kepedulian dan pengetahuan pelaku usaha...
Post on 24-Mar-2019
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
KEPEDULIAN DAN PENGETAHUAN PELAKU
USAHA MENGENAI GREEN ACCOUNTING
(Studi Kasus pada Usaha Tahu di Kota Salatiga)
Oleh:
THOMAS THOMY CHRISTYAWAN
NIM : 232010030
KERTAS KERJA
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian Dari
Persyaratan – Persyaratan Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014
ii
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jalan Diponegoro 52 -60
:(0298) 321212, 311881
Telex 322364 ukswsa ia
Salatiga 50711 - Indonesia
Fax. (0298) -3 21433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA
Yang bertanda tangan dibawah ini:
N a m a : THOMAS THOMY CHRISTYAWAN
N I M : 232010030
Program Studi : AKUNTANSI
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja:
Judul : KEPEDULIAN DAN PENGETAHUAN PELAKU
USAHA MENGENAI GREEN ACCOUNTING(Studi
Kasus pada Usaha Tahu Di Kota Salatiga)
Pembimbing : LIKE SOEGIONO, SE., M.Si
Tanggal di uji :
adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan
orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat
atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan
pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau
meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi
sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, 4 Januari 2014
Yang memberi pernyataan
THOMAS THOMY CHRISTYAWAN
iii
KEPEDULIAN DAN PENGETAHUAN PELAKU
USAHA MENGENAI GREEN ACCOUNTING
(Studi Kasus pada Usaha Tahu di Kota Salatiga)
Oleh:
THOMAS THOMY CHRISTYAWAN
NIM : 232010030
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
Disetujui oleh :
LIKE SOEGIONO, SE., M.Si
Pembimbing
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014
iv
ABSTRACT
Tofu industry business activities produce products and wastes, one of it is liquid
waste. Some the business owners have minimum level of environmental awareness
for managing waste, causing dispose carelessly. This research examines the
awareness and knowledge of green accounting in small and medium tofu
businesses in Salatiga in 2013. This research conducted in Salatiga with the
object of tofu business owners who incorporated PRIMKOPTI HANDAYANI
Salatiga in 2012. The data collection method is undertaken by interview and
distributing questionnaires for tofu business owners.
From this study can be viewed that the results of the questionnaire showed
that the businesses people concerned with environmental costs. They agreed if
there is an obligation for paying environmental cost.
Keywords :green accounting, environment cost
v
SARIPATI
Kegiatan usaha yang dilakukan industri tahu akan menghasilkan produk
dan limbah, salah satunya limbah cair. Minimnya tingkat kepedulian lingkungan
yang dimiliki pelaku bisnis untuk mengelola limbah secara baik menyebabkan
mereka membuang limbah sembarangan. Penelitian ini mengkaji tentang
kepedulian dan pengetahuan green accounting dalam usaha kecil menengah tahu
di kota Salatiga pada tahun 2013. Penelitian ini dilakukan di kota Salatiga dengan
objek penelitian pada pelaku bisnis tahu yang tergabung dalam PRIMKOPTI
HANDAYANI Salatiga tahun 2012. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara dan penyebaran kuesioner pada pemilik usaha.
Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa hasil pengolahan data kuesioner
menunjukkan pelaku bisnis peduli dengan biaya lingkungan. Mereka setuju bila
diwajibkan untuk membayar biaya lingkungan karena bila lingkungan bersih
maka mereka merasa nyaman.
Kata kunci :green accoounting, biaya lingkungan
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur saya persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat, penyertaan dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan kertas kerja ini.
Kertas kerja inidapat terselesaikan atas bantuan dari pihak-pihak yang
telah memberikan dukungan dan dorongan bagi penulis. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Frederikus Tri Horo Bekti dan Christina Apri Windari selaku orang tua dan
seluruh keluarga penulis yang tak henti-hentinya memberikan bantuan dan
doa sehingga penulis bisa menyelesaikan kertas kerja ini.
2. Ibu Like Soegiono SE,M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan sabar
selalu memberi nasehat, arahan dan petunjuk kepada penulis.
3. Seluruh pengajar dan staff pegawai FEB UKSW yang telah memberikan ilmu
dan pengetahuan kepada penulis selama menempuh studi.
4. PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga beserta rekanan yang telah
memberikan informasi guna terselesaikannya kertas kerja ini.
5. Orangtua, kakak dan adikku. yang selalu memberikan segenap kasih sayang,
cinta, nasehat, motivasi dan doa
6. Sahabat penulis selama berkuliah, baik yang sudah lulus maupun yang masih
berjuang, Chiquita, Jenifer, Joko, Pipien, Rienda, serta teman-teman yang
tidak dapat saya sebut satu persatu. Terima kasih atas persahabatan, masukan
dan kebersamaan selama ini.
vii
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas
semua bantuannya.
Salatiga, 4Januari 2014
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
ABSTRACT ........................................................................................................... iv
SARIPATI .............................................................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
2. KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................... 4
2.1 Green Accounting ......................................................................................... 4
2.2 Biaya Lingkungan .................................................................................... 4
3. METODE PENELITIAN .............................................................................. 5
3.1 Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data.............................................. 5
3.2 Definisi Operasional Kepedulian dan Pengetahuan ...................................... 8
4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................................. 10
Deskriptif Responden ........................................................................................ 10
4.1 Preferensi Kepentingan ............................................................................... 11
4.2 Kepedulian Lingkungan Hidup .............................................................. 12
4.3 Kesadaran Biaya Lingkungan................................................................. 13
4.4 Pengetahuan Biaya ................................................................................. 15
4.5 Pengetahuan Biaya Lingkungan ............................................................. 16
4.6 Gaya Pengeluaran Idividu ...................................................................... 17
5. PENUTUP..................................................................................................... 18
5.1 KESIMPULAN dan SARAN ...................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Deskriptif responden ............................................................................... 10
Tabel 2. Preferensi kepentingan ............................................................................ 12
Tabel 3. Kepedulian lingkungan hidup ................................................................. 13
Tabel 4. Kesadaran biaya lingkungan ................................................................... 14
Tabel 5. Pengetahuan biaya................................................................................... 15
Tabel 6. Pengetahuan biaya lingkungan................................................................ 16
Tabel 7. Gaya pengeluaran individu ..................................................................... 17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian .......................................................................... 20
Lampiran 2 Responden Penelitian ........................................................................ 22
1
1. PENDAHULUAN
Aktivitas produksi suatu usaha secara umum akan menghasilkan produk
dan limbah. Limbah hasil produksi, semestinya ketika akan masuk dalam tahap
pembuangan, harus memperhatikan faktor keamanan yang tidak mencemari
lingkungannya (bebas dari unsur zat-zat berbahaya). Salah satu industri yang juga
menghasilkan limbah adalah industri tahu. Industri tahu dijadikan sebagai objek
penelitian karena industri tahu merupakan salah satu industri penyumbang emisi
yang signifikan. Jumlah industri tahu di Indonesia mencapai 84.000 unit usaha.
Dengan kapasitas produksi lebih dari 2,56 juta ton per tahun, industri tahu
ini memproduksi limbah cair sebanyak 20 juta meter kubik per tahun dan
menghasilkan emisi sekitar 1 juta ton CO2 ekivalen. Sebanyak 80 persen industri
tahu berada di Pulau Jawa. Dengan demikian emisi yang dikeluarkan pabrik tahu
di Jawa mencapai 0,8 juta ton CO2 ekivalen.( Deputi Analisis Kebutuhan Iptek
pada Deputi Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek Kementerian Ristek Eddy
Prihantoro). Skala usaha dalam industri tahu, sebagian besar adalah kecil dan
menengah, demikian juga di Kota Salatiga. Limbah industri tahu berupa limbah
padat dan cair. Limbah padat pada umumnya dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Industri tahu membutuhkan air untuk melakukan proses sortasi, perendaman,
pengupasan kulit, pencucian, penggilingan, perebusan, dan penyaringan.
Kemudian, air buangan dari proses tersebut yang dinamakan limbah cair. Limbah
yang dibuang langsung ke sungai tanpa pengelolaan lebih akan memberikan
dampak negatif seperti polusi air, bau tidak enak, sumber penyakit dan kematian
makhluk hidup dalam air. Memang tidak menyalahi aturan ketika pabrik-pabrik
2
itu membuang limbah cair ke sungai sepanjang tidak membahayakan lingkungan
atau setelah diolah dengan benar. Tapi pada praktiknya industri tahu membuang
limbah cair langsung ke sungai tanpa pengelolaan yang baik.
Jumlah industri tahu di Kota Salatiga berdasarkan data dari Primkopti
Handayani Kota Salatiga tahun 2013 sebanyak 63 tempat usaha. Seluruh industri
tahu yang tercatat merupakan usaha skala kecil dan menengah (UKM). Syarif
Hasan menyatakan dari puluhan juta UKM itu saat ini mewakili lebih dari 90
persen bisnis di Indonesia dan memberikan kontribusi sebesar 57 persen pada
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99
tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan
usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak
sehat”. Pengelolaan produksi masih menggunakan teknologi sederhana. Demikian
juga untuk pengelolaan manajemen usaha. Sehingga untuk pengelolaan limbah
juga belum menjadi bagian yang dikelola dengan baik oleh masing-masing
pengelola usaha tahu tersebut. Kesadaran dan kepedulian atas pengelolaan limbah
inilah yang menjadi salah satu dasar penerapan konsep green accounting.
Konsep green accounting sebenarnya sudah mulai berkembang sejak
tahun 1970-an di Eropa. Di Indonesia green accounting merupakan istilah yang
baru dalam kegiatan bisnis. Belum banyak pelaku bisnis yang mengetahui konsep
green accounting yang merupakan bagian dari akuntansi lingkungan. Akuntansi
lingkungan (Environmental Accounting atau EA) merupakan istilah yang
berkaitan dengan dimasukannya biaya lingkungan (environmental cost) ke dalam
3
praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Tujuan akuntansi
lingkungan adalah untuk meningkatkan jumlah informasi relevan yang dibuat bagi
mereka yang memerlukan atau dapat menggunakannya. Akuntansi lingkungan
merupakan istilah yang berkaitan dengan dimasukannya biaya lingkungan ke
dalam praktik akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan
adalah dampak yang timbul dari sisi keuangan maupun non-keuangan yang harus
ditanggung sebagai akibat dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan.
Berdasarkan kondisi tersebut penelitian ini mengangkat persoalan sebagai
berikut : 1) Apakah pelaku bisnis (UKM) di Kota Salatiga peduli dengan
lingkungan? dan 2) Apakah pelaku bisnis (UKM) juga memiliki pengetahuan
mengenai konsep greeen accounting dan konsep biaya lingkungan? Hasil dari
penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai kepeduliaan pelaku bisnis terhadap
lingkungan dan pengetahuan tentang green accounting. Manfaat penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat kepada pelaku bisnis di kota Salatiga tentang
pengetahuan green accounting dan konsep biaya lingkungan. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memperluas wawasan dan memberikan gambaran nyata bagi
kalangan akedemisi mengenai perkembangan green accounting dan biaya
lingkungan di Indonesia. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai sarana untuk
memahami konsep green accounting dan biaya lingkunghan di Indonesia terutama
di kota Salatiga, Jawa Tengah. Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah
wawasan tentang green accounting dan biaya lingkungan .
4
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Green Accounting
Istilah, green accounting (akuntansi hijau), adalah suatu paradigma baru
dalam bidang akuntansi yang mengajurkan bahwa fokus dari proses akuntansi
tidak hanya tertuju pada transaksi keuangan untuk menghasilkan laporan laba atau
rugi suatu entitas korporasi, melainkan juga pada transaksi –transaksi atau
peristiwa dalam lingkungan. Artinya fokus dari proses akuntansi hijau pada
transaksi atau peristiwa keuangan, sosial, dan lingkungan sehingga pelaporannya
berisi informasi keuangan, sosial, dan lingkungan (Lako, 2012).
Istilah lain yang terkait dengan green accounting adalah environmental
accounting sebagaimana yang ditegaskan oleh Yakhou dan Vernon dalam Susilo
(2008) yakni penyediaan informasi pengelolaan lingkungan untuk membantu
manajemen dalam memutuskan harga, mengendalikan overhead dan pelaporan
informasi lingkungan kepada publik.
Ikhsan dalam Paranoan (2010), akuntansi lingkungan didefinisikan sebagai
pencegahan, pengurangan, dan atau penghindaran dampak terhadap lingkungan,
bergerak dari beberapa kesempatan, dimulai dari beberapa perbaikan kembali
kejadian-kejadian yang menimbulkan bencana atas kegiatan-kegiatan tersebut.
2.2 Biaya Lingkungan
Biaya lingkungan pada dasarnya berhubungan dengan biaya produk,
proses, sistem atau fasilitas penting untuk pengambilan keputusan manajemen
5
yang lebih baik. Biaya lingkungan mencakup dari seluruh biaya-biaya paling
nyata (seperti limbah) mengukur ketidakpastian. Definisi biaya lingkungan
menurut Enviromental Protection Agency (EPA) antara lain : 1) biaya lingkungan
meliputi biaya-biaya dari langkah yang diambil, atau yang harus diambil untuk
mengatur dampak-dampak lingkungan terhadap aktifitas perusahaan dalam cara
pertanggungjawaban lingkungan, seperti halnya biaya lain yang dikemudikan
dengan tujuan-tujuan lingkungan dan keinginan perusahaan, 2) biaya lingkungan
meliputi biaya internal dan eksternal dan berhubungan dengan seluruh biaya-
biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan kerusakan lingkungan dan
pelindungan.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data
Di dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaku
usaha yang berada di kota Salatiga, Jawa Tengah. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer. Data primer berupa hasil kuesioner mengenai
kepedulian lingkungan dan pengetahuan mengenai konsep green accounting
pelaku usaha (UKM) tahu di wilayah kota Salatiga, yang diperoleh melalui
pembagian kuesionar langsung ke responden. Data diperoleh dengan memberikan
kuesioner secara langsung kepada responden dan pada saat itu juga responden
memberikan jawabannya.
Populasi dalam penelitian ini, adalah seluruh pelaku usaha (UKM) tahu
yang ada diseluruh kota Salatiga, Jawa Tengah. Proses pengambilan data melalui
6
pembagian kuesioner tertutup yang berisi berbagai pertanyaan tentang kesadaran
dan kepedulian lingkungan yang diisi langsung oleh responden. Data diambil
berdasarkan accidental sampling yang diambil dari setiap responden yang
bersedia mengisi kuesioner lalu responden mengisi secara langsung. Setelah
mendapatkan data langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengolah data.
Olah data dilakukan dengan cara memberikan kode (coding) dengan cara
mengubah opini/persepsi responden yang kualitataif menjadi kuantitatif .
Kuesioner ini terdiri dari enam indikator kepentingan yaitu preferensi kepentingan
lingkungan, kepedulian lingkungan hidup, kesadaran biaya lingkungan,
pengetahuan biaya, pengetahuan biaya lingkungan dan gaya pengeluaran individu.
Indikator pertama adalah untuk melihat preferensi kepentingan. Skala
pengukuran untuk preferensi kepentingan diberi angka 1 sampai 6 yang
menunjukkan tingkatan masing-masing indikator. Deskripsi skala adalah sebagai
berikut. Nilai “1” diberikan jika responden menjawab “sangat penting”, nilai “2”
diberikan jika responden menjawab “penting”, nilai “3” diberikan jika responden
menjawab “cukup penting”, nilai “4” diberikan jika responden menjawab “kurang
penting”, nilai “5” jika responden menjawab “tidak penting”, nilai “6” jika
responden manjawab “ sangat tidak penting“.
Untuk 5 indikator berikutnya terdiri dari kepedulian lingkungan hidup,
kesadaran biaya lingkungan, pengetahuan biaya, pengetahuan biaya lingkungan,
dan gaya pengeluaran individu. Skala pengukuran untuk lima indikator tersebut
diberi angka 1 sampai 7. Deskripsi skala adalah sebagai berikut. Nilai “1”
diberikan jika responden menjawab “sangat tidak setuju”, nilai “2” diberikan jika
7
responden menjawab “tidak setuju”, nilai “3” diberikan jika responden menjawab
“kurang setuju”, nilai “4” diberikan jika responden menjawab “netral”, nilai “5”
jika responden menjawab “cukup setuju”, nilai “6” jika responden manjawab
“setuju“, nilai “7” diberikan jika responden menjawab “sangat setuju”. Data
diambil berdasarkan accidental sampling yang diambil dari setiap responden yang
bersedia mengisi kuesioner lalu responden mengisi secara langsung.
Dalam penelitian ini langkah analisis yang dilakukan adalah sebagai
berikut.
1. Melakukan skoring terhadap data.
2. Identifikasi urutan preferensi kepentingan.
3. Identifikasi data pada sub pertanyaan kepedulian terhadap lingkungan,
kesadaran biaya lingkungan, pengetahuan biaya, pengetahuan biaya
lingkungan, dan gaya pengeluaran individu.
4. Menganalisis hasil dari setiap identifikasi yang telah dilakukan pada setiap sub
pertanyaan.
5. Mengambil kesimpulan dari setiap hasil analisis yang dilakukan per sub
pertanyaan.
Menurut Hasan, distribusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas-
kelas tertentu (2005: 41). Sedangkan menurut Suharyadi dan Purwanto, distribusi
frekuensi adalah pengelompokan data ke dalam beberapa kategori yang
menunjukkan banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data tidak dapat
dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori (2003: 25).
8
Distribusi Frekuensi adalah pengelompokkan data ke dalam beberapa
kategori yang menunjukkan banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data
tidak dapat dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori. Tujuan distribusi
frekuensi antara lain adalah 1) memudahkan dalam penyajian data, mudah
dipahami, dan dibaca sebagai bahan informasi, 2) memudahkan dalam
menganalisa, menghitung data dan membuat tabel atau grafik
3.2 Definisi Operasional Kepedulian dan Pengetahuan
Menurut Suparno (2004:84), sikap kepedulian lingkungan ditunjukkan
dengan adanya peghargaan terhadap alam. Hakikat penghargaan terhadap alam
adalah kesadaran bahwa manusia menjadi bagian alam, sehingga mencintai alam
juga mencintai kehidupan manusia. Mencintai lingkungan hidup dan alam
haruslah diarahkan agar ada sikap untuk mencintai kehidupan. Jika semua orang
mencintai lingkungan hidup dan alam, maka semua orang akan peduli untuk
memelihara kelangsungan hidup lingkungan, tidak pernah merusak dan
mengeksploitasi sehingga di kemudian hari tercipta lingkungan yang
menguntungkan semua manusia yang termasuk bagian dari lingkungan tersebut.
Nenggala (2007 :173 ) berpendapat bahwa indikator seseorang yang peduli
lingkungan adalah :
1. Selalu menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
2. Tidak mengambil, menebang atau mencabut tumbuh-tumbuhan yang terdapat
di sepanjang perjalanan.
9
3. Tidak mencoret-coret, menorehkan tulisan pada pohin, batu-batu, jalan atau
dinding.
4. Selalu membuang sampah pada tempatnya.
5. Tidak membakar sampah di sekitar perumahan.
6. Melaksanakan kegiatan membersihkan lingkungan.
7. Menimbun barang-barang bekas.
8. Membersihkan sampah-sampah yang menyumbat saluran air.
Pengetahuan ialah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Soekidjo, Notoadmodjo 2003).
10
4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Deskriptif Responden
Penelitian ini dilakukan di Kota Salatiga, dengan obyek UKM (Usaha
Kecil Menengah) tahu yang terdaftar dalam PRIMKOPTI “HANDAYANI”
Salatiga. Kuesioner ini diisi oleh pemilik UKM Tahu maupun pedagang tahu yang
terdaftar dalam PRIMKOPTI Kota Salatiga tahun 2012.
Tabel 1. Deskriptif responden
Variabel Penelitian jumlah %
Jenis Kelamin
Perempuan 35 70%
Laki-laki 15 30%
Total 50 100%
Usia
20-49 tahun 6 12%
50-69 tahun 30 60%
≥70 tahun 14 28%
Total 50 100%
Pendidikan
Tidak Sekolah 2 4%
SR 5 10%
SD 36 72%
SMP 3 6%
SMA 4 8%
Total 50 100%
Sumber : Hasil olahan, November 2013
Jumlah responden yang berhasil terkumpul hingga batas akhir pengujian
kuesioner adalah 50 responden yang berasal dari berbagai daerah di Kota Salatiga
Diantara 50 responden jumlah responden perempuan ada 35 orang atau 70%,
sedangkan jumlah responden laki-laki ada 15 orang atau hanya 30%. Dilihat dari
usianya anatara usia 20-49 tahun ada 6 orang atau 12%, usia 50-69 tahun ada 30
orang atau 60% dan yang berusia 70 tahun keatas ada 14 orang atau 28%.
11
Berdasarkan riwayat pendidikan mereka, rata-rata hanya tamatan sekolah dasar
atau sekolah rakyat saja. Hanya sedikit yang berpendidikan SMP atau SMA.
4.1 Preferensi Kepentingan
Tabel menunjukkan dari keenam item pertanyaan yang untuk mengukur
tingkat kepentingan responden. Responden memilih yang sangat penting diberi
nomor 1 dan yang tidak terlalu penting dapat diberikan nomor 6. Bila banyak para
pelaku usaha (UKM) yang mementingkan laba dari kegiatan mereka, ini sangat
berbeda dengan pelaku usaha (UKM) tahu yang rata-rata responden lebih
mementingkan biaya usaha yang rendah dibandingkan omset atau laba,
dikarenakan harga bahan baku utamanya yaitu kedelai terus naik sejak beberapa
bulan lalu sedangkan harga output berdasarkan harga pasar. Jika mereka
mengurangi ukuran tahu menjadi lebih kecil demi menyesuaikan harga bahan
baku, maka konsumen memilih membeli yang lain. Itu sebabnya para pelaku
usaha (UKM) memberikan preferensi kepentingan biaya usaha yang rendah
menjadi yang pertama. Responden juga menambahkan bahwa yang penting dapat
berproduksi dulu, masalah untung atau rugi itu belakangan.
Preferensi kepentingan limbah rata-rata diberi nomor akhir. Ini
dikarenakan tingkat pengetahuan para responden yang sangat minim terhadap
lingkungan, selain itu belum adanya sosialisasi dari pemerintah tentang bahaya
limbah tahu. Selain itu lokasi tempat produksi juga berdekatan langsung dengan
sungai, sehingga memudahkan untuk membuang limbah cair begitu saja tanpa
mempedulikan lingkungan. Banyak diantara mereka berlokasi yang tempat
usahanya berdekatan dengan sungai. Menurut mereka limbah cair yang dibuang
12
kesungai itu tidak berbahaya dan tidak ada orang yang komplain atau protes
terhadap kegiatan itu. Bahkan menurut mereka membuang limbah cair ke sungai
itu tidak berbahaya.
Tabel 2. Preferensi kepentingan
Kepentingan Sangat
Penting Penting
Cukup
Penting
Kurang
Penting
Tidak
Penting
Sangat
Tidak
Penting
Omset/ Penjualan 0% 2% 4% 20% 46% 28%
Laba 6% 12% 46% 26% 4% 6%
Biaya Usaha Rendah 62% 30% 8% 0% 0% 0%
Kualitas Jasa/Produk 30% 48% 20% 0% 0% 0%
Produk /Jasa Ramah
Lingkungan 2% 8% 20% 52% 18% 0%
Limbah yang tidak
mencemari lingkungan 0% 0% 2% 2% 32% 64%
Sumber : Hasil olahan, November 2013
4.2 Kepedulian Lingkungan Hidup
Keenam item pertanyan yang digunakan untuk mengukur kepedulian
lingkungan hidup. Hasil menunjukkan bahwa responden peduli terhadap
lingkungan, ditunjukkkan dengan mereka menggunakan bahan yang ramah
lingkungan baik dari peralatan maupun bahan baku. Yang artinya bahan tersebut
aman untuk kesehatan dan tidak mengandung zat-zat berbahaya bagi manusia.
Peralatan untuk produksi juga masih sederhana. Tempat untuk menampung tahu
terbuat dari kayu bambu yang ramah lingkungan. Mereka sadar bahwa menjaga
lingkungan hidup sama dengan menjaga kelangsungan hidup usaha mereka.
Responden juga mempunyai kesadaran untuk memilah atau memisahkan limbah
organik dan non organik. Dalam hasil wawancara kepada responden menurut
Tarmi Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga, membuang limbah cair ke sungai
13
tanpa pengelolaan merupakan tindakan yang menjaga lingkungan hidup. Kegiatan
yang dilakukan hampir setiap hari, minimnya pengetahuan tentang pengelolaan
limbah menjadi salah satu hal yang mendasari perilaku responden.
Tabel 3. Kepedulian lingkungan hidup
Pernyataan STS TS KS N CS S SS
Secara umum, saya mengetahui
bagaimana menjaga lingkungan hidup
0% 0% 0% 0% 36% 54% 10%
Secara umum saya mengetahui bahwa
menjaga lingkungan hidup sama
dengan menjaga kelangsungan hidup
usaha
0% 0% 0% 0% 34% 56% 10%
Saya selalu menggunakan bahan-bahan
(perlengkapan dan bahan baku) usaha
yang ramah lingkungan
0% 0% 2% 0% 12% 56% 30%
Saya selalu menjaga agar limbah usaha
tidak mencemari lingkungan hidup
0% 0% 0% 0% 26% 54% 20%
Saya selalu memilah limbah usaha
yang organik dan non organik
0% 0% 0% 12% 50% 38% 0%
Secara umum, saya selalu membeli
peralatan usaha yang ramah lingkungan
0% 0% 0% 0% 26% 62% 12%
Sumber : Hasil olahan, November 2013
4.3 Kesadaran Biaya Lingkungan
Dari keenam item pertanyaan yang menanyakan tentang kesadaran biaya
lingkungan responden menjawab mereka secara umum mengetahui bahwa biaya
lingkungan hidup merupakan tanggung jawab dari mereka. Bila mereka
diharuskan oleh pemerintah atau instansi terkait untuk membayar iuran uang yang
digunakan untuk memelihara lingkungan, Suminten Jl. Kalitaman Rt.03 Rw.04
Salatiga menjawab setuju dan mau membayar iuran dengan senang hati asalkan
untuk menjaga lingkungan tempat mereka bekerja.
Saat ini belum ada kegiatan membayar iuran untuk menjaga lingkungan
hidup dan ketika ditanya untuk masalah biaya lingkungan apakah mereka sudah
14
mengelola dengan baik, kebanyakan hanya menjawab cukup setuju Untuk limbah
sendiri langsung dibuang begitu saja apa adanya pengolahan limbah terlebih
dahulu. Menurut Parti B Jl. Kalitaman Rt.02 Rw.04 Salatiga, menganggap bahwa
limbah tersebut tidak berbahaya, selain itu tidak adanya penyuluhan dari lembaga
yang terkait tentang pembuangan limbah atau pengelolaan limbah yang baik dan
minimnya pengetahuan mereka tentang prosedur pembuangan limbah yang baik .
Sebagian responden hanya berpendidikan tamatan sekolah dasar yang
menyebabkan minimnya pengetahuan mereka tentang bahaya limbah cair dari
kegiatan utama produksi.
Tabel 4. Kesadaran biaya lingkungan
Sumber : Hasil olahan, November 2013
Pernyataan STS TS KS N CS S SS
Secara umum, saya mengetahui bahwa biaya
lingkungan adalah tanggung jawab usaha
0% 0% 0% 0% 22% 72% 6%
Saya memiliki pengetahuan yang baik mengenai biaya
lingkungan yang diperlukan dalam usaha
0% 0% 2% 4% 62% 32% 0%
Secara umum, saya mengetahui setiap pengeluaran
yang dilakukan untuk biaya lingkungan
0% 2% 4% 4% 58% 30% 2%
Saya menggunakan bahan-bahan usaha ramah
lingkungan
0% 0% 0% 0% 28% 64% 8%
Saya mengetahui biaya yang harus dikeluarkan untuk
mengolah limbah usaha
4% 14% 34% 30% 18% 0% 0%
Saya membebankan biaya lingkungan sebagai bagian
dari beban usaha
0% 0% 2% 0% 52% 42% 4%
15
4.4 Pengetahuan Biaya
Dari ketujuh item pertanyaan yang menanyakan tentang pengetahuan
biaya. Paling tinggi responden menjawab setuju atau paham dalam mengelola
biaya produksi. Responden sudah lama menekuni usahanya, jadi mereka sudah
memahami bagaimana mengelola biaya usaha dengan baik. Komponen-komponen
biaya usaha meraka juga sudah banyak mengetahui. Untuk masalah biaya
produksi Jumadi Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga sudah paham betul, tidak
sekedar memahami biaya produksi tapi mereka memiliki pengalaman yang cukup
dan bahkan matang dalam mengelola biaya produksi.
Tabel 5. Pengetahuan biaya
Pernyataan STS TS KS N CS S SS
Secara umum, saya mengetahui
bagaimana mengelola biaya usaha
0% 0% 0% 0% 50% 48% 4%
Saya selalu mengukur kinerja usaha
saya dalam profit (keuntungan)
0% 0% 2% 0% 54% 40% 4%
Saya mengetahui bagaimana
mengelola biaya usaha
0% 0% 0% 0% 14% 76% 10%
Saya mengetahui komponen-
komponen biaya usaha
0% 0% 0% 0% 8% 56% 36%
Saya memiliki pengalaman yang
cukup untuk mengelola biaya usaha
0% 0% 0% 2% 22% 46% 30%
Saya memilahkan pengeluaran usaha
yang dilakukan dengan pengeluaran
pribadi
48% 48% 0% 0% 2% 0% 2%
Saya mengetahui bagaimana
membebankan biaya usaha dalam
perhitungan harga produk/jasa
maupun perhitungan
profit/keuntungan
68% 30% 0% 0% 2% 0% 0%
Sumber : Hasil olahan, November 2013
Dalam melakukan pengeluaran uang, responden yang kebanyakan
perempuan tidak memisahkan pengeluaran usaha dengan pengeluaran pribadi,
atau mengabungkannya menjadi menjadi satu. Mereka mempunyai pemikiran
16
pemisahan pengeluaran uang tidaklah begitu penting karena omset dagang juga
tidak terlalu besar. Jika dipaksa untuk memisahkan mereka menjadi kebingungan
karena sudah terbiasa tidak melakukan pemisahan pengeluaran uang.
4.5 Pengetahuan Biaya Lingkungan
Tabel 6. Pengetahuan biaya lingkungan
Pernyataan STS TS KS N CS S SS
Secara umum, saya mengetahui
bagaimana mengelola biaya lingkungan
4% 14% 36% 34% 12% 0% 0%
Saya memiliki pengalaman yang cukup
untuk mengelola biaya lingkungan
16% 44% 28% 10% 0% 2% 0%
Secara umum, saya memiliki pengetahuan
mengenai biaya lingkungan
0% 6% 2% 8% 46% 36% 2%
Saya mengetahui komponen-komponen
biaya lingkungan
58% 36% 2% 0% 4% 0% 0%
Saya mengetahui bagaimana
membebankan biaya lingkungan dalam
biaya usaha
68% 30% 2% 0% 0% 0% 0%
Sumber : Hasil olahan, November 2013
Dari kelima item pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui pengetahuaa
biaya lingkungan. Hanya sebagian kecil dari responden yang memiliki
pengetahuan tentang biaya lingkungan dan sebagian besar dari responden tidak
mengetahui komponen-komponen biaya lingkungan, bahkan membebankan biaya
lingkungan ke dalam biaya usaha saja mereka tidak mengerti. Menurut Parti Jl.
Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga hal ini disebabkan mereka tidak mendapatkan
pengetahuan atau sosialisasi dari dinas terkait tentang biaya lingkungan. Jadi
responden hanya menggunakan pengetahuan mereka seadanya, karena sebagian
besar responden berusia lebih dari 50 tahun. Mereka lebih mementingkan biaya
untuk produksi, sedangkan untuk biaya lingkungan mereka tidak
mengutamakannya. Responden lebih memahami komponen-komponen biaya
17
produksi dibandingkan komponen-komponen biaya lingkungan. Jadi sebagian
besar responden tidak mengetahui tentang biaya lingkungan itu seperti apa,
mereka hanya memiliki pemikiran jangka pendek, dan bagi mereka yang penting
setiap hari usahanya dapat terus berjalan dan berproduksi tanpa memperhatikan
kondisi lingkungan.
4.6 Gaya Pengeluaran Idividu
Tabel 7. Gaya pengeluaran individu
Pernyataan STS TS KS N CS S SS
Ketika saya melakukan pengeluaran untuk
kepentingan usaha, saya selalu merasa
seperti melakukan pengeluaran
menggunakan uang pribadi saya
0% 0% 0% 0% 2% 64% 34%
Bagi saya sangat penting untuk
mengetahui usaha saya tidak melakukan
pengeluaran yang sia-sia
0% 0% 0% 2% 2% 56% 40%
Saya selalu megecek uang yang ada ketika
saya memutuskan untuk membeli sesuatu
0% 0% 0% 0% 6% 46% 48%
Saya selalu hati-hati dalam melakukan
pengeluaran pribadi dibandingkan
pengeluaran usaha
0% 0% 0% 0% 10% 48% 42%
Saya jarang mengkuatirkan pengeluaran
uang
90% 8% 0% 0% 2% 0% 0%
Sumber : Hasil olahan, November 2013
Dari keenam pertanyaan yang menyatakan tentang gaya pengeluaran
individu. Responden paling banyak menyatakan sangat mengkuatirkan
pengeluaran uang mereka, karena mereka kuatir jika tidak memperhitungkan
pengeluaran pribadi maka tidak ada uang untuk biaya produksi. Ada hubungannya
dengan tingkat preferensi kepentingan yaitu pada biaya usaha yang rendah. Pelaku
usaha (UKM) tahu menginginkan biaya produksi yang rendah agar tetap bisa
berproduksi. Hal ini yang menjadikan para pelaku usaha (UKM) tahu lebih hati-
hati dalam melakukan pengeluaran uang pribadi mereka, supaya dapat terus
18
berproduksi dengan harga bahan pokok utamanya yaitu kedelai yang terus naik,
sementara harga cenderung ditetapkan berdasar harga pasar. Jadi sebagian dari
responden lebih mengutamakan kebutuhan untuk produksi dari pada kebutuhan
pribadi. Bagi, Sumiyati Jl. Pramuka No. 52 Salatiga proses produksi dapat terus
berlangsung menjadi salah satu hal yang penting.
5. PENUTUP
5.1 KESIMPULAN dan SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada pelaku usaha tahu di
kota Salatiga, dapat disimpulkan bahwa mereka mengharapkan biaya yang rendah
untuk dapat melakukan kegiatan produksi. Pelaku bisnis peduli terhadap
lingkungan, namun tidak mengetahui komponen-komponen biaya lingkungan dan
juga cara memasukkan biaya lingkungan kedalam biaya usaha. Sebaiknya
Pemerintah atau dinas terkait memberikan penyuluhan atau sosialisasi tentang
pentingnya biaya lingkungan dan pengelolaan limbah yang baitk supaya para
pelaku bisnis. Untuk para pelaku bisnis tahu kedepannya diharapkan untuk lebih
memperhatikan pengelolaan limbah dengan baik yang tentunya di dukung oleh
Pemerintah kota Salatiga.
19
DAFTAR PUSTAKA
Environmental Protection Agency. 1996 . An Introduction to Environmental
Accounting as a Business Management Tool.
Gray, R and Bebbington J. (2001). “Accounting for the Environment” (2nd
Edition)
http://mamagilang.blogspot.com/2012/11/kepedulian-lingkungan.html
http://pengertian-definisi-adalah.blogspot.com/2013/08/pengertian-pengetahuan-
menurut-para-ahli.html
http://vebrianaparmita.wordpress.com/2013/09/21/bab-iii-distribusi-frekuensi-
dan-grafik/
http://www.technology-indonesia.com/energi/bahan-bakar/120-biogas-dari-
limbah-tahu. 1/31/2014, 10:43 AM
https://www.google.com/search?q=Keputusan+Presiden+RI+no.+99+tahun+1998
+pengertian+Usaha+Kecil&rlz=1C1HRYL_enID503ID504&oq=Keputusa
n+Presiden+RI+no.+99+tahun+1998+pengertian+Usaha+Kecil&aqs=chro
me..69i57.1286j0j7&sourceid=chrome&espv=210&es_sm=93&ie=UTF-
8. 1/31/2014, 10:58 AM
Ikshan, Arfan. (2008). “Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya”. Graha
Ilmu.Yogyakarta.
Ikshan, Arfan. (2009). “Akuntansi Manajemen Lingkungan”, Graha
Ilmu.Yogyakarta.
Lako, A. (2012) “Akuntansi Hijau”. Kontan, edisi 10-22 Juni.
Paranoan, N. (2010) “Akuntansi Lingkungan dan Penerapannya di Indonesia”
20
Susilo, J. (2008). “Green Accounting di Daerah Yogyakarta Studi Kasus Antara
Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul”. Volume 12 No.2, Desember
2008:149-165
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
NAMA :
NAMA USAHA :
ALAMAT :
JENIS USAHA :
USIA :
JENIS KELAMIN :
PREFERENSI KEPENTINGAN
Isilah dengan urutan kepentingan (1 – 6)
KEPENTINGAN URUTAN
KE
Omset / Penjualan
Laba / Keuntungan
Biaya Usaha Rendah
Kualitas Jasa / Produk
Produk/Jasa ramah lingkungan
Limbah tidak mencemari lingkungan
KEPEDULIAN LINGKUNGAN HIDUP
Isi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju
No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7
1 Secara umum, saya mengetahui bagaimana
menjaga lingkungan hidup
2 Secara umum saya mengetahui bahwa menjaga
lingkungan hidup sama dengan menjaga
kelangsungan hidup usaha
3 Saya selalu menggunakan bahan-bahan
(perlengkapan dan bahan baku) usaha yang
ramah lingkungan
4 Saya selalu menjaga agar limbah usaha tidak
mencemari lingkungan hidup
5 Saya selalu memilah limbah usaha yang organik
dan non organik
6 Secara umum, saya selalu membeli peralatan
usaha yang ramah lingkungan
KESADARAN BIAYA LINGKUNGAN
21
Isi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju
No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7
1 Secara umum, saya mengetahui bahwa biaya
lingkungan adalah tanggung jawab usaha
2 Saya memiliki pengetahuan yang baik mengenai
biaya lingkungan yang diperlukan dalam usaha
3 Secara umum, saya mengetahui setiap
pengeluaran yang dilakukan untuk biaya
lingkungan
4 Saya menggunakan bahan-bahan usaha ramah
lingkungan
5 Saya mengetahui biaya yang harus dikeluarkan
untuk mengolah limbah usaha
6 Saya membebankan biaya lingkungan sebagai
bagian dari beban usaha
PENGETAHUAN BIAYA
Isi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju
No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7
1 Secara umum, saya mengetahui bagaimana
mengelola biaya usaha
2 Saya selalu mengukur kinerja usaha saya dalam
profit (keuntungan)
3 Saya mengetahui bagaimana mengelola biaya
usaha
4 Saya mengetahui komponen-komponen biaya
usaha
5 Saya memiliki pengalaman yang cukup untuk
mengelola biaya usaha
6 Saya memilahkan pengeluaran usaha yang
dilakukan dengan pengeluaran pribadi
7 Saya mengetahui bagaimana membebankan
biaya usaha dalam perhitungan harga
produk/jasa maupun perhitungan
profit/keuntungan
PENGETAHUAN BIAYA LINGKUNGAN
Isi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju
No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7
1 Secara umum, saya mengetahui bagaimana
mengelola biaya lingkungan
2 Saya memiliki pengalaman yang cukup untuk
mengelola biaya lingkungan
3 Secara umum, saya memiliki pengetahuan
mengenai biaya lingkungan
22
4 Saya mengetahui komponen-komponen biaya
lingkungan
5 Saya mengetahui bagaimana membebankan
biaya lingkungan dalam biaya usaha
GAYA PENGELUARAN INDIVIDU
Isi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju
No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7
1 Ketika saya melakukan pengeluaran untuk
kepentingan usaha, saya selalu merasa seperti
melakukan pengeluaran menggunakan uang
pribadi saya
2 Bagi saya sangat penting untuk mengetahui
usaha saya tidak melakukan pengeluaran yang
sia-sia
3 Saya selalu megecek uang yang ada ketika saya
memutuskan untuk membeli sesuatu
4 Saya selalu hati-hati dalam melakukan
pengeluaran pribadi dibandingkan pengeluaran
usaha
5 Saya jarang mengkuatirkan pengeluaran uang
Lampiran 2 Responden Penelitian
No. Nama Alamat
1 Sarni Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga
2 Kasinem Jl. Kalitaman No. 89 Salatiga
3 Tumiyem B Jl. Kalitaman Rt.03 Rw.04 Salatiga
4 Waginem Jl. Kalisari Rt.10 Rw.06 Salatiga
5 Beno Jl. Pramuka No.9 Salatiga
6 Darmi Jl. Kalisari Rt.11 Rw.06 Salatiga
7 Jumadi Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga
8 Suparti Jl. Pramuka No.54 Salaiga
9 Parti Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga
10 Mustoqimah Jl. Kalisari Rt.11 Rw.06 Salatiga
11 Sumitro Yahmin Jl. Kalitaman Rt.03 Rw.04 Salatiga
12 Sunarto Jl. Pramuka No.20 Salatiga
13 Tarmi Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga
14 Partini Jl. Kalisari Rt.07 Rw.06 Salatiga
15 Kasidi Jl. Kalitaman Rt.02 Rw.04 Salatiga
16 Sunarni Jl. Kalitaman RT.05 Rw.05 Salatiga
17 Djumarsih Jl. Pramuka Rt.05 Rw.05 Salatiga
23
18 Muh Riji Jl. Pramuka Rt. 09 Rw.05 Salatiga
19 Sumarni Jl. Kalisari Rt.07 Rw.06 Salatiga
20 Suriyem Jl. Kalisari Rt. 11 Rw.06 Salatiga
21 Sudarjo Nogosaren Rt.02 Rw.05 Bugel
22 Sri Mulyani Kecandran Rt.01 Rw.01 Pulutan
23 Haryani Jl. Domas No 41 Salatiga
24 Riyati Jl. Domas 01 Rt.04 Rw.08 Salatiga
25 Sarwanti Jl. Kalisari Rt.07 Rw.06 Salatiga
26 AB. Hamid Kliwonan Rt.02 Rw.03 Pabelan
27 Suhiman Pasarraya Rt.04 Rw.01 Kauman
Kidul
28 Sri Sumiyati Pasarraya Rt.04 Rw.01 Kauman
Kidul
29 Sri Sugiyanti Pasarraya Rt.04 Rw.02 Kauman
Kidul
30 Slamet Pasarraya Rt.04 Rw.02 Kauman
Kidul
31 Suminem A Blambangan Rt.12 Rw.05 Kauman
Kidul
32 Sih Wonten Juminem Banyuputih Rt.04 Rw.03 Sidorejo
Lor
33 Siti Haryanti Banyuputih Rt.02 Rw.03 Sidorejo
Lor
34 Suparmi B Banyuputih Rt.04 Rw.03 Sidorejo
Lor
35 M. Komari Banyuputih Rt.04 Rw.03 Sidorejo
Lor
36 Sabito Rejosari Rt.01 Rw.01 Sidorejo Lor
37 Yoto Sumanto Rejosari Rt.01 Rw.01 Sidorejo Lor
38 Ny Usup/ Sainem Banyuputih Rt.04 Rw.03 Sidorejo
Lor
39 Ngadiyem Jl. Domas Rt.03 Rw.08 Salatiga
40 Djupri Jl. Patimura Rt.04 Rw.08 Salatiga
41 Sukini Paiman Jl. Patimura Rt.04 Rw.08 Salatiga
42 Jaenah Jl. Patimura Rt.04 Rw.08 Salatiga
43 Sutijah Jl. Patimura Rt.04 Rw.08 Salatiga
44 Mujiyati Jl. Pramuka No.56 Salatiga
45 Suhari Jl. Kalisari Rt.09 Rw.06 Salatiga
46 Sohiroh Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga
47 Parti B Jl. Kalitaman Rt.02 Rw.04 Salatiga
48 Suminten Jl. Kalitaman Rt.03 Rw.04 Salatiga
49 Paelan Sp Jl. Pramuka Rt.08 Rw. 05 Salatiga
50 Sumiyati Jl. Pramuka No. 52 Salatiga
top related