konsep kegawatdaruratan dan penatalaksanaan kegawatan pada pediatric dan

Post on 28-Dec-2015

240 Views

Category:

Documents

16 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

kegawatan pada anak (pediatrik)

TRANSCRIPT

dr. Ery Leksana, Sp.An. KIC KAO

Pendahuluan

Kasus kegawatdaruratan anak banyak di jumpai dan hambatan untuk menangani kasus kegawatdaruratan ini masih sering terjadi.

Kurangnya pengenalan dini tanda kegawatan penanganan menjadi terlambat tatalaksana kurang optimal.

Untuk dapat mengatasi hambatan tersebut meningkatan pengetahuan tenaga medis tentang penanganan kasus kegawatdaruratan yang lebih efektif.

Keadaan gawat darurat Keadaan yang menimpa seseorang atau banyak orang akibat

suatu perjalanan penyakit atau rudapaksa

Terjadi secara : Mendadak Dimana saja Menyangkut siapa saja

Sifatnya mengancam jiwa perlu penanganan segera secara : Cermat Tepat Cepat

Bila tidak segera ditangani mengakibatkan kematian, kecacatan, kehilangan anggota tubuh.

Kegawatdaruratan pada anak :

Kegawatdaruratan jalan nafas :

- Obstruksi Jalan Nafas

- Aspirasi

- Refluk/regurgitasi

- Choking Asfiksia Hipotermi Hipertermi Kejang

OBSTRUKSI JALAN NAFAS

Pernafasan Dapat Terganggu Dengan Beberapa Cara

Obstruksi jalan nafas Perubahan gas dalam paru-paru yang tidak

normal Kondisi yang memperburuk fungsi paru-pau

Gawat Nafas dapat diketahui dengan Cara :

Melihat gerak nafas Mendengar suara nafas Meraba hawa nafas

Penyebab sumbatan pada jalan nafas :

Dari luar jalan nafas, misal ; Benda asing, muntahan

Dari bagian jalan nafas, Misal ; lidah korban yang menutup jalan nafas

Cara menangani Sumbatan Pada jalan NafasSumbatan benda padat Terlihat ambil segera dengan

sapuan jari/ bantuan alat untuk menarik, menjepit, menyendak

Tidak terlihat misal tersedak (choking) lakukan back blow/back slaps, abdominal thrust, chest trust

Sumbatan akibat jatuhnya pangkal lidah ke belakang lakukan head tilt & chin lift atau jaw thrust

TERSEDAK (CHOKING) PADA ANAK

Tanda-tanda : Kesulitan nafas dan bicara, sering

berkaitan dengan makan Korban menunjukkan sikap tercekik,

memegangi leher dan berusaha berbicara

Muka, leher sembab Kulit terlihat abu-abu biru

Tindakan

1. Berikan 5 x pukulan mendadak pada punggung (back blow/back slaps)

Posisikan korban sedikit condong ke depan

Berikan hentakan pukulan 5 x pada titik silang garis imajinasi tulang belakang dan gari antar belikat

Cek dalam mulut, bila ada benda asing bersihkan/ambil dengan cara di bawah penglihatan langsung

2. Bila back blow/back slaps gagal, segera berdiri di belakang atau jongkok di belakang korban

Lakukan chest thrust 5 x Lakukan hentakan tiap 3 detik

3. Cek dalam mulut korban Sumbatan tetap back blow/back slaps atau

chest thrust lagi 5 x

4. Cek dalam mulut korban Sumbatan tetap back blow/back slaps atau

chest thrust lagi 5 x

5. Panggil bantuan

ASFIKSIA

asfiksia (berasal dari bahasa Yunani sphyzein yang artinya "denyut yang berhenti") merupakan kondisi kekurangan oksigen pada pernafasan yang bersifat mengancam jiwa. Keadaan ini bila dibiarkan dapat mengakibatkan hipoksemia dan hiperkapnia yang disertai dengan metabolik asidosis.

Asfiksia timbul karena adanya depresi dari susunan saraf pusat (CNS) yang menyebabkan gagalnya paru-paru untuk bernafas.

Karakteristik Esensial

Tanda-tanda khusus dari bayi baru lahir dengan asfiksia, harus memenuhi 4 kriteria berikut :

Metabolik asidosis, darah diperiksa dari arteri umbilical cord fetus (pH <7 dan basa defisit >=12 mmol/L)

Skor Apgar 0-3 selama lebih dari 5 menit.

Adanya kelainan neurologis seperti kejang, koma atau hipotonis (neonatal ensefalofati)

Disfungsi multiorgan

Manifestasi KlinisMayoritas bayi baru lahir yang mengalami asfiksia, tidak menunjukan kelainan neurologis pada tahap akut.Efek yang ditimbulkan bila bayi asfiksia tidak diterapi dengan segera, akan menyebabkan kerusakan dari banyak organ :

Bila Apgar score <5 dalam waktu 5 menit, bayi bisa mengalami gangguan yang parah minimal pada 1 organ, dimana 90% bayi dengan

Apgar score ≥5 dalam waktu 5 menit, kecil kemungkinan untuk mengalami kelainan organ yang parah. Organ-organ tersebut diantaranya :

1.Gangguan saraf : kelainan yang timbul dapat berupa retardasi mental, penurunan IQ, kejang, kerusakan ‘”spinal cord’ dan depresi pernafasan

2. Sistem Kardiovasckular : keadaan yang timbul bisa berupa “shock”, hipotensi, insufisiensi trikuspid, nekrosis miokard, dan gagal jantung

3. Fungsi Ginjal :keadaan yang timbul dapat berupa hematuria, proteinuria, atau gagal ginjal

4. Fungsi Hepar : keadaan yang timbul dapat berupa peningkatan serum ALT, amonia, dan bilirubin direk

5. Traktus Gastrointerstinall

6. Gangguan fungsi pernafasan

Manajemen

Manajemen utama yang pertama kali diberikan yaitu :1. Resusitasi2. Pemberian obat-obatan, seperti epinefrin

3. Intubasi endotracheal

HIPOTERMIA - HIPERTERMIA

Klasifikasi Suhu Tubuh Manusia

Secara umum suhu tubuh manusia berkisar 36,5 – 37,5 °C.

Gangguan suhu tubuh dapat diklasifikasikan menjadi :

- hipotermia (<35 °C)- hipetermia (>37.5–38.3 °C) - hiperpireksia (>40 –41,5 °C)

Hipotermi Hipotermia dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam

tubuh di bawah 35 °C. Tubuh manusia mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu antara 36,5-37,5 °C.

Gejala hipotermia ringan adalah penderita berbicara melantur, kulit menjadi sedikit berwarna abu-abu, detak jantung melemah, tekanan darah menurun, dan terjadi kontraksi otot sebagai usaha tubuh untuk menghasilkan panas.

Pada penderita hipotermia moderat, detak jantung dan respirasi melemah hingga mencapai hanya 3-4 kali bernapas dalam satu menit. Pada penderita hipotermia parah, pasien tidak sadar diri, badan menjadi sangat kaku, pupil mengalami dilatasi, terjadi hipotensi akut, dan pernapasan sangat lambat hingga tidak kentara (kelihatan).

Tatalaksana Hipotermi Pastikan bahwa anak berpakaian (termasuk kepalanya).

Tutup dengan selimut hangat dan letakkan pemanas (tidak mengarah

langsung kepada anak) atau lampu di dekatnya, atau letakkan anak

langsung pada dada atau perut ibunya (dari kulit ke kulit: metode kanguru).

Bila menggunakan lampu listrik, letakkan lampu pijar 40 W dengan jarak 50

cm dari tubuh anak. Beri antibiotik sesuai pedoman.

Pemantauan Ukur suhu aksilar anak setiap 2 jam sampai suhu

meningkat menjadi 36.5° C atau lebih. Jika digunakan pemanas, ukur suhu tiap setengah jam.

Hentikan pemanasan bila suhu mencapai 36.5° C

Pastikan bahwa anak selalu tertutup pakaian atau selimut, terutama pada malam hari

Periksa kadar gula darah bila ditemukan hipotermia

Pencegahan hipotermia Letakkan tempat tidur di area yang hangat, di bagian

bangsal yang bebas angin dan pastikan anak selalu tertutup pakaian/selimut

Ganti pakaian dan seprai yang basah, jaga agar anak dan tempat tidur tetap kering

Hindarkan anak dari suasana dingin (misalnya: sewaktu dan setelah mandi, atau selama pemeriksaan medis)

Biarkan anak tidur dengan dipeluk orang tuanya agar tetap hangat, terutama di malam hari

Perhatikan status gizi anak

Hipertermia Akibat suhu tubuh meningkat, seseorang akan mengalami

kelesuhan (lethargy), mengantuk, dan depresi. Bisa juga timbul kebingungan, rasa bermusuhan atau gejala intoksikasi.

Apabila terjadi dehidrasi dapat menyebabkan mual, muntah,

pusing kepala dan tekanan darah menurun.

Hal ini berakibat pusing atau bahkan pingsan.

Dapat juga ditemukan takikardia dan takipneu. Pada anak-anak sering mengalami kejang.

Pada akhirnya organ tubuh dapat gagal sehingga berakibat tidak sadar bahkan kematian

Penatalaksanaan Bila penyebabnya infeksi, penggunaan antibiotik akan sangat efektif

untuk menurunkan suhu tubuh. Bila penyebabnya obat, pemberian harus dihentikan dan perlu

diberikan obat lain yang memiliki aksi berlawanan.

Prinsip-prinsip pelepasan kelebihan panas tubuh melalui mekanisme konduksi, konveksi, radiasi, atau evaporasi perlu dilakukan.

Tindakan pendinginan aktif seperti melakukan kompres dingin di beberapa bagian tubuh seperti dahi, leher, dan ketiak juga dapat memperbaiki suhu tubuh ke rentang normal.

Banyak minum dan menghidupkan kipas angin atau AC kering dapat mengefektifkan evaporasi keringat. Berendam air hangat (tepid water) atau air dingin (cool water) dapat membuang panas dengan segera. Tapi jangan menggunakan air yang sangat dingin (cold water) karena justeru menyebabkan vasokonstriksi di kulit yang justeru menghambat pembuangan panas.

Penatalaksanaan

Untuk medikasi, antipiretik ibuprofen cukup efektif dalam mengurangi demam pada anak-anak. Obat ini lebih efektif dibanding dengan parasetamol (asetaminofen) maupun aspirin (berhubungan dengan Reye’s Syndroma yang dapat menyebabkan kerusakan otak dan hati, dan bahkan kematian)

KEJANG

KEJANG

Kejang merupakan petunjuk adanya gangguan fungsi sel-sel neuron di susunan saraf pusat

Kejang merupakan tanda serius suatu penyakit yang mendasarinya

Penatalaksanaan kejang sering tidak adekuat sehingga kejang sulit dikontrol

Klasifikasi Kejang Kejang demam sederhana :

- kejang apada anak usia 6 bulan – 5 tahun- kejang hanya satu kali dan kurang dari 15 menit- demam dan kejang bukan di sebabkan oleh meningitis, ensefalitis atau penyakit lainnya yang berkaitan dengan otak

Kejang demam Komplek - kejang yang berlangsung lama, dan dapat

berulang dalam 24 jam.

Penyebab Kejang pada Anak

Kejang demam Infeksi – Infeksi intrakranial: meningitis, ensefalitis Keracunan : alkohol, teofilin, kokain Gangguan metabolik: hipoglikemia, hiponatremia,

hipernatremia, hipoksemia, hipokalsemia, hipomagnesemia, gangguan asam basa, defisiensi piridoksin, gagal ginjal, gagal hati

Gangguan metabolik bawaan Trauma kepala Penghentian obat anti epilepsi mendadak Lain-lain: ensefalopati hipertensi, tumor otak, perdarahan intrakranial Idiopatik

Penatalaksanaan

Apapun jenis dan etiologi kejang yang kita hadapi kita harus melakukan langkah – langkah penanganan sebagai berikut :

– Manajemen jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi yang adekuat

– Terminasi kejang dan pencegahan kembalinya kejang

Terimakasih

top related