kedudukan rrc sebagai penyeimbang dominasi as dalam dunia internasional
Post on 26-Sep-2015
24 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia internasional pasca Perang Dingin, 1991, bisa dikatakan didominasi oleh
Amerika Serikat dalam berbagai bidang. Amerika Serikat, sebagai pemenang Perang
Dingin setelah runtuhnya Uni Soviet, menjadi satu-satunya negara yang memiliki
potensi untuk menjaga stabilitas dan keamanan internasional. Sejak saat itulah, Amerika
Serikat memulai upayanya dalam menyebarkan pengaruh ideologi liberalisnya, pada
negara-negara di seluruh belahan dunia melalui berbagai cara. Pengaruh serta kekuatan
ini telah dipergunakan oleh Amerika Serikat untuk menerapkan suatu hegemoni dunia.
Dominasi Amerika Serikat dapat dilihat dalam berbagai bidang, mulai dari politik,
pertahanan kemanan, ekonomi-perdagangan, finansial, industri dan teknologi, serta
dalam bidang sosial budaya.
Dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional terdapat pada
kepemilikan hak vetonya sebagai salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Kepemilikan hak veto tersebut, memberikan hak istimewah bagi Amerika Serikat
dibandingkan dengan negara yang tidak memiliki hak veto. Amerika Serikat bisa
menggunakan hak vetonya untuk membatalkan semua resolusi yang berpotensi
merugikan atau mengganggu kepentingan nasionalnya. Selain itu, Amerika Serikat juga
menggunakan hak vetonya untuk melindungi sekutu-sekutunya dari pengenaan sanksi
PBB, seperti yang terlihat pada veto yang berkaitan dengan Israel.
Dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional, juga terlihat dari
besarnya pengaruh yang dimilikinya dalam berbagai organisasi dan forum internasional
lainnya. Amerika Serikat merupakan penggagas pembentukan berbagai lembaga
-
2
internasioanal, salah satunya PBB, dan juga menjadi penyuplai dana terbesar dalam
beberapa organisasi internasional, misalnya dalam World Bank.1 Amerika Serikat juga
menjadi pusat perpolitikan dunia dengan keberadaan sekretariat PBB dan berbagai
organisasi lainnya di New York dan Washington D.C. Selain itu, kebanyakan nilai-nilai
yang dianut secara internasional merupakan nilai-nilai dari Amerika Serikat seperti,
demokrasi, hak asasi manusia, dan pasar bebas.2
Dominasi Amerika Serikat dalam bidang pertahanan keamanan, tergambar dari
julukannnya sebagai polisi dunia. Julukan tersebut didapat karena Amerika Serikatlah
satu-satunya negara yang memiliki kemampuan untuk menyebarkan kekuatan
militernya untuk menjaga keamanan dunia. Militer Amerika Serikat merupakan yang
terbesar dan terkuat di dunia. Anggaran belanja militernya sebesar US$ 711 milyar pada
tahun 2008, atau sekitar 48% dari seluruh belanja militer negara-negara di dunia.3
Dari segi persenjataan, Amerika Serikat memiliki keunggulan senjata nuklir dan
teknologi militer yang canggih. Hal ini, nampak dari kemampuan Amerika Serikat
memproses informasi tentang medan perang dan menghancurkan sasaran jarak jauh
dengan ketepatan menakjubkan. Ditambah kualitas angkatan darat, udara, dan laut yang
memiliki kemampuan menebarkan kekuasaan Amerika Serikat ke seluruh dunia.4
Dominasi Amerika Serikat dalam ekonomi-perdagangan internasional terlihat
dari posisinya sebagai pusat atau kiblat perekonomian dunia. Hal ini, dikarenakan
1 Ivanovich Agusta. (2009). Percobaan Pembangunan Partisipatif dalam Otonomi Daerah.
Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia, 3.2, 173-198, hal. 179. Diakses dari http://jurnalsodality.ipb.ac.id/jurnalpdf/edisi8-2.pdf, tanggal 23 Maret 2012.
2 Martin Jacques. (2011). Ketika China Menguasai Dunia: Kebangkitan Dunia Timur dan Akhir
Dunia Barat. Jakarta: Kompas, hal. 408. 3 Ibid., hal. 6.
4 Stephen G. Brooks dan William C. Wohlforth. (2005). Keunggulan Amerika dalam Tinjauan.
Dalam A. Zaim Rofiqi (Ed.), Amerika dan Dunia: Memperdebatkan Bentuk Baru Politik Internasional (hal. 267-286). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hal. 269.
-
3
Amerika Serikat merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia.5
Perekonomiannya memiliki teknologi paling maju dan paling inovatif di dunia,
tercermin dari Lembah Silikonnya. Ditambah dengan keberadaan industri film
Hollywoodnya yang menguasai perfilman internasional. Serta banyaknya merek-merek
korporasi-korporasinya yang sudah menyebar ke seluruh dunia seperti Coca-Cola, KFC,
Google, dan Microsoft.6
Selain dalam bidang politik, militer, dan ekonomi, Amerika Serikat juga
mendominasi dalam bidang sosial budaya. Dalam bidang sosial dan budaya, dominasi
Amerika Serikat terlihat dari penggunaan nilai-nilai Amerika Serikat dalam berbagai
negara seperti liberalisme, individualisme, persamaan hak, dan penghargaan HAM.
Selain itu, juga nampak dari penyerapan budaya pop Amerika Serikat di berbagai
negara di dunia.
Dalam bidang finansial, dominasi Amerika Serikat terlihat dari penggunaan
mata uang dolar Amerika Serikat sebagai mata uang internasional. Oleh karena itu,
banyak negara yang menyimpan cadangan devisanya dalam mata uang dolar Amerika
Serikat. Hal ini, membuat Amerika Serikat memiliki kemampuan untuk mengontrol
kondisi keuangan internasional.7
Dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional, dalam beberapa waktu
tidak mendapat tantangan yang berarti dari negara lainnya. Namun, kondisi ini berubah
dengan munculnya negara-negara kekuatan baru dunia, seperti Uni Eropa, Rusia,
Jepang, India, dan Republik Rakyat China (RRC). Kekuatan-kekuatan baru dunia ini
berbasis pada peringkat keunggulan perekonomian.
5 China resmi Salib Jepang. (2010). Kompas, 18 Agustus, hal. 9.
6 Martin Jacques. loc. cit.
7 Andy Hoffman. (2009). U.S. Global Hegemony: The Beginning and the End. Diakses dari
http://news.goldseek.com/GoldSeek/1240158180.php, tanggal 17 Maret 2012.
-
4
Kemunculan negara-negara kekuatan baru dunia ini ikut mempengaruhi
eksistensi Amerika Serikat dalam dunia internasional. Bahkan beberapa pihak
beranggapan bahwa dominasi Amerika Serikat sudah tidak relevan lagi dengan posisi
percaturan perpolitikan internasional di masa sekarang ini, dengan munculnya negara
kekuatan baru dunia tersebut. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Samuel P.
Huntington bahwa:
Konfigurasi struktur power global pasca Perang Dingin ditandai dengan situasi the lonely superpower via a vis multiple powers, dimana Amerika Serikat sebagai satu-satunya negara superpower sepeninggal Uni Soviet berhadapan dengan new emerging multiple power (Uni Eropa, Rusia, RRC, dan Jepang).8
Di antara kekuatan baru dunia tersebut, RRC menjadi negara yang paling
dianggap bisa menjadi penyeimbang dominasi Amerika Serikat dalam beberapa tahun
terakhir. Hal ini disebabkan, RRC mengalami kemajuan yang luar biasa sejak
dimulainya modernisasi pada tahun 1978.9 RRC berhasil mengubah pandangan dunia
dari negara miskin ke negara kekuatan ekonomi dunia. Kemajuan di bidang ekonomi
ini, berdampak pada kemajuan berbagai bidang lainnya, sehingga semakin menguatkan
posisi RRC dalam dunia internasional. Keunggulan RRC ini dapat dilihat dari berbagai
bidang seperti ekonomi, politik, dan pertahanan keamanan.
Dalam bidang ekonomi, RRC berhasil meraih posisi kedua sebagai negara
dengan kekuatan perekonomian terbesar dunia setelah melewati Jepang pada Agustus
2010.10 Hal ini, disebabkan oleh pertumbuhan perekonomian RRC yang merupakan
tertinggi di dunia dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2010 pertumbuhan
8 Yulius Purwadi Hermawan. (2008). Kevin Rudd dan Inovasi Baru Menghadapi Kekuatan Global
dan Multilateralisme. Jurnal Luar Negeri: Menjalin Keakraban Baru Indonesia-Australia, 25 (1-4), 1-17, hal. 12.
9 Martin Jacques. op. cit., hal. 170.
10 China Resmi Salip Jepang. loc. cit.
-
5
ekonomi RRC sebesar 10,3%,11 dan 9,7% pada triwulan I 2011,12 dan IMF
memperkirakan akan menjadi 9% pada tahun 2012.13 Meskipun mengalami
perlambatan, pertumbuhan ekonomi RRC ini merupakan yang tertinggi jika
dibandingkan dengan negara lain. Selain itu, dari segi perdagangan RRC bisa dikatakan
mengungguli Amerika Serikat dengan tercatatnya defisit neraca perdagangan Amerika
Serikat dalam perdagangannya dengan RRC.14
Dalam bidang politik internasional, kekuatan yang dimiliki RRC terlihat dari
kepemilikan hak vetonya. Sebagai salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB,
RRC bisa menggunakan hak vetonya untuk memperjuangkan kepentingannya. Selain
itu, RRC mulai memiliki pengaruh yang besar terhadap negara lain. Pendekatan RRC ke
berbagai negara di dunia agak berbeda dengan Amerika Serikat. Jika Amerika Serikat
terkesan memberikan bantuan bersyarat misalnya mensyaratkan penerapan demokrasi
dalam memberikan bantuan ke negara berkembang, RRC justru memberikan bantuan
tanpa syarat dengan mempertimbangkan dampak ekonomi ke depannya.15 Oleh karena
itu, sekarang negara-negara berkembang, seperti yang berada di Afrika dan Amerika
Latin, lebih cenderung menyukai menerima bantuan dari RRC dan lebih senang
bekerjasama dengan RRC dibandingkan dengan Amerika Serikat.
11
Kementerian Keuangan RI. (2011). Kinerja Perekonomian 2010 dan Proyeksi 2011. Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok kebijakan Fiskal 2012, 2012, hal. 10. Diakses dari http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/adoku/2011/KEM_PPKF_2012.pdf, tanggal 4 Desember 2011.
12 Bank Indonesia. (2011). Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter: Perkembangan
Ekonomi Dunia. Tinjauan Kebijakan Moneter: Ekonomi, Moneter, dan Perbankan, 2011 (5), hal. 6. Diakses dari http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/4A917924-52DD-4D5C-B376-D7ADECEA4A8D/23095/zTKMMei2012.pdf, tanggal 4 Desember 2011.
13 Rosdiansyah. (2011). IMF Ungkap Pertumbuhan Ekonomi BRICs 2011. Diakses dari
http://www.lensaindonesia.com/2011/09/21/imf-ungkap-pertumbuhan-ekonomi-brics-2011.html, tanggal 4 Desember 2011.
14 Eswar Prasad. (2011). The U.S.-China Economic Relationship: Shifts and Twists in the Balance
of Power. Diakses dari http://www.brookings.edu/testimony/2010/0225_us_china_debt_prasad.aspx, tanggal 27 Oktober 2011.
15 Marwaan. (2011). Pengaruh Bantuan China dan India. Diakses dari http://lookriau.com/article-
150-pengaruh-bantuan-china-dan-india.html, tanggal 10 Desember 2011.
-
6
Dari segi kekuatan pertahanan keamanan, RRC tergolong kuat. Sekarang RRC
tercatat sebagai negara nomor dua dalam kekuatan militer terbesar di dunia.16 Anggaran
militer RRC selalu meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2008 sebesar USD 84,9
milyar17 dan menjadi sebesar USD 91,5 milyar pada tahun 2011.18 Namun, jumlah ini
masih terhitung kecil jika dibandingkan dengan Amerika Serikat yang anggaran
militernya sebesar US$ 711 milyar pada tahun 2008.
Capaian-capaian yang diraih RRC sebagai kekuatan baru dunia membuat RRC
berpotensi menjadi penyeimbang dominasi Amerika Serikat dibandingkan dengan
kekuatan baru dunia lainnya. Selain itu, faktor lain yang membuat RRC bisa menjadi
penyeimbang dominasi Amerika Serikat adalah sejarah hubungannya dengan Amerika
Serikat. Sejarah menunjukkan bahwa hubungan RRC-Amerika Serikat sangat fluktuatif
karena diwarnai berbagai konflik. Mulai dari konflik ideologi sampai pada campur
tangan Amerika Serikat dalam berbagai konflik RRC dengan negara lain. Sehingga
munculnya RRC sebagai kekuatan baru dunia menjadi kekhawatiran Amerika Serikat.
Sejak kemunculan RRC sebagai kekuatan baru dunia terjadilah persaingan
dengan Amerika Serikat. Persaingan yang terjadi bukan hanya di satu bidang saja, tetapi
di berbagai bidang. Seperti politik, ekonomi, pertahanan keamanan, teknologi serta
budaya. Dibandingkan negara kekuatan dunia baru lainnya, RRC-lah yang sangat
berpotensi mengancam eksistensi Amerika Serikat sebagai pemegang dominasi dunia.
Hal ini, dikarenakan posisi RRC yang hampir selalu berlawanan dengan Amerika
Serikat sedangkan negara lainnya cenderung sebagai sekutu Amerika Serikat.
16 Tim Riset Global Future Institute. (2009). Amerika Kuasai 42 Persen Seluruh Anggaran Militer
Dunia. Diakses dari http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=589&type=8, tanggal 10 Desember 2011.
17 Anggaran Militer China Terbesar Kedua. (2009). Kompas, 9 Juni. Diakses dari
http://female.kompas.com/read/2009/06/09/14552348/Anggaran.Militer.China.Terbesar.Kedua, tanggal 10 Desember 2011.
18 China akan Tingkatkan Angaran Militer. (2011). BBC, 4 Maret. Diakses dari
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/03/110304_chinadefense.shtml, tanggal 10 Desember 2011.
-
7
Chris Patten, rektor Universitas Oxford, berpendapat bahwa kebangkitan
RRC menjadi negara yang kuat mampu menjadi penyeimbang dominasi Amerika
Serikat. Hal ini, tertuang pidatonya yang menyatakan, that there had been a major shift
in the global balance of economic power and that India and China would dominate this
century, creating a new global hierarchy dominated by the East.19 Beberapa ahli
lainnya juga memprediksi bahwa RRC akan memperluas dominasinya terhadap negara-
negara Asia Tenggara sama seperti Amerika Serikat yang mendominasi Amerika
Latin.20
Kemajuan dan potensi RRC menjadi pemain dominan dalam dunia internasional,
sudah ditulis dalam berbagai artikel dan buku, salah satunya dalam buku Chinas
Megatrends, yang ditulis oleh John dan Doris Naisbitt. Dalam bukunya, Naisbitt
menggambarkan bagaimana kebangkitan RRC menjadi pemain utama dalam dunia
internasional. Dalam buku tersebut, mereka memaparkan 8 pilar yang membuat RRC
berkembang pesat yaitu emansipasi pikiran, penyeimbangan top-down dan bottom-up,
membingkai hutan dan membiarkan pepohonan tumbuh, menyeberangi sungai dengan
merasakan bebatuan, persemaian artistik dan intelektual, bergabung dengan dunia,
kebebasan dan keadilan, dan dari medali emas olimpiade menuju hadiah nobel.
Kedelapan pilar inilah yang berusaha dielaborasi dan diimplementasikan oleh
pemerintah RRC untuk menguasai dunia dan menjadi pesaing utama Barat.21
Berhasilnya RRC menjadi salah satu pemain utama dalam dunia internasional
dan dengan adanya pendapat berbagai ahli yang menyatakan RRC dapat menyeimbangi
19
Naomi Canton. (2011). India and China to Dominate this Century. Diakses dari http://www.rediff.com/news/slide-show/slide-show-1-india-and-china-to-dominate-this-century/20110927.htm, tanggal 26 Oktober 2011.
20 Tyler Marshall. (2006). China Poised to Dominate Influence in Asia. Diakses dari
http://pulitzercenter.org/articles/china-poised-dominate-influence-asia, tanggal 26 Oktober 2011. 21
John dan Doris Naisbitt. (2010). Chinas Megatrends: 8 Pilar yang Membuat Dahsyat China. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
-
8
Amerika Serikat menjadi alasan pentingnya tema ini dibahas. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian yang berjudul, Kedudukan Republik
Rakyat China sebagai Penyeimbang Dominasi Amerika Serikat dalam Dunia
Internasional. Berdasarkan judul tersebut, akan dilakukan pengkajian lebih lanjut
untuk mengetahui apakah munculnya RRC sebagai kekuatan baru dunia mampu
menyeimbangi dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional dan bagaimana
konfigurasi penyeimbangan yang akan terbentuk.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Pembahasan dalam tulisan ini hanya akan membahas kedudukan RRC sebagai
salah satu dari negara kekuatan baru dunia, dalam menyeimbangi dominasi Amerika
Serikat dalam dunia internasional. Karena hubungan antara RRC dan Amerika Serikat
bisa dikatakan terdapat pada semua bidang baik itu bersifat kerjasama maupun konflik.
Oleh karena itu, pembahasan dalam penelitian akan dibatasi hanya pada data-data dan
analisis yang menunjukkan kekuatan/potensi RRC yang dapat menjadi penyeimbang
bagi dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional.
Berdasarkan batasan tersebut, pembahasan diformulasikan dalam rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Keunggulan apa yang dimiliki RRC sehingga dianggap penyeimbang
dominasi Amerika Serikat?
2. Bagaimana bentuk komposisi penyeimbangan RRC terhadap dominasi
Amerika Serikat?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan dan kegunaan penelitian ini sebagai berikut:
-
9
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui dan menjelaskan keunggulan yang dimiliki RRC sehingga
dianggap penyeimbang dominasi Amerika Serikat.
b. Untuk mengetahui dan menjelaskan bentuk komposisi penyeimbangan RRC
terhadap dominasi Amerika Serikat.
2. Kegunaan Penelitian
Melalui tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan dapat berguna
sebagai:
a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan pemerintah dan
lembaga terkait dalam memahami dan menanggapi kedudukan RRC sebagai
penyeimbang dominasi Amerika Serikat.
b. Diharapkan tulisan ini dapat memberikan gambaran mengenai kedudukan RRC
sebagai penyeimbang dominasi AS dalam dunia internasional dan berbagai
implikasinya. Serta dapat menjadi bahan bacaan bagi peneliti lain yang tertarik
membahas objek yang sama dalam tulisan ini.
D. Kerangka Konseptual
Interaksi antarnegara dalam dunia internasional selama ini diwarnai dengan pola
hirarki. Dimana negara yang kuat, yang dikonotasikan sebagai negara maju selalu
mendominasi negara yang lemah, yang dikonotasikan sebagai negara berkembang. Hal
ini, lebih terlihat pada kedudukan Amerika Serikat dalam dunia internasional pasca
Perang Dingin sampai sekarang, yang dikatakan mendominasi seluruh negara-negara di
dunia.
Dominasi memiliki beberapa pengertian yang agak berbeda tergantung pada
bidangnya. Secara harfiah diartikan sebagai penguasaan oleh pihak yang lebih kuat
-
10
terhadap yang lebih lemah, baik di bidang politik, militer, ekonomi, perdagangan,
olahraga, dan sebagainya.22 Dalam politik, dominasi berarti sebuah paham politik untuk
melakukan penaklukan atau penguasaan, dalam hal ini bisa melalui eksploitasi terhadap
agama, ideologi, kebudayaan, dan wilayah, dengan maksud agar mendapatkan
keuntungan secara ekonomi atau kekuasaan.23
Dominasi Amerika Serikat terdapat di semua bidang, mulai dari politik, milter,
ekonomi, dan kebudayaan serta media. Sehingga, dominasi Amerika Serikat ini sering
disebut sebagai sebuah imperium dunia. Jadi tidak heran jika Amerika Serikat dapat
mengontrol dunia melalui kebijakan-kebijakannya, karena bisa dikatakan semua
berpusat kepadanya.24
Dominasi yang dipegang oleh Amerika Serikat mulai goyah dengan
bermunculannya beberapa kekuatan baru dunia. Negara-negara yang disebut kekuatan
baru dunia ini menjadi kompetitor Amerika Serikat dalam dunia internasional.
Kompetitor biasa diartikan sebagai orang atau pihak yang saling berlomba untuk
memojokkan lawan.25 Namun, tidak selamanya keberadaan kompetitor berdampak
negatif. Keberadaan kompetitor bisa menjadi motivator dan tantangan bagi pihak
tertentu untuk menciptakan inovasi baru agar tidak terkalahkan dari kompetitor tersebut.
Seperti dalam bisnis, dengan adanya kompetitor, pihak-pihak yang terkait akan
berbisnis secara kompetitif dan bersaing secara sehat dengan menunjukkan jati diri
(image) dan karakter yang unik dan unggul dibandingkan kompetitornya. Hal inilah
22
Dominasi. (n.d.) Diakses dari http://www.artikata.com/arti-325562-dominasi.html, tanggal 7 Desember 2011.
23 Dominasi. (2009). Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Dominasi, tanggal 10 Desember
2011. 24
Martin Jacques. op. cit., hal. 408-410. 25
Kompetitor. (n.d.) Diakses dari http://www.artikata.com/arti-335841-kompetitor.html, tanggal 7 Desember 2011.
-
11
yang terjadi pada kemunculan RRC sebagai salah satu pemain utama terhadap eksistensi
Amerika Serikat.
Keberadaan kompetitor dalam mengimbangi dominasi suatu negara bisa
mengakibatkan perimbangan kekuasaan atau ekuilibrium. Ekuilibrium secara sederhana
diartikan sebagai keadaan stabil dimana kekuatan saling membatalkan satu sama lain.26
Menurut Walter S. Jones, perimbangan kekuasaan mencakup semua kemampuan
politik negara-negara, baik bersifat paksaan atau bujukan, yang mempertahankan
perimbangan konflik tanpa perang.27 Walter S. Jones juga mengatakan bahwa, dalam
hubungan internasional, kekuasaan selalu ada, sehingga tujuan suatu keseimbangan
bukan untuk menghapuskan kekuasaan, tetapi untuk mengawasi dan mengaturnya bagi
tujuan-tujuan perdamaian.28 Sedangkan menurut Hans J. Morgenthau, ekuilibrium
adalah:
Stabilitas di dalam suatu sistem yang terdiri atas beberapa kekuatan yang otonom. Apabila ekuilibriumnya terganggu oleh kekuatan luar maupun oleh perubahan pada salah satu dari unsur-unsur penyusun sistem, maka sistem tersebut cenderung mengembalikan kepada sistem semula atau mencapai ekuilibrium yang baru.29
E. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
Dalam tulisan ini, penelitian menggunakan metode penelitian dekskriptif.
Metode ini dilakukan dengan menggambarkan kedudukan RRC dalam menyeimbangi
dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional. Dimulai dari penggambaran
26
Equilibrium. (n.d.) Diakses dari http://artikata.com/arti-60816-equilibrium.html, tanggal 7 Desember 2011.
27 Walter S. Jones. (1993). Logika Hubungan Internasional: Kekuasaan, Ekonomi Politik
Internasional, dan Tatanan Dunia 2. Jakarta: Gramedia Purtaka Utama, hal. 35. 28
Ibid., hal 38. 29
Hans J. Morgenthau dan Kenneth W. Thompson. (2010). Politik Antarbangsa. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, hal. 200.
-
12
kelebihan/potensi RRC sebagai penyeimbang dominasi Amerika Serikat sampai
gambaran mengenai konfigurasi penyeimbangan yang akan terbentuk.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam tulisan ini, adalah telaah
pustaka (library research). Yaitu dengan mengumpulkan berbagai data dari literatur-
literatur seperti jurnal, buku, artikel, dan bahan tertulis lainnya. Serta pemberitaan dari
media elektronik dan cetak yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.
Data-data yang didapat dari berbagai literatur tersebut, digunakan sebagai bahan untuk
membantu menganalisa fenomena yang dibahas dalam penelitian. Adapun tempat yang
menjadi sumber literatur selama pengumpulan data dilakukan yaitu Perpustakaan Pusat
Universitas Hasanuddin di Makassar ditambah beberapa literatur dari koleksi pribadi
penulis.
3. Jenis Data
Berdasarkan pembahasan yang telah ditentukan maka, jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa data teoritis yang berhubungan dengan penelitian yang
ditulis. Data ini diperoleh dari berbagai literatur dan hasil olahan dari berbagai sumber
terkait. Data teoritis ini yang dianalisis untuk menjawab permasalahan yang ditentukan.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam tulisan ini adalah teknik analisis data
kualitatif. Dengan teknik ini, analisis ditekankan pada data kualitatif yang analisisnya
akan diarahkan pada data non-matematis. Namun untuk data pelengkap, juga disertakan
data kuantitatif berupa angka-angka statistik yang memiliki keterkaitan dengan obyek
penelitian.
-
13
5. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deduktif.
Penulisan dimulai dengan menggambarkan permasalahan secara umum. Kemudian
berdasarkan teori-teori dan data-data yang didapat ditarik kesimpulan yang bersifat
khusus.
-
14
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Untuk dapat mengantar dan menguraikan materi judul skripsi ini, maka pada
hakekatnya penulis telah mengidentifikasi beberapa konsep dasar. Konsep-konsep ini,
akan digunakan sebagai acuan pemikiran dan penuntun dalam penulisan skripsi ini,
yakni konsep tentang dominasi, kompetitor, dan ekuilibrium. Berikut, penjabaran ketiga
konsep tersebut:
A. Konsep tentang Dominasi
Dunia internasional sejak dahulu sampai sekarang selalu menunjukkan pola yang
sama, dimana selalu terdapat pihak yang menguasai (superior) dan ada pihak yang
dikuasai (inferior). Perbedaan yang terlihat hanyalah pada bentuk penerapannya. Jika
dulu menggunakan sistem negara kolonial dan negara jajahan, maka sekarang
menggunakan sistem negara kuat dan negara lemah, yang umumnya dikategorikan
berdasarkan kekuatan politik, ekonomi, dan pertahanan keamanan. Negara kuat inilah
yang dikonotasikan sebagai pihak yang memiliki dominasi terhadap negara yang
lainnya.
Pengertian dominasi dapat dilihat dari berbagai aspek. Secara harfiah dominasi
diartikan sebagai penguasaan oleh pihak yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah,
baik di bidang politik, militer, ekonomi, perdagangan, olahraga, dan sebagainya.30
Dalam politik, dominasi berarti sebuah paham politik untuk melakukan penaklukan atau
penguasaan, dalam hal ini bisa melalui eksploitasi terhadap agama, ideologi,
30
Dominasi. (n.d.). loc. cit.
-
15
kebudayaan, dan wilayah, dengan maksud agar mendapatkan keuntungan secara
ekonomi atau kekuasaan.31
Berdasarkan pengertian di atas, istilah dominasi digunakan untuk menyatakan
bahwa suatu pihak memiliki pengaruh yang besar atau penguasaan yang lebih besar
terhadap sesuatu atau pihak lain, jika dibandingkan pihak yang lainnya. Dalam ilmu
hubungan internasional, sering didapatkan pernyataan bahwa Negara A memiliki
dominasi terhadap Negara B atau Negara A mendominasi dunia internasional dalam
berbagai aspek. Dari kedua pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa Negara A
memiliki pengaruh dan kekuasaan terhadap Negara B, atau Negara A menguasai
dunia internasional dalam berbagai aspek. Penggunaan kata dominasi sering kali
disamaartikan dengan kata hegemoni, namun harus diketahui bahwa dominasi dan
hegemoni berbeda. Perbedaaan keduanya dapat dilihat berdasarkan pengertian dominasi
itu sendiri.
Menurut Bungaran Anton Simanjuntak, Guru Besar Sosiologi Universitas
Negeri Medan, dalam Jurnal Sosiologi Budaya Etnivos, dominasi adalah:
keadaan di mana seseorang atau sekelompok orang ingin menguasai orang lain dalam pemikiran, ide, bahkan proses kehidupan kelompok lain sehingga mereka menerima gagasan kelompok yang dominan. Kelompok dominan adalah kelompok yang merasa kuat, merasa mampu untuk mengatur dan menguasai orang lain sesuai kehendaknya melalui dominant value system yang diciptakannya.32
Lebih lanjut, dikatakannya bahwa dominasi bisa terjadi jika terdapat perbedaan
dalam masyarakat akibat adanya kemajemukan sosial. Secara ilmiah, terdapat
kecenderungan keinginan dalam diri seseorang atau suatu kelompok untuk
mendominasi orang atau kelompok lainnya. Dominasi, biasanya berdampak negatif bagi
31 Dominasi. (2009). loc cit.
32 Bungaran Anton Simanjuntak. (2005). Strategi Dominasi dan Keutuhan Negara Bangsa yang
Pluralistik. Jurnal Antropologi Sosial Budaya ETNOVISI, 1.2 (10), 57-60, hal. 57. Diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15274/1/etv-okt2005-2.pdf, tanggal 7 Desember 2011.
-
16
pihak yang terdominasi, dan berdampak positif secara internal bagi pihak yang
mendominasi. Dominasi bisa terjadi antara satu golongan yang berbeda dengan yang
lain atau dalam satu golongan yang sama.33
Sementara hegemoni dalam lingkup internasional, diartikan sebagai
kepemimpinan atau kekuasaan besar yang dijalankan oleh suatu negara atas negara lain,
dengan demikian dapat mendominasi mereka.34 Dalam teori hegemoni sebagaimana
yang diutarakan Antonio Gramsci, dikatakan bahwa hegemoni merupakan kondisi di
mana kelompok dominan mempertahankan dominasi mereka dengan mendapatkan
persetujuan spontan dari kelompok bawahan, termasuk kelas pekerja, melalui
pembangunan negosiasi konsensus politik dan ideologis yang mencakup kedua
kelompok tersebut.35
Berdasarkan pengertian tersebut, hegemoni merupakan proses penguasaan oleh
kelompok dominan atas kelompok di bawahnya, yang diperoleh tanpa melalui
kekerasan melainkan melalui persetujuan pihak yang dikuasai. Persetujuan ini diperoleh
melalui penguasaan basis-basis pikiran, kemampuan kritis, dan kemampuan efektif
kelompok bawahan dengan menggunakan konsensus yang mengantarkan kesadaran
masyarakat ke dalam pola yang telah ditentukan kelompok dominan. Dalam hal ini,
kelompok di bawah juga aktif mendukung ide-ide kelompok dominan.
Salah satu jenis dominasi yang dirasakan orang, pada umumnya ialah dominasi
ekonomi. Dominasi ekonomi terjadi karena satu kelompok minoritas menguasai
lapangan ekonomi dan perdagangan dalam arti seluas-luasnya. Penguasaan yang
dimaksud berupa penguasaan dalam proses kehidupan perekonomian, mulai dari hulu
33
Ibid. 34
T.J. McKeown. (n.d.). Hegemony in International Relations. International Relations, II, hal. 1-2. Diakses dari http://www.eolss.net/Sample-Chapters/C14/E1-35-02-02.pdf, tanggal 12 Maret 2012.
35 Monica Stillo. (n.d.). Antonio Gramsci. Diakses dari http://www.theory.org.uk/ctr-gram.htm,
tanggal 12 Maret 2012.
-
17
sampai ke hilir, dari seluruh jenis komoditi yang diperdagangkan atau diproduksi.
Kelompok dominan ini sangat berkuasa, sehingga mereka bisa mempengaruhi
kehidupan suatu negara dengan kekuatan ekonominya. Misalnya, jika mereka
menginginkan suatu kekacauan, mereka dapat menimbulkan stagnasi perekonomian
nasional, dengan tidak berproduksi dan tidak menyalurkan bahan-bahan kebutuhan
hidup, sehingga akan terjadi kekacauan perdagangan. Sama halnya jika mereka ingin
mengacaukan bidang moneter, dengan memborong seluruh valuta asing sehingga harga
menjadi membumbung, atau tidak mempergunakan atau menyimpan uangnya sehingga
jumlah uang yang beredar sedikit, akibatnya pembangunan mengalami stagnasi bahkan
negatif.36
Dalam pembahasan mengenai dominasi, istilah dominant power akan muncul.
Menurut The Greenwood Encyclopedia of International Relations, dominant power
adalah status lokal, regional, atau global yang diperoleh (dimiliki) oleh suatu negara
yang kuat, yang mana tidak memiliki lawan yang jelas dan pilihan kebijakan luar
negerinya biasanya terus bergoyang.37 Dominant power harus dijelaskan melalui tujuan
dan juga melalui kekuatan, pada umumnya, menarik bagi beberapa desain persatuan
internasonal dan solidaritas.38
Dalam sejarah dunia internasional, sejak terbentuknya negara modern, dominasi
telah dilakukan oleh beberapa negara. Pada abad ke-19, dominasi dunia internasional
dipegang oleh Inggris. Dalam kurun waktu tersebut, Inggris unggul dalam berbagai
aspek mulai dari politik, ekonomi, dan militer serta menjadi pusat perhatian
36 Bungaran Anton Simanjuntak. op. cit. hal. 58.
37 Cathal J. Nolan. (2002). Dominant Power. The Greenwood Encyclopedia of International
Relations A-E, 1, 445, hal. 445. 38
Ian Clark. (2011). China and the United States: A Succession of Hegemonies?. International Affairs 87.1, 1328, hal. 18. Diakses dari http://www.chathamhouse.org/sites/default/files/public/International%20Affairs/2011/87_1clark.pdf, tanggal 24 Desember 2011.
-
18
internasional. Namun setelah Perang Dunia II, dominasi Inggris menurun akibat perang
yang berkepanjangan, yang dimulai dari Perang 30 tahun di Eropa, Perang Dunia I,
sampai Perang Dunia II. Di tengah kemunduran Inggris ini, muncullah Amerika Serikat
sebagai pemegang dominasi baru.
Pasca Perang Dunia II, 1945, Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara yang
tetap memiliki kemampuan untuk menjadi penjaga dunia. Negara-negara Eropa lainnya,
termasuk Inggris, meski sebagai pihak pemenang perang tetap mengalami kerugian dan
kerusakan yang besar, sehingga tidak bisa lagi memikirkan kondisi negara lain. Mereka
hanya fokus pada pemulihan kondisi dalam negeri. Satu-satunya penantang Amerika
Serikat pasca Perang Dunia II, adalah Uni Soviet yang menciptakan Perang Dingin
sampai 1991. Setelah runtuhnya Uni Soviet, Amerika Serikat kembali menjadi satu-
satunya negara superpower di dunia yang memiliki keunggulan di berbagai bidang
kehidupan, seperti politik, ekonomi, pertahanan keamanan, finansial, dan kebudayaan.
Keunggulan-keunggulan yang dimiliki Amerika Serikat tersebut, menyebabkan
Amerika Serikat mendominasi segala aspek hubungan internasional.
Besarnya dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional membuatnya
sering disebut sebagai hegemon dunia. Namun pada tahun 2008, terjadi krisis finansial
di Amerika Serikat, yang menyebabkan Amerika Serikat mengalami kemunduran dalam
sektor perekonomian. Hal ini menjadi pemicu munculnya anggapan, bahwa dominasi
Amerika Serikat mulai mengalami kemunduran, dengan tambahan berbagai faktor
lainnya seperti masalah Perang di Afganistan dan Irak, serta memudarnya pengaruh
Amerika Serikat di beberapa negara dan kawasan.
Pada sisi lain, muncul kekuatan baru lainnya, yaitu Republik Rakyat China
(RRC), yang dianggap mampu menyaingi dominasi Amerika Serikat selama ini.
-
19
Anggapan ini, didasarkan pada keberhasilan pembangunan dan kemajuan yang dicapai
RRC. Fakta-fakta kemajuan RRC dalam dunia internasional dapat dilihat pada bidang-
bidang ekonomi dan perdagangan, kekayaan dan industrinya, serta pembangunan
kekuatan militernya.
B. Konsep tentang Kompetitor
Setiap negara memiliki kepentingan nasional yang harus dicapai melalui
interaksi internaional. Pencapaian kepentingan inilah yang mewarnai hubungan
antarnegara dalam interaksi internasional. Interaksi yang terjadi bisa berupa kerjasama
ataupun kompetisi. Terjadinya kompetisi bisa disebabkan oleh adanya tujuan yang sama
(biasanya dalam perebutan pengaruh, sumber daya, dan lainnya) ataupun adanya
perbedaan pandangan terhadap sesuatu. Jadi, jika kompetisi atau persaingan terjadi
antara dua negara atau lebih, maka keberadaan negara yang satu terhadap negara
lainnya adalah sebagai kompetitor.
Kompetitor menurut Michael Agnes dalam Websters New World College
Dictionary, adalah orang atau sesuatu yang bisa menyamai atau melampaui orang atau
sesuatu yang lain dalam beberapa cara. Atau, kompetitor juga dapat diartikan sebagai
orang atau benda yang dapat menanggung perbandingan, misalnya plastik yang bersaing
dengan berbagai bahan logam.39 Dalam konteks hubungan internasional, contoh
kompetitor yang pernah ada, ialah keberadaan Jerman pada masa Perang Dunia bagi
negara-negara Eropa lainnya, dan keberadaan Uni Soviet bagi Amerika Serikat pada
masa Perang Dingin.
Kompetitor atau biasa juga disebut pesaing, secara umum terbagi menjadi dua
tipe. Tipe pertama, ialah pesaing destruktif, dan yang kedua, ialah pesaing konstruktif.
39 Michael Agnes. (2002). Websters New World College Dictionary. Ohio: Wiley Publishing, hal,
1238.
-
20
Tipe pesaing destruktif, lebih kepada menguatkan kekuatan untuk menghancurkan
pengaruh dan kekuatan lawannya, dalam bisnis, dilakukan dengan menghancurkan
pengaruh pasar lawannya. Sedangkan tipe konstruktif, lebih memilih untuk membangun
iklim persaingan yang sehat dan saling mendukung dengan pihak lawannya. Dalam
bisnis, pesaing (perusahaan) tipe ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah, nilai
manfaat, nilai pemuasaan, dan nilai kecocokan yang tinggi dengan pelanggan tanpa
melakukan strategi yang akan menurunkan profit margin perusahaannya sendiri.40
Kompetitor biasanya diartikan sebagai orang atau pihak yang saling berlomba
untuk memojokkan lawan.41 Namun, dengan adanya dua tipe kompetitor tersebut
menandakan, bahwa tidak selamanya keberadaan kompetitor berdampak negatif.
Keberadaan kompetitor bisa menjadi motivator dan tantangan bagi pihak tertentu, untuk
menciptakan inovasi baru, agar tidak terkalahkan dari kompetitor tersebut. Seperti
dalam bisnis, dengan adanya kompetitor, pihak-pihak yang terkait, akan berbisnis secara
kompetitif dan bersaing secara sehat, dengan menunjukkan jati diri (image) dan karakter
yang unik, dan unggul dibandingkan kompetitornya. Hal yang sama, juga terjadi dalam
persaingan antarnegara dalam hubungan internasional, yang saling berkompetisi dalam
mencapai kepentingan nasionalnya.
Setiap kompetitor memiliki daya saing yang menjadi ukuran efisiensinya jika
dibandingkan saingannya. Daya saing ini umumnya dilihat dari keseluruhan
penyelenggaraan ekonomi nasional seperti tingkat produktivitas, standar hidup, dan
rasio ekspor impor.42 Saat daya saing suatu negara mulai kuat atau mengalami
40
Ipan Pranashakti. (n.d.). Strategi Bisnis: Memahami Tipe Pesaing dalam Bisnis. Diakses dari http://ipan.web.id/strategi-bisnis-arti-pesaing-dalam-manajemen-bisnis-dan-strategi-bisnis/ tanggal 12 Desember 2011.
41 Kompetitor. loc. cit.
42 Cathal J. Nolan. (2002). Competitive. The Greenwood Encyclopedia of International Relations
A-E, 1, 331, hal. 331.
-
21
peningkatan, maka negara-negara lain yang merasa akan terganggu atau terkena dampak
dari peningkatan terebut akan mulai mengawasi pertumbuhan negara tersebut, bahkan
terkadang melakukan langkah pembendungan.
Kemunculan RRC sekarang ini sebagai salah satu pemain utama dalam dunia
internasional, bisa dipandang sebagai kompetitor dominasi Amerika Serikat. Hubungan
RRC-Amerika Serikat berbeda dengan hubungan antara Jerman dan negara-negara
Eropa lainnya, atau hubungan Amerika Serikat-Uni Soviet, saat Perang Dingin dulu.
Jika keberadaan Jerman atau Uni Soviet bersifat destruktif bagi negara-negara Eropa
atau Amerika Serikat, maka keberadaan RRC sekarang, lebih bersifat konstruktif bagi
Amerika Serikat.
C. Konsep tentang Ekuilibrium
Keseimbangan kekuasaan atau biasa disebut ekuilibrium, sudah tidak asing lagi
dalam hubungan internasional. Istilah ini sudah dikenal sejak zaman kerajaan Eropa,
pada zaman Perang Dingin sampai sekarang. Bahkan menurut Oppenheim,
equilibrium between the members of the Family of Nations is an indispensable
condition of the very existence of international law.43
Keseimbangan kekuasaan merupakan hasil perkembangan alamiah dan tidak
terhindarkan dari persaingan kekuasaan. Umur keseimbangan kekuasaan sama tuanya
dengan sejarah politik itu sendiri, namun refleksi teoritis sistematisnya, baru dimulai
pada abad ke-16 dan mencapai puncaknya pada abad ke-18 dan ke-19. Umumnya,
keseimbangan kekuasaan dipahami sebagai alat pelindung dari suatu persekutuan
43
Ian Clark. op. cit., hal. 15.
-
22
bangsa-bangsa, yang mengkhawatirkan kemerdekaan mereka, melawan bangsa lainnya
yang bermaksud mendominasi dunia.44
Pengertian dan pemahaman tentang ekuilibrium memang mengalami perbedaan
antara masa Kerajaan Eropa dengan masa negara modern, terutama setelah Perang
Dingin. Penjelasan di atas, lebih merupakan pemahaman tentang ekuilibrium pada
zaman Kerajaan Eropa sampai masa Perang Dingin. Namun, sekarang ekuilibrium
secara sederhana, diartikan sebagai keadaan stabil dimana kekuatan saling membatalkan
satu sama lain.45 Menurut Walter S. Jones, perimbangan kekuasaan mencakup semua
kemampuan politik negara-negara, baik bersifat paksaan atau bujukan, yang
mempertahankan perimbangan konflik tanpa perang.46 Walter S. Jones juga
mengatakan bahwa, dalam hubungan internasional, kekuasaan selalu ada, sehingga
tujuan suatu keseimbangan bukan untuk menghapuskan kekuasaan tetapi untuk
mengawasi dan mengaturnya bagi tujuan-tujuan perdamaian.47 Sedangkan menurut
Hans J. Morgenthau dalam Politik Antarbangsa, ekuilibrium adalah:
Stabilitas di dalam suatu sistem yang terdiri atas beberapa kekuatan yang otonom. Apabila ekuilibriumnya terganggu oleh kekuatan luar maupun oleh perubahan pada salah satu dari unsur-unsur penyusun sistem, maka sistem tersebut cenderung mengembalikan kepada sistem semula atau mencapai ekuilibrium yang baru.48
Tujuan dari semua ekuilibrium, ialah mempertahankan stabilitas sistemnya tanpa
keanekaragaman unsur-unsur susunannya. Seandainya tujuannya hanya berupa
terciptanya stabilitas saja, hal itu dapat tercapai dengan membiarkan salah satu unsur
menghancurkan atau menundukkan unsur-unsur lainnya, dan mengambil tempat
mereka. Akan tetapi, karena aspirasinya berupa kestabilan, sekaligus pelestarian semua
44
Hans J. Morgenthau dan Kenneth W. Thompson. op. cit., hal. 220. 45
Equilibrium. loc. cit. 46
Walter S. Jones. loc. cit. 47
Ibid., hal. 38. 48
Hans J. Morgenthau dan Kenneth W. Thompson. loc. cit., hal. 200.
-
23
unsur sistem, maka ekuilibrium harus diarahkan untuk mencegah unsur yang mana pun
mengungguli yang lainnya. Sarana yang digunakan untuk mempertahankan ekuilibrium,
ialah membiarkan unsur-unsur yang berbeda itu mengikuti berbagai kecenderungan
mereka yang saling bertentangan, sampai pada titik, di mana kecenderungan satu unsur
tidak lagi kuat untuk mengatasi kecenderungan unsur-unsur lainnya, namun, masih
cukup kuat untuk mencegah yang lain-lainnya mengatasi kecenderungan sendiri.49
Ada berbagai cara melakukan ekuilibrium atau keseimbangan kekuasaan yang
pernah dilakukan dalam sejarah hubungan internasional, yaitu sebagai berikut:50
1. Memecah belah untuk menguasai. Cara ini digunakan oleh bangsa-bangsa agar
saingan-saingan mereka menjadi terpecah-belah atau membiarkan mereka tetap
terpecah-belah. Contohnya, politik Perancis terhadap Jerman dan politik Uni
Soviet terhadap wilayah Eropa lainnya.
2. Kompensasi-kompesansi. Pada abad ke-18 dan ke-19 kompensasi yang bersifat
teritorial merupakan alat yang lazim untuk mempertahankan keseimbangan
kekuasaan yang telah atau akan terganggu oleh adanya perolehan wilayah dari
salah satu bangsa. Contohnya, dapat dilihat pada Perjanjian Utrecht pada tahun
1713, yang mengakhiri Perang Pewarisan Takhta Spanyol untuk pertama kali,
mengakui dengan jelas prinsip keseimbangan kekuasaan dengan cara pemberian
kompensasi teritorial. Perjanjian tersebut mengatur pembagian sebagian besar
wilayah yang dikuasai oleh Spanyol, Eropa, dan wilayah jajahannya, antara
bangsa Hapsburg dan bangsa Bourbon ad conservanduni in Europa
equilibrium, sebagaimana tercantum dalam perjanjian. Contoh lainnya dapat
dilihat dalam pembagian Afrika ke dalam distribusi wilayah jajahan dan
49
Ibid., 201. 50
Ibid., hal. 211-214.
-
24
penentuan batas-batas lingkungan pengaruh wilayah jajahan dan wilayah semi
jajahan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
3. Persenjataan-persenjataan. Perlombaan senjata di mana bangsa A mencoba
mengimbangi, dan selanjutnya mengungguli persenjataan bangsa B, dan
sebaliknya, merupakan peralatan khas yang tidak stabil dari keseimbangan
kekuasaan yang dinamis. Contohnya pada situasi sebelum Perang Dunia I, dengan
adanya persaingan angkatan laut antara Jerman dan Inggris Raya dan persaingan
tentara antara Perancis dan Jerman.
4. Persekutuan-persekutuan. Menurut sejarah, manifestasi keseimbangan kekuasaan
yang paling penting tidak terdapat dalam ekuilibrium dari dua bangsa yang
terisolasi melainkan dalam hubungan-hubungan antara satu bangsa atau
persekutuan bangsa dengan persekutuan bangsa lainnya. Persekutuan merupakan
fungsi yang perlu dalam keseimbangan kekuasaan yang berlaku dalam suatu
sistem banyak negara. Namun, suatu bangsa akan menjauhi persekutuan jika
berkeyakinan cukup kuat dengan bertahan sendiri tanpa bantuan atau
berkeyakinan bahwa beban kewajiban-kewajiban persekutuan boleh jadi akan
melampaui keuntungan-keuntungan yang diharapkan.
Dalam ekuilibrium gaya lama, khususnya dalam perlombaan senjata, setiap
pihak mengembangkan persenjataannya masing-masing untuk mengimbangi atau
mencapai superioritas terhadap pihak lain. Namun, dalam ekuilibrium gaya baru, jika
satu pihak mengembangkan persenjataannya, maka pihak lain berusaha untuk tidak
menyeimbangkan dengan meningkatkan persenjataannya juga, tetapi membatasi dan
-
25
mencegah berkembangnya persenjataan pihak tersebut, dan pada saat yang sama
menurunkan kemampuan militernya sendiri.51
Keberadaan RRC sebagai penyeimbang Amerika Serikat dalam dunia
internasional, membuat suatu ekulibrium baru. Keseimbangan kekuasaan antara RRC
dan Amerika Serikat merupakan ekuilibrium gaya baru, yang lebih bersifat saling
mengontrol dibandingkan konflik terang-terangan di antara keduanya, seperti yang
terjadi pada ekulibrium sebelumnya. Keduanya tidak saling menjatuhkan dan
menyerang secara langsung melainkan saling mengontrol, sehingga tidak ada yang
bertindak semaunya.
51
Samuel P. Huntington. (2005). Benturan Peradaban. Dalam A. Zaim Rofiqi (ed.), Amerika dan Dunia: Memperdebatkan Bentuk Baru Politk Internasional (hal. 53-86), Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hal. 84.
-
26
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG REPUBLIK RAKYAT CHINA
DAN DOMINASI AMERIKA SERIKAT
A. Republik Rakyat China (RRC)
1. Perkembangan dan Strategi Pembangunan RRC
Sebelum tahun 1978, RRC tidak lebih dari sebuah negara berkembang dengan
segala permasalahannya. Bahkan sering dikatakan sebagai negara paria dalam hal
perekonomian. Namun, keadaan RRC berubah sejak tahun 1978 dengan dilakukannya
reformasi perekonomian, yang dicetuskan oleh salah satu pemimpin RRC, Deng
Xiaoping. Pada bulan Mei 1978, Deng Xiaoping mengambil langkah pertama dan
penting dalam transformasi RRC menuju modernitas dan menjadi suatu negara yang
kuat, yaitu dengan menyerukan kepada rakyatnya bahwa kita perlu menjalankan
emansipasi besar dalam pikiran kita.52
Emansipasi pikiran yang diserukan Deng Xiaoping, menjadi titik awal
perubahan pola pikir masyarakat RRC untuk berpikir bagi mereka sendiri, dan membuat
keputusannya sendiri. Sebelumnya, masyarakat RRC dipengaruhi oleh pemikiran yang
mementingkan dan bergantung pada kelompok, yang selalu ditanamkam pemimpim
sebelumnya, Mao Zedong, dan terkungkung dalam satu pola yang diciptakannya.
Emansipasi pikiran inilah yang memicu masyarakat untuk berkreatifitas dan membuat
inovasi-inovasi baru dalam berbagai bidang, yang berperan dalam pembangunan RRC.
Selain menyerukan emansipasi pikiran, Deng Xiaoping juga mengajukan empat
program modernisasi dalam reformasi perekonomian RRC. Empat modernisasi tersebut
meliputi modernisasi bidang Pertanian, Pertahanan, Industri, dan Ilmu pengetahuan dan
52
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 1.
-
27
Teknologi. Program modernisasi ini, dimulai pada moderniasai bidang pertanian. Jika
pada masa pemerintahan Mao Zedong, khusunya pada saat Lompatan Jauh ke Depan
pemerintah mengontrol ketat politik, produksi, dan pemerintahan setempat, maka pada
masa Deng Xiaoping pemerintah memberi kebebasan kepada para petani. Pemerintah
memperkenalkan usaha-usaha pertanian baru berupa Sistem Tanggung Jawab
(Zerenzhi), di mana, setiap keluarga petani tidak lagi bekerja bersama dalam sebuah
komune, melainkan melakukan perjanjian dengan pemerintah administratif untuk
mengerjakan sebidang tanah dan mendapatkan keuntungan langsung. Para petani juga
dipercayakan untuk memegang areal pertanian secara pribadi, sehingga setiap keluarga
petani bisa mengolah sendiri tanahnya, dan mengambil keputusan masing-masing.
Dengan sistem ini, terlihat bahwa kebijakan kolektivitasasi yang diterapkan Mao
Zedong sudah ditinggalkan.53
Kebijakan yang diambil Deng Xiaoping ini mendapat pro dan kontra, dalam
tubuh Partai Komunis China (PKC), yang menganggap Deng Xiaoping kapitalis.
Pemikiran Deng Xiaoping memang bertentangan dengan pemikiran Mao Zedong, dan
pengikutnya yang ingin menjalankan Marxisme Ortodoks dan melarang ekonomi
pasar.54 Namun, Deng Xiaoping tetap menjalankan kebijakan tersebut dengan teori
kucingnya, yang berbunyi, tidak peduli apakah kucing itu hitam atau putih, yang
penting dia dapat menangkap tikus. Maksudnya, perdebatan bukan pada apakah
komunisme atau kapitalisme yang terbaik bagi RRC, yang penting adalah mana yang
efektif dan mana yang tidak, bagi bangsa itu untuk meraih potensi pada masa depan.55
Berdasarkan hal ini, para pengambil kebijakan RRC di bawah kepemimpinan Deng
53
A. Zaenurrofik. (2008). China Naga Raksasa Asia: Rahasia Sukses China Menguasai Dunia. Jogjakarta: Garasi, hal. 127-128.
54 Ibid., hal. 126.
55 John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. xviii.
-
28
Xiaoping, tidak boleh lagi berkutat pada ideologi komunis, tetapi pada pengembangan
ekonomi.
Sejak tahun 1979, fokus utama pemerintah RRC adalah pembangunan ekonomi.
Melalui modernisai pendidikan, ratusan ribu warga RRC dikirim ke Amerika Serikat
dan Eropa untuk belajar fondasi perekonomian pasar. Selain itu, RRC juga memutuskan
meliberalisasi sektor keuangan dengan memanfaatkan kehadiran bank. Pemerintah juga
melakukan desentralisasi wewenang terhadap pemerintah lokal untuk mengembangkan
perekonomian setempat.56
Liberalisai ekonomi lainnya yang ditempuh oleh pemerintah ialah
dihapuskannya monopoli negara, yang diumumkan pada 1 Januari 1985. Sejak
dihapuskannya monopoli negara, BUMN atau perusahaan milik negara, bukan lagi satu-
satunya pelaku ekonomi. Badan usaha milik swasta sudah diizinkan beroperasi dan
RRC sudah terbuka bagi modal asing. Kebijakan pintu terbuka ini, membuat beberapa
kota dikembangkan menjadi zona ekonomi khusus. RRC telah mendirikan lebih dari
2.000 zona ekonomi khusus, di mana hukum investasi diliberalisasi untuk menarik
modal asing.57
Zona ekonomi khusus RRC, terbagi menjadi Zona Pengembangan Perdagangan
Bebas (FTZ), Zona Pengembangan Industri Berteknologi Tinggi (HIDZ), Zona
Kerjasama Ekonomi (BECZ), Zona Pemrosesan Ekspor (EPZ), dan beberapa kota yang
disediakan untuk lokasi resort wisata dan liburan. Bagi investor yang berasal dari
Taiwan, dipersiapkan empat kota atau wilayah yang berada di dekat seberang Taiwan
yaitu Fuzhou, Jimei, Xinlin, dan Haicang, yang hanya diperuntukkan bagi investasi
Taiwan. Semua lokasi ini sudah diatur untuk memberikan pelayanan dan fasilitas
56
Ibid., hal. xvii-xviii. 57
A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 128-129 dan 160.
-
29
lengkap untuk memenuhi kebutuhan para investor, mulai dari infrastruktur, sistem
keamanan, sampai pada pelayanan administrasi di bawah satu atap.58
Modal asing diperlukan untuk membantu pertumbuhan ekonomi RRC. Melalui
modal asing, RRC mampu memperbanyak kegiatan produksi dan menyerap tenaga kerja
yang banyak. Selain itu, juga menguntungkan dengan terjadinya alih dan transfer
teknologi. Sehingga, tenaga produksi masyarakat serta kreativitas yang ada menjadi
terpacu, akhirnya pertumbuhan ekonomi pun menjadi semakin meningkat.59 RRC
memanfaatkan modal asing dalam tiga kategori utama, yaitu: pinjaman luar negeri,
kredit ekspor, dan penerbitan obligasi luar negeri; penanaman modal langsung termasuk
perusahaan patungan China-asing, penanaman modal asing 100%, dan proyek
pembangunan yang dimiliki bersama oleh China-asing; dan Leasing internasional,
perdagangan kompensasi, pemrosesan dan perakitan, penerbitan saham di luar negeri.60
Pelaksanaan mekanisme pasar dalam perekonomian RRC semakin gencar setelah
masuknya RRC ke dalam WTO pada tahun 2001.
Selain sektor ekonomi, sektor sosial khususnya pendidikan juga mengalami
perbaikan. RRC mewajibkan semua masyarakat mendapatkan pendidikan dasar
sembilan tahun dan semua desa sudah harus menjalankannya pada tahun 2006.
Pendidikan tinggi juga diperbaiki, jumlah murid yang memasuki pendidikan tinggi naik
3,5 kali pada 2003, dengan penekanan lebih kuat pada pendidikan teknik. Dengan
meningkatnya pendidikan, kualitas pekerja juga naik. Pekerja yang masuk pasar tiga
58
Simon Siragih. (2006). Pelayanan, Infrastruktur, dan Pekerja China Sangat Istimewa. Dalam Bagus Dharmawan (ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 16-22). Jakarta: Kompas, hal. 16-17.
59 A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 130.
60 John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 71.
-
30
kali lebih banyak dari yang mulai memasuki sekolah. Hasilnya, upah pekerja membaik
karena kegiatan ekonomi makin membesar dengan pendidikan lebih baik.61
Deng Xiaoping pernah mengatakan bahwa menjadi kaya adalah mulia, hal ini
menandakan bahwa RRC mulai meninggalkan paham komunisme. Namun, perlu dicatat
bahwa hal ini hanya berlaku dalam kehidupan ekonominya. Dalam kehidupan politik
RRC tidak melepaskan simbol-simbol komunisme karena tetap menganggap sistem
terkendali terpusat oleh negara merupakan cara yang paling efektif untuk
mengendalikan keamanan dan ketertiban di RRC.62 Emansipasi pikiran memang
membolehkan masyarakat berpikir sendiri dan menciptakan sasaran-sasaran pribadi
yang memajukan masyarakat. Namun, sasaran-sasaran itu harus sejalan dengan tujuan
besar yang dibingkai oleh PKC yaitu mengurangi kemiskinan dan memerangi
keterbelakangan.63 Pemahaman ini, diteruskan oleh para pemimpin RRC selanjutnya.
Masih dominannya PKC dalam perpolitikan RRC memiliki keunggulan yang
menguntungkan bagi pembangunan RRC. Salah satunya, kemampuannya menciptakan
stabilitas dalam negeri. Stabilitas menjadi kata kunci yang menjamin kelangsungan
kemajuan RRC selama ini. Dalam China Daily, dikemukakan bahwa kemajuan yang
dicapai RRC dalam 30 tahun terakhir, berkat keberhasilan pemerintah menjaga
stabilitas. Selain membuat seluruh program ekonomi pemerintah bisa dilaksanakan
dengan baik, stabilitas politik yang kuat juga membuat investasi asing berbondong-
bondong mengalir ke RRC.64
61
Simon Siragih. (2006). China Jadi Pasar Mobil Terbesar di Dunia. Dalam Bagus Dharmawan (ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 63-78). Jakarta: Kompas, hal. 75.
62 James Luhulima. (2006). Sistem Kendali Terpusat, Dasar Kemajuan Chins. Dalam Bagus
Dharmawan (ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 3-9). Jakarta: Kompas, hal. 4.
63 John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 63.
64 James Luhulima. op. cit., hal. 4-5.
-
31
Dalam merancang pembangunan negaranya, pemerintah RRC menjalankan
konsep biarkan beberapa kota kaya terlebih dulu.65 Hal ini tercermin dari
pengembangan wilayah timur, yang berupa wilayah pesisir, terlebih dahulu pada awal
reformasi dengan pembentukan zona ekonomi khusus. Reformasi ini didasarkan pada
pendekatan selangkah demi selangkah, sepotong-sepotong, dan coba-coba. Jika suatu
kebijakan berjalan lancar maka akan diperluas ke daerah lain, namun jika gagal akan
dihentikan.
RRC dengan luas total 9.596.961 km persegi terdiri dari tiga kawasan, barat,
sentral, dan timur. Kawasan barat terdiri dari 12 provinsi atau berupa kota besar dan
kawasan otonom, kawasan sentral terdiri dari 6 provinsi atau kawasan otonom, dan
kawasan timur terdiri dari 11 provinsi atau kota besar dan kawasan otonom.66 Setelah
keberhasilan pembangunan kawasan timur, pemerintah mulai mencanangkan
pembangunan di kawasan sentral dan barat.
Beberapa tahun ke belakang, pemerintah pusat telah menjalankan kebijakan
untuk membangun kawasan sentral dan barat. Dimulai pada tahun 1999, saat presiden
Jiang Zemin dan Perdana Menteri Zhu Rongji, membuka kawasan barat atau yang
disebut xibu dakaifa, untuk memperkecil ketimpangan sosial dan ekonomi dari
kawasan timur.67 Pembangunan dilakukan dalam beberapa langkah. Pertama,
pembangunan fisik dan transfer industri pengolahan sumber daya alam dan industri
padat karya. Kedua, penyesuaian tingkat harga hingga mampu membangun kemandirian
kawasan. Ketiga, memberikan kemudahan lalu lintas keuangan dari dan ke kawasan
timur. Keempat, mengakselerasi langkah reformasi kawasan dengan memperkuat
65
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 89. 66
Bob Widyahartono. (2010). China: Nasionalisme di Balik Visi Pembangunan. Kompas, 27 September, hal. 11.
67 Agoeng Wijaya. (2012, 29 Januari). China: Bangkitnya Sang Naga. Tempo, 23, 50-64, hal. 53.
-
32
dukungan ke daerah-daerah miskin dan memperkuat kemitraan di antara ketiga
kawasan. Selain pembangunan fisik, peningkatan dan pemerataan pendidikan, serta
pengembangan ilmu dan teknologi di kawasan barat dan sentral juga dilakukan untuk
menopang rencana pembangunan yang ada. Untuk mengatasi kesenjangan
antarkawasan, pemerintah memiliki Road Map pembangunan yang terbagi dalam tiga
tahap, 2000-2010, 2011-2030, dan 2031-2050.68 Salah satu keberhasilan pemerintah
dalam membangun kawasan tertinggal terlihat dari kemajuan provinsi Chongqing, yang
yang sudah setara dengan Hongkong.69
Pada masa pemerintahan Presiden Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao,
pemerintah RRC lebih diminta untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi
yang cepat, tetapi bermutu dan efisien. Dalam rapat paripurna tahunan pada tahun 2005,
dihasilkan bule print ekonomi RRC untuk tahun 2006-2010, yang memfokuskan
pemerintah untuk membangun masyarakat yang lebih harmonis dan keadilan yang
merata. Termasuk pengentasan kemiskinan dan penanganan masalah sosial lainnya.70
Dalam bidang pertahanan, modernisasi dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pertahanan RRC, dan mengurangi ketergantungan RRC pada negara lain. Modernisasi
ini, dilakukan dengan menyesuaikan diri dengan trend baru dalam perkembangan dunia
militer, namun tetap dengan karakteristik China. Angkatan militer RRC, Peoples
Liberation Army (PLA), mengadopsi strategi untuk memperkuat militer melalui ilmu
pengetahuan dan teknologi. PLA secara bertahap menggeser fokusnya dari kuantitas
dan skala ke kualitas dan efisiensi, dari tenaga kerja-intensif ke model padat teknologi.
Hal ini, ditetapkan dalam strategi pembangunan tiga langkah dan mengadopsi
68
Bob Widyahartono. loc. cit. 69
Agoeng Wijaya. op. cit., hal. 52-55. 70
China Buat Cetak Biru Ekonomi 2010. (2005). Republika, 8 Oktober, hal. 12.
-
33
pendekatan langkah-perubahan yang membutuhkan mekanisasi sebagai dasar dan
informanisasi sebagai fokus.71
Pergeseran fokus PLA tersebut membuat pemerintah RRC berencana untuk
mengurangi kekuatan personil militernya, khususnya pada angkatan darat. Sehingga,
pembangunan militer akan lebih difokuskan pada peningkatan kualitas personil dan
peningkatan teknologi persenjataan.72 Seiring pengurangan personil angkatan darat,
pusat perhatian militer RRC lebih ditujukan untuk peningkatan kemampuan angkatan
laut dan udara. Untuk menjaga kepentingan strategis RRC di luar negeri, pemerintah
RRC ingin membentuk kekuatan angkatan laut biru, yaitu angkatan laut yang mampu
beroperasi jauh ke tengah samudera. Hal ini, dikarenakan pemerintah RRC menyadari
bahwa, ancaman dari dalam sudah tidak ada, ancaman yang dihadapi RRC sekarang
adalah ancaman dari luar, terkait sengketa Laut Kuning, Laut China Timur, dan Laut
China Selatan.73
Untuk membentuk personil angkatan bersenjatanya, RRC memiliki beberapa
institusi tempat para tentaranya meningkatkan kualitasnya. Institusi tersebut ialah
Akademi Ilmu Militer (Academy Military Science-AMS), Universitas Pertahanan
Nasional (National Defense University-NDU), dan Universitas Nasional Teknologi
Pertahanan (National University of Defense Technology).74 Melalui pemberlakuan
Implementation Measures for Military High-Level Personnel Project in Scientific and
Technological Innovation, setiap dua tahun PLA memilih 200 ilmuwan terkemuka dan
orang berbakat dengan kinerja tinggi dari berbagai disiplin ilmu untuk menjalani
71 International Office of the State Council The Peoples Republic of China. (2010). Chinas
National Defense in 2010. Beijing: Foreign Languages Press, hal. 14. 72
Dahono Fitrianto. (2011). Membaca Ambisi China di Lautan. Kompas, 2 Januari, hal. 10. 73
China Menolak Eksistensi Permanen. (2012). Kompas, 7 Maret, hal 10. 74
Athiqah Nur Alami. (2005). Respons China terhadap Kebijakan Pertahanan Australia. Dalam Tri Nuke Pudjiastuti (Ed.). Kebijakan Pertahanan Australia 2000-2005 dan Respons Negara-Negara Asia Timur dan Selandia Baru (hal. 139-173). Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, hal. 148.
-
34
pelatihan khusus. Hal ini, dilakukan dalam rangka meningkatkan bakat inovasi para
personil PLA dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.75
Konsep keamanan RRC pada awal berdirinya masih bersifat tradisional. Konsep
keamanan hanya meliputi kedaulatan nasional dan integritas wilayah. Oleh karena itu,
strategi keamanan yang diterapkan hanya berupa penggunaan militer dan diplomasi
untuk mempertahankan kedaulatan dan kepentingan integritas wilayah. Seiring
perubahan dalam dunia internasional, konsep keamanan RRC juga mengalami
perubahan dan perkembangan untuk menyesuaikan diri. Kondisi keamanan
internasional sekarang sangat kompleks, untuk menghadapinya RRC memegang teguh
prinsip perdamaian, pembangunan, dan kerjasama antarnegara. Konsep keamanan RRC
meliputi seluruh konsep keamanan, keamanan politik, ekonomi, militer, sosial, dan
keamanan informasi. RRC juga memperkenalkan konsep keamanan barunya yang
berdasarkan kepercayaan dan ikatan kepentingan bersama, kesetaraan, kerjasama, dan
win-win.76
Kebijakan pertahanan nasional RRC bersifat pertahanan aktif dan pembangunan
untuk tujuan damai. Sehingga RRC tidak akan mencoba menjalankan hegemoni atau
melakukan ekspansi bagaimanapun tingginya pertumbuhan ekonominya. RRC
menjalankan strategi attacking only after being attacked, maksudnya, RRC hanya
akan menggunakan kekuatan nuklirnya sebagai tanggapan atas serangan nuklir
terhadapnya. Berdasarkan strategi ini, RRC memiliki dua komitmen yaitu, RRC tidak
akan pernah menggunakan senjata nuklir pertama terhadap setiap negara nuklir lainnya,
dan RRC tidak akan pernah menggunakan atau mengancam untuk menggunakan senjata
nuklir terhadap setiap negara non-senjata nuklir atau terhadap zona bebas senjata
75
International Office of the State Council The Peoples Republic of China. op. cit. hal. 24. 76
Ibid., hal. 7.
-
35
nuklir.77 Berdasarkan Konstitusi RRC, angkatan bersenjata berkewajiban melawan
segala bentuk agresi asing, mempertahankan daratan RRC, dan melindungi keseluruhan
stabilitas sosial dan menjaga rakyat RRC, serta terlibat dalam pembangunan nasional.78
Keberhasilan reformasi ekonomi tahap awal yang diraih RRC, memantapkan
RRC untuk melangkah maju, dan meraih capaian yang lebih besar. Hal ini tertuang
dalam Road Map pembangunan ekonomi RRC yang memperlihatkan rencana capaian
RRC pada masa depan, yaitu tahun 2000-2010 merupakan tahap pemulihan, tahun
2011-2030 RRC akan setara dengan Eropa, dan tahun 2031-2050 RRC akan setara
dengan Amerika Serikat.79 Untuk mencapai rencana pembangunan ini, RRC
menuangkannya ke dalam Rencana Pembangunan Lima Tahunannya (Repelita).
Semenjak 1978, pemerintah RRC telah menjalankan 7 Repelita dan sekarang
telah masuk Repelita ke-8 (Repelita ke-12 jika dihitung dari sebelum reformasi).
Repelita-Repelita ini yang menjadi panduan pemerintah RRC dalam menjalankan
negaranya hingga bisa menjadi seperti sekarang. Tidak seperti kebanyakan negara
berkembang lainnya, RRC termasuk yang menjalankan Repelita-Repelitanya dengan
baik, bahkan sering melampaui target. Seperti yang terlihat pada Repelita tahun 2001-
2005, di dalamnya direncanakan akan meraih pertumbuhan ekonomi rata-rata sekitar
7%,80 kenyataannya pada tahun tersebut, pertumbuhan ekonomi rata-rata RRC
mencapai sekitar 9%.81
77
United States of America Department of Defense . (2011). Military and Security Developments Involving the Peoples Republic of China. Annual Report to Congress 2011, hal. 34. Diakses dari http://www.defense.gov/pubs/pdfs/2011_cmpr_final.pdf, tanggal 15 Februari 2012.
78 International Office of the State Council The Peoples Republic of China. op. cit., hal. 8-9.
79 Bob Widyahartono. loc. cit.
80 Letian Pan (ed.). (2006). The 10th Five-Year Plan (2001-2005). Dikases dari
http://english.gov.cn/2006-04/05/content_245624.htm, tanggal 3 maret 2012. 81
World Bank. (2011). GDP per capita growth (annual%). Diakses dari, http://search.worldbank.org/quickview?view_url=http%3A%2F%2Fdatabanksearch.worldbank.org%2FDataSearch%2FLoadReport.aspx%3Fdb%3D2%26cntrycode%3D%26sercode%3DNY.GDP.PCAP.KD.ZG%26yrcode%3D, tanggal 15 Februari 2012.
-
36
Dalam mencapai tujuan dari repelita-repelitanya, RRC menjalankan berbagai
strategi, baik dalam ekonomi, politik, maupun militer untuk memaksimalkan potensi
yang dimilikinya. Strategi yang dilakukan RRC selama ini bisa dibagi dalam strategi
yang berlaku di dalam negeri dan strategi yang diberlakukan di luar negeri. Berdasarkan
penjelasan sebelumnya, strategi yang dilakukan RRC dalam negeri berupa pembukaan
diri terhadap dunia luar, mengubah sistem ekonomi dari ekonomi terpusat ke ekonomi
pasar, pembangunan infrastuktur (transportasi, komunikasi, dan sarana prasarana
lainnya), pembenahan birokrasi pemerintah, perbaikan kualitas sumber daya manusia,
menggunakan inovasi negara lain kemudian dikembangkan berdasarkan karakteristik
sendiri (transfer teknologi), modernisasi militer. Adapun strategi yang dilakukan dalam
hubungan luar negerinya berupa melakukan politik dumping, pelemahan nilai tukar
yuan sehingga produknya bisa bersaing di perdagangan internasional (negara Barat
menyebutnya manipulasi kurs), diplomasi perdagangan, menjalin hubungan baik
dengan negara berkembang dengan tetap menganggap diri negara berkembang,
memberikan bantuan tanpa syarat yang memberatkan kepada negara-negara
berkembang lainnya.
2. Keunggulan-Keunggulan RRC
Keberhasilan pelaksanaan reformasi ekonomi RRC sejak tahun 1978 sampai
sekarang telah menunjukkan banyak capaian-capaian. Capaian-capaian tersebut tidak
hanya pada bidang ekonomi, tetapi juga pada bidang lainnya, seperti politik, militer, dan
industri-teknologi. Capaian yang diraih RRC tidak hanya memberikan keunggulan
dalam taraf domestik, tetapi juga dalam taraf internasional, yang telah berhasil
mengangkat RRC menjadi salah satu negara yang disegani dalam percaturan
internasional.
-
37
2.1. Politik Internasional
Melalui keberhasilannya dalam bidang ekonomi serta terciptanya kestabilan
dalam negeri, posisi politik RRC dalam dunia internasional juga meningkat.
Keunggulan RRC dalam politik internasional dapat dilihat dari perannya di PBB,
khususnya di Dewan Keamanan PBB. Sejak menggantikan Republik China (Taiwan) di
PBB pada tahun 1971,82 RRC resmi menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB
dengan kepemilikan hak veto.
Dari tahun 1971 sampai sekarang RRC hanya memakai hak vetonya delapan
kali. RRC lebih sering memilih absten jika dihadapkan dengan pengambilan kebijakan
yang bisa mengganggu hubungannya dengan negara lain. Namun, seiring dengan
menguatnya posisi RRC melalui perkembangan ekonominya, RRC mulai berani
menggunakan hak vetonya meski harus menentang Amerika Serikat. Dalam lima tahun
terakhir, RRC telah memveto empat draft resolusi yang diajukan Dewan Keamanan,
sebelumnya RRC juga mengeluarkan empat kali veto dari tahun 1971-2006 (35
tahun).83
Veto pertama RRC dikeluarkan pada tanggal 25 Agustus 1972, terkait
permohonan keanggotaan Banglades di PBB. Veto kedua dikeluarkan pada tanggal 10
September 1972 bersama dengan Rusia, terkait pelanggaran gencatan senjata 1967 di
Timur Tengah. Pada tahun 1997, RRC juga memveto draft resolusi mengenai otoritas
155 peneliti di Guatemala. Tahun 1999, veto RRC terkait perpanjangan UNPREDEP di
Republik Makedonia. Veto ke-5 RRC pada tahun 2007 terkait kritik atas pelanggaran
HAM Myanmar. Veto selanjutnya bersama Rusia pada tahun 2008 mengenai sanksi
82
China and the United Nations. (2012). Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Security_Council_veto_power, tanggal 21 Februari 2012.
83 China and the United Nations. loc. cit.
-
38
terhadap pemerintah Zimbabwe atas kekerasan terhadap warga sipil dan oposisinya.84
Pemakian hak veto RRC terbaru terkait kondisi Suriah, bersama dengan Rusia pada
tahun 2011 RRC memveto pemberian sanksi terhadap Suriah85 dan pada Februari baru-
baru ini kembali memveto draft resolusi yang berisi pelaksanaan intervensi militer di
Suriah.86
Pada tanggal 5 Oktober 2011 lalu, RRC bersama Rusia memveto draft resolusi
yang diajukan ke Dewan Keamanan PBB oleh Perancis, Inggris, Jerman, dan Portugal.
Draft resolusi tersebut berisi sanksi dan ultimatum terhadap Suriah agar menghentikan
aksi kekerasan terhadap gerakan reformasi, yang menginginkan lengsernya Presiden
Bashar al-Assad. Alasan RRC dan Rusia melakukan veto tersebut ialah karena resolusi
tersebut dinilai bersifat konfrontasional dan hanya akan menjadi pintu masuk intervensi
asing ke Suriah. Kedua negara ini, khawatir Suriah akan bernasib sama dengan Libya.87
Meskipun begitu, bila dilihat dari pandangan lain, dari keempat veto ini nampak
bahwa RRC menggunakan kekuatan yang dimikilinya yaitu hak veto, untuk membantu
negara-negara tersebut. Karena jika ditelusuri, RRC memiliki kepenting pada negara-
negara tersebut, selain untuk mendapatkan suplai minyak juga untuk menarik simpati
mereka. Hal ini, menunjukkan bahwa RRC sudah berani menentukan posisinya bahkan
terkesan berani berhadapan dengan Amerika Serikat jika memang menyangkut dengan
kepentingan nasionalnya.
Dari penggunaan hak veto yang berlawanan dengan keinginan Amerika Serikat
ini, RRC menempatkan diri sebagai kekuatan penyeimbang Amerika Serikat dalam
84
Subjects of UN Security Council Vetoes. (2009). Diakses dari http://www.globalpolicy.org/component/content/article/102/40069.html, tanggal 21 Februari 2012.
85 AS Marah, Cina-Rusia Veto Resolusi PBB. (2011). Diakses dari
http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=9129:as-marah-cina-rusia-veto-resolusi-pbb&catid=3:luar-negeri&Itemid=79, tanggal 10 Desember 2011.
86 Veto Rusia dan China. (2012). Kompas, 6 Februari, hal. 6.
87 AS Marah, Cina-Rusia Veto Resolusi PBB. loc. cit.
-
39
PBB. Tidak seperti negara pemegang hak veto lain yang hampir selalu setuju dengan
keputusan Amerika Serikat, kecuali Rusia. Berdasarkan kenyataan tersebut, tidak heran
jika ada anggapan, bahwa RRC bisa menjadi penyeimbang dominasi Amerika Serikat,
karena RRC-lah yang bisa diharapakan untuk menyeimbangi tingkah unipolaritas yang
sering ditunjukkan Amerika Serikat.
Keunggulan RRC dalam perpolitikan internasional juga dilihat dari keterlibatan
dan pengaruhnya dalam berbagai organisasi dan forum internasional. Setelah
menjalankan open door policy, RRC aktif terlibat dalam dunia internasional. Sekarang
ini, RRC bergabung dalam berbagai organisasi baik bersifat regional maupun global
seperti, PBB dan organisasi di bawahnya, G-20, ASEAN+3, Shanghai Coorporation
Organization (SCO), BRICS, dan lainnya. Keterlibatan RRC dalam berbagai forum
internasional ini, semakin memperluas pengaruh RRC dalam perpolitikan internasional.
Melalui organisasi dan forum internasional ini, RRC menanamkan pengaruhnya,
dan bisa dikatakan berusaha mencari pendukungnya dalam pengambilan keputusan di
PBB. Hal ini, terlihat dari masalahnya dengan Taiwan. Beberapa kali Permohonan
Taiwan untuk menjadi anggota PBB, ditolak oleh kebanyakan negara untuk menjadi
agenda sidang majelis umum PBB. Melalui BRICS, RRC bersama negara anggota
lainnya berusaha melakukan pengimbangan terhadap kekuatan Barat, khususnya
Amerika Serikat.
Selain pengaruhnya di PBB dan organisasi internasional lainnya, kekuatan
politik RRC juga dapat terlihat dari makin eratnya hubungan bilateral maupun
multilateralnya dengan banyak negara. Bahkan, sekarang RRC terkesan lebih disukai
dibandingkan Amerika Serikat oleh beberapa negara, khususnya negara-negara yang
tidak menyukai atau mulai meninggalkan Amerika Serikat, seperti negara-negara di
-
40
Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin. Hal ini dikarenakan, metode pendekatan
yang digunakan RRC berbeda dengan Amerika Serikat yang terkesan memaksakan
nilai-nilainya. RRC menggunakan pendekatan ekonomi untuk menanamkan
pengaruhnya di negara lain, salah satunya melalui negosiasi perdagangan. RRC sering
menawarkan bantuan pembangunan infrastruktur pada negara-negara berkembang
lainnya sebagai imbalan kontrak eksklusif sumber daya alam yang menguntungkan.88
Penurunan pengaruh Barat di Timur Tengah, Afrika Tengah, dan Amerika
Selatan sangat kontras dengan peningkatan pengaruh RRC. Hal ini dikarenakan, RRC
memanfaatkan penurunan pengaruh Amerika Serikat ini untuk mendapat simpati di
kawasan tersebut. RRC bersedia memberikan bantuan kepada suatu negara, tanpa
persyaratan yang berat seperti yang dilakukan Amerika Serikat. RRC juga terkadang
tidak mempedulikan kondisi internal negara yang akan diberikan bantuan tersebut,
karena menurutnya itu adalah urusan dalam negeri mereka yang tidak bisa diintervensi
negara lain. RRC bersedia memberikan bantuan ke tempat IMF dan Bank Dunia tidak
mau pergi.89 Tindakan RRC ini tentunya demi pencapaian kepentingan nasionalnya,
khususnya pemenuhan kebutuhan sumber daya alam, berupa minyak dan bahan mentah
untuk industrinya. Namun, hal ini wajar dalam dunia internasional karena setiap negara
termasuk Amerika Serikat juga melakukan hal yang sama.
Liberalisme dan demokratisasi, yang diusung Amerika Serikat selama ini dalam
perpolitikan internasional sebagai sistem dan nilai yang paling baik untuk diaplikasikan
ke semua negara, kini mendapat tantangan dari RRC yang menjalankan sistem baru
yaitu komunisme berkarakteristik China. Melalui sistem ini, RRC menggabungkan
komunisme dan liberalisme sekaligus, tanpa perlu mempermasalahkannya. Masih
88
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 167. 89
Ibid., hal. 168-170.
-
41
ketatnya kontrol pemerintah dalam perpolitikan menjadi satu keuggulan sendiri bagi
RRC yang memiliki wilayah yang luas. Hal ini, bisa menjadi contoh bagi negara lain
yang sudah terbukti penggunaan kapitalisme dan demokratisasi tidak berhasil
menyelesaikan masalah dalam negeri mereka.
2.2. Militer dan Strategi
Keunggulan RRC dalam bidang militer dapat dilihat melalui beberapa indikator.
Indikator tersebut berupa jumlah dan kualitas angkatan bersenjatanya, anggaran belanja
militernya, dan pengembangan teknologi militernya. Selain itu, keunggulan militer RRC
juga dapat dilihat dari perannya dalam dunia internasional.
Angkatan bersenjata yang dimaksud terbagi menjadi dua yaitu dari segi personil
dan peralatan. Dari segi personil, RRC menempati posisi pertama sebagai negara yang
memiliki jumlah pasukan tentara terbesar di dunia.90 Sedangkan secara keseluruhan,
sekarang RRC tercatat sebagai negara kedua terbesar dalam kekuatan militer di dunia.91
Angkatan militer RRC, PLA, terdiri dari angkatan darat, laut, dan udara. Selain
itu, RRC juga memiliki sebuah institusi independen berupa tentara artileri kedua.
Komponen penting lain dalam angkatan bersenjata RRC yaitu milisi dan tentara
cadangan. Dengan jumlah penduduk yang banyak, 1,3 milyar jiwa, total anggota PLA
ialah 2,3 juta personil aktif. Sedangkan, jumlah personil cadangannya sekitar 1,2 juta
personil. 2,3 juta personil PLA ini terbagi menjadi 1,9 juta personil di angkatan darat,
250 ribu personil di angkatan laut, dan 470 ribu personil di angkatan udara.92
Dari segi persenjataan, RRC masih dalam tahap pengembangan melalui
modernisasi persenjataannya. Meskipun begitu, kekuatan persenjataan RRC sudah
90
A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 164. 91
Tim Riset Global Future Institute. loc. cit. 92
China Military and Armed Forces (People's Liberation Army, PLA). (n.d.) Diakses dari http://www.chinatoday.com/arm/, tanggal 20 Februari 2012.
-
42
tergolong kuat, terbukti dengan posisinya sebagai kekuatan militer kedua terbesar di
dunia. Dengan peningkatan rata-rata GDP menghampiri 10% tiap tahunnya93 dan
peningkatan anggaran militernya, RRC terus melakukan perbaikan dan peningkatan
kekuatan militernya. Bahkan, peningkatan kekuatan militer RRC dalam beberapa tahun
terakhir, telah mengkhawatirkan berbagai negara, khususnya negara-negara tetangganya
dan tentunya Amerika Serikat, karena negara-negara ini, khawatir RRC akan melakukan
ekspansi teritorial dengan peningkatan kekuatan militernya.94
Berdasarkan data resmi yang dikeluarkan pemerintah RRC, kekuatan darat RRC
dilengkapi dengan 14.000 tank, 14.500 ribu satuan artileri, 453 unit helikopter, 2.400
peluncur roket, 7.700 senjata antipesawat, dan 6.500 unit senjata antitank. Untuk
kekuatan angkatan laut, dilengkapi dengan 760 unit kapal perang, 1.822 unit kapal
pengangkut, 66 unit kapal selam, 27 unit kapal perusak (destroyer), 52 fregat, 121 unit
amfibi, dan 368 unit kapal patroli pantai. Sementara untuk kekuatan udaranya, RRC
melengkapinya dengan 2.556 unit pesawat tempur, 400 jet penyerang udara, dan 67 unit
lapangan udara.95
Selain persenjataan di atas, RRC juga memiliki persenjataan dengan teknologi
tinggi, yaitu berupa rudal nuklir dan antirudal. Militer RRC memiliki 140 rudal nuklir
dan 1.000 antirudal. PLA memperoleh sejumlah besar rudal jelajah yang sangat akurat,
di antaranya banyak yang memiliki rentang lebih dari 185 km. Rudal ini termasuk
produksi domestik, seperti ground-launched DH-10 land-attack cruise missile (LACM)
dan ground-and ship-launched YJ-62 anti-ship cruise missile (ASCM). Pada Desember
2010, PLA telah mengerahkan 1.000-1.200 rudal jarak pendek balistik (Short-Range
93
World Bank. loc. cit. 94
China Dituduh Meniru Lebensraum Nazi. (2010). Kompas, 1 November, hal. 10. 95
China Military and Armed Forces (People's Liberation Army, PLA). loc. cit. dan Agoeng Wijaya. (2012, 29 Januari). Poros dengan Nuansa Baru. Tempo, 23, 73-81, hal. 81.
-
43
Ballistic Missile, SRBM) untuk kesatuan yang berhadapan dengan Taiwan.96 Misil dan
sistem pertahanan RRC sudah sangat tinggi, bahkan sudah bisa mencapai Australia
(Darwin dan Perth).97
Selain itu, RRC memiliki senjata Dong Feng 21D yang berupa rudal darat yang
mampu mencapai sebuah kapal induk sejauh 2.000 mil dari lepas pantai. RRC telah
lama memiliki rudal balistik dengan hulu ledak nuklir. Tapi dalam beberapa tahun
terakhir, RRC telah mengembangkan sistem untuk meluncurkan rudal-rudal dari truk.
Sistem ini disebut Transporter Erector Launcher (TEL). Rudal ini disebut Dongfeng-
31. ("Dongfeng" berarti Angin Timur). Dipercayai bahwa rudal ini bisa menjangkau
utara-barat Amerika Serikat. RRC juga membeli hak lisensi dan mereproduksi jet
tempur Sukhoi-27 dari Uni Soviet, setelah keruntuhannya. RRC kini telah
mengembang-ujikan pertama jet tempur siluman, J-20, yang hanya dimiliki oleh
Amerika Serikat selama ini.98 Selain itu, pada Januari 2010, RRC menyatakan telah
berhasil menguji coba teknologi pencegat rudal di udara yang berbasis di darat.99
Menurut Pentagon dalam laporannya kepada Kongres, RRC telah mempercepat
usaha untuk memproduksi rudal antikapal yang bisa menghancurkan kapal induk
pengangkut pesawat, memperbaiki radar sasaran, menambah armada kapal selam
bertenaga nuklir dan kapal perang. RRC juga maju dalam teknologi satelit dan senjata
perang cyber. Pentagon juga menyebutkan RRC berusaha memperkuat pasukan
nuklirnya dengan menambah rudal balistik mobil-jalan. Dan menekankan taktik
96
United States of America Department of Defense . op. cit. hal. 2. 97
Biro Hubungan Internasional Deputi Seswapres Bidang Politik Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia. (2008). Hegemoni Global China dan Peluang Kemanfaatan Bagi Indonesia. Malang: Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia, hal. 32-33.
98 Adam Brookes. (2011). US Watches China Warily. BBC, 12 Maret. Diakses dari
http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/4342527.stm, tanggal 27 Oktober 2011. 99
China Uji Pencegat Rudal. (2010). Kompas, 13 Januari, hal. 10.
-
44
kamuflase untuk memastikan gudang senjata atom mereka bisa bertahan dari serangan
potensial.100
Kekuatan militer RRC semakin lengkap dengan diluncurkannya kapal induk
pertamanya pada 10 Agustus 2011. Kapal induk ini diberi nama Shi Lang, diambil dari
nama Laksamana China dari Dinasti Qing dan Ming pada abad ke-17. Shi Lang
dibangun dari bekas kapal induk Uni Soviet, Varyang, yang pembangunannya terhenti
seiring bubarnya Uni Soviet, kemudian kapal ini dilelang ke RRC pada tahun 1998.101
Shi Lang berukuran 300 meter dengan bobot 67.500 ton, kapal ini sekelas dengan kapal
induk Admiral Kuznetsov milik angkatan laut Rusia, dengan begitu Shi Lang mampu
mengangkut 41 pesawat terdiri dari 17 pesawat sayap tetap sekelas Sukhoi Su-33 dan
Sukhoi Su-25, dan 24 helikopter sekelas Kamov Ka-27. Menurut Dinas Intelejen
Angkatan Laut Amerika Serikat, Shi Lang digunakan sebagai basis latihan sebelum
RRC meluncurkan sendiri kapal induk buatannya setelah 2015. Menurut Michael
Mazza, peneliti senior dari Center for Defense Studies, RRC berencana membangun
empat kapal induk, dua kapal bertenaga nuklir dan dua kapal konvensional dalam waktu
15 tahun.102
RRC di samping mengimpor persenjataan dari luar juga melakukan ekspor.
Bahkan sekarang, RRC merupakan eksportir utama senjata dan teknologi persenjataan.
RRC telah mengekspor bahan baku ke Libya dan Irak yang bisa digunakan untuk
menciptakan senjata nuklir serta gas saraf yang mematikan. RRC juga menjual
teknologi nuklir ke Iran dan mengirimkan komponen peluru kendali berdaya jelajah 300
100
AS Waspadai Militer China. (2011). SINDO, 26 Agustus. Diakses dari http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/423910/, tanggal 26 Oktober 2011.
101 Agoeng Wijaya. op. cit., hal. 80.
102 Dahono Fitrianto. loc. cit.
-
45
mil ke Pakistan. Selain itu, RRC juga membantu Aljazair membangun reaktor yang
dapat digunakan untuk melakukan penelitian serta memproduksi senjata nuklir.103
Militer RRC juga aktif dalam penjagaan perdamaian dunia internasional. RRC
merupakan salah satu dari negara penyumbang terbesar pasukan penjaga perdamaian
PBB, yaitu sebanyak 1.955 pasukan yang tersebar di 12 misi perdamaian PBB pada
bulan Desember 2010. Jumlah ini merupakan yang terbanyak dibandingkan anggota
tetap Dewan Keamanan lainnya. Berdasarkan resolusi PBB, RRC mengirimkan kapal
laut untuk mengadakan operasi pengawalan di Teluk Aden dan perairan Somalia pada
26 Desember 2008.10
top related