indonesia pertambangan yang terdaftar di bursa …dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh andes,...
Post on 02-Feb-2021
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
PENGARUH INFLASI, KURS DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR
PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Oleh
M.AKBAR
105721104316
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020
-
ii
PENGARUH INFLASI, KURS DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR
PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
SKRIPSI
M.AKBAR
105721104316
Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.M,)
pada Program studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
Program Studi Manajemen
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
-
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur saya panjatkan pada Allah SWT atas terselesaikannya karya
ilmiah ini dengan baik dan lancar. Karya ilmiah ini kupersembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak H.Bahar dan Ibu HJ.Nuhaya, yang telah
memberikan seluruh cintanya kepadaku, yang tak pernah bosan memberikan
saya nasehat, bimbingan, dan semangat yang begitu besar. Terima kasih
karena selalu mendukung saya untuk mengejar impian saya. Terima kasih
karena telah menjaga saya dalam doa-doamu. Tanpa inspirasi, dorongan,
dan dukungan yang telah kalian berikan kepada saya, saya mungkin tidak
mampu untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.
2. Bapak dan Ibu dosen, khususnya kepada kedua dosen pembimbing yang
selama ini telah memberikan motivasi, dukungan dan meluangkan banyak
waktunya untuk mengajarkanku menyelesaikan karya ilmiah ini. Terima kasih
telah rela membagi waktunya untukku guna lulus tepat waktu. Terima kasih
atas segala bekal ilmu yang telah kalian bagikan tanpa pamrih, begitupun
dengan kritikan, tuntutan yang kalian berikan akan sangat bermanfaat bagi
saya.
3. Kepada teman-teman saya yang selalu memberikan banyak semangat,
bantuan, motivasi maupun dukungan dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
MOTTO HIDUP
Terasa sulit ketika aku merasa harus melakukan sesuatu. Tetapi, menjadi mudah
ketika aku menginginkannya
-
iv
-
v
-
vi
-
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana
Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkenan membantu dalam penelitian ini. Karena atas
bantuannya baik berupa ide, gagasan, materi maupun bantuan berupa spirit
mampu mendorong penulis untuk menyelesaikan penelitian dengan baik. Oleh
karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Kedua orang tua saya, bapak H.Bahar dan ibu HJ.Nuhaya yang telah
memberikan semangat, motivasi dan dukungan selama menempuh dan
menyelesaikan pendidikan ini.
2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universita
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
4. Bapak Dr. Ismail Badollahi, S.E., M.Si., Ak., CA CSP dan Bapak Alamsjah,
ST., S.E., M.M selaku dosen pembimbing yang telah membimbing mulai dari
persiapan dan selama penelitian sampai penyusunan skripsi ini.
5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu
dan pengetahuan serta pengalaman yang sangat berguna kepada penulis,
beserta staf Kependidikan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang banyak
membantu selama proses akademik.
-
viii
6. Sahabat saya Asmita, yang telah menjadi pendengar dan orang yang sangat
membantu saya dalam menjalani semua ini.
7. Dan kepada pihak-pihak lain yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam perkuliahan maupun dalam penyususnan
skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini
dikarenakan keterbatasan yang ada pada penulis, baik sumber data,
pengalaman, maupun pengetahuan. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat
berguna bagi mereka yang memerlukan.
Makassar, 17 November 2020
M.Akbar
-
ix
ABSTRAK
M.Akbar, 2020. Pengaruh Inflasi, Kurs dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh inflasi, kurs dan pertumbuhan ekonomi terhadap return saham pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda, uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolonearitas, uji heteroskedastisitas, dan determinasi, serta pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham dan pertumbuhan ekonomi bepengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci: Inflasi, Kurs, Pertumbuhan Ekonomi dan Return Saham.
-
xi
ABSTRAK
M.Akbar, 2020. The Influence of Inflation, Exchange Rates and Ecomoic Growth on Stock Returns in Mining Sector Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange.
The purpose of this study was to determine and analyze the effect of inflation, exchange rates and economic growth on stock returns in mining sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The data analysis used in this study is multiple linear regression analysis, classic assumption test which includes normality test, multycolonearity test, heteroscedasticity test, and determination, and hypothesis testing using t test.
The results showed that inflation has a positive and significant effect on stock returns, exchange rates have a positive and significant effect on stock returns and economic growth has a negative and insignificant effect on stock returns in mining sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
Keywords: Inflation, Exchange Rates, Economic Growth and Stock Returns.
-
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL.........................................................................................................i
HALAMANSAMPUL.......................................................................................ii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..........................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................v
SURAT PERNYATAAN..................................................................................vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................vii
ABSTRACT BAHASA INDONESIA ...............................................................x
ABSTRACT.....................................................................................................xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................6
C. Tujuan Penelitian..................................................................................6
D. Manfaat Penelitian................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................8
A. Tinjauan Teori.......................................................................................8
1. Pasar Modal ..................................................................................8
a. Pengertian Pasar Modal ...........................................................8
b. Peranan Pasar Modal ...............................................................9
2. Teori Sinyal (Signaling Theory) ....................................................10
3. Return Saham ................................................................................12
-
xiii
4. Aspek Makro Ekonomi....................................................................13
a. Inflasi ........................................................................................13
b. Kurs….......................................................................................15
c. Pertumbuhan Ekonomi .............................................................16
B. Tinjauan Empiris...................................................................................17
C. Kerangka Konsep ................................................................................22
D. Hipotesis...............................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................24
A. Jenis Penelitian dan Sumber Data .......................................................24
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian................................................................24
C. Definisi Operasional Variabel ...............................................................25
D. Populasi dan Sampel............................................................................26
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................28
F. Teknik Analisis Data .............................................................................28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................32
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian....................................................32
B. Gambaran Umum Unit Penelitian........................................................33
C. Hasil penelitian ...................................................................................48
D. Pembahasan .......................................................................................61
BAB V PENUTUP...........................................................................................68
A. Kesimpulan..........................................................................................68
B. Saran...................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................70
DAFTAR LAMPIRAN
-
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
3.1 Sampel Penelitian 27
4.1 Data Inflasi Tahun 2016-2019 49
4.2 Data Kurs Tahun 2016-2019 50
4.3 Data Pertumbuhan Ekonomi 2016-2019 51
4.4 Data Return Saham Perusahaan Sektor 52Pertambangan Tahun 2016-2019 yangterdaftar di BEI
4.5 Uji Multikolinearitas 55
4.6 Analisis Regresi Linier Berganda 57
4.7 Uji Koefisien Determinasi 59
4.8 Uji Parsial (t) 60
-
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1 Kerangka Konsep 23
4.1 Uji Normalitas 54
4.2 Uji Heteroskedastisitas 56
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan suatu lembaga yang
mengelola pasar modal di Indonesia, yang mana Bursa Efek inilah
yang menyediakan berbagai infrastruktur demi terselenggaranya
transaksi di pasar modal. Pasar modal secara umum adalah suatu
sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah
bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang
keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar.
(Sunariyah, 2011:4). Pasar modal dipandang sebagai salah satu
sarana yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu
negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan
wahana yang dapat menggalang pengerahan dana jangka panjang
dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor yang produktif.
Apabila pengerahan dana dari masyarakat melalui lembaga-
lembaga keungan maupun pasar modal berjalan dengan baik,
maka dana pembangunan yang bersumber dari luar negeri makin
lama makin dapat dikurangi.
Di dalam Bursa Efek Indonesia terdapat berbagai sektor,
salah satunya adalah sektor pertambangan. Sektor pertambangan
merupakan salah satu sektor yang mempunyai sumbangsi terbesar
-
2
bagi Indonesia, dimana Indonesia kaya akan sumber daya
alam yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia dan
merupakan salah satu sumber tambang global yang memproduksi
dan mengekspor komoditas utama diantaranya batu bara, tembaga,
timah, emas, perak dan nikel.
Sebagai salah satu negara yang memiliki tambang global
yang mengekspor berbagai hasil tambang, tentunya ini akan
memberikan kontribusi besar bagi investasi dalam negeri dan
mendatangkan banyak devisa bagi negara. Serta apabila sektor
pertambangan dikelola dengan baik maka akan membantu dalam
meningkatkan pembangunan nasional.
Menurut Fahmi (2015:208), return adalah keuntungan yang
diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil
kebijakan investasi yang telah dilakukannya. Semakin besar return
saham yang dihasilkan oleh suatu investasi, maka akan semakin
besar pula daya tarik investasi saham tersebut bagi investor,
walaupun tetap memperhitungkan faktor risiko yang melekat pada
investasi tersebut. Karena dalam dunia investasi, dikenal adanya
hubungan kuat antara risk and return. Jika risiko tinggi, maka
return yang akan diperoleh juga akan tinggi. Sebaliknya, jika return
yang diperoleh rendah maka risiko yang dihadapi juga akan
rendah. Return saham dapat juga dikatakan sebagai perubahan
harga saham saat ini dengan harga saham sebelumnya. Semakin
-
3
tinggi harga saham maka return saham yang diperoleh pemegang
saham juga akan tinggi.
Return saham dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi makro
yaitu inflasi. Inflasi merupakan suatu kejadian yang
menggambarkan situasi dan kondisi di mana harga barang
mengalami kenaikan dan nilai uang mengalami pelemahan (Fahmi,
2015:61). Inflasi yang tinggi menyebabkan menurunnya
profitabilitas suatu perusahaan, sehingga akan menurunkan
pembagian deviden dan daya beli masyarakat juga akan
mengalami penurunan ( Sunariyah, 2011:23). Sehingga inflasi yang
tinggi mengakibatkan harga saham juga akan menurun. Penurunan
harga saham membuat return yang didapat oleh pemegang saham
juga mengalami penurunan.
Selain Inflasi faktor lain yang juga dapat mempengaruhi
return saham adalah kurs. Perubahan nilai kurs sangat penting
dalam pertumbuhan ekonomi karena dapat mempengaruhi harga
produk maupun jasa dalam negeri dan luar negeri. Nilai tukar
rupiah terhadap US dollar turut mempengaruhi pergerakan indeks
saham di pasar modal Indonesia. Kestabilan pergerakan nilai kurs
menjadi sangat penting, terlebih bagi perusahaan yang aktif dalam
kegiatan ekspor dan impor yang tidak terlepas dari penggunaan
mata uang asing yaitu US Dollar sebagai alat transaksi atau mata
uang yang sering digunakan dalam perdagangan internasional. Jika
-
4
nilai mata uang rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar AS,
maka harga produk Indonesia cenderung mahal bagi orang-orang
Amerika. Sebaliknya jika rupiah mengalami depresiasi, maka harga
produk Indonesia menjadi lebih murah bagi orang-orang
Amerika.Menurunnya kurs rupiah dapat meningkatkan biaya impor
bahan baku dan meningkatkan suku bunga, Keadaan tersebut
mendorong pelaku usaha lebih banyak melakukan ekspor
(Sunariyah 2011:23). Semakin besar volume ekspor dan semakin
produktif perusahaan tersebut maka harga saham juga akan
mengalami peningkatan. Jika harga saham meningkat, otomatis
return yang diperoleh pemegang saham akan semakin tinggi.
Selanjutnya faktor lain yang juga dapat mempengaruhi
return saham adalah pertumbuhan ekonomi. Salah satu indikator
dari pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah PDB (Produk
Domestik Bruto). Jika PDB meningkat akan berpengaruh positif
terhadap pendapatan perusahaan karena dapat meningkatkan
permintaan terhadap produk perusahaan (Sunariyah, 2011:23). Hal
ini memberikan kesempatan pada perusahaan untuk meningkatkan
penjualannya. Dengan meningkatnya penjualan maka kesempatan
memperoleh laba juga akan mengalami peningkatan dan pada
akhirnya dapat meningkatkan harga saham perusahaan sehingga
menaikkan return saham yang diterima investor.
-
5
Faktor-faktor ekonomi makro yang mempengaruhi return
saham juga pernah diteliti oleh Karim (2015) dengan judul Analisis
Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Return Saham
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2012. Salah satu faktor ekternal dalam penelitian
tersebut adalah inflasi dan hasil yang diperoleh dari penelitian
tersebut yaitu inflasi berpengaruh negatif terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian tersebut berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andes, dkk. (2017)
dengan judul Pengaruh Inflasi, Kurs Rupiah dan Suku Bunga
Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa
inflasi tidak berpengaruh terhadap return saham.
Melihat adanya perbedaan pendapat mengenai hasil
penelitian dari peneliti terdahulu, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan variabel yang sama namun pada
sektor perusahaan yang berbeda yaitu pada perusahaan sektor
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk itu
adapun judul dari penelitian ini adalah “Pengaruh Inflasi, Kurs
dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia”.
-
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang diuraikan diatas,
maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah inflasi berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
2. Apakah kurs berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
3. Apakah pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap return
saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan
pelaksanaan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh inflasi terhadap
return saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kurs terhadap
return saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
-
7
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pertumbuhan
ekonomi terhadap return saham pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dengan diadakannya penelitian
ini adalah:
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat menjadi acuan pengambilan keputusan
bagi manager perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yang akan merencanakan pertumbuhan ke
depan.
2. Bagi Investor
Sebagai bahan masukan kepada pihak investor, dalam
melakukan transaksi perdagangan saham khususnya pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia agar dapat mengalokasikan dana secara efektif.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan
melakukan penelitian lebih mendalam dengan menggunakan
variabel yang sama.
-
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pasar Modal
a. Pengertian Pasar Modal
Menurut sunariyah (2011:4) pasar modal secara umum
adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk
didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga
perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat
berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah
suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna
memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis
surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara
pedagang efek.
Pasar modal adalah tempat pertemuan antara
penawaran dan permintaan surat berharga. Di tempat ini para
pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang
mempunyai kelebihan dana (sur-plus funds) melakukan
investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten.
Sebaliknya, di tempat itu pula perusahaan (entities) yang
membutuhkan dana penawaran surat berharga dengan cara
8
-
9
listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal
sebagai emiten.
b. Peranan Pasar Modal
Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu
negara yang pada dasarnya mempunyai kesamaan antara satu
negara dengan negara yang lain. hampir semua negara di dunia
ini mempunyai pasar modal, yaitu bertujuan menciptakan
fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam
memenuhi permintaan dan penawaran modal.
Dalam rangka perekonomian secara nasional (tinjauan
secara makro ekonomi) atau dalam kehidupan sehari-hari,
pasar modal mempunyai peranan yang lebih luas
jangkauannya. Menurut sunariyah (2011:8) peranan pasar
modal dalam suatu perekonomian negara adalah sebagai
berikut:
1. Fungsi Tabungan (Saving Function)
Investasi dapat dilakukan dengan membeli surat-surat
berharga yang diperdagangkan di pasar modal. Dengan
berinvestasi di pasar modal selain lebih efisien juga dapat
mengurangi resiko dari perubahan mata uang yang semakin
menurun karena inflasi.
-
10
2. Fungsi Kekayaan (Wealth Function)
Pasar modal adalah suatu cara untuk menyimpan
kekayaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sampai
kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali.
3. Fungsi Likuiditas (Liquidity Function)
Kekayaan yang disimpan dalam surat-surat berharga,
bisa dilikuidasi melalui pasar modal dengan resiko yang sangat
minimal dibandingkan dengan aktiva lain. proses likuidasi surat
berharga dengan biaya relatif murah dan lebih cepat.
4. Fungsi Pinjaman (Credit Function)
Pasar modal merupakan fungsi pinjaman untuk
konsumsi atau investasi. Pinjam merupakan utang kepada
masyarakat. Pasar modal bagi suatu perekonomian negara
merupakan sumber pembiayaan pembangunan dari pinjaman
yang dihimpun dari masyarakat.
2. Teori Sinyal (Signalling Theory)
Signalling theory menurut Brigham dan Houston (2011:186)
merupakan suatu tindakan yang diambil manajemen suatu
perusahaan memberikan petunjuk kepada investor tentang
bagaimana manajemen menilai prospek perusahaan. Signaling
theory menjelaskan alasan perusahaan memiliki menekankan
kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan
terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan.
-
11
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku
bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan
keterangan, catatan, gambaran baik untuk keadaan masa lalu,
saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi
kelangsungan hidup suatu perusahaan. Informasi yang lengkap,
relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor
di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil
keputusan investasi.
Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman
akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan
keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung
nilai positif maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu
pengumuman tersebut diterima oleh pasar.
Godfrey, dkk (2010:375) menjelaskan, ada konsekoensi
logis dari teori sinyal, bahwa ada insentif bagi semua manajer
yang memberikan sinyal mengenai keuntungan yang diperoleh
dimasa depan karena jika investor mempercayai sinyal tersebut,
maka harga saham akan meningkat dan pemegang saham
akan mendapatkan keuntungan. Jika pengumuman informasi
tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi
perubahan dalam volume perdagangan saham.
Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan
yang dapat menjadi sinyal bagi pihak diluar perusahaan,
-
12
terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi
yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa
informasi akutansi yaitu informasi yang berkaitan dengan
laporan keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi
yang tidak brkaitan dengan laporan keuangan. Laporan tahunan
hendaknya memuat informasi yang relevan dan
mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk
diketahui oleh pengguna laporan, baik pihak dalam maupun
pihak luar.
3. Return Saham
Menurut Fahmi (2015:208), return adalah keuntungan
yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil
kebijakan investasi yang telah dilakukannya. Return saham
merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor dalam
menginvestasikan sahamnya dan juga merupakan imbalan atas
keberanian menanggung risiko atas investasi yang dilakukan
(Tandelilin, 2010:102). Berdasarkan pendapat para ahli
mengenai return sahan, return saham adalah imbalan atau
tingkat pengembalian yang diperoleh investor ketika melakukan
investasi saham. Semakin besar return saham yang dihasilkan
oleh suatu investasi, maka akan semakin besar pula daya tarik
investasi saham tersebut bagi investor, walaupun tetap
-
13
memperhitungkan faktor risiko yang melekat pada investasi
tersebut. Semakin tinggi harga saham maka return saham yang
diperoleh pemegang saham juga akan tinggi.
Menurut Hartono (2013:205) return dapat dibagi menjadi
dua yaitu yang pertama adalah return ekspektasian (rexpected
return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh
investor dimasa mendatang atau return ini sifatnya belum
terjadi. Kemudian yang kedua adalah return realisasian
(realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return
realisasian dihitung menggunakan data historis. Salah satu
pengukuran return realisasian yang digunakan adalah return
total.
Rumus yang digunakan dalam menghitung return saham
adalah:
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 Saham =Pt ― Pt⎼ı
Pt⎼ı
Keterangan:
Pt : Harga saham periode sekarang.
Pt⎼ı : Harga saham periode sebelum.
4. Aspek Makro Ekonomi
a. Inflasi
Menurut Fahmi (2015:61) inflasi merupakan suatu
kejadian yang menggambarkan situasi dan kondisi di mana
harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang
-
14
mengalami pelemahan. Menurut Suparmoko dan Sofilda
(2014:185) inflasi adalah suatu keadaan di mana terdapat
kenaikan harga umum secara terus-menerus. Jika kondisi ini
terjadi secara terus menerus, akan berdampak pada
semakin buruknya kondisi ekonomi secara menyeluruh serta
terjadi guncangan pada tatanan stabilitas politik suatu
negara.
Menurut Fahmi (2015:63) berdasarkan skala penilaian
inflasi, ada empat kategori skala yang biasa digunakan yaitu:
1) Inflasi ringan (creeping inflation), kondisi inflasi yang skala
inflasinya berada di bawah 10%. Kondisi yang ringan
seperti ini dialami oleh Indonesia pada era sekarang
(pasca reformasi) dan masa orde baru.
2) Inflasi Sedang (moderate inflation), inflasi sedang
dianggap tidak efektif bagi keberlangsungan ekonomi
suatu negara karena dinilai dapat mengganggu dan
bahkan mengancam pertumbuhan ekonomi. Inflasi
sedang memiliki skala inflasi 10-30% per tahun.
3) Inflasi berat adalah kondisi ketika sektor-sektor ekonomi
sudah mengalami kelumpuhan (kecuali yang dikuasai
negara) dan memiliki skala inflasi 30-100% per tahun.
4) Inflasi sangat berat (hyper inflation) adalah inflasi yang
memiliki skala inflasi di atas 100%.
-
15
b. Kurs
Menurut Latumaerissa (2015:288) secara umum kurs
atau nilai tukar dapat diartikan sebagai harga suatu mata
uang asing atau harga mata uang luar negeri terhadap mata
uang domestik. Sedangkan menurut Suparmoko dan Sofilda
(2014:310) kurs valuta asing adalah nilai rupiah yang
dinyatakan dalam nilai mata uang asing.
Sistem nilai tukar dapat dikategorikan dalam
beberapa jenis berdasarkan pada seberapa kuat tingkat
pengawasan pemerintah terhadap nilai tukar. menurut
Suparmoko dan Sofilda (2014:312) sisitem nilai tukar dapat
dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Kurs Valuta Tetap (Fixed Exchange Rates)
Kurs valuta tetap adalah kurs yang ditetapkan oleh
pemerintah pada suatu nilai tertentu dan hanya dapat
diubah dengan keputusan pemerintah.
2) Kurs Valuta Mengambang (Floating Exchange Rates)
Dalam sistem kurs valuta mengambang, pemerintah
tidak perlu campur tangan dalam pasar valuta asing. Kurs
ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran
terhadap valuta asing.
-
16
3) Devaluasi Mata Uang
Pemerintah secara resmi boleh menentukan dan
mempertahankan nilai tukar atau kurs antara mata uang
dalam negeri (rupiah) dengan mata uang asing.
Pemerintah dapat pula secara resmi mengubah besarnya
nilai tukar antara mata uang rupiah dengan mata uang
asing tersebut.
c. Pertumbuhan Ekonomi
Dalam kegiatan perekonomian, pertumbuhan ekonomi
berarti perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang
berlaku di suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah
produksi barang industri, perkembangan infrastruktur,
pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor
jasa dan pertambahan produksi barang modal (Sukirno,
2015:423). Menurut Suparmoko dan Sofilda (2014:10) ada
dua kekuatan yang mendorong terjadinya pertumbuhan
ekonomi yaitu pertumbuhan faktor produksi baik itu tenaga
kerja maupun kapital, dan adanya peningkatan efisiensi
dalam produksi karena perkembangan teknologi,
transportasi, komunikasi, perbaikan pengetahuan dan
keterampilan.
-
17
B. Tinjauan Empiris
1. Penelitian yang dilakukan oleh Karim (2015) dengan judul Analisis
Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Return Saham
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2012. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa
earning per share (EPS) dan struktur modal tidak berpengaruh
terhadap return saham, Dividend per Share berpengaruh positif
terhadap return saham, profitabilitas berpengaruh positif terhadap
return saham, inflasi berpengaruh negatif terhadap return saham,
suku bunga dan nilai tukar berpengaruh positif terhadap return
saham.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Andes, dkk. (2017) dengan judul
Pengaruh Inflasi, Kurs Rupiah dan Suku Bunga Terhadap Return
Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kurs rupiah
berpengaruh terhadap return saham perusahaan manufaktur,
sedangkan inflasi dan suku bunga tidak berpengaruh terhadap
return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2016.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Mursidah Nurfadillah, Sariani, Siti
Maimunah, Variatin, Yuli Yanti, Rinda Safitri (2019) dengan judul
Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga dan Risiko Sistematis
Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Pertambangan di
-
18
Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menyatakan secara
simultan inflasi, nilai tukar, suku bunga dan risiko sistematis
berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan secara
parsial hanya suku bunga yang berpengaruh signifikan.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Retno Endah Supeni dan Robiatul
Adawiyah (2015) dengan judul Kinerja Keuangan Berbasis
Penciptaan Nilai, Makro Ekonomi dan Dampaknya Terhadap
Return Saham Sektor Pertambangan. Hasil penelitian ini
menyatakan hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa
secara parsial dengan alpha (a) 0,05 ROA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham sektor pertambangan, dan inflasi
berpengaruh positif dan tidak signifikan, sedangkan ROE dan Kurs
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham
sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014.
Dan secara simultan variabel independen memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap return saham sektor pertambangan di Bursa
Efek Indonesia tahun 2012-2014.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Verawaty, Ade Kemala Jaya, Tita
Mendala (2015) dengan judul Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Pertambangan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menyatakan
bahwa dengan menggunakan tingkat signifikan (a) = 5 %, tidak ada
pengaruh signifikan antara kinerja keuangan, DER (Debt to Equity
-
19
Raito), REO ( Return On Equity), EPS ( Earning Per Share), PER
(Price Earning Ratio) dan NPM (Net Profit Margin) dengan return
saham.
6. Penelitian yang di lakukan oleh Rinda safitri (2020) dengan judul
Pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Sub Sektor Pertambangan Batubara yang terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia. Hasil Penelitian menyatakan bahwa hasil
analisis menyatakan bahwa dengan menggunakan uji parsial (uji-t),
variabel berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham
dengan koefisien regresi sebesar -0,403 dengan nilai signifikan -
0,300. Nilai tukar berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
Return saham dengan koefisien regresi 0,121 dengan tingkat
signifikan 0,070. Price Earning Ratio berpengaruh negatif signifikan
terhadap Return Saham dengan koefisien regresi sebesar -0,275
dengan tingkat signifikan 0,753. Kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen adalah sebesar 22%
sisanya sebesar 78% dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Nurvendi, Titin Ruliana, dan Rina
Masithoh Haryadi (2018), judul Pengaruh Inflasi Dan Nilai Tukar
Rupiah Terhadap Harga Saham Syariah Di sektor Pertambangan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2014-2017.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa inflasi memiliki
pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham syariah di
-
20
sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2014-2017. Hal ini disebabkan karena para investor disektor
saham syariah tidak melihat faktor .
8. Penelitian yang dilakukan oleh Werastuti dan Purnamawati (2013)
dengan judul penelitian Faktor fundamental ekonomi makro
terhadap harga saham LQ45. Hasil dari penelitian ini menyatakan
bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi dan variabel suku bunga SBI
berpengaruh negative terhadap harga saham LQ45 dalam jangka
pendek dan jangka panjang. Variabel inflasi berpengaruh positif
pada harga saham LQ45 dalam jangka pendek dan jangka
panjang. Sedangkan variabel nilai tukar dalam jangka pendek
berpengaruh negative dan dalam jangka panjang berpengaruh
positif terhadap harga saham LQ45.
9. Penelitian yang dilakukan Eveline dan Ishak Ramli (2018) dengan
judul Faktor-Faktor Internal Penentu Pertumbuhan Perusahaan
Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa efek Indonesia Tahun
2010-2014. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa
pertumbuhan pendapatan dan keuntungan 96%-98% ditentukan
oleh profitabilitas, arus kas,leverage,dan likuiditas sebelum tahun
2012, namun setelah tahun2012, profitabilitas, arus kas, leverage,
dan likuiditas sebagai penentu 32% pertumbuhan pendapatan
mempengaruhi pertumbuhan ( growth). Sementara leverage dan
likuiditas cenderung negatif mempengaruhi growth. Kemudian, arus
-
21
kas sangat mempengaruhi pertumbuhan keuntungan tetapi tidak
demikian halnya untuk pertumbuhan pendapatan. Pertumbuhan
industri pertambangan di BEI banyak ditentukan oleh arus kas,
sementara pertumbuhan berbanding terbalik dengan penggunaan
utang.
10.Penelitian yang dilakukan Adhi Yunantu Yanuar (2013) dengan
judul Dampak Variabel Internal dan Eksternal terhadap ideks harga
saham gabungan (IHSG) di Indonesia. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dalam jangka pendek hanya variable indeks
dow Jones Industrial Average (DJIA) yang berpengaruh signifikan
terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG), sedangkan untuk
pengaruhnya, inflasi berpengaruh positif terhadap(IHSG),
pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap terhadap
IHSG, DJIA berpengaruh positif terhadap IHSG, harga minyak
dunia berpengaruh negatif terhadap IHSG.
-
22
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.1
Kerangka Konsep
Keterangan:
Dari gambar 2.1 dapat dilihat bahwa Bursa Efek Indonesia adalah
tempat bagi investor melakukan investasi saham. Dimana dalam Bursa
Efek tersebut terdapat perusahaan pertambangan yang
memperdagangkan sahamnya masing-masing. Penelitian ini berfokus
pada perusahaan pertambangan yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia. Sehingga bagi investor yang ingin menginvestasikan
modalnya perlu memperhatikan bagaimana inflasi, kurs dan
pertumbuhan ekonomi mempengaruhi return saham sebagai langkah
dalam pengambilan keputusan agar apa yang diharapkan calon
investor yang mengharapkan return saham sesuai dengan yang
diharapkan.
Inflasi
(X1)
Return Saham
(Y)
Kurs
(X2)
Pertumbuhan Ekonomi
(X3)
-
23
D. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori, penelitian terdahulu, dan kerangka
konsep, adapun hipotesis yang dapat diajukan sebagai jawaban atau
dugaan sementara dari penelitian ini adalah:
1. Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham
pada perusahaan sektor pertambangan.
2. Kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham
pada perusahaan sektor pertambangan.
3. Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
return saham pada perusahaan sektor pertambangan.
-
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Dan Sumber Data
1. Jenis Penelitian
a. Data kuantitatif, yaitu berupa data harga saham, inflasi, kurs,
pertumbuhan ekonomi serta laporan keuangan perusahaan
sektor pertambangan yang diperlukan dalam penelitian periode
2016-2019
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder, yaitu data yang telah dipublikasikan berupa data harga
saham, inflasi, kurs, pertumbuhan ekonomi serta laporan
keuangan. Data sekunder dalam penelitian ini adalah informasi
yang diperoleh dari galeri investasi Universitas Muhammadiyah
Makassar.
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Galeri Investasi universitas
Muhammadiyah Makassar yang beralamat di Jalan Sultan Alauddin
No. 259 Kota Makassar. Penelitian ini dilakukan dalam waktu dua
bulan, September - Oktober 2020.
24
-
25
C. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah sehingga
didefinisikan secara operasional agar menjadi petunjuk dalam
penelitian ini. Definisi operasional tersebut adalah sebagai berikut:
1. Return Saham adalah imbalan atau tingkat pengembalian yang
diperoleh investor ketika melakukan investasi saham. Return
saham juga dapat diartikan sebagai hasil keuntungan (capital gain)
atau kerugian (capital loss) yang diperoleh dari hasil investasi
saham dalam kurun waktu tertentu. Return yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah return yang telah terjadi yang dihitung
berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu
pengukur kinerja perusahaan sehingga dapat menjamin adanya
pengembalian atau return dan mengikuti perkembangan
perusahaan tersebut. Dimana dapat ditulis dengan rumus:
2. Inflasi adalah suatu kondisi atau keadaan terjadinya kenaikan
harga untuk semua barang secara terus-menerus yang berlaku
pada suatu perekonomian tertentu.
3. Kurs atau nilai tukar dapat diartikan sebagai harga suatu mata uang
asing atau harga mata uang luar negeri terhadap mata uang
domestik.Kurs yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurs
tengah.
-
26
4. Pertumbuhan Ekonomi dapat didefinisikan sebagai pertumbuhan
atau perkembangan kegiatan dalam perekonomian Indonesia yang
menyebabkan produksi barang dan jasa bertambah. Indikator
pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam penelitian adalah
PDB (Produk Domestik Bruto) di Indonesia berdasarkan harga
konstan.
D. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 47 perusahaan sektor
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2016-2019.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan pertambangan yang mempublikasikan laporan
keuangannya di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian.
b. Perusahaan pertambangan yang memiliki kapitalisasi pasar di
atas 1,3 triliun pada periode penelitian.
c. Perusahaan pertambangan yang mempublikasian data harga
sahamnya pada periode penelitian.
-
27
Berdasarkan Kriteria tersebut, maka sampel penelitian
yang diperoleh adalah sebanyak 13 perusahaan yaitu:
Tabel 3.1Sampel Penelitian
No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan
Sub Sektor Batubara1 ADRO Adaro Energi Tbk.2 ITMG Indo Tambangraya Mega Tbk.3 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk.4 HRUM Harum Energy Tbk.5 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk6 ARII Atlas ResourcesTbk
Sub Sektor Minyak Mentah dan Gas Alam1 APEX Apexindo Pratama Duta Tbk.2 MEDC Medco Energi Internasioanal Tbk.3 ELSA Elnusa Tbk4 ENRG Energi Mega Persada Tbk
Sub Sektor Logam dan Mineral1 MDKA Merdeka Copper Gold Tbk.2 INCO Vale Indonesia Tbk.3 TINS Timah Tbk.
Sumber: www.idx.co.id
http://www.idx.co.id/
-
28
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,
maka dilakukan teknik pengumpulan data dengan cara:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data atau informasi dari membaca
buku-buku, literatur, jurnal dan informasi lainnya yang
berkaitan dengan penelitian ini.
2. Penelitian Dokumentasi (Documentation Research)
Penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan
data yang berkaitan dengan perusahaan pertambangan dari
publikasi Bursa Efek Indonesia melalui Galeri Investasi
Universitas Muhammadiyah Makassar.
F. Teknik Analisis Data
Adapun bentuk pengujian yang akan dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian menggunakan statistik regresi berganda
mensyaratkan melakukan pengujian asumsi klasik. Ada
beberapa pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel bebas dan variabel terikat keduaanya
-
29
memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah
model regresi memiliki korelasi antar variabel bebas. Cara
untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah dengan
melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor
(VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel
independen mana yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Nilai tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Nilai cut off yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance
> 0,1atau sama dengan nilai VIF < 10 .
c. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan
residul (kesalahan penganggu) satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk mendeteksi
ada tidaknya heteroskedastitas dilakukan dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara nilai
-
30
prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya
(SRESID).
2. Persamaan Regresi
Analisis regresi digunakan untuk mengukur kekuatan
hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukan arah
hubungan antara variabel dependen dengan independen.
Analisis regresi linear berganda adalah model analisis untuk
melihat secara langsung seberapa besar pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Dimana variabel bebas pada
penelitian ini adalah inflasi, kurs dan pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan variabel terikat yaitu return saham. Adapun
persamaan regresi yang digunakan adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + e
Keterangan:
Y = Return Saham
a = Konstanta
X1 = Inflasi
X2 = Kurs
X3 = Pertumbuhan Ekonomi
b1, b2, b3 = Koefisien regresi untuk variabel independen
e = Standard Error
3. Koefisien Determinasi (R²)
-
31
Koefisien determinasi (R²) merupakan ukuran untuk
mengetahui kesesuaian atau ketepatan hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen dalam satu
persamaan regresi. Dengan kata lain, koefisien determinasi
menunjukan kemampuan variabel X (X1, X2,X3) yang merupakan
variabel bebas, menerangkan atau menjelaskan variabel Y yang
merupakan variabel terikat. Semakin besar nilai koefisien
determinasi, semakin baik kemampuan variabel X menerangkan
atau menjelaskan variabel Y .
4. Uji Hipotesis
a. Uji t (Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh
variabel independen secara parsial terhadap variabel
dependen. Hipotesis statistik yang diajukan adalah : Ha : b ≠
0 = ada pengaruh signifikan masing-masing variabel
independen terhadap dependen. Signifikan atau tidaknya
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
dapat dilihat dari nilai profitabilitas (nilai sig) dari t rasio
masing-masing variabel independen pada taraf uja α=5%
(0.05).
-
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya BEI ( Bursa Efek Indonesia )
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum
Indonesia merdeka. Pasar Modal atau bursa efek telah hadir sejak
jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia.
Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti
yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar
modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik
Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa
efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar
modal pada tahun1977, dan beberapa tahun kemudian pasar
30
-
33
modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif
dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
2. Visi dan Misi BEI ( Bursa Efek Indonesia )
a.Visi
Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat
dunia.
b.Misi
Menyediakan infrastruktur untuk mendukung
terselenggaranya perdagangan efek yang teratur, wajar, dan
efesien serta mudah diakses oleh seluruh pemangku kepentingan
(stakeholders)
B. Gambaran Umum Unit Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah
perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2016-2019. Berikut ini gambaran umum dari
perusahaan-perusahaan pertambangan yang menjadi objek
penelitian dalam skripsi ini:
1. PT. Adaro Energy Tbk (ADRO)
Adaro Energy Tbk (ADRO) didirikan dengan nama PT.
Padang Karunia tanggal 28 Juli 2004 dan mulia beroperasi
secara komersial pada bulan juli 2005. Adaro Energy adalah
perusahaan energi yang terintegrasi secara vertikal di Indonesia
-
34
dengan bisnis di sektor batubara, energi, utilitas dan infrastruktur
pendukung.
Adaro Energy memiliki model bisnis terintegrasi yang terdiri
dari delapan pilar yaitu Adaro Mining, Adaro Services, Adaro
Logistics, Adaro Power, Adaro Land, Adaro Water, Adaro Capital
dan Adaro Foundation.
Lokasi utama tambang Adaro Energy terletak di Kalimantan
Selatan, tempat di tambangnya Envirocoal, batubara termal
dengan kadar polutan yang rendah. Adaro Energy juga memiliki
aset batubara metalurgi yang beragam mulai dari batubara kokas
semi lunak sampai batubara kokas keras premium di Indonesia
dan Australia. Walaupun batubara tetap merupakan DNA
perusahaan, Adaro Energy terus mengembangkan bisnis non
batu bara untuk mendapatkan dasar penghasilan yang lebih
stabil dan mengimbangi volatilitas sektor batubara.
2. PT. Indo Tambangraya Mega Tbk. (ITMG)
PT. Indo Tambangraya Mega Tbk. (ITMG) didirikan tanggal
02 September 1987 dan memulai kegiatan usaha komersialnya
padatahun1988. Kantor pusat ITMG berlokasi di Pondok Indah
Office Tower III, Lantai 3, Jln. Sultan Iskandar Muda, Pondok
Indah Kav.V-TA, Jakarta Selatan 12310.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan ITMG adalah beroperasi dalam bidang pertambangan,
-
35
pembangunan, pengangkutan, perbengkelan, perdagangan,
perindustrian dan jasa. Sat ini, kegiatan utama ITMG adalah
bidang pertambangan dengan melakukan investasi pada anak
usaha dan jasa pemasaran untuk pihak-pihak berelasi. Anak
usaha yang dimiliki ITMG bergerak dalam industri penambangan
batubara, jasa kontraktor yang berkaitan dengan penambangan
batubara dan perdagangan batubara.
Pada tangga 07 Desember 2007, ITMG memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham ITMG (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 225.985.000 dengan nilai nominal
RP500,- per saham dengan harga penawaran Rp14.000,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 18 Desember 2007.
3. PT. Baramulti Suksessarana Tbk. (BSSR)
PT Baramulti Suksessarana Tbk (Perseroan) didirikan pada
31 Oktober 1990 dan memulai kegiatan usahanya di bidang
perdagangan batubara. Seiring perjalanan bisnisnya, perseroan
terus meningkatkan kapasitas dan pengembangan infrastruktur
tambangnya. Baik di anak perusahaan maupun di lokasi
tambang. Pada tahun 2011, perseroan memulai produksi
batubara sendiri di Wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi
-
36
Produksi Batubara (IUP OP), yaitu di Loa Janan, Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur.
Pada tahun 2012, perseroan menjalin kemitraan strategis
dengan The Tata Power Company Limited, sebuah perusahaan
pembangkit listrik terintegrasi terbesar di India. Kemitraan ini
dilakukan untuk mendukung pembangunan infrastruktur
pertambangan batubara perseroan, serta instalasi crusher baru.
Pada tahun yang sama pula perseroan melakukan penawaran
umum perdana atas sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan
kode saham BSSR.
Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, kegiatan
usahanya meliputi kegiatan usaha yang berhubungan dengan
pertambangan batubara, perdagangan batubara, pengangkutan
dan perindustrian. Perseroan sebagai pemegang Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) batubara
mengutamakan kegiatan di bidang usaha pertambangan dengan
hasil produk yang dihasilkan berupa batubara. Untuk kegiatan
usaha lainnya adalah kegiatan usaha yang terkait dengan
penjualan batubara dan kegiatan usaha yang menunjang
pertambangan batubara itu sendiri.
Visi perseroan adalah menjadi perusahaan energi
terintegrasi yang terkemuka di Indonesia yang mampu
memberikan nilai tambah kepada seluruh stakeholder secara
-
37
berkesinambungan. Dengan misi mengelola perusahaan
berdasarkan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good
Corporate Governance). Mengedepankan budaya perbaikan
berkesinambungan (Continuous Improvement). Mampu
memberikan nilai tambah kepada semua pemangku kepentingan
dan mempunyai struktur biaya yang kompetitif.
4. PT. Harum Energi Tbk. (HRUM)
PT Harum Energy Tbk (Perseroan) didirikan dengan nama
PT Asia Antrasit, berdasarkan akta No. 79 tanggal 12 Oktober
1995. Berdasarkan akta No. 30 tanggal 13 November 2007 dari
notaris James Herman Rahardjo, S.H., notaris di Jakarta, nama
PT Asia Antrasit berubah menjadi PT Harum Energy dan
sekaligus mengubah seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk
disesuaikan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang
lingkup kegiatan Perseroan bergerak di bidang pertambangan,
industri, perdagangan dan jasa. Kegiatan usaha utama
Perseroan pada saat ini adalah beroperasi dan berinvestasi
dalam bidang pertambangan batubara dan logistik melalui entitas
anak.
Sepanjang perjalanan bisnisnya, Perseroan terus
berekspansi untuk menjadi perusahaan tambang terkemuka.
-
38
Kekuatan Perseroan terletak pada rantai produksi yang
terintegrasi secara vertikal, mulai dari kegiatan penambangan
hingga pengapalan di laut lepas, serta sejumlah infrastruktur
kunci yang dimiliki, yaitu jalan angkut, pelabuhan, fasilitas
pengolahan, armada kapal tunda dan tongkang, serta derek
terapung.
Kegiatan operasional penambangan batubara Perseroan
dioperasikan melalui empat anak perusahaannya, yaitu PT
Mahakam Sumber Jaya (MSJ), PT Santan Batubara (SB), PT
Tambang Batubara Harum (TBH) dan PT Karya Usaha Pertiwi
(KUP). MSJ mulai melakukan kegiatan operasional
penambangan batubara secara resmi pada tahun 2004 dan
disusul oleh SB yang merupakan perusahaan joint venture pada
tahun 2009. Sementara TBH dan KUP direncanakan untuk dapat
mulai beroperasi di tahun 2017, terkait dengan kondisi pasar
batubara yang kurang baik saat ini. Di sisi lain, untuk semakin
memperkuat posisi Perseroan di peta persaingan, Perseroan
juga memiliki PT Layar Lintas Jaya (LLJ), yang bergerak di
bidang pengangkutan laut dan alihmuat batubara. Perseroan
juga menjalankan usaha di bidang investasi melalui anak
perusahaan, Harum Energy Capital Limited, dan sampai dengan
akhir 2015 memiliki 5,39% saham Cockatoo Coal Limited yang
beroperasi di Australia.
-
39
Seiring dengan kapabilitas dan keunggulan yang telah teruji,
Perseroan percaya diri untuk menjadi perusahaan terbuka. Pada
6 Oktober 2010, Perseroan melakukan Penawaran Umum
Saham Perdana (“IPO”) kepada masyarakat untuk perdagangan
saham sebanyak 500.000.000 dengan nilai nominal Rp100 per
saham dan harga penawaran Rp5.200 per saham. Dengan
demikian, nama Perseroan resmi tercatat di Bursa Efek
Indonesia dengan kode saham HRUM.
Dengan terus mewujudkan kinerja unggul, Perseroan telah
memasarkan batubara kepada berbagai pelanggan baik di pasar
domestik maupun di berbagai negara Asia seperti Jepang, Korea
Selatan, Taiwan, Tiongkok dan India. Reputasi dalam
memberikan kualitas terbaik membawa Perseroan pada berbagai
penghargaan membanggakan. Di tahun 2012, Perseroan
mendapatkan penghargaan 100 Best Companies in Indonesia
dari Fortune Indonesia dan 200 Best Under A Billion dan Best
Return on Investment dari Forbes Asia. Kemudian pada tahun
2013, Perseroan berhasil masuk dalam MSCI Global Small Cap
Indices.
5. PT. Mitrabara Adiperdana Tbk. (MBAP)
Didirikan pada tanggal 28 Oktober 1992, PT Mitrabara
Adiperdana Tbk merupakan perusahaan pertambangan batubara
yang memiliki izin usaha pertambangan batubara dan wilayah
-
40
izin usaha pertambangan di Kabupaten Malinau, Kalimantan
Utara (dahulu Kalimantan Timur).
Perseroan memulai kegiatan operasional pertambangan
batu baranya pada tahun 2008 dan hingga saat ini telah
diperkuat oleh sinergi antar entitas anak serta integrasi
infrastruktur yang mengakomodasi kegiatan eksplorasi, produksi,
dan distribusi dari hulu hingga hilir. Produk unggulan Perseroan
adalah batubara berkualitas tinggi dengan medium CV (low ash-
low sulfur) yang sangat diminati oleh pasar internasional berkat
karakteristiknya yang lebih ramah lingkungan.
Sebagai salah satu strategi Perseroan dalam melakukan
pengembangan usahanya, pada tahun 2014 Perseroan
melaksanakan penawaran umum saham perdana dengan
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia menggunakan
nama PT Mitrabara Adiperdana Tbk dengan kode bursa “MBAP”.
Dana yang diperoleh dari penawaran umum perdana tersebut
dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan operasional Perseroan
seperti pengembangan fasilitas pelabuhan dan pengoperasian
fasilitas penanganan batubara (coal handling facilities).
6. PT. Atlas Resources Tbk. (ARII)
Atlas Resources Tbk (ARII) didirikan tanggal 26 Januari
2007 dan mulai beroperasi secara komersial pada Maret 2007.
Kantor pusat berlokasi di Sampoerna Strategic Square, South
http://www.britama.com/index.php/tag/arii/
-
41
Tower, Lt. 18, Jl. Jend. Sudirman Kav. 45 – 46, Jakarta Selatan,
Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan usaha ARII adalah bergerak dalam bidang
perdagangan batubara, transportasi pertambangan dan
batubara, dan kegiatan penunjang operasi penambangan
batubara lainnya seperti penyewaan peralatan dan kendaraan.
Saat ini, kegiatan utama ARII adalah ekspor-impor dan
perdagangan bahan bakar padat, yakni termasuk perdagangan
batubara, batubara padat (bricket), batu abu tahan api, dan
transportasi pertambangan dan batubara yang termasuk
pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas transportasi di bidang
pertambangan dan batubara.
Pada tanggal 31 Oktober 2011, ARII memperoleh
pernyataan efektif Bapepam – LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham ARII (IPO) kepada masyarakat sebanyak
650.000.000 saham dengan nilai nominal Rp200,- per saham
serta harga penawaran Rp1.500,- per saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tanggal 08 November 2011.
7. PT. Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX)
Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) didirikan 20 juni 1984
dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan mei 1992.
http://www.britama.com/index.php/2011/11/jadwal-ipo-atlas-resources-tbk/http://www.britama.com/index.php/2011/11/jadwal-ipo-atlas-resources-tbk/
-
42
Kantor pusat Apexindo beralamat di Gedung Office 8, SCBD Lot
28, Lt 20 dan 21, Jl. Jenderal Sudirman Kav, 52-53 Kebayoran
Baru, Jakarta 12190 – Indonesia.
Apexindo Pratama Duta Tbk merupakan satu-satunya
perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang pengeboran
lepas pantai dan pengeboran darat untuk industri minyak, gas,
panas bumi dan coal bed methane. Pada tahun 2002 untuk
mendukung strategi ekspansi usaha, Apexindo telah mencatat
sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2009,
perseroan melakukan voluntary delisting sehubungan dengan
peraturan pasar modal terkait dengan chain listing. Pada tahun
2013, Apexindo berhasil mencatatkan kembali sahamnya di
Bursa Efek Indonesia dengan kode APEX.
8. PT. Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC)
PT. Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) didirikan
tanggal 09 Jun 1980 dan mulai beroperasi secara komersial
pada tanggal 13 Desember 1980. Kantor pusat Medco terletak di
Lantai 53, Gedung The Energy, SCBD lot 11A, Jl. Jenderal
Sudirman, Jakarta 12190 – Indonesia.
Induk usaha Medco adalah Encore Energy Pte. Ltd, sebuah
perusahaan yang didirikan di Singapura. Sedangkan pemegang
saham induk usaha Medco adalah Encore International Ltd,
(60,60%) sebuah perusahaan yang didirikan di British Virgin
http://www.britama.com/index.php/tag/medc/
-
43
Islands dan Mitsubihi Corp. (39,40%), sebuah perusahaan yang
didirikan di Jepang.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan MEDC antara lain, eksplorasi dan produksi minyak dan
gas bumi, dan aktivitas energi lainnya, usaha pengeboran darat
dan lepas pantai, serta melakukan investasi (langsung dan tidak
langsung) pada anak usaha.
Pada tanggal 13 September 1994, MEDC memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham MEDC (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 22.000.000 dengan nilai nominal
Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp4.350,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 12 Oktober 1994.
9. PT. Elnusa Tbk. (ELSA)
PT. Elnusa Tbk (ELSA) didirikan tanggal 25 Januari 1969
dengan nama PT Electronika Nusantara dan memulai kegiatan
usaha komersialnya pada tahun 1969. Kantor pusat ELSA
berdomisili di Graha Elnusa, Lt. 16, Jl. T.B. Simatupang Kav. 1B,
Jakarta Selatan 12560 – Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan ELSA adalah bergerak dalam bidang jasa,
perdagangan, pertambangan, pembangunan dan perindustrian.
http://www.britama.com/index.php/tag/elsa/
-
44
Kegiatan usaha utama ELSA dan anak usahanya adalah
beroperasi di bidang jasa hulu migas dan penyertaan saham
pada entitas anak serta entitas ventura bersama yang bergerak
dalam berbagai bidang usaha, yaitu jasa dan perdagangan
penunjang hulu migas, jasa dan perdagangan hilir migas, jasa
pengolahan dan penyimpanan data migas, pengelolaan aset
lapangan migas dan jasa telekomunikasi. Elnusa juga beroperasi
di bidang penyediaan barang dan jasa termasuk penyediaan dan
pengelolaan ruang perkantoran.
Pada tanggal 25 Januari 2008, ELSA memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham ELSA (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 1.460.000.000 dengan nilai nominal
Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp400,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 06 Februari 2008.
10. PT. Energi Mega Persada Tbk. (ENRG)
PT Energi Mega Persada Tbk merupakan salah satu
perusahaan hulu minyak dan gas (migas) yang berdiri secara
independen dengan kantor pusat di Jakarta. Perusahaan ini
pertama kali didirikan sejak bulan Oktober 2001, dan memiliki
wilayah operasi tersebar di kepulauan Indonesia. Kegiatan usaha
PT. Energi Mega Persada meliputi eksplorasi, pengembangan
-
45
dan produksi minyak mentah dan gas bumi. Pada bulan Juni
2004 Perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode
saham ENRG.
Visi Perseroan adalah menjadi Perusahaan Eksplorasi dan
Produksi Minyak dan Gas independen terkemuka di Asia.
Menerapkan keunggulan dalam kesehatan, keselamatan kerja
dan lindung lingkungan, menjunjung tinggi tata kelola
perusahaan yang baik dan berkontribusi dalam pengembangan
komunitas.
Sebagai salah satu Perseroan yang mengeksplorasi dan
memproduksi minyak dan gas bumi di Indonesia, PT. Energi
Mega Persada Tbk, melalui anak perusahaannya
mengoperasikan working interest dengan kepemilikan portofolio
minyak dan gas bumi berskala besar. Keahlian dalam
manajemen cadangan minyak dan gas, penggunaan teknologi
modern yang inovatif serta teknik-teknik pengeboran diterapkan
perseroan dalam eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi
di area seluas lebih dari 32.677 km2. Perusahaan ini merupakan
pemasok utama gas bumi bagi industri-industri yang sedang
berkembang pesay di wilayah Jawa Timur.
11.PT. Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA)
PT. Merdeka Copper Gold Tbk didirikan tanggal 05
September 2012. Perusahaan ini memiliki kantor pusat yang
-
46
berlokasi di The Convergence Indonesia, Lantai 20, Rasuna
Epicetrum, Jl. HR Rasuna Said Jakarta 12 – Indonesia. Sebagai
perusahaan induk yang memiliki lima anak usaha operasional
yang bergerak dibisnis pertambangan yang meliputi kegiatan
eksplorasi dan kegiatan produksi emas, perak dan tembaga,
mineral serta jasa pertambangan. Kelima anak usahan PT.
Merdeka Copper Gold Tbk adalah PT. Bumi Suksesindo (BSI)
yang telah memegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi
Produksi pada tanggal 9 Juli 2012, PT. Damai Suksesindo yang
telah memegang IUP Eksplorasi pada tanggal 10 Desember
2012, PT. Cinta Bumi Suksesindo, PT. Beta Bumi Suksesindo
Serta yang terakhir adalah PT. Merdeka Mining Servis.
Aset utama perusahaan adalah Proyek Tujuh Bukit yang
terletak di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sekitar 205
Kilometer ke arah tenggara kota Surabaya. Proyek ini
merupakan salah satu proyek kelas dunia yang memiliki
endapan porfiri dengan deposit tembaga dan emas yang belum
dikembangkan. Serta memiliki sumber daya mineral sebesar 28
juta ounce emas dan 19 miliar pon tembaga.
12. PT. Vale Indonesia Tbk. (INCO)
Pada awalnya perusahaan ini bernama Internasional Nickel
Indonesia Tbk didirikan pada tanggal 25 Juli 1968 dan memulai
kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1978. Nama
-
47
Perusahaan resmi berubah menjadi PT Vale Indonesia Tbk pada
tanggal 24 Januari 2012. Perubahan nama tersebut memberikan
sinyal bahwa Perseroan telah menjadi bagian dari Vale S.A.,
korporasi multi-tambang berkelas dunia. Komitmen investasi dan
visi Vale S.A. menjadi perusahaan tambang nomor satu di dunia
menuntut Perseroan melaksanakan praktik-praktik
pertambangan terbaik. Kantor pusat PT. Vale Indonesia Tbk
terletak di The Energy Building Lt. 31, SCBD Lot 11 A, Jl. Jend.
Sudirman Kav. 52 – 53, Jakarta 12190.
Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup
kegiatan INCO adalah dalam eksplorasi dan penambangan,
pengolaan, penyimpanan, pengangkutan dan pemasaran nikel
beserta produk mineral terkait lainnya. Saat ini, INCO
menambang bijih nikel dan memprosesnya menjadi nikel dalam
matte (produk yang digunakan dalam pembuatan nikel rafinasi)
dengan penambangan dan pengolaan terpadu di Sorowako. Dan
pada tanggal 16 Mei 1990 PT. Vale Indonesia Tbk memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham INCO (IPO) kepada
masyarakat.
13. PT. Timah Tbk. (TINS)
PT. Timah Tbk didirikan pada tanggal 02 Agustus 1976,
kantor pusat perusahaan ini berlokasi Jl. Jend. Sudirman No. 51,
-
48
Pangkalpinang Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
33121. Dan memiliki kantor perwakilan di Jl. Medan Merdeka
Timur No. 15, Jakarta Pusat 10110.
PT. Timah Tbk memiliki ruang lingkup kegiatan yaitu bidang
pertambangan, pengangkutan, dan jasa. Kegiatan utama
perusahaan ini adalah produsen dan eksportir logam timah, serta
memiliki segmen usaha penambangan timah terintegrasi mulai
dari kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolaan hingga
pemasaran. Selain itu melalui anak usahanya TINS menjalankan
kegiatan usaha yaitu penambangan mineral non-timah
(batubara) dan bidan usaha berbasis kompetensi seperti sektor
kontruksi dan rumah sakit (Rumah Sakit Bakti Timah).
C. HASIL PENELITIAN
1. Deskriptif Variabel
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh inflasi, kurs dan pertumbuhan ekonomi terhadap
return saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
empat variabel dengan tiga variable bebas dan satu variabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu inflasi (X1), kurs
(X2) dan pertumbuhan ekonomi (X3). Sementara variabel terikat
yaitu return saham.
-
49
Adapun masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Inflasi
Inflasi adalah suatu kondisi atau keadaan terjadinya
kenaikan harga untuk semua barang secara terus-menerus
yang berlaku pada suatu perekonomian Indonesia. Berikut
data inflasi yang terjadi di Indonesia yang disajikan pada
table 4.1 yaitu:
Tabel 4.1Data Inflasi Tahun 2016-2019Tahun Inflasi (%)2016 3,532017 3,812018 3,202019 3,03
Sumber: www.bi.go.id
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa Inflasi dari
tahun 2016 sampai tahun 2019 mengalami peningkatan,
mulai dari tahun 2016 sebesar 3,53%, kemudian pada tahun
2017 sebesar 3,81% dan pada tahun 2018 menjadi 3,20%.
Namun inflasi mengalami penurunan pada tahun 2019 yaitu
menjadi 3,03%.
b. Kurs
Kurs yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurs
tengah yang dapat diperoleh dengan menjumlahkan kurs jual
dan kurs beli kemudian dibagi dua. Sehingga diperolah kurs
http://www.bi.go.id/
-
50
tengah pada tahun 2016-2019 yang disajikan pada table 4.2
yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.2Data Kurs Tahun 2016-2019
Tahun Kurs Tengah (Rp)2016 13.308,332017 13.380,832018 14.236,942019 14.144,10
Sumber: www.bi.go.id
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada
tahun 2016 jumlah kurs sebesar Rp13.308,33 kemudian
mengalami peningkatan pada pada tahun 2017 sebesar
Rp13.380,83. Namun dari tahun 2018 ke tahun 2019
mengalami penurunan yaitu dari Rp14.236,94 menjadi
Rp14.144,10.
c. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini
menggunakan indikator PDB (Produk Domestik Bruto) di
Indonesia berdasarkan harga konstan. Berikut ini disajikan
data PDB (Produk Domestik Bruto) dengan harga konstan
dari tahun 2016-2019 yaitu sebagai berikut:
-
51
Tabel 4.3Data Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2016-2019
(Dalam Miliar)
Tahun Produk Domestik Bruto Harga Konstan (Rp)
2016 9.434.613,4
2017 9.912.703,6
2018 10.425.316,3
2019 10.949.243,7 Sumber: www.bps.go.id
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa Produk
Domestik Bruto dari tahun 2016-2019 mengalami kenaikan
yaitu pada tahun 2016 sebesar Rp9.434.613,4 dan
Rp9.912.703,6 pada tahun 2017. Kemudian pada tahun
2018 sebesar Rp10.425.316,3 hingga pada tahun 2019
Produk Domestik Bruto tetap mengalami kenaikan yaitu
Rp10.949.243,7.
d. Return Saham
Data penelitian pada tahun 2016-2019 dapat
diperoleh dengan melihat return saham perusahaan, adapun
return saham perusahaan pertambangan disajikan dalam
tabel berikut:
-
52
Tabel 4.4Data Return Saham Perusahaan Sektor Pertambangan
Tahun 2016-2019 yang Terdaftar di BEIReturn Saham (%)
No. Kode Saham2016 2017 2018 2019
1 ADRO. 39,67 69,80 6,53 84,102 ITMG -9,50 80,86 36,07 -55,643 BSSR -0,26 50,48 31,16 31,164 HRUM 8,60 86,50 13,84 -47,665 MBAP 53,07 38,37 32,57 32,576 ARII 16,43 30,66 68,54 -34,487 APEX -10,38 -40,30 -1,31 -80,298 MEDC. -36,27 54,53 -50,66 -16,109 ELSA -0,93 -21,83 14,50 -21,54
10 ENRG -25,46 61,16 91,83 -67,5311 MDKA -0,46 16,12 28,13 -64,0912 INCO -9,67 10,02 40,95 3,8213 TINS 4,03 11,10 -1,87 -4,29
Sumber: www..idx.co.id
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa
tingkat return saham Perusahaan Pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami fluktuasi dari
tahun 2016 sampai tahun 2019. Tingkat return saham
tertinggi terlihat pada perusahaan yang memiliki kode saham
ENRG pada tahun 2018 yaitu sebesar 91,83%. Sedangkan
tingkat return saham terendah terlihat pada perusahaan yang
memiliki kode saham APEX pada tahun 2019 yaitu sebesar -
80,29%.
-
53
2. Hasil Analisis
Dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 22
dan yang akan menjadi objek penelitian yaitu return saham
sebagai variabel terikat (Dependen), sementara inflasi, kurs dan
pertumbuhan ekonomi sebagai variabel bebas (Independen).
Adapun alat uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik digunakan sebelum
melakukan pengujian regresi linear berganda yang dilakukan
untuk menguji hipotesis. Uji asumsi klasik terdiri dari:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk melihat apakah
dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel
independen atau keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Pemeriksaan asumsi distribusi normal
dilakukan dengan melihat plot profitabilitasnya,
sebagaimana dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai
berikut:
-
54
Gambar 4.1 Uji Normalitas
Sumber: Hasil olah data SPSS 22
Berdasarkan gambar 4.1 menunjukkan hasil asumsi
klasik normalitas data, dapat dilihat bahwa (titik) menyebar
di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa data dalam
model regresi ini telah memenuhi asumsi normalitas data.
2) Uji Multikolinearitas
Pengujian Multikolinearitas dilakukan untuk melihat
apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi
antara variabel-variabel independen (bebas). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
-
55
Multikolinearitas. Model regresi ikatan bebas dari
multikolinearitas apabila nilai tolerance di atas 0,10 dan
nilai VIF di bawah 10.
Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF(Constant) Inflasi .220 4.544Kurs .124 8.046
1
Pertumbuhan Ekonomi .217 4.605
a. Dependent Variable: Y (Return Saham) Sumber: Hasil output SPSS 22
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai
tolerance untuk Inflasi adalah 0,220, kemudian kurs
sebesar 0,124 dan nilai tolerance untuk pertumbuhan
ekonomi adalah 0,217 dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ketiga variabel bebas dalam penelitian
ini tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance
ketiga variabel di atas 0,10.
Pada table 4.5 juga menunjukkan bahwa Variance
Inflation Factor (VIF) dari ketiga variabel bebas yaitu VIF
-
56
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat
apakah dalam sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residul atau pengamatan ke
pengamatan yang lain. Pengujian heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melihat grafil scatterplot. Apabila
titik-titik pada grafik scatterplot menyebar dan berpola
tidak teratur maka dapat diindikasikan bahwa model
regresi bebas dari masalah heteroskedastisitas.
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil Output SPSS 22
-
57
Berdasarkan grafik scatterplot gambar 4.2
menunjukkan bahwa gambar atau titik-titik yang
menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola
tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di
bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
b. Persamaan Regresi
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk
menguji hipotesis dari penelitian ini. Pengujian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh inflasi (X1), kurs (X2) dan
pertumbuhan ekonomi ((X3) terhadap return saham (Y).
Persamaan umum regresi linear berganda adalah Y = a +
b1X1 + b2X2 + b3X3 + e.
Tabel 4.6 Analisis Regresi Linear Berganda
CoefficientsaUnstandardized
CoefficientsStandardized CoefficientsModel
B Std. Error BetaT Sig.
(Constant) 191863.901 292041.896 .657 .514
Inflasi 130.996 36.548 .958 3.584 .001Kurs .094 .034 .974 2.739 .009Pertumbuhan Ekonomi -226.200 197.907 -.308 -1.143 .259
a. Dependent Variable: Return Saham Sumber: Hasil Output SPSS 22
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diperoleh rumus
regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = 191.863,901 + 0,958X1 + 0,974X2 – 0,308X3
-
58
Dari persamaan regresi tersebut, hasil regresi dapat
dijelaskan sebaga berikut:
1) Nilai konstanta sebesar 191.863,901 yang berarti jika
variabel inflasi (X1), kurs (X2) dan pertumbuhan ekonomi
(X3) bernilai 0 maka variabel return saham (Y) sebesar
191.863,901.
2) Nilai koefisien regresi untuk inflasi (X1) sebesar 0,958
bertanda positif, maka hal ini menunjukkan bahwa setiap
kenaikan inflasi sebesar satu persen akan menambah
return saham sebesar 0,958.
3) Nilai koefisien regresi untuk kurs (X2) sebesar 0,974
bertanda positif, maka hal ini menunjukkan bahwa setiap
kenaikan kurs sebesar satu rupiah akan menambah
return saham sebesar 0,974.
4) Nilai koefisien regresi untuk pertumbuhan ekonomi (X3)
sebesar -0,308 bertanda negatif, maka hal ini
menunjukkan bahwa setiap pertumbuhan ekonomi
meningkat sebesar satu triliun akan mengurangi return
saham sebesar -0,308.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan alat ukur yang
digunakan untuk melihat seberapa jauh kemampuan variabel
independen menjelaskan variabel dependennya.
-
59
Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .495a .245 .198 3717.49909 Sumber: Hasil Output SPSS 22
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.7 nilai
koefisien determinasi menunjukkan bahwa besarnya
persentasi pengaruh semua variabel bebas inflasi (X1), kurs
(X2) dan pertumbuhan ekonomi (X3) terhadap return saham
(Y) yang ditunjukkan besarnya R Square sebesar 0,245 atau
24,5%. Hal ini menunjukkan bahwa 24,5% variabel
dependen yaitu return saham dipengaruhi oleh tiga variabel
independen yaitu inflasi, kurs dan pertumbuhan ekonomi,
sedangkan sisanya 75,5% dipengaruhi oleh faktor atau
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
d. Uji Hipotesis (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh secara linear variabel bebas dan variabel terikat,
jika angka signifikan lebih kecil dari 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa variabel independen (variabel bebas)
secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen (variable terikat). Namun jika angka
signifikan lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
-
60
variabel independen (variabel bebas) tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen (variabel terikat)
Tabel 4.8 Uji Parsial (t) Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized CoefficientsModel
B Std. Error BetaT Sig.
(Constant) 191863.901 292041.896 .657 .514Inflasi 130.996 36.548 .958 3.584 .001Kurs .094 .034 .974 2.739 .009Pertumbuhan Ekonomi -226.200 197.907 -.308 -1.143 .259
a. Dependent Variable: Return Saham Sumber: Hasil Output SPSS 22
Hasil pengujian secara parsial dari variabel bebas
terhadap variabel terikat disajikan dalam tabel 4.8
berdasarkan hasil yang ditunjukkan oleh tabel tersebut maka
dapat disimpulkan hasil pengujian hipotesis secara parsial
sebagai berikut:
1) Inflasi (X1) terhadap Return Saham (Y)
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa tingkat inflasi
memiliki signifikansi 0,001 yang berarti lebih kecil dari
0.05 dengan nilai t sebesar 3,584 maka hal ini artinya
tingkat inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
return saham.
2) Kurs (X2) terhadap Return Saham (Y)
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa tingkat kurs
memiliki signifikansi 0,009 yang berarti lebih kecil dari
-
61
0,05 dengan nilai t sebesar 2,739 maka hal ini artinya
tingkat kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap
return saham.
3) Pertumbuhan Ekonomi (X3) terhadap Return Sham (Y)
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa tingkat
pertumbuhan ekonomi memiliki signifikansi 0,259 yang
berarti lebih besar dari 0,05 dengan nilai t sebesar -1,143
maka hal ini artinya tingkat pertumbuhan ekonomi
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return
saham
.D. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data penelitian maka
pembahasan dilakukan dengan cara mendeskripsikan pengaruh
antara variabel independen yang terdiri dari inflasi, kurs dan
pertumbuhan ekonomi terhadap variabel dependen yaitu return
saham pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
1. Pengaruh Inflasi Terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan oleh
peneliti, koefisien regresi berganda untuk tingkat inflasi adalah
sebesar 0,958 yang berarti positif. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa arah variabel independen (X) dan variabel dependen (Y)
searah, maka setiap peningkatan inflasi sebesar satu persen
-
62
maka return saham juga akan meningkat sebesar 0,958.
Sebaliknya jika inflasi menurun satu persen maka harga saham
juga menurun sebesar 0,958.
Kemudian untuk menguji signifikansi dari inflasi terhadap
return saham dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji
parsial (Uji t), hasil dari uji hipotesis tersebut disajikan dalam
tabel coefficient dengan nilai t sebesar 3,584 dengan
signifikansi sebesar 0,001. Artinya nilai signifikansi tersebut
lebih kecil dari 0,05. Maka dari hal tersebut dapat diketahui
bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Jika dilihat dari deskriptif variabel untuk tingkat inflasi pada
tahun 2016–2019 memiliki nilai dibawah 10% yang artinya
tingkat inflasi tersebut termasuk inflasi ringan dan tidak
mengganggu keberlangsungan ekonomi. Jika inflasi mengalami
kenaikan yang stabil seperti pada tahun penelitian, hal ini
berarti inflasi memiliki dampak yang positif yaitu menyebabkan
peredaran dan perputaran barang lebih cepat dimasyarakat
sehingga produksi barang-barang bertambah, dan keuntungan
pengusaha bertambah. Ketika inflasinya terkendali dan diikuti
dengan pendapatan nominal yang bertambah, maka
pendapatan rill masyarakat meningkat. Hal ini sejalan dengan
-
63
pendapat Ratnawati dkk (2018) yang menyatakan bahwa inflasi
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham,
hal ini karena risk dan return bergerak positif, maka jika terjadi
peningkatan inflasi, harga-harga akan cenderung naik, profit
perusahaan meningkat dan investor akan mendapatkan return
ya
top related