infrastruktur kualitas ekspor indonesia daftar · pdf filestandar internasional sukarela dan...
Post on 01-Feb-2018
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
i
KATA PENGANTAR 1
RINGKASAN EKSEKUTIF 2
I. KONTEKS 7
I.1KinerjaMakroekonomidanTantanganPerdagangan 7
I.2.RegulasiTeknisLuarNegeridanAksesPasarEkspor 8
I.3.StandarInternasionalSukareladanPerdagangan 9
I.4.HubunganyangMeningkatantaraStandarSukareladanRegulasiTeknis 10
I.5.PrivateStandardsdanAksesPasarEkspor 10
I.6EQIdanMasaDepanPerdagangan 11
II. TUJUAN 13
III. KEGIATAN DAN METODOLOGI 15
III.1Kegiatan 15
III.2Metodologi 16
IV. PENGALAMAN DARI NEGARA ASEAN LAINNYA 18
IV.1PemilihanNegara 18
IV.2KonteksEkonomiMereka 19
IV.3.HasilTemuanUtamasecaraKeseluruhanpadaEQI
diSingapura,MalaysiadanThailand 20
Daftar isi
Daftar isi
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropaii
V. PEMETAAN INFRASTRUKTUR EQI INDONESIA 25
V.1.FiturEQIyangEfektif 25
V.2.StrukturPemerintahdanEQI 26
V.3InfrastrukturKualitas 27
V.3.1Metrologi 30
V.3.1.1MetrologiIlmiah&Teknis:KajianInstitusional 31
V.3.1.2MetrologiLegal:KajianInstitusional 32
V.3.2Standardisasi 34
V.3.2.1Standardisasi:SituasiKelembagaandiIndonesia 35
V.3.2.2LembagaStandardisasi 36
V.3.2.3BadanRegulatori 37
V.3.3PengujiandanMutu:PenilaianKesesuaian 42
V.3.3.1PengujiandanLaboratoriumKalibrasi:LembagaSektorPublik 43
V.3.3.2Pengujian:EntitasSektorSwasta 45
V.3.3.3Inspeksi:InstitusiSektorPublik 45
V.3.3.4Inspeksi:InstitusiSektorSwasta 47
V.3.3.5Sertifikasi–kesesuaianprodukatausistem
denganstandardanregulasiteknis 47
V.3.3.6Sertifikasi:InstitusiSektorPublik 47
V.3.3.7Sertifikasi:InstitusiSektorSwasta 48
V.3.3.8ObservasiterhadapPengujian,InspeksidanSertifikasi 48
V.3.4Akreditasi 50
VI. KAJIAN SISTEM EQI 53
VI.1Faktordibalikmasalahan 53
VII. VISI 55
VII.1TantanganKepatuhan–RegulasiInternasionaldanUniEropa 55
VII.2VisiuntukEQIIndonesia 56
VII.3ApayangharusSistemKepatuhanMiliki 56
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
iii
VII.4Ketertelusuran:CiriFundamentaldariSistemEQIyangEfisien 57
VII.5EmpatKunciDimensi-dimensidariVisi 57
VII.5.1Ketertelusuran 58
VII.5.2Informasi 58
VII.5.3Kompetensi 59
VII.5.4KeterlibatanSektorSwasta 59
VII.5.5MengaitkanDimensi-DimensidariVisi 60
VIII. ROADMAP 61
VIII.1.MelaksanakanPerubahan 62
VIII.1.1RuteuntukPeningkatanEfisiensi 62
VIII.1.2ParaPelakuuntukPerubahan 63
VIII.2.AlatuntukPerubahan:InventarisasiEQIdanSistemManajemenInformasi 64
VIII.2.2BagaimanaInstitusiIndonesiaDapatMenciptakanSistemInformasi 65
VIII.2.3.ProdukdariSistemInformasi 66
VIII.3.KetertelusurandalamMetrologi 68
VIII.3.1ManajemenStrategis 68
VIII.3.2.BagaimanaInstitusiQIIndonesiadapat
MeningkatkanKetertelusurandalamMetrologi 68
VIII.4.BagaimanaLembagaQIIndonesiaMeningkatkanKeterlusurandalam
CA&RantaiNilai 69
VIII.5.BagaimanaLembagaQIIndonesiaMeningkatkandanMenjaminKompetensi69
VIII.6.BagaimanaLembagaQIMeningkatkanKeterlibatanSektorSwasta 70
IX. MEMANTAU PERUBAHAN 72
X. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 74
DAFTAR KATA 78
IstilahdanLembagayangRelevanuntuk“QualityInfrastructure” 78
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropaiv
Daftar tabel Dan gambar
Daftar tabel dan gambar
Gambar 1 : EmpatRantai:TanggungJawabSektorPublikdanSwasta 25
Gambar 2 : KualitasInfrastruktur 28
Gambar 3 : KualitasInfrastruktur 28
Gambar 4 :Metrologi:MengapaPenting? 30
Gambar 5 :Metrologi:Fungsiyangdilaksanakandan/ataudikoordinasikan 31
Gambar 6 :StandardisasidanRegulasiTeknis 35
Gambar 7 :StandardisasidiIndonesia 35
Gambar 8 :MSTQ:Otoritasregulasiteknis 37
Gambar 9 :MSTQ-Akreditasimutu&Sertifikasi 50
Gambar 10 :TantanganRegulasiInternasional&EU 55
Gambar 11 :VisiuntukEQIIndonesia 56
Gambar 12 :Apayangharussistemkepatuhanmiliki? 56
Gambar 13 :Ketertelusurandalamrantainilai 57
Gambar 14 :Apayangdicakupolehroadmap 61
Gambar 15 :MencapaiEfisiensiEQIselamatransisipolitik 62
Gambar 16 :Sistempersedianinformasi 65
Gambar 17 :Produkdarisisteminformasi 66
Gambar 18 :Memantauperubahan 72
Tabel 1 : AnalisisSWOTdariSistemEOI 53
Tabel 2 :KetertelusurankuncidasaruntukEQI 58
Tabel 3 :Informasi:MatarantaiyanghilangdalamEQI 58
Tabel 4 :Kompetensi:Kunciuntukkepercayaan 59
Tabel 5 :Keterlibatan:Matarantaiyanghilangkepengguna 60
Tabel 6 :Tujuansalingterkait 60
Tabel 7 :Inventori-mengumpulkaninformasi 64
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
v
ACCSQ KomiteKonsultatifStandarddanKualitasASEAN
APEC KerjasamaEkonomiAsia-Pasifik
ASEAN AsosiasiNegara-negaraAsiaTenggara
AusAid BadanBantuanAustralia
AVA OtoritasMakananAgrodanHewan(Agri-FoodandVeterinary
Authority)(Singapura)
BLA BiroAkreditasiLaboratorium(Thailand)
B4T BalaiBesarBahandanBarangTehnik,Bandung
BBIA BalaiBesarIndustriAgro,Bogor
BBK BalaiBesarKeramik,Bandung
BBKK BalaiBesarKimiadanKemasan,Jakarta
BBPK BalaiBesarPulpdanKertas,Bandung
BBT BalaiBesarTekstildanIndustri,Bandung
BPOM BadanPengawasanObatdanMakanan
BPPT BadanPengkajiandanPenerapanTeknologi
BOT BadanPerdagangan(Thailand)
BSN BadanStandardisasiNasional
CASE AsosiasiKonsumenSingapura
CIDA BadanPembangunanInternasionalKanada
CSIS PusatStudiStrategisdanInternasional,Jakarta
CSP MakalahStrategiNegara
DS DepartemenStandardisasi(Malaysia)
EC KomisiEropa
EUD EUDelegasiMasyarakatEropadiJakarta
EDB BadanPembangunanEkonomi(Singapore)
Daftar singkatan
Daftar singkatan
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropavi
ETAT TimAsistensiTeknisEropa
EU UniEropa
EuroCham KamarDagangEropadiIndonesia
EQI InfrastrukturKualitasEkspor
FDI InvestasiLuarNegri
FTA PerjanjianPerdaganganBebas
GATS PerjanjianUmummengenaiPerdaganganJasa
GATT PerjanjianUmummengenaiTarifdanPerdagangan
GDP ProdukDomestikBruto
GoI PemerintahIndonesia
HDC KorporasiPengembanganHalal(Malaysia)
HVA PertambahanNilaiTinggi
IEC KomisiListrikInternasional
IMF DanaMoneterInternasional
IMs ManajerPelaksana
ITC DepartemenKerjasamaPerdaganganInternasionalKementerian
Perdagangan
JICA BadanKerjasamaInternasionalJepang
KADIN KamarDagangdanIndustriIndonesia
KAN KomiteAkreditasiNasional
KIM-LIPI PusatPenelitian(Puslit)Kalibrasi,Instrumentasi,Metrologi
LIPI LembagaIlmuPengetahuanIndonesia
LFM MatriksKerangkaKerjaLogis
MATRADE OrganisasiPerdaganganMalaysia
MDGs SasaranPembangunanMilenium
MIDA OtoritasPembangunanIndustriMalaysia
MITI DepartemenPerdaganganInternasionaldanIndustri(Malaysia)
MENRISTEK KementerianRisetdanTeknologi
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
vii
MoA KementerianPertanian
MoE KementerianLingkunganHidup
MoF KementerianKeuangan
MoF KementerianKehutanan
MoH KementerianKesehatan
MoI KementerianPerindustrian
MoMP KementerianTenagaKerja
MMAF KementerianKelautandanPerikanan
MoPW KementerianPekerjaanUmum
MoT KementerianPerdagangan
MoTr KementerianPerhubungan
MOSTI KementerianSains,TeknologidanInovasi(Malaysia)
MRA KesepakatanSalingPengakuan
MS StandarMalaysia
MST MasyarakatMetrologiThailand
MSTQ Metrologi,Standar,PengujiandanKualitas
NAFED BadanNasionalUntukPengembanganEkspor
NIP ProgramIndikatifNasional
NEM ModelEkonomiBaru(Malaysia)
NIMT InstitutMetrologiNasionalThailand
NMSP PerencanaanStrategisMetrologiNasional(Thailand)
OIC OrganisasiKonferensiIslam
OWM KantorPenimbangandanPengukuran(Thailand)
PMC SiklusManajemenProyek
PTB PhysikalischTechnischeBundesanstalt,Germany
QI InfrastrukturKualitas
RIA PengkajianDampakRegulasi
SIRIM BadanStandarMalaysia
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropaviii
SME UsahaKecildanMenengah
SPRING BadanStandarSingapura
SPS PengukuranSanitaridanPhitosanitari
SQB SIRIMQASBerhad
SS StandarSingapura
STE TenagaAhliKontrakJangkaPendek
TBT HambatanTeknisuntukPerdagangan
ToR KerangkaAcuan
TREDA BadanRisetPerdagangandanPembangunan
TEEAM AsosiasiListrikdanElektronikMalaysia
TIC Pengujian,Inspeksi,Sertifikasi
TISI InstitutStandarIndusriThailand
TR RegulasiTeknis
TSP ProgramDukunganPerdaganganUni-Eropa-Indonesia
USAID BadanBantuanAmerika
WTO OrganisasiPerdaganganDunia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
1
MakalahinimerangkumhasilstudiyangdilakukanpadaperiodeAgustus-Desember2010.
Studi inididukungolehUniEropa.Dokumen-dokumenpendukung lainnyadapatdiperoleh
dariKetuaTim,DrPeterO’Brien,E-mail:eqindon@gmail.com.
kata pengantar
kata pengantar
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa2
Indonesiaberadadalammasapertumbuhanekonomiyangpesatdimanaekspormemainkan
peranyangbesar. Indonesiaberusahauntukmeningkatkannilai tambahekspor,memperluas
jangkauan ekspormelalui produkyang lebih canggih, dandiversifikasi pasar asing.Hal ini
mensyaratkanIndonesiaharusmemilikiInfrastrukturKualitas(QI)yangberfungsidenganbaik
yangdapatmemastikanbahwaprosesdanprodukekspordapatmengatasiHambatanTeknis
Perdagangan(TBT)yangsemakinmeningkat,yangdapatmempersulitataumenghambatakses
masukkepasareksternal.
BeberapalaboratoriumdanfasilitasteknisyangmemadaitelahtersediadiIndonesia,meskipun
tidakseluruhnyatersediadisektorpublik,.Demikianpula,adasejumlahbesarprofesionalyang
berpengalamandanberdedikasiyangbekerjadilembaga-lembagaQItersebut.Pendanaanuntuk
lembaga dan para profesionalQI tersebut,meskipun selalu ada keterbatasan, secara umum
cukupbaik.BantuanTeknisdariberbagaidonorasing,diAsiadandiEropa,telahdiberikan
selama bertahun-tahun dan terus mendorong perbaikan di dalam negeri. Namun lembaga-
lembaga tersebut tidak berfungsi sebagai suatu sistem. Setiap lembaga cenderung untuk
beroperasisendiri,sangatjarangberkoordinasiuntukpembagiantanggungjawab,pembuatan
kebijakandanoperasional.Selain itu, lembaga-lembagaQImemilikihubunganyang lemah
dengansektorswasta,baiksebagaipemasoklayananQImaupunsebagaipenerimalayanan.
Hasilnya adalahmeskipun pada dasarnya QI Indonesia dapat memberikan kontribusi yang
besar,halitutidakterjadisepertiyangdiharapkan.Masalahseriusadadalamhal:kewenangan
dantanggungjawabyangtidakjelas;utilisasiasetnegarayangtidakmaksimal;kompetisiantar
lembaga yang terus berlangsung, bahkan sering diperburuk oleh upaya untukmendapatkan
ringkasan eksekutif
ringkasan eksekutif
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
3
pengaruh, bahkan di area dimana sebenarnya lembaga tersebut tidakmemiliki kompetensi
teknisyangspesifik,danpendekatanperencanaanyangtidaktepat,seringmerupakankombinasi
yangtidakseimbangantaraharapanyangterlalubesardengankurangnyaperhatianterhadap
dinamikaperubahansituasiregulasiperdaganganinternasional.
Tingginya dinamika situasi internal dan eksternal di Indonesia menyebabkan pentingnya
melakukan perbaikan yang efisien terhadap struktur QI, sehingga keuntungan yang besar
dapat diperoleh denganmemanfaatkan sinergi dalam sebuah sistem yang berfungsi dengan
baik. Secara internal, adanya gerakan menuju otonomi dan desentralisasi yang lebih besar
berimplikasi pada satu resiko yang cukup besar. Setidaknya dimasa transisi yang panjang,
akanadamasalahyangsignifikanuntukmemastikanjaringanQIjugadapatberoperasidilevel
yangsama.Secaraeksternal,Indonesiadihadapkanpadabatas-batasyangTBTbergerakcepat,
persainganyangsangatkuatdipasarekspor(terutamadaribeberapanegaratetanggaASEAN),
sertakomitmendanpersyaratan,yangsemuanyaberpacudenganwaktu,karenatelahmasuk
keASEAN,keWTO,dandalamderajatyangmeningkatmelaluiperdaganganbilateraldan
pengaturankerjasama.
Singkatnya, Indonesiasekarangmemasukimasadengankesempatanbesar tetapi jugarisiko
besar.Keputusanuntuktetapdiam,ataumelanjutkan“bisnissepertibiasa”,bukanlagipilihan.
Upayaterpaduharusdibuatuntukmelakukanperbaikansejalandengankebijakandanpendekatan
yangdisepakati,atauadakemungkinanbesarkeadaanakanmengalamikemunduran.
Fokusdarimakalahiniadalahbagaimanamengusahakanperbaikan-perbaikantersebut.Lebih
khusus lagi, fokusnya adalah pada apa yang dapat dilakukan oleh lembaga QI itu sendiri,
tanpamenunggu keputusan politik dan kebijakan tingkat tinggi. Sejumlah kebijakan terkait
QIsejatinyasangatdiperlukan.Indonesiatidakmemilikikebijakanperdaganganyangkoheren
sertatidakmemilikikebijakanmutu.Selainituterdapatbeberapakebijakanyangmenghambat
sepertimandatyangbertentanganantarinstitusi,beberapadiantaranyahanyadapatditangani
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa4
melalui keputusan tingkat tinggi, peraturan tentang layanan pemerintah yang menghambat
alokasi terbaikdaristaf teknis,serta terdapatkebijakanhargaterkaitpenyediaanlayananQI
yangsecarasignifikanmembatasikemungkinanbagilembagaQIuntukmengembangkanruang
lingkupkerjamereka.
Seiring dengan proses perubahan yang terjadi beberapa tahun terakhir, kebutuhan akan
kebijakanterkaitQItersebutmenjadisorotanbeberapanegaratetanggaIndonesiadiASEAN
(dan pesaing).Negara-negara seperti Thailand, Malaysia dan Singapura, telah menyadari
bahwaketerlibatanpenuhperdagangandaninvestasi(termasukinvestasiasingyangsignifikan)
adalah cara yang ampuh untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pendapatan di
seluruhbidang.Negara-negarainitelahmenentukanstrukturQImanayangdiperkuatmelalui
pengembangankemitraanyangluasantarapemerintahdanswasta,dimanaentitasdidorong
untukmenyediakanlayananyangpalingsesuai,yangditawarkandenganhargadanpelayanan
yang kompetitif. Korporatisasi dari eks perusahaan negara, suatu proses dimana beberapa
kepemilikan dan kendali pemerintahmasih dapat dipertahankan (untukmemastikan bahwa
tujuansosialyangdiinginkanterpenuhi),sekaligusmenciptakanruanguntukmanajemensesuai
denganpersyaratanefisiensi,telahdiadopsisecarasistematis.
Kementrian di negara-negara tersebut, sementara masih memiliki beberapa fungsi regulasi
(meskipuninisedapatmungkinsemakinbanyakdiserahkankepadabadansemipublik),lebih
fokuspadapenyediaankebijakandanfungsipengawasanbagientitaskorporat.Dengankata
lain, terdapat pemisahan yang substansial antara pembuat kebijakan, regulator dan operator
(penyedialayananQI).Pergeseraninidilakukanbersamaandenganpenekananyangkuatpada
pengembanganhubungandengansektorswasta,sehinggamemainkanperanyangbesardidalam
sistem.Setiapnegara, tentusaja,memilikimasalahnyasendiri.Setiapnegara telahberusaha
selamalebihdarisatudekade,danmasihbanyakyangharusdilakukan.Halyangkritikaladalah
bahwavisimunculdariterstrukturnyapartisipasidankolaborasipenuhdariberbagaipihak.QI
yangberhasiladalahberkatkerjasamadankolaborasi,bukanmelaluikompetisi.
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
5
Makalah ini berpendapat bahwa lembaga QI dapat mengatur diri mereka sendiri dengan
targetyangbersumberdarikebutuhandasarteknisuntukmenyediakanketertelusuran.Untuk
mencapaiketertelusurandankompetensiteknisyangmendukunghaltersebut,institusiharus
mulaiberbagiinformasidisemuatingkatan.Melaluiprosesberbagiinformasiyangdirancang
dandilaksanakandenganteliti,institusiakanmulaibekerjasamauntukmeningkatkanefisiensi
sistem.Sejalandenganmeningkatnyaefisiensi,ditambahdenganpartisipasidariparapenyedia
jasaQIsektorswastadalamprosestersebut,kebutuhaninvestasiriildarisistemakanmenjadi
semakinjelas.
Sepertihalnyapengujian sistem,berbagi informasi akanmengungkapkandimana“titik-titik
penyumbatan”iniberada,danmenunjukkanbagaimanamerekadapatdiatasi.Informasiproduk
jugadapatdisediakanmelaluiprosesini,produkyangsecaralangsungmemberikankeuntungan
bagiprodusenswastadaneksportirIndonesia,sertapotensialuntukpembeliasingdanimportir.
Informasitersebutjugadapatmengarahkanperusahaan-perusahaanIndonesiakepadabidang
yanglebihmenantang,yaitupenelitiandanpengembangan.Sebagainegaradengansumberdaya
alamyangmelimpahruah,yangperekonomiannyasaatinididukungdarihargasangattinggi
untukeksporbahanbaku,Indonesiasecaratradisionalbelumberkomitmenkuatuntukpenelitian
danpengembangan.Dimasadepan,halinihampirpastiharusberubah.Basisinformasitentang
kegiataninovatifyangdapatdikembangkanakanmenarikbanyakpeminat-termasukinformasi
dalamsistemQI.Bagaimanapun,standar(wajibdansukarela)mewujudkanpemikiranterbaru
tentangkriteriateknissepertiapayangharusdipenuhiolehprosesdanproduk.Olehkarenaitu
informasiharustersediadandipublikasikan,kemudiansepenuhnyadimanfaatkan.
Taksatupundariapayangdisebutkandisinidiusulkanuntukkepentinganpihaktertentu.QI
tidakbolehmenjadiduniatertutupyanghanyadikuasaiolehteknisi.QIhadiruntukmemberikan
layanan, yang akhirnya mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Indonesia
dankesejahteraan rakyatnya. Sebagian besar perusahaandi suatu negara adalah perusahaan
domestik,dengansumberdayayangkecildanterbatas.Tetapiperusahaan-perusahaaninisering
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa6
berhubungandenganentitasyanglebihbesar,melaluirantaipasokandanjaringansubkontrak.
Ketertelusuranmensyaratkanbahwaperusahaan-perusahaaninijugaharusmemenuhistandar
yang tepat untuk produk dan proses produksimereka serta secara konsisten sesuai dengan
norma-norma.Dalamhalini,lembagaQImemilikikemungkinanuntukmemberikankontribusi
yangkuatuntukkesejahteraanIndonesiadanuntukmasadepanyangmakmur.Waktuuntuk
merebutkemungkinanituadalahsekarang.
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
7
I.1 Kinerja Makroekonomi dan Tantangan Perdagangan
Indonesiatelahmemasukimasapertumbuhanekonomiyangpesat.Tingkatproyeksiekspansi,
sepertiyangdiperkirakanpadaAgustus2010dalamPernyataanRancanganAnggaran(RAPBN)
2011adalah5,8%untuktahun2010,denganpercepatandalamtahun-tahunberikutnyamenjadi
6,3% pada tahun 2011, sampai dengan 6,9% pada tahun 2012, 7,4% pada 2013, dan 7,7%
pada tahun 2014.Harapan ini yang didukung oleh peningkatan baru-baru ini dalam neraca
pembayarandancadangandevisa(yangsekarangberadasetaradengan6-7bulanimpordengan
tarifnormal),dannilaitukaryangrelatifstabildiukurterhadapbeberapamatauangasingyang
relevan.BankIndonesia,berkomitmenuntukmenjagastabilitasbaikdalamnilaitukarmaupun
tingkatbungaditahun-tahunmendatang.
Dalam rangka untuk mencapai dan mempertahankan kinerja yang mengesankan ini,
Indonesia harus memperkuat situasi yang berkaitan dengan perdagangan regional dan
internasional.Saat ini,rasioperdaganganterhadapPDBsekitar25%,diisyaratkanlebih
rendahdibandingkanangkadarikebanyakannegara-negaraASEANlainnya.Selain itu,
komposisi perdagangan cenderung berat sebelah ke arah produk baku atau yang relatif
belumdiproses (nilai tambahyang rendah).Dalamproduk tersebut, Indonesiabersaing
ketatdenganbeberapaanggotaASEANdannegara-negaraAsia lainnyadi semuapasar
(UniEropa,ASEAN,Jepang,AmerikaUtaradanlain-lain).Sebagaicontoh:dalamproduk
pertanian,termasukmakanandanperikanan,adapersaingandariThailand,Vietnam,India
dan lain-lain; dalam industri tekstil, Thailand, Cina,Korea dan India adalah pedagang
internasional yang penting, dalam pakaian, Vietnam dan Filipina yang signifikan,
i. konteks
konteks
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa8
sedangkandiprodukmanufaktur, sepertiperalatan telekomunikasi,Malaysia,Thailand,
Cina,JepangdanKoreaadalahpemainyangkuat.
Oleh karena itu, Indonesia menghadapi tantangan perdagangan yang serius jika ingin
mempertahankan pertumbuhan ekonominya yang cepat secara keseluruhan. Tantangan
perdagangan,tidakberartihanyaterbataspadamasalahvolumeperdagangansecarakeseluruhan.
Halinimenyangkutjuga,danyangbahkanlebihpentingadalahmengenaikualitasdanstandar
barangekspor.Semuanegarayangdisebutkandiatas,yaituASEANdanNegaraAsialainnya
adalahpesaing Indonesia,yangberkomitmen secarakonstan meningkatkannilai tambahdan
dimensi kualitas ekspor mereka, setidaknya karena dua alasan. Salah satunya adalah bahwa
semakin tingginilai tambahkomponenekspor, semakinbesarpendapatanbersihdariyangdi
ekspor.Alasankeduaadalahbahwastandarterus-menerusmeningkatdipasarekspor,khususnya
UniEropadananggotaOECDlainnya,yangsecaralangsungmaupuntidaklangsungmewajibkan
pelakuperdaganganuntukmeningkatkankualitasdariapayangmerekaekspor.
I.2. Regulasi Teknis Luar Negeri dan Akses Pasar Ekspor
Dalamberbagaibidangproduk,adaRegulasiTeknis(TR)yanghukumnyawajibharusdipenuhi
terlebih lagi jikaproduk inginuntukmendapatkanaksesmasukkepasar.TR ini adadalam
rangka untuk melindungi kesehatan penduduk di pasar tujuan ekspor, keselamatan umum,
keamanandanlingkunganalam.Denganketentuanuntukmemenuhipersyaratanilmiahtertentu
dandirancangdengancarayangditujukanuntukmeminimalisirdampakdariperdagangan,TR
tersebutditerimadibawahperjanjianWTOmengenaiHambatanTeknisPerdagangan(TBT)
danpengaturanSanitaridanPhyto-Sanitari(SPS).Olehkarenaitu,sebelumsuatuprodukyang
dibuat Indonesia dapatmulai dijual di pasar luar negeri, produk tersebut harus bersertifikat
sesuaidenganTRyangberlakudipasartersebut.Sertifikasiituharusdilakukanolehlembaga
yangdiakuiketidakberpihakandankompetensinya.Lembagasertifikasi ini,padagilirannya,
harusdiakreditasiuntukmenjalankanfungsimereka,olehbadanyangmemenuhiserangkaian
kondisiyangdiakuisecarainternasional.
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
9
Karenaitu,jelasbahwadiIndonesiaharusadasebuahsistemyangdapatmenyediakanlayananteknis
inisampaipadatingkatteknisdanobjektifitasyangdiperlukan.Selamabertahun-tahundiIndonesia
tentusajatelahdibangun,terutamamelaluipenyediaanlayananpublik,kualitasinfrastruktur(QI)
yangluascakupannyauntukmemenuhikebutuhaninternal.KebutuhantersebutmeliputiTRinternal
Indonesiasendiridansejumlahelemenyangberkaitandenganstandardisasiprodukdanjasayang
dijualdipasardomestik.Sebagainegara terbesarkeempatdidunia,yangberorientasipadapasar
domestik,prosespembangunandiQIadalahnormaldanperlu.Tetapisejaktahun1990,sebagian
besarnegaraberkembangterbesardidunia(China,India,Brazil)yangjugamenciptakansistemyang
berorientasipasardomestik,telahmeningkatkanprofilperdaganganinternasionaldinegaramereka,
dandengandemikianmulaimelakukanadaptasiQImerekasehinggamenjadi suatu sistemyang
melayanidimensiinternasionalpertumbuhanekonomimereka.Indonesiasaatinimulaimengadaptasi
sistemnyasendirimenujusatusistemyangsepadandengansisteminternasional.Sistemitudapat
disebutsebagaidiInfrastrukturKualitasEkspor(EQI)Indonesia.
I.3.Standar Internasional Sukarela dan Pedagangan
DalammengembangkanEQI,TRbukansatu-satunyarintanganbesaryangharusdiatasioleh
eksporIndonesia.Dalamskalayangmeningkat,danmencakuphampirseluruhbarangdanjasa
yangdiperdagangkan,eksporharusberusahauntukmemenuhistandarinternasionalsukarela
(non-wajib).Standarinitidakmengikatsecarahukum,tetapimerekapentingsecarakomersial.
Standar tersebutberlakutidakhanyauntukprodukdanlayananyangdisediakan, tetapi juga
untuk struktur manajemen yang digunakan dalam menjalankan bisnis. Standar tersebut
ditetapkanmelaluiprosesyangtransparandimanaparaahliteknisdariberbagainegarabekerja
samamerumuskankondisikinerjadankarakteristikyangharusdipenuhiolehprodukdanjasa
untukmemberikankepuasanpelangganyangpalingmemadai.
Badan-badanterkemukayangterlibatdalamprosesperumusanstandartermasukInternational
Standards Organization (ISO), the International Electrical Commiossion (IEC), the Codex
AlimentariusdariFAOdanWHO,sertaentitaslain.IndonesiadiwakilidiolehKementerian
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa10
pemerintah dan personil yang sesuai. Dalam setiap kasus, tujuannya adalah untuk dapat
membentuksuatukonsensuspenuhdiantarasemuapihakterhadapstandartersebut,walaupun
ada beberapa kasus, biasanya karena alasan teknis khusus, satu atau lebih negaramungkin
menyisihkanposisinyaberkaitandenganstandaryangdiusulkan.
I.4. Hubungan yang Meningkat antara Standar Sukarela dan Regulasi Teknis
Sampaipada tingkat tertentu, terdapat integrasi antara standar sukareladenganTR.Dengan
katalain,TRsendiriseringmengacupadastandarinternasionalyangberlakudibidangyang
bersangkutan.Dalamhalini,apayangadadidalamstandarsecaraefektifmenjadiwajibkarena
tergabungdalamsebuahTR.Indonesiadansemuanegaralainberadadalamsituasidimana
dengan derajat yang bertumbuh, TR dan standar internasional harus dilihat sebagai bagian
terkaityangterintegerasi.EQIdanpeningkatannyaharusdilihatdalamperspektifini.
I.5. Private Standards dan Akses Pasar Ekspor
Dalamduniakualitasyangberubahdengancepat,adadimensiketiga,disampingTRdanstandar
internasional, saat ini terdapat dimensi lainyangmendapatkanperhatianyang semakinbesar,
terutamadi bidang-bidang seperti produkmakanan, teknologi informasi danbeberapa bidang
lain.DimensiItubiasanyadisebutsebagaiPrivateStandards.Standarinitidakdibuatdalamforum
internasionalsepertiyangdisebutkandiatas,tetapidirumuskanolehsekelompokprodusenbesar
danpelakuperdagangandibidangtertentu.Standardisebut“Private”karenamerekatidakbekerja
melaluidanmenurutiprosesyangditetapkanlembaga-lembagainternasional.Standarinitentu
saja sukarela dan legal. Standar ini penting karena kelompok-kelompokyangmembentuknya
seringkalimeliputipembelidandistributorbesarinternasionaltermasukpemainritelbesardalam
pasar konsumen utama.Hal ini terlihat jelas terutama dalam sejumlah bidang produk seperti
produkmakanan,pakaian,elektronikdanmebeldanmasihbanyaklagi.
Bayangkan apabila eksportir tidakmemenuhi standar yang dianggap penting oleh pembeli
ini,kemungkinankesuksesaneksporcenderungkecil-meskipunsemuaTRyangberlakudan
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
11
standar internasional telah terpenuhi. Hal ini karena akses sebenarnya ke rantai pemasaran
dandistribusiterkemukadalampasarsangatsulituntukdidapatkankecualijikapembelikunci
menganggapbahwaeksportirtelahmemenuhistandarmereka.Prospekmemasukipasarmelalui
beberapapembeli“independen”kecildalampraktiknyaseringkalisangatkecil.
BagiperusahaandiIndonesiayangmerupakanafiliasidariperusahaanmultinasional,Private
Standardsmungkin tidak terlalumenjadimasalah. Perusahaanmultinasional biasanya telah
menjadibagiandarikelompokyangmengaturPrivateStandards,sehinggaperusahaanafiliasinya
secaraotomatisakanmemenuhistandartersebutmelaluipenerapankebijakanmutukorporat
multinasionalitusendiri.Tetapibagiperusahaan-perusahaanlokalIndonesia,tantanganakan
dirasakanjauhlebihbesar.Olehkarenaitu,apabilasistemEQIdirancanguntukmenyediakan
layanan terbaik kepada penggunanya (khususnya perusahaan lokal Indonesia), juga harus
mempertimbangkanperluasanPrivateStandards.Terlebihlagiterbuktidariwaktukewaktu,
PrivateStandardstertentumenjadibagiandaristandarinternasional.
I.6 EQI dan Masa Depan Perdagangan
Ketika memasuki masa pertumbuhan ekonomi yang pesat, Indonesia dihadapkan pada
persyaratanutamaberkaitandenganperdagangan internasional.SecarabersamaanIndonesia
harusmemperluastotalperdagangan,meningkatkanelemennilaitambahdalamperdagangan
terebut, dan mempersiapkan diri untuk memberikan layanan pendukung EQI yang lebih
canggihkepadaperusahaan-perusahaanprodusendiIndonesia.Layanan-layanantersebutharus
setarakonsistendenganstandaryangdigunakandalampasarprodukmututerbaik.Agardapat
berhasil menghadapi tantangan tersebut dibutuhkan upaya terpadu mencakup peningkatan
teknik,perbaikanmanajerial,peningkatankapasitas,peningkatanalokasisumberdayadantata
kelolasistemikyanglebihbaik.Perubahan-perubahaniniakanmembutuhkanfondasikuatyang
dibangundariperbaikanterhadapsistemregulasidiIndonesia,pembangunankesadarantentang
“budaya kualitas” denganmenetapkan profil produk yang lebih tinggi , serta peningkatkan
partisipasisektorpublikdanswastayangsalingmelengkapidalamEQI.
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa12
Ini adalah tantanganyangmenakutkan.Dalam sebuahnegara yangbesar seperti Indonesia,
di mana badan-badan pemerintah daerahmemiliki berbagai otoritas dan yuridikasi, respon
yang efektif terhadap tantangan-tantangan tersebut berimplikasi pada proses pembangunan
konsensusyangcermatyangdipastikanakanberlangsungdalamjangkawaktuyangpanjang.
Serangkaiantindakantertentuharusdilakukansedemikianrupasehinggatuntutanperdagangan
yanglebihmenekandanmendesakterpenuhi,sementarakeseimbanganyangmemadaidalam
sistemterpelihara.Kumpulandariketerampilan,baikindividumaupunlembagasecarasistemik,
dapatterjadihanyajikaadastabilitasyangmemadaipadamandatkelembagaandansusunan
kepegawaian.Selainitu,perubahandalamEQIdiIndonesiasendiri,secaratidakterelakkan,
dalam tingkat tertentu dikondisikan oleh perubahan diASEAN dan internasional (di pasar
eksporsepertiUniEropadanbadanperdaganganyangrelevansepertiWTO).
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
13
Tujuankeseluruhandariproyekiniadalahuntukmemberikankontribusipadaprosesintegrasi
Indonesiakedalamsistemperdaganganinternasional,melaluiperbaikansistemEQIIndonesia
sehinggasesuaidenganstandarinternasional.Tujuankhususdaristudiiniadalah:
• Untuk menganalisis pengaturan kelembagaan yang terkait dengan sistem EQI
di Indonesia dan proses pengambilan keputusan yang mengarah pada kebijakan
perdagangan.
• UntukmengusulkansuatuvisiterhadapperbaikansistemEQIIndonesia,berikutsuatu
alurrencanastrategis(roadmap)untukmencapaivisi tersebut,setelahberkonsultasi
denganparapemangkukepentinganyangberbeda.
• Untukmemobilisasiparapemangkukepentinganagarmenyetujuivisidanroadmap
tersebut.
Studiinibukandalamrangka(teknis,manajerial,keuangan,tanggungjawabsosial)auditatas
institusimanapun.Studiiniadalahanalisisyangdifokuskanpadasistem,berusahaumembantu
dalammencaripotensiperbaikansecarakeseluruhanpadaEQIdiIndonesia.Studiiniberusaha
untuk menemukan kesenjangan, duplikasi, kelemahan koordinasi dan masalah sistemik
laindiEQI.Studi inimencobauntukmelihatapakahada“titikkunci”,atauhambatanyang
penting,yangjikadiatasi,dapatmenimbulkandampakpositifyangsignifikanpadaefisiensi
secara sistemik, pemanfaatan sistemdengan lebihbaikolehparapelakuperdagangan, serta
peningkatanekspordanpendapatanekspor.
Pada kebanyakan sistem, ada unsur yang tidak tampak tapi sebenarnyamemiliki pengaruh
kuatpadaoperasidanorientasisistem.Merekaadalahaktor“laten”yangmungkintermasuk
ii. tujuan
tujuan
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa14
kementerianpentinglainnya,sepertiKementerianKeuangan,strukturutamapembuatkebijakan,
khususnyayangberkaitandengankebijakanperdagangan,dantentusajadorongan(seringkali
berupainsentifpositifuntukperbaikan)yangberasaldarikeanggotaanaktifIndonesiadalam
organisasiregional(ASEAN)daninternasional(misalnya,WTO).Olehkarenaitu,setiapupaya
untukmemahamisepertiapasebenarnyasistemtersebutdanmenemukanbagaimanasebenarnya
sistemberfungsi(sebagaiprasyaratuntuksampaipadajaluryangmasukakaldanrealistisuntuk
perbaikan),harusmengambilperspektifyanglebihluastentangapadanbagaimanasebenarnya
EQIdiIndonesia.Proyekinimencobauntukmembuatkemajuansebanyakmungkinkearah
sana.
Prosesmemobilisasipemangkukepentinganhampirpastidilakukansecarabertahap-selama
jangka waktu tertentu. Hal ini diperlukan untuk menyempurnakan dan mematangkan hasil
temuan dari proyek ini. Pengesahan sendiri akan dilakukan kemudian, sebagai produk dari
upayamembangunkonsensusyangharusdilanjutkanmelaluiTSPII.Padatahapselanjutnya,
EQIakandiharapkanjugamemilikiposisiyanglebihkuatdibidangekonomi,danmenerima
dukunganpolitiktingkattinggi.
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
15
III.1 Kegiatan
Studiinidilakukanmelaluiserangkaianlangkah,yangpuncaknyaadalahpresentasimengenai
temuanyangdiperoleh,analisisterhadaptemuan,sertaproposaluntukfaseberikutnya.
Tahap Satu: Pemetaan Institusional dan Analisis Kesenjangan
PadatahapinikegiatandifokuskanpadatinjauanterhadaplembagayangterlibatdalamEQI
danhubungandiantaramereka.
Pemetaansecarakeseluruhanmencakupempatjenisinstitusi:
• PenyediaLayananPublik;
• PerusahaanSwasta(mencakupbaikpenyedialayananmaupunperusahaanbisnisdan
asosiasiyangmenggunakanjasaEQI);
• Institusi regional dan internasional yang berperan aktif dalambeberapa aspekEQI
Indonesia;
• Lembagadonoreksternaldanpenyedialayananasistensiteknis,termasukdidalamnya
adalahUniEropa.
Akan halnyaKementerianNegara, sering terdapat beberapa departemen terkait atau bagian
darikementerian,yangmemilikiperanpentingdalamsistem.Sehingga jumlahpelakuyang
dipetakanlebihdari jumlahinstitusiyangterlibat.Dalampraktiknya, jumlahnyadapat lebih
dari50.
iii. kegiatan Dan metoDologi
kegiatan dan metodologi
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa16
Tahap Dua: Visi untuk perbaikan
Visidirancangberdasarkanhasilyangmunculdaripemetaankelembagaandananalisiskesenjangan,
proposaldanideyangdikumpulkandarinarasumberdanlembagayangdiwawancarai,referensi
yangdiperolehdarikunjunganlapangankenegara-negaraASEANlaindanperbandingandengan
studi terkait lainnya, serta analisa atas hal-hal yang dapat mewakili seperangkat target yang
realistis,dapatdicapaidanmemilikinilai,untukprosespeningkatanyangdituju.
Tahap Tiga: Perencanaan untuk Perubahan
Roadmapyangdirancangberusahauntukmenguraikanvisikedalambeberapa fasepenting
denganmendefinisikansatutargetdalamsetiapfasenya,menentukanwaktunyasertabagaimana
target tersebut dapat dicapai dalam hal kebijakan, institusional, finansial dan kemungkinan
implikasilaindidalamproses.
III.2 Metodologi
Studiinidilakukandengankombinasibeberapakegiatan,yaitu:
• wawancaradenganlembaga-lembagayangdiseleksi(pemerintahdanswasta,nasional
daninternasional)diIndonesiadanbeberapanegaraASEANlainnya.
• Pencarian informasimelalui internet untukmelengkapi basis informasi (khususnya
yangberkaitandenganrincianteknistentangTRdanstandardipasareksporutama
yang mempengaruhi perusahaan-perusahaan Indonesia, praktik dan proses untuk
meningkatkanEQIyangdilakukannegaralain,sertarincianprogramasistensiteknis
yangdikeloladandidukungolehdonorlainselainUniEropa).
• studi analitik yangmenjelaskan biaya yangmungkin timbul dan keuntungan yang
akandidapatdenganmeningkatkanEQI.
• tiga lokakarya yang dilakukan bersama pemangku kepentingan Indonesia dari
berbagaiinstitusipemerintahuntukmembahasdanmengkonsolidasikantemuandan
kesimpulandenganberorientasipadaproses.Fokusdiskusipadalokakaryapertama
adalahpemetaan,yangkeduapadavisidanyangketigapadaroadmapEQIIndonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
17
Karena terbatasnyawaktuyang tersedia,analisis studibandingyangkomprehensif terhadap
sistemyangsamatidakdapatdilakukan.Namundemikian,beberapaperbandingansituasiEQI
diIndonesiadianalisadalamstudiini,terutamaperbandingandengannegara-negaraASEAN.
Apabilapemetaan/analisiskesenjanganlebihdisempurnakanlagi,makaakanmemungkinkan
untukmembandingkan sistemyangadadengankriteria standarmencakupanalisis jaringan,
termasukkoherensi,koordinasi,inklusivitas,efisiensidanindikatorlainnya.
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa18
IV.1 Pemilihan Negara
DalamrangkamenganalisisstrategitingkatASEANdalammeningkatkansistemEQIwilayah
regionalsertamenganalisisbagaimanastrategiterbaikIndonesiaditingkatregional,tiganegara
ASEAN lainnya, yaitu Singapura, Malaysia dan Thailand dikunjungi. Wawancara dengan
institusikunci,baikpemerintahmaupunswastadilakukanberdasarkankuesioneryang telah
didistribusikan sebelumnya. Juga didukukung dengan riset dokumen, baik yang diperoleh
dariwebsitemaupundariinstitusiterkait.Menindaklajutikunjunganstudi,komunikasiyang
regulerdenganinstitusiyangdikunjungijugadilakukanuntukmemastikanbahwatemuandan
kesimpulanyangdiperolehmasihkonsistendansesuaidengankondisiyangberlakudinegara-
negaratersebut.
Kriteriauntuknegarayangdipilihadalah:
• TingkatterkiniperkembanganEQI.
• KemiripanstrukturekspordenganyangdimilikiolehIndonesia.
• Pasarorientasiekspor(UniEropa,AS,ASEAN,Jepang).
• ApakahprosesperbaikanEQIyangterusmenerusmengalamikemajuan.
Singapura:MemilikiEQIkelasduniayangsecaraterusmenerusditingkatkansesuaidengan
standarinternasionaltertinggi.Singapuraberusahauntukmemasokberbagaipasaryangsangat
luas.
iv. pengalaman Dari negara asean lainnya
pengalaman dari negara asean lainnya
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
19
Malaysia dan Thailand:MemilikiEQI tingkatmenengah.Negara-negara inimenunjukkan
kesamaan penting dalam struktur perdaganganmereka dengan Indonesia, sehingga dengan
menganalisaposisimerekasaatinidanperspektifmasadepannyamerupakanmasukanyang
berharga sebagai indikasi atas tantangan apa yang mungkin dihadapi Indonesia dari para
pesaingregional.Thailand juga telahmenerapkanpendekatan“SingleTradeWindow”yang
mulaidiimplementasikandiIndonesiapadatahun2010.
Tujuan menganalisa ketiga negara tersebut adalah untuk mendapatkan wawasan mengenai
upaya-upaya yang telah dibuat, dan sedang dilaksanakan di ketiga negara tersebut, untuk
mengembangkan QI mereka dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah yang tinggi
(HVA)dalamperdagangan.
IV.2 Konteks Ekonomi Mereka
Selamatahun2010,Indonesiamengalamipertumbuhanekonomiyangagaklambatdibandingkan
dengannegaratetanggaASEANlainnya.Dalamperdaganganimpor,Indonesiamenunjukkan
peningkatanyang lebihbesardibandingkannegara-negara lainnya, seiringdengankenaikan
eksporsedikitdiatasrata-rata(dataAgustus2010untukIndonesia,yangmencakup8bulan
pertamatahun2010,menunjukkanterdapatkenaikan40%dibandingkandenganperiodeyang
samaditahun2009).
Situasidalamperdagangandapatdiringkassebagaiberikut:
• Indonesia memiliki perdagangan yang jauh lebih rendah terhadap PDB (25%)
dibandingkan dengan negara-negara yang dikunjungi. Karena negara-negara besar
diduniaselalumemilikibagianyang lebih rendahdariperdagangan terhadapPDB
daripadayanglain,faktainisendirisebenarnyatidaklahmengejutkan.Namunbesarnya
kesenjangansangatpentinguntukdiperhatikan.RasioSingapurajauhdiatas100%,
Malaysiaadalahsekitar80%danThailandsekitar65%.
• Singapura,MalaysiadanThailandberadadalamperingkatatas30negaradenganekspor
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa20
danimporterbesar(dataWTO2009),Indonesiamenempatiperingkat30untukekspor.
• Data rincian produk ekspor menunjukkan bahwa bidang industri manufaktur
menyumbang sekitar 75% dari total eksporMalaysia, sekitar 50% untukThailand
dansedikitlebihrendahuntukSingapura(dimanabidangjasamenonjolsecaratotal).
Indonesia lebihbaikdibandingkandenganrasio ini.Datakumulatifselama8bulan
pertamatahun2010,ketikatotaldarisemuaekspormencapaihampir$100milyar,
menunjukkankontribusiindustrimanufakturlebihdari61%.
• ProdukolahanpertanianadalahbagianpentingdariperdaganganekspordiThailanddan
Malaysia,dimanaeksporThailandsangatkuatuntukikandanmakananlautSemuanegara
memilikipangsaeksporyangmeningkatdiwilayahAsiaPasifik,dimananegara-negaraUni
EropamenjaditujuaneksporyangcukuppentingbagiSingapuradanThailand.
Perekonomian terkait InvestasiAsing Langsung (FDI) di tiga negara tersebut juga sangat
berbedakondisinyadenganIndonesia.FDImenyumbangkanbagianbesardaritotalinvestasi
baikdiSingapuramaupunMalaysia,danjugacukupsignifikandiThailand.DiIndonesia,FDI
jauhkurangsignifikan,meskipunperkembanganterakhirmenunjukkanbahwakemungkinan
akan ada investasimanufakturbesardari negara-negaraAsia lainnya (Cina,Korea, Jepang)
di Indonesiadalamwaktudekat.PosisiFDImempengaruhiperdaganganeksporsecarakuat
karenabanyakdariperusahaaninvestasimenjualsebagianbesardarihasilproduksimerekake
luarnegeri.Perusahaan-perusahaaninijugabiasanyabertindaksebagai“sirkuitmandiri”untuk
pengendaliankualitasekspor.
IV.3. Hasil Temuan Utama secara Keseluruhan pada EQI di Singapura, Malaysia dan
Thailand
Meskipun fitur3negarayangdikunjungiberbeda, adabeberapakesamaanfituryangyang
ditemukandiketiganegaratersebut:
(1) Adanya kesadaran yang kuat,baikdisektorpublikmaupunswasta,tentangpentingnya
masalahmututerhadappeningkatandayasaing.
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
21
(2) QI sangat dekat berkaitan dengan perencanaan nasional untuk pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi, yang dirancang dengan jelas.Halinitercermindalamelaborasi
strateginasionaluntukperbaikanberbagaielemenQI.Sebagaicontoh,Thailandmemiliki
StrategiMetrologiNasionaluntukperiode2009-2017yangberfokuspadabidangKimia
danBiologi,sejalandengantujuanutamapembangunanekonomidinegaranya.
(3) Hubungan yang kuat dengan sektor swasta.Inilebihdarisekadarmelibatkanpemangku
kepentingan dalam perumusan kebijakan, pengembangan standar dan hal-hal serupa
lainnya. Sektor swasta juga merupakan operator utama dalam banyak dimensi EQI.
Sebagaicontoh,ada140laboratoriumkalibrasiuntukmetrologiilmiahdiThailand,yang
mayoritasbesardipegangolehpihakswastadanwarganegaraThailand(beberapadimiliki
olehJepangdanSingapura).DiMalaysiapasarpenyediaLayananPengujian,Inspeksi
danSertifikasi(TIC)sangatkompetitif,tumbuhdiangkasekitar15%pertahun.SIRIM
adalah salah satunya, namun sebagian besar dari 15 atau lebih penyedia jasa layanan
adalahperusahaan-perusahaanswasta(terutamaafiliasiperusahaaninternasional).Harga
untukjasayangditawarkandapatditentukansendirisecarabebasolehpemain,termasuk
SIRIM. Salah satu keuntungan yang diperoleh dari pendekatan pasarmengkhususkan
layananTICadalahdicapainyakualitasyanglebihtinggi.
(4) Lansekap institusional mencerminkan dengan jelas orientasi terhadap pertumbuhan,
sektor swasta dan persaingan. Kementerian pemerintah ditempatkan secara jelas
sebagai koordinator dan pembuat kebijakan – bukan operator.InstitusikunciuntukQI
(SIRIMdiMalaysia,SPRINGdiSingapore,TISIdiThailand)berfungsisesuaidengan
prinsip-prinsipbisnis.Meskipuntingkatkepemilikanpemerintahbervariasi,tatakelola
danpengambilankeputusandilakukansejalandengansituasidisektorswasta.
(5) Kemitraan institusi pemerintah dengan perusahaan swasta umum dilakukan untuk
mengatasi masalah-masalah QI yang mendesak.DiThailandFXA,sebuahperusahaan
swastaThailandspesialisasiperangkatlunak,telahmerancangsebuahsistemketertelusuran
berbasiskomputeryangmemungkinkanidentifikasilengkappadasemuatahapdarirantai
produksidandistribusiuntukberbagaimacamprodukmakanan.Perusahaaninibekerjasama
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa22
sangat erat dengan dua kementerian (Pertanian dan KesehatanMasyarakat), dan untuk
tingkat yang lebih rendah dengan dua kementerian lainnya (Industri danTransportasi).
Sistemketertelusuranmenghubungkanbasisdatayangadadimasing-masingkementerian
menjadidatabersama,yangsebelumnyadigunakanuntukkeperluaninternalsaja.
(6) Struktur institusional yang ada saat ini dibangun dengan memakan waktu bertahun-
tahun dengan perubahan secara terus-menerus. Di ketiga negara, upaya untuk
menciptakan perangkat institusional yang berlaku saat ini, termasuk status hukum
institusi tersebut (badankorporat, institusipemerintahkwasidanvarian lainnya) telah
berlangsungselamapalingsedikit10 tahun.Tidakada istilah“perbaikancepat”untuk
meningkatkanEQI.
(7) Semua institusi memiliki program khusus untuk membantu Usaha Kecil Menengah
(SME). SebagaicontohMATRADEdiMalaysiainstitusisecaraeksplisitmenyelenggarakan
pelatihan bagi UKM dalam berbagai aspek Metrologi, Standar, Pengujian dan Mutu
(MSTQ).Setiapnegaramenyadari,bagaimanapun,melibatkanUKMsangat sulit.Tak
satupundariketiganegaraberangggapanbahwatingkatketerlibatanUKMsaatinitelah
memuaskan.
(8) Pelaku sektor publik dan swasta bekerja bersama dan berusaha bertindak proaktif
daripada reaktif.Lembaga-lembagaStandardisasimenyediakan informasi “peringatan
dini” tentang proses-proses baru yang kompleks dari Regulasi Teknis yang sedang
dikembangkan dan diperkenalkan di pasar ekspor (misalnya, ketiga negara mulai
menganalisa REACH, baik melalui jalur pemerintah maupun swasta, sejak awal
diperkenalkan di Uni Eropa). Tindakan reaktif juga diperlukan, seperti masalah flu
burung(HNI)padaunggassekitar2tahunyanglalu,langkahbesartelahdiambilsangat
cepat.DiThailand,yangmerupakaneksportirunggaskeduaterbesardidunia,Delegasi
UniEropamenilairesponyangcepatdankomprehensifdariThailandpatutditeladani.
Juga penting untuk dicatat, pemerintahThailand dengan cepatmemobilisasi kekuatan
dansaranauntukmenerapkanlangkah-langkahkeselamatansecaradrastis.Merekajuga
segeramenindaklanjutidenganmemintabantuanUniEropauntukpembangunansegera
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
23
saranapengujiandaninspeksiyangdiperlukanuntukmemastikanThailandsiapdengan
perangkatperingatanuntukkasusbesarsejenisdimasadepan.
(9) “Standar Ganda”, yaitu produk yang dijual secara domestik tidak memiliki kualitas
yang sama dengan yang dijual di pasar ekspor, masih muncul dalam beberapa kasus di
Malaysia dan Thailand walaupun fenomena ini telah mulai dieliminasi di Singapura.
Insidenbesarkarenafaktorkeamanandipasardomestikdinegara-negarainitampaknya
tidaksignifikandalambeberapatahunterakhir,meskipuntidaksepenuhnyahilang.
(10) Ketiga Negara memiliki perwakilan yang kuat di luar negri,baikmelaluikedutaan,misi
perdagangan,kantorpromosiinvestasi,kamardagangswastadankoneksilainnya,yang
memberikan kontribusi signifikan terhadap pengetahuan tentang perkembangan pasar
ekspor.Perhatianyangbesardiberikanuntukmendapatkandanmenggunakaninformasi
tersebutsebagaiinputpentingdalamupayaproduksidanperdagangan.
(11) Partisipasi aktif dalam badan-badan MSTQ internasional semakin diberikan prioritas.
Diketiganegara, tampaknyamulai adakesadarandan inisiatif terhadapkemungkinan
menjadi“pembuatstandar”danbukanhanya“pengikutstandar”.Sebuahcontohyang
kuatadalahMalaysiasecaraeksplisitmemfokuskandirimenjadipemimpinduniauntuk
produkhalal(yangmencakuprentangprodukyangsangatluas).
Sebuah perusahaan telah dibentuk (Korporasi Pengembangan Halal, HDC, di bawah
pengawasanKementerianPerdaganganInternasionaldanIndustri)dengantujuanmenjadi
pencanang kecepatan internasional di bidang ini.Mengingat bahwa perkiraan jumlah
konsumenhalaldiduniaadalah1,6-1,9miliar,danperkiraanperdaganganglobaltahunan
untukprodukHalalmelebihi$2triliun(lebihdari100kalieksporIndonesia),potensinya
sangatbesar.
FokusstandaryangkuattelahdiberikankepadainisiatifHalal.PadapertemuanOrganisasi
negara-negaraIslam(OKI)dibulanApril2009,Malaysiaditugaskanmemegangperan
utamadalampengembanganstandarHalal.StandardMalaysia(MS)seri1500sekarang
menjadiacuanpentingdibidangini.Perhatiankhususjugadiberikanuntuktersedianya
prosessertifikasiyangefisiendibidangini.Padapertengahantahun2010,prosesyang
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa24
sebelumnyaata-ratamembutuhkanwaktu8bulan,diperpendekmenjadihanyasatubulan.
EnamperusahaaninternasionalyangberoperasidiMalaysiasudahdisertifikasi.
(12) Singapura, Malaysia dan Thailand mementingkan masalah EQI dalam negosiasi
perdaganan mereka.Ditahun-tahunsebelumnya,prosesdiWTOcukupmendominasi,
dimanapadaperiodetersebut,negara-negarahanyamenjadipemainyanglebihkecil.Tapi
sekarang,yang lebihmemegangperananadalahperjanjianbilateral (dan,pada tingkat
lebihrendah,perjanjianregional).
Singapura,denganinfrastrukturcanggihdanambisiyangbesaruntukmenjadipenghubung
globalbagiinovasidankualitastinggi,menempatkanperjanjianyangberkaitandengan
EQI(sepertiPerjanjianPengakuanReksa,MRA)sebagaibagianpentingdariperjanjian
bilateral.MalaysiadanThailand,yangtidakdalamsituasiyangsamasepertiSingapuradari
perspektifpembangunansecarakeseluruhan,mengadopsi targetyang tidakseambisius
Singapura,namunselaluberusahamemperolehpengakuanmelaluiperjanjianbilateral
denganmitraterkemuka.
(13) Bantuan asing tidak lagi menjadi kontributor utama bagi pembangunan QI.Ketiga
negaratersebutsekarangmengutilisasisecaraoptimumsumberdayamerekasendiri.Di
antaramitraasing,Jepangtampaknyaadalahyangpalingaktif. Upayanyatampaknya
diarahkan terutamauntukmembantupengembangan“ketertelusuransecara lengkapdi
rantaiproduk”dalambidangmakanandanperikanan.Bantuan Jepang jugadiarahkan
padakelompoksektorpublikdanswasta,terutamauntukmeningkatkanstandarmutudi
sektorindustridimanaperusahaanJepangmemilikiFDIyangsignifikan.
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
25
V.1. Fitur EQI yang Efektif
Pemetaan dan analisis kesenjangan infrastruktur kualitas ekspor EQI Indonesia fokus pada
penilaianterhadapinstitusi-institusiyangterlibatdalamEQIdanhubungandiantaramereka.
Sektorpublikdanswastasalingterhubungdidalamseluruhrantainilai,dimanamasing-masing
memilikiperandantanggungjawabuntukmemenuhikebutuhanpasarinternasional.
v. pemetaan infrastruktur eqi inDonesia
pemetaan infrastruktur eqi indonesia
Diagram ini menunjukkan poin yang fundamental: Dengan menggabungkan rantai-rantai
tersebutakanmengarahkankepadasuatuEkonomiyangEfisiendanBerkualitas(QEE).Jika
rantai-rantaitersebutcocoksatusamalain,merekaakanbersama-samamenghasilkan.
EMPAT RANTAI: TANGGUNG JAWAB SEKTORPUBLIK DAN SWASTA
RantaiProdusen
danEksportir
RantaiMSTQ
PenegakanHukum
Pelaksanaanuntuk Rantai
MSTQ
Sistem yang berkelanjutandari mengumpulkan bahanbaku sampai penyampaianproduk ke pengguna akhir(konsumen)-Sektor Swasta
Jaminan bahwa produkmemenuhi standar dalamsemua hal-Sektor Publik,
dengan bantuan darisektor swasta (sebagai
penyedia layanan)
Sektor Publik, denganbeberapa bantuan darisektor swasta (sebagai
penyedia layanan)
Sektor Publik
Gambar 1 : Empat Rantai : Tanggung Jawab Sektor Publik dan Swasta
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa26
3 KARAKTER KUNCI
• Tidak ada Kesenjangan Komunikasi atau Kesenjangan KerjasamaAntar Rantai -
SetiapPekerjaanUntukMembantuPihakyangLainnya.
• TidakAdaDuplikasiOtoritas-TanggungJawabJelas.
• TidakAdaKesenjangandalamRantaiManapun-SemuaSesuai.
Dalamsetiapsistemyangmemilikiketigakarakteristikini,akanterdapattigahasilutama.
3 HASIL
• PenguranganBiaya.
• Keyakinan.
• DayaSaing–didalamdanluarnegeri.
V.2. Struktur Pemerintah dan EQI
Selamalebihdarisatudekade,Indonesiatelahmengalamireformasibesarpolitik,yangbelum
seluruhnyaselesaidandiimplementasikan.
PemerintahIndonesiatelahmenetapkan,RencanaPembangunanJangkaMenengah2005-2025untuk
diterapkandalam4tahap,masing-masing5tahun.Tahapsaatini,RPJM2(2010-2014)berfokuspada
“KonsolidasiIndonesiayangdireformasi,meningkatkankualitassumberdayamanusia,peningkatan
kapasitasilmupengetahuandanteknologi,memperkuatdayasaingperekonomian”.
Dengan demikian, tujuan untuk meningkatkan struktur EQI sangat sesuai dengan fase
pembangunannasionalsaatini.
Meningkatkankualitasinstitusi-institusipemerintahIndonesiatidaklahmudah,karenabeberapa
faktor.
(1)Kompartementalisasidanfragmentasiinstitusional.
(2)Sistempemerintahandanperencanaanstrategisyangtidakmemadai.
(3)Kendalayangdisebabkanolehperaturanlayanansipiltentangalokasisumberdayamanusia.
Kompleksitasdarisituasipolitikmenyebabkanindividudaninstitusiterang-teranganberperilaku
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
27
menolakrisiko.Setiaptindakanyangmenawarkanperubahanolehorang-orangtertentusangat
rentanterhadapkritikserius,sementaratidakadakeuntunganyangsignifikanbagimerekayang
beranimengambilresikodenganmelakukanperubahan.Dengankatalain,hanyasedikitsekali
“insentifinstitusional”yangmendorongperubahan.
Proses Otonomimenambahkendalalebihjauhlagididalamsistem:
• Dalambeberapa tahun terakhir,dibanyakbidang,wewenangserta tanggung jawab
operasionaldiserahkankepadadaerah.
• Prosesinitidakdapatberlakusebaliknya(dariotonomimenjadinon-otonomi).
• HalinimenempatkanIndonesiadalamsituasiyangsamadengannegara-negarabesar
lainnya di dunia yangmemiliki struktur federal, misalnya India,Amerika Serikat,
Brazil,AfrikaSelatan.
• Olehkarenaitu,pertanyaankunciuntukEQIadalah:apawewenang/tanggungjawab
yangharustetapadaditingkatnasional,danmanayangharusditingkatregional?
• KoordinasiditingkatyangberbedamenjadifaktorpentingdalampengembanganEQI.
V.3 Infrastruktur Kualitas
SuatuQIdidasarkanpadasejumlahKomponen-komponentersebutberkaitaneratdanmembentuk
jaringanyanghubunganlogisnyaberdasarkanhirarkiteknis.Diagramberikutmenjabarkanketerkaitan
tersebut, yang dapat dilihat dalam tiga segmen. Bagian pusat (“tulang belakang”)menunjukkan
komponenintiyangharusadasepenuhnyadiintegerasikandalamsuatusistemnasional(sudahadadi
Indonesia).Untukdapatditerimasecarainternasional,dankemudianmemberikandukunganuntuk
ekspor sesuaiyangdibutuhkanolehprodusennasionaldanpelakuperdagangan, tulangbelakang
tersebutharusterhubungkelembaga-lembagainternasionalutama-lembagainiditampilkanpada
sisikanandiagram.Bagaimanapun,seluruhsistempadaakhirnyaadauntukmelayaniprodusendan
pelakuperdagangan.Sesuaidenganbidangproduk(danjasa)dimanamerekabekerja,dansesuai
denganprosesyangmerekagunakan,perusahaan-perusahaantersebutmembentukbagiandarirantai
nilaimereka sendiri.Ketertelusuran dari standar yang sebenarnya harus ditinjau dari rantai nilai
tersebut.Merekadiwakilisecaraskematisdisisikiridiagram.
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa28
Sumber:PTB
Jaringan nasional harus diarahkan untuk pemenuhan persyaratan internasional. Hanya jika
syarattersebutterpenuhimakaakandapatmenjadijaminanbahwaperdaganganinternasional
barangdanjasatidakakanterhambatolehTR.SebuahgambarandarisistemKepatuhan/daya
saingyangtelahsepenuhnyadikembangkanditampilkanpadadiagramberikut.
Sumber:PTB
Gambar 2 : Kualitas Infrastruktur
Gambar 3 : Kualitas Infrastruktur
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
29
QINasionaldidasarkanpadaempatpilar:Metrologi(M),Standardisasi(S),Pengujian(T)dan
Mutu(Q).DuaelementerakhirdigabungmenjadiPenilaianKesesuaian(CA).
Metrologi
• LaboratoriumKalibrasi.
• MetrologiKimia.
• SistemVerifikasi(MetrologiLegal).
Standardisasi
• StandarSukarelaNasional&internasional.
• RegulasiTeknis(TR).DiIndonesiabiasadikenalsebagaiStandardWajib.
Pengujian & Mutu (Penilaian Kesesuaian)
• Pengujian,Analisis&Inspeksi.
• Akreditasi&sertifikasi.
Meningkatkan kapasitas metrologi, standardisasi, pengujian, jaminan mutu, akreditasi dan
sertifikasisuatunegaraadalahintidarimeningkatkankemampuanuntukmengeksporproduk
kualitastinggi,bernilaitambahtinggi.
JelasbahwadiIndonesiaharusadasebuahsistemyangdapatmenyediakanlayananteknis ini
sampaipadatingkatteknisdanobjektifitasyangdiperlukan.Selamabertahun-tahundiIndonesia
tentu saja telah dibangun, terutamamelalui penyediaan layanan publik, kualitas infrastruktur
yangluascakupannya(QI)untukmemenuhikebutuhaninternal.KebutuhantersebutmeliputiTR
internalIndonesiasendiridansejumlahelemenyangberkaitandenganstandardisasiprodukdan
jasayangdijualdipasardomestik.Sebagainegaraterbesarkeempatdidunia,yangberorientasi
padapasardomestik,prosespembangunandiQIadalahnormaldanperlu.Tetapisejaktahun1990,
sebagianbesarnegaraberkembangterbesardidunia(China,India,Brazil)yangjugamenciptakan
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa30
sistemyangberorientasipasardomestik,telahmeningkatkanprofilperdaganganinternasionaldi
negaramereka,dandengandemikianmulaimelakukanadaptasiQImerekasehinggamenjadi
suatu sistem yang melayani dimensi internasional pertumbuhan ekonomi mereka. Indonesia
saatinimulaimenyesuaikansistemnyasendirimenujusatusistemyangsepadandengansistem
internasional.SistemitudapatdisebutsebagaiInfrastrukturKualitasEkspor(EQI)Indonesia.
V.3.1 Metrologi
KataMetrologiberasaldaribahasaYunanikunometron(mengukur)danlogos(mempelajari),
yaituilmupengetahuanmengenaipengukuran,Metrologimencakupsemuaaspekteoritisdan
praktisdaripengukuran,seperangkatoperasiuntukmenentukannilaidarikuantitastertentu.
Keduametrologi,baikilmiah&teknismaupunmetrologilegal,adalahdasarpengembanganteknis,
perdagangandanbisnis.Tanpajaringanmetrologiyanghandaldandapatditelusurkemetrologi
internasional,tidakmungkindapatmembangunkepercayaanuntukpenilaiankesesuaian.
MetrologidiIndonesiadilakukanolehbeberapaInstitusiPemerintahberdasarkanKeputusan
PresidendanUndang-undangMetrologiLegal.Institusi-institusitersebutmewakiliIndonesia
dalamorganisasimetrologiinternasionalyangrelevan.
METROLOGI: Mengapa penting?
Tanpa ini, tidak adakepercayaan dapatditempatkan dalam elemen-elemen lain di MSTQ
Dasar untuk penerimaan danpengakuan sistem Indonesiadi dunia
Menyediakan sistem yangmemungkinkan penggunabarang dan jasa yakinbahwa mereka tidak ditipu
Juga menyediakan jaminanyang sama bagi pembelibarang ekspor
Bisnis dan Perdagangan
Metrologi ilmiah danTeknis
MetrologiLegal
Gambar 4 : Metrologi : Mengapa Penting?
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
31
LembagayangberurusandenganmetrologiilmiahdiIndonesiaadalah:KIM-LIPI,RCChem-
LIPI&BATAN.DIMET,yangberadadibawahKementerianPerdaganganbertanggungjawab
untuk metrologi legal. Situasi dari institusi-institusi ini, sesuai kajian oleh tim konsultan,
dijelaskandalamparagrafberikut.
V.3.1.1 Metrologi Ilmiah & Teknis: Kajian Institusional
KIM-LIPI
Pusat Penelitian untuk InstrumentasiKalibrasi danMetrologi (PuslitKIM-LIPI) ditunjuk sebagai
kustodianstandarnasionalmelaluiKeputusanPresidenpadatahun2001menggantikanKeputusan
dari1989.KIMmendukungKomiteAkreditasiNasional(KAN)mengadakaninter-ujibandingtentang
kalibrasidalamposisinyasebagailaboratoriumacuan,danmelakukanevaluasiterhadaphasiluji.
SecarainternasionalKIMberpartisipasidalaminter-ujibandingyangdifasilitasiolehADMP
setiaptahun,danpernahsatukalimengorganisasikansendiri.KIMmengikutidanbekerjasama
denganAPMPsecararegionaldanBIPMsecarainternasional.
METROLOGI : FUNGSI YANG DILAKSANAKANDAN/ATAU DI KOORDINASIKAN
Ilmiah dan Teknis LegalKIM-LIPI, RC CHEM-LIPI & BATAN Directorat Metrologi - MOT
Penyimpanan Standar Referensi Nasional(KIM-LIPI) & Materi Referensi Nasional
(CEM LIPI-RC)
Partisipasi dalam, dan jika memungkinkanpengorganisasian, Inter-Uji Banding
Kalibrasi InstrumenPenyedia Materi Referensi yang
Disertifikasi
Riset dan Pengembangan dalamMetrologi & Kalibrasi
Pelatihan
Persetujuan untuk peralatan pengukurandomestik & impor
Verifikasi dan Re-verifikasi (kalibrasi) darialat ukur
Pengawasan Pasar terhadapperalatan pengukuran yang digunakan
untukperdagangan
Pelatihan Karyawan
Gambar 5 : Metrologi : Fungsi yang dilaksanakan dan/atau di koordinasikan
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa32
Observasi pada KIM:
• KIMbertanggungjawabuntukmetrologiilmiahtetapiDIMET-(DirektoratMetrologi)
Kementerian Perdagangan masih menyimpan standar nasional secara fisik untuk
massatapitidakmemilikifasilitasuntukmenggunakannyauntukketertelusuran;KIM
merupakanacuanuntukmassadiIndonesia.
• KIMmemiliki keterbatasan anggaran untuk pembelian peralatan dan pemeliharaan
fasilitas.
RC Chem-LIPI
PusatPenelitianuntukRCChem–LIPIadalahkustodianIndonesiayangditunjukuntukstandar
acuankimia.(RENSTRALIPI2010-2014).
Observasi pada RC Chem-LIPI:
• RCChem–LIPIpadasaatinitidakmemilikiaset(gedung,peralatan)dankapabilitas
untukmemenuhitugasyangdiberikan.
• RCChem–LIPImemperolehdukungandariPTB.Belumadaproyekkhususyang
dimulai. Diperkirakan bahwa proses apapun untuk menempatkan RC Chem-LIPI
dalamposisiuntukmengelolametrologikimiaakanmembutuhkanwaktusekitar8-
10tahun.
• RC Chem –LIPI berencana untuk bekerjasama dan berkoordinasi dengan BBIA–
Kementerian Perindustrian , POMN-BPOM, PPMB-Kementerian Perdagangan dan
NCQC-Kementerian Kelautan dan Perikanan, dalam rangka menyediakan Materi
AcuanKimiauntukIndonesia.
• RCChem–LIPIkekuranganfasilitas,SDMdanstrukturorganisasi.
V.3.1.2 Metrologi Legal: Kajian Institusional
Direktorat Metrologi (DIMET)- bertanggung jawab untuk metrologi LEGAL di Indonesia
berdasarkanundang-undangMetrologiLegalno.2-1981(Undang-undanginisedangdirevisi,
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
33
mungkinakanselesaipadatahun2013).
Tanggungjawabnyaadalah:
• Pengembangankebijakanatasmetrologilegal
• MemegangstandaracuanMASSAdiIndonesia
• Melakukanpengembangankebijakanmengenaistandar
• Memberikanpersetujuanuntuk instrumenpengukuranyangdigunakan (dibuat atau
diimpor)diIndonesia(OIML)
• Verifikasi&re-verifikasiuntukperalatanpengukuran
• Pengawasanpasarakanperalatanmetrologiyangdigunakanuntukperdagangan
• MengikutidanbekerjasamadenganOIMLsecarainternasional
Observasi pada DIMET-Kementerian Perdagangan:
• PeranDIMETdalampengembangankebijakantidakjelas
• SetiapperangkatukurdiverifikasiolehDIMET-apakahitudigunakanuntukmetrologi
legalatautidak.
• Tidakdapatditelusuriapakahperalatanyangdigunakanuntukmetrologilegal.
• Hinggasaatini,telahmenanganilebihdari60jutaperalatan,danangkainimeningkat
setiaptahunsecarasignifikan.
• Sebagaicontoh:saatiniterdapatsekitar38jutaKWHmeterdigunakan.KWHmeter
seharusnyadiverifikasiulangsetiap10tahun–artinya3,8jutapertahun.Selainitu,
masihbanyaksejumlahbesarmeterair,argotaksi,timbangandll.
• Namun pada saat ini hanya ada 835 inspektur metrologi untuk melaksanakan
tugas. Inspektur ini dipekerjakan oleh pemerintah daerah, bukan olehKementerian
Perdagangan.
• Semuaperalatanyangdigunakanuntukmetrologilegalharusdiverifikasidansecara
fisikdikalibrasiolehDIMET-dan/atauDinas.Sertifikatkalibrasiyangditerbitkanoleh
laboratoriumkalibrasiyangsudahterakreditasiKANtidakditerimasebagaiacuan.
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa34
BATAN
BadanTenagaNuklirNasional (BATAN)didirikanmelaluiKeputusanPresidenNomor103
Tahun 2001 tentang Tugas, Fungsi, dan Tanggung Jawab BATAN& BAPETEN dan juga
melaluiKeputusanPresidenNo64tahun2005.BATANbertanggungjawabuntukENERGI
NUKLIR.
V.3.2 Standardisasi
Standardisasiadalahprosespembentukanstandarteknisyangdilakukanberdasarkankesepakatan
konsensusdarikelompokyangberkepentingandipengaruhiolehisuyangberkembang.Sebuah
standar adalah dokumen yang menetapkan keseragaman rekayasa atau spesifikasi teknis,
kriteria,metode,proses,atauprakteksesuaidengankondisiteknologiterkini.
Fungsiutamadaristandardisasiadalahuntuk
• menghilangkanhambatanteknisperdagangan.
• meningkatkankerjasamateknis.
• meningkatkankesesuaianproduk,sistemdanlayanan.
• mengurangibiayabagiprodusen,pemasokdankonsumen.
Standar,daridefinisinya,bersifatsukarelatetapiaplikasimerekadapatdibuatwajibolehundang-
undang nasional atau peraturan (teknis). Standar digunakan untuk mengimplementasikan
pedoman,desain,ataupengukurandalamrangkauntukmendapatkansolusiatassebuahsistem
yangtidakteratur.Regulasiteknisditerapkanuntukmelindungikehidupan,kesehatan,properti
danlingkungan.
BidangyangdibahasdisinimeliputiStandarSukarelaNasional&InternasionaldanRegulasi
Teknis(StandarWajib).Keterkaitanunsur-unsurnasionaldaninternasionaldigambarkandalam
diagramberikut.
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
35
Sumber:PTB
V.3.2.1 Standardisasi: Situasi Kelembagaan di Indonesia
STANDARDISASI DAN REGULASI TEKNIS
Rantai Nilai Nasional
Dapatdiaplikasikanpada semuaproduk danproses
WTOTBT/SPSOtoritas
Notifikasi
- Kesehatan- Keselamatan- Lingkungan Hidup- Perlindungan Konsumen
Regulasi Teknis
(Wajib)Kementerian 1
Kementerian 1
Kementerian 2
Kementerian ...
WTOTBT/SPS
PoinPenyelidikan
Notifikasi
Tanggapan
Penilaian KesesuaianInfo ke seluruh dunia
Permintaan KeteranganTanggapan
BadanStandarNasional
Partisipasi dalam Komisi Teknis
Standar Nasional (sukarela)Standar Internasional
Standar Regional
CODEX Alimentarius
ISO
Sistem QI Internasional
STANDARDISASI di INDONESIA
BadanStandardisasiNasional BSN
KementerianTenaga Kerja
OtoritasRegulasi Teknis
Kem. Perdagangan, Kem. Perindustrian, Kem. Pertanian,Kem. Kelautan & Perikanan, KLH,Kem. Keuangan, Kem. Kesehatan, Kem. PU, BPOM, Kem Perhubungan, Kem. Tenaga Kerja
l
Gambar 6 : Standardisasi dan Regulasi Teknis
Gambar 7 : Standardisasi di Indonesia
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa36
V.3.2.2 Lembaga Standardisasi
BadanStandardisasiNasional(BSN)
BadanStandardisasiNasionaldibentukberdasarkanKeputusanPresidenNomor13Tahun1997,
kemudian diubah denganKeputusan PresidenNomor 166Tahun 2000 tentangKedudukan,
Tugas,Fungsi,Kewenangan,SusunanOrganisasidanTataKerjaLembagaPemerintahNon-
departemen. Sebuahmodifikasi lebih lanjut denganKeputusan PresidenNomor 103Tahun
2001membuatBSNmenjadisebuah lembagapemerintahnon-departemendengan tanggung
jawabutamauntukmengembangkandanmelakukankegiatanstandardisasidiIndonesia.Badan
ini didirikanuntukmenggantikan fungsi dariDewanStandardisasiNasional -DSN.Dalam
melaksanakan tugasnya,BadanStandardisasiNasionalmengacupadaPeraturanPemerintah
Nomor102Tahun2000tentangStandardisasiNasionalyangmenetapkantanggungjawabnya:
• Pengkajiandanpenyusunankebijakannasionaldibidangstandardisasi;
• MendefinisikanStandarNasionalIndonesia(disingkatSNI);
• Pengorganisasiankerjasamanasionaldaninternasionaldibidangstandardisasi
• Menyediakansisteminformasimengenaistandarnasionaldaninternasional;
• BerfungsisebagaipusatnotifikasidantitikpermintaanketerangandariWTO-TBT.
Tanggung Jawab Kementrian Tenaga Kerja
• Mempersiapkan SKKNI (Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) untuk
kompetensiprofesi.
• SKKNIkompetensiprofesiuntukposisitertentu(contohnya.operator,direkturbank).
• SKKNIbersifatsukarelatapidapatdibuatwajibolehregulator.
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
37
V.3.2.3 Badan Regulatori
Strukturperaturandanhal-haltertentuyangdiaturolehmasing-masingKementerian/Lembaga,
dijelaskandalamdiagramdanpenjelasandibawahini.
InstitusiPemerintahIndonesiayangterlibatdalambidangregulasitenisdanwewenangserta
tanggungjawabmerekaadalah:
Kementerian Perdagangan
• TRuntukstandardisasiperdagangan(pelabelan).
• TRuntukpengendaliankualitasuntukbarang-barangekspor/impor.
(registrasiNPB&NRP).
• TRuntukPerlindunganKonsumen.
Kementerian Kelautan dan Perikanan
• IkandanprodukmakananlautdiIndonesia,saatiniterdapat81regulasi.
• Mendefinisikanpraktekyangbaikdalamproduksidandistribusiperikanan.
• OlehUniEropaditunjuksebagai“badanyangkompeten”untukprodukperikanan.
MSTQ - OTORITAS REGULASI TEKNISKem.
PerdaganganKem.
PerindustrianKem.
Pertanian BPOMKem.
Kehutanan
LebelRegistrasiImpor &Expor
Kem.Kelautan &Perikanan
Ikan &ProdukPerikanan
MakananminumanIndustriProdukPerhutanandanPerkebunan(IHHP)MebelOtomotifMesinTekstilCatEECdll.
Makanan SegarTanamanRegistrasiHewan ternakMakanan dariHewan
Kem.Perhubungan
Kem.Tenaga Kerja
KLH
KendaraanProfesi,Peralatanbertekanan,KapalPengangkut
Air limbahEmisi udaraLimbah&Limbahberbahaya
MakananYang diprosesPengkontaminasi,Pengawet makananRegistrasilabel makananObat-obatan &Kosmetik
Bahan Mentahdari hutan danperkebunankayuKayu Gelondongan dan kayu lapis
Gambar 8: MSTQ - Otoritas Regulasi Teknis
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa38
Kementerian Pertanian
Produk-produk non olahan (gula mentah, biji kakao, karet mentah, produk hortikultura,
peternakan).
• Pengendalianuntukbisnismakananyangberasaldarihewan.
• Sistemstandardisasipertaniannasional.
• CaraProduksiyangBaik(GMP).
• Pendaftaranmakanansegaryangberasaldaritumbuhan.
• Pengendalian keamanan pangan untukmakanan segar yang berasal dari tumbuhan
padaareabatas.
• Praktikusahapertanianyangbaik(GAP)untukbuahdansayuran.
BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)
• Legislasi, regulasi dan standardisasi untuk farmasi, kosmetik, makanan olahan,
kontaminan,pengawetmakanandanpelabelanmakanan.
• Lisensidansertifikasiuntukindustrifarmasi,kosmetikdanmakananolahan.
Kementerian Perindustrian
Regulatoruntuk22sektorprodukindustri(diperkirakan3sektorlagiakanditambahkandalam
waktudekat)danmenetapkanregulasiSNIwajibuntukproduktertentudannomorSNI-nya.
• Otomotif
• Bahankimiauntukbahanbangunan
• Produkkimiadanpupuk
• Mebel
• Mainan,peralatanolahraga,peralatanrumah
• Keramiktermasukkaca
• Plastik&produkdariplastik
• Kapallaut&komponennya
• Produk-produklainnya,sepertikacamata
• Alaskaki,sepertisepatudansandal
• Pulp&Kertas
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
39
•Tekstil
•Cat
•Kemasan(subpanitia)
•Perhiasan
•BahanKimiadownstream
•Permesinan
• KabelElektronikdanListrik
•PesawatTerbang(belumaktif)
•Makanan
•Minuman
•Besi
•Garam(dalampersiapan)
Kementerian Perhubungan
• Semuajenistransportasipublik(untukbarang&orang)
• KendaraanyangberoperasidiIndonesia.
Kementerian Lingkungan Hidup
• Isu-isulingkungansepertiefluenairlimbah,emisiudara(polusi),limbahdanlimbah
berbahaya,yangdihasilkandariproduksidanproduk.
• Instalasidanpengoperasianinsineratorlimbah.
Kementerian Kehutanan
• Bahanbakudarihutandanperkebunankayu.
• Kayugelondongandankayulapis.
• PengelolaanHutanProduksiLestaridanVerifikasiLegalitasKayu.
• Pemerintah Indonesia,melaluiKemnetrianKehutanan sedangmelakukannegosiasi
mengenaisuatuPersetujuanKemitraanSukarela(VPA)denganEU.
Kementerian Pekerjaan Umum
• KeselamatanBangunandanKonstruksi.
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa40
Kementerian Tenaga Kerja
• Semuajenisperalatanyangmemilikitekanan(termasuktangkigasdanketeluap).
• Sertifikasiuntukbeberapaoperator (Peralatanbertekanan, forkliftsdll.)danprofesi
denganmengacupadaSKKNI(StandardKompetensiKerjaNasionalIndonesia).
Kementerian Kesehatan
• KualitasdariairminumandarisumurdanPDAM.
• FasilitasKesehatan.
Observasi pada situasi Regulatori:
• Pertanggal1Desember2010ada76regulasiteknisyangtercantumdiwebsiteBSN,
20dariKementerianEnergidanSumberDayaMineraluntukinstalasilistrik,38dari
KementerianPerindustrianuntukberbagaiprodukindustridanmensyaratkanpelabelan,
1dariKementerianPertanianuntukgula,2dariBPOMmengenaipengkodeanmakanan
danuntukpemanis,14dariKementerianPerhubunganmengenailalulintasudaradan
1dariDirektoratJenderalPosdanTelekomunikasitentangstandardisasi.76regulasi
tersebutmengacupada157SNIdanmembuatSNIiniwajib.
• Hanya4dariregulasiteknisyangtercantummemilikinomornotifikasiTBTWTO.
• Ada2regulasiyangberbedapadagula,satudariKementerianPerindustrian(56).SNI
01-3140.2-2006 dan satu dariKementerian Pertanian (12) 1. SNI 01-3140.1-2001.
KarenanomorSNInyasamadengantahunyangberbeda,KementerianPerindustrian
mengacupadaversirevisinamunregulasiKementerianPertanianmasihadadidalam
daftar.
• TidakadaPayungUUuntukregulasijugatidakadainstitusiyangbertanggungjawab
menanganimasalahregulasi(InstitutiononRegulatoryAffairs).
• Sistemperaturanyangtumpangtindihdalamberbagaibidangdantidaktransparan.Satu-
satunya pengecualian adalahKelautan dan Perikanan yangmerupakan otoritas tunggal
untukseluruhrantainilaidariseluruhprodukperikanan,tangkapanliarsertapertanian.
• Perandankewenangan lembagapemerintahpusatdanpemerintahdaerahdidaerah
(OtonomiDaerah)tidakdiaturdenganbenardanmenyebabkanfriksi.
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
41
• Tidakadapemisahanregulatordanoperator.Beberapainstitusipemerintahmelakukan
keduafungsiini.
• Pengawasanpasartidakmemadai.
• Keterlibatansektorswastayanglebihkuatdiperlukan.
• Direktorat Metrologi dibawah Kementerian Perdagangan adalah pembuat regulasi
untukmetrologilegaltetapijugabertindaksebagaioperator.Merekatidakmemiliki
kapasitasuntukmemenuhitanggungjawabini.
• Peran Direktorat IHHP– Industri Hasil Hutan dan Perkebunan dari Kementerian
Perindustrianterkesantumpangtindihdengankementrianlain.
• Semuakayu(kayu,rotan,bambu)yangdipanendihutanberadadibawahkewenangan
Kementerian Kehutanan.Kayu yang berasal dari perkebunan berada di bawah
kewenanganKementerianPertaniankecualijati.
• Sertifikatasal(CertificateofOrigin)untuksemuajeniskayu(hutan&perkebunan)
dikeluarkanolehKementerianKehutanan.
• Di Jakarta adalah 5 stasiun untuk memeriksa kelayakan jalan untuk kendaraan
angkutan(bus,truk)tapipelaksanaannyasangatlemah.
• SemuaprodukdibawahRegulasiTeknis(SNIWajib)harusdidaftarkankePPMB-
KementerianPerdagangan(otoritastunggal)dengannomorNPBuntukprodukimpor
dannomorNRPuntukproduklokal.Saatiniada57TR(SNIWajib)terdaftardiWTO.
PPMBmelakukanpendaftaranberdasarkanpenilaiankesesuaianyangdilakukanoleh
badan notifikasi (CAB) yang ditunjuk oleh regulator (Kementerian Perindustrian,
Kementerian Pertanian, dll), CAB harus diakreditasi olehKAN danmereka harus
beradadiIndonesia.
• Ada peraturan pemerintah yang mensyaratkan rekomendasi dari Kementerian
Perdagangan untuk mengimpor barang jadi. Tidak jelas apa saja kriteria untuk
mendapatkanrekomendasiinidanapamanfaatnyabagiperlindungankonsumen.
• BPOMmemeriksaprodukmakanandalamkemasanberdasarkanSNIdanmemberikan
nomorregistrasiBPOM.
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa42
• EKSPOR:Ada23komoditi(sepertikaret,minyakatsiri,kakaodll)yangharusdiuji
&disertifikasi(wajib)untukekspor,meskipunsertifikasitidakwajibuntukkeperluan
domestik.LihatKeputusanMenperindagNo164/MPP/Kep/6/1996.
Direncanakanuntukmenempatkankakaokedaftarwajibjugabiladigunakandipasar
domestik.
• BPOMmenyiapkanstandaruntukmakananolahan,kontaminan,pengawetmakanan
danpelabelanmakanan(undang-undangKesehatan).
CATATAN:Kementerian Perdagangan baru-baru inimembuat peraturan baru pada
pelabelan-semuaprodukharusmemilikilabeldalambahasaIndonesia.Kementerian
Perindustriandankementerianlainnyajugamembuatperaturanpelabelan.
• Kementerian Perindustrian membuat pelabelan produk dengan mewajibkan
mencantumkantandadannomorSNIuntukberbagaiproduk.
• Banyak yang tidak jelas dalam isu pelabelan. Tidak jelas siapa yang bertanggung
jawabuntukapadantampaknyatidakadakoordinasiyangbaik.
V.3.3 Pengujian dan Mutu: Penilaian Kesesuaian
• AkreditasidanSertifikasiberfungsi sebagaialatuntukmemastikankompetensidan
penerapanstandarpersyaratanminimum.
• Laboratorium Pengujian, Inspeksi dan badan sertifikasi diakreditasi untuk
mendemonstrasikankompetensimereka.
• Sertifikasi produk (istilah yang digunakan untuk memasukkan suatu proses atau
layanan)memberikanjaminanbahwaproduksesuaidenganstandaryangditentukan
dandokumennormatif lainnya.Sebaliknya, salahsatu fungsikarakteristik lembaga
sertifikasi personel adalah melakukan pengujian, dengan menggunakan kriteria
obyektif untuk penilaian kompetensi. Lembaga sertifikasi produk harusmemenuhi
semua persyaratan dalam Pedoman ISO 65 dan Lembaga Sertifikasi Profesi harus
memenuhiketentuandalamISO17024jikamerekainginmenunjukkanbahwamereka
memilikikompetensidalammelakukansertifikasi.
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
43
• Laboratoriumpengujiandankalibrasimelakukanpengujiandankalibrasiberdasarkan
metodeyangsesuaidantelahdiverifikasidanharusmemenuhisemuapersyaratandalam
ISO 17025 jika mereka ingin menunjukkan bahwa mereka mengoperasikan sistem
manajemenyangsecaratekniskompeten,danmampumenghasilkanhasilteknisyang
valid.
• Badaninspeksimelakukanpenilaianyangdapatmencakuppengujianbahan,produk,
instalasi, pabrik, proses, prosedur kerja, atau layanan, dan memeriksa kesesuaian
denganpersyaratan,danmelaporkanhasil-hasil kegiataninikepadakliendan,bila
diperlukan, untuk otoritas pengawasan. Badan inspeksi harus memenuhi semua
persyaratandalamISO17020jikamerekainginmenunjukkanbahwamerekamemiliki
kompetensimelakukaninspeksitersebut.
V.3.3.1 Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi: Lembaga Sektor Publik
Ada beberapa kementerian dan lembaga yan mengoperasikan laboratorium kalibrasi dan
pengujian di seluruh Indonesia. Mereka adalah: Kementerian Perdagangan, Kementerian
Perindustrian,KementerianKelautandanPerikanan,KementerianPertanian,BadanPengawasan
ObatdanMakanan(BPOM),LembagaIlmuPengetahuanIndonesia(LIPI),BadanPengkajian
danPenerapanTeknologi (BPPT).Ada juga instansiyangbekerjapada tingkatpropinsidan
kabupaten, DINAS. Instansi-instansi ini menyediakan fasilitas pengujian berfungsi sebagai
Badan Pengkaji Kesesuaian (CAB) untuk area tersebut dan sebagai unit pengujian produk
untukpengujiansukarelasesuaidenganSNIdanstandarinternasionalataustandarasing.Saat
ini sejumlah besar laboratorium yang digunakan untuk penilaian kesesuaian tidak (belum)
terakreditasiatauterakreditasisebagian-adalingkupyangbelumdiakreditasi.Tanggungjawab
khususmerekadanpengorganisasianinternal-nyaadalahsebagaiberikut:
Kementerian Perdagangan–LaboratoriumuntukPengujianKualitasuntukBarang-barang
EkspordanImpor(PusatPengawasanMutuBarang-PPMB)makanan&pakan,minyakatsiri,
esensnyamuk,pupuk,semen,tekstil,ban,semen,mebel,kabellistrik.
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa44
Kementerian Pertanian-10BalaiBesar(CAB)&33DINAS(residupestisida,obathewan,
pakan,produkpertanian,Peralatandanmesinpertanian,bibitunggul,pupuk,pestisida,sistem
makananorganik,SistemManajemenMutu(QMS)&CABuntukkeamananpangandengan33
DINASdan1laboratoriumdibawahKementerianPertanian.
Kementerian Perindustrian –BadanPenelitiandanPengembanganIndustri(ARDIatauBPPI)
- PusatuntukStandardisasi
- PusatuntukSumberDayadanLingkunganHidup
- PusatIklimUsahaIndustri
- PusatTeknologi dengan pusat riset dan pengembangan yangmenyediakan fasilitas
pengujiandanpengendalianmutuuntukprodukdarisektor-sektoryangberbeda.11
BalaiBesar+11Baristan
• BalaiBesarKimiadanKemasanBBKK,Jakarta
• BalaiBesarIndustriAgroBBIA,Bogor
• BalaiBesarTekstildanIndustriBBT,Bandung
• BalaiBesarKeramikBBK,Bandung
• BalaiBesarPulp&KertasBBPK,Bandung
• BalaiBesarBahandanBarangTehnikB4T,Bandung
• BalaiBesarLogamdanMesinBBLM,Bandung
• BalaiBesarIndustriHasilPerkebunanBBIHP,Makassar
• BalaiBesarTehnikLingkunganHidupBBPP,Semarang
• BalaiBesarIndustriKulit,KaretdanPlastikBBKKP,Jogjakarta
• BalaiBesarKerajinandanBatikBBKB,Yogjakarta
- Ditambahdengan11laboratoriumBalaiRisetdanStandardisasi(BARISTAND)yang
tersebardiseluruhIndonesia,sepertiBARISTANDAceh,Medan,Padang,Palembang,
TanjungKarang,Surabaya,Banjarbaru,Pontianak,Samarinda,Manado,Ambon.
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
45
Kementerian Kelautan dan Perikanan–Pakan&Obat,Kesehatan,Residu(3Kementerian,2
propinsi&3swasta),Penyakit(46Kementerian&sekitar39propinsi/DINAS),BalaiNasional
untukPengendalianMutu(NCQC).
BPOM – BPOMmengoperasikan 30 laboratoriumBalai POM (MakananOlahan&Obat-
obatan) di seluruh Indonesia. Laboratorium Pengendalian Mutu Nasional untuk Obat dan
Makanan(PusatPengujianObatdanMakananNasional-PPOMN).30Balai.
BPPT –B2TKS-Kekuatanbahan, strukturdankomponen,BTL-TeknologiLingkungandan
Bioteknologi,LAPTIAB-TeknologiFarmasidanPengobatan,STPTeknologiPolimer&RoHS.
LIPI – Teknologi Pengujian dan Mutu, Biologi, Kimia, Fisika, Metalurgi, Elektronik &
Telekomunikasi,GeoTeknologi,PuslitKIM-LIPI.
V.3.3.2 Pengujian: Entitas Sektor Swasta
Sucofindo(48cabangdan18laboratorium),TUVs,SGSdanbanyaklagipenyedialayananswasta
yangmelakukanpengujianatasberagamprodukberdasarkanSNI,regulasiIndonesia(SNIwajib),
Standar Internasional & nasional lainnya (ISO, EN,ASTM, JIS, DIN,AFNOR dll.). Beberapa
berfungsi sebagai CAB (Badan yang dinotifikasi oleh EC) untuk produk di bawah regulasi
Internasional&Nasionallainnya(EUDirectives,FoodLaw,USFoodandDrugsAdministration,
UN/ECEmengenaisukucadangotomotifdankendaraan,CBmengenaikeselamatanpadakomponen
listrikdanelektronik,peralatandanprodukdanlainnya)berdasarkanstatuspenunjukkan.
V.3.3.3 Inspeksi: Institusi Sektor Publik
Secara luas di Indonesia, terdapat Kementerian dan Institusi sebagai berikut: Kementerian
Perdagangan,KementerianPerindustrian,KementerianKelautandanPerikanan,Kementerian
Pertanian,BPOM,KementerianLingkunganHidup,KementerianPerhubungan,Kementerian
TenagaKerja,BPPT.Sekalilagi,ditingkatpropinsidankabupatenterdapatDinas.Lembaga-
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa46
lembagainimelakukaninspeksiuntukperlindungankonsumen,impordanekspor,produklogam,
struktur,makanandanperikanan,pertanian,ternak,produksi&distribusipakan,distribusiobat,
peralatanbertekanan,keteluap,kendaraan,trukmuat,kemasanbarangberbahayauntuktanah,
laut,transportasiudara,airlimbah,emisiudara,limbah&limbahberbahaya,insinerator.
Tanggungjawabkhususnyaadalah:
Kementerian Perdagangan: Perlindungan konsumen dengan pengawasan pasar, PPMB
(impor&ekspor).
Kementerian Perindustrian:B4T(produklogam,strukturaktif,pengelasan).
Kementerian Pertanian: Pertanian,ternak.
Kementerian Kelautan dan Perikanan: distribusi obat, produksi & Distribusi pakan,
tangkapan liar & pertanian, pengumpulan, pengolahan dan pemeriksaan perbatasan Uni
Eropauntukprodukperikanan.KementerianKelautandanPerikananmemiliki40 inspektur
untukGMP,GAP,HACCP.Inpeksidilakukansekalisetahundanmemiliki43inspekturuntuk
pembenihandansekitar50inspekturuntukpertanian(memantaurencanaresidu).
Terdapatsekitar250inspekturditingkatregionaldibawahotoritasregional.
BPOM:Perlindungankonsumenmelaluipengawasanpasaruntukmakananolahandanobat-
obatan.Perizinandansertifikasimakananolahan,industrifarmasidankosmetikberdasarkan
CaraPengolahanyangBaik;evaluasiPra-pasaruntukproduk;pengawasanpascapemasaran
termasuk sampling produk dan pengujian laboratorium, pemeriksaan sarana produksi dan
distribusi,penyidikandanpenegakanhukum;
Kementerian Tenaga Kerja:Inspeksiperalatanbertekanan,keteluap,dll.
Kementerian Perhubungan:Inspeksikendaraan,trukmuat,kemasanbarang-barangberbahaya
untuktransportasidarat,lautdanudara.
Kementerian Lingkungan Hidup: Inspeksi untuk emisi air limbah, emisi udara (polusi),
limbahdanlimbahberbahayayangdihasilkandilokasiproduksi,insinerator.
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
47
V.3.3.4 Inspeksi: Institusi Sektor Swasta
Sucofindo,TUVs,SGS,Lloydsdanlainnya
• Inspeksisebelumpengapalan(beragamproduk)untukekspor.
• TUV dan lainnya:melakukan inspeksi teknis untuk peralatan bertekanan, lift, ban
berjalan&mesin,kendaraanuntukeksporkeUniEropa.
TUV:Inspeksiteknisperalatanbertekanan,lift,banberjalan&mesin,kendaraanuntukdiekspor
keUniEropa;Inspeksisebelumpengapalan(beragamproduk)untukekspor.
SGS:Inspeksisebelumpengapalan(beragamproduk)untukekspor.
SUCOFINDO:Inspeksisebelumpengapalan(beragamproduk)untukekspor.
V.3.3.5 Sertifikasi – kesesuaian produk atau sistem dengan standar dan regulasi teknis
Sertifikatdisediakanuntukproduk,orangdansistemyangmemenuhipersyaratanminimum
yang diuraikan dalam standar. Sertifikat diberuikan oleh banyak institusi sektor publik dan
swasta,yangsecaraumumberspesialisasisalamjenis-jenistertentudarisertifikat(secaratema
generic,secaraproses,dansecaraproduk).
V.3.3.6 Sertifikasi: Institusi Sektor Publik
Institusiyangterlibatdantanggungjawabmerekaadalahsebagaiberikut:
• SertifikasiProduktermasukpengemasan&pelabelan–CAB&LsPro.
• Sertifikasi Sistem – QMS, EMS, GMP, GMA, GHP, HACCP, Keamanan Pangan
(SertifikatKesehatan),Eco-label,FSC,legalitaskayu-CAB&LsPro.
• Inspeksi–makanan(segar,olahan,ikan),kendaraan,peralatanbertekanan,metrology
legal,lingkunganhidup(pengaliranair,emisi,limbah),hutan-CAB&LsPro.
Kementerian Perdagangan:PPMB(CABuntukmakanan,bateraiprimer,lampu,ban;LsPro
untukcpo,pupuk,semen,tongkatbaja).
Kementerian Perindustrian: 11BB&11Baristan(CABuntukperalatanbertekanan,penukar
panas,tangki,pipa,ban,lampuES,selbateraikering,CB,makanan,airminumdalamkemasan,
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa48
airlimbah,kemasanmakanan&barangkemasanberbahaya,LSPrountuklampu,semen,ban,
betonbaja,tekstil,glas&keramik,pulp&kertas,EMS,QMS,HACCP,perhiasan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan: SertifikasidilakukanuntukPraktikBudidayayang
Baik (GAP), Praktek Penanganan yang baik (GHdP), Praktek Produksi yang Baik (GMP),
dan Analisis Bahan Berbahaya dan Poin Kendali Kritis (HACCP). Sertifikat Kesehatan
yang dikeluarkan oleh laboratorium perikanan propinsi yang berada di bawah kewenangan
PemerintahPropinsi.
BPOM: Sertifikasi industri makanan, farmasi dan kosmetik diproses berdasarkan Cara
PembuatanObatyangBaik(GMP),HACCPuntukmakananolahan.Sertifikatkesehatanuntuk
ekspor.
V.3.3.7 Sertifikasi: Institusi Sektor Swasta
Sucofindo,TUVs,SGS,BureauVeritas,Lloyds,AgungLestaridanbanyaklagimenyediakan
sertifikasiproduk&sistemmenurutSNIdanstandarinternasionalatauasing.
Lembaga sertifikasi swastamemberikan sertifikasi produkdan sistemuntuk daerah tertentu
(CAB).
TUVRheinlanddanbeberapalainnyaadalahbadanyangdinotifikasiolehUniEropauntuk
peralatanbertekanan,lift,banberjalan,mesin,sukucadangdankendaraan/UN/ECE,peralatan
medis,EMC,CBkeselamatanlistrik.
V.3.3.8 Observasi terhadap Pengujian, Inspeksi dan Sertifikasi:
• Kementerian Kelautan dan Perikanan bertindak sebagai regulator dan operator,
melakukan inspeksi pada distribusi obat-obatan, produksi dan distribusi pakan,
tangkapanliardanpertaniandanpengolahan.Disarankanuntukmemisahkanfungsi
dariregulatordanoperatoruntukmenghindaripotensikonflikkepentingan.
• Sertifikat kesehatan adalah wajib untuk ekspor tetapi tidak untuk pasar domestik.
SertifikatkesehatanberadadibawahotoritasKementerianKelautandanPerikanan,
yangmendelegasikannyakelaboratoriumregional.
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
49
• Institusi pemerintah “mensertifikasi” inspektur-inspektur mereka sendiri, praktik yang
menanggung risiko bahwa kompetensi tidak dapat dijamin. Dalam elemen 4.2.1 dari
ISO17024disebutkan: “Lembaga sertifikasiharusdistrukturisasi sehinggamemberikan
kepercayaan pada kompetensinya, ketidakberpihakan dan integritas. Secara khusus,
lembaga sertifikasi harus independen dan tidak memihak dalam hubungannya dengan
pemohonsertifikat,calondanorang-orangbersertifikat,termasukkaryawandanpelanggan
mereka,danharusmengambilsemualangkahyangmungkinuntukmenjaminoperasiyang
etis.”
• B2TKS-BBPTmelakukansertifikasiproduk,termasukinspeksipabrik.
• TerdapatasosiasikonsumenJLK(yayasan)tanpakekuatanyangcukup,sehinggatidak
cukupkuatuntukmembawaprodusenkepengadilankarenaprodukmerekayangtidak
sesuai–penegakanhukumlemah!
• KementerianTenagaKerjabertanggungjawabuntukmemeriksasemuajenisperalatan
bertekanan(termasukGassilinder)dipasar.Kompetensinyatampaknyadipertanyakan,
karenabanyakditemukaninstalasitersebutsangatlemahdandalamkondisiyangtidak
amanwalaupunpadafaktanyamerekamemilikisertifikatinspeksiyangdisyaratkan.
• PPMB-KementerianPerdagangantidakmemilikiotoritasuntukmelakukaninspeksi
diperbatasan(dipelabuhan,Bandarudara),kewenanganadaditanganbeacukai.
• InspekturBPOMmengambilsampeldaripasar.Jikaditemukanmasalah,produkakan
diambil dari rak dan produsen diperintahkan untuk melakukan tindakan korektif.
BPOMdapatmenarik lisensi (pendaftaran)untukprodukdanmempublikasikannya
melalui media. Namun BPOM tidak secara otomatis menginformasikan lembaga
lainnya(misalnyaKementerianPerindustrian)dariapayangtelahdilakukan.
• BPOM tidak berwenang untuk mencabut izin perusahaan dan menutup pabrik.
Kementerian Perindustrian memiliki kewenangan itu - tetapi jika tidak diberitahu
oleh BPOM, maka otoritas tidak mungkin untuk digunakan. Sanksi didefinisikan
(KementerianKehakiman)tetapisangatjarangditerapkan.
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa50
V.3.4 Akreditasi
AkreditasiberasaldarikataLatincredito-yangberartikepercayaan.Akreditasimenyatakan
penilaian kesesuaian produk, sistem atau orang berdasarkan seperangkat kriteria tertentu.
Prosesakreditasiberfungsiuntukmemverifikasikesiapandankemampuan,inspeksi,kalibrasi,
pengujian, dan pengorganisasian sertifikasi. Akreditasi adalah pengakuan resmi bahwa
organisasitelahsiapuntukmelakukankegiatantertentusesuaidengankondisitertentu.
MSTQ-AKREDITASI MUTU & SERTIFIKASI
Komite Akreditasi Nasional KAN
Badan NasionalSertifikasi Profesi
BNSP
Bekerja berdasarkan PP 23 - 2004dan UU No 13 - 2003
l
Bekerja berdasarkan PP 102 - 2000dan Keputusan PresidenNo 78 - 2001
l
Akreditasi - “Pengakuan Kompetensi”1. Laboratorium (pengujian, kalibrasi)2. Badan Sertifikasi untuk : a. Sertifikasi Sistem(proses), b. Sertifikasi Produk, C. Sertifikasi Personal3. Badan Inspeksi
Komite Akreditasi Nasional KAN: Status, Tanggung Jawab dan Kegiatan
• Otoritas dariKAN sebagai badan akreditasi untuk labortoium, sertifikasi (produk,
sistem,personil)daninspeksiberdasarkanPP102-2000danKeputusanPresidenNomor
78-2001.KANdiakuisecarainternasionalolehKerjasamaAkreditasiLaboratorium
AsiaPasifik(APLAC),KerjasamaAkreditasiLaboratoriumInternasional(ILAC)dan
ForumAkreditasiInternasional(IAF).
• KAN mendefinisikan dan melaksanakan kebijakan akreditasi, sertifikasi, badan
inspeksidanlaboratorium.
Gambar 9 : MSTQ-Akreditasi Mutu & Sertifikasi
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
51
Badan Nasional Sertifikasi Profesi BNSP: Status dan Tanggung Jawab
- “Badanakreditasi”untukbadansertifikasiyangmenerbitkan“sertifikatprofesional”
bagiindividu(sertifikasipersonil).BNSPbekerjaberdasarkanPP23-2004danUU
No 13 – 2003. BNSPmenggunakan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia)sebagaiacuanuntuksertifikasi.
Observasi yang berkaitan dengan KAN dan BNSP:
• MeskipunadapengakuaninternasionalolehAPLAC,ILACdanIAF,kompetensiKAN
tidakberadapada tingkat standar internasional.Olehkarena itu laporanpengujian,
sertifikatdanhasilpemeriksaanyangditerbitkanolehlaboratoriumterakreditasiKAN,
hasilsertifikasidaninspeksinya,padakenyataannya,sangatseringtidakditerimaoleh
penggunaasingkarenaadakeraguanataskebenaranhasildankeputusannya.Pengguna
tidakdapatdipaksauntukmenerimadokumenpenilaiankesesuaian(CA)danmemiliki
hakuntukmemintaCAdilakukankembaliolehlembagayangmerekapercayai.
• Menurut perjanjian denganAPLAC, ILAC& IAF tidak ada badan penandatangan
akreditasilainakanmelakukanakreditasidiIndonesia.Laboratoriumyangberoperasi
diIndonesia,karenaitu,tidakdapatmemilihuntukdiakreditasiolehbadanakreditasi
yanglainuntukmendapatkanpenerimaandariduniabisnisinternasional.
• KANperluuntukmeningkatkankompetensi(SDM,asesortermasukasesoreksternal
yangjumlahnyasekitar95%daritotalasesorKANdiIndonesia).
• KANtidakmemilikibasisdataelektronikdansisteminformasiyangtepat(termasuk
alatperangkatlunakyangsesuai)untukmemungkinkanpengelolaanyangtepatdari
proseskerjanya.
• KAN adalah bagian dariBSNdan karena itu tidak independen. PembuatRegulasi
(BSN)danoperator (KAN) seharusnya terpisahuntukmenghindari potensi konflik
kepentingan.Salah satu konflik tersebut adalah ketergantunganfinansial dariKAN
untukmendapatkananggaranmelaluiBSN.
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa52
• KANmempunyaitugasyangsemakinbesartetapimemilikisumberdayayangsangat
terbatas.
• KAN saat ini memiliki 34 staf tetap, dan jumlah ini tetap statis walaupun ada
pertumbuhandalampermintaanakreditasi.
• Pendapatan yang dihasilkan oleh jasa akreditasi disetor ke KAS NEGARA, 90%
dikembalikankeBSN–KAN.
• Harga yang dikenakan untuk jasa KAN ditetapkan oleh Kementerian Keuangan
berdasarkandatabiayayangdiberikanolehKAN.Hargayangditetapkanmemiliki
marginyangsangatkecildaribiayaoperasional.
• Pendapatandarijasaadalahsekitar50%daritotalanggaranKAN.Selebihnya,50%
berasaldariKementerianKeuanganmelaluiBSN.
• KAN membutuhkan lebih banyak fleksibilitas finansial untuk memungkinkan
mempekerjakanparaasesoryangkompeten.
• MenurutPP102-2000 setiap lembagayangmelakukanpenilaian kesesuaian sesuai
dengan SNI (wajib dan sukarela) harus diakreditasi oleh KAN. Saat ini sejumlah
besarlaboratorium,lembagasertifikasidanlembagainspeksiyangdigunakanuntuk
penilaian kesesuaian tidak (belum) terakreditasi atau beroperasi pada lingkup yang
tidaktercakupolehakreditasimereka.Misalnyainspeksikemasantransportasiyang
dilakukanolehKementerianTransportasitidakterakreditasi.
• KAN jugamemberikan akreditasi untuk standar non SNI seperti ISO, JIS dll jika
merekamemilikikapasitasdankompetensiuntukmelakukannya.
• MenurutkesepakatanakreditasiASEANakandiwajibkanuntukstandarharmonisasi
ASEAN(sukarela&wajib).
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
53
Analisis SWOT dari Sistem EQI
vi. kajian sistem eqi
kajian sistem eqi
VI.1 Faktor di balik masalah
Faktor Satu: Ego Kelembagaan
• Institusiberdirisendiri-sendiri; tindakandifokuskanpadasituasiinstitusisendiri,dengan
membatasiperhatianpadafokusapakahmenghasilkandisfungsidalamsistematautidak.
• Persaingandantidakbekerjasamacenderunguntukmembentukperilakukelembagaan
-upayabanyakmengarahkepadamemperoleh“teritori”lebihluas(tanggungjawab
yangmemilikisanksiresmi,sumberdayalebihbanyak)untuklembaga,bahkandengan
mengorbankanlembagaEQIlainnya.
• Persepsiyangberlakutampaknya“permainanyangberakhirdengannol(zerosum
game)” – tidak dipertimbangkanuntuk kemungkinanmenciptakanpermainanyang
berakhirpositif,dimanasemuapihakdiuntungkan.
KekuatanS
KelemahanW
PeluangO
AncamanT
1:BanyakAsetFisik(Bangunan,Peralatam)yangada
2:SistemRegulatoritelahada
3:Kompetensitersedia
4.Pertumbuhanbisnis
1:TidakEfisien2:Tidakterkoordinasi
secaramemadai3:Implementasi
lemah4:Ketelusurantidak
sepenuhnyadijamindalamrantainilai
5:Pemeliharaanfailitaspemerintahtidakterjamin
1:Penggunaaninformasi
2:Kompetensiyangmeningkatakanmenciptakankepercayaan
3:Dapatdibuat”Userfriendly”
4:Melibatkansektorswasta
5:Menciptakansistemtunggalsepenuhnya
1:Bebankerjayangmeningkat
2:Hilangyakredibilitas,baikdidalam&luarnegri
3:Hilangyapeluangbisnisuntukprodusendomestik
Tabel 1 : Analisis SWOT dari Sistem EQI
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa54
Faktor Dua: Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Strategis yang tidak memadai
• Tidakadaotoritasyang lebih tinggi,yangmemilikikekuatanuntukmemastikanbahwa
institusi-institusibekerjadalamlingkupyangjelas,danbekerjasamadaripadabersaing.
• Sulit untuk mengidentifikasi pendekatan strategis yang dapat mengintegrasikan
pengembangan EQI dengan tujuan lain di Indonesia. Hal ini mempersulit tugas
perencanaanstrategisuntukEQIitusendiri.
• Visi strategis di bidang utama yang terkait, seperti Kebijakan Perdagangan, tidak
sepenuhnyajelas.
Faktor Tiga: Kendala pada Alokasi Sumber Daya Manusia
• Peraturandanprosedurlayananpemerintahtampaknyamembatasikemungkinanuntuk
pertukaranpersonilyangsignifikandiseluruhinstitusidanolehkarenaitumembatasi
pengembangansistempengetahuanyangluas.
• Dalaminstitusi,peraturanwajibpensiunrelatifdinidapatmembatasiutilisasipenuh
keterampilanstafyangberpengalamandanberkualitas.
Faktor-faktorinibisaadasampaitingkattertentudibanyaknegara.TapipengalamanASEAN
yang dibahas sebelumnya menunjukkan bahwa Indonesia memiliki masalah signifikan
dibandingkan dengan mitra utama dan pesaing. Sebuah visi strategis yang jelas adalah
penting, tetapisulituntukdipahami.Adakesenjangandalamareautamakebijakan. Institusi
tidakmelihatdirimerekasebagaibagiandarisistemyangsalingterhubung.Karakteraturan
administratifpemerintahtidakmendukungperkembanganoptimal institusi resmi.Semuaini
adalahisu“perangkatlunak”,tidakmerujukkepadakekurangangedung,peralatandansumber
dayamateriallainnya.Pengalamanbanyaknegara,termasukdiASEAN,menunjukkanbahwa
mengubah persepsi lembaga dan individu seringkali jauh lebih sulit daripada pemecahan
masalah“perangkatkeras”.NegaratetanggaIndonesiamemilikisemua,dengancaramereka
sendiridandalambudayamerekasendiri, terlibat sedemikiandenganperubahan“perangkat
lunak”selamabertahun-tahundansekarangmenuaihasilnya.Indonesiaseharusnyamengikuti
prosesserupa.
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
55
VisiuntukEQIIndonesiayanglebihbaikdirancangberdasarkananalisiskesenjangan,model
EQIyangditerapkandinegara-negarapengeksporyangperupakankompetitorIndonesia,dan
strategiregionalASEANuntukintegrasiEQI,denganmempertimbangkanrealitasinstitusional
negara,prioritasekspor,kendalakapasitasdantingkatdayasaing.
VII.1 Tantangan Kepatuhan – Regulasi Internasional dan Uni Eropa
RegulasiinternasionaldanUniEropadikembangkandengantujuanuntukmemastikankeamanan
bagikonsumendanakhir-akhirinisemakinbanyakdenganmaksuduntukmengurangidampak
negatifterhadaplingkungan.
vii. visi
visi
Gambar 10 : Tantangan Regulasi Internasional & EU
REACH
WEEE
TANTANGAN - REGULASI INTERNASIONAL & EU
GMPFSMS QMS
HACCP
IEC
UN/ECE
SA
EMSOHSAS
FLEGT
PaPW 94/62 EC67/548 EEC
88/379 EEC
RoHS
GAqPGAcP
GHdP
KEAMANAN & LINGKUNGAN
ORIENTASI PADA PROSES
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa56
VII.2 Visi untuk EQI Indonesia
VII.3 Apa yang Harus Sistem Kepatuhan Miliki
APA YANG HARUS SISTEM KEPATUHAN MILIKI?
Kompetensi
Informasijaringan untuk
tetap up-to-date
Kerangka KerjaLegal danRegulatori
Kebijakan dan Kerangka Kerja Kelembagaan
Metode yang Ramah
Pengguna
FungsiKoordinasi
untuk PROSES
Untuk meningkatkan produktivitas litbang di kementerian, perlu pembangunan kelembagaan
agar jajaran yang mengetahui kebutuhan teknologi dengan jajaran yang menemukan solusi
teknologi berada dalam kesatuan daya pikir. (Sumber:RPJMN,BukuIIBABIV)
VISI UNTUK EQI INDONESIA“ Pelaku Sistem EQI yang kompeten menyediakan layanan yang ramah
pengguna untuk membantu membantu Produsen memenuhi persyaratankesesuaian dalam Pasar Ekspor”
KompetensiTeknis
l Kebijakan Perdaganganl Kerangka kerja Legall Kerangka kerja regulatoril Struktur institusionall Sistem Informasi
ManajemenStrategis
l Laboratorium yang dibangun dan dipelihara dengan memadail Peralatan & metode yang terpelihara dan terkinil Staf teknis dan ilmiah yang kompetenl Ketelusuran dalam semua bidang dari rantai nilail Keterlibatan sektor swasta
Gambar 11 : Visi untuk EQI Indonesia
Gambar 12 : Apa yang harus sistem kepatuhan miliki?
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
57
VII.4 Ketertelusuran: Ciri Fundamental dari Sistem EQI yang Efisien
PersyaratanyangsangatdiperlukandanharusdipenuhiolehsistemEQIadalahketertelusuran
dalamseluruhsistem.
HACCP EMS HACCP
KETERTELUSURAN DALAM RANTAI NILAI
GMP QMS GAcPGHdPGMP GMP GHdP
Pertanian
Peralatan
Tambang
Hutan Pemasok Pemasok Pemasok
Pra-Pengolahan
PengumpulanPenanganan
DisribusiPengemasan
Transportasi&
Penyimpanan
Penanganandan
DisribusiPengolahan
Akreditasi
Inspeksi Pengujian Sertifikasi
MetrologiAkuntasiBea CukaiPenegakan HukumLogistikKepemilikan TanahAdministrasi
VII.5 Empat Kunci Dimensi dari Visi
Untukmencapaiketertelusuranpenuh,kompetensi,informasidanketerlibatansektorswastasangatlah
penting.Olehkarenaituempathaliniadalahtujuandarivisi,yangditampilkandalamdiagramberikut.
Gambar 13 : Ketertelusuran dalam rantai nilai
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa58
VII.5.1 Ketertelusuran
VII.5.2 Informasi
Koordinasidanefisiensiyanglebihtinggidapatdicapaidenganmengumpulkandanmenganalisis
informasi yang kemudian dapat diberikan sebagai produk untuk semua pelaku, publik dan
swastadalamrantainilai.
KETERTELUSURAN: KUNCI DASAR UNTUK EQI
l Memastikan Ketertelusuran di antara pemasok. Pengumpul dan pemrosesArea Empat: Ketertelusuran dalam Rantai Nilai
l Memastikan Ketertelusuran dari kalibrasi &hasil pengujian untuk laboratorium acuan nasional dengan proficiency test
l Memastikan Ketertelusuran dari laboratorium acuan nasional terhadap laboratorium acuan internasional dengan proficiency test
Area Tiga: Penyediaan “proficiency test” untuk menjamin ketertelusuran dari kalibrasi & hasil pengujian
l Memastikan Ketertelusuran standar fisika dan kimia
Area Dua: Penyediaan jaringan untuk memastikan ketertelusuran dari pelaku (E) QI terhadap standar nasional
l Memastikan metrologi fisika & kimia dapat ditelusuri ke standar internasional
Area Satu: Penyediaan standar acuan nasional yang dapat ditelusuri dengan standar internasional
Area 1Area 2
Area 4TUJUAN : untuk memastikan
ketertelusuran dari semua kegiatan dalam rantai nilai
(Nasional & Internasional)
INFORMASI: MATA RANTAI YANG HILANG DALAM EQI
l Menggunakan informasi untuk memberikan gambaran yang jelas pada klien mengenai apa yang ditawarkan oleh institusi dalam sistem EQI
l Pengembangan sistem informasi (HELP DESK) yang memberikan perusahaan kesempatan untuk mengembangkan perdagangan berbasis kualitas semaksimal mungkin
Area Tiga: Informasi untuk Penjangkauan
l Berbagi basis data antar institusi yang mengerjakan hal yang sama untuk menghindari duplikasi, meningkatkan efisiensil Berbagi informasi untuk mengetahui kesenjangan dalam penyediaan layanan, memastikan
kebutuhan pengguna terpenuhi
Area Dua: Informasi untuk Menguatkan Koordinasi Sistem
l Sistem Online untuk penyediaan layanan penelusuran dan manajemen beban kerjal Basis data yang memungkinkan perencanaan kebutuhan di masa depan
Area Satu: Informasi untuk peningkatan Institusi Internal
Area 1Area 2
Area 3 TUJUAN : untuk memaksimalkan penggunaan sistem informasi dalam
mencapai peningkatan sistem EQI
Tabel 3 : Informasi : Mata rantai yang hilang dalam EQI
Tabel 2 : Ketertelusuran : Kunci dasar untuk EQI
Area 3
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
59
VII.5.3 Kompetensi
Kompetensi seluruh pelaku dalam rantai nilai diperlukan untuk memastikan sistem EQI
berfungsi dengan baik yang memberikan kepercayaan untuk semua pengguna, baik dalam
skalanasionalmaupuninternasional.Laboratoriumpengujian,InspeksidanBadansertifikasi
diakreditasi untukmendemonstrasikan kompetensi mereka. Oleh karena itu penting bahwa
tingkat tertinggi dalam sistem, yaitu akreditasi, memiliki kompetensi yangmemadai untuk
menilaidanmenjaminkompetensilaboratorium,inspeksidansertifikasiyangkemudianakan
memberikanhasildankeputusanyangdapatdipercayaterhadapprodukdansistemdalamrantai
nilai.Hal ini berlakuuntukSistemPraktik danSistemHigienitas (HPHS) yangbaik untuk
pertanian,perikanan,penanganandanmanufaktursertauntukproduksikomponen,produkdan
kemasan.Sangatpentingbahwakeputusanyangdiberikanoleh laboratorium, inspektordan
pemberisertifikasiditindaklanjuti.Kalauhaltersebuttidakterjadi,sekalilagiberartimasihada
yangsalahdengansistem.SituasidiIndonesiasaatiniadalahmasihlemahnyaimplementasi.
KOMPETENSI: KUNCI UNTUK KEPERCAYAAN
l Memastikan kesadaran mengenai potensi dampak dari hasil & keputusan akhir bagi klien dan publik
l Menciptakan profesionalisme untuk memastikan hasil yang terpercayal Memastikan partisipasi reguler dalam proficiency test untuk pengendalian diri
Area Dua: Menciptakan kesadaran dan rasa profesionalisme dalam laboratorium,badan inspeksi & badan sertifikasi
l Memastikan kapasitas yang cukup (SDM, data & informasi, Infrastruktur dll)l Memastikan kompetensi yang cukup dari asesor
Area Satu: Penyediaan skema akreditasi yang kompeten & handal
Area 1Area 2 TUJUAN : untuk memaksimalkan
kompetensi dari laboratarium,Inspeksi & Sertifikasi dalam EQI
VII.5.4 Keterlibatan Sektor Swasta
Keterlibatansektorswasta,baiksebaagaipenggunamaupunpenyedialayanan,akanmemperluas
pengetahuan,menciptakan rasamemiliki danmengurangibebanyangditanggungoleh sektor
publik. Standardisasi adalah proses pembentukan standar teknis yang dilakukan berdasarkan
Tabel 4 : Kompetensi : Kunci untuk kepercayaan
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa60
kesepakatan konsensual dari kelompok kepentingan tertentu, yang dipengaruhi oleh isu yang
ada. Oleh karena itu penting untuk melibatkan sektor swasta untuk mencapai tujuan utama
menghilangkan hambatan teknis perdagangan,meningkatkan kerjasama teknis,meningkatkan
kesesuaianproduk,sistemdanjasasertamengurangibiayabagiprodusen,pemasokdankonsumen.
KETERLIBATAN: MATA RANTAI YANG HILANG KE PENGGUNA
l Menciptakan jalur yang handaluntuk umpan balik dari korporat dan sektor publikl Menciptakan dan melaksanakan prosedur untuk menjamin umpan balik dianalisa dan diperhatikanl Memastikan rasa memiliki melalui keterlibatan dan keberhasilan
Area Tiga: Penyedia prosedur untuk memastikan keterlibatan pemangku kepentingan
l Menciptakan sarana informasi yang terpercaya untuk memastikan ketersediaan untuk semua pemangku kepentingan pada waktu yang tepat
l Memastikan informasi dapat dimengerti dan mengadakan layanan telepon untuk menjawab pertanyaan
Area Dua: Penyedia jaringan untuk memastikan penyebaran informasi
l Memastikan pengguna (industri) mengerti nilai dari standar dan regulasi teknis untuk bisnis merekal Memastikan pengguna (industri) mengerti nilai dari ketertelusuran untuk bisnis merekal Menciptakan rasa memilikil Memastikan kesadaran dari kelompok konsumen
Area Satu: Menciptakan Kesadaran akan pentingnya fasilitas (E)QI
Area 1Area 2 Area 3 TUJUAN : untuk memaksimalkan
keterlibatan dari korporat & sektor swasta dalam EQI
VII.5.5 Mengaitkan Dimensi-Dimensi dari Visi
TUJUAN saling TERKAIT
l Kepercayaan pada penilaian kesesuian untuk produk
INFORMASI
KOMPETENSI
KETERLIBATANSEKTOR SWASTA
KETERTELUSURAN
INFORMASI KOMPETENSI KETERLIBATANSEKTOR SWASTA
KETERTELUSURAN
membutuhkan
membutuhkan
membutuhkan
membutuhkan
menyediakan menyediakan menyediakan menyediakan
l KAN menyediakan info mengenai peyedia layanan yang kompeten
l Layananl Pengetahuan(SNI)l Lingkup Produk
l Asesorl Kalibrasil Pengujian, Inspeksil Sertifikasi
l Kalibrasil Pengujianl Manajemen rantai pasokan
l Pelatihanl Konsultasi
l Metrologi (kalibrasi, CRM)l Proficiency Test
l Metodel Standarl Regulasi
l Internasionall Nasionall Metrologil Rantai Nilai
l Regulasil Standarl Rantai Pasokanl Layanan
l Peralatanl Rantai Nilail Produk
l Pengujianl Inspeksil Kalibrasil Penilaian Kesesuaian
Tabel 5 : Keterlibatan : Mata rantai yang hilang ke pengguna
Tabel 6 : Tujuan saling terkait
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
61
Sebuah roadmapstrategisuntukperbaikansistemEQIdi Indonesiaharusmenunjukkanapa
yangperludilakukanuntukmengimplementasikanvisi.
viii. roaDmap
roadmap
APA YANG DICAKUP OLEH ROADMAP
MEMILIH ARAH UNTUK PERUBAHAN
AREA UTAMA KEGIATAN
INSTITUSI DAN INDIKATOR
l Isu dan Rute untuk Perubahanl Prioritas Nasional dan Visi untuk EQI Indonesia
l Managemen Strategisl Penyediaan Informasil Ketertelusuranl Kompetensil Keterlibatan Sektor Swasta
l Institusi-institusi yang terlibatl Pemantauan dan Indikator (OVIs)
Gambar 14 : Apa yang dicakup oleh roadmap
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa62
VIII.1. Melaksanakan Perubahan
Manajemenperubahanyangsuksesharusdapatmelihatdenganjelasapayangakandicapai
danhambatanutamayangharusdiatasi,seprtidijelaskandalamdiagramberikut.
VIII.1.1 Rute untuk Peningkatan Efisiensi
• RutedariAtaskebawah.
• Menyediakanotoritastunggaluntukmengubahdanmenentukansuatuarah.Memerlukanupaya
pelaksanaanyangintensifdankomunikasiyangkuatdenganparapemangkukepentingan.
• RuteFasilitasiEksternal.
• Kelompokeksternalmembantuinstitusiuntukmenciptakanperubahanditingkatoperasional.
• RuteInternal.
• Organisasimelakukansepenuhnyasendiri,denganstafteknissebagaipengarah.
Ruteinieksklusifsatusamalain.Dalampraktiknya,hampirpastibahwasemuaharusdilakukan
secara simultan. Cepatnya suatu hasil dicapai dapat berbanding terbalik dengan efek yang
ditumbulkannya. Sebagai contoh, mungkin akan membutuhkan waktu yang lama sebelum
keputusanpolitik(rutedariataskebawah)menghasilkansesuatuyangnyata-tapiketikaitu
terjadi,dampaknyabisasangatkuatdidalamsistem.
MENCAPAI EFISIENSI EQISELAMA TRANSISI POLITIK
l Tetapi institusi-intitusi tidak bekerja bersama
l Berbagi kapabilitas, peralatan dan pengetahuan
l Karena seringnya terjadi perubahan tanggung jawab antara pemerintah propinsi dan pemerintah pusat
Pesan Fundamental - sebagian besar elemen ada
Perubahan yangdibutuhkan untuk menutup kesenjangan dan menghilangkan konstradiksi harus datang dari institusi
Hal ini tidak mudah
Gambar 15 : Mencapai Efisiensi EQI selama transisi politik
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
63
VIII.1.2 Para Pelaku Perubahan
Rute yang diidentifikasi di atas menunjuk pada kelompok para pelaku utama pembawa
perubahan.DiIndonesia,adatigaperangkatpelakuutama:
(1) PengambilKeputusanPolitik:merekadapatmengubahparameterhukum,kelembagaan
dan keuangan di dalam implementasi sistem EQI di Indonesia, dan dapat membantu
menciptakanlingkunganperdagangandimanaperusahaanberoperasi(ruangekspor).
(2) LembagaEQI:merekayangdenganmemegangkendaliefisiensisistem,dapatmengubah
situasidilapangan.
(3) Sektor Swasta: perusahaan pengguna sistem EQI, meski mungkin tidak memiliki
kekuatanlangsung,dapatmengartikulasikankebutuhanmerekadanmendorongsistem
untuk menyediakan apa yang diperlukan untuk membantu perdagangan. Perusahaan
swastayangjugapemasokjasaEQIdapatdengansendirinyamemainkanperanpenting
untukmemenuhikebutuhantersebut.
Dampakperubahanyangmaksimumakantercapaibilatigaperangkatpelakuperubahantersebut
bekerjasamakearahyangsama.Untukituharusdibangunrasasalingpercaya,danmenyadari
bahwasetiappihakmemilikiperanyangpenting.
UniEropajugabisamenjadipelakupositifuntukperubahan.Iniberartibahwaseluruhkebijakan
perdaganganUniEropaterhadapIndonesia,yangditetapkandiBrussels,harusditetapkanke
arahpositifuntukpeningkataneksporbagiIndonesia.BantuanEQIkhususdapatdiberikanuntuk
membantuberbagaipelakuperubahandiIndonesiaagardapatberperandenganbaik.Dukungan
sejenisjugaakandiberikanmelaluiTSPIIdanprogramlainnyayangterkaitperdagangan.
Padatingkatantertentu,seharusnyaterdapatkecocokanantarasetiapperangkatpelakudanperubahan
padamanajemenstrategissertakompetensi teknisyangdiperlukan.PengambilKeputusanPolitik
bekerjaditingkatmanajemenstrategis,dimanamerekaberupayamembentukparameterbagipara
pelakulain.Tetapikeputusanpolitiktidakdapatdiambilsendirian;merekamembutuhkanmasukan
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa64
darikelompoklain.FungsilembagaEQIsebagianbesarberhubungandenganmasalahoperasional,
sehinggamasalah kompetensi teknis adalah area dimanamereka harus fokus.Namundemikian,
merekajugaharussecaracermatmengimplementasikanmanajemenstrategisyangsesuaibagiinstitusi
mereka,dansistemsecarakeseluruhan.Itusebabnyakerjasamaantarapelakusangatpenting.Saatini
Sektorswastabelumdiberikancukupruanguntukmembuatpandanganmerekadipertimbangkandan
memastikanbahwakebutuhanmerekadidengar.Apabilaketerlibatanmerekaditingkatkan,mereka
akanmemperkayakompetensiteknisdanmanajemenstrategisbagisistem.
UniEropaharusbekerjasebagaipihakpendukung,siapuntukmenawarkanbantuansemampunya
yangsesuaidenganketersediaan.
VIII.2. Alat untuk Perubahan: Inventarisasi EQI dan Sistem Manajemen Informasi
Alatpraktisyangpalingcocokuntukmembangunbaikproseskerjasamamaupunpeningkatanefisiensi
adalahpengadaanSistemInventarisasiEQIyangmendalam.Halinidimulaidenganmendefinisikan
apayangdibutuhkan,kemudianmencaritahuapayangIndonesiasebenarnyamiliki.
Keduasisineracaditampilkandalamdiagram.
INVENTORI - MENGUMPULKAN INFORMASI
Mendefinisikan apa yang kita butuhkan
Menemukan apa yang kita miliki
Sektor ekspor disyaratkan untuk memenuhi CA & layanan CA yang
diperlukan
Laboratorium Pengujian & Kalibrasi Indonesia
l Jumlah eksportir, tipe produk dan
layanan yang dibutuhkan
l Standar & regulasi Internasional
yang dapat diterapkan
l Metode pengujian, batasan yang diijinkan
& batasan deteksi yang diperlukan
l Proses CA yang diperlukan (GMP, GAP,
GHdP, GLP, HACCP,QMS, dll)
l Orang-orang yang terlibat (edukasi,
pengalaman, pelatihan, sertifikasi)
l Metode & batasan deteksi
l Peralatan yang tersedia
l Personil yang berwenang
l Prosedur Ketertelusuran
Badan Sertifikasisl Metode (produk & sistem)
l Personil yang berwenang
Badan Inspeksil Metode (produk & sistem)
l Personil yang berwenang
STATUS AKREDITASI
Tabel 7 : Inventori-mengumpulkan informasi
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
65
Tabeltersebuttermasukreferensiuntuk:
(1) Standar regulasi internasional untuk proses, produk dan sistemmanajemen, yang harus
dipenuhioleheksporIndonesia;
(2) InventarisasiinstitusibisnisIndonesiayangmelakukanekspor;
(3) InventarisasiinstitusiEQIteknis.Makasisteminformasiyangdigambarkandisinitidak
hanyamencakupsumberdaya teknis Indonesia, tetapi jugasistemregulasi internasional
yang mempengaruhi ekspor serta gambaran sektor ekspor Indonesia. Oleh karena itu,
beberapamasukan yang diperlukan untuk sistem informasi berasal dari EQI sementara
informasilainharusdiperolehdarisumberlain,baikdaridalammaupunluarnegeri.
Institusi-institusiyangterlibatdidalamsistemditampilkandalamgrafikdibawahini,mencakup
kelompokinternasionalsertainstitusi-institusidiIndonesia.
VIII.2.2 Bagaimana Institusi Indonesia Dapat Menciptakan Sistem Informasi
Langkahutamayangharusdiambiladalah:
• IdentifikasisebuahBadanManajemenInformasi–IMB.
SISTEM PERSEDIAAN INFORMASI
BadanManajemen
Informasi
BPPT
BPOM
MoFo
MoPW MoTr
MMAF
MoE
Mol
MoT
MoABSN
LIPI
OIMLWTOISO
APLAC
ILAC
BIPM
DINAS
InspeksiSertifikasi
Swasta
Pengujian & Kalibrasi
Gambar 16 : Sistem persediaan informasi
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa66
• Kementerian & Badan-badan memberikan informasi mengenai seluruh fasilitas
penilaiankesesuaian(CA)merekakepadaIMB.
• Kementerian & Badan-badan mengumpulkan informasi dari Dinas terkait dan
memberikaninformasitersebutkepadaIMB.
• KAN menyediakan data tentang fasilitas penilaian kesesuaian (CA) terakreditasi
(Pemerintah&swasta)untukIMB.
• IMBmembangundanmengoperasikanbasisdatadanmenyediakaninformasikepada
semuainstitusidanpenggunapotensial.
• Kementerian,Badan-badan,BSN /KANmembangunbasisdatadanhelpdesk bagi
pengguna IMB untuk mendorong asosiasi bisnis dan penyedia layanan QI swasta
untukberpartisipasidalamSistemInformasi.
VIII.2.3. Produk dari Sistem Informasi
SisteminformasidapatmenyediakanprodukuntukpenyedialayananCA,baikpublikmaupun
swasta,danbagiparaprodusen,pemasokdaneksportir.
PRODUK DARI SISTEM INFORMASI
EFISIENSIl Pengunaan optimum dari fasilitas yang ada di dalam sisteml Perencanaan Investasil Pemanfaatan optimum dari personill Pemilihan laboratorium acuanl Peningkatan ketertelusuran
IDENTIFIKASI LINGKUP POTENSIAL UNTUK PERLUASAN LAYANAN
l Konsultasi mengenai kemungkinan untuk penyediaan layanan bersamal Saling sub-kontrak antar institusil Bekerjasama dengan penyedia layanan swastal Bank data untuk informasi pengguna dan fasilitas layanan CA
IDENTIFIKASI LINGKUP POTENSIAL UNTUK PERLUASAN LAYANAN
l Komersialisasi produk informasi (publikasi, vidio, dll)l Pembangunan kesadaran di Indonesial Pembangunan citra untuk pasar eksternal (Atase komersial, pemeran perdagangan
dii...)
Gambar 17 : Produk dari sistem informasi
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
67
PRODUK YANG MEMBANTU EFISIENSI DARI SISTEM EQI
Analisisinformasiyangterperincikemungkinanbesarakanmenunjukkanbahwapemanfaatan
kapasitas yang tersedia tidak optimal. Informasi ini dapat digunakan untuk merencanakan
kegiatandaninvestasilebihlanjutdengancarayanglebihefisien.Inventarisasiakanmemberikan
informasitentanglaboratoriumyangsangatspesialisyangdapatberfungsisebagailaboratorium
rujukan untuk pengujian tertentu pada produk tertentu. Informasi dapat digunakan untuk
membuatjaringanlaboratoriumrujukannasionalbagiseluruhindustri.Dengandemikianupaya
bisadilakukanuntukmenutupkesenjanganyangadadanuntukmeningkatkandanmemastikan
kompetensi.Laboratoriumrujukannasionalterpilihkemudiandapatmemastikanketertelusuranke
laboratoriumrujukaninternasionaluntukbidangtertentumelaluipartisipasiregulerdiproficiency
testdanmelakukanproficiency testuntuksemualaboratoriumnasional(umum,penyedialayanan,
pengguna) untuk memastikan ketertelusuran pada tingkat nasional. Data akan menunjukkan
laboratoriummanamelakukankalibrasi,pengujiandananalisayangmana.Berdasarkaninformasi
ini akanmudahuntukmemilih semuapesertapotensialuntukskemaproficiency test tertentu.
KemudiandapatdipantaupartisipasiregulerdanhasildiPTsemualaboratorium.
PRODUK YANG MEMFASILITASI KERJASAMA SISTEM
FasilitasCAseharusnyadapatmenentukamitrakerjasamayangpotensialuntuksubkontrak.
Penyedialayananswastalebihberorientasipadakeuntungandibandingkanlembaga-lembaga
publik. Namun, mereka juga selalu termotivasi untuk menyediakan berbagai layanan
dan memuaskan harapan pelanggan. Karenanya, penyedia layanan swasta tertarik untuk
menggunakanfasilitasyangtersediamelaluisubkontrakdaripadamengambilrisikoinvestasi
yangbesardalamfasilitaspengujian.
PRODUK YANG MEMBANTU PRODUSEN/EKSPOTIR
Penggunamemerlukaninformasimengenaipersyaratanteknisyangberlakudinegaratujuan
ekspor dan fasilitas CA yang tersedia memenuhi persyaratan tersebut. Bank data dapat
digunakanuntukmenyediakaninformasiyangterpercayabagisemuapemangkukepentingan
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa68
padawaktuyangdiperlukan.Kemudiandapatdiadakanmejabantuan(helpdesk)danhotline
untukmenjawabpertanyaan-pertanyaandaripengguna.Analisisdatajugaharusmenyediakan
informasisumberdayadankemampuanproduksidalamkaitannyadenganpermintaanekspor
daripasaryangditargetkan.Kemudiandapatdipilihsektorprodukyangmenjanjikandandibuat
rencanapengembangan.Rencanapengembanganiniharusmencakupsemuaaspekrantainilai
termasukpersyaratansertifikasiprosesdanprodukyangdibutuhkan.
VIII.3. Ketertelusuran dalam Metrologi
VIII.3.1 Manajemen Strategis
Keputusan kunci adalah:
• MenciptakanPusatMetrologiNasional (NMI)misalnyadenganmemperkuatposisi
KIM-LIPI.
• Mendirikan Lembaga Referensi untuk metrologi kimia (MIC) dan Jaringan untuk
penyediaCRM.
• MengembangkandanMenetapkanrevisiUndang-undangMetrologiNasional.Revisi
inidiperlukanuntukmerepresentasikanstatusdanfungsiterkinidariNMIdanMIC.
• MendefinisikankembalitugasMetrologiLegal.
• MenetapkantujuanMetrologiLegalyangrealistisuntukdekadeberikutnya.
• ModifikasidanmelaksanakanPerencanaanMetrologiLegal.
• Membangunkoordinasi&kerjasamaantarametrologiilmiah/teknisdanlegal.
VIII.3.2. Bagaimana Institusi QI Indonesia dapat Meningkatkan Ketertelusuran dalam
Metrologi
Tahapan utama adalah:
• Membangun sistem yang komprehensif dan jadwal untuk proficiency test (PT)
metrologikalibrasidankimia.
• MeningkatkanpengorganisasiandanevaluasiPT.
• MembentukMenyusunmodul-modulpelatihanmengenaiinterpretasidanpemanfaatan
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
69
sertifikatkalibrasi.
• Menyusunmodul-modulpelatihanmengenaijaminanmutudilaboratorium.
VIII.4. Bagaimana Lembaga QI Indonesia Meningkatkan Ketertelusuran dalam CA &
Rantai Nilai
Mencakup isu-isu:
• LaboratoriumAcuan:Dibangununtuksektor(produk)terpilih.
• Proficiency Test (PT): Menyusun jadwal komprehensif untuk semua laboratorium
(termasukswasta)untuksektorterpilih.
• PT:Mengorganisasikandandievaluasi.
• PT: Menyusun modul pelatihan mengenai interpretasi dan pengunaan dari hasil
evaluasiPTsebagaidasartindakankorektif.
• CRM:Meningkatkanpenyediaandandistribusi.
• Metode Pengujian CA: Mengadakan daftar referensi, metode dan kriteria untuk
inspeksidansertifikasiuntuksektorterpilih.
• Identifikasi SumberDaya :Menyusunmodul pelatihan,memilih penyedia layanan
yangsesuai(Pemerintah&swasta)untukpelatihan;danmelakukanpelatihanuntuk
pelatih/TrainingofTrainers(ToT).
• ProyekPercobaan:Memilihkelompokpemasokdanmelakukanproyek.
VIII.5.Bagaimana Lembaga QI Indonesia Meningkatkan dan Menjamin Kompetensi
AdasatuKeputusanStrategisyangharusdiambil–memisahkanKANdariBSN.Pemisahan
iniuntukmemastikantidakadapotensikonflikkepentingandanmemberikankebebasandan
fleksibilitasfinansialuntukKAN.Bahkandapatdipertimbangkanuntukmemperbolehkanlebih
banyakketerlibatansektorswastadalamKAN.TidakberlebihanbiladikatakanbahwaKAN
adalahinstitusiyangpentingdidalamsistem,terutamauntukpengakuaninternasional.Dengan
demikianposisiinstitusionalKANharusdiperkuat.
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa70
Serangkaian perbaikan juga diperlukan:
• Meningkatkansistemakreditasimelaluipeningkatankapasitas(IT&staf)KANdan
peningkatanjumlah,ruanglingkup&kompetensiasesorKAN.
• Menyusunmodul-modulpelatihanmengenaijaminanmutudilaboratorium(penentuan
batas deteksi, mengukur ketidakpastian, verifikasi dan interpretasi hasil pengujian,
metodestatistik).
• Meningkatkan ruang lingkup dan kompetensi laboratorium, lembaga inspeksi dan
sertifikasi,membangunkerjasamadanmelakukansubkontrak.
• MemastikankesadaranakantanggungjawabpenyedialayananCA(manajemendan
staf) terhadapkonsekuensidandampakdarihasildankeputusanmerekapadaklien
danmasyarakatumum.
• Menyediakan modul pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan pemasok Indonesia
(UKM)akanGAcP,GAqP,GMP,GHdP,HACCPuntuksektor-sektorterpilih;kemudian
melakukanprogramToTuntukpenyedialayananyangsesuai(pemerintah,asosiasi,swasta).
VIII.6 Bagaimana Lembaga QI Meningkatkan Keterlibatan Sektor Swasta
Pemetaan Sektor Swasta
• MembangunbasisdatadanproseduruntukmenginvetarisasikeahlianteknisSektorSwasta.
Memperkuat Penyediaan Layanan:
• BerbagiinformasidanmenciptakaniklimkerjasamaantaraPenyediaLayananQIPublik
danSwasta.
• Menginisiasiprogramduplikasi(twinning)danmeningkatkanpendelegasiankegiatanCA
keSektorSwasta.
Mengembangkan Regulasi Teknis dan Standar
• MendorongpartisipasiSektorSwastadalamperumusanTRdanstandar
• MemenuhikapasitasuntukinterpretasidanpenerapanTRdanstandar
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
71
Menciptakan Informasi Terkini
• Konsultasikan secara mendalam dengan Sektor Swasta (penyedia dan pengguna layanan
dengan memberikan perhatian khusus untuk UKM) mengenai kebutuhan mereka terkait
denganinformasimengenaistandar-TRdanTBT;sesuaidengankebutuhan,mengadakanmeja
bantuan(heldesk)yangramahpengunadanhotline.
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa72
Saat perubahan terjadi, harus diukur. Untuk melakukan itu, ada tiga hal yang diperlukan.
• Pertama,adanyagambaranposisiawal(yangdisebut”baseline”).
• Kedua,penentuanindikator-kuantitatifataukualitatif-yangdapatmengukurperubahan
dariposisiawal.
• Ketiga,menggunakanindikatorsebagaidasaruntuktindakankorektif(apabiladiperlukan).
Proses tersebut dirangkum dalam diagram di bawah ini:
ix. memantau perubahan
memantau perubahan
MEMANTAU PERUBAHAN
l Posisi awal perlu diukur
l Hal ini hanya dapat diidentifikasi dari dalam sistem
l Ketika sudah ada gambaran, Anda akan menemukan :l (1) Apakah anda memiliki peralatan yang dipergunakan oleh setiap orangl (2) Apakah ini akan memungkinkan anda untuk melaksanakan tugas yang saat
ini belum selesail (3) Apa yang sebenarnya anda perlukan di masa datang, dan bagaimana
sumber daya tambahan dapat dipergunakan oleh keseluruhan sistem dan bukan hanya oleh satu institusi
Indikatorbiasanyadidefinisikanuntukmemungkinkanevaluasiperubahan.Salahsatuindikator
yangsesuaibisa jadiadalahadanyakebijakanperdagangansaat ini tidakada.Pembentukan
BadanManajemenInformasidanjumlahdatayangdikumpulkanjugamengindikasikanapakah
Gambar 18 : Memantau perubahan
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
73
ada perkembangan seperti yang diharapkan. Indikator untuk efisiensi laboratorium adalah
rata-ratapemanfaatan (%) laboratoriumsebelumdansesudahkegiatanpeningkatanefisiensi
dilaksanakan.Adanya jadwal komprehensif untukProficiency Test dan tingkat pelaksanaan
jadwaltersebutjugamerupakanindikatorperubahan.
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa74
LaporanstudiinimenunjukkanbahwaIndonesiatelahmemilikisebagianbesarsumberdaya
teknisuntukmemenuhidanmengatasiperubahanbatas-batasyangditetapkanolehTBTdan
SPSdipasarinternasional.Langkah-langkahkunciuntukperbaikanadalahinstitusiyangada
harusbekerjabersamasebagaisebuahsistem,sesuatuyangsaatinisangatterbatasdilakukan,
untukmencapai tujuanefisiensi sistem.Denganadanyabebankerjayangberat di beberapa
bagiandalamsistem,khususnyadi“titiksyaraf”sistemsepertiAkreditasi,akanadakebutuhan
tambahansumberdayadariwaktukewaktuyangharusditargetkan.Namunlangkahpertama
yanglebihpentingadalahmemobilisasidanmemanfaatkansecaraefektifsumberdayayang
sudahadasaatini.
Sumberdayatersebuttidakterbataspadalembaga-lembagasektorpublik.Sejumlahpenyedia
layananQI,meskipun sebagian besar tidak sepenuhnyamerupakan afiliasi dari perusahaan
internasional terkenal, beroperasi di Indonesia danmemiliki laboratoriumdan keterampilan
yang penting. Lembaga-lembaga merupakan bagian dari “modal dasar QI” yang ada di
Indonesia.Merekaharus lebihbanyakdilibatkan sehinggapenggunaan terbaikdapat dibuat
darissemuayangtersedia.PenyedialayanansektorswastaQIiniberoperasiberorientasipada
keuntungan-merekamenjuallayananmerekakepadaprodusenswastadaneksportir.Karena
itulahmerekatidakhanyamemilikipengetahuanteknis,merekajugamemilikisensitifitasatas
permintaanpasar,yangterlihatdanlaten,terhadaplayananQI.
Di instansi-instansi sektor publik, hanya ada sedikit sensitifitas terhadap permintaan. Tiga
Balai Besar di bawah Kementerian Perindustrian telah efektif dikorporasimelalui proses
BLU,dankarena ituharusmemenuhisebagianbesar(sekitar80%)daripendapatanmereka
x. kesimpulan Dan rekomenDasi
kesimpulan dan rekomendasi
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
75
melaluipenjualanjasamereka.Merekamemilikipengetahuantentangpersyaratanpermintaan
atasprodukmereka.Namunjumlahinstitusisejenisinijumlahnyahanyasebagiankecildari
totalinstitusidisektorpublik.Indonesiabaruberadapadatahapawalkemitraanbesarantara
penyediaQIpublikdanswasta,yangtelahdimulaidinegara-negarasepertiMalaysia,Singapura
danThailandsekitar15tahunyanglalu.KarenaituketerlibatansektorswastadalamprosesQI
merupakantantanganbesardimasadepan.
Makalah ini mengusulkan sebuah sistem inventarisasi QI yang sebagai alat utama untuk
mempercepatprosesperubahan.MengingatbahwakegiatanpengaturanTRdanstandarmodern
berfokuspadaprosesdaripadaproduk,pencapaianketertelusuranpenuhadalahprinsipyang
harusdibangunolehsebuahsistemyangbaik.Kompetensidisetiaptahaprantainilaisangat
diperlukan, meskipun kondisi ketertelusuran yangmemadai tidak tersedia. Oleh karena itu
makalahinimerekomendasikanserangkaianlangkah-langkahrinci,disemuatingkatprosesdi
manakompetensidapatdicapai.
Inventarisasi Informasi harus dilakukan melalui partisipasi dan kerjasama semua institusi,
publik dan swasta, yang merupakan bagian dari QI. Tujuannya adalah untuk berbagi
informasi mengenai sumber daya, kebutuhan dan kemungkinan kerjasama yang ditujukan
untukpenggunaanoptimaldarikapabilitassistem.Sistemtersebutharusdikelolaolehsuatu
badanyangkompetendannetralyangmemilikifungsi:menyusundanmenganalisainformasi;
mengubahdatamenjadiprodukinformasiyangdapatmembantusemuaanggotadanpengguna
sistemQI(khususnyaprodusenswasta);mendistribusikaninformasiprodukmelaluijaluryang
tepat,didalamdanluarnegeri;danmenunjukkankesenjanganyangadasertakebutuhanuntuk
tambahansumberdaya.
UntukmengadakansebuahSistemInformasiQIyangberfungsilancarpastibutuhwaktuyang
lama,seiringdenganprosespembangunanrasasalingpercayasecarabertahapdiantarasemua
anggotadanpengguna.Memangnaif bila beranggapanbahwa lembaga-lembagayang telah
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa76
menjagajaraksatusamalainselamabertahun-tahun,yangcenderungberkompetisidaripada
bekerjasama(suatupemahamanyangberlakubaikdidalaminstitusimaupunantarinstitusi),
dengancepatakanbelajaruntukbekerjasama.Tetapijikaprosesinidimulaidenganhati-hati,
akanadamomentumyangtepatuntukitu.
Olehkarena itumakalah ini terutamamendiskusikan lebih banyakpendekatan “dari bawah
ke atas” untuk perubahan dan kepatuhan. Institusi teknis itu sendiri berperan sebagai agen
perubahan, dan bertanggung jawabuntukmanajemenperubahan tersebut.Makalah ini juga
mengakui,bagaimanapun,Indonesiasaatiniberadaditengah-tengahperiodeyangkompleks
danperubahanpolitikyangpanjang,yangtidakdiketahuidenganpastititikakhirnya.Dalam
prosesini,adabeberapaperubahanyangdiharapkanterjadi“dariatas”,karenamemanghanya
dapatdilakukanditingkatatas.Initermasuk:perubahankebijakan(khususnyayangberkaitan
denganperdagangandankebijakanmutunasional);perubahaninstitusional(sepertipembuatan
sebuahNMI,pemisahanyang lebih jelasantaraKANdenganBSN),danperubahanhukum
(misalnyaUndang-UndangMetrologiNasionalyangbaru).
Namunperbaikan“dariataskebawah”initidakmencakupsemuayangdiperlukandaritingkat
atas.Beberapayangmasih tersisadaristrukturQIyangsebelumnyaadalah tanggungjawab
yangtumpangtindih,ketidakjelasantentangsiapayangbenar-benarbertanggungjawabatas
apa,yangmenciptakanketidakpastianpermanendalampikiranpengguna,sertamenciptakan
pemborosan sumber daya. Keputusan untuk mengklarifikasi ini harus dilakukan. Lembaga
sistemQIsendiridapatmengusulkanperubahan,akanlebihbaikbilamengusulkanperubahan
padasaatprosesinventarisasiinformasi.Tapikeputusanitusendiriakhirnyaharusdiambiloleh
otoritasyanglebihtinggi.
Setiapprosespeningkatanefisiensiyangkompleks,sepertitertuangdalammakalahini,akan
mengarahkanpadakebutuhanrealokasisumberdayadanidentifikasikegiatanyangmemerlukan
investasi tambahan. Situasi Indonesia saat ini, terutama yang berkaitan dengan peraturan
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
77
pegawainegeritentangpenggantianstafdikementeriandaninstitusi,sertapertukaranstafdi
dalaminstitusi,memaksakanterlalubanyakbirokrasididalamsistem.Haliniadalahhambatan
untukefisiensi,danharusdipertimbangkanuntukmembuathalyanglebihfleksibel.Padasaat
yangsama,faktabahwalembaga-lembagaQIpublik,memperolehsebagianbesarpendapatan
mereka dari KementerianKeuangan, berarti bahwa alokasi dana yangmemadai tergantung
pada persuasi yang dibuat untuk alokasi tersebut. Di Indonesia tampaknya tidak akan ada
kementerianataulembagayangsaatinibisamenjadicontohyangbaikuntukalokasisumber
dayayangtepat.SebelumQIdipertimbangkansebagaisesuatuyangpenting,situasitampaknya
akan selalu tidak optimal. Lembaga donor luar negri dapat menyediakan berbagai sumber
dayayangdapatmembantuIndonesiauntukmelaluiprosestransformasidanmencapaitingkat
kepatuhankelasduniayangdiupayakan.Banyakyangtelahdicapaiselamabertahun-tahun,dan
Indonesia sekarangdi ambanguntukmembuat terobosan. Indonesiamemiliki sumberdaya,
memilikiketerampilan-apayangsekarangdiperlukanadalahtekaduntukbekerjasamauntuk
mencapaitujuan.
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa78
Istilah dan Lembaga yang relevan untuk “Quality Infrastructure”
APLAC - Asia Pacific Laboratory Accreditation Cooperation (Kerjasama Akreditasi
LaboratoriumAsiaPasifik)http://www.aplac.org
APLACadalahkerjasamabadanakreditasidikawasanAsiaPasifikyangmemberikanakreditasi
padalaboratorium,lembagainspeksidanprodusenbahanacuan.
APMP - Asia Pacific Metrology Programme(ProgramMetrologiAsiaPasifik)
http://www.apmpweb.org
APMPadalahsekelompoklembagametrologinasional(NMIs)darikawasanAsia-Pasifikyang
berperanmeningkatkankapabilitasmetrologiregionalmelaluiberbagikeahliandanpertukaran
jasateknisantarlaboratoriumanggota.APMPjugamerupakanOrganisasiMetrologiRegional
(RMO)yangdiakuiolehKomiteInternasionaluntukBeratdanUkuran(CIPM)untuktujuan
salingpengakuanstandarpengukurandansertifikatkalibrasidanpengukurandiseluruhdunia.
BIPM - Bureau international des poids et mesures http://www.bipm.org
Biro Internasional untukBerat danUkuran adalah namabahasa Inggris dariBIPM, sebuah
organisasistandardisasi,salahsatudaritigaorganisasiyangdibentukuntukmemeliharaSistem
SatuanInternasional(SI)dibawahketentuanConventionduMètre(KonvensiMeter).
CEN - European Committee for Standardization(KomiteEropauntukStandardisasi)
http://www.cenorm.be
Didirikan pada tahun 1961 oleh badan standar nasional dalamMasyarakat Ekonomi Eropa
dannegara-negaraEFTA,CENmemberikankontribusikepadatujuanUniEropadanWilayah
Ekonomi Eropa dengan standar teknis sukarela yang mempromosikan perdagangan bebas,
keselamatan pekerja dan konsumen, interoperabilitas jaringan, perlindungan lingkungan,
eksploitasiprogrampenelitiandanpengembangan,danpengadaanbarangpublik.
Daftar kata
Daftar kata
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
79
COMPETENT AUTHORITY:
SebuahbadanyangditunjukolehUniEropadengankewenanganuntukbertindakatasnama
negara-negara anggota Uni Eropa untuk memastikan bahwa persyaratandari beberapa EU
Directivesterpenuhi
EUROMET - European Metrology (Metrologi Eropa) http://www.euromet.org
IEC - International Electrotechnical Commission (Komisi Elektrotehnik Internasional)
http: //www.iec.ch
ILAC - International Laboratory Accreditation Cooperation http://www.ilac.org
ILACadalahkerjasamainternasionaldaribadanakreditasilaboratoriumdaninspeksi.
IMEKO - International Measurement Confederation (Konfederasi Pengukuran
Internasional) http://www.imeko.org
ISO - International Organisation for Standardization http://www.iso.ch
ISOadalahpembuatdanpenerbitStandarInternasionalterbesardidunia.ISOadalahjaringan
lembagastandardisasinasionaldari163negara,satuanggotapernegara,denganSekretariat
PusatdiJenewa,Swiss,yangmengkoordinasikansistem.
ITU - International Telecommunication Union (Persatuan Telekomunikasi Internasional)
http://www.itu.int
National Single Window NSW
NSWmerupakan sistemelektronikyangmemfasilitasiperdagangan,meningkatkanefisiensi
sistem pengiriman Pemerintah danmemberikanmanfaat bagi seluruh pelaku perdagangan,
termasukPemerintah
Notified Body ec.europa.eu/enterprise/newapproach/nando/
NotifiedBodyadalahBadanPenilaianKesesuaian(CAB)untukdaerahtertentu.Notifikasiadalah
tindakan dimana suatuNegaraAnggotamenginformasikan kepadaKomisi danNegaraAnggota
lainnya bahwa suatu badan, yang memenuhi persyaratan yang relevan, telah ditunjuk untuk
melaksanakanpenilaiankesesuaiansesuaidengandirektif.Notifikasidaribadanyangdinotifikasi
dansegalayangmengikutinya,adalahtanggungjawabNegaraAnggotayangmemberikannotifikasi.
BadanyangdinotifikasiharusmemilikikantorpusatdisalahsatunegaraanggotaEropa.
Infrastruktur Kualitas Ekspor Indonesia
Studi yang dilaksanakan oleh DFC S.A.U untuk Uni Eropa80
OIML - International Organization of Legal Metrology (Organisasi Internasional
Metrologi Legal) http://www.oiml.org
Organisasi Internasional Metrologi Legal (OIML) adalah sebuah organisasi berdasarkan
perjanjian antar pemerintahyangkeanggotaannya termasukNegaraAnggota, negara-negara
yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan teknis, danAnggota korespondensi, negara-negara
yangbergabungdenganOIMLsebagaipengamat.
Regulasi Teknis
Regulasi Teknis yang dikeluarkan oleh badan regulator (Lembaga Pemerintah dengan
kewenanganlegislatif)dengantujuanuntukmenjaminkeselamatankonsumenpenggunabarang
danjasa.Regulasiteknisbersifatmengikat(wajib)secarakeseluruhan.
WELMEC - European Cooperation for Legal Metrology (Kerjasama Eropa untuk
Metrologi Legal) http://www.welmec.org
WTO Enquiry Point www.wto.org/english/tratop_e/.../tbt_enquiry_points_e.htm
Pasal10.1PerjanjianWTOmengenaiTBTmensyaratkanbahwa“setiapAnggotaharusmenjamin
bahwaterdapatenquiry pointyangmampumenjawabsemuapertanyaanyangberalasandari
AnggotalaindanpihakyangberkepentingandalamAnggotalainsertamenyediakandokumen
yangrelevantentang:
(1) peraturanteknis,
(2) standar,
(3) prosedurpenilaiankesesuaian,
(4) keanggotaan dan partisipasi Anggota ... di badan standardisasi dan sistem penilaian
kesesuaianinternasionaldanregional,danjugadalampengaturanbilateraldanmultilateral
yangtermasukdalamlingkupPersetujuan,
(5) lokasiditerbitkannyapemberitahuanPerjanjian,dan
(6) lokasienquiry pointyanglain“.
top related