kimia farmasi i - antibiotik - diii farmasi - universitas pekalongan
Post on 22-Jul-2015
921 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TUGAS KELOMPOK
MATA KULIAH KIMIA FARMASI I
Disusun oleh :
Ainal Hana
Analistiana Universitas pekalongan-DIII Farmasi-2014
SUB POKOK BAHASAN :
Definisi Antibiotik
Penggolongan antibiotik
Metode Identifikasi senyawa obat secara
umum
Identifikasi Golongan Antibiotik
Definisi Antibiotik
Antibiotika berasal dari bahasa latin yang terdiri
dari dua kata yaitu anti = lawan, bios = hidup.
Antibiotika adalah zat-zat yang dihasilkan oleh
mikroba terutama fungi dan bakteri tanah, yang
dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi
mikroba jenis lain, sedangkan toksisitasnya
terhadap manusia relatif kecil.
• Golongan Aminoglikosida
[amikasin, dibekasin, gentamisin,
kanamisin, neomisin, netilmisin]
• Golongan Beta-Laktam
[Golongan karbapenem ,golongan
sefalosporin ,golongan beta-laktam
monosiklik, dan golongan penisilin]
• Golongan Glikopeptida
[vankomisin, teikoplanin, ramoplanin]
• Golongan Poliketida
[golongan makrolida ,golongan
ketolida, golongan tetrasiklin]
• GolonganPolimiksin
[polimiksin dan kolistin]
• Golongan Kinolon (fluorokinolon)
[asam nalidiksat, siprofloksasin,
ofloksasin, norfloksasin, levofloksasin]
• Golongan Streptogramin
[pristinamycin, virginiamycin,
mikamycin, dan kinupristin-
dalfopristin]
• Golongan Oksazolidinon
[linezolid]
• Golongan Sulfonamid
[kotrimoksazol dan trimetoprim]
• Antibiotika lain yang penting, seperti
kloramfenikol, klindamisin dan asam
fusidat.
Identifikasi senyawa obat merupakan analisis kualitatif yg bertujuan utk mengetahui atau
menemukan komponen suatu obat. Identifikasi obat dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain :
• Organoleptis
Dalam cara ini suatu zat dapat dikenal berdasarkan sifat-sifat fisikanya, yaitu
menggunakan panca indera, meliputi warna, rasa, bau dan bentuk dengan dilihat, diamati,
dan diraba kehalusannya dengan ujung jari, dibau, dan dirasakan.
• Pemanasan pada cawan porselin
Dengan pemanasan, zat-zat tersebut dapat mencair, memadat, dan menguap atau segera
menyublim. Adapula zat yang dapat terbakar pada pemanasan.
• Kelarutan
Dengan melihat kelarutannya dalam keadaan dingin dan panas dalam pelarut aquadest,
asam (HCl), basa (NaOH), dan Alkohol.
• Direaksikan dengan pereaksi (Reaksi Identifikasi)
Dengan menggunakan pereaksi yang dapat bereaksi dengan senyawa yang dianalisis dan
dapat menimbulkan gejala-gejala yg dapat diamati seperti adanya perubahan warna,
terbentuknya endapan, terbentuknya kristal yg spesifik dan lain-lain.
1. organoleptis
A. TETRASIKLINA [Ambramycin /
Achromycin].
memiliki rumus molekul C22H24N2O8 .
BENTUK WARNA BAU RASA
serbuk hablur kuning Tidak berbau -
B. KLORAMFENIKOL [dichloroasetamide,
amphicol, anacetin, fenicol, cloramicol,
cloromycetin, Kemicetine].
memiliki rumus molekul C11H12Cl2N2O5 .
BENTUK WARNA BAU RASA
hablur halus
berbentuk jarum
atau lempeng
memanjang
putih sampai
putih kelabu
atau putih
kekuningan
tidak berbau rasa sangat pahit.
C. Ampisilina [Ampicillinum]memiliki rumus molekul C16H19N3O4S.
BENTUK WARNA BAU RASA
Serbuk hablur putih tidak berbau atau hampir tidak berbau
rasa pahit.
D. ERITROMISINA [Erythromycinum]
memiliki rumus molekul C37H67NO13.
BENTUK WARNA BAU RASA
Serbuk atau
hablur
putih atau agak
kuning
tidak berbau
atau hampir
tidak berbau
rasa pahit, agak
E. Amoksisilin [Amoxicillinum]
memiliki rumus molekul C16H19N3O5S.3H2.
BENTUK WARNA BAU RASA
Serbuk hablur putih praktis tidak
berbau
rasa pahit.
2. KelarutanA. Tetrasiklin
sangat sukar larut dalam air, larut dalam 50 bagian etanol (95%) P, praktis tidak
larut dalam kloroform P, dan dalam eter P. Larut dalam asam encer, larut dalam
alkali disertai peruraian.
B. Kloramfenikol
Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5 bagian etanol (95%) P dan
dalam 7 bagian propilenglikol P; sukar larut dalam kloroformP dan dalam eter P.
C. Ampisilina
Larut dalam 170 bagian air; praktis tidak larut dalam 2,5 bagian etanol (95%) P,
dalam kloroform P , dalam eter P, dalam aseton P dan dalam minyak lemak.
D. Eritromisina
Larut dalam lebih kurang 1000 bagian air; larut dalam ethanol (95%)P, dalam
kloroform P, dan dalam eter P.
E. Amoksisilin
Sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzena, dalam karbon
tetraklorida, dan dalam kloroform.
3. Reaksi Identifikasi A. Reaksi Identifikasi Tetrasiklin
Zat + H2SO4 pekat Merah ungu, jika + air Kuning tua.
Reaksi Marquis: Zat + Formalin + H2SO4 Pekat Merah
anggur.
Reaksi Frohde : Zat + Ammonium Molibdat + H2SO4 pekat
Merah anggur.
Zat + Vitalli Kuning – Coklat.
Zat + Millon rase , aduk Coklat.
Zat + Nessler (+NaOH) coklat hitam.
Zat + aqua bromata Endapan Kuning.
Zat + amonium molibdat biru hitam.
B. Reaksi Identifikasi Kloramfenikol Zat + NaOH kemudian dipanaskan orange merah.
Reaksi Cuprifil : Larutan sampel dalam air + NaOH ad
basa + CuSO4 biru tua, jika dipanaskan endapan
merah bata.
Zat uji + HCl pekat + serbuk Zn → panaskan → setelah
dingin + DAB HCl 2 tetes → warna orange/kuning.
Zat + Nessler endapan abu-abu.
Zat + Cu(FO3)2 amoniakal abu-abu coklat.
Zat uji + metanol + CaCl2 + serbuk Zn → panaskan di
atas waterbath 10 menit → tuang filtrat pada tabung
lain + kristal Na-asetat + benzoil klorida 2 tetes →
kocok 1 menit + beberapa tetes FeCl3 + HCl encer →
warna merah ungu.
C. Reaksi Identifikasi Ampisilina Suspensikan10% zat dalam air, + 2ml fehling dan 6ml air
violet.
Larutan + zat dalam alkohol + H2SO4 + resorsin, dipanaskan
hijau kuning.
Larutan zat dalam alkohol + larutan tembaga nitrat amoniakal,
panaskan hijau kuning tua.
Teteskan 0,1 ml larutan ninhidrina p 0,1 % b/v diatas kertas
saring p, keringkan pada suhu 105, lapisan 0,1 ml larutan uji
0,1% b/v panaskan opada suhu 105selama 5 menit, biarkan
hingga dingin, akan terjadi warna lembayung muda.
Suspensikan 10mg dalam 1ml air, tambahkan 2ml larutan
kalium tembaga (II) tartat p dan 6 ml air terjadi warna violet.
D. Reaksi Identifikasi Eritromisina
Zat + H2SO4 conc coklat merah
Zat + pereaksi Nessler abu-abu hitam
Larutan zat dalam aseton + HCl conc jingga yang
berubah merah kemudian merah keunguan.
Tambahkan CHCl3, kocok lapisan CHCl3 menjadi
ungu.
Larutan + Cu(NO3)2 ammoniakal, biarkan 5 menit
abu-abu coklat.
Zat + HNO3 pekat kuning + air hijau.
Pada lebih kurang 5mg, tambahkan 2 ml asam sulfat P,
kocok perlahan – lahan; terjadi warna coklat merah.
Larutkan lebih kurang 3mg dalam 2ml aseton P,
tambahkan 2ml asam klorida P; terjadi warna jingga
yang berubah menjadi merah dan kemudian menjadi
merah tua keunguan, tambahkan 2ml kloroform P,
kocok; lapisan kloroform berwarna ungu.
E. Reaksi Identifikasi Amoksisilin
Larutkan 10 mg amoksisilin dalam 2 ml air, kemudian
panaskan diatas penangas air selama 2 menit sambil
ditambah 0,5 ml merkuri nitrit suasana asam akan
memberikan warna merah.
F. DOKSISIKLIN
• Metode TBA : sebanyak 4,0-40,0 mg doksisikline dan
transfer ke Erlenmeyer bersih dan kering dan tambahkan
dengan 10 mL asam asetat glasia. Kemudian, tambahkan 2
mL raksa (II) asetat 5 % dan campur / kocok selama 2 menit.
Tambahkan 2 tetes Kristal violet sebagai indikator dan titrasi
dengan asam perklorat 0,01 M dengan titik akhir titrasi
berwarna biru.
TERIMA KASIH
Ainal Hana(0540018212) - Analistiana(0540017912)
DIII Farmasi - Universitas Pekalongan – 2014
DIII Farmasi
Universitas Pekalongan
2014
U N I K A L
top related