lampiran - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2013/240210130025_l_8618.pdf · c -...
Post on 23-Feb-2018
215 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan
1. Penentuan Formulasi Bubur Instan Berbasis Tepung Komposit : Tepung
Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Hitam
Tujuan:
- Mengetahui formulasi dari pembuatan bubur instan sinbiotik berbahan
baku tepung komposit yang menghasilkan kadar protein sesuai standar.
Neraca Masa:
Dimana :
MA = massa total tepung bonggol pisang dan tepung kedelai hitam (g)
%A = Kadar protein pada bubur basah awal
MB = Massa tepung kedelai hitam yang harus ditambahkan (g)
%B = Kadar protein yang terkandung dalam tepung kedelai hitam (Direktorat
Gizi Departemen Kesehatan RI,2004)
MC = Massa tepung akhir (g)
%C = Kadar protein akhir yang diharapkan
%A = 0,3%
MA = 100 gram
%B = 35,9%
MB = ?
%C = 9%
MC = ?
66
Perhitungan Neraca Masa:
A+B =C
MA . %A + (MC – MA ) %B = MC . %C
100. 0,3% + (MC - 100) . 35,9% = MC . 9%
30 + 35,9 MC – 3590 = 9 MC
35,9 MC – 9 MC = 3590 – 30
26,9 MC = 3560
MC = 132,34 g
Perbandingan Awal :
Perbandingan dalam 100 gram campuran
Tepung Bonggol Pisang : 100 g x
= 88,99 gram
Tepung Kedelai Hitam : 100 g x
= 11,11 gram
Maka, Perbandingan Akhir:
Tepung Bonggol Pisang : 88,99 gram
Tepung Kedelai Hitam : 11,11 gram + 32,34 gram = 43,45 gram
Atau setara dengan : 8 : 4
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan neraca masa di atas, perbandingan tepung bonggol
pisang dengan tepung kedelai hitam sebesar 8:4 (b/b) adalah perbandingan
minimum untuk dapat menghasilkan kadar protein bubur basah yang sesuai
MB = MC – MA
= 132,34 g – 100 g
= 32,34 g
67
standar, yaitu sebesar 9%. Maka, untuk percobaan pendahuluan diambil
perbandingan 8:4 dan 8:8 (b/b).
2. Pembuatan Bubur Instan Berbahan Baku Tepung Komposit dengan
Perbandingan Terpilih
Tujuan:
- Mempelajari proses pembuatan bubur instan sinbiotik berbahan baku
tepung komposit
- Mengetahui lama waktu pengeringan (t)
Alat dan Bahan:
Tepung bonggol pisang, tepung kedelai hitam, susu full cream, gula,
maltodekstrin DE 15, panci, kompor portable, thermometer, sendok
pengaduk, neraca analitik, wadah silicon , oven vakum.
Prosedur:
Pembuatan bubur instan sinbiotik berbahan baku tepung komposit mengacu
pada pembuatan bubur sinbiotik oleh Sumanti, dkk (2016), sebagai berikut:
1) Pencampuran tepung bonggol pisang dengan tepung kedelai hitam dengan
perbandingan 8:4 dan 8:8
2) Pencampuran dengan susu full cream cair dengan perbandingan 8 : 1.
3) Pemasakan pada suhu 800C selama 15 menit
4) Pendinginan dan peloyangan pada wadah silicon
5) Pengeringan oven vakum suhu 400C selama 12 Jam
67
Perlakuan Gambar
Bubur
Instan
8:4 A1 (5%)
8:4 A2 (10%)
8:8 B1 (5%)
8:8 B2 (10%)
Kesimpulan :
Pembuatan bubur instan berbahan baku tepung komposit dapat dilakukan
dengan pengeringan oven vakum suhu 400C selama 12 jam.
68
3. Menghitung Nilai Rendemen (Sudarmadji, 1984)
Rendemen bubur instan dapat dihitung dengan membandingkan bubur instan
yang dihasilkan dengan volume bubur mulamula.
Rendemen % =
x 100%
A = Volume bubur instan yang dihasilkan
B = Volume bubur mula-mula
Hasil Pengamatan
Perlakuan Bahan yang
digunakan (g)
Berat
adona
n total
(g)
Ber
at
awa
l (g)
Berat
akhir
(g)
Rendem
en
Rata-rata
rendeme
n
8:4
5%
KH 9,9187
228,4
80 30,9 38,63%
38,23%
BP 19,8333 80 31,9 39,88%
FC 237 ml - - -
10%
KH 9,9181
238,19
100 33,44 33,44%
BP 19,8335 100 32,38 32,38%
FC 237 ml - - -
8:8
5%
KH 14,8790
198,69
80 32,20 40,25%
BP 14,8765 80 39,20 49%
FC 237 ml - - -
10%
KH 14,8756
219,30
80 28,09 35,11%
BP 14,8794 80 29,70 37,13%
FC 237 ml - - -
Keterangan:
KH = Tepung kedelai Hitam
BP = Tepung Bonggol Pisang Batu
FC = Susu Fullcream Cair
Contoh Perhitungan Rendemen Bubur Instan 8:8 (10%):
Rendemen % =
x 100%
Rendemen % =
x 100%
Rendemen % = 35,11%
69
Kesimpulan:
Berdasarkan perhitungan diatas, rendemen dari bubur instan setelah dilakukan
pengeringan vakum adalah sebesar 38,23%.
4. Pengukuran Kadar Protein (AOAC, 2006)
a. Tahap Desktruksi
1) Penperbandingan sampel sebanyak 0,1 g, 0,04 g HgO, 0,9 g K2SO4, lalu
dimasukkan ke dalam labu kjeldahl.
2) Penambahan 2 ml H2SO4 pekat kemudian dimasukkan ke dalam labu.
3) Desktruksi sampel di dalam ruang asam sampai diperoleh larutan jernih, lalu
didinginkan.
b. Tahap Destilasi
1) Pelarutan hasil dekstrusi dengan sedikit akuades lalu dimasukkan ke dalam
alat destilasi protein dan penambahan 10 ml larutan NaOH:Natio (60:5)
2) Penambahan 10 ml H2BO3 jenuh dan 3 tetes indikator metil merah dan metil
biru ke dalam Erlenmeyer sebagai penampang destilat. Penghentian destilasi
apabila destilat sudah mencapai 100 ml.
3) Pembilasan alat penyuling dengan akuades dan air bilasnya dicampurkan
dengan destilat.
c. Tahap Titrasi
70
1) Titrasi destilat yang tertampung dengan HCl 0,02 N. Titik akhir titrasi
ditandai dengan terjadinya perubahan warna larutan destilat menjadi violet
muda. Kadar protein dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Kadar protein = %1007,5007,14)(
c
Nba
Keterangan :
a = ml HCl titer untuk sampel
b = ml HCl titer untuk blanko
c = bobot sampel (mg)
N = normalitas HCl
14,007 = BM Nitrogen
5,7 = faktor konversi tepung
Hasil bubur basah:
Perlakuan W sampel
(g)
W sampel
(mg)
V titrasi
(ml) %N %P
V
blanko
(ml)
8:4 U1a 0,1053 105,3 4,5 1,1912 6,7898
0
8:4 U1b 0,1001 100,1 4,1 1,1417 6,5076
8:4 U2a 0,106 106 5,35 1,4068 8,0190
8:4 U2b 0,1116 111,6 4,5 1,1239 6,4065
8:8 U1a 0,1088 108,8 5,2 1,3322 7,5936
8:8 U1b 0,1 100 5,15 1,4355 8,1824
8:8 U2a 0,1014 101,4 4,83 1,3277 7,5680
8:8 U2b 0,1003 100,3 4,8 1,3339 7,6035
Keterangan:
U1a = Ulangan 1
U1b = Ulangan 1 (duplo)
U2a = Ulangan 2
U2b = Ulangan 2 (duplo)
71
Hasil pengamatan bubur instan:
Perlakuan
W
sampel
(g)
W sampel
(mg)
V titrasi
(ml) %N %P
V
blanko
(ml)
8:4 A1 0,1054 105,4 6,3 1,5529 8,8513
0,60
8:4 A2 0,1053 105,3 6,5 1,6089 9,1706
8:4 B1 0,1002 100,2 6,6 1,7194 9,8007
8:4 B2 0,1003 100,3 7,4 1,9467 11,0964
8:8 A1 0,1059 105,9 7,2 1,7896 10,2005
8:8 A2 0,1074 107,4 7,9 1,9517 11,1248
8:8 B1 0,1033 103,3 7,9 2,0292 11,5664
8:8 B2 0,1068 106,8 8 1,9896 11,3406
Keterangan:
A1 = Penambahan maltodekstrin 5%
A2 = Penambahan maltodekstrin 5% (duplo)
B1 = Penambahan maltodekstrin 10%
B2 = Penambahan maltodekstrin 10% (duplo)
Contoh Perhitungan Kadar Protein:
Bubur Basah Perlakuan 8:8 U1a
Kadar protein = %1007,5007,14)(
c
Nba
Kadar Protein = ( )
Kadar Protein = 7,59%
Bubur Instan Perlakuan 8:8 A1
Kadar protein = %1007,5007,14)(
c
Nba
Kadar Protein = ( )
Kadar Protein = 10,20%
72
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pengujian, kadar protein tertinggi pada bubur basah dengan
perbandingan 8:4 adalah sebesar 8.0190% dan pada perbandingan 8:8 sebesar
8.1824%. Sedangkan kadar protein tertinggi pada bubur instan dengan
perbandingan 8:4 adalah sebesar 11.0964% dan pada perbandingan 8:8 sebesar
11.5664%. Sehingga perbandingan yang menjadi acuan adalah 8:8, maka pada
penelititan utama diberikan perlakuan 8:6 , 8:8 dan 8:10.
5. Kadar Air (AOAC, 2006)
1) Pengeringan cawan alumunium dalam oven bersuhu 105oC selama 15 menit
kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang.
2) Penperbandingan 1-2 g sampel lalu masukkan ke dalam cawan alumunium
yang telah diketahui beratnya.
3) Masukkan cawan ke dalam oven bersuhu 105oC selama 3 jam. Kemudian
didinginkan dalam desikator, lalu ditimbang.
4) Pengulangan pengeringan hingga diperoleh berat konstan.
Perhitungan kadar air dilakukan dengan menggunakan rumus:
Kadar air = %100)(
c
bac
Keterangan:
a : berat cawan dan sampel akhir (g)
b : berat cawan (g)
c : berat sampel awal (g)
73
Hasil Pengamatan Bubur Instan:
Hasil cawan yang telah dikonstankan
Perlakuan Berat Cawan (g)
8:4 A1 3,66 3,66 3,66 3,66
8:4 A2 4,60 4,59 4,59 4,59
8:4 B1 4,48 4,48 4,48 4,48
8:4 B2 10,32 10,32 10,31 10,31
8:8 C1 4,22 4,22 4,22 4,22
8:8 C2 4,59 4,58 4,58 4,58
8:8 D1 5,20` 5,20 5,20 5,20
8:8 D2 4,41 4,41 4,41 4,41
Hasil cawan + sampel yang telah dikonstankan
Perlakuan
Berat
Sampel
Awal
(g)
Berat Sampel (g)
8:4 A1 2,01 5,60 5,59 5,59 5,59 5,59
8:4 A2 2,01 6,53 6,52 6,53 6,52 6,52
8:4 B1 2,01 6,38 6,38 6,38 6,38 6,38
8:4 B2 2,01 12,22 12,23 12,23 12,22 12,22
8:8 C1 2,00 6,17 6,17 6,17 6,17 6,17
8:8 C2 2,00 6,54 6,53 6,54 6,53 6,53
8:8 D1 2,01 7,12 7,11 7,11 7,11 7,11
8:8 D2 2,01 6,33 6,33 6,33 6,33 6,33
Hasil Perhitungan Kadar Air Bubur Instan
Perlakuan % Kadar
Air Rata-Rata Kadar Air (%) Gambar
8:4 A1 3,82 4,59
75
Keterangan:
A1 = Perlakuan Penambahan Maltodekstrin 5%
A2 = Perlakuan Penambahan Maltodekstrin 5% (duplo)
B1 = Perlakuan Penambahan Maltodekstrin 10%
B2 = Perlakuan Penambahan Maltodekstrin 10% (duplo)
C1 = Perlakuan Penambahan Maltodekstrin 5%
C2 = Perlakuan Penambahan Maltodekstrin 5% (duplo)
D1 = Perlakuan Penambahan Maltodekstrin 10%
D2 = Perlakuan Penambahan Maltodekstrin 10% (duplo)
Contoh Perhitungan Kadar Air:
Bubur Basah Perlakuan 8:8 U1a
Kadar air = %100)(
c
bac
Kadar air = ( )
Kadar air = 48,35%
Bubur Instan Perlakuan 8:8 A1
Kadar air = %100)(
c
bac
Kadar air = ( )
Kadar air = 3,82%
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pengujian kadar air, kadar air rata-rata pada sampel bubur
instan perbandingan 8:4 adalah sebesar 4,59% dan pada perbandingan 8:8 adalah
sebesar 3,70%. Berdasarkan SNI (2005) kadar air dari bubur instan adalah <4%.
Maka perbandingan terpilih adalah perbandingan 8:8 karena telah sesuai standar.
76
Hasil Pengujian Daya Serap
Kode
Bobot
sampel
(g) Bobot
Air
(g)
Bobot
Supernatan
(g)
Daya
Serap
Rata-
Rata
Daya
Serap (padatan
kering)
A1 0,96 9,96 6,80 3,28 2,68
A1 0,96 9,96 7,95 2,09
B1 0,96 9,96 7,06 3,01 3,07
B1 0,97 9,96 6,92 3,14
C1 0,97 9,96 8,25 1,77 1,69
C1 0,96 9,96 8,42 1,61
Keterangan:
A1 = Perbandingan 8:8 Maltodekstrin 5%
B1 = Perbandingan 8:8 Maltodekstrin 10%
C1= Perbandingan 8:8 Tanpa Maltodekstrin (Kontrol)
Contoh Perhitungan:
Bobot air = Volume air yang dipipet (ml) x BJ air
= 10 ml x 0,996 g/ml
= 9,96 g
Daya Serap B1= 9631.0
)06.796.9( = 3,07
Kesimpulan:
Berdasarkan data hasil uji daya serap, diketahui bahwa perbandingan 8:8 (b/b)
dengan perlakuan penambahan maltodekstrin 10% merupakan perlakuan terbaik
karena memiliki daya serap air 3,07 yang lebih besar dibandingkan dengan
perlakuan 5%.
77
Lampiran 2. Prosedur Analisis
1. Total Bakteri Probiotik Metode Tuang (SNI,2009)
1) Mengencerkan sampel sebanyak 1 ml pada 9 ml larutan NaCl fisiologis
0,85%.
2) Pengenceran hingga 10-8
secara aseptik.
3) Mengambil sampel masing-masing 1 ml, pada pengenceran 10-6
, 10-7
dan 10-8
.
4) Menuangkan media MRS agar (40-45oC) sebanyak 12-15 ml ke dalam cawan
petri dan digoyang-goyang membentuk angka 8 untuk meratakan sampel pada
media.
5) Membungkus cawan petri setelah agar beku dan menginkubasinya dalam
keadaan terbalik pada suhu 37oC selama 48 jam.
6) Menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada agar.
7) N =
( ) ( ) ( )
2. Kadar Air (AOAC, 2006)
1) Pengeringan cawan alumunium dalam oven bersuhu 105oC selama 15 menit
kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang.
2) Penperbandingan 1-2 g sampel lalu masukkan ke dalam cawan alumunium
yang telah diketahui beratnya.
3) Masukkan cawan ke dalam oven bersuhu 105oC selama 3 jam. Kemudian
didinginkan dalam desikator, lalu ditimbang.
4) Pengulangan pengeringan hingga diperoleh berat konstan.
Perhitungan kadar air dilakukan dengan menggunakan rumus:
78
Kadar air = %100)(
c
bac
Keterangan:
a : berat cawan dan sampel akhir (g)
b : berat cawan (g)
c : berat sampel awal (g)
3. Kadar Protein (AOAC, 2006)
a. Tahap Desktruksi
1) Penperbandingan sampel sebanyak 0,1 g, 0,04 g HgO, 0,9 g K2SO4, lalu
dimasukkan ke dalam labu kjeldahl.
2) Penambahan 2 ml H2SO4 pekat kemudian dimasukkan ke dalam labu.
3) Desktruksi sampel di dalam ruang asam sampai diperoleh larutan jernih,
lalu didinginkan.
b. Tahap Destilasi
1) Pelarutan hasil dekstrusi dengan sedikit akuades lalu dimasukkan ke dalam
alat destilasi protein dan penambahan 10 ml larutan NaOH:Na2S2O3 (60:5)
2) Penambahan 10 ml H2BO3 jenuh dan 3 tetes indikator metil merah dan metil
biru ke dalam Erlenmeyer sebagai penampang destilat. Penghentian destilasi
apabila destilat sudah mencapai 100 ml.
3) Pembilasan alat penyuling dengan akuades dan air bilasnya dicampurkan
dengan destilat.
79
c. Tahap Titrasi
1) Titrasi destilat yang tertampung dengan HCl 0,02 N. Titik akhir titrasi
ditandai dengan terjadinya perubahan warna larutan destilat menjadi violet
muda. Kadar protein dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Kadar protein = %1007,5007,14)(
c
Nba
Keterangan :
a = ml HCl titer untuk sampel
b = ml HCl titer untuk blanko
c = bobot sampel (g)
N = normalitas HCl
14,007 = BM Nitrogen
5,7 = faktor konversi
4. Kadar Lemak (AOAC, 2006)
1) Pengeringan labu lemak dalam oven lalu dinginkan dalam desikator dan
penperbandingan labu lemak.
2) Pengeringan dilakukan terus menerus sampai berat labu lemak konstan.
3) Penperbandingan 5 gram sampel dalam kertas saring lalu masukkan ke dalam
ekstraksi sokhlet yang terpasang pada alat kondensor.
4) Penambahan pelarut n-heksan ke dalam labu lemak hingga tanda batas.
5) Refluks selama 3-4 jam sampai pelarut yang turun kembali menjadi bening.
6) Destilasi pelarut yang tersisa dalam labu lemak kemudian labu lemak berisi
lemak dan sisa pelarut dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC.
80
7) Pengeringan sampai semua pelarut teruapkan, didinginkan dalam desikator.
8) Penperbandingan labu beserta lemak ditimbang. Selanjutnya kadar lemak dapat
dihitung dengan rumus :
5. Pengukuran Kadar Karbohidrat (by difference) (AOAC, 2006)
Kadar karbohidrat dihitung by difference dengan perhitungan:
Kadar karbohidrat (%) = 100% - (kadar protein + kadar air + kadar abu + kadar
lemak)
6. Prosedur Pengamatan Organoleptik (Soekarto, 1990).
Pengamatan organoleptik ini dilakukan pada produk bubur instan
sinbiotik. meliputi aroma, warna, tekstur, dan rasa pada bumbu komersial melalui
uji hedonik Uji ini bertujuan untuk mendapatkan produk terbaik berdasarkan
pilihan panelis semi terlatih yang dilakukan oleh 15 orang. Panelis diharapkan
dapat memberikan penilaiannya terhadap ke-3 sampel bubur instan sinbiotik yang
disajikan sesuai dengan format uji mutu hedonik yang diberikan.
Format penilaian pengamatan organoleptik melalui uji hedonik adalah
sebagai berikut :
81
FORMULIR UJI HEDONIK
Nama Panelis :
Tanggal
Pengujian
:
Sampel : Bubur Instan Sinbiotik Berbasis Tepung Bonggol Pisang
Batu dan Tepung Kedelai Hitam
Instruksi :
a. Dihadapan saudara tersedia 3 (tiga) sampel Bubur Instan Sinbiotik Tepung
Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Hitam Kupas Kulit, saudara diminta
untuk memberikan penilaian terhadap kesukaan warna, rasa, aroma, tekstur
(berdasarkan penglihatan dan menggunakan indera mulut), aftertaste, serta
penampakan keseluruhan terhadap produk tersebut. Saudara dimohon untuk
melakukan pencucian mulut (kumur-kumur dengan air) setiap melakukan
pengantian pengujian terhadap sampel yang berbeda.
b. Penilaian bukan bersifat uji perbandingan, tetapi hanya bersifat uji kesukaan
saudara. Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :
1 = Sangat tidak suka
2 = Tidak suka
3 = Netral
4 = Agak Suka
5 = Suka
Kode Kriteria Pengamatan
Warna Rasa Aroma Tekstur
82
Lampiran 3. Analisis Total Bakteri Probiotik
Data Total Bakteri Probiotik
ULANGAN 1
Perlakuan
107 10
8 10
9 Total
Bakteri
Probiotik a b a b a b
8:6 650 484 212 244 74 38 2.6E+09
8:8 528 302 280 238 53 27 2.7E+09
8:10 487 423 148 98 67 23 1.5E+09
ULANGAN 2
Perlakuan
107 10
8 10
9 Total
Bakteri
Probiotik a b a b a b
8:6 208 196 89 83 28 16 2.6E+09
8:8 278 240 132 102 43 13 2.9E+09
8:10 290 226 115 123 52 44 2.8E+09
ULANGAN 3
Perlakuan
107 10
8 10
9 Total
Bakteri
Probiotik a b a b a b
8:6 347 277 126 64 63 37 1.3E+09
8:8 220 286 82 104 26 38 3.1E+09
8:10 218 220 80 84 26 32 2.7E+09
ULANGAN 4
Perlakuan
107 10
8 10
9 Total
Bakteri
Probiotik a b a b a b
8:6 223 261 128 54 38 12 3.0E+09
8:8 148 162 69 87 28 32 2.1E+09
8:10 136 122 108 66 42 26 1.9E+09
Ulangan A B C
1 2.6E+09 2.7E+09 1.5E+09
2 2.6E+09 2.9E+09 2.8E+09
3 1.3E+09 3.1E+09 2.7E+09
4 3.0E+09 2.1E+09 1.9E+09
Jumlah 9.5E+09 1.1E+10 9.0E+09
Rata-rata 2.4E+09 2.7E+09 2.3E+09
LOG 9.4 9.4 9.4
83
Lampiran 4. Analisis Statistik Kadar Air
Data Hasil Pengamatan
Perlakuan Ulangan
Total Rata-
rata 1 2 3 4
A 3,36 3,57 3,62 3,56 14,11 3,53
B 3,26 3,45 3,28 3,35 13,34 3,33
C 3,74 3,93 3,70 3,72 15,08 3,77
Total 10,36 10,94 10,59 10,63 42,53 10,63
Transformasi √x+0,5
Perlakuan Ulangan
Total Rata-
rata 1 2 3 4
A 1,96 2,02 2,03 2,02 8,03 2,01
B 1,94 1,99 1,94 1,96 7,83 1,96
C 2,06 2,10 2,05 2,05 8,27 2,07
Total 5,96 6,11 6,02 6,03 24,12 6,03
FK 48,4959
JKU 0,0035
JKP 0,0236
JKT 0,0294
JKG 0,0024
Tabel Sidik Ragam
Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5
Ulangan 3 0,0035 0,0012 3,010629 4,76
Perlakuan 2 0,0236 0,0118 30,03165 5,15
Galat 6 0,0024 0,0004
Total
11 0,0294
Keterangan: Fh > F0,5, maka berbeda nyata (signifikan)
Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh > F0,5, maka setiap perlakuan
memiliki pengaruh yang nyata terhadap kesukaan terhadap kadar air
Uji Duncan 5%
Sx= √
=√
= 0,009
84
LSR = Sx x SSR
Sx 0,009
SSR 3,46 3,58
LSR 0,0342576 0,0354457
Perlakuan B A C
Rata-rata 1,96 2,01 2,07
0,80 0,48 0,32
A
B
C
Hasil Uji
Kesimpulan
Perbandingan Tepung Bonggol
Pisang Batu dan Tepung Kedelai
Hitam
Rata-rata Nilai Kadar Air
A (8:6) 3,53b
B (8:8) 3,33a
C (8:10) 3,77c
85
Lampiran 5. Analisis Statistik Kadar Abu
Data Hasil Pengamatan
Perlakuan Ulangan
Total Rata-
rata 1 2 3 4
A 2,09 2,16 2,16 2,30 8,72 2,18
B 2,18 2,21 2,34 2,56 9,29 2,32
C 2,57 2,62 2,61 2,58 10,38 2,59
Total 6,84 6,99 7,11 7,44 28,38 7,10
Transformasi √x+0,5
Perlakuan Ulangan
Total Rata-
rata 1 2 3 4
A 1,61 1,63 1,63 1,67 6,55 1,64
B 1,64 1,65 1,69 1,75 6,72 1,68
C 1,75 1,77 1,76 1,76 7,04 1,76
Total 5,00 5,04 5,08 5,18 20,30 5,07
FK 34,3407
JKU 0,0059
JKP 0,0309
JKT 0,0410
JKG 0,0042
Tabel Sidik Ragam
Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5
Ulangan 3 0,0059 0,0020 2,794467 4,76
Perlakuan 2 0,0309 0,0155 22,09437 5,15
Galat 6 0,0042 0,0007
Total 11 0,0410
Keterangan: Fh < F0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan)
Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh < F0,5, maka setiap perlakuan
memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap kadar abu
Uji Duncan 5%
Sx= √
=√
= 0,013
LSR = Sx x SSR
86
Sx 0,013
SSR 3,46 3,58
LSR 0,0457716 0,0473591
Perlakuan A B C
Rata-rata 1,64 1,68 1,76
0,12 0,043 0,08
A
B
Hasil Uji
Kesimpulan
Perbandingan Tepung Bonggol
Pisang Batu dan Tepung Kedelai
Hitam
Rata-rata Nilai Kadar Abu
A (8:6) 2,18b
B (8:8) 2,32b
C (8:10) 2,59a
87
Lampiran 6. Analisis Statistik Kadar Protein
Data Hasil Pengamatan
Perlakuan Ulangan
Total Rata-
rata 1 2 3 4
A 9,09 8,94 8,91 9,00 35,94 8,98
B 11,81 12,06 12,47 12,31 48,66 12,16
C 14,38 14,72 14,28 14,84 58,22 14,55
Total 35,28 35,72 35,66 36,16 142,81 35,70
Transformasi √x+0,5
Perlakuan Ulangan
Total Rata-
rata 1 2 3 4
A 3,10 3,07 3,07 3,08 12,32 3,08
B 3,51 3,54 3,60 3,58 14,23 3,56
C 3,86 3,90 3,84 3,92 15,52 3,88
Total 10,46 10,52 10,51 10,58 42,07 10,52
FK 147,50604
JKU 0,0022
JKP 1,2974
JKT 1,3065
JKG 0,0068
Tabel Sidik Ragam
Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5
Ulangan 3 0,0022 0,0007 0,657406 4,76
Perlakuan 2 1,2974 0,6487 569,9953 5,15
Galat 6 0,0068 0,0011
Total 11 1,3065
Keterangan: Fh > F0,5, maka berbeda nyata (signifikan)
Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh > F0,5, maka setiap perlakuan
memiliki pengaruh yang nyata terhadap kesukaan terhadap kadar protein
Uji Duncan 5%
Sx= √
=√
= 0,017
LSR = Sx x SSR
88
Sx 0,017
SSR 3,46 3,58
LSR 0,058362 0,0603861
Perlakuan A B C
Rata-rata 3,08 3,56 3,88
0,80 0,48 0,32
A
B
C
Hasil Uji
Kesimpulan
Perbandingan Tepung Bonggol
Pisang Batu dan Tepung Kedelai
Hitam
Rata-rata Nilai Kadar Protein
A (8:6) 8,98c
B (8:8) 12,16b
C (8:10) 14,55a
89
Lampiran 7. Analisis Statistik Kadar Lemak
Data Hasil Pengamatan
Perlakuan Ulangan
Total Rata-
rata 1 2 3 4
A 1,11 1,55 1,60 1,55 5,81 1,45
B 1,57 1,50 1,48 1,50 6,05 1,51
C 1,51 1,66 1,68 1,64 6,49 1,62
Total 4,19 4,71 4,76 4,69 18,35 4,59
Transformasi √x+0,5
Perlakuan Ulangan
Total Rata-
rata 1 2 3 4
A 1,27 1,43 1,45 1,43 5,58 1,40
B 1,44 1,41 1,41 1,41 5,67 1,42
C 1,42 1,47 1,48 1,46 5,83 1,46
Total 4,13 4,32 4,33 4,31 17,08 4,27
FK 24,3186
JKU 0,0094
JKP 0,0077
JKT 0,0317
JKG 0,0147
Tabel Sidik Ragam
Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5
Ulangan 3 0,0094 0,0031 1,28243 4,76
Perlakuan 2 0,0077 0,0038 1,57018 5,15
Galat 6 0,0147 0,0024
Total 11 0,0317
Keterangan: Fh < F0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan)
Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh < F0,5, maka setiap perlakuan
memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap kadar lemak
Uji Duncan 5%
Sx= √
=√
= 0, 025
LSR = Sx x SSR
90
Sx 0,025
SSR 3,46 3,58
LSR 0,0855117 0,0884775
Perlakuan A B C
Rata-rata 1,40 1,42 1,46
0,06 0,02 0,04
A
Hasil Uji
Kesimpulan
Perbandingan Tepung Bonggol
Pisang Batu dan Tepung Kedelai
Hitam
Rata-rata Nilai Kadar Lemak
A (8:6) 1,45a
B (8:8) 1,51a
C (8:10) 1,62a
91
Lampiran 8. Analisis Statistik Kadar Karbohidrat
Data Hasil Pengamatan
Perlakuan Ulangan
Total Rata-
rata 1 2 3 4
A 84,35 83,78 83,71 83,62 335,46 83,87
B 81,18 80,78 80,44 80,59 322,99 80,75
C 76,65 75,88 77,73 77,17 307,43 76,86
Total 242,18 240,44 241,88 241,38 965,88 241,47
Transformasi √x+0,5
Perlakuan Ulangan
Total Rata-
rata 1 2 3 4
A 9,21 9,18 9,18 9,17 36,74 9,19
B 9,04 9,02 9,00 9,01 36,05 9,01
C 8,78 8,74 8,84 8,81 35,18 8,80
Total 27,03 26,94 27,02 26,99 107,98 26,99
FK 971,56329
JKU 0,0018
JKP 0,3055
JKT 0,3134
JKG 0,0061
Tabel Sidik Ragam
Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5
Ulangan 3 0,0018 0,0006 0,603127 4,76
Perlakuan 2 0,3055 0,1527 151,1257 5,15
Galat 6 0,0061 0,0010
Total 11 0,3134
Keterangan: Fh > F0,5, maka berbeda nyata (signifikan)
Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh > F0,5, maka setiap perlakuan
memiliki pengaruh yang nyata terhadap kesukaan terhadap kadar protein
92
Uji Duncan 5%
Sx= √
=√
= 0,017
LSR = Sx x SSR
Sx 0,017
SSR 3,46 3,58
LSR 0,058362 0,0603861
Perlakuan C B A
Rata-rata 8,80 9,01 9,19
0,39 0,22 0,17
A
B
C
Hasil Uji
Kesimpulan
Perbandingan Tepung Bonggol
Pisang Batu dan Tepung Kedelai
Hitam
Rata-rata Nilai Kadar Karbohidrat
A (8:6) 83,87a
B (8:8) 80,75b
C (8:10) 76,86c
93
Lampiran 9. Analisis Statistik Kesukaan Warna Bubur Instan Sinbiotik
Data Hasil Pengamatan
Perlakuan Ulangan
Total Rata-
rata 1 2 3 4
A 3,93 3,67 3,33 3,53 14,47 3,62
B 4,00 4,07 3,73 3,60 15,40 3,85
C 2,33 2,47 3,40 3,40 11,60 2,90
Total 10,27 10,20 10,47 10,53 41,47 10,37
Transformasi √x+0,5
Perlakuan Ulangan
Total Rata-
rata 1 2 3 4
A 2,11 2,04 1,96 2,01 8,11 2,03
B 2,12 2,14 2,06 2,02 8,34 2,09
C 1,68 1,72 1,97 1,97 7,36 1,84
Total 5,91 5,90 5,99 6,01 23,81 5,95
FK 47,2390
JKU 0,0030
JKP 0,1331
JKT 0,2277
JKG 0,0916
Tabel Sidik Ragam
Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5
Ulangan 3 0,0030 0,0010 0,065412 4,76
Perlakuan 2 0,1331 0,0665 4,35556 5,15
Galat 6 0,0916 0,0153
Total 11 0,2277
Keterangan: Fh < F0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan)
Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh < F0,5, maka setiap perlakuan
memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap warna
Uji Duncan 5%
Sx= √
=√
= 0,062
94
LSR = Sx x SSR
Sx 0,062
SSR 3,46 3,58
LSR 0,2138121 0,2212276
Perlakuan C A B
Rata-rata 1,84 2,03 2,09
0,25 0,19 0,06
A
B
Hasil Uji
Kesimpulan
Perbandingan Tepung Bonggol
Pisang Batu dan Tepung Kedelai
Hitam
Rata-rata Nilai Kesukaan Warna
A (8:6) 3,62ab
B (8:8) 3,85a
C (8:10) 2,90b
95
Lampiran 10. Analisis Statistik Kesukaan Terhadap Rasa
Data Hasil Pengamatan
Perlakuan Ulangan
Total Rata-
rata 1 2 3 4
A 3,73 3,87 3,60 3,80 15,00 3,75
B 4,13 3,93 3,93 3,87 15,87 3,97
C 3,40 3,13 3,60 3,73 13,87 3,47
Total 11,27 10,93 11,13 11,40 44,73 11,18
Transformasi √x+0,5
Perlakuan Ulangan
Total Rata-
rata 1 2 3 4
A 2,06 2,09 2,02 2,07 8,25 2,06
B 2,15 2,11 2,11 2,09 8,45 2,11
C 1,97 1,91 2,02 2,06 7,96 1,99
Total 6,18 6,10 6,16 6,22 24,66 6,17
FK 50,6855
JKU 0,0026
JKP 0,0302
JKT 0,0478
JKG 0,0150
Tabel Sidik Ragam
Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5
Ulangan 3 0,0026 0,0009 0,340341 4,76
Perlakuan 2 0,0302 0,0151 6,048791 5,15
Galat 6 0,0150 0,0025
Total 11 0,0478
Keterangan: Fh < F0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan)
Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh < F0,5, maka setiap perlakuan
memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap rasa
Uji Duncan 5%
Sx= √
=√
= 0,025
LSR = Sx x SSR
96
Sx 0,025
SSR 3,46 3,58
LSR 0,0864923 0,089492
Perlakuan C A B
Rata-rata 1,99 2,06 2,11
0,12 0,07 0,05
A
Hasil Uji
Kesimpulan
Perbandingan Tepung Bonggol
Pisang Batu dan Tepung Kedelai
Hitam
Rata-rata Nilai Kesukaan Rasa
A (8:6) 3,75a
B (8:8) 3,97a
C (8:10) 3,47a
97
Lampiran 11. Analisis Statistik Kesukaan Terhadap Aroma
Data Hasil Pengamatan
Perlakuan Ulangan
Total Rata-
rata 1 2 3 4
A 3,47 3,47 3,87 3,67 14,47 3,62
B 3,60 3,60 3,93 3,87 15,00 3,75
C 3,53 3,73 3,67 3,47 14,40 3,60
Total 10,60 10,80 11,47 11,00 43,87 10,97
Transformasi √x+0,5
Perlakuan Ulangan
Total Rata-
rata 1 2 3 4
A 1,99 1,99 2,09 2,04 8,11 2,03
B 2,02 2,02 2,11 2,09 8,24 2,06
C 2,01 2,06 2,04 1,99 8,10 2,02
Total 6,02 6,07 6,24 6,12 24,46 6,11
FK 49,8487
JKU 0,0082
JKP 0,0032
JKT 0,0180
JKG 0,0065
Tabel Sidik Ragam
Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5
Ulangan 3 0,0082 0,0027 2,508794 4,76
Perlakuan 2 0,0032 0,0016 1,478515 5,15
Galat 6 0,0065 0,0011
Total 11 0,0180
Keterangan: Fh < F0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan)
Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh < F0,5, maka setiap perlakuan
memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap aroma
Uji Duncan 5%
Sx= √
=√
= 0, 017
98
LSR = Sx x SSR
Sx 0,017
SSR 3,46 3,58
LSR 0,0571264 0,0591076
Perlakuan C A B
Rata-rata 2,02 2,03 2,06
0,04 0,01 0,03
A
Hasil Uji
Kesimpulan
Perbandingan Tepung Bonggol
Pisang Batu dan Tepung Kedelai
Hitam
Rata-rata Nilai Kesukaan Aroma
A (8:6) 3,62a
B (8:8) 3,75a
C (8:10) 3,60a
99
Lampiran 12. Analisis Statistik Kesukaan Terhadap Tekstur
Data Hasil Pengamatan
Perlakuan Ulangan
Total Rata-
rata 1 2 3 4
A 3,67 3,80 3,40 3,27 14,13 3,53
B 3,73 3,87 3,60 3,60 14,80 3,70
C 2,80 2,93 3,67 3,53 12,93 3,23
Total 10,20 10,60 10,67 10,40 41,87 10,47
Transformasi √x+0,5
Perlakuan Ulangan
Total Rata-
rata 1 2 3 4
A 2,04 2,07 1,97 1,94 8,03 2,01
B 2,06 2,09 2,02 2,02 8,20 2,05
C 1,82 1,85 2,04 2,01 7,72 1,93
Total 5,92 6,02 6,04 5,97 23,95 5,99
FK 47,7860
JKU 0,0030
JKP 0,0294
JKT 0,0806
JKG 0,0482
Tabel Sidik Ragam
Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5
Ulangan 3 0,0030 0,0010 0,125391 4,76
Perlakuan 2 0,0294 0,0147 1,830234 5,15
Galat 6 0,0482 0,0080
Total 11 0,0806
Keterangan: Fh < F0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan)
Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh < F0,5, maka setiap perlakuan
memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap tekstur
Uji Duncan 5%
Sx= √
=√
= 0, 045
100
LSR = Sx x SSR
Sx 0,045
SSR 3,46 3,58
LSR 0,1550737 0,160452
Perlakuan C A B
Rata-rata 1,93 2,01 2,05
0,12 0,08 0,04
A
Hasil Uji
Kesimpulan
Perbandingan Tepung Bonggol
Pisang Batu dan Tepung Kedelai
Hitam
Rata-rata Nilai Kesukaan Tekstur
A (8:6) 3,53a
B (8:8) 3,70a
C (8:10) 3,23a
101
Lampiran 13. Proses Pembuatan Bubur Instan Sinbiotik
Tepung bonggol pisang batu
dan tepung kedelai hitam
Pencampuran dengan
susu fullcream cair (8:1)
Pemasakan (T=80˚C,
t= 15 menit)
Penambahan gula
halus 11% (b/v)
Penyimpanan pada
suhu ±4˚C
Penambahan bakteri L.
acidophillus 8% (b/b)
Penambahan
Maltodekstrin 10% (b/b)
Pengeringan Ovan Vakum
(T=40˚C,t=12 jam)
Bubur Instan
Sinbiotik
102
Lampiran 14. Foto Bubur Instan Sinbiotik
a. Bubur Instan Sinbiotik
b. Kemasan Bubur Instan Sinbiotik
Perbandingan Tepung
Bonggol Pisang Batu
dan Tepung Kedelai
Hitam (8:6)
Perbandingan Tepung
Bonggol Pisang Batu
dan Tepung Kedelai
Hitam (8:8)
Perbandingan Tepung
Bonggol Pisang Batu
dan Tepung Kedelai
Hitam (8:10)
top related