kitin kitosan_andreas setiabudi_13.70.0067_c4_unika soegijapranata
Post on 04-Dec-2015
23 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Acara I
CHITIN DAN CHITOSAN
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
TEKNOLOGI HASIL LAUT
Disusun Oleh :
Nama : Andreas Setiabudi
NIM : 13.70.0067
Kelompok C4
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2015
1
2
Demineralisasi
Limbah udang dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan, lalu dicuci dengan air
panas 2 kali, dan dikeringkan kembali.
Limbah udang kemudian dihancurkan hingga menjadi serbuk dan diayak dengan
ayakan 40-60 mesh.
HCl ditambahkan dengan perbandingan 10:1. Kelompok A1 dan A2 menggunakan
HCl 0,75N, A3 dan A4 HCl 1N, dan A5 HCl 1,25N
Kemudian dipanaskan pada suhu 90oC selama 1 jam & secara kontinu dilakukan
pengadukan.
3
Deproteinasi
Lalu dicuci sampai pH netral.
Kemudian dikeringkan pada suhu 80oC selama 24 jam
Kemudian dipanaskan pada suhu 90oC selama 1 jam.
Kemudian disaring dan didinginkan
Hasil demineralisasi dicampur dengan NaOH dengan perbandingan 6:1
4
Deasetilasi
Chitin yang didapat kemudian ditambahkan NaOH 40% untuk kelompok C1 dan C2,
NaOH 50% untuk kelompok C3 dan C4, dan NaOH 60% untuk kelompok C5
Kemudian dipanaskan pada suhu 90oC selama 1 jam
Lalu dicuci sampai pH netral.
Kemudian dikeringkan pada suhu 70oC selama 24 jam
5
2. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan kitin dan kitosan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kitin dan Kitosan
Kelompok Perlakuan Rendemen
Kitin I (%)
Rendemen
Kitin II (%)
Rendemen
Kitosan (%)
C1 HCl 0,75N + NaOH 40% +
NaOH 3,5% 23,45 30,00 27,43
C2 HCl 0,75N + NaOH 40% +
NaOH 3,5% 37,82 44,00 27,38
C3 HCl 1N + NaOH 50% +
NaOH 3,5% 41,67 54,55 32,16
C4 HCl 1N + NaOH 50% +
NaOH 3,5% 40,00 58,30 24,30
C5 HCl 1,25N + NaOH 60% +
NaOH 3,5% 21,19 40,32 11,25
Berdasarkan tabel diatas, rendemen kitin I memiliki range 21,19% hingga 41,67%.
Rendemen kitin II memiliki range 30,00% hingga 58,30%. Sedangkan rendemen
kitosan memiliki range 11,25% hingga 32,16%.
6
3. PEMBAHASAN
Kitin merupakan biopolymer yang terbentuk oleh ß-1,4-N-asetilglukosamin. Sedangkan
kitosan merupakan ko-ppolimer dari glukosamin dan N-asetilglukosamin, yang
merupakan kitin yang diasetilasi. Kitin dan kitosan dapat diekstraksi dari berbagai
sumber seperti dinding sel dari jamur, cangkang dari krustasea seperti kepiting, dan
udang. Dalam praktiknya, cangkang atau kulit udang dan kepiting dianggap sebagai
sumber komersial untuk produksi kitin dan kitosan (Khorrami et, al. 2012). Kitin dan
kitosan juga dilaporkan dapat diekstraksi dari zooplankton B. rotundiformis (Rumengan
et. al, 2014).
Kitin dan kitosan memiliki banyak kegunaan dalam berbagai bidang. Pada agrikultur,
kitin dan kitosan digunakan sebagai pelapis biji dan system time release dari pupuk.
Dalam pengobatan, kemampuannya untuk membuat biofilm banyak digunakan dalam
pembuatan kapsul obat, maupun sebagai pembalut luka. Dalam water treatment kitin
dan kitosan dapat digunakan sebaga chelator. Dalam industry pangan sendiri kitin dan
kitosan banyak digunakan sebagai antimikroba, koagulan, edible film, dll. (Khorrami et,
al. 2012).
Proses pembuata kitosan dalam praktikum ini secara sederhana dapat dibagi menjadi 3
tahap yaitu demineralisasi, deproteinasi, dan deasetilasi. Dimana sebelum dilakukan
proses-proses tersebut, limbah kulit udang yang digunakan dihancurkan terlebih dahulu.
Pada tahapan demineralisasi, digunakan HCl dengan normalitas 0,75N; 1N; dan 1,25N.
Untuk demineralisasi digunakan NaOH dengan perbandingan 6:1 atau kurang lebih
sebesar 6,5%. Sedangkan untuk deasetilasi digunakan 3 konsentrasi NaOH yaitu 40%,
50%, dan 60%. Metode yang dilaksanakan sesuai dengan metode yang digunakan oleh
Hossain dan Iqbal (2014), walaupun terdapat sedikit perbbedaan pada konsentrasi
reagen yang digunakan. Metode yang digunakan merupakan metode kimiawi, dimana
dapat juga digunakan metode mikrobiologis dengan menggunakan fermentasi bakteri,
misalnya bakteri asam laktat (Younes & Rinaudo, 2015).
7
Proses demineralisasi ditujukan untuk menghilangkan mineral , dimana penyusun
utamanya kalsium karbonat. Maka digunakan asam untuk melarutkan mineral tersebut
sebelum dicuci dengan menggunakan air. Penggunaan asam dengan kekuatan yang
lebih tinggi akan melarutkan lebih banyak mineral yang akan memperkecil yieldi yang
didapat. Deproteinasi dilakukan dengan merusak ikatan antara kitin dan protein. Hal ini
dicapai dengan menggunakan basa kuat dan suhu tinggi. Protein yang terlepas kemudian
dicuci. Proses ini perlu dilakukan antara lain karena adanya masyarakat yang memiliki
alergi terhadap protein dari udang maupun bahan lainnya dari laut. Deasetilasi
digunakan dengan menggunakan basa kuat, untuk menghilangkan sebagian dari gugus
asetilen. Dilaporkan pula suhu dan jenis basa yang digunakan sangat mempengaruhi
hasil dari deasetilasi, dimana NaOH lebih baik dari KOH (Younes & Rinaudo, 2015).
Pada praktikum ini, data yang didiapatkan sudah sesuai dengan teori yang dipaparkan
oleh (Younes & Rinaudo, 2015). Dimana semakin tinggi konsentrasi reagen yang
digunakan, semakin kecil yield yang diperoleh. Dapat terlihat dari rendemen kitosan
yang didapatkan semakin rendah ketika konsentrasi reagen dinaikkan. Namun terdapat
pengecualian pada sampel C3 yang rendedmen kitosannya lebih tinggi. Serta apa yang
dikatakan dalam teori belum terlihat pada hasil rendemen kitin I dan II dimana
rendemenya cenderung meningkat ketika konsentrasinya meningkat. Sebagai
perbandingan, pada hasil penelitian Krishnaveni dan Ragunathan (2015), dalam
mengekstraksi kitin dan kitosan dari fungi, didapatkan yield kitin sebesar 76% dan yield
kitosan sebesar 5,6%. Dibandingkan dengan hasil yang didapatkan dalam praktikum ini,
yaitu rendemen kitin II memiliki range 30,00% hingga 58,30%. Sedangkan rendemen
kitosan memiliki range 11,25% hingga 32,16%.
8
4. KESIMPULAN
Kitin dan kitosan merupakan biopolymer.
Kitin dan kitosan dapat diekstraksi dari cangkang arthropoda, dinding sel fungi, dan
zooplankton.
Kitin dan kitosan banyak digunakan dalam berbagai macam bidang seperti
agrikultur, pengobatan, pengolahan limbah, dan industry pangan.
Proses pembuatan kitin dan kitosan dapat dilakukan dengan menggunakan metode
kimiawi maupun mikrobiologis.
Proses untuk menghasilkan kitin yaitu deproteinasi dan demineralisasi.
Kitin di-diasetilasi untuk menghasilkan kitosan.
Semakin tinggi konsentrasi reagen, semakin rendah yield dari kitin dan kitosan.
Rabu, 21 Oktober 2015
Praktikan Asisten Praktikum
Andreas Setiabudi Tjan, Ivana Chandra
13.70.0067
9
5. DAFTAR PUSTAKA
B. Krishnaveni 1 and R.Ragunathan2. (2015). Extraction and Characterization of Chitin
and Chitosan from F.solani CBNR BKRR, Synthesis of their Bionanocomposites
and Study of their Productive Application. J. Pharm. Sci. & Res. Vol. 7(4), 2015,
197-205.
I.F.M. Rumengan, 2E. Suryanto, 1R. Modaso, 1S. Wullur, 2T.E. Tallei and 3D.
Limbong. (2014). Structural Characteristics of Chitin and Chitosan Isolated from
the Biomass of Cultivated Rotifer, Brachionus rotundiformis. International
Journal of Fisheries and Aquatic Sciences 3(1): 12-18, 2014 ISSN: 2049-8411; e-
ISSN: 2049-842X.
Islem Younes 1 and Marguerite Rinaudo 2,*. (2015). Chitin and Chitosan Preparation
from Marine Sources. Structure, Properties and Applications. marine drugs ISSN
1660-3397.
M. Khorrami,a G. D. Najafpour, a,* H. Younesi,b and M. N. Hosseinpoura. (2012).
ProductionofChitinandChitosanfromShrimpShellinBatchCulture of Lactobacillus
plantarum. Chem. Biochem. Eng. Q. 26 (3) 217–223 (2012)
M. S. Hossain* and A. Iqbal. (2014). Production and characterization of chitosan from
shrimp waste. J. Bangladesh Agril. Univ. 12(1): 153–160, 2014 ISSN 1810-3030
10
6. LAMPIRAN
6.1. Perhitungan
Rumus :
Rendemen Chitin I =
Rendemen Chitin II =
Rendemen Chitosan =
Kelompok C1
Rendemen Chitin I =
= 23,45 %
Rendemen Chitin II =
= 30,00 %
Rendemen Chitosan =
= 27,43 %
Kelompok C2
Rendemen Chitin I =
= 37,82 %
Rendemen Chitin II =
= 44 %
Rendemen Chitosan =
= 27,38 %
Kelompok C3
Rendemen Chitin I =
= 41,67 %
Rendemen Chitin II =
= 54,55 %
Rendemen Chitosan =
= 32,16 %
11
Kelompok C4
Rendemen Chitin I =
=40,00 %
Rendemen Chitin II =
= 58,3 %
Rendemen Chitosan =
= 24,30 %
Kelompok C5
Rendemen Chitin I =
= 21,19 %
Rendemen Chitin II =
= 40,32 %
Rendemen Chitosan =
= 11,25 %
6.2. Abstrak Jurnal
12
13
14
15
16
6.3. Diagram Alir
6.4. Laporan Sementara
top related