kontribusi daya ledak otot tungkai dan ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_skripsi/02...1...
Post on 04-Nov-2020
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTURANTERHADAP KEMAMPUAN SMASH ATLET BOLAVOLI KARANG
TARUNA CITRA (KTC) PAKANDANGAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
Oleh
OKTAVIAN WIJAYA00959/2008
JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGAFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG2012
2
3
4
Ucapan terima kasih yang tak terbendung buat:My parents (mama dan papa)
Mama……. Tiada yang dapat aku berikan padamu. Pengorbananmu tak mampu Aku membalasnya dan tak dapat
aku hitung satu persatu jerih payahmu sampai saat ini. Tempat aku berbagi, jika aku bahagia engkau tunjukan sinar wajahmu dengan senyuman manismu. Jika aku menangis , engkau yang
menghapus air mataku.Mama…….inilah selentingan jerih payahku selama ini yang
dapat aku persembahkan padamu mungkin ini belum sebanding dengan apa yang telah engkau berikan padaku. Tapi semoga
engkau bangga memiliki anak seperti jaya mama.Papa…….. memang jaya bukan anak yang patuh, Jaya selalu
membantah katamu papa Tapi ketahuilah pa…tidak hentinya aku mensyukuri atas perhatianmu padaku pa.. Jaya bangga memeliki
papa sepertimuMama… Papa… Jaya sangat menyayangimu
Semoga jaya tidak akan mengecewakan dan selalu berusaha membahagiakanmu seperti doa-doa yang selalu engkau panjatkan
kepada Allah.
My Brothers and sisterAndi…..
Akhirnya perjuanganmu berhasil setelah 3 kali ikut test dan kini dirimu telah menjadiperwira bangsa. Dirimu harus siap mybroo! Walaupun terbesit dalam hati kami sekeluargabahwa angkatan udara itu penuh resiko namun dirimu bisa meyakinkan kami. Semoga selama dalam pendidikan dirimu dilindungi Allah. Dirimu berjanji mendoakan ku
disana, dan sekarang doamu terkabulkan, jaya telah dapat menyelesaikan S1 dengan baik dan semoga jaya bisa melanjutkannya
…. Amiiiiin.Uni Wanti……
Uni…sekarang telah telah menjadi guru semoga uni disana selalu dilindungi Allah, mungkin pikiran uni sekarang masih terhalang karena mengurus pindah, kami disini selalu mendoakan uni semoga urasan uni
disana lancer….amiiiiin.
5
Uni…dulu uni selalu mengingatkan jaya agar tidak lalai kuliyah, sekarang jaya telah dapat menyelesaikan S1 dengan baik berkat doa uni
dan semoga jaya dapat mel;anjutkannya…. AmiiiinAira…..
Adiak abang yang cantik, cerewet kini aira lah siswa kelas 2 sd model bertaraf internasional jan lah pamalaih,palala juo lai, rajin-rajin baraja
masak yo kalah lo lengking nyo samo abang. Bisuak aira harus tunjuakan ka abang bahwa aira bisalo juara kayak uni tu..tapi aira kajadi
Dokter ndak.??????????
My familyUniang, Inyiak jaya jadi Wisuda juni 2012. Uniang jo Inyiak
pai yo!Ma’jo Uncu dan Cetak…he…he… makasih atas bantuan dana
dan kiriman pulasa bergilirnya. Karena hp jay alai bapulasa taruih jadi lancer urusan jay manyalasaian skripsi ko.
Dosen Pembimbing dan pengujiTerima kasih buat dosen pembimbing (Roma Irawan, S.Pd.M.Pd dan Drs . Hermanzoni, M.Pd) yang telah
memberiakn bimbingan, dorongan, semangat, pemikiran dan pengarahan yang sangat berarti demi selesainya skripsi ini.
Seterusnya kepada tim penguji (Prof. Dr. Sayuti Syahara,M.S.AIFO, Drs Mqasrun, M.Kes.AIFO, dan Drs.H.Witarsyah) Serta dosen-dosen fakultas ilmu
keolahragaan yang telah mendidik dan memberiakan ilmu yang tidak aku dapatkan dari orang lain, Tanpa-tanpa mereka
aku bukan apa-apa….!!!
MY friendAjo awak nan paliang gagah alias ajo MUL , ajo Faiz, Mamam,
Katauk, Een, Abang, Tundin Taday, Welsa, Ovvi, Isil, Rahmi Rosli Serta teman-teman selokal Kepel C, Kawan-kawan Sapajuangan
yang indak mungkin rasonyo disabuik ciek2 tarimo kasih banyak atas semangat dan dorongannyo untuak awak
By: Oktavian Wijaya
i
ABSTRAK
Oktavian Wijaya, 2012 : Kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai dan Kelenturan Terhadap Kemampuan Smash Atlet Bolavoli Karang Taruna Citra (KTC) Pakandangan
Masalah dalam Penelitian ini adalah rendah nya kemampuan Smash Atlet Bolavoli Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kontribusi daya ledak otot tungkai dan kelenturan tubuh serta seberapa besar kontribusi daya ledak otot tungkai dan kelenturan tubuh secara bersama-sama terhadap smash atlet bolavoli Karang Taruna Citra (KTC) Pakandangan.
Jenis Penelitian ini adalah Korelasional. Populasi adalah Atlet bolavoli Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan yang berjumlah 20 Orang (putra). Sampel diambil dengan teknik total sampling, maka semua populasi dijadikan sampel. Data dikumpulkan dengan menggunakan pengukuran Tes terhadap ketiga variabel tersebut. Variabel daya ledak otot tungkai menggunakan Tes Vertical Jump, Variabel kelenturan tubuh dengan menggunakan tes kelentukan (Flexiometer Test) dan Smash dengan menggunakan tes smash bolavoli. Teknik analisis data adalah dengan menggunakan Korelasi Product moment.
Hasil analisis data menunjukan bahwa hipotesis pertama terdapat kontribusi daya ledak otot tungkai terhadap smash bolavoli sebesar 22% dan hipotesis kedua terdapat kontribusi kelenturan terhadap smash sebesar 20%,sedangkan hipotesis ketiga terdapat kontribusi antara daya ledak otot tungkai dan kelenturan tubuh secara bersama-sama terhadap smash sebesar 39,69%.
Kata kunci : daya ledak otot tungkai dan kelenturan terhadap kemampuan smash
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi yang berjudul “Kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai dan Kelenturan
Terhadap Kemampuan Smash Atlet Bolavoli Karang Taruna Citra (KTC)
Pakandangan”. Penulisan Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
Di dalam penulisan Skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada :
1. Drs. Arsil, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragan Universitas
Negeri Padang.
2. Drs. Maidarman, M.Pd, Selaku Ketua Jurusan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
3. Roma Irawan, S. Pd. M. Pd Selaku Pembimbing I dan Drs. Hermanzoni,
M.Pd, selaku pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan,
dorongan, semangat, pemikiran dan pengarahan yang sangat berarti dalam
penulisan Skripsi ini.
4. Prof. Dr. Sayuti Syahara,M.S.AIFO, Drs. Masrun, M. Kes. AIFO, Dan
Drs.H.Witarsyah selaku penguji.
iii
5. Seluruh staf pengajar dan karyawan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang.
6. Buat teman-teman senasib seperjuangan yang tidak bisa disebutkan satu
persatu yang telah memberikan dorongan moril dalam menyelesaikan
Skripsi ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa
penulisan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka pada kesempatan ini
penulis mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca demi kesempurnaan
Skripsi ini agar dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin yarobal alamin.
Padang, April 2012
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK...................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................
DAFTAR TABEL.......................................................................................
DAFTAR GAMBAR..................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................
B. Indentifikasi Masalah .................................................................
C. Pembatasan Masalah ...................................................................
D. Perumusan Masalah .....................................................................
E. Tujuan Penelitian ........................................................................
F. Kegunaan Penelitian ....................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakekat Perrmainan Bolavoli ......................................................
B. Hakekat Smash ............................................................................
C. Hakekat Daya Ledak Otot Tungkai .............................................
D. Hakekat Kelenturan .....................................................................
E. Kerangka Konseptual...................................................................
F. Hipotesis Penelitian ....................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................
B. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................
C. Populasi dan Sampel ...................................................................
D. Defenisi Operasional ...................................................................
E. Jenis dan Sumber Data ...............................................................
F. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................
G. Teknik Analisis Data....................................................................
i
ii
iv
vi
vii
viii
1
5
5
6
6
6
8
9
13
16
19
21
23
23
23
24
25
25
30
v
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data..............................................................................
B. Uji Persyaratan Analisis...............................................................
C. Uji Hipotesis.................................................................................
D. Pembahasan..................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...................................................................................
B. Saran.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
32
38
39
42
47
47
vi
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
1 Distribusi Frekuensi hasil data daya ledak otot tungkai............ 33
2 Distribusi Frekuensi hasil data kelenturan tubuh....................... 35
3 Distribusi Frekuensi hasil smash................................................ 37
4 Rangkuman uji normalitas data.................................................. 39
5 Rangkuman uji signifikan koofesien korelasi antara variabel
daya ledak otot tungkai terhadap smash..................................... 40
6 Rangkuman uji signifikan koofesien korelasi antara variabel
daya ledak otot tungkai terhadap smash..................................... 41
vii
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Halaman
1 Sikap awal dan tolakan........................................................ 12
2 Kerangka konseptual........................................................... 21
3 Pelaksanaan tes vertical jump.............................................. 27
4 Bentuk pelaksanaan tes kelenturan..................................... 28
5 Sasaran tes smash................................................................ 29
6 Histogram frekuensi daya ledak otot tungkai...................... 34
7 Histogram frekuensi Kelenturan......................................... 36
8 Histogram frekuensi smash................................................. 38
viii
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1 Rekap data penelitian variabel daya ledak otot tungkai........... 49
2 Rekap data penelitian variabel kelentukan dan smash............. 51
3 Uji Normalitas variabel daya ledak otot tungkai ( X )............. 53
4 Uji Normalitas variabel kelenturan tubuh................................ 54
5 Uji Normalitas variabel smash................................................. 55
6 Uji Interpendensi antara variabel bebas................................... 56
7 Uji Hipotesis X1Y.................................................................... 57
8 Uji Hipotesis X2Y.................................................................... 59
9 Korelasi Ganda......................................................................... 61
10 Foto Penelitian......................................................................... 63
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka dan upaya mewujudkan dan meningkatkan sumber daya
manusia Indonesia khususnya dibidang olahraga, strategi yang paling
mendasar yang dapat dilakukan adalah dengan memusatkan perhatian
terhadap pembinaan dan pengembangan olahraga bagi generasi muda.
Sehingga melalui kegiatan berolahraga generasi muda kita akan menjadi
generasi yang sehat dan berkualitas. Dalam pasal 4 Undang-undang Nomor 3
Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dinyatakan bahwa :
“Keolahragaan Nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat, dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional serta mengangkat harkat dan martabat, dan kehormatan bangsa. Dalam zaman pembangunan ini kita juga harus mengembangkan kegiatan keolahragaan, baik olahraga untuk kebugaran jasmani maupun olahraga untuk prestasi.”
Berdasarkan kutipan di atas, jelaslah bahwa salah satu tujuan
keolahragaan nasional adalah untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan
kualitas manusia melalui kegiatan olahraga prestasi, di samping itu juga dapat
meningkatkan kebugaran jasmani serta menanamkan nilai-nilai yang
terkandung dalam kegiatan olahraga, seperti sportivitas, disiplin yang
dilandasi oleh nilai moral dan akhlak yang mulia.
Di antara cabang-cabang olahraga prestasi yang banyak digemari
remaja dan dilaksanakan pengembangan dan pembinaannya, mulai dari
2
tingkat daerah sampai ke tingkat nasional adalah cabang olahraga bolavoli.
Menurut Syafruddin (2008:5) olahraga prestasi adalah “olahraga yang
membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang dan
berkelanjutan melalui latihan dan kompetisi untuk mencapai prestasi dengan
dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan”.
Berpedoman pada uraian di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa olahraga prestasi merupakan olahraga yang dipertandingan, Dalam
pengembangan dan pembinaannya harus dilakukan secara berkesinambungan
melalui latihan-latihan yang terencana, terprogram dan didukung oleh ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkontribusi dengan bidang keolahragaan.
Artinya pengembangan olahraga prestasi bagi olahragawan harus mengacu
pada tujuan yang hendak dicapai yaitu prestasi yang mampu bersaing di arena
pertandingan atau kompetisi, baik di tingkat daerah maupun ditingkat
nasional.
Pakandangan yang merupakan daerah yang berada di Kecamatan Enam
Lingkung Kabupaten Padang Pariaman, khususnya Karang Taruna
Pakandangan yang lebih dikenal dengan nama KTC, sudah melakukan
pembinaan olahraga prestasi yaitu cabang bolavoli. KTC merupakan klub
andalan di daerah ini dan sudah sering mengikuti kompetisi baik di daerah
Kabupaten Padang Pariaman, maupun di Kabupaten/kota lain di Sumatera
Barat.
Banyak faktor yang mendukung seorang atlet Bolavoli dapat bermain
dengan baik, di antaranya adalah kesiapan kondisi fisik, penguasaan teknik,
3
taktik, mental dan emosional. Penguasaan teknik, taktik, mental dan kesiapan
kondisi fisik, tidak terlepas dari kemampuan dan keterampilan yang dimiliki
pelatih (kualitas pelatih), kelengkapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
dalam latihan, motivasi atlet dalam berlatih, dukungan dari berbagai pihak
seperti dukungan keluarga dan masyarakat.
Teknik-teknik yang ada dalam permainan bolavoli seperti Smash,
passing atas dan passing bawah, servis serta block membutuhkan kondisi fisik
yang baik. Persiapan konidisi fisik sangat penting artinya dalam meningkatkan
dan memantapkan kualitas teknik atau keterampilan teknik. Dengan demikian
dapat dikatakan sebelum seseorang memperdalam teknik harus dipersiapkan
dulu kondisi fisiknya, karena tujuan latihan kondisi fisik adalah "Untuk
meningkatkan kemampuan fungsional peralatan tubuh sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan untuk mencapai prestasi yang optimal dalam suatu
cabang olahraga” (Yunus, 1992:26).
Untuk dapat melakukan teknik Smash, seseorang harus memiliki
kondisi fisik yang prima karena smash adalah suatu teknik/pukulan yang
dilakukan gerakan melompat seperti gerakan smash. Perbedaannya terletak
pada daerah pelaksanaannya yaitu di sepanjang garis belakang dan tidak
melebih perpanjangan garis samping lapangan. Dalam pelaksanaan Smash
paling dominan dibutuhkan adalah daya ledak otot tungkai, dimana untuk
mencapai raihan tinggi agar dapat mengarahkan bola saat melakukan smash,
daya ledak otot lengan. Di samping itu yang mempengaruhi smash adalah
koordinasi mata-tangan, perkenaan bola dengan tangan, lambungan bola,
4
kelenturan (flexibility) tubuh saat di udara dan emosional atlet pada saat
melakukan smash tersebut, keseimbangan, daya tahan kekuatan otot tungkai,
sarana prasarana, pelatih dan gizi atlet
Dari uraian di atas, jelas bahwa banyak sekali faktor yang
mempengaruhi teknik smash, begitu juga dengan atlet Karang Taruna Citra
(KTC) Pakandangan dalam melakukan smash saat berlatih atau bermain pada
saat mengikuti kompetisi atau pertandingan. smash apabila dilakukan dengan
baik dan didukung oleh kondisi fisik seperti yang diuraikan di atas, jelas akan
menghasilkan pukulan yang mematikan. Dalam arti smash sudah dapat
dikatakan merupakan serangan dari suatu permainan. Sehingga hal ini akan
menambahkan keuntungan dalam mencari poin atau mendapatkan angka,
bahkan untuk memenangkan suatu pertandingan.
Berdasarkan pengamatan dan observasi yang penulis lakukan di
lapangan terhadap atlet bolavoli Karang Taruna Citra (KTC) Pakandangan
Kabupaten Padang Pariaman, teknik smash masih belum begitu baik, seperti
yang diharapkan. Bola yang dipukul sering menyangkut di net, kadang-kadang
melenceng keluar lapangan dan tidak tepat sasaran (kurang akurat) dan mudah
diterima lawan karena kurang keras menghujam ke lapangan lawan. Dengan
demikian dapat dikatakan kemampuan smash atlet bolavoli KTC masih
rendah, rendahnya kemampuan smash diduga daya ledak otot tungkai dan
kelenturan pinggang yang masih kurang.
Melihat kenyataan di atas, penulis sebagai pemain atau atlet bolavoli
yang juga berasal dari daerah ini, merasa terpanggil untuk mencari solusi
5
pemecahan masalah melalui satu penelitian terkait dengan faktor kondisi fisik
dengan kemampuan smash atlet bolavoli di KTC Pakandangan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah yang
dapat diidentifikasi yakni sebagai berikut :
1. Daya ledak otot tungkai
2. Koordinasi mata tangan
3. Kelenturan
4. Emosional atlet
5. Koordinasi gerakan
6. Daya tahan kekuatan
7. Awalan lompatan
8. Lambungan bola
9. Perkenaan bola dengan tangan
10. Posisi tubuh di udara
11. Keseimbangan
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi smash, karena keterbatasan waktu,
tenaga maka penelitian ini membatasi variabel yang akan diteliti yaitu “Daya
ledak otot tungkai dan kelenturan tubuh terhadap smash ”. Dimana daya ledak
6
otot tungkai atlet masih lemah, kelenturan masih kaku sehingga smash yang
dilakukan mudah diterima lawan dan sering menyangkut di net.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah daya ledak otot tungkai berkontribusi terhadap smash atlet
bolavoli Karang Taruna Citra (KTC) Pakandangan.
2. Apakah kelenturan tubuh berkontribusi terhadap smash atlet bolavoli
Karang Taruna Citra (KTC) Pakandangan.
3. Apakah daya ledak otot tungkai dan kelenturan tubuh secara bersama-
sama berkontribusi terhadap smash atlet bolavoli Karang Taruna Citra
(KTC) Pakandangan
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Seberapa besar daya ledak otot tungkai terhadap smash atlet bolavoli
Karang Taruna Citra (KTC) Pakandangan.
2. Seberapa besar kelenturan tubuh terhadap smash atlet bolavoli Karang
Taruna Citra (KTC) Pakandangan.
3. Seberapa besar daya ledak otot tungkai dan kelenturan secara bersama-
sama terhadap smash atlet bolavoli Karang Taruna Citra (KTC)
Pakandangan.
7
F. Kegunaan penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:
1. Pengurus Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia (PBVSI) Provinsi Sumbar
dan pengurus PBVSI Pemkab/Pemkot sebagai masukan dalam
meningkatan pembinaan dan pengembangan bolavoli.
2. Pelatih bolavoli sebagai masukan agar memperhatikan faktor kondisi fisik
atlet.
3. Atlet atau pemain bolavoli dalam berlatih memperhatikan faktor kondisi
fisik yang dapat mempercepat peningkatan teknik permainan bolavoli.
4. Mahasiswa Fakultas llmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
sebagai bahan bacaan di perpustakaan.
5. Peneliti selanjutnya sebagai referensi guna meneliti dalam masalah yang
sama secara lebih mendalam.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Permainan Bolavoli
Bolavoli merupakan permainan beregu yang dipertandingkan, baik
ditingkat daerah maupun ditingkat internasional. Ahmadi (2007:20)
mengatakan bahwa “permainan bolavoli merupakan suatu permainan yang
kompleks yang tidak mudah dilakukan oleh setiap orang”. Dalam
peraturan Persatuan Bolavoli Seluruh lndonesia atau PBVSI (2005:1)
menyatakan bahwa:
Permainan bolavoli dimainkan dua regu masing-masing regu terdiri dari enam orang, tiap-tiap regu berusaha meraih point (nilai) pada tiap set yang sudah ditentukan. Untuk mendapatkan point (nilai) tidak jarang atlet berusaha mematikan bola ke daerah lawan, apakah itu dengan servis, smash, block, passing serta tipuan.
Sementara Bachtiar (1999:14) mengatakan bahwa “permainan
bolavoli merupakan permainan yang dimainkan sebanyak 6 orang dalam
satu regu, setiap regu berusaha bermain sebaik mungkin dan dapat
menyerang, mematikan bola ke daerah lawan serta bertahan dilapangan
sendiri”. Selanjutnya permainan bolavoli ini dimainkan di atas lapangan
yang berukuran 18 meter panjang dan 9 meter lebar, dengan tinggi net
2,43 untuk putera dan 2,24 untuk puteri. Permainan ini melibatkan hampir
semua bentuk gerakan yang bersifat melompat, memukul dan gerakan
eksplosif lainnya.
9
2. Hakikat Smash
Menurut Erianti (2004:150) Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan yang utama mencapai kemenangan. Dalam melakukan smash diperlukan kemampuan meloncat yang tinggi agar keberhasilan dapat dicapai dengan gemilang. Smashmerupakan suatu teknik yang mempunyai gerakan komplek yakni terdiri dari: 1) langkah awal, 2) tolakkan untuk meloncat, 3) saat mendarat kembali setelah memukul bola.
Smash merupakan modal untuk mematahkan pertahanan lawan
dengan tujuan memperoleh poin sebanyak-sebanyak nya. Untuk dapat
melakukan smash yang baik, harus memenuhi beberapa persayaratan
yaitu: 1) Arahkan smash ke tempat yang lemah, 2) Arahkan smash ke
tempat yang kosong sesuai pola yang dipergukan oleh lawan, 3) Arahkan
bola antara dua pemain defender, 4) Sasaran smash ke tempat pemain
bertahan yang sedang maju ke samping, 5) Buat sasaran yang tepat dimana
defender akan mengambil bola harus bergerak terlebih dahulu, 6) Pukul
bola diatas pengeblok yang lemah dan 7) Jalankan smash tipuan sesuai
dengan kemampuan
Dalam melakukan pukulan smash seorang Smasher harus melalui
tiga gerakan yang terkoordinasi dengan baik dan merupakan suatu
kesatuan gerakan yang harmonis yaitu dari sikap permulaan, sikap saat
perkenaan, sampai sikap akhir. Untuk lebih jelasnya akan penulis uraikan
sebegai berikut
1) Sikap Permulaan
Pengambilan awalan atau ancang-ancang yaitu mengambil sikap
siap normal dengan jarak yang cukup dari jaring (3-4 m). pada saat akan
10
melakukan langkah kedepan terlebih dahulu melakukan langkah-langkah
kecil di tempat. Langkah ini dimaksudkan agar pada saat badan telah
dalam batas seimbang atau pada saatnya untuk bergerak ke depan.
Sesudah itu dilanjutkan dengan langkah ke depan dan agar tetap dijaga
disamping kontinyuitas juga letak bahu kiri yang relatif akan selalu berada
lebih dekat net jaring dari pada bahu kanan.
Tolakkan harus dilakukan dengan menumpu terlebih dahulu dengan
kedua kaki dan langkah pada saat akan menumpu ini tidak boleh lebar atau
dengan suatu loncatan. Setelah menumpu dengan kedua kaki kemudian harus
segera diikuti dengan gerakan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut
ke bawah serta kedua lengan telah berada disamping belakang badan.
Kemudian setelah itu diikuti dengan tolakkan kaki ke atas secara eksplosif dan
di bantu dengan ayunan kedua lengan dari arah belakang ke depan atas
Menurut Durwacher dalam bukunya menerangkan bahwa
pengambilan ancang-ancang yang baik 45 – 800
terhadap net. Langkah
terakhir biasanya menuju ke dekat garis serang atau melampauinya. Pada saat
melakukan gerak ancang-ancang kedua tangan berada didepan, dan terangkat
sedikit setinggi dada. Loncatan smash dilakukan dengan irama ganda dan
cepat. Mula-mula langkah tumpuan yang panjang dan mendatar, disusul oleh
tarikan cepat kaki yang satu lagi.
Pada saat melakukan langkah-langkah tumpuan, kedua tangan
terayun kuat ke belakang, kedua lutut ditekuk, titik berat badan bergeser
ke atas persendian lompatan, lalu kedua lengan disentakan dengan cepat
11
ke atas melewati paha, mengawali gerakan rentangan tungkai yang
eksplosif, bahu mengikuti gerak eksplosif ke atas. Lengan kiri menarik
tubuh mengimbangi gerak menurun kembali. Lengan pemukul yang di
bengkokan terayun sesaat sebelum mengenai bola bahu ditarik ke
belakang, sedangkan tangan yang terbuka berada di dekat telinga, pada
gerak ini punggung melengkung ke belakang sedangkan betis hampir
horisontal. (Durrwacher, 1990:63)
Dari pendapat di atas penulis dapat simpulkan, bahwa sikap
permulaan dalam pukulan smash adalah dimulai pada sikap normal dengan
jarak yang cukup dari net dengan jarak gerak awalan terhadap net. Pada
saat melakukan awalan kedua tangan berada di depan dan mengikuti irama
langkah awalan. Setelah menumpu dengan kedua kaki lalu kedua lutut
ditekuk dan lengan telah terayun ke belakang dan diteruskan dengan
tolakan kaki ke atas secara eksplosif dan dibantu dengan ayunan kedua
lengan dari arah belakang ke depan atas melewati paha. Setelah menolak
kaki rileks tangan kiri berada di samping dengan kepala kira-kira setinggi
telinga untuk menjaga keseimbangan dan tangan kanan berada di samping
atas kepala agak ke belakang dengan telapak tangan terbuka siap
memukul. Untuk lebih jelasnya seperti gambar di bawah ini :
12
Gambar 1 Sikap saat awalan dan tolakan
(Sumber : Bolavoli Belajar dan Berlatih Sambil Bermain, Gramedia : Jakarta, 1990)
Keterangan gambar : Nomor 1,2 dan 3 sikap awal dalam persiapan melakukan smash Bolavoli. Nomor 4,5 dan 6 melakukan gerakan tolakan dengan bertumpu pada kedua kaki. Nomor 7 dan 8 melakukan lompatan untuk melakukan gerakan smash Bolavoli.
2) Sikap Perkenaan
Sikap saat melayang seperti tersebut di atas harus di usahakan
sedemikian rupa sehingga bola berada di atas depan Smasher. Bila bola
berada di atas depan jangkauan tangan maka segeralah tangan kanan
dipukulkan pada bola secepatnya. Hasil pukulan atau lebih sempurna lagi
bila lecutan tangan dan lengan itu juga diikuti gerakan membungkuk dari
togok.(Soejoedi, 1978:35)
Berdasarkan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap saat
perkenaan adalah saat melayang dengan rentangan tubuh atas diusahakan
berada di atas depan Smasher, setelah bola berada pada posisi jangkauan
13
tangan, segera lengan pemukul dihentikan ke depan didahului siku dan
diikuti telapak tangan langsung memukul pada sisi belakang bola.
3) Sikap akhir
Setelah bola berhasil dipukul maka Smasher akan segera mendarat
kembali ke tanah. Pada saat mendarat Smasher harus mendarat dengan
kedua kakinya dan dalam keadaan lentur. Tempat pendaratan harus
diusahakan sedekat mungkin dengan tempat melakukan tolakan. Setelah
Smasher berhasil mendarat kembali di lapangan segeralah disusul dengan
pengambilan sikap siap normal.
Sikap akhir adalah saat mendarat kedua kaki serempak menyentuh
lantai dan elastis. Pada pukulan smash ke depan muka dan dada sedapat
mungkin menghadap jaring. kedua kaki dan kedua lutut agak ditekuk serta
rileks.
3. Hakikat Daya Ledak Otot Tungkai
Power atau daya ledak disebut juga sebagai kekuatan explosive .
power kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan explosive
serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu
yang secepat-cepatnya. Menurut Erianti (2004) daya ledak adalah
kekuatan dan kecepatan kontraksi otot secara dinamis, eksplosif dalam
waktu yang cepat.
Dalam suatu kegiatan olahraga daya ledak merupakan suatu
komponen yang penting dalam kegiatan olahraga, karena daya ledak
14
menentukan seberapa keras orang dapat memukul, menendang, berlari,
dan seberapa jauh orang dapat melakukan tolakan serta sebagainya.
Daya ledak otot tungkai dapat didefenisikan sebagai suatu
kemampuan dari sekelompok otot untuk menghasilkan kerja dalam waktu
yang sangat cepat. Daya ledak otot tungkai adalah kemampuan melakukan
kerja secara cepat atau salah satu elemen kemampuan materi yang banyak
dibutuhkan dalam olahraga, terutama olahraga yang memiliki unsure
lompat/loncat, lempar, tolak, dan sprint. Daya ledak otot tungkai adalah
kemampuan otot untuk mengatasi beban atau tahanan dengan kecepatan
kontraksi yang sangat tinggi. Otot-otot tungkai yang memiliki daya ledak
yang kuat akan membuktikan bahwa untuk melakukan smash dalam bola
voli sangat dibutuhkan karena pada saat melakukan tolakkan memerlukan
daya ledak otot tungkai yang bagus sebagai hasil penentu dari hasil
pelaksanaan smash. Elemen kondisi fisik ini merupakan produk dari
kemampuan kekuatan dan kecepatan”.
Dalam penelitian ini, otot-otot tungkai yang memiliki daya ledak
yang kuat akan membuktikan bahwa olahraga bolavoli sangat
membutuhkan daya ledak otot tungkai dan daya ledak otot tungkai ini
dibutuhkan pada saat melakukan gerakan melompat. Oleh sebab itu, daya
ledak otot tungkai sangat dibutuhkan dalam permainan bolavoli.
Latihan fisik dapat memberikan perubahan pada semua fungsi
system tubuh. Perubahan yang terjadi pada saat latihan berlangsung
disebut Respon, sedangkan perubahan yang terjadi akibat latihan yang
15
teratur dan terprogram sesuai dengan prinsip-prinsip latihan disebut
Adaptasi. Terjadinya perubahan-perubahan fisiologis akibat latihan fisik,
berkaitan dengan penggunaan energi oleh otot, bentuk dan metode serta
prinsip-prinsip latihan yang dilaksanakan.
Sementara itu, faktor yang mempengaruhi daya ledak otot adalah
kecepatan kontraksi otot yang terkait, dalam hal ini yang berperan adalah
jenis serabut otot lambat atau cepat. Explosive power akan timbul apabila
kekuatan otot dipadukan dengan kecepatan, dengan kata lain kecepatan
merupakan indicator adanya explosive power. Explosive power juga di
tentukan oleh besar nya beban, terlalu besar beban maka otot akan menjadi
lambat untuk bergerak, begitu juga sebaliknya bila beban semakin kecil
maka otot akan cepat untuk bergerak.
Faktor lain yang menentukan explosive power otot adalah sudut
sendi. Sudut sendi akan mempengaruhi kekuatan otot. Arsil (1999: 74)
faktor yang mempengaruhi daya ledak adalah kekuatan dan kecepatan
kontraksi otot. Menurut Astrand dalam Arsil (1999) faktor yang
mempengaruhi kecepatan adalah kelenturan, tipe tubuh, usia dan jenis
kelamin. Faktor biologis yang mempengaruhi kekuatan kontraksi otot
adalah usia, jenis kelamin, dan suhu otot.
Otot-otot tungkai yang memiliki daya ledak yang kuat akan
membuktikan bahwa untuk melakukan smash dalam bola voli sangat di
butuhkan karena pada saat melakukan tolakan memerlukan daya ledak otot
tungkai yang bagus sebagai hasil penentu dari hasil pelaksanaan smash.
16
Kerjasama antar otot-otot tungkai dapat menghasilkan lompatan
yang tinggi saat melakukan smash sehingga memudahkan para pemain
untuk dapat melakukan smash secara akurat. Tungkai terdiri dari tungkai
atas yaitu pangkal paha sampai lutut, dan tungkai bawah yaitu lutut sampai
dengan kaki. Menutut Zulhilmi (2008:52) otot pada tungkai atas terdiri
dari :
1) musculus rectus femoris, 2) musculus vastus lateralis, 3) musculus vatus medialis, 4) musculus vastus intermedius, 5) musculus bisep femoris, 6) musculus semitendonesus, 7) musculus popliteus, 8) musculus gracilis, 9) musculus sartorius. Sedangkan struktur otot pada tungkai bawah terdiri dari: 1) musculus grastocovius, 2) musculus soleus. 3)musculus tibialis posterior, 4) musculus peroneus tertius, 5) musculus halocis lungus, 6) musculus flexor digitorum longus, 7) musculus ekstendor halucis longus, 8) musculus digitorum longus.
4. Hakikat Kelenturan
Kelenturan adalah suatu kemampuan yang berhubungan dengan
persendian yaitu keleluasan pergerakan persendian yang dimiliki oleh
seseorang yang dipengaruhi oleh daya lentur otot serta daya gerak
persendian. Kelenturan adalah suatu kemampuan menggerakkan
pergerakan tubuh seluas-luasnya baik berupa membungkukkan,
memiringkan serta memutar.
Kelenturan atau fleksibilitas salah satu unsur kondisi fisik dan
mempunyai peranan penting dalam gerakan olahraga, terutama pada
cabang olahraga yang banyak menggunakan gerak sendi tubuh. Syafruddin
(2005:79) mengatakan kelenturan adalah “kemampuan seseorang dalam
melaksanakan gerakan dengan amplitudo yang luas.
17
Sementara Harsono (2001:15) mengatakan bahwa kelenturan
adalah “kemampuan untuk bergerak dalam ruang gerak sendi”. Dalam
olahraga kelenturan atau fleksibilitas, biasanya mengacu kepada ruang
gerak sendi tubuh. Lentur-tidaknya seseorang ditentukan oleh luas-
sempitnya ruang gerak-sendinya”.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian kelenturan yang
telah dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelenturan
merupakan kemampuan seseorang dalam melaksanakan gerekan dengan
amplitudo yang luas yang mengacu pada gerakan sendi tubuh yang
bertujuan untuk mengatasi atau mengurangi cedera. Di samping itu
kelenturan juga dikatakan jangkauan gerakan yang dilakukan kaki, tangan,
yang berhubungan dengan kondisi sendi, begitu juga dengan lemak tubuh
yang berlebihan.
Untuk meningkatkan kelenturan dapat dilakukan dalam bentuk-
bentuk latihan yang sudah terprogram dan berkelanjutan seperti latihan
peregangan dinamis yaitu membungkukkan badan sambil memutarkan
bahu. Kemudian latihan peregangan statis yaitu dengan cara penguluran
otot dalam sendi sejauh mungkin. Misalnya saja dalam keadaan duduk
telunjur dan meraih ujung jari kaki.
Selanjutnya Harsono (2001:15) mengatakan perbaikan dalam
kelenturan dapat:
1) Mengurangi kemungkinan terjadinya cedera pada otot dan sendi; 2) membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi dan kelincahan (agility); 3) membantu mengembangkan, prestasi; 4)
18
menghemat pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu melakukan gerakan-gerakan; 5) membantu memperbaiki sikap tubuh.Sedangkan kelenturan di dalam pelaksanaanya menurut Syafruddin
dalam Rifki (2009:24) kelenturan dapat dikelompokkan atas.
1) Kelenturan umum, kemampuan semua persendian atau pergelangan untuk melakukan gerakan-gerakan ke semua arah secara optimal dan dibutuhkan untuk banyak cabang olahraga; 2) keleintukan khusus, kelenturan yang dominan dibutuhkan dalam suatu cabang olahraga tertentu; 3) kelenturan aktif, kelenturandimana gerakan-gerakan dilakukan sendiri, 4) kelenturan pasif, kelenturan dimana gerakan-gerakan dilakukan dengan bantuan orang lain; 5) kelenturan dinamis, latihan kelenturan dengan menggerakkan persendian secara berulang-ulang; 6,) kelenturanstatis; latihan kelenturan dengan tidak melakukan pengulangan gerakan dalam waktu dan hitungan.
Kelenturan (fleksibilitas) penting sekali dalam hampir semua
cabang olahraga, terutama cabang-cabang olahraga yang banyak menuntut
gerak sendi. Fleksibilitas diperlukan juga bagi semua orang dari segala
umur, terutama orang tua, oleh karena kalau orang semakin tua, sendi,
ligament, dan tendonnya menjadi semakin kaku sehingga dalam
melakukan smash dalam permainan bolavoli membutuhkan kelenturan
pada saat melompat di udara. Seorang atlet bolavoli memiliki kelenturan
dengan baik tentu dia akan mudah mengembangkan koordinasi, kecepatan
dan efisien dalam menghemat pengeluaran tenaga pada saat melakukan
gerakan-gerakan pukulan Smash tersebut. Disamping itu dia akan terbebas
dari kemungkinan terjadinya cedera pada otot dan sendi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelenturan seperti yang
dikemukakan oleh Syafruddin (2005:80-81) antara lain: “1)koordinasi otot
synergis dan antagonis, 2) bentuk persendian, 3)temperatur otot,
19
4)kemampuan tendon dan ligamen, 5)kemampuan proses pengendalian
fisiologi persyarafan, dan 6) usia dan jenis kelamin.
Dengan demikian jelas bahwa kelenturan memegang peranan yang
sangat besar dalam mempelajari keterampilan gerak dan dalam
mengoptimalkan kemampuan fisik yang lain. Bahkan untuk
mengembangkan kemampuan kecepatan dan kelincahan dibutuhkan unsur
kelenturan agar dapat menentukan keberhasilannya. Dengan kata lain
tanpa kelenturan, kecepatan tidak akan berkembang secara optimal.
B. Kerangka Konseptual
1. Kontribusi daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan smash atlet bolavoli Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan.
Dalam melakukan kemampuan smash sangat di butuhkan daya
ledak otot tungkai. Daya ledak otot tungkai tersebut adalah tenaga yang
digunakan pada saat melakukan tolakan dan mengangkat tubuh dengan
cara tungkai kaki berkontraksi secara kuat dan cepat dalam memberikan
dorongan dari bawah ke atas untuk melakukan lompatan. Dari aksi gerak
kaki menekan lantai, maka terjadi reaksi gerakan tekanan terhadap lntai
pijakan kaki sehingga menghasilkan gerakan kaki lepas landas dari lantai
dan tubuh terangkat naik ke atas. Semakin kuat bidang yang menahan
dorongan kaki, semakin besar tekanan yang terjadi dan dorongan juga
semakin besar.
20
2. Kontribusi kelenturan terhadap kemampuan smash atlet bolavoli Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan.
Kelenturan adalah kemampuan tubuh untuk bergerak dalam ruang
gerak sendi. Dalam olahraga, kelenturan fleksibilitas biasanya mengacu
kepada ruang gerak sendi tubuh. Fleksibilitas penting sekali dalam hampir
semua cabang olahraga, terutama cabang-cabang olahraga yang banyak
menuntut gerak sendi, termasuk di dalam permainan bolavoli, atlet yang
mempunyai kelenturan yang baik maka akan membantu keterampilan
smash yang dilakukan.
Atlet yang mempunyai keterampilan smash yang baik di tandai
dengan lentuknya seseorang dalam pergerakan. Dalam permainan bolavoli,
atlet yang mempunyai kelenturan keterampilan smash dengan mudah, baik
sebelum memukul bola maupun setelah memukul bola. Kurangnya
kelenturan seseorang dalam melakukan smash, maka smash yang
dihasilkan tidak bagus. Untuk mendapatkan keterampilan smash yang
bagus, dibutuhkan kelenturan agar pergerakan yang dilakukan tidak kaku.
Dengan demikian, diduga kelenturan berkontribusi terhadap kemampuan
smash atlet bolavoli
3. Kontribusi daya ledak otot tungkai dan kelenturan secara bersama-sama deterhadap kemampuan smash atlet bolavoli Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan.
Sebagaimana di jelaskan diatas daya ledak otot tungkai memiliki
kontribusi terhadap kemampuan smash, begitu juga hal nya dengan
kelenturan. Jika seseorang memiliki daya ledak otot tungkai yang kuat
21
dan kelenturan yang bagus, maka kemampuan smash dapat tercapai secara
maksimal. Jadi daya ledak otot tungkai dan kelenturan berpengaruh
teehadap kemampuan smash.
Berdasarkan kajian teori di atas dapat dibuat suatu kerangka
konseptual hubungan daya ledak otot tungkai dan kelenturan terhadap
Smash atlet bolavoli Karang Taruna Citra (KTC) Pakandangan. Untuk
lebih jelasnya kerangka berfikir dan keterkaitan kedua variabel di atas, ada
baiknya dijelaskan suatu model hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat berikut ini:
Gambar 2 : Kerangka Konseptual
C. Hipotesis Penelitian
Berpedoman pada kajian teori dan kerangka konseptual, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
1. Terdapat kontribusi yang signifikan antara daya ledak otot tungkai
terhadap smash atlet bolavoli Karang Taruna Citra (KTC) Pakandangan.
2. Terdapat kontribusi yang signifikan antara kelenturan terhadap smash atlet
bolavoli Karang Taruna Citra (KTC) Pakandangan.
Daya Ledak Otot Tungkai (X1)
Kelenturan (X2)
Kemampuan Smash (Y)
X1 & X2
X1
X2
22
3. Terdapat kontribusi yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dan
kelenturan secara bersama-sama terhadap smash atlet bolavoli Karang
Taruna Citra (KTC) Pakandangan.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu merupakan
penelitian untuk mengetahui hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam
suatu populasi, untuk mengetehui seberapa besar hubungan variabel bebas
terhadap variabel terikat. Jadi dalam penelitian ini daya ledak otot tungkai dan
kelenturan sebagai variabel bebas, sedangkan Smash sebagai variabel terikat.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penilitian ini dilakukan di lapangan bolavoli Karang Taruna Citra
(KTC) Pakandangan dan waktu penelitian dilaksanakan setelah Proposal
disetujui oleh tim penguji.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi Penelitian adalah keseluruhan subjek yang ingin diteliti.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Arikunto ( 1996 : 115 )
yaitu “ populasi adalah keseluruhan subjek penelitian Populasi dalam
penelitian ini adalah semua atlet klub bolavoli Karang Taruna Citra (KTC)
Pakandangan berjumlah 20 orang.
2. Sampel
Menurut A. Muri Yusuf (2005:256) menyatakan bahwa "sampel
adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi
tersebut”. Menurut Arikunto (1992:34) “populasi yang kurang dari 100
24
lebih baik diambil semuanya menjadi sampel, sehingga dalam penelitian
ini semua populasi di jadi kan sampel, apabila populasi lebih dari 100
maka biasa di ambil sampel 10-35%”.
Karena jumlah populasi dalam penelitian ini relatif kecil yakni 20
orang, maka sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik total
sampling, artinya semua populasi dijadikan sampel. Dengan demikian
jumlah sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah sebanyak 20 orang
atlet.
D. Defenisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan penafsiran dan pengertian dalam
penelitian ini maka perlu adanya penjelasan istilah sehingga sesuai dengan apa
yang di maksud dalam penelitian ini :
1. Daya ledak otot tungkai
Daya ledak otot tungkai adalah kemampuan otot untuk
mengarahkan kekuatan yang maksimal dalam melompat saat melakukan
smash waktu yang sangat cepat. Untuk mengukur nya di gunakan tes
vertical jump dengan satuan cm.
2. Kelenturan
Jarak antara ujung jari tangan dengan ujung jari kaki pada saat
melakukan tes kelenturan. Kelenturan diukur melalui tes fleksiometer
dengan satuan cm.
25
3. Kemampuan Smash
kemampuan adalah Kemampuan seseorang mengendalikan gerak
beban terhadap suatu sasaran. Penempatan yang baik pada suatu bidang
pada saat melakukan smash. Tes ini menggunakan tes dari AAHPER
E. Jenis Data dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder, dimana data primer yaitu hasil tes pengukuran yang dilakukan
terhadap atlet Karang Taruna Citra (KTC) Pakandangan yang terpilih
menjadi sampel. Hasil tes pengukuran yang dilakukan yaitu tes daya ledak
otot tungkai, tes kelenturan dan tes smash pada olahraga bolavoli.
Sedangkan data sekundernya adalah data nama-nama atlet Karang
Taruna Citra (KTC) Pakandangan yang berjumlah 20 orang dan
didapatkan dari pelatih bolavoli tersebut.
2. Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari atlet
Karang Taruna Citra (KTC) Pakandangan yang terpilih menjadi sampel
dalam penelitian ini dan ber jumlah sebanyak 20 orang atlet bolavoli.
26
F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Tes Vertical Jump menurut Nurhasan (2001:146-148)
Tujuan : Mengukur Daya Ledak Otot Tungkai
Alat : Papan berskala, penghapus papan, serbuk kapur, blangko
penilaian, alat tulis.
Pelaksanaan :
Papan berskala digantung pada dinding setinggi raihan testee,
selama melaksanakan tes tangan testee ditaburi serbuk kapur, testee berdiri
di bawah. Papan berskala menghadap kesamping, tangan yang dipakai
untuk papan skala diangkat tinggi ke atas dan ditempelkan pada papan
berskala (titik A) dalam satuan cm, testee mengambil sikap hendak
melompat tinggi ke atas, testee segera melompat tinggi ke atas sambil
menepuk papan skala pada saat dipuncak lompatan di atas ujung lengan di
baca (titik B) dalam satuan cm.
Skor : yaitu selisih A - B adalah prestasi yang diperoleh, dalam
melakukan tes ini orang coba mendapat kesempatan 3
kali pengulangan.
Penilaiannya diambil skor tertinggi dan diolah dengan
menggunakan rumus Nomogram Lewis P = √ 4,9 x Berat Badan x √Jarak
Kuadrat (Kg-m/detik)
27
Gambar 3. Pelaksanaan Tes Vertikal JumpSumber : Nurhasan (2001:146-148)
2. Tes Kelenturan (Flexiometer) menurut Ismaryati (2006:101)
Tujuan : Mengukur kelenturan
Alat : Meja atau kursi, flexiometer, pluit dan alat-alat tulis
Pelaksanaan :
testee berdiri di atas alat yang sudah ditaruh di atas meja atau kursi
dengan tidak memakai alas kaki dengan sikap siap atau berdiri lurus.
Setelah itu badan dibungkukkan dengan kaki lurus (lutut tidak boleh
ditekukkan) tangan diluruskan kebawah dengan dagu rapat ke lutut dan
lutut lurus. Tangan berusaha menekan alat yang terdapat di ujung jari-jari
tangan sejauh mungkin (menyentuh mistar skala pada fleksiometer). Sikap
ini dipertahankan selama tiga detik, sehingga dapat dibaca oleh penguji
(tester).
28
Penilaian :
Sikap terakhir testee menahan dorongan terakhir dari pada ujung jari-jari
tangan dicatat sebagai data penilaian kelenturan testee dalam penelitian ini.
Gambar 4. Tes Kelenturan dengan alat Flexiometer
3. Tes Kemampuan Smash
a. Persiapan
1) Lapangan bolavoli
2) Net bola voli dipasang setinggi 2,43m
3) Bola voli
4) Alat tulis
5) Peluit
6) Blangko pengambilan data
7) Kotak sasaran.
29
Gambar 5. Tes ketepatan SmashSumber : Nurhasan (2001:72)
b. Pelaksanaan dalam mengukur hasil smash
1) Testee dalam daerah serangan, dengan bantuan pengumpan bola di
lambungkan atau di umpan dekat net di dalam lapangan, sedang
kan diseberang nya dimana tempat sasaran angka-angka.
2) Dengan jarak 0,5m dari garis belakang dan 0,5m dari garis
samping.
3) Setiap testee mendapat 8x kesempatan, hasilnya diperoleh dengan
menjumlahkan seluruh skor (bola yang masuk kedalam kotak
angka), apabila testee dalam melakukan smash bola yang dipukul
menyangkut pada net atau keluar lapangan maka di nyatakan gagal
dan memperoleh skor nol.
30
G. Teknik Analisis Data
Dari tiga hipotesis yang diajukan, analisis data yang dilakukan dengan
teknik analisis korelasi ganda melihat kontribusi daya ledak otot tungkai (X1)
dan kelenturan (X2) dengan Smash (Y). Namun sebelum analisis data
dilakukan uji normalitas data.
Analisis korelasi digunakan untuk membuktikan hipotesis pertama dan
kedua (X1) dengan (Y) dan (X2) dengan (Y) dengan menggunakan teknik
product moment (Riduwan, 2005:138).
rxy = 2222
)(
yynxxn
YXXYn
Sedangkan membuktikan hipotesisnya ketiga, menggunakan uji
koefisien korelasi ganda dengan rumus sebagai berikut:
12
122122
12
12 1
2
r
rryryyryrRy
Uji F dengan Rumus F =/
( )/( )Uji signifikan korelasi dengan t tabel α = 0,05 untuk masing-masing
variabel, maka perlu dilakukan langkah mencari uji signifikan korelasi dengan
rumus:
21
2
r
nrthitung
31
keterangan:
to = t hitung
r = nilai koefisien korelasi
n = jumlah sampel yang digunakan
Untuk menguji hipotesis yaitu menyatakan besar kecilnya kontribusi
(sumbangan) variabel X1 dengan variabel Y, variabel X2 dan variabel X1, X2
dengan variabel Y dapat ditentukan rumus koefisien determinan sebagai
berikut :
KP = r2 x 100%
Keterangan :
Ry.12 = koefisien korelasi ganda
rxy = koefisien x dan y
∑x = Jumlah data x
∑y = jumlah data y
∑x2 = jumlah x2
∑y2 = jumlah y2
n = jumlah data
KP = Korelasi Persentase
F = Distribusi
r = korelasional (hubungan)
r2 = kontribusi (sumbangan)
t = signifikan korelasi
100% = nilai konstanta dalam bentuk persen
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Dekripsi Data
Deskripsi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk
melihat karakteristik distribusi dari variabel daya ledak otot tungkai (X1) dan
kelenturan tubuh (X2) sebagai variabel bebas dan smash (Y) sebagai variabel
terikat. Selanjutnya akan diuraikan hasil penelitian yang mencakup deskripsi
data, uji persyaratan analisis hipotesis, uji normalitas, dan uji hipotesis dan
pembahasan terhadap hasil penelitian.
1. Daya Ledak Otot Tungkai
Data dari variabel daya ledak otot tungkai diperoleh dari hasil
pengukuran yang dilakukan terhadap 20 orang sampel atlet bolavoli
Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan, didapatkan skor terendah 69
dan skor tertinggi 135, sedangkan jarak pengukuran (range) adalah 66.
Berdasarkan data kelompok tersebut diperoleh rata-rata hitung (mean)
105.15 dan nilai tengah (median) 105.50, nilai sering muncul (mode) 107
dan 111. Sedangkan simpangan baku (standar deviasi) yaitu 13.96.
Selanjutnya distribusi kategori daya ledak otot tungkai atlet bolavoli
Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan dapat dilihat pada tabel 1.
33
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Hasil DataDaya Ledak Otot Tungkai
Skor fa fr125 – 138 1 5111 – 124 6 3097 – 110 10 5083 – 96 2 1069 - 82 1 5
20 100 Keterangan :
fa : Frekuensi absolut
fr : Frekuensi relatif dalam bentuk persen
Berpedoman pada tabel 1 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
dari 20 orang atlet bolavoli Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan,
yang memiliki kategori baik sekali daya ledak otot tungkainya hanya 1
orang (5%), memiliki kategori baik 6 orang (30%). Sedangkan yang
memiliki kategori sedang adalah sebanyak 10 orang (50%), untuk kategori
kurang yaitu 2 orang (10%) dan 1 orang (5%) memiliki kategori kurang
sekali.
Berdasarkan uraian di atas, maka jelaslah bahwa atlet yang memiliki
daya ledak otot tungkai, skor di atas rata-rata adalah sebanyak orang 10
orang dan skor dalam kelompok rata-rata hanya. 1 orang (5%). Sedangkan
untuk di bawah skor rata-rata yaitu sebanyak 9 orang (45%). Untuk lebih
jelasnya variabel daya ledak otot tungkai atlet bolavoli Karang Taruna
Citra ( KTC ) Pakandangan dapat dilihat pada gambar 9 histogram berikut:
Gambar 6. Histogram Frekuensi Daya Ledak Otot Tungkai Atlet
2. Kelenturan Tubuh
Data dari hasil tes variabel
Citra ( KTC ) Pakandangan
dalam penelitian ini, maka didapatkan skor terendah adalah 10.90 dan
skor tertinggi yaitu 26.10 dan sedangkan jarak pengukuran
15.20.
Berdasarkan data kelompok tersebut diperoleh nilai rata
(mean) adalah 17.11, dan nilai tengah
sering muncul (mode)
Baku (standar deviasi)
data variabel Kelenturan
Pakandangan dapat dilihat pada tabel 2 di halaman berikutnya.
0
20
40
60
80
100
120
1
. Histogram Frekuensi Daya Ledak Otot Tungkai Atlet
Tubuh
Data dari hasil tes variabel kelenturan atlet bolavoli Karang Taruna
Citra ( KTC ) Pakandangan, yang dilakukan 20 orang yang menjadi sampel
dalam penelitian ini, maka didapatkan skor terendah adalah 10.90 dan
skor tertinggi yaitu 26.10 dan sedangkan jarak pengukuran (range)
Berdasarkan data kelompok tersebut diperoleh nilai rata-rata
adalah 17.11, dan nilai tengah (median) 15.66. Sedangkan nilai
(mode) yaitu 11.40 dan 22.60. Sedangkan untuk simpangan
(standar deviasi) adalah 5.25. Selanjutnya distribusi kategori hasi
Kelenturan atlet bolavoli Karang Taruna Citra ( KTC )
dapat dilihat pada tabel 2 di halaman berikutnya.
2 3 4 5 6
34
. Histogram Frekuensi Daya Ledak Otot Tungkai Atlet
Karang Taruna
, yang dilakukan 20 orang yang menjadi sampel
dalam penelitian ini, maka didapatkan skor terendah adalah 10.90 dan
(range) adalah
rata hitung
15.66. Sedangkan nilai
yaitu 11.40 dan 22.60. Sedangkan untuk simpangan
5.25. Selanjutnya distribusi kategori hasil
Karang Taruna Citra ( KTC )
fr
fa
Skor
35
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Data Kelenturan Tubuh
Skor fa Fr23.10 – 26.14 3 1520.05 – 23.09 5 2517.00 – 20.04 0 013.95 – 16.99 5 2510.90 – 13.94 7 35
20 100Keterangan :
fa : Frekuensi absolut
fr : Frekuensi relatif dalam bentuk persen
Dari tabel 2 di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan dari 20
orang sampel atlet bolavoli Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan,
sebanyak 3 orang (15%) memiliki kelenturan dalam kategori baik sekali
dan untuk kategori baik sebanyak 5 orang (25%), dan tidak ada sampel
yang memiliki kategori sedang. Sedangkan untuk kategori kurang yaitu
sebanyak 5 orang (25%) dan 7 orang (35%) yang memiliki kategori
kurang sekali.
Berdasarkan uraian penskoran di atas, maka dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa atlet bolavoli yang memiliki kelenturan skor, di atas
rata-rata adalah sebanyak 8 orang (40%) dan tidak ada yang memiliki skor
dalam kelompok rata-rata. Sedangkan di bawah skor rata-rata yaitu
sebanyak 12 orang (60%). histogram variabel kelenturan atlet bolavoli,
Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar
3. Smash
Dari hasil tes pengukuran untuk variabel
orang sampel atlet bolavoli
didapatkan skor terendah 14 dan skor tertinggi adalah 36. Sedangkan
jarak pengukuran
Berdasarkan d
(mean) 23.00 da
yaitu 14. Sedangkan simpangan baku
Selanjutnya distribusi frekuensi kategori
Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan
halaman berikutnya.
0
20
40
60
80
100
120
1
Gambar 7. Histogram Frekuensi Kelenturan Atlet
Dari hasil tes pengukuran untuk variabel smash yang terhadap 20
orang sampel atlet bolavoli Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan
didapatkan skor terendah 14 dan skor tertinggi adalah 36. Sedangkan
jarak pengukuran (range) adalah 22.
Berdasarkan data kelompok tersebut diperoleh nilai rata-rata
an nilai tengah (median) 22, nilai sering muncu
aitu 14. Sedangkan simpangan baku (standar deviasi) adalah = 8.
distribusi frekuensi kategori smash atlet bolavo
Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan tersebut dapat dilihat pada tabe
aman berikutnya.
2 3 4 5 6
36
yang terhadap 20
Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan,
didapatkan skor terendah 14 dan skor tertinggi adalah 36. Sedangkan
rata hitung
muncul (mode)
lah = 8.12.
bolavoli Karang
tersebut dapat dilihat pada tabel 3 di
Fr
fa
Skor
37
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hasil Data smash
Skor fa Fr34 – 38 3 1529 – 33 2 1024 – 28 6 3019 – 23 1 514 – 18 8 40
20 100Keterangan :
fa : Frekuensi absolut
fr : Frekuensi relatif dalam bentuk persen
Dari tabel 3 di atas, maka jelaslah bahwa dari 20 orang sampel atlet
bolavoli Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan 3 orang (15%)
memiliki smash dalam kategori baik sekali dan 2 orang (10%) yang
memiliki kategori baik. Selanjutnya 6 orang (30%) kategori sedang dan
hanya 1 orang (5%) memiliki kategori kurang, sedangkan yang berada
pada kategori kurang sekali adalah sebanyak 8 orang (40%).
Dari uraian penskoran tentang variabel smash atlet bolavoli Karang
Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa atlet yang memiliki smash skor di atas rata-rata
adalah sebanyak 11 orang (55%) dan tidak ada satu orang pun yang berada
dalam skor kelompok rata-rata. Sedangkan di bawah skor rata-rata yaitu
sebanyak 9 orang (45%). Histogram variabel smash atlet bolavoli Karang
Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan tersebut dapat dilihat pada gambar
Gambar
B. Uji Persyaratan Analisis
Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini, maka terl
mencakup, Uji normaiitas data
1. Uji Normalitas Data
Untuk mengetahui apakah data dari variabel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak dapat digunakan uji Liliefors. Hipotesis uji
Liliefors:
Ho : Lo < Lt data berdis
Ha : Lo > Lt data tidak berdistribusi normal
0
20
40
60
80
100
120
1
Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan tersebut dapat dilihat pada gambar
Gambar 8. Histogram Frekuensi smash
Persyaratan Analisis
Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini, maka terlebih dahulu di lakukan uji persyaratan analisis yang
normaiitas data,uji hipotesis data sebagai berikut:
Normalitas Data
mengetahui apakah data dari variabel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak dapat digunakan uji Liliefors. Hipotesis uji
data berdistribusi normal
data tidak berdistribusi normal
2 3 4 5 6
38
Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan tersebut dapat dilihat pada gambar 8.
Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam
yaratan analisis yang
mengetahui apakah data dari variabel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak dapat digunakan uji Liliefors. Hipotesis uji
Fr
fa
Skor
39
Tabel 4. Rangkuman Uji Normalitas Data
Variabel Lo Lt KesimpulanDaya ledak otot tungkai (X1)
0.0983 0.190 Normal
Kelenturan Tubuh (X2) 0,1754 0,190 Normal
Smash 0,2051 0,190 Tidak Normal
Berdasarkan pada tabel 4 di atas, ternyata hasil uji Liliefors yang di
observasi (Lo < Lt α = 0.05), jika Lo lebih kecil dari Lt hal ini berarti kedua
data variabel yang diteliti berdistribusi normal.
C. Uji Hipotesis
1. Uji Hipotesis Penelitian Pertama (X1 dengan Y)
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah
terdapat kontribusi yang berarti (signifikan) antara, daya ledak otot tungkai
dengan smash. Untuk menguji besarnya koefisien korelasi hipotesis
tersebut dilakukan analisis korelasi product moment dan untuk menguji
keberartian (signifikan) koefisien korelasi dilanjutkan dengan uji t
korelasi. Hasil analisis korelasi antara daya ledak otot tungkai (X1) dengan
smash Atlet bolavoli Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan (Y)
adalah r = 0,475, artinya semakin baik daya ledak otot tungkai atlet, maka
berkemungkinan baik pula smash atlet bolavoli tersebut.
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel
daya ledak otot tungkai (X1) terhadap ketepatan smash digunakan rumus
determinan r2 x 100% atau 0,4752 x 100% = 22%. Artinya variabel daya
ledak otot tungkai memberikan sumbangan (kontribusi) terhadap smash
40
atlet bolavoli Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan sebesar 22%,
sedangkan sisanya disebabkan oleh variabel lain.
Untuk menguji signifikan koefisien korelasi antara daya ledak otot
tungkai dengan smash dilakukan uji t. Uji t tersebut dapat dilihat pada
tabel 6.
Tabel 6. Rangkuman Uji Signifikan Koefisien KorelasiAntara Variabel Daya Ledak otot Tungkai Terhadap
Variabel Smash
Variabel Thitung Ttabel α = 0.05 Kesimpulan
X1 dan Y 2,29 1,73 Signifikan
Berdasarkan tabel 6 di atas, ternyata thitung = 2.29 > ttabel 1.73 α =
0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan
terdapat kontribusi yang berarti (signifikan) antara daya ledak otot tungkai
dengan smash atlet bolavoli Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan
diterima kebenaran secara empiris.
2. Uji Hipotesis Penelitian Ke Dua (X2 dengan Y)
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
kontribusi yang berarti (signifikan) antara kelenturan tubuh terhadap
smash diterima kebenaran secara empiris. Untuk menguji besarnya
koefisien korelasi hipotesis kedua tersebut dilakukan analisis korelasi
product moment dan untuk menguji keberartian (signifikan) koefisien
korelasi dilanjutkan dengan uji t korelasi. Hasil analisis korelasi antara
kelenturan tubuh (X2) terhadap smash atlet bolavoli Karang Taruna Citra
( KTC ) Pakandangan (Y) adalah r = 0,448 artinya semakin baik
41
kelenturan tubuh, maka berkemungkinan semakin baik pula smash.
Untuk mengetahui berapa besar kontribusi variabel kelenturan tubuh
terhadap smash digunakan rumus determinan r2 x 100% atau 0,4482 x 100
% = 20%. Artinya variabel kelenturan tubuh memberikan kontribusi atau
sumbangan terhadap smash atlet bolavoli tersebut sebesar 20% sedangkan
sisanya disebabkan oleh variabel lain.
Untuk menguji signifikan koefisien korelasi antara kelenturan
tubuh terhadap smash atlet bolavoli Karang Taruna Citra ( KTC )
Pakandangan dilakukan uji t. Untuk lebih jelasnya rangkuman uji t
tersebut dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7. Rangkuman Uji Signifikansi Koefisien KorelasiAntara Variabel Kelenturan Tubuh Terhadap Smash
Variabel Thitung Ttabel α = 0.05 Kesimpulan
X2 dan Y 2.13 1.73 Segnifikan
Berdasarkan tabel 7 di halaman sebelumnya, ternyata thitung = 2.13 >
ttabel 1.73 α = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis
yang diajukan terdapat kontribusi yang berarti (signifikan) antara
kelenturan tubuh terhadap smash atlet bolavoli Karang Taruna Citra (KTC)
Pakandangan diterima kebenaran secara empiris.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga (XI dan X2 dengan Y)
Hipotesis ketiga yang diajukan dan dirumuskan sebagai berikut
bahwa: terdapat kontribusi yang berarti (signifikan) antara variabel daya
ledak otot tungkai (X1) dan kelenturan tubuh (X2) secara bersama-sama
42
terhadap smash atlet, bolavoli Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan.
Pengujian hipotesis ketiga ini dilakukan menggunakan korelasi ganda.
Berdasarkan hasil perhitungan uji signifikansi korelasi ganda diperoleh
Fhitung 5,59 > Ftabel 3.59, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat
hubungan yang berarti antara X1, dan X2 secara bersama-sama dengan Y.
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel
daya ledak otot tungkai dan kelenturan tubuh secara bersama-sama, yang
diperoleh dari korelasi ganda (Ry.12) diperoleh sebesar 0,63 dan koefisien
determinasi 0,3969, maka kontribusi daya ledak otot tungkai dan
kelenturan terhadap smash dengan rumus r2 x 100 = 0,632 = 39,69%.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa kontribusi atau sumbangan daya
ledak otot tungkai dan kelenturan tubuh secara bersama-sama terhadap
smash adalah sebesar 39, 69%.
D. Pembahasan
1. Kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai Terhadap Smash
Berdasarkan terhadap analisis diperoleh kontribusi daya ledak otot
tungkai terhadap kemampuan smash sebesar 22 % sisanya ada variabel
lain yang mempengaruhi smash, selain dari daya ledak otot tungkai seperti
daya tahan kekuatan otot tungkai dan awalan. Daya ledak otot tungkai
sangat penting dalam melakukan smash, apabila daya ledak otot tungkai
lemah maka hasil lompatannya sangat jelek sehingga bola yang di smash
menyagkut di net atau tidak tepat sasaran.
43
Menurut Suharno (1985:37) mengemukakan “daya ledak adalah
kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan
beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan yang utuh”. Daya
ledak merupakan kombinasi antara kekuatan dengan kecepatan untuk
mengatasi beban dengan kecepatan kontraksi otot yang tinggi. Awalan
dalam melakukan smash juga mempengaruhi smash karena awalan
merupakan teknik dalam melakukan smash
Berdasarkan uraian di atas, bahwa daya ledak otot tungkai
memberikan sumbangan positif dan signifikan terhadap smash pada atlet
bolavoli Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan. Artinya masih banyak
variabel lain yang turut mempengaruhi smash atlet bolavoli. Dalam
melakukan smash daya ledak otot tungkai, artinya dibutuhkan perpaduan
antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan memukul bola. Sajoto
(72:1990) mengatakan “kekuatan otot adalah komponen kondisi fisik yang
dapat ditingkatkan sampai batas sub maksimal, sesuai dengan kebutuhan
setiap cabang olahraga yang memerlukan”. Sementara Arsil (1990:19)
mengatakan kekuatan otot adalah daya atau tekanan atau tepatnya adalah
suatu kelompok otot yang dapat digunakan suatu perlawanan di dalam
suatu usaha atau upaya maksimal.
2. Kontribusi Kelenturan terhadap Kemampuan Smash
Temuan kedua, yang menyatakan bahwa terdapat kontribusi yang
berarti (signifikan) sebesar 0,448 antara kelenturan tubuh terhadap smash
atlet bolavoli Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan. Hasil analisa
44
data menunjukkan bahwa adanya kontribusi daya ledak otot tungkai
terhadap smash atlet bolavoli besarnya kontribusi variabel daya ledak otot
tungkai terhadap smash sebesar 20%. Sisanya diduga oleh variabel lain
seperti daya ledak otot lengan, perkenaan bola dengan tangan, koordinasi
mata-tangan dan posisi tubuh di udara.
Kekuatan otot lengan merupakan salah satu unsur penting yang
mempengaruhi prestasi bolavoli. Pada olahraga yang menggunakan otot
lengan, kekuatan otot lengan ini penting sekali, karena tidak mungkin
seorang atlit dapat berprestasi tanpa menggunakan lengannya. Otot
lengan merupakan salah satu faktor dalam pembinaan prestasi.
(M.Sajoto,1995:11-13).
Syafruddin (1999:62) mengatakan “Koordinasi merupakan
kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas motorik secara cepat dan
terarah yang ditentukan oleh proses pengendalian dan pengetahuan gerak
serta kerjasama, sistem persarafan”. Kiram (1994:12) mengatakan
koordinasi merupakan hubungan timbal balik antara pusat susunan saraf
dengan alat gerak dan mengatur pengendalian impus dan kerja otot untuk
melaksanakan suatu gerak.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa daya
ledak otot lengan memberikan sumbangan positif dan signifikan terhadap
smash pada atlet bolavoli Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan.
Selanjutnya Sharkey (2003:165) berpendapat kelenturan adalah jangkauan
gerakan yang dapat dilakukan tangan, kaki, kulit, jaringan yang
45
berhubungan, dan kondisi sendi membatasi jangkauan gerakan, begitu juga
dengan lemak tubuh yang berlebihan. Cidera terjadi bila tangan dan kaki
dipaksa bergerak mengurangi potensi ini. Kelenturan juga ditentukan oleh
elastis tidaknya otot-otot, tendon, dan ligamen di sekitar sendi (Harsono,
2001:15).
3. Kontribusi daya ledak otot tungkai dan kelenturan secara bersama-
sama terhadap kemampuan smash.
Hipotesis ketiga yang diajukan dan dirumuskan sebagai berikut
bahwa terdapat kontribusi yang berarti (signifikan) antara variabel daya
ledak otot tungkai (X1) dan kelenturan tubuh (X2) secara bersama-sama
terhadap smash atlet bolavoli. Berdasarkan hasil perhitungan Ftabel = 3.59,
Fhitung = 5,59 maka Ho di tolak dan Ha diterima. Artinya terdapat hubungan
yang berarti antara daya ledak otot tungkai (X1) dan kelenturan tubuh (X2)
secara bersama-sama dengan smash (Y).
Selanjutnya berdasarkan kekuatan hubungan yang diperoleh dari
korelasi ganda (Ry.12) diperoleh sebesar 0,63 dan koefisien determinasi
0,3969 dapat dilihat kontribusi daya ledak otot tungkai dan kelenturan
tubuh terhadap smash dengan rumus r2 x 100% = 0,632 x 100% = 39,69%.
Dengan arti kata kontribusi daya ledak otot tungkai dan kelenturan tubuh
memberikan kontribusi sebesar 39,69% terhadap smash atlet bolavoli
Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan sisanya koordinasi gerakan dan
keseimbangan. Keseimbangan tubuh yang sempurna sangat penting
dikuasai oleh atlit bolavoli, sehingga memungkinkan ia mampu bergerak
46
dengan cepat ke segala arah (fardi, 1999:44). Berdasarkan The President’s
Council on Psysical Fitness and Sports:
Keseimbangan dinamis merupakan Komponen dari kebugaran
Jasmani yang sangat terkait dengan keterampilan (skill related fitness)
yaitu bagaimana tubuh dapat mampu mempertahankan keseimbangannya
(equilibrium) baik saat melakukan gerakan dalam keadaan diam (statis)
maupun dalam keadaan bergerak (dinamis) (http://www.fitness.gov/digest
mar2000.htm).
Berdasarkan uraian tentang temuan ketiga, maka ditarik suatu
kesimpulan bahwa melakukan smash dalam permainan bolavoli, variabel
kekuatan otot tungkai tungkai dan variabel kelenturan tubuh memberikan
pengaruh yang positif. Karena kedua variabel tersebut dibutuhkan pada
saat melakukan lompatan di udara dan sambil memukul bola. Menurut
Yunus (1992:113) ada tiga tahap dalam melakukan teknik smash yaitu: 1)
sikap permulaan, 2) gerak pelaksanaan, 3) gerak lanjutan”.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap permulaan pada
sikap melompat sambil memukul bola diudara didukung oleh kekuatan
otot tungkai, yaitu pada saat menolak kedua kaki dilantai sampai terdorong
ke atas dan dilanjutkan dengan dukungan kelenturan tubuh sambil
mengayun lengan kebelakang atau tangan melakukan pukulan secepat
mungkin memukul bola semakin kuat otot tungkai, berkemungkinan
semakin tinggi lompatan dan semakin baik pula kelenturan tubuh diudara.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan kepada hasil analisis dan pembahasan yang telah di uraikan
pada bagian terdahulu, maka pada bab ini dapat ditarik kesimpulan dan saran
yakni sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Terdapat kontribusi daya ledak otot tungkai terhadap smash atlet bolavoli
Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan sebesar 22%, sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diterima kebenaran secara empiris.
2. Terdapat kontribusi kelenturan tubuh terhadap smash atlet bolavoli
Karang Taruna Citra ( KTC ) Pakandangan sebesar 20%, sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diterima kebenaran secara empiris.
3. Terdapat kontribusi daya ledak otot tungkai dan kelenturan tubuh secara
bersama-sama terhadap smash atlet bolavoli Karang Taruna Citra ( KTC )
Pakandangan sebesar 39,69%.
B. Saran
Berdasarkan kepada kesimpulan dalam penelitian ini, maka
disarankan kepada:
1. Pelatih bolavoli dengan mengetahui bahwa daya ledak otot tungkai dan
kelenturan tubuh akan dapat mempengaruhi smash, diharapkan agar dapat
memberikan bentuk-bentuk latihan yang dapat meningkatkan kemampuan
48
kondisi fisik, khususnya kekuatan tungkai dan kelenturan tubuh khusus
pada saat melakukan smash.
2. Atlet bolavoli, agar memahami dan mengerti bahwa kondisi fisik seperti
kekuatan tungkai dan kelenturan tubuh dapat mempengaruhi smash. Hal
ini tentunya atlet lebih sering latihan-latihan yang dapat meningkatkan
daya ledak otot tungkai dan kelenturan tubuh.
3. Masyarakat, khususnya masyarakat Pakandangan kecamatan Enam
Lingkung agar dapat memberikan sumbang saran dalam usaha dan upaya
perkembangan bolavoli di daerah tersebut.
49
DAFTAR PUSTAKA
Adnan.2005:20.buku ajar Statistik. FKIP PADANG
Ahmadi, Nuril. (2007). Panduan Olahraga Bolavoli. Era Pustaka Utama. Jakarta.
Arikunto, suharsimi (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : PT. Rineka citra
Arsil. (1990). Pembinaan Kondisi Fisik. Padang. Universitas Negeri Padang.
Arsil. (1999). Pembinaan kondisi Fisik. Padang; Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
Bachtiar. (1999). Pengetahuan Dasar-dasar Permainan Bolavoli. Padang: FIK UNP.
Durwarker, 1990, Bola Voli dan Berlatih Sambil Bermain, Jakarta, Gramedia.
Erianti. (2004). Buku ajar bola voli. Padang. FIK –Universitas Negeri Padang.
Harsono (2000). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Leaching Depdikbud. Dirjen Pendidikan Tinggi. P2 (PTK Jakarta).
Harsono. 2001. Latihan Kondisi Fisik. KONI Pusat. Pusat pendidikan dan penataran : Jakarta.
http:www.fitness.gov/digest mar2000.htm : The President’s Council on Physical Fitness and Sports. Departement of Health and humans Service. Defenitions of Health, fitness and Physical Activity.
Ismayarti. 2006. Tes Pengukuran Olahraga. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Kiram, Yanuar. 1994. Kemampuan Koordinasi Gerak Dan KlasifIkasi Aktifitas Olahraga. Padang: FPOK IKIP.
Nurhasan. (2001). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani, Prinsip-Prinsip dan Penerapannya. Jakarta: Dirjen Olahraga, Depdiknas.
PBVSI. (2005). Jenis-jenis Bolavoli. Jakarta: Sekretariat Umum PP PBVSI.
Riduwan, 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabetta.
50
Rifki, 2009. Kontribusi Kecepatan Kelentukan dan Kelincahan Terhadap Keterampilan Smash Atlet Bolavoli Universitas Negeri Padang. Tesis. UNP.
Sajoto, M Hutabarat. 1988 Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Depertemen P&K, Dikti, PT PPLPTK, Jakarta.
Sharkey (2003). Kebugaran dan Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suharno, HP. (1982). Ilmu Coaching Umum. Yogyakarta : FPOK IKIP.
Syafruddin. (2004). Permanian Bola Voli. Padang: FIK UNP.
UU RI No 3 Tahun 2005, Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
Yunus. (1992). Olahraga Pilihan Bolavoli. Jakarta: P2TK, Dirjen Dikti, Depdikbud.
Yusuf, Muri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.
Zulhilmi.(2008). Anatomi. Padang: FIK – Universitas Negeri Padang
49
Lampiran 1
Daya Ledak Otot Tungkai
Rumus = 9,4 x Berat badan Selisih
1. x9,4 Berat Badan 68
2,21 x 65 kg x 8,25
= 1185,1 kg = 119 kg –m/dtk
2. x9,4 Berat Badan 57
2,21 x 74 x 7,55
= 1234,7 = 124 kg –m/dtk
3. x9,4 Berat Badan 52
2,21 x 67 x 7,21
= 1067,6 kg = 107 kg –m/dtk
4. x9,4 Berat Badan 62
2,21 x 60 x 7,87
= 1046,6 = 105 kg –m/dtk
5. x9,4 Berat Badan 29
2,21 x 58 x 5,39
= 690,8= 69 kg –m/dtk
6. x9,4 Berat Badan 50
2,21 x 68 x 7,07
= 1062,5 = 106 kg –m/dtk
7. x9,4 Berat Badan 57
2,21 x 62 x 7,55
= 1036,5 = 104 kg –m/dtk
8. x9,4 Berat Badan 61
2,21 x 78 x 7,81
= 1346,3 = 135 kg –m/dtk
9. x9,4 Berat Badan 53
2,21 x 70 x 7,28
= 1126,2 = 113 kg –m/dtk
10. x9,4 Berat Badan 53
2,21 x 60 x 7,28
= 965,3 = 97 kg –m/dtk
11. x9,4 Berat Badan 55
2,21 x 65 x 7,42
= 1066,3 = 107 kg –m/dtk
12. x9,4 Berat Badan 52
2,21 x 63 x 7,21
= 1007,8 = 101 kg –m/dtk
13. x9,4 Berat Badan 57
2,21 x 50 x 7,55
= 837,3 = 84 kg –m/dtk
14. x9,4 Berat Badan 57
2,21 x 57 x 7,55
= 951,1 = 95 kg –m/dtk
15. x9,4 Berat Badan 59
2,21 x 60 x 7,68
16. x9,4 Berat Badan 70
2,21 x 62 x 8,37
50
= 1018,4 = 102 kg –m/dtk = 1146,9 = 115 kg –m/dtk
17. x9,4 Berat Badan 59
2,21 x 65 x 7,68
= 1108,6 = 111 kg –m/dtk
18. x9,4 Berat Badan 58
2,21 x 58 x 7,62
= 976,9 = 98 kg –m/dtk
19. x9,4 Berat Badan 63
2,21 x 63 x 7,94
= 1105,5 = 111 kg –m/dtk
20. x9,4 Berat Badan 61
2,21 x 58 x 7,81
= 1001,2= 100 kg –m/dtk
51
Lampiran 2Rekap data penelitian variabel otot tungkai ( X1 ),Kelenturan ( X2 ) dan Smash ( Y )
No
NamaBerat badan Hasil tertinggi
SelisihDaya ledak otot tungkai
Kelenturan Kemampuan
SmashKg Jangkauan Lompatan
1 Riki Jakan 65 242 310 68 119 26,10 32
2 Taday 74 243 300 57 124 15,30 30
3 Andri 67 238 290 52 107 23,90 24
4 Aries 60 230 292 62 105 21,80 20
5 Dayat 58 233 290 29 69 22,20 14
6 Anya 68 240 290 50 106 12,50 16
7 Puyol 62 233 290 57 104 11,40 14
8 Aleks 78 249 310 61 135 24,40 36
9 Hamda 70 238 291 53 113 14,20 16
10 Hamdi 60 237 290 53 97 11,20 24
11 Surya 65 230 285 55 107 10,90 28
12 Mulyadi 63 218 270 52 101 16,10 14
13 Andi 50 233 290 57 84 22,60 36
14 Kujay 57 233 290 57 95 14,30 14
15 Rais Riviansyah 60 220 279 59 102 20,30 24
16 Anto Pakiah 62 240 310 70 115 22,60 36
17 Anto T 65 237 296 59 111 12,01 24
18 Aldi 58 239 297 58 98 13,00 16
19 Andun 63 235 298 63 111 11,40 28
20 Jupri 58 219 280 61 100 16,02 14Daya ledak otot tungkai
KelenturanKemampuan
smashMean 105,15 17,11 23
52
Standar Dev 13,96 5,25 8,12
Max 135,00 26,10 36
Min 69,00 10,90 14
Median 105,50 15,66 24
Mode 107 11,4 14
r X1 Y 0,48
r X2 Y 0,45
r X1 X2 0,06
53
Lampiran 3
Uji Normalitas Daya Ledak Otot Tungkai (X1)
X1diurut f fk Zi Peluang f(Zi) Sn(Xi) │F(zi)-Sn(zi)│
69 1 1 -2,59 0,4952 0,0048 0,0500 0,045284 1 2 -1,52 0,4357 0,0643 0,1000 0,035795 1 3 -0,73 0,2673 0,2327 0,1500 0,082797 1 4 -0,58 0,2190 0,2810 0,2000 0,081098 1 5 -0,51 0,1950 0,3050 0,2500 0,0550
100 1 6 -0,37 0,1443 0,3557 0,3000 0,0557101 1 7 -0,30 0,1179 0,3821 0,3500 0,0321102 1 8 -0,23 0,0910 0,4090 0,4000 0,0090104 1 9 -0,08 0,0319 0,4681 0,4500 0,0181105 1 10 -0,01 0,0040 0,4960 0,5000 0,0040106 1 11 0,06 0,0239 0,5239 0,5500 0,0261107 2 13 0,13 0,0517 0,5517 0,6500 0,0983 Lo111 2 15 0,42 0,1628 0,6628 0,7500 0,0872113 1 16 0,56 0,2123 0,7123 0,8000 0,0877115 1 17 0,71 0,2612 0,7612 0,8500 0,0888119 1 18 0,99 0,3389 0,8389 0,9000 0,0611124 1 19 1,35 0,4115 0,9115 0,9500 0,0385135 1 20 2,14 0,4838 0,9838 1,0000 0,0162
Mean 105,15Sd 13,96
Lo = 0.0983Lt = 0.190
Keterangan:zi = Skor baku
F(zi) = Peluang skor baku
S(zi) = Proporsi skor bakuLo = Harga mutlak│F(zi)-S(zi)│Lt = Nilai kritis uji Lilliefors
54
Lampiran 4
Uji Normalitas Kelenturan (X2)
X2diurut f fk Zi Peluang f(Zi) Sn(Xi) │F(zi)-S(zi)│
10,90 1 1 -1,18 0,3810 0,1190 0,0500 0,069011,20 1 2 -1,13 0,3708 0,1292 0,1000 0,029211,40 2 4 -1,09 0,3621 0,1379 0,2000 0,062112,01 1 5 -0,97 0,3340 0,1660 0,2500 0,084012,50 1 6 -0,88 0,3106 0,1894 0,3000 0,110613,00 1 7 -0,78 0,2823 0,2177 0,3500 0,132314,20 1 8 -0,55 0,2088 0,2912 0,4000 0,108814,30 1 9 -0,54 0,2054 0,2946 0,4500 0,155415,30 1 10 -0,34 0,1331 0,3669 0,5000 0,133116,02 1 11 -0,21 0,0832 0,4168 0,5500 0,133216,10 1 12 -0,19 0,0754 0,4246 0,6000 0,1754 Lo20,30 1 13 0,61 0,2291 0,5754 0,6500 0,074621,80 1 14 0,89 0,3106 0,7291 0,7000 0,029122,20 1 15 0,97 0,3340 0,8106 0,7500 0,060622,60 2 17 1,05 0,3531 0,8340 0,8500 0,016023,90 1 18 1,29 0,4015 0,8531 0,9000 0,046924,40 1 19 1,39 0,4177 0,9015 0,9500 0,048526,10 1 20 1,71 0,4564 0,9177 1,0000 0,0823
Mean 17,11Sd 5,25
Lo = 0,1754
Lt = 0,190
Keterangan:zi = Skor baku
F(zi) = Peluang skor bakuS(zi) = Proporsi skor baku
Lo = Harga mutlak│F(zi)-S(zi)│
Lt =Nilai kritis uji Lilliefors
55
Lampiran 5Uji Normalitas Kemampuan Smash (Y)
Y diurut f fk zi Peluang F(zi) Sn(xi)│F(zi)-S(zi)│
14 5 5 -1,11 0,3665 0,1335 0,2500 0,116516 3 8 -0,86 0,3051 0,1949 0,4000 0,2051 Lo20 1 9 -0,37 0,1443 0,3557 0,4500 0,094324 4 13 0,12 0,0478 0,5478 0,6500 0,102228 2 15 0,62 0,2324 0,7324 0,7500 0,017630 1 16 0,86 0,3051 0,8051 0,8000 0,005132 1 17 1,11 0,3665 0,8665 0,8500 0,016536 3 20 1,60 0,4452 0,9452 1,0000 0,0548
Mean 23Sd 8,12
Lo = 0,2051
Lt = 0,190
56
Lampiran 6
Uji Interpendensi antar variabel bebas
Th = √√
Rx1X2 = 0,0614
Th = √√ =
, √√ , =
,, = 0,25
Tt = 1,73
Oleh karena itu Th (0,25) < Tt (1,73) maka Ho di terima dan Ho di tolak
Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara variabel bebas X1 dngan variabel bebas X2. Dengan arti lain
iartikan bahwa tidak terdapat konaminasi hubungan antara variabel bebas
dalam kaitannya dengan variabel terikat.
57
Lampiran 7
Uji Hipotesis X1 dengan Y
No X1 Y X1Y
1 119 32 3808
2 124 30 3720
3 107 24 2568
4 105 20 2100
5 69 14 966
6 106 16 1696
7 104 14 1456
8 135 36 4860
9 113 16 1808
10 97 24 2328
11 107 28 2996
12 101 14 1414
13 84 36 3024
14 95 14 1330
15 102 24 2448
16 115 36 4140
17 111 24 2664
18 98 16 1568
19 111 28 3108
20 100 14 1400
Jumlah 2103 460 49402
Mean 105,15 23
Sd 13,96 8,12
rxy =}2222 )({(})({(
))(()(
YYnXXn
YXXYn
=})460(1183220{(})2103(22408320{(
)460)(2103()49402(2022
xx
=)211600236640()44226094481660(
966000986140
58
=)25040()71660(
20140
=1794366400
20140
=96,42359
20140
rxy = 0,4754 = 0,475
Menentukan Kontribusi variabel X1 dengan Y di gunakan Rumus x
100% = (0,475^2) x 100% = 0,2256 = 22 %
Menguji Signifikan Koefisien korelasi antara X1 dengan Y di
gunakan Rumus:
th = √√
Th = Uji signifikan korelasi antara X dengan Y
Ry1 = Koefisien Korelasi antara X dan Y
N = Jumlah data
th = √√ =
, √√ , =
,, = 2.29
Jadi th = 2,29 > 1,73 berarti Ho di Tolak dan Ha di terima
59
Lampiran 8Uji Hipotesis X2 dengan Y
No X2 Y X2Y
1 26,10 32 835,2
2 15,30 30 459
3 23,90 24 573,6
4 21,80 20 436
5 22,20 14 310,8
6 12,50 16 200
7 11,40 14 159,6
8 24,40 36 878,4
9 14,20 16 227,2
10 11,20 24 268,8
11 10,90 28 305,2
12 16,10 14 225,4
13 22,60 36 813,6
14 14,30 14 200,2
15 20,30 24 487,2
16 22,60 36 813,6
17 12,01 24 288,24
18 13,00 16 208
19 11,40 28 319,2
20 16,02 14 224,28
Jumlah 342,23 460 8233,52
Mean 17,11 23
Sd 5,25 8,12
rxy =}2222 )({(})({(
))(()(
YYnXXn
YXXYn
=})460(1183220{(})23,342(20,637920{(
)460)(23,342()8233,52(2022
xx
=)211600236640()3729,117121127584(
8,1574254,164670
=)25040()6,10462(
6,7244
60
=261983504
6,7244
=9,16185
6,7244
rxy = 0,4475 = 0,448
Menentukan Kontribusi variabel X1 dengan Y di gunakan Rumus
x 100% = (0,448^2) x 100% = 0,2007 = 20 %
Menguji Signifikan Koefisien korelasi antara X1 dengan Y di
gunakan Rumus:
Th = √√
Th = Uji signifikan korelasi antara X dengan Y
Ry1 = Koefisien Korelasi antara X dan Y
N = Jumlah data
Th = √√ =
, √√ , =
,, = 2,13
Jadi th = 2,13 > 1,73 berarti Ho di tolak dan Ha di terima
61
Lampiran 9
Korelasi Ganda
variabel Y X1 X2
Y 0,475 0,448X1 0,475 0,061X2 0,448 0,061
Rumus Korelasi Ganda :
Ry1.2 = .Statistik Pengujian signifikan korelasi ganda adalah melalui distribusi I:
F =/
( )/( )Dimana ry.12 = Koefisien korelasi ganda
N = jumlah Sampel
1,2 = jumlah variabel prediktor
Ry1.2 = .
Ry1.2 =, , ( , )( , )( , )
( , ) = 0,63
r2 x 100 % = 0,632 x 100 %
=0,3969 x 100% = 39,69 %
F =/
( )/( )F =
, /( , )/( )
F =, /
( , )/( )
62
F =,
( , )/( )F =
,, = 5,59
63
64
65
66
Lampiran 10
Gambar 1 : Sikap Awal Tes Vertical Jump
Gambar 2 : Tes Vertical Jump
67
Gambar 3: Sikap Awal Tes Kelenturan
Gambar 4 : Tes Kelenturan
68
Gambar 5: Sikap Awal Tes Smash
Gambar 6 : Tes Kemampuan Smash
69
top related