kel.14 isi tm ikgm 1 2011
Post on 30-Dec-2014
38 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia yang harus diperhatikan untuk
kemajuan suatu bangsa selain pendidikan dan ekonomi sekaligus merupakan
investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Derajat kesehatan
masyarakat sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang saling mendukung satu
sama lain mulai dari lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan
hingga genetika yang ada di masyarakat. ( Sitinjak, 2011 )
Di Indonesia seperti halnya negara berkembang lainnya, masalah
kesehatan sangat dipengaruhi oleh dua persoalan utama yaitu, keadaan gizi yang
tidak baik dan masalah penyakit infeksi. Pada umumnya angka kematian bayi di
negara berkembang disebabkan oleh dua hal tersebut. Akan tetapi banyak ahli
kesehatan berpendapat bahwa keadaan gizi yang buruk lebih merupakan penyebab
kematian pada bayi dan balita. Anak yang menderita kurang gizi mempunyai
kemungkinan yang lebih besar untuk menderita penyakit infeksi, terutama
penyakit diare. Diare dapat dengan cepat menurun tingkat gizi anak, karena
kebiasaan ibu sewaktu anak diare menghentikan pemberian air susu ibu (ASI)
ataupun makanan lain semasa anak masih diare hal ini akan memperburuk gizi
anak. ( Ishak, 2011 )
Penyakit diare adalah penyakit yang paling sering terjadi pada anak balita
dengan disertai muntah dan mencret, penyakit diare apabila tidak segera diberi
pertolongan pada anak dapat mengakibatkan dehidrasi. Untuk pertolongan
pertama pada anak yang menderita diare dengan dehidrasi harus mendapatkan
cairan pengganti baik itu berasal dari oralit maupun dari cairan infus. Penyakit
diare ini sering menyebabkan wabah yang dapat membahayakan bagi anak-anak
dan orang yang bertempat tinggal di daerah yang sarana air bersihnya kurang
memenuhi syarat kesehatan.
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan perubahan lingkungan
hidup dapat mempengaruhi pola penyakit di masyarakat. Pola penyakit itu
2
mungkin dapat menimbulkan wabah dan membahayakan kesehatan masyarakat.
Untuk mencegah wabah penyakit itu diperlukan kerjasama yang baik antara pihak
yang berwenang dalam masalah kesehatan masyarakat. Sebenarnya perbaikan
kesehatan dlakukan melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan serta
pemulihan. Untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan peningkatan
pengetahuan masyarakat dengan kesadaran untuk menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada seperti puskesmas dan puskesmas pembantu dalam
memeriksakan kesehatan dirinya sendiri maupun anggota keluarganya.
Penyakit diare dapat bersumber pada penyakit menular yang disebarkan
oleh air (water borne disease.) Penyakit ini hanya dapat menyebar apabila
mikroba penyebabnya dapat masuk dalam air yang digunakan oleh masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat
menyebar lewat air banyak macamnya. Mulai dari virus, bakteri, protozopa dan
metazoa.
Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia
terutama di negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya
angka kesakitan dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus
terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian
besar anak-anak dibawah umur 5 tahun. Di Indonesia, diare masih merupakan
salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Hal ini disebabkan masih
tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi
dan balita, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) (Harianto, 2004).
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia dan menurut
Survei Kesehatan Rumah Tangga 1986 ternyata diare termasuk dalam 8 penyakit
utama di Indonesia (Budiarso, 1986). Angka kesakitan diare mencapai 200 sampai
400 kejadian tiap 1000 penduduk setiap tahun. Sebagian besar (70%-80%)
penderita adalah anak balita dan 1%-2% dari penderita akan jatuh ke dalam
dehidrasi dan bila tidak ditolong akan meninggal. Tercatat 300.000 - 500.000 anak
balita yang meninggal akibat diare (Gertruida, 1990; Winardi, 1981).
Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi
buang air besar lebih dari tiga kali sehari disertai adanya perubahan bentuk dan
konsistensi tinja penderita (Sutanto, 1984; Winardi, 1981). Dikenal diare akut
3
yang timbul dengan tiba-tiba dan berlangsung beberapa hari dan diare kronis yang
berlangsung lebih dari tiga minggu bervariasi dari hari ke hari yang disebabkan
oleh makanan tercemar atau penyebab lainnya (Winardi, 1981).
Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi lebih
lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Data terakhir
dari Departemen Kesehatan RI menunjukkan bahwa diare menjadi penyakit
pembunuh kedua bayi di bawah lima tahun (balita) di Indonesia setelah radang
paru atau pneumonia. Banyak faktor risiko yang diduga menyebabkan terjadinya
penyakit diare pada bayi dan balita di Indonesia. Salah satu faktor resiko yang
sering diteliti adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana air bersih, sanitasi,
jamban, saluran pembuangan air limbah, kualitas bakteriologis air, dan kondisi
rumah. Data terakhir menunjukkan bahwa kualitas air minum yang buruk
menyebabkan 300 kasus diare per 1000 penduduk (Harianto, 2004).
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit Diare?
2. Bagaimana epidemiologi penyakit Diare?
3. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan penyakit Diare?
4. Bagaimana gejala dan mekanisme terjadinya Penyakit Diare?
5. Apa saja yang termasuk dalam dampak penyakit Diare?
6. Apa yang harus dilakukan dalam mencegah dan mengobati penyakit
Diare?
1.3. Tujuan
Tugas yang berupa makalah ilmiah ini bertujuan untuk :
1. Memenuhi syarat tugas kelompok Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Gigi
Masyarakat 1 sebagai salah satu komponen penilaian pada semester 1 di
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Surabaya.
4
2. Melatih agar mahasiswa terbiasa dengan atmosfer untuk membuat
makalah yang bersifat ilmiah dan terbiasa bersikap kritis terhadap kondisi
lingkungan dan kesehatan di sekitarnya.
3. Mengetahui definisi Penyakit Diare, Epidemiologi Penyakit Diare dan cara
mengatasi penyakit tersebut.
4. Mengetahui faktor penyebab terjadinya penyakit Diare, gejala dan
mekanisme penyakit Diare, dampaknya juga solusi dari penyakit tersebut.
5. Selain itu, karya tulis ini juga bertujuan agar mahasiswa mengetahui hal –
hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit Diare di
masyarakat.
1.4. Manfaat
Tugas berupa makalah ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat,
yaitu :
1. Sebagai sumber informasi bagi para generasi penerus bangsa agar tetap
mengetahui penyebaran penyakit Diare, faktor penyebab serta cara untuk
mengatasinya.
2. Sebagai bahan pembelajaran dan pembahasan tentang seluk – beluk
mekanisme terjadinya penyakit Diare sebagai salah satu masalah kesehatan
yang terjadi di masyarakat melalui makalah ilmiah bagi mahasiswa di
masa yang akan datang.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Penyakit Diare
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi dengan frekwensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dalam bentuk tinja yang
encer atau cair.
Kotoran mengandung apa yang tersisa setelah sistem pencernaan
menyerap nutrisi dan cairan dari apa yang dimakan dan diminum. Jika tubuh tidak
menyerap cairan, atau jika sistem pencernaan memproduksi cairan tambahan, tinja
akan lembek dan berair. Feses mengandung lebih banyak air, garam, dan mineral
dan berat lebih dari kotoran padat.
Diare yang berlangsung dalam waktu singkat disebut diare akut. Diare
akut adalah masalah umum dan biasanya berlangsung hanya 1 atau 2 hari, tetapi
dapat bertahan lebih lama. Diare yang berlangsung selama minimal 4 minggu
disebut diare kronis. Gejala diare kronis mungkin terus-menerus atau bisa datang
dan pergi.
BAB III
6
PEMBAHASAN
3.1. Epidemiologi Penyakit Diare
Pada tahun 2000, penyakit diare mengklaim sebuah 1,4-2,5 juta taksiran,
penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kematian pada anak - anak di
negara berkembang. Kedua insiden dan risiko kematian dari penyakit diare yang
terbesar di antara anak-anak muda dari usia 1 tahun, dan setelah itu terjadi tingkat
penurunan bertahap. Konsekuensi langsung lainnya dari diare pada anak-anak
termasuk gizi buruk, pertumbuhan berkurang, dan perkembangan kognitif
terganggu pada negara terbatas sumber daya. Di negara - negara industri, relatif
sedikit pasien meninggal akibat diare, tapi tetap menjadi penyebab penting
morbiditas dan menimbulkan substansial biaya perawatan kesehatan
Tabel 1. Epidemiologi dari penyakit diare akut: Negara Maju Vs Negara
Berkembang
Tiap Tahun Perkiraan kejadian diare akutRawat
InapKematian
Amerika Serikat
375 ribu — 1.4 juta kejadian
per orang per tahun900.000 6.000
> 1.5 juta anak rawat jalan200.000
anak300 anak
Seluruh Dunia 1.5 milyar kejadian
1.5 – 2 juta
anak < 5
tahun
Di Negara Berkembang, anak
usia <3 tahun punya 3 kejadian
per tahun
Selama tiga dekade terakhir, faktor - faktor seperti distribusi luas dan
penggunaan solusi rehidrasi oral (oralit), tingkat peningkatan menyusui, gizi
membaik, sanitasi yang lebih baik dan kebersihan, dan cakupan imunisasi campak
peningkatan telah memberikan kontribusi untuk penurunan konsisten dalam
mortalitas tingkat di negara berkembang (Tabel 2).
7
Tabel 2. Perkiraan Kematian Dari Penyakit Diare pada Anak di Negara
Berkembang
Publikasi/Jurnal
Tahun
Esti-
masi
Tahun
Publika
si
Kematia
n Per
Tahun (×
1 Juta)
Kosek M, Bern C, Guerrant RL. The global
burden of diarrhoeal disease, as estimated from
studies published between 1992 and 2000. Bull
World Health Organ 2003;81:197–204.
2000 2003 2.1 – 4.7
Parashar U, Hummelman E, Bresee J, et al.
Global illness and deaths caused by rotavirus
disease in children. Emerg Infect Dis
2003;9:565–72.
2000 2003 1.7 – 3.0
World Health Organization. Global burden of
disease estimates 2001. Geneva: WHO, 2002.
Murray C, Lopez A, Mathers C, et al. The
Global Burden of Disease 2000 project: aims,
methods, and data sources. Geneva: World
Health Organization, 2001.
2001 2002 1.4
World Health Organization. World health
report 2003: shaping the future. Geneva: World
Health Organization, 2003.
2002 2003 1.6
Morbiditas akibat diare tetap relatif konstan selama dua dekade terakhir,
dengan masing-masing anak di bawah usia 5 tahun mengalami rata-rata tiga
episode tahunan. ORS dan perbaikan gizi mungkin memiliki dampak yang lebih
besar pada tingkat kematian dari kejadian diare (Gambar 1). Intervensi seperti
menyusui dan sanitasi yang baik diharapkan untuk mempengaruhi mortalitas dan
morbiditas secara bersamaan.
8
Gambar. 1 Invers hubungan antara tingkat cakupan larutan rehidrasi
penggunaan oral (ORS) dan tingkat kematian akibat diare di berbagai
negara.
3.2. Faktor – Faktor yang Dapat Menyebabkan Penyakit Diare
Mungkin akan sulit untuk mengetahui apa yang menyebabkan penyakit
diare. Diare dapat disebabkan oleh infeksi pada perut atau usus. Hal ini dapat juga
disebabkan oleh ketidakmampuan mencerna susu produk ( intoleransi pada
laktosa ), masalah dengan pankreas atau stres emosional. Bakteri, parasit, jamur
atau virus juga dapat menyebabkan infeksi. Diare akut biasanya disebabkan oleh
infeksi, bakteri, virus atau parasit. Sedangkan, diare kronis biasanya berhubungan
dengan gangguan fungsional seperti sindrom iritasi usus besar atau penyakit usus
seperti penyakit Crohn.
Penyebab paling umum dari diare adalah sebagai berikut :
• Infeksi bakteri. Beberapa jenis bakteri yang dikonsumsi melalui makanan
terkontaminasi atau air dapat menyebabkan diare. Penyebab umum meliputi
Campylobacter, Salmonella, Shigella, dan Escherichia coli (E.coli).
• Infeksi virus. Banyak virus menyebabkan diare, termasuk rotavirus, norovirus,
cytomegalovirus, virus herpes simpleks, dan virus hepatitis. Infeksi rotavirus
adalah dengan penyebab paling umum dari diare akut pada anak-anak. Diare
rotavirus biasanya sembuh dalam 3 sampai 7 hari tetapi dapat menyebabkan
masalah mencerna laktosa untuk sampai satu bulan atau lebih.
• Parasit. Parasit cryptosporidium atau microsporidium biasanya menyebabkan
diare pada banyak orang dengan HIV. Penggunaan kombinasi terapi antiretroviral
9
sangat membantu mengurangi tingkat masalah ini. Parasit dapat memasuki tubuh
melalui makanan atau air dan menetap dalam sistem pencernaan. Parasit yang
menyebabkan diare termasuk Giardia lamblia, Entamoeba histolytica, dan
Cryptosporidium.
• Gangguan Usus Fungsional. Diare dapat menjadi gejala dari sindrom iritasi
usus besar.
• Penyakit Usus. Radang usus, kolitis ulserativa, penyakit Crohn, dan penyakit
celiac sering menyebabkan diare.
• Intoleransi dan Kepekaan Terhadap Makanan. Beberapa orang mengalami
kesulitan mencerna bahan tertentu, seperti laktosa, gula yang ditemukan dalam
produk susu dan susu. Beberapa orang mungkin memiliki diare jika mereka
makan jenis tertentu pengganti gula dalam jumlah berlebihan.
• Reaksi terhadap obat - obatan. Obat kanker, dan antasida yang mengandung
magnesium semua bisa menyebabkan diare. Minum antibiotik dapat membunuh
bakteri “baik” dalam usus dan juga dapat menyebabkan diare.
• Obat antiretroviral. Ini dapat menyebabkan diare. Hal ini sering berlaku
dengan nelfinavir (Viracept), ritonavir (ritonavir), Kaletra (Lopinavir plus
ritonavir), ddI (Videx), foskarnet (Foscavir), tipranavir (Aptivus) dan interferon
alfa (Roferon atau Intron).
Beberapa orang terkena diare setelah operasi perut, yang dapat
menyebabkan makanan bergerak melalui sistem pencernaan lebih cepat.
Orang yang mengunjungi negara - negara asing tertentu beresiko untuk
diare, yang disebabkan oleh makan makanan atau air minum yang tercemar
dengan bakteri, virus, atau parasit. Diare bisa menjadi masalah bagi orang-
orang bepergian ke negara-negara berkembang di Afrika, Asia, Amerika Latin,
dan Karibia. Pengunjung ke Kanada, sebagian besar negara Eropa, Jepang,
Australia, dan New Zealand tidak menghadapi risiko tinggi untuk diare.
10
3.3. Mekanisme Tercemarnya Lingkungan
3.3.1. Pencemaran Air Minum
Resiko kesehatan berhubungan dengan pencemaran air secara umum dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu bahaya langsung dang bahaya tidak langsung.
Bahaya langsung dapat terjadi akibat mengkonsumsi air yang kurang higienis baik
diminum secara langsung atau melalui makanan. Sedangkan bahaya tidak
langsung dapat terjadi akibat mengkonsumsi hasil perikanan dimana produk-
produk tersebut dapat mengakumulasi zat-zat berbahaya.
Pencemaran air oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya, atau zat
kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya ataupun saat pengaliran air olahan
dari pusat pengolahan ke konsumen. Negara berkembang seperti Indonesia sering
melakukan berbagai kegiatan seperti mencuci pakaian, membuang tinja di sungai,
kolam (situ), danau dan kanal. Sehingga, air menjadi tercemar oleh virus, patogen,
serta parasit lainnya.
Di samping hal tersebut di atas, resiko kesehatan juga dapat diakibatkan
oleh polusi senyawa kimia dengan gejala yang tidak spesifik dan sulit di deteksi.
Misalnya, senyawa trihalomethan (THMs) atau senyawa khlorophenol yang dapat
terjadi akibat hasil samping proses khlorinasi pada proses pengolahan air minum.
3.3.2. Penyakit yang Berhubungan dengan Air
Pencemaran air minum oleh air limbah dan/atau kotoran manusia (tinja),
yang mengandung organisme, virus, bakteria patogen dan sebagainya dapat
menyebar keseluruh sistem jaringan air minum tersebut dengan cepat.
Beberapa ciri khusus penyebab penyakit – penyakit tersebut yaitu proses
penularan yang pada umumnya melalui mulut ; terjadi di daerah yang pelayanan
airnya tercemar. Orang yang terkena penyakit ini tidak pandang bulu ( suku,
umur, atau jenis kelamin). Menurut penelitian bakteri patogen yang ada dalam air
adalah bakteri coli yang disebabkan oleh pencemaran tinja. Beberapa penyakit
yang berhubungan dengan air :
a. Disentri (Dysentry)
Penyebabnya adalah bakteri jenis dysenteri baccilus, waktu inkubasinya 1-
7 hari, biasanya 4 hari atau kurang. Gejala penyakit : timbul bisul pada
11
selaput lendir, mencret, demam, rasa mual, muntah serta berak berdarah.
Penularannya dapat terjadi melalui makanan, minuman ataupun kontak
dengan orang.
b. Thypus dan Paratyphus
Penyebabnya adalah jenis baccilus typhus dan paratypus. Waktu
inkubasinya antara 1 hingga 3 minggu. Gejala : badan lemas, pusing,
hilang nafsu makan serta demam. Pada penderita serius, timbul gejala
pendarahan pada usus. Paratyphus juga memiliki gejala yang sama, hanya
lebih lunak. Penularan terjadi melalui penderita itu sendiri atau carriernya,
dapat pula terjadi karena infeksi bakteria yang ada di dalam tinja
penderita melalui air minum, makanan ataupun kontak langsung.
c. Kholera
Penyebabnya bakteri patogen jenis vibrio cholerae, waktu inkubasinya
antara beberapa jam sampai lima hari. Gejalanya yaitu diare dengan warna
putih keruh dan muntah – muntah. Kadang-kadang juga terjadi dehidrasi,
pada kasus yang serius dapat menyebabkan koma. Sumber pencemaran
yaitu dari makanan ataupun minuman yang telah terkontaminasi oleh
kotoran atau muntahan dari penderita atau inang pembawa bakteri
kholera.
d. Hepatitis A
Penyebabnya yaitu virus hepatitis A yang masa inkubasinya 15 sampai 30
hari. Gejala primernya yakni mual, pusing disertai demam dan rasa lemas.
Gejala spesifiknya yaitu terjadi pembengkakan liver dan timbul gejala
sakit kuning.
e. Poliomelistis Anterior Akut
Penyebabnya yaitu virus polio, inkubasi sekitar 3 sampai 21 hari.
Biasanya, antara 7 sampai 12 hari. Gejalanya yaiu demam, meriang,
tenggorokan sakit, pusing-pusing dan kejang mulut (bibir atas dan bawah
tidak dapat digerakkan).
3.3.3. Penyakit Yang Berkaitan Dengan Kebersihan
Diare atau yang lebih sering disebut mencret adalah penyakit yang erat
kaitannya dengan kebersihan. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang
12
mudah di jumpai di negara berkembang seperti Indonesia. Umumnya, yang paling
banyak terserang penyakit ini adalah anak-anak dan balita. Bila keadaannya
memburuk, dapat menyebabkan dehidrasi hingga kematian.
Bakteri patogen yang menyebabkan penyakit ini berasal dari tinja.
Kemudian masuk ke mulut melalui makanan atau minuman atau kontak dengan
penderita.
Organisme penyebab infeksi enterik tersebut diakibatkan oleh kondisi
lingkungan rumah yang kotor dan tidak sehat. Dapat pula terjadi melalui makanan
dan minuman yang di jual oleh pedagang yang kurang higienis.
Salah satu faktor penting untuk menanggulangi hal tersebut yakni
meningkatkan kebersihan lingkungan, meningkatkan pelayanan air bersih,
meningkatkan sistem pembuangan limbah atau pengolahan kotoran manusia yang
memenuhi standar serta memberikan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan
kepada masyarakat.
3.3.4. Mikroorganisme Patogen atau Parasit dalam Air
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh agen infeksi dalam air yaitu :
1. Bakteria gram-negative fakultative anaerobik misalnya Aeromonas,
Plesiomonas, Vibrio, Enterobacter, Escherichia, Klebshiella, Shigella.
2. Bakteria gram-negative aerobik misalnya Pseudomonas, Alcaligenes,
Flavobacterium, dan Acinobacter.
3. Bakteria gram-positive pembentuk spora misalnya Bacillus spp.
4. Bakteria gram-positive non spora misalnya Arthrobacter,
Corynebacterium, Rhodococcus
Salmonella
Salmonella adalah enterobacteriaceae yang terdistribusi secara luas di
dalam lingkungan, dan meliputi lebih dari 2000 stereotipe. Salmonella merupakan
bakteria pathogen yang paling utama yang terdapat di dalam air limbah, yang
dapat menyebabkan demam tipus dan paratipus dan gastroenteristis ( radang
lambung / perut).
Konsentrasi salmonella di dalam air limbah berkisar dari beberapa sel
sampai mencampai 8000 organismeper 100 ml air limbah ( Feachem et.al., 1983 ).
13
Diperkirakan bahwa hampir 0,1 % dari penduduk mengeluarkan salmonela di
dalam tinja. Di Amerika Serikat, salmonellosis terutama disebabkan karena
kontaminasi makanan, tetapi transmisi lewat air minum masih menjadi perhatian
yang utama ( Sobsey and Olson, 1983, di dalamBitton 1994 ).
Salmonella thypi tersebut menghasilkan endotoxin yang dapat
menyebabkan demam, mual dan diare dan dapat berakibat fatal apabila tidak
diobati dengan antibiotik ( Sterrit and Lester, 1998 di dalamBitton 1994 ). Species
salmonella yang sering terdapat pada makanan yang terkontaminasi antara lain
yakni salmonella paratypi dan salmonella typhimurium. Species tersebut dapat
tumbuh dengan cepat di dalam makanan yang terkontaminasi tersebut. Species
salmonella seperti S. Typhimurium dan S. enteriditid dapat menyebabkan
gastroenteristis ( radanglambung ) dengan gejala diare dan kejang perut.
Shigella
Shigella secara sepintas adalah agen disentri bacillus suatu penyakit diare
yang menyebabkan berak darah sebagai akibat peradangan dan pendarahan
selaput / dinding usus. Shigella pathogen dapat berpindah dengan cara kontak
langsung dengan penderita yang telah terinfeksi, yang mana orang yang terkena
infeksi mengeluarkan shigella di dalam tinjanya dengan konsentrasi lebih kecil
dari 109shigella per gram tinja. Dosis infeksi dari shigella relatif kecil yakni
sekitar 10 organisme.
Meskipun perpindahan / penularan shigella melalui kontak orang ke orang
adalah modal penularan yang utama, tetapi penularan melalui makanan / melalui
air juga perlu diperhatikan. Sebagai contoh, telah diketahui bahwa penggunaan air
tanah mempunyai andil terhadap shigellosis yang terjadi di Florida, yang telah
menginfeksi sekitar 1200 orang. Meskipun demikian shigella kurang tahan di
lingkungan dibandingkan dengan fecal coliforms. Shigella sangat sulit dikultivasi
( dibiakkan ), oleh karena itu belum ada data secara kuantitatif tentang
kehadirannya dan efisiensi penghilangan pada instalasi penjernihan air maupun
instalasi pengolahan air limbah.
Vibrio Cholerae
14
Vibrio cholerae adalah bakteri gram-negatif yang berbentuk batang
melengkung ( curved rod ), bakteri ini berjangkit / berpindah melalui air. Vibrio
cholera mengeluarkan / melepaskan suatu enterotoxin yang menyebabkan diare
ringan sampai diare hebat, muntah, dan menyebabkan kehilangan cairan dengan
cepat, serta dapat menyebabkan kematian dalam waktu relatif singkat ( Sterritt
and Lester, 1988 ).
Organisme pathogen tersebut terdapat di dalam air limbah dengan
konsentrasi berkisar antara 10 – 104 organisme per 100 ml air limbah pada saat
terjadi endemik ( Kott and Betzer,1972 ).
E. Coli
Ada beberapa kategori E.Coli yang bersifat beracun, dan dapat
menyebabkan diare. E. Coli enterotoxigenic dapat menyebabkan radang lambung
( gastroenteristis ) dan diare yang hebat disertai dengan kram perut dan muntah –
muntah ( Harris, 1986 ). Kira – kira 2% - 8 % dari E. Coli yang terdapat di dalam
air bersifat enteropathogenic yang dapat menyebabkan diare. Air dan makanan
merupakan faktor penularan / penyebarandari E. Coli tersebut. Dosis infeksidari
E. Coli di sini relatif tinggi yakni berkisar antara 106 – 109 organisme. Beberapa
jenis E. Coli yang bersifat diarrheagenic telah dideteksi di dalam air yang telah
diproses ( treated water ), dan hal ini menunjukkan resiko kesehatan terhadap
konsumen.
Campylobacter
Patogen ini dapat menyebabkan gastroenteritis akut ( demam, pusing,
sakitperut, diare, mual ) dan berlatih ke tubuh manusia melalui makanan yang
terkontaminasi, terutama daging unggas dan air yang terkontaminasi. Air ledeng
seperti juga aliran air dari gunung dapat merupakan sumber infeksi.
Campylobacter terdeteksi pada air permukaan, air minum dan air buangan,
namum belum pernah terdeteksi pada air lumpur.
Bacteroides Fragilis
Strain produksi enterotoxin dari bakteri anaerobic ini merupakan penyebab
diare pada manusia. Pathogen ini ditemukan pada air buangan pada tingkat
15
berkisar dari 6,2 x 104 sampai 1,1 x 105 CFU / ml, 9,3 % adalah enterotoxigenic.
Gambar 2. Jalur Penyebaran Penyakit Diare ke ManusiaSumber : International Journal of Environmental Health Research Volume 13, Issue 1 Supplement 1 January 2003 , pages S89 - S94
3.4. Gejala dan Mekanisme Penyakit Diare
3.4.1. Mekanisme
Biasanya makanan yang kita makan tetap dalam bentuk cair selama
sebagian besar dari proses pencernaan sampai dengan dan termasuk usus kecil.
Pada saat di mana makanan yang masuk ke dalam dan melalui usus, sebagian
besar cairan yang diserap dan yang tersisa adalah kotoran yang setengah padat.
Peradangan dapat mengganggu proses normal dari sistem pencernaan yang
menyebabkan makanan dan cairan lulus terlalu cepat dan tidak diserap dalam
jumlah melewati usus besar. Akibatnya, cairan tidak cukup diserap dan hasilnya
adalah buang air besar encer
Makanan atau air yang terkontaminasi bakteri patogen dapat masuk ke dalam
saluran usus Anda. Bakteri penyebab umum dari diare termasuk Campylobacter,
salmonella, shigella dan Escherichia coli. Didalam usus adalah rumah bagi
miliaran bakteri menguntungkan yang melakukan fungsi penting dalam
16
pencernaan makanan. Bakteri yang menguntungkan melakukan tugas untuk
bersaing dan membantu menjaga dengan bakteri patogen. Bakteri seperti E. coli
adalah bakteri yang menguntungkan (juga dikenal sebagai probiotik) namun
apabila mereka melewati batas berkembang biak atau jumlah normal E.coli yang
berperan menguntungkan maka mereka akan melukai dinding usus mengiritasi
sistem pencernaan.
Gambar 3. Diare dan Malabsorbsi
3.4.2. Gejala dari Penyakit Diare
Gejala yang mungkin terjadi ketika terkena diare adalah selain sering
buang air besar dan kotoran yang keluar lunak/encer, yaitu
● kram atau nyeri di perut - daerah antara dada dan pinggul
● Mual dan muntah
● kehilangan kontrol buang air besar. Mungkin merasa sakit perut atau mengalami
dehidrasi. Jika virus atau bakteri adalah penyebab diare, maka mungkin akan
mengalami demam,menggigil dan tinja menjadi berdarah.
Diare dapat berupa akut (jangka pendek) atau kronis (jangka panjang).
Bentuk akut, berlangsung kurang dari 4 minggu, biasanya berhubungan dengan
infeksi, bakteri virus, atau parasit. Diare kronis berlangsung lebih dari 4 minggu
dan biasanya berhubungan dengan gangguan fungsional seperti sindrom iritasi
17
usus besar atau penyakit radang usus seperti penyakit celiac.
3.5. Dampak Penyakit Diare
1. Stres, depresi, dan kecemasan adalah penyebab potensial lain dari diare
melalui efek mereka pada gerakan peristaltik (gerakan ritmis yang
dihasilkan dari kontraksi dan relaksasi serat otot di dinding usus Anda
yang mendorong pergerakan makanan melalui usus). Mereka mungkin
menjadi penyebab tunggal yang parah, diare tak henti -hentinya tetapi
jika sesekali pergi - putaran adalah masalah Anda, ini adalah sebuah
kemungkinan.
2. Diare lebih buruk pada anak dengan gizi buruk. Diare dapat
menyebabkan malnutrisi dan dapat membuat lebih buruk karena nutrisi
yang hilang dari tubuh pada diare. Seorang anak dengan diare mungkin
tidak lapar, dan ibu mungkin tidak makan anak-anak sementara mereka
mengalami diare, atau bahkan untuk beberapa hari setelah diare lebih
baik.
3. Diare menyebabkan dehidrasi. Tubuh biasanya mengambil dalam air
dan garam yang dibutuhkan (masukan) melalui minuman dan makanan.
Biasanya kehilangan air dan garam (output) melalui tinja, urin dan
keringat. Bila usus sehat, air dan garam lulus dari usus ke dalam darah.
Ketika ada diare, usus tidak bekerja normal. Sedikit air dan garam
masuk ke dalam darah, dan lebih lulus dari darah ke usus. Jadi, lebih
dari normal jumlah air dan garam dilewatkan pada tinja. Ini lebih besar
dari kerugian normal air dan garam dari tubuh hasil dalam dehidrasi.
Hal ini terjadi ketika output dari air dangaram lebih besar daripada
input. Kotoran diare lebih anak berlalu, air garam lebih banyak dan dia /
dia kehilangan. dehidrasi dapatjuga bisa disebabkan oleh banyak
muntah, yang sering menyertai diare. Dehidrasi terjadi lebih cepat pada
bayi dan anak muda, di tempat yang panas iklim, dan bila ada demam.
4. Diare merupakan penyebab kandungan seng dalam tubuh hilang
Seng merupakan mikronutrien penting untuk keseluruhan kesehatan
anak dan pengembangan. Seng hilang dalam jumlah besar selama
18
diare. Mengganti seng yang hilang adalah penting untuk membantu
anak memulihkan dan menjaga anak yang sehat dalam beberapa bulan
mendatang.
5. Dehidrasi
Menjadi dehidrasi berarti tubuh Anda tidak memiliki cairan yang cukup
untuk bekerja dengan baik. Setiap kali Anda memiliki gerakan usus,
Anda kehilangan cairan. Diare menyebabkan Anda kehilangan cairan
bahkan lebih. Anda juga kehilangan garam dan mineral seperti natrium,
klorida, dan potasium. Garam-garam dan mineral mempengaruhi
jumlah air yang tetap dalam tubuh Anda. Dehidrasi bisa serius, terutama
bagi anak-anak, orang dewasa yang lebih tua, dan orang dengan sistem
kekebalan yang lemah.
Tanda-tanda dehidrasi pada orang dewasa :
●berasa haus
●buang air kecil lebih sering dari biasanya
●memiliki urin berwarna gelap
●memiliki kulit kering
●merasa lelah
●merasa pusing atau pingsan
Tanda-tanda dehidrasi pada bayi dan anak muda :
●memiliki mulut kering dan lidah
●menangis tanpa air mata
●tidak memiliki popok basah selama 3 jam atau lebih
●memiliki mata cekung, pipi, atau titik lemah di tengkorak
●memiliki demam tinggi
●menjadi lebih rewel atau mengantuk dari biasanya. Juga, ketika orang
mengalami dehidrasi, kulit mereka tidak meratakan kembali normal segera
setelah lembut terjepit dan dilepaskan.
19
3.6. Solusi Penyakit Diare
3.6.1 Solusi Pencegahan Diare
Diare dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Adapun cara pencegehan diare dapat dilakukan dengan cara:
1. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting yaitu:
1) sebelum makan, 2) setelah buang air besar, 3) sebelum memegang bayi,
4) setelah menceboki anak dan 5) sebelum menyiapkan makanan;
2. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan
cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi;
3. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga
(lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain);
4. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya
menggunakan jamban dengan tangki septik.
3.6.2 Solusi Pengobatan Diare
Diare merupakan suatu gejala dan pengobatannya tergantung pada
penyebabnya. Kebanyakan penderita diare hanya perlu menghilangkan
penyebabnya. Untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti
difenoksilat, codein, paregorik (opium tinctur) atau loperamide. Kadang-kadang,
bulking agents yang digunakan pada konstipasi menahun (psillium atau
metilselulosa) bisa membantu meringankan diare Untuk membantu mengeraskan
tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.
Makanan yang dilarang untuk penderita diare :
- Susu
- Keju
- Makanan yang mengandung minyak (berlebih)
- Makanan berlemak (misal : mentega, minyak, margarin, kacang dan lain-
lain )
- Makanan pedas
- Makanan tinggi serat “tidak larut” (misal buah-buahan mentah atau
sayuran, roti gandum dan lain lain). Dan jika diare tetap belum berhenti,
maka segera periksakan ke dokter.
20
3.6.3. Penanganan Diare
Dari banyaknya kasus diare, treatment yang paling penting ialah
mengganti cairan tubuh yang hilang dan elektrolit untuk mrncegah terjadinya
dehidrasi. Untuk masalah obat-obatan, seperti loperamide (Imodium) and bismuth
subsalicylate (Pepto-Bismol and Kaopectate) dapat membantu berhentinza diare
tersebut,akan tetapi obat-obatan ini tidak diperuntukkan untuk diare yang
disebabkan oleh bakteri atau parasit,biasanya pada diare ini terjadi pendarahan.
Jika obat - obatan tersebut diberikan pada penderita diare ini maka diare tidak
akan berhenti dan akan semakin bertambah lama masa penyembuhanya. Oleh
karena itu dokter lebih menyarankan untuk meminum antibiotik.
Untuk masalah makanan yang dikonsumsi sebaiknya menghindari
makanan yang mengandung kafein, tinggi serat, dan manis karena makanan-
makanan ini dapat memperparah diare. Sedangkan untuk orang yang memiliki
masalah mencerna laktosa pada saat diare dapat mengkonsumsi yoghurt,karena
yoghurt memiliki laktosa yang lebih sedikit kadar laktosanya dibandingkan
dengan susu .
Apabila gejala diare semakin bertambah maka perlu mengkonsumsi
makanan-makanan lembut dan lunak seperti , pisang, bubur, kentang rebus,dll.
Untuk anak-anak,direkomendasikan diet hambar. Setelah diare berhenti,
kemungkinan akan mendorong anak untuk kembali ke diet normal dan sehat jika
dapat ditoleransi. Bayi dengan diare harus diberikan ASI atau susu formula yang
penuh nutrisi seperti biasa,bersama dengan solusi rehidrasi oral. Beberapa anak
sembuh dari diare virus setelah mencerna laktosa sekitar sebulan atau lebih.
Ada beberapa checklist yang dapat dipelajari dalam penanganan diare :
1. Selalu mengingat bahwa dalam presentase besar pada diare adalah
multifaktoral.
2. Apabila ada patogen yang ditemukan, segera merujuk ke bagian yang tepat
dan mendapatkan pengobatan secara berkala.
3. Jika dicurigai, adanya pertumbuhan kandida yang berlebih, maka segera
diobati dengan obat anti jamur. jika perlu diberi dosis yang tinggi
suplemen acidophilus,seperti yang telah dijelaskan.
21
4. Jika tidak ada infeksi lain yang ditemukan dan ada riwayat
penggunaan antibiotik, tersangka C. difficile; memperlakukan seperti yang
dijelaskandi atas.
5. Menjalankan tes ELISA/ACT uji sensitivitas makanan dan bahan kimia
atau GG/lgE RAST tes untuk mengetahui alergi pada makanan.jika
ditemukan alergi, maka sebaiknya menjalankan diet pada makanan itu.
6. Memeriksa daftar obat yang kemungkinan efek sampingnya menyebabkan
diare atau konten laktosa.maka beralih ke obat lain.
7. Bernapaslah dalam - dalam, tenang, ingat bahwa stres dapat menyebabkan
diare.
8. Hapus semua produk susu untuk jangka waktu beberapa minggu untuk
melihat apakah yang membantu jika terjadi pemulihan.
9. Penurunan kandungan lemak dari diet untuk 25% atau lebih
rendah; mencoba untuk membuat sebagian besar lemak
yang konsumsi datang dari trigliserida rantai menengah (MCT)
10. Hindari yang mengandung kafein kopi, teh, coklat,
cola, dll, setidaknya beberapa minggu untuk melihat apakah yang
membantu.
11. Jika tidak ada di atas telah dieliminasi masalah, pertimbangkan terapi
empiris, berdasarkan pola gejala, untuk infeksi yang umum, misalnya,
MAC, Cryptosporidiosis, parasit, dll.
12. Terus mengisi cairan atau elektrolit yang telah hilang, untuk mencegah
terjadi dehidrasi, penurunan berat badan, dll. Pastikan bahwa
diet telah optimal level protein dan serat, sampai diare berhenti,
menghindari jumlah besar serat tidak larut. Ambil suplemen nutrisi yang
cukup untuk memastikan tingkat optimal nutrisi yang dibutuhkan untuk
perbaikan usus; mengambil yang optimal pada dosis L-glutamin.
22
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan jumlah
gerakan usus (pergi ke kamar mandi) yang mengandung peningkatan cairan. Diare
dapat disebabkan oleh bakteri, parasit, virus, saraf, stres, pencernaan yang tidak
sempurna, makanan membusuk dan kolitis. Intoleransi susu adalah salah satu
penyebab utama dari penyakit ini, terutama pada anak kecil.
Diare dan malnutrisi, sendiri atau bersama-sama, merupakan penyebab
utama morbiditas dan kematian di antara anak-anak di seluruh dunia tropis.
Diambil dengan berbagai penelitian lain, jelas menunjukkan bahwa diare adalah
baik sebab dan efek gizi buruk. Penyakit diare mengganggu berat badan serta
keuntungan tinggi, dengan efek terbesar yang terlihat dengan penyakit berulang,
yang mengurangi pertumbuhan catch-up kritis yang dinyatakan terjadi setelah
penyakit diare atau kekurangan gizi yang parah.
4.2. Saran
Obat - obatan, infeksi, stres dan makanan tertentu dapat menyebabkan
diare, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan dan dehidrasi. Hal ini
penting untuk makan dan minum bahkan ketika Anda sedang mengalami serangan
sering diare.
Saran untuk mencegah atau mengobati diare adalah sebagai berikut :
• Ganti cairan dan elektrolit dengan cairan seperti air, kaldu, minuman
berkarbonasi, jus buah diencerkan, saripati dan campuran minuman rasa. Hindari
jus prune karena untuk efek pencahar nya.
• Makan kecil, sering makan.
• Hindari minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, banyak merek
minuman berkarbonasi dan minuman cokelat.
• Jika intoleransi laktosa adalah masalah, hindari susu sampai diare reda.
• Pilih makanan rendah laktosa seperti keju dan yogurt berusia berbudaya.
• Cobalah melengkapi diet dengan yoghurt. Ini dapat membantu, terutama jika
23
mengambil antibiotik.
• Hindari beberapa makanan tinggi lemak umum: daging asap, sosis, bologna,
panas anjing, krim, es krim, susu, ikan atau ayam goreng, mayones, mentega,
margarin dan saus yang dibuat dengan mentega dan margarin.
• Cobalah beberapa makanan lemak atau bebas lemak mengurangi tersedia di
pasar saat ini. Tinggal jauh dari pengganti lemak seperti Olestra, yang dapat
membuat diare lebih buruk.
• Pilih pisang, mangga dan jeruk untuk menggantikan mineral yang Anda
mungkin telah hilang.
• Makan nasi putih, roti putih, pasta, sereal dimasak, melon, apel, kaleng atau
dimasak buah-buahan, gelatin dan buah-buahan tanpa kulit.
• Beberapa sayuran dimasak dapat ditoleransi, seperti dimasak dengan baik musim
panas atau musim dingin labu, ubi, wortel, kacang hijau, dan kentang. (Makan
kentang panggang atau direbus tanpa kulit.)
• Hindari makanan tinggi serat seperti sayuran mentah, jagung, buah-buahan yang
paling segar, kacang kering dan kacang polong, dan roti, sereal, dan pasta yang
terbuat dari biji-bijian. Jika diare berlangsung lebih dari beberapa hari,
konsultasikan dengan dokter. Sebuah obat anti-diare dapat diresepkan jika
diperlukan.
24
Daftar Pustaka
Aids Infonet. October 31, 2011. Diarrhea. Fact Sheet Number 554.
www.aidsinfonet.org. Taken from www.googlescholar.com, date Nov 4th 2011
Christina M. Surawicz, M.D., Facg & Blanca Ochoa, M.D. October 2002.
Diarrheal Diseases. Department Of Medicine , University Of Washington School
Of Medicine. Taken from www.googlescholar.com, date Nov 4th 2011.
Hiswanihi, D. 2003. Penyakit Diare Sebagai Salah Satu Masalah Kesehatan
Masyarakat Yang Berhubungan Dengan Sanitasi Lingkungan.
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3693/1/fkm-hiswani7.pdf. Diakses
tanggal 11 Desember 2011
Ishak,ASAB.2011.www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23245/5/
chapter%20i.pdf. Diakses tanggal 11 Desember 2011
Lauren S. Bailen, MD. 2007. Pathophysiology of Diarrhea. Tufts University
School Of Medicine, Division Of Gastroenterology, Newton-Wellesley Hospital.
Taken from www.googlescholar.com, date Nov 4th 2011.
National Digestive Diseases Information Clearinghouse. January 2011. Diarrhea.
U.S. Department Of Health And Human Services National Institutes Of Health.
www.digestive.niddk.nih.gov. Publication no. 11–2749. Taken from
www.googlescholar.com, date Nov 4th 2011
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK). 2003
Diarrhea. Departement of Health and Human Services. What I need to know
about Diarrhea. http://www.digestivesplus.com/diarrhea.html. NIH Publication
No. 11–5176; 2011. Taken from www.google.com, date Nov 4th 2011
25
Prof. M. Farthing, Et All ( Chairman; United Kingdom ). March 2008. Acute
Diarrhea. World Gastroenterology Organisation Practice Guideline. Taken from
www.googlescholar.com, date Nov 4th 2011
Sitinjak, LH. 2011. Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS).
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29777/5/chapter%20i.pdf. Diakses
tanggal 11 Desember 2011
The USAID Micronutrient Program. January 2005. Diarrhea Treatment
Guidelines : Including new recommendations for the use of ORS and zinc
supplementation for Clinic-Based Healthcare Workers. Taken from
www.googlescholar.com, date Nov 4th 2011.
Thompson et All. June 2003. Providing Clean Water, Keeping Water Clean : An
Integrated Approach. International Journal Of Environmental Health Research
13. WHO, South-East Asia Regional Office, New Delhi, India. Taken from
www.search.ebscohost.com, date Nov 4th 2011.
26
LAMPIRAN JURNAL
top related