laporan bubut mandril
Post on 13-Jun-2015
1.330 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Laporan Mata Kuliah Praktik
TAKNIK PERMESINAN
A. JUDUL
Judul laporan ini adalah “PEMBUATAN MANDRIL BERULIR”
B. TUJUAN
Tujuan pembuatan laporan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas akhir praktik mata kuliah teknik permesinan.
2. Menyusun laporan praktik teknik permesinan, guna untuk
melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam proses
perkuliahan tersebut.
3. Sebagai bahan pembanding, antara pelaksanaan praktikum teknik
permesinan yang riil di lapangan dengan teori yang diberikan oleh
dosen.
4. Mengetahui proses pembuatan benda - benda perkakas, mesin, serta
perhitungan - perhitungan yang terkait dengan proses pembuatan
benda kerja .
5. Agar mahasiswa mengetahui macam-macam jenis mesin produksi
secara langsung serta diharapkan mahasiswa mampu untuk
mengoprasikan mesin-mesin produksi.
C. MANFAAT PRAKTIK
1. Mengingat teori yang telah didapat pada semester yang sebelumnya, guna
diterapkan pada praktik mata kuliah teknik permesinan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja mesin - mesin perkakas antara
lain : mesin bubut, mesin frais, mesin sekrap, mesin bor, dan sebagainya.
3. Diharapkan mahasiswa mampu untuk mengopersikan mesin - mesin
perkakas yang ada dan dapat membuat benda kerja sesuai dengan job
description atau pesanan.
D. LANDASAN TEORI
Mesin Bubut
Mesin bubut (turning machine) adalah mesin yang pada operasionalnya
mempunyai prinsip satu sumbu putar yang berfungsi untuk menyayat,
membentuk, memotong sebagian benda kerja. Benda kerja yang akan
dikerjakan, dijepit dengan menggunakan cekam yang terletak pada kepala
tetap mesin bubut, kemudian cekam tersebut diputar gearbox yang
suhubungkan dengan motor listrik, setelah benda kerja siap dan pahat bubut
telah siap pada rumah pahat (kencang, center dengan sumbu mesin bubut),
selanjutnya benda kerja disayat dengan pahat mesin bubut dan dikerjakan
menurut gambar dan job description yang telah ditentukan.
1. Bagian Mesin Bubut
Dalam operasionalnya mesin bubut yang fungsinya sebagai mesin
penyayat, mesin bubut mempunyai bagian bagian yang sangat kompleks
dan cukup rumit, antara lain :
1. Kepala tetap: kepala tetap terdiri dari dua blok bantalan dengan
peluncur yang dijadikan satu dan digunakan untuk menyangga sumbu
utama.
2. Kepala lepas: kepala lepas digunakan untuk mendukung kepala tetap
dan kepala lepas ini dapat digerakan diatas landasan mesin sebagai
penumpu dari benda kerja yang dikerjakan.
3. Suport mesin bubut: digunakan untuk mengerakan hantaran pahat,
sehingga untuk membuat suatu pekerjaan di buat dengan pahat yang di
pasang pada rumah pahat dengan menjepit pahat.
4. Alas dan kaki-kaki: bidang permukaan landas mesin bubut. Dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu alas Eropa, Amerika, dan alas Schaerrer.
Agar dalam penggunaanya lebih sempurna mesin bubut dilengkapi
dengan peralatan diantaranya adalah :
Pelat cekam: untuk mencekam benda kerja.
Flens pembawa
Jarum pengukur
Pahat bubut dengan banyak jenis
Kacamata diam dan jalan.
F. PERHITUNGAN PROSES
1. Perhitungan Pembuatan Tirus
Penggeseran arah support dapat dilakukan sesuai dengan panjang dan
sudut ketirusan. Untuk perhitungannya adalah sebagai berikut:
2. Perhitungan waktu yang diperlukan untuk membubut
Dalam praktek tidak selalu waktu yang dibutuhkan untuk membuat
kerja sama dengan teori penghitungannya. Hal ini dikarenakan banyak
factor lain yang mempengaruhi waktu dalam suatu proses pengerjaan
dengan menggunakan mesin bubut. Misalnya orang tersebut belum
berpengalaman dalam menggunakan mesin bubut, orang tersebut akan
bekerja lebih lama dari pada orang yang sudah berpengalaman, dan masih
banyak factor lain.
Dalam pengerjaan menggunakan mesin bubut waktu sangat
dipengaruhi olah panjang syatan, tebal sayatan, dan kecepatan putaran
benda kerjanya ataupun plat cekam yang mencekam. Dan dapat
dirumuskan:
Keterangan :
t = waktu (menit)
L = panjang sayatan (mm)
S = tebal sayatan (mm)
n = putaran mesin (put/menit)
Vc = kecepatan potong (m/menit)
D = diameter yang akan dibuat (m)
Table kecepatan potong
Bahan Membubut halusBj 44 50 -70Bj 60 35-40Bj 70 30-35Bj tuang 40-45Besi tuang 25-30Alumunium 200-250
ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
1. Alat
Agar dalam melakukan praktek dapat berjalan dengan baik maka
diperlukan alat-alat sebagai berikut:
Mesin Bubut Universal
Pahat HSS
Jarum Pengukur
Pelat Cekam
Kuas
Kunci Cak
Kunci Pas 12
Toolposh
Center
Mata Bor
Pelat penyangga pahat
2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah Alumunium pejal silinder dengan
ukuran diameter 38mm dan panjang 156 mm.
G. LANGKAH KERJA DAN PERHITUNGAN
Setelah semua persiapan dari bahan dan peralatan-peralatan sudah
dipersiapkan, dibawah ini akan diterangkan mengenai langkah kerja sekaligus
perhitungannya. Adapun langkah dan perhitungannya:
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu mencakup mesin
bubut beserta peralatan-peralatannya dan alumunim.
2) Potong benda kerja sesuai dengan kebutuhan. Sebelum benda kerja
dikerjakan yang perlu diprhatikan adalah pengecekan awal ukuran benda
kerja, sehingga diharapkan nantinya tidak ada ukuran pengerjaan yang salah.
3) Pasang semua peralatan pada mesin bubut seperti: center kepala lepas dan
pahat. Dalam pemasangan pahat harus benar-benar lurus dengan center
(dalam satu garis horisontal). Jika tempat pahat tidak bisa memposisikan
maka ditambah pelat penyangga (ganjel) dengan menggunakan besi plat 2 -
3 mm.
4) Setelah pahat benar benar center dengan centernya dan mesin siap
dijalankan maka benda kerja diletakan pada cekam kepala tetap dan
dikencangkan dengan menggunakan kunci cak.
1) Langkah - Langkah Pengerjaan Bahan
1) Untuk langkah awal penyayatan yaitu melueruskan bekas potongan
bahan yang masih miring atau kurang tegak lurus dengan facing
(penyatatan permukaan penampang benda kerja).
Alumunium yang belum diluruskan
sesudah diluruskan
Untuk meluruskan benda kerja maka dengan facing permukaan penampanh
pada bagian benda yang paling pendek, kemudian mesin dinyalakan dan
putar engkol pada eretan lintang.
Setelah diluruskan dikedua sisinya maka benda kerja kemudian di bor
dengan mesin bubut tadi hanya pada kepala lepas dipasang cakbor yang
telah dilengkapi dengan centre drill dengan ukuran 2- 3 mm. Kemudian
benda dibor sesuai dengan titik center benda tersebut. Penggunaan lubang
bor ini nantinya untuk sebagai tempat center.
2) Mulai proses penyayatan untuk membentuk benda kerja.
Setelah benda kerja benar benar sudah simetris kemudian mata bor diganti
dengan center dan center kemudian dimasukan kelubang tersebut, dan
kemudian mulai proses penyayatan untuk membuat diameter 37mm seperti
gambar dibawah.
Ket: warna putih dengan garis putus adalah diameter yang tersayat
Perhitungan waktunya:
Panjang (L) = 154
Vc untuk alumunium = 250
Diameter (D) = 38
Tebal sayatan (s) = 0.5 mm
Dari data diatas dapat dihitung:
Sayatan yang dilakukan 1 kali dengan tebal sayatan 0.5mm, maka waktu
yang di butuhkan adalah
Jadi waktu yang dibutuhkan (T1) = 0.1834 menit
1) Setelah alumunium sudah berdiameter 37mm kemudian
dilanjutkan untuk menyayat benda kerja menjadi:
Ket: warna putih bergaris putus - putus adalah banguan yang akan disayat
Ket : Sayatan kecil di ujung benda kerja adalah champer dengan ukuran 2
x 450
Perhitungan waktunya:
Panjang (L) = 35
Vc untuk alumunium = 250
Diameter (D) = 25
Tebal seluruh sayatan 37-25 = 12mm
Tebal sayatan (s) = 1mm, terjadi 6 x penyayatan
Dari data diatas dapat dihitung:
Sayatan yang dilakukan 6 kali dengan tebal sayatan 1mm, maka waktu yang
di butuhkan adalah
Karena ada enam kali penyayatan berarti waktu untuk satukali penyayatan
dikalikan dengan enam.
Waktu seluruhnya (T2) = 0.00785 x 6 = 0.471 menit
2) Untuk tahapan selanjutnya, benda kerja dilepas dari cekam
dengan menggunakan kunci cak selanjutnya posisi benda kerja
dibalik. Setelah dibalik benda kerja dikencangkan kembali
dengan menggunakan kunci cak. Center kemudian diganti
kembali dengan mata bor untuk mengebor sisi yang belum dibor.
Setelah dibor mata bor diganti dengan center yang kemudian
digunakan untuk menahan benda kerja agar tidak goyang bila
mesin dinyalakan.
Untuk penyayatan selanjutnya benda akan di buat seberti gambar dibawah.
Perhitungan waktunya:
Panjang (L) = 10
Diameter (D) = 25
Vc untuk alumunium = 250
Tebal seluruh sayatan 37-25 = 12
Tebal sayatan (s) = 1mm, terjadi 6 x penyayatan
Sayatan yang dilakukan 6 kali dengan tebal sayatan 1mm, maka waktu yang
di butuhkan adalah
Karena ada enam kali penyayatan berarti waktu untuk satukali penyayatan
dikalikan dengan enam.
Waktu seluruhnya (T3) = 0.0314 x 6 = 0.188 menit
3) Benda kerja sudah mempunyai dua ukuran diameter yaitu
diameter 25mm dan 37mm. langkah selanjutnya membuat
diameter 14mm pada bagian ujung dengan panjang 50mm.
Untuk membuat diameter 14 pada bagian ujung maka posisi
benda kerja dibalik terlebih dahulu. Bila kermungkinan pahatnya
sudah tumpul maka pahat bisa diasah terlebih dahulu agar lebih
tajam, lebih lancar dalam proses penyayatan, dan dengan hasil
yang lebih bagus.
Perhitungan waktunya:
Panjang (L) = 50
Diameter (D) = 12,7
Vc untuk alumunium = 250
Tebal seluruh sayatan 25-12,7 = 12,3
Tebal sayatan (s) = 1mm, terjadi 6 x penyayatan
Tebal sayatan (s) = 0.1mm, terjadi 1 x penyayatan
Sayatan yang dilakukan 6 kali dengan tebal sayatan 1mm, maka waktu yang
di butuhkan adalah
Karena ada lima kali penyayatan berarti waktu untuk satukali penyayatan
dikalikan dengan lima.
Waktu (T) = 0.00792 x 5 = 0.04752 menit
Dan untuk sayatan dengan tebal 0.1mm, maka waktu yang di butuhkan
adalah
Waktu (T) = 0.00792 x 1 = 0.00792 menit
Jadi waktu seluruhnya untuk membuat benda kerja menjadi berdiameter
14mm (T4) adalah 0.04752 + 0.00792 = 0.05544 menit.
4)
Untuk langkah yang selanjutnya ini adalah langkah pembuatan tirus.
Sebelum membuat tirus,sudut kemiringan tirus harus dicari
terlebih dahulu. Dibawah ini adalah perhitungan untuk
menentukan sudut ketirusan.
Sudut ini digunakan untuk menentukan posisi kemiringan eretan lintang.
Setelah eratan lintang diposisikan 4˚. Kemudian posisi pahat disesuaikan
dengan arah sayatan agar dapat terbentuk tirus. Bila sudah siap bisa
langsung mulai dipahat.
Perhitungan waktunya:
Vc untuk alumunium = 250
Tebal seluruh sayatan: luas segitiga yang akan terbuang 87,5mm,sedang L =
50,112(alasnya segitiga) maka tingginya segitiga (bag.yg disayat) =
Tebal sayatan (s) = 0.5mm, terjadi 3 x penyayatan
Tebal sayatan (s) = 0.25mm, terjadi 1x penyayatan
Sayatan dilakukan 3 kali dengan tebal sayatan 0,5mm, maka waktu yang di
butuhkan adalah
Karena ada tiga kali penyayatan berarti waktu untuk satu kali penyayatan
dikalikan dengan tiga.
Waktu (T) = 0.0270 x 3 = 0.0812menit
Dan untuk sayatan dengan tebal 0.25mm, maka waktu yang di butuhkan
adalah
Jadi waktu seluruhnya untuk membuat benda kerja menjadi tirus dengan
sudut kemiringan 4˚ (T5) adalah 0,027 + 1,054 = 1,08 menit
5) Langkah yang selanjutnya adalah pembuatan ulir, ulir yang akan
kita buat adalah ulir whitword dengan ukuran W1/2”, sebelum
ulir dibuat operator haruslah membuat alur pengaman untuk jarak
bebas pahat ulir whitword yang mempunyai sudut kemiringan 50
- 550
Ket : Proses pembuatan alur sedalam 2 mm
Ket : Gambar putih adalah ulir yang telah jadi
H. KESELAMATAN KERJA
Setiap pekerjaan pasti terdapat resiko baik resiko yang kecil maupun yang
dapat membahayakan nyawa seseorang. Karena setiap manusia pasti mempunyai
kelalaian dan kesaahan di dalam bekerja. Adapun keselamatan kerja dapat
dibedakan menjadi :
1 Keselamatan Pekerja
a. Memakai pakaian kerja (Wearpack)
b. Mematuhi peraturan yang ada didalam Laboratorium
c. Mengetahui tentang cara penggunaan alat.
d. Memakai sepatu.
e. Menjaga kebersihan
f. Jangan bercanda saat bekerja
2 Keselamatan alat-alat kerja
a. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
b. Perhatikan teknik penggunaan alat
c. Letakkan alat ditempat yang aman setelah menggunakan
3 Keselamatan benda kerja
Pahami gambar benda kerja sesuai pekerjaan yang telah ditentukan
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka perlu diusahakan
tindakan prefentif atau pencegahan untuk menanggulangi kecelakaan yang
mungkin terjadi. Dalam hal ini, pengerjaan menggunakan mesin bubut perlu
adanya tindakan-tindakan prefentif guna menghindari terjadinya kecelakaan kerja
antara lain dengan mengunakan:
Wearpack
Sepatu
Alat pembersih/kuas
Sarung tangan
Selain hal diatas juga perlu memperhatikan
Mengecek alat-alat yang akan digunakan sebelum memulai pekerjaan. Alat
tersebut masih layak dipakai atau tidak.
Sebelum memutar benda kerja, benda kerja harus benar-benar terpasang
dengan keras dan kencang. Selain itu alat pengencang cekam (kunci T)
harus sudah terlepas dari cekam, agar tidak terlempar ketika mesin
berputar.
Pada saat melakukan penyayatan jangan sekali-kali memebersihkan sisa
sayatan dengan tangan, karena sisa sayatan logam sangat tajam.
Setelah selesai, bersihkan mesin bubut dari sisa-sisa sayatan dengan
menggunakan kuas dan jangan sekali-kali membersihkan dengan
menggunakan tangan secara langsung.
Rawatlah mesin sesui dengan ketentuan yang ada.
I. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam praktik teknik permesinan teori yang ada hanya dijadikan titik
acuan untuk menentukan benar salahnya praktek yang akan atau telah
dilaksanakan. Bila dibandingkan dengan praktek yang sesungguhnya waktu
yang telah dihitung di atas sangat-sangat tidak relevan dan terkesan ideal. Hal
ini disebabkan karena banyak hal salah satunya waktu di atas belum termasuk
waktu untuk mempersiapkan peralatan dan bahan kemudian menyeting alat dan
masih banyak hal lain yang belum dihitung. Namun dari perhitungan yang
telah dilakukan diatas, maka dapat kita asumsikan bahwa untuk mengerjakan
benda kerja serupa dapat dibuat sesuai dengan perhitungan di atas, dan hal itu
merupakan sebuah kontrol untuk operator mesin agar dapat mengerjakan
pekerjaan sesuai dengan deadline yang telah ditentukan.
Bila seseorang semakin sering menggunakan mesin bubut ataupun mesin
frais maka orang tersebut dengan sendirinya akan terampil untuk
menggunakannya, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu
dengan menggunakan mesin frais maupun bubut akan semakin cepat dan
efisien. Hal ini juga tidak terlepas dari kekompakan team dan perencanaan
yang matang. Dengan demikian maka waktu pemraktekan akan mendekati
waktu teoristis.
2. Saran
1. Sebelum melaksanakan praktek, semua perlengkapan di cek keadaannya
dan dipersiapkan secara terstruktur dan rapi.
2. Jangan lupa menggunakan wearpack dan sepatu untuk mengindari
kecelakan kerja yang sewaktu-waktu bisa terjadi, bila perlu menggunakan
helm kerja.
3. Gunakan waktu sebaik-baiknya untuk bekerja dan hindari pembuangan
waktu waktu yang sia-sia.
4. Bila sedang membubut jangan sekali-kali membersihkan sisa sayatan
dengan menggunakan jari ataupun bagian tubuh yang lain.
LAPORAN
MATA KULIAH TEKNIK PERMESINAN
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teknik Permesinan
Dosen pengampu : Drs. Boenasir,M.pd; Hery Yudiono, M.T.
top related