karakteristik moda transportasi air
Post on 24-Dec-2015
205 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI AIR
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan
oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan
manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka
biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk
di sana jarang yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian
besar menggunakan angkutan umum sebagai transportasi mereka.
Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara.
Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak
uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih
canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat
dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.
Transportasi air mengangkut orang dan barang atau kargo. Walaupun
dalam sejarah, penggunaan transportasi air untuk penumpang cenderung
menurun dikarenakan meningkatnya penerbangan komersial, transportasi
air masih penting untuk transportasi jarak dekat dan kapal pesiar.
Transportasi air masih menjadi sarana pengangkutan barang terbesar di
dunia. Walaupun lebih lambat dibandingkan transportasi udara, transportasi
air modern merupakan cara yang efektif untuk memindahkan barang dalam
jumlah yang besar. Biaya untuk transportasi air lebih rendah dari
transportasi udara untuk pelayaran antar-benua.Transportasi air seringkali
bersifat internasional berdasarkan sifat alaminya, tetapi dapat juga
dijalankan oleh kapal melintasi lautan, samudera, danau, kanal atau sungai.
Moda Transportasi/Moda Transportasi Laut
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinikan kapal sebagai kendaraan
pengangkut penumpang dan barang di laut (sungai dsb). Sedang didalam
Undang-undang No 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Kapal didefinisikan
kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan
tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda,
termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah
permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak
berpindah-pindah.
Bagian-bagian kapal
Bagian-bagian utama kapal. 1: Smokestack atau Cerobong; 2: Buritan;
3: Propeler dan Kemudi; 4: Portside (sebelah kanan dikenal dengan nama
starboard); 5: Jangkar; 6: Bulbous Bow; 7: Haluan; 8: Geladak; 9: Anjungan
Bagian-bagian utama kapal meliputi:
lambung kapal yang dilapisi dengan kulit kapal
haluan adalah bagian depan kapal,
buritan adalah bagian belakang kapal
palka atau ruang muatan,
mesin untuk menggerakkan kapal (mesin dapat digantikan dengan
dayung untuk kapal kecil atau layar pada kapal layar),
cerobong untuk mengeluarkan sisa hasil pembakaran
geladak kapal yang merupakan lantai untuk berbagai kegiatan atau
meletakkan kendaraan pada kapal roro,
anjungan sebagai tempat untuk mengendalikan jalannya kapal.
jangkar
propeler atau baling-baling kapal
Navigasi
Untuk menentukan arah, pada masa lalu kapal berlayar tidak jauh dari
benua atau daratan. Namun sesuai dengan perkembangan akhirnya para
awak kapal menggunakan bintang sebagai alat bantu navigasi dengan alat
bantu berupa kompas dan astrolabe serta peta. Ditemukannya jam pasir
oleh orang-orang Arab juga ikut membantu navigasi ditambah dengan
penemuan jam oleh John Harrison pada abad ke-17. Penemuan telegraf oleh
S.F.B Morse dan radio oleh C. Marconi, terlebih lebih penggunaan radar dan
sonar yang ditemukan pada abad ke 20 membuat peranan navigator agak
tergeser. Satuan kecepatan kapal dihitung dengan knot dimana 1 knot =
1,852 km/jam.
Menjelang akhir abad ke-20, navigasi sangat dipermudah oleh GPS, yang
memiliki ketelitian sangat tinggi dengan bantuan satelit.Selain dari itu
system komunikasi yang sangat modern juga menunjang navigasi dengan
adanya beberapa macam peralatan seperti radar type Harpa memungkinkan
para navigator / Mualim bisa melihat langsung keadaan kondisi laut. Radar
harpa ini adalah radar modern yang bisa mendeteksi langsung jarak antara
kapal dgn kapal, kapal dengan daratan , kapal dengan daerah berbahaya,
kecepatan kapal, kecepatan angin,dan mempunyai daya akurasi gambar
yang jelas. Selain dari itu ada lagi system GMDSS (Global Maritime Distress
safety system) Suatu system keselamatan pelayaran secara global. Kalau
suatu kapal berada dalam kondisi berbahaya system ini akan memancarkan
berita bahaya yang berisi posisi kapal, nama kapal, jenis
marabahaya,tersebut secara otomatis, cepat, tepat , akurat. Untuk system
komunikasi lainnya ada INMARSAT (International Maritime satelite) Suatu
system pengiriman berita menggunakan E-Mail, Telephone, Telex, ataupun
Faximile.
Jenis-jenis kapal
Kapal sulit untuk diklasifikasikan, terutama karena banyak sekali kriteria
yang dapat digunakan menjadi dasar dalam menetapkan klasifikasi.
Pendekatan kalsaifikasi yang digunakan adalah:
Berdasarkan tenaga penggerak kapal
Berbagai jenis penggerak digunakan untuk menggerakkan kapal, mulai dari
penggerak tenaga manusia sampai dengan kapal nuklir.
Tenaga penggerak manusia
Tenaga penggerak manusia hanya dapat digunakan untuk perahu kecil,
seperti yang digunakan nelayan di perairan pedalaman atau dilaut untuk
memancing ikan, atau kano ataupun perahu naga yang diperlombakan
dalam berbagai kejuaraan baik yang bersifat lokal ataupun bersifat regional
dalam SEA Games maupun Olimpeade.
Perahu naga (Hanzi tradisional: 龍舟 atau 龍船; Hanzi sederhana: 龙舟 atau 龙
船; Pinyin: lóngzhōu, lóngchuán) yang sudah dikenal sejak 2000 tahun yang
lalu[1] adalah perahu yang sangat panjang dan sempit yang digerakkan oleh
tenaga manusia dan digunakan pada olahraga dayung perlombaan perahu
naga. Dalam perlombaan, perahu ini biasanya dihiasi dengan kepala dan
ekor naga dan diharuskan untuk membawa genderang besar dalam
perahunya. Masyarakat Tionghoa suku Han sering menggunakan istilah
"Turunan Naga" sebagai identitas etnis mereka. Di luar kegiatan lomba,
hiasan naga biasanya tidak digunakan, tapi genderang tetap dibawa dalam
perahu untuk kepentingan latihan.
Kapal layar
Kapal layar adalah kapal yang digerakkan dengan menggunakan layar yang
memanfaatkan tenaga angin sebagai pendorongnya. Konstruksi Kapal ini
umumnya terbuat dari kayu dan cukup lama digunakan sebagai tulang
pungung pelayaran baik bersifat sipil maupun militer sampai penemuan
mesin uap dan kapal besi/baja pada abad ke 19 seiring dengan ramainya
Revolusi Industri yang dipelopori oleh Inggris melalui penemuan mesin uap
oleh James Watt.
Pada awalnya, kapal layar digerakkan oleh tenaga manusia sebagai
pendayung dan layar. Model dari kapal jenis ini dapat dilihat pada kapal
viking, kapal Mesir Kuno, kapal Romawi Kuno, Kapal India Kuno sampai masa
Kapal Borobudur yang sudah menggunakan kapal layar. Seiring dengan
perkembangan, maka digunakan kapa layar bercadik seperti yang dijumpai
di Indonesia, Kapal dengan menggunakan layar segitiga seperti yang
dijumpai di Timur tengah dan Kapal layar segi empat yang digunakan oleh
Bangsa bangsa Eropa menjelang memasuki abad penjelajahan, Serta kapal
layar lipat dengan model yang dijumpai di Jepang ataupun China.
Pada masa kini umumnya kapal layar dilengkapi dengan mesin tempel untuk
menghadapi kemungkinan tidak bertiupnya angin pada daerah daerah
tertentu agar tetap melanjutkan perjalanannya
Kapal layar di Indonesia yang paling populer adalah kapal Pinisi. Pinisi
adalah kapal layar tradisional khas asal Indonesia, yang berasal dari Suku
Bugis dan Suku Makassar di Sulawesi Selatan. Kapal ini umumnya memiliki
dua tiang layar utama dan tujuh buah layar, yaitu tiga di ujung depan, dua di
depan, dan dua di belakang; umumnya digunakan untuk pengangkutan
barang antarpulau[2]. Pinisi adalah sebuah kapal layar yang menggunakan
jenis layar sekunar[3] dengan dua tiang dengan tujuh helai layar yang
mempunyai makna bahwa nenek moyang bangsa Indonesia mampu
mengharungi tujuh samudera besar di dunia.
Kapal Uap
Kapal uap kecil di Jerman yang masih digunakan untuk tujuan
PariwisataSetelah pembuatan kapal layar makin berkembang dan kebutuhan
berlayar yang lebih cepat mulai dirasakan, sedangkan kapal layar
mempunyai berbagai keterbatasan maka kemudian kapal uap kemudian
menjadi primadona transportasi baru.
Kapal uap atau yang disebut juga sebagai a steamer, adalah kapal yang
digerakkan dengan tenaga uap yang menggerakkan propeler ataupun roda
kayuh. Kapal uap atau Steamships disingkat menjadi SS, S.S. atau S/S.
Kapal uap mulai digunakan setelah ditemukannya mesin uap di Inggris oleh
James Watt yang memunculkan revolusi industri yang juga merupakan
revolusi bahan bakar sebab pada masa itu mulai digunakan batu bara
dengan skala yang lebih luas menggantikan kayu bakar. Tahun 1807,
akhirnya Clermont[4], yakni kapal uap pertama yang berhasil diciptakan mulai
melakukan perjalanan lautnya.
Cara kerja mesin uap pada kapal pada awalnya mengandalkan mesin uap
yang menggerakkan roda kayuh (seperti kincir air) yang ada di buritan.
Gerakan roda tersebut menyebabkan kapal bisa terdorong dengan lebih
kencang. Roda kayuh kemudian dalam perkembangannya berubah menjadi
propeler, yang dapat meningkatkan manuver kapal dengan lebih baik.
Kapal motor
Kapal motor (bahasa Inggris : motor ship atau motor vessel)pembakaran
dalam, adalah kapal yang digerakkan dengan mesin biasanya menggunakan
mesin diesel dua tak ataupun mesin diesel empat tak. Untuk meningkatkan
effisiensi mesin kapal biasanya mesin diperlengkapi dengan turbo charger
(meningkatkan tekanan kerja mesin) dan intercooler agar mesin
pembakaran didalam ruang bakar lebih sempurna. Penamaan kapal motor
(motor ship) dalam istilah internasional biasanya disingkat manjadi MS, M/S,
MV[5] atau di Indonesia disingkat menjadi KM.
Untuk kapal-kapal ukuran kecil seperti yang digunakan pada speed boat,
perahu/kapal nelayan ukuran kesil banyak yang menggunakan mesin tempel
yang menggunakan mesin berbahan bakar premium ataupun bahan bakar
minyak tanah. Untuk meningkatkan kecepatan dan untuk mengurangi mesin
rusak pada saat berlayar, mesin tempel yang digunakan lebih dari satu
bahkan bisa sampai empat buah sekaligus.
Kapal Nuklir
Kapal niaga Rusia yang masih beroperasi sampai saat ini
Kapal nuklir adalah kapal yang digerakkan oleh tenaga nuklir yang dihasilkan
reaktor nuklir yang ditempatkan didalam kapal. Karena alasan keselamatan
dan politik kapal nuklir saat ini tidak digunakan untuk kapal sipil tetapi hanya
digunakan untuk kebutuhan militer. Memang ada beberapa kapal yang
digunakan oleh sipil yaitu kapal Arktika class NS 50 Let Pobedy sebagai kapal
yang digunakan untuk penelitian di kutup, beberapa kapal niaga yang
dibangun seperti kapal Sevmorput dari Rusia. Karena alasan kemanusiaan
kapal-kapal niaga nuklir banyak yang di pensiunkan bahkan Kapal NS Mutsu,
Japan, 1970–1992 tidak pernah digunakan untuk mengangkut muatan
sampai akhirnya penggerak nuklir digantikan mesin diesel.
Kapal Nuklir mempunyai keunggulan yaitu tidak membutuhkan udara dalam
proses pembakaran/reaksi nuklir serta tidak menghasilkan emisi gas buang
sehingga sangat ideal untuk digunakan pada kapal selam.
Bila dunia kehabisan energi fossil, mungkin penggunaan nuklir akan
dipertimbangkan kembali, masalah keekonomian akan mempengaruhi
pengeambilan kebijaksanaan disamping tehnologi nuklir juga sudah semakin
maju dan dapat dioperasikan dengan lebih aman.
Kapal Menurut Bahannya
Bahan untuk membuat kapal bermacam-macam adanya dan tergantung dari
tujuan serta maksud pembuatan, biaya yang dimiliki, usia pakai kapal. Oleh
karena itu dicari bahan yang paling ekonomis sesuai dengan keperluannya.
Kapal kayu
Kapal kayu adalah kapal yang seluruh konstruksi badan kapal dibuat dari
kayu. Kayu yang digunakan dapat berupa kayu Sena, kayu Merbau, kayu Jati,
jenis kayu yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan kayu yang
dipergunakan untuk bagian-bagian konstruksi kapal kayu, yaitu[6]: Kualitas
kayu yang baik; Kayu tidak celah cacat dan tidak pecah-pecah; Kayu tidak
berlubang pada lingkaran tahun; Kayu harus tahan terhadap air,cuaca
musim, jamur serangga; Kayu tidak mudah dimakan tiram dan tidak mudah
lengkung.
Permasalahan yang ditemukan pada pembuatan kapal kayu adalah waktu
pengerjaan yang relatif panjang, sulitnya untuk mendapatkan bahan baku
kayu mengingat pemerintah sekarang gencar mengendalikan pencurian
kayu, dibutuhkan keahlian yang tinggi dari para pengrajin sehingga
belakangan ini kapal kayu digantikan dengan kapal serat kaca ataupun kapal
besi.
Kapal serat kaca
Kapal serat kaca atau yang dikenal sebagai kapal fiberglass adalah kapal
yang seluruh kontruksi badan kapal dibuat dari fiberglass. Kapal yang
terbuat dari Fiberglass merupakan type kapal untuk kecepatan rendah
sampai kecepatan tinggi, banyak digunakan sebagai kapal Patroli, kapal
Negara, kapal pribadi, atau kapal untuk angkutan penumpang laut atau
sungai, karena bobot yang ringan dan cukup kuat, sehingga kerja dari
motor/mesin penggerak yang menggerakkan propeler dapat bekerja secara
maksimal, mesin kapal fiberglas menggunakan mesin diesel yang diinstalasi
didalam lambung kapal, atau dapat juga menggunakan mesin tempel.
Karena alasan keselamatan penumpang dibeberapa negara kapal serat kaca
dilarang untuk mengangkut penumpang dan digantikan dengan kapal
aluminium ataupun kapal baja. Serat kaca getas sehingga bila terjadi
benturan dengan log kayu yang mengapung dapat mengakibatkan kulit
kapal robek dapat fatal bagi kapal.
Kapal komposit
Kapal ferro cement adalah kapal yang dibuat dari bahan semen komposit
yang diperkuat dengan baja sebagai tulang-tulangnya. Fungsi tulangan ini
sangat menentukan karena tulangan ini yang akan menyanggah seluruh
gaya-gaya yang bekerja pada kapal. Selain itu tulangan ini juga digunakan
sebagai tempat perletakan campuran semen hingga menjadi satu kesatuan
yang benar-benar homogen, artinya bersama-sama bisa menahan gaya yang
datang dari segala arah.
Kapal baja
Kapal baja adalah kapal yang seluruh konstruksi badan kapal dibuat dari
baja. Pada umumnya kapal baja selalu menggunakan sistem konstruksi las,
sedangkan pada kapal-kapal sebelum perang dunia II masih digunakan
konstruksi keling. Kapal pertama yang menggunakan sistem konstruksi las
adalah kapal Liberty, yang dipakai pada waktu perang dunia II. Pada waktu
itu masih banyak kelemahan-kelemahan pada sistim pengelasan, sehingga
sering dijumpai keretakan-keretakan pada konstruksi kapalnya. Dengan
adanya kemajuan-kemajuan dalam teknik pengelasan dan teknologi
pembuatan kapal, kelemahan-kelemahan itu tidak dijumpai lagi. Keuntungan
sistem las adalah bahwa pembuatan kapal menjadi lebih cepat jika
dibandingkan dengan konstruksi keling. Disamping pada konstruksi las berat
kapal secara keseluruhan menjadi lebih ringan.
Ukuran-ukuran kapal
Sumber : Buku perencanaan pelabuhan, Bambang Triatmodjo
KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI PERAIRAN DARATAN
Sebagai suatu jenis moda angkutan dalam suatu sistem transportasi,
Angkutan Perairan Daratan memiliki karakater yang khas yang berbeda
dengan moda angkutan lainnya. Bahkan karena angkutan ini terdiri dari
angkutan sungai (dan juga kanal) dan angkutan danau (termasuk juga rawa,
waduk dan situ), karakter yang dimilikinya pun relatif cukup unik.
Angkutan sungai memilki karakter yang hampir mirip dengan angkutan jalan
(highways) atau angkutan kereta api (railways) karena hanya dapat
melayani pengguna jasa pada daerah cakupan (catchment area) di
sepanjang aliran sungai itu saja. Pada angkutan sungai terkadang terdapat
adanya lintas penyeberangan di sungai yang rutin dimana hal ini tidak
terdapat pada angkutan jalan. Sementara itu, angkutan danau cenderung
memiliki daerah pelayanan yang lebih terbatas karena hanya dapat melayani
pengguna jasa di sekitar danau saja dan lebih bersifat sebagai angkutan
penyeberangan di kawasan danau tersebut.
Angkutan perairan daratan umumnya memiliki rute yang tidak tetap dan
jadwal yang tidak teratur meskipun juga pada tingkatan yang lebih
berkembang juga terdapat angkutan dengan rute yang tetap dan dengan
jadwal yang teratur maupun tidak teratur. Angkutan perairan daratan
umumnya menggunakan kapal perairan daratan berkonstruksi kayu dengan
berbagai variasinya.
Secara teknis, karakteristik angkutan perairan daratan memberikan
keunggulan kepada moda tersebut untuk bersaing dengan moda lain.
Keungggulan-keunggulan tersebut antara lain:
a. Pada daerah yang mempunyai sungai yang bisa digunakan untuk
transportasi, maka tidak perlu dibangun infrastruktur baru selain
dermaga bongkar muat karena telah tersedia secara alami. Di India,
dengan panjang jalur transportasi yang sama, biaya untuk
mengembangkan angkutan perairan daratan hanya sekitar 5% hingga
10% dari biaya mengembangkan jalan tol 4 lajur ataupun membangun
jaringan kereta api (Akanda, 1993).
b. Infrastruktur sungai hanya perlu dipelihara dengan biaya yang murah
sehingga kapasitas infrastruktur umumnya akan mencukupi. Di India,
dengan panjang jalur transportasi yang sama, biaya pemeliharaan
angkutan perairan daratan hanya sekitar 20% dari biaya pemeliharaan
jalan (Akanda, 1993);
c. Berperan sebagai angkutan utama untuk daerah terpencil (remote
area) dimana konstruksi jalan belum atau mahal untuk dibangun;
d. Mempunyai tingkat keselamatan yang lebih tinggi dibandingkan
angkutan jalan dari aspek kecepatannya yang rendah, terutama bila
dilengkapi dengan peralatan keselamatan yang memadai;
e. Bahan bakar lebih efisien;
Tabel III.1- Perbandingan Konsumsi Energi per Unit Muatan
No
MODA
Konsumsi Energi
Liter per Ton Relatif Terhadap Moda
Air
1 Air (perairan
daratan)
2,12 1
2 Kereta Api 13 6,13
3 Jalan Raya 57 26,89
4 Angkutan
Pesisir
14,9 7,02
Sumber : Narmada Water Transport Study, 1982
Tabel III.2 – Perbandingan Jarak Tempuh Per Liter Bahan Bakar
No
MODA
Jarak
Tempuh
(ton-km)
Relatif
Terhadap
Moda Air
1 Air (perairan
daratan)
105 1
2 Kereta Api 85 0,81
3 Jalan Raya 24 0,23
Sumber : Inland Water Transport Development In India, 1993
f. Mempunyai dampak lingkungan lebih rendah bila dibandingkan jalan
dan rel;
Tabel III.3 – Perbandingan Kerusakan Lingkungan
Per Unit Muatan dan Jarak
No
MODA
Kerusakan
Lingkungan
1 Air (perairan
daratan)
5,38 %
2 Kereta Api 22,25 %
3 Jalan Raya 100 %
Sumber : Transportasi Sungai & Saluran, 1994
g. Lebih ekonomis untuk angkutan barang curah pada jarak relatif
panjang;
Tabel III.4 – Perbandingan Biaya Angkut per Unit Muatan
MODA
BIAYA ANGKUT
US¢ per Ton Mil Relatif Terhadap Moda
Air
Air (perairan
daratan)
0,75 1
Pipa 1,45 2
Kereta Api 2,30 3
Jalan Raya 26,2 35
Udara 61,2 82
Sumber : Teknologi Alur Pelayaran, 2004
h. Amat cocok untuk angkutan wisata;
i. Mampu mengangkut secara langsung dari angkutan perairan laut
dalam ke perairan daratan dan sebaliknya.
j. Mampu mengangkut dengan volume besar;
Pada sisi lain, karakteristik angkutan perariran daratan juga mempunyai
kelemahan antara lain:
· Mempunyai hambatan alam (tergantung pada kedalaman dan
kelebaran alur);
· Fluktuasi air pada musim kemarau;
· Pada musim hujan terkadang terjadi banjir;
· Rawan terjadinya pendangkalan dan erosi tebing sungai;
· Kecepatan relatif lebih rendah;
· Tingkat reliabilitas kurang terjaga;
· Kurang fleksibel karena jangkauan daerah (catchment area) yang
kecil di sepanjang aliran alur saja;
· Aksesibiltas rendah karena terkadang sulit dijangkau dari jalan;
· Ada kecenderungan angkutan untuk over capacity;
· Investasi tinggi untuk kapal baru;
· Tingkat kenyamanan yang rendah untuk angkutan penumpang;
· Budaya yang konservatif dan tradisional pada operasional
penyediaan jasa angkutan perairan daratan;
· Peran yang kecil (modal share) pada sistem transportasi; dan
· Waktu operasi terbatas karena pada malam hari sulit berlayar dengan
sarana bantu navigasi yang terbatas.
Angkutan perairan daratan bisa berkembang bila ada faktor-faktor lain
yang mendukung, seperti:
· Kemacetan di jalan raya;
· Disediakan fasilitas pergudangan di atas air (gudang yang
mengambang);
· Efisiensi angkutan perairan daratan ditingkatkan; dan
· Terjadi peningkatan biaya pada transportasi jalan raya.
top related