laporan kunlap paud a-15.docx
Post on 26-Oct-2015
45 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB 1
1.1 Gambaran Komunitas
Pendidikan anak usia dini memiliki fungsi utama mengembangkan semua aspek
perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus),
sosial dan emosional.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara
perkembangan yang dialami anak pada usia dini dengan keberhasilan mereka dalam kehidupan
selanjutnya. Misalnya, anak-anak yang hidup dalam lingkungan (baik di rumah maupun di KB
atau TK) yang kaya interaksi dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar akan terbiasa
mendengarkan dan mengucapkan kata-kata dengan benar, sehingga ketika mereka masuk
sekolah, mereka sudah mempunyai modal untuk membaca.
Sehubungan dengan fungsi-fungsi yang telah dipaparkan tersebut, maka tujuan pendidikan anak
usia dini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak usia dini tumbuh
dan berkembang sesuai dengan usia dan potensinya.
2. Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika terjadi
penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini.
3. Menyediakan pengalaman yang beranekaragam dan mengasyikkan bagi anak usia dini,
yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi dalam berbagai bidang, sehingga
siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD).
VISI
Terwujudnya anak usia dini yang cerdas, sehat, ceria dan berakhlak mulia serta memiliki
kesiapan baik fisik maupun mental dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
MISI
1. Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses layanan PAUD melalui pnyelenggaraan
PAUD yang mudah dan murah, tetapi bermutu.
2. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan partisipasi aktif masyarakat dalam memberikan
layanan PAUD.
3. Memberikan layanan yang prima (efektif, efisien, akuntabel, transparan) kepada
masyarakat di bidang PAUD.
1
TIGA PILAR KEBIJAKAN PAUD
1. Perluasan dan pemerataan akses layanan PAUD kepada semua anak antara lain melalui :
a. Pemberdayaan semua potensi yg ada di masyarakat.
b. Keberpihakan kpd anak-anak yg kurang beruntung.
2. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing antara lain dengan cara :
a. Mengupayakan PAUD yg murah dan mudah, tetapi bermutu.
3. Penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan pendidikan (PAUD) antara lain dengan
cara meningkatkan :
a. Keterbukaan, kemudahan dan fleksibilitas di bidang layanan PAUD kepada
masyarakat.
SASARAN PAUD
1. Sasaran Utama :
a. Anak lahir s/d usia 6 tahun (utamanya yang belum mendapat layanan PAUD Jalur
Pendidikan Formal),prioritas 2-4 th. Th 2009 ditargetkan 35% anak 2-4 th terlayani di
PAUD Nonformal, dan 53,90 % Anak usia 0-6 tahun terlayani di PAUD Formal dan
Nonformal.
2. Sasaran antara :
a. Orang tua/keluarga, calon orangtua.
b. Pendidik dan Pengelola PAUD.
c. Semua Lembaga Layanan Anak Usia Dini.
d. Para tokoh masyarakat dan stakeholders PAUD.
3. Jalur Formal :
a. Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain sederajat.
4. Jalur Nonformal :
a. Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain sederajat.
5. Jalur Informal :
a. Pendidikan Keluarga atau Pendidikan yang Diselenggarakan oleh Lingkungan.
Catatan : Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
[(UU No. 20 Th 2003, Pasal 28, ayat (1)] .
2
PAUD TUNAS DAHLIA
Paud Tunas Dahlia berdiri pada tahun 2009 yg diinisiasi oleh para penggerak PKK RW
09 dan sampai sekarang tetap digerakkan oleh anggota PKK Kecamatan Duren Sawit tepatnya di
bawah naungan Rukun Warga kelurahan Malakasari. Beralamat di jalan Taman Malaka Selatan
blok B3 Kelurahan Malakasari Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13460, dengan jumlah
murid sebanyak 41 orang dan tenaga pengajar sebanyak 10 orang yang merupakan anggota PKK.
Dalam pelakasanaannya Paud Tunas Dahlia mengacu pada kurikulum pendidikan anak usia dini
yang telah ditetapkan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan.
Kegiatan belajar mengajar berlangsung selama 3 hari dalam seminggu yaitu pada hari
senin,rabu dan kamis. Dengan fasilitas yang seadanya dan tenaga sukarelawan dari anggota PKK
para siswa di PAUD hanya dikenakan iuran RP 30.000 per bulannya. Ruangan yang digunakan
untuk proses belajar menggajar merupakan ruangan serba guna yang digunakan secara
bergantian oleh warga untuk kegiatan yang lainnya. Fasilitas lain yang tersedia berupa lapangan,
taman bermain anak, kamar mandi, dansumber air PAM yang memadai.
Dalam kegiatan PAUD ruangan tersebut digunakan untuk proses belajar mengajar
dimana siswa dikelompokkan berdasarkan usia. Proses belajar mengajar dimulai pukul 8.00-
10.00 WIB, waktu istirahat 30 menit pada pukul 9.00 WIB. Dalam proses belajar mengajar para
siwa telihat sangat antusias. Saat jam istirahat para siswa ada yang membawa makan dari rumah
ada pula yang membeli makanan yang dijajah kan disekitar paud seperti yakult, pecel, ada pula
penjajah mainan.
2.2 Area Masalah
Kunjungan Lapangan
Tempat : PAUD Tunas Dahlia
Tanggal : Senin, 3 Juni 2013
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Kami melakukan observasi dan wawancara kepada Ketua RW 09, kepala PAUD, guru
PAUD, orang tua murid dan siswa PAUD Tunas Dahlia. Kami tidak menemukan siswa yang
sakit saat kami berkunjung, namun kami menemukan beberapa masalah yang berhubungan
dengan perilaku siswa dan lingkungan sekitar PAUD.
3
Hasil observasi kami melihat beberapa masalah seperti :
1. Lokasi PAUD yang berdekatan dengan depot pembuangan sampah, sehingga menimbulkan
bau yang sangat menyengat namun hanya pada waktu tertentu saja.
2. Ketidakpatuhan siwa dalam mencuci tangan sebelum makan
3. Ketidakpatuhan siswa dalam mengkonsumsi makanan, dalam hal ini siswa masih tetap
membeli makanan diluar.
4. Guru PAUD yang kurang tegas dalam mengawasi dalam mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan dan siswa masih jajan diluar
5. Kami melihat banyaknya anak yang memiliki caries dentis
6. Sumber keran air yang terbatas untuk melakukan kegiatan mencuci tangan
Kemudian kami melakukan wawancara kepada Ketua RW 09 Bapak Bambang Hadi, beliau
menyatakan bahwa untuk sarana dan prasarana yang tersedia di PAUD masih terbatas
dikarenakan bangunan tersebut merupakan ruangan serbaguna dan kurang nya perhatian dari
pemerintah sehingga dana yang digunakan merupakan swadaya dari masyarakat sekitar. Untuk
masalah lokasi PAUD yang berdekatan dengan depot pembuangan sampah, keluhan tidak hanya
berasal dari guru dan siswa PAUD saja melainkan dari warga sekitar dan untuk memindahkan
lokasi depot sampah masih menemukan banyak kendala.
Wawancara kepada Kepala PAUD Ibu Ade Irma, beliau menyatakan bahwa kendala utama
adalah kurang nya tenaga pengajar yang professional,sarana prasarana yang belum memadai dan
peran orang tua yang masih minim dikarenakan factor pendidikan orang tua dan penghasilan
orang tua yang termasuk golongan menengah kebawah.
Wawancara kepada Guru PAUD ibu Fatmah, beliau menyatakan banyak nya anak yang
mengeluh bau sampah yang tercium,dan ada pula yang mengeluh sakit gigi. Untuk penyakit yang
lain tidak ditemukan, hanya beberapa anak terlihat kurus, dan satu orang anak pernah terjangkit
hand food mouth disease namun tidak menularkan ke teman nya. Untuk keberishan dasar seperi
kuku,rambut dan telinga PAUD rutin memeriksa setiap hari senin, namun tidak semua anak
memotong kuku,membersihkan telinga dan rambut. Kebanyakan anak PAUD Tunas Dahlia rutin
mengunjungi Posyandu Dahlia yang diadakan setiap bulan pada hari selasa minggu ke-4. Namun
4
untuk program pemerikdaan gigi belum terlaksana karena kurang nya tenaga kesehatan dari
puskesmas.
Kami juga melakukan wawancara kepada 5 orang tua murid, secara keseluruhan
dapat disimpulkan bahwa masalah utama yang terjadi adalah tingkat pengetahuan orang
tua yang rendah tentang cara merawat diri pada anak, dan .
Masalah yang ada di paud, deskripsikan hasil wawancara dan observasi dan mengapa
memilih masalah ini sehingga memilih Laurence green
5
BAB 2
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
Menjaga Kebersihan Gigi Anak
Gigi merupakan salah satu organ pengunyah yang terdiri dari gigi pada rahang atas dan
rahang bawah. (Rasinta Taringan, 1995). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1990), gigi merupakan tulang keras dan kecil-kecil berwarna putih yang tumbuh tersusun
berakar di dalam gusi dan gunanya untuk mengunyah dan menggigit.
Menurut Pratnya Paramita (2000), fungis gigi adalah sebagai berikut :
1. Membantu fungsi bicara
2. Bahasa yang diucapkan seseorang akan terdengar dengan jelas, karena banyak huruf alfabet
yang tidak dapat disuarakan dengan baik tanpa bantuan gigi.
3. Membentuk wajah
4. Gigi yang besih dan sehat akan membentuk wajah, sehingga berpenampilan baik.
5. Membantu proses penyaringan makanan yang masuk ke dalam rongga pencernaan
6. Alat untuk mengunyah.
Semua gigi mempunyai struktur atau bangunan yang sama. Beberapa bangunan gigi antara lain :
1. Korona (mahkota) adalah gigi yang menonjol di atas gusi
2. Akar gigi radiks adalah bagian gigi yang terbenam di dalam tulang rahang
3. Leher gigi adalah bagian gigi yang berada di antara mahkota dan akar gigi.
4. Email (ename) merupakan bahan yang paling keras yang melapisi korona detis. Bagian ini
mengandung kalsium, fosfat dan florida. Lapisan ename melindungi permukaan gigi yang
digunakan untuk menggigit dan mengunyah.
5. Dentil dan semen. Bangun lapisan ini serupa, keduanya menyerupai tulang padat yang tidak
mengandung pembuluh darah. Lapisan dentil lebih keras daripada lapiran semen.
6. Pulpa merupakan inti gigi yang mengandung pembuluh darah dan saraf (Marry E. Beck,
1995).
6
Berdasarkan Pertumbuhannya
Menurut Pratnya Paramita (2000) berdasarkan pertumbuhannya gigi manusia terdiri dari gigi
susu (sulung), gigi tetap dan gigi bungsu.
1. Gigi Susu
Merupakan gigi yang tumbuh pertama kali di dalam rongga mulut dan suatu saat akan tanggal.
Gigi susu berjumlah 20 buah terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring dan 8 gigi geraham. Mulai
tumbuh usia 6 bulan dan tumbuh sempurna usia 2 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan gigi
menurut Pratnya Paramita (2000)
a. Untuk melunakkan makanan waktu pengunyahan
b. Menyediakan tempat untuk tetap yang akan tumbuh menggantikannya.
c. Untuk menghasilkan suara yang jelas (Rasinta Tarigan, 1995).
2. Gigi Tetap
Merupakan gigi yang tumbuh menggantikan gigi susu dan apabila tanggal tidak diganti oleh gigi
yang lain (Pratnya Paramita, 2000). Gigi tetap berjumlah 32 buah terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi
taring, 8 gigi geraham 1 dan 12 gigi geraham 2 yang mulai pertumbuhannya pada 6 – 7 tahun 3.
Gigi bungsu
Merupakan gigi yang tumbuh terakhir kali, yaitu gigi geraham ketiga. Biasanya gigi geraham ini
tumbuh pada usia 15 tahun ke atas. Tumbuhnya gigi geraham tergantung pada faktor usia dan
proses perkembangan gigi anak yang bersangkutan
Menurut Pratnya Paramita (2000) pembagian gigi berdasarkan bentuknya terdiri dari gigi seri,
taring 1, taring 2 dan gigi geraham. Masing-masing bentuk gigi mempunyai fungsi yang
berbeda-beda.
1. Gigi seri berfungsi untuk menggigit makananyang terletak di bagian depan menghadap
mulut. Berjumlah 8 buah, yaitu 4 buah di rahang atas dan 4 buah di rahang bawah.
2. Gigi taring untuk merobek makanan. Jumlah 4 buah yaitu, 2 buah terletak di rahang atas
dan 2 buah terletak di rahang bawah.
3. Gigi taring 2 berfungsi untuk merobek makanan. Jumlahnya 8 buah, yaitu 4 buah di rahang
atas dan 4 buah di rahang bawah.
4. Gigi geraham berfungsi untuk mengunyah makanan yang terletak di belakang mulut.
7
Menurut Pratnya Paramita (2000) struktur gigi manusia dibagi menjadi dua bagian :
1. Struktur jaringan keras
Bagian ini terletak di bagian mulut yang dikenal dengan mahkota gigi. Pada mahkota
terdapat jaringan yang menonjol yang disebut puncak gigi. Mahkota gigi dan puncak gigi dilapisi
oleh suatu lapisan yang disebut email gigi. Di bawah email gigi lapisan berwarna putih yang
disebut dentil gigi.
2. Struktur jaringan lunak
Jaringan lunak yang menyokong tulang gigi dikenal dengan gusi. Bagian gigi yang
melekat pada tulang gusi disebut akar gigi. Di bagian dalam gigi terdapat rongga yang disebut
pulpa gigi dan di dalam pulpa gigi terdapat serabut saraf dan pembuluh darah.
Gigi tetap memerlukan waktu yang cukup lama berkembang sempurna. Tahap-tahap
perkembangan gigi yaitu :
a. 32 minggu – 2 tahun
Pada saat bayi dilahirkan, tulang rahang telah terisi oleh gigi yang dalam proses
perkembangan. Kerangka organik untuk lapisan enamel serta dentil diendapkan dan pengapuran
(kalsifikasi) gigi mulai terjadi.
b. 3 tahun
Korona dentil masih di dalam tulang rahang. Ukurannya sudah mencapai ukuran korona
orang dewasa, tetapi belum mengalami klasifiksi sempurna.
c. 9 – 11 tahun Perkembangan akar gigi sudah lengkap.
Masalah Kesehatan Gigi Yang Sering Muncul
Caries Gigi
Caries gigi (gigi berlubang) merupakan kerusakan enamel, dentil dan semen yang berlangsung
secara progresif. Insiden pembentukan caries gigi yang paling tinggi terdapat pada usia kanak-
kanak. Setelah usia 25 tahun jarak terbentuk caries yang baru sekalipun lubang-lubang lama akan
melebar.
Tanda dan gejala caries berdasarkan stadium pembentukan dapat digolongkan menjadi dua
golongan. Dalam stadium I/II gigi belum menunjukkan gejala sakit, terasa sakit sewaktu minum
es, minum yang panas, atau masuknya sisa makanan ke dalam lubang gigi tersebut. Sedangkan
untuk stadium II/IV trerdapat gejala gigi terasa sakit sekali, pipi bengkak, panas, keadaan umum
8
lemah (terjadi pepsi/keracunan darah), nanah menjadi jalan keluar, dapat melalui gigi menembus
tulang rahang dan gusi (Rasina Taringan dan Syamsul Adam, 1995).Walaupun caries gigi
merupakan penyakit yang 98% menyerang manusia, tetapi timbul caries dapat dicegah antara
lain dengan pemberian fluorisasi untuk menguatkan gigi, sikat gigi yang efisien untuk
melepaskan dental plaugue/plag gigi, perubahan diet (mengurangi jumlah maupun frekuensi gula
pasir) dan perawatan gigi yang terakhir. (Marry E. Beck, 1995)
Gingivitis
Suatu inflamasi pada jaringan gusi, merupakan penyakit penyangga gigi yang paling ringan.
Faktor-faktor penyebab :
a. faktor lokal adalah plag, impaksi makanan, karies dan tambalan yang berlebihan.
b. Faktor Sistemik adalah penurunan daya tahan tubuh seseorang (Mansjoer, Arief, dkk, 2001)
Konsep Kesehatan Gigi
Kesehatan gigi adalah kesehatan gigi dan mulut yang bersifat peningkatan pencegahan
umum (Mass Prerevention); pneyuluhan gigi dan mulut, pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut
perlindungan (tooth burshing compaign, kumur-kumur flour, flouridasi air minum). (Depkes RI.
1990/1991. Pedoman Kerja Puskesmas, Jilid IV. Jakarta)
Dalam hal ini banyak sekali yang mempengaruhi kesehatan gigi, antara lain :
Gizi makanan, perlu kita ketahui bahwa benih gigi seudah terbentuk waktu janin (embrio)
berusia ½ bulan dalam kandungan. Makananmakanan ini sudah tercakup dalam empat sehat lima
sempurna. Dalam hal ini makanan mempunyai 3 pengaruh:
1 Pengaruh selama pembentukan gigi Zat kapur merupakan bahan utama dalam pembentukan
enamel, di samping vitamin C, D dan lain-lain.
2. Bila gigi sudah tumbuh Makanan yang empuk dan lunak tidak memerlukan pengunyahan yang
sulit. Sering tidaknya ktia makan juga mempengaruhi. Pengaruh asam dari zat hidrat arang dalam
mulut terjadi selama 40 menit pertama sesudah makan. Kalau kita makan 3 kali sehari maka
pengaruh asam hanya terjadi selama 3 x 30 menit = 1 ½ jam/hari.
b. Jenis makanan, makanan yang mudah lengket dan menempel digigit seperti permen dan
coklat, makanan ini sangat disukai oleh anakanak.
9
Hal ini yang mengakibatkan gangguan. Makanan tadi mudah tertinggal dan melekat pada gigi
dan bila terlalu sering dan lama akan berakibat tidak baik. Makanan yang manis dan lengket
tersebut akan bereaksi di mulut dan asam yang merusak email gigi.
c. Kebersihan gigi, biasakanlah anak-anak agar selalu menyikat giginya atau berkumur-kumur
setiap selesai makan atau sebelum tidur.
d. Kepekatan air ludah, pada orang-orang yang mempunyai air ludah yang sangat pekat dan
sedikit akan lebih mudah giginya menjadi berlubang dibandingkan dengan air ludah yang encer
dan banyak,sebab pada anak yang beair ludah pekat dan sedikit maka sisa makanan akan mudah
menempel pada permukaan gigi.
Perawatan Gigi
Pemeriksaan dan perawatan gigi, idealnya dilaksanakan pada saat mulai tumbuhnya gigi pertama
atau pada usia 2 tahun (Nelson, 1995). Menurut Syamsul Adam (1995), pemeliharaan dan
perawatan gigi pada umumnya ditujukan untuk mencegah timbulnya kerusakan gigi, antara lain :
1. Tidak memakan makanan yang banyak mengandung rasa manis
2. Menggunakan gigi tidak pada makanan yang keras
3. Menghindari atau mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
4. Menyikat gigi segera setelah makan.
Terutama tergantung pada teknik menyikat gigi dan bukan pada macamnya sikat gigi yang
dipakai. Menyikat gigi yang baik adalah dari gusi ke puncak gigi, membersihkan gigi dari sisa-
sisa makanan yang terdapat di sela-selagigi. Macam sikat gigi tidak terlalu keras dan tidak terlalu
lembek.Paling sedikit menggosok gigi dan berkumur-kumur dua kali sehari, sesudah makan dan
sebelum tidur.
Pemeliharaan gigi secara teratur
Pemeriksaan gigi dan bila gigi sakit, segera ke dokter untuk mendapatkan pengobatan. Secara
teratur sebaliknya 6 bulan sekali. Maksud dari pemeliharaan gigi yaitu mencegah penyakit-
penyakit mulut dan gigi serta mempertinggi daya tahan tubuh. Menurut Donald (1974) ada
hubungan erat antara derjat kebersihan gigi dan keadaan jaringan giginya. Bunting (1952)
mengatakan bahwa kebersihan gigi dan mulut memang peranan penting dalam pengendalian
penyakit gigi. Menyikat gigi adalah suatu cara yang umum diajurkan untuk membersihkan
deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi. Menyikat gigi adalah salah satu peosedur terhadap
10
terjadinya penyakit gigi, karena dengan menyikat akan bisa menghilangkan plag yang
merupakan salah satu faktor penyakit gigi (Craig dan Dann, 1971)
Usaha-usaha untuk mendapatkan gigi yang bersih
1. Menggosok gigi dengan teliti – pakailah zat pewarna plag untuk dapat melihat bagian-
bagian gigi yang belum bersih.
2. Menggosok gigi dengan teratur – setiap hari kita perlu menggosok gigi, juga pada malam
hari sebelum tidur.
3. Menggosok gigi dengan tekun – pada mulanya memang sulit menggosok gigi sampai benar-
benar bersih, tetapi kalau tekun berlatih, maka hasilnya akan sangat memuaskan.
Cara dan saat menggosok gigi
Petunjuk pertama: Biasakan menggosok gigi di depan cermin. Dan jangan lupa memakai zat
pewarna plag.
Petunjuk kedua: Untuk menggosok gigi, lazimnya digunakan sebuah sikat gigi. Tetapi ini
tergantung pada setiap keluarga. Bila akan sikat gigi maka pilihlah:
1. Sikat gigi dengan tangkai yang lurus dan mudah dipegang
2. Kepala sikat harus yang kecil sebagai patokan, panjang kepala sikat gigi harus dengan jumlah
empat gigi keempat gigi depan rahang bawah (lebar keempat gigi seri bawah). Kalau kepala
sikat gigi terlalu panjang maka bulu sikat gigi bagian tangkai boleh dipotong atau dicabut.
3. Bulu sikat gigi harus sama panjangnya, sehingga membentuk permukaan yang datar. Yang
baik adalah sikat gigi dengan bulu sikat yang berderat dua, dan bulu sikat terbuat dari nilon
yang tidak begitu kaku.
Petunjuk ketiga: Cara menggosok gigi
Cara menggosok gigi yang dianjurkan dengan cara gerakan gerakan yang pendek, yakni
menggosok gigi berulang-ulang pada satu tempat dahulu, sebelum pindah ke tempat lain.
Untuk jelasnya, perhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Cara meletakkan sikat gigi. Tangkai sikat gigi dilektakkan pada dataran pengunyah.
Perhatikan, ujung-ujung sikat terletak pada perbatasan gigi dengan gusi.
2. Sikat gigi kemudian dimiringkan sedikit.
a. Menggosok permukaan gigi yang menghadap ke pipi/bibir
i. Sikat gigi digerakkan dengna gerakan maju-mundur yang pendek. Artinya sikat
gigi diergakkan di tempat
11
ii. Sesudah itu siakt gigi digerakkan ke tempat berikutnya
iii. Menggosok gigi depan
2. Gosoklah semua gigi yang menghadap ke pipi/bibir. Pindah sikat gigi secara teatur, dan
gosoklah giri dengan teliti. Sikat gigi jangan ditekan sewaktu menggosok gigi.
b. Menggosok datar pengunyah dari gigi di rahang atas maupun di rahang bawah
digosok dengan gerakan majumundur.
3. Perhatikan:
4. Cara menggosok gigi di rahang atas adalah sama dengan cara yang sudah diajurkan untuk
menggosok gigi di rahang bawah
Petunjuk keempat:
Bagian-bagian dari gigi yang memerlukan perhatian yang khusus di bawah menggosok gigi
adalah:
1. Bagian gigi yang berdekatan dengan gusi
2. Di rahang bawah bagian pipi yang menghadap ke lidah
3. Pada gigi belakang (geraham) bagian yagnmenghadap ke pipi
Petunjuk kelima:
Agar sikat gigi tidak cepat rusak, maka sesudah dipakai digantung di tempat di mana terkena
angin agar cepat mengering.
Periksa gigi
Pemeriksaan gigi perlu dilakukan secara teratur sebab demikian dapat diketahui kelainan yang
ada di mulut pada tahap permulaan. Pemeriksaan gigi dapat dilakukan oleh perawat gigi yang
mengunjungi tiap sekolah atau anak-anak dapat memeriksakan giginya ke poliklinik gigi yang
terdekat.
Pemeriksaan gigi yang sederhana dapat dilakukan oleh guru adalah :
1. Ada tidaknya gigi berlubang
2. Apakah gigi sehat atau tidak
3. Bersih atau tidak keadaan mulut murid
Peran Perawat Dalam Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
Untuk mencapai tujuandalam usaha kesehatan gigi maka peran perawat adalah meningkatkan,
mencegah dan membina usaha kesehatan gigi anak. Peran perawat di sini seperti halnya peran
tenaga kesehatan lainnya yang diadakan oleh program puskesmas. Peran-peran lainnya adalah :
12
a. Pembinaan atau pengembangan
i. penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
ii. pemeriksaan sepintas
iii. pengobatan sederhana
iv. rujukan
Pelayanan medik dasar
Pelayanan ini meliputi : pengobatan, pemulihan, pencegahan khusus, dan berbagai kegiatan
dasar.
a. Memberikan medik dasar pada penderita yang berobat maupun yang rujuk
b. Merujuk kasus-kasus ysng tidak dapat ditanggulangi ke sarana pelayanan yang lebih
mampu
c. Memberikan penyuluhan
d. Hygienik klinik
e. Memelihara merawat peralatan/obat-obatan
(Direktorat Kesehatan Gigi Depkes RI 2000. Pedoman Puskesmas, Jakarta)
2.2 Kerangka Teori
Dari hasil observasi dan wawancara guru paud,orang tua murid dan siswa paud, masalah yang
kami pilih merupakan masalah non disease yaitu perilaku menjaga kebersihan gigi anak. Teori
yang kami anggap mendekati dengan area masalah kami adalah teori Laurence green
Teori Lawrence Green
1. Predisposing Factors
a. Pola makan anak yang bergizi agar tidak merusak gigi anak
b. Faktor pengetahuan orang tua terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi anak sejak
dini
c. Orang tua mengajarkan dan mencontohkan cara menggosok gigi yang baik dan benar
d. Orang tua membiasakan anak sikat gigi teratur dan berkumur setelah makan makanan
manis
e. Pengetahuan tentang jenis sikat gigi dan pasta gigi yang sesuai untuk anak
f. Mengganti sikat gigi anak setiap 2 bulan
g. Orang tua membawa anak kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan
13
2. Enabling Factors
a. Orang tua menyediakan sikat gigi dan pasta gigi yang sesuai untuk anak
b. Tersedianya unit kesehatan gigi sekolah
c. Kerjasama pihak sekolah dengan pihak puskesmas dalam usaha pemeliharan kesehatan
gigi anak
d. Program sekolah untuk perawatan gigi anak setiap 6 bulan
e. Adanya materi pembelajaran tentang kesehatan gigi dan mulut di sekolah
f. Pemeriksaan sederhana kesehatan gigi oleh guru
3. Reinforcing Factors
a. Adanya petugas kesehatan gigi dari puskesmas yang secara rutin memeriksa gigi anak
b. Pengawasan orang tua terhadap proses menjaga kesehatan gigi anak
c. Pemberian pelatihan dasar kebersihan gigi anak kepada guru
BAGAN!!!
14
2.3 Kerangka Konsep
Teori Laurence Green
1. Predisposing Factors
a. Pola makan anak yang kurang bergizi dan cenderung mangkonsumsi makanan yang
manis
b. Tingkat pengetahuan orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut masih rendah
c. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang jenis sikat gigi dan pasta gigi yang sesuai
untuk anak
d. Orang tua tidak mebiasakan anak sikat gigi secara teratur
e. Orang tua tidak mengganti sikat gigi secara rutin
f. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang jadwal kontrol rutin gigi anak
2. Enabling Factors
a. Orang tua tidak mengunakan sikat gigi dan pasta gigi yang sesuai untuk anak
b. Tidak adanya fasilitas kesehatan gigi di sekolah
c. Tidak adanya kontrol rutin dari petugas kesehatan tentang masalah kesehatan gigi anak
d. Tidak adanya dokter gigi di puskesmas terderkat
3. Reinforcing Factors
a. Kurang nya pengawasan orang tua tentang kebiasaan dan cara menggosok gigi anak
b. Peraturan yang kurang tegas terhadap jenis makanan yang dikonsumsi anak di rumah
dan sekolah
15
BAGAN!!!
16
Daftar Pustaka
http://www.medicaid.gov/Medicaid-CHIP-Program-Information/By-Topics/Benefits/Downloads/
Child-Dental-Guide.pdf
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/09/pustaka_unpad_Upaya-Peningkatan-
Kesehatan-Gigi-dan-Mulut-Melalui-Perubahan.pdf
17
top related