l(7wwii:dge, integrity -...
Post on 26-Jul-2019
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR-FAK.TOR INTERNAL Jl.AN EKSTERNAL
YANG MEMPENGARUIII PENETAPAN MARGIN
MURABAifAH UNTUK PROD UK PEMJ3IAYAAN PEMILIKAN
RUMAH (PPR) SY ARIAH
(Studi Kasus PT. Bank Syariah Ma111diri)
Skripsi
Universitas Islam Negeri
L LAH """', '""""
'l(7wwii:dge, Integrity
Oleh:
k4a5.lfikasi : .................... '° ...................... .
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY.ARIF HJDAYATULLAH
JAKARTA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DAN EK.STERNAL YANG
MEMPENGARUHI PENETAPAN MARGIN MURA.BAHAH UNTUK
PROD UK PEMBIAYAAN PEMILIKAN RUMAH (PPR) SY ARIAH
(Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri) ----Skripsi UIN SYAHID J.1\KARTA [
-;;;;PIJSTAKAAN UTAMA
Diajukan kepada Fakultas Ekonom1 dan Ilmli Sosiaf-
Untulc Memenulii Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pembimbing I
Oleh:
Achmad Ridho NIM: 105081002460
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing II
~'J Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP: 195706171985031002
~"~; ,/"NIP: 197701222003121001
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HllDA YATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini selasa Tanggal 6 Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilalukan Ujian Komprehensif atas nama Achmad Ridho NIM: 105081002460
dengan Judul Skripsi "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DAN
EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PENETAPAN MARGIN
MURABAHAH UNTUK PROD UK PEMBIA Y AAN PEMILIKAN RUMAH
(PPR) SY ARIAH" (Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri). Memperhatikan
penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah
dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 6 Oktober 2009
Tim Penguji Ujian Komprchensif
~A:~ Herni Ali HT, SE, MM
Ketua Penguji
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguji Ahli
Suhendra, S.Ag, MM
Sekretaris
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL YANG
MEMPENGARUHI PENETAPAN MARGIN MURABAHAH UNTUK
PRODUK PEMBIAYAAN PEMILIKAN RUMAH (PPR) SYARIAH
(Studi Kasus PT. Bank Syariah Maud.iii)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelair Sarjana Ekonomi
Pembimbing I
Oleh
Achmad Ridho NIM: 105081002460
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing II
Prof. Dr.Abdul Hamid, MS NIP: 195706171985031002
Ali!t aini Le M Si ~l"f'l97701222003121001
Penguji Ahli
<'(..
ff Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM[ NIP: 196902032001121003
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
I.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
I. Nama
2. Tempat/Tanggal Lal1ir
3. Jenis Kelamin
4. Ag am a
5. Telepon
6. E-mail
7. Alamat
: Aclunad Ridho
: Sumenep 30 November 1984
: Laki-lald
: Islam
: (021) 4408776/081906335551
: Idho herlino@yahoo.com
: JI. Tipar Cakung Sukapura
Rt/Rw 007/003 No. 24 Kee.
Cilincing Jakmia-Utara
II. Pendidikan
I. SDN 02 Pagi Sukapura
2. SMPN 231 Jakarta-Utara
3. MA Darussalam Jawa-Timur
Tahun 1993-1998
Tahun 1998-2001
Talmn 2001-2004
4. Falrnltas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Jakarta Tahun 2005-2009
III.Pengalaman Organisasi
I. BEM FEIS
2. PMII
IV.Motto
: Bemj Manajemen LSO 2006-2007
: Bemj ManajemenKabid.12007-2008
: Wakil Seketaris Umum Komisaridt
Fakultas Ekonomi 2008-2009
I. "Sekali Hidup Hiduplal1 ya11g Berarti, Maksimalka11 Segala
Kemampuan ya11g Ada untuk Mencapai Cita-Cita".
2. "Apa Bila Ada Kemauan Pasti Ada Jalan untuk Menggapainya
dengan Semangat dan Ketekunan".
Abstract
This research aim to analyse the factors influence determining of margin murabahahfor the House Product Financing (PPR) syariah. This research in the PT. Bank Syariah Mandiri.
Murabahah financing is represent by syariah banking to financing various productive and consumptive sector using service of syariah banking. One of them is to requirement of house purchasing. PT Bank Syariah Mandiri as biggest syariah banking jn Indonesia also come into this sector. The contract used in this financing is Murabahah scheme. As a business institute which also profit oriented PT. Bank Syariah Mandiri also determine the profit margin from all client using service of house ownership financing. The factors determine of the margin murabahah financing in this research use the data of secunder and Confirmatory Factor Analysis (CFA) method to test the internal variable laten factor and accurate factor eksternal by unidimensional, precisely and explainable consistence by indicators as which conception.
Result of research indicate that internal factor variable and exsternal factor that influence significancy to determine profit murabahah financing is Saving (XI), Total Cost Overhead (X2), Total of Murabahah Financing (X3), and BI Rate (X4). While inflation does not influence significancy to profit margin of murabahah financing at PT. Bank Syariah Mandiri.
Keyword: Islamic Bank, Murabahah Financing, Margin, Saving, Total of Murabahah Financing, BI Rate, Total Cost Overhead, Inflation, Confirmatory Factor Analysis (CFA).
Abstrak
Penelitian mt bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengarnhi penetapan margin: murabahah untuk produk pembiayaan rumah (PPR) syariah. Penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah Mandiri.
Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang dikeluarkan oleh perbankan syariah untuk membiayai berbagai sektor konsumtif clan produktif yang menggunakan layanan clan jasa bank syariah. Salah satunya adalah untuk kebutuhan pembelian rumah. PT Bank Syariah Mandiri selaku bank syariah terbesar di Indonesia juga masuk ke dalam sektor ini. Akad yang digunakan dalam pembiayaan ini adalah akad Murabahah. Sebagai sebuah J.embaga bisnis yang juga berorientasi pada profit maka PT Banlc Syariah Mandiri juga menetapkan margin keuntungan dari para nasabah yang menggunakan jasa pembiayaan pemilikan rumah. Yang menjadi pertanyaannya adalah faktor apa saja yang mempengaruhi penetapan margin murabahah tersebut. Penelitian mt menggmiakan data sekunder dan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk menguji variabel laten faktor internal clan faktor eksternal yang diteliti secara unidimensional, tepat clan konsisten dapat dije!askan oleh indikatorindikator sebagaimana yang dikonsepsikan.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa variabel faktor internal dan faktor eksternal yang signifikan mempengaruhi penetapan margin murabahah yaitu Dana Pihak J..<.etiga (XI), Total Biaya 0\<erhead (X2), Jumlah Pi;mbiayaan Murabahah (X3), clan Suku Bunga Ba11k Indonesia (X4). Sedangkan yang tidak signifikan mempengaruhi penetapan margin murabahah yaitu Tingkat Inflasi (XS) di Banlc Syariah Mandiri.
Kata kunci: Bank Syariah, Pembiayaan lvlurabahah, Margin, Dana Pihak Ketiga, Total Biaya .Overhead, Jumlah Pembiayaan Murabahah, Suku Bunga Bank Indonesia, Tingkat Inflasi, Confirmatory Factor Analysis (CF A).
KATA PENGANTAR
I"*'")\ ~)I .&I i"f'.U.." __,
Puji dan syukur hamba panjatkan kehadirat Allah SWT yang telab
memberikan rabmat serta hidayab-Nya yang memberikan jalan kemudaban dan
keteguhan hati dari kesukaran, sehingga penulisan skripsi tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAVI, beserta
segenap keluarga, sababat dan bahkan umatnya, Insya Allah dan mudab-mudaban
kita ada didalamnya serta mendapat Syafaat dari-nya.
Skripsi yang berjudul "Analisis Faktor-faktor Inte:mal dan Eksternal
yang Mempcngaruhi Pcnctapan Margin Murabahah Untuk Produk
Pcmbiayaan Pemilikan Rumah (PPR) Syariah (Studi. Kasus PT. Bank
Syariah Mandiri)" dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini saya
susun dalam rangka memenuhi salab satu syarat untuk meraih gelar Sarjana (SI)
pada jurusan Manajemen Perbankan di Fakultas Ekonorni dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullab Jakarta.
Sepenuhnya penulis menyadari babwa dalam penulisan skripsi ini masih
banyak kekurangan akibat dari keterbatasan penulis. Dan pe:nulis juga menyadari
skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan dan motivasi berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis ingin mengucapkan banyak teriina kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullab Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni MM selaku Pemba:ntu Dekan Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullab
Jakarta.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS selaku dosen pembimbing I dan Bapak
Arief Mufraini,Lc, M,Si selaku dosen pembimbing II, terima kasih atas
bimbingan, pengaraban, dan dorongannya dengan penuh kesabaran serta
memberikan ilmu yang berharga dan pengalaman yang tak terlupakan di hati
penulis.
4. Bapak Indo Yama SE, MAB selaku Kepala Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Untuk para Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, staff akademik,
karyawan dan petugas perpustakaan, terima kasih, semoga Allah SWT
memberikan rahmat dan hidayah-Nya.
6. Kedua orang tua penulis Ibunda Hj. Siti Aminah dan Ayahanda H. Rahmat
Abdullah tercinta yang telah memberikan dukungan dan doa yang tidak
terbatas oleh ruang dan waktu kepada Ananda Achmad Ridho, semoga Allah
SWT selalu memberikan kesehatan dan kebahagiaan dunia akliirat, serta kelak
memberikan kekuatan bagi penulis untuk dapat membalas segala jasa-jasa
yang telah diberikan.
7. Adik-adikku Akhmal Junmiadi, Dewi Triwijayati, Elly Fajri dan Pipit
Nuraijah yang turut memberikan dukungan dan doa yang begitu tulus kepada
kakanda Achmad Ridho, semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan
kebahagian kepada adik-adikku tersayang.
8. Untuk My Lovely (N3y) yang selalu memberikan motivasi, semangat dan doa
yang tak terhingga kepada penulis, semoga kasih sayang yang diberikan selalu
kekal dan abadi.
9. Teman senasib dan seperjuangan di manajemen perbankan; Abu Bakar Siddiq,
Abdul Rasyid, Yoko Isti, Anwar Irhamsyah, Najahi, Taupan, Wita Pe1tiwi,
Irma Apriyanti, Anis Fachriyah, Rahma, Lutfah serta yang tidak penulis
sebutkan namanya namun terukir dihati.
I 0. Teman eks manajemen B 05; Abu Bakar Siddiq, Agus Tiannan, Abdul Rosyid,
Aris Sayful Mazmudin, Ahmad Faisal Taufik, Sigit Irawan, Yoko Istiwiyono,
Taufan, Budi Santoso, Firman Muttaqin, Mahkrus, Jamal, Sanusi, Indra
Novianto, Fadli Ahmad, Anwar Irhamsyah, Zal1rul Umam, Asmawi,
Muhammad Ahyar, Tuti Hartanti, Wisudo Wati, Eni Sya.fitri, Fitriawati, Vini
Dini, Faizah, Kholilah, Farhah, serta yang tidak penulis sebutkan namanya
namun terukir dihati, terima kasih atas kebaikan kalian semoga kita slalu
menjalin silaturohmi dan tetap kompak abis sampai akhir zaman.
11. Untuk teman-teman kostan : Dicky, Anjar, Ocheed, Toni, Miman, Galank,
Tiar, Heru, Ucup, Siddiq, Manan, Bukhori dan Opick yang slalu menciptakan
argument-argument kehidupan serta membantu dalam proses penulisan skripsi
ini, semoga Tuhan membalas kalian dengan segala kebaikan. Amin.
Akhimya, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempuma. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk pencapaian yang lebih baik.
Jakarta, Nopember 2009
Achmad Ridho Penulis
DAFTARISI
LEMEAR PENGESAHAN ............................................................................ i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... ii
ABSTRACT .................................................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISi .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ..................... : .................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
'DAFTAR DIAGRAM ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................ 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 13
A. Pengertian Bank Syariah ..................................................... : ............ 13
B. Operasional Bank Syari.ah ............................................................... 16
1. Penghimpunan Dana (Founding) ............................................. 16
2. Penyaluran·Dana (Financing) ................................................... 20
C. Tujuan dan :'>trategi Usaha Bank Syariah .......................................... 26
D. Statement Kebijakan Moneter .......................................................... 27
E. Metode Penetapan Harga ................................................................. 3 3
1. Cost-Plus Pricing ...................................................................... 33
2. lvfarked-Based Pricing .............................................................. 33
3. Contribution pricing ................................................................. 33
F. Margin Murabahah ........................................................................... 34
1. Mark-up Pricing ........................................................................ 35
2. Target-Return Priding ............................................................... 35
4. Value Pricing ............................................................................. 36
G. Pengertian dan Fungsi Rumah .......................................................... 41
1. Aspek Penting Rumah .............................................................. 41
2. Permintaan dan Penawaran Rumah ........................................ 44
3. Berbagai Kebijakan Tentang Rumah ........................................ 46
4. Kebijakan yang Dilakukan Untuk Membantu Masyarakat ...... 48
H. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 49
I. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 51
J. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 54
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 55
B. Metode Penentuan Sampel .............................................................. 55
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 56
D. Metode Analisis Data ...................................................................... 57
1. Metode Confirmatory Factor Analys (CF A) ........................... 59
a. Menguji Model Pengukuran
!) Uji Kesesuaian Model: Uji Unidimensionalitas ......... 60
2) Uji Koefisien Bo bot Faktor: Uji V a!iclitas dan
Reliabilitas Indikator .................................................... 61
b. Validitas Konstruk ............................................................. 62
1) Convergent Validity ....................................................... 62
2) Variance Extracted ......................................................... 63
3) Construct Reliability (CR) ............................................ 64
4) Discriminant Validity ................................................... 64
E. Operasional V ariabel Penelitian ...................................................... 65
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................ 67
1. Sejara!1 Singkat Perusahaaan ................................................... 67
2. Visi & Misi .............................................................................. 70
3. Shared Values .......................................................................... 70
B. Penemuan dan Pembahasan ............................................................ 91
I. Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Factor
Analysis/CF A) ......................................................................... 91
a. Menguji Model Pengukuran
1) Uji Kesesuaian Model : Uji Unidimensionalitas .......... 92
2) Uji Koefisien Bobot Faktor: Uji Validitas dan
Reliabilitas Indikator .................................................... 92
b. Validitas Konstrnk ............................................................. 96
1) Convergent Validity ...................................................... 96
2) Variance Extracted ........................................................ 96
3) Construct Reliability (CR) ............................................. 98
4) Discriminant Validity .................................................... 10
C. Interpretasi Hasil .............................................................................. 103
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ..................................................................................... 104
B. Implikasi .......................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 106
LAMP IRAN
Nomor
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
DAFTAR TABEL
Keterangan Ha lam an
Golongan Peke1jaan .................................................................. 78
Persyaratan Pembiayaan ........................................................... 89
Kriteria Fit.. ............................................................................... 94
Regression Weights .................................................................. 95
Standardized Regression Weights ............................................. 95
Standardized Regression Weights ............................................. 97
CoJTelations ............................................................................... 101
Korelasi Antar Konstruk dan Angka Kuadrat A VE ................. 102
Nomor
2.1
2.2
2.3
DAFT AR GAMBAR
Keterangan Ha la man
Skema Pernbiayaan KPR Syari' ah ................................ 21
Kerangka Pernikiran ................................................................. 52
Kerangka Operasional CFA ...................................................... 53
DAFTAR DIAGRAM
Nomor Keterangan Halaman
4.1 Output Dengan Diagram Jalur .................................................. 93
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan
6.1 Variable Summary (Group number!)
6.2 Sample Moments (Group number!)
6.3 Estimates (Group number 1 - Default model)
6.4 Minimization History (Default model)
6.5 Pairwise Parameter Comparisons (Default model)
6.6 Model Fit Summary
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia hingga saat ini ,,
menunjnkkan hasil yang menggembirakan. Semenjak tahun 1992 hingga
sekarang ini pada talmn 2009 telah berdiri 3 bank umum syariah dan 21 bank
konvensional yang membuka unit usaha syariah serta 105 Bank Perkreditan
Rakyat Syariah. Pangsa pasar perbankan syariah sendiri pada awal tahun
2009 ini, ini telah mencapai 1,8 % dari total pangsa pasar perbankan di
Indonesia. Diharapkan pada akhir tahun 2009 pangsa pasar perbankan syariah
sudah mencapai 5% dari total pangsa pasar perbankan nasional.
(www.bi.go.id)
Menumt Mohamadd. Haykal (Jurnal:2005) Perbankan syariah
menunjukkan ketangguhannya pada awal krisis moneter yang menimpa
Indonesia pada 1997 hingga 1998 yang merupakan masa terberat bagi seluruh
sistem perekonomian Indonesia. Pada masa tersebut, ketangguhan perbankan
syariah tidak lepas dari tingginya tingkat kepercayaan para nasabah perbankan
syariah terhadap bank mereka, yaitu PT Bank Muamalat Indonesia yang pada
masa tersebut merupakan satu-satunya bank syariah di tanah air. Sementara
perbankan konvensional j ustru dilanda ketidakpercayaan yang tinggi dari
kalangan masyarakat. Hal itu mengakibatkan banyak bank konvensional yang
berusaha untuk menarik dana masyarakat dengan imbalan tingkat suku bunga
masyarakat dengan imbalan tingkat suku bunga tabungan dan deposito yang
tinggi, bahkan ada yang mencapai 73%. Di lain pihak, tingkat suku bunga
!credit hanya mencapai batas 35%. Bahkan dalan1 kenyataannya tidak ada
yang mencapai nilai sebesar itu, karena rata-rata bank konvensional hanya
berani memberikan _kredit dengan tingkat bunga maksimal 30,74%. Yang
te1jadi akibatnya adalah bencana bagi perbankan konvensional karena adanya
spekulasi yang tinggi di kalangan masyarakat untuk mempercayakan dana
mereka dikelola oleh perbankan konvensional dengan harapan akan
mendapatkan bunga yang tinggi, sementara bank sendiri tidak diizinkan untuk
memberikan kredit dengan bunga tinggi kepada masyarakat.
Hal inilah yang mengakibatkan banyak perbankan konvensional
mengalami kesulitan keuangan dan mengakibatkan te1jadinya negative spread
yang sedemikian besar di perbankan konvensional yang pada akhirnya telah
mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor usaha yang berakibat
merosotnya kemampuan usaha sektor produksi. Kualitas asset perbankan turun
secara drastis. Sementara di saat itu pula dalam rangka bertahan hidup jajaran
perbankan konvensional berusaha untuk terus menarik dana-dana masyarakat
dengan memberikan imbalan yang tinggi kepada para deposan mereka sesuai
dengan tingkat suku bunga pasar. Akan tetapi, ha! ini menimbulkan dampak
negatif kepada sektor riil dan industri karena perbankan konvensional
menghindari untuk memberikan kredit dengan bunga rendah kepada sektor
tersebut. Ini mengakibatkan industri dan sector produksi mengalami
penurunan kine1ja mereka secara signifikan dan mengakibatkan rendahnya
kemampuan daya saing usaha pada sektor produksi. Dalam masa tersebut
justru perbankan syariah dapat menunjukkan kine1ja yang relatif baik di
bandingkan dengan lembaga perbankan konvensional. Hal ini dapat dilihat
dari relatif lebih rendahnya penyaluran pembiayaan yang be1masalah (non
pe1forming financing) pada bank syarial1 dan tidak terjadinya negative spread
dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut dapat dipahami mengingat
tingkat pengembalian pada bank syarial1 tidak mengacu pada tingkat suku
bunga tabungan dan deposito yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia
karena perbankan syariah tidalc menganut sistem bunga dan pada akhirnya
dapat menyediakan dana investasi dengan "biaya" yang relatif lebih rendal1
kepada masyarakat.
Pengalaman historis itulah yang pada akhirnya memberikan harapan
kepada masyarakat akan perkembangan perbankan syarial1 di Indonesia
sebagai suatu alternative dalan1 dunia perbankan nasional yang lebih bisa
memberikan harapan bagi kalangan masyarakat.
Menurut· (Saeed,2003:2) Berdasarkan teori yang berkembang pacla
dekade 1950-an perbankan syarial1 merupakan perbankan yang bebas bunga
clan beroperasi berdasarkan konsep mudharabah dan musyarakah, clan konsep
ini dijalankan dengan sistem Profit and Loss sharing (PLS) atau bagi hasil,
baik hasilnya berupa keuntungan ataupun kerugian.. Dan dengan adanya
panclangan seperti itu, maka para teoritisi perbankan Islam pertama, seperti
Qureshi ( 1974 ), Uzair, 1978, clan Siddiqi menganggap bahwa karalcteristik
perbankan Islam merupakan perbankan yang beroperasi clengan konsep bagi
hasil. Dengan menyamakan bnnga sama dengan riba, maka para pengannt
konsep awal perbankan syariah pada dasarnya percaya bahwa setiap
kenntnngan yang hasilnya telah ditentnkan terlebih dahnlu se1ia diperoleh dari
pinjaman yang diberikan sama dengan riba. Berdasarkan pandangan inilah
maka perbankan syariah sama sekali tidak diizinkan nntuk menerima segala
bentnk kenntungan yang ditetapkan terlebih dahulu atas modal dalam suatn
transaksi pinjam meminjam, kredit, atanpun hntang pintang maupun transaksi
yang berbentuk pembiayaan. Selain transaksi yang berbasis pada profit and
loss sharing, perbankan syariah juga menerapkan transaksi yang berbasis pada
perdagangan dengan konsep mark up atas harga beli untuk mendapatkan
keuntnngan atau pembiayaah mnrabahah serta dengan transaksi yang
berdasarkan jasa atau fee based income yang dikenal dengan nama wakalah
atau kafalah ataupun rahan.
Seharusnya pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah
sebaiknya dalan1 bentuk pembiayaan yang berbentuk profit and loss sharing, v
akan tetapi konsep pembiayaan yang ideal ini sampai sekarang masih sulit
dilaksanakan karena penuh dengan resiko dan ketidakpastian. Selain itu
mereka yang mendapatkan pembiayaan dengan konsep ini juga masih suka
merasa mendapatkan kerugian ketika nisbah bagi hasil dibagikan. Hal itulah
yang menyebabkan pembiayaan yang ada pada perbankan syariah masih
didominasi oleh pembiayaan non bagi hasil (PLS) yaitu akad yang
berdasarkan prinsip jual beli seperti murabahah. Dari data statistik perbankan
syariah pada Direktorat Bank Syariah Bank Indonesia pada Februari 2007
menunjukkan pembiayaan dengan akad murabahah mencapai 62% dari total
pembiayaan yang ada di perbankan syariah, sementara pembiayaan
mudharabah dan musyarakah yang diberikan hanya sekitar 30% dari total
pembiayaan yang ada. Dari. fakta ini dapat dilihat bahwa rata-rata para
pengelola perbankan syariah masih sangat memperhatikan aspel( kehati
hatian dalam pembiayaan mudharabah sehingga basil yang diperoleh tidak
maksimal. (www.bi.go.id)
Dari data statistik perkembangan perbankan syariah, terliha~ bahwa v
bentuk pembiayaan murabahah memegang peranan penting yang memberikan
porsi terbesar dalam penyaluran dana. Hal ini dapat terjadi karena beberapa
ha!, diantaranya adalah karena murabahah adalah pembiayaan investasi
jangka pendek, dan dibandingkan dengan sistem profit and loss Sharing (PLS)
cukup memudahkan. Kemudian mark up yang ada di dalam pembiayaan
murabahah dapat ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat memastikan
bahwa bank syariah memperoleh keuntungan yang sebanding dengan bank
yang berbasis bunga yang menjadi pesaing dari bank-bank syariah.
Murabahah juga menjauhkan ketidakpastian yang ada pada pendapatan dari
berbagai bisnis yang dijalankan dengan sistem PLS. Dan yang terakhir
murabahah tidak memungkinkan bank-bank syariah untuk mencampuri
manajemen bisnis, karena pihak bank bukan merupakan mitra nasabah, akan
tetapi hubungan yang terjadi adalah hubungan antara kreditur dan debitur.
Posisi ini jelas lebih disukai oleh pihak bank, karena pihak bank menjadi pihak
yang cukup menentukan. Inilah yang membuat murabahah mengalahkan
pembiayaan yang berbasis profit loss sharing (PLS) sehingga keuntungan
bank yang terbesar juga berasal dari keuntungan murabahah.
Murabahah juga populer karena saat ini terlihat bahwa jajaran
perbankan syariah cenderung ingin memperoleh pendapatan yang tetap (fixed
income) dari tingkat margin murabahah yang telah ditentukan didepan
tersebut, sehingga bank syariah sebagai mudharib dapat memberikan nisbah
bagi hasil yang cukup menarik bagi para shahibul ma!, yaitu para deposan dan
penabung mudharabah. Semakin tinggi margin yang diminta bank kepada
nasabah pembeli (murabahah) berarti semakin besar pula pendapatan bank
syariah yang dapat dibagikan kepada para shahibul-malnya. Pada gilirannya
sumber dana mudharabah yang dapat dihimpun dapat dipertahankan
jumlahnya malah diharapkan semakin meningkat.Selain itu, saat ini para
bankir perbankan syariah ~ampaknya masih sangat berhati-hati dalam
mengivestasi dananya pada pembiayaan mudharabah dan musyarakah.
Keraguan ini terjadi karena tingginya risiko yang dihadapi bank syariah
terutama tingkat kejujuran dari para mudharib atau mitra, "ditambah lagi
kondisi sektor riel yang masih belum pulih dari krisis ekonomi clan moneter.
Menurut (Hatief,2002:8) selain berbagai alasan tersebut di atas,
penyebab rendahnya proporsi pembiayaan bagi basil (PLS) antara lain adalah :
• Kompetensi snmber daya insani perbankan syariah yang masih rendah
untuk melakukan investasi pola bagi basil.
• Ketidaktersediaan informasi kinerja bisnis yang mendalam untuk setiap
sektor industri yang menjadi target investasi. Ini mengakibatkan pihak
\_,,·
../
sangat krusial. Akan tetapi, dalam kondisi pasca krisis sekarang ini, berbagai
bank yang biasa menyalurkan kredit kepemilikan rumah sangat sulit untuk
memasarkan produknya tersebut karena mereka juga sulit untuk mendapatkan
dana murah untuk kepentingan jangka panjang. Hal itulah yang dicoba
disiasati oleh perbankan syariah untuk memberikan ha! yang sama dengan
KPR yang diberikan oleh bank konvensional dengan nama Pembiayaan
Pemilikan Rumah. Masulmya perbankan syariah ke dalam sektor ini karena
perbankan syariah memiliki ·peran dalam sektor riil. Prospek pembiayaan
pemilikan rumah ini sendiri sangat besar mengingat banyak sekali kalangan
masyarakat yang ingin memiliki rumah dengan menggunakan transaksi yang
sesuai dengan landasan syariah. Berdasarkan data yang ada, nilai kapitalisasi
pasar di sektor properti saja sudah mencapai angka Rp 49 trilyun, dengan 57%
diantaranya berasal dari sektor perumahan. Apalagi sektor properti memiliki
karakter produk yang secara alan1iah sesuai untnk mendnkung bisnis yang
sesuai dengan syariah, karena secara syariah dibolehkan dan berkaitim dengan
pemenuhan kebutuhan hidup · yang mendasar dari umat manusia. Disinilah
besarnya peranan perbankan syariah untuk menangkap peluang tersebut.
(www.Bicararumah.com)
Menurut Mohamad Haykal (Jurnal:2005) Selain itu juga terdapat
beberapa alasan terjunnya pembiayaan perbankan syariah ke dalam sektor
perumahan dan prope1ii, yaitu
1. Besarnya pasar perumahan nasional.
2. Potret pertumbuhan sektor properti pada umumnya dan sektor
perumahan pada klm~usnya sangat memberikan nilai tambah bagi
perkembangan perbankan syariah.
Seperti diketahui, landasan hukum bank syariah pertama kali adalah v
UU No.7 tahun 1992 kemudian berubah menjadi Undang-Undang No.10
tahun 1998 dimana UU tersebut mengakui keberadaan bank konvensional dan
bank syariah secara berdampingan yang dikenal dengan sistem "dual
banking". Bahkan secara lebih jauh lagi UU ini memungkinkan konversi
sebuah bank umum konvensional menjadi bank umum syariah. UU No 10
tahun 1998 inilah yang menjadi landasan utama dari berdirinya PT. Bank
Syariah Mandiri, bank umum syariah yang menjadi oby1~k dari penelitian ini.
PT. Bank Syariah Mandiri yang beralamat di JI MH Thamrin No 5, Jakarta
Pusat berdiri pada tahun 1999, tepatnya dengan Surat Keputusan Gubernur BI
No l/24/Kep.BI/1999 dimana BJ memberikan izin perubahan kegiatan usaha
perbankan, dari sistem konvensional kepada sistem syariah. Sebelum berubah
menjadi PT. Bank Syariah Mandiri, awalnya nama bank ini adalah PT. Bank
Susila Balcti. Sebagai bank syariah yang didirikan dengan maksud untuk
meningkatkan kondisi riil perekonomian masyarakat Indonesia, maka Bank
Syariah Mandiri juga aktif dalam memberikan pembiayaan kepada para
nasabahnya. Berdasarkan data pada laporan tahuna:11 BSM yang ada,
keseluruhan pembiayaan yang disalurkan hampir 75% hingga 76%-nya
diberikan untuk sektor konsumtif, yaitu dalam bentuk pembiayaan
mmabahah. Pembiayaan dengan jenis ini juga diberikan untuk sektor
perumahan, yaitu Pembiayaan Pemilikan Rumah.
Berdasarkan latar belakang diatas dan mengacu pada penelitian
sebelumnya, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut apakah variabel
variabel atau indikator-indikator pada penelitiian sebelumnya merupakan
indikator yang valid sebagai pengukur konstruk laten. Dengan kata lain
apakah indikator-indikator tersebut ukuran undimens.ionalitas dari suatu
kontruk laten. Dengan demikian penelitian ini memilih judul "Analisis
Faktor-faktor Eksternal dan Internal yang Mempengaruhi Penetapan
Margin Murabahah Untuk Produk Pcmbiayaan Pemilikan Rumah (PPR)
Syariah (Stu di Kasus PT. Bank Syariah Mandiri)".
B. Perumusan Masalah
v
Seperti disebutkan dalam latar belakang penelitian bahwa pembiayaan
murabahah memiliki peranan yang sangat penting dalam perbankan syariah. v
Hingga saat ini perbankan syariah lebih banyak malakukan pembiayaan dalam
bentuk murabahah yaitu berdasarkan akad jual beli sehingga dapat
disimpulkan bahwa pendapatan terbesar bank syariah berasal dari transaks;
murabahah. Karena sangat pentingnya pembiayaan murabahah maka
penentuan transaksi muraboJzah dalam suatu perbankan syariah sangat
menarik dan memegang peranan yang cukup besar khususnya untuk
pembiayaan pemilikan rumah dalam operasional bank syariah.
Berdasarkan uraian diatas, penelititan ini akan menguji secara empiris
tentang indikator-indikator internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi
penetapan margin murabahah untuk pembiayaan pemilikan rumah (PPR)
Syariah. Oleh sebab itu dalam penelitian ini terdapat dua permasalahan
penelitian sebagai berikut:
I. Apakah konstruk atau variabel laten margin murabahah yang diteliti
secara unidimensional, tepat dan konsisten dapat dijelaskan oleh faktor ~
secara interval dan eksternal sebagaimana yang dikonsepsikan?
2. Faktor-faktor internal dan eksternal apalrnh yang dominan membentuk
konstrnk margin murabahal1 pada Bank Syariah Mandiri (BSM)?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitan
!. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan permasalahan di atas, tujuan yang ingin
dicapai dari penelitian ini adalah untuk:
a. Menganalisa indikator-indikator apa yang dapat menjelaskan
secara unidimensional, tepat clan konsisten konstruk Dana Pihak
Ketiga (DPK), Total Biaya Overhead, Jumlah Pembiayaan
Murabahah, Suku Bunga Bank Iildonesia (SBI) dan tingkat Inflasi
terhadap Penetapan Margin Murabahah Untuk Produk Pembiayaan
Pemilikan Rumah (PPR) Syariah.
b. Menganalisa indikator-indikator apalcali yang dominan membentuk
konstrnk yang diteliti.
2. Mamfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka p1;neliti ini diharapkan
dapat bennamfaat bagi:
a. Penulis
Untuk mengimplementasikan ilmu yang penulis peroleh
selama kuliah.
b. Bank Symfah Mandiri (BSM)
Dapat dijadikan gambaran dalam menerapkan strategi
strategi barn untuk menarik minat nasabah sehingga berkeinginan
bergabung dengan Bank Syariah Mandiri (BSM). Dan merupakan
salah satu upaya dalam menetapkan tingkat mm·gin murabahah
yang didistribusikan dalam produk Pembiayaan Pemilikan Rumah
(PPR) Sym·iah.
c. Bagi Mahasiswa
Dihm·apkan penelitian ini dapat dijadikan study literature
guna melakukan penelitian lebih lanjut dalam perkembangan ilmu
perbankan syariah.
d. Bagi Masyarakat
Sebagai info1masi tambahan yang dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangm1 dalam pengambilan keputusan pembiayaan
khususnya bagi masyarakat yang selmna ini sering menggunakan
pembiayaan murabahah.
e. Perguruan Tinggi
Penelitian ini akan menambah kepustakaan dan dapat
dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan, tentang pembiayaan pemilikan nnnah (PPR) syariah.
BABU
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah atau selanjutnya disebut dengan Bank Islan1 adalah Bank
yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga .. Bank syariah adalah
lembaga keuangan atau perbankan yang operasional dan produknya
dikembangkan berlandaskan pada AL-Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad
SAW. Atau dengan kata lain, Bank syariah adalah lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu
lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan
dengan prinsip syariat Islam.
Menurut Antonio dan Perwaatmadja (2001:11) membedakan menjadi
dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip
syariah Islam.
I. Bank Islam adalah :
a. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam.
b. Bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan
ketentuan Al-Qur'an dan Hadits.
2. Bank yang beroperasi sesuai prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam
beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya
yang menyangkut tata earn bermuamalat secara Islam.
Menurut batasan yang terdapat dalam Peraturan Bank Indonesia
"Bank umum sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-tmdang
Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor I 0 tahun 1998 yang melakukan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, termasuk unit usaha
syariah dan kantor cabang bank asing yang melakukan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah. Adapun unit usaha syariah
adalah unit ke1ja di kantor pusat bank konvensional yang berfungsi
sebagai kantor induk dari Jsantor cabang syariah".
J adi Bank Syariah juga dapat diartikan sebagai bank yang dalam
aktivitasnya, baik menghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran
dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah
yakni bagi hasil.
Perbankan syariah beroperasi atas dasar prinsip-prinsip syariah. Prinsip
syariah merupakan aturan dasar atau aturan pokok yang berdasarkan hukum
Islam. Prinsip ini menjadi landasan aturan muamalat yang mengatur hubungan
antara bank dengan pihak lain dalam rangka penghimpunan dan penyaluran
dana se1ia kegiatan perbankan syariah lainnya. Adapun untuk prinsip
operasional lainnya, dapat digunakan oleh bank syariah dalam kegiatan usaha
sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah clan :peraturan perundang
undangan yang berlaku, serta mendapat persetujuan Bank Indonesia clan
Dewan Syariah Nasional (Muhanrmad : 2004: 85).
Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan
mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya
kedalam transaksi keuangan d~ perbankan se1ia bisnis lain yang terkait.
Berkaitan dengan kegiatan lembaga keuangan perbankan syariah
tersebut diatas, maka prinsip dasar operasional bank syariah adalah sebagai
berikut (Muhanimad dan Zainul Arifin: 2002 dan 2006: 2):
I. Menjauhkan dari unsur riha, caranya:
a. Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka secara pasti
keberhasilan suatu usaha (QS. Luqman: 34);
b. Menghindari penggunaan · sistem persentase untuk pembebanan biaya
terhadap hutang atau pemberian imbalan terhadap simpanan yang
mengandung unsur melipatgandakan secara otomatis hutang atau
simpanan tersebut hanya karena berjalannya waktu (QS. Ali-Imron :130);
c. Menghindari penggunaan sistem perdagangan/penyewaan barang ribawi
dengan imbalan barang ribawi laim1ya dengan memperoleh kelebihan
baik kuantitas maupun kualitas (HR. Muslim, Bab Riba No. 1551 s/d
1567);
d. Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka tan1bahan atas
hutang yang bukan atas prakarsa yang mempunyai hutang secara sukarela
(HR. Muslim, Bab Riba No. 1569 s/d 1572).
2. Menerapkan sistem bagi hasil dan perdagangan.
Dengan mengacu pada Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 275 dan An
Nisaa ayat 29, maka setiap transaksi kelembagaan syariah harus dilandasi
atas dasar sistem bagi hasil dan perdagangan atau transaksi didasari oleh
muamalah berlaku prinsip ada barang/jasa uang dengan barang, sehingga
akan mendorong produksi barang/jasa, mendorong kelancaran arus
barang/jasa, dapat dihindari adanya penyalahgunaan kredit, spekulasi dan
inflasi.
3. Memberikan zakat.
B. Kegiatan Operasional Bank Syariah
Secara umum terdapat dua bentuk kegiatan utan1a dalan1 operasional
perbankan syariah, yaitu penghimpunan dana dan penyaluran dana. Tiap
bentuk tersebut dapat diuraikan lagi berdasarkan prinsip-prinsip yang
mendasarinya.
Kegiatan banlc syariah baik dalam penghimpunan dana dan penanaman
dana maupun pemberian jasa-jasa tersebut berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan
Kantor Bank Syariah, Bank Indonesia adalah sebagai berikut (Syafi'i
Antonio,2001: 146-151):
1. Penghimpunan Dana (Founding)
Prinsip operasional syariah yang telah ditetapkan secara luas dalam
penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi'ah dan mudharabah.
a. Prinsip wadi'ah (prinsip titipan atau simpanan)
Dalam kegiatan penghimpunan dana masyarakat di banlc
syariah, prinsip wadi 'ah dapat diterapkan pada rekening giro dan
tabungan (giro wadi'ah dan tabungan wadi'ah).
menggunakan prinsip titipau. Secara umum terdapat dua jenis wadi 'ah,
yaitu wadi'ah amanah dan wadi'ah dhamanah. Wadi'ah amanah
adalah harta atau barang titipan yang tidak boleh digunakan atau
dimanfaatkan oleh penerima titipan (safe deposit box), sedangkan
wadi 'ah dhamanah adalah harta atau barang titipan yang boleh
digunakan atau dimanfaatkan oleh penerima titipan. Dengan demikian
terdapat dua jenis cara penghimpunan dana berdasarkan prinsip
wadi'ah bi yad al-dhamanah, yaitu giro wadi'ah dan tabtmgan
wadi'ah. Pada penerapan prinsip wadi'ah bi yad aldhamanah, bank
dapat memanfaatkan dan menyalurkan dana yang disimpan serta
menjarnin bahwa dana tersebut dapat ditarik setiap saat oleh pemilik
dana. Namun demikian rekening ini tidak boleh mengalan1i saldo
negatif (overdraft). Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana
akan menjadi hak milik atau ditanggung oleh bank, sedangkan pemilik
dana tidak memperoleh imbalan atau menanggung kerugian.
Manfaat yang diperoleh pemilik dana adalah jan1inan
kearnanan terhadap simpanannya se1ia fasilitas-fasilitas giro dan
tabungan lainnya. Bank clapat memberikan bonus kepada pemilik dana,
namun tidak boleh menentukannya di muka, yaitu ketika akad. Bank
harus membuat akad pembukaan rekening yang isinya mencakup izin
penyaluran clana yang clisimpan dan persyaratan lain yang clisepakati
selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
b. Prinsip mudharabah (prinsip bagi hasil)
Prinsip mudharabah berdasarkan kewenangan yang diberikan
oleh pemilik dana, prinsip mudharabah dibedakan menjadi dua, yaitu
mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyadah. Dalam
kegiatan penghimpunan dana, prinsip mudharabah muthlaqah dapat
diterapkan dalam pembukaan rekening tabungan dan deposito,
sehingga tedapat dua jenis dalam penghimpunan dana berdasarkan
prinsip ini, yaitu tabungan mudharabah dan deposito mudharabah.
Sedangkan mudharabah muqayyadah mernpalrnn simpanan khusus
(restricted investment) dimana pemilik dana menetapkan syarat-syarat
te1tentu yang harus diikuti oleh bank syariah.
Ada empat ketentuan yang hams dipatuhi dalam menerapkan
prinsip mudharabah, baik yang berlaku untuk tabungan maupun
deposito, yaitu:
I) Bank wajib memberitahnkan kepada pemilik dana mengenai
nisbah dan tata cara pemberian keuntungan dan atau perhitungan
pembagian keuntungan serta resiko yang dapat timbul dari
penyimpanan dana.
2) Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku
tabungan sebagai bukti penyimpanan, serta kariu ATM dan atau
alat penarikan lainnya kepada penabung. Untuk deposito
mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat atau tanda
penyimpanan (bi/yet) deposito kepada deposai:1.
3) Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung
sesuai dengan perjanjian yang telah disepaka'ti, namun tidak boleh
mengalami saldo negatif (overdraft). Deposito yang diperpanjang
setelah jatuh tempo akan diperlakukan sama seperti deposito baru,
tetapi bila pada aK.ad sudah dk'llltumkan perpanjangan otomatis,
maka tidak perlu dibuat akad baru.
4) Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan tabungan dan
deposito tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip
syari'ah. Mudharabah muqayyadah merupakan jenis simpanan
khusus (restricted investment) di mana pemilik dana menetapkan
syarat-syarat tertentu yang harus diikuti oleh bank.
Karakteristik jenis simpanan ini adalah sebagai berikut:
(1 ). Pemilik dana menetapkan syarat penyaluran dana. Untuk itu
bank wajib membuat akad yang mengatur persyaratan penyaluran
dana simpanan khusus ini.
(2). Sebagai tanda bukti simpanan, bank menerbitkan · buku
simpanan khusus. Bank wajib memisahkan dana dari rekening
simpanan khnsus supaya tidak bercan1pur dengan clana dari
rekening lainnya. Dana ldmsus harus disalurkan secara langsung
kepada pihak yang diamanatkan oleh pemilik clana.
2. Penyalnran Dana (Financing)
Dalam penyaluran dana, bank syariah harus berpedoman kepada
prinsip kehati-hatian. Sehubungan dengan ini, bank diwajibkan untuk
meneliti secara seksama calon nasabah penerima dana berdasarkan asas
pembi(lyaan yang sehat. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan
penyaluaran dana perbanli.an tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan prinsip syari'ah. Dalam menyalurkan dana kepada nasabah, secara
garis besar terdapat empat kelompok prinsip operasional syari 'ah, yaitu
prinsip jual beli (bai'), sewa beli (ijarah), bagi hasil (syirkah) dan
pembiayaan lainnya. (Syafi' i Antonio,2001: I 01-113)
a. Prinsip Jual Beli (Bai' atau sale and purchase)
Prinsip jual beli meliputi murabahah, salam dan istishna '.
Prinsip murabahah umumnya diterapkan dalam pembiayaan
pengadaan barang investasi. Skim murabahah sangat berguna bagi
seseorang yang membutuhkan barang secara mendesak tetapi
kekurangan dana. Ia kemudian meminta kepada bank agar membiayai
pembelian barang tersebut dan bersedia menebusnya pada saat barang
diterima.
Menurut Adiwarman A. Karim, 2003 :161-162. Secara
skematis alur pembiayaan dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini:
Gambar2:1 Skema pembiayaan KPR Syari'ah dengan skim murabahah
la
Developer sebagai supplier
lb
2a
Bank Syariah
/
(
Nasabah Kl"R Syariah
..__y 2b
Sumber: (Adiwannan A. Karim,2003 :161)
Keterangan:
I a Developer perumahan menjual rumah kepacla pihak bank syari'ah
secara tunai.
I b Bank syari'ah membeli kepacla developer selakn supplier secara
tunai.
2a Bank syari'ah menjual rumah sebesar harga pokok/ asal ditambah
keuntungan yang disepakati bersama, kepada nasabah KPR
Syari' ah secara tangguh/ angsuran.
2b Nasabah membeli kepada bank syariah secara angsuran.
I) Rnkun dan Syarat KPR Syari'ah yang menggunakan skim
murabahah.
Dalam semua pembiayaan murabahah, tennasuk
__ 1_~------- T.l"T\T\ l"1 '' 1 . .. .
sebagai berikut:
a) Pihak yang berakad
• Penjual
• Pembeli
b) Objek yang diakadkan
• Barang diperjualbelikan
• Harga jual/keuntungan
c) Akad/ sighat
• Serah (ijab)
• Terima ( qabul).
Dengan mengacu pada skim murabahah, dapat disimpulkan
syarat-syarat yang harns dipenuhi dalam transaksi KPR Syari'ah
adalah sebagai berikut:
1) Pihak bank harus memberitahukan biaya pembelian rumah
kepada nasaba~ KPR Syari'ah.
2) Kontrak transaksi KPR Syari'ah ini haruslah sah.
3) Kontrak terse but harus terbebas dari rib a
4) Pihak bank syari'ah harus memberikan kejelasan tentang rumah
yang dijadikan obyek transaksi KPR Syari''ah.
5) Penjual harus menjelaskan semua ha! ya11g berkaitan dengan
proses perolehan barang tersebut.
Menurut Majelis Ulama' Indonesia (MUI) tentang
I) Bank dan nasabah harus mengadakan akad murabahah yang
bebas riba.
2) Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh Syari'at
Islam.
3) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pemberian barang
yang telah disepakati kualitasnya.
4) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank
sendiri, bukan atas nama pembeli atau nasa~ah dan pembelian
ini harus sah dan bebas dari riba.
5) Bank harus menyampaikan semua ha! yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya, jika pembelian dilakukan secara hutang.
6) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah
(pesanan) dengan harga jual senilai harga perolehan (harga beli
ditambah dengan pajak pe1iambahan nilai/ PPN, biaya angkut
dan biaya lain yang terkait dengan pembelian) ditambah
dengan keuntungan. Dalam kaitan ini, bank harus
memberitahukan secara jujur harga pokok barang kepada
nasabah herikut biaya yang diperlukan.
7) Nasabah membayar lrnTga barang yang telah disepakati tersebut
pada jangka walctu te1ientll yang telah disepakati.
Salam adalah pembelian barang untuk pe:ngantaran (delivery)
yang ditangguhkan dengan pembayaran di muka. Salam dalam
perbankan biasanya diaplikasikan pada pembiayaan berjangka pendek
untuk produksi agribisnis atau industri sejenis lainnya. Apabila basil
produksi yang diterima cacat atau tidak sesuai dengan akad, maka
produsen barus bertanggungjawab dengan cara antara lain
mengembalikan c:lana yang telah diterimanya atau mengganti dengan
barang yang sesuai pesanan. Mengingat bauk tidak menjadikan barang
yang dibeli atau dipesannya sebagai persediaan (inventory).
Jstishna' menyerupai salam, namun istishna' pembayarannya
dapat di muka, dicicil atau di belakang/kemudian. Skim istishna'
dalam bank syariah wnunmya diaplikasikarr pada pembiyaan
manufactur, industri kecil dan konstruksi.
b. Prinsip Sewa Beli (Jjarah rVa Jqtina' atau Jjarah muntahiyyah
Bittamlik)
Jjarah wa iqtina 'atau ijarah muntahiyyah bittamlik adalah akad
sewa menyewa suatu barang antara bank dan nasabah di mana nasabah
diberi kesempatan untuk membeli obyek sewa pada akbir akad. Dalam
dunia usaha pola pe1j~jian ini dikenal denganfinancial lease. Harga
dan sewa beli ditetapkan bersama pada awal perjanjian.
c. Prinsip Bagi Hasil (syirkah)
Beberapa bentuk produk yang menggunakan prinsip bagi basil
adalah musyarakah, mudharabah mutlaqah, dan mudharabah
muqayyadah. Pengaplikasian musyarakah dalam perbankan, umunmya
untuk pembiayaan usaha di mana nasabah dan bank sama-sama
menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Semua modal
dicampur untuk dijadikan modal usaha, dan manajemennya pun
dikelola bersan1a-sanm.
Dalam pengimplementasian produk mudharabah muthlaqah,
jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal
harus berupa uang tunai dan apabila modal diserahkan secara bertahap
diperhitungkan dengan cara perhitungan dari pendapatan proyek
(revennue sharing) dan dari perhitungan keuntungan proyek (profit
sharing) Karakteristik mudharabah muqayyadah pada dasarnya sama
dengan persyaratan mudharabah mutlaqah, perbedaannya adalah pada
penyediaan modal yang hanya untuk kegiatan tertentu dan dengan
syarat yang sepenuhnya ditetapkan oleh bank.
Dan dalam prakteknya, bank syariah JUga memperoleh
pendapatan yang berasal dari aktivitas non pembiayaan, bank syariah
dapat menyediakan jasa-jasa perbankan syariah (fee-based services).
Selanjutnya; dalam melakukan fungsi sosial, bank syariah juga
melakukan kegiatan pengelolaan dana kebajikan yang diperoleh dari
zakat, infaq, shadaqah, hibah, atau dana sosial lainnya. Hal tersebut
dinamakan qardhul hasan (pinjaman kebajikan). Qardhul hasan adalah
pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak
peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau
cicilan dalan1 jangka waktu tertentu. Atas jasa pinjaman qardh ini,
bank syariah dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi.
C. Tujuan dan Strategi Usaha Bank Syariah
Bank syariah mempunyai beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
1. Mengarahkan ekonomi umat untuk ber-muamalat secara islami, khususnya
muamalat yang berhubungan dengan perbankan, agar terhindar dari
praktek-praktek riba atau jenis-jenis usaha/perdagangan lain yang
mengandung unsur gharar (tipuan), climana jenis-jenis usaha tersebut
selain dilarang clalam islam, juga telah menimbulkan dampak negative
terhaclap kehidupan ekonomi umat.
2. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi, dengan jalan
meratakan penclapatan melalui kegiatan investasL, agar ticlak terjacli
kesenjangan yang sangat besar antara pemilik modal (pihak surplus)
clengan pihak yang membutuhkan clana (pihak defisit).
3. Untuk meningkatkan kualitas hiclup umat, denganjalan membuka peluang
bemsaha yang lebih besar terutama kepacla pihak deficit, yang diarahkan
kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya kemandirian
berwira usaha.
4. Untuk membantu menanggulangi (mengentaskan) masalah kemiskinan,
yang pada umumnya merupakan program utama dari negara-negara yang
sedang berkembang. Upaya bauk syariah di dalam mengentaskan
kemiskinan ini bernpa pembinaan nasabah yang lebih menonjol sifat
kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap seperti program pembinaan
pengusaha produsen, pembinaan pedagang perantara, program pembinaan
konsumen, program pengembangan modal kerja dan program
pengembangan usaha bersama.
5. Untuk menjaga stabilitas ekonomi/moneter. Dengan aktifitas-aktifitas bank
Islam yang diharapkan mampu menghindarkan inflasi akibat penerapan
sistem bunga, menghindarkan persaingan yang tidak sehat antara le-!llbaga
keuangan, khususnya bank dan menanggulangi kemandirian lembaga
keuangan, khususnya bank dari pengaruh gejolak rneneter baik dari dalam
maupun luar negeri.
6. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank non
syariah (konvensionaI) yang menyebabkan umat Islam berada di bawah
kekuasaan bank, sehingga umat Islam ticlak bisa rnelaksanakan ajaran
agamanya secara penuh, terntama clibidang kegiatan bisnis dan
perekonomiam1ya.
D. Statement Kebijakan Moneter
Perekonomian Indonesia sampai clengan September 2009
menunjukkan perbaikan seiring dengan terns berlangsungnya pemulihan
perekonomian global. Perbaikan ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat dan
Jepang, terns berlanjut. Sementara perekonomian Eropa, yang pada bulan lalu
masih menunjukkan penurnnan, mulai beranjak tnmbuh positif. Perbaikan
ekonomi yang paling signifikan te1jacli di Cina, yang pertumbuhannya
diclorong oleh stimulus fiskal yang besar dan peningkatan kreclit perbankan.
T'\_ ' 1 1 • N
PERPUSTAKAAN UTA~:::-1 UIN SYAHID JAKARTA I
membaiknya ekspor dari negara-negara kawasan, temiasuk Indonesia. Dengan
perkembangan tersebut, proyeksi pe1iumbuhan ekonomi dunia di tahun 2009
diperkirakan akan lebih baik dari perkiraan sebelumnya. Meski membaik,
masih tingginya tingkat pengangguran dan risiko kesinambungan fiskal di
Amerika Serikat dan Eropa n;enjadi catatan dalam menyikapi perkembangan
terse but.
Pemulihan ekonomi global yang berlanjut mendorong perbaikan
risiko dan likuiditas pasar keuangan global yang berimbas pada masuknya
arus modal asing. Optimisme di pasar keuangan global tercermin pada
membaiknya persepsi risiko mendorong turunnya intensitas keketatan
likuiditas di pasar uang. Di sektor perbankan global, persepsi risiko juga
masih berada dalam tren menurun. Perkembangan positif di pasar keuangan
negara maju tersebut berimbas pada pasar keuangan di Asia. Hal itu memicu
aliran masuk modal asing ke pasar keuangan regional, termasuk Indonesia.
Indeks harga di berbagai bursa saham regional meningkat. Selain itu, nilai
tukar negara-negara di kawasan mencatat penguatan sebagai imbas dari arus
masuk modal asing. (www.bi.go.id)
Di dalam negeri, kine1ja perekonomian Indonesia terns memmjukkan
tanda-tanda perbaikan sehingga pertrnnbuhan ekonomi Triwulan III-2009
berpotensi lebih baik dari yang diperkirakan semula sebesar 3,9%. Dari sisi
konsumsi, berbagai indikator terkini menunjukkan bahwa pengeluaran
konsumsi masyarakat masih kuat. Sementara tingkat penjualan barang eceran
dan barang tahan lama (durables) meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Tingkat keyakinan konsumen akan membaiknya perekonomian juga menjadi
faktor yang menjadikan pertumbuhan konsumsi masih menguat. Hal ini
didukung pula oleh ketersediaan pembiayaan dari perbankan. Sementara itu,
kegi_'ltan investasi di Indonesia belum menunjukkan perbaikan signifikan. Hal
ini dipengaruhl oleh kondisi. permintaan domestik maupun eksternal yang
masih relatif lemah. Di sisi eksternal, membaiknya perekonomian di Cina dan
India, telah mendorong perbaikan kegiatan ekspor. Dengan demikian, ekspor
berpotensi tumbuh lebih baik dari perkiraan. Mencermati perkembangan
tersebut, pe1tumbuhan ekonomi selama triwulan III-2009 berpotensi sedikit
lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Di sisi harga, inflasi selama Agustus 2009 mencatat peningkatan
sesuai pola musiman terkait dengan aktivitas Ramaclhan, namun inflasi inti
masih dalam tren menurun. Seiring dengan kegiatan di bulan Ramadhan,
terjadi peningkatan harga bahan makanan. Hal ini menyebabkan inflasi
kelompok makanan berge]olak (volatile food) mencatat peningkatan
clibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, inflasi inti masih dalam tren
menurun, didukung oleh penguatan nilai tukar, reudahnya tekanan imported
inflation, se1ia menurul1llya ekspektasi inflasi masyarakat. Lebih lanjut, inflasi
kelompok harga barang yang ditentukan Pemerintah (administered prices)
juga minimal. Dengan perkembangan tersebut, laju inflasi selama Agustus
2009 sebesar 0,56 atau 2,75%. Secara tahunan laju inflasi diperkirakan masih
Membaiknya perekonomian global dan kawasan telah memberikan
dampak positif pada membaiknya kine1ja Neraca Pembayaran Indonesia
(NPI). Perkembangan ekonomi global yang kondusiJ, terutama kondisi
perekonomian negara mitra dagang, mendukung perbaikan kinerja ekspor.
Membaiknya ekspor tersebut diperkirakan mampu mengimbangi peningkatan
impor yang terjadi sejalan dengan mulai bergeraknya ekonomi domestik.
Selain itu, membaiknya kinerja ekspor pada Triwulan III-2009, diperkirakan
akan terns didukung oleh perkembangan harga di pasar intemasional. Di sisi
neraca modal dan finansial (TMF), aliran masuk modal asing dalam bentuk
portofolio masih terns berlanjut seiring dengan kondusifnya kondisi pasar
keuangan global, se1ia persepsi positif terhadap ekonomi domestik. Dengan
berbagai perkembangan tersebut, cadangan devisa sampai akhir Agustus 2009
mencapai 57,9 miliar dollar AS sebelum memasukkan alokasi Special
Drawing Right (SDR) IMF, atau setara dengan 5,67 bulan impor dan
pembayaran utang luar negeri Pemerintah. (www.bi.go.id)
Aliran masuk modal asing mendorong penguatan nilai tukar Rupiah.
Aliran modal asing terns berlangsung ke pasar domestik dan mendukung
pasokan valuta asing di pasar uang. Aliran modal asing ke Indonesia didukung
oleh optimisme akan pemulihan ekonomi global dan domestik, imbal hasil
rupiah yang tetap menarik, dan persepsi risiko yang membaik. Hal ini telah
meningkatkan minat dari para pemilik modal terhadap aset di pasar keuangan
domestik. Selama Agustus 2099 nilai tukaT rupiah secara rata-rata terapresiasi
sebagaimana tercermin pada penurunan volatilitas dari 0,6% pada Juli 2009
menjadi 0,46%. Bank Indonesia memandang bahwa apresiasi rupiah tersebut
masih mendukung daya saing produk ekspor Indonesia dibandingkan dengan
beberapa negara Asia lainnya.
Di sektor keuangan domestik, perbaikan kineija terus ditunjukkan
oleh pasar keuangan domestik. Di pasar saham, minat beli investor di bursa
meningkat tinggi didukung oleh kondisi fimdamental ekonomi domestik yang
baik, terutama realisasi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari perkiraan,
serta kine1ja perusahaan publik pada semester I-2009 yang menunjukkan
perkembangan positif. Di pasar uang, kondisi likuiditas di pasar uang antar
bank masih cenderung longgar. Hal ini tercermin pada volume transaksi di
pasar uang yang mencatat peningkatan. Suku bunga PUAB overnight menurun
dari bulan sebelumnya, sejalan dengan arah pergerakan BI Rate. Di pasar
obligasi, yield SUN meningkat, yang antara lain disebabkan oleh pelepasan
aset oleh beberapa investor asing sebagai akibat aksi profit taking seiring
dengan peningkatan yield di periode sebelumnya dan kecendernngan nilai
tukar yang menguat. (www.bi.go.id)
Di sektor perbankan, transmisi kebijakan monetm· di pasar keuangan
cenderung semakin baik. Penurunan BI Rate sebesar 300 bps sejak Desember
2008 terus diikuti oleh penurunan suku bunga. Hingga Juli 2009, suku bunga
dasar pinjaman perbankan mencatat penurunan sebesar 108 bps, suku bunga
laedit modal ke1ja (KMK) turun sebesar 85 bps, kredit investasi (KI) turun
sebesar 83 bps, sementara kredit konsumsi masih mencatat kenaikan 53 bps.
Penyaluran kredit perbankan juga mulai menunjukkan perbaikan. Hingga Juli
2009 kredit perbankan telah tercatat tumbuh positif, yaitu sebesar 1,2% (ytd)
mencapai jumlah Rp 15,9 triliun.
Di sisi mikro perbankan, kondisi perbankan nasional tetap stabil. Hal
itu diindikasikan oleh masih te1jaganya rasio kecukupan modal (CAR) per Juli
2009 sebesar 17,0%. Sementara itu rasio gross Non Performing Loan (NPL)
tetap terkendali di bawah 5% dengan rasio net di bawah 2%. Likuiditas
Perbankan, termasuk likuiditas dalam pasar uang antar bank makin membaik
dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat.
Dengan mempertimbangkan perkembangan-perkembangan tersebut di
atas, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 3 September 2009
memutuskan untuk mempertahankan BI rate tetap sebesar 6,5%. Dewan
Gubernur memandang bahwa pelonggaran moneter sejak Desember 2008
melalui penurunan suku bunga BI Rate sebesar 300 bps menjadi 6,5% cukup
kondusif bagi proses pemulihan perekonomian dan intennediasi perbankan.
Tingkat BI Rate 6,50% tersebut juga dipandang konsisten dengan pencapaian
sasaran inflasi pada tahun 2010 sebesar 5% ± 1 %. (www.bi.go.id)
E. Metode Penetapan Harga
Penetapan harga jual adalah proses menentukan berapa yang harus
diterima perusahaan untuk produk yang dijualnya. Penetapan harga meliputi
harga jual barang, dan tarif atau ongkos jasa. Ada tiga metode penetapan harga
jual, pemilihannya berdasarkan jenis produk, pasar, biaya-biaya serta harga
pasar yang berlalrn yaitu (www.Sme-Smart.com):
1. Cost-Plus Pricing
Adalah metode penetapan harga jual yang paling umum dipakai,
yaitu hanya menghitung biaya produk dan menambahkan "mark
up"/margin untuk mencapai harga jual. Biaya produk mencakup semua
biaya produksi dan biaya operasional. Mark-up harus mencakup semua
biaya tambal1an dan laba bagi wirausahawan.
2. Market-Based Pricing
Yaitu penetapan harga jual dengan mempertimbangkan respon
pelanggan kepada berbagai tingkat harg<t, persepsi konsumen terhadap
nilai produk, dan juga respon pesaing.
3. Contribution Pricing
Pada dasarnya adalah metode yang berdasarkan biaya tetapi juga
me111pe1iimhangkan harga pasar yang berlalrn, dengan fokus
memaksimumkan marjin kontribusi, untuk menutup biaya tetap yang
besar, meliputi biaya overhead. Metode contribution pricing juga dipakai
untuk mencapai sasaran kemampulabaan (kemampulabaan) dengan
F. Margin Murabahah
Sebagaimana telab diketahui bahwa kritik dan kecaman terhadap
produk murabahah yang banyak dilontarkan oleh para llmuwan Islam adalah
tidak ada perbedaan yang mendasar antara mark-up dalam kontrak murabahah
di bank syari'ab dengan bunga dalam pinjaman kredit di bank konvensional.
Oleh karena itu, bank syariah harus menentukan metocle yang tepat clan efisien
agar kemasan produk murabahah dapat memberikan keuntungan secara adil
antara pihak bank syaTi' ah clengan nasabah pembiayaan murabahah.
Kontrak clalam pembiayaan murabahah merupakan salah satu bentuk
Natural Certainty Contract karena clalam murabahah clitentukan berapa
required rat of profit-nya. Natural Certainty Contract merupakan kontrak
clalam bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah
(amount) maupun waktu (timing)-nya. Cash flow-nya bisa cliprediksi clengan
relatif pasti, karena suclah clisepakati oleh keclua belah pihak yang be1iransaksi
di awal akacl. Kontrak ini menawarkan return yang tetap clan pasti. Objek
pertukarannya, biasanya berupa barang clan jasa, harus clitetapkan di awal akacl
clengan pasti, baik jumlalmya (quantity), mutunya (quality), harganya (price)
dan waktu penyerahannya (tin.1e of delivery). Produk perbankan syari'ah yang
termasuk dalam kategori ini adalah pembiayaan bai' al-murabahah clan ijarah.
(Adiwarman Karim. 2003: 51)
Penentuan harga pada sebuah kontrak yang menghasilkan keuntungan
pasti (natural centainty contract), pada kebanyakan perusahaan atau bank,
132-134):
1. Mark-up Pricing
Metode mark-up pricing adalah penentuan tingkat harga dengan
me-mark-up biaya produksi (products cost) komoditas yang bersangkutan.
Pada metode ini, sebuah perusahaan atau bank akan menjual produknya
pada tingkat harga biaya produksi ditambah mark-up atau margin yang
diinginkan.
2. Target-Return Pricing
Target-Return pricing merupakan penentuan harga jual produk
yang bertujuan mendapatkan retwn atas besamya modal yang
diinvestasikan, dalam bahasan keuangan dikenal clengan istilah Return on
Investment (ROI). Dalam ha! ini, perusahaan atau bank akan menentukan
berapa return yang diharapkan atas modal yang cliinvestasikan.
3. Perceived-Value Pricing
Berbeda dengan metode target-return pricing yang hanya
menggunakan biaya produksi sebagai kunci penentuan harga, pada
perceived-value pricing juga menggunakan non.price variable sebagai
dasar penentuan harga jual. Dalam metode perceived-value pricing,.
penentuan harga dengan tidak menggunakan variable harga sebagai dasar
harga jual. Harga jual didasarkan pada harga produk pesaing dimana
perusahaan atau bank melakukan penambahan atau perbaikan unit untuk
meningkatkan tingkat kepuasan customer. Dengan demikian, perusahaan
kepuasan customer terhadap suatu komoditi yang dikonsumsi.
4. Value Pricing
Adalah suatu kebijakan harga yang kompetitif atas barang yang
berkualitas tinggi. Hal ini sudah menjadi pemahaman umum bahwa barang
yang baik, harganya mahal. Namun perusahaan yang s11kses adalah
perusahaan yang mampu menghasilkan barang yang berkualitas dengan
biaya yang efisien sehingga perusahaan tersebut dapat dengan leluasa
menentukan tingkat harga di bawah harga competitor.
Penentuan harga dalam pembiayaan murabahah di bank syari'ah
dapat menggunakan salah satu di antara empat model di atas. Namun,
penentuan harga jual produk-produk bank syari'ah harus tetap
memperhatikan ketentuan-ketentuan yang dibenarkan menurut syari' ah.
Oleh karena itu, bauk syari'ah perlu Menetapkan metode yang efektif dan
efisien sehingga kemasan produk murabahah dapat memberikan
keuntungan secara adil antara pihak bank syari' ah dengan nasabah
pembiayaan murabahah.
Jika bauk syari'ah hendak menerapkan metode mark-up pricing,
maka metode ini hanya tepat jika digunakan untuk pembiayaan yang
sumber dananya dari Restricted Investment Account (RIA) atau
Mudharabah Muqaiyadah: Oleh karena itu, metode mark-up pricing tidak
tepat untuk digunakan dalam pembiayaan murabahah. Oleh karena itu
bank syari'ah dapat menerapkan metode target-return pricing nntuk
dengan akad natural centainty contract, rnaka metode yang digunakan
adalah required profit rate (rpr). Dalarn ha! ini tinggi rendahnya rpr
dipengaruhi oleh tingkat keuntungan per-satu kali transaksi dan besarnya
jurnlah transaksi dalarn suatu periode. Narnun perlu dicatat, bahwa dua
variabel tersebut, yaitu ting]rnt keuntungan dan besamya jurnlah transaksi,
hanyalah variable independent saja, sedangkan yang rnenentukan tingkat
keuntungan yang sesungguhnya seringkali dipengaruhi oleh faktor lain,
seperti tingkat harga pasar (biasanya bank juga menjadikan suku bunga
sebagai benckmark (rujukan) dalam penentuan tingkat keuntungan yang
diinginkan). Penentuan nilai rpr dapat dihitung clengan menggunakan
pendekatan sebagai berikut (Adiwarrnan Karim. 2003: 258-260):
rpr = n.v
Dimana n = tingkat keuntungan dalan1 transaksi tunai
v = jumlah transaksi dalam satu periode.
Para praktisi perbankan syari'ah perlu berhati-hati dalam
penerapan metode rpr di bank syari'ah. Karena lazinu;ya, bank syari'ah
juga rnenggunakan tingkat suku bunga pasar sebagai benchmark. Bank
syari'ah harus tidak hanya menjadikan tingkat suku bunga sebagai rujukan
dalam penentuan harga jual (pokok+margin) produk murabahah. Cara
penetapan margin yang hanya mengacu pada tingkat suku bunga sebagai
benchmark merupakan la.ngkah sesat sekaligus menyesatkan dan lebih
berat lagi dapat rnerusak reputasi bank syari' ah.
Dalam prakteknya, barangkali tingginya profit margin yang
diambil oleh bank syari'ah adalah untuk mengantisipasi naiknya suku
bunga di pasar (injlasi). Sehingga kalau terjadi kenaikan suku bunga yang
besaT, maka bank syari'ah tidak mengalami kerugisn secara riil. Namun
demikian, apabila suku bunga di pasar tetap stabil atau bahkan turun, maka
margin murabahah akan lebih besar dibandingkan dengan tingkat bunga
pada bank konvensional. Dengan penetapan profit margin murabahah
yang tinggi ini, secara tidak langsung bahkan akan menyebabkan inflasi
yang lebih besar dari suku bunga karena itu, perlu dicari format yang tepat
agar nilai penjualan dengan murabahah tidak mengacu pada sikap
mengantisipasi kenaikan suku bunga selama masa pembayaran angsuran.
Karena, mengkaitkan profit margin murabahah dengan bunga bank
konvensional, tetaplah bukan cara yang baik. (Muhamad. 2005: 139-140)
Penetapan harga jual murabahah, sebaiknya dapat dilakukan
dengan cara Rasulullah ketika berdagang. Cara ini dapat dipakai sebagai
salah satu metode batJc syari' ah dalam menentukan harga jual produk
murabahah. Cara Rasulullah dalam menentukan harga penjualan adalah
menjelaskan harga belinya, berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk
setiap komoditas dan berapa keuntungan wajar yang diinginkan. Cara
penetapan harga jual tersebut berdasarkan cost plus mark-up.
Secara sistematis harga jual murabahah dengan metode cost plus
mark-up dapat dihitung d~ngan rumus sebagai berikut (Muhammad clan
Slamet Wiyono: 2005: 140:89):
Cost Recovery = Pembiayaan murabahah ---------X Estimasi Biaya Operasi Estimasi total Pembiayaan
Margin Murabahah = Cost Recovery + Keuntungan
Harga Jual = Pembiayaan + Cost Recovery + Keuntungan
Cost Recovery adalah bagian dari estimasi biaya operasi bank
syari' ah yang dibebankan kepada harga beli/total pembiayaan. Cost
Recovery tersebut bisa didekati dengan membagi estimasi biaya operasi
dengan target volume pembiayaan murabahah, kemudian ditambahkan
dengan harga beli dari suppliyer clan keuntungan yang diinginkan sehingga
didapatkan harga jual. Sedangkan margin murabahah didapat dari cost
recove1y ditan1bah keuntungan dibagi dengan harga beli.
Persentase margin di atas dapat dibandingkan dengan suku bunga.
Jadi, suku btmga hanya dijadikan sebagai benchmark. Agar pembiayaan
murabahah lebih kompetitif, margin murabahah tersebut harus lebih kecil
dari bunga pinj am an. Jika masih lebih besar, maka yang barns dimainkan
adalah dengan memperkecil cost recovery clan keuntungan yang
diharapkan. Dengan metode ini, diharapkan keu ntungan bank syari' ah
akan meningkat meskipun dengan Cost Recovery yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan bunga pinjaman bank konvensional. Hal lain yang
perlu dicatat bahwa hasil perhitungan margin yang dicantumkan dalam
bentuk persentasenya.
a) Simulasi Pembiayaan Murabahab
Tuan Achmad berminat untuk memiliki sebuah rumah untuk
keluarganya di Jakarta. Setelab memilih di beberapa komplek
perumaban di bilangan Jakarta akhiruya ada satu rumah yang_
diinginkannya, dan rumah tersebut mempunyai harga sebesar Rp
150.000.000. Pada saat yang bertepatan tuan Achmad hanya memiliki
dana Rp 50.000.000 ~ntuk mengatasi kekurangan dana tersebut tuan
Achmad menghubungi bank syariah untuk mendapatkan bantuan
pembiayaan, bank syariah menawarkan solusi dengan akad bai' al
murabahah, yakni:
Bank syariah memperkirakan biaya operasi Rp 200.000.000
dalam 1 tahun, perkiraan jumlah pembiayaan Rp 5.000.000.000 dan
mark-up yang ditentukan (hanya sekali saja) 10% dari pembiayaan
murabahah.
Perhitungannya:
Harga Pokok Rumab Rp 150.000.000
Dibayar Nasabah (uang muka) Rp 50.000.000 _
Dibayar Oleh Bank Rp 100.000.000
Cost recove1y Rp 100.000.000 -------· x 200.000.000
Rp 5.000.000.000
= Rp 4.000.000
Mark-up
Margin murabahah
Harga jual bank
= Rp 10% x 100.000.000 = Rp 10.000.000
= Rp 4.000.000 + 10.000 .. 000
= Rp 14.000.000
= Rp 100.000.000 + 4.000.000 + 10.000.000
Rp 114.000.000
Total harga jual bank = Rp 150.000.000 + 14.000.000
= Rp 164.000.000
G. Pengertian dan Fungsi Rumllh
Rumah atau perumahan (papan) merupakan kebutuhan pokok
manusia selain pangan dan sandang. Sehingga kebutuhan ini harus terpenuhi
meskipun dalam keadaan yang paling sederhana. Pengertian rumah tercantum
dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang rumah dan pemukiman
Indonesia yang te1iuang dalan1 Bab I pasal 1 yang berbunyi sebagai berikut :
a. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau tempat hunian dan tempat membina keluarga.
b. Rumah adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai ligkungan tempat
tinggal yang dilengkapi sarana dan prasarana lingkungan.
1. Aspek Penting Rumah
a. Hakekat Rumah Bagi Manusia
Manusia sebagai makluk sosial yang tidak dapat hidup
hubungan secara horisontal terhadap lingkungan alam tempat
hidup, serta satu. kesatuan struktural secara harmonis yang
mempunyai hubungan vertikal kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Oleh sebab itu dari pengertian dasar tersebut maka harus tampak
serta terwujud dalam rumah, agar dapat memberi arti dalam
kehidupan manusia. Rumah di sinitidak dilihat sebagai benda dan
sarm1a hidup, tetapi sebagai satu proses bermukim yaitu kehidupan
manusia dalam menciptakan ruang hidup di lingkungan masyarakat ·
dan alam sekitarnya.
b. Peran Rumah Dalan1 Pembangunan Bangsa
Sering kali tanpa rumah atau tempat bermukim yang tetap
keberadaan seseorang secara formal sulit diakui ( memiliki KTP)
sehigga kesepakatan untuk masuk dunia formal dimana
kebijaksanaan pembangunan <liarahkan rnerrjadi tertutup.Rumah
atau tempat bermukim dengan dernikian rnempakan pintu masuk
ke dunia yang menjanjikan pemenuhan kebutuhan dasar lahmya.
Malah keadaan rumah secara umum sering dianggap sebagai
barometer taraf hidup suatu bangsa.
Lebih Ianjut GBHN 1993 menekankan bahwa
pembangunan sektor rumah dan permukiman dalam PJPT II Iebih
dim·al1kan untuk meningkatkan kualitas kehidupan keluarga dan
masyara!rnt, menciptalrnn kerukunan hidup keluarga dan
kesetiakawanan sosial masyarakat dalam rangka membentuk
lingkungan serta persemaian nilai budaya dan pembinaan watak
anggota keluarga. Jadi rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar
manusia yang dap~t berfungsi sebagai sarana produktif keluarga
merupakan titik strategi dalam pembangunan manusia seutuhnya
seperti dicita-citakan GBHN karena dengan pemenuhan kebutuhan
dasar lainnya sehingga mempercepat pembangunan keluarga yang
pada gilirannya mempercepat pembangunan bangsa.
c. Rumah Dalam Rangka Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Rumah merupakan salah satu permasalahan yang terus
berkelanjutan, bahkan terus menerus men:ingkat permintaanya
seiring dengan pe1iumbuhan penduduk serta dinamikanya. Di
dalam pembangunan nasional, rumah merupa.kan salah satu unsur
dasar kesejahteraan rakyat di samping pangan dan sandang, serta
merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dapat
mendu.kung sektor-sektor pembangunan lain, maka dari itu
masalah rumah harus ditangani secara mendasar untuk kepentingan
jangka panjang demi kelangsungan hidup. Selain itu rumah juga
berfungsi sebagai pembentukan moral dan pendidikan penghuni
dan anggota keluarga lain.
Dari uraian di alas dapat disimpulkan bahwa sebuah rumah
disebut layak bila ada keterpaduan yang serasi antara:
!). Perkembangan rumah dan penghuninya, artinya rumah bukan
hasil akhir yang tetap tetapi proses yang berkembang.
2). Rumah dengan lingkungan (alam) sekitarnya, artinya
lingkw1gan rumah dan lingkungan sekitarnya te1jaga selalu
baik.
3). Perkembangan. rumah dan perkembangan kota, artinya kota
yang dituntut makin global dan urbanized memberi manfaat
positifbagi kemajuan warga kota di rumah masing-masing.
4). Perkembangan antar kelompok warga dengan standar layak
sesuai keadaan dan tuntutan masing-masing kelompok, artinya
tiap kelompok warga punya kesempatan sama untuk
berkembang sesuai dengan tuntutan yang ditetapkan sendiri.
(Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor :
04/Permen/M/2007).
2. Permintaan dan Penawaran Rumah
a. Permintaan Rumah
Di negara maju atau dengan penghasilan yang tinggi elastisitas
permintaan akan rumah relatif rendah. Sebaliknya di negara
terbelakang atau dengan tingkat penghasilan yang rendah elastisitas
permintaan akan rumah relative tinggi. Di dalam pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan pemukiman orang akan selalu
melakukan perbandingan biaya pemukiman tersebut, Meski terjadi
kenaikan BBM yang membawa imbas kenaikan harga rumah, tingkat
permintaan rumah masih cukup tinggi. Ini dialami oleh sejumla11
oengembang vang membangun rumah tipe kecil (30, 36, dan 45). Tapi
temyata ha! itu tidak terlalu berpengaruh terhadap penjualan.
b. Penawaran Rumah
Dalam ha! pemukiman penawaran rumah bersifat heterogen,
dapat berasal dari stok rumah lama ditambah rumah baru, yang
keawetannya dapat sampai dengan 20 tahun. Berdasarkan pengalaman
biasanya 2 % dari stok rumah harus diganti tiap tahunnya. Tetapi
dalam kenyataanya banyak pemukiman kota bersifat bangunan
sementara yang pada umumnya terbuat clari. bahan-bahan yang
mempunyai kualitas renclah dan hanya mempunyai keawetan antara 5
sampai dengan 10 tahun, dengan luas antara 21-36 m2 (terkecil) dan
180 m2 keatas, sedangkan luas tanah untuk sebuah rumah ukuran
setanclar diperlukan tanah rata-rata 56-70 m2•
Bangunana fisik sifatnya tidak bergerak immobile sehingga
letak rumah yang strategis biasanya clipilih karena beberapa alasan
cliantaranya adalah sifat akses (berclekatan dengan pusat kola), sifat
layanan publik (layanan sosial dan kualitas lingkungan). Tingkat
pertumbuhan penduduk secara alami yang tinggi ditambah dengan
adanya urbanisasi yang tinggi mengakibatkan tambahnya masalah
permukiman ini, dan akan menyebabkan kebutuhan akan bangunan
fisik jelas akan semakin bertambah.
Rumah barn jelas clibangun untuk mereka yang memerlukan
rumah clengan berbagai tipe tertentu sesuai dengan proses penyaringan
kebawah filterin!! down sehin!!!!.G dapat dikatakan nilai rumah turun
berdasar waktu, telmologi dan lain-lain. Hal ini yang menyebabkan
nilai rumah lama akan menjadi turun seiring waktu dan akan memiliki
harga yang rend ah j ika tidak dilakukan renovasi.
Semakin meningkatnya permintaan akan rumah, PERUMNAS
berusaha untuk . membangun rumah atau perwnahan murah.
Pembangunan rumah' ini pada hakekatnya dapat dijadikan serta
dijalankan untuk memperbanyak supplay rumah. Akan tetapi
pembangunan pemnkiman tentu memerlukan persyaratan tertentu.
Misalnya masalah perizinan dan lain-lain. (Peraturan Menteri Negara
Perumahan Rakyat Nomor : 04/Permen/M/2007).
3. Berbagai Kebijakan Tentang Rumah
Bahwa pembangunan rumah dan permukiman merupakan
kegiatan yang bersifat lintas sektoral, yang pelaksanaannya perlu
memperhatikan aspek-aspek prasarana dan sarana lingkungan, rencana
tata ruang, pertanahan, industri bahan, jasa konstruksi dan rancang
bangun, pembiayaan, sumber daya manusia, k~rnitraan antar pelaku,
peraturan perundang-undangan, dan aspek penunjang lainnya.
Melihat luasnya ruang lingkup permasalahan pembangunan
rumah dan permukiman tersebut dan untuk lebih meningkatkan
pelaksanaan dan fasilitas pembangunan rumah dan pennukiman secara
berkelanjutan, terpadu, terarah dan terkoordinasi dalam penyelenggaraan
daerah otonom, dipandang perlu menyempumakan tugas clan fungsi
Radan Kebiiaksanaan clan Pengendalian Pembangunan rumah dan
Permukiman Nasional yang dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor
3 7 Tahun 1994 tentang Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian
Pembangunan rumah baru dan Permukiman Nasional.
Seperti kita ketahui rumah yang buruk disebabkan oleh
kemiskinan dan pada umumnya dikarenakan oleh tingginya ongkos
pembangunan rumah. Oleh sebab itu kebijakan pemerintah melalui
Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian Pernbangunan rumah dan
Permukiman Nasional mempunyai tugas pokok :
a. Menyiapkan rumusan kebijakan nasional dan strategis di bidang
pembangunan rumah dan pennukiman.
b. Memberikan penyelesaian atas berbagai permasalahan di bidang
pernbangunan rumah dan permukiman yang belum dapat diselesaikan
antar dan atau oleh Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota.
c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian penerapan kebijakan
nasional terhadap penyelenggaraan dan pengelolaan di bidang
pembanguna;1 rumah dan pe1mukiman. Keadaan ini diwujudkan oleh
kegiatan memproduksi yang menurut efisiensinya, skala ekonomi
untuk produksi dapat mempengaruhi jumlah produsen dalam suatu
pasar, dan jika ada skala ekonomi maka jumlah produsen akan
terbatas. (Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor :
04/Permen/M/2007).
4. Kebijakan yang Dilakukan Untuk Membantu Masyarakat yang
Kurang Mampu Dalam Hal Pembangunan Rumah Antara Lain
Adalah:
a. Memberikan kepada mereka subsidi yang berupa uang untuk sewa
rnmah. Tetapi biasanya subsidi ini disalah gunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari yang berupa bahan makanan, pakaian dan
yang lainnya.
b. Mengurangi pajak pada pemukiman di tengah kota, sehingga dana
yang digunakan untuk membayar pajak dapat dialihkan untuk
pendirian atau renovasi rumah.
c. Mengembangkan dan mendukung pendirian rumah murah sehat.
d. Jalur daur ulang dimana warga masyarakat yang menerima pelayanan
rumah melalui pola ini harus mampu mengembalikannya dalan1
bentuk pembayaran atau angsuran. Ini berarti untuk menjamin
kelanggengan produksi harus diimbangi pula dengan pengembalian
modal yang lancar dan mantap.
e. Jalur subsidi silang yaitu dengan membangun rumah mewah dan
bangunan komersial untuk menutup defisit biaya penyediaan rumah
bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Hal ini dalam prakteknya
sering mengaburkan misi pembangunan itu sendiri. Oleh sebab
adanya konflik tujuan antara kerasnya upaya untuk menutup defisit
tersebut diatas dan upaya penyediaan rumah baru untuk masyarakat
beroenghasilan rendah akibatnva mengorbankan tuiuan utama
menyediakan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Hal ini
dapat dilihat dari lokasi-lokasi KSB dan rumah-rumah tipe kecil yang
sangat tidak menguntungkan. (Peraturan Menteri Negara Perumahan
Rakyat Nomor : 04/Permen/M/2007).
H. Penelitian Terdahulu
. I. Nurhayati, dalam penelititannya yang be1judul "Analisis Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Harga Jual Rumah Sederhana Ditinjau Dari Aspek
Konsumen dan Pengembangan Konsumen Di Kabupaten Sleman" dalam
penelitian ini menggunakan data REI Yogyakarta 2001-2003. Data yang
digunakan di Sleman. Dalam penelitian ini digunakan model persamaan
simultan yang cligunakan adalah regresi linier bergancla dengan metocle
Two Stage Last Squsse (2 SLS)
Basil penelitian bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi rumah
sederhana clitinjau clari aspek konsumen adalah harga tanah, jarak ke jalan
umum dan jarak ke sekolah, jarak ke pasar ticlak berpengaruh secara
signifikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga rumah seclerhana
ditinjau clari aspek pengembang adalah tanah, biaya konstruksi clan luas
bangunan, luas tanah ticlak berpengaruh secara signifikan.
2. Mohamad Haeykal, dalam penelitiannya yang bertema "Analisis f'aktor
faktor yang Mempengaruhi Penetapan Margin Murabahah nntnk Produk
Pembiayaan Pemilikan Rumah" Stucli Kasus: PT. Bank Syariah Mandiri
clengan menggw1akan Regresi Linier Bergancla, dengan tujuan mengetahui
seberapa besar pengaruh biaya overhead, beban bagi hasil DPK,
keuntungan bank yang diinginkan (profit target) clan tingkat bunga
pinjaman bank konvensional.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa biaya overhead satu
bulan sebelumnya signifikan mempengaruhi sebesar 4,349, beban bagi
hasil DPK satu bulan sebelumuya signifikan mempengaruhi negative
sebesar -4,79, tingkat bunga pinjaman bank konvensional satu bulan
sebelumnnya signifikan memberikan pengaruh sebesar 0,546, clan jumlah
tingkat keuntungan bank yang diinginkan (profit target) satu bulan
sebelumnya tidak signifikan berpengaruh nanrnn mempunyai pengaruh
positifterhadap variabel penetapan margin murabahah sebesar 2,397.
3. Adi Nugroho, dalam penelitiannya yang berjudul "Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Margin Pembiayaan Murabahah dengan Studi Kasus
PT. Bank Muan1alat Indonesia Tbk". Metode analisis yang cligunakan
adalah analisis statistik model regresi berganda dengan faktor yang diteliti
adalah biaya overhead, volume pembiayam1 murabahah, profit forget dan
bagi hasil DPK.
Dari basil analisis statistik berdasm·kan studi kasus PT. Bank
Muamalat Indonesia periode Janum·i 2001 sampai dengan Desember 2004,
diperoleh kesimpulan bahwa faktor biaya overhead, dan bagi hasil DPK
secara signifikan mempengaruhi margin murabahah, sedangkan volume
pembiayaan murabahah dan profit target tidak berpengaruh terhadap
margin pembiayaan murabahah walaupun terdapat koreiasi yang positi£
I. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang
tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran
sitematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternative solusi
dari serangkaian masalah yang ditetapkan. (Abdul Hamid :2007:26).
Penulis dalam ha! ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi penetapan margin murabahah untuk produk pembiayaan
pemilikan rumah (PPR) syariah. Dalam penelitian ini digunakan data
sekunder yang diambil dari laporan keuangan bulanan dan data statistik
perbankan. Faktor-faktor tersebut diuji dengan menggunakan uji analisis
faktor konfirmatori. Untuk menghitung semua data dari masing-masing
variabel menggunakan software SPSS Versi 16.0 dengan mmemasukan rumus
masing-masing setelah itu data-data tersebut diformat SPSS 16.0 di konversi ·
ke dalam Amos Versi 16.0 for windows untuk sdanjutnya dilakukan
pengujian hipotesis dengan analisis faktor konfirmatori.
Secara skematis alur kerilngka pemikiran dalam penelitian ini dapat
dilihat pada gambarkan 2.2 clan 2.3 dibawah ini:
Teori
Data
Gambar2.2 Kerangka Pemikiran
HIPOTESIS (Model Struktural)
OPERASIONALISASI VARIABEL
(Reflective !Vfeasurement Theory)
Has ii Penelitian Terdahulu
MODEL PENGUKURAN-· }···························· (Rev!ective Factor Models) ~
O~ERALL MODEL FIT T~ST J Model tidak fit
UJI SIGNIFIKAN KOEFESI-ENJ BOBOT FAKTOR ....... .
(Ni!ai P dan Koefisien Bobot Faktor yang distandarkan)
~~~~~~~·-,-~~~~~-
EVALUASI RELIABILITAS KONSTRUK (Koefisien Reabilitas Konstruk Dan Variance E:.trntcd)
Perbaikan Model
lndikator yang tidak valid dan
tidak reliabcl di dron
'
@
Jumlah Pembiayaan Murabahah
(X3)
Total Biaya Overhead
(X2)
DanaPihak Ketiga (DPK) (Xl)
Tingkat lnflasi (XS)
Suku Bunga Bank
Indonesia (X4)
Gambar2.3
Kerangka Operasional CF A
Faktor Internal
-
----Faktor Internal
----
J. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
masalah yang diajukan dan jawaban ini masih diuji secara empiris
kebenarannya.
Berdasarkan gambar diatas maka model ini clapat di hipotesakan
bahwa masing-masing variabel laten yaitu faktor eksternal dari indikator
Dana Pihak Ketiga (DPK) (XI), Total Biaya Overhead (X2), Jumlah
Pembiayaan Murabahah (X3), dan faktor eksternal darifodikator Suku Bunga
Bank Indonesia (SB!) (X4), Tinkat Inflasi (X5) secara unidimensional, tepat
dan konsisten dapat dijelaskan oleh indikator-indikator yang dikonsepsikan
terhaclap penetapan margin murabahah untuk produk Pembiayaan Pemilikan
Rumah (PPR) Syariah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Perusahaan yang mer\jadi objek penelitian penulis adalah PT. Bank
Syariah Mandiri yang berlokasi di JI MH Thamrin No 5, Jakarta 10130.
Sedangkan alasan untuk memilih bank ini sebagai bank yang menjadi obyek
penelitian karena Bank Syariah Mandiri termasuk salah satu bank yang
dikategorikan sehat oleh Bank Indonesia dan merupakan salah satu bank yang
berkontribusi besar dalam pembangunan perumahan di indonesia.
Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan
bulanan penghimpunan dana pada dana pihak ketiga (DPK), total biaya
overhead, jumlah pembiayaan murabahah, suku bunga Bank Indonesia (SBI),
dan tingkat inflasi. Biro perbankan syariah Bank Indonesia serta lembaga
terkait lainnya periode Januari'2004 sampai dengan Desernber 2008.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling dengan menggunakan sumber data primer dan sekunder. Metode
pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan interview kepada
pihak yang berwenang mengenai kebijakan pembiayaan. Antara lain denga.'1
pejabat yang terlibat dalam Asset and Lialibilities Committee (ALCO) dalam
organisasi perbankan, pihak yang bertanggung jawab melaksanakan analisis,
evaluasi serta nemberian arahan 11m11m n1~no-P.n:;i nPn011:i~:in11 tinn
pengalokasian pembiayaan untuk memaksimumkan pendapatan, dan
memastikan alokasi pembiayaan. Dengan demikian ALCO mempunyai akses
kepada liabilities dan strategi pricing, baik pinjani.an maupun pricing
pembiayaan.
Metode analisis yang digunakan adalah dengan melakukan uji analisis
faktor terhadap variabel-variabel yang diduga mempunyai pengaruh terhadap
penetapan magin murabahah untuk produk pembiayaan pemilikan rumah
(PPR) syaraiah. Setelah diperoleh variabel yang memenuhi kriteria sebagai
variabel yang mempunyai hubungan dilakukan analisis korelasi dan regresi
antara variabel independen dengan variabel dependen, untuk mengetahui
seberapa kuat hubungan antara variabel dependen dengan masing-masing
variabel independe1mya.
C. Mctodc Pcngumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Studi kepustakan, yaitu memperoleh berbagi data dari literatur, jumal
jurnal, ar[ikel-artikel, internet, surat kabar yang dipublikasikan dan laporan
penelitian sebelumnya, se1ia berbagai sumber media lainnya termasuk
sumber dari instansi dan lembaga pendidikan maupun lembaga keuangan
yang terkait dengan objek penelitian.
2. Studi lapangan, yaitu langsung mendatangi obyek penelitian Bank Syariah
Mandiri untuk memperoleh data sekunder berupa laporan bulanan pada
periode Januari 2004 sampai Desember 2008. Dalam penelitian ini bersifat
data sekunder yang berasal dari dalam perusahaan (sumber data internal)
dan luar perusahaan (sumber data eksternal).
3. Data penelitian ini menurut waktunya merupakan data time series atau
disebut juga data deret waktu yang merupakan sekumpulan data dari suatu
fenomena tertentu dalam beberapa interval waktu tertentu (Umar, ha! 83,
2000). Pada penelitian ini data time series Bank Syariah Mandiri yang
diperoleh adalah data bulanan sebanyak 60 bulan yang climulai clari bulan
Januari 2004 sampai Desember 2008.
D. Metode Analisis Data
Untuk mempermudah urutan proses pengolahan data, maka clilakukan
dengan membuat alur chart. Dengan chart ini cliharapkan sistematika metode
penelitinnya menjacli ringkas, sederhana, dan terarah. Secara ringkas metocle
penelitian ini clalam menguji penetapan margin murabahah untuk produk
pembiayaan pemilikan rumah (PPR) syariahjika diurutkan menjadi:
!. Pengumpulan data clana pihak ketiga (DPK), total biaya overhead, jumlah
pembiayaan murabahah, suku bunga Bank Indonesia (SBI), dan tingkat
inflasi.
2. Menghitung jumlah clana pihak ketiga (DPK) Bank Syariah Mandiri. Data
clata yang dikumpulkan aclalah selama periocle Jimuari 2004 sampai
dengan Desember 2008
3. Menghitung total biaya overhead Bank Syariah Mandiri. Data-data yang
dikumpullcan adalah selama periode Januari 2004 sampai dengan
Desember 2008.
4. Menghitung jumlah pembiayaan murbahah Bank Syariah Mandiri. Data
data yang dikumpulkan adalah selama periode Januari 2004 sampai
dengan Desember 2008.
5. Menghitung suku bunga !credit Bank Indonesia (SBI). Data-data yang
dikumpulkan aclalah selama periocle Januari 2004 sampai . clengan
Desember 2008.
6. Menghitung tingkat inflasi. Data-data yang clikumpulkan aclalah selama
periocle Januari 2004 sampai clengan Desember 2008.
7. Melakukan analisis faktor guna mengetahui apakah variabel clana pihak
ketiga (DPK), total biaya overhead, jumlah pembiayaan murabahah, suku
bunga Bartle Indonesia (SBI), clan tingkat inflasi merupakan variabel yang
layak untuk diuji lebih lanjut.
8. Analisis faktor konfirmatori atau sering clisebut dengan Confirmatory
Factor Analysis (CFA) clidesain untuk menguji multiclimensionalitas clari
suatu konstruk teoritis.
9. Setelah model diuji clengan berbagai alat uji clan setelah memenuhi laiteria
stanclar clalam statistik maka clilakukan interpretasi akan hasil yang
cliperoleh.
[ ~RP\JSTAKMN UTA..;;UIM SYAHID .JAKARTA
1. Metode Confirmatory Factor Analys (CFA)
Analisis Faktor Konfirmatori (Konfirmatori Faktor Analysis). Pada
tahun 1950-an dan 1960-an analisis faktor mendapatkan popularitas
dikalangan para peneliti dan dikembangakan lebih lanjut oleh para peneliti
seperti Joreskog (1967) dan Lawley (1971) yang menggunakan
pendekatan alas Maksimum Likelihood (ML). pendekatan lvfaksimum
Likelihood ini memungkinkan para peneliti menguji hipotesis bahwa ada
sejumlah faktor yang dapat menggambarkan interkorelasi antar variabel.
Dengan konsep meminimumkan fungsi M'aksimum Likelihood
maka didapatkan Likelihood Ratio Chi-square Test untuk menguji
hipotesis bahwa model yang dihipotesiskan cocok atau sesuai (Fit) dengan
data. Pengembangan lebih lanjut menghasilkan metodologi analisis
Konfirmatori Faktor (Confirmatory Factor Analysis) yang memungkinkan
pengujian hipotesis berkaitan denganjumlah faktor dan pola loadingnya.
Model pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengukuran satu tahap (First Order Confirmat01y An2llisis) dimana
variabel laten yang diteliti diukur hanya berdasarkan pada indikator-
indikator yang dikandung ?leh variabel laten tersebut.
Analisis Konfirmatori atau sering disebut dengan Confirmatory
Factor Analisis (CFA) didesain untuk menguji multidimensional dari
suatu konstruk teoritis. Analisis ini sering juga disebut menguji validitas
suatu konstruk teoritis.
Variabel laten yang digunakan dalarn penelitian dibentuk
berdasarkan konsep teoritis dengan beberapa indikator atau manifest.
Analisis Konfirmatori ingin menguji apakah indikator-indikator tersebut
merupakan ukuran unidimensionalitas dari suatu konstruk laten.
V ariabel observed digambarkan dengan kotak dan latent variabel
digambarkan dengan bulat oval atau elips.
a. Menguji Model Pengukuran
1) Uji Kesesuaian Model : Uji Unidimensional if as
Setelah model pengukuran berhasil dirumuskan, maka
berdasarkan dataset sampel, parameter model estimasi dan diuji
kesesuiannya de~gan data. Ada dua tujuan yang ingin dicapai
melalui pengujian kesesuaian model pengukuran, yaitu sebagai
berikut:
• Mengevaluasi apakah model pengukuran yang diusulkan Fit
atau tidak dengan data. Dalam ha! ini, model pengukuran
dikatakan Fit' dengan data apabila model dapat mengestimasi
matriks kovariansi populasi CE) yang ti:dak berbeda dengan
matriks kovariansi data sampel (S). ha! tersebut
mengidentifikasikan bahwa hasil estimasi dapat diberlakukan
terhadap populasi. Diterjemahkan menurut ukuran Goodness
OfFit-Test (GFT) utama, ha! tersebut dijelaskan dengan nilai
P-hitung statistik Chi-square yang dihasilkan model lebih
besar atau sama dengan 0,05, nilai RMSEA lebih kecil dari
0,08 dan atau niali CFI lebih besar dari 0,90.
• Mengevaluasi apakah model pengukuran yang diusulkan
bersifat unidimensional atau tidak. Suatu model pengukuran
dikatakan memiliki sifat unidimensional apabila modelnya
Fit dengan data serta indikator-indikatomya hanya mengukur
satu variabel laten. Dengan kata lain, secara empirik
modelnya merupkan Congeneric dan bukan Non Congeneric
Model.
2) Uji Koefisien Bobot Faktor: Uji Validitas dan Reliabilitas
Indikator
Apabila dllri hasil penguj ian kesesuian model menunjukan
model pengulcuran tidak Fit dengan data maka model perlu
diperbaiki. untuk memperbaiki model langkah pertama yang
harus dilakukan adalah menguji kebermaknaan (Tes Of
Significance) koefisien suatu bobot faktor. Tujuan menentukan
Validitas dan Reliabilitas masing-masing indikator dalam
mengukur variabel latennya.
Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa suatu indikator
dikatakan Valid dan Reliabel mengukur variabel latennya apabila:
• Secara statistik koefisien bobot faktor signifikan dengan
nilai P-hitung yang lebih kecil dengan tingkat kesalahn 0,005
(5%).
• Besamya estimasi koefisien bobot faktor yang distandarkan
untuk masing-masing indikator tidak kurang dari 0,40 atau
0,50.
Berdasarkan hasil uji kebermaknaan (Validitas dan
Reliabilitas) koef\sien bobot faktor, perbaikan model pengukuran
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Jika dari hasil uji
kebermaknaan ditemukan ada bobot faktor yang tidak signifikan
(P-hitung> 0,05) dan atau estimasi koefisien bobot faktor yang
distandarkan ada yang kurang dari 0,40 atau 0,50 diindikasikan
indikator tersebut tidak valid dalam mengukur variabel latennya.
Apabila ditemukan ada indikator yang tidak valid maka indikator
tersebut didrop atau dikeluarkan dari model pengukuran (Hair
dkk, 2006). Artinya, model pengukuran diperbaiki dan koefisien
bobot faktor diestimasi ulang.
b. Validitas Konstruk
Validitas Konstruk memberikan kepercayaan bahwa ukuran
indikator yang diambil dari sampel menggambarkan skor
sesungguhnya di dalam populasi. Ada empat ukuran validitas konstruk
yaitu Convergent Validity, Variance Extracted, Construct Reliability
dan Discriminant Validity.
1) Convergent Validity
Item-item atau indikator suatu konstruk Jaten harus
Converge atau Share (berbagi) proporsi varian yang tinggi dan ini
disebut Convergent Validity. Untuk mengukur validitas konstruk
dapat dilihat dari nilai faktor loadingnya. Pada kasus dimana
terjadi validitas konstruk yang tinggi, maka nilai loading yang
tinggi pada suatu faktor (konstruk laten) menunjukan bahwa
mereka Converge pada suatu titik. _8yarat yang barns dipenuhi,
pertan1a Loading. faktor harus signifikan. Oleh karena loading
faktor yang signifikan bisa jadi masih rendah nilainya, maka
standardized loading estimate harus sama dengan 0.50 atau lebih
dan idealnya 0.70.
2) Variance Extracted
Dalam analisis Faktor Konfirmatori, prosentase rata-rata
nilai Variance Extracted (AVE) antar item atau indikator suatu set
konstruk laten merupakan ringkasan convergen indikator. A VE
dapat dihitung dengan menggunakan nilai Standardized loading
dengan rumus sebagai berikut:
A VE =Total kuadrat standardized factor loading
J. = Menunjukan standardized factor loading
i = Jumlah item dan indikator validitas
A VE dihitung sebagai total kuadrat Standardizes Loading
ditambah total varians dari en-or. Nilai A VE sama dengan atau
diatas 0.50 mennnujukan adanya convergent yang baik. Nilai
A VE harus dihitung untuk setiap konstruk laten.
3) Construct Reliability (CR)
Reliabilitas juga merupakan salah sa:tu indikator validitas
convergent. Besarnya nilai Construct Reliability (CR) dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Construct Reliability 0. 70 atau lebih menunujukan
reliabilitas yang baik. Sedangkan reliabilitas konstr 0.60 - 0. 70
masih dapat diterima dengan syarat validitas indikator dalam
model baik.
4) Discriminant Validity
Discriminant validity mengukur sampai seberapa jauh suatu
konstruk benar-benar berbeda dari konstruk lainnya. Nilai dari
dislaiminant validity yang tii1ggi memberikan bukti bahwa suatu
konstruk adalah unik dan mampu menm1gkap fenomena yang
diukur. Cara mengujinya adalah membandingkm1 nilai akar
kuadrat A VE (\I AVE dengan nilai korelasi m1tar konstruk.
E. Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini konstruk teoritis dan variabel laten yang penulis
gunakan yaitu:
1. Konstruk teoritis (variabel eksogen) dari penelitian ini adalah penetapan
margin murabahah untuk produk pembiayaan pemilikan rumah (PPR)
syariah. Dipilihnya Konstruk teoritis tersebut sebagai variabel eksogen
yaitu agar pihak bauk dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi tingkat ·margin murabahah dalam memberikan
pembiayaan terhadap sektor perumahan sehingga dapat meningkatkan
pendapatan bauk khususnya di pembiayaan murabahah.
2. Variabel laten (variabel endogen) terdiri dari:
a. Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) (XI).
Sebagai lembaga keuangan, maka dana merupakan masalah
utama bagi setiap bank. Tanpa dana yang cukup, bauk tidak bisa
berbuat apa-apa atau dengan kata lain, bank menjadi tidak berfongsi
:,ama sekali. Dana pihak ketiga dapat mempengaruhi budget sebuah
bank. Jika dana dari pihak ketiga be1iambah maka budget bank
tersebut akan bertambah pula. Budget sebuah bauk berhubungan
jumlah dana yang dimilki oleh bauk tersebut. Dana yang ada akan
dialokasikan oleh bank dalam berbagai bentuk termasuk untuk
pembiayaan.
b. Total Biaya Overhead (X2).
Biaya overhead adalah biaya-biaya yang dikeluarkan bank
dalam kegiatan operasionalnya terdiri dari biaya tenaga kerja, biaya
administrasi dan umum, biaya penyusutan, biaya pencadangan aktifa
produktif, dan biaya lainnya yang terkait dengan operasional bank
syariah.
c. Jumlah Pembiayaan Murabahah (X3).
Jumlah pembiayaan murabahah merupakan total keseluruhan
penyaluran pembiayaan murabahah yang dilakukan pihak bank
terhadap para nasabahnya dalam opersional bank.
d. Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) (X4).
Suku bunga merupakan sejumlah rupiah yang dibayar akibat
telah mempergunakan dana sebagai balas jasa. Pernbahahn suku bunga
merupakan perubahan dalam permintaan pennintaan uang (Kredit).
Kenaikan suku bunga mengakibatkan penurunan permintaan
agregat/pengeluaran investasi. Sebaliknya, peningkatan suku bunga
akan mengakibatkan peningkatan permintaan agregat.
e. Tingkat Inflasi (X5).
Inflasi merupakan perubahan harga secara umum yang
cenderung meningkat dan terus-menerus, tanpa diimbangi perubahan
daya beli masyarakat yang meningkat.
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
PT. Bank Syariah Mandiri adalah bank umum syariah yang menjadi
objek dari penelitian ini yang beralamat di JI. MH Thamrin No 5 Jakarta
10340 - Indonesia, telepon (62-21) 2300509, 39839000. Berdiri pada 25
Oktober tahun 1999 beroperasi mulai tanggal 1 Nopember 1999, modal dasar
Rpl.000.000.000.000,- modal disetor Rp558.243.565.000,- memiliki kantor
layanan 328 kantor yang tersebar di 24 provinsi di selumh Indonesia, Jumlah
jaringan ATM 118 ATM Syariah Mandiri, ATM Mandiri 3.746 unit, ATM
Bersama 14.758 unit (include ATM Mandiri dan ATM BSM), ATM Prima
10.647 unit dan lvfalaysia Electronic Payment System (MEPS) 6.505 unit dan
jumlah karyawan 3493 orang.
1. Sejarah Singlrnt Perusahaaan
Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan
!crisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian
nasional. Krisis tersebut teia11 mengakibatkan perbmlkan Indonesia yang
didominasi oleh bank-bank konvensional mengalm11i kesulitan yang sangat
parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa
mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian
bank-bank di Indonesia. Lahimya Undang-Undang No. 10 tahun 1998,
tentarnr Peruhahan ata' TJncfanP-TlnrlanP No 7 1ahnn JC)C)? t1>ntancr
Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang
sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang
Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara
syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.
PT Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh
Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT
Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai
cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhimya
memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari
pemilik. Dengan terjadinya merger empat bank (Birak Dagang Negara,
Bank Bumi Daya, BankExim dan Bapindo) ke dalam PT Bank Mandiri
(Persero) pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT Bank Susila
Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil
alih oleh PT Bank Mandiri (Persero ).
PT Bank Mandiri (Persero) selaku pemilih: baru mendukung
sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT Bank Susila Bakti
menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan PT Bank Mandiri
(Persero) untuk membenttik unit syariah. Langkah awal dengan merubah
Anggaran Dasar tentang nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank
Syariah Sakinah berdasarkan Aleta Notaris: Ny. Maclu·ani M.S. SH, No. 29
pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8
September 1999 Notaris: Sutjipto, SH nama PT Bank Syariah Sakinah
Mandiri diubah menjadi PT Bank Syariah Mandiri.
Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat
Keputusan Gubemur Bank Indonesia No. 1124/KEP. BI/1999 telah
memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti.
Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubemur Senior Bank
Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank
Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT Bank Susila Bakti
menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau
tanggal 1November1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank
Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha
bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan
Manajemen PT Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran ·
bank syariah dilingkungan PT Bank Mandiri (Persero).
PT Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang
mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang
melandasi operasinya. Hannoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai
rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT Bank Syariah
Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.
2. Visi & Misi
a. Visi
Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.
b. Misi
• Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan
• Mengutamakan penghimpunan dana !consumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM
• Merekrut dan mengembangkan pegawm profesional dalam
lingkungan kerja yang sehat
• Mengembangkan nilai-nilai syariah universal
• Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang
sehat.
3. Shared Values
Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai
sejak pertengahm1 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang barn yang
disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah
Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values
Bank Syariah Mm1diri disingkat "ETHIC".
a. Excellence
Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan
berkesinan1bungan.
b. Teamwork
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
c. Humanity
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.
d. Integrity
Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.
e. CustomerFocus
Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan
Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan
menguntungkan.
4. Perkembangan Usaha
a. Perkembangan perusahaan
PT Bank Syariah Mandiri tengah menjajaki pengembangan
prodtik kartu debit murabahah untuk melengkapi produk bank syariah
secara internasional. Kartu debit ini dinilai lebih sesuai dengan sistem
keuangan syariah dibandingkan dengan kartu kredit lainnya, pangsa
pasar kartu kredit diarahkan bagi kelas ekonomi menengah atas yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier sepe1ii
transaksi barang elektronik. Kartu debit murabahah telah didukung
dengan back office milik perseroan yang kuat. Untuk itu, PT Bank
Syariah Mandiri tengah menjajaki kerja san1a dc:ngan sejumlah mitra
perusahaan dan jaringan milik Bank Mandiri sebagai induk perusahaan
bisnis PT Bank Syariah Mandiri diarahkan pada peningkatan kualitas
layanan yang dilakukan di 286 outlet. Adapun, ekspansi jaringan akan
membidik tiga provinsi yang belum tergarap, yakni Banka Belitung,
Gorontalo, dan Maluku.
Perkembangan bank syariah hams diimbangi dengan
peningkatan kualitas pelayanan yang menjadi indikator penilaian dari
calon nasabah. Bank Syariah Mandiri (BSM) sampai Agustus 2009
lalu, berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 175,67 mi liar yang
diimbangi penyaluran pembiayaan sampai akhir Agustus Ialu, BSM
telah mengucurkan pembiayaan sebesar Rpl4,72 triliun. Jumlah ini
sudah mencapai 89% dari target pembiayaan tahun ini yang sebesar
Rp 16,5 triliun dan Jumlah ini juga sudah lebih besar dari realisasi
pembiayaan tahun 2008 yang mencapai Rp13,25 triliun. Adapun dana
pihak ketiga (DPK) yang dikumpulkan BSM per akhir Agustus tahun
lalu sebanyak Rp 16,27 triliun. Nilai ini seta:ra dengan pertumbuhan
sebesar 9% dari posisi per akhir tahun 2008. yaitu Rp 14,9 t:riliun.
Adapun rasio pembiayaan terhadap dana (FDR) BSM per Agustus
2009 mencapai 90%.
Guna membantu perkembangan usaha milao kecil menengah
(UMKM) Bank Syariah Mandiri (BSM) bermaksud mengucurkan
pembiayaan dengan dana yang tidak terbatas. Selagi potensi
pengembangan UMKM masih terbnka maka Bank Syariah Mandiri
bersedia terns menyediakan pembiayaan untuk sektor usaha kecil dan
menengah dari berbagai bidang, program penyaluran kredit syariah
yang bekerjasama dengan pemerintah kota merupakan kegiatan
perdana yang dilakukan bank tersebut di seluruh Indonesia. Di
berbagai daerah dinilai sangat potensial untuk mengembangkan
program tersebut dengan target pengusaha kecil mampu meningkatkan
produktifitas-nya dalam menunjang perekonomian masyarakat. Untuk
pinjaman UMKM tersebut Bank Syariah Mandi:ri telah menyediakan
dana sebesar Rp 4.4 miliar, melihat saat ini persaingan sesama bank
syariah semakin ketat.
b. Produk danjasa
Bank Syariah Mandiri senantiasa melakukan peningkatan
kualitas produk dan jasa, baik produk dana maupun pembiayaan dan
jasa serta terns menerus melakukan penyempurnaan pada fitur
fiturnya. Adapun produk-produk dan jasa-jasa yang ditawarkan oleh
Bank Syariah Mandiri yaitu:
1) Produk Dana
a) Tabungan Berencana BSM
b) Tabungan Simpatik BSM
c) Tabungan BSM
d) Tabungan BSM Dollar
e) Tabungan Mabrur BSM
f) Tabungan Kurban BSM
g) Tabungan BSM Investa Cendekia
h) Giro BSM
i) Deposito BSM
r PERPUSTAKAAN UTAMA I
UIN SYAHID JAKARTA
j) Obligasi BSM Syariah Mudharabah
2) Produk Pembiayaan
a) Pembiayaan Murabahah BSM
Pembiayaan Murabahah BSM adalah pembiayaan
berdasarkan akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank
membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada
nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan
margin yang disepakati.
Manfaat:
• Membiayai kebutuhan nasabah dalam ha! pengadaan
barang konsumsi seperti' rumah, kendaraan atau barang
produktif seperti mesin produksi, pabiik dan lail}-lain
• Nasabah dapat mengangsur pembayarannya dengan
jumlah imgsuran yang tidak akan berubah selama masa
perjanjian.
Fasilitas:
• Periode kontrak ditentukan nasabah
• Pembiayaan dalam valuta rupiah atau US dollar
• Jangka waktu: 5 tahun (untuk kendaraan) dan 10 tahun
(untuk rumah)
• Untuk pembelian kendaraan bennotor baru ataupun
bekas.
Jenis Pembiayaan:
1. Pembiayaan rumah
a. Pembiayaan Griya BSM
Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka
pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai
pembelian rumah tinggal (konsumtif), baik baru
maupun bekas, di lingkungan developer maupun
non developer, dengan sistem murabahah.
Akad:
• Akad yang digunakan adalah akad murabahah
• Akad murabahah adalah akad jual beli antara
bank dan nasabah, dimana bank membeli barang
yang dibutuhkan dan menjualnya kepada
nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan
keuntungan margin yang disepakati.
Manfaat:
• Membiayai kebutuhan nasabah dalam ha!
pengadaan rumah tinggal (konsumtif), baik baru
maupun bekas
• Nasabah dapat mengangsur pembayarannya
dengan jumlah angsuran yang tidak akan
berubah selama masa perjaruian.
Fitur:
• Angsuran tetap hinggajatuh tempo pembiayaan
• Proses permohonan yang mndah dan cepat
• Fleksibel untuk membeli rnmah barn atan
second
• Maksimum plafon pembiayaan sampai dengan
Rp5 milyar
• Jangka waktu pembiayaan yang panjang
• Fasilitas autodebet dari Tabungan BSM.
Persyaratan:
• Berstatus karyawan dengan penghasilan tetap
• WNI cakap huknm
• Usia minimal 2 l tahnn dan maksimal 55 tahnn
pada saat jatnh tempo pembiayaan
• Maksimum pembiayaan 70% dari harga beli
rum ah
• Besar angsuran tidak rnelebihi 40% dari
penghasilan bulanan bersih.
Dokumen yang diperlukan:
• Fotokopi KTP pemohon
• Fotokopi Kartu Keluarga
• Fotokopi Surat Nikah (bila sudah menikah)
• Asli slip Gaji & Surat Keterangan Ke1ja
• Fotokopi Tabungan/Rekening Koran 3 bulan
terakhir
• Fotokopi NPWP untuk pembiayaan di atas Rp50
ju ta
• Fotokopi rekening telepon clan listrik
• ~otokopi SHM/SHGB
• Fotokopi IMB dan Denah Bangunan.
a. Pembiayaan Oriya BSM Optima
Pembiayaan pemilikan rumah dengan tambahan
benefit berupa adanya fasilitas pembiayaan
tambahan yang dapat diar;1bil nasabah pada waktu
tertentu sepanjang coverage atas agunannya masih
dapat meng-cover total pembiayaannya dan dengan
meruperhitungkan kecukupan debt to service ratio
Nasabah.
Pembiayaan yang dapat dikategorikan sebagai
Pembiayaan Oriya BSM Optima ad al ah
pembiayaan untuk pembelian rumah tinggal
(konsumer) yang telah bersertifikat, baik baru
maupun bekas di lingkungan developer maupun non
developer, dan memungkinkan bagi Nasabah untuk
menambah fasilitas pembiayaannya gun a
pemenuhan kebutuhan konsumer lainnya sepanjang
DSR dan coverage atas agunannya masih meng-
cover total pembiayaannya.
Persyaratan:
Individu/perorangan dengan kriteria sebagai berikut:
I. Cakap hukum (telah bemsia minimal 21 tahun
atau telah menikah)
2. feke1jaan:
Tabel 4.1 Golongan Pekerjaan
Golongan Minimal Maksimal
Peke1jaan Masa K .erja/ Jangka
Pengalar nan Wa.1<tu
Usaha Pembiayaan
Pegawai/karyawan 2 tahun 10 tahun
tetap
Wiraswasta 2 tahun 5 tahun
Professional 2 tahun 5 tahun
Sumber : Bank Syariah Mandin (BSM)
Usia Nasabah minimal 21 tahun dan pada saat jatuh
tempo fasilitas pembiayaan usia pegawai/karyawan
tetap maksimal 55 tahun atau belum pensiun,
khusus untuk wiraswasta dan professional pada saat
jatuh tempo fasilitas pembiayaan usia maksimal 60
tahun.
Manfaat:
I. Nasabah dapat mengajukan fasilitas pembiayaan
tambahan untuk digunakan tujuan pembiayaan
halal lainnya, tanpa hams menyerahkan agunan
tambahan. Dalam ha! ini agunan Pembiayaan
Oriya BSM juga harus meng-cover pembiayaan
tambahan lainnya
2. Pembiayaan sampai dengan I 00% dari nilai
obyek pembiayaan tambahan, selama total nilai
plafon Pembiayaan Oriya BSM dan pembiayaan
tambahan :5 ni!ai likuidasi agunan, setelah
dilakukan taksasi atau retaksasi atas agunan
untuk pembiayaan Oriya BSM yang telah
be1jalan
3. Meningkatkan retensi dan loyalitas terhadap
Nasabah Pembiayaan Oriya BSM yang
berkualitas baik. Untuk nernrniuan nembiavaan
tambahan atas penurunan outstanding
Pembiayaan Griya BSM (existing), hanya
diberikan bagi Nasabah dengan kategori lancar
selanm 1 (satu) tahun terakhir
4. Untuk take over fasilitas PPR dari bank lain.
Dengan outstanding pokok Nasabah yang telah
berkurang, calon Nasabah dapat memindahkan
fasilitas PPR-nya plus pembiayaan untuk
memenuhi kebutuhannya yang lain, sepet1i
untuk pembelian motor, elektronik, home
appliance, dan sebagainya.
Fitur:
1. Proses pennohonan yang mudah dan cepat
2. Fleksibel untuk menambah pembiayaan lain
selain rumah
3. Maksimum plafon pembiayaan fleksibel selan1a
agunan masih mencukupi
4. Jangka waktu pembiayaan yang panjang
5. Fasilitas autodebet BSM atas gaji yang
disalurkan melalui Tabungan BSM.
Persyaratan:
• Berstatus karyawan dengan penghasilan tetap
• WNI calcap hukum
• Usia minimal 21 tahun dan maksimal 55 tahun
pada saat jatuh tempo pembiayaan
• Pembiayaan dapat ditambah hingga 100% dari
harga taksasi agunan yang cliikat
• Memiliki fasilitas payroll (pembayaran gaji)
melalui BSM
• Nasabah di-cover oleh asuransi JIWa
pembiayaan plus PHK.
Dokumen yang diperlukan:
• Fotokopi KTP pemohon
• Fotokopi Kartu Keluarga
• Fotokopi Surat Nikah (bila suclah menikah)
• Asli slip Gaji &Surat Keterangan Ke1ja
• Fotokopi Tabungan/Rekening Koran 3 bulan
terakhir
• Fotokopi NPWP untuk pembiayaan di atas Rp50
juta
• Fotokopi rekening telepon clan listrik
• Fotokopi SHM/SHGB
• Fotokopi !MB dan Denah Bangunan
• Asli surat persetujuan clan kuasa Nasabah untuk
pemotongan gaji.
b. Pembiayaan Oriya BSM Bersubsidi
Pembiayaan Oriya BSM Bersubsidi adalah
pembiayaan untuk pemilikan a.tau pembelian rumah
sederhana sehat (RS Sehat/RSH) yang dibangun
oleh pengembang dengan dukungan fasilitas subsidi
uang muka dari pemerintah.
Akad yang digunakan adalah akad murabahah.
Akad murabahah adalah akad jual beli antara bank
dan nasabah, dimana bank membeli barang yang
dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar
harga pokok ditambah dengan keuntungan margin
yang disepakati.
Manfaat:
• Membantu menan1bah uang muka nasabah
sehingga jumlah keseluruhan uang muka yang
dibyar nasabah mampu menurunkan pagu
pembiayaan yang akan diangsur setiap bulan
secara tetap berikut marginnya
• Mengangsur pembayaran dengan jumlah
angsuran yang tidak akan berubah selama masa
pe1janjian.
Fitur:
• Angsuran tetap hinggajatuh tempo pembiayaan
• Proses pem10honan yang mudah dan cepat
• Maksimal harga rumah yang dapat dibiayai
sesuai dengan kebijakan pemerintah
• Jangka waktu pembiayaan yang panjang
• Fasilitas autodebet dari Tabungan BSM.
Persyaratan:
• Bertatus sebagai karyawar1 tetap dengan masa
ke1ja minimal 2 tahun
• WNI cakap hukum
• Usia minimal 21 tahun dan maksimal 55 tahun
pada saat jatuh tempo pembiayaan
• Minimal uang muka nasabah 10% dari harga
rum ah
• Batas penghasilan pemohon yang didasarkan
\\las gaji pokok pemohon per bulan maksimal
sebesar Rp2,5 juta
• Belum pernah memiliki rumah sendiri (surat
keterangan dari kelurahan/instansi setempat).
Dokumen yang diperlukan:
• Fotokopi KTP pemohon dan suami/isteri
• Fotokopi kaiiu keluarga
• Fotokopi surat nikah/cerai
• Asli slip gaji/surat keterangan dari instansi
tempat beke1ja
• Surat keterangan penghasi:lan, surat keterangan
lamanya beke1ja se1ia jabatan terakhir dari
perusahaan dapat disampaikan dalam satu surat
keterangan
• F otokopi Rekening tabungan 3 bulan terald1ir
• Surat keterangan nasabah belum memiliki
~umali ( dari keluralian/instansi setempat)
• Surat keterangan harga rumah, tipe rumah, luas
tanah, dan luas bangunan yang akan dibeli
• Fotokopi rekening telepon dan listrik
• Fotokopi SHtvI/SHOB
• Fotokopi IMB dan Denah Bangunan
c. Pembiayaan Oriya BSM DP 0%
Pembiayaan Oriya BSM DP 0% adalali pembiayaan
untuk pembelian rumah tinggal (!consumer), baik
barn maupun bekas di lingkungan developer
maupun non developer tanpa dipersyaratkan adanya
uang muka bagi nasabah (nilai pembiayaan 100%
dari nilai transaksi).
Akad yang digunakan adalali akad murabahah.
Akad murabahah adalah akad jual beli antara bank
dan nasabah, dimana bank membeli barang yang
dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar
harga pokok ditambah dengau keuutungau margin
yang disepakati.
Manfaat:
• Memberikan keringanan bagi uasabah berupa
pemberian fasilitas pembiayaan sebesar 100%
dari nilai traksasi rumah yang dibiayai (taupa
uangmuka)
• N asabah dapat mengangsur pembayarannya
dengan jumlah angsuran yang tidak akan
berubah selama masa petjanjian.
Fitur:
• Angsuran tetap hinggajatuh tempo pernbiayaan
• Proses permohonan yang mudah dan cepat
• Fleksibel untuk membeli rumah barn atau
second
• Maksimum plafon pembiayaan sampai dengan
Rp5 milyar
• Jangka waktu pembiayaan yang panjang
• Fasilitas autodebet BSM atas g'\JI yang
disalurkan melalui Tabungan BSM.
Persyaratan:
• Berstatus karyawan dengan penghasilan tetap
• WNI caicap hukum
• Usia minimal 21 tahun dan maksimaI 55 tahun
pada saatjatuh tempo pembiayaan
• Maksimal pembiayaan I 00% dari harga taksasi
rnmah yang dibiayai
• Memiliki fasilitas payroll (pembayaran gaji)
melalui BSM
• Nasabah di-cover oleh asuransi jiwa
pembiayaan plus PHK.
Dokumen yang Diperlukan:
• Fotokopi KTP pemohon
• Fotokopi Karh1 Keluarga
• Fotokopi Surat Nikah (bila sudah menikah)
• Asli slip Gaji & S:.irat Keterangan Kerja
• Fotokopi Tabungan/Rekening Koran 3 bulan
terakhir
• Fotokopi NPWP untuk pembiayaan di alas Rp50
juta
• Fotokopi rekening telepon dan listrik
• Fotokopi SHM/SHGB
• Fotokopi IMB dan Denah Bangunan
• Asli surat persetujuan dan kuasa Nasabah untuk
pemotongan gaji.
2. Pembiayaan kendaraan
a. Maksimum 80% dari harga beli
b. Jangka waktu untuk kendaraan baru adalah 5
tahun dan untuk kendaraan bekas pakai,
maksimum usia kendaraan saat jatuh tempo
adalah 10 tahun.
b) Pembiayaan Mudharabah BSM
Pembiayaan Jvfudharabah BSM adalah pembiayaan
dimana seluruh modal ke1ja yang dibutuhkan nasabah
ditanggung ole_:h bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi
sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Manfaat:
• Membiayai total kebutuhan modal usaha nasabah
• Nisbah bagi basil tetap antara Bank dan Nasabah
• Angsuran berubah-ubah sesuai tingkat revenue atau
realisasi usaha nasabah (revenue sharing).
Fasilitas:
• Pembiayaan dalam valuta rupiah atau US Dollar
• Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan
• Mekanisme pengembalian pembiayaan yang fleksibel
• Bagi hasil berdasarkan perhitungan revenue sharing
• Pembiayaan dapat dalam berupa Rupiah dan US Dollar.
c) Pembiayaan Musyarakah BSM
Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana
dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan
keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Manfaat:
• Lebih menguntungkan karena berdasarkan prinsip bagi
hasil
• Mekanisme pengembalian yang jleksibel sesuai dengan
realisasi usaha.
Fasilitas:
• Mekanisme pengembalian pembiayaan yang
fleksibel (bulanan atau sekaligus diakhir periode)
• Bagi hasil berdasarkan perhitungan revenue sharing
• Pembiayaan dapat dalam bernpa Rupiah dan US
Dollar.
Tabel 4.2 Persyaratan Pembiayaan
Konsumtif Keterangan Pega Wira
wai usaha
Identitas diri dan v v
pasangan
Kartu keluarga dan surat v v
i nikah
Slip gaji 2 bulan terakhir v -
SK Pengangkatan v -terakhir
Copy rekening bank 3 v -bulan terakhir
Akte pendirian usaha - -
Identitas pengurus I - - I I
Legalitas usaha - v I I
Laporan keuangan 2 - v tahun terakhir
Past performance ;2 tahun - v terakhir
Rencana usaha 12 buian yang akan datangs
- v
Data obyek pembiayaan v v
Sumber : Bank Syariah Mandiri (BSM)
Produktif
Badan Perora Usaha ngan
- v
- v
- -
- -
- -
v -
v -
v v
v v
v v
v v
v v
I)
2)
Jasa Produk
a) BSM Card
b) Sentra Bayar BSM
c) BSM SMS Banking
d) BSM Mobile Banking GPRS
e) BSM Pooling Fund
t) BSM Net Banking
g) Jual Beli Valas BSM
h) Bank Garansi BSM
i) BSM Electronic Payroll
j) SKBDNBSM
k) BSM Letter of Credit
I) BSM SUH (Saudi mmah & Haj Card)
Jasa Operasional
a) Layanan Kiriman Uang Domestik clan Luar Negeri Western
Union
b) Kliring BSM
c) Inkaso BSM
d) BSM Intercity Clearing
e) BSM RTGS (Real Time Gross Settlement)
t) Transfer Dalam Kota (LLG)
g) Transfer Valas BSM
i) Pajak Import BSM
j) Referensi Bank BSM
k) BSM Standing Order
B. _Penemuan dan Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor-faktor apa saja
yang mempengarnhi penetapan margin murabahah untuk produk pembiayaan
pemilikan rumah (PPR) syariah. Penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah
Mandiri selama tiga bulan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder, untuk mendapatkan data sekunder tersebut penulis mendatangi
lansung Bank Syariah Mandiri (BSM) dan download di internet.
Berikut ini merupakan penemuan dan pembahasan penelitian:
I. Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis/CFA)
!) Menguji Model Pengukuran
Model pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengukuran satu tahap (First Order Confirmatory Analisis) dimana
variabel laten yang diteliti diukur hanya berdasarkan pada indikator
indikator yang dikandung oleh variabel laten tersebut.
Analisis Konfirmatori ingin menguji apakah indikator-indikator
tersebut merupakan ukuran unidimensionalitas, secara Empiris Overall
Measurement model sesuai, cocok atau fit dengan data. Pengujian
unidimensional meliputi Uji Keseuain Model (Overall Model Fit Test),
GRPUSTAKAAN IJTAMA IN SYAHID JAKARTA ------.J
Uji Kebermaknaan (Test Of Significance) masing-masing koefisien
bobot faktor dan evaluasi reliabilitas konstruk.
Konstruk laten dalam penelitian ini terdiri dari lima yaitu Syariah,
Produk, Pasilitas dan Pelayanan, Kebutuhan dan Persepsi, dan Promosi
dan Sosialisasi.
Adapun tahapan-tahapan dalam melakukan Confirmatoring
Factor Analysis, melalui beberapa tahap sebagai berikut:
I) Menguji Kesesuaian Model (Uji Unidimensionalitas)
2) Uji Koefisien Bobot Faktor (Uji Validitas dan Reliabilitas
Indikator).
Uji unidimensionalitas dimaksudkan untuk mengetahui
kesesuaian model pengukuran fit atau tidak dengan data.
Pengukuran diterjemahkan menurut uknran Goodness-Of-Fit-Test
(GFT) utama, ha! tersebut ditunjnkan dengan nilai P-hitung
statistik Chi-square yang dihasilkan model lebih besar atau sama
dengan = 0,05, nilai RMSEA < 0,08 dan atau nilai GFI danAGFI >
0,90.
Berikut ini adalah basil output uj i kese:maian model atau uji
unidimensionalitas sebagaimana dijelaskan pada gambar 4.1
a) Hasil Tampilan Ouput Dengan Diagram Jalur :
.01 . 6.10
~0 .65/-r:< 1 -~ ~~~·~· Faktor Internal
~··1---~=--r~/ ~-~@
.00
/-~
Faktor Eksternal \
Chi-Square=2.794 Prob=.593 GFl=.982
AGFl=.932 RMSEA=.000
Sumber: Hasil output CFA dengan menggunakan AMOS versi 16
Diagram 4.1 Output Dengan Diagram Jalur
Pada uji kesesuaian model diatas diperoleh Informasi hasil
CFA menunjukan bahwa, hasil Chi-square sebesar 2.794 dengan
probabilitas = 0.593 model lebih besar dari 0.05 dapat disimpulkan
kriteria fit lainnya yang dapat dilihat pada nilai GFI = 0.982, AGFI
= 0.932 yang semuanya mempunyai nilai diatas 90% (kriteria nilai
fit >0.90) dan nilai RMS EA= 0.000 jauh lebih kecil dari nilai yang
dipersyaratkan yaitu <0.08, maka model dinyatakan fit.
Hasil uji kebennaknaan terlwdap masing-masing koefisien
bobot faktor menunjukan semua indikator signifikan atau Jebih dari
0 .50 yang merupakan standar dalam penilaian. Hal terse but
mengandung arti bahwa semua indikator memiliki validitas dan
reliabilitas yang memadai dalam mengukur variabel laten
penetapan margin murabahah untuk produk Pembiayaan Pemilikan
Rumah (PPR) Syariah.
Begitu juga apabila dilihat dari krteria fit lainnya yang dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3 Kriteria Fit
Ketentuan Model GFI>0.90 AGFI>O. 90 RMSEA<0.08
Default Model 0.982 0.93'> 0.000
Sumber : Data Bank Syariah Mandiri, diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat kita Iihat nilai GFI = 0.982,
AGFI = 0.932 yang semuanya mempunyai nilai diatas 90%
(kriteria nilai fit >0.90) dan nilai RMSEA '= 0.000 jauh lebih kecil
dari nilai yang dipersyaratkan yaitu <0.08, maka model dinyatakan
fit.
Selanjutnya hasil uji koefisien bobot faktor dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.4 Regression Weights
Estimate S.E. C.R. P Label Faktor X2 <---Internal
--------l 1.000
X3 <--- Faktor Internal .6S1 .008 78.117 *** par __ l
X4 <--- Faktor 1.000 Eksternal
XS <--- Faktor · Eksternal
.112 .2S4 .440 .660 par __ 2
Xl <---Faktor Internal .961
Tabel 4.5 Standardized Regression W·eights
Estimate
X2 <--- Faktor Internal .998
X3 <--- Faktor Internal .998
X4 <--- Faktor Eksternal .498
XS <--- Faktor Eksternal .087
Xl <--- Faktor Internal 1.000
Berdasarkan tabel cliatas dapat kita lihat bahwa hasil uji
koefisien bobot faktor menghasilkm1 hampir semuanya signifikan
dengmi estimasi koefisien bobot faktor yang distmidarkan
(standardized) hmnpir semumiya lebih besar dari nilai ymig
disyaratkan sebesar O.SO. hanya masih ada satu indikator yang
memiliki nilai loading dibawah 0.50 yaitu: Xs (0.087). untuk
mialisis selanjutnya indikator Xs harus dibuang dari mmlisis. Akmi
saja, karena pada tahap ini penulis sudah mendapatkan nilai model
yang memenuhi !criteria Model Fit.
2) Validitas Konstruk
1) Convergent Validity
Berdasarkan hasil output Standardized Loading Estimate
diatas, secara iJmum semua loading faktor signifikan secara
statistik dan nilai loading sudah diatas 0.50. hanya saja masih
ada indikator yang nilai loadingnya dibawah 0.50 yaitu XS
dengan nilai loading faktor 0.087. (Lihat pada tabcl 4.5).
2) Variance Extracted
A VE dihitung sebagai total kuadrat Standardize Loading
ditambah total Varians dari error. Nilai AVE sama dengan atau
diatas 0.50 menunjukan adanya convergent yang baik. Dengan
rumus sebagai berikut:
'V'U )_"2 AVE=. "-i=1 I
>"" ' •? ' >'" v c ') ..:o..ii=:i Al ... -r '"-'i:;::; 1 ar .g1
A VE =Total lmadrat standardized factor loading
..i = Menunjukan standardized factor loading
i = Jumlah item dan indikator validitas
Tabel 4.6 Standardized Regression Weights
Estimate
X2 <--- Faktor Internal .998
X3 <--- Faktor Internal .998
X4 <--- Faktor Eksternal .498
XS <--- Faktor Eksternal .087
XI <--- Faktor Internal 1.000 un1 er:
a) Jumlah Kuadrat Standar Loading (}:;::\2) :
• Faktor Internal (Xl(Dan Pihak Ketiga) X2(0verhead)
X3(Jumlah Pembiayaan Murabahah))
1.0002 + 0.9982 + 0.9982 = 1 + 0.996 + 0.996
= 2.992
• Faktor Eksternal (Xl(Suku Bunga Bank Indonesia)
X2(Tingkat Infiasi))
0.4982+0. 0872= 0.248 + 0.007
= 0.255
b) Jumlah Kesalahan Pengukuran (measurement error)
Kesalahan pengukuran = 1 - /,i2 (kuadrat standard
loading)
• Faktor Internal (Xl(Dan Pihak Ketiga) X2(0verhead)
X3(Jumlah Pembiayaan Murabahah))
(1-1) + (1- 0.996) + (1- 0.996) = 0 + 0.004 + 0.004 .
• Faktor Eksternal (XI (Suku Bunga Bank Indonesia)
X2(Tingkat Inflasi))
(I- 0.248) + (I- 0.007) = 0. 752 + 0.993
= 1.745
c) Jadi A VE untuk Konstruk Laten:
• Faktor Internal (X1(Dan Pihak Ketiga) X2(0verhead)
X3(Jumlah Pembiayaan Murabahah))
2.992 ; (2.992+0.008) = 2.992 : 3
= 0.997
• Faktor Eksternal (Xl(Suku Bunga Battle Indonesia)
X2(Tingkat lnflasi))
0.255 ; (0.255+ 1.745) = 0.255: 2
= 0.128
Jadi dapat di indikasikan bahwa konstrnk laten faktor
internal (Dana Pihak Ketiga, Overhead dan Jumlah Pembiayaan
Murabahah) y~mg memenuhi !criteria AVE>0.50. sedangkan
konstrnk Laten X2 (Suku Bunga Bank Indonesia dan Tingkat
Inflasi) memberi nilai AVE <0.50.
3) Constrnct Reliabilitas (CR)
Reliabilitas juga mernpakan salah satu indikator validitas
convergent. Construct Reliability 0. 70 atau lebih menunjukan
reliabilitas yang baik. Sedangkan reliabilitas konstrnk 0.60-
0. 70 masih dapat diterima demrnn svarat vn liclitn" inrlilrnt(\r
dalam model baik. Besarnya nilai Construct Reliability (CR)
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
["" • ·] 2 - L..t = 1 .t.l
CR - !"'" , ·]· 2 ·["" , 0 ·] 2 .L;i=:lA.1' + L-t=1r.uJ
a) Jumlah Standar Loading (2_)..i)
• Faktor Internal (XI (Dana Pihal' Ketiga) X2 (Overhead)
X3 (Jumlal1 Pembiayaan Murabahah))
1.000 + 0.998 + 0.998 =2.996
• Faktor Eksternal (XI (Suku Bunga Bank Indonesia)
X2(Tingkat In:flasi))
0.498 + 0.087 = 0.585
b) Jumlah kesalahan pegukuran (measurement e!Tor)
Kesalahan pengukuran = 1 - }ti2 (kuadrat standard
loading)
• Faktor Internal (XI(Dana Pihak Ketiga) X2 (Overhead)
X3 (Jumlah Pembiayaan 1\1urabahah))
(1-1) +.(!- 0.996) + (!- 0.996) == 0 + 0.004 + 0.004
= 0.008
• Faktor Eksternal (Xl(Suku Bunga Bank Indonesia)
X2(Tingkat Inflasi))
(1- 0.248) + (1- 0.007) = 0.752 + 0.993
= 1.745
c) Jadi Construct Reliability (CR) untuk konstrukt laten
• Faktor Internal (Xl(Dana Pihak Ketiga) X2 (Overhead)
X3 (Jumlah Pembiayaan Murabahah))
(2.996)2: (2.996 + 0.008) = 9 : 3.004
=3
• Faktor Eksternal (Xl(Suku Bunga Bank Indonesia)
X2(Tingkat Inflasi))
(0.585)2 : (0.585+ 1.745) = 0.342 : 2.33
= 0.146
Berdasarkan hasil uji Construct Reliability (CR) untuk
konstruk laten, di indikasikan bahwa konstruk laten yang
mempunyai reliabilitas yang tinggi lebih besar dari 0.70. adalah
konstruk laten Faktor Internal (Xl(Dana Pihak Ketiga) X2
(Overhead) X3 (Jumlah Pembiayaan Afurabahah)) jauh diatas
0. 70 (yang disyaratkan baik). Sedangkan Faktor Eksternal
(Xl(Sukl) Bunga Bank Indonesia) X2(Tingkat Inflasi))
memiliki nilai dibawah 0.70 yang berarti penetapan margiin
murabahah untuk produk pembiayaan pemilikan rumah (PPR)
syariah secara unidimensional, tepat dan konsisten dapat
diukur oleh kelima variabel dengan masing-masing indikator
yang dikonsepkan
4) Discriminant Validity
Discriminant validity mengukur sampai seberapa jauh suatu
konstruk benar-benar berbeda dari konstruk laiimya. Nilai dari
diskriminant validity yang tinggi memberikan bukti bahwa
suatu konstruk adalah unik dan mampu menangkap fenomena
yang diukur. Cara mengujinya adalah membandingkm1 nilai
akar kuadrat AVE (\JAVE dengan nilai korelasi antar konstruk.
Berikut ini nilai kuadrat dm·i konstruk laten:
a) Faktor Internal (XJ(Dan Pihak Ketiga) X2(0verhead)
X3(Jumlah Pembiayaan Murabahah)) =~=0.998
b) Faktor Ekstemal (Xl (Suku Bunga Bank Indonesia)
X2(Tingkat Inflasi)) =' y0.128= 0.357
Lalu bandingkan dengan korelasi antar konstruk dibawah ini :
Tabel 4.7 Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate
Faktor Internal <--> Faktor Eksternal 0.661
.. Sumber: Data Bank Syanah Mandm, d1olah
Tabel 4.8 Korelasi An tar Konstruk dan Angka Kua drat AVE
Faktor Internal Faktor Eksternal
Faktor Internal 0.998
Faktor Eksternal 0.661 0.357 .
. . Sumber: Data Bank Syanah Mandm, d10Jah
Ket : Anglea pada diagonal adalah nilai angka pada kuadrat Variance
Extracted (AVE) yaitu prosentase rata-rata nilai antar item atau
indikator suatu set konstruk Jaten merupakan ringkasan
convergen indikator.
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat di indikasikan bahwa hanya konstruk
faktor internal (0.998) yang nilai akar kuadrat A VE lebih tinggi daripada
korelasi antar konstruk Iajnnya clan ini menmtjukan convergent validity
yang baik. Sedangkan untuk konstruk lainnya nilai akar kuadrat A VE tidak
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai korelasi antar konstruk. Jadi
kesimpulannya tetap konsisten dengan analisis convergent validity
sebelumnya. Sedangkan semua konstruk faktor eksternal memiliki nilai
loading di bawah 0.70 persyarntan convergent validity yang baik.
C. Interpretasi Hasil
Berdasarkan penelitian sebelurnnya Adi Nugroho, diperoleh bahwa
faktor biaya overhead, dan bagi hasil DPK secara signifikan
mempengarubi margm murababah, sedangkan volume pembiayaan
murabahah dan profit target tid<l.k berpengaruh terhadap margin
pembiayaan murababah walaupun terdapat korelasi yang positif.
Mohamad Haykal, Dari hasil penelitiannya dapat diketahui bahwa biaya
overhead signifikan mempengaruhi sebesar 4,349, beban bagi basil DPK
signifikan mempengarubi negative sebesar -4,79, tingkat bunga pinjaman
bank konvensional signifikan memberikan pengarub sebesar 0,546, dan
jumlab tingkat keuntungan bank yang diinginkan (profit target) tidak
signifikan berpengarnb namun mempunyai pengaruh positif terhadap
variabel pen eta pan margin murabahah sebesar 2,3 97.
Sedangkan basil penelitian ini diperoleh bahwa faktor-faktor
internal dan eksternal dari masing-masing indikator secara unidimensional,
tepat dan konsisten yang dapat mempengaruhi penetapan · margin
murabahah untuk produk Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) Syariah
adalah Dana Pihalc Ketiga (DPK) yaitu sebesar 1.000,, total biaya overhead
sebesar 0.998, jumlah pembiayaan murabahah sebesar 0.998 dan Suku
Bunga Bartle Indonesia (SBI) sebesar 0.498. Sedangkan tingkat inflasi
sebesar 0.498 secara unidimensional, tepat dan konsisten tidak
mempengaruhi penetapan margin murabahah untuk produk Pembiayaan
Pemilikan Rumah (PPR) Syariah.
A. Kesimpulan
BABV
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maim dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1) Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dihasilkan bahwa variabel
laten Faktor Internal dan Eksternal secara unidimensional, tepat dan
konsis"ien menghasilkan variabel yang signifikan mempengaruhi margin
murabahah yaitu dari faktor internal Dana Pibak Ketiga (XI), Biaya
Overhead (X2), Jumlah Pembiayaan Murabahah (X3) dan faktor
eksternalnya adalah Suku Bunga Bank Indonesia (X4). Sedangkan faktor
yang tidak signifikan adalah Tingkat Inflasi (Xs). Dilihat dari estimasi
koefisien bobot faktornya, va!iditas terbesar dalam pembentukan Variabel
Faktor Internal disumbangkan oleb indikator Dana Pihak Ketiga (XI) yaitu
sebesar 1.000, kemudian indikator Biaya Overhead (X2) sebesar 0.998 clan
terakhir cliikuti inclikator Jumlah- Pembiayaan Aiurabahah (X3) clengan
nilai 0.998. Untuk Variabel Faktor Eksternal disumbangkan oleh indikator
Suku Bunga Bank Indonesia (X4) yaitu sebesar 0.498 dan kemudian
inclikator Tingkat Inflasi (Xs) sebesar 0.087.
2) Faktor Internal dan Eksternal yang dominan membentuk konstruk
penetapan margin murabahah dipengaruhi oleh indikator Dana Pihak
Ketiga (XI) yaitu sebesar 1.000, kemudian indikator lBiaya Overhead (X2)
sebesar 0.998, dan indikator Suku Bunga Bank Indonesia (X4) yaitu
sebesar 0.498
B. Implikasi
Berkaitan dengan implikasi pada penelitian ini terdapat beberapa
faktor yang paling mempengaruhi penetapan margin murabahah yaitu faktor
internal dengan tiga indikator yaitu Dana Pihak Ketiga (XI), Total Biaya
Overhead (X2) dan Jumlah Pembiayaan Murabahah (X3) dan faktor eksternal
dengan satu indikator yaitu Suku Bunga Bank Indonesia (X4), sedangkan
faktor eksternal lainnya yaitu faktor Tingkat Inflasi (X5} tidak mempengaruhi
nanmn memilki hubungan yang baik terhadap penetapan margin murabahah
khususnya di sektor pembiayaan perumahan.
Semua indikator diatas dapat dimamfaatkan p•;rusahaan khususnya
Bank Syariah Mandiri dalam menetapkan tingkat keuntungan/margin yang
diinginkan dalam transaksi jual beli di sektor perumahan baik secar.a langstmg
maupun tidak lansung, dan dapat dijadikan acuan utama terhadap pesaing
bank-bank lainnya yang memiliki produk sejenis dalam kegiatan operasional
bank.
Dan penulis menyarankan bagi para mahasiswa yang ingin mengankat
kasus ini untuk penulisan selanjutnya supaya menambah variabel-variabel
laten dan indikator yang lebih banyak, seperti non performing financing (NPF)
dan tingkat kesehatan bank.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an Al-Karim dan Al-Hadist
Antonio, Muhammad Syafi'i, "Bank Syariah dari teori ke praktek, Penerbit Gema Insani Press, Jakarta, 2001
Arifin Zainul, Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang, Tantangan & Prospek, Penerbit Alvabet, Jakarta, 2000
--------, "Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah", Penerbit Alvabet, Jakarta, 2006
Asmita, Budi, "Analisis Faktor Yang A1empengaruhi Margin Pembiayaan Murabahah" , Studi Kasus Pada BPRS PNM Mentari, Universitas Indonesia, Jakaiia 2004
Ambarwati, Septiana "Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia", Thesis, Pasca Sarjana, Program Studi Timur Tengah Dan Islam, UI, 2008
Ghozali, Imam "Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program Amos 16.0" Badan Penerbit, UNDIP, 2008
Hamid, Abdul, "Buku Panduan Penulisan Skripsi ", cetakan I, FEIS UIN Press, Jakaiia,2005
Haris, Helmi, "Pembiayaail Kepemi!ikan Rumah (Sebuah Inovasi Pembiayaan Perbankan Syari'ah)", Jumal Ekonomi Islam, Vol. 1, No. 1, Juli 2007
Hassanuddin, Muhanunad, "Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syari'ah", Kaki Langit, Jakatia, 2004
Jamilla Kautsary, Mila Karmilah, "Naturalism Approach for Housing and Facilities Provides for Low Income Target Groups", Informal Settlements and Affordable Housing, Meeting and Conference, Semai·ang 22- 23 Febrnary 2007
Karim, Adiwarman, "Perbankan Syariah Masa Depan ", Jakaiia, Senayan Abadi Publishing, 2003
Kashmir, "Bank dan Lembaga Keuangan", Edisi Revisi, Penerbit PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001
Kusnendi "Model-model Persamaan Struktural Satu dan Multizrouv Samvle
Lestari, Dian "Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) BTN Syariah" dengan menggunakan analisa SWOT', Skripsi Jurusan Muamalat Perbankan Syariah, UIN, Jakarta, 2007
Muhamad, "Manajemen Bank Syari 'ah" Yogyakarta: UPP AMPYKPN. 2002
------------, "Bank Syariah Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Ekonisia", Yogyakarta UII Press, 2004
------------, "Telmik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin Pada Bank Syariah ",UII Press , Yogyakarta Ull Press, 2005
Muslimin, H. Kara, "Bank Syari 'ah di Indonesia; Analisis Kebijakan Pemerintah Indonesia terhadap Perbankan Syari'ah". UII Press, Yogyakarta, 2005
Majelis Ulama' Indonesia, "Himpunan Fatwa-Fatwa Dewan Syari'ah Nasional", Jakaria, 2003. (DSN MUI bekerjasarna dengan Bank Indonesia).
Nachrowi, Djalal Nachrowi, dan Usman Hardius,. "Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan", Jakaria : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006.
Nugroho, Adi, "Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi lvfargin Pembiayaan Murabahah ", Studi Kasus Pada PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk, Universitas Indonesia, Jakarta 2005
Nurhayati "Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Jual Rumah Sederhana Ditinjau Dari Aspek Konsumen dan Pengembangan Konsumen
· Di Kabupaten Sleman ", Skripsi Jmusan Manajemen, UII, Yogyakarta, 2003
Perwataatmadja, Karnaen A, SE, MPA, "Upaya Memurnikan Pelayanan Bank Syariah, Khusus Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah Di Indonesia'', kertas kerja pada rapat Komite Ahli Pengembangan Perbankan Syariah Bank Indonesia, PP EKABA Trisakti, Jakarta 2002
Rodoni, Alunad "Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya", cetakan I, Center for Sosial ar1d Economic Studies (CSES) Press VII, Jakmia, 2006
-----------------------, "Sekitar Kontroversi Bunga Bank Dan Riba", ----,Jaka1ia 2004
Saeed, Abdullah, "Menyoal BankSyariah, KritikAtas lnterpretasi Bunga Bank Kaum Neo Revivalis ", Paramadina, Jakmia 2003
Tim PPS IBI "Konsep Produk dan lmplementasi Operasional Bank Syari'ah".
Djarnbatan, Jakarta, 2003
Umar, Husein, "Metode Penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis ", Jakaiia Penerbit PT.Raja Grafindo Persada, 2004
Wiyono, Slamet, "Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasarkan PSAK dan PAPS/" PT. Grasindo, Jakarta, 2005
www.pdf-search-engine.com
www.syariahmai1diri.co.id
www.Bicarai·umah.com
www.Sme-Smart.com
WWW.bi.go.id
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 6.1
Variable Summary (Group number 1)
Your model contains the following variables (Group number l)
Observed, endogenous variables X2 X3 X4 XS Xl Unobserved, exogenous variables Faktor Internal e2 e3 F aktor Eksternal e4 e5 el
Variable counts (Group number 1)
Number of variables in your model: 12 Number of observed variables: 5 Number of unobserved variables: 7 Number of exogenous variables: 7 Number of endogenous variables: 5
Lampiran 6.2
Sample Moments (Group number 1)
Sample Covariances (Group number 1)
XI XS X4 X3 XI S.647 XS .002 .000 X4 .OI4 .000 .000 X3 3.823 .OOI .009 2.602 X2 S.869 .002 .014 3.976 Condition number= I I047S.IOI Eigenvalues 14.3S4.020.009.000.000
X2
6.134
Determinant of sample covariance matrix = .000
Sample Correlations (Group number 1)
XI XS X4 XI 1.000 XS .056 1.000 X4 .331 .043 1.000 X3 .997 .062 .323 X2 .997 .064 .320 Condition number= IS60.993 Eigenvalues 3.I47 .996.8SI .005 .00
Lampiran 6.3
X3
1.000 .995
X2
1.000
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. X2<--- Faktor Internal 1.000 X3 <---Faktor Internal .651 .008 78.117 X4<--- Faktor Eksternal 1.000 XS<--- Faktor Eksternal .1 I2 .254 .440 XI <---Faktor Internal .96I .009 I02.092
p Label
*** par_I
.660 par_2
*** par 4
Standardized Regression Weights: (Group number I - Default model)
Estimate X2 <--- Faktor Internal .998 X3 <--- Faktor Internal .998 X4 <--- Faktor Eksternal .498 XS <--- Faktor Eksternal .087 XI <--- Faktor Internal 1.000
Covariances: (Group number I - Default model)
Estimate S.E. C.R. p Label Faktor Internal<--> Faktor Eksternal .015 .006 2.399 .016 par 3
Correlations: (Group number l - Default model)
Estimate Faktor Internal <--> Faktor Eksternal .661
Variances: (Group numuer I - Default model)
Estimate S.E. C.R. p Label Faktor Internal 6.105 1.129 5.405 *** par_5 Faktor Eksternal .000 .000 .319 .750 par_6 e2 .030 .007 4.228 *** par_7 e3 .012 .003 4.193 *** par_8 e4 .000 .000 .965 .335 par_9 e5 .000 .000 5.386 *** par_IO el .004 .004 1.026 .305 par_ll
Squared Multiple Correlations: (Group number l - Default model)
Estimate Xl .999 XS .008 X4 .248 X3 .995 X2 .995
Matrices (Group number 1 - Default model)
Implied (for all variables) Covariance5 (Group number l - Default model)
Faktor Faktor Xl XS X4 X3 X2
Eksternal Internal Faktor
.000 Eksternal Faktc\r
.OI5 6.IOS Internal XI .OI4 S.869 S.647 XS .000 .002 .002 .000 X4 .000 .OIS .OI4 .000 .000 X3 .010 3.976 3.823 .001 .010 2.602 X2 .OlS 6.IOS S.869 .002 .OlS 3.976 6.134
Implied (for all variables) Correlations (Group number 1 -Default model)
Faktor Faktor XI XS X4 X3 X2
Eksternal Internal Faktor
I.000 Eksternal Faktor
.661 1.000 Internal XI .661 1.000 1.000 XS .087 .OS8 .OS8 1.000 X4 .498 .329 .329 .043 l.000 X3 .659 .998 .997 .058 .328 1.000 X2 .659 .. 998 .997 .058 .328 .995 1.000
Implied Covariances (Group number 1 - Default model)
XI X5 X4 x3 X2 XI 5.647
X5 .002 .000
X4 .014 .000 .000
X3 3.823 .001 .010 2.602 X2 5.869 .002 .OI5 3.976 6.134
Implied Correlations (Group number 1 - Default model)
XI X5 X4 X3 X2 XI 1.000 X5 .058 1.000 X4 .329 .043 1.000 X3 .997 .058 .328 1.000 X2 .997 .058 .328 .995 1.000
Residual Covariances (Group number 1 -Default model)
XI X5 X4 X3 X2 XI .000 X5 .000 .000 X4 .000 .000 .000 X3 .000 .000 .000 .000 X2 .000 .000 .000 .000 .000
Standardized Residual Covariances (Group number 1- Default model)
XI X5 X4 X3 X2 XI .000 X5 -.014 .000 X4 .015 .000 .000 X3 .000 .037 -.039 .000 X2 .000 .051 -.056 .000 .000
Factor Score Weights (Group number I - Default model)
XI X5 X4 X3 Faktor Eksternal .002 .033 .156 .000 Faktor Internal .792 .006 .029 .185
Total Effects (Group number I - Default model)
XI XS X4 X3
Faktor Eksternal .000 .112
1.000 .000
Faktor Internal .961 .000 .000 .651
X2 .000 .118
Standardized Total Effects (Group number I - Default model)
F aktor Eksternal Faktor Internal Xl .000 1.000 XS .087 .000 X4 .498 .000 X3 .000 .998 X2 .000 .998
Direct Effects (Group number I -Default model)
Faktor Eksternal Faktor Internal Xl .000 .961 XS .112 .000 X4 1.000 .000 X3 .000 .6SI X2 .000 1.000
Standardized Direct Effects (Group number I - Default model)
Faktor Eksternal Faktor Internal XI .000 · 1.000 XS .087 .000 X4 .498 .000 X3 .000 .998 X2 .000 .998
Indirect Effects (Group number I - Default model)
Faktor Eksternal Faktor Internal XI .000 .000 XS .000 .000 X4 .000 .000 X3 .000 .000 X2 .000 .000
Standardized Indirect Effects (Group number l - Default model}
Faktor Eksternal Faktor Internal Xl .000 .000 X5 .000 .000 X4 .000 .000 X3 .000 .000 X2 .000 .000
Lampiran 6.4
Minimization History (Default model)
Negativ Smalle Iterati e Condition st Diame
F NTri
Ratio on eigenval # eigenva ter es
ues lue
0 4 -.628 9999. 634.3
0 9999.
e 000 44 000
1 e
5 -3.023 2.170 462.9
20 .507 * 54
2 e
4 -7.790 .354 386.6
7 .787 * 65
3 e
2 -28.951 .367 188.5
5 1.080 * 33
4 e
2 250.90 .098 111.3
6 1.119 * 97
6
5 e
2 340.24 .029 . 39.80
6 1.168 * 2
7
6 1 -.001 .006 21.44
6 .878 e 5
7 0 29306401
.511 6.376 22 .717 e .636
8 0 6720278.
.451 3.355 2 .000 e 770
9 e 0 466949'.?.
.046 2.804 1 1.077 375
10 0 4288949.
.020 2.794 1 1.016 e 585
11 A 4167567.
Negativ Smalle Iterati e Condition st Diame
F NTri
Ratio on eigenval # eigenva ter es
ues Jue
12 0 4180304.
.000 2.794 1 .721 e 608
Lampiran 6.5
Pairwise Parameter Comparisons (Default model)
Variance-covariance Matrix of Estimates (Default model)
par par par par par par par par par par par_ I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 - - - -
par_ .00 1 0 par_ .00 .06 2 0 5 par_ .00 .00 .00 3 0 0 0 par_ .00 .00 .00 .00 4 0 0 0 0
- -.00 .00 1.2 par_
.00 .00 5
1 0 3
1 76
par_ .00 .00 .00 .00 .00 .00 6 0 0 0 0 0 0
par_ .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 7 0 0 0 0 0 0 0 par_ .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 8 0 0 0 0 0 0 0 0 par_ .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 par_ .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
.000 IO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 par_ .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
.000 .000 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ,-----_.,.
Correlations of Estimates (Default model)
par pm· par par par 1 2 3 4 5 -
pm·_ 1.0 1 00 par_ .00 1.0 2 0 00
- -1.0 par_
.01 .12 3
5 5 00
- -.66 1.0 par_ .00 .01
4 0 1 9
00
- -.00 .44 1.0 par_
.07 .09 5
0 0 2
2 00
-.00 .15 .00 .02 pm·_
.42 6 0
3 6 1 5
- -.00 .00 .04 par_ .00 .00
7 8 8 6 1
2 - - .00 .03 -par_
.00 .00 .00 8
8 7 6 1
j
- -.00 .40 .00 par_ .05 .00
9 0 7 l 1
0
-.00 .00 .00 .00 par_ .05
IO 0 3
7 0 0
- -.00 .01 .00 par_
.01 .06 11 0 4
1 4 3
par par 6 7
1.0 00
.00 1.0 6 00
.00 .21 5 2
- -.97 .00
2 6
- .00 .05
0 I
- -.01 .47
0 0
p ar par par_ par_ 8 9 10 11
I .0 00
00 5
00 1
L 17 9
1.0 00
.05 0
.01 0
1.00 0
1.00 .001 0
Critical Ratios for Differences between Parameters (Default model)
par_ par par par_ par par par par par par par 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II
par .000
I --
.00 par 2.12
- 2 I
0
- - .00 par 61.0 .38
- 3 25 I
0
par 41.9 3.3 83. .000
4 71 39 463 par 4.82 5.1 5.4 4.55 .00
5 6 76 05 6 0 -- - - - - .00 par
78.0 .44 2.3 102. 5.4 - 6
71 0 99 047 05 0
- - - -1.6 4.2 par
57.1 .32 80.8 5.3 .00
- 7 83 3
15 23 78
15 0
- - - - - -4.1 .00 par 72.0 .39 .34 97.0 5.3 2.4
- 8 41 I 5 05 94
52 72
0
- - - - - - ,_ .32 par
78.0 .43 2.3 I 02. ' 5.4 4.1 4.0 .00
- 9 51 9 52 026 05
6 90 9''
0 "·
- - - - - - .. -.19 par 78.1 .44 2.3 102. 5.4 4.2 4.l .44
.00
- 10 01 0 77 077 05
8 09 48 8
0
- - - - - - ., par
69.4 .42 1.4 90.8 5.4 1.0
2.6 1.3 .96 .99 .00
- 11 66 3 05 71 01
03 27 23
5 4 0
Lampiran 6.6
Model Fit Summary
CMIN
Model NPAR Default model 11 Saturated model 15 Independence model 5
RMR,GFI
Model RMR Default model .000 Saturated model .000 Independence model 2.080
Baseline Comparisons
Model NFI
Delta] Default model .996 Saturated model 1.000 Independence model .000
Parsimony-Adjusted Measures
Model PRATIO Default model .400 Saturated model .000 Independence model 1.000
NCP
Model NCP Default model .000 Saturated model .000 Independence model 613.586
CMIN DF 2.794 4
.000 0 623.586 10
GFI AGFI PGFI .982 .932 .262
1.000 .430 .146 .287
RFI IFI TLI rho I Delta2 rho2 .989 1.002 1.005
1.000 .000 .000 .000
PNFI PCFI .398 .400 .000 .000 .000 .000
1090 HI 90 .000 6.583 .000 .000
535.427 699.147
CFI
1.000 1.000 .000
FMIN
Model FMIN FO Default model .047 .000 Saturated model .000 .000 Independence model 10.569 10.400
RMSEA
L090 .000 .000
9.075
rEHPUST AKAAN UT AMA l UtN SY AH ID JAKARTA I
~~~~~-~
HI9 0 2 )0 ·o
.11
.0(
11.85
Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE r-=--,,--,-~-c--;~~-t-~~.,--~-c-~~--:-:-::c--~~--::-~
Default model .000 .000 .167 .6.59 Independence model 1.020 .953 1.089 .000
AIC
Model AIC BCC BIC CAIC Default model 24.794 27.285 47.832 58.832 Saturated model 30.000 33.396 61.415 76.415 Independence model 633.586 634.718 644.058 649.058
ECVI
Model ECVI to 90 HI 90 MECVJ ·-
Default model .420 .441 .552 .462 Saturated model .508 .508 .508 .566 Independence model 10.739 9.414 12.189 10.758
HOELTER
Model HOELTER HOELTER
.05 .01 Default model 201 281 Independence model 2 3
top related