ir suhardi - directorate general of highways
Post on 06-Jul-2015
1.044 Views
Preview:
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PROGRAM
KESELAMATAN JALAN (PADA ACARA PERINGATAN HARI KORBAN KECELAKAAN LALU-LINTAS SEDUNIA)
IR. SUHARDI, M.SC
DIREKTUR BINA TEKNIK
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
Jakarta, 21 November 2012
OUT LINE
Isu Keselamatan Lalu Lintas
Kebijakan terkait Keselamatan Jalan
Strategi Menciptakan Jalan yang Lebih Berkeselamatan
Uji Laik Fungsi Jalan
RUNK
Isu Keselamatan Lalu Lintas
FAKTA
Road traffic accidents merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia dan diprediksikan akan menjadi peringkat ke-3 penyebab kematian pada tahun 2020 (WHO,1990);
Angka korban jiwa akibat kecelakaan di jalan Indonesia mencapai lebih dari 30 ribu jiwa per tahun;
Perkembangan kendaraan bermotor di Indonesia sangat pesat. Dari MTI diperoleh data sbb:
100,000
1,000,000
10,000,000
100,000,000 1
98
6
19
88
19
90
19
92
19
94
19
96
19
98
20
00
20
02
20
04
20
06
20
08
20
10
20
12
Tahun
Pertumbuhan Jalan
Pertumbuhan Kendaraan
PERTUMBUHAN PANJANG JALAN VS JUMLAH KENDARAAN
65 juta
13 juta
Kondisi Tahun 1995:
1 km jalan untuk 40 kendaraan
Kondisi Tahun 2008:
1 km jalan untuk 149 kendaraan
Kondisi Tahun 2010:
1 Km jalan untuk 158 Kendaraan
Sumber: BPS (http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=17¬ab=11)
77 juta
327 ribu 437 ribu
487ribu
0
1,000,000
2,000,000
3,000,000
4,000,000
5,000,000
6,000,000
7,000,000
8,000,000
9,000,000
20
00
20
01
20
02
20
03
20
04
20
05
20
06
20
07
20
08
20
09
20
10
2011
20
12
Mobil Penumpang
Sepeda Motor
Sumber: Kompas 21 Feb. 2012
PERTUMBUHAN KENDARAAN
TANTANGAN KESELAMATAN ANGKUTAN JALAN
PROFIL KECELAKAAN BERDASARKAN JENIS KENDARAAN
147,391, 70%
25,502, 12%
25,227, 12%
5,272, 3% 3,109, 1%
4,200, 2%
Sepeda motor
Mobil penumpang
Truk
Bus
Khusus
Tidak Bermotor
Kecelakaan berdasar Jenis Kendaraan Tahun 2011
140,277, 69%
26,495, 13%
20,347, 10%
6,099, 3% 2,050, 1%
8,066, 4%
Sepeda motor
Mobil penumpang
Truk
Bus
Khusus
Tidak Bermotor
Kecelakaan berdasar Jenis Kendaraan Tahun 2010
SUMBER: NTMC Korlantas POLRI
Sumber: Kompas 18 Jun 2011
JUMLAH KORBAN KECELAKAAN DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA PADA TAHUN 2010
Korban Meninggal Pada Kecelakaan Lalu-Lintas 2010
Total: 31 234 Jiwa
FAKTOR PENYEBAB TABRAKAN
SUMBER: MTI
Secara Umum, Faktor penyebab kecelakaan lalulintas adalah:
Faktor Manusia,
67%
Faktor Kendaraan,
5%
Faktor Jalan &Lingkungan,
4%
Kombinasi faktor
tersebut, 24%
• Kemampuan terbatas dalam menyediakan infrastruktur tepat waktunya
• Pemanfaatan bagian jalan yang tidak sebagaimana mestinya
• Tantangan pemanfaatan badan jalan dengan beban melebihi (overloading)
• Jalan arteri dpt diakses langsung dari jalan lingkungan/lokal
• Ruas jalan masih banyak yang tanpa marka & rambu
• Bangunan permanen terlalu dekat di sisi jalan
• Simpang sebidang dengan titik konflik terlalu banyak & terbuka
• Alinyemen jalan masih banyak yang sub-standar
• Bahu jalan beda tinggi dengan badan jalan
• Kejadian iklim yang ekstrim: banjir yang lama, panas yang tinggi
• Budaya berkendaraan
BEBERAPA AKAR PERMASALAHAN TERKAIT
KESELAMATAN JALAN
Kebijakan terkait Keselamatan Jalan
PERATURAN TERKAIT KESELAMATAN JALAN
UU 38 / 2004 Tentang Jalan
PP 34 / 2006 Tentang Jalan
UU 22 / 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
RPJMN 2010-2014
Renstra Bina Marga 2010-2014
Resolusi PBB No 62/255 tentang Improving Road Safety
Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan
Menciptakan jalan yang Self Explaining & Self Enforcing/ Regulating:
• Perencana merancang infrastruktur ber-keselamatan tinggi
• Dikomunikasikan ke pengguna: marka, rambu, sinyal
• Gunakan teknik komunikasi efektif
• Mudah dicerna pengguna & konsisten
• Mampu menegakkan tanpa bantuan penegak hukum
Menciptakan jalan yang Memaafkan - Forgiving Road
• Manusia berbuat salah
• Kesalahan sedikit jangan berdampak fatal
• Munculkan respek bagi perancangnya
KONSEP JALAN YANG LEBIH BERKESELAMATAN
KEAMANAN JALAN VS KESELAMATAN JALAN
Azas penyelenggaraan jalan adalah:
kemanfaatan, keamanan, keselamatan, keserasaian dll.
Azas keamanan dan keselamatan didifinisikan pada
penjelasan uu 38/04:
o Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah :
suatu keadaan terbebasnya setiap orang, barang dan/atau
kendaraan dari gangguan melawan hukum dan/atau rasa
tajut dalam berlalu lintas
o Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah:
suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari resiko
kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh
manusia, kendaraan, jalan dan/atau lingkungan
Jalan baru atau jembatan baru sesuai uu jalan, menggambarkan
perbedaan antara memenuhi aspek keamanan dan memenuhi aspek
keselamatan:
• Perencanaan jalan berorientasi pada: kendaraan kritis dengan
beban terbesar & kemampuan manuver rendah.
• Pemenuhan aspek keamanan adalah pemenuhan persyaratan
teknis, spesifikasi biasanya dilakukan pada saat pho/fho dan
untuk jembatan besar juga didukung dengan uji beban.
• Evaluasi persyaratan teknis sebelum operasional akan
mendukung keselamatan jalan (uji laik fungsi).
• Evaluasi laik fungsi jalan seharusnya mengarah kepada aspek
keselamatan lalu-lintas spt perambuan, marka dan fasilitas
pendukung lalin seperti guardrail, clearzone, dsb (yang akan
memberikan tingkat keselamatan yang tinggi bagi pengendara).
PENYEDIAAN PRASARANA
Strategi Menciptakan Jalan yang Lebih
Berkeselamatan
APA PERAN UTAMA DITJEN. BINA MARGA TERKAIT
“KESELAMATAN JALAN”??
Laik Fungsi Jalan
Renstra Bina Marga 2011-
2020
RUNK /Decade of Action
Pilar - 2: Jalan yang Lebih
Berkeselamatan
iRap
Kegiatannya, antara lain:
o Audit Keselamatan Jalan
o Inspkesi Keselamatan Jalan
o Investigasi dan Penanganan
Lokasi Rawan Kecelakaan
PROSES UTAMA DALAM REKAYASA KESELAMATAN JALAN
PROSES REAKTIF
• Investigasi lokasi rawan
kecelakaan – berdasarkan pd
data tabrakan suatu lokasi, &
bertujuan utk mengurangi jumlah
tabrakan dan/atau tingkat
keparahan pd lokasi tersebut.
PROSES PROAKTIF
• Audit Keselamatan Jalan –
dgn menggunakan keahlian
yg sama, tetapi dilakukan dlm
tahap perencanaan utk
mencegah tabrakan.
Dari Tahun 2009-2012, Dit. Bintek ,Ditjen Bina Marga telah melakukan Investigasi Lokasi Rawan sebanyak 153 Lokasi dan Audit Keselamatan Jalan sebanyak 47 Lokasi dengan rincian sebagai berikut:
NO Kegiatan 2009 2010 2011 2012
1 Investigasi Lokasi
Rawan Kecelakaan
7 Lokasi 33 Lokasi 97 Lokasi 15 Lokasi
2 Audit Keselamatan
Jalan
8 Lokasi 5 Lokasi 34 Lokasi -
Audit Keselamatan Jalan dan Investigasi Lokasi Rawan
Pelaksanaan Audit Keselamatan Jalan Di Lingkungan Bina Marga
Untuk Audit Keselamatan Jalan, target
yang harus dicapai mulai tahun depan
(program RUNK), adalah 10% dari
Pekerjaan Ruas jalan Nasional sudah
harus di Audit. Oleh karena itu: Mulai Tahun depan
- Tiap Balai sudah harus
melaksanakan Audit keselamatan
jalan pada paket pekerjaan jalan baik
pada tahap FS, maupun DED.
- Direktorat Bina Teknik akan
melakukan training AKJ dan telah
menyusun buku Katalog
Keselamatan jalan sebagai guide
dalam melaksanakan AKJ maupun
inspeksi keselamatan jalan.
Pada tahun 2011-2012, Ditjen Bina Marga bekerja sama dgn IndII, telah
menyusun 3 buku Petunjuk Teknis Keselamatan Jalan. Buku tsb
menjelaskan tentang ’Penerapan Aspek Keselamatan Jalan” berupa:
Petunjuk Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan, Manajemen Hazard Sisi
Jalan, dan Keselamatan di Lokasi Pekerjaan Jalan
Penyusunan Panduan Teknis Keselamatan Jalan
Uji Laik Fungsi Jalan
ROAD SAFETY LAIK FUNGSI
AMANAT UU 38/2004, PP 34/2006, UU 22/2009
Jalan Baru
- Audit pada tahap
perencanaan dan
pelaksanaan
Aspek Teknis
- Geometrik jalan
- Struktur perkerasan jalan
- Struktur bangunan pelengkap
- Pemanfaatan bagian-bagian jalan
- Teknis perkerasan jalan
Jalan Eksisting
- Penyusunan
rekomendasi
perbaikan blackspot
dan penanganan
- Inspeksi keselamatan
jalan
Perangkingan
pelayanan
jalan (star
rating)
berdasarkan
SISTEM iRAP
Aspek Dokumen Administrasi
- Status jalan
- Penetapan kelas dan kepemilikan
tanah
- Penetapan leger jalan
- Dokumen lingkungan
SERTIFIKAT
LAIK FUNGSI
INVESTMENT
PLAN
(berbasis
keselamatan
jalan disamping
standard yang
berlaku HDM
IV)
KETERKAITAN ANTARA LAIK FUNGSI DAN KESELAMATAN JALAN
Tujuan dari dilaksanakannya Uji Laik Fungsi Jalan salah satunya adalah tersedianya jalan yang
berkeselamatan
Kegiatan Keselamatan Jalan sudah termasuk dalam uji laik fungsi jalan secara teknis
(Form Uji Laik Fungsi Teknis (Permen PU No 11/PRT/M/2010) tidak jauh berbeda dengan daftar
periksa audit keselamatan jalan untuk tahap operasional jalan (Pd-T-17-2005-b))
UU RI No. 22/2009 tentang LLAJ: Pasal 8: Penyelenggaraan di bidang Jalan meliputi pengaturan,
pembinaan, pembangunan, dan pengawasan prasarana Jalan
(f) Uji Kelaikan Fungsi Jalan sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan berlalu lintas.
Pasal 22: (1)Jalan yang dioperasikan harus memenuhi persyaratan
laik fungsi Jalan secara teknis dan administratif (2)Penyelenggara Jalan wajib melaksanakan uji kelaikan
fungsi Jalan sebelum pengoperasian Jalan (3) Penyelenggara Jalan wajib melakukan uji kelaikan fungsi
Jalan pada Jalan yang sudah beroperasi secara berkala dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau sesuai dengan kebutuhan
Latar Belakang
Uji Laik Fungsi Jalan
1. Pada tahun 2011, Ditjen Bina Marga, telah menyusun 2 buku Panduan Teknis ULFJ. Buku tsb berupa: Panduan Teknis Pelaksanaan Laik Fungsi Jalan, dan Panduan Teknis Pengisian Form Laik Fungsi Jalan
2. Ditjen Bina Marga juga telah menerbitkan surat perintah tugas Tim Uji Laik Fungsi Jalan dan surat Keterangan Penetapan Tim Uji laik Fungsi Jalan di 10 Balai yang keanggotaanya terdiri dari unsur Bina Marga, Perhubungan, dan Kepolisian
Pelaksanaan Uji Laik Fungsi Jalan
Rencana Umum Nasional
Keselamatan (RUNK) Jalan
STAKEHOLDERS
RUNK Transportasi Jalan memuat Program dan Rencana Aksi :
1. Manajemen Keselamatan Jalan (Road Safety Management)
2. Jalan Yang Berkeselamatan (Safer Road)
3. Kendaraan Yang Berkeselamatan (Safer Vehicle)
4. Pendidikan Keselamatan Jalan (Education /Enforcement)
5. Perawatan Pasca Kecelakaan (Post Crash)
STAKEHOLDERS:
•Kementerian PPN/Bappenas
•Kementerian Perhubungan
•Kementerian Pekerjaan Umum
•POLRI
•Kementerian Dalam Negeri
•Kementerian Pendidikan
•Kementerian Kesehatan
•BPPT
•Perguruan Tinggi
•Kementerian Perindustrian
RENCANA UMUM NASIONAL KESELAMATAN
& STAKEHOLDER
PROGRAM PILAR 2
PILAR 2: JALAN YANG LEBIH BERKESELAMATAN
1. Badan Jalan yang Berkeselamatan
2. Perencanaan dan Pelaksanaan Pekerjaan
Jalan yang Berkeselamatan
3. Menyelenggarakan peningkatan standar
kelaikan jalan yang berkeselamatan
4. Lingkungan jalan yang berkeselamatan
KEGIATAN 1. BADAN JALAN YANG LEBIH
BERKESELAMATAN
NO KEGIATAN RUNK TARGET HINGGA 2016 TINDAK LANJUT
1 Penutupan lobang jalan Waktu tanggap 7x24 jam Kegiatan2 ini harus merupakan bagian dari
kegiatan ‘business as usual’ (Pelaksanaan
Preservasi dan Peningkatan Kapasitas
Jalan Nasional) yang dilaksanakan oleh
Bina Marga yang telah diatur melalui
Permen PU No.13/2011 tentang Tata Cara
Pemeliharaan dan Penilikan Jalan.
Perlu adanya Surat Edaran Dirjen. Bina
Marga yang kembali mempertegas
pelaksanaan kegiatan tersebut untuk
mendukung RUNK.
Penanggungjawab: Balai dan Binlak
2 Perbaikan genangan air Waktu tanggap 7x24 jam
3 Penanganan jalan licin Waktu tanggap 7x24 jam
4 Perbaikan bahu jalan 40% dari panjang jalan nasional
non perkotaan dengan bahu
diperkeras
KEGIATAN 2. PERENCANAAN DAN PEKERJAAN JALAN
LEBIH BERKESELAMATAN
NO KEGIATAN RUNK TARGET HINGGA 2016 TINDAK LANJUT
5 Pelaksanaan Audit
Keselamatan Jalan Pada
Tahap Studi Kelayakan
30% dari jumlah FS Pembangunan
Jalan Baru
Penanggungjawab: Bipran
AKJ telah dilaksanakan pada proyek-proyek
berbantuan luar negeri (EINRIP dan RRDP)
Perlu adanya Surat Edaran Dirjen. Bina Marga
yang menginstruksikan kepada Balai untuk
melaksanakan AKJ pada proyek-proyek yang
dimaksud.
6 Pelaksanaan Audit
Keselamatan Jalan Pada
Tahap DED
30% dari jumlah DED Jalan Baru dan
Peningkatan Kapasitas
Penanggungjawab: Balai, Bintek
7 Pelaksanaan Audit
Keselamatan Jalan Pada
Tahap Konstruksi
50% dari proyek-proyek multiyears
Penanggungjawab: Balai, Bintek
8 Pelaksanaan Inspeksi
Keselamatan Jalan
30% dari panjang jalan nasional
Penanggungjawab: Binlak
Inspeksi dilaksanakan melalui Program Uji Laik
Fungsi Jalan Nasional (ULFJN). Target akan dapat
terpenuhi 100% pada akhir 2013.
9 Pelaksanaan Perbaikan
Lokasi Rawan Kecelakaan
30% dari seluruh lokasi rawan
kecelakaan pada jalan nasional
Penanggungjawab: POLRI, Balai,
Bintek
Kepolisian belum mengeluarkan data resmi jumlah
lokasi rawan kecelakaan. Bina Marga, melalui
Renstra 2010-2014, telah mentargetkan
penyusunan rekomendasi pada 250 lokasi, dan
pelaksanaan perbaikan pada 150 lokasi. Saat ini,
telah tersusun 137 rekomendasi dan pelaksanaan
perbaikan di 2 lokasi.
KEGIATAN 3. PENINGKATAN STANDAR KELAIKAN
JALAN LEBIH BERKESELAMATAN
NO KEGIATAN
RUNK
TARGET HINGGA
2016
TINDAK LANJUT
10 menyediakan standar
kelaikan jalan yang
berkeselamatan
Tersedia
Penanggungjawab: Bintek,
Balitbang
11 Menyediakan
pedoman manajemen
penyelenggaraan jalan
yang
Tersedia
Penanggungjawab: Bintek,
Balitbang
12 Penerapan
manajemen
penyelenggaraan jalan
yang berkeselamatan
60% terlaksana
Penanggungjawab:
Sekditjen?
Dit. Bintek telah mempersiapkan
konsep manajemen keselamatan jalan.
Perlu SE Dirjen untuk mengesahkan
dan mengintegrasikan konsep tersebut
ke dalam siklus pembangunan jalan.
KEGIATAN 4. LINGKUNGAN JALAN LEBIH
BERKESELAMATAN
NO KEGIATAN
RUNK
TARGET HINGGA
2016
TINDAK LANJUT
13 Pengendalian
pemanfaatan rumija
40% dari panjang ruas jalan
nasional terkendali
Penanggungjawab: Balai,
Pemda, kementerian terkait
Sekjen PU perlu mengkoordinasikan
pembentukan MoU lintas kementerian
terkait bersama Pemerintah Daerah
untuk mengembalikan fungsi ruang
milik jalan. Untuk pelaksanaan
pengendaliannya dilakukan oleh Balai,
pemda, dan kementerian terkait
14 Pengendalian
pemanfaatan ruang
sepanjang jalan
40% dari panjang ruas jalan
nasional terkendali
Penanggungjawab: Balai,
Pemda, Ditjen. Taru,
kementerian terkait
15 Menyediakan
perlindungan pejalan
kaki
30% dari panjang jalan
perkotaan
Penanggungjawab: Balai
Program ULFJN akan mengidentifikasi
ruas jalan perkotaan yang memiliki
potensi besar membahayakan pejalan
kaki.
Penanganan rekomendasi ULFJN
harus diprioritaskan pada perlindungan
pejalan kaki.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
TERIMA KASIH
top related