infeksi tenggorok [recovered].pptx
Post on 22-Jun-2015
33 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ABSES SUBMANDIBULA
KEPANITERAAN KLINIK ILMU THT
LELA MANTILI
I11109082
PENYAJIAN KASUS
ANAMNESIS
Identitas
Nama : Pr
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 16 tahun
Alamat : Jalan Tanjung Raya 1
Pekerjaan : Siswa
Tanggal periksa : 3 Oktober 2013
Anamnesis dilakukan pada pukul 06.30 WIB
Keluhan Utama
Sakit gigi dan leher bengkak
Riwayat Penyakit Sekarang sakit pada giginya sejak satu minggu yang lalu meminum asam mefenamat lehernya membengkak disertai demam dan sakit
menelan berobat ke RS. X Bengkak pada leher tidak hilang setelah berobat ke
RS. X Foto rontgen dan dirujuk ke RSDS
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menyatakan sudah sering mengalami sakit gigi sejak 1 tahun yang lalu.
Pasien biasa meminum asam mefenamat setiap kali timbul keluhan sakit gigi.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah pasien pernah mengalami sakit gigi yang sama tetapi tidak disertai dengan pembengkakkan pada lehernya.
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal : 3 Oktober 2013
Waktu : 6.30 WIB
Kedaan Umum : Tampak sakit
Tekana darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Pernapasan : 16 x/menit
STATUS LOKALIS
1.1 Telinga
Inspeksi dan Palpasi
Telinga Kanan Telinga kiri
AurikulaEdema (-), hiperemis (-),
massa (-).
Edema (-), hiperemis (-),
massa (-).
PreaurikulaEdema (-), hiperemis (-),
massa (-), fistula (-), abses (-).
Edema (-), hiperemis (-),
massa (-), fistula (-), abses (-).
RetroaurikulaEdema (-), hiperemis (-),
massa (-), fistula (-), abses (-).
Edema (-), hiperemis (-),
massa (-), fistula (-), abses (-).
PalpasiNyeri pergerakan aurikula (-),
nyeri tekan tragus (-).
Nyeri pergerakan aurikula (-),
nyeri tekan tragus (-).
Otoskopi :
Telinga Kanan Telinga Kiri
MAE
Edema (-), hiperemis (-),
sekret (-), furunkel (-),
serumen (+), laserasi (-)
Edema (-), hiperemis (-), sekret (-),
furunkel (-), serumen (+), laserasi (-)
Membran
Timpani
Intak, agak keruh, refleks
cahaya tidak jelas.
Intak, agak keruh, refleks cahaya tidak
jelas.
Fungsional (Tes Pendengaran / Garpu Tala) : tidak dilakukan pemeriksaan 1.2 Hidung dan Sinus ParanasalInspeksi, PalpasiDeviasi tulang hidung (-), bengkak daerah hidung (+) dan sinus paranasal (-)Krepitasi tulang hidung (-), nyeri tekan hidung dan sinus paranasal (-)Deformitas (-), benjolan (-)
Rinoskopi Anterior :
Cavum Nasi dextra Cavum Nasi sinistra
Mukosa HidungEdema (-), hiperemis (-),
massa (-).
Edema (-), hiperemis (-), massa
(-).
SeptumDeviasi (-)
Dislokasi (-)
Deviasi (-)
Dislokasi (-)
Konka Inferior dan
Media
Hipertrofi, pucat,
sekret (+)
Hipertrofi, pucat,
sekret (+)
Meatus inferior dan
mediaSekret (-), polip (-) Sekret (-), polip (-)
Rinoskopi Posterior :
Tidak dilakukan pemeriksaan
Tenggorokan :
Tidak dilakukan pemeriksa karena pasien tidak bisa membuka mulutnya
Laringoskopi Indirek :
Tidak dilakukan pemeriksaan
Leher :
Pada daerah submandibula terdapat masa berbentuk bulat-lonjong, konsistensi lunak, berwarna merah, teraba hangat, dan nyeri tekan (-).
Tidak ada deformitas pada trakea dan tidak ada pembesaran pada nodus limfatikus lain.
Gigi
Gigi molar 1 bolong
PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DIUSULKAN
Tidak ada pemeriksaan penunjang yang diusulkan karena pasien datang dengan membawa hasil foto rontgen kepala dan leher.
RESUME
Pasien datang ke RS, pasien menyatakan bahwa merasakan sakit gigi dan pembengkakkan pada lehernya. Pasien menyatakan sakit giginya sejak 1 tahun yang lalu dan sering kambuh. Sakit gigi yang dialami pasien sekarang disertai dengan demam dan pembesaran pada lehernya. Pada pemeriksaan didapatkan pembesaran pada daerah submandibula.
DIAGNOSIS
Diagnosis sementara : Abses submandibula
Diagnosis banding : Angina Ludovici (Ludwig’s angina)
TATALAKSANA
Non-Medikamentosa :
Memberi tahu kepada pasien supaya menjaga kebersihan gigi
Medikamentosa:
Insisi abses submandibula
Antibiotik
Analgetik
PROGNOSIS Ad vitam : bonam Ad functionam : bonam Ad sanactionam: dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
ABSES MANDIBULA
DEFINISI
Abses adalah kumpulan nanah setempat dalam suatu rongga, yang terbentuk akibat kerusakan jaringan.
Abses submandibula adalah terbentuknya abses pada ruang potensial di region submandibula yang disertai dengan nyeri tenggorok, demam dan terbatasnya gerakan membuka mulut.
ANATOMI
Mandibula
OS HYOIDEUM
Regio Submandibularis
EPIDEMIOLOGI
Huang dkk, dalam penelitiannya pada tahun 1997 sampai 2002, menemukan kasus infeksi leher dalam sebanyak 185 kasus. Abses submandibula (15,7%) merupakan kasus terbanyak ke dua setelah abses parafaring (38,4), diikuti oleh angina Ludovici (12,4%), parotis (7%) dan retrofaring (5,9%)
ETIOLOGI
Infeksi dapat bersumber dari gigi, dasar mulut, faring, kelenjer liur atau kelenjer limfa submandibula
Streptococcus sp, Staphylococcus sp, Neisseria sp, Klebsiella sp, Haemophillus sp.
Infeksi gigi Bacteroides melaninogenesis, Eubacterium Peptostreptococcus
Fusobacterium.
PATOGENESIS
Virulensi kuman
Daya tahan tubuh dan lokasi anatomi.
Infeksi gigi
Penyebaran infeksi
Inflamasi gejala
Inflamasi
Tanda dari inflamasi Tumor Kalor lokal dan sistemik Rubor vasodilatasi Dolor bradikinin dan PG
GEJALA KLINIS
Pembengkakan di bawah dagu atau di bawah lidah Unilateral atau bilateral Disertai rasa demam, Nyeri tenggorok dan trismus.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang Poto polos jaringan lunak leher anteroposterior dan
lateral pembengkakkan jaringan lunak Tomografi Komputer (TK) membedakan selulitis
dan abses MRI mengetahui lokasi abses, perluasan dan
sumber infeksi USG menilai lokasi dan perluasan abses
KOMPLIKASI
keterlambatan diagnosis penyakit diabetes mellitus Memperberat kelainan hati dan ginjal kehamilan
TATALAKSANA
TERIMA KASIH
top related