issn 1410-8216 demo - · dengan media sms (short massage service) simulasi kendali berbasis...
Post on 10-Dec-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ISSN 1410-8216
VOLUME 22 NOMOR 3, OKTOBER 2009
PENGARUH JENIS SAMBUNGAN TERHADAP KERUNTUHAN GESER BALOK LAMINASI BAMBU APUS
DAMPAK GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR
TERHADAP KESEHATAN
ANALISIS VALIDASI METODE PENGOLAHAN CHEMICAL OXYGENT DEMAND DI LABORATORIUM WWTP PT X
ANALISIS WAKTU DAN BIAYA PEKERJAAN REHABILITASI
FILTER INSTALASI PENGOLAHAN AIR GAJAH MUNGKUR
SISTEM E-LEARNING FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASILA
SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEUANGAN LEMBAGA
PENDIDIKAN SANTA LUSIA
INSTRUKSI MODEL FLASH PADA PAPAN BERJADWAL BERBASISKAN MIKROPROSESSOR R65C02
PERANCANGAN SISTEM PENGAWASAN MENARA
SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI / EKSTRA TINGGI
DENGAN MEDIA SMS (SHORT MASSAGE SERVICE)
SIMULASI KENDALI BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PROSES PEMBUATAN YOGHURT DRINK
Jurnal TEKNIK
Vol. 22 No. 3 Hlm. 1-72 Jakarta
Okt. 2009 ISSN
1410-8216
DEMO -
www.exp-s
yste
ms.c
om
Volume 22 Nomor 3, Oktober 2009 ISSN 1410-8216
DAFTAR ISI
1. Pengaruh Jenis Sambungan Terhadap Keruntuhan Geser Balok Laminasi Bambu Apus Niken Warastuti, AM. Pattinaja
1
2. Dampak Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kesehatan Bambang Sulaksono
8
3.
4.
5.
Analisis Validasi Metode Pengolahan Chemical Oxygent Demand di Laboratorium WWTP PT X Budiady Analisis Waktu Dan Biaya Pekerjaan Rehabilitasi Filter Instalasi Pengolahan Air Gajah Mungkur Siti Rohana Nasution Sistem E-Learning Fakultas Teknik Universitas Pancasila Imam Paryudi
15
23
32
6. Sistem Informasi Administrasi Keuangan Lembaga Pendidikan Santa Lusia Ionia Veritawati, Sri Rezeki C. Nursari
39
7. Instruksi Model Flash Pada Papan Berjadwal Berbasiskan Mikroprosessor R65C02 Eric Gustaaf Ferdinandus
45
8.
9.
Perancangan Sistem Pengawasan Menara Saluran Udara Tegangan Tinggi / Ekstra Tinggi Dengan Media SMS (Short Massage Service) Adhi Mahendra Simulasi Kendali Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Pada Proses Pembuatan Yoghurt Drink Ainil Syafitri
56
64
Cover : Disain cover oleh Staf Redaksi
Dari Redaksi Saat ini teknologi informasi telah memasuki hampir di seluruh lini kehidupan termasuk diantaranya adalah dunia pendidikan. Sistem e-learning di tempatkan di web yang bisa diakses oleh semua mahasiswa, maka mahasiswa bisa mengakses materi kuliah dan mempelajarinya dari manapun dan kapanpun. Hal ini menjadi tulisan yang diangkat oleh Roos Herlindayani dan Imam paryudi. Selain itu Eric Gustaaf Ferdinandus juga menuliskan tentang sarana pendukung jadwal kuliah bagi mahasiswa dengan menggunakan aplikasi mikroprosessor R65C02. Untuk membantu permasalahan keuangan di lembaga pendidikan / perusahaan dapat dilakukan perancangan dan pengembangan Sistem Informasi Administrasi Keuangan. Pembangunan aplikasi ini menggunakan metode pendekatan terstruktur. Ingin lebih jelas isinya, dapat dibaca pada jurnal edisi ini.
DEMO -
www.exp-s
yste
ms.c
om
ISSN 1410-8216
Pemimpin Umum / Penanggung Jawab Dekan Fakultas Teknik Universitas Pancasila
Anggota
Pembantu Dekan I, II, III Fakultas Teknik Universitas Pancasila Ketua Jurusan : Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Industri, Teknik Mesin, Teknik Informatika,
Teknik Elektro & Ka. Program DIII
Staf Ahli Prof. Nakoela Soenarta, Dipl. Ing., Prof. Ir. Sidharta S. Kamarwan
Prof. Ir. Ferry J. Putuhena, M.Sc. Ph.D., Prof. Dr. Ir. Chandrasa Sukardi, M.Sc. Prof. Ir. Antonius Anton, M.Ed., Prof. Dr. I Made Kartika, M.Sc.
Prof. Ir. Djoko W. Karmiadji, MSME. Ph.D., Prof. Dr. Ir. Yulianto Sumalyo Ir. Suharso, M. Eng.
Redaksi :
Pemimpin Redaksi / Ketua Penyunting Ir. Budiady
Redaksi Pelaksana / anggota
Ir. Atiek Tri Juniati, MT., Ir. Kiki K. Lestari, MT., Ir. Imam Hagni Puspito, MT. Ir. Eddy Djatmiko, MT., Adhi Mahendra, ST., MT.
Ir. Rini Prasetyani, MT., Ir. Hasan Hariri, MT.
Sekretariat / Tata Usaha & Administrasi Yan Kurniawan, ST., Suparmo
Korespondensi :
Kepala Pespustakaan, Sekretariat Jurusan : Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Industri, Teknik Informatika, Teknik Elektro,
dan Program Diploma III FTUP
Alamat Redaksi
Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640 Telp. 7864730 ext. 120
Fax. (021) 7270128
Jurnal TEKNIK, diterbitkan 3 kali dalam satu tahun masing-masing pada bulan : Pebruari, Juni, Oktober Redaktur mengundang para penulis dan peneliti untuk mengirimkan artikel ilmiah
maupun hasil penelitiannya ke Jurnal TEKNIK. Redaksi berhak menentukan dimuat atau tidaknya suatu naskah dan mengedit atau
memperbaiki tulisan yang akan dimuat sepanjang tidak mengurangi maksud dan sub stansinya. Naskah yang tidak dimuat akan dikembalikan kepada penulisnya.
Percetakan ………………………………………………………
(isi diluar tanggung jawab percetakan)
Penerbit Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Teknik Universitas Pancasila
DEMO -
www.exp-s
yste
ms.c
om
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 22 NOMOR 3 OKTOBER 2009 23
ANALISIS WAKTU DAN BIAYA PEKERJAAN REHABILITASI FILTER INSTALASI PENGOLAHAN AIR
GAJAH MUNGKUR
Siti Rohana Nasution1)
, Nuridin Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila
Email : nasutionana@yahoo.co.id1)
Abstrak
Proyek rehabilitasi Filter Instalasi Pengolahan Air Gajah Mungkur yang mempunyai 12 filter dan 4 diantaranya sudah selesai direhabilitasi pada kegiatan proyek sebelumnya, merupakan proyek yang membutuhkan penyusunan perencanaan jadwal biaya yang baik, dimana instalasi ini tidak boleh berhenti beropersai selama proyek berlangsung.Teknik Jaringan kerja merupakan penyempurnaan metode sebelumnya mampu menyuguhkan teknik dasar menentukan urutan dan kurun waktu kegiatan proyek dan memperkirakan kurun waktu penyelesaian proyek. Salah satu analisis jaringan kerja adalah Critical Path Methode (CPM). Dengan metode CPM, perencanaan kurun waktu proyek yang sebelumnya 85 hari, dapat diketahui jalur kritisnya dan dapat dilakukan analisis percepatan kegiatan hingga mencapai titik optimalnya pada kurun waktu penyelesaian 40 hari untuk setiap pengerjaan rehabilitasi 2 buah filter. Selain menganalisa percepatan waktu, metode ini dapat membantu menganalisa biaya yang timbul dari percepatan waktu tersebut. Pada proyek ini, total biaya pada umur proyek 85 hari adalah Rp. 967,739,000 untuk setiap 2 filter, dapat diminimalisasikan sebesar 0,58% persen dari biaya semula atau lebih murah Rp 5,655,000. Sehingga dengan waktu proyek yang lebih singkat dapat dikerjakan dengan biaya yang paling efesien tanpa mengurangi kualitas pekerjaan.
Kata Kunci : Perencanaan, Jaringan Kerja, Critical Path Methode (CPM), Percepatan Waktu,
Biaya, Efesiensi.
PENDAHULUAN
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Gajah Mungkur dibangun pada tahun 1959, berlokasi di Semarang, propinsi Jawa Tengah dengan kapasitas 500 liter/detik (sumber: Degrémont). Rancang bangun instalasi ini dikerjakan oleh Degrémont SA dari Paris, Perancis. Instalasi ini terdiri dari bangunan pompa air baku, kanal pembagi, clarifier, filter pasir, tanki penampungan, bangunan kimia dan kantor. Pada tahun 2004 kapasitas IPA tersebut tinggal 280 liter/detik dikarenakan instalasi sudah tua. Pada tahun sebelumnya yaitu tahu 2001 hasil audit PT. Tirta Cisadane Jakarta (TC) pada PDAM Semarang menyatakan adanya penurunan kapasitas Instalasi Pengolahan Air Gajah Mungkur (IPA GM) dari 500 liter / detik (lpd) menjadi 300-400 liter/detik. Peremajaan peralatan, perbaikan kondisi bangunan dan perubahan sistem operasi diperlu dilakukan untuk mengembalikan pada kondisi awal. PT. Degrémont Indonesia yang tidak lain adalah cabang perusahaan Degrémont SA, ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
Selama masa rehabilitasi, instalasi tidak boleh berhenti beroperasi. Oleh karena itu pekerjaan rehabilitasi ini memerlukan perencanaan yang baik. Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengatasi hal ini, diantaranya adalah Network Planning. Metode ini mampu menyuguhkan teknik dasar dalam menentukan urutan dan kurun waktu kegiatan unsur proyek serta dapat memperkirakan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Salah satu metode yang sering digunakan dalam proyek konstruksi adalah CPM (Critical Path Method).
CRITICAL PATH METHOD (CPM)
Metode Jalur Kritis atau Critical Path Method (CPM) merupakan alat perencanaan dan pengkoordinasian lainnya yang diperkenalkan oleh JE Kelly dari Remington Rand dan MR Walker dari duPont pada tahun 1957. Tim riset CPM harus menentukan bagaimana cara sebaik-baiknya untuk mengurangi waktu yang diperlukan untuk menjalankan konstruksi yang berhasil mengurangi jumlah biaya seminimal
DEMO -
www.exp-s
yste
ms.c
om
24 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 22 NOMOR 3 OKTOBER 2009
mungkin. Metode ini menggunakan satu angka estimasi dan dalam prakteknya banyak digunakan oleh industri dan proyek-proyek engineering konstruksi. Jaringan kerja dapat memecahkan masalah yang belum terpecahkan oleh Metode Bagan Balok (bar Chart) yaitu : − berapa lama perkiraan kurun waktu
penyelesaian proyek − kegiatan-kegiatan mana yang bersifat kritis
dalam hubungannya dengan penyelesaian proyek.
− bila terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu, bagaimana pengaruhnya terhadap sasaran jadwal penyelesaian proyek secara menyeluruh.
Dari segi penyusunan jadwal jaringan kerja berguna untuk : − menyusun urutan kegiatan proyek yang
memiliki sejumlah besar komponen dengan hubungan ketergantungan yang kompleks;
− membuat perkiraan jadwal proyek yang paling ekonomis
− mengusahakan fluktuasi minimal penggunaan sumber daya manusia.
Suatu jalur kritis bisa didapatkan dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap urutan pekerjaan dan menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya sebuah jalur kritis terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya. Perhitungan untuk menentukan jalur kritis adalah sebagai berikut: a. Perhitungan maju
EST = EET EFT = EST + T = EET + t
b. Perhitungan mundur − Pada terminal kejadian berlaku EET =
LET. − Saat paling akhir terjadinya sebuah
kejadian sama dengan nilai terkecil dari saat paling akhir untuk memulai aktivitas yang berpangkal pada kejadian tersebut yaitu LET = LST minimum
c. Perhitungan Slack/Float − Total Float adalah jumlah waktu
penyelesaian aktivitas dapat dimundurkan tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari pemyelesaian proyek secara keseluruhan. Rumus digunakan untuk mencari Total Float (S) adalah :
TF =LFT–EST–t − Free Float adalah jumlah waktu dimana
penyelesaian suatu aktivitas dapat
dimundurkan tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya aktivitas FF =EFT–EST Dimana : S = Kelonggaran waktu total SF = Waktu aktivitas bebas EST = Saat mulai aktivitas tercepat EFT = Saat berakhirnya aktivitas yang
paling cepat LFT = Saat berakhirnya aktivitas yang
paling akhir Beberapa masalah yang sering timbul dalam menyusun penjadwalan suatu proyek adalah bagaimana : a. Mencari hubungan jadwal-biaya yang
ekonomis. b. Menyusun jadwal dengan keterbatasan
sumber daya. c. Meratakan pemakain sumber daya. Untuk menganalisa lebih lanjut hubungan antara waktu dan biaya suatu kegiatan, digunakan definisi sebagai berikut : a. Kurun waktu normal Adalah kurun waktu yang diperlukan
untuk melakukan kegiatan sampai selesai, dengan cara yang efesien tetapi diluar pertimbangan adanya kerja lembur dan usaha-usaha khusus lainnya, seperti menyewa peralatan yang canggih.
b. Biaya normal Adalah biaya langsung yang diperlukan
untuk menyelesaikan kegiatan dengan kurun waktu normal.
c. Kurun waktu dipersingkat (crash time) Adalah waktu dipersingkat untuk
menyelesaikan suatu kegiatan yang secara teknis masih mungkin. Disini dianggap sumber daya bukan merupakan hambatan.
d. Biaya untuk waktu dipersingkat (crash cost) Adalah jumlah biaya langsung untuk menyelesaikan pekerjaan dengan waktu dipersingkat.
Bila semua sumberdaya yang dipunyai perusahaan dikerahkan sehingga suatu kegiatan bisa diselesaikan secepat mungkin, kegiatan tersebut dinamakan Crashed. Kondisi Crashed tidak hanya berhubungan dengan waktu tercepat, tetapi juga dengan biaya terbesar. Hubungan antara waktu dan biaya digambarkan dalam bentuk grafik di bawah ini :
DEMO -
www.exp-s
yste
ms.c
om
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 22 NOMOR 3 OKTOBER 2009 25
Gambar. Project Crashing
CPM mengasumsikan bahwa umur proyek bisa dipersingkat dengan penambahan sumber daya tenaga kerja, peralatan, modal untuk kegiatan tertentu. Garis yang berhubungan dua titik dalam gambar tersebut dinamakan Cost Slope. Untuk suatu aktivitas mempunyai cost-slope tersendiri. Besarnya cost-slope adalah :
Costslope =TcTn
CnCc
Dimana : Cc = biaya crash Cn = biaya normal Tn = waktu normal Tc = waktu crash
Pengurangan umur proyek akan menambah biaya / ongkos langsung (direct cost) proyek. Sebaliknya pengurangan ini akan mengurangi ongkos tidak langsung (indirect cost) proyek.
Pekerjaan rehabilitasi IPA Gajah Mungkur ini meliputi semua fasilitas. Namun seperti penjelasan pada Bab I, penelitian hanya dibatasi pada pekerjaan rehabilitasi Filter. Jumlah Filter 12 buah, 4 diantaranya sudah selesai dikerjakan (Filter no ;12, 11, 10 dan 9) oleh Sub-Kontraktor. Kondisi design Filter terpasang yaitu type “T” akan dirubah menjadi type “V”. Dengan perubahan ini, maka sistem kontrol dan pengaturan filter terpasang dengan Siphon dan Partilisasi Bok akan dirubah menjadi sistem kontrol dengan katup dan sistem elektronik. Gambaran proyek yang dikerjakan adalah merubah system simpon menjadi system katup dan elektronik seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 1. Kontrol dan Pengatur Filter
Gambar 2 Desk Kontrol dan Pengatur Filter
Aktivitas Utama Rehabilitasi Filter − Preparation − Demolition − Pabricate & Rehabilitation − Installations − Testing − Commissioning − HandOver
IDENTIFIKASI JALUR KRITIS DAN UMUR PROYEK
Di bawah ini adalah urutan pekerjaan rehabilitasi filter:
Tabel 1. Aktifitas pekerjaan proyek
Rehabilitasi Filter
DEMO -
www.exp-s
yste
ms.c
om
26 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 22 NOMOR 3 OKTOBER 2009
Tabel 2. Perhitungan Durasi Proyek
Kegiatan Durasi
(ID) (hari) ES EF LS LF TF FF
A 3 0 3 0 3 0 0
B 12 3 15 3 15 0 0
C 6 3 9 38 44 35 0
D 4 15 19 15 19 0 0
E 10 19 29 19 29 0 0
F 12 29 41 29 41 0 0
G 3 9 12 44 47 35 0
H 4 12 16 54 58 42 0
I 6 12 18 47 53 35 0
J 4 16 20 58 62 42 0
K 2 20 22 62 64 42 0
L 2 22 24 64 66 42 0
M 2 22 24 64 66 42 0
N 6 41 47 48 54 7 0
O 12 41 53 41 53 0 0
P 1 53 54 53 54 0 0
Q 2 54 56 62 64 8 0
R 4 54 58 54 58 0 0
S 2 56 58 64 66 8 0
T 6 58 64 58 64 0 0
U 3 64 67 64 67 0 0
V 4 67 71 67 71 0 0
W 2 71 73 71 73 0 0
X 2 73 75 73 75 0 0
Y 5 58 63 66 71 8 0
Z 2 63 65 71 73 8 0
AA 2 65 67 73 75 8 0
AB 3 75 78 75 78 0 0
AC 4 78 82 78 82 0 0
AD 3 82 85 82 85 0 0
Hitungan
Maju
Hitungan
MundurFloat
Dari hasil perhitungan tabel diatas dapat diketahui nilai Total Float (TF), dimana kegiatan kritis adalah kegiatan yang memiliki nilai Total Float = 0, sehingga dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Jalur kritis proyek adalah kegiatan :
A – B – D – E – F – O – P – R – T – U – V – W – X – AB – AC dan AD.
2. Kurun waktu penyelesain proyek 85 hari atau sama dengan 680 jam.
Percepatan Umur Proyek
Untuk analisis mempersingkat umur proyek, digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut ; − Jumlah sumber daya yang tersedia tidak
merupakan kendala − Bila diinginkan waktu penyelesaian
kegiatan lebih cepat lingkup yang sama, maka sumber daya akan bertambah, baik tenaga kerja, material maupun peralatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dapat dilakukan dengan memperpendek waktu
kritisnya yang dilakukan dalam beberapa cara yaitu: − metode overtime, − metode penambahan tenaga kerja, − metode penambahan tenaga kerja +
overtime. Setelah mempelajari kegiatan-kegiatan yang berada pada lintasan kritis, kegiatan yang mungkin dapat dipercepat adalah kegiatan B – D – E – F – O – R – T – V – W – X dan AC , sedangkan aktivitas kritis lainnya merupakan aktivitas yang tidak dapat dirubah lagi (fixed time activity) seperti curing time concrete atau kegiatan yang dikerjakan oleh kantor pusat seperti aktivitas commissioning. Percepatan Waktu Metode Overtime
Tabel 3. Perhitungan Overtime
Kegiatan Overtime
(ID) hari jam jam jam hari
B 12 96 32 64 8
D 4 32 8 24 3
E 10 80 24 56 7
F 12 96 32 64 8
O 12 96 32 64 8
R 4 32 8 24 3
T 6 48 16 32 4
V 4 32 8 24 3
AC 4 32 8 24 3
Durasi BaruDurasi Normal
Dengan melakukan overtime pada kegiatan B – D – E – F – O – R – T – V – W dan AC, diketahui waktu penyelesaian proyek lebih cepat 21 hari, sehingga proyek merubah menjadi 85 hari - 21 hari = 64 hari. Percepatan Waktu Metode Penambahan Tenaga Kerja
Penambahan tenaga kerja dilakukan dengan cara menambahkan group, jadi apabila satu group terdiri dari 2 orang maka penambahan tenaga kerjanya juga 2 orang. Tabel 4. Metode Penambahan Tenaga Kerja
DEMO -
www.exp-s
yste
ms.c
om
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 22 NOMOR 3 OKTOBER 2009 27
Dari tabel diatas diketahui penambahan tenaga kerja sebanyak 2 kali lipat dari jumlah normal pada aktivitas B – D – E – F – O – P – R – T – V – W – X dan AC mengurangi setengah dari waktu penyelesaian kegiatan tersebut. Sehingga kurun waktu proyek menjadi hanya 49 hari kerja. Sehingga metode menjadi pilihan pertama untuk mempersingkat penyelesaian proyek. Percepatan Waktu Metode Penambahan Tenaga Kerja + Overtime
Metode ketiga ini dilakukan dengan penggabungan dari cara pertama dan kedua. Pertama-tama dilakukan penambahan tenaga kerja kemudian ditambah overtime. Overtime dilakukan secara maksimal perhari 4 jam, agar waktu percepatan umur proyek dapat terpenuhi.
Tabel 5. Metode Penambahan Tenaga Kerja
+ Overtime
Dengan mempercepat jalur non kritis “N” dengan metode overtime menjadi 4 hari dan jalur kritis “D dan V” menjadi 3 hari, didapatkan umur proyek 40 hari. Sedangkan jalur kritis bertambah yaitu aktivitas non-ktitis C – G – H – J – K – L – M – Y – Z dan AA menjadi kritis. Sehingga dengan metode ini jalur kritis berubah menjadi A – B – C – D – E – F – G – H – J – K – L – M – O – P – R – T – U – V – W – X – Y– Z – AA AB – AC dan AD. Untuk mengetahui apakah umur proyek sudah sampai pada titik batas maksimum waktu proyek dapat dipersingkat (Project Crash Point), maka kita mencoba mempercepat kegiatan C, H dan J dengan metode overtime. Sehingga durasi kegiatan C menjadi 4 hari, kegiatan H menjadi 3 hari dan kegiatan J menjadi 3 hari. Sehingga total hari dipercepat adalah 4 hari. Dibawah ini adalah perhitungan umur proyek dengan kegiatan C, H dan J dipercepat:
Dari perhitungan di atas dan gambar jaringan kerja, dapat diketahui bahwa dengan mempercepat kegiatan C, H dan J tidak merubah umur proyek menjadi lebih singkat, umur proyek tetap 40 hari. Dapat di ambil kesimpulan bahwa Titik Dipersingkat Total (All Crash Point) telah tercapai.
Biaya proyek
Di bawah ini adalah daftar perencanaan biaya tidak langsung untuk umur proyek normal yaitu 85 hari : Setiap pengurangan durasi waktu pekerjaan akan mengurangi biaya tidak langsung sebesar Rp. 200.000/hari.
Tabel 6. Rencana Anggaran Site Expense
Biaya
(Rp)
1 Office facilities ( including safetyy) 4.149.489
2 Office consumables - general 10.315.159
3 Communication 10.282.747
4 Site allowance 15.000.000
5 Security 28.000.000
6 Housing 8.888.333
7 Allowance & housing for labour 20.362.031
8 Site car 23.149.260
9 Local Transportasi 32.185.027
152.332.046TOTAL
No. Uraian
Di bawah ini adalah perencanaan biaya langsung untuk setiap kurun waktu umur proyek ;
Tabel 7. Biaya Langsung Umur Proyek Normal
Durasi TK Total Biaya
(hari) (org) Material T. Kerja (Rp)
A 3 5 5.000.000 660.000 5.660.000
B 12 5 281.625 2.640.000 2.921.625
C 6 5 0 2.800.000 2.800.000
D 4 5 2.000.000 880.000 2.880.000
E 10 5 0 2.200.000 2.200.000
F 12 5 0 2.640.000 2.640.000
G 3 4 0 570.000 570.000
H 4 6 10.675.000 700.000 11.375.000
I 6 3 9.177.820 1.050.000 10.227.820
J 4 6 9.555.000 1.400.000 10.955.000
K 2 6 45.313.040 700.000 46.013.040
L 2 3 4.765.590 350.000 5.115.590
M 2 3 20.140.707 350.000 20.490.707
N 6 2 0 360.000 360.000
O 12 3 14.850.000 1.560.000 16.410.000
P 1 6 0 350.000 350.000
Q 2 6 96.000.000 700.000 96.700.000
R 4 5 106.311.644 880.000 107.191.644
S 2 6 106.311.644 700.000 107.011.644
T 6 5 48.934.447 1.320.000 50.254.447
U 3 2 0 300.000 300.000
V 4 5 75.600.000 880.000 76.480.000
W 2 5 24.548.800 880.000 25.428.800
X 2 6 35.328.000 700.000 36.028.000
Y 5 4 99.297.795 0 99.297.795
Z 2 2 7.500.000 0 7.500.000
AA 2 2 0 140.000 140.000
AB 3 2 0 210.000 210.000
AC 4 5 65.804.475 880.000 66.684.475
AD 3 2 0 210.000 210.000
787.395.587 27.010.000 814.405.587
787.396.000 27.010.000 814.406.000
Biaya (Rp)
Total
Pembulatan
ID
DEMO -
www.exp-s
yste
ms.c
om
28 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 22 NOMOR 3 OKTOBER 2009
Tabel 8. Biaya Langsung Metode Overtime Kegiatan Total Biaya
(ID) Overtime Material T. Kerja (Rp)
A 5.000.000 660.000 5.660.000
B 1.648.092 281.625 1.760.000 3.689.717
C 0 2.800.000 2.800.000
D 412.023 2.000.000 660.000 3.072.023
E 1.236.069 0 1.540.000 2.776.069
F 1.648.092 0 1.760.000 3.408.092
G 0 570.000 570.000
H 10.675.000 700.000 11.375.000
I 9.177.820 1.050.000 10.227.820
J 9.555.000 1.400.000 10.955.000
K 45.313.040 700.000 46.013.040
L 4.765.590 350.000 5.115.590
M 20.140.707 350.000 20.490.707
N 0 360.000 360.000
O 946.127 14.850.000 1.040.000 16.836.127
P 0 350.000 350.000
Q 96.000.000 700.000 96.700.000
R 412.023 106.311.644 660.000 107.383.667
S 106.311.644 700.000 107.011.644
T 824.046 48.934.447 880.000 50.638.493
U 0 300.000 300.000
V 412.023 75.600.000 660.000 76.672.023
W 24.548.800 880.000 25.428.800
X 35.328.000 700.000 36.028.000
Y 99.297.795 0 99.297.795
Z 7.500.000 0 7.500.000
AA 0 140.000 140.000
AB 0 210.000 210.000
AC 412.023 65.804.475 540.000 66.756.498
AD 0 210.000 210.000
Total 7.950.518 787.395.587 22.630.000 817.976.105
Pembulatan 7.951.000 787.396.000 22.630.000 817.977.000
Biaya (Rp)
Tabel 9. Biaya Langsung Metode
Penambahan Tenaga Kerja Durasi T. Kerja Total Biaya
(hari) (orang) Material T. Kerja (Rp)
A 3 5 5,000,000 660,000 5,660,000
B 12 10 281,625 2,640,000 2,921,625
C 6 5 0 2,800,000 2,800,000
D 4 10 2,000,000 880,000 2,880,000
E 10 10 0 2,200,000 2,200,000
F 12 10 0 2,640,000 2,640,000
G 3 4 0 570,000 570,000
H 4 6 10,675,000 700,000 11,375,000
I 6 3 9,177,820 1,050,000 10,227,820
J 4 6 9,555,000 1,400,000 10,955,000
K 2 6 45,313,040 700,000 46,013,040
L 2 3 4,765,590 350,000 5,115,590
M 2 3 20,140,707 350,000 20,490,707
N 6 2 0 360,000 360,000
O 12 6 14,850,000 1,560,000 16,410,000
P 1 6 0 350,000 350,000
Q 2 6 96,000,000 700,000 96,700,000
R 4 10 106,311,644 880,000 107,191,644
S 2 6 106,311,644 700,000 107,011,644
T 6 10 48,934,447 1,320,000 50,254,447
U 3 2 0 300,000 300,000
V 4 10 75,600,000 880,000 76,480,000
W 2 10 24,548,800 880,000 25,428,800
X 2 12 35,328,000 700,000 36,028,000
Y 5 4 99,297,795 99,297,795
Z 2 2 7,500,000 0 7,500,000
AA 2 2 0 140,000 140,000
AB 3 2 0 210,000 210,000
AC 4 10 65,804,475 880,000 66,684,475
AD 3 2 0 210,000 210,000
787,395,587 27,010,000 814,405,587
787,396,000 27,010,000 814,406,000
Biaya (Rp)
Total
Pembulatan
ID
Tabel 10. Biaya Tambah Peralatan Kerja Metode Penambahan Tenaga Kerja Biaya per Group Penambahan T Biaya/Grp
(Rp) (group) (Rp)
B 170.000 1 170.000
D 540.000 1 540.000
E 845.000 1 845.000
F 834.000 1 834.000
O 60.000 1 60.000
R 40.000 1 40.000
T 120.000 1 120.000
V 200.000 1 200.000
W 200.000 1 200.000
X 170.000 1 170.000
AC 170.000 1 170.000
3.349.000Total
ID
Sehinga total biaya langsung yang dikelurkan untuk metode ini adalah :
Biaya material : Rp 787,396,000
Biaya tenaga kerja : Rp 27,010,000
Biaya peralatan tambahan : Rp 3,349,000
Total Rp 817,755,000
Tabel 11. Biaya Langsung Metode
Penambahan Tenaga Kerja + Overtime T. Kerja Total Biaya
(orang) Overtime Material T. Kerja (Rp)
A 5 5,000,000 660,000 5,660,000
B 10 281,625 2,640,000 2,921,625
C 5 0 2,800,000 2,800,000
D 5 412,023 2,000,000 660,000 3,072,023
E 10 0 2,200,000 2,200,000
F 10 0 2,640,000 2,640,000
G 4 0 570,000 570,000
H 6 10,675,000 700,000 11,375,000
I 3 9,177,820 1,050,000 10,227,820
J 6 9,555,000 1,400,000 10,955,000
K 6 45,313,040 700,000 46,013,040
L 3 4,765,590 350,000 5,115,590
M 3 20,140,707 350,000 20,490,707
N 2 350,983 0 360,000 710,983
O 6 14,850,000 1,560,000 16,410,000
P 6 0 350,000 350,000
Q 6 96,000,000 700,000 96,700,000
R 10 106,311,644 880,000 107,191,644
S 6 106,311,644 700,000 107,011,644
T 10 48,934,447 1,320,000 50,254,447
U 2 0 300,000 300,000
V 5 412,023 75,600,000 660,000 76,672,023
W 10 24,548,800 880,000 25,428,800
X 12 35,328,000 700,000 36,028,000
Y 4 99,297,795 0 99,297,795
Z 2 7,500,000 0 7,500,000
AA 2 0 140,000 140,000
AB 2 0 210,000 210,000
AC 10 65,804,475 880,000 66,684,475
AD 2 0 210,000 210,000
1,175,029 787,395,587 26,570,000 815,140,616
1,176,000 787,396,000 26,570,000 815,141,000
Biaya (Rp)
Total
Pembulatan
ID
DEMO -
www.exp-s
yste
ms.c
om
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 22 NOMOR 3 OKTOBER 2009 29
Tabel 12.Biaya Tambah Peralatan Kerja Metode Penambahan Tenaga Kerja+Overtime
Biaya per Group Penambahan Total Biaya per Group
(Rp) (group) (Rp)
B 170,000 1 170,000
D 0
E 845,000 1 845,000
F 834,000 1 834,000
O 60,000 1 60,000
R 40,000 1 40,000
T 120,000 1 120,000
V 0
W 200,000 1 200,000
X 170,000 1 170,000
AC 170,000 1 170,000
2,609,000Total
ID
Sehinga total biaya langsung yang dikelurkan untuk metode ini adalah :
Biaya material : Rp 787,396,000
Biaya tenaga kerja : Rp 26,570,000
Biaya overtime : Rp 1,176,000
Biaya peralatan tambahan : Rp 2,609,000
Total Rp 817,751,000
Tabel 13. Biaya Langsung Kegiatan C, H dan
J Dipercepat T. Kerja Total Biaya
(orang) Overtime Material T. Kerja (Rp)
A 5 5,000,000 660,000 5,660,000
B 10 281,625 2,640,000 2,921,625
C 5 441,156 0 2,800,000 2,800,000
D 5 412,023 2,000,000 660,000 3,072,023
E 10 0 2,200,000 2,200,000
F 10 0 2,640,000 2,640,000
G 4 0 570,000 570,000
H 6 110,289 10,675,000 700,000 11,375,000
I 3 9,177,820 1,050,000 10,227,820
J 6 220,578 9,555,000 1,400,000 10,955,000
K 6 45,313,040 700,000 46,013,040
L 3 4,765,590 350,000 5,115,590
M 3 20,140,707 350,000 20,490,707
N 2 350,983 0 360,000 710,983
O 6 14,850,000 1,560,000 16,410,000
P 6 0 350,000 350,000
Q 6 96,000,000 700,000 96,700,000
R 10 106,311,644 880,000 107,191,644
S 6 106,311,644 700,000 107,011,644
T 10 48,934,447 1,320,000 50,254,447
U 2 0 300,000 300,000
V 5 412,023 75,600,000 660,000 76,672,023
W 10 24,548,800 880,000 25,428,800
X 12 35,328,000 700,000 36,028,000
Y 4 99,297,795 0 99,297,795
Z 2 7,500,000 0 7,500,000
AA 2 0 140,000 140,000
AB 2 0 210,000 210,000
AC 10 65,804,475 880,000 66,684,475
AD 2 0 210,000 210,000
1,947,052 787,395,587 26,570,000 815,140,616
1,948,000 787,396,000 26,570,000 815,141,000
Biaya (Rp)
Total
Pembulatan
ID
Tabel 14. Biaya Tambah Peralatan Kerja Jalur Kritis C, H dan J Dipercepat
Biaya per Group Penambahan Total Biaya per Group
(Rp) (group) (Rp)
B 170,000 1 170,000
D 0
E 845,000 1 845,000
F 834,000 1 834,000
O 60,000 1 60,000
R 40,000 1 40,000
T 120,000 1 120,000
V 0
W 200,000 1 200,000
X 170,000 1 170,000
AC 170,000 1 170,000
2,609,000Total
ID
Sumber : Pengolahan data Sehinga total biaya langsung yang dikelurkan untuk metode ini adalah :
Biaya material : Rp 787,396,000
Biaya tenaga kerja : Rp 26,570,000
Biaya overtime : Rp 1,948,000
Biaya peralatan tambahan : Rp 2,609,000
Total Rp 818,523,000
Perbandingan Waktu dan Biaya Proyek
Setelah melakukan pengolahan data, kita dapat menganalisa hasil pengolahan data tersebut. Berikut adalah analisis perbandingan durasi dan biaya total umur proyek : Tabel 15. Perbandingan Waktu Umur Proyek
Umur Proyek Selisih Efesiensi
(hari) (hari) (persentasi)
normal 85 0 0%
Overtime 64 21 24.71%
T. Tenaga kerja 49 36 42.35%
T. kerja + overtime 40 45 52.94%
C, H & J dipercepat 40 45 52.94%
Metode
Dari tabel di atas terlihat bahwa efesiensi durasi waktu pengerjaan terbesar pada umur 40 dengan efesiensi 52.94% dari umur proyek normal.
DEMO -
www.exp-s
yste
ms.c
om
30 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 22 NOMOR 3 OKTOBER 2009
Tabel 16. Perbandingan Biaya Umur Proyek
U. Proyek Efesiensi
(hari) Tdk langsung Langsung Total (persentasi)
85 153,333,000 814,406,000 967,739,000
64 149,133,000 817,977,000 967,110,000 0.06%
49 146,133,000 817,755,000 963,888,000 0.40%
40 144,333,000 817,751,000 962,084,000 0.58%
40 144,333,000 818,523,000 962,856,000 0.44%
Biaya (Rp)
Dari tabel di atas terlihat bahwa efesiensi biaya terbesar pada umur proyek 40 hari dengan biaya lebih rendah 0.58% atau Rp 5,655,000.
Gambar 3. Hubungan Biaya dan Umur Proyek
Tabel 17. Perbandingan Biaya Tenaga Kerja
Langsung
U. Proyek Biaya T. Kerja Selisih Kenaikan
(hari) Langsung (Rp) (Persentasi)
85 27,010,000
64 30,581,000 3,571,000 11.68%
49 30,500,000 3,490,000 11.44%
40 29,755,000 2,745,000 9.23%
40 31,127,000 4,117,000 13.23%
Sumber : Pengolahan data Dari tabel diatas, jika kita akan memilih umur dan biaya yang paling ekonomis, maka dipilih kenaikan biaya yang paling kecil yaitu pada umur proyek 40 hari dengan metode penambahan tenaga kerja + overtime atau lebih mahal Rp. 2,745,000 dari biaya normal.
Gambar 4. Hubungan Waktu dan Biaya
Tenaga Kerja Langsung
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Dari hasil pengolahan dan analisa data dengan menggunakan metode Critical Path Method (CPM) diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Umur Proyek pada keadaan normal
adalah 85 hari. 2. Jalar kritis pada umur proyek normal
adalah aktivitas A – B – D – E – F – O –P – R – T – U – V – W – X – AB – AC dan AD.
3. Biaya total proyek dalam keadaan normal adalah Rp. 967,739,000
4. Mempersingkat umur proyek dilakukan dengan 3 cara yaitu : a. Metode Overtime
− Menghasilkan umur proyek 64 hari.
− Jalur kritis : A – B – D – E – F – O – P – R – T – U – V – W – X – AB – AC dan AD.
− Total biaya proyek Rp. 967,110,000, lebih murah Rp. 629,000 atau lebih efesien 0,06% dari total biaya umur proyek normal.
b. Metode Penambahan Tenaga Kerja − Menghasilkan umur proyek 49
hari. − Jalur kritis : A – B – D – E – F – O
– P – R – T – U – V – W – X – AB – AC dan AD.
− Total biaya proyek Rp. 963,888,000, lebih murah Rp. 3,581,000 atau lebih efesien 0,40% dari total biaya umur proyek normal.
c. Metode Penambahan Tenaga Kerja + Overtime − Menghasilkan umur proyek 40
hari. − Jalur kritis : A – B – D – E – F – O
– P – R – T – U – V – W – X – AB – AC dan AD dan menghasilkan jalur kritis baru : C – G – H – J – K – L – M – Y – AA dan Z .
− Total biaya proyek Rp. 962,084,000, lebih murah Rp. 5,655,000 atau lebih efesien 0,58% dari total biaya umur proyek normal.
5. Titik Dipersingkat Total (All Crash Point ) dianalisa dengan mempercepat aktivitas kritis C, H dan J : − Menghasilkan umur proyek tetap 40
hari.
DEMO -
www.exp-s
yste
ms.c
om
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 22 NOMOR 3 OKTOBER 2009 31
− Jalur kritis : A – B – D – E – F – O –P – R – T – U – V – W – X – AB – AC dan AD.
− Total biaya proyek Rp. 962,856,000, lebih murah Rp. 4,883,000 atau lebih efesien 0,44 % dari total biaya umur proyek normal.
6. Titik batas maksimum waktu proyek dapat dipersingkat (Project Crash Point) didapat pada umur proyek 40 hari.
7. Metode yang menghasilkan umur dan biaya paling ekonomis yaitu Metode Penambahan Tenaga Kerja + Overtime
dengan total biaya proyek Rp. 962,084,000, lebih murah Rp. 5,655,000 atau lebih efesien 0,58% dari total biaya umur proyek normal
Saran
Penambahan tenaga kerja pada aktivitas kritis “V, W dan X yaitu pada pekerjaan sipil tidak perlu merekrut tenaga kerja dari luar tetapi cukup dengan memberdayakan tenaga kerja dari pekerjaan mekanikal, dimana pada hari ke 24 tenaga pekerjaan mekanikal telah selesai .
DAFTAR PUSTAKA
1. Andreas Prasetia, Perencanaan Paket Pekerjaan Mechanical Ventilation Air Conditioning Dengan Metode Jaringan Verja ( Studi Kasus Proyek Pembangunan Apartment Grand Indonesia), Tugas Akhir, Jurusan Teknik Industri, Fak. Teknik Univ. Jakarta, 2007
2. Haeden Ali, Tubagus, Prinsip-prinsip Network Planning, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992.
3. Herjanto Eddy, Manajemen Produksi dan Operasi, Grasindo, Jakarta, 2003
4. Indra Andianto, Studi Tentang Perencanaan Waktu dan Biaya Pada Proyek Pembangunan Ruko di PT. Boga Arta Satria, Tugas Akhir, Fakultas Bisnins dan Manajemen Universitas Widyatama, 2005.
5. Reksohadiprodjo, Manajemen Proyek Operasional, BPFE, Yogyakarta, 1995
6. Soedradjat Sastraatmadja, Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan (cara modern) NOVA, Bandung, 1994
7. Suharto Iman, Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional,
Erlangga, Jakarta, 1995. 8. Suharto Iman, Manajemen Proyek,
Erlangga, Jakarta, 1997. 9. Sultan Syah Mahendra, Manajemen
Proyek Kiat Sukses Mengelola Proyek, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.
10. Tjutju Tarliah D. dan Ahmad D., Operation Research, Edisi Kedua, Sinar Baru, Bandung, 1992.
D
EMO - www.ex
p-sys
tem
s.com
top related