa depan yaitu, adanya relevansi program pendidikan dengan
tuntutan dunia kerja atau adanya “link and match” (kaitan atau padanan),
maka secara umum layanan bimbingan konseling adalah membantu siswa
mengenal bakat, minat, dan kemampuannya, serta memilih, dan
menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan untuk merencanakan
karir yang sesuai dengan dunia kerja.
b. Tujuan Khusus
Secara khusus layanan bimbingan konseling bertujuan untuk
membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan
meliputi aspek pribadi sosial, belajar dan karir. Bimbingan pribadi sosial
dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi
sosial dalam mewujudkan pribadi yang takwa, mandiri dan bertanggung
jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas
perkembangan pendidikan. Bimbingan karir dimaksudkan untuk
mewujudkan pribadi kerja yang produktif.
1) Dalam Aspek Tugas Perkembangan Pribadi-Sosial layanan
bimbingan konseling membantu siswa agar:
a) Memiliki kesadaran diri
b) Dapat mengembangkan sikap positif
c) Membuat pilihan secara sehat
d) Mampu menghargai orang lain
e) Memiliki rasa tanggung jawab
f) Mengembangkan keterampilan hubungan pribadi
2) Dalam Aspek Tugas Perkembangan Belajar
Dalam aspek perkembangan belajar, layanan bimbingan
konseling membantu siswa agar:
a) Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar
secara efektif
b) Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan
c) Mampu belajar secara efektif
d) Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam
menghadapi evaluasi atau ujian
3) Dalam Aspek Tugas Perkembangan Karir
Dalam aspek perkembangan karir, penyusunan
perencanaan karir dan persiapan diri siswa untuk kehidupan
kerja banyak diperoleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan
yang berbasis dunia kerja (Ulifa, 2010:18). Perkembangan
karir dalam layanan bimbingan konseling membantu siswa
agar:
a) Mampu membentuk identitas karir
b) Mampu merencanakan masa depan
c) Dapat membentuk pola-pola karir
d) Mengenal keterampilan, kemampuan, dan minat
Tujuan di atas yang menjadi acuan sebuah layanan bimbingan konseling untuk
dapat memahami seberapa jauh layanan itu mampu memberikan kontribusi untuk
sebuak lembaga pendidikan serta mampu menilai seberapa jauh tingkat
keberhasilan sebuah layanan yang diadakan di sebuah lembaga pendidikan.
3. Fungsi Pelayanan Bimbingan Konseling di Sekolah
Fungsi bimbingan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan tertentu yang
mendukung atau mempunyai arti terhadap tujuan bimbingan. fungsi bimbingan
sering diartikan sebagai sifat bimbingan. Tujuan dan fundsi bimbingan berjalan
secara searah. Dalam bukunya Dewa Ketut Sukardi membagi fungsi tersebut
ditinjau dari segi sifatnya ada empat macam (Ketut, 2000:26). Beberapa fungsi
tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Fungsi Pencegahan (preventif)
Layanan bimbingan dapat berfungsi pencegahan artinya merupakan
usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan
ini layanan diberikan kepada siswa agar terhindar dari berbagai masalah
yang dapat menghambat perkembangannya.
b. Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh
pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengambangan siswa.
Menurut Tohirin (2007) pemahaman ini meliputi pemahaman tentang
klien, pemahaman tentang masalah klien dan pemahaman tentang
lingkungan.
c. Fungsi Perbaikan
Walaupun fungsi pemahaman dan pengembangan telah dilakukan,
namun mungkin saja, siswa masih menghadapi masalah-masalah tertentu.
Di siniah fungsi perbaikan itu berperan, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan terpecahkannya atau teratasinya
berbagai permasalahan yang dialami siswa.
d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang
diberikan dapat membantu para siswa dalam memelihara dan
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan
berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang positif dijaga agar
tetap baik dan mantap (Ketut, 2000:27)
Beberapa fungsi di atas yang diharapkan mampu memberikan layanan bimbingan
yang maksimal. Tujuan dan fungsi bimbingan konseling berjalan searah dan
saling mendukung kaitannya dalam peningkatan keberhasilan sebuah layanan.
Asas-asas di atas diharapkan secara langsung mengacu pada salah satu atau pada
beberapa fungsi itu, agar hasil yang hendak dicapai dapat dengan jelas
diidentifikasi dan dievaluasi.
4. Jenis Bimbingan Konseling
Sejahtera atau tidaknya seseorang tidak tergantung pada tepat tidaknya
pekerjaan atau pendidikannya, tetapi juga tergantung pada keadaan
pribadinya. Bimo Walgito dalam bukunya membagi jenis bimbingan
konseling dalam tiga macam, yaitu: Educational Guidance, Job Guidance,
dan Personal Guidance (Walgito, 2010:18). Penjelasan ketiga jenis
bimbingan itu adalah sebagai berikut:
a. Bimbingan Pendidikan (Educational Guidance)
Bimbingan pendidikan yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak
dalam bimbingan pendidikan dapat berupa informasi pendidikan, cara
belajar yang efektif, pemilihan jurusan, lanjutan sekolah, mengatasi
masalah belajar, mengembangkan kemampuan dan kesanggupan secara
optimal dalam pendidikan atau membantu agar para siswa dapat sukses
dalam belajar dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan
sekolah.
b. Bimbingan Pekerjaan
Bimbingan pekerjaan telah masuk sekolah dan setiap siswa di
sekolah lanjutan tingkat pertama dan atas menerima bimbingan karir.
Bimbingan karir sebagai proses bantuan kepada individu agar memperoleh
pemahaman diri dan dunia kerja agar ia mampu mengarahkan diri ke suatu
bidang kehidupan yang sesuai dan selaras dengan dirinya. Bimbingan jenis
ini sering disebut juga bimbingan karir. Bimbingan karir yaitu kegiatan
dan layanan bantuan kepada para siswa dengan tujuan untuk memperoleh
penyesuaian diri, pemahaman tentang dunia kerja dan pada akhirnya
mampu menentukan pilihan kerja dan menyusun perencanaan karir (Ulifa,
2010:15)
c. Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi merupakan bantuan kepada siswa untuk
mengembangkan hidup pribadinya, seperti motivasi, persepsi tentang diri,
gaya hidup, perkembangan nila-nilai moral atau agama dan sosial dalam
diri, kemampuan mengerti, dan menerima diri dan orang lain, serta
membantunya untuk memecahkan masalah-masalah pribadi yang
ditemuinya.
Pada umumnya orang memang membedakan bimbingan dan
konseling kedalam tiga macam tersebut, akan tetapi tidak terbatas pada
ketiga macam itu ada saja, masih ada jenis bimbingan yang lain, yaitu
bimbingan dalam lapangan sosial, misalnya bimbingan perkawinan,
kewarganegaraan, kesejahteraan keluarga, dan lain-lain (Walgito,
2010:19). Pekerjaan bimbingan dan konseling tidak dapat dilepaskan dari
hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan dan keadaan pribadi yang
bersangkutan, karena bagian yang satu selalu berhubungan dengan bagian
yang lain.
5. Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling
Prinsip adalah suatu komitmen yang harus dilakukan dalam sebuah
tindakan. Prinsip merupakan paduan hasil teoritik dan telaah lapangan
yang digunakan sabagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan
(Priyatno, 1999:218). Sebagai konselor baik didalam rumah maupun luar
terikat oleh prinsip-prinsip tersebut. Secara keseluruhan prinsip-prinsip
tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Bimbingan memberi perhatian utama dan sistematis terhadap
perkembangan pribadi setiap individu. Biasanya sekolah memusatkan
perhatian pada perkembangan intelektual terhalang. Guru tentu saja
memiliki tanggungjawab dalam bidang pengajaran, dan guru
bimbingan konseling telah memperhatikan perkembangan pribadi
anak.
b. Cara utama bimbingan dilaksanakan tergantung pada proses perilaku
individu. Hal ini disebabkan perhatian bimbingan terhadap
perkembangan pribadi.
c. Bimbingan berorientasi pada kerja sama antara konselor dan konseli
tanpa adanya paksaan.
d. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya.
e. Bimbingan didasarkan pada pengakuan terhadap martabat dan nilai
individu sebagai manusia, sama seperti hak individu itu untuk
menentukan pilihannya sendiri.
f. Bimbingan adalah proses pendidikan yang kontinu. Bimbingan tidak
dapat diberikan hanya sesaat untuk kemudian tidak ada kelanjutannya,
karena bimbingan adalah bagian dari keseluruhan proses pendidikan.
Oleh karena itu bimbingan harus terintegrasi secara utuh dengan
program-program sekolah secara keseluruhan. Semua prinsip lain akan
berarti jika bimbingan diberikan secara sistematis dan berkelanjutan,
sehingga memberikan dorongan untuk perkembangan mereka
sepanjang hidupnya.
Seorang konselor dimanapun berada harus berpegang teguh
terhadap prinsip-prinsip yang berlaku. Maknanya apabila bimbingan dan
konseling dilaksanakan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut,
berarti bukan bimbingan dan konseling dalam arti yang sebenarnya
(Tohirin, 2007:69). Diharapkan konselor memang bertanggungjawab
dengan tugas yang diembannya, baik ketika di sekolah atau di luar tetap
menyesuaikan dengan peraturan-peraturan yang berlaku, kaitannya dengan
pekerjaan sebagai konselor yang disandangnya. Hal ini tidaklah sulit jika
seorang konselor memang berkomitmen dalam pekerjaannya, mampu
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan aturan yang berlaku.
6. Asas-asas Bimbingan Konseling di Sekolah
Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional
sesuai dengan makna uraian tentang pemahaman, penanganan, dan
penyikapan (yang meliputi unsur-unsur kognisi, afeksi, dan perlakuan)
konselor terhadap kasus, pekerjaan profesional itu harus dilaksanakan
dengan mengikuti kaidah-kaidah yang menjamin efisien dan efektivitas
proses dan lain-lainnya. Kaidah-kaidah tersebut didasarkan atas tuntutan
keilmuan layanan di satu segi, dan tuntutan optimalisasi proses
penyelenggaraan di segi lain.
Dalam penyelenggaraan layanan bimbingan konseling kaidah-
kaidah tersebut dikenal dengan asas-asas bimbingan dan konseling, yaitu
ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan itu.
Apabila asas-asas itu dilaksanakan dengan baik sangat dapat diharapkan
proses pelayanan mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan,
sebaliknya, apabila asas-asas itu diabaikan atau dilanggar sangat
dikhawatirkan kegiatan yang terlaksana itu justru berlawanan dengan
tujuan bimbingan dan konseling (Priyatno, 1999 :114). Asas-asas tersebut
dimaksudkan dapat sepenuhnya dilakukan oleh konselor sebagai
perwujudan tugas konselor dalam mengemban tanggung jawabnya.
Di bawah ini akan dijelaskan beberapa asas-asas bimbingan
konseling yang di lakukan dalam proses pelayanan bimbingan. Asas-asas
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Asas kerahasiaan, yaitu segala sesuatu yang dibicarakan dengan klien
kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain, atau
lebih-lebih hal atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak
diketahui orang lain
b. Asas kesukarelaan, yaitu memberikan bantuan dengan tidak terpaksa,
atau dengan kata lain konselor memberikan bantuan dengan ikhlas.
c. Asas keterbukaan, yaitu masing-masing pihak berkenan membuka diri
untuk kepentingan pemecahan masalah individu dan bersedia
menerima saran-saran.
d. Asas kekinian, yaitu masalah individu yang ditangani ialah masalah-
masalah yang sedang dirasakan bukan masalah masa lampau, dan
bukan masalah yang akan datang.
e. Asas kemandirian, yaitu Pelayanan bimbingan dan konseling
bertujuan menjadikan si terbimbing dapat berdiri sendiri, tidak
tergantung pada orang lain.
f. Asas kegiatan, yaitu usaha bimbingan dan konseling tidak akan
memberikan buah yang berarti bila klien tidak melakukan sendiri
kegiatan dalam mencapai tujuan bimbingan konseling.
g. Asas kedinamisan, yaitu usaha pelayanan bimbingan dan konseling
menghendaki terjadinya perubahan pada diri klien, yaitu perubahan
tingkah laku ke arah yang lebih baik.
h. Asas keterpaduan, yaitu Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha
memadukan sebagai aspek kepribadian klien.
i. Asas kenormatifan, yaitu usaha bimbingan konseling tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.
j. Asas keahlian, yaitu Usaha bimbingan dan konseling perlu dilakukan
asas keahlian secara teratur dan sistematik dengan menggunakan
prosedur, teknik, dan alat yang memadai.
k. Asas alih tangan, yaitu jika konselor sudah mengerahkan segala
kemampuannya untuk membantu individu, namun individu yang
bersangkutan belum bisa terbantu sesuai dengan yang diharapkan,
maka konselor dapat mengirim nya ke petugas atau badan yang lebih
ahli.
l. Asas tutwuri handayani, yaitu asas ini menuntut agar pelayanan
bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan ketika klien punya
masalah saja dan menghadap konselor saja, namun di luar hubungan
proses bantuan bimbingan dan konseling pun hendaknya dirasakan
adanya manfaat pelayanan dan bimbingan konseling itu (Ketut,
2000:30)
Seorang konselor hendaknya selalu mengacu pada asas-asas di
atas, agar dalam melaksanakan tanggungjawab berkaitan dengan
pekerjaan yang diembannya lebih mudah. Konselor tidak dapat bekerja
dengan semaunya sendiri, hendaknya memperhatikan peraturan-
peraturan yang barkaitan dengan tugas konselor, termasuk memahami
asas-asas bimbingan konseling yang dijelaskan di atas. Jika seorang
konselor mampu memposisikan diri sebagai konselor yang baik, artinya
sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka konselor itu
bertanggungjawab dengan pekerjaan yang dipercayakan padanya.
Dijelaskan juga untuk menjadi pemecah masalah yang efektif dan bisa
dicontoh oleh klien, pembimbing atau konselor harus memulai dari diri
sendiri (ifda‟ bin nafsik) (Tohirin, 2007:95). Selain itu agar tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan dalam praktik pemberian layanan.
7. Potensi dan Peran Bimbingan Konseling di Sekolah
Saat ini keberadaan layanan bimbingan konseling di sekolah
tampak lebih baik dibanding era sebelumnya. Pengakuan ke arah layanan
bimbingan dan konseling sebagai suatu profesi sudah semakin mengkristal
terutama dari pemerintah dan kalangan profesi lainnya (Tohirin,
2007:257). Penyelenggaraan bimbingan konseling sangat memiliki peran
yang penting dalam dunia pendidikan. Bimbingan konseling ikut berperan
aktif dalam tercapainya tujuan pendidikan. Dengan layanan bimbingan
konseling, diharapkan sebuah lembaga pendidikan dapat membentuk
karakter siswa yang baik dan mewujudkan nilai-nilai edukatif yang
membangun. Selain itu bimbingan konseling juga tempat mencurahkan
segala keluh kesah yang mungkin begitu rumit dialami suatu individu.
Bimbingan konseling mengembangkan beberapa peran, utamanya
sebagai sebuah layanan. Bimbingan konseling juga memiliki potensi yang
mengarah ke pembentukan karakter kebangsaan yang sesuai dengan cita-
cita bangsa. Begitu pentingnya layanan bimbingan konseling yang mampu
ikut mewujudkan generasi penerus yang berkarakter.
Bimbingan konseling diharapkan mampu membantu anak didik
dalam membentuk wataknya sebagai jalan pembentukan kepribadian yang
bermartabat. Melihat peran dan potensi bimbingan konseling yang sangat
penting, maka sebaiknya sebuah lembaga pendidikan memang
memperhatikan secara khusus layanan ini. Diantara peran dan potensi
tersebut adalah sebagai berikut
a. Bimbingan konseling mendampingi siswa dalam perkembangan
belajar di sekolah
b. Bimbingan konseling membantu mereka mengenali diri mereka
c. Menentukan cita-cita dan tujuan hidupnya serta menyusun kerangka
tujuan-tujuan tersebut
d. Membantu menyelesaikan masalah yang mengganggu proses belajar
disekolah.(http://muawanah66.wordpress.com/2012/04/30/peran-
bimbingan-konseling-di-sekolah/)
Peran bimbingan konseling dianggap sebagai polisi sekolah.
Bimbingan konseling yang sebenarnya memiliki peran dalam
pemeliharaan pribadi siswa, ditempatkan dalam konteks tindakan-tindakan
yang menyangkut kedisiplinan siswa. Memanggil, memarahi, menghukum
adalah lebel yang dianggap muncul dari bimbingan konseling, dengan kata
lain, bimbingan konseling diposisikan sebagai musuh bagi siswa yang
bermasalah. Namun ketika merujuk pada fungsi-fungsi layanan bimbingan
konseling, peran bimbingan konseling sangat penting dan bukan lagi
tempat yang menakutkan bagi siswa.
8. Undang-undang yang berkenaan dengan layanan bimbingan
konseling di sekolah
Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian integral
dari sistem pendidikan kita demi mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
berbagai pelayanan bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka
seoptimal mungkin. Kehadiran bimbingan konseling di institusi pendidikan sudah
memiliki landasan yuridis formal dimana pemerintah telah menyediakan payung
hukum terhadap keberadaan bimbingan konseling di sekolah. Berikut
disampaikan peraturan-peraturan yang mendasari dan terkait langsung dengan
layanan bimbingan konseling di sekoLah. Tohirin (2007) juga menyebutkan
bahwa Merujuk pada Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Pasal I Ayat (I) “Pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Suasana belajar yang dimaksud adalah kondisi yang terjadi pada
diri klien yang menjalani proses konseling (Tohirin, 2007:105). Hal ini
menunjukkan bahwa dalam pemberian layanan seorang konselor
diharapkan mampu mewujudkan proses konseling yang efektif, sehingga
seorang konselor dituntut mampu menguasai keterampilan yang
mendukung profesinya. Pernyataan di atas diperkuat dengan Undang-
Undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Anwar,
2003:35)
Pasal I Ayat (6) “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan
Penjelasan di atas membuktikan bahwa pekerjaan sebagai konselor
memang dilindungi oleh peraturan hukum, dan tidak semata-mata pekerjaan biasa.
Secara umum tugas konselor sekolah adalah bertanggung jawab untuk
membimbing peserta didik secara individual sehingga memiliki kepribadian yang
matang dan mengenal potensi dirinya secara menyeluruh. Dengan demikian
diharapkan siswa tersebut mampu membuat keputusan terbaik untuk dirinya, baik
dalam memecahkan masalah mereka sendiri maupun dalam menetapkan karir
mereka dimasa yang akan datang ketika individu tersebut terjun di masyarakat.
Tugas konselor sekolah adalah menyelenggarakan pelayanan bimbingan yang
meliputi: bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan
belajar dan bidang bimbingan karir yang disesuaikan dengan tahap perkembangan
siswa.
B. Teori Pembentukan Karakter
1. Pengertian Pembentukan Karakter
Pembentukan adalah usaha yang telah terwujud sebagai hasil suatu tindakan.
Karakter berasal dari bahasa yunani yaitu ”kharrasein” yang berarti memahat atau
mengukir (to inscribe/to engrave), sedangkan dalam bahasa latin, karakter
bermakna membedakan tanda, sifat kejiwaan, tabiat, dan watak (Narwanti,
2011:1). Karakter adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri
seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan,
misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir
(Sjarkawi : 2006 ). Perilaku yang sudah terbentuk ke dalam suatu tindakan yang
dilakukan manusia.
Dalam buku lain, dijelaskan karakter adalah merupakan struktur antropologis
manusia, di sanalah manusia menghayati kebebasan dan menghayati keterbatasan
dirinya (Koesoema : 2010). Melihat hal ini karakter bukan sekedar tindakan saja,
melainkan merupakan suatu hasil dan proses. Untuk itu suatu pribadi diharapkan
semakin menghayati kebebasannya, sehingga ia dapat bertanggungjawab atas
tindakannya, baik untuk dirinya sendiri sebagai pribadi atau perkembangan
dengan orang lain dan hidupnya.
Juga dibahas lebih lanjut, karakter adalah evaluasi kualitas tahan lama suatu
individu tertentu atau disposisi untuk mengekspresikan perilaku dalam pola
tindakan yag konsisten diberbagai situasi (http://id.shvoong.com/social-
science/education/pengertian-karakter). Hal ini menunjukkan bahwa karakter
memang terbentuk karena pola tindakan yang berstruktur dan dilakukan berulang-
ulang.
Melihat penjabaran di atas, yang dimaksudkan penulis dalam hal pembentukan
karakter dalam penelitian ini yaitu bagaimana karakter atau perilaku yang baik
siswa terbentuk setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling sebagai wujud
penyelesaian masalah yang dihadapi. Karakter atau dengan kata lain dinamakan
akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang dan sifat itu
akan timbul disetiap ia bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah)
karena sudah menjadi budaya sehari-hari (Narwanti 2011:3). Sudah sangat jelas
sekali bahwa memang karakter membawa seseorang untuk membuktikan
kepadanya hasil dari perilaku yang dilakukan.
2. Tujuan Pembentukan Karakter
Dalam bukunya Narwanti menyebutkan bahwa dalam pembentukan karakter
bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,
bermoral, bertoleran, bergotog royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis,
berorientasi ilmu pengethauan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman
dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan pancasila (Narwanti,
2011:16)
Dalam kenyataannya, setiap individu yang terlibat dalam dunia pendidikan,
terlibat perjumpaan dengan orang lain, seperti para guru, karyawan, orang tua,
teman, masyarakat, dan lain-lain. Peristiwa perjumpaan ini sangatlah rentan
dengan konflik. Jika konflik ini muncul, bagaimanakah cara memecahkan
permasalahan ini? Jika seorang individu dapat mengasai dirinya dengan baik,
maka ia akan dapat menyelesaikan konflik itu dengan baik juga. Diambil
kesimpulan bahwa pembentukan karakter memang sangat penting.
Pembentukan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh,
kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong dan berjiwa
patriotik. Tujuan pembentukan karakter menurut Dharma Kesuma, Cepi Triatna
dan Johar Permana (2011:11) adalah:
a. Memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu
sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah
maupun setelah lulus sekolah
b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-
nilai yang dikembangkan sekolah
c. Membangun koreksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat
dalam memerankan tanggungjawab pendidikan karakter secara
bersama.
Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal,
yaitu: karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; kemandirian dan
tanggungjawab; kejujuran atau amanah, diplomatis; hormat dan santun;
dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong dan kerjasama; percaya diri
dan pekerja keras; kepemimpinan dan keadilan; baik dan rendah hati, dan
karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan(http://-ekonomi-
kompasiana.com/manajemen/2013/05/01-pentingnya pembentukan karakter-
5565160)
Pembentukan karakter yang baik, akan menghasilkan perilaku individu yang baik
pula. Pribadi yang selaras dan seimbang, serta dapat mempertanggungjawabkan
segala tindakan yang dilakukan. Dan tindakan itu diharapkan mampu membawa
individu ke arah yang labih baik dan kemajuan.
3. Faktor Pembentuk Karakter
Karakteristik siwa sabagai salah satu variabel dalam domain desain pembelajaran
akan memberikan dampak terhadap keefektifan belajar (Asri, 2004:17). Hal ini
membuktikan bahwa karakter tercermin dalam sebuah tindakan yang mampu
membantu individu belajar dengan efektif. Tindakan manusia pada umumnya
didasarkan pada dua keadaan yaitu keadaan sadar dan keadaan tidak sadar.
Tindakan sadar berarti bahwa manusia bertindak berdasarkan unsur kehendak atau
motif, sedangkan tindakan tidak sadar tidak mengandung unsur kehendak yang
pada umumnya disebabkan hilangnya salah satu faktor pendorong tindakan seperti
hilangnya akal (gila, koma, pingsan, tidur atau sejenisnya), atau hilangnya kendali
diri seperti gerakan reflek.
Jadi, karakter atau kepribadian seseorang hanya diukur dengan apa yang dia
lakukan berdasarkan tindakan sadarnya. Dengan demikian ,yang yang harus kita
perhatikan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan sadar tersebut.
Karakter tidak akan dapat berjalan tanpa adanya faktor didalamnya. Secara umum
faktor-faktor tersebut terbagi dalam dua kelompok yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
a. Faktor internal adalah kumpulan dari unsur kepribadian atau sifat
manusia yang secara bersamaan mempengaruhi perilaku manusia.
Faktor internal tersebut diantaranya :
1) Instink Biologis (Dorongan biologis) seperti makan, minum dan
hubungan biologis. Karakter seseorang sangat terlihat dari cara
dia memenuhi kebutuhan atau instink biologis ini. Contohnya
adalah sifat berlebihan dalam makan dan minum akan
mendorong pelakunya sersifat rakus/tamak. Seseorang yang
bisa mengendalikan kebutuhan biologisnya akan memiliki
karakter waro, zuhud dan qona‟ah yang membawanya kepada
karkater sederhana.
2) Kebutuhan psikologis seperti kebutuhan akan rasa aman,
penghargaan, penerimaan dan aktualisasi diri. Seperti orang
yang berlebihan dalam memenuhi rasa aman akan melahirkan
karakter penakut, orang yang berlebihan dalam memenuhi
kebutuhan penghargaan akan melahirkan karakter
sombong/angkuh dan lain-lain. Apabila seseorang mampu
mengendalikan kebutuhan psikologisnya, maka dia akan
memiliki karakter tawadhu dan rendah hati.
3) Kebutuhan pemikiran, yaitu kumpulan informasi yang
membentuk cara berfikir seseorang seperti isme, mitos, agama
yang masuk ke dalam benak seseorang akan mempengaruhi cara
berfikirnya yang selanjutnya mempengaruhi karakternya.
b. faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar diri manusia,
namun secara langsung mempengaruhi karakternya. Faktor eksternal
tersebut diantaranya faktor keluarga dalam membentuk karakter anak,
kemudian faktor sosial yang berkembang di masyarakat yang kemudian
disebut budaya, serta lingkungan pendidikan yang begitu banyak
menyita waktu pertumbuhan setiap orang, baik pendidikan formal
seperti sekolah atau pendidikan informal seperti media massa, media
elektronik atau masjid. http://blog2.tp.ac.id/ekahajarwati/pendidikan-
karakter/faktor-faktor-pembentuk-karakter/
Melihat faktor-faktor di atas, telah jelas sekali bahwa
memang dalam sebuah karakter tidak dapat tumbuh begitu saja, ada
banyak faktor yang melatarbelakangi adanya pembentukan karakter
tersebut. Faktor internal yakni yang berasal dari diri sendiri, misalnya
cara makan, cara berfikir, dan lain-lain. Faktor yang tidak kalah
pentingnya yaitu faktor keluarga, faktor tambahan yang ikut membantu
sebuah karakter anak terbentuk.
4. Fungsi Pembentukan Karakter
Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia, berbagai pelayanan
diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing pelayanan itu memberikan
manfaat. Pada hakekatnya adalah sebuah perjuangan bagi individu untuk
menghayati kebebasannya dalam relasi mereka dengan orang lain dan
lingkungannya, sehingga ia dapat semakin mengukuhkan dirinya sebagai pribadi
yang unik dan khas, serta memiliki integritas moral yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Beberapa fungsi pembentukan karakter menurut Narwanti (2011),
antara lain sebagai berikut:
a. Fungsi pengembangan,fungsi pengembangan potensi peserta didik
untuk menjadi pribadi berperilaku baik dan perilaku yang
mencerminkan perilaku dan budaya bangsa
b. Fungsi perbaikan,memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk
bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang
lebih bermartabat
c. Fungsi penyaringan,untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan
budaya bangsa orang lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan
karakter bangsa yang bermartabat (Narwanti, 2011:18).
Fungsi-fungsi di atas merupakan sebagian dari fungsi pembentukan
karakter dan masih banyak lagi fungsi yang lain. Sebagaimana yang lain,
dengan fungsi di atas diharapkan mampu membentuk karakter bangasa
yang bermartabat sesuai dengan cita-cita luhur bangsa, mewujudkan
manusia Indonesia yang mampu membawa nama baik bangsa menjadi
yang terbaik dan terdepan.
5. Dalil yang berkaitan dengan pembentukan karakter
Firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Qalam ayat 4 dijelaskan
tentang budi pekerti berikut ayatnya:
dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Atau dijelaskan juga dalam salah satu hadits Rasulullah, dari syarah hadits
Arba‟in sebagai berikut:
ان اهلل كتب الاحسان : عه أبي يعملى شداد به أوس عه رسول اهلل قال
على كل شيء فاذا قتلتم فأحسنوا القتلة واذا ذبحتم فأحسنوا الذبحة وليحد
(رواه مسلم)أحدكم شفرتو وليرح ذبيحتو
Abu Ya’la bin Syaddad bin Aus meriwayatkan dari nabi bahwa
Rasullullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, Allah telah
mewajibkan berbuat baik atas segala sesuatu. Maka jika kalian
(hendak ) membunuh (dengan alasan yang dibenarkan),
lakukanlah dengan baik, dan jika kalian menyembelih, lakukanlah
dengan baik pula. Hendaklah masing-masing dari kalian
menajamkan pisaunya dan membuat nyaman hewan
sembelihannya.” (Abu Sayyid, 2006:205)
Dari beberapa dalil di atas cukup menjelaskan bahwa karakter manusia senantiasa
diatur dalam Al-quran, ataupun sunnah –Nya. Hal itu
menandakan setiap perilaku yang dilakukan hendaknya sesuai dengan aturan
yang berlaku, Dalam hadits di atas dijelaskan tentang berbuat baik terhadap segala
sesuatu, Bimbingan konseling adalah layanan yang didalamnya terdapat unsur
tolong menolong dan berbuat baik dengan sesama diluar tanggungjawabnya
sebagai konselor, sehingga dapat memberikan manfaat baik bagi individu
itusendiri maupun orang lain yang berada di sekitar.
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data
1. Sejarah Singkat Sekolah
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan
menuntut untuk menciptakan tenaga yang terampil dan cekatan, dengan
tuntutan itu maka pimpinan daaerah Muhammadiyah Salatiga yang telah
memiliki lembaga pendidikan dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Muhammadiyah
berkeinginan mendirikan STM Muhammadiyah di Salatiga. Pada tahun
1991, STM Muhammadiyah resmi didirikan yang bertempat di Jl. KH.
Ahmad Dahlan tepatnya di kelurahan Sidorejo Lor, kecamatan Sidorejo,
dengan Surat Keputusan Depdikbud, Kanwil Provinsi Jawa Tengah No.
348/103/I/1991 dan NSS: 32 2036204004. Lokasi yang mempunyai luas
tanah 8.373 m2
dan luas bangunan 2.835 m2 pada saat itu baru memiliki 2
lokal yang terdiri dari jurusan listrik dan jurusan mesin. Kepala Sekolah
yang menjabat pada saat itu yaitu Dr. Agung Wibowo
Lima tahun kemudian pada tahun 1995 STM Muhammadiyah berkembang
dengan cepat dan memiliki 12 lokal dan 4 bengkel serta melaksanakan
akreditasi dengan hasil “terdaftar” menjadi “diakui” untuk semua jurusan.
Pada tahun 2008 STM/SMK Muhammadiyah Salatiga telah mempunyai
dua puluh lima lokal dan lima bengkel, dua laboratorium bahasa, satu
laboratorium komputer. Sekolah ini juga telah melaksanakan akreditasi
dengan hasil terakreditasi "B" untuk semua jurusan.
Sejalan dengan perkembangan zaman sampai sekarang STM
Muhammadiyah masih akif dan berkembang lebih maju di wilayah
Salatiga dan Kabupaten Semarang dan sekitarnya. Pada tahun 2009 sampai
dengan sekarang, STM/SMK Muhammadiyah telah mempunyai dua puluh
enam lokal yang terdiri dari dua jurusan garmen, tiga jurusan listrik dua
belas jurusan teknik pemesinan dan sembilan jurusan teknik otomotif.
Kepala Sekolah pada saat ini di jabat oleh Bapak Drs. Muhammad
Busri, M.Pd yang menggantikan Kepala Sekolah yang dulu Drs. Surono,
M.Pd. Ada beberapa alasan atau pertimbangan pendirian sekolah tersebut,
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Banyaknya lulusan SLTP di Salatiga dan sekitarnya yang ingin
melanjutkan pendidikan di Sekolah Teknologi Menengah (STM),
sedang STM yang sudah ada tidak lagi mampu menampung
b. Pesatnya perkembangan perindustrian di Salatiga dan sekitarnya,
memungkinkan banyaknya permintaan tenaga lulusan STM,
khususnya keikutsertaan Muhammadiyah mempersiapkan tenaga
terampil dalam rangka menyongsong era tinggal landas
c. Muhammadiyah telah menyelenggarakan serta mengelola 7 buah SMP
di kabupaten semarang dan kota madya Salatiga
d. Muhammadiyah sebagai organisasi/persyarikatan sosial keagamaan
yang salah satu amal usahanya adalahmengelola pendidikan, ikut
bertanggungjawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya
terhadap masa depan generasi muda, bangsa, dan negara
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pesatnya arus informasi yang menggiring kita ke dunia global, SMK
Muhammadiyah Salatiga mendapat tantangan yang cukup berat untuk bisa
berbicara di tingkat global. Oleh karena itu hendaknya senantiasa berusaha
memberikan pelayanan pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan
perkembangan zaman.
Nilai-nilai luhur yang tersurat dan tersirat di dalam Al-Quran dan
hadits, tidak boleh ditinggalkan, harus tetap kita kedepankan dalam rangka
mencerdaskan anak-anak bangsa. Dengan semangat Al-Quran dan
HaditsRasulullah, SMK Muhammadiyah Salatiga berusaha mengantarkan
peserta didik ke arah kemandirian untuk berpeluang secara optimal,
meningkatkan segenap potensi, intelegensi, emosi,spiritual, kreasi, dan
prestasinya.
2. Visi dan Misi Sekolah
Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga menempuh
bebrapa visi dan misi, visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Visi
Menciptakan tamatan unggulan yang berkualitas, inovatif,
islami, terampil dan mampu menjawab tuntutan zaman.
b. Misi
1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta profersionalisme
seluruh personil sekolah sesuai dengan profesinya.
2) Meyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas,
inovatif dan islami.
3) Mewujudkan IPTEK dan sumber daya manusia yang berakhlakhul
kharimah, terampil dan kompetitif dalam bidang keahliannya.
4) Menghasilkan tamatan yang berpotensi, handal dan bersifat
profesional serta mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan
kebutuhan kerja.
5) Membimbing peserta didik dan alumni dalam berwirausaha yang
kompetitif.
3. Tujuan Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah
Salatiga
Ada beberapa tujuan khusus pendidikan di Sekolah Menengah
Kejuruan Muhammadiyah Salatiga. Beberapa tujuan tersebaut adalah
sebagai berikut:
a. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
dan atau meluaskan pendidikan dasar
b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya
dan alam sekitar
c. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri
sejalan dengan perkembangan pengetahuan teknologi dan kesenian
d. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan
mengembangkan sikap profesional
4. Tujuan Sekolah
Beberapa tujuan khusus sekolah antara lain sebagai berikut:
a. Menghasilkan outcome yang berkepribadian, bertakwa dan
berakhlakul karimah
b. Menghasilkan tamatan yang memiliki keunggulan dalam
mengembangkan konsep teori dan praktek sesuai dengan program
keahliannya
c. Menghasilkan tamatan yang siap memasuki dunia kerja serta mampu
mengembangkan sikap profesional
d. Terciptanya jaringan kerja yang harmonis dengan instansi terkait
e. Terciptanya tamatan yang terampil, kompetitif, mandiri dan berjiwa
wirausaha
5. Program Keahlian di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah
Salatiga
Beberapa program keahlian yang di ajarkan di Sekolah Menengah
Kejuruan Muhammadiyah Salatiga antara lain sebagai berikut :
a. Teknik instalasi tenaga listrik
b. Teknik permesinan
c. Teknik otomotf
d. Teknik kendaraan ringan
e. Teknik garmen
6. Profil Sekolah
a. Nama Yayasan Penyelenggara Sekolah : MUHAMMADIYAH
NPWP : 02 254 041 5 505
000
Alamat
Jalan : Kauman no.32
Kelurahan : Sidorejo Lor
Kecamatan : Sidorejo
Kota : Salatiga
Provinsi : Jawa Tengah
Nomer Telepon : (0289) 313552
Kode Pos : 50714
Akte Pendirian
Nomor : 4073 /21
aen/7624/21a
Tanggal/Bulan/Tahun : 22 Agustus 1914
b. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah
Salatiga
Nomor Statistik Sekolah (NSS) : 322036204004
Nomor Pokok Sekolah Nasional : 20328458
Sertifiktat ISO : 9001:2008
c. Alamat Sekolah
Jalan : Kh. Ahmad Dahlan
Kelurahan : Sidorejo Lor
Klasifikasi geografis : Perkotaan
Kecamatan : Sidorejo
Kota : Salatiga
Provinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 50714
Kode Area/Nomor Telepon : (0298) 323645
Akses Internet : ada
Provider : TELKOM
E-mail :
smk_muhsala3@yahoo.co.id
Website :-
Status Sekolah :
Akreditasi Sekolah
Teknik permesinan : A
Teknik Kendaraan ringan : B
Teknik instalasi tenaga listrik : B
Teknik garmen : Sedang Proses
Akhir sertifikat berlaku : Tahun pelajaran
2015/2016
No/Tgl/Bln/Thn Akreditasi : no.......9 November
2010
d. Ijin Pendirian Sekolah
SK dari Muhammadiyah : No:A.1/207/PDM/II-
90
SK dari Kanwil depdikbud Prop.Jateng : No: 348/103/1/91
7. Data Guru dan Karyawan SMK Muhammadiyah Salatiga
Tabel 1
N
O
NAMA JABATAN
1 Drs. Muh. Busri,
M.Pd
Kepala Sekolah
2 Bambang Siswanto,
S.Pd
Guru/Waka Kurikulum
3 Suwarno, S.Pd Guru Bimbingan konseling
4 Zumri, S.Pd Guru BK dan Waka
Keislaman,Waka
Kemuhammadiyahan
5 Sardi, S.Pd Guru
6 Sisyono, S.Pd Guru
7 Rahmadi, S.Pd Guru Bimbingan Konseling
8 Dra. Asih Pujawati Guru
7 Risda Mila Shanti,
S.Pd
Guru
9 Suryono, S.Pd Guru
1
0
Drs. Muh. Khudhori Guru/Waka Kesiswaan
1
1
Sumindaryati, S.Pd Guru
1
2
Premono, S.Pd Guru
1
3
Surana, S.Pd Guru
1
4
Heni Sulistyowati,
S.Pd
Guru/ Ka Prog Permesinan
1
5
Mohammad Nurdin
ST
Guru/Waka Hub In
1
6
Karsini, S.Pd Guru
1
7
Istiyanatun Toyibah
ST
Guru/Ka Prog Kelistrikan
1
8
Sumarjono, S.Pdi Guru
1
9
Drs. Purwanto, B.sc Guru
2
0
Zamahsari, S.Pd Guru
2
1
Dian Andriyanto,
S.Pd
Guru
2
2
Drs. Amir Hafilin Guru
2
3
Supriyati, SE Guru
2
4
Misbakhul Mujib,
S.Pd
Guru
2
5
Ratna Tri H, S.Pd Guru
2 Henny Purnawan, Guru
6 S.Pd
2
7
Fajar Rosiati J, S.Pd Guru
2
8
Hardi Darmono, ST Guru
2
9
Martono, S.Pd Guru
3
0
Hari Supriyadi, S.Pd Guru
3
1
Joko Wahyono, S.Pd Guru Bimbingan Konseling
3
2
Drs. Haris
Prihantomo
Guru/Waka Sarpras
3
3
Dra. Sri Rejeki Guru
3
4
Endang Budi H,
S.Pd
Guru
3
5
Rukmiyati, S.Pd Guru Bimbingan Konseling
3
6
Sipta Novianto, ST Guru
3
7
Gunawan Akhyani,
S.Pd
Guru
3
8
Eko Budi C, S.Pd Guru
3
9
Pradtya Wisnu W,
S.Pd
Guru
4
0
Nanik Rakhmawati,
S.Pd
Guru/Ka Prog Garmen
4
1
Sunarti, S.Pd Guru
4
2
Nurul Aeni, S.Pdi Guru
4
3
Chaerul Anam, S.Pd Guru
4
4
Ani Indriyanti, S.Pd Guru
4 Sri Untari, S.Ag Guru
5
4
6
Tugini Guru
4
7
Chadzikul Fikri Guru
4
8
Syafiah Isnaini, S.Si Guru
4
9
Kurnia Setiawan, ST Guru
8. Visi dan Misi Bimbingan Konseling Di Sekolah Menengah Kejuruan
Salatiga
Visi : Membangun iklim Sekolah/Madrasah bagi kesuksesan seluruh
peserta didik
Misi : Memfasilitasi seluruh peserta didik memperoleh dan menguasai
kompetensi di bidang akademik, pribadi-sosial, karier berlandaskan
pada tata kehidupan etis normatif dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pelayanan bimbingan dan
konseling lebih difokuskan kepada upaya membantu konseli
mengokohkan pilihan dan pengembangan karier sejalan dengan bidang
vokasi yang menjadi pilihannya. Bimbingan karier (membangun soft
skills) dan bimbingan vokasional (membangun hard skilss) harus
dikembangkan sinergis, dan untuk itu diperlukan kolaborasi produktif
antara konselor dengan guru bidang studi/mata pelajaran/keterampilan
vokasional.
9. Program Pelayanan Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah
Kejuruan Salatiga
a. Jenis Program
1) Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di
sekolah/madrasah.
2) Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran
program tahunan.
3) Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran
program semesteran.
4) Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran
program bulanan.
5) Program Harian, yaitu program pelayanan konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program
harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk
satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung
(SATKUNG) konseling.
b. Penyusunan Program
1) Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan
peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi
instrumentasi.
2) Substansi program pelayanan konseling meliputi keempat bidang,
jenis layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran
pelayanan, dan volume/beban tugas konselor.
10. Struktur Organisasi Bimbingan Konseling
Tabel II
SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA
KEPALA
SEKOLAH
KOMITE SEKOLAH
TENAGA AHLI INSTANSI LAIN
WAKIL KEPALA SEKOLAH
TATA USAHA
WALI KELAS
KOORDINATOR BK
GURU MATA PELAJARAN
GURU PEMBIMBING
SISWA
Keterangan :
Hubungan Administratif
Hubungan Kerjasama atau Koordinasi
Hubungan Layanan
B. Data Informan
Dalam kesempatan kali ini penulis mengadakan wawancara dengan
beberapa narasumber yang telah memberikan informasi kepada penulis
berkenaan dengan judul penelitian yang diambil. Para informan tersebut
adalah beberapa konselor bimbingan konseling yang ada di Sekolah
Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga, sample dari murid kelas
dua dan kelas tiga yang pernah mendapatkan layanan di ruang bimbingan
konseling serta tidak lupa Kepala Sekolah yang turut andil dalam
mensukseskan tujuan kinerja layanan bimbingan konseling di sekolah ini.
Di bawah ini akan diuraikan data-data beberapa informan yang berkenan
memberikan informasi. Informan-informan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. MB,lahir pada tanggal 21 November 1965, beralamatkan di Jembrak
Rt 03/02. MB adalah guru SMK Muhammadiyah Salatiga sekaligus
menjabat sebaga Kepala Sekolah di sekolah itu. Mulai dari bangku SD
Semowo, MTs N Salatiga, MAN Suruh, SI di IAIN Walisongo, serta
menempuh gelar magister di UMS dengan progarm studi Pendidikan
Agama Islam. Indahnya keikhlasan dan mengucap syukur kepada Illahi
Rabbi, itulah motto hidupnya untuk meraih sukses. Semangat juang
yang tinggi untuk memajukan sekolah dengan harapan SMK
Muhammadiyah mampu berwawasan global dan mengedepankan
moral. Guru dari pasangan Bapak H. Komari dan Ibu Kosidah ini
sangat senang sekali dengan profesinya sebagai seorang guru, karena
menurutnya mendidik generasi masa depan adalah Art/seni. Tiada
yang sulit, dan segala hal akan menjadi lancar jika sudah terbiasa.
2. ZM, Lahir pada tanggal 15 September 1965, meskipun di usianya yang
sekarang, tetap aktif dan energik. Konselor bimbingan konseling yang
satu ini juga terkenal humoris, memiliki hobby yang sangat kompeten
yaitu bergelut dalam organisasi kemasyarakatan, dibuktikan dengan
aktif dalam beberapa organisasi, diantaranya Karang Taruna, LKMD,
BPD, PCM Tuntang dan sampai sekarang masih menjadi anggota DPD
PAN Kabupaten Semarang. Bapak yang suka banget maem sate
kambing dan minum es teler ini berpendapat bahwa kemudahan dunia
yang haqiqi adalah istri solekhah, dan sangat dilematis sekali dengan
kebrobokan moral pemuda. Mulai dari SD sampai dengan SMA
menghabiskan waktunya di Salatiga, di SD Candirejo 1, SMP 5
Salatiga, dan SMA PGRI Salatiga, kemudian melanjutkan studinya di
IKIP PGRI Semarang dengan program studi Fisika, setelah itu lanjut
lagi S1 di IKIP Wates lulus tahun 2010. Bapak dari dua bersaudra ini
menganggap bahwa tidak ada kata terlambat dalam belajar karena itu
kewajiban suatu muslim. Namun ketika menjadi konselor bimbingan
konseling di sekolah ini merasa sangat senang sekali ketika bisa
menjadi sahabat anak ketika mereka mengalami masalah/kesulitan.
Saat menjadi konselor sangat berkesan merasakan enjoy, rileks, dan
puas ketika mampu mengantar anak menuju keberhasilan. Beliau
berpesan untuk menjadi konselor tidaklah mudah, janganlah menjadi
yang ditakuti akan tetapi menjadi yang dicari dan disegani. “Better
Late than Never” semboyan itu yang menjadikan bapak ini
bersemangat dalam menjalani hari-harinya, lebih baik terlambat
daripada tidak sama sekali.
3. RK, Konselor yang sering dipanggil dengan bu Atik ini adalah satu-
satunya konselor perempuan di sekolah ini. Diawali sekolah dasar
Gondoriyo 1, kemudian melanjutkan SMP N 2 Todanan dan duduk di
bangku Sekolah Menengah Kejuruan 2 Blora. Konselor kelahiran
Blora pada tanggal 5 September 1984 ini adalah konselor yang paling
suka dengan yang namanya membaca. Konselor dari pasangan Ibu
Sugiyanti dan Bapak Suwadi ini berpendapat bahwa mengajar adalah
pekerjaan yang sangat mulia, suka mencoba sesuatu yang baru untuk
menemukan ide-ide fresh dan paling tidak suka yang namanya
membanding-bandingkan serta dibanding-dingkan. Jamur adalah
makanan yang menjadi favoritnya, dan juice alpukat minuman
kesukaannya. Sekarang tinggal di Perum Wisma Peni, salah satu
perumahan yang ada di daerah Salatiga. Sebelum menjadi konselor di
sekolah ini menempuh pendidikan di UKSW dengan program studi
yang sesuai dengan profesinya sekarang FKIP bimbingan konseling.
Dalam hal belajar, pendapatnya bilang menjadi orang sukses itu belum
cukup, kita harus menjadi orang yang berharga. Sebagai seorang guru
konselor inisangat mencintai anak-anak. Selama menjadi konselor BK
dia merasa terkadang anaklah yang menjadi guru dan mereka justru
bisa mengajarkan arti kehidupan yang sebenarnya. Konselor ini sangat
terkesan sekali ketika menjadi konselor, pasalnya dapat mengirim
pulang konseli dalam keadaan menyukai diri mereka lebih ketika ia
datang. Konselor yang satu ini juga terkenal dekat dan akrab dengan
anak-anak. Pada akhirnya hanya berpesan, guru yang biasa-biasa
memberitahu, guru yang bagus menerangkan, guru yang hebat
mendemonstrasikan, dan guru yang agung adalah guru yang bisa
memberikan inspirasi. Semangat..
4. SW, tidak jauh dengan teman seperjuangannya SW adalah konselor
yang aktif dalam berorganisasi, banyak sekali organisasi yang pernah
diikuti, diantaranya pernah menjadi ketua OSIS ketika duduk di
bangku sekolah, Ketua Ampi Kecamatan, WK DPP PAN, Ketua
LKMD, PNPM-MD, Ketua komite sekolah SD. Selain aktif dalam
berorganisasi, juga hobby banget dengan yang namanya olah raga
untuk kebugaran badannya. Bapak dari enam bersaudara ini lahir di
Salatiga pada tanggal 10 Oktober 1963 dan sekarang tinggal
dikediamannya Kalisari RT 4/3, Nyamat, Tengaran, menempuh studi
di bangku kuliah di IKIP dengan program studinya bimbingan
konseling. Hal itu menuai hasil dibuktikan dengan sekarang menjadi
guru bimbingan konseling di SMK Muh ini. Selain guru bimbingan
konseling adalah profesinya, di BK ini beliau dapat lebih membantu
orang lain dan memahami dirinya, bisa menjadi lebih sabar dan empati
tidak menggurui. Pengalaman yang paling menarik dari konselor yang
suka banget makan nasi tumpang dan minum teh hangat ini, ketika dia
mengemban tanggungjawab untuk menangani sebuah proyek dan
dananya kurang, sang istri lah yang memberi tombok dana, benar-
benar memberikan contoh keharmonisan dalam suka duka keluarga.
Diingkari partner adalah hal yang paling tidak disukainya. Selain itu
dia juga sekali yang namanya membaca, karena sekecil apapun yang
kita baca suatu saat pasti ada manfaatnya. Konselor ini mengatakan
tidak ada manusia yang tidak mempunyai masalah, setiap orang punya
masalah, hanya kualitasnya saja yang berbeda.
5. JW, lahir di Salatiga pada tanggal 6 Februari 1969. Bapak dari enam
bersaudara ini bertampat di desa Ujung-Ujung RT 2/1, Kecamatan
Pabelan Kabupaten Semarang. Konselor yang satu ini adalah konselor
yang murah senyum dan ramah. SW lulus dari SD N 2 Ujung-Ujung,
SMK Krida Dharma, SMK PGRI Salatiga, dan melanjutkan di
perguruan tinggi UKSW dengan program studi FKIP bimbingan
konseling. Berkumpul bersama keluarga adalah waktu yang paling
sukai. Banyak makanan yang dia suka akan tetapi sea food dan nasgor
adalah pilihannya, dan minumnya tetap air putih. Konselor yang
pernak menjadi ketua karang taruna di desanya ini mengambil arti
hidup dengan sangat dalam, hidup adalah perjuangan, jadi harus
diperjuangkan, hari ini juga harus lebih baik dari kemarin. Kesan
menjadi konselor yang dirasakan adalah beliau bisa menjadi lebih
sabar dalam memberikan pelayanan kepada konseli. Belajar tidak
mengenal apapun, “Belajarlah sampai ke negeri Cina” adalah kata
yang membuat termotivasi dalam belajar.
6. RH, Konselor yang satu ini adalah konselor yang sangat menyukai
hidup bersih dan sehat. Olah raga adalah kegiatan yang dirasa paling
mengasyikkan. RK adalah putra dari dua bersaudara dari Ibu Rusmi
dan Bapak Katimin. Bapak ini dilahirkan di Jawa Timur, tepatnya di
Pacitan 15 Januari 1960, akan tetapi sekarang tinggal di Salatiga,
tepatnya di Jl. Tirtonimo 4 Rekesan RT 3/3, Tegalrejo, Salatiga.
Sebelum menjadi konselor bimbingan konseling di SMK Muh, pernah
menempuh kulih di IKIP dengan program studi bimbingan konseling.
Bapak yang suka dengan makan dengan lauk sayur asem dan minum
teh ini ketika melayani anak sangat sabar dan empati sehingga benar-
benar mampu mengentaskan permasalahan anak. RK juga senang dan
terharu sekali ketika melihat anak didik yang belajar dengan penuh
semangat serta ikut bangga ketika melihat anak didiknya sukses
memasuki dunia kerja.
7. ADS, Anak yang terkenal pemalu ini dilahirkan di Semarang, tepatnya
tanggal 26 Maret. Sebelum memasuki SMK Muh belajar di SD N
Tukang dan SMP N 3 Pabelan. ADS memang pemalu akan tetapi jika
sudah kenal anaknya ramah dan humoris. Bermain sepak bola adalah
hobbynya setiap hari sampai bercita-cita ingin menjadi pemain sepak
bola terkenal di negeri ini. Anak yang pernah aktif dalam pramuka dan
pernah beberapa masuk serta mendapatkan layanan BK ini suka banget
yang namanya maem bakso. Menjadi orang yang sukses dan
membahagiakan kedua orang tua adalah keinginan dari anak dua
bersaudara ini. Anak dari Bapak Edy dan Ibu Ariyati ini di SMK Muh
mengambil jurusan MK (Mekanik Permesinan). Meski sering bolos,
anak ini suka yang namanya belajar. ADS menganggap bahwa belajar
adalah suatu kewajiban. Sampai saat ini dia masih tinggal dengan
keluarga di rumahnya tercinta Dusun Maliyan RT 1/3, Desa Tukang,
Kecamatan Pabelan. Anak yang suka memakai topi ini berpesan untuk
BK agar BK lebih aktif lagi mengoperasi siswa dan operasi itu
diadakan secara rutin untuk perkembangan layanan di BK juga untuk
perubahan perilaku kurang baik anak didik.
8. ANW, adalah salah satu dari siswa di SMK Muh yang pernah
mendapatkan layanan di bimbingan konseling. Anak yang dilahirkan
pada tanggal 1 Agustus dari Bapak Sunyamat dan Ibu Arisah ini
bertempat tinggal di Lopait RT 1/4, Tuntang, Kabupaten Semarang.
Anak yang memiliki senyum manis ini ingin seklai menjadi anak yang
berguna bagi bangsa dan negara juga agama. Nasi goreng dan susu
adalah makanan minuman kesukaannya. ANW pernah bersekolah di
SD Tuntang 3, MTs N Salatiga, dan sekarang duduk di kelas XI MP I
SMK Muhammadiyah Salatiga. Berkumpul dengan keluarga, teman,
dan saudara adalah suasana yang paling ia sukai. Semangatnya yang
tinggi dengan semboyan “Maju terus Pantang Mundur” bisa
mengantarnya menggapai cita-citanya untuk menjadi pengusaha yang
sukses. ANW adalah anak pertama dari 3 bersaudara, mengingat itu
dia berkeinginan setelah lulus berharap langsung bisa bekerja untuk
membantu orang tuanya menyekolahkan adik-adiknya. Jangan
menyerah sebelum cita-cita kita tercapai adalah semangat yang
diberikan untuk memotivasi dirinya sendiri dan teman-temannya.
9. IAM, adalah siswa dari SMK Muhammadiyah Salatiga yang pernah
mendapatkan layanan di bimbingan konseling dengan keinginannya
sendiri. IAM datang dengan maksud sharing ke konselor BK
berkenaan masalah yang ia hadapi dengan keluarganya. Tidak banyak
hal yang diutarakan anak ini, cita-cita nya untuk membahagiakan
orang tuanya adalah keinginan yang benar-benar ingin diwujudkan
setelah bekerja nanti. Dia ingin berusaha membalas jasa-jasa orang tua
yang telah sabar mendidiknya. Tersenyum, ramah dan supel adalah
motivasi untuk menjalani hari-harinya. Anak yang hobby banget
dengan FootSall ini berharap kelak dia akan menjadi pengusaha yang
sukses.
C. Temuan Penelitian
1. Bentuk Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah
Kejuruan Salatiga
Dalam pelaksanaan program layanan bimbingan konseling di
Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga, guru bimbingan konseling
menerapkan beberapa bentuk layanan yang diadakan di sekolah tersebut
guna pencapaian visi dan misi bimbingan konseling, Berkaitan dengan hal
itu bentuk-bentuk layanan ini antara lain mereka terapkan sebagai wujud
kontribusi layanan bimbingan kosseling terhadap tercapainya tujuan
sekolah. Para narasumber menjelaskan ada beberapa layanan yang
diadakan di sekolah ini. Mereka dengan penuh semangat memberikan
segala tenaga, fikiran, waktu, serta tanggung jawabnya sebagai konselor
untuk aktif dalam memberikan yang terbaik untuk layanan di bimbingan
konseling sekolah ini. Pernyataan-pernyataan mereka tidak jauh berbeda
mengenai hal layanan di sekolah ini. Layanan-layanan ini ada berbagai
macam dan bentuk, seperti pada awal penulis masuk untuk mencari data di
sekolah ini, RK mengungkapkan,
“Dalam pelaksanaannya kita memberikan layanan
kepada mereka untuk pemecahan masalah dan pembentukan
kepribadian. Layanan orientasi, penempatan atau penyaluran
konseling invidual konseling layanan konten, kelompok
konsultasi beberapa layanan tersebut
yang kita berikan kepada siswa untuk membantu
menyelesaikan masalah mereka.beberapa pendataan juga
dilakukan mulai data pribadi, inventoring lainnya untuk
mengetahui kasus dan mencari pemecahan masalahnya (dicari
dalam DCM), tapi kita lebih menekankan ke bimbingan karir
karena sekolah ini berbasis kejuruan.”
Dari pernyataan RK ada beberapa layanan yang bisa dilaksanakan
di sekolah ini. RK menjelaskan bahwa bimbingan karir adalah bimbingan
yang utama diberikan di sekolah ini mengingat bahwa sekolah ini berbasis
kejuruan, sangat dilematis sekali ketika nanti setelah lulus dari sekolah
mereka yang tidak dapat melanjutkan ke perguruuan tinggi akan
berpangku tangan. Menghindari hal ini maka bimbingan karir sangat
diperlukan dan kompeten. Pernyataan RK ini diperkuat dengan ungkapan
SW dan ZM yang menyatakan dengan mengatakan,
“Layanan bimbingan konseling yang sesungguhnya yaitu
layanan yang benar-benar dapat mengentaskan masalah-
masalah yang dialami siswa mbak, tidak jauh dari itu yang
tidak kalah pentingnya yaitu layanan bimbingan karir.”
Pernyataan dari narasumber ZM,
“Layanan bimbingan yang sesuai di lembaga sekolah
seperti ini ya seperti layanan bimbingan pribadi, bimbingan
sosial, dan juga bimbingan belajar mbak...sebagai contoh anak
tidak masuk selama 2-3 hari na....bimbingan konseling harus
segera mengambil tindakan. Yang sangat vital untuk diberikan
yaitu bimbingan karir karena basic dari sekolah ini adalah
kejuruan”
Dari pernyataan beberapa narasumber di atas yaitu menyimpulkan
bahwa banyak sekali yang mendapatkan layanan dari bimbingan konseling
adalah masalah-masalah pribadi yaitu masalah yang datang dari diri
sendiri atau masalah-masalah yang datang dari lingkungan sekolahnya
sendiri, akan tetapi sejauh ini yang memang diberikan secara khusus dari
bimbingan konseling di sekolah ini yaitu bimbingan karirnya mengingat
sekolah yang berbasis kejuruan dan ketika lulus segera akan memasuki
dunia kerja yang memerlukan pemahaman tersendiri. Pada dasarnya
semua layanan bimbingan adalah penting dan memerlukan penanganan
mulai dari masalah pribadi, sosial, belajar, dan lain-lain. Bimbingan karir
adalah layanan yang memamg diracik khusus untuk para siswa agar pasca
lulus mereka dapat menempatkan diri di dunia kerja dengan baik.
Beberapa informan lain juga menjelaskan,
“Bermacam-macam mbak, ada yang bentuknya itu
klasikal yaitu bentuknya di kelas seperti itu ada yang bentuknya
pribadi seperti itu nanti biasanya dipanggil perorangan karena
memang berbeda mbak antara bimbingan dan konseling
bimbingan diberikan dalam bentuk penyuluhan (preventif) dan
diberikan untuk kelompok sedangkan konseling biasanya lebih
privasi (kuratif).”
Bentuk-bentuk layanan yang diadakan di Sekolah Menengah
Kejuruan Muhammadiyah Salatiga, dari hasil wawancara peneliti dapat
memberikan beberapa macam bentuk-bentuk layanan yang di adakan di
sekolah tersebut, antara lain sebagai berikut:
1) Bimbingan belajar, berkenaan dengan permasalahan belajar yang
dihadapi siswa
2) Bimbingan pribadi/individual, berkenaan dengan permasalahan pribadi
siswa, masalah keluarga misalnya, dan sebagainya.
3) Bimbingan sosial/kelompok
4) Layanan orientasi pada saat pertama kali masuk
5) Penempatan atau penyaluran
6) Layanan konten
7) konsultasi
8) Layanan klasikal, pemberian informasi-informasi khusus
9) Bimbingan karir, berkenaan dengan layanan yang berkaitan dengan
karir atau pekerjaan dan bimbingan ini adalah bimbingan yag paling
kompeten di sekolah ini.
Dari keterangan di atas jelas bahwa beberapa bentuk layanan yang
diberikan kepada siswa di laksanakan untuk memberikan bantuan kepada
agar mampu mengikuti pembelajaran dengan baik juga beorientasi ke
depan setelah nantinya lulus dan memasuki dunia kerja. Para konselor
saling bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan siswa yang
terjadi. Setiap konselor memiliki jatah konseli yang berbeda-beda, akan
tetapi jika ada masalah yang benar-benar sulit mereka mengadakan
musyawarah bersama untuk memecahkan masalah yang telah dihadapi dan
usaha tindak lanjutnya.
2. Keterkaitan antara Layanan Bimbingan Konseling dengan
Pembentukan Karakter
Layanan bimbingan konseling diberikan untuk menyelesaikan
masalah-masalah atau problematika yang dihadapi siswa, selain itu
bimbingan konseling juga di arahkan dalam perubahan perilaku siswa
jangka lebih lanjut yaitu pembentukan karakter siswa. Karakter siswa yang
diinginkan suatu sekolah adalah karakter siswa yang baik karakter siswa
yang mengarah ke perubahan positif bagi kemajuan dan perkembangan
sekolah.
Bimbingan konseling hadir dalam ranah pendidikan diharapkan
mampu berkontribusi dalam perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih
baik lagi. Bimbingan konseling berpengaruh dngan pembentukan karakter
siswa, meskipun secara genetis karakter siswa merupakan unsur bawaan,
akan tetapi faktor lingkungan, teman dan sebagainya sangat berpengaruh,
seperti ungkapan SW dalam kesempatan wawancara dengan penulis,
“Karakter siswa di bimbingan konseling sebenarnya
sama mbak dengan diilmu lain di ilmu budaya, filsafat, orang
jawa yaitu yang penuh dengan kejujuran jadi jika orang sudah
mau jujur kan enak mbak..Jelas mbak, bimbingan konseling
memberikan layanan tujuan nya yaitu change behaviour ada
perubahan perilaku dan perubahan itu ke hal yang lebih positif
tentunya.”
Perubahan perilaku diharapkan setelah mereka mendapatkan
layanan di bimbingan konseling, change behaviour adalah kata yang
diungkapkan untuk menganalisakan hasil dari sebuah layanan bimbingan
konseling itu. Karakter yang mungkin secara bawaan itu dilihat kurang
baik, setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling berangsur-angsur
berubah menjadi lebih baik. Bererapa informan memberikan informasi
yang hampir relatif sama kaitannya dengan pemberian layanan sebagai
usaha yang ikut membentuk karakter siswa. Secara lebih lanjut ZM dan
RK menegaskan,
“Karakter siswa menurut saya yaitu sifat genetis bawaan
mbak,,,perform anak yang memang sudah menjadi bawaan dari
kita kecil atau bisa di sebut juga bandrol di mana sifat itu
nantinya dapat memberikan sifat yang khas yang di miliki siswa.
Tentu ada hubungannya mbak antara layanan bk dengan
karaketer mbak...bimbingan konseling di adakan di sekolah dan
dibutuhkan karena memang harapan ke depannya dapat
membawa perubahan yang positif mbak,dalam artian
bimbingan konseling dapat mengarahkan siswa, seperti orang
naik motor mbak, harus diarahkan agar benar jika tidak ada
arahannya orang yang suka naik motor bisa menjadi pembalap
liar nantinya”
“Karakter siswa adalah mereka yang berakhlakul
karimah, selain pandai dalam akademik juga kepribadiannya
baik. Dalam hal ini di sekolah ini muatan agamanya banyak.”
Dan RH menambahkan,
“Karakter siswa adalah mereka yang mau berubah ke
arah yang lebih baik lagi dengan keinginan mereka sendiri
bukan orang lain.”
Upaya-upaya dari bimbingan konseling diharapkan memang
mampu memberikan dampak yang besar bagi si konseli utamanya untuk
kemajuan dirinya dan tujuan sekolah juga. Atas dasar ini para konselor
bimbingan konseling harus berusaha keras dalam upaya mencapai visi
dan misi bimbingan konseling dengan lebih intensif lagi dalam hal
kinerja dan pelayanan.Si peneliti dapat menyimpulkan bahwa memang
layanan bimbingan konseling itu sangat ikut andil dalam pembentukan
karakter siswa. Karakter positif, sesuai dengan aturan-aturan dan kaidah
yang berlaku.
Tidak hanya penuturan dari konselor-konselor yang bertugas
melayani siswa-siswa yang rumit dengan segala permasalahannya, untuk
mengetahui apakah suatu layanan itu penting untuk memberikan
perubahan perilaku, penulis mengambil sample pernyataan dari siswa-
siswa yang pernah mendapatkan layanan di bimbingan konseling, berikut
pernyataannya,
IAM berkata, “Setelah saya sharing di BK saya jadi lega
perasaane dan dapat solusi bagaimana harus bertindak dan
perilaku saya menjadi baik dari sebelumnya.”
ANW menegaskan,“Setelah saya sharing di BK saya jadi
lega perasaane dan dapat solusi bagaimana harus bertindak,
sadar juga Bu bahwa yang saya lakukan ternyata salah dan
tidak pantas dilakukan seorang peserta didik.”
Dan ADS “Ada Bu, saya menjadi lebih baik dari
sebelumnya karena banyak saran dari guru-guru
BK.”menambahkan, “
Dari beberapa pernyataan di atas sangat jelas sekali, selain dari
para konselor bimbingan konseling, dari penuturan siswa yang pasca
mendapatkan layanan bimbingan konseling pun juga merasa bahwa
memang layanan yang di berikan bimbingan konseling sangat bermanfaat
sekali bagi perubahan perilaku mereka dan pembentukan karakternya.
Hal ini secara langsung dapat dirasakan serta mengalami perubahan.
Siswa pun menyatakan bahwa semua konselor yang ada di sekolah ini
bersifat ngemong dan sabar, sehingga mereka juga merasa nyaman untuk
berkomunikasi berkenaan dengan permasalahannya.
3. Langkah-langkah Layanan Bimbingan Konseling dalam Membentuk
Karakter Siswa
Kemajuan sebuah layanan bimbingan konseling tidak terlepas dari
kerjasama antara guru bimbingan konseling, guru kelas, kepala sekolah,
karyawan atau semua pihak sekolah yang terlibat dalam situasi baik
kondisi saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Namun orang
tua/wali juga ikut mendukung lancarnya sebuah layanan bimbingan
konseling berlangsung. Berkaitan dengan pembentukan karakter siswa,
layanan bimbingan konseling memang ikut berkontribusi, Tidak hanya
sekedar menyelesaikan permasalahan siswa, akan tetapi bimbingan
konseling hadir untuk membentuk karakter siwa yang baik.
Beberapa langkah-langkah bimbingan konseling dalam
pembentukan karakter siswa yang didapat dari responden, Beberapa
penuturannya adalah sebagai berikut:
SW berkata, “yang pertama yang kita lakukan dalam
pemberian layanan yaitu planing, kita juga mempunyai
DCM/data catatan masalah kemudian baru melakukan eksekusi
yaitu bimbingan apa yang hendak diberikan baru evaluasi dan
tindal lanjut mau di alih tangan kasus apa tidak begitu.”
ZM menjelaskan “Banyak mbak, kita memberikan
beberapa layanan untuk mereka, seperti pada awal masuk,
layanan orientasi, layanan penempatan dan penyaluran,
penanganan kontens, konseling kelompok, konseling individual,
layanan klasikal dan layanan informasi-informasi lainnya.”
RK menambahkan, “Dalam pelaksanaannya kita
memberikan layanan kepada mereka untuk pemecahan masalah
dan pembentukan kepribadian. Layanan orientasi, penempatan
atau penyaluran konseling invidual konseling layanan
konten,kelompok konsultasi beberapa layanan tersebut
yang kita berikan kepada siswa untuk membantu
menyelesaikan masalah mereka.beberapa pendataan juga
dilakukan mulai data pribadi, inventoring lainnya untuk
mengetahui kasus dan mencari pemecahan masalahnya (dicari
dalam DCM)”
Dari hasil wawancara peneliti dapat memberikan langkah-langkah
yang dilakukan layanan bimbingan konseling sebagai sebuah layanan yang
ikut membantu pembentukan karakter siswa, langkah-langkah itu adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan penyuluhan kelompok sebagai wujud tindakan preventif
atau pencegahan pra siswa melakukan penyimpangan
2. Planing atau tahap perencanaan yaitu berupa pendataan siswa-siswa
bermasalah yang dicatat dalam DCM (daftar catatan masalah)
3. Eksekusi yaitu memanggil siswa–siswa yang bermasalah untuk
diberikan layanan bimbingan termasuk bimbingan kuratif yaitu
bimbingan pasca siswa mendapatkan permasalahan
4. Mendatangkan orang tua jika memang itu diperlukan untuk ikut
membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi
5. Proses evaluasi dan tindak lanjut yaitu mengamati permasalahan itu,
sampai mana penyelesaian nya atau studi kasus
6. Konferensi kasus, jika permasalahan sudah terlalu parah dan berat
Data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara di atas
memberikan pengertian bahwa layanan bimbingan konseling memberikan
banyak sumbangan untuk penyelesaian permasalahan siswa juga
pembentukan karakternya. Bimbingan konseling tidak perlu ditanyakan
lagi pengaruhnya di dunia pendidikan dan di lembaga sekolah. Bimbingan
konseling mampu membuktikan kinerja mereka maksimal dan menuai
hasil yang memuaskan.
4. Hambatan-hambatan yang dilalui oleh Bimbingan Konseling dalam
Membentuk Karakter Siswa
Dalam upaya mensuksesan visi dan misi dari bimbingan konseling
di sekolah banyak sekali kesulitan atau hambatan-hambatan yang dialami,
sehingga di dalam melaksanakan kinerjanya bimbingan konseling
upayanya dalam pembentukan karakter siswa menjadi terganggu.
Gangguan-gangguan itu datang tidak hanya dari pihak guru, konseli,
bahkan orang tuanya terkadang tidak ikut membantu menyelesaikan
permasalahan karena mereka sebagai orang tua justru terkadang
menyebabkan ketidakberhasilan kinerja bimbingan konseling. Berikut
penuturan para konselor menanggapi hambatan-hambatan yang mereka
alami sewaktu memberikan layanan, di bawah ini penuturan, ZM, SW,
RK, RH, dan JW
ZM menjelaskan,” Banyak sekali hal yang menghambat
kinerja kita ukung orang tua yang kurang, misalnya
ketidakharmonisan dalam keluarga, atau justru orang tua over
perhatian. Ada juga tidak sinkronnya antara pihak sekolah dan
pihak bimbingan konseling, kurang sinergisnya antara
kesiswaan dengan BK mbak,jadi memang perlu kerjasama
antara semua pihak agar layanan bimbingan konseling sesuai
dengan visi dan misinya yang selanjutnya peran wali kelas yang
kurang maksimal.”
SW berkata, “ada beberapa yang dialami sebagai
bentuk kesulitan, misalnya asas kesukarelaan siswa yang belum
terpenuhi, sedikit sekali siswa yang secara sendirinya datang
kepada pihak BK untuk mendapatkan layanan atau budaya
siswa untuk mengakui dirinya bersalah itu belum ada.”
RK menambahkan, “Yang namanya hambatan pasti ada
mbak, dari segi konseli, dari segi anak kurang adanya
kesepakatan, banyak guru yang kurang memahami peran aktif
sebenarnya BK di sekolah dan selanjutnya ada sebagian orang
tua yang bersikap melindungi anak dan merasa anaknya paling
benar.”
Dari beberapa responden, peneliti menemukan beberapa hambatan
yang dialami bimbingan konseling dalam memberikan layanannya
berkaitan dengan pembentukan karakter siswa antara lain:
a. Kurang sinergisnya antara guru bimbingan konseling dengan pihak
lain, waka kesiswaan, dan wali kelas
b. Daya dukung dan kerja sama orang tua yang kurang maksimal
c. Asas kesukarelaan yang belum terpenuhi
d. Asas kejujuran yang belum terpenuhi dan budaya anak yang tidak mau
mengakui kesalahannya.
Segala hambatan yang terjadi di atas mereka rasakan sebagai suatu hal
yang maklum dan wajar terjadi. Jalan yang tak selalu lurus itulah
peribahasanya, terkadang melewati hal-hal yang menyenangkan dan
terkadang juga merasakan hal-hal yang begitu sulit serta membutuhkan
pemikiran ekstra.
5. Alternatif Pemecahan Masalah Bimbingan Konseling dalam
Pembentukan Karakter Anak
Di dalam membentuk karakter siswa, banyak sekali permasalahan-
permasalahan yang dialami bimbingan konseling dalam memberikan
layanannya, akan tetapi dari permasalahan tersebut tidak membuat para
konselor putus asa justru sebaliknya, semangat memberikan pembenahan
agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Hambatan-hambatan yang
datang dihadapi konselor dengan lapang dada dan tanpa mengeluh
sedikitpun. Mereka tetap gigih dalam menjalankan kinerjanya.
ZM berkata, “Langkah-langkah yang dilakukan
misalnya kita melakukan home visit kunjungan ke rumah,
bersilaturrahim begitu, tahun berikutnya supaya bisa
memberdayakan lembaga yang ada seperti OSIS, kesiswaan,
wali kelas dan sebagainya baru nanti selanjutnya setelah tidak
bisa di tangani alih tangan ke kepsek.”
SW “Bisa dilakukan dengan koordinasi dengan orang
tua, sharing dengan sesama konselor dalam pemecahan
masalah, baru proses konseling.”
Sebanyak konselor yang ada di sekolah ini memang hampir
menuturkan hal yang sama ketika menjawab beberapa pertanyaan dari
penuls. Dari data di atas adalah beberapa alternatif pemecahan masalah
atau solusi yang diberikan responden dari hasil interview, peneliti
menulisnya sebagai berikut:
a. Menjalin kerjasama sama yang harmonis dengan pihak lain kesiswaan,
wali kelas, guru dan pihak lain yang terlibat dalam suatu lingkup
sekolah
b. Home visiting atau menjalin koordinasi yang baik dengan orang
tua/wali dalam hal bekerja sama membentuk karakter anak yang lebih
baik lagi
c. Sharing antara guru bimbingan konseling berkaitan problem-problem
yang dialami siswa
d. Peningkatan keaktifan konselor dalam penanganan suatu masalah
Alternatif pemecahan masalah di atas dimaksudkan agar hambatan-
hambatan yang dialami konselor sedikit bisa dikurangi dan mendapatkan
hasil kerja yang diharapkan. Hal itu akan dapat terwujud dengan kerja
sama semua warga sekolah tidak hanya fokus pada konselornya saja.
Peran aktif guru mata pelajaran, wali kelas, waka kesiswaan, serta semua
warga sekolah sangat mendukung lancarnya kinerja bimbingan konselling.
6. Tingkat Keberhasilan Layanan Bimbingan Konseling dalam
Menyelesaikan Masalah Siswa dan Pembentukan Karakternya
Layanan bimbingan konseling memberikan sumbangan yang besar
berkenaan dengan kinerjanya dalam keikutsertaannya membentuk karakter
siswa. Dari tahun ke tahun diharapkan layanan ini juga mengalami
perkembangan. Dalam pencapaian sebuah tujuan tentu memerlukan upaya
keras dalam menggapai tujuan itu. Untuk kemajuan layanan bimbingan
konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga ini, berikut penuturan
perkembangannya dan tingkat keberhasilannya,
ZM “Tingkat keberhasilan nya lumayan mbak..tapi
ketika BK ap lagi sebagai polisi sekolah agak menurun akan
tetapi hal itu sama sekali bukan menjadi hambatan terdepan BK
untuk tetap meningkatkan pelayanannya.”
SW menambahkan, “Jika di prosentase dalam bentuk
angka kita belum mencari akan tetapi dilihat dari segi praktek
karna memang kita bagroundnya kejuruan , maka dunia kerja
sangat diutamakan dibuktikan apabila sebuah industri
melakukan rekruitmen, user kita didik dan bangun akhirnya
menunjukkan perkembangan yang menurut saya sangat
memuaskan.”
Data diatas merupakan data yang diperoleh dari hasil interview
dengan responden, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
perkembangan layanan bimbingan konseling ini dari tahun ke tahun
mengalami kemajuan baik dalam hal karir, ataupun pembentukan karakter
yang lain. Dan harapan nya dari masa ke masa tetap berjalan lancar sesuai
dengan harapan yang diinginkan serta membawa perubahan ke arah yang
lebih baik lagi.
7. Perubahan Perilaku yang Terwujud sebagai Hasil dari Implementasi
Bimbingan Konseling
Sebuah layanan diberikan tentu menginginkan adanya perubahan
setelah proses layanan itu terjadi. Bimbingan konseling memberikan
berbagai bentuk layanan dengan harapan dapat memberikan perubahan
baik bagi siswa-siswa yang pernah mendapatkan layanan karena bentuk
permasalahan atau bagi perkembangan sekolah pada umumnya. Perubahan
perilaku diwujudkan sebagai dampak implementsi dari layanan bimbingan
konseling.
SW berkata, “Perubahan perilaku siswa ditunjukkan dengan
banyak hal, antara lain kita bisa melihatnya dengan perubahan
perilaku, bisa dilakukan juga wawancara ulang untuk memahami
nilai-nilai positif yang mereka dapat setelah mendapatkan layanan
bimbingan konseling. Siswa yang pada awalnya suka membolos
menjadi lebih disiplin, siswa yang tadinya banyak melakukan
penyimpangan jadi lebih baik dan teratur.”
Beberapa konselor memaparkan bahwa memang setiap individu
berbeda dalam menunjukkan hasilnya. Dari pernyataan-pernyataan di atas
sangat jelas sekali bahwa bimbingan konseling memberikan layanan yang
maksimal dan bekerja secara sungguh-sungguh untuk ikut berperan aktif
dalam menjalankan visi dan misinya, utamanya berkenaan dengan
pembentukan karakter positif pada peserta didik, sehingga dapat
bermanfaat bagi diri si peserta anak, orang tua, sekolah dan masyarakat
pada umumnya. ZM memberikan pendapatnya mengenai bgaimana anak
menunjukkan perubahan,
“Kita bisa melihatnya dari presensi siswa mbak juga aktifasi
siswa di kelas itu seperti apa serta mengamati perubahan
perilakunya tentunya.
Perilaku siswa yang berubah menandakan bahwa bimbingan
konseling berhasil dalam memberikan layanan. Meskipun beberapa
hambatan sempat dilalui akan tetapi tujuan untuk perubahan tingkah laku
dan pembentukan karakter yang baik tetap terlaksana dengan baik dan
lancar. IAM juga menambahkan dalam kesempatan bertemu dengan
peneliti,
“Setelah saya sharing di BK saya jadi lega perasaane dan dapat
solusi bagaimana harus bertindak dan perilaku saya menjadi baik
dari sebelumnya.”
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan Konseling yang diadakan di Sekolah
Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga
Bimbingan konseling adalah bentuk sebuah layanan yang diadakan di
sekolah-sekolah. Bimbingan konseling sangat berperan aktif dalam
perkembangan pendidikan di sekolah. Bimbingan konseling memberikan
kontribusinya dalam beberapa pelayanan yang diberikan kepada siswa agar
terwujud harapan yang diinginkan. Bimbingan konseling ikut membentuk
perilaku siswa yang semula kurang baik menjadi baik. Peningkatan dibidang
akademis, etika, dan budayanya.
Dalam perjalannya, bimbingan konseling memberikan pelayanannya
secara optimal, guna pencapaian visi dan misi yang hendak dicapai.
Bimbingan konseling juga mengalami beberapa hambatan dalam
melaksanakan kinerjanya, baik yang datang dari dalam sekolah, misalnya dari
konseli (siswa), guru, atau yang datang dari orang tua/wali. Hambatn-
hambatan ini dapat diselesaikan dengan baik, dalam perkembangannya
bimbingan konseling yang diadakan di Sekolah Kejuruan Muhammadiyah
Salatiga dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang cukup baik.
Bimbingan konseling memberikan beberapa bentuk layanan untuk
siswa guna perubahan perilaku atau pembentukan karakternya. Layanan itu
ada beberapa bentuk tergantung permasalahan siswa yang dihadapi.
Bimbingan konseling dalam memberikan layanan tidak asal melayani mereka,
akan tetapi melihat fokus masalah baru kemudian memberikan layanan apa
yang layak untuk diberikan. Khusus untuk mereka yang secara sukarela
datang ke bimbingan konseling disesuaikan juga. Penulis mengambil
kesimpulan sebagai berikut berkenaan dengan fokus layanan yang diadakan di
Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga. Layanan-layanan tersebut sebagai
berikut:
1. Layanan orientasi, layanan ini diberikan ketika pertama kali masuk di
sekolah, mereka diperkenalkan dengan sekolah, pengenalan terhadap
lingkungan sekolah yang mereka tempati, pengenalan terhadap keadaan
kelas mereka, pengenalan guru, karyawan serta semua pihak yang terlibat
atau ada di lingkungan sekolah yang akan mereka tempati. Layanan
orientasi dilakukan untuk membentuk pola perilaku siswa yang peka
terhadap lingkungan mereka. Kepekaan ini diharapkan agar mereka
mampu beradaptasi dengan baik dengan lingkungan mereka yang baru.
Mereka dapat memposisiskan diri mereka dengan baik dan tepat serta
sesuai dengan peraturan yang berlaku agar cita-cita ang diharapkan dapat
tercapai. Layanan yang pertama ini cukup memberikan bekal untuk
mereka dalam memasuki kondisi awal di sekolah.
2. Layanan individual, layanan ini diberikan kepada mereka setelah mereka
berkoherensi dengan lingkungan sekolah. Layanan yang kedua ini lebih
bersifat individu atau pribadi. Mereka yang mungkin sedang mengalami
permasalahan dengan dirinya baik itu masalah yang berkaitan dengan
sekolah atau di luar sekolah secara pribadi mendapatkan layanan ini.
Untuk mendapatkan layanan ini biasanya dilakukan dengan tiga cara,
pertama, mereka secara sukarela datang ke kantor bimbingan konseling
dan meminta solusi alternatif pemecahan masalah yang sedang ia hadapi.
Kedua, terkadang ada rujukan dari guru kela, mapel atau pihak lain yang
melaporkan siswa itu ke kaantor bimbingan untuk mendapatkan
bimbingan. Ketiga, pemanggilan anak, hal ini dilakukan oleh konselor atau
guru bimbingan konseling karena anak tersebut termasuk ke dalam siswa
yang bermasalah atau berada pada DCM (data catatan masalah) dan
seperlunya layak untuk dipanggil guna mendapatkan layanan serta
diberikan beberapa alternatif solusi pemecahan masalah yang sedang
mereka alami. Asas kerahasiaan benar-benar harus dijaga. RK
menjelaskan,
“Satu hal yang memang perlu diperhatikan, baik konseli
maupun konselor harus menjunjung tinggi asas kerahasiaan
agar tercipta kepercayaan dan keterbukaan antara keduanya.”
3. Layanan Kelompok/Sosial, layanan ini diberikan dalam bentuk kelompok
misalnya, siswa diberikan bimbingan tentang bahaya rokok. Layanan ini
diberikan dalam jumlah kelompok sebagai upaya tindakan
preventif/pencegahan masalah sebelum dialami.
4. Layanan klasikal, layanan klasikal diberikan dengan cara memberikan
informasi yang lebih bersifat khusus, misalnya informasi yang benar-benar
dibutuhkan siswa, misalnya informasi tentang berbagai macam perguruan
tinggi dan orientasi bidangnya, biasanya dierikan dalam satu kelas
5. Layanan belajar, layanan ini adalah layanan yang pada umumnya
diberikan, semisalnya anak mengalami kesulitan dalam hal pembelajaran
maka, bimbingan konseling berperan sebagai agen yang menyalurkan
kesulitan belajar anak kepada guru yang menangani mapel tersebut.
6. Layanan bimbingan karir, layanan yang paling utama yang diberikan di
sekolah ini mengingat sekolah ini berbasis kejuruan, maka layanan
bimbingan karir sangat penting untuk diberikan kepada mereka apabila
memasuki dunia kerja setelah lulus, ketika banyak dari mereka yang tidak
bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, banyak dari mereka
dilematis dengan hal ini. Layanan bimbingan karir sangat baik diberikan
untuk bahan renungan ketika nanti mereka memasuki dunia kerja dan
mengaplikasikannya.
7. Konsultasi, layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain
dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
Konselor menerima pelayanan konsultasi bagi guru, orang tua, atau pihak
pimpinan Sekolah/Madrasah yang terkait dengan upaya membangun
kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para peserta
didik, menciptakan lingkungan Sekolah/Madrasah yang kondusif bagi
perkembangan peserta didik, melakukan referal, dan meningkatkan
kualitas program bimbingan dan konseling.
8. Penempatan atau penyaluran, layanan ini dikhususkan ke identifikasi
kebutuhan mereka, perkenalan terhadap bakat dan minatnya untuk
dikembangkan secara lanjut
9. Layanan penguasaan konten, layanan yang diberikan untuk lebih
mengenal pembelajaran.
Beberapa layanan di atas adalah layanan yang diberikan kepada
siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga yang bertujuan dapat
menyelesaikan segala permasalahan siswa sehingga dalam jangka
panjangnya dapat membentuk karakter siswa yang baik.
B. Keterkaitan Bimbingan Konseling dengan Pembentukan Karakter
Layanan bimbingan konseling diberikan untuk menyelesaikan
masalah-masalah atau problematika yang dihadapi siswa, selain itu
bimbingan konseling juga di arahkan dalam perubahan perilaku siswa jangka
lebih lanjut yaitu pembentukan karakter siswa. Karakter siswa yang
diinginkan suatu sekolah adalah karakter siswa yang baik karakter siswa yang
mengarah ke perubahan positif bagi kemajuan dan perkembangan sekolah.
Banyak sekali penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan siswa
dalam suatu lingkup sekolah yang terkadang merambah ke arah lingkungan
tempat tinggal mereka, tempat mereka bergaul. Hal semacam ini ditakutkan
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan olen semua pihak. Bimbingan konseling
hadir dalam pemberian layanannya untuk meminimalisir hal itu, memperbaiki
perilaku siswa yang tadinya menyimpang menjadi lebih baik lagi.
Bimbingan konseling hadir dalam ranah pendidikan diharapkan
mampu berkontribusi dalam perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik
lagi. Bimbingan konseling berpengaruh dngan pembentukan karakter siswa,
meskipun secara genetis karakter siswa merupakan unsur bawaan, akan tetapi
faktor lingkungan, teman dan sebagainya sangat berpengaruh. Bimbingan
konseling memberikan layanan-layanan yang sesuai dengan setiap
permasalahan yang dihadapi siswa untuk mendapatkan penyelesaian dan pada
akhirnya penyelesaian itu memberikan peluang kepada siswa untuk merubah
tingkah lakunya terwujud dalam pembentukan karakter atau watak khas yang
ada pada individu.
Bimbingan konseling memiliki fungsi perbaikan yaitu fungsi
bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau
teratasinya berbagai permasalahan yang dialami siswa. Hal ini juga sama
dengan pembentukan karakter yang juga memiliki fungsi perbaikan yaitu
membenahi karakter siswa yang pada akhirnya mewujudkan karakter yang
baik dan berpotensi sebagai peserta didik yang bermartabat.
C. Langkah-langkah Bimbingan Konseling dalam Pembentukan Karakter
Siswa
Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah
Salatiga memiliki beberapa upaya tersendiri untuk membentuk karakter siswa
di sekolah tersebut. Upaya-upaya ini dilakukan untuk memperbaiki perilaku
siswa yang menyimpang serta membentuk karakter peserta didik yang baik.
Beberapa upaya itu antara lain sebagai berikut:
1) Memberikan penyuluhan kelompok sebagai wujud tindakan
preventif atau pencegahan pra siswa melakukan penyimpangan
2) Planing atau tahap perencanaan yaitu berupa pendataan siswa-
siswa bermasalah yang dicatat dalam DCM (daftar catatan
masalah)
3) Eksekusi yaitu memanggil siswa–siswa yang bermasalah untuk
diberikan layanan bimbingan termasuk bimbingan kuratif yaitu
bimbingan pasca siswa mendapatkan permasalahan
4) Mendatangkan orang tua jika memang itu diperlukan untuk ikut
membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi
5) Proses evaluasi dan tindak lanjut yaitu mengamati permasalahan
itu, sampai mana penyelesaian nya atau studi kasus
6) Konferensi kasus, jika permasalahan sudah terlalu parah dan berat
D. Hambatan-hambatan yang dilalui Bimbingan Konseling dalam
Pembentukan Karakter
Bimbingan konseling dalam menjalankan tugasnya tidak terlepas dari
beberapa hambatan yang menjadi pelengkap dalam kinerjanya, akan tetapi hal
itu tidak mengurangi semangat para konselor dalam menjalankan tanggung
jawabnya.Konselor sangat aktif sekali dalam menangani setiap kasus yang
dihadapi oleh siswa. Hambatan-hambatan itu adalah sebagai berikut:
Pemberian layanan tidak semudah membalikkan telapak tangan ada
hal-hal yang terkadang menghambat pelaksanaan bimbingan konseling.
Hambatan-hambatan tersebut anatara lain sebagai berikut :
1) Kurang sinergisnya antara guru bimbingan konseling dengan pihak
lain, waka kesiswaan, dan wali kelas.Bimbingan konseling tidak
dapat bekerja dan berdiri sendiri tanpa adanya kerjasama yang
baik dengan semua pihak. Guru-guru yang kurang memahami
peran sebenarnya layanan bimbingan konseling yang diadakan di
sekolah, mereka menganggap bimbingan konseling adalah figur
polisi sekolah yang bertindak keras dan ditakuti siswa.
Pemahaman ini yang hendaknya dihilangkan, karena sebaliknya
bimbingan konseling hadir dalam bentuk dan kemasan yang
berbeda dari anggapan bimbingan konseling yang dahulu.
Bimbingan konseling lebih mementingkan upaya-upaya yang
bersifat menasehati, membangun, membantu, mengembangkan
minat dan bakat siswa yang sebenarnya ada. Berkaitan dengan hal
ini diharapkan antara bimbingan konseling dengan pihak lain lebih
sinergis dan meningkatkan hubungan kerjasama yang baik, agar
pembentuka karakter peserta didik yang sebenarnya terbentuk
tanpa adanya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan
mereka.
2) Daya dukung dan kerja sama orang tua yang kurang maksimal
Orang tua adalah pendukung anak dalam segala aktifitasnya.
Orang tua hendaknya memberikan motivasi, spirit kepada semua
anaknya dalam kehidupannya sehari-hari. Kaitanya dengan
layanan bimbingan konseling, terkadang ada dari sebagian orang
tua yang bersifat menutupi, menganggap anaknya selalu benar
dan tidak salah. Hal ini sama sekali tidak mendukung kinerja
bimbingan konseling dalam pembentukan karakter anak yang
baik. Orang tua dianjurkan selektif dalam menanggapi
permasalahan yang sedang dihadapi oleh anak-anaknya.
Ketidakharmonisan keluarga juga faktor anak melakukan
penyimpangan, yang perlu diketahui bahwa anak memerlukan
keadaan yang nyaman untuk mendukung aktifitas mereka.
Seperti ungkapan ZM,
“Terkadang banyak orang tua yang menutupi
kesalahan anak, merasa anaknya tidak bersalah dan
benar, sikap curang orang tua yang seperti ini yang
seharusnya dihilangkan karena tidak akan baik buat
perkembangan kepribadian anak.”
Hendaknya orang tua bersifat seimbang tidak terlalu over
protektif terhadap anak juga tidak melepaskan anak semaunya
sendiri. Keadaan seimbang ini yang diharapkan anak agar dalam
pencapaian tujuan berjalan dengan teratur.
3) Asas kesukarelaan yang belum terpenuhi
Asas kesukarelaan datang dari guru bimbingan konseling
atau konselor dan juga siswa sebagai konseli. Asas kesukarelaan
yang datang dari konselor adalah keikhlasan dalam meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran semaksimal mungkin untuk memberikan
alternatif pemecahan masalah yang dihadapi siswa, selain ini tugas
pokok yang berkenaan dengan tanggungjawab yang diembannya.
Seorang anak juga diharapkan ada keinginan sendiri datang ke
pihak konselor untuk memperoleh bimbingan, bersedia terbuka
mengingat mereka yang tidak dipanggil atau datang ke bimbingan
konseling belum tentu tidak punya masalah. Asas kesukarelaan
yang terpenuhi dapat memperlancar kinerja bimbingan konseling
dalam tugasnya.
4) Asas kejujuran yang belum terpenuhi dan budaya anak yang
tidak mau mengakui kesalahannya.Jujur adalah sifat yang khas,
akan tetapi tidak semua orang dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Jujur sangat sulit dilakukan bagi mereka
yang beranggapan bahwa dengan sebuah kejujuran kurang
memberikan manfaat bagi mereka. Kaitannya dengan pemberian
layanan bimbingan konseling, jika sifat jujur tidak bisa diterapkan
dalam pemecahan masalah mereka maka yang terjadi adalah solusi
pemecahan masalah yan sulit dicari. Budaya untuk mengakui
kesalahan diri sendiri ini juga masih kurang. Mereka beranggapan
bahwa ada orang lain dari kita yang lebih salah dari kita atau kita
merasa bahwa kita selalu benar. Kedua hal tersebut jika masih
ditanamkan kedalam diri kita, maka yang terjadi adalah kita akan
selalu mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan kita. Tidak
menemukan solusi masalah yang riil justru bisa menimbulkan
masalah yang baru.
E. Alternatif Pemecahan Masalah yang dilakukan Bimbingan Konseling
dalam Pembentukan Karakter
Bimbingan konseling menawarkan beberapa alternatif pemecahan masalah
yang dilakukan untuk memperlancar kinerjanya dalam mengemban tanggung
jawabnya sebagai konselor di sekolah yang ikut mewujudkan tercapainya
cita-cita sekolah. Beberapa alternatif itu sebagai berikut:
1) Menjalin kerjasama sama yang harmonis dengan pihak lain
kesiswaan, wali kelas, guru dan pihak lain yang terlibat dalam
suatu lingkup sekolah
2) Home visiting atau menjalin koordinasi yang baik dengan orant
tua/wali dalam hal bekerja sama membentuk karakter anak yang
lebih baik lagi. Konselor mendatangi rumah siswa dengan tujuan
menjalin kerjasama dengan orang tua siswa untuk mendapatkan
penyelesaian permasalahan yang dihadapi anak.
3) Sharing antara guru bimbingan konseling berkaitan problem-
problem yang dialami siswa. Kritik dan saran antara para konselor
agar dapat mendapatkan satu pemahaman tentang penyelesaian
masalah yang dihadapi.
4) Peningkatan keaktifan konselor dalam penanganan suatu masalah
F. Tingkat Keberhasilan Bimbingan Konseling dalam Pembentukan
Karakter Siswa
Layanan bimbingan konseling memberikan sumbangan yang besar
berkenaan dengan kinerjanya dalam keikutsertaannya membentuk karakter
siswa. Dari tahun ke tahun diharapkan layanan ini juga mengalami
perkembangan. Dalam pencapaian sebuah tujuan tentu memerlukan upaya
keras dalam menggapai tujuan itu. Untuk kemajuan layanan bimbingan
konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga
Bimbingan konseling yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan
Salatiga dari waktu ke waktu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal
ini dibuktikan dengan banyaknya permasalahan yang dapat dihadapi siswa
serta banyaknya lulusan yang tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi
akan tetapi bimbingan konseling di sekolah ini dapat menyalurkan atau
menempatkan peserta didiknya sesuai dengan profesi keahliannya.
G. Perubahan Perilaku Siswa setelah Mendapatkan Layanan Bimbingan
Konseling
Layanan bimbingan konseling diberikan dengan tujuan ada perubahan
perilaku atau change behaviour, layanan yang diadakan di sekolah sesuai
dengan ranahnya berkompeten untuk mengentaskan siswa dari segala
permasalahannya serta ikut andil dalam memperbaiki pola perilaku yang
kurang baik menjadi baik. Dalam suatu lingkup sekolah bimbingan konseling
sangat diharapkan mampu ikut mewujudkan cita-cita sekolah, meminimalisir
tingkat penyimpangan yang terjadi di sekolah. Pernyataan yang disampaikan
Kepala Sekolah dalam waktu wawancara yang diberikan kepada peneliti
MB menegaskan, “Perubahan perilaku yang
ditunjukkan siswa setelah mereka mendapatkan layanan sangat
banyak, dan mereka berperilaku jauh lebih baik dari
sebelumnya, pendampingan anak dalam kelancaran studi atau
prestasi itu sangat diperlukan dalam perkembangannya, saya
sebagai kepala sekolah berharap agar kedepannya layanan
bimbingan konseling ini lebih intensif lagi artinya tindak
lanjut dari penanganan kasus ini harus jelas mbak....ada juga
pemberian motivasi konseling jadi tidak sebatas sebuah
layanan saja.”
Pernyataan Kepala Sekolah tersebut membuktikan pentingnya sebuah
layanan bimbingan konseling diadakan disebuah lembaga sekolah. Dari uraian
di atas sangat jelas sekali bahwa layanan bimbingan konseling berperan aktif
untuk kemajuan bersama, tidak hanya membentuk siswa yang cerdas
akademisny, akan tetapi juga emosinya, mampu bersaing dengan
perkembangan zaman tanpa melakukan penyimpangan-penyimpangan yang
merugikan bagi dirinya, orang lain dan lingkungan. Pembentukan karakter
yang baik, positif, berakhlakul karimah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Permasalahan-permasalahan bisa dihadapi dengan jiwa yang lapang
seterusnya meraih masa depan dengan optimis.
Kepala sekolah akan berusaha ikut memikirkan hal-hal yag dibutuhkan
layanan bimbingan konseling di sekolah ini, meningkatkan sarana prasarana
yang dibutuhkan oleh bimbingan konseling dan lebih giat lagi mengawasi
kinerja layanan bimbingan konseling sebagai upaya untuk meningkatkan
kemajuan pendidikan di sekolah tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut berkenaan dengan
fokus layanan yang diadakan di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga dan
hasil perubahan perilaku dari implementasi layanan tersebut.
1. Bentuk layanan- layanan di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga adalah
Layanan orientasi, individual, kelompok, klasikal, belajar,
konsultasi, penempatan/penyaluran, penguasaan konten dan karir.
2. Hubungan antara bimbingan konseling dengan karakter sangat erat sekali
dan saling menguatkan
3. Langkah-langkah bimbingan konseling dalam pembentukan karakter
antara lain, memberikan penyuluhan kelompok, planing, eksekusi,
evaluasi dan mendatangkan orang tuanya.
4. Hambatan-hambatan yang dilalui antara lain, Kurang sinergisnya antara
guru bimbingan konseling dengan pihak lain, daya dukung dan kerja sama
orang tua yang kurang maksimal, asas kesukarelaan yang belum terpenuhi,
asas kejujuran yang belum terpenuhi dan budaya anak yang tidak mau
mengakui kesalahannya.
5. Alternatif pemecahan bimbingan konseling dalam pembentukan karakter
antara lain,kerjasama, home visiting, sharing, dan meningkatkan keaktifan
konselor.
6. Tingkat keberhasilan bimbingan konseling dalam pembentukan karakter
sangat bagus dibuktikan dengan banyaknya permasalahan yang dapat
ditangani dengan baik.
7. Bentuk Perubahan Perilaku
Bimbingan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga ikut
berperan aktif dalam pembentukan karakter siswa di sekolah tersebut
dalam bentuk aktifitas pemberian layanan.
B. Saran
Saran yang terkait dengan implementasi bimbingan konseling dalam
pembentukan karakter siswa antara lain:
1. Untuk Sekolah
Mampu meningkatkan kinerja layanan bimbingan konseling agar
lebih aktif dan intensif lagi juga mengembangkan kerja sama yang baik
antara beberapa pihak, guru bimbingan konseling, guru mapel, wali kelas,
kesiswaan, kepala sekolah atau semua pihak yang terlibat di dalam
lingkungan sekolah. Penyediaan sarana dan prasarana yang lebih lengkap.
2. Untuk Masyarakat
Masyarakat memahami tentang pentingnya sebuah layanan
bimbingan konseling dan memberikan kesadaran akan pentingnya
pendidikan untuk mengikuti perkembangan zaman serta pembentukan
karakter anak yang baik, dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan
berbangsa dan bernegara, membentuk generasi penerus bangsa yang
cerdas dan berkarakter.
DAFTAR PUSTAKA
An-Nawawi, Ibnu Daqiq, Abdurrahman, & Al- „Utsaimin. 2007. Syarah Hadits
Arba’in. Solo. Pustaka Arafah
Arifin, Anwar, 2003. Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Sisdiknas.
Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag
Budiningsih, Asri 2004. Pembelajaran Moral. Jakarta: Rineka Cipta
Corbin Juliet, Amselm Strausi, 2007. Dasar-Dasar Peneliti Kualitatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Fajri, Zulfa, (T.T). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Gantina, Eka, & Karsih. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta Barat: Indeks
Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset
http:// id. Shooving.com /social – science / education / pengertian –karakter
http://muawanah66. Wordpress.com/2012/04/30 peran-bimbingan-konseling-di-
sekolah
http://-ekonomi-kompasiana.com/manajemen2013/05/01-pentingnya
pembentukan karakter-5565160
John, Hasan. 1989. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia
Ketut, Dewa . Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Koesoema, Doni, 2010. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global. Jakarta: Grasindo
Lexsi, Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Munir, Abdullah, 2010. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Intan Madani
Priyatno dan Ermananti, 1999. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta
Rahma, Ulifa, 2010. Bimbingan Karir Siswa. Malang: Maliki Press
Skripsi Amin, 2010. Persepsi Santri tentang Karisma Kyai. STAIN Salatiga
Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: Bumi Aksara
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan
R&D.Bandung:Alfabeta
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. KBBI. Jakarta: Balai Pustaka
Tohirin, 2009. Bimbingan konseling di sekolah dan madrasah (berbasis
Integrasi). Jakarta: Rajawali Pers
Wahjoetomo. 1993Wajib Belajar Dasar 9 Tahun. Jakarta: Grasindo
Walgito, Bimo, 2010. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Andi
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA
Untuk Kepala Sekolah
IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
MUHAMMADIYAH SALATIGA
TAHUN AJARAN 2013
Nama :Drs Muhammad Busri, M.Pd
Hari/Tanggal: Senin, 15 Juli 2013
Tempat :Ruang Kepala Sekolah
Jam :10.17 WIB
1. Jabatan apakah yang anda pegang saat ini?
Jawab:
Kepala Sekolah saja
2. Menurut anda, bagaimana perkembangan layanan bimbingan konseling di
sekolah ini?
Jawab:
“Bimbingan konseling di sekolah itu sangat dibutuhkan dan sangat
penting mbak, pendampingan anak dalam kelancaran studi atau prestasi itu
sangat diperlukan dalam perkembangannya, saya sebagai kepala sekolah
berharap agar kedepannya layanan bimbingan konseling ini lebih intensif
lagi artinya tindak lanjut dari penanganan kasus ini harus jelas mbak....ada
juga pemberian motivasi konseling jadi tidak sebatas sebuah layanan saja”.
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA
Untuk Guru Bimbingan Konseling
IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
MUHAMMADIYAH SALATIGA
TAHUN AJARAN 2013
Nama :Zumri, S.Pd
Hari/Tanggal :Senin, 15 Juli 2013
Tempat :Ruang bimbingan koseling
Jam :09.30 WIB
1) Jabatan apakah yang anda pegang saat ini?
Jawab:
“Saya menjadi guru bimbingan konseling baru 2 tahun ini dan
untuk tahun ini saya juga mengemban tugas yang lain yaitu sebagai waka
keislaman dan waka kemuhammadiyahan mbak,”
2) Menurut anda, apakah yang dimaksud dengan layanan bimbingan
konseling?
Jawab:
“Layanan bimbingan yang sesuai di lembaga sekolah seperti ini ya
seperti layanan bimbingan pribadi, bimbingan sosial, dan juga bimbingan
belajar mbak...sebagai contoh anak tidak masuk selama 2-3 hari
na....bimbingan konseling harus segera mengambil tindakan. Yang sangat
vital untuk diberikan yaitu bimbingan karir karena basic dari sekolah ini
adalah kejuruan”
3) Menurut anda, apakah yang dimaksud karakter siswa?
Jawab:
“Karakter siswa menurut saya yaitu sifat genetis bawaan
mbak,,,perform anak yang memang sudah menjadi bawaan dari kita kecil
atau bisa di sebut juga bandrol di mana sifat itu nantinya dapat
memberikan sifat yang khas yang di miliki siswa.”
4) Menurut anda, apakah ada kaitannya antara pemberian layanan bimbingan
konseling dengan pembentukan karakter siswa?
Jawab:
“Tentu ada mbak...bimbingan konseling di adakan di sekolah dan
dibutuhkan karena memang harapan ke depannya dapat membawa
perubahan yang positif mbak,dalam artian bimbingan konseling dapat
mengarahkan siswa, seperti orang naik motor mbak, harus diarahkan agar
benar jika tidak ada arahannya orang yang suka naik motor bisa menjadi
pembalap liar nantinya.”
5) Menurut anda, bagaimana langkah-langkah yang dilakukan layanan
bimbingan konseling dalam membentuk karakter siswa?
Jawab:
“Bermacam-macam mbak,ada yang bentuknya itu klasikal yaitu
bentuknya di kelas seperti itu ada yang bentuknya pribadi seperti itu nanti
biasanya dipanggil perorangan karena memang berbeda mbak antara
bimbingan dan konseling bimbingan diberikan dalam bentuk penyuluhan
(preventif) dan diberikan untuk kelompok sedangkan konseling biasanya
lebih privasi (kuratif).”
6) Adakah hambatan layanan bimbingan konseling dalam menyelesaikan
problematika siswa dalam upaya pembentukan karakter iswa?
Jawab:
“Banyak sekali hal yang menghambat kinerja kita seperti daya
dukung orang tua yang kurang, misalnya ketidakharmonisan dalam
keluarga, atau justru orang tua over perhatian. Ada juga tidak sinkronnya
antara pihak sekolah dan pihak bimbingan konseling
Kurang sinergisnya antara kesiswaan dengan BK mbak,jadi
memang perlu kerjasama antara semua pihak agar layanan bimbingan
konseling sesuai dengan visi dan misinya yang selanjutnya peran wali
kelas yang kurang maksimal.”
7) Bagaimana mengatasi hambatan – hambatan yang berkaitan dengan
pembentukan karakter siswa?
Jawab:
“Langkah-langkahnya misalnya kita melakukan home visit
kunjungan ke rumah, bersilaturrahim begitu, tahun berikutnya supaya bisa
memberdayakan lembaga yang ada seperti OSIS, kesiswaan, wali kelas
dan sebagainya baru nanti selanjutnya setelah tidak bisa di tangani alih
tangan ke kepsek.”
8) Bagaimana tingkat keberhasilan layanan bimbingan konseling dalam
membentuk karakter siswa?
Jawab:
“Tingkat keberhasilan nya lumayan mbak..tapi ketika BK tidak di
anggap lagi sebagai polisi sekolah agak menurun akan tetapi hal itu sama
sekali bukan menjadi hambatan terdepan BK untuk tetap meningkatkan
pelayanannya.”
9) Bagaimana perilaku yang diwujudkan siswa setelah mendapatkan layanan
bimbingan konseling?
Jawab:
“Kita bisa melihatnya dari presensi siswa mbak juga aktifasi siswa di kelas
itu seperti apa serta mengamati perubahan perilakunya tentunya.”
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA
Untuk Guru Bimbingan Konseling
IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
MUHAMMADIYAH SALATIGA
TAHUN AJARAN 2013
Nama :Suwarno
Hari/Tanggal :Senin, 15 Juli 2013
Tempat : Ruang bimbingan konseling
Jam :11.30 WIB
1. Jabatan apakah yang anda pegang saat ini?
Jawab:
“Untuk tahun ini menjadi guru bimbingan konseling program
industri tapi tahun ajaran yang kemaren waka hubin.”
2. Menurut anda, apakah yang dimaksud layanan bimbingan konseling?
Jawab:
“Layanan bimbingan konseling yang sesungguhnya yaitu
layanan yang benar-benar dapat mengentaskan masalah-masalah yang
dialami siswa mbak, tidak jauh dari itu yang tidak kalah pentingnya
yaitu layanan bimbingan karir.”
3. Menurut anda, Apakah yang dimaksud karakter siswa?
Jawab:
“Karakter siswa di bimbingan konseling sebenarnya sama
mbak dengan diilmu lain di ilmu budaya, filsafat, orang jawa yaitu
yang penuh dengan kejujuran jadi jika orang sudah mau jujur kan enak
mbak..”
4. Menurut anda, apakah ada kaitannya antara pemberian layanan
bimbingan konseling dengan pembentukan karakter siswa?
Jawab:
“Jelas mbak, bimbingan konseling memberikan layanan tujuan
nya yaitu change behaviour ada perubahan perilaku dan perubahan itu
ke hal yang lebih positif tentunya.”
5. Menurut anda, bagaimana langkah-langkah layanan bimbingan
konseling dalam membentuk karakter siswa?
Jawab:
“yang pertama yang kita lakukan dalam pemberian layanan
yaitu planing, kita juga mempunyai DCM/data catatan masalah
kemudian baru melakukan eksekusi yaitu bimbingan apa yang hendak
diberikan baru evaluasi dan tindal lanjut mau di alih tangan kasus apa
tidak begitu,”
6. Adakah hambatan yang dialami layanan bimningan konseling dalam
menyelesaikan problematika siswa kaitannya dengan pembentukan
karakter?
Jawab:
“ada beberapa yang dialami sebagai bentuk kesulitan, misalnya
asas kesukarelaan siswa yang belum terpenuhi, sedikit sekali siswa
yang secara sendirinya datang kepada pihak BK untuk mendapatkan
layanan atau budaya siswa untuk mengakui dirinya bersalah itu belum
ada.”
7. Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan tersebut?
Jawab:
“Bisa dilakukan dengan koordinasi dengan orang tua, sharing
dengan sesama konselor dalam pemecahan masalah, baru proses
konseling.‟
8. Bagaimana tingkat keberhasilan layanan bimbingan konseling dalam
membentuk karakter siswa?
Jawab:
“Jika di prosentase dalam bentuk angka kita belum mencari
akan tetapi dilihat dari segi praktek karna memang kita bagroundnya
kejuruan , maka dunia kerja sangat diutamakan dibuktikan apabila
sebuah industri melakukan rekruitmen, user kita didik dan bangun
akhirnya menunjukkan perkembangan yang menurut saya sangat
memuaskan.”
9. Bagaimana perilaku yang diwujudkan siswa setelah mendapatkan
layanan bimbingan konseling?
Jawab:
“Perubahan perilaku siswa ditunjukkan dengan banyak hal,
antara lain kita bisa melihatnya dengan perubahan perilaku, bisa
dilakukan juga wawancara ulang untuk memahami nilai-nilai positif
yang mereka dapat setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling.
Siswa yang pada awalnya suka membolos menjadi lebih disiplin, siswa
yang tadinya banyak melakukan penyimpangan jadi lebih baik dan
teratur.
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA
Untuk Guru Bimbingan Konseling
IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
MUHAMMADIYAH SALATIGA
TAHUN AJARAN 2013
Nama :Joko Wahyono, S.Pd
Hari/Tanggal :Senin, 15 Juli 2013
Tempat :Depan kantor TU
Jam :08.30 WIB
1. Jabatan apakah yang anda pegang saat ini?
Jawab:
“Konselor Bk.”
2. Menurut anda, apakah yang dimaksud layanan bimbingan konseling?
Jawab:
“Ya layanan yang berorientasi, bimbingan karir, bimbingan
siswa, dan lain-lain”.
3. Menurut anda, Apakah yang dimaksud karakter siswa?
Jawab:
“mereka siswa yang mampu berdisiplin, jujur, bertanggung
jawab sesuai dengan aturan yang berlaku tingkahnya.”
4. Menurut anda, apakah ada kaitannya antara pemberian layanan
bimbingan konseling dengan pembentukan karakter siswa?
5. Menurut anda, bagaimana langkah-langkah layanan bimbingan
konseling dalam membentuk karakter siswa?
Jawab:
“ada, misalnya siswa yang awalnya sering terlambat sekolah
setelah dari BK jadi rajin dan disiplin”.
6. Adakah hambatan yang dialami layanan bimningan konseling dalam
menyelesaikan problematika siswa kaitannya dengan pembentukan
karakter?
Jawab:
“sementara ini lancar-lancar saja mbak.”
7. Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan tersebut?
Jawab:
-
8. Bagaimana tingkat keberhasilan layanan bimbingan konseling dalam
membentuk karakter siswa?
Jawab:
“Berhasil mbak sesuai dengan yang diharapka dan visi misi
juga terpenuhi jadi kita juga tambah semangat dalam hal pemberian
layanan.”
9. Bagaimana perilaku yang diwujudkan siswa setelah mendapatkan
layanan bimbingan konseling?
Jawab:
“Yang jelas siswa-siswa itu menandakan adanya perubahan
ke arah yang labih baik dari sebelumnya, begitu.”
“Home visit atau kunjungan keluarga, ya kita harus aktif
menjadi konselor kadang kta melakukan kiat-kiat, pendataan pribadi
DCM/ data cek masalah, atau inventoring-inventoring lainnya, studi
kasus dan yang terakhir konferensi kasus.”
1. Bagaimana tingkat keberhasilan layanan bimbingan konseling dalam
membentuk karakter siswa?
Jawab:
“Dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang lebih baik,
dari mulai konselor yang dari 2 orang menjadi lebih dan dari segi
layanan sangat bagus juga.”
2. Bagaimana perilaku yang diwujudkan siswa setelah mendapatkan
layanan bimbingan konseling?
Jawab:
“ Ada perubahan tingkah laku yang langsung bisa diamati
mbakmisalnya absensi tapi ada juga yang step by step karena
permasalahan orang kan beda-beda.”
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA
Untuk Guru Bimbingan Konseling
IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
MUHAMMADIYAH SALATIGA
TAHUN AJARAN 2013
Nama : Rukmiyati, S.Pd
Hari/Tanggal :Kamis, 18 juli 2013
Tempat :Ruang konseling
Jam :08.30 WIB
1. Jabatan apakah yang anda pegang saat ini?
Jawab:
“Guru bimbingan konseling.”
2. Menurut anda, apakah yang dimaksud layanan bimbingan konseling?
Jawab:
“Layanan yang diberikan kepada siswa yang memiliki
permasalahan yang variatif dan solusi pemecahannya .”
3. Menurut anda, Apakah yang dimaksud karakter siswa?
Jawab:
“ Karakter siswa adalah mereka yang berakhlakul karimah,
selain pandai dalam akademik juga kepribadiannya baik. Dalam hal
ini di sekolah ini muatan agamanya banyak.”
4. Menurut anda, apakah ada kaitannya antara pemberian layanan
bimbingan konseling dengan pembentukan karakter siswa?
Jawab:
“jelas ada, layanan diberikan untuk perubahan tingkah
laku/change behaviour.”
5. Menurut anda, bagaimana langkah-langkah layanan bimbingan
konseling dalam membentuk karakter siswa?
Jawab:
“dalam pelaksanaannya kita memberikan layanan kepada
mereka untuk pemecahan masalah dan pembentukan kepribadian.
Layanan orientasi, penempatan atau penyaluran konseling invidual
konseling layanan konten,kelompok konsultasi beberapa layanan
tersebut
yang kita berikan kepada siswa untuk membantu
menyelesaikan masalah mereka.beberapa pendataan juga dilakukan
mulai data pribadi, inventoring lainnya untuk mengetahui kasus dan
mencari pemecahan masalahnya (dicari dalam DCM)”
6. Adakah hambatan yang dialami layanan bimningan konseling dalam
menyelesaikan problematika siswa kaitannya dengan pembentukan
karakter?
Jawab:
“yang namanya hambatan pasti ada mbak, dari segi konseli,
dari segi anak kurang adanya kesepakatan, banyak guru yang kurang
memahamai peran aktif sebenarnya BK di sekolah dan selanjutnya
ada sebagian orang tua yang bersikap melindungi anak dan merasa
anaknya paling benar.”
7. Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan tersebut?
Jawab:
“yang pertama dilakukan yaitu home visit yaitu kunjungan
untuk keluarga dirumah.”
8. Bagaimana tingkat keberhasilan layanan bimbingan konseling dalam
membentuk karakter siswa?
Jawab:
“dari tahun ke tahun mengalami perkembangan baik dari segi
konselor-konselornya sendiri maupun layanannya.”
9. Bagaimana perilaku yang diwujudkan siswa setelah mendapatkan
layanan bimbingan?
Jawab:
“ya, e..ada perilaku perubahan anak yang bisa dilihat, sebagi
contohnya kita memberikan layanan mediasi pada anak. Seorang
anak ada yag bertengkar dengan temannya kita selalu menjadi
penengah karena kita menjadi konselor pada saat itu. ”
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA
Untuk Guru Bimbingan Konseling
IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
MUHAMMADIYAH SALATIGA
TAHUN AJARAN 2013
Nama :Rahmadi, S.Pd
Hari/Tanggal :Jumat, 19 Juli 2013
Tempat :Ruang konseling
Jam :08.30 WIB
1. Jabatan apakah yang anda pegang saat ini?
Jawab:
“Guru bimbingan konseling dan koordinator Bk.”
2. Menurut anda, apakah yang dimaksud layanan bimbingan konseling?
Jawab:
“Layanan yang dapat membimbing anak , mengarahkan anak,
untuk mengetahui bakat dan minatnya, sehingga kita faham mbak,
bagaimana kita mengembangkan bakat dan minat mereka, layananan
juga merupakan tempat untuk memberikan bimbingan kepada mereka
.”
3. Menurut anda, Apakah yang dimaksud karakter siswa?
Jawab:
“Karakter siswa adalah mereka yang mau berubah ke arah
yang lebih baik lagi dengan keinginan mereka sendiri bukan orang
lain .”
4. Menurut anda, apakah ada kaitannya antara pemberian layanan
bimbingan konseling dengan pembentukan karakter siswa?
Jawab:
“Ada mbak, layanan diberikan untuk memeperbaiki sikap
meskipun perubahan itu tidak instan mbak, butuh proses tergantung
tiap permasalahan yang dihadapi.”
5. Menurut anda, bagaimana langkah-langkah layanan bimbingan
konseling dalam membentuk karakter siswa?
Jawab:
“Banyak mbak, kita memberikan beberapa layanan untuk
mereka, seperti pada awal masuk, layanan orientasi, layanan
penempatan dan penyaluran, penanganan kontens, konseling
kelompok, konseling individual, layanan klasikal dan layanan
informasi-informasi lainnya.”
6. Adakah hambatan yang dialami layanan bimningan konseling dalam
menyelesaikan problematika siswa kaitannya dengan pembentukan
karakter?
Jawab:
“Pasti ada...terkadang datang dari orang tua, karena mayoritas
standar ekonomi menengah ke bawah dan maaf pendidikan yang
kurang kadang susah di ajak koordinasi dengan Bk terkadang
menyalahkan atau justru menganggap mereka itu paling benar, sikap
tidak jujur anak yang terkadang hal ini juga ikut menghambat.”
7. Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan tersebut?
Jawab:
“Banyak mbak....diadakan home visit, kunjungan dan sharing
kepada keluarga baru nanti setelah permasalahan yang biasanya
datang dari luar, lingkungan bergaul mereka yang rumit baru kita alih
kasuskan, masalah ini perlu ditangani beberapa pihak, wali kelas,
kepsek, dll.”
8. Bagaimana tingkat keberhasilan layanan bimbingan konseling dalam
membentuk karakter siswa?
Jawab:
“Bimbingan konseling tidak pernah mengenal gagal mbak,
dalam artian berusaha keras untuk meningkatkan pelayanannya, dan
perlu sabar juga, empati dalam menanggapi setiap permasalahan yang
ada.”
9. Bagaimana perilaku yang diwujudkan siswa setelah mendapatkan
layanan bimbingan?
Jawab:
“Dalam jangka pendek perubahan bisa dilihat, misalnya yang
dulu membolos jadi tidak tapi jangka panjangnya perlu waktu yang
lama untuk mengamati ini.”
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA
Untuk Siswa
IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
MUHAMMADIYAH SALATIGA
TAHUN AJARAN 2013
Nama :Indra Aziz Maulana
Hari/Tanggal :Selasa, 16 Juli 2013
Tempat :Ruang Konseling
Jam :10.00 WIB
1. Kapan anda pertama kali masuk di BK?
Jawab:
“Sejak kelas 2 bu, tapi saya tidak dipanggil memans pengen curhat
aja.”
2. Apa yang memotivasi anda masuk ke BK?
Jawab:
“hehe...ada masalah keluarga Bu..kadang ada masalah dengan
teman juga, pengen sharing di BK , soal pekerjaan juga kita dikasih yang
namanya bimbingan karir.”
3. Menurut pendapat anda, bagaimana layanan bimbingan konseling di
sekolah ini?
Jawab:
“Cukup baik Bu, konselor-konselornya baik dan sabar.”
4. Menurut anda, karakter siswa itu yang seperti apa?
Jawab:
“Menurut pendapat saya karakter siswa tidak membicarakan
keburukan orang lain di belakang kita Bu, .”
5. Apa yang anda rasakan setelah mandapatkan layanan dari BK?
Jawab:
“Setelah saya sharing di BK saya jadi lega perasaane dan dapat
solusi bagaimana harus bertindak dan perilaku saya menjadi baik dari
sebelumnya.”
6. Menurut pendapat anda apakah ada hubungannya antara karakter dengan
pemberian layanan bimbingan?
Jawab:
“Ada lah Bu, kan jika kita di BK gitu kita mendapakan masukan
tentang sikap kita jadi bisa memperbaikinya, dulu saya emosional
sekarang jadi lebih sabar.”
7. Adakah saran buat layanan BK di sekolah ini?
Jawab:
“Ya ada Bu, yang dipanggil tidak hanya siswa bermasalah saja,
tapi juga memberikan bimbingan kepada yang tidak bermasalah juga
karena yang tidak dipanggil belum tentu tida punya masalah Bu,serta
kedepannya kinerja layanan bimbingan konseling bisa lebih efektif lagi
dari sebelumnya, amin.. ”
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA
Untuk Siswa
IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
MUHAMMADIYAH SALATIGA
TAHUN AJARAN 2013
Nama :Ahmad Nur Wakhid
Hari/Tanggal :Kamis, 18 Juli 2013
Tempat :Masjid
Jam :09.30 WIB
1. Kapan anda pertama kali masuk di BK?
Jawab:
“Sejak kelas 1 bu, ”
2. Apa yang memotivasi anda masuk ke BK?
Jawab:
“hehe...ada masalah bu dan saya ikut tawuran kelompok dengan
sekolah lain.”
3. Menurut pendapat anda, bagaimana layanan bimbingan konseling di
sekolah ini?
Jawab:
“Cukup baik Bu, konselor-konselornya baik dan sabar, ramah-
ramah juga”
4. Menurut anda, karakter siswa itu yang seperti apa?
Jawab:
“Menghormati guru, taat pada tata tertib sekolah Bu,”
5. Apa yang anda rasakan setelah mandapatkan layanan dari BK?
Jawab:
“Setelah saya sharing di BK saya jadi lega perasaane dan dapat
solusi bagaimana harus bertindak, sadar juga Bu bahwa yang saya lakukan
ternyata salah dan tidak pantas dilakukan seorang peserta didik.”
6. Menurut pendapat anda apakah ada hubungannya antara karakter dengan
pemberian layanan bimbingan?
Jawab:
“Ada Bu, saya yang awalnya suka bolos dan tawuran sekarang
tidak lagi, jadi diperhatikan orang tua juga, kata orang tuaku sekarang saya
lebih sopan.”
7. Adakah saran buat layanan BK di sekolah ini?
Jawab:
“Ya ada Bu, konselornya sudah baik semua tapi dari segi ruangan
kalo bisa tidak digabung dengan ruang konseling, jadi ruang buat kantor
BK nya sendiri, konseling sendiri.”
135
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA
Untuk Siswa
IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
MUHAMMADIYAH SALATIGA
TAHUN AJARAN 2013
Nama :Ahmad Dewa Saputra
Hari/Tanggal :Kamis, 18 Juli 2013
Tempat :Masjid
Jam :09.30 WIB
1. Kapan anda pertama kali masuk di BK?
Jawab:
“Sejak kelas 1 bu, ”
2. Apa yang memotivasi anda masuk ke BK?
Jawab:
“Dipanggil ada masalah karena sering bolos dan ada masalah
dengan teman yang lain.”
3. Menurut pendapat anda, bagaimana layanan bimbingan konseling di
sekolah ini?
Jawab:
“Cukup baik Bu, penting juga supaya murid bisa lebih terpantau.”
4. Menurut anda, karakter siswa itu yang seperti apa?
Jawab:
136
“susuai dengan tata tertib.”
5. Apa yang anda rasakan setelah mandapatkan layanan dari BK?
Jawab:
“Saya mendapatkan solusi pemecahan masalah.”
6. Menurut pendapat anda apakah ada hubungannya antara karakter dengan
pemberian layanan bimbingan?
Jawab:
“Ada Bu, saya menjadi lebih baik dari sebelumnya karena banyak
saran dari guru-guru BK.”
7. Adakah saran buat layanan BK di sekolah ini?
Jawab:
“Ya ada Bu, dibuat aturan yang lebih ketat lagi.”
137
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :Mutiah Retna Widyaningsih
Tempat dan Tanggal Lahir :Semarang, 9 April 1989
Alamat :Gondang Rt 01/XI, Tawang, Susukan, Semarang
Pendidikan :
a. MI TAWANG II (2002)
b. MTS NEGERI SUSUKAN (2005)
c. SMA NEGERI 3 SALATIGA (2008)
d. S1 PAI STAIN SALATIGA (2013)
Salatiga, 1 Agustus 2013
Mutiah Retna W
Nim: 111 09 143
top related