komposisi ikan hasil tangkapan purse seine ...repository.ub.ac.id/6626/1/nikita carera risqi...
Post on 08-Sep-2020
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KOMPOSISI IKAN HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE GARDAN DI UNIT
PELAKSANAAN TEKNIS (UPT) PELABUHAN DAN PENGELOLAAN
SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN (P2SKP) MUNCAR
BANYUWANGI
SKRIPSI
Oleh :
NIKITA CARERA RISQI FAUZI
NIM. 135080200111074
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
KOMPOSISI IKAN HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE GARDAN DI UNIT PELAKSANAAN TEKNIS (UPT) PELABUHAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN (P2SKP) MUNCAR
BANYUWANGI
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan
di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Oleh :
NIKITA CARERA RISQI FAUZI
NIM. 135080200111074
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
JULI, 2017
IDENTITAS TIM PENGUJI
Judul : KOMPOSISI IKAN HASIL TANGKAPAN PURSE
SEINEGARDAN DI UNIT PELAKSANAAN TEKNIS (UPT)
PELABUHAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN (P2SKP) MUNCAR
BANYUWANGI
Nama Mahasiswa : NIKITA CARERA RISQI FAUZI
NIM : 135080200111074
Program Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
PENGUJI PEMBIMBING :
Pembimbing 1 : Sunardi, ST, MT
Pembimbing 2 : Dr. Ir. Dewa Gede Raka W., M.Sc
PENGUJI BUKAN PEMBIMBING
Dosen Penguji 1 : Dr. Tri Djoko Lelono, M.Si
Dosen Penguji 2 : Eko Sulkhani Yulianto, S.Pi, M.Si
Tanggal Ujian : 18 Juli 2017
PERNYATAAN ORISINILITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan skripsi yang saya tulis ini
benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan terdapat hasil
penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.
Malang, Juni 2017
Mahasiswa,
Nikita Carera Risqi Fauzi
135080200111074
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis menyadari baha pelaksanaan hingga selesainya skripsi ini tidak
terlepas dari dukungan moral dan moril berbagai pihak. Melalui kesempatan ini,
dengan rendah hati penulis menyampaikan ucapan banyak terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan segala anugerah, rahmat, taufik,
hidayah, rezeki, karunia, kesehatan, kelancaran dan kemudahan dalam
penyelesaian skripsi.
2. Kedua orang tua bapak Sardju dan ibu Suprihatin serta mas Andy, mbak
Peggy dan adek Dhimas yang selalu memberikan doa restu, materill,
semangat dan segalanya.
3. Bapak Sunardi, ST, MT dan Bapak Dr. Ir. Dewa Gede Raka Wiadnya,
M.Sc selaku dosen pembimbing yang sudah memberikan ilmu, nasihat
dan bimbngan yang terbaik bagi penulis.
4. Bapak Dr. Ir. Tri Djoko Lelono, M.Si dan Bapak Eko Sulkhani Yulianto,
S.Pi, M.Si selaku dosen penguji yang sudah memberikan perbaikan, ilmu,
nasihat, kritik dan saran.
5. Bapak Dr. Ir. Daduk Setyohadi, MP selaku ketua jurusan PSPK dan
Bapak Sunardi, ST, MT selaku ketua prodi PSP.
6. Bapak Umar dan masyarakat nelayan di TPI Kalimoro Muncar
Banyuwangi yang telah memberikan bantuan, kemudahan dan ilmu di
lapang.
7. Rohmatul Kusumaning Ayu, Amalia Amami, Annisa Nur Wulan, Ayu
Agustin, Upik Tia, Yunianti Martiningrum, Darusi Syahidah, Imas Fajriyah,
Rendi Bagus, Imam Mukhlisin, Deta Fajar selaku sahabat dari maba yang
telah memberikan doa, semangat dan bantuan selama penulisan.
8. Hanis Prasetya, Geby Arneta, Charolina, Endah Dammay, Indah Septiana
selaku sahabat dari SMP yang telah memberikan semangat dan doa.
9. Teman-teman setempat penelitian di Banyuwangi serta teman-teman
PSP 2013 yang telah memberikan bantuan, semangat dan doa.
10. Teman-teman satu rumah muria delapan Intan, Firmania, Grace, Resty,
Almira, Vera, Fitri dan Anastasya yang telah memberikan semangat,
bantuan dan doa.
11. Pihak-pihak yang belum sempat disebutkan namanya dan turut
membantu kelancaran serta kemudahan penulisan.
Malang, Juni 2017
Penulis
v
RINGKASAN
Nikita Carera Risqi Fauzi. Komposisi Ikan Hasil Tangkapan Purse Seine Gardan Di Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Pelabuhan Dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Dan Perikanan (P2SKP) Muncar Banyuwangi. Dibawah bimbingan Sunardi ST, MT dan Ir. Dewa Gede Raka Wiadnya, M.Sc.
Purse seine yang dikenal sebagai pukat cincin adalah salah satu alat penangkapan ikan yang digolongkan dalam kelompok jaring lingkar yang dilengkapai tali kerut dan cincin untuk menguncupkan jaring bagian bawah pada saat dioperasikan, hasil tangkapannya ialah ikan-ikan pelagis kecil seperti kembung, selar, teri dan tembang. Sifat alat tangkap purse seine yang menangkap ikan multispecies perlu adanya penelitian mengenai komposisi hasil tangkapan purse seine guna untuk mengetahui variasi hasil tangkapannya. Penelitian tentang komposisi hasil tangkapan purse seine di UPT PP Muncar memberikan informasi tentang jenis ikan yang diperoleh nelayan selain ikan lemuru pada setiap kegiatan operasi penangkapan serta hal yang mempengaruhi hasil tangkapan termasuk pengaruh dari perbedaan kapal. Data variasi hasil tangkapan dapat digunakan sebagai data tambahan informasi di lokasi penelitian. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui spesies hasil tangkapan purse seine di TPI Kalimoro Muncar, mengetahui komposisi (%) dan variasi total biomass hasil tangkapan antar kapal purse seine dan mengetahui variasi total biomass antar spesies hasil tangkapan purse seine di Muncar Banyuwangi. Metode yang digunakan dalam peneitian ini adalah metode deskriptif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan survey sampling untuk mengetahui secara langsung sampel data yang digunakan seperti data kapal yang mengoperasikan alat tangkap purse seine, konstruksi alat tangkap serta spesies ikan yang menjadi hasil tangkapan purse seine di Muncar. metode analisis data yang digunakan dalam kegiatan ini ialah Hierarchical Cluster Analysis, One-Way Analysis of Variance (ANOVA) dengan aplikasi Statistical Product and Service Solution (SPSS) dan perhitungan komposisi dengan apikasi Microsoft excel. Hasil tangkapan purse seine di Muncar terdiri dari 6 spesies, yaitu ikan layang (Decapterus macarellus), ikan kembung (Restrelliger brachysoma), ikan lemuru (Sardinella lemuru), ikan tembang (Sardinella gibbosa), ikan tongkol (Allothunnus fallai) dan ikan petek (Leiognathus aureus). Komposisi biomass spesies hasil tangkapan purse seine terbesar ialah ikan Kembung sebesar 8290 kg dengan nilai presentasi komposisi 39.21%. Variasi rata-rata jumlah spesies hasil tangkap per kapal per trip memiliki beda nyata (<0.05) dimana perbedaan nyata terdapat
pada kapal Lancar dengan nilai sebesar . Variasi rata-rata total biomass hasil tangkapan purse seine memiliki beda nyata (<0.05) dimana
perbedaan nyata terdapat pada kapal Akas dengan nilai sebesar sedangkan untuk variasi total biomass hasil tangkapan antar purse seine tidak berbeda nyata (>0,05) dimanan nilai signifikansi sebesar 0,337 yang artinya terima H0 dan tolak H1 dan tidak memliki variasi.
vi
KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
skripsi yang berjudul “Komposisi Ikan Hasil Tangkapan Purse Seine Gardan
Di Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya
Kelautan dan Perikanan Muncar Banyuwangi” dengan baik.
Skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, diantaranya Bab I Pendahuluan yang berisi
latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta waktu
dan tempat pelaksanaan peneitian yang akan dilakukan. Bab II tentang tinjauan
pustaka yag berisi pengertian purse seine, jenis-jenis purse seine, alat bantu
penangkapan, cara pengoperasian purse seine, hal yang mempengaruhi
keberhasilan penangkapan, hasil tangkapan dan komposisi hasil tangkapan. Bab
III Metodologi yang berisi jadwal penyelesaian skripsi, alat dan bahan, alur
penelitian, metode pengumpulan dan analisis data. Bab IV hasil dan
pembahasan yang berisi hasil dan analisis data serta pembahasan. Bab V
Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
Penyusun menyadari bahwa laporan tersebut masih jauh dari sempurna maka
dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir
kata, penyusun berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi mahasiswa
lainnya.
Malang, Juni 2017
Penyusun
vii
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ....................................................................................................... v KATA PENGANTAR ............................................................................................vi DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii DAFTAR TABEL ..................................................................................................ix DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................xi 1. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan penelitian ........................................................................................ 3 1.4 Kegunaan Penelitan ................................................................................... 3 1.5 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 3
2. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 5
2.1 Purse Seine ................................................................................................ 5 2.1.1 Jenis-jenis purse seine ........................................................................ 6 2.1.2 Alat bantu penangkapan ...................................................................... 7
2.2 Cara pengoperasian purse seine ................................................................ 8 2.3 Hal yang mempengaruhi keberhasilan penangkapan ................................. 9 2.4 Hasil Tangkapan ....................................................................................... 10 2.5 Komposisi Hasil Tangkapan ..................................................................... 10
3. METODE PENELITIAN ................................................................................. 12
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 12 3.2 Materi Penelitian ....................................................................................... 12 3.3 Alat dan Bahan ......................................................................................... 12 3.4 Metode Penelitian ..................................................................................... 12 3.5 Metode Pengumpulan data ....................................................................... 15
3.5.1 Data Primer ....................................................................................... 15 3.5.2 Data Sekunder ................................................................................... 16
3.6 Teknik pengambilan data .......................................................................... 16 3.7 Analisis Data............................................................................................. 16
3.7.1 Identifikasi Spesies Ikan Hasil Tangkapan ......................................... 16 3.7.2 Analisis Komposisi Ikan Hasil Tangkapan .......................................... 17 3.7.3 Analysis of Variance (ANOVA) ........................................................... 18
3.8 Alur Penelitian .......................................................................................... 21 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 23
4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian ............................................................ 23 4.1.1 Letak Geofrafis Kabupaten Banyuwangi ............................................ 23 4.1.2 Kondisi Umum Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Muncar ............... 24
4.2 Deskripsi Alat tangkap Purse Seine di Muncar ......................................... 25 4.3 Operasi Penangkapan .............................................................................. 30
viii
4.4 Hasil Tangkapan Purse Seine .................................................................. 32 4.4.1 Spesies Hasil Tangkapan .................................................................. 32 4.4.2 Hubungan Kekerabatan Spesies Hasil Tangkapan Purse Seine
Berdasarkan Ciri morfologi ................................................................... 40 4.5 Komposisi Hasil Tangkapan Purse Seine ................................................. 41 4.5.1 Komposisi Biomass per Spesies Hasil Tangkapan Purse Seine ....... 41 4.6 Variasi Jumlah Spesies Hasil Tangkap per Kapal per Trip ........................ 42 4.7 Variasi Total Biomass Hasil Tangkapan Antar Kapal Purse Seine ............ 44 4.8 Variasi Total Biomass antar spesies Hasil tangkapan Purse Seine ........... 46
5. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 48
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 48 5.2 Saran ........................................................................................................ 49
DAFAR PUSTAKA ............................................................................................. 50
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Perkembangan Jumlah Armada Penangkapan di Unit Pengelola Teknis (UPT)
Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (P2SKP) Muncar, Banyuwangi Tahun 2007 – 2016 ..................................................... 25
2. Konstruksi alat tangkap Purse Seine di PPP Muncar, Banyuwangi ................ 28 3. Spesies Hasil Tangkapan Purse Seine Gardan di Muncar ............................. 32 4. Hasil Analisis Varian Terhadap Jumlah Spesies Hasil Tangkapan per Kapal
per Trip ......................................................................................................... 43 5. Hasil Least Significant Difference (LSD) Test Terhadap Jumlah Spesies Hasil
Tangkapan per Kapal per Trip ....................................................................... 44 6. Hasil Analisis Varian terhadap Total Biomass Hasil Tangkapan Purse Seine 45 7. Hasil Least Significant Difference (LSD) Test Terhadap Total Biomass Hasil
Tangkapan Antar Kapal Purse Seine ............................................................ 45 8. Hasil Analisis Varian Biomass Antar Spesies Hasil Tangkapan Purse Seine . 47
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Skema Alur Penelitian .................................................................................... 14 2. Peta Lokasi Penelitian ................................................................................... 23 3. Grafik total hasil tangkapan 2016 ................................................................... 26 4. Alat Bantu Penangkapan Gardan................................................................... 29 5. Nelayan berangkat melaut menggunakan kapal ojekan untuk menuju ke kapal
purse seine ................................................................................................... 31 6. Ikan layang .................................................................................................... 33 7. Ikan kembung ................................................................................................ 34 8. Ikan lemuru .................................................................................................... 36 9. Ikan tamban ................................................................................................... 37 10. Ikan tongkol ................................................................................................. 38 11. Ikan petek .................................................................................................... 39 12. Hasil Analisis Kekerabatan Spesies Hasil Tangkapan Purse Seine ............. 40 13. Diagram Presentase Komposisi Biomass Spesies Hasil Tangkapan Purse
Seine di TPI Kalimoro Muncar Banyuwangi ................................................ 42
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman 1. Data Kapal Purse Seine ................................................................................. 53 2. Data Spesies Hasil Tangkapan Purse Seine .................................................. 53 3. Gambar Konstruksi Alat Tangkap Purse Seine .............................................. 54 4. Data Penciri Morfologi .................................................................................... 55 5. Data Analisis Penciri Morfologi ...................................................................... 58 6. Data Variasi Total Biomass (kg) Hasil Tangkapan Purse Seine ..................... 59 7. Hasil Analisis Ragam One Way Anova Terhadap Jumlah Spesies Hasil
Tangkapan per Kapal per Trip ......................................................................... 63 8. Hasil Analisis Ragam One Way Anova Terhadap Total Biomass Hasil
tangkapan Antar Kapal .................................................................................. 70 9. Hasil Analisis Ragam One Way Anova Terhadap Total Biomass Antar Spesies
Hasil Tangkapan ........................................................................................... 77 10. Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 78
1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selat Bali adalah wilayah perairan yang memisahkan Pulau Jawa dan Bali,
sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan Selat Bali terdiri dari berbagai jenis
ikan seperti lemuru, layang, kembung, tembang dan selar tetapi ikan yang paling
dominan adalah ikan lemuru (Sardinella lemuru). Perikanan lemuru di perairan
Selat Bali berkembang sangat pesat sejak diperkenalkannya alat tangkap pukat
cincin oleh peneliti Lembaga Penelitian Perikanan Laut (LPPL) yang sekarang
menjadi BPPL yaitu pada tahun 1972. Hasil tangakapan ikan lemuru memberi
konstribusi yang sangat besar terhadap total hasil tangkapan pukat cincin di
perairan Selat Bali (Wudji, 2013).
Purse seine yang dikenal sebagai pukat cincin adalah salah satu alat
penangkapan ikan yang digolongkan dalam kelompok jaring lingkar yang
dilengkapai tali kerut dan cincin untuk menguncupkan jaring bagian bawah pada
saat dioperasikan. Peranan jaring terhadap ikan tangkapan adalah sebagai
pengurung ikan agar tidak lari dari sergapan jaring ketika dilingkarkan
(Zarochman dan Wahyono, 2005). Alat penangkapan ikan purse seine ini telah
banyak dan meluas digunakan di Indonesia. Adapun sasarannya adalah ikan
pelagis kecil seperti kembung, selar, teri, dan tembang.
Alat tangkap yang medominasi di Pelabuhan Perikanan Muncar adalah purse
seine yang lebih dikenal dengan sebutan purse seine slerek. Purse seine slerek
dioperasikan dengan dua buah kapal (Two Boat) yaitu kapal jaring dan kapal
pemburu. Trip penangkapan dilakukan one day fishing karena daerah
penangkapannya berada di sekitar perairan Selat Bali. Alat tangkap purse seine
Muncar menggunakan lampu sebagai atraktor untuk mengkonsentrasikan
gerombolan ikan yang dijadikan fish targetnya. Namun beberapa tahun ini alat
2
tangkap yang lebih populer yaitu purse seine gardan (one boat) yang
dioperasikan dengan satu buah kapal dan alat tangkap ditarik dengan bantuan
gardan. Prinsip kerja purse seine pada umumnya sudah banyak diketahui, dan
setiap daerah di perairan Indonesia mempunyai teknik yang berbeda-beda
demikian juga dengan hasil tangkapannnya, setiap daerah mempunyai komposisi
jenis ikan yang bervariasi (Pratama, 2016).
Sumberdaya perikanan yang paling dominan di Selat Bali adalah ikan lemuru
(Sardinella lemuru) yang ditangkap oleh alat tangkap purse seine, adanya sifat
alat tangkap purse seine yang menangkap ikan multispecies perlu adanya
penelitian mengenai komposisi hasil tangkapan purse seine guna untuk
mengetahui variasi hasil tangkapannya. Penelitian tentang komposisi hasil
tangkapan purse seine di UPT PP Muncar memberikan informasi tentang jenis
ikan yang diperoleh nelayan selain ikan lemuru pada setiap kegiatan operasi
penangkapan serta hal yang mempengaruhi hasil tangkapan termasuk pengaruh
dari perbedaan kapal. Data variasi hasil tangkapan dapat digunakan sebagai
data tambahan informasi di lokasi penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang diambil
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja ikan hasil tangkapan purse seine yang didaratkan di Muncar ?
2. Bagaimana kekerabatan spesies hasil tangkapan purse seine berdasarkan ciri
morfologi ?
3. Bagaimana komposisi (%) dan variasi jumlah spesies per kapal per trip ?
4. Apakah ada variasi total biomass hasil tangkapan antar kapal dan variasi total
biomass antar spesies hasil tangkapan purse seine di Muncar ?
3
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui jenis ikan hasil tangkapan purse seine yang di daratkan di Muncar
2. Mengetahui kekerabatan spesies hasil tangkapan purse seine berdasarkan
ciri morfologi
3. Mengetahui komposisi (%) dan variasi jumlah spesies per kapal per trip
4. Mengetahui variasi total biomass hasil tangkapan antar kapal dan variasi total
biomass antar spesies hasil tangkapan purse seine di Muncar
1.4 Kegunaan Penelitan
Kegunaan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa :
Sebagai sumber informasi dan tambahan wawasan ilmu di bidang perikanan
khususnya kajian komposisi ikan hasil tangkapan purse seine sehingga dapat
dijadikan sebagai bahan penelitian selanjutnya.
2. Bagi Nelayan
Sebagai informasi terkait tentang ikan-ikan yang diperoleh nelayan pada
setiap kegiatan operasi penangkapan.
3. Bagi Instansi dan Pemerintah terkait
Sebagai sumber informasi untuk menyampaikan kepada masyarakat nelayan
mengenai tinggi rendahnya variasi ikan yang di daratkan di Muncar
Banyuwangi.
1.5 Waktu dan Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan survei tempat pada bulan Desember
2016. Konsultasi judul dan pembuatan proposal dimulai bulan Desember hingga
Januari 2017. Kemudian pengambilan data dan pengolahan data dilakukan pada
4
bulan Februari – April 2017, sedangkan untuk penyusunan dan analisis data
serta penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan April 2017 sampai dengan
bulan Juni 2017.
5
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Purse Seine
Purse seine adalah jaring yang umumnya berbentuk empat persegi panjang
tanpa kantong dan digunakan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan
(pelagic fish). Purse seine adalah suatu alat penangkapan ikan yang digolongkan
dalam kelompok jaring lingkar (sorrounding nets) (Ghaffar, 2006). Alat tangkap
purse seine terdiri dari badan jaring, kantong, selvedge, pelampung, pemberat,
tali ris atas, tali ris bawah, tali kerut dan cincin-cincin. Panjang rata-rata alat
tangkap jaring purse seine gardan yaitu 400 meter. Bentuk konstruksi dari alat
tangkap ini adalah trapesium. Ukuran ketebalan benang jaring bagian serampat
baik bawah maupun atas biasanya lebih tebal agar tidak putus karena untuk
menahan beban tarikan ketika pengangkatan jaring keatas kapal. Tali ris atas
terdiri dari tali pelampung dan tali penguat ris atas, sedangkan tali ris bawah
terdiri dari tali pemberat dan tali penguat ris bawah. Bagian kantong pada alat
tangkap ini terbagi menjadi 3 bagian. Letak kantongnya berada di pinggir alat
tangkap. Lebar jaring ini bisa mencapai 60 meter, ukuran mata jaring yang
digunakan pada alat tangkap ini adalah berukuran 1” dan ⁄ ” (Pratama, 2016).
Brandt (1984) menyatakan bahwa purse seine merupakan alat tangkap yang
lebih efektif untuk menangkap ikan-ikan pelagis di permukaan air. Purse seine
dibuat dengan dinding jaring yang panjang bahkan hingga beberapa kilometer,
dengan panjang jaring bagian bawah sama atau lebih panjang dari pada bagian
atas. Bentuk konstruksi jaring seperti ini, tidak ada kantong yang berbentuk
permanen pada jaring purse seine. Karakteristik jaring purse seine terletak pada
cincin yang terdapat pada bagian bawah jaring. Dilihat dari segi konstruksi maka
komponen jaring pukat cincin (purse seine) dapat dikelompokan menjadi 5
6
bagian besar, yaitu (1) badan jaring, (2) tali kerut, (3) cincin (ring), (4) pelampung
dan pemberat, dan (5) tali selambar (Martasuganda, 2004).
2.1.1 Jenis-jenis Purse Seine
Bentuk, ukuran, dan bahan yang digunakan purse seine bervariasi.
Bervarasinya bentuk dan ukuran purse seine tergantung pada kebiasaan ikan
yang menjadi tujuan penangkapan, ukuran kapal, waktu operasi, dan jenis ikan
yang ditangkap. Menurut Sadhori (1985); purse seine dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, yaitu :
1) Berdasarkan tipe letak kantong :
(1) Tipe Amerika
(2) Tipe Jepang
2) Berdasarkan jumlah kapal :
(1) Satu kapal
(2) Dua kapal
3) Berdasarkan target tangkapan :
(1) Purse seine tuna
(2) Purse seine layang
(3) Purse seine kembung
(4) Dan sebagainya
4) Berdasarkan waktu operasi :
(1) Siang hari
(2) Malam hari
Menurut Subani dan Barus (1989) umumnya perikanan pukat cincin (purse
seine) di dunia menggunakan satu kapal. Ada dua tipe kapal purse seine, yaitu
tipe Amerika dan tipe Skandinavia (Eropa). Kapal purse seine Amerika
mempunyai bridge (anjungan) dan ruang akomodasi pada bagian haluan. Kapal
7
purse seine tipe Skandinavia (Eropa) mempunyai bridge (anjungan), dan ruang
akomodasi di buritan. Kegiatan penurunan jaring dilakukan pada sisi kanan kapal
(starboat), sedangkan sisi kiri kapal (portside) ditempati untuk ruang kemudi. Alat
penangkapan purse seine disimpan pada bagian buritan dan power block,
biasanya terletak di sisi anjungan kapal (Setyawan, 1992).
2.1.2 Alat Bantu Penangkapan
Rumpon (fish aggregating device) merupakan alat pemikat yang digunakan
untuk mengkonsentrasikan ikan, sehingga operasi penangkapan ikan dapat
dilakukan dengan lebih mudah, Subani, W (1989), menyatakan bahwa rumpon
merupakan suatu benda yang menyerupai pepohonan yang ditanam dalam suatu
perairan. Rumpon merupakan suatu alat bantu yang berperan penting dalam
kegiatan operasi penangkapan ikan terutama, khusus dalam perikanan mini
purse seine keberadaan rumpon sangat diharapkan oleh nelayan karena
berfungsi untuk menghadang ikan pelagis yang sedang beruaya agar
terkonsentrasi penyebarannya di sekitar areal rumpon, hal tersebut sangat
mendukung kesuksesan pengoperasian alat tangkap mini purse seine.
Keberadaan rumpon disamping sebagai tempat perlindungan juga sebagai
tempat mencari makan (Subani, W 1989). Rumpon sebagai alat bantu
penangkapan sangat menentukan keberhasilan operasi penangkapan dan
dengan bantuan rumpon nelayan dapat menghemat waktu dan biaya operasi
(Wudianto dan M.L Linting, 1986). Prinsip suatu penangkapan ikan dengan alat
bantu rumpon adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan agar lebih mudah
tertangkap. Ada beberapa dugaan penyebab ikan berkumpul di sekitar rumpon
diantaranya adalah karena rumpon berfungsi sebagai tempat berlindung dan
mencari makan (Subani, W 1989). Ikan disekitar rumpon menciptakan suatu area
makan dan dimakan, dimulai dengan tumbuhnya bakteri dan mikroba lalu
8
dilanjutkan hewan-hewan kecil akan menarik perhatian ikan pelagis kecil serta
datangnya ikan pelagis besar.
Penggunaan rumpon sebagai alat bantu dalam penangkapan ikan memberi
banyak keuntungan atau manfaat. Monintja (1990), menyatakan bahwa manfaat
yang dapat diharapkan dengan penggunaan rumpon sebagai alat bantu dalam
penangkapan ikan adalah efisiensi waktu dan biaya, meningkatkan hasil
tangkapan per satuan upaya penangkapan dan meningkatkan mutu hasil
tangkapan yang ditnjau dari spesies dan komposisi ukuran. Dengan demikian
para nelayan pukat cincin tidak lagi melakukan pencarian kawanan ikan (fish
schooling) yang berati bahwa kapal pukat cincin setibanya didaerah
penangkapan ikan langsung ditambatkan pada tali rumpon.
2.2 Cara Pengoperasian Purse Seine
Baskoro (2002) menyatakan bahwa alat tangkap ikan (pukat cincin) ini
dioperasikan dengan cara melingkari gerombolan ikan baik dengan
menggunakan satu kapal ataupun dua unit kapal. Setelah gerombolan ikan
terkurung, kemudian bagian bawah jaring dikerutkan hingga tertutup dengan
menarik tali kerut yang dipasangkan sepanjang bagian bawah melalui cincin. Alat
penangkapan ini ditujukan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan
(pelagic fish).
Tahapan dalam kegiatan penangkapan ikan dengan purse seine , yaitu :
1. Menemukan gerombolan ikan dengan memperhatikan perubahan warna
permukaan air laut dan ada tidaknya riak-riak, buih-buih, atau burung-burung
yang menyambar permukaan air,
2. Mengidentifikasi kualitas dan kuantitas gerombolan ikan,
3. Menentukan faktor kekuatan, kecepatan, arah angin, dan arus, serta
menentukan arah dan kecepatan renang gerombolan ikan,
9
4. Melakukan penangkapan, yaitu dengan melingkari jaring dan menarik purse
line dengan cepat agar gerombolan ikan tidak dapat meloloskan diri dari arah
horizontal maupun vertikal, dan
5. Mengangkat jaring dan memindahkan ikan dari bagian bunt ke palka dengan
scoop net on fish pumb (Ayodhyoa, 1981).
Menurut Setyawan (1992) jenis purse seine yang dioperasikan dengan satu
unit kapal memiliki kantong (bunt) yang terletak pada salah satu ujung jaring,
sedangkan kantong (bunt) pada purse seine yang menggunakan dua unit kapal
terletak pada bagian tengah jaring.
2.3 Hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan
Salah satu penentu keberhasilan operasi penangkapan purse seine adalah
faktor kecepatan kapal. Kecepatan kapal merupakan jarak yang ditempuh kurun
waktu tertentu untuk mengasilkan tangkapan. Kecepatan ini dipengaruhi oleh
faktor intern, seperti HP mesin, umur ekonomis dan kelayakan kapal, dan faktor
eksteren yang meliputi tahanan terhadap gelombang, arus, dan angin.
Keberhasilan operasi penangkapan purse seine juga dipengaruhi oleh kecepatan
pelingkaran purse seine, kecepatan penarikan tali ris dan kecepatan turunnya
jaring secara gravitasi terhadap gerombolan ikan. Hal ini digunakan untuk
mengimbangi kecepatan renang kawanan ikan pelagis yang berdasarkan data
FAO sebesar 1,1 m/s, sehingga dapat menghasilkan tangkapan yang optimal
(Muntaha, et.,al 2012).
Menurut Kurniawan (2016), mengatakan bahwa efisiensi jaring akan
berkurang ketika dioperasikan selama fase bulan terang karena kilauan cahaya
dari sekitarnya. Hal tersebut terjadi karena sinar bulan yang sangat terang dapat
menembus sampai ke kolom perairan, sehingga menyebabkan ikan pelagis pada
10
khususnya menyebar dan tidak membentuk gerombol sehingga hasil tangkap
nelayan menjadi berkurang.
2.4 Hasil Tangkapan
Menurut hasil penelitian Kuswoyo (2015), hasil tangkapan purse seine terdiri
dari ikan pelagis kecil dan ikan pelagis besar. Hasil tangkapan yang diperoleh
pada saat penelitiannya terdiri dari ikan layang, selar, cakalang dan tuna yang di
setiap lokasi penangkapan didominasi oleh ikan layang 92% dan 77%.
Menurut Limbong (2017), kapal dengan kecepatan yang relatif tinggi dapat
menghalangi atau menyaingi kecepatan ikan. Oleh karena itu kapal yang
bergerak relatif lebih cepat dari kecepatan renang ikan akan meningkatkan
peluang tertangkapnya ikan. Kekuatan mesin yang besar juga akan
mempengaruhi proses pelingkaran gerombolan ikan menjadi lebih cepat
sehingga kemungkinan ikan untuk lolos juga semakin kecil. Target tangkapan
purse seine yaitu pelagis kecil dan pelagis besar.
2.5 Komposisi Hasil Tangkapan
Menurut Simbolon, et.,al (2013), komposisi hasil tangkapan utama dapat
mengindikasikan bahwasannya alat tangkap tersebut mempunyai selektivitas
yang baik. Apabila proporsi hasil tangkapan utama yang didapat semakin besar,
maka alat tangkap tersebut dapat dianggap selektif dari segi jenis. Selain itu,
komposisi ikan hasil tangkapan dapat menunjukan kelimpahan jenis ikan dalam
suatu perairan dengan menghitung berat atau jumah ikan per ekor. Komposisi
jenis hasil tangkapan dianalisis dengan pendekatan deskriptif. Pendekatan ini
ditujukan untuk mengkaji hasil tangkapan per trip, hasil analisi tersebut disajikan
dalam bentuk tabel atau grafk.
11
Komposisi hasil tangkapan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Pi =
x 100% ... 1)
Keterangan :
Ni = jumlah jenis ikan ke-i
N = Jumlah seluruh hasil tangkapan
Menurut Susaniati, et.,al (2013), komposisi jenis ikan dapat dihitung pada
setiap alat tangkap dengan persamaan sebagai berikut:
Pi
... 2)
Keterangan:
pi = kelimpahan relatif hasil tangkapan (%)
ni = jumlah hasil tangkapan spesies ke i (kg)
N = total hasil tangkapan
12
3. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Banyuwangi tepatnya di Unit Pelaksanaan Teknis
Pelabuhan (UPT) Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan (P2SKP) Muncar yang terletak di Kedungrejo, Muncar, Kabupaten
Banyuwangi Jawa Timur yang dilaksanakan pada bulan Februari – April 2017.
3.2 Materi Penelitian
Materi yang akan diteliti pada penelitian purse seine ini ialah terkait tentang
komposisi spesies hasil tangkapan alat tangkap purse seine yang dilakukan oleh
nelayan di Muncar.
3.3 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan daam penelitian ini yaitu :
1. Alat tangkap purse seine sebagai alat penangkapan ikan
2. Kamera sebagai dokumentasi
3. Timbangan untuk menimbang hasil tangkapan purse seine
4. Buku identifkasi digunakan sebagai acuan untuk mengidentifikasi ikan hasil
tangkapan
5. Buku dan alat tulis sebagai alat pencatat
6. Penggaris dan meteran sebagai pengukur panjang ikan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Ikan hasil tangkapan purse seine
3.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam peneitian ini adalah metode deskriptif. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan survey sampling untuk mengetahui secara
13
langsung sampel data yang digunakan seperti data kapal yang mengoperasikan
alat tangkap purse seine, konstruksi alat tangkap serta spesies ikan yang
menjadi hasil tangkapan purse seine di Muncar. Metode deskriptif survey
dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung guna
mendapatkan keterangan yang jelas terhadap suatu masalah dalam penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada
proses pendaratan ikan oleh nelayan. Pendaratan ikan dilakukan setiap pagi di
TPI Kaimoro Muncar, setiap kapal yang datang dicatat nama kapal serta
pemiliknya kemudian melihat hasil tangkapannya yang telah dipilah sesuai jenis
ikannya. Pencatatan berat diasumsi dengan berat per keranjang, apabila berat
penuh maka total berat keranjang ikan tersebut sebesar 130 kg. Kemudian
setelah mencatat hasil tangkapan setiap harinya dilakukan perhitungan
komposisi ikan hasil tangkapan.
14
Gambar 1. Skema Alur Penelitian
1. Identifikasi Spesies Ikan
Mengambil satu spesies
Mengetahui nama lokal dan umum dari nelayan dan petugas enumerator
Mendokumentasikan spesies/spesimen ikan
Melihat family spesies di fishbase
Identifikasi karakter morfologi menggunakan buku Carpenter & Niem
Tabel variasi jumlah spesies
2. Komposisi Hasil Tangkapan
Identifikasi kapal
Identifikasi alat tangkap Purse Seine
Hasil tangkapan
Penyortiran per spesies
Mencatat berat hasil tangkapan dengan asumsi berat per keranjang
Menghitung komposisi hasil tangkapan
Selesai
Pengumpulan Data
Analisis Data
Hirarchical Cluster
Analisis Data
Rumus Komposisi
One-Way ANOVA
Komposisi Ikan Hasil Tangkapan Purse Seine Di Unit Pelaksanaan Teknis
Pelabuhan Prikanan Muncar Banyuwangi
Data sekunder diperoleh dari jurnal dan artikel terkait serta dari buku statistik perikanan
Primer Sekunder
Mulai
15
3.5 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan dua metode, yaitu dengan cara
pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder.
3.5.1 Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan data langsung
melalui observasi langsung, wawancara, partisipasi aktif dan dokumentasi setiap
kegiatan selama penelitian. Data kapal purse seine secara umum didapat
dengan melakukan metode observasi langsung ke nelayan kapal purse seine
tentang gross tonage (GT) kapal, ukuran jaring, ukuran kapal, alat bantu
penangkapan, total ABK, dan jumlah trip yang dilakukan.
Jenis ikan hasil tangkapan yang diperoleh dengan melakukan pencatatan
data di lapang khususnya pada nama dan jumlah spesies hasil tangkapan purse
seine. Selanjutnya melakukan pencatatan spesies dari hasil tangkapan ikan
nelayan yang telah disortir, setelah itu menanyakan nama lokal maupun nama
nasional dari hasil tangkapan kepada enumerator maupun nelayan. Sampel atau
specimen setiap spesies didokumentasi dengan mengambil satu spesies ikan
yang masih utuh dari setiap hasil tangkapan kemudian mengambil setiap
specimen yang diperoleh dan disimpan untuk di bawa ke Malang.
Setelah nama spesies diketahui, nama spesies tersebut dicari di fishbase.org
dengan memasukan nama lokal dari ikan yang akan diidentifikasi kemudian
melihat ordo dan family, setelah itu ikan tersebut diidentifikasi berdasarkan
karakter penciri morfologi ikan menggunakan buku Carpenter dan Niem. Karakter
penciri morfologi diantara nya ialah bentuk tubuh, warna tubuh, corak tubuh,
warna corak tubuh, letak corak tubuh, bentuk kepala, posisi mulut, jumlah sirip
dorsal/punggung, warna sirip dorsal, bentuk sirip dorsal, warna sirip pectoral/
dada, bentuk sirip pectoral, warna sirip ventral/perut, bentuk sirip ventral, jumlah
sirip anal/dubur, warna sirip anal, bentuk sirip anal, bentuk sirip caudal/ekor,
16
warna sirip caudal, dan bentuk linea lateralis. Setelah melakukan identifikasi,
melakukan pencatatan komposisi spesies hasil tangkap per kapal per trip. Data
komposisi dan berat (kg) hasil tangkapan per spesies per kapal purse seine
diperoleh dari hasil tangkapan nelayan per keranjang yang didaratkan di TPI
Kalimoro Muncar Banyuwangi.
3.5.2 Data Sekunder
Pengumpuan data sekunder pada penelitian ini meliputi data yang diperoleh
dari jurnal penelitian, buku, peraturan menteri kelautan dan perikanan, serta data
statistik dari dinas kelautan dan perikanan Banyuwangi.
3.6 Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah :
1. Melakukan idenifikasi alat tangkap purse seine
2. Mencatat berat jumlah hasil tangkapan per spesies dengan asumsi berat per
keranjang
3. Mendapatkan nama lokal dan nasional masing-masing spesies yang
tertangkap dari nelayan atau petugas statistik
4. Mendokumentasikan sampel/specimen yang diperoleh
5. Mencocokan nama dari hasil tangkapan dengan buku
6. Membuat tabel untuk mendata spesies hasil tangkapan yang berbeda
7. Menghitug komposisi hasil tangkapan
3.7 Analisis Data
3.7.1 Identifikasi Spesies Ikan Hasil Tangkapan
Spesies ikan hasil tangkapan diidentifikasi berdasarkan 20 penciri morfologi.
Identifikasi dilakukan dengan menggunakan buku referensi Carpenter dan
mencocokan spesies dengan data yang ada di fishbase.org. Identifikasi ikan ini
17
dilakukan untuk mengetahui setiap nama family, genus dan spesies ikan hasil
tangkapan, serta karakteristik morfologi setiap spesies.
Spesies hasil tangkapan yang telah diidentifikasi berdasarkan karakter penciri
morfologinya, dapat diolah pada SPSS namun terlebih dahulu dimasukan ke
dalam Microsoft Excel. Data yang telah di masukan ke Ms.Excel siap untuk
dianalisis dengan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 16.0,
selanjutnya menganalisis dengan menggunakan uji hierarchical cluster analysis
untuk mengetahui hasil dendogram atau diagram pohon. Dengan menggunakan
dendogram dapat diketahui kekerabatan antar spesies, spesies dengan
kekerabatan paling dekat digambarkan dengan semakin dekatnya garis yang
menghubungkan antara spesies satu dengan spesies yang lain, atau dapat
dilihat dari nilai koefisien yang tertera diatas dendogram. Semakin kecil
koefisiennya maka spesies tersebut memiliki kekerabatan yang dekat dan
semakin besar koefisiennya maka spesies tersebut memiliki kekerabatan yang
jauh.
3.7.2 Analisis Komposisi Ikan Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan terlebih dahulu diidentifikasi sebelum dianalisis. Kemudian
membandingkan komposisi hasil tangkapan dengan memasukan data ke dalam
tabel komposisi hasil tangkapan pada microsoft excel. Pengamatan pada
komposisi hasil tangkapan dilakukan dengan cara mencatat berat jumlah hasil
tangkapan per spesies dengan asumsi berat per keranjang dari masing-masing
spesies ikan hasil tangkapan jaring purse seine. Perhitungan komposisi spesies
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
PI =
x 100 % ... 3)
18
Keterangan :
Pi = komposisi Spesies ke-i (%)
ni = berat spesies hasil tangkapan ke-i (kg)
N = berat total spesies hasil tangkapan (kg)
3.7.3 Analysis of Variance (ANOVA)
Pada penelitian ini, data akan dianalisis menggunaan analisis ragam One-
Way ANOVA (analysis of variance) untuk mengetahui variasi jumlah spesies
hasil tangkapan per kapal per trip, variasi total biomass hasil tangkapan antar
kapal dan variasi total biomass antar spesies hasil tangkapan kapal purse seine.
Variasi jumlah spesies hasil tangkapan per kapal per trip diperoleh dengan
memasukan data kapal yang melakuka pengulangan sebanyak 3 kali sebagai
factor dan jumlah spesies antar kapal purse seine sebagai dependent list. Pada
analisis ini menggunakan hipotesis, hipotesis yang digunakan ialah :
H1 = jumlah spesies hasil tangkapan per kapal per trip bervariasi atau ada beda
nyata
H0 = jumlah spesies hasil tangkapan per kapal per trip tidak bervariasi atau tidak
ada beda nyata
Apabila nilai signifikansi <0,05, maka H1 diterima yang artinya jumlah spesies
hasil tangkapan per kapal per trip memiliki beda dan diperlukan adanya uji
lanjutan dengan prosedur post hoc untuk mengetahui variabel mana yang
memiliki perbedaan yang signifikan atau nyata, tetapi bila nilai signifikansi >0,05,
maka H0 yang diterima yang artinya tidak perlu dilakukan prosedur post hoc
dikarenakan hasil jumlah spesies hasil tangkapan per kapal per trip tidak
berbeda.
Variasi total biomass hasil tangkapan antar kapal diperoleh dengan
menggunakan data kapal yang melakukan pengulangan dan total biomass hasil
19
tangkapan per kapal. Pada analisis ini menggunakan hipotesis, hipotesis yang
digunakan ialah :
H1 = jumlah total biomass hasil tangkapan antar kapal bervariasi atau memiliki
beda nyata
H0 = jumlah total biomass hasil tangkapan antar kapal tdak bervariasi atau tidak
memiliki beda yang nyata.
Apabila nilai signifikansi <0,05, maka H1 diterima yang artinya variasi total
biomass hasil tangkapan antar kapal memiliki beda dan diperlukan adanya uji
lanjutan dengan prosedur post hoc untuk mengetahui variabel mana yang
memiliki perbedaan yang signifikan atau nyata, tetapi bila nilai signifikansi >0,05,
maka H0 yang diterima yang artinya tidak perlu dilakukan prosedur post hoc
dikarenakan hasil variasi total biomass antar kapal tidak berbeda.
Variasi total biomass antar spesies hasil tangkapan menggunakan data
spesies hasil tangkapan dan berat (kg) antar spesies. Pada analisis ini
menggunakan hipotesis, hipotesis yang digunakan ialah :
H1 = total biomass antara spesies bervariasi atau memiliki beda nyata
H0 = total biomass antar spesies tidak bervariasi atau tidak memiliki beda yang
nyata
Apabila nilai signifikansi <0,05, maka H1 diterima yang artinya total biomass
antara spesies memiliki beda dan diperlukan adanya uji lanjutan dengan
prosedur post hoc untuk mengetahui variabel mana yang memiliki perbedaan
yang signifikan atau nyata, tetapi bila nilai signifikansi >0,05, maka H0 yang
diterima yang artinya tidak perlu dilakukan prosedur post hoc dikarenakan hasil
jumlah spesies hasil tangkapan per kapal per trip tidak berbeda.
20
Penentuan nilai anova dapat dilakukan dengan persamaan berikut :
Menghitung jumlah (sum of square) total ( ), antar kelompok ( ), dan
dalam kelompok ( ). Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah
kuadrat:
a. = ∑ - (∑ / N ... 4)
b. = [ ∑
∑
∑
] ... 5)
c. = – ... 6)
Keterangan :
∑
= sk = cf = suku koreksi (correction factor)
N = jumlah subyek
Menghitung derajat kebebasan (degree of freedom) total ( ), antar
kelompok ( ), dan dalam kelompok ( ). Dengan rumus :
a. = N – 1 ... 7)
b. = K -1 ... 8)
c. = N – K ... 9)
Keterangan :
Db = derajat kebebasan
N = Jumlah subyek
K = Jumlah Kelompok
Menghitung rata-rata kuadrat (mean of square) antar kelompok ( ), dan
dalam kelompok ( ) dengan rumus :
a. = / ... 10)
b. = / ... 11)
21
Menghitung rasio F dimana F rasio itu adalah perbandingan antara rata-rata
kuadrat antar kelompok dengan rata-rata kuadrat dalam kelompok. Dengan
rumus :
F = /
Keterangan :
= jumlah dalam kelompok
= rata – rata kuadrat dalam kelompok
Melakukan interpretasi dan uji signifikansi pada rasio F. Ada dua F yang
digunakan untuk melakukan interpretasi dan uji signifikansi yaitu F empirik dan F
teoritik. Dimana F empirik adalah rasio F atau F hasil hitung dan F teoritik adalah
F yang diperoleh dari F tabel. Setelah menentukan F teoritik maka langkah
selanjutnya membandingkan F hitung dan F tabel. Jika :
F hitung > F tabel, maka diinterpretasikan signifikan yang berarti ada perbedaan
F hitung < F tabel, maka diinterpretasikan tidak signifikan yang berarti tidak
terdapat perbedaan.
3.8 Alur Penelitian
Alur prosedur dalam penelitian Komposisi Hasil Tangkapan Alat Tangkap
Purse Seine di Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pelabuhan dan Pengelolaan
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (P2SKP) Muncar disajikan pada gambar 1.
Pertama spesies ikan diidentifikasi. Identifikasi yang dilakukan pertama kali
ialah mengambil satu spesies, kemudian mengetahui nama lokal dan nama
nasional dari nelayan ataupun petugas enumerator, lalu spesies/specimen ikan
didokumentasi. Setelah itu data ikan tersebut dicari di fishbase.org guna
mendapatkan nama ordo dan family, selanjutnya ikan diidentifikasi berdasarkan
22
karakter penciri morfologi menggunakan buku Carpenter dan Niem kemudian
data spesies dimasukan kedalam tabel data analisis penciri morfologi.
Kedua pencatatan data komposisi berat per spesies ikan hasil tangkapan.
Pertama yang dilakukan ialah setelah mengetahui spesies ikan hasil identifikasi,
dilakukan pengobservasian dari kapal purse seine yang mendaratkan hasil
tangkapannya. Kemudian Mencatat berat jumlah hasil tangkapan per spesies
dengan asumsi berat per keranjang dan dimasukan pada tabel berat per spesies
ikan hasil tangkapan per kapal, kemudian dilakukan perhitungan komposisi berat
per spesies hasil tangkapan.
Setelah dilakukan identifikasi spesies dan pencatatan data komposisi berat
per spesies hasil tangkapan. Data tersebut diolah menggunakan analisis
deskriptif dan analisis statistik Hierarchical Clustering Analysis dan One Way-
ANOVA. Setelah data tersebut diolah, selanjutnya menelesaikan laporan
penelitian.
23
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Letak Geofrafis Kabupaten Banyuwangi
Kabupaten Banyuwangi merupakan bagian dari Provinsi Jawa Timur yang
berada di ujung Timur Pulau Jawa. Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di
Pulau Jawa dengan wilayah daratannya terdiri atas dataran tinggi berupa
pegunungan yang merupakan daerah penghasil produk perkebunan dan dataran
rendah dengan berbagai potensi produk hasil pertanian serta daerah sekitar
garis pantai yang membujur dari arah utara ke selatan yang merupakan daerah
penghasil berbagai biota laut. Dapat dilihat pada gambar 2 peta lokasi penelitian
bahwa TPI kalimoro terletak di Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten
Banyuwangi di tepi pantai (selat Bali).
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
Luas wilayah Kabupaten Banyuwangi sekitar 5.7280,50 km. Kabupaten
Banyuwangi memiliki panjang garis panta sekitar 175,8 km, serta jumlah pulau
ada 10 buah. Secara geografis Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung Timur
24
Pulau Jawa, berdasarkan garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten
Banyuwangi terletak diantara 7°43’ – 8°46’ Lintang Selatan dan 113°53’ –
114°38’ Bujur Timur. Secara administratif Kabupaten Banyuwangi berbatasan
dengan :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Situbondo
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Bali
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, dan
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso
4.1.2 Kondisi Umum Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Muncar
Menurut Unit Pengelola Teknis (UPT) Pelabuhan dan Pengelolaan
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (P2SKP) Muncar (2017), Pelabuhan
Perikanan Pantai Muncar terletak di Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar,
Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Kecamatan Muncar terletak di tepi
pantai (Selat Bali) pada posisi 8°24’-8°20’ Lintang Selatan dan 114°21’5’’ Bujur
Timur yang memiliki teluk bernama Teluk Pangpang, serta mempunyai panjang
pantai yang mencapai 13 km dengan pendaratan ikan sepanjang 5,5 km. Jarak
PPP Muncar dengan ibukota kecamatan 2 km, dengan ibukota kabupaten 37 km,
dan dengan ibukota provinsi 332 km. Kecamatan Muncar mempunyai penduduk
130.280 jiwa dan masyarakatnya terutama dari segi struktur budaya nelayan
terdiri dari Suku Jawa, sedangkan suku pendatang yaitu suku Madura, Osing,
dan Bugis. Suku pendatang rata-rata bermata pencaharian sebagai nelayan, hal
ini disebabkan karena suku-suku pendatang mendatangi tempat-tempat yang
dianggap mempunyai hasil tangkapan yang melimpah.
Pelabuhan di Kecamatan Muncar ada 2, yaitu Pelabuhan Kalimati dan
Pelabuhan Kalimoro. Pada Pelabuhan Kalimati alat tangkap purse seine yang
mendominasi adalah purse seine slerek. Sedangkan di Pelabuhan Kalimoro alat
25
tangkap purse seine yang mendominasi adalah purse seine gardan. Unit
Pengelola Teknis (UPT) Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan (P2SKP) Muncar Muncar terletak di Kalimati.
4.2 Deskripsi Alat Tangkap Purse Seine di Muncar
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa jenis alat tangkap purse seine
mencapai 185 unit di tahun 2010 kemudian mengalami kenaikan hingga 207 unit
pada tahun 2012 dan mengalami penurunan di tahun 2016 dengan jumlah alat
tangkap sebanyak 190 unit.
Tabel 1. Perkembangan Jumlah Armada Penangkapan di Unit Pengelola Teknis (UPT) Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (P2SKP) Muncar, Banyuwangi Tahun 2007 – 2016
No Tahun Jumlah Kapal per alat tangkap (Unit)
Purse Seine
Payang Gill Net
Lift Net
Pancing Traps Jumlah
1 2007 185 44 1242 129 1206 142 2948
2 2008 185 44 1053 129 1018 142 2571
3 2009 203 42 907 120 628 224 2124
4 2010 203 42 907 120 628 224 2124
5 2011 203 42 682 276 645 282 2130
6 2012 207 42 679 276 642 282 2128
7 2013 203 62 674 280 655 280 2091
8 2014 190 62 624 280 655 280 2091
9 2015 190 62 624 280 655 280 2091
10 2016 190 16 260 70 164 70 770
Sumber : Unit Pengelola Teknis (UPT) Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (P2SKP) Muncar Muncar, 2017
Terdapat dua pembagian musim pada proses penangkapan di Unit Pengelola
Teknis (UPT) Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
(P2SKP) Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur. Pembagian musim tersebut yaitu
musim biasa yang berkisar antara bulan April sampai dengan Juli dan Musim
puncak yaitu antara bulan Agustus sampai dengan Maret. Jumlah trip dalam satu
bulan yaitu 15 trip, tersisa 10 hari yang biasa digunakan untuk memperbaiki
jaring yang rusak dikarenakan disaat yang bersamaan sedang terjadi terang
26
bulan yang menyebabkan hasil tangkapan kurang maksimal jika tetap dilakukan
proses penangkapan.
Penentuan daerah penangkapan ikan di Muncar masih menggunakan cara
tradisional yaitu berdasarkan naluri atau pengalaman yang sudah turun temurun
dan juga melihat kondisi perairan. Penentuan daerah penangkapan alat tangkap
purse seine dilakukan berdasarkan musim atau arah angin. Jika sedang terjadi
musim barat, cuaca sangat kurang bersahabat yang menyebabkan tingginya
gelombang di perairan luar. Sehingga nelayan lebih memilih melakukan kegiatan
pengoperasian pada perairan yang arusnya lebih tenang dan tidak
bergelombang. Nelayan alat tangkap purse seine Muncar melakukan
penangkapan ikan tepatnya di perairan selatan Negara dan Jembrana, Bali Barat
dimana waktu tempuh fishing base menuju fishing ground sekitar 7 jam. Pada
saat musim angin timur kondisi cuaca dan perairan lebih tenang, sehingga
nelayan alat tangkap purse seine memilih untuk melakukan penangkapan di
perairan luar seperti Samudera Hindia.
Gambar 2. Total hasil tangkapan 2016 (Sumber : PPP Muncar (2017))
37295 4270 5150 12050 82245
1536162
4550 650 0
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
1400000
1600000
1800000
Tota
l Has
il Ta
ngk
apan
Spesies
Total Hasil Tangkapan 2016
Total tangkapan
27
Dapat dilihat dari gambar 3 grafik total hasil tangkapan 2016, diketahui
bahwa pada tahun 2016 hasil tangkapan alat tangkap purse seine gardan ada 8
macam diantaranya yaitu ikan layang dengan hasil 37295 kg, ikan kembung
4270 kg, ikan selar 5150 kg, ikan tembang 12050 kg, ikan tongkol 82245 kg, ikan
lemuru 1536162 kg, ikan ekor merah 4550 kg dan ikan lainnya berjumlah 650 kg.
Dari keseluruhan hasil tangkapan yang diperoleh pada tahun 2016, ikan lemuru
adalah ikan yang paling banyak diperoleh yaitu sebesar 91,3% dan ikan paling
sedikit tertangkap adalah ikan kembung sebesar 0,25%. Hal tersebut
dikarenakan hasil tangkapan utama yang diperoleh di selat bali adalah ikan
lemuru, namun tidak sama dengan sekarang, ikan lemuru pada saat penelitian
dilakukan tidak banyak tertangkap oleh alat tangkap purse seine dikarenakan
pada saat penelitian tidak sedang musim ikan atau sedang mengalami musim
paceklik. Selain itu menurunnya hasil tangkapan dengan berkurangnya jumlah
spesies disebabkan oleh berbedanya daerah penangkapan sehingga hanya
diperoleh 6 spesies dari total 8 spesies yang biasa tertangkap oleh alat tangkap
purse seine.
Alat tangkap purse seine yang ada di Muncar terdiri dari badan jaring,
kantong, selvedge, pelampung, pemberat , tali ris atas, tali ris bawah, tali kerut
dan cincin-cincin. Panjang rata-rata alat tangkap jaring purse seine gardan yaitu
300-400 meter. Bentuk konstruksi dari alat tangkap ini adalah trapesium. Ukuran
ketebalan benang jaring bagian serampat baik bawah maupun atas biasanya
lebih tebal agar tidak putus karena untuk menahan beban tarikan ketika
penangkapan jaring ke atas kapal. Tali ris atas terdi dari tali plampung dan tali
penguat ris atas, sedangkan tali ris bawah terdiri dari tali pemberat dan tali
penguat ris bawah. Lebar jaring ini bisa mencapai 60 meter. Ukuran mata jaring
yang digunakan pada alat tangkap ini adalah berukuran 1’’ dan ¾’’.
28
Jenis bahan alat ini adalah PA (polyamide) untuk bagian jaringnya, tali-temali
berjenis bahan PE (polyethylen), bahan pelampungnya adalah PVC (polyvynil
chloride), pemberat terbuat dari bahan timah hitam berbentuk melinjo, dan
cincinnya terbuat dari kuningan. Jarak antar pelampung adalah 15cm, jarak antar
pemberat adalah 8,9 cm, dan jarak antar cincin adalah 3 meter. Pelampung
tanda yang digunakan berbentuk bola dengan jumlah 2 buah.
Tabel 2. Konstruksi alat tangkap Purse Seine di PPP Muncar, Banyuwangi
No Parameter Uraian
1 Alat Tangkap
a. Panjang jaring 200-400 meter
b. Lebar Jaring 40-60 meter
2 Kapal
a. Ukuran kapal (LxBxD) 18,5 m x 4,5 m x 2 m
b. Tenaga penggerak 220, 235, 246, 250, 261, 272 PK
3 Nelayan (Tenaga Kerja) 30 orang
4 Alat bantu penangkapan Lampu, Gardan
5 Metode penangkapan
a. Waktu Pukul 16.00 - 06.00 WIB
b. Teknik
Aktif dan Pasif (menetap dan berpindah fishing ground)
c. Musim penangkapan
6 Hasil Tangkapan Utama Ikan pelagis kecil
7 Daerah Penangkapan Sembulungan dan Karangente (Selat Bali)
Sumber : Data Penelitian, 2017
Kapal Purse Seine Gardan memiliki dimensi panjang berkisar 18-19 m, lebar
kapal 4,5 m dan tinggi kapal 2 m. Mesin yang digunakan terdapat 3 macam, yaitu
mesin penggerak jalan, mesin gardan, dan mesin alat bantu lampu kapal. Mesin
penggerak jalan menggunakan mesin truk bermerek Mitsubishi Colt Diesel 110
ps, 125 ps dan 136 ps. Mesin penggerak ‘Gardan’ menggunakan mesin
bermerek Yanmar TF 300 dan mesin alat bantu lampu menggunakan genset
diesel.
Nelayan purse seine ‘Gardan’ di PPP Muncar dapat diklasifikasikan sebagai
nelayan buruh. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja sebagai ABK atau
29
juragan kepada pemilik kapal. Nelayan merupakan komponen paling penting
dalam suatu kegiatan operasional penangkapan karena hasil berhasil atau
tidaknya suatu kegiatan penangkapan ikan bergantung pada kinerja dan keahlian
nelayan. Jumlah nelayan yang terdapat dalam satu unit kapal purse seine gardan
yaitu 30 orang, dengan uraian 29 ABK dan 1 juragan. Peran juragan yaitu
menentukan fishing ground dan melihat pergerakan ikan.
Nelayan purse seine gardan di PPP Muncar Banyuwangi mendapatkan
keuntungan dari hasil yang didapat pada hari tersebut. Pembagian keuntungan
menggunakan bagi hasil dimana total keseluruhan hasil pada hari itu dikurangi
biaya perbekalan kemudian sisanya dibagikan dengan kesepakatan yaitu; ABK
dan juragan mendapatkan 50% dan pemilik kapal 50%. Pembagian hasil kepada
juragan diberikan 10% dari 50%, kemudian sisanya dibagi rata kepada seluruh
ABK.
Gambar 3. Alat Bantu Penangkapan Gardan
Unit penangkapan kapal purse seine gardan dalam menjalankan operasional
penangkapan sangat bergantung terhadap alat bantu penangkapan. Alat bantu
penangkapan yang digunakan pada unit kapal purse seine yaitu gardan (gambar
30
4) dan lampu. Alat bantu gardan yang digunakan yaitu berasal dari gardan truk
yang sudah tidak dipakai, kemudian dimodifikasi sehingga berfungsi sebagai alat
untuk menarik tali kerut jaring purse seine. Alat bantu gardan digunakan oleh
mesin bermerek Yanmar TF300 dengan kekuatan 24 PK. Gambar alat bantu
gardan dapat dilihat pada gambar 4.
Lampu yang terdapat pada unit penangkapan alat tangkap purse seine
gardan berjumlah 10 unit. Jenis lampu tersebut yaitu mercury 500 watt dan
lampu cobra 1.500 watt. Dalam satu unit purse seine gardan terdapat 4 unit
lampu sorot jenis cobra, 8 unit lampu jenis mercury dan lampu bohlam. Setiap
lampu memiliki fungsi tersendiri, yaitu sebagai berikut :
1. Lampu cobra berfungsi sebagai lampu pencari ikan dan untuk mempengaruhi
ikan yang berada jauh dari kapal.
2. Lampu mercury berfungsi untuk memikat ikan supaya berkumpul di sekitar
kapal.
3. Lampu Bohlam berfungsi memusatkan perhatian ikan dibawah lampu
4.3 Operasi Penangkapan
Metode pengoperasian purse seine gardan Unit Pengelola Teknis (UPT)
Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (P2SKP)
Muncar, Banyuwangi adalah sebagai berikut :
1. Persiapan operasi penangkapan ikan meliputi pemeriksaan alat tangkap,
mesin motor sebagai penggerak kapal dan mesin diesel sebagai tenaga untuk
peneranagn lampu, dan kondisi kapal. Untuk menuju ke kapal purse seine
yang telah diparkir nelayan menggunakan kapal ojekan dengan membawa
perbekalan yang diperlukan selama operasi penangkapan, gambar
keberangkatan nelayan dapat dilihat pada gambar 5.
31
2. Penentuan fishing ground
3. Penurunan jaring (setting) dimulai dengan menurunkan pelampung tanda
terlebih dahulu dan diikuti secara bersamaan pada bagian bawah, kantong
dan atas alat tangkap hingga kembali pelampung tanda awal ketika pertama
kali diturunkan.
4. Penarikan jaring (hauling) dilakukan jika kedua ujung jaring telah bertemu dan
kemudian ditarik sampai semua bagian bawah mengerucuti gerombolan ikan.
Gambar 4. Nelayan berangkat melaut menggunakan kapal ojekan untuk menuju
ke kapal purse seine
Dilihat dari teknik penangkapan dan konstruksi alat tangkap purse seine
gardan di Unit Pengelola Teknis (UPT) Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya
Kelautan dan Perikanan (P2SKP) Muncar Banyuwangi, target utama tangkapan
yaitu ikan yang berukuran kecil yaitu berkisar 10-30 cm, hal tersebut dikarenakan
target penjualan diutamakan kepada industri pengolahan ikan kaleng (sarden).
Jenis-jenis ikan diantaranya yaitu Lemuru (Sardinella sp), Tongkol (Auxis
thazard), Layang (Decapterus sp). Dalam kegiatan penangkapan, ketersediaan
32
ikan sangat dipengaruhi oleh musim penangkapannya, terdapat musim-musim
penangkapan yaitu saat bulan Agustus sampai Desember didominasi oleh hasil
tangkapan ikan lemuru dan layang, sedangkan pada bulan Januari sampai
dengan bulan Maret didominasi oleh hasil tangkapan ikan Layur dan Layang.
Walaupun hasil tangkapan yang dihasilkan beragam, perairan Selat Bali
didominasi oleh hasil tangkapan Ikan Lemuru. Maka dari itu target utama
tangkapan nelayan Purse Seine yaitu ikan Lemuru.
4.4 Hasil Tangkapan Purse Seine
4.4.1 Spesies Hasil Tangkapan
Selama penelitian berlangsung diperoleh 6 spesies ikan hasil tangkapan
(Tabel 3). Hasil tangkapan utama purse seine di Muncar ialah ikan pelagis kecil
karena untuk memenuhi permintaan pabrik sebagai bahan pembuatan sarden
maupun pemindangan ikan. Namun pada saat penelitian berlangsung jumlah
hasil tangkapan ikan yang didapat dai alat tangkap purse seine kurang begitu
maksimal karena menurut warga disana sedang mengalami laik atau kondisi
dimana tidak musim ikan atau biasa disebut dengan paceklik. Ikan jenis hasil
tangkapan yang ada di sana yaitu ikan layang, ikan kembung, ikan peperek, ikan
tembang, ikan lemuru dan ikan tongkol.
Tabel 3. Spesies Hasil Tangkapan Purse Seine Gardan di Muncar
No
Nama Umum
Family
Genus
Nama Inggris
Nama Lokal
1 Ikan Layang Carangidae Decapterus Mackerel scad
Ikan Layang
2 Ikan Kembung Scombridae Restrelliger Short mackerel
Ikan Banyar
3 Ikan Lemuru Clupeidae Sardinella Bali Sardinella
Ikan Lemuru
4 Ikan Tamban Clupeidae Sardinella Goldstripe sardinella
Ikan Tamban
5 Ikan Tongkol Scombridae Allothunnus Slender tuna
Ikan Tongkol
6 Ikan Peperek Leiognathidae Leiognathidae Golden ponyfish
Ikan Petek
33
Total spesies hasil tangkapan purse seine yang diperoleh di pelabuhan
kalimoro Muncar ialah 6 spesies dan termasuk ke dalam 4 family antara lain ialah
Carangidae, Scombridae, Clupeidae dan Leiognathidae.
Identifikasi spesies ikan hasil tangkapan purse seine gardan di TPI Kalimoro
Muncar berdasarkan ciri-ciri morfologi ialah sebagai berikut :
1. Ordo : Perciformes
Sub Ordo : Percoidei
Family : Carangidae
Genus : Decapterus
Spesies : Decapterus macarellus (Cuvier, 1833) dalam Carpenter
and Niem (1999b)
Nama Inggris : Mackerel scad
Nama Lokal : Ikan layang
Nama Umum : Ikan layang
Gambar 5. Ikan layang
Ikan layang memiliki bentuk badan yang memanjang dan agak pipih. Memiliki
dua sirip punggung, sirip dada yang ramping dan panjang ujung mencapai awal
34
sirip punggung kedua. Memiliki bintik hitam pada tepi insang. Sirip tambahan
terdapat pada bagian belakang sirip punggung dan sirip dubur. Bagian atas
tubuhnya berwarna biru kehijauan dan bagian bawah berwarna keperakan, sirip-
siripnya berwarna abu-abu kekuningan. Gambar ikan layang dapat dilihat pada
gambar 6.
2. Ordo : Perciformes
Sub Ordo : Scombroidei
Family : Scombridae
Genus : Restrelliger
Spesies : Restrelliger brachysoma (Bleeker, 1851) dalam Carpenter
and Niem (2001b)
Nama Inggris : Short mackerel
Nama Lokal : Ikan Banyar
Nama Umum : Ikan Kembung
Gambar 6. Ikan kembung
Ikan kembung memiliki karakteristik badan lonjong dan pipih dan memliki
bentuk badan yang fusiform. Di belakang sirip punggung ke dua dan sirip dubur
35
terdapat 5 sirip tambahan (finlet) dan terdapat sepasang keel pada ekor.
Terdapat titik-titik hitam di bawah sirip punggung. Posisi mulut yang dimiliki
adalah terminal. Memiliki 2 dorsal fin, pectoral fin ramping dan pendek. Posisi
ventral fin berbentuk thoracic atau posisi sirip perut sejajar dengan sirip dada.
Caudal fin berbentuk forked (cagak). Warna tubuh pada bagian atas abu-abu
kehijauan dan pada bagian bawah sisi perut kuning keputihan. Warna sirip dorsal
hitam keabu-abuan, warna sirip pectoral dan anal fin berwarna putih kekuningan
dan caudal fin berwarna gelap keabu-abuan. Habitat ikan kembung tersebar
membentuk gerombolan (schooling) besar diwilayah perairan pantai. Ikan ini
sering ditemukan bersama dengan ikan family Clupeidae seperti Lemuru dan
Tembang. Gambar ikan tembang dapat dilihat pada gambar 7.
3. Ordo : Clupeiformes
Sub Ordo : -
Family : Clupeidae
Genus : Sardinella
Spesies : Sardinella lemuru (Bleeker, 1853) dalam Carpenter and
Niem (1999a)
Nama Inggris : Bali sardinella
Nama Lokal : Ikan Lemuru
Nama Umum : Ikan Lemuru
36
Gambar 7. Ikan lemuru
Badannya bulat panjang dengan perut agak membulat dan sisik duri agak
tumpul serta tidak menonjol. Warna badan biru kehijauan pada bagian
punggung, putih keperakan pada bagian perut bawah. Pada bagian atas penutup
insang sampai pangkal ekor terdapat sebaris totol-totol hitam. Memiliki 1 dorsal
fin, posisi pectoral fin hampir sejajar dengan ventral fin dan berbetuk ramping
pendek. Posisi sirip perut terhadap dada yaitu abdominal atau sirip perut berada
dibelakang sirip dada. Caudal fin berwarna kehitaman dan berbentuk forked.
Dorsal fin berwarna kekuningan, pektoral fin dan ventral fin berwarna keputihan.
Gambar ikan lemuru dapat dilihat pada gambar 8.
4. Ordo : Clupeiformes
Sub Ordo : -
Family : Clupeidae
Genus : Sardinella
Spesies : Sardinella gibbosa (Bleeker, 1849) dalam Carpenter and
Niem (1999a)
Nama Inggris : Goldstripe sardinella
Nama Lokal : ikan tamban
Nama Umum : Ikan tembang
37
Gambar 8. Ikan tamban
Ikan tembang memiliki bentuk badan fusiform yang memanjang dan pipih.
Memiliki bentuk mulut terminal. Lengkung kepala bagian atas sampai diatas mata
agak hampir lurus, dan setelah mata sampai awal dasar sirip punggung agak
cembung. Tinggi badan lebih besar daripada panjang kepala. Awal dasar sirip
punggung sebelum pertengahan badan. Dasar sirip dubur sama panjang dengan
sirip punggung. Kepala dan badan bagian atas hijau kebiruan, sedangkan bagian
bawah putih keperakan. Sirip-sirip berwarna keputihan. Tidak memiliki sirip
punggung tambahan dan perut sangat pipih. Gambar ikan tamban dapat dilihat
pada gambar 9.
5. Ordo : Perciformes
Sub Ordo : Scombroidei
Family : Scombridae
Genus : Allothunnus
Spesies : Allothunnus fallai (Sarventy, 1948) dalam Carpenter and
Niem (2001b)
38
Nama Inggris : Slender tuna
Nama Lokal : Ikan tongkol
Nama Umum : Ikan tongkol
Gambar 9. Ikan tongkol
Bentuk badan ikan tongkol adalah fusiform, bentuk badan seperti cerutu atau
torpedo dengan kulit licin. Bagian kepala memanjang dan agak meruncing
dengan mulut yang meruncing kebawah. Memiliki dua sirip punggung. Kedua
sirip punggung letaknya terpisah, jari-jari depan dari sirip punggung pertama
tinggi kemudian menurun dengan cepat ke belakang dan sirip kedua sangat
rendah. Pada belakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip tambahan
kecil-kecil. Memiliki warna tubuh bagian atas kehitaman dan bagian bawah putih
keperakan, pada bagian punggung terdapat garis-garis yang arahnya ke atas
dan berwarna keputihan. Sirip-sirip punggung, dubur, perut dan dada pada
pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat
masuk kedalam lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan
dari air waktu ikan tersebut berenang cepat. Gambar ikan tongkol dapat dilihat
pada gambar 10.
39
6. Ordo : Perciformes
Sub Ordo : Percoidei
Family : Leiognathidae
Genus : Leiognathus
Spesies : Leiognathus aureus (Abe and Haneda, 1972) dalam
Carpenter and Niem (2001a)
Nama Inggris : Golden ponyfish
Nama Lokal : ikan petek
Nama Umum : ikan peperek
Gambar 10. Ikan petek
Ikan peperek memiliki bentuk badan ramping agak pipih sampai sangat pipih,
pada kepala bagian atas tengkuk kepala berduri. Memiliki warna tubuh
keperakan dengan motif seperti batik di bagian punggung mulai dari belakang
kepala sampai dengan ekor dengan warna abu-abu. Sirip dorsal berwarna
kekuningan. Sirip caudal berbentuk forked (cagak). Mulutnya dapat dijulurkan ke
depan mengarah ke atas atau ke bawah. Gambar ikan peperek dapat diihat pada
gambar 11.
40
4.4.2 Hubungan Kekerabatan Spesies Hasil Tangkapan Purse Seine
Berdasarkan Ciri morfologi
Hasil dari penelitian diperoleh sebanyak 6 spesies hasil tangkapan purse
seine di TPI Kalimoro Muncar Banyuwangi. Kemudian untuk dapat mengetahui
jarak kekerabatan antar spesies dengan spesies yang lain maka dilakukan
identifikasi berdasarkan penciri morfologi tiap spesies, dalam penelitian ini
menggunakan 20 penciri morfologi. Jarak kekerabatan yang dimaksud dapat
dilihat pada gambar 8, dengan keterangan Rescaled Distance Cluster Combine,
jika jarak antar spesies tersebut semakin kecil (dimulai dari 0) maka hubungan
kekerabatan antar spesies tersebut semakin dekat, sebaliknya jika jarak antar
spesies semakin jauh maka hubungan kekerabatan antar spesies tersebut
semakin jauh.
Gambar 11. Hasil Analisis Kekerabatan Spesies Hasil Tangkapan Purse Seine
Berdasarkan hasil dendogram analisis hierarchical custering pada gambar
12 dapat disimpulkan bahwa :
1. Spesies yang memiliki jarak kekerabatan paling dekat adalah ikan tamban dan
ikan lemuru. Kedekatan jarak kekerabatan ini karena spesies tersebut
memiliki penciri morfologi yang hampir sama dan berada dalam satu family.
Ikan tembang dan ikan lemuru memiliki 18 persamaan morfologi dan 2
perbedaan morfologi. Perbedaan dan persamaan penciri morfologi dapat
dilihat pada data analisis penciri morfologi lampiran 5. Dari data penciri
41
morfologi diketahui bahwa perbedaan ciri morfologi antara ikan tembang dan
ikan lemuru hanya terdapat pada bentuk tubuh dan warna sirip caudal.
2. Spesies layang dan kembung membentuk dalam satu cluster dan memiliki
dan memiliki kekerabatan. kekerabatan ini karena ikan layang dan kembung
memiliki ciri morfologi yang hampir sama. Ikan layang dan kembung memiliki
12 persamaan penciri morfologi dan 8 perbedaan penciri morfologi yang dapat
dilihat pada data analisis penciri morfologi lampiran 5.
3. Jarak kekerabatan terjauh terdapat pada ikan tamban dan lemuru dengan ikan
peperek. Jarak kekerabatan yang jauh ini dipengaruhi oleh perbedaan penciri
morfologi dari ikan tersebut yang memiliki banyak perbedaan yang dapat
dilihat pada data analisis penciri morfologi lampiran 5.
4.5 Komposisi Hasil Tangkapan Purse Seine
Komposisi biomass hasil tangkapan dioah menggunakan Microsoft Excel
dengan memasukan data biomass hasil tangkapan Purse Seine di TPI Kalimoro
Muncar Banyuwangi selama penelitian berlangsung, kemudian disajikan dalam
bentuk grafik. Berdasaran hasil tangkapan Purse Seine di TPI Kalimoro Muncar
Banyuwangi diperoleh 6 spesies ikan hasil yang tertangkap oleh purse seine.
4.5.1 Komposisi Biomass per Spesies Hasil Tangkapan Purse Seine
Berdasarkan grafik hasil analisis di microsoft excel (Gambar 13), menunjukan
bahwa berat biomass hasil tangkpan purse seine di TPI Kalimoro Muncar
Banyuwangi terbesar ialah ikan Kembung sebanyak 8290 kg dengan nilai
presentasi komposisi 39.21% biomass terbesar kedua ialah ikan Layang
sebanyak 7604.5 kg dengan nilai presentase komposisi 35.97% dan berat
biomass terbesar ketiga ialah ikan tongkol sebanyak 3470 kg dengan nilai
presentase komposisi 16.41%.
42
Gambar 12. Diagram Presentase Komposisi Biomass Spesies Hasil Tangkapan
Purse Seine di TPI Kalimoro Muncar Banyuwangi
Diagram presentase komposisi biomass spesies hasil tangkapan purse seine
(gambar 13) di TPI Kalimoro Muncar Banyuwangi menunjukan bahwa ikan
layang dan ikan kembung merupakan ikan hasil tangkapan yang banyak di
dapatkan pada waktu dilakukan penelitian di TPI Kalimoro Muncar Banyuwangi.
Tidak seperti sebelum-sebelumnya hasil tangkapan utama dari nelayan Muncar
yang biasa diperoleh adalah ikan lemuru namun pada saat penelitian ikan lemuru
tidak banyak tertangkap oleh nelayan, hasil tangkapan hanya berupa ikan
layang, kembung, tongkol, tembang, peperek dan sedikit ikan lemuru. Ikan hasil
tangkapan berupa ikan layang dan ikan kembung masuk ke dalam industri
pengalengan dan pemindangan ikan yang ada di sekitar Muncar.
4.6 Variasi Jumlah Spesies Hasil Tangkap per Kapal per Trip
Variasi jumlah spesies hasil tangkapan per kapal per trip dianalisis
menggunakan analisis One-Way ANOVA. Sehingga hipotesis yang muncul ialah
sebagai berikut :
H0 = jumah spesies hasil tangkapan per kapal per trip tidak bervariasi atau tidak
ada beda nyata
35.97%
39.21%
0.85%
0.78% 6.77%
16.41%
Komposisi (%) Hasil Tangkapan
Layang
Kembung
Lemuru
Tembang
Peperek
Tongkol
43
H1 = jumlah spesies hasil tangkap per kapal per trip bervariasi atau ada beda
nyata
Uji analisis One-Way ANOVA digunakan untuk mengambil keputusan terkait
hipotesis ada tidaknya variasi jumlah spesies yang didaratkan oleh 13 kapal
selama penelitian. Data diolah dengan memasukan data kapal yang melakukan
pengulangan yakni sebanyak 3 kali sebagai faktor dan jumlah spesies antar
kapal purse seine sebagai dependent list. Analisis ragam ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat peredaan nyata pada variasi jumlah spesies hasil
tangkapan per kapal per trip.
Analisis ragam One-Way ANOVA terhadap total biomass antar kapal purse
seine (Tabel 4) diperoleh hasil nilai pada kolom signifikansi sebesar 0,023
dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05 yang artinya terima H1 dan tolak H0 yakni
variasi total biomass hasil tangkapan antar purse seine berbeda sangat nyata.
Tabel 4. Hasil Analisis Varian Terhadap Jumlah Spesies Hasil Tangkapan per Kapal per Trip
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups .408 12 .034 2.530 .023
Within Groups .349 26 .013
Total .757 38
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka perlu dilakukan analisis lanjutan
dengan prosedur post hoc, Least Significant Difference (LSD) test. Uji lanjutan ini
bertujuan untuk mengetahui variabel mana yang memiliki perbedaan yang
sangat signifikan atau yang berbeda sangat nyata. Kapal dengan rata-rata total
biomass paling berbeda nyata dapat dilihat pada tabel Multiple Comparisons
(Lampiran 7b) dengan tanda (*). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa variasi
jumlah spesies hasil tangkapan per kapal per trip yang berbeda nyata terdapat
pada kapal lancar dengan nilai sebesar .
44
Tabel 5. Hasil Least Significant Difference (LSD) Test Terhadap Jumlah Spesies Hasil Tangkapan per Kapal per Trip
Nama Kapal N Rata-rata ± SD
Lancar 3
Gaya Baru 3
Sampurna 3
Akas 3
Wangi 3
Sanjaya 3
Samudera 3
Asmoro 3
Sinar Jaya 3
Vanila 3
Gawat 3
Sumbr Rejeki 3 Jawara 3
Keterangan : notasi huruf di belakang angka menunjukan perbedaan statistik pada angka signifikansi 0,05
4.7 Variasi Total Biomass Hasil Tangkapan Antar Kapal Purse Seine
Variasi total biomass antar kapal purse seine yang ada di daerah Muncar
Banyuwangi diolah menggunakan analisis ragam One-Way ANOVA yang
terdapat pada software statistik SPSS. Data diolah dengan memasukan data
kapal yang melakukan pengulangan yakni sebanyak 3 kali sebagai faktor dan
total biomass antar kapal purse seine sebagai dependent list. Analisis ragam ini
bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peredaan nyata pada variasi total
biomass antar kapal purse seine.
Setelah dilakukan analisis ragam One-Way ANOVA terhadap total biomass
antar kapal purse seine (Tabel 6) diperoleh hasil nilai pada kolom signifikansi
sebesar 0,000 dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05 yang artinya terima H1 dan
tolak H0 yakni variasi total biomass hasil tangkapan antar purse seine berbeda
sangat nyata.
45
Tabel 6. Hasil Analisis Varian terhadap Total Biomass Hasil Tangkapan Purse Seine
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2849599.436 12 237466.620 5.616 .000
Within Groups 1099459.500 26 42286.904
Total 3949058.936 38
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka perlu dilakukan analisis lanjutan
dengan menggunakan Prosedur Post Hoc, Prosedur Post Hoc yang digunakan
ialah Least Significant Difference (LSD) test. Uji lanjutan ini bertujuan untuk
mengetahui variabel mana yang memiliki perbedaan yang sangat signifikan atau
yang berbeda sangat nyata.
Kapal dengan rata-rata total biomass paling berbeda nyata dapat dilihat
pada tabel Multiple Comparisons (Lampiran 8b) dengan angka yang memiliki
tanda (*). Setelah dilakukan Least Signifficant Difference (LSD) test (Tabel 7)
diperoleh hasil bahwa variasi rata-rata total biomass hasil tangkapan purse seine
yang berbeda sangat nyata terdapat pada kapal Akas dengan nilai sebesar
.
Tabel 7. Hasil Least Significant Difference (LSD) Test Terhadap Total Biomass Hasil Tangkapan Antar Kapal Purse Seine
Nama Kapal N Rata-rata berat±SD
Akas 3
Wangi 3
Vanila 3
Samudera 3
Lancar 3
Sanjaya 3
Sampurna 3
Gaya Baru 3
Asmoro 3
Sinar Jaya 3
Jawara 3
Gawat 3
Sumber Rejeki 3 Keterangan : notasi huruf di belakang angka menunjukan perbedaan statistik pada angka signifikansi 0,05
46
Nilai rata-rata berat hasil tangkapan terendah terdapat pada kapal Sumber
Rejeki dengan nilai , adanya variasi total biomass hasil tangkapan
purse seine ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah pengaruh
lokasi tempat pencarian ikan, pengaruh panjang jaring, ukuran kapal, PK mesin
dan jumlah ABK. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2016),
mengenai faktor yang mempengaruhi hasil produksi unit penangkapan purse
seine (gardan) di Muncar Banyuwangi. Dalam penelitian tersebut terdapat 8
variabel faktor produksi yang diduga berpengaruh terhadap hasil produksi yaitu
lama trip (jam), jumlah ABK (orang), daya lampu (watt), panjang jaring (meter),
lebar/kedalaman jaring (meter), kekuatan mesin (PK), BBM (liter), ukuran kapal
(GT) dan pengalaman juragan (umur kerja).
4.8 Variasi Total Biomass antar Spesies Hasil Tangkapan Purse Seine
Variasi total biomass antar spesies hasil tangkapan purse seine diolah
menggunakan analisis ragam One-Way ANOVA yang terdapat pada software
statistik SPSS. Data diolah dengan memasukan data spesies yang melakukan
pengulangan yakni sebanyak 6 spesies sebagai factor serta total biomass per
spesies yang tertangkap sebagai dependent list. Analisis ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan yang nyata pada variasi biomass antar
spesies hasil tangkapan purse seine di Muncar Banyuwangi.
Setelah dilakukan analisis ragam One-Way ANOVA terhadap total biomass
antar kapal purse seine (Tabel 8) diperoleh hasil nilai pada kolom signifikansi
sebesar 0,337 dimana nilai ini lebih besar dari 0,05 yang artinya terima H0 dan
tolak H1 yakni variasi total biomass hasil tangkapan antar purse seine tidak
berbeda nyata.
47
Tabel 8. Hasil Analisis Varian Biomass Antar Spesies Hasil Tangkapan Purse Seine
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups .922 5 .184 1.161 .337
Within Groups 11.911 75 .159
Total 12.832 80
Berdasarkan hasil analisis ragam biomass antar spesies hasil tangkapan
purse seine yang ditunjukan oleh tabel 8 maka tidak perlu adanya uji lanjutan
dengan menggunakan Prosedur Post hoc dengan menggunakan Least
Significant Difference (LSD) test. Dengan hasil nilai significant lebih dari 0,05
dapat diketahui bahwa total biomass antar spesies antar hasil tangkapan tidak
memiliki beda nyata atau tidak bervarasi. Jumlah spesies yang tidak bervariasi ini
sebabkan karena dalam waktu penelitian hasil tangkapan yang diperoleh antar
kapal relatif sama tidak ada nelayan yang mendapatkan banyak ikan karena
dalam waktu tersebut di daerah muncar sedang mengalami musim paceklik
selama beberapa bulan terakhir sehingga hasil tangkapan yang diperoleh tidak
maksimal. Tidak maksimalnya hasil tangkapan ikan di daerah muncar ini
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya berkurangnya jumlah stok ikan
yang ada di perairan Muncar Banyuwangi karena kondisi menurunnya kualitas
perairan.
Menurut Tangke (2016), Ikan Sarden, kembung, teri dan cumi-cumi
cenderung berkumpul pada daerah yang memiliki konsentrasi plankton yang
tinggi. Keberadaan dan kandungan kllorofil-a yang tinggi dalam suatu perairan
menjadi salah satu indikasi tingginya konsentrasi fitoplankton dan zooplankton
sebagai komponene produser dalam tingkatan rantai makanan tropik dan
menjadi indikasi kesuburan perairan. Dengan pernyataan tersebut, kemungkinan
kondisi perairan di Selat Bali tingkat kesuburan perairannya rendah ditandai
dengan menurunnya jumlah stok ikan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian tentang komposisi Ikan Hasil Tangkapan
Purse Seine di UPT P2SKP Muncar Banyuwangi ialah :
1. Hasil tangkapan Purse Seine di Muncar terdiri dari 6 spesies, yaitu ikan
layang (Decapterus macarellus), ikan kembung (Restrelliger brachysoma),
ikan lemuru (Sardinella lemuru), ikan tembang (Sardinella gibbosa), ikan
tongkol (Allothunnus fallai) dan ikan peperek (Leiognathus aureus).
2. Ikan yang memiliki hubungan kekerabatan paling dekat adalah ikan tembang
dengan ikan lemuru. Kedekatan jarak kekerabatan ini disebabkan karena ke
dua spesies memiliki ciri morfologi yang hampir sama dan berada dalam satu
family, sedangkan spesies yang memiliki jarak kekerabatan paling jauh adalah
ikan tembang dan lemuru dengan ikan peperek.
3. Komposisi biomass spesies hasil tangkapan purse seine terbesar ialah ikan
Kembung sebesar 8290 kg dengan nilai presentasi komposisi 39.21%
biomass terbesar kedua ialah ikan Layang sebesar 7604.5 kg dengan nilai
presentase komposisi 35.97% rata-rata dan rata-rata biomass terbesar ketiga
ialah ikan tongkol sebesar 3470 kg dengan nilai presentase komposisi 16.41%
dan kapal yang memiliki rata-rata hasil tangkapan paling banyak adalah kapal
akas sebesar 2905 kg dengan nilai presentase 13,74%, rata-rata biomass
terbesar kedua ialah kapal wangi sebesar 2780 kg dengan nilai presentase
13,15% dan kapal yang memiliki rata-rata hasil tangkapan paling sedikit
adalah kapal sumber rejeki yaitu sebesar 390 kg dengan nilai presentase
1.84%. Variasi rata-rata jumlah spesies hasil tangkap per kapal per trip
memiliki beda nyata (<0.05) dimana perbedaan nyata terdapat pada kapal
Lancar dengan nilai sebesar .
4. Variasi rata-rata total biomass hasil tangkapan purse seine memiliki rbeda
nyata (<0.05) dimana perbedaan nyata terdapat pada kapal Akas dengan nilai
sebesar sedangkan untuk variasi total biomass hasil
tangkapan antar purse seine tidak berbeda nyata (>0,05) dimanan nilai
signifikansi sebesar 0,337 yang artinya terima H0 dan tolak H1 dan tidak
memliki variasi.
5.2 Saran
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui spesies yang
tertangkap dan jumlah spesies yang tertangkap dari berbagai alat tangkap yang
ada di Muncar Banyuwangi dalam jangka waktu yang lebih lama sehingga
berguna sebagai informasi bagi nelayan maupun pihak lainnya.
Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pendugaan potensi lestari
sumberdaya ikan yang tertangkap di Muncar untuk mengetaui tingkat potensi
lestari sumberdaya ikan yang ada disana.
50
DAFAR PUSTAKA
Ayodhyoa, A.U. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor : Yayasan Dewi Sri. 81
hal
Barton, B.H dan Moran, E. 2013. Measuring Diversity on The Supreme Court with
Biodiversity Statistics. Journal of Empirical Legal Studies. 10 (1): 1-34
Baskoro, M.S. 2002., Metode Penangkapan Ikan. Diktat Pengajaran Kuliah
Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Bogor : Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 54 hal
Brandt A.V. 1984. Fish Catching Methods of The World. Edition.
Warwickshire: Avon Litho Ltd. Stratford-upon-avon.418p
Carpenter, K.E. and Niem, V.H. 1999b. The Living Marine Resources of The
Western Central Pasific Bony Fishes part 2 (Mugilidae to Carangidae). Vol 4.
FAO
Carpenter, K.E. and Niem, V.H. 1999a. The Living Marine Resources of The
Western Central Pasific batoid Fishes, Chimaeras And Bony Fishes Part 1
(Elopidae To Linophrynidae). Vol 3. FAO
Carpenter, K.E. and Niem, V.H. 2001a. The Living Marine Resources of The
Western Central Pasific Bony fishes part 3 (Menidae to Pomacentridae). Vol 5.
FAO
Carpenter, K.E. and Niem, V.H. 2001b. The Living Marine Resources of The
Western Central Pasific Bony fishes part 4 (Labridae to Latimeriidae),
estuarine crocodiles, sea snakes and marine mammals. Vol 6. FAO
Dahuri, R. 2003. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan secara
Terpadu PT. Pradnya Paramita, Jakarta
Fyson, J., 1985. Design of Small Fishing Vessel. London : FAO Fishing. News
Books. Ltd. P 183-203
Fridman, A.L. 1986. Calculations for Fishing Gear Design (ed. By Carrothers,
P.J.G) FAO Fishng Manuals, Fishing News Books. Ltd. P. 183-203
Ghaffar, A.L. 1988. Perhitungan dalam Merancang Alat Penangkapan Ikan I.
Balai Pengembangan Penangkapan Ikan. Semarang
Ghaffar, M.A. 2006. Optimasi Pengembangan Upaya Perikanan Mini Purse Seine
di Kabupaten Joneponto Propinsi Sulawesi Selatan. IPB.Bogor
Kurniawan, H. 2016. Komposisi Hasil Tangkapan Pukat Teri (Purse Seine)
Sebelum dan Sesudah Tengah Malam di Desa Kwala Gebang Kecamatan
51
Gebang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Riau. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau
Kuswoyo, A dan H. Ilhamdi. 2013. Komposisi Hasil Tangkapan dan Aspek
Penangkapan Purse Seine Bitung yang Berbasis Ponton di Laut Maluku dan
Sulawesi. BTL 11(2):57-60
Limbong, I., Eko S, W., dan Roza Y. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Hasil Produksi Unit Penangkapan Pukat Cincin di PPN Sibolga, Sumatera
Utara. Albacore I(1):089-097
Martasuganda S. 2004. Teknologi untuk Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. Seri
Alat Tangkap Ikan. Jakarta: Departemen Kelautan dan Perikanan Indonesia.
92 hal
Monintja, D.R. 1990. Study on the Development Prospect of Fish Agregating
Device for Tuna in Pelabuhan Ratu. Prosiding Seminar Hasil Penelitian. Bogor
: Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. 137p
Muntaha, A., Soemarno., Muhammad, S dan Slamet, W., 2012. Kajian
Kecepatan Kapal Purse Seiner dengan Permodelan Operasional Terhadap
Hasil Tangkapan yang Optimal. Malang. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Brawijaya Malang
Nurudin FA., Kariada N., dan Irsadi A. 2013. Keanekaragaman Jenis Ikan di
Sungai Sekonyer Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah. Unnes
Journal Of Life Science. 2 (2): 118-125
Pratama, M., Hapsari dan TriarsoImam. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Hasil Produksi Unit Penangkapan Purse Seine (Gardan) di Fishing Base PPP
Muncar Banyuwangi , Jawa Timur. Semarang. Jurnal Saintek Perikanan. 11
(2): 120-128
Sadhori, N. S. 1985. Teknik Penangkapan Ikan. Bandung: Angkasa
Setyawan, L.B., 1992. Studi Tentang Aspek Target Stenghth Ikan Tongkol
(Euthynus affinis). Skripsi (tidak dipublikasikan). Program Studi Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan, Bogor : Institut Pertanian Bogor.
74 hal.
Simbolon, D., Jeujanan, B dan Wiyno, E.S., 2013. Efektifitas Pemanfaatan
Rumpon Dalam Operasi Penangkapan Ikan Di perairan Maluku Tenggara.
Jurnal “Amanisal” PSP FPIK Unpatti-Ambon 2(2):19-31
Subani, W. Barus, H.R., 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di
Indonesia (Fishing Gears for marine Fish and Shrimp in Indonesia). No.50
Tahun 1988/1989. Edisi khusus. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. Jakarta :
Balai Penelitian Perikanan Laut. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Departemen Pertanian. 248 hal
52
Subani, W., 1989. Telaah Penggunaan Rumpon dan Payaos Dalam Perikanan di
Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. (35). Jakarta : Balai Peelitian
Perikanan Laut. 31-47
Susaniati, W., Alfa F.P., Nelwan dan Kurnia, M., 2013. Produktivitas Daerah
Penangkapan Ikan Bagan Tancap yang Berbeda Jarak dari Pantai di perairan
kabupaten Jeneponto. Jurnal Akuatik 4(1):68-79
Tangke, U., Karuwal, J.W.Ch., Mallawa, A dan Zainuddin M., 2016. Analisis
Parameter Oseanografi Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Tuna
Sirip Kuning di Perairan Maluku Utara. Jurna “Amanisal” PSP FPIK Unpatti-
Ambon 5(1):1-9
Wudianto dan Martin Luther Linting., 1986. Telaah Perikanan Pukat Cincin
(Purse Seine) di Daerah Tegal. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. 34. Jakarta :
Balai Penelitian Perikanan Laut. 57-68
Wiyono, E.S. dan Hufadi. 2014. Optimizing Purse Seine Fishing Operationin The
Java Sea, Indonesia. AACL Biofluxs Journal. 7 (6): 475-482
Wudjie, A., Suwarso dan Wudianto. 2013. Biologi Reproduksi dan Musim
Pemijahan Ikan Lemuru (Sardinella lemuru Bleeker 1853) di Perairan Selat
Bali. BAWAL 5(1):49-57
Zarochman dan Wahyono, A. 2005. Petunjuk Teknis Identifikasi Sarana
Perikanan Tangap Pukat Cincin (Purse Seine). Balai Besar Penangkapan Ikan
Semarang
top related