laporan kp arwana
Post on 13-Jun-2015
1.745 Views
Preview:
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arwana termasuk salah satu jenis ikan yang banyak
digemari oleh hobiis ikan hias di dalam maupun luar negeri.
Arwana atau disebut juga arowana merupakan jenis ikan hias air
tawar yang berasal dari Brazil dan termasuk dalam genus
Osteoglossum. Arwana di Indonesia terdapat beberapa jenis ikan
yang masih satu kerabat dan sangat mirip dengan arwana dari
brazil (Momon dan Hartono, 2007).
Ikan Arwana asal Indonesia ditemukan pertama kali oleh
Muller dan Schiegel pada tahun 1845 di sungai Doceen,
Kalimantan Barat. Pakar lain melaporkan bahwa ikan Arwana
juga terdapat di Sumatera, Bangka, Malaysia, Thailand,
Kamboja, dan Vietnam. Ikan tersebut oleh Muller dan Schiegel
diperkenalkan dengan nama Osteoglossum formosum (satu
genus dengan ikan Arwana asal Brazilia). Tahun 1913, Weber
dan de Beaufort mengubah dan memasukkannya dalam genus
Scleropages formosum , yang berlaku sampai sekarang (Murtidjo,
2001).
Ikan Arwana asal Indonesia memiliki tampang yang mirip
dengan ikan hias yang berasal dari Brazilia. Dari sistematikanya,
kedua ikan Arwana baik berasal dari Asia maupun Brazilia
1
memiliki ordo serta famili yang sama yakni ordo
Osteoglossiformes dan family Osteoglossidae (Murtidjo, 2001).
Arwana termasuk fauna langka, bahkan dalam dunia ilmu
pengetahuan dikenal sebagai survival ikan purba. Sejak tahun
1969, arwana telah tercatat dalam Red Data Book yang
dikeluarkan oleh Organisasi Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati Dunia (IUCN) sebagai salah satu fauna langka di dunia.
Konvensi internasional yang mengatur perdagangan flora dan
fauna langka, CITES (Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna dan Flora) mengategorikan
arwana sebagai Apendix I yang berarti langka. Arwana di
Indonesia telah dilindungi oleh pemerintah dengan
dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
716/kpts/Um/10/1980 (Momon dan Hartono, 2007).
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan, begitu pula
arwana. Pakan memegang peranan penting untuk pertumbuhan
dan perkembangan arwana. Tiga fungsi utama pakan yaitu untuk
pertumbuhan, perbaikan struktur sel tubuh dan proses
metabolisme. Pemilihan jenis pakan dengan jumlah dan waktu
pemberian yang tepat akan membuat arwana selalu tampil prima
(Hartono, 2007).
Arwana merupakan ikan karnivora, di alam mereka
memakan serangga, ikan, udang cacing dan beberapa jenis
amfibi kecil seperti katak. Pakan hidup merupakan diet utama
2
bagi arwana, dalam banyak kasus arwana dapat pula menerima
pakan buatan, terutama setelah melalui tahapan pengenalan
dahulu. Seperti dianjurkan untuk ikan lainnya, pakan hendaknya
diberikan secara bervariasi. Cara ini akan mampu mengurangi
resiko terjadinya kekurangan gizi tertentu pada ikan arwana.
Dengan bervariasi, kebutuhan gizi yang tidak bisa dipenuhi oleh
satu jenis pakan diharapkan akan dipenuhi dari jenis pakan yang
lain (Purwakusuma,2007).
Ikan, seperti mahluk bertulang belakang lainnya,
memerlukan berbagai jenis gizi untuk memenuhi kebutuhan
energi yang diperlukannya untuk hidup dan berkembang.
Kandungan gizi pada pakan ikan memiliki fungsi tersendiri untuk
menjaga ikan agar tetap hidup dan tumbuh misalnya protein,
lipid, dan karbohidrat diperlukan untuk menyediakan energi,
disamping itu protein pada khususnya diperlukan untuk
pertumbuhan. Komposisi pakan ikan oleh karenanya memegang
peranan yang penting, Sebagai contoh protein yang diberikan
pada ikan harus dapat menyediakan semua asam amino esensial
yang diperlukan, lipid harus mengandung jenis asam lemak yang
tepat. Jenis hara lainnya juga diperlukan tetapi jumlah
keperluannya sangat sedikit. Proporsi keperluan gizi ikan dan
jumlahnya ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu spesies, tahap
pertumbuhan, status reproduksi, dan faktor-faktor luar seperti
suhu, habitat, dan musim (Purwakusuma, 2007).
3
Ketersediaan pakan berpengaruh besar terhadap
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Jumlah pakan yang
dibutuhkan oleh ikan setiap harinya berhubungan erat dengan
ukuran berat dan umurnya. Persentase jumlah pakan yang
dibutuhkan semakin berkurang dengan bertambahnya umur.
Rata-rata jumlah pakan harian yang dibutuhkan oleh seekor ikan
adalah sekitar 3%-4% dari berat total badannya (biomass)
(Djarijah, 1995).
Pakan ikan yang diberikan harus teratur, karena hal ini
akan mempengaruhi kelangsungan hidup dan pertumbuhan pada
ikan. Pakan ikan yang kurang ketersediaannya akan
memperlambat proses pertumbuhan pada ikan, sedangkan
pakan ikan yang berlebih akan berpengaruh pada kelangsungan
hidup ikan tersebut. Sisa-sisa pakan yang berlebih dapat
menjadikan bahan-bahan yang toksik bagi tubuh ikan maupun
lingkungan hidupnya. Untuk itu, pakan ikan yang diberikan harus
diatur sebagaimana kebutuhan pakan dari ikan tersebut dan
bagaimana manajemen pemberian pakannya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan
masalah, yaitu
1. Bagaimana manajemen pemberian pakan ikan arwana
super gold?
4
2. Bagaimana manajemen pemberian pakan ikan arwana
super gold di Taman Akuarium Air Tawar Purbasari
Pancuran Mas Purbalingga?
1.3 Tujuan
Kerja praktek ini bertujuan untuk :
1. Memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam
pemberian pakan ikan arwana super gold.
2. Mengetahui manajemen pemberian pakan ikan arwana
super gold di Taman Akuarium Air Tawar Purbasari
Pancuran Mas Purbalingga.
I.4 Manfaat
Kerja praktek ini diharapkan dapat menyediakan atau
menambah informasi mengenai mekanisme dan manajemen
pemberian pakan ikan arwana Super Gold di Taman Akuarium Air
Tawar Purbasari Pancuran Mas Purbalingga.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Arwana
2.1.1 Klasifikasi Arwana
Arwana digolongkan dalam famili ikan "Karuhun", yaitu
Osteoglasidae atau famili ikan "bony-tongue" (lidah bertulang),
karena bagian dasar mulutnya berupa tulang yang berfungsi
sebagai gigi. Arwana memiki berbagai julukan, seperti Ikan
Naga (Dragon Fish), Barramundi, Saratoga, Pla Tapad, Kelesa,
Siluk, Kayangan, Peyang, Tangkelese, Aruwana, atau Arowana,
tergantung dari tempatnya. Klasifikasi ikan Arwana menurut
(Schlege & Miller) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Osteoglossiformes
Familia : Osteoglossidae
Subfamilia : Osteoglossinae
6
Genus : Scleropages
Spesies : S. formosus
Sebagai ikan purbakala, Arwana memiliki bentuk dan
penampilan cantik dan unik. Tubuhnya memanjang, ramping,
dan "stream line", sedangkan gerakan renangnya sangat
anggun. Arwana di alam memiliki warna bervariasi dari hijau,
perak, sampai merah. Dua buah sungut tampak mencuat dari
bibir bawahnya. Sungut ini berfungsi sebagai sensor getaran
untuk mengetahui posisi mangsa di permukaan air
(Purwakusuma, 2007).
Arwana merupakan ikan berukuran besar dan kadang-
kadang bersifat agresif, sehingga tidak semua orang tertarik
memelihara Arwana. Dengan ukurannya yang besar diperlukan
ukuran akuarium yang lebih besar daripada ukuran akuarium
standar. Arwana secara potensial mempunyai laju pertumbuhan
tinggi, terutama apabila diberi pakan berprotein tinggi. Arwana
dalam akuairum bisa tumbuh hingga sekitar 60 cm , sedangkan
di alam bisa mencapai 90 cm lebih, bahkan pada jenis tertentu
bisa mencapai 270 cm (Arwana asal Amerika
Selatan) (Purwakusuma, 2007).
Sistem pencernaan pada ikan arwana terdiri atas dua
bagian, yaitu: saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Saluran pencernaan tersebut terdiri atas mulut, kerongkongan,
Oseofagus, lambung, usus, dan dubur. Kelenjar pencernaannya
7
terdiri atas hati dan kantong empedu. Ikan arwana termasuk ikan
bertulang sejati atau memiliki kerangka dari bahan tulang sejati.
Kulit banyak mengandung kelenjar lendir dan tertutup oleh sisik.
Sirip dan ekor berbentuk simetris. Insang dilindungi oleh tutup
insang. Tubuh ikan arwana dapat dibedakan menjadi 3 bagian,
yakni kepala, badan dan ekor (Murtidjo,2001).
Arwana merupakan ikan perenang atas, bentuk mulutnya
sangat jelas menunjukkan hal ini. Arwana di alam biasanya
berenang di dekat permukaan, dan berburu mangsanya berupa
serangga. Oleh karena itu, pemberian makan Arwana bukan
merupakan hal sulit selama kita tahu bahwa mereka adalah
"surface feeder". Arwana pada umumnya bukan termasuk
pemilih dalam hal makanan, mereka dapat menerima segala
jenis pakan untuk ikan karnivora, tetapi seringkali mereka jadi
sangat menyukai salah satu jenis pakan saja, dan menolak janis
lainnya (Purwakusuma, 2007).
Arwana merupakan ikan peloncat, di alam mereka bisa
menangkap serangga yang bertengger pada ranting diketingian
1-2 meter dari permukaan air. Arwana termasuk ikan yang tahan
terhadap serangan berbagai penyakit, Akan tetapi mereka
sensitif terhadap perubahan kualitas air, terutama terhadap
peningkatan kadar amonia, nitrit dan nitrat (Purwakusuma,
2007).
8
Spesies ikan telah berevolusi sedemikian rupa untuk
memenuhi kebutuhan pakannya yang sesuai, oleh karena itu
berbagai perilaku dalam mencari makan bisa bervariasi dari yang
bisa disebut normal seperti memakan tumbuhan, invertebrata
akuatik, atau memakan ikan lain, sampai yang mungkin
tergolong aneh seperti memakan sirip atau sisik, memakan
buah-buahan, kotoran, atau lumpur. Mereka juga telah berevolusi
dalam tatacara mengamankan pakan mereka (Purwakusuma,
2007).
2.1.2 Kebiasaan makan dan pakan
Pakan yang baik adalah pakan yang mengandung zat-zat
gizi seperti protein, lemak, mineral dan vitamin. Protein mutlak
dibutuhkan arwana karena fungsinya sebagai pemacu
pertumbuhan dan pengganti jaringan yang rusak. Seperti halnya
protein, kecukupan lemak dalam tubuh arwana juga diperlukan
karena terkait erat dengan karbohidrat. Ketiga zat gizi tersebut
merupakan sumber energi utama. Sementara kebutuhan mineral
seperti kalsium, besi, fosfor, magnesium, dan lain-lain memang
dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit bila dibandingkan dengan
kebutuhan protein, karbohidrat dan lemak. Peran mineral dalam
menjaga kondisi tubuh arwana agar senantiasa prima sangat
dibutuhkan. Vitamin bagi arwana dibutuhkan untuk membentuk
9
warna yang cemerlang. Zat-zat gizi tersebut dapat diperoleh dari
berbagai jenis pakan alami (Hartono, 2007).
Pakan Pada dasarnya terbagi menjadi dua kategori besar,
yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami adalah pakan
dengan bahan dasar dari alam tanpa dilakukan pengolahan dan
tambahan bahan-bahan lain. Pakan alami biasanya hanya terdiri
dari satu bahan pakan. Pakan buatan adalah pakan yang sudah
diolah dengan penambahan bahan-bahan pendukung lainnya
(Hartono, 2007).
Pakan yang diberikan terhadap arwana sebaiknya pakan
alami karena arwana tidak menyukai pakan buatan. Pakan
buatan dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi
penampilan maupun lingkungan hidup arwana. Air kolam dapat
berubah warna menjadi keruh akibat pakan buatan yang
diberikan (Momon dan Hartono, 2007). Pakan segar seperti
udang air tawar, ikan seribu, anak ikan mas, anak ikan gabus,
katak, kelabang, jangkrik dan belalang sangat disukai arwana.
Jenis pakan seperti ikan dan katak berguna utuk pertumbuhan
arwana. Udang air tawar, kelabang, jangkrik dan belalang untuk
memperindah dan mencerahkan warna (Machmud dan Perkasa,
2007).
Tidak semua jenis pakan layak diberikan pada arwana. Ikan
seribu dan anak ikan gabus bisa membuat sungut patah, karena
kedua jenis ikan tersebut sangat gesit, lincah dan mampu
10
melompat keluar permukaan air. Pakan tersebut bukan mangsa
yang mudah untuk dimakan arwana, untuk menangkapnya
arwana harus berenang cepat dan sesekali melompat. Udang
juga bukan pakan yang baik untuk diberikan meskipun termasuk
pakan yang disukai arwana. Posisi udang berada didasar
akuarium sehingga memaksa arwana selalu memandang ke arah
bawah, jika sering terjadi demikian maka mata arwanapun bisa
menjadi juling. Anak ikan mas juga kurang baik diberikan untuk
arwana karena menjadi penghantar penyakit jamur white spot.
Sisiknya yang terlepas saat disantap arwana juga membuat air
menjadi berbau tidak sedap (Machmud dan Perkasa, 2007).
Ikan Arwana yang dipelihara dalam akuarium pada
dasarnya mampu bertahan hidup tanpa makan selama satu
minggu, namun hal tersebut tidak baik diterapkan pada arwana .
Arwana agar selalu tampil prima setiap saat sebaiknya diberi
pakan tiga kali sehari, yaitu pada pagi, siang, dan sore atau
menjelang malam . Pakan yang diberikan sebaiknya jangan
hanya satu jenis, tetapi beberapa jenis (Hartono,2007).
2.2 Kualitas Air
Kualitas air adalah sifat air dan kandungan makhluk hidup,
zat, enegi, atau komponen lain di dalam air (PP. No 20 tahun
1990 dalam Efendi, 2003). Efendi (2003) juga menambahkan
bahwa kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter, yaitu
parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut, dan
11
sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut,
karbondioksida bebas, kadar garam, dan sebagainya), dan
parameter bilogi (keberadaan plankton, bakteri, dan patoogen).
Kualitas air harus tetap terjaga dalam kondisi yang
memadai untuk kehidupan ikan. Oleh karena itu diterapkan
sistem resirkulasi. Sistem resirkulasi adalah sistem budidaya ikan
yang memanfaatkan air secara berulang-ulang untuk
mempertahankan kualitas air pemeliharaannya. Pada sistem
resirkulasi air dari media pemeliharaan akan melalui filter
sehingga akan mengalami pembersihan dan dapat dimanfaatkan
kembali (Sulistyo, 2001).
Kelangsungan hidup ikan sangat dipengaruhi oleh kualitas
airnya. Kualitas air akan mempengaruhi kehidupan ikan dan
pertumbuhan ikan. Bila kualitas airnya kurang, air dapat
menyebabkan ikan lemah, nafsu makan menurun, dan mudah
terserang penyakit. Oleh sebab itu, kualitas air untuk ikan
arwana super gold harus sesuai dengan yang dibutuhkan.
Parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas air pada
akuarium pemeliharaan ikan arwana di Taman Akuarium
Purbasari Pancuran Mas meliputi faktor fisika yaitu suhu dan
faktor kimia yaitu pH, CO2 bebas, dan O2 terlarut dan ammonia.
2.2.1 Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor penting yang harus
dijaga agar tidak melewati batas maksimum dan minimum. Suhu
12
air yang terlalu tinggi akan mempengaruhi komposisi kimiawi air,
kenaikan suhu air dapat mengakibatkan menurunnya jumlah
oksigen terlarut sehingga kehidupan biota air dapat terganggu
(Fardiaz, 1992). Peningkatan suhu dapat menyebabkan
penurunan kelarutan gas dalam air, misalnya gas O2, CO2, N2,
dan CH4. Suhu air sangat mempengarhi nafsu makan pada ikan.
Peningkatan suhu juga menyebabkan peningkatan kecepatan
metabolisme dan respirasi ikan dan mengakibatkan peningkatan
konsumsi oksigen. Temperatur yang sosok untuk mengkonsumsi
pakan adalah berkisar antara 15-30o C (Effendi, 2003). Arwana
direkomendasikan untuk diperlihara pada selang suhu 26 - 30
°C. Seperti halnya jenis ikan yang lain, hindari terjadinya
perubahan suhu mendadak. Perubahan suhu mendadak dapat
menyebabkan shock pada ikan yang bersangkutan, dan dapat
memicu berbagai masalah. Suhu terlalu tinggi untuk jangka
waktu lama diketahui dapat menyebabkan tutup insang
menggulung, hal ini tentu akan sangat menggangggu keindahan
ikan tersebut (Purwakusuma, 2007).
2.2.2 pH
Menurut Sahri (2006) bahwa pH merupakan logaritma
negative dari ion hidrogen (H+). Sedangkan nilai pH di suatu
perairan mencirikan keseimbangan antara asam dan basa dalam
air. Derajat keasaman (pH) merupakan parameter yang
membatasi kehidupan biota. Derajat keasaman berpengaruh
13
sangat besar terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan air. Oleh
karena itu, pH sering digunakan sebagai petunjuk baik buruknya
keadaan air di suatu perairan. Nilai pH di suatu perairan salah
satunya dapat dipengaruhi oleh karbondioksida bebas.
Karbondioksida bebas yang tinggi dapat menyebabkan nilai pH
menjadi turun atau bersifat asam. Kondisi perairan yang bersifat
sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan
kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan
terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi (Barus, 2002).
Kenaikan pH akan meningkatkan konsentrasi ammonia yang
diketahui bersifat sangat toksik bagi organisme air. Arwana
dapat hidup pada selang pH cukup lebar, meskipun demikian,
disesuaikan dengan kondisi aslinya, di alam, disarankan agar
mereka dipelihara pada selang pH netral sampai agak masam
(pH 6.0 - 7.0) (Purwakusuma, 2007).
2.2.3 Oksigen Terlarut
Menurut Sahri (2006), bahwa oksigen terlarut merupakan
penentu kualitas air dari suatu perairan dan sangat dibutuhkan
dalam proses respirasi dari organisme perairan sedangkan
sumber dari oksigen terlarut adalah dari difusi O2 di udara ke
dalam air, air hujan, serta fotosintesis.
Kadar oksigen terlarut yang berfluktuasi secara harian dan
musiman, tergantung pada pencampuran dan pegerakan massa
air, aktifitas fotosintesis, respirasi, dan limbah (effluent) yang
14
masuk ke air (Effendi, 2003). Menurut PP no 82 tahun 2001
Oksigen terlarut yang baik bagi biota air tawar yaitu > 3 mg/L.
2.2.4 Karbondioksida Bebas
Karbondioksida bebas merupakan salah satu parameter
penting bagi organisme perairan. Karbondioksida bebas yang
tinggi dapat bersifat toksik. Hal ini sesuai dengan pendapat
Asmawi dalam Chumaidi (2003), bahwa karbondioksida dalam
jumlah yang melampaui batas dapat mengakibatkan kehidupan
hewan-hewan air akan mengalami saat-saat kritis. Kandungan
CO2 bagi kehidupan biota air tidak boleh melebihi 12 ppm. Sebab
bila kandungan CO2 bebas melebihi angka tersebut maka akan
berubah menjadi racun yang sangat berbahaya, karena CO2
bebas merupakan senyawa yang berupa gas dan mudah larut
dalam air.
Kadar CO2 bebas dalam perairan dapat sebagai petunjuk
baik buruknya perairan tersebut. CO2 merupakan hasil buangan
dari semua jasad pada proses pernafasan (Lesmana dan
Dermawan, 2001). Kadar CO2 bebas dalam perairan yang normal
lebih dari 5 ppm (Welch, 1952). Karbondioksida (CO2) bebas
sangat dibutuhkan oleh tumbuhan dan hewan air. Namun jika
kadar CO2 bebas yang terdapat di suatu perairan terlalu tinggi,
sifatnya akan berubah menjadi racun dan akan mengancam
kelangsungan hidup biota air. Kadar CO2 bebas yang baik di
suatu perairan adalah antara 2-8 ppm ( Soeseno, 1970).
15
Kandungan CO2 bagi kehidupan biota air tidak boleh melebihi 12
ppm, sebab bila kandungan CO2 bebas melebihi angka tersebut
maka akan berubah menjadi racun yang sangat berbahaya
karena CO2 bebas merupakan senyawa yang berupa gas dan
mudah larut dalam air.
Pada umumnya sumber gas karbondioksida bebas salah
satunya berasal dari proses dekomposisi bahan-bahan organik
dalam perairan. Bahan organik yang tinggi pada satu perairan
dapat menyebabkan kadar karbondioksida bebas menjadi
meningkat. Hal ini dikarenakan dalam proses dekomposisi
melepaskan gas-gas, salah satunya karobondioksida. Menurut
Jangkaru (1975), kadar karbondioksida yang masih dapat ditolerir
oleh organisme air adalah 5 mg/l, asalkan kadar oksigen terlarut
tinggi. Sedangkan menurut Wardoyo (1981), Konsentrasi CO2
bebas yang mencapai 12 mg/l dapat menyebabkan tekanan pada
ikan, karena akan menghambat pernafasan dan pertukaran gas.
Kandungan CO2 dalam air yang aman tidak boleh melebihi 25
mg/l, sedangkan konsentrasi CO2 lebih dari 100 mg/l akan
menyebabkan semua organisme akuatik mengalami kematian
(Wardoyo, 1981).
2.2.5 Ammonia
Ammonia (NH3), merupakan hasil perombakan asam-asam
amino oleh berbagai jenis bakteri aerob dan anaerob. Nitrat yang
mengakibatkan kandungan amonia dalam air terlalu tinggi
16
disebabkan oleh proses perombakan protein yang tidak
berlangsung dengan baik. Tingginya amonia akan memberikan
pengaruh negatif bagi pertumbuhan ikan. Kandungan amonia
yang baik dalam airt adalah kurang dari 1 ppm (Murtidjo, 2001).
Sumber amonia di suatu perairan berasal dari pemecahan
nitrogen organik dan nitrogen anorganik yang terdapat pada air
dan tanah, yang berasal dari dekomposisi bahan organik oleh
mikroba jamur (Effendi, 2003). Ammonia dapat mempengaruhi
pertumbuhan ikan dan organisme perairan lainnya, kadar NH3
yang rendah, baik untuk kehidupan jasad-jasad hewani,
termasuk ikan sedangkan kadar ammonia yang terlalu tinggi
dapat menunjukan bahwa perairan tersebut sudah tercemar.
Kandungan ammonia yang baik untuk kehidupan organisme
akuatik khususnya ikan menurut PP No. 82 (2001) adalah <0,02
ppm.
17
III. MATERI DAN METODE
3.1 Materi Kerja Praktek
3.1.1Objek
Objek yang diteliti dalam kerja praktek ini adalah ikan
arwana super gold atau Scleropages formosus di Taman
Akuarium Purbasari Pancuran Mas.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam Kerja Praktek adalah pakan,
MnSO4, KoH Ki, H2SO4, Amilum dan Na2S2O3.
3.1.2 Alat
Alat yang digunakan termometer, kertas PH, alat tulis,
erlenmeyer, gelas ukur 100mldll,spluit, botol film, pipet tetes.
3.2 Metode Kerja Praktek
3.2.1 Survei
Metode survei dilakukan untuk pemantauan kualitas air
yang meliputi suhu, Oksigen terlarut, Karbondioksida bebas,
ammonia dan pH. Pemantauan dilakukan dengan cara observasi
sebanyak dua kali yaitu saat sebelum akuarium pemeliharaan
ikan arwana dikuras dan pada saat setelah akuarium
pemeliharaan dikuras.
3.2.2 Wawancara
Metode wawancara dilakukan dengan pihak pengelola
Taman Akuarium Purbasari Pancuran Mas, untuk mendapatkan
18
data mengenai manajemen pakan ikan arwana super gold
sebagai ikan hias dan untuk mengetahui komposisi serta
frekuensi pakan yang diberikan.
3.3 Prosedur kerja Praktek
3.3.1 Mengetahui jenis pakan
Yaitu dengan cara mengamati dan mencatat jenis pakan
yang diberikan di Taman Akuarium Air tawar purbasari pancuran
mas.
3.3.2 Pemberian (frekuensi, jumlah, waktu)
Pemberian dilakukan setelah pakan yang diberikan habis,
dengan terlebih dahulu mengamati waktu pemberian, jumlah
dan pemberian jenis yang berbeda untuk mengamati jenis yang
paling disukai oleh ikan arwana.
3.3.3 Konsumsi pakan
Mengamati berapa lama habisnya pakan yang diberikan
dengan mencatat waktu pemberian dan pengambilan sisa pakan
pada keesokan harinya.
3.3.4 Kualitas air
Menghitung besarnya O2 terlarut, CO2 bebas, ammonia, PH
dan suhu dari Akuarium pemeliharaan ikan arwana super gold di
Taman Akuarium Air Tawar Purbasari Pancuran Mas.
3.4. Waktu dan Tempat
Pengambilan sampel air dilakukan pada Taman Akuarium Air
Tawar Purbasari, Pancuran Mas. Waktu pelaksanaan kerja
19
praktek ini yaitu pada bulan Juli 2008. Tempat pengamatan
sampel air di Taman Akuarium Air Tawar Purbasari Pancuran Mas
dan Laboratorium Kimia Organik Jurusan MIPA Fakultas Sains dan
Teknik Universitas Jenderal Soedirman .
20
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ikan Arwana Super Gold yang terdapat di Taman Akuarium
Air Tawar Purbasari ini berasal dari Jakarta, ikan tersebut
mengalami mekanisme transportasi dengan menggunakan
plastik oksigen yang di packing dalam stereofom. Arwana ini
setelah mengalami proses transportasi tidak mengalami proses
aklimatisasi, ikan tersebut langsung dimasukkan kedalam
akuarium.
Foto 1 .Ikan Arwana Super Gold (Scleropages Formosus)
Ikan Arwana berumur 3 tahun itu diambil sekitar 2 tahun
yang lalu dengan panjang awal 20 cm, setelah beberapa tahun
menjadi penghuni Taman Akuarium Air Tawar Purbasari Pancuran
Mas saat ini panjangnya mencapai 40 cm, dari awal datangya
21
ikan tersebut tidak pernah dilakukan pengukuran bobot sehingga
sampai saat ini bobot ikan tersebut tidak diketahui.
4.1 Taman Akuarium Air Tawar Purbasai Pancuran Mas
Taman Akuarium Air Tawar Purbasari Pancuran Mas
didirikan secara bertahap mulai tahun 1993 oleh pemiliknya
sendiri Bapak Sarimun Budi Purwanto. Pada tahun 2001,
tepatnya tanggal 4 Juni 2001 Taman Akuarium Air Tawar
Purbasari Pancuran Mas selesai dibangun dan diresmikan oleh
Bupati Purbalingga (Junjung, 2007). Taman Akuarium ini
terletak di Desa Purbayasa dan berdiri diatas tanah seluas 3500
m2 dengan batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Desa
Karanggambas, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Padamara, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kalitinggar,
dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa Prigi.
Foto 2 . Pintu gerbang pengunjung Taman Akuarium Air Tawar
Purbasari Pancuran Mas Purbalingga.
22
Ikan-ikan yang dikoleksi Taman Akurium Air Tawar
Purbasari Pancuran Mas dipelihara secara kombinasi atau soliter
masing-masing dalam satu akuarium. Ikan-ikan tersebut antara
lain ikan piranha, ikan sidat, ikan mas koki, lobster air tawar, dan
ikan Araipama gigas yang merupakan andalan Taman Akuarium
Purbasari Pancuran Mas, serta ikan arwana yang tak kalah
menarik dan populer di bandingkan dengan Araipama gigas.
Jenis ikan arwana ini ada berbagai macam, salah satu yang
terdapat di Taman Akuarium ini adalah arwana gold atau
Scleropages formosus.
4.2 Manajemen Pemberian Pakan
Jenis pakan yang diberikan pada ikan Arwana Super Gold di
Taman Akuarium Purbasari Pancuran Mas bermacam-macam
diantaranya jangkrik, ikan rucah, ikan kecil dan udang. Pakan
yang diberikan diambil dari kolam-kolam yang berada di area
Taman Akuarium Purbasari Pancuran Mas.
Menurut Purwakusuma 2007, Arwana merupakan ikan
karnivora, di alam mereka memakan serangga, ikan, udang,
cacing, dan beberapa jenis amfibi kecil seperti katak. Pakan
hidup merupakan diet utama bagi Arwana. Seperti dianjurkan
untuk jenis ikan lainnya, pakan hendaknya diberikan secara
bervariasi. Cara ini akan mampu mengurangi resiko terjadinya
kekurangan gizi tertentu pada ikan yang bersangkutan. Variasi
pakan yang diberikan membuat kebutuhan gizi yang tidak bisa
23
dipenuhi oleh satu jenis pakan, diharapkan akan dipenuhi dari
jenis pakan yang lain.
Pada umumnya ikan membutuhkan zat gizi tertentu untuk
kehidupannya, yaitu untuk menghasilkan tenaga, menggantikan
sel-sel yang rusak dan untuk tumbuh. Zat gizi yang dibutuhkan
adalah protein,lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan air.
Dengan pustaka tersebut, pakan yang diberikan untuk ikan
Arwana Super Gold pada Taman Akuarium Purbasari Pancuran
Mas sangatlah tepat karena pakan yang diberikan memiliki
kelebihan masing-masing dan saling melengkapi. Udang adalah
mahluk akuatik sehingga kandungan gizinya (terutama asam
lemaknya) sesuai untuk ikan. Selain itu juga udang merupakan
pakan alami ikan karnivor. Udang mengandung beta karoten
dalam jumlah relatif banyak. Menurut (Oktapermana, 2006),
jangkrik merupakan sumber protein, lemak dan hormon yang
dapat dimanfaatkan sebagai produk pangan manusia, pakan
ternak dan farmasi. Kandungan protein pada jangrik yaitu sekitar
60,90%.
Tabel 1. Pemantauan pemberian pakan ikan Arwana Super Gold
pada Taman Akuarium Air Tawar Purbasari Pancuran Mas
Hari/
tanggal Waktu
jenis pakan dan
jumlah Keterangan
24
19 juli
2008
Pagi
09.00 Jangkrik 40 gr pakan habis 100%
Sore
16.00
Ikan kecil 60 gr
(Ikan Nilem) pakan habis 100%
20 juli
2008
Pagi
09.00
Ikan rucah 50 gr
(ikan tawes &
nilem) pakan habis 100%
Sore
16.00
Ikan kecil 60 gr
(Ikan Lunjar) pakan habis 100%
21 juli
2008
Pagi
09.00 Jangkrik 50 gr pakan habis 100%
Sore
16.00
Ikan rucah 50 gr
(Ikan tawes &
nilem) pakan habis 100%
22 juli
2008
Pagi
09.00 Jangkrik 40 gr pakan habis 100%
Sore
16.00
Ikan kecil 60 gr
(Ikan Nilem) pakan habis 100%
23 juli
2008
Pagi
09.00
Ikan rucah 50 gr
(Ikan Tawes) pakan habis 100%
Sore
16.00 Udang 40 gr pakan habis 100%
25
24 juli
2008
Pagi
09.00 Jangkrik 50 gr pakan habis 100%
Sore
16.00
Ikan kecil 50 gr
(Ikan lunjar) pakan habis 100%
25 juli
2008
Pagi
09.00
Ikan kecil 30 gr
(Ikan Lunjar) pakan habis 100%
Sore
16.00
Ikan rucah 50 gr
(Ikan tawes &
lunjar) pakan habis 100%
26 juli
2008
Pagi
09.00
Ikan rucah 50 gr
(Ikan Mas) pakan habis 100%
Sore
16.00
Ikan kecil 40 gr
(Ikan Nilem) pakan habis 100%
Pemberian pakan pada Arwana bisa dilakukan dengan
berbagai cara. Secara umum dapat dikatakan untuk Arwana
dengan ukuran panjang tubuh diatas 35 cm pakan dapat
diberikan sehari sekali atau setiap dua hari sekali. Arwana di
alam mereka belum tentu bisa mendapatkan pakan setiap hari
sehingga diet dengan mengikuti pola alami ini sering dapat
menghindarkan gangguan kesehatan pada Arwana. Arwana
dengan ukuran panjang 15 - 35 cm pakan bisa diberikan 2 kali
sehari, sedangkan untuk Arwana dengan ukuran panjang kurang
26
dari 15 cm, dianjurkan untuk diberi pakan 3 kali sehari
(Purwakusuma, 2007).
Melihat dari hasil pengamatan dan referensi, pemberian
pakan ikan Arwana Super Gold pada Taman Akuarium Air Tawar
Purbasari Pancuran Mas sangat baik karena pemberian pakan
yang diberikan sesuai dengan ukuran ikan. Pemberian pakan
ikan Arwana Super Gold pada Taman Akuarium Purbasari
Pancuran Mas dilakukan sehari dua kali yaitu pagi pukul 09.00
WIB dan sore pukul 16.00 WIB.
Dari hasil yang didapat, setiap pemberian pakan yang
diberikan pada pagi hari, pada sore harinya pakan tesebut telah
habis dimakan dan pakan yang diberikan pada sore hari diamati
pada pagi harinya juga telah habis dimakan. Hal ini menunjukan
bahwa ikan Arwana super gold yang berada pada Taman
Akuarium Purbasari Pancuran Mas mempunyai laju konsumsi
pakan yang sangat tinggi. Pada umumnya ikan Arwana Super
Gold tersebut menyukai semua jenis pakan yang diberikan .
Taman Akuarium Air Tawar Purbasari Pancuran Mas
memiliki petugas yang mangatur bagian biota yaitu Bapak
Subandi, beliau juga yang mengurusi Ikan Arwana super gold
pada Taman Akuarium Air Tawar Purbasari Pancuran Mas. Ikan-
ikan pada Taman Akuarium Air Tawar Purbasari Pancuran Mas
diberi makan sehari dua kali yaitu pagi pukul 08.00 wib dan sore
pukul 16.00 wib.
27
4.3 Kondisi Akuarium
Akuarium pemeliharaan ikan arwana super gold pada
Taman Akuarium Air Tawar Purbasari Pancuran Mas berukuran
250 cm X 100 cm X 80 cm dengan ketebalan kaca 12 mm yang
posisinya ditempatkan pada tempat yang tertutup dalam artian
pencahayaannya menggunakan lampu neon 40 watt dan tidak
ada cahaya matahari yang masuk.
Foto 3. Akurium Pemeliharaan Ikan Arwana.
Sumber air yang digunakan dalam pemeliharaan ikan
Arwana berasal dari mata air yang diambil menggunakan pompa
air, setelah itu mengalami proses filterisasi dalam akuarium
dengan filter satu tempat bukan filter terpisah dengan beberapa
lapisan yang terdiri dari arang, busa dan batu karang. Selama
menjadi penghuni Taman Akuarium Purbasari ikan Arwana Super
Gold tersebut tidak mendapat perlakuan khusus dalam
28
pengontrolan kualitas air, jadi dalam pengontrolannya hanya
dilakukan pengurasan sekitar 2 minggu sekali dan penambahan
air dengan melihat kondisi air.
Foto 4. Sistem Filter, Inlet dan Outlet Air Pada Akuarium.
Selama hidup dalam Taman Akuarim Purbasari Pancuran
Mas ikan tersebut pernah terserang penyakit berupa jamur,
setelah diberi obat red all dan garam. Untuk melakukan
pencegahan penyakit pihak pengelola memberikan garam
sebanyak satu sendok makan kedalam akuarium.
Foto 5. Pompa Air dan Pencahayaan Akuarium.
4.4 Kualitas Air
Faktor yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ikan
Arwana Super Gold adalah kualitas air. Kelangsungan hidup ikan
sangat dipengaruhi oleh kualitas airnya. Kualitas air merupakan
29
standar kehidupan ikan. Ikan akan hidup dengan baik dan
tumbuh dengan cepat bila kualitas airnya baik, Namun
sebaliknya bila kualitas airnya kurang maka dapat menyebabkan
ikan lemah, berkurang nafsu makannya dan mudah tersernag
penyakit. Kualitas air untuk ikan arwana harus sesuai dengan
yang dibutuhkan. Parameter untuk mengetahui kualitas ar
meliputi sifat fisik, kimia dan biologi.
4.4.1 Suhu
Suhu merupakan controling factor (faktor pengendali) bagi
proses respirasi dan metabolisme biota akuatik yang berlanjut
terhadap pertumbuhan dan proses fisiologi serta siklus
reproduksinya (Hutabarat dan Evans, 1984). Peningkatan suhu
dapat menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air,
misalnya gas O2, CO2, N2, dan CH4. Suhu air sangat mempengarhi
nafsu makan pada ikan. Peningkatan suhu juga menyebabkan
peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi ikan dan
mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen. Dari hasil
pengukuran, suhu akurium pemeliharaan ikan Arwana Super
Gold pada Taman Akuarium Air Tawar Purbasari Pancuran Mas
berkisar 240-260C, menurut Effendi (2003) temperatur yang
cocok untuk mengkonsumsi pakan adalah berkisar antara 15-
30
300C . Suhu air yang terlalu tinggi akan mempengaruhi komposisi
kimiawi air, kenaikan suhu air dapat mengakibatkan menurunnya
jumlah oksigen terlarut sehingga kehidupan biota air dapat
terganggu (Fardiaz, 1992).
Gambar 1. Perbandingan Suhu Pagi dan Sore pada Akuarium Pemeliharaan Ikan Arwana Super Gold.
4.4.2 pH
Derajat keasaman atau pH merupakan istilah yang
digunakan untuk menyatakan identitas keadaan asam atau basa
suatu larutan. pH suatu perairan dapat digunakan untuk
menggambarkan produktivitas hayati dan merupakan pembatas
bagi kehidupan organisme akuatik. Derajat keasaman
berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan hewan dan
tumbuhan air. Oleh karena itu, pH sering digunakan sebagai
petunjuk baik buruknya keadaan air di suatu perairan. Dari
pengukuran pH yang didapatkan berkisar antara 3-6. Menurut
31
Purwakusuma (2007) Arwana dapat hidup pada selang pH cukup
lebar, meskipun demikian, disesuaikan dengan kondisi aslinya, di
alam, disarankan agar mereka dipelihara pada selang pH netral
sampai agak masam (pH 6.0 - 7.0). Nilai pH pada hasil
pengukuran ini masih dapat diterima untuk kehidupan ikan
Arwana Super Gold karena habitat asli ikan arwana berasal dari
Kalimantan yang perairannya bersifat asam, akan tetapi kurang
baik untuk kelangsungan hidupnya. Kondisi perairan yang
bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan
kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan
terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi (Barus, 2002).
Gambar 2. Perbandingan pH Pagi dan Sore pada Akuarium Pemeliharaan Ikan Arwana Super Gold.
Dalam pengukuran pH Terjadi perubahan yang sangat
significant di hari ke 5 pada pagi hari dan sore hari, hal ini karena
dilakukannya pengurasan air pada akuarium pemeliharaan ikan
32
Arwana Super Gold. Kondisi pH sebelum pengurasan berada
pada kisaran 3 dan setelah pengurasan berada pada kisaran 6,
menurut pustaka nilai pH di suatu perairan salah satunya di
pengaruhi oleh karbondioksida bebas, karbondioksida yang tinggi
dapat menyebabkan nilai pH menjadi turun atau bersifat asam.
4.4.3 Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua organisme akuatik
untuk respirasi, proses metabolisme atau pertukaran zat yang
kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan
pembiakan. Oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan
bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Hasil
pengukuran menunjukkan oksigen terlarut seblum pengurasan
bernilai 9,4 ppm sedangkan oksigen terlarut sesudah pengurasan
bernilai 10,4 ppm. Melihat dari pustaka dengan kisaran oksigen
tersebut termasuk perairan yang baik karena menurut PP no 82
tahun 2001 oksigen terlarut yang baik bagi biota air tawar yaitu
>3 mg/L.
4.4.4 Karbondioksida Bebas
Karbon dioksida dalam air pada umumnya merupakan hasil
respirasi dari ikan dan fitoplankton. Kadar CO2 lebih tinggi dari 10
ppm diketahui menunjukkan bersifat racun bagi ikan, beberapa
bukti menunjukkan bahwa karbon dioksida berfungsi sebagai
anestesi bagi ikan. Kadar karbon dioksida tinggi juga
menunjukkan lingkungan air yang asam meskipun demikian
33
karbon dioksida diperlukan dalam proses pem-buffer-an
(Purwakusuma, 2007).
Dari hasil pengukuran didapatkan data kandungan
karbondioksida bebas sebelum pengurasan adalah 52,8 ppm
sedangkan kadar karbondioksida bebas sesudah pengurasan
adalah 2,2 ppm. Nilai pada sebelum pengurasan sangat
berbahaya bagi kelangsungan hidup ikan Arwana Super Gold
pada Taman Akuarium Air Tawar Purbasari Pancuran Mas, karena
kandungan CO2 dalam air yang aman tidak boleh melebihi 25
mg/l, sedangkan konsentrasi CO2 lebih dari 100 mg/l akan
menyebabkan semua organisme akuatik mengalami kematian
(Wardoyo, 1981).
4.4.5 Ammonia
Faktor pembatas kehidupan lain bagi organisme akuatik
dan ikan adalah kadar ammonia. Kadar ammonia yang tinggi
dalam perairan dapat menyebabkan kematian pada ikan. Bila
kadar union ammonia lebih dari 0,02 ppm maka akan dapat
merusak selput lendir, merusak membran insang, menghambat
pertumbuhan, rentan terhadap penyakit dan mati sebelum
waktunya (Sahri, 2006). Dari hasil pengukuran didapatkan data
ammonia dalam air sebesar 0,011 ppm sebelum pengurasan dan
0,009 ppm setelah pengurasan.
Sumber ammonia adalah dari hasil pemecahan nitrogen organik
(protein dan urea) dan nitrogen anorganik (dekomposisi tumbuhan dan
34
hewan yang telah mati) serta buangan industriseperti industri bahan
kimia, industri pulp, dan kertas. Ammonia selain terdapat dalam
bentuk gas juga terdapat dalam bentuk kompleks berikatan dengan
logam. Ammonia dapat terserap bahan bahan tersuspensi dan koloid
sehungga mengendap di dasar perairan (Sahri, 2006).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang manajemen
pakan ikan Arwana Super Gold yang dipelihara pada Taman
Akuarium Purbasari Pancuran Mas maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pada umumnya manajemen pemberian pakan ikan Arwana
Super Gold pada Taman Akuarium Air Tawar Purbasari
Pancuran Mas tergolong cukup baik.
2. Jenis pakan yang diberikan pada ikan Arwana Super Gold di
Taman Akuarium Purbasari Pancuran berupa jangkrik, ikan
rucah, ikan kecil dan udang. Pakan yang diberikan diambil
dari kolam-kolam yang berada di area Taman Akuarium
Purbasari Pancuran Mas. Hal ini cukup baik karena seperti
habitat aslinya.
35
3. Pakan diberikan 2 kali sehari yaitu pagi pukul 09.00 WIB dan
sore hari Pukul 16.00 WIB. Hal ini sesuai dengan ukuran ikan
Arwana Super Gold. Ikan Arwana Super Gold pada Taman
Akuarium Air Tawar Purbasari Pancuran Mas memiliki laju
konsumsi pakan yang tinggi karena setiap pakan yang di
berikan selalu habis dimakan.
4. Parameter kualitas air yang diukur yaitu suhu, pH, oksigen
terlarut, karbondioksida bebas dan ammonia. Dengan hasil
suhu antara 24-26 C, pH berada pada kisaran 3-6, oksigen
terlarut sebelum pengurasan 9,4 ppm dan setelah
pengurasan 10,4 ppm, karbondioksida bebas sebelum
pengurasan 52,8 ppm dan setelah pengurasan 2,2 ppm.
ammonia dalam air sebesar 0,011 ppm sebelum
pengurasan dan 0,009 ppm setelah pengurasan.
5.2 Saran
Perlu adanya perhatian khusus terhadap pemantauan nilai
gizi pakan yang diberikan dan pemantauan kulitas air untuk
akuarium maupun kolam pemeliharaan ikan ikan hias di taman
Akuarium Purbasari Pancuran Mas khususnya pada akuarium
pemeliharaan ikan Arwana Super Gold agar ikan yang di pelihara
bisa tumbuh dengan sehat dan menarik.
36
DAFTAR PUSTAKA
Barus, T. A. 2002. Pengantar Limnology. Fakultas MIPA. Jurusan Biologi. USU, Medan.
Boyd. 1988. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Agriculture Experiment Station, Auburn University, Alabama, USA.
Djarijah, S,A. 1995. Pakan ikan Alami . Kanisius. Yogyakarta
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.
Fardiaz,S. 1992. Polusi Air dan Udara Kerjasama dengan PAU Pangan dan Gizi IPB. Kanisius. Yogyakarta.
Hartono, R. 2007. Arwana Super Red dan Golden Red. Penebar Swadaya. Jakarta
Hutabarat, S. S. M. Evans. 1984. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia Press. Jakarta
Jangkaru, Z. 1975. Memacu Pertumbuhan Gurami. Penebar Swadaya, Jakarta.
37
Junjung. 2004. Selayang Pandang Taman Wisata Purbasari Pancuran Mas. Purbalingga.
Khairuman, A. Md dan Khairul Amri. 2002. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Machmud dan Perkasa, E.B. 2007. 57 Permasalahan ARWANA dan Solusinya. Penebar Swadaya. Jakarta
Lesmana, D. S. 2001. Kualitas Air untuk Ikan Hias Air Tawar. Swadaya. Jakarta.
Momon dan Hartono, R. 2007. Pembenihan Arwana. Penebar Swadaya. Jakarta
Murtidjo,B.A. 2001. Penangkaran Ikan Arwana. Kanisius. Yogyakarta
Oktapermana, D. 2006. ASTRIK. (On-line) http://www.astrik.org/t/?ZGV0YwlsbWVudS8xMS8xNQ===diakses Kamis 27 november 2008
Pemerintah Republik Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Sekretariat Negara Republik Indonesia. Jakarta.
Purwakusuma, wahyu. 2007. O-FISH. (On-line). http://www.o-fish.com/Arwana/php diakses Selasa 17 Juni 2008.
Sahri, A. S. 2006. Petunjuk Praktikum Mata Kuliah Limnologi. Jurusan Perikanan dan Kelautan Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto.
---------------- 2006. Transparansi Mata Kuliah Limnologi. Jurusan Perikanan dan Kelautan Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto.
Soeseno, S. 1970. Limnologi Untuk Sekolah Perikanan Menengah Atas. Bogor.
Sulistyo,I dan Sukardi,P. 2001. Pengantar Sains Perikanan. UNSOED. Purwokerto.
Susanto, Heru. Arwana . (Jakarta: Penebar Swadaya, 2007).
38
Wardoyo, S. T. H. 1981. Kualitas Air untuk Keperluan Pertanian dan Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Welch, P.S. 1952. Limnologi. 2nd Edition. Mc. Grow Hill Book Company Inc. New York.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar pertanyaan
1. Dari mana asal ikan arwana super gold yang dipelihara
dalam akuarium purbasari pancuraan mas?
2. bagaimana cara mendapatkan ikan tersebut?
3. bagaimana proses atau mekanisme transportasi ikan
tersebut sampai ke akuarium?
4. apakah ikan diaklimatisasi dulu?
5. berapa bobot awal dan panjang awal ikan arwana ?
6. berapa umur ikan arwana?
7. sudah berapa lama ikan arwana dipelihara dalam akuarium?
8. apakah pihak pengelola rutin mengukur panjang dan berat?
9. berapa kali sehari ikan tersebut diberi makan?
39
10. pada jam berapa ikan diberi makan?
11. jenis makanan yang diberikan, berapa
jumlahnya?
12. berapa persen pakan yang diberikan habis
dimakan dalam waktu satu hari?
13. dari mana pakan didapatkan?
14. pakan yang paling disukai diantara pakan
yang diberikan?
15. adakah suplemen yanhg diberikan kepada
ikan arwana?
16. berapa orang yang terlibat dalam
pemeliharaan ikan arwana?
17. bagaimana tingkah laku ikan arwana pada
waktu diberi makan?
18. apakah ikan arwana tersebut pernah
terserang penyakit?
19. obat apa yang diberikan?
20. apa kendala yang dihadapi dalam
memelihara iikan arwana tersebut?
21. berapa ukuran akuarium ikan arwana?
22. bahan apa yang digunakan dalam
pembentukan akuarium?
23. berapa ketebalan kacanya?
40
24. bagaimana proses pengisian air dalam
akuarium mulai darisumber air samapai ke akuarium?
25. apakah digunakan pompa?jika iya apa
mereknya?
26. bagaimana pencahayaan dalam akuarium?
27. berapa watt lampu tersebut, berapa
jumlahnya, mereknya apa?
28. kapan pengurasan akuarium dilakukan?
29. bagaimana prosesnya?
30. apakah ada perlakuan sebelum air masuk
kedalam akuarium?
31. bagaimana monitoring kualitas air yang
dilakukan pada akuarium ikan arwana tersebut?
32. seberapa sering pergantian air dilakukan
dalam akuarium?
33. sistem filter pada akuarium?
Lampiran 2. Data Pengamatan Kualitas Air
hari / parameter fisik kimia air Keterangan
Pagi Sore
41
ph suhu Ph Suhu
190708 3 24 3 25
200708 3 24 3 25
210708 3 24 3 25
220708 3 24 3 25
230708 3 24 6 26
dilakukan pengurasan
akuarium
240708 6 24 6 25
250708 6 24 6 25
260708 6 24 6 25
Lampiran 3. Denah Lokasi Taman Akuarium Air Tawar Purbasari
Pancura Mas Purbalingga.
42
43
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kerja praktek yang berjudul ”
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN IKAN ARWANA SUPER
44
GOLD (Scleropages formosus) Pada Taman Akuarium Air
Tawar Purbasari Pancuran Mas, Kabupaten Purbalingga”.
Pada kesempatan kali ini perkenankanlah penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Isdy Sulistyo, DEA selaku Ketua Jurusan Perikanan dan
Kelautan, Fakultas Sains dan Teknik Unsoed, Universitas
Jenderal Soedirman.
2. Drs Sugiharto M.Si selaku pembimbing akademik.
3. Ir. Purnama Sukardi P.hd selaku pembimbing kerja praktek
yang telah membantu dalam memberikan petunjuk, saran
dan arahan.
4. Taman Akuarium Air Tawar Purbasari Pancuran Mas,
khususnya bapak Junjung dan bapak Subandi terima kasih
atas dukungannya.
5. Bapak dan Ibu terimakasih atas segala do’a dan dukungan
yang diberikan serta kasih sayang yang dicurahkan sampai
sekarang.
6. Kakak-kakak saya (Mba umi, mba ani, mba yuni, mia)
thanks yah,kalian yang mendukung saya menginjak
bangku kuliah ini luph u full lah.
7. Partner KP saya, amalia indah thanks atas kerja sama n
dukungannya yah.
8. Flavalicious: Rahmat kebo, teguh udin, Galih, wahyu aji
cepetan diselesein kp nya aja pada bojoan bae.
45
9. Buat kontrakan arca: sofyan agil, irvan pasti ncex, ilham
bukan alleast, feri ferdinan, yayan sukroficers, Kartun
(bangun pe....) thanks atas dukungan n setiap warna yang
kalian berikan.
10. Buat Lulu thanks yah, kamu selalu menemaniku.
Buat varika thanks atas suportnya selama ini. Kalian
berdua pernah menjadi bagian berharga dalam hidup aku.
11. Buat temen2 yang udah minjemin laptop, virta,
hendri(maturnuwun duite ya?), novan, soni thanks pokoke
lah.
12. Buat temen-temen J1A005001-SELESAI dan
J1B005001-SELESAI thanks banget lah.
RIWAYAT HIDUP
46
Penulis bernama lengkap Sya’bani Abdulah Amir lahir di
Purbalingga, 26 Maret 1988. Penulis merupakan anak ke 5 dari 5
bersaudara pasangan Imam Katamso dan Muti’ah. Penulis
mempunyai kakak yang bernama Umi, Ani, Yuni, Mia. Penulis
mulai bersekolah di MI YAPPI Sokawera, SLTP Ya Bakii 1
Kesugihan, SMA Diponegoro 1 Purwokerto. Penulis sekarang
masih menjadi mahasiswa di jurusan perikanan dan kelautan
program studi Manajemen Sumberdaya Perairan.
47
1
top related