laporan lokakarya nttdan hampir tidak adanya industri manufaktur modern menjelaskan pentingnya...
Post on 02-Jan-2020
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
18-20 Januari 2011
LAPORAN LOKAKARYA
Supported by:
SWEDISH INTERNATIONAL DEVELOPMENTCOOPERATION AGENCY
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
2
Daftar Isi
A. Latar Belakang 3
B. Executive Summary 5
C. Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan: Kesimpulan dan Pokok-Pokok Diskusi 7
D. Lampiran 25
3
LATAR BELAKANGA.
Menindaklanjuti permohonan untuk kerjasama di bidang analisis ketenagakerjaan dan perencanaan ketenagakerjaan dari Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT), sebuah lokakarya tentang analisa diagnostik ketenagakerjaan yang berfokus pada NTT dilaksanakan secara bersama oleh ILO dan BAPPEDA NTT di Kupang, pada 18-20 Januari.
Tujuan utama dari lokakarya ini adalah untuk mencapai pemahaman bersama tentang sifat dari hambatan utama dan tantangan-tantangan terhadap penciptaan pekerjaan produktif di NTT sebagai basis untuk pembuatan kebijakan yang efektif. Lokakarya selama dua setengah hari itu diisi dengan latihan yang sangat interaktif dimana para peserta berperan aktif dalam analisis dan penemuan hambatan-hambatan utama, tantangan dan peluang untuk meningkatkan penciptaan pekerjaan yang produktif di NTT melalui analisis terstruktur bersama yang didasarkan pada metodologi yang dikembangkan untuk tujuan ini oleh ILO.1 Kesimpulan dari analisis bersama ini menjadi basis untuk sebuah diskusi tentang prioritas untuk pembuatan kebijakan dan intervensi publik lainnya, dengan pertimbangan untuk mempromosikan penciptaan lapangan kerja yang produktif yang meluas dan berkelanjutan di tingkat propinsi maupun kabupaten.
Hasil-hasil utama lokakarya ini adalah :
1. Pemahaman bersama tentang hambatan utama serta tantangan-tantangan dalam mencapai pertumbuhan yang inklusif (merata) dan kaya lapangan pekerjaan yang akan membantu memprioritaskan masalah-masalah yang menghambat pertumbuhan pekerjaan.
2. Konsensus umum tentang kebijakan dan intervensi yang dibutuhkan untuk meningkatkan penciptaan pekerjaan yang produktif di NTT.
3. Pelatihan langsung dalam analisa ketenagakerjaan
1 Conceptual dan Methodological Guide to Employment Diagnostic Analysis / Panduan Konseptual dan Metodologi untuk Analisa Diagnostik Pekerjaan, (Geneva & Jakarta: ILO, 2010) Draf.
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
4
5
Lokakarya selama dua setengah hari ini ditandai dengan partisipasi aktif oleh para pejabat pemerintah (provinsi NTT dan kecamatan-kecamatan di NTT), serikat-serikat perdagangan, KADIN, Bank Indonesia dan perwakilan akademisi. Sebagai bahan diskusi, diberikan presentasi tentang isu-isu yang relevan diantara dan sebelum sesi diskusi kelompok.2
Lokakarya ini dibuka oleh Wakil Gubernur NTT dan Direktur Kantor ILO di Jakarta. Sesi pembukaan diikuti oleh sederetan presentasi singkat yang relevan untuk lokakarya tersebut. Visi dan fokus utama dari Rencana Pembangunan NTT dipresentasikan oleh Kepala BAPPEDA NTT, Bapak Wayan Darmawa (lihat Lampiran 3). Bapak Per Ronnas, dari ILO Jenewa, memberi presentasi singkat tentang dasar-dasar konseptual dan fi tur-fi tur utama metode untuk analisis diagnostik ketenagakerjaan (lihat Lampiran 4), sementara Bapak Kazutoshi Chatani dari ILO Kantor Jakarta mempresentasikan kesimpulan utama dari analisis baru-baru ini tentang hambatan-hambatan utama tentang pertumbuhan yang merata yang dilakukan oleh ILO, ADB (Bank Pembangunan Asia) dan IDB (lihat Sub-lampiran 5).
Dalam bagian kedua dari hari pertama, fokus berpindah ke pelaksanaan bersama dari analisa diagnostik ketenakerjaan di NTT berdasarkan metode yang dipresentasikan sebelumnya selama hari itu. Sepanjang siang hari pertama itu dan sepanjang hari kedua, para peserta bekerja dalam beberapa kelompok untuk membahas dan memprioritaskan isu-isu yang relevan untuk meningkatkan lapangan kerja yang produktif di NTT, yang mencakup bidang-bidang utama seperti sumber daya manusia dan akses ke lahan, meningkatkan tingkat serta kualitas pembangunan ekonomi dan menangani sumber-sumber ketidaksetaraan yang sudah ada maupun yang baru muncul. Pada penutup hari kedua, empat bidang penting untuk meningkatkan pekerjaan yang produktif telah teridentifi kasi (Lampiran 9):
1. Sumber daya manusia (terutama pendidikan)
2. Pengembangan pasar (terutama kegagalan pasar)
3. Akses ke keuangan
4. Lingkungan bisnis (usaha)
Selama kerja kelompok tentang sumber-sumber dan penyebab ketidakmerataan (ketidaksetaraan) dalam akses terhadap pekerjaan yang produktif, teridentifi kasi tiga dimensi ketidakmerataan yang teramat penting:
Ketidakmerataan antara area pedesaan dan perkotaan
Ketidaksetaraan berdasarkan gender
Ketidakmerataan antara bagian-bagian provinsi yang berbeda
RINGKASAN EKSEKUTIFB.
2 Untuk rinciannya lihat agenda dalam Appendix 1.
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
6
Guna memastikan pembangunan yang setara, semua kebijakan dan intervensi perlu dirancang sedemikian rupa sehingga memastikan bahwa pembangunan memberi manfaat pada semua dan bukan hanya beberapa pihak, dan mengurangi ketidakmerataan dengan efektif. Untuk mencapai hal itu, kerja kelompok yang terakhir berfokus pada mengidentifi kasi dan menangani aspek-aspek keadilan utama pada ketiga dimensi yang teridentifi kasi – pedesaan-perkotaan, berbasis gender dan geografi s – sehubungan dengan keempat bidang penting untuk meningkatkan lapangan kerja produktif yang telah teridentifi kasi sebelumnya.
Sesi terakhir di hari ketiga menghasilkan kesimpulan ringkasan sebagai berikut:
1. Aspek-aspek dan sumber-sumber ketidakmerataan perlu dipahami sepenuhnya dan diarusutamakan kedalam kebijakan serta intervansi lainnya yang bertujuan untuk menanggapi tantangan-tantangan pembangunan dalam empat bidang prioritas yang teridentifi kasi.
2. Kualitas sumber daya manusia saat ini di NTT tidaklah cukup untuk mendorong pembangunan ekonomi. Kekurangan di bidang sumber daya manusia mulai dari para perencana di badan-badan pemerintah hingga badan-badan teknis hingga ke para petani itu sendiri. Beberapa penyebab yang teridentifi kasi a.l. meskipun pendidikan dasar sudah tersedia di semua daerah di NTT, ada kekurangan dalam kualitas dan ketersediaannya pendidikan menengah NTT, terutama di daerah pedesaan dan khususnya di beberapa daerah terpencil. Ketidaksetaraan atau ketidakmerataan akses untuk pendidikan antara kedua jenis kelamin juga teridentifi kasi. Bagi petani, terpencilnya lokasi menyebabkan ketidaksetaraan akses terhadap informasi dan pengetahuan, sehingga menghambat intensifi kasi pertanian.
3. Pasar-pasar untuk produk dan input pertanian masih kurang dikembangkan dan menghambat intensifi kasi pertanian. Kurangnya akses ke informasi pasar – terutama harga, pembeli, tren harga baik di pasar internal dan eksternal – menyebabkan kurang tepatnya pengelolaan tanaman di banyak daerah. Selain itu fasilitas pengolahan produk pertanian juga sangat langka dan jalur produk pertanian ke depan dan ke belakang juga umumnya kurang dikembangkan. Variasi tanaman juga sering kurang teradaptasi dengan kondisi alam (tanah, curah hujan dsb.) dan ini adalah salah satu alasan dari rendahnya tingkat produksi. Di beberapa daerah, masalah lahan dan kurang jelasnya (tidak pasti) hak kepemilikan serta hak pengguna lahan mempertajam masalah itu, dan menciptakan hambatan tambahan dalam mencapai pertanian yang berkelanjutan dan intensif, sekaligus menjauhkan investor berpotensi. Fungsi pasar yang kurang baik serta sulitnya transportasi antar daerah juga menjadi penghambat terciptanya perekonomian dinamis yang memadukan semua bagian dari provinsi.
4. Kurangnya akses keuangan bagi petani teridentifi kasi sebagai hambatan utama terhadap pengembangan pertanian. Sementara agunan untuk kredit merupakan masalah bagi petani, bank-bank dan badan-badan keuangan setempat juga kekurangan modal. Salah satu alasannya adalah rendahnya tabungan. Karena itu, pemerintah perlu membudayakan tabungan di kalangan petani dan penduduk desa.
5. Lingkungan bisnis dianggap kurang baik; beberapa isu seperti korupsi, birokrasi parah, kurangnya insentif, kurangnya infrastruktur, menyebabkan berkurangnya minat di kalangan investor (baik eksternal maupun internal).
Semua temuan diatas diperoleh dari diskusi peserta terutama dalam sesi 8. Catatan yang lebih terperinci tentang presentasi, analisis dan kesimpulan tersedia dibawah ini.
7
Dinamika Ketenagakerjaan, Pasar Tenaga Kerja dan Ekonomi
Ulasan tentang dinamika pekerjaan, pasar tenaga kerja serta ekonomi di NTT menjadi pembukaan sesi analisis (lihat Lampiran 6). Ulasan ini didasarkan pada sebuah studi yang dilaksanakan oleh ILO sebagai input bagi lokakarya itu dan untuk menciptakan pemahaman umum dari fi tur-fi tur utama serta tantangan bagi pembangunan di NTT selama dasawarsa lalu dari perspektif penciptaan pekerjaan.3
NTT memiliki populasi yang muda dan berkembang pesat yang menyiratkan adanya tekanan kuat terhadap perekonomian untuk menciptakan peluang pekerjaan yang produktif bagi banyaknya kaum muda yang memasuki usia pasar tenaga kerja. Pesatnya pertumbuhan populasi juga mengakibatkan meningkatnya tekanan populasi atas lahan di daerah pedesaan, yang menggaris-bawahi perlunya intensifi kasi pertanian dan penciptaan peluang pekerjaan alternatif di sektor non-pertanian dalam perekonomian. Namun, struktur demografi s juga menyiratkan adanya peluang. Ketika tingkat kesuburan mulai jatuh, rasio ketergantungan mulai meningkat dan apa yang disebut jendela peluang demografi s mulai membuka di NTT. Ketika pangsa populasi berusia bekerja dalam populasi total meningkat, beban jiwa yang harus didukung oleh pencari nafkah utama akan berkurang, dan menciptakan kondisi yang bagus untuk meningkatkan pendapatan per kapita dan tabungan, asalkan tingginya tingkat aktivitas itu dapat dipertahankan dan bahwa pertumbuhan pekerjaan tidak terjadi dengan mengorbankan produktivitas.
Tingkat kegiatan di NTT tinggi, namun tampaknya telah turun dalam beberapa tahun terakhir, sebagian karena kaum muda cenderung memasuki pasar tenaga kerja pada usia lebih tua. Aspek yang lebih mengkhawatirkan adalah bahwa tingkat kegiatan untuk perempuan adalah jauh lebih rendah daripada laki-laki. Meskipun hampir semua laki-laki dalam kelompok usia 25-59 tahun adalah aktif secara ekonomi, sepertiga dari perempuan di kelompok usia ini tidak bekerja. Kecenderungan menurunnya tingkat kegiatan harus dihentikan, sementara mungkin dibutuhkan upaya khusus untuk meningkatkan tingkat kegiatan perempuan.
Defi sit lapangan kerja yang produktif terlihat dari dua bentuk utama: pengangguran terbuka dan pekerja miskin. Pengangguran cukup rendah, yang mencerminkan perekonomian dan pasar tenaga kerja yang bersifat pertanian dan pedesaan. Namun, tingginya tingkat pengangguran di kalangan pemuda kota, begitu pula dikalangan perempuan muda kota, menunjukkan
ANALISA DIAGNOSTIK KETENAGAKERJAAN: KESIMPULAN DAN POKOK-POKOK DISKUSI
C.
3 Miranda Kwong dan Per Ronnås, Dinamika Pekerjaan, Pasar Tenaga Kerja serta Perekonomian di Nusa Tenggara Timur (The Dynamics of Employment, the Labour Market and the Economy in NTT) (Geneva dan Jakarta: ILO, 2010). Draft
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
8
bahwa banyak kaum muda di daerah perkotaan yang kesulitan dalam memasuki pasar tenaga kerja. Tetap saja, kurangnya pekerjaan yang produktif umumnya tercermin pada bekerja tapi miskin, dan bukannya pengangguran terbuka. Kemiskinan mempengaruhi seperempat dari total populasi di NTT, yang berarti bahwa sekitar setengah angkatan kerja adalah pekerja miskin (working poor). Ini juga termasuk mereka yang bekerja lebih dari delapan jam namun tetap belum memberi penghasilan yang cukup untuk keluar dari kemiskinan. Perhitungan kasarnya menunjukkan bahwa pada tahun 2008/2009 sekitar 27 persen dari tenaga kerja NTT, yang berjumlah 585,000 orang, tak memiliki pekerjaan yang produktif. Sekitar 23,3 persen dari tenaga kerja adalah pekerja miskin, sementara 3,7 persen menganggur.
Satu cara untuk mengatasi persoalan pekerja miskin adalah untuk meningkatkan modal manusia (sumber daya manusia) di NTT karena provinsi ini masih tertinggal di belakang Indonesia secara keseluruhan. Karena setengah dari siswa putus sekolah setelah SD, akses ke sekolah menengah tetap terbatas, terutama untuk perempuan yang lebih sulit dalam mengakses pendidikan tinggi dibanding laki-laki.
Perbedaan gender juga tercermin pada upah. Perempuan menerima upah ebih rendah dari laki-laki di semua tingkat pendidikan. Selain itu, bila melihat tingkat upah sesuai tingginya pendidikan, ada fakta yang menyolok: mereka yang belajar di SMU atau lebih tinggi menerima setidaknya duakali lipat gaji mereka yang hanya sampai jenjang SMP. Di lain pihak, mereka yang berpendidikan lebih tinggi juga lebih mungkin untuk menganggur. Ini tampaknya menunjukkan ketidakcocokan antara pasokan keahlian dan kebutuhan dari pasar tenaga kerja ditambah dengan kurangnya peluang pekerjaan yang atraktif untuk mereka yang sangat trampil terutama di daerah pedesaan.
Sifat-sifat pedesaan dari propinsi itu jelas terlihat dalam komposisi pekerjaan, dimana duapertiga dari angkatan kerja bekerja di sektor pertanian, terutama dalam pertanian untuk memenuhi kebutuhan pokok. Pekerjaan di bidang layanan terutama terdapat di daerah perkotaan seperti Kupang, dan umumnya melibatkan mereka yang bekerja di sektor pemerintah/publik serta di perdagangan borongan dan eceran. Industri manufaktur (terutama tenun) jauh tertinggal di belakang baik dari output dan pekerjaan yang menunjukkan kondisi kurang berkembangnya sektor ini.
Dominasi pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok (subsistence-based agriculture) dan hampir tidak adanya industri manufaktur modern menjelaskan pentingnya menjadi pengusaha dan sektor informal, yang menyerap lebih dari 80 persen tenaga kerja. Karena sektor informal umumnya terhubung dengan kemiskinan dan bercirikan kerentanan serta gaji lebih rendah, isu spesifi k ini patut mendapat perhatian khusus dari para pembuat kebijakan.
Sementara pertanian tetap merupakan sumber utama pekerjaan, sektor layanan menyumbang pangsa output terbesar. Hingga tahun 2006 pekerjaan di bidang pertanian tumbuh lebih pesat dari produksi yang menunjukkan bahwa produktifi tas tenaga kerja dalam pertanian menurun. Sejak 2006, gambarannya tampak sangat berbeda. Pertumbuhan pekerjaan dalam pertanian tampaknya telah berhenti sama sekali dan, sementara itu pekerjaan dibidang layanan, terutama perdagangan, telah meningkat sangat cepat beberapa tahun terakhir dan telah membantu peningkatan keseluruhan dalam tenaga kerja. Karenanya, tampaknya ada awal dari perubahan struktural yang menjauh dari pertanian kearah layanan dan menjadi sumber utama untuk lapangan kerja baru. Ini tidak selalu merupakan perkembangan positif, karena pertumbuhan pekerjaan di bidang layanan dalam beberapa tahun terakhir telah lebih cepat dari pertumbuhan nilai tambah yang diproduksi di sektor-sektor ini, yang menunjukkan jatuhnya produktifi tas tenaga kerja. Karenanya, faktor-faktor pendorong dan bukannya penarik yang mungkin telah
9
mendorong sebagian besar dari perubahan struktural dalam pekerjaan di beberapa tahun terakhir dalam hal orang tampaknya terdorong keluar dari bidang pertanian akibat rendahnya penghasilan, dan bukannya ditarik ke bidang layanan oleh peluang pekerjaan yang bagus.
Dari studi yang diadakan, beberapa kesimpulan kebijakan juga ditarik dan memberi input bagi presentasi berikutnya serta diskusi kelompok lokakarya itu. Sektor pertanian adalah sumber utama mata pencaharian di NTT, namun produksi di sektor ini terutama masih berorientasi pada pertanian untuk mencukupi kebutuhan pokok dan tingkat teknologi serta produksi tetap rendah. Ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan sektor pertanian yang bertujuan meningkatkan pengembalian keuntungan ke lahan dan tenaga kerja, bersama dengan meningkatnya orientasi pasar dari produksi. Di saat bersamaan, ada kebutuhan untuk mendiversifi kasikan perekonomian melalui pengembangan sektor-sektor non pertanian untuk menciptakan lebih banyak peluang pekerjaan yang produktif diluar pertanian untuk menciptakan dasar bagi tingkat tinggi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Secara keseluruhan, langkah-langkah ini akan memungkinkan pergeseran perlahan tenaga kerja dari pertanian ke sektor-sektor ekonomi lainnya. Selain dari kedua tantangan kembar ini, pengembangan ceruk-ceruk pasar untuk ekspor dengan fokus pada produk-produk bernilai tambah tinggi harus dipertimbangkan
Meningkatkan investasi dalam sumberdaya manusia dan infrastruktur fi sik harus menjadi pilar utama untuk strategi apapun yang meningkatkan basis produktivitas perekonomian. Juga perlu untuk menangani isu-isu yang berhubungan dengan ketidaksetaraan guna mencapai pembangunan yang adil dan merata setara, seperti kesetaraan akses untuk pendidikan di semua bagian dari provinsi
Pokok-pokok diskusi:
Setelah presentasi ini, fasilitator meminta peserta untuk menjelaskan tiga pertanyaan berikut:
1. Karakteristik, isu atau masalah pengembangan ekonomi apakah yang paling penting di NTT?
2. Karakteristik, isu atau masalah ketenagakerjaan apakah yang paling penting di NTT?
3. Karakteristik, isu atau masalah pasar tenaga kerja apakah yang paling penting di NTT?
Pada umumnya, peserta setuju dengan temuan-temuan itu dan keputusan yang digarisbawahi dalam presentasi.
Sehubungan dengan pertanyaan pertama yang terkait dengan pengembangan ekonomi di NTT, para peserta menunjuk pertanian, rendahnya investasi dan penghasilan, tingginya infl asi, pekerja migran, kurangnya pengembangan industri, kecilnya skala perekonomian, kurangnya pengolahan lokal dari sumberdaya alam serta ketidak-setaraan antara kecamatan sebagai persoalan-persoalan yang paling penting.
Untuk pertanyaan kedua yang terkait dengan pekerjaan di NTT, para peserta terutama menekankan rendahnya tingkat pendidikan dan keahlian dari tenaga kerja, terutama mereka yang terlibat dalam pertanian dan di sektor informal.
Terakhir, tentang pertanyaan ketiga yang terkait dengan pasar lapangan kerja di NTT, para peserta terutama menunjuk kurangnya informasi dan terbatasnya akses ke pasar tenaga kerja, sebagian karena rendahnya tingkat pendidikan dan keahlian.
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
10
Analisa diagnostik ketenagakerjaan bersama
Analisa diagnostik ketenagakerjaan bersama yang dilaksanakan selama lokakarya itu mengikuti pendekatan yang terstruktur dan bertahap berdasarkan ‘pohon referensi’ diagnostik ketenagakerjaan dibawah ini. Sesi pertama berfokus pada sumber daya produktif yang tersedia untuk tenaga kerja, terutama dalam bentuk sumber daya manusia (pendidikan, kesehatan dsb.), namun juga sumber daya produktif lainnya seperti lahan. Ini diikuti oleh sesi dimana fokusnya berpindah ke tingkat dan kualitas pertumbuhan ekonomi dengan pertimbangan untuk menelusuri hambatan-hambatan dan tantangan sehubungan dengan peluang pekerjaan yang produktif. Sesi berikutnya berfokus pada penyebab ketidakmerataan dalam akses ke pekerjaan yang produktif. Selama sesi akhir, kesimpulan dan temuan-temuan utama dipresentasikan bersama-sama
Peni
ngka
tan
lapan
gan
ker
ja p
roduk
tif
dan
per
tum
buh
an y
ang
kaya
lap
angan
ker
ja d
an b
ersifa
t in
klus
if
1. Tingkat SDM/daya layak kerja
1.1. Demografi s
1.2. Aspek
1.3. Investasi
2.1. Pertumbuhan Ekonmi
2.2. Kualitas Pertumbuhan
3.3. Kerentanan terhadap
guncangan
3.3. Investasi pada kaum muda
2.3. Ketidakmerataan
sumber daya, akses dan peluang
3.1. Kelestarian lingkungan/
perubahan iklim
2. Peluang untuk dan
pengembalian keuntungan ke
SDM (kesempatan
kerja)
3. Keberlanjutan
11
2.3.1 Daya layak kerja yang tidak
sama
2.3.1 Ketersediaan
2.3.2 Akses ke pasar tenaga kerja & peluang kerja
2.3.3 Jaminan sosial
2. Peluang untuk dan pengembalian ke SDM (kesempatan kerja)
2.1.1 Integrasi dalam ekonomi
global
2.1.4 Kebijakan makro ekonomi
2.1.2 Biaya keuangan
2.1.3 Laba sosial atas investasi
2.1.5 Faktor kelembagaan
2.1.6 Kegagalan pasar
2.2.1 Komposisi sektor/teknologi
2.2.4 Ekstraksi keuntungan (Rent
Extraction)
2.2.2 Kualitas lingkungan bisnis
2.2.3 Nilai tukar dagang dalam
negeri
2.2.5 Institusi pasar tenaga kerja
2.2.6 Konsentrasi pertumbuhan
regional
2.2.7 Terms of Trade (Nilai tukar dagang)/Faktor
siklis
2.1. Pertumbuhan Ekonmi
2.2. Kualitas pertumbuhan
2.3. Ketidakmerataan
sumber daya, akses dan/atau peluang
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
12
Sumber daya manusia dan sumber daya produktif lainnya
Sebuah presentasi pendahuluan tentang sumber daya manusia memperlihatkan bahwa NTT berada dibelakang daerah Indonesia lainnya dalam beberapa hal penting (lihat Lampiran 7). Meskipun pendidikan dasar sudah berkembang dengan baik dan telah mencapai hampir semua daerah, akses ke pendidikan menengah serta pelatihan kejuruan masih terbatas dan tingkat pendaftaran di sekolah menengah adalah jauh dibawah rata-rata untuk Indonesia. Juga terlihat bahwa ada perbedaan berbasis gender yang besar begitu pula perbedaan pedesaan – perkotaan dalam akses ke pendidikan pasca SD serta pelatihan kejuruan. Satu lagi penyebab kekhawatiran besar adalah sangat tingginya tingkat kekurangan gizi di kalangan anak-anak. Ini sangat mengkhawatirkan karena kekurangan gizi yang parah bagi balita menyababkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki terhadap kemampuan dan kapasitas untuk belajar dan mengambil manfaat dari pendidikan. Terlihat bahwa pengeluaran publik untuk pendidikan dan kesehatan telah meningkat secara signifi kan dalam tahun-tahun belakangan ini, namun juga masih banyak yang harus dilakukan sebelum NTT dapat mengejar daerah lainnya di Indonesia. Presentasi selanjutnya berfokus pada pentingnya keahlian hingga perkembangan ekonomi pada umumnya dan khususnya intensifi kasi pertanian serta pengembangan rantai-rantai nilai tambah yang terkait pertanian. Contoh-contoh dari daerah lain di Indonesia digunakan untuk memperlihatkan bagaimana penilaian kebutuhan akan keahlian dapat dilaksanakan dan digunakan.
Dalam kerja kelompok berikut ini dibicarakan tiga pertanyaan utama:
1. Apakah 3-4 masalah/isu utama yang perlu ditangani untuk meningkatkan tingkat dan kualitas pendidikan dari tenaga kerja NTT saat ini dan dimasa depan?
2. Apakah pengeluaran untuk pendidikan/kesehatan di NTT sudah mencukupi dibanding di Indonesia secara keseluruhan?
Bila tidak, bagaimana cara meningkatkan pengeluaran dan bidang-bidang apa yang harus diprioritaskan? (Dalam sektor pendidikan, kesehatan atau lainnya).
3. Apakah langkah yang paling penting untuk mengurangi kekurangan gizi dan untuk meraih ketahanan pangan bagi semua?
Ketidak-setaraan dalam akses ke pendidikan serta perawatan kesehatan bermutu tinggi teridentifi kasi sebagai masalah besar. Terlihat bahwa daerah pedesaan terutama mengalami infrastruktur fi sik yang kurang baik (gedung sekolah dan ruang kelas yang kurang memadai serta berkualitas rendah), kekurangan tenaga pendidik serta rendahnya tingkat kualifi kasi di kalangan para guru (banyak yang tidak memiliki sertifi kasi formal dan guru-guru terbaik bekerja di kota kecil). Hanya sedikit sekolah menengah di luar pusat perkotaan utama dan akibatnya anak-anak pedesaan kesulitan dalam mengakses sekolah menengah karena jarak yang jauh itu. Memang, disimpulkan bahwa anak-anak di daerah pedesaan berada dalam posisi sangat dirugikan dalam hal akses ke pendidikan yang baik.
Ketidaksetaraan gender dalam hal akses ke pendidikan paska SD juga dianggap sebagai masalah besar. Faktor-faktor kultural dan sikap konservatif akan peran perempuan dilihat sebagai faktor-faktor utama yang menghambat akses bagi anak perempuan dan wanita muda ke pendidikan.
Beberapa masalah umum juga dipersembahkan. Kondisi kerja dan gaji para guru tidaklah menarik. Masalah ini terutama sangat buruk di daerah pedesaan. Terdapat gejala umum
13
kurangnya pelatihan kejuruan dan ketrampilan dan dari sedikit yang sudah ada sering tidak selaras dengan permintaan pasar. Meskipun dengan adanya peningkatan baru-baru ini dalam pengeluaran publik untuk pendidikan dan kesehatan, pengeluaran itu masih dianggap tidak cukup. Para peserta menunjuk kurangnya tenaga pendidik pada umumnya dan guru berkualifi kasi pada khususnya, buruknya kualitas gedung sekolah, kurangnya ketersediaan bea-siswa serta kurangnya keterlibatan sektor swasta dalam pendidikan. Diingatkan tentang adanya kebutuhan untuk kebijakan yang pro-pendidikan serta naiknya alokasi anggaran untuk pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan akses ke pendidikan serta akses ke pendidikan. memperbaiki kondisi kerja bagi para guru serta peningkatan cukup besar dalam ketersediaan beasiswa untuk anak-anak berbakat dari keluarga miskin juga sangat dibutuhkan.
Situasi di sektor kesehatan memiliki banyak kesamaan dengan situasi di sektor pendidikan. dokter dan perawat berkualifi kasi hampir selalu hanya dapat ditemukan di kota-kota utama, karena kondisi kerja di daerah pedesaan tidak menarik. Dalam komunitas pedesaan ada kurangnya informasi secara umum tentang isu-isu berkaitan dengan kesehatan dan tidak ada sistem untuk menyebarkan informasi seperti itu di daerah pedesaan. Dalam banyak daerah akses ke obat juga merupakan masalah dan stok obat sering habis. Solusi terhadap kurangnya pemberian perawatan kesehatan di daerah pedesaan ternyata cukup serupa dengan solusi di bidang pendidikan. infrastruktur perawatan kesehatan di daerah pedesaan perlu ditingkatkan dan insentif kuat harus diciptakan untuk menarik staf kesehatan yang berkualifi kasi untuk bekerja di daerah pedesaan. Juga ada kebutuhan untuk mengadakan kampanye kesehatan rutin di daerah pedesaan.
Malnutrisi umumnya dianggap sebagai persoalan yang parah bukan hanya sendirinya, namun juga karena malnutrisi menghambat perkembangan mental dan fi sik serta menyebabkan kesehatan yang buruk. Oleh karena itu, anak-anak yang menderita malnutrisi lebih kecil kemungkinannya untuk mendapatkan pekerjaan yang produktif ketika tumbuh dewasa. Malnutrisi merupakan fenomena musiman yang sangat luas di NTT karena musim kering yang berkepanjangan. Campuran tanaman yang baik serta diversifi kasi tanaman dapat memperbaiki situasi, namun pengentasan malnutrisi akan membutuhkan baik intensifi kasi serta diversifi kasi pertanian. Ini juga akan membutuhkan sistem untuk menyediakan pangan tambahan bagi kaum miskin, misalnya dalam bentuk program makan siang/susu di sekolah, serta diaktifkannya posyandu (layanan kesehatan masyarakat di tingkat desa).
Meningkatkan peluang lapangan kerja yang produktif – Fokus dalam ekonomi
Penciptaan peluang lapangan kerja produktif amat terkait dengan tingkat dan kualitas pertumbuhan ekonomi. Guna menciptakan peluang lapangan kerja produktif untuk sejumlah besar kaum muda yang memasuki pasar tenaga kerja tiap tahunnya DAN mengurangi jumlah pekerja miskin (working poor) dan pengangguran, maka ekonomi memerlukan tingkat pertumbuhan yang tinggi dan pertumbuhan tersebut haruslah dapat meningkatkan lapangan kerja produktif yang meluas (inklusif) dan berkelanjutan secara efektif.
Sebuah ulasan singkat mengenai pembangunan ekonomi di NTT (lihat Lampiran 8) selama beberapa dasawarsa terakhir menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi di NTT lebih rendah dibandingkan di Indonesia secara keseluruhan. Pertumbuhan stagnan pada tingkat 3-4 persen per tahun dan sebagai hasilnya, NTT semakin tertinggal dari daerah lain di Indonesia dalam hal pembangunan ekonomi, lapangan kerja produktif dan pendapatan. Tingkat
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
14
pertumbuhan ekonomi yang rendah dihubungkan dengan struktur ekonomi. Perekonomian masih didominasi oleh pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan sektor jasa yang sedang tumbuh, dimana sektor layanan publik memainkan peranan utama sementara peran sektor manufaktur dalam ekonomi sangatlah kecil. Hal-hal yang diperlukan untuk menempatkan ekonomi ke jalur pertumbuhan yang berkelanjutan dan cepat yang diperlukan guna memastikan lapangan kerja produktif untuk semua dan pengentasan kemiskinan:
Intensifi kasi dan peningkatan usaha pertanian yang berorientasi pada pasar.
Diversifi kasi ekonomi, dengan prioritas pada pengembangan linkage ke dan dari pertanian, rantai nilai tambah domestik yang kuat dan manufaktur (pengolahan) modern.
Intensifi kasi dan pengembangan ceruk pasak ekspor.
Mencapai pertumbuhan yang merata. Pembangunan ekonomi haruslah bersifat meluas dan pro-masyarakat miskin.
Analisis berikut ini berfokus pada identifi kasi hambatan dan kendala utama dalam mencapai pembangunan tersebut.
Tingkat dan kualitas pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh serangkaian faktor-faktor. Ohon acuan diagnostik ketenagakerjaan digunakan untuk menyusun struktur analisa.
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat dibagi menjadi tiga kategori.
Faktor-faktor di luar kendali pejabat provinsi yang berwenang di NTT
Faktor-faktor yang menyajikan tantangan-tantangan penting untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang tinggi dan peningkatan lapangan kerja dengan cepat di NTT.
Faktor-faktor yang kurang penting bagi pembangunan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja produktif di NTT saat ini.
Faktor yang pertama mencakup faktor-faktor kebijakan ekonomi makro, integrasi dalam perekonomian global, nilai tukar dagang (terms of trade) dan faktor-faktor siklis. Ini semua adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ekonomi di NTT, namun pihak yang berwewenang di provinsi tidak memiliki kendali atas faktor-faktor tersebut.
Analisa dan diskusi berikut ini berfokus pada identifi kasi faktor-faktor yang menjadi hambatan dan tantangan terbesar terhadap (i) intensifi kasi pertanian dan (ii) diversifi kasi ekonomi serta pengembangan sector manufaktur (pengolahan). Hasil analisa sepakat bahwa hambatan dan tantangan terbesar dimiliki oleh tiga “cabang” dalam ‘pohon diagnostik ketenagakerjaan’ dan oleh karenanya perlu diberikan prioritas perhatian oleh para pengambil kebijakan. Hal-hal tersebut antara lain:
Pasar yang kurang berfungsi dengan baik
Akses ke keuangan / kredit
Kualitas lingkungan usaha
Persoalan pasar yang kurang berkembang dan tidak berfungsi dengan baik wujudnya bermacam-macam. Pasar untuk produk-produk pertanian yang tidak berfungsi dengan baik. Petani seringkali kesulitan dalam mengakses pasar untuk menjual produk mereka. Karena
15
pasar-pasar yang ada sebagian besar bersifat kecil dan tidak terintegrasi dengan satu sama lain, penawaran dan permintaan sangat berbeda, menyebabkan fl uktuasi harga yang cukup besar sehingga menciptakan ketidakpastian baik untuk pembeli dan penjual. Petani seringkali memperoleh harga yang kurang menguntungkan untuk produk mereka karena berada dalam genggaman pembeli monopoli, yang juga seringkali memberikan pinjaman dan input. Ditemukan juga bahwa pasar yang menyediakan input untuk pertanian kurang berkembang dengan baik. Apabila pasar dikembangkan dengan baik, petani akan memperoleh manfaat dari harga yang dapat diprediksi serta lebih menguntungkan. Hal ini, pada akhirnya akan menciptakan insentif bagi para petani untuk memproduksi lebih banyak untuk pasar dan berinvestasi pada penggunaan pupuk yang lebih banyak, bibit yang lebih baik serta teknologi lain yang dapat meningkatkan hasil pertanian.
Penyebab lainnya dari pasar yang tidak berfungsi dengan baik adalah biaya yang tinggi serta kesulitan transportasi antar daerah dan pulau yang berbeda di provinsi NTT. Hal ini ditemukan menjadi hambatan dalam menciptakan ekonomi yang terintegrasi dan efi sien yang mencakup seluruh provinsi. Satu ilustrasi terhadap tingkat integrasi ekonomi domestik yang rendah adalah sebagian besar makanan yang dijual di took di Kupang dan kota-kota besar lainnya datang dari Jawa dan daerah lain di Indonesia walaupun dapat diperoleh dari daerah setempat. NTT adalah bagian yang terpadu dari ekonomi Indonesia secara menyeluruh dan dapat memperoleh manfaat yang cukup besar dari ekspor ke pasar yang besar ini. Namun, potensi ekspor ini belum dimanfaatkan dengan sepenuhnya. Ekspor NTT sebagian besar merupakan bahan mentah sementara impornya berupa barang olahan dan makanan yang dikonsumsi di provinsi. Sebagian besar produsen di NTT adalah produsen kecil dan informasi dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengekspor dengan sukses.
Pasar tanah yang kurang berfungsi baik atau tidak ada juga ditemukan menjadi kendala utama dan hambatan penting untuk menarik investasi. Sebagian besar tanah dimiliki bersama, disebut sebagai tanah ulayat, Membeli lahan seperti ini prosesnya rumit dan kesulitan dalam memperoleh hak kepemilikan lahan yang aman cenderung menjauhkan investor potensial.
Akses ke keuangan dan kredit yang buruk dalam beberapa cara dapat dilihat sebagai sebuah contoh dari pasar yang kurang berfungsi dengan baik. Terdapat banyak contoh dimana usaha dan petani kecil menderita karena mereka tidak memiliki akses ke pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya. Sektor perbankan tetap kurang berkembang dan walaupun jumlah pinjaman bank telah berkembang dengan cepat, sebagian besar pinjaman adalah untuk konsumsi dan jangka waktu pinjaman masih terlalu lama untuk investasi. Dalam pertanian, dimana fl uktuasi musiman dalam penghasilan dan dan pengeluaran cukup besar sehingga menciptakan kebutuhan akan kredit, para petani menemukan kesulitan dalam mengakses kredit dengan persyaratan yang layak. Sebagai hasilnya, mereka seringkali menjadi korban dari tengkulak yang menerapkan bunga yang sangat tinggi.
Namun, aspek lainnya dari akses ke keuangan dan kredit yang buruk adalah tingkat simpanan (tabungan) yang sangat rendah. Menurut statistik resmi, tingkat tabungan di NTT hanya 4 persen dari PDB provinsi, dibandingkan dengan tingkat tabungan 25 persen untuk Indonesia secara keseluruhan. Tingkat tabungan yang rendah juga berdampak pada kurangnya ketersediaan modal untuk investasi dan kapasitas bank-bank lokal yang rendah dalam meminjamkan uang. Hal ini juga tercermin pada rendahnya tingkat tabungan di NTT dibandingkan dengan tingkat tabungan nasional secara keseluruhan. Upaya dalam menanggapi persoalan tingkat investasi yang rendah dan akses ke keuangan yang buruk perlu sejalan dengan upaya yang kuat guna meningkatkan tabungan dan mendorong kebiasaan menabung di bank dan kooperasi pinjaman.
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
16
Kekurangan dalam lingkungan bisnis keseluruhan diidentifi kasi sebagai jenis kendala utama ketiga dalam pembangunan ekonomi. Beberapa keluhan terkait dengan korupsi, ‘sikap birokrat yang kurang mendukung’ dan peraturan serta prosedur yang tidak perlu untuk memulai dan menjalankan usaha. Namun, faktor yang sama pentingnya adalah kurangnya kebijakan yang secara aktif mendorong pengembangan usaha secara koheren. Masih ada kebutuhan untuk melakukan pemetaan sistematis terhadap potensi setempat, memperbaiki infrastruktur fi sik dalam mendukung pembangunan ekonomi dan dialog yang lebih baik antara pemerintah dan sektor swasta. Banyak peserta juga berpedapat bahwa kapasitas perencanaan dan pembuatan kebijakan dari pemerintah provinsi dan setempat perlu ditingkatkan serta terdapat kebutuhan atas koherensi dan konsistensi kebijakan dan perencanaan sepanjang waktu.
Peserta datang dengan sejumlah proposal untuk tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menanggapi persoalan-persoalan yang telah diidentifi kasi, beberapa disebutkan di bawah ini. Mereka menunjukkan kebutuhan utama untuk mengembangkan kebijakan yang kuat guna mendorong dan mengarahkan pembangunan ekonomi secara aktif, membantu pengembangan kebijakan pasar yang berfungsi baik dan terpadu serta bagi pemerintah untuk menjadi kekuatan pendorong bagi pembangunan ekonomi daripada sekedar sebagai fasilitator pembangunan. Beberapa proposal utama untuk mencapai tujuan ini:
Pemetaan potensi lokal dan pendampingan untuk identifi kasi pasar.
Pengembangan teknologi yang tepat bagi NTT dan penyebaran teknologi tersebut.
Pelibatan universitas untuk melakukan penelitian mengenai persoalan-persoalan pembangunan yang penting untuk NTT.
Pengembangan rantai nilai tambah yang menciptakan kestabilan harga, linkage (keterkaitan) pasar yang kuat bagi para petanis erta peluang lapangan kerja dan penghasilan di luar pertanian.
Menggalakkan koperasi petani
Dukungan aktif bagi pengembangan ekspor dan pengembangan komoditas dan sentra-sentra perdagangan.
Fokus pada pembangunan daerah.
Pengembangan kapasitas para pembuat kebijakan.
Pelatihan kewirausahaan, pelatihan dalam mendirikan dan menjalankan usaha.
Penyelenggaraan anjangkarya (study tour)/penentuan tolok ukur untuk belajar dari pihak lain, termasuk magang di perusahaan manufaktur di daerah lain di Indonesia.
Penyediaan pinjaman lunak untuk pengusaha lokal.
Dialog rutin antara pemerintah dan sector swasta.
Investasi pada infrastruktur.
Meningkatkan struktur insentif untuk pejabat pemerintah guna mendukung implementasi kebijakan dengan aktif.
Pengolahan hasil pertanian (agro-processing), perikanan dan pembudidayaan serta pemanfaatan sumber daya laut (mis. ikan, mutiara, rumput laut, garam), tanaman siap jual seperti kakao, vanilla dan kacang mete, pariwisata dan pertambangan (mangan dan batu alam marmer) diidentifi kasi sebagai ceruk pasar dengan potensi pengembangan yang besar.
17
Untuk memanfaatkan potensi-potensi ini, terdapat kebutuhan untuk menyediakan teknologi pendukung pertanian dan pengolahan, industri pakan yang terpadu (mis. untuk ternak), penggalakkan GEMALA (Gerakan Masuk Laut), peningkatan infrastruktur dan kolaborasi yang lebih kuat dengan aktor-aktor eksternal.
Mewujudkan pembangunan ekonomi yang adil dan merata
Di sepanjang lokakarya, ketidakserataan dalam beragam bentuk dibahas dalam diskusi sebagai sebuah aspek penting dari tantangan pembangunan. Sesungguhnya, semua faktor yang diidentifi kasi sebagai tantangan utama untuk pengembangan sumber daya manusia dan sumber daya produktif lainnya, dan untuk penciptaan peluang lapangan kerja produktif bagi pertumbuhan ditemukan memiliki dimensi ketidaksetaraan yang penting.
Presentasi singkat diberikan sebagai pendahuluan dari sesi mengenai mewujudkan pertumbuhan yang merata (lihat Lampiran 9). Dalam presentasi ini, empat sumber ketidakmerataan teridentifi kasi.
Akses yang tidak merata ke sumber daya produktif (mis. pendidikan, kesehatan, tanah)
Peluang yang tidak merata terhadap akses ke lapangan kerja produktif, contohya karena bursa tenaga kerja yang tidak berfungsi baik, diskriminasi gender, hambatan mobilitas geografi s, pekerjaan dan sosial, serta perbedaan geografi s yang besar dalam pembangunan ekonomi.
Ketidakamanan dan kerentanan mencegah masyarakat yang hidup dalam kemiskinan dalam mengambil risiko yang telah diperhitungkan dengan cermat.
Sedikitnya waktu yang tersedia untuk bekerja akibat tanggung jawab yang berat dan tidak dibagi dengan adil terkait dengan pekerjaan rumah tangga dan tugas merawat anak.
Dalam diskusi berikutnya, peserta mengidentifi kasi tiga jenis ketidakmerataan sebagai persoalan yang serius.
Ketidamerataan antara daerah pedesaan dan perkotaan
Ketidaksetaraan berbasis gender
Ketidakmerataan karena perbedaan daerah dalam hal pembangunan ekonomi, akses ke pendidikan, kesehatan dan layanan public lainnya serta peluang lapangan kerja produktif.
Sintesis kesimpulan dan pengarusutamaan dimensi-dimensi utama ketidakmerataan
Pada hari terakhir lokakarya, temuan-temuan dan kesimpulan utama dari analisis dikumpulkan bersama, disintesiskan dan distrukturkan berdasarkan ‘pohon diagnostik ketenagakerjaan’.
Diskusi awal telah mengidentifi kasi dimensi-dimensi penting dari ketidakmerataan dalam akses ke lapangan kerja produktif dan juga ditemukan bahwa sebagian besar persoalan dan tantangan utama dalam pengembangan sumber daya manusia dan tingkat serta kualitas pembangunan ekonomi memiliki implikasi keadilan. Guna mencapai tujuan dalam mewujudkan pembangunan yang adil dan merata, maka diputuskan dalam sesi akhir untuk fokus dalam
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
18
mengarusutamakan ketiga dimensi ketidakmerataan – perkotaan-pedesaan, berbasis gender dan daerah – ke dalam proposal yang menanggapi keempat bidang prioritas yang telah diidentifi kasi: pengembangan sumber daya manusia, peningkatan pasar agar berfungsi dengan baik, akses ke keuangan dan perbaikan lingkungan usaha.
Kelompok diminta untuk menjawab pertanyaan berikut: “Dalam analisis, kita telah mengidentifi kasi empat persoalan utama untuk meningkatkan lapangan kerja produktif di NTT – pengembangan sumber daya manusia (khususnya pendidikan dan keterampilan), peningkatan pasar agar berfungsi dengan baik, akses ke keuangan dan perbaikan lingkungan usaha. Kita juga telah mengidentifi kasi tiga dimensi ketidakmerataan yang utama. Identifi kasikan persoalan dan permasalahan utama yang perlu ditanggapi guna meminimalkan ketidakmerataan yang ada ketika menangani keempat persoalan utama dalam meningkatkan lapangan kerja produktif. Tiap kelompok diminta untuk fokus ke satu aspek dari ketiga dimensi ketidakmerataan yang utama tersebut. Hasil dari analisis dan diskusi ini dengan jelas dan kuat menyampaikan pesan bahwa persoalan ketidakmerataan perlu ditangani bersamaan dengan keempat persoalan prioritas tersebut. Hasil yang lebih rinci dari analisis ini disajikan dalam matriks di bawah ini.
19
MAT
RIKS
HAS
IL
Bid
ang
pri
ori
tas
Des
a vs
Ko
taTi
ap K
abup
aten
/Ko
taG
end
er
Per
mas
alah
anSo
lusi
Per
mas
alah
anSo
lusi
Per
mas
alah
anSo
lusi
1. S
DM
/Pe
ndid
ikan
Pend
idik
an d
i d
esa
hany
a SD
, sa
rana
ter
bat
as
(mej
a b
aren
g2)
Pena
mb
ahan
sa
rana
(p
enam
bah
an
seko
lah
men
eng
ah d
i d
esa,
per
bai
kan
sara
na b
elaj
ar
men
gaj
ar)
Kes
enja
ngan
ju
mla
h d
an
kual
itas
tena
ga
pen
yulu
h (b
agi
pen
did
ikan
no
n fo
rmal
)
• Pe
nam
bah
an
dan
pem
erat
aan
tena
ga
pen
yulu
h d
i tia
p d
esa
seca
ra b
erta
hap
• D
ikla
t ke
wira
usah
aan
Pend
idik
an w
ajib
m
asin
g s
eim
ban
g,
pen
did
ikan
la
njut
an
did
om
inas
i ole
h la
ki-la
ki
- S
osi
alis
ai u
ntuk
p
eng
arus
ut
amaa
n g
end
er
- P
elat
ihan
kh
usus
/ke
tram
pila
n
untu
k p
erem
pua
n p
utus
sek
ola
h d
an y
ang
b
erad
a d
i p
edes
aan
Jum
lah
gur
u &
ko
mp
eten
si
gur
u (g
uru
agam
a ng
ajar
m
atem
atik
a)
Pena
mb
ahan
d
an p
enin
gka
tan
kual
itas
gur
u
Kes
enja
ngan
p
enye
dia
an
sarp
ras
pen
did
ikan
• Pe
nam
bah
an
dan
pem
erat
aan
ang
gar
an b
agi
pen
gem
ban
gan
sa
rpra
s p
end
idik
an
di t
iap
leve
l p
end
idik
an
• K
emitr
aan
dg
n p
ihak
lain
dal
am
pen
eyed
iaan
sa
rpra
s p
end
idik
an
secr
ara
mer
ata
• Pe
nam
bah
an
jeni
s fa
silit
as
pen
did
ikan
ke
juru
an
yang
ber
bas
is
keb
utuh
an p
asar
&
po
tens
i di N
TT
Jeni
s ke
tram
pila
n b
agi l
aki-l
aki l
ebih
b
anya
k d
arip
ada
per
emp
uan
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
20
Bid
ang
pri
ori
tas
Des
a vs
Ko
taTi
ap K
abup
aten
/Ko
taG
end
er
Per
mas
alah
anSo
lusi
Per
mas
alah
anSo
lusi
Per
mas
alah
anSo
lusi
Aks
es k
e se
kola
h su
litTr
ansp
ort
asi
Kes
ejan
gan
ju
mla
h d
an
kual
itas
gur
u
• Pe
mer
ataa
n ju
mla
h g
uru
di
ting
kat
SD
• Pe
nam
bah
an
jum
lah
gur
u d
i tk
men
eng
ah
• A
loka
si
ang
gar
an u
ntuk
p
enin
gka
tan
kesr
a g
uru
di
dae
rah
terp
enci
l
• Pe
mb
eria
n b
easi
swa
bag
i g
uru
den
gan
p
rog
ram
UT
• Pe
mb
eria
n d
ikla
t m
eto
do
log
i p
emb
elaj
aran
d
an
pen
gem
ban
gan
ku
rikul
um
yang
ber
bas
is
kom
pet
ensi
Jeni
s ke
tram
pila
n b
agi l
aki-l
aki l
ebih
b
anya
k d
arip
ada
per
emp
uan
Pena
rap
an
KTS
P (K
urik
ulum
T
ing
akt
Satu
an
Pend
idik
an)
Sosi
alis
asi
dan
Pe
mb
entu
kan
Ko
mite
Pe
ndid
ikan
di t
iap
Se
kola
h
Pena
rap
an
KTS
P (K
urik
ulum
T
ing
akt
Satu
an
Pend
idik
an)
Sosi
alis
asi
dan
Pe
mb
entu
kan
Ko
mite
Pe
ndid
ikan
di t
iap
Se
kola
h
21
Bid
ang
pri
ori
tas
Des
a vs
Ko
taTi
ap K
abup
aten
/Ko
taG
end
er
Per
mas
alah
anSo
lusi
Per
mas
alah
anSo
lusi
Per
mas
alah
anSo
lusi
Ren
dah
nya
kual
itas
dan
ko
mp
eten
si g
uru
1. A
ktiv
asi K
om
ite
Pend
idik
an d
i tia
p S
eko
lah
2. P
enin
gka
tan
Kua
litas
, ko
mp
tens
i dan
K
ualifi
kas
i gur
u
Ren
dah
nya
pen
gg
unaa
n Te
kno
log
i
Sosi
alis
asi
dan
Pel
atih
an
Peng
gun
aan
Tekn
olo
gi T
epat
G
una
di D
esa
Peng
gad
aan
Tekn
olo
gi T
epat
G
una
yang
se
suai
den
gan
ke
but
uhan
m
asya
raka
t
Ren
dah
nya
Kua
litas
Ten
aga
Peny
uluh
Pela
tihan
dan
M
agg
ang
bag
i te
nag
a p
enyu
luh
Kur
ang
nya
Jiw
a K
ewira
usah
aan
1. K
urik
ulum
m
uata
n lo
kal
den
gan
mat
eri
kew
iraus
ahaa
n
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
22
Bid
ang
pri
ori
tas
Des
a vs
Ko
taTi
ap K
abup
aten
/Ko
taG
end
er
Per
mas
alah
anSo
lusi
Per
mas
alah
anSo
lusi
Per
mas
alah
anSo
lusi
2. P
rakt
ek
men
jala
nkan
ke
wira
usaa
hn
3. K
ursu
s ke
wira
usaa
an
den
gan
m
ento
r ya
ng
ber
kual
ifi ka
si
dan
p
end
amp
ing
an
Tid
ak t
erse
dia
nya
Info
rmat
ion
Pasa
rA
ktiv
asi d
an
Op
timal
isas
i ke
gia
tan
pro
mo
si
di K
abup
aten
/K
ota
dan
aks
es
sam
pai
ke
des
a
Ket
idak
jela
san
pas
ar b
agi p
etan
i d
an p
eng
usah
a lo
kal
• A
dan
ya
keb
ijaka
n p
emer
inta
h un
tuk
pen
gem
ban
gan
p
rod
uk u
ngg
ulan
lo
kal d
an
‘mem
fasi
litas
i’ p
asar
bag
i p
etan
i &
pen
gus
aha
loka
l di s
elur
uh
wila
yah
NTT
Keg
agal
an P
asar
Wan
ita b
eker
ja
di p
asar
, tap
i tid
ak m
emili
ki
jiwa
wira
usah
a /
man
ajem
en b
isni
s
Pela
tihan
w
iraus
aha
den
gan
p
emili
han
wak
tu
sesu
ai k
ond
isi
(so
re h
ari s
amp
ai
mal
am)
Ko
ntin
uita
s K
om
od
iti1.
Sat
u K
abup
aten
/K
ota
sat
u p
rod
uk
sesu
ai p
ote
nsi
dan
keu
ngg
ulan
2. P
eran
sw
asta
dan
K
op
eras
i dal
am
pem
as a
ran
des
a p
rod
uksi
Terb
atas
nya
laha
n us
aha
• In
tens
ifi ka
si
bis
nis
dan
us
aha
deg
an
mem
aksi
mal
kan
pen
go
laha
n un
tuk
pen
ing
kata
n ni
lai j
ual p
rod
uk
ters
ebut
2. M
arke
t d
evel
op
men
tW
anita
tid
ak
mem
iliki
kea
hlia
n te
knis
pen
go
laha
n p
rod
uk (b
aran
g
diju
al m
enta
h)
Pela
tihan
tek
nis
pen
go
laha
n b
eser
ta b
antu
an
pak
et a
lat
pen
duk
ung
nya
(mis
sal g
aram
, p
isan
g)
23
Bid
ang
pri
ori
tas
Des
a vs
Ko
taTi
ap K
abup
aten
/Ko
taG
end
er
Per
mas
alah
anSo
lusi
Per
mas
alah
anSo
lusi
Per
mas
alah
anSo
lusi
Tran
spo
rtas
iPe
ning
kata
n sa
rana
tran
spo
rtas
i d
ari k
anto
ng2
pro
duk
si y
ang
d
ides
a ke
pas
ar
(dar
at d
an L
aut)
Tid
ak a
dan
ya
kont
inui
tas
bah
an
bak
u
• Pe
ning
kata
n te
kno
log
i p
rod
uksi
p
erta
nian
• Pe
ning
kata
n sk
ala
usah
a
Wan
ita m
enju
al
pro
duk
yan
g
mo
noto
n (t
idak
ad
a p
eng
emb
ang
an
pro
duk
Pem
erin
tah
mem
ber
i p
enyu
luha
n &
p
end
amp
ing
(t
enag
a p
enyu
luh)
p
elua
ng b
isni
s d
i tin
gka
t d
esa
seca
ra k
ont
inyu
Sulit
nya
akse
s ke
uang
an, t
idak
ad
a ja
min
an &
ad
a si
stem
ijo
n
1. B
entu
k le
mb
aga
keua
ngan
mik
ro
2. R
evita
lisas
i dan
o
ptim
alis
asi
per
an K
UD
3. S
osi
alis
asi A
KSE
S ke
KU
R (B
RI)
Ren
dah
nya
akse
s p
inja
man
ban
k•
Mem
per
mud
ah
per
syar
atan
p
inja
man
• M
emb
erd
ayak
an
lem
bag
a p
enja
min
kre
dit
sam
pai
ke
des
a-d
esa
• Pe
mb
eria
n K
red
it lu
nak
bag
i p
eng
emb
ang
an
usah
a ag
ar d
apat
m
asuk
Mo
dal
ter
bat
as
dan
pin
jam
uan
g
haru
s iji
n su
ami
Men
go
ptim
alka
n p
emb
eria
n d
ana
pem
ber
day
aan
eko
nom
i m
asya
raka
t (P
EM
) –
dis
esua
ikan
d
eng
an je
nis
usah
a o
leh
pem
erin
tah
3. A
kses
ke
Keu
ang
an
Pere
mp
uan
leb
ih p
and
ai
men
gel
ola
uan
g
dar
ipad
a la
ki-la
ki,
teta
pi l
aki-l
aki
mem
per
ole
h p
end
apat
an le
bih
d
ari p
erem
pua
n
Pela
tihan
w
iraus
aha
&
ketr
amp
ilan
untu
k m
eng
emb
ang
kan
usah
a
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
24
Bid
ang
pri
ori
tas
Des
a vs
Ko
taTi
ap K
abup
aten
/Ko
taG
end
er
Per
mas
alah
anSo
lusi
Per
mas
alah
anSo
lusi
Per
mas
alah
anSo
lusi
Infr
astr
uktu
r ku
rang
mem
adai
d
i des
a
Mem
ber
ikan
p
riorit
as
pem
ban
gun
an
dan
Pen
ing
kata
n in
fras
truk
tur
(Lis
trik
,Air,
jala
nan,
d
arm
aga,
sar
ana
kom
unik
asi)
Ket
erb
atas
an
pen
yed
iaan
in
fras
truk
tur
• Pe
nyed
iaan
‘in
fras
truk
tur
das
ar’ y
ang
m
enun
jang
p
eng
emb
ang
an
sent
ra2
eko
nom
i lo
kal.
Kur
ang
nya
info
rmas
i usa
ha
sehi
ngg
a p
rod
uk
yang
dib
uat
sam
a
Perlu
ad
a p
enye
bar
an
info
rmas
i usa
ha
dar
i tin
gka
t te
rend
ah d
i des
a /
kelu
raha
n
Reg
ulas
i ind
ustr
i b
elum
ter
tata
Mem
bua
t re
gul
asi-
reg
ulas
i yan
g
men
duk
ung
in
vest
asi
Pem
ber
day
aan
lem
bag
a-le
mb
aga
yang
su
dah
ad
a (P
KK
)
4. K
ualit
as
Ling
kung
an B
isni
s
25
LAMPIRAN
1. Agenda
2. Daftar Peserta
3. Presentasi Strategi Pembangunan NTT oleh Wayan Darmawa, Kepala Bappeda NTT (dalam Bahasa Indonesia).
4. Presentasi mengenai konsep dan metodologi untuk analisa diagnostik ketenagakerjaan oleh Per Ronnas, ILO Jenewa.
5. Presentasi mengenai temuan-temuan utama dari analisa ADB-ILO-IDB tentang Hambatan-hambatan dalam mencapai Pertumbuhan yang Merata (Inklusif) di Indonesia oleh Kazutoshi Chatani, ILO Jakarta.
6. Presentasi mengenai Dinamika Ketenagakerjaan, Pasar Tenaga Kerja dan Perekonomian di NTT oleh Miranda Kwong, ILO Jenewa.
7. Presentasi mengenai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penilaian Kebutuhan Keterampilan oleh Miranda Kwong dan Kazutoshi Chatani
8. Presentasi mengenai Tingkat dan Kualitas Pertumbuhan oleh Per Ronnas
9. Presentasi mengenai Mencapai Pertumbuhan yang Merata oleh Per Ronnas
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
26
Lampiran 1. Agenda
WAKTU SESI Hari 1, 18 Januari 2011
08:30 – 09:00 Pendaftaran
09:00 - 10:00 PEMBUKAAN
Pembukaan Bapak Nirwan Gah, Staf ILO NTT
Sambutan Pembukaan Bapak Peter Van Rooij, Country Director, ILO Jakarta
Pembukaan Resmi Bapak Frans Lebu Raya, Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur
Sesi Foto
09:30 – 10:00 Konferensi Pers (untuk Jurnalis)
Rehat Kopi (untuk Peserta)
10:00 – 10:25 PERKENALAN
Perkenalan tentang lokakarya: tujuan dan hasil yang ingin dicapai. Menyetujui jadwal, metodologi dan aturan permainan lokakarya. Perkenalan antar peserta lokakarya.
Bapak Per Ronnas & Fasilitator
10:25 – 11:00 Sesi 1. Konsep Dan Metode Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan
Presentasi dan tanya jawab tentang konsep dan metode Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan
Bapak Per Ronnas
11:00 – 11:35 Sesi 2. Pembangunan Di Indonesia
Presentasi dan tanya jawab mengenai gambaran lebih besar hambatan pada pembangunan di Indonesia.
Bapak Kazutoshi Chatani
11:35 – 12:10 Sesi 3. Strategi Pembangunan NTT
Presentasi dan tanya jawab mengenai strategi pembangunan Provinsi Nusa tenggara Timur (NTT).
BAPPEDA, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
12:10 – 13:10 Rehat Makan Siang
27
WAKTU SESI
13:10 – 14:20 Sesi 4. Dinamika Ketenagakerjaan, Ekonomi dan Bursa Tenaga Kerja NTT
Presentasi dan tanya jawab mengenai kondisi, dinamika dan karakteristik yang unik dari ketenagekarjaan, ekonomi dan bursa tenaga kerja di NTT.
Ibu Miranda Kwong
14:20 – 14:35 Rehat kopi
14:35 – 17:10 Sesi 5. Pengembangan Sumber Daya Manusia NTT
Presentasi dan diskusi kelompok mengenai konsep pengembangan SDM, pendidikan & ketrampilan dan kemampuan mendapat kerja spesifi k untuk NTT, baik dari aspek permasalahan, tantangan dan kesempatannya.
Ibu Miranda Kwong, Bapak Kazutoshi Chatani dan Fasilitator
WAKTU SESI Hari 2, 19 Januari 2011
09:00 – 09:10 Tinjauan ulang Hari 1
Fasilitator
09:10 – 10:15 Sesi 6. Meningkatkan Kesempatan Kerja – Fokus pada Aspek Ekonomi
Presentasi dan diskusi kelompok mengenai konsep pertumbuhan ekonomi yang kondusif spesifi k untuk NTT, baik dari aspek permasalahan, tantangan dan kesempatannya
Bapak Per Ronnas dan Fasilitator
10:15 – 10:30 Rehat Kopi
10:30 – 12:20 Sesi 6. Meningkatkan Kesempatan Kerja – Fokus pada Aspek Ekonomi (lanjutan)
12:20 – 13:20 Rehat makan siang
13:20 – 13:50 Sesi 6. Meningkatkan Kesempatan Kerja – Fokus pada Aspek Ekonomi (lanjutan)
13:50 – 14:55 Sesi 7. Mencapai Tujuan Pembangunan dengan Kesetaraan
Presentasi dan diskusi kelompok mengenai konsep kesetaraan pada pembangunan sosial-ekonomi spesifi k untuk NTT, baik dari aspek permasalahan, tantangan dan kesempatannya.
Bapak Per Ronnas dan Fasilitator
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
28
WAKTU SESI
14:55 – 15:10 Rehat kopi
15:10 – 17:30 Sesi 7. Mencapai Tujuan Pembangunan dengan Kesetaraan (lanjutan)
WAKTU SESI Hari 3, 20 Januari 2011
09:00 – 09:10 Tinjauan Ulang hari 2
09:10 – 10:30 Sesi 8: Rangkuman Kesimpulan, Identifi kasi Rekomendasi Kebijakan dan Studi Lanjutan
Diskusi kelompok untuk menganalisa hasil diskusi (permasalahan, tantangan, kesempatan), mengidentifi kasi rekomendasi kebijakan dan studi lebih lanjut yang diperlukan untuk mendukung implementasi Analisis Diagnostik Ketenagakerjaan di NTT.
Fasilitator
10:30 – 10:45 Evaluasi Lokakarya
10:45 – 11:00 Rehat kopi
11:00 – 11:30 Sesi 8: Rangkuman Kesimpulan, Identifi kasi Rekomendasi Kebijakan dan Studi Lanjutan (lanjutan)
11:30 – 11:55 PENUTUPAN
Sambutan Penutup
29
Nama Lembaga
Lampiran 2. Daftar Peserta
Ayub Tib
Ernest S Ludji
Sherley Wila Huky
Endang S Lerich
Yocha Nalle
Mien R. Oedjoe
J. W. Kore Tuka
F. Amaral
Donal Izaac
Stanis Man
Aminudin
Suhendra
Andrey Damaledo
Adriani Lomi Ga
Tonci Teuf
P. Tambunan
Yakobus Meja
Elias Mesakh*
Stefanus Bullu
David Dami
Sriyanti Maria Bian
Hary Lay
Megy Oesoyo
Abraham Jumina
Yan P. Mella
Oby Lewanmeru
Esron M. Elim
Max Goldy*
Yohanes A. Kore
Tato Tirang
Wihujeng Ayu R.
Padapotan Siallagan
Petrus Arifi n*
Toni Tangkur*
Terezinha de Carallo
Roby Rawis
J. A. Ninu
SBSI NTT
Bappeda Kota Kupang
Bappeda
Bappeda Prov. NTT
Bappeda Prov. NTT
Undana
KSPSI
Dinas Nakertrans
Bappeda Prov. NTT
LPPEM UNIKA
FAO
FAO
Bappeda Prov. NTT
Bappeda Prov. NTT
Bappeda Prov. NTT
Disperindag Prov. NTT
Disnakertrans Prov. NT
Radio Madika FM
RC. Bappeda Prov. NTT
Dinas Nakertrans Belu
Bappeda Kab. Belu
Setda Prov. NTT
Humas Setda Prov. NTT
Disnakertrans Prov. NT
Bappeda Kab. TTS
Pos Kupang
Bappeda Prov. NTT
Reporter Madika TV
Bappeda Prov. NTT
BP3TKI Kupang
Bank Indonesia
Bappeda Kab. Kupang
Kameraman AFB TV
Reporter AFB TV
Sekber Bappeda Prov. NTT
DPP Apindo NTT
Kadin NTT
Nama Lembaga
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
No.
* Peserta dari media yang hadir selama sesi pembukaan
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
30
Lampiran 3. Presentasi Strategi Pembangunan NTT oleh Wayan Darmawa, Kepala Bappeda NTT (dalam Bahasa Indonesia)
NTT
NTB
64.8
63.0NTT
NTB
64.8
63.0
DisampaikanDisampaikan oleholeh::Ir. Ir. WayanWayan Darmawa,MTDarmawa,MT
KepalaKepala BappedaBappeda ProvinsiProvinsi NTTNTT
OlehOleh::::IrIr WayanWayan Darmawa MTDarmawa MTIr. Ir. WayanWayan Darmawa,MTDarmawa,MT
KepalaKepala BappedaBappeda ProvinsiProvinsi NTT NTT
GAMBARAN UMUM NTTGAMBARAN UMUM NTTLetak Geografis :8 0-120 LS dan 1180-1250
BTBT Jumlah Pulau : 566 buah (besar dan kecil)
Pulau yang bernama : 246 buah
Pulau yang berpenghuni : 43 buah
Iklim :8 bulan (kemarau/kering) dan4 bulan (hujan/basah) Wilayah administratif :4 bulan (hujan/basah)
Luas Wilayah :± 47.349,9 km2 Daratan dan
Wilayah administratif : Kabupaten : 20 dan 1 kotaKecamatan : 290buah± 47.349,9 km Daratan dan
± 200.000 km2 LautanKecamatan : 290buahDesa / Kel. : 2.936 buah
SDA Persawahan
PENDUDUK NTTPENDUDUK NTT
PerempuanLaki - Laki
2 355 7822 323 534 2.355.7822.323.534
Kepadatan Penduduk94 Jiwa per km2
Laju Pertumbuhan Penduduk 2000-20102 10 % pertahun 94 Jiwa per km22,10 % pertahun
• Pertumbuhan ekonomi NTT tahun 2008 mencapai 4,81 persen, dan tahun 2009 mencapai 4,24 persen dan Tahhun 2010 p , pmencapai 5,50 persen
• Agregat PDRB NTT 24,14 Trilyun rupiah.
• Tiga sektor dominan pada perekomian NTT yaitu:
Sektor pertanian sebesar 39,62 persen dengan agrerat senilai 9,56 trilyun rupiah
Sektor jasa-jasa sebesar 24,13 persen dengan agrerat 5,83 t ili i htriliyun rupiah
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 16,10 persen dengan agrerat senilai 3 89 trilyun rupiahpersen dengan agrerat senilai 3,89 trilyun rupiah.
• PDRB per kapita penduduk NTT pada tahun 2008 sebesar 4,77 juta rupiah, lalu meningkat sebesar 9,51 persen tahun 2009 j gsehingga menjadi 5,23 juta rupiah
31
Potensi Industri Pedesaan
7
• Konsumsi rumah tangga menempati urutan pertama dalam pengeluaran yakni sebesar 71,07 persen pada tahun 2008 dan meningkat menjadi 71 34 persen padatahun 2008 dan meningkat menjadi 71,34 persen pada tahun 2009
• Pendapatan yang digunakan untuk Pembentukan Modal• Pendapatan yang digunakan untuk Pembentukan Modal Bruto (PMTB) mencapai sebesar 21 persen
• Komponen Ekspor Netto yang andilnya sekitar minusKomponen Ekspor Netto yang andilnya sekitar minus 17,40 persen walaupun cendrung terus menurun, namun tetap menunjukkan bahwa komoditas yang dikonsumsi masyarakat lebih banyak didatangkan dari luar
• Untuk mendorong peningkatan pendapatan per kapitamaka perlu peningkatan kegiatan investasi untukmeningkatkan produktivitas tenaga kerja danmeningkatkan produktivitas tenaga kerja danpenurunan konsumsi barang impor.
AkumulasiAkumulasi Basis Basis SektorSektor TahunTahun 2009 2009
No Sektor
Sektor Basis Shif and Share
Elastisitas Proporsi Input Output Total
PDRB TenagaKerja
PergeseranProporsi
PergeseranDiferensial
11 PertanianPertanian 11 11 -- -- -- 11 11 4.004.00
2 Pertambangan - - - 1 - - - 1.00
3 Industri - - - - - - - -
4 Listrik, Gas, Air Bersih - - 1 - - - - 1.00
5 Konstruksi 1 - 1 - - - - 2.00
66 P dP d && H t lH t l 11 11 11 11 4 004 0066 PerdaganganPerdagangan && Hotel Hotel -- -- 11 -- 11 11 11 4.004.00
7 Pengangkutan & K ik i - - 1 - 1 - - 2.00Komunikasi
8 Keuangan, Jasa Perusahaan dll - - 1 1 1 - - 3.00Perusahaan, dll
99 JasaJasa--jasajasa 11 -- 11 11 11 11 11 6.006.00
INFRASTRUKTUR NTT
14
A k t k j NTT t h 2009 i 2 25 j t l bih• Angkatan kerja NTT tahun 2009 mencapai 2,25 juta lebihorang dengan angka pengangguran terbuka relatifrendah yaitu 2 86 %rendah, yaitu 2,86 %.
• Mayoritas tenaga kerja di kabupaten bekerja di sektorPertanian yaitu mencapai 68 15%Pertanian, yaitu mencapai 68,15%.
• Tingkat pendidikan tenaga kerja NTT juga sangat rendahyaitu lebih dari 82 69 % berpendidikan SD kebawahyaitu lebih dari 82,69 % berpendidikan SD kebawah,bahkan sebanyak 69,14 % tenaga kerja NTT belum/tidaktamat SD, sebanyak 34,80 % tenaga kerja NTT masuk, y , g jkategori Pekerja tidak dibayar
• Komposisi daya serap tenaga kerja : sektor primerKomposisi daya serap tenaga kerja : sektor primer68.15 %, Sekunder 10.62 % dan Tersier 21.23 %.
AAnalisisAnalisis SektorSektor Basis NTT Basis NTT 2005 2005 –– 2009 2009
No Sektor EkonomiSektor Basis PDRB
2005 2006 2007 2008 20092005 2006 2007 2008 2009
11 PertanianPertanian 2.852.85 2.852.85 2.872.87 2.892.89 2.892.89
2 Pertambangan 0.14 0.15 0.15 0.15 0.16
3 Industri 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06
4 Listrik, Gas, Air Bersih 0.61 0.63 0.60 0.57 0.54
55 KonstruksiKonstruksi 1 201 20 1 171 17 1 091 09 1 041 04 1 011 0155 KonstruksiKonstruksi 1.201.20 1.171.17 1.091.09 1.041.04 1.011.01
6 Perdagangan, Hotel, dll 0.92 0.91 0.97 0.95 0.94
77 PengangkutanPengangkutan & & KomunikasiKomunikasi 1.101.10 1.071.07 1.031.03 0.990.99 0.950.95
8 Keuangan, Jasa Perusahaan, dll 0.33 0.34 0.33 0.38 0.37
99 JasaJasa--jasajasa 2.442.44 2.522.52 2.482.48 2.522.52 2.542.54
AAnalisisAnalisis ProduktivitasProduktivitas TenagaTenaga kerjakerja 2009 2009
No Sekor Tenaga Kerja PDRB(%)
Prodv.Tenagak j
Orangkerja%
1 Pertanian 1,448,074 69.42 39.46 0.57b2 Pertambangan 18,544 0.89 1.30 1.46
3 Industri 140,866 6.75 1.51 0.224 Listrik, Gas, Air bersih 2,626 0.13 0.39 3.105 Konstruksi 47,529 2.28 6.34 2.786 Perdagngan, Hotel dll 141,387 6.78 16.33 2.417 Pengangkutan dan komunikasi 97,102 4.65 7.57 1.636 Keaungan, jasa perusahaan dll 10,059 0.48 3.52 7.307 Jasa jasa 179,918 8.62 23.58 2.738.62 2.73
Jumlah 2,086,105 100.00 100.00
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
32
20 Kabupaten masuk dalam katagori daerah tertinggal, kecuali Kota KupangPenduduk miskin tahun Tahun 2010 sebesar 23,03 %;Pendapatan perkapita NTT 1/3 rata-rata Nasional;Pendapatan perkapita NTT 1/3 rata-rata Nasional; Produktivitas tenaga kerja di sektor Pertanian rendahsebagai akibat PDRB menurun sedangkan Tenaga Kerjasebagai akibat PDRB menurun, sedangkan Tenaga Kerjameningkat; Kualitas Infrastuktur (Jalan sekolah SDA perumahan)Kualitas Infrastuktur (Jalan, sekolah, SDA, perumahan) banyak yang kualitasnya masih rendahR d h i t i tRendahnya investasi swastaNilai ekpor/perdagangan antar pulau lebih rendahdib di k idibandingkan impor
KEBIJAKAN KEBIJAKAN PEMBANGUNANPEMBANGUNANPEMBANGUNANPEMBANGUNAN
1 DESA PERTANIAN TERPADU:PEMBANGUNAN BERBASIS DESA
1. DESA PERTANIAN TERPADU: Unggulan Tanaman Pangan Lahan KeringTanaman pangan lahan basahp gPerkebunan
2. DESA PESISIR TERPADU:. DESA PESISIR TERPADU:Unggulan BudidayaUnggulan perikanan Tangkap
3 DESA WISATA TERPADU:DESA WISATA TERPADU:3. DESA WISATA TERPADU:. DESA WISATA TERPADU:Unggulan Wisata BahariUnggulan Wisata Alam, Budaya, ReligiusUnggulan Wisata Alam, Budaya, Religius
4.Kelurahan 4.Kelurahan JasaJasa dandan IndustriIndustri terpaduterpaduUnggulan PerdaganganUnggulan PerdaganganUnggulan IndustriUnggulan Pertambangan
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NTTKEBIJAKAN PEMBANGUNAN NTT
VVi iVi i
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NTTKEBIJAKAN PEMBANGUNAN NTT
P b D h NTTP b D h NTTVVissiVisi
Terwujudnya masyarakat NusaTerwujudnya masyarakat NusaPembangunan Daerah NTT Pembangunan Daerah NTT
Terwujudnya masyarakat Nusa Terwujudnya masyarakat Nusa Tenggara Timur Tenggara Timur yyang ang berkualitasberkualitas, , gggg yy gg ,,
adiladil, , demokratisdemokratis dandan sejahterasejahteradalamdalam BingkaiBingkai Negara Negara KesatuanKesatuan
RepublikRepublik Indonesia Indonesia ””
SDMyang
KesetaraanGender
y gberkualitas
Peningkatan KesehatanGender
PEMERINTAH
Pembangunan dan peningkatan
Infrastruktur
KelestarianLingkungan
Hidup
DUNIA USAHA MASYARAKAT
Supremasi Hukum
Ekonomi KerakyatanPenanganan
masalah : K i kiKemiskinan,
Wilayah perbatasan, Prov. Kepulauan,
Daerah rawan bencana
4 Tekad Pembangunan
M b lik b i t k i
4 Tekad Pembangunan
Mengembalikan basis utama ekonomiUnggulan dan kelembagaan Ekonomi NTT gg gmelalui :
NTT b i P i i JNTT sebagai Provinsi JagungNTT sebagai Provinsi TernakN sebaga ov s e aMengembalikan Keharuman cendana NTTMenjadikan NTT sebagai Provinsi Koperasi
Strategi Pembangunan
• Pembangunan Daerah yang
Strategi Pembangunan
• Pembangunan Daerah yang Berkesinambungan dan Berkelanjutan.
• Peningkatan Kualitas Kehidupan Masyarakat. y
• Percepatan Pembangunan Daerah dengan Mengembangkan Ekonomi LokalMengembangkan Ekonomi Lokal.
• Pemberdayaan Masyarakat yang berpihak pada masyarakat dengan strategi Anggaran Untuk Rakyat Menuju Sejahtera (ANGGUR y j j (MERAH).
33
KEMENTRIAKEMENTRIAN/LEMBAGAN/LEMBAGA
• PEMDANTT
Terwujudnya Terwujudnya masyarakat masyarakat NTT yNTT yang ang
b k lib k li dildil
//
berkualitasberkualitas, , adiladil, , demokratisdemokratis dandan sejahterasejahtera
dalamdalam BingkaiBingkai NKRINKRI””dalamdalam BingkaiBingkai NKRINKRI
DUNIABADAN •DUNIA USAHA
BADAN BILATERAL -
MULTILATERAL
Dana PNPM dan DanaDana PNPM dan Dana Desa Mandiri Anggur
Merah (Rp.250 juta/Desa)
Dukungan Program & Kegiatan SKPD/
Pengurangan KK Miskin Desa & Kelurahan
Rencana Tahunan di Desa/Kelurahan
gSatker/Hibah LN
S b bSumber-sumber Pembiayaan
pembangunan Swasta
Sumber Pembiayaan Swakarya Masyarakaty y
Upaya pemerintah mendorong sektor swasta di NTT:1. NasionalNasional ::
Prioritas dalam RPJMN: Iklim Investasi dan Iklim Usaha22. Daerah:2. Daerah:
Prioritas dalam RPJMD dalam mendukungPembangunan ekonomiPembentukan Kantor Perizinan Satu PintuPembentukan Lembaga BKPMDPenetapan Perda Penyertaan ModalKebijakan Reinventing GovernmentAdanya alokasi dana untuk kegiatan promosipotensi daerahPembentunan BUMD : PT. Flobamora dan Bank NTT
Adanya Lembaga Ekonomi Swasta: KADINDA, HIPMI, FBSI, SPSI dan lainnyaKebijakan APBD Provinsi yang pro rakyat denganKebijakan APBD Provinsi yang pro rakyat denganalokasi dana yang besar untuk SDM, Ekonomi riil, dan Infrastruktur; ;Pelaksanaan pelatihan ketarampilan tenaga kerjaPengembangan pendidikan kejuruan danPoliteknikPenetapan kawasan satrategis untuk kegiataninvestasi : Kawasan Industri Bolok, KAPET Mbay, yKawasan Stratregis untuk pembangunan ekonomidan 8 satuan Wilayah laut terpadu di NTT
11.1.PendekatanPendekatan Pembangunan:Pembangunan:Meningkatkan kemandirian: PemberdayaanMeningkatkan kemandirian: PemberdayaanmasyarakatLokasi : Berbasis Desa/KelurahanLokasi : Berbasis Desa/KelurahanFokus : Mendukung pertumbuhan dan
pemerataanpemerataan2. 2. PembiayaanPembiayaan: :
BantuanBantuan LangsungLangsung MasyarakatMasyarakat (BLM)(BLM)BantuanBantuan LangsungLangsung MasyarakatMasyarakat (BLM)(BLM)HibahHibah/Grant/Grant
33 J i K i3. 3. Jenis Kegiatan : sesuai potensi wilayahSesuai permasalahan spesifik wilayah
1. Bantuan/Hibah:Dana kegiatan ekonomi Produktif Rp.250 jutaDana bantuan Desa Rp 2 5 jutaDana bantuan Desa Rp. 2,5 jutaDana Gaji dan Operasional PKM Rp. 24 jutaDana Operasional pemerintah Desa dan kecamatan
22 KKegiatan SSKPD :22.. Kegiatan SKPD :a. Agenda pendidikan:
Beasiswa untuk SD,SMP,SMA dan SMKP t k S k l h/DPerpustakaan Sekolah/DesaPerbaikan sekolahSarana pendukung sekolahGuru Kontrak
b. Agenda Kesehatan:Perbaikan GiziJaminan kesehatan masyarakatPembinaan kesehatan masyarakatPerbaikan sarana kesehatan (Pustu/Posyandu RumahPerbaikan sarana kesehatan (Pustu/Posyandu, Rumahjaga dan lainnya)
cc. Agenda Ekonomi:Pelaksanaan ekonomi produktif: bantuan
di jsaprodi jagung, tanaman pangan, tanamanperkebunan, bantuan ternak, perikanan, industri usaha jasa dan pariwisata);industri, usaha jasa dan pariwisata);Pengembangan Koperasi, Kelompok tani, Usaha kecilIndustri kerajinan rakyat dan pengolahan
d. Agenda Unfrastruktur:Perbangunan rumah layak huniPembangunan jalan DesaPembangunan PLTSPembangunan embung-embungP b b i b ihPembangunan sumber air bersih
1 APBN berpeluang mendukung Desa/kelurahan1. APBN berpeluang mendukung Desa/kelurahanmandiri anggur merah karena sejalan denganKebijakan Nasional tahun 2011 adalahmeningkatkan sinergi Program/kegiatan pusat dandaerah;K it P kil L b I t i l2. Komitmen Perwakilan Lembaga Internasional yang siap bersinergi:
UNDP Art GoldUNDP Art GoldILO UnicefAIPD AusAidAIPMNHLembaga internasional lainnya dalam prosesg y pkonsultasi
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
34
1. Program 1: Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja, denganindikator• Terpenuhinya tenaga instruktur yang profesional pada Balai Latihan Kerja (BLK) • Terlaksananya paket khusus pelatihan keterampilan bagi tamatan akademi dan• Terlaksananya paket khusus pelatihan keterampilan bagi tamatan akademi dan
perguruan tinggi• Terlaksananya paket pelatihan keterampilan bagi tamatan SLTP/SLTA dan sederajat• Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan angkatan kerja• Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang masuk dalam pasar kerja dalam daerah dan
luar daerah2. Program 2 : Peningkatan Kesempatan Kerja, dengan Indikator :
Meningkatnya jumlah kesempatan kerja baik untuk laki laki maupun perempuan• Meningkatnya jumlah kesempatan kerja baik untuk laki-laki maupun perempuan• Meningkatnya upaya penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja baik dalam negeri
maupun luar negeri• Meningkatkan upaya pengiriman tenaga kerja keluar daerah melalui Antar Kerja Antarg p y p g g j j
Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN).3. Program 3 : Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
dengan indikator :M i k t f i li l b t k j d l b l t k j• Meningkatnya profesionalisme lembaga tenaga kerja dan lembaga penyalur tenaga kerja
• Meningkatnya upaya• Meningkatnya koordinasi dengan PPTKI dalam rangka perekrutan, pelatihan dan
pengiriman tenaga kerja keluar negeri. pe g a te aga e ja e ua ege• Menurunnya jumlah pengiriman tenaga kerja keluar negeri secara illegal
S E K I A N S E K I A N TERIMAKASIHTERIMAKASIH
35
Lampiran 4. Presentasi mengenai konsep dan metodologi untuk analisa diagnostik ketenagakerjaan oleh Per Ronnas, ILO Jenewa
Analisa Diagnostik KetenagakerjaanAnalisa Diagnostik KetenagakerjaanKonsep dan MetodeKonsep dan Metode
Lokakarya mengenai Analisa Diagnostik
Konsep dan MetodeKonsep dan Metode
Lokakarya mengenai Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan
Kupang NTT January 18Kupang NTT January 18 20 201120 2011Kupang, NTT, January 18Kupang, NTT, January 18--20, 201120, 2011
Diagnostik KetenagakerjaanDiagnostik Ketenagakerjaan
1• Tujuan dan dasar konseptual
1
2• Pendekatan dan metode
3• Diagnostik Ketenagakerjaan dalam sebuah
kerangka kerja yang lebih besar3 kerangka kerja yang lebih besar
2
Apa itu Diagnostik Ketenagakerjaan?
Tujuan dan konsep dasar
3
TT jTTuujuanAnalisa diagnostik Ketenagakerjaan bertujuan untuk memberikan fokus yang lebih kuat pada lapangan kerja produktif dan pekerjaan yang layak dalam kebijakan pembangunan …
dengan tujuan utama untuk mencapai pertumbuhann inklusiff …dengan tujuan utama untuk mencapai pertumbuhan inklusif (mengedepankan pemerataan) yang menghasilkan banyak lapangan pekerjaan.p j
Untuk mencapai hasil tersebutanalisa ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai hambatan, tantangan dan peluang terkait dengan konteks khusus untuk meningkatkan lapangan pekerjaan produktif melalui pertumbuhan iklusif dan menghasilkan banyak lapangan pekerjaanpertumbuhan iklusif dan menghasilkan banyak lapangan pekerjaan
Sebagai dasar untuk dialog sosial dan desain serta penentuan prioritas kebijakan. j
4
« Tujuannya adalah … bukan untuk h ilk b h di l i kmenghasilkan sebuah studi lain, namun untuk
memperkuat kapasitas analisa diantara para konstituen ILO dan para pembuat kebijakan terkait lainnya dalam bidang analisa diagnostik y g gketenagakerjaan dan penentuan target-target ketenagakerjaan »ketenagakerjaan »
5
DD K lDDaasar KonseptualL k j d k if di k li k (k k i )Lapangan kerja produktif menyediakan link (keterkaitan) antara pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan/ penurunan tingkat kemiskinanPandangan bahwa sumber daya manusia merupakan penghasil pertumbuhan melalui lapangan kerja yang produktif, dan bukannya pandangan bahwa lapangan kerjaproduktif, dan bukannya pandangan bahwa lapangan kerja produktif merupakan hasil dari pertumbuhanSituasi negara yang spesifik berlaku sebagai titik awal: tidak mungkin ada solusi ‘satu untuk semua’ bagi masalahmungkin ada solusi satu untuk semua bagi masalah-masalah spesifikPihak-pihak yang bertanggungjawab untuk merancang dan melaksanakan kebijakan semua harus dilibatkan dalam semua tahapan analisis
6
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
36
Dari konsep ke pendekatan dan metode
7
Ti k P 2008Tingkat Pengangguran, 2008
Sumber:World Development Indicators (Indikator Pembangunan Dunia)8
P d k l k h l k h dPendekatan langkah-langkah terpadu
Sebuah pendekatan yang terstruktur dan ditandai dengan langkah-langkah yang terpadu diperlukan
UUntuk menggabungkan sebuah pendekatan yang luas dengan analisis mendalam isu/persoalan-persoalan kunci dengan secara perlahan-lahan menyingkirkan isu-isu yang kurang penting dan mempersempit fokus padaisu yang kurang penting dan mempersempit fokus pada faktor-faktor kunci.
Untuk memfasilitasi partisipasi para pemangku kepentingan kunci (utama)p g ( )
13
Tahap Pertamap
Fokus pada AAPPA yang telah terjadi dan meliputi pemetaan dan analisis terhadap:
Konteks demografi dan faktor-faktor tertentuKonteks demografi dan faktor faktor tertentuTingkat dan pola pertumbuhan ekonomi (termasuk secara sektoral)secara sektoral)Pola dan dinamika ketenagakerjaan, pendapatan, ketidaksetaraan dan kemiskinanketidaksetaraan dan kemiskinan
14
Working poverty 15+ (%)g p y (%)(Pekerja yang dibawah garis kemiskinan, usia 15+ (%)
60
Workingpoverty 15+ (%)
40
50
60
52.4
39.2
54.1
20
30
40
21.9
39.2
22.7
0
10
Bolivia2002
Congo2005
India2004
Sierra Leone2003
Vietnam2004
Sumber: KILM Edisi ke 6 ILO9
Seseorang dapat memikirkan teori-teori untuk j l k k k i i i i id kmenjelaskan angka-angka ini, namun tiap teori tidak
dapat berdiri sendiri karena lapangan kerja produktif d iliki f kt b b itcenderung memiliki faktor penyebab yang rumit.
Selain itu, tiap masalah harus dilihat dalam konteksnya i i B k d t h d imasing-masing. Banyak negara dapat menghadapi
situasi serupa namun penyebabnya mungkin berbeda satu sama lain membuat situasi masing masing negarasatu sama lain, membuat situasi masing-masing negara menjadi unik..
Jadi tidak ada solusi ‘satu untuk semua’ Tiap negaraJadi….tidak ada solusi satu untuk semua . Tiap negara bersifat unik dan memerlukan sebuah pendekatan yang disesuaikan guna mengatasi masalah yang dihadapinyadisesuaikan guna mengatasi masalah yang dihadapinya.
10
Diagnostik Ketenagakerjaan adalah pendekatan yyangg Diagnostik Ketenagakerjaan adalah pendekatan yyang ddisesuaikan ini. Ini adalah alat untuk mengdiagnosa hambatan dan kelemahan serta kekuatan yang spesifik d k k d d i k if idengan konteks yang ada dari perspektif penciptaan lapangan kerja produktif.
Pendekatan yang disesuaikan ini mengikuti sebuah kerangka kerja umumm sehingga bukan merupakankerangka kerja umum sehingga bukan merupakan preferensi individual ataupun bersifat ad-hoc. Pendekatan ini mengikuti sebuah struktur yang dapat direplikasi.
Jadi, analisis diagnostik ketenagakerjaan ini disesuaikan g g jdengan konteks, namun juga bersifat umum.
11
Defisit lapangan kerja produktif mungkin disebabkan l holehDasar sumber daya manusia (kurangnya pendidikan, k il k h dll ) dd // keterampilan, kesehatan, dll.) ddaan / atau
Rendahnya kemampuan perekenomian untuk f tk b d i d ktif dmemanfaatkan sumber daya manusia secara produktif dan
menyeluruh, dengan menawarkan peluang bagi semua untuk berpartisipasi penuh dan setara dalam perekonomianberpartisipasi penuh dan setara dalam perekonomian
Isu keberlanjutan juga perlu dimasukkan kedalam analisisIsu keberlanjutan juga perlu dimasukkan kedalam analisis
A li i di tik k t k j l kAnalisis diagnostik ketenagakerjaan perlu mencakup semua aspek-aspek ini.
12
37
Tahap Pertama
Informasi dikumpulkan dan dianalisa sesuai dengan formula berikut ini:p g
Catatan:GDP : PDBPopulation: jumlah pendudukWorkingAgePopulation: penduduk usia kerja
LabourForce: angkatan kerjaEmployment: kesempatan kerja
Pertumbuhan PDB per kapita adalah jumlah pertumbuhan dalamSt kt i
WorkingAgePopulation: penduduk usia kerja
Struktur usiaTingkat partisipasi angkatan kerjaTingkat kesempatan kerja diantara mereka yang berada dalam angkatan k jkerjaProduktivitas tenaga kerja
15
T h P hTahap Pertama harus:
Menghasilkan pemahaman yang baik mengenai konteks pembangunan spesifik suatu negara serta karakteristik pengembangan ekonomi dan pasar tenaga kerja yang terkini di negara tersebut.Memungkinkan identifikasi pertama yang bersifat luas terhadap hipotesis-hipotesis mengenai uas te adap potes s potes s e ge atantangan ekonomi dan pasar tenaga kerja utama. Memberikan informasi penting untuk menetapkanMemberikan informasi penting untuk menetapkan target-target ketenagakerjaan
16
Contoh lain
IIndia memiliki tingkat working poverty (pekerja yang berada diIIndia memiliki tingkat working poverty (pekerja yang berada di bawah garis kemiskinan) yang cukup besar (39.2% pada tahun 2004)
Mengapa ini terjadi? Tingkat buta huruf kemungkinan menjadi masalah disini, khususnya tingkat buta huruf perempuan. Kesenjangan antara daerah perkotaan dan perbedaan juga mungkin menjadi faktor penting.
Ti k b h k i k k b ikTingkat pertumbuhan ekonomi tampaknya cukup baik,
Namun mungkin dalam hal ini yang bertanggungjawab d l h k lit t b hadalah kualitas pertumbuhan.
Pertanian tidak mengalami pertumbuhan pesat namun sebagian besar penduduk diperkerjakan di sektor ini.besar penduduk diperkerjakan di sektor ini.
21
Selalu ada indikator atau ‘gejala’ yang mengarahkan kita keSelalu ada indikator atau gejala yang mengarahkan kita ke penyebabnya …
IIndia:
PenyebabGejala
Tingkatworking poverty
Basis SDM
Tingkat buta hurufyang tinggi
Status perempuanworking povertyyang tinggi Kualitas
pertumbuhanProduktivitas rendah
dalam pertanian
Mongolia:
Tingkat kemiskinan/ Kualitas Daya saing yang
…penyebab ini adalah sebuah hambatan untuk mewujudkan
pengangguran yang tinggi
pertumbuhan yang tidak baik
Daya saing yang rendah
…penyebab ini adalah sebuah hambatan untuk mewujudkan pertumbuhan inklusif yang mampu menghasilkan lapangan pekerjaan.
22
Tahap Keduap
Fokus pada MMENGAPA?Fokus pada MMENGAPA?
Tahap kedua terdiri dari analisa diagnostik ketenagakerjaan. Tahap ini bertujuan untuk menggali pola sebab akibat, memisahkan yang penting dari yang kurang penting dan mengidentifikasi hambatan dan tantangan-tantangan kuncimengidentifikasi hambatan dan tantangan tantangan kunci guna meningkatkan lapangan pekerjaan yang produktif. Hasil analisis akan memberikan input kedalam diskusi-diskusi kebijakan.
Sebuah pohon diagnostik ketenagakerjaan, didukung dengan proposal untuk indikator bagi semua ‘kotak’,
17
digunakan untuk memandu dan menyusun struktur analisis.
P h Di ik K k jPohon Diagnostik KetenagakerjaanMeningkatkan pertumbuhan yang inklusif dan kayaMeningkatkan pertumbuhan yang inklusif dan kayalapangan pekerjaan serta meningkatkan pekerjaan
produktif
1. Tingkat modal/ daya layak kerja
SDM
2. Peluang untukdan pengembalian
3. KeberlanjutanSDM
k m
p gkeuntungan dalam
investasi SDM
j
m
a n
emog
rafi
pek-
aspe
kal
itatif
stas
idal
amD
M
gkat
uh
an
litas
uhan
rda
ya,
pelu
ang
mer
ata
lest
aria
nun
gan/
ha
nik
lim
stas
ipad
mm
uda
rent
anan
pte
kana
nte
rnal
1.1
De
1.2
Asp
kua
1.3
Inve
s SD
2.1
Tin
gpe
rtum
bu
2.2
Kua
lP
ertu
mbu
3 Su
mbe
rse
sda
np
ng ti
dak
m
3.1
Kel
lingk
upe
ruba
h
3.2
Inve
kau m
3.3
Ker
terh
adap
ekst
p P
2.3
aks
yan
18
2. Peluang untuk dan pengembalian keuntungan atasinvestasi SDM (kesempatan kerja)
2 1 F kt f kt 2 2 F kt f kt t 2 32.1 Faktor-faktorutama yang mempengaruhiti k t
2.2 Faktor-faktor utamayang mempengaruhikualitas pertumbuhan
2.3 Penyediaansumber daya, akses dan/tingkat
pertumbuhan•2.1.1 Integrasi dalam
k i l b l
•2.2.1 Komposisi sektor/ teknologi
•2.2.2 Kualitas lingkunganbi i
akses, dan/ atau peluangyang tidakmerataekonomi global
•2.1.2 Biaya keuangan•2.1.3 Laba Sosial atas
investasi
bisnis•2.2.3 Nilai tukar dagang
dalam negeri•2 2 4 Rent Extraction
merata•2.3.1 Daya
Layak Kerjayang tidak samainvestasi
•2.1.4 Kebijakanmakroekonomi
•2.1.5 Faktor-faktor
2.2.4 Rent Extraction (Ekstraksi Keuntungan)
•2.2.5 Lembaga pasar tenagakerja
yang tidak sama•2.3.2 Akses ke
pasar tenagakerja & peluang2.1.5 Faktor faktor
kelembagaan•2.1.6 Kegagalan pasar
•2.2.6 Konsentrasipertumbuhan daerah
•2.2.7 Cara perdagangan / faktor faktor siklis
•2.3.3 Jaminansosial
•2.3.4 Ketersediaanfaktor-faktor siklis Ketersediaan
19
Sebuah contohPikirkan mengenai situasi ketenagakerjaan di MMongolia. Meskipun pertumbuhan
ekonominya cukup tinggi namun negara tersebut terus mengalami tingkat kemiskinan dan pengangguran yang tinggi. Mengapa ini terjadi?kemiskinan dan pengangguran yang tinggi. Mengapa ini terjadi? Penduduk Mongolia memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, walaupun ada perbedaan cukup besar antara daerah perkotaan-pedesaaan.
Terdapat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, namun pertumbuhan tersebut tidak menciptakan banyak lapangan pekerjaan.
Pertumbuhan tersebut memiliki basis yang sempit (pertambangan) sementaraPertumbuhan tersebut memiliki basis yang sempit (pertambangan), sementara sektor manufakturnya tetap tidak terlalu signifikan sehingga ada ketidakseimbangan daerah yang besar
Daya saing internasional yang masih sangat rendah adalah hambatan utama a. Kebijakan makroekonomi yang tidak tepatb. Lingkungan bisnis yang tidak terlalu baikg g y gc. Kualitas pendidikan dan pelatihan keterampilan yang kualitasnya kurang baik
20
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
38
K kKekuatan…Sebuah alat yang efektif untuk menentukan prioritasSebuah alat yang efektif untuk menentukan prioritas dan menyusun kebijakan dan perubahan (reformasi)
Berfokus pada hubungan sebab akibat dan faktor faktorBerfokus pada hubungan sebab akibat dan faktor-faktor inti daripada sekadar gejala-gejala
Memungkinkan adanya kombinasi analisa secaraMemungkinkan adanya kombinasi analisa secara meluas dan mendalam melalui pendekatan ‘berbentuk corong’corong
Alat ini didesain untuk analisa spesifik situasi dan menghasilkan kesimpulan yang spesifik untuk negaramenghasilkan kesimpulan yang spesifik untuk negara tersebut
23
d k l h… dan kelemahanMerupakan penyederhanaan terhadap realita yang rumite upa a pe yede a aa te adap ea ta ya g u tMenghilangkan hambatan memang perlu namun tidak selalu cukup untuk meningkatkan lapangan kerja yang produktif. Selain dari kebijakan & langkah langkah yang ditujukanSelain dari kebijakan & langkah-langkah yang ditujukan untuk memungkinkan terjadinya pembangunan, kebijakan yang secara aktif mendorong pembangunan juga mungkin diperlukandiperlukan, Metode ini tidak boleh diterapkan secara mekanis. Metode ini dirancang untuk mendukung analisa, bukan untuk menggantikannya. Risiko fokus yang berlebihan pada hambatan jangka pendek daripada jangka panjang haruslah juga menjadi bahandaripada jangka panjang haruslah juga menjadi bahan pertimbangan.
24
P i i i l h khiPartisipasi oleh pengguna akhir…dalam proses keseluruhan sangatlah penting untuk
…
dalam proses keseluruhan sangatlah penting untuk mencapai hasil.
Kemudahaan bagi pengguna
Penekanan pada:
g p ggPartisipasi dari para konstituen dan pemangku kepentingan dalam sebuah basis konsultasi melaluikepentingan dalam sebuah basis konsultasi melalui proses analisis dan sebagai aktor-aktor kunci dalam proses kedua, bagian diagnostik dan dalam menarikproses kedua, bagian diagnostik dan dalam menarik kesimpulan kebijakan
25
K k L bih BKerangka yang Lebih Besar- Strategi
A li i d
Strategiketenagakerjaan- Strategipembangunan
Analisis dan target
ketenagakerjaanKesimpulankebijakan
- Proses kebijakan/ strategi lainnya
Studi mendalam• Kebijakan
Makroekonomi• Analisis Gender• Analisis Gender• Kebijakan
Perdagangan• SDM• dll.
26
Di ?Dimana?SSedang berjalang b j
Bosnia-Herzegovina
Malawi
Mongolia
Nepal
Indonesia (Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Maluku)
Pipelinee (Akann dilakukan):Pipeline (Akan dilakukan):
El Salvador
Liberiab
Mali
Afrika Selatan
???27
Beberapa kesimpulan sejauh iniIni bukanlah suatu hal yang sangat baru, namun:Ini adalah sebuah alat yang bermanfaat untuk melakukanIni adalah sebuah alat yang bermanfaat untuk melakukan kodifikasi dan memperkenalkan kekuatan analitis dalam sebuah analisa karena jika tidak, analisa tersebut akan terlalu bersifat intuitif atau ad hoc (terbatas untuk tujuan tertentu).Tahap Pertama telah terbukti menjadi tahap yang penting untuk melakukan analisa diagnostik yang berkualitas tinggi dan dapat diteruskan dalam Tahap Kedua pAlat ini cukup mudah digunakan oleh pengguna. Alat ini tidak hanya dapat digunakan untuk para konstituen ILO, namun juga dapat digunakan sendiri oleh konstituen ILO tersebut. d p d g d O bAnalisa ini juga seringkali perlu diikuti oleh analisa tematik yang lebih mendalam. Alat ini adalah cara yang baik untuk menjembatani kesenjanganAlat ini adalah cara yang baik untuk menjembatani kesenjangan antara analisa ekonomi dan analisa pasar tenaga kerja.
28
39
Lampiran 5. Presentasi mengenai temuan-temuan utama dari analisa ADB-ILO-IDB tentang Hambatan-hambatan dalam mencapai Pertumbuhan yang Merata (Inklusif) di Indonesia oleh Kazutoshi Chatani, ILO Jakarta
Hambatan PentingHambatan PentingPembangunan di Indonesiag
Kupang, Indonesia18 Januari 2011
Diagnostik KetenagakerjaanDiagnostik Ketenagakerjaan
1• Tujuan dan dasar konseptual
1
2• Pendekatan dan metode
3• Diagnostik Ketenagakerjaan dalam sebuah
kerangka kerja yang lebih besar3 kerangka kerja yang lebih besar
2
Observasi
• Pertumbuhan ekonomi mengalami penurunansetelah terjadinya krisis keuangan Asiasetelah terjadinya krisis keuangan Asia.
• PDB per kapita tetap rendah• Pertumbuhan ekonomi belum pro terhadap• Pertumbuhan ekonomi belum pro terhadap
pekerjaan.• Besarnya jumlah penduduk yang tergolong /• Besarnya jumlah penduduk yang tergolong /
mendekati garis kemiskinan.• Jurang kemiskinan antara desa dan kota semakin• Jurang kemiskinan antara desa dan kota semakin
melebar.• Perbedaan besar dalam hal kemiskinan antar• Perbedaan besar dalam hal kemiskinan antar
provinsi.• Ketidaksetaraan penghasilan semakin meningkat• Ketidaksetaraan penghasilan semakin meningkat
belakangan ini.
Perbedaan besar antar provinsi
82 83
80
90
UnemploymentInformal employmentPercentage of poor people (provincial poverty line)
Informal employment (62.1%)Unemployment (7.9%)
Percentage of poor people (14,2%)
National averagePerformances of provincespengangguran =
bekerja di sektor informal =persentase orang misin =
6163
6764
70
77
72
64
58
66
7068
61 61
7168
71 7173 74 74
61
72
60
70
80(%)
5356 57 58
50
56
48
40
50
60
34
26
2220
2528
3638
23 2320
30
40
9 8 8 96
85 7 6
8
12 117 6 5
15
3 5 5 6
11 11
59
5 6 5
11
7 84 6 4
1210 9 9
1619
20
7 8
4
12
18 17 17
85
97
58
10
19
12
1915
10
0
10
20
0
NAD
Suma
tra U
tara
Suma
tra Ba
rat
Riau
Jamb
i
Suma
tra Se
latan
Beng
kulu
Lamp
ung
Bang
ka Be
litung
Kepu
luan R
iau
DKI J
akar
ta
Java
Bara
t
Java
Teng
ah
DI Yo
gyak
arta
Java
Timu
r
Bante
n
Bali
Kalim
antan
Bara
t
manta
n Ten
gah
iman
tan Se
latan
alima
ntan T
imur
Sulaw
esi U
tara
Sulaw
esi T
enga
h
Sulaw
esi S
elatan
awes
i Ten
ggar
a
Goro
ntalo
Sulaw
esi B
arat
Maluk
u
Maluk
u Utar
a
Papu
a Bar
at
Papu
a
Teng
gara
Bara
t
Teng
gara
Timu
r
S B K
Kali
Kali Ka S S
Sul
Nusa
Nusa
T
Sumatra Java & Bali Kalimantan Sulawesi Maluku, Papua, & NTSources: BPS (Unemployment data in August 2009 informal employment in February 2009 and poverty incidence in March 2009)
Hambatan besar terhadap pertumbuhan
1. Prasarana tidak memadai dan bermutu rendah2 Kelemahan tata kelola dan lembaga2. Kelemahan tata kelola dan lembaga3. Akses yang tidak adil ke pendidikan dan mutu
pendidikan yang burukpendidikan yang buruk
1. Prasarana tidak memadai dan bermutu rendah
• Ketersediaan dan kondisi prasarana utama sangatObservasi
bervariasi antar daerah• Tingkat kepadatan lalu lintas rendah, keterbatasan
jaringan rel kereta api, rendahnya pemakaian listrik
Faktor penyebab utama
• Kesulitan dalam pembebasan lahanK it i d l b l h
Faktor penyebab utama
• Kapasitas manusia dan lembaga lemah• Tata kelola yang buruk
Mi i b k• Minimnya sumber keuangan• Undang undang dan peraturan yang tidak ramah
t h d i t iterhadap investasi
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
40
2. Lemahnya tata kelola dan lembaga
• Mahalnya pendirian usaha di IndonesiaObservasi
• Persepsi investor tentang ketidakamanan daninstabilitas
• Penyediaan layanan publik bervariasi antar daerah
Faktor penyebab utamaFaktor penyebab utama
• Terjadinya korupsi dan tidak memadainya pengendalianM l k b li k i t i d ti d k k k• Munculnya kembali aksi terorisme dan tindak kekerasan
• Tidak meratanya distribusi personil yang memenuhi syarat• Kurangnya koordinasi efektif antar departemen pemerintahKurangnya koordinasi efektif antar departemen pemerintah
3. Tidak adilnya akses pendidikan dan mutu pendidikan yang rendah
• Pedesaan dan daerah miskin tertinggal dalam halObservasi
pendidikan• Rendahnya mutu pendidikan
Faktor penyebab utamaFaktor penyebab utama
• Hambatan keuangan (termasuk biaya di luark l h) h k k k ksekolah) mencegah akses masyarakat miskin ke
tingkat pendidikan yang lebih tinggiid k di ib i hi• Tidak meratanya distribusi guru yang memenuhi
syaratk j d• Buruknya mutu pengajaran dan prasarana
pendidikan, serta materi yang tidak memadai
41
Lampiran 6. Presentasi mengenai Dinamika Ketenagakerjaan, Pasar Tenaga Kerja dan Perekonomian di NTT oleh Miranda Kwong, ILO Jenewa
Dinamika Ketenagakerjaan Pasar TenagaDinamika Ketenagakerjaan Pasar TenagaDinamika Ketenagakerjaan, Pasar Tenaga Kerja dan Perekonomian di
Dinamika Ketenagakerjaan, Pasar Tenaga Kerja dan Perekonomian di
Lokakarya mengenai Analisa Diagnostik
Nusa Tenggara TimurNusa Tenggara TimurLokakarya mengenai Analisa Diagnostik
Ketenagakerjaan
Kupang Januari18 20 2011Kupang, Januari18-20, 2011
P d k l k h l k hPendekatan langkah per langkah
Tahap pertama:Mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai dinamika pasar tenaga kerja di provinsi
Tahap kedua: pMengidentifikasi hambatan-hambatan dalam meningkatkan lapangan kerja produktif denganmeningkatkan lapangan kerja produktif dengan menggunakan pohon diagnostik ketenagakerjaan (nanti)(nanti)
22
T h PTahap Pertama
1•Kecenderungan (Tren) demografi
•Dinamika ketenagakerjaan, 2
g jkemiskinan dan modal manusia
•Pola pertumbuhan per sektor spesifik, lapangan kerja dan produktivitas3 lapangan kerja dan produktivitas3
33
Pertumbuhan ekonomi dan d k i iproduktivitas
Penjabaran pertumbuhan dari perspektif ketenagakerjaan
Tingkat kesempatan kerja Tingkat Kegiatankesempatan kerja
PDB per kapitaProduktivitas Struktur usia
C
444
Catatan:GDP : PDB; Population: jumlah penduduk; WorkingAgePopulation: penduduk usia kerja; LabourForce: angkatan kerja; Employment: kesempatan kerja
T h PTahap Pertama
1•Tren demografi
•Dinamika ketenagakerjaan, k i ki d d l i2 kemiskinan dan modal manusia
•Pola pertumbuhan per sektor spesifik, lapangan kerja dan produktivitas3 lapangan kerja dan produktivitas3
555
T D fiTren DemografiPPendudukk mudaPPenduduk muda
Piramida Penduduk - 2008
55 - 5960 - 6465 - 6970 - 74
75 +
30 3435 - 3940 - 4445 - 4950 - 54
female
male
Perempuan
Laki-laki
5 910 - 1415 - 1920 - 2425 - 2930 - 34 male Laki laki
8.0 6.0 4.0 2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0
0 - 45 - 9
666
BPS, 2009. Nusa Tenggara Timur dalam angka
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
42
T d fiTren demografiPendudukk usiaa kerjaa semakinn meningkatt cepatt namunn lajuu Penduduk usia kerja semakin meningkat cepat namun laju
pertumbuhan angkatan kerja akan menurunProyeksi penduduk usia kerja dan angkatan kerja (15+)
3 500
4,000
Proyeksi penduduk usia kerja dan angkatan kerja (15+)(dalam 000)
2,500
3,000
3,500
Working age Proyeksi
1 000
1,500
2,000
Working age population projections
Labor force projections
penduduk usia kerja
Proyeksi Angkatan Kerja
0
500
1,000 p j
77
2002 2008 2013 2018 2023
BPS, 2009. Nusa Tenggara Timur dalam angka; kalkulasi penulis
T d fiTren demografi
II lik ii d ii d fii i iIImmplikasi dari tren demografi saat ini
Perbaikan rasio ketergantungan berbasis usia
J d l l d fiJendela peluang demografi
P l k i k i k bil k iPeluang per kapita akan meningkat apabila ekonomimampu menciptakan peluang kerja produktif untuksejumlah besar pendatang baru tiap tahunnya ke dalamsejumlah besar pendatang baru tiap tahunnya ke dalamangkatan kerja, dan menjaga agar tingkat kegiatan yangtinggi dapat dipertahankan
88
Di ik k k jDinamika ketenagakerjaanPPentingnyaa daerahh pedesaanPPentingnya daerah pedesaan
Proporsi penduduk usia kerja perkotaan/ pedesaan pada tahun 2008
Unemployment 36.0 64.0Pengangguran
Employed 13.0 87.0
Urban
Populasi yang bekerja
Perkotaan
Labour Force 13.8 86.2Rural
Angkatan kerja
Pedesaan
0 20 40 60 80 100
Working age population 17.7 82.3Penduduk usia kerja
11313BPS, 2008. Kondisi Angkatan Kerja di Indonesia
K i ki d hKemiskinan dan upah
Kemiskinan adalah isu yang serius di NTT dan tetapmeluas walaupun terdapat sedikit peningkatan dalamtahun-tahun belakangan ini.Kemiskinan sangat erat terkait dengan:g gLokalitas: daerah pedesaanStatus pekerjaan: bekerja sendiriStatus pekerjaan: bekerja sendiriTingkat pendidikan: perolehan pendidikan yang
d hrendahUpah dibawah standar hidup minimum lebih dapatdij l k d d k i i d h d i ddijelaskan dengan produktivitas yang rendah daripadadijelaskan dengan setengah pengangguran11414
T h PTahap Pertama
1•Tren Demografi
•Dinamika ketenagakerjaan, 2 kemiskinan dan modal manusia
3•Pola pertumbuhan per sektor spesifik,
lapangan kerja dan produktivitas3 lapangan kerja dan produktivitas
9999
Di ik k k jDinamika ketenagakerjaanWWalaupunn tingkatt kegiatann menurunn namunn tetapp WWalaupun tingkat kegiatan menurun,, namun tetap
tinggiTingkat kegiatan berdasarkan kelompok usia, 2002-2008 (%)
80.0
100.0
66.8
86.4 83.878.5
82.181 5
40.0
60.060.9
54.8
81.5
59.3
71.4
2002
2008
0.0
20.0
15-24 25-49 50-59 60+ Total
BPS, 2008 & 2002 Kondisi Angkatan Kerja di Indonesia
1010Penutunan tingkat aktivitas terutama disebabkan oleh jatuhnya (menurunnya) tingkat aktivitas kelompok usia lebih muda (15-24)
Di ik k k jDinamika ketenagakerjaanIIsuu gender:: perempuann tertinggall dii belakangg laki llakiIIsu gender: perempuan tertinggal di belakang laki--laki
Ti k k i b d k j i k l i d k l k i 2008
100 96.7 94.1
Tingkat kegiatan berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia, 2008(%)
60
80
68.7 69.362.4
74.2
women perempuan
0
20
40 46.7 45.5 men Laki-laki
0
15-24 25-49 50-59 60+
BPS, 2008. Kondisi Angkatan Kerja di Indonesia
1111
Di ik K k jDinamika KetenagakerjaanTTingkatt penganggurann cukupp rendahTTingkat pengangguran cukup rendah
Hal ini mencerminkan tingkat pengangguran yangd h kh dib di k d I d irendah khususnya dibandingkan dengan Indonesia
secara keseluruhanMengapa? Orang tidak dapat menjadi pengangguran
di daerah pedesaan. Lihat slide selanjutnya.Implikasi: fokus pada mereka yang bekerja (pekerja
miskin – working poor)
11212
43
K i ki d hKemiskinan dan upahImplikasi kemiskinanp
Karena tampaknya pengangguran & setengahpengangguran bukanlah persolan utama, maka tingkatpengangguran bukanlah persolan utama, maka tingkatproduktivitas dan pendapatan yang rendah memerlukanperhatian khusus.perhatian khusus.
Tantangan ketenagakerjaan utama di NTT adalah untukfokus pada pekerja miskin dan menciptakan lapanganfokus pada pekerja miskin dan menciptakan lapangankerja produktif (kualitas pekerjaan) melalui:
M i k tk i b l b lik d t k j di t ioMeningkatkan imbal balik pada tenaga kerja di pertanianoMenciptakan peluang lapangan kerja alternatif di luar
ipertanian1515
Modal manusiaModal manusia
Walaupun tingkat pendidikan telah meningkatp g p gcukup baik, provinsi NTT masih tertinggal dibelakang Indonesia.g
Ketika pendidikan menengah telah menjadi normaKetika pendidikan menengah telah menjadi norma(wajib belajar) di sebagian besar Indonesia; hal initidak berlaku di NTTtidak berlaku di NTT
P b d d L bih b kPerbedaan gender: Lebih banyak perempuan yangbekerja memiliki pendidikan tidak lebih dari
didik k l h d l bih b k l ki l kipendidikan sekolah dasar vs. lebih banyak laki-lakiyang bekerja memiliki pendidikan yang lebih tinggi.11616
Struktur ketenagakerjaan berdasarkan i d iindustri
PPerekonomiann agrariaPPerekonomian agrariaAngkatan kerja diperkerjakan berdasarkan
sektor, 2009 Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan perikanan 68.2
10.6
Industri 10.6
Pertambangan dan penggalian 1.6
Ii d i f k 6 268.2 21.2
Iindustri manufaktur 6.2
Listrik, Gas dan Air 0.1
Konstruksi 2.6
Agriculture, Forestry, Hunting and Fishery
Jasa 21.2 Perdagangan grosir, perdagangan eceran, restoran dan
hotel 6.9 Pertanuan, Kehutanan, Perburuan & Perikanan
Industry
Services
Transportasi, penyimpanan dan komunikasi 4.3
Layanan Pendanaan, Asuransi, Real Estate dan Usaha 0.6
l d b d
Industri
Jasa
22121
Layanan sosial dan pribadi 9.5
Semua industri 100.0 BPS, 2009. Kondisi Angkatan Kerja di Indonesia
Struktur ketenagakerjaan berdasarkan k jstatus pekerjaan
PP ii b k jj di i// i hh ( llf ll )
Angkatan kerja yang diperkerjakan Angkatan kerja yang diperkerjakan
PPeentingnya bekerja sendiri/ wirausaha (self-employment)
g j y g p jberdasarkan status pekerjaan utama,
2009 (%)
NTT
g j y g p jberdasarkan status pekerjaan utama,
2009 (%)
Indonesia
1.4 2.9
16.5
82.1
Employers
Wage workers38.8
58.3
Employers
Wage workers
S lf l dSelf employed Self employed
Employers = pengusahaWage workers: pekerja diupahSelf-employed: bekerja sendiri
22BPS, 2009. Kondisi Angkatan Kerja di Indonesia
Self-employed: bekerja sendiri
M d l M iModal ManusiaUUpahh pekerjaa dihubungkann dengann tingkatt pendidikann UUpah pekerja dihubungkan dengan tingkat pendidikan..
Namun, ada perbedaan signifikan antara pekerja dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama dan pekerja dengan
tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas
Upah pekerja rata-rata per jam berdasarkan tingkat pendidikanDi NTT (2008)
Sekolah MenengahAtas
10000
12000
14000
Di NTT (2008)
6000
8000
10000
Men
Women
Laki-laki
Perempuan
0
2000
4000
1717
Less than primary Primary School Junior High School
Senior High School
Higher EducationLebih rendah dari pendidikan dasar
Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama
Sekolah Menengah Atas
Pendidikan Tinggi
M d l iModal manusiaSSemakinn berpendidikann semakinn tinggii risikoo SSemakin berpendidikan,, semakin tinggi risiko
menjadi pengangguran khususnya di daerah pedesaanTi k i didik k k j 2009 (%)
Higher education 4.316.2
Tingkat capaian pendidikan angkatan kerja, 2009 (%)
Pendidikan tinggi
Senior High School 13.0
9 1
50.5Sekolah Menengah Atas
Primary school
Junior High School
31.6
13.6
13.2
9.1 Unemployed
Employed
Pengamgguran
PekerjaSekolah Menengah Pertama
Sekolah Dasar
0 0 10 0 20 0 30 0 40 0 50 0 60 0
Less than primary 37.511.0
Lebih rendah dari pendidikan dasar
1818 BPS, 2009. Kondisi Angkatan Kerja di Indonesia
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0
M d l M iModal ManusiaIImplikasii modall manusiaIImplikasi modal manusia
NTT harus mengejar banyak hal dalam kualitas sumber daya manusianya, khususnya dalam akses ke pendidikan dasar
Ketidaksesuaian antara keahlian yang ada dan permintaan dalam pasar tenaga kerja dan/atau p p g j /kurangnya peluang kerja yang menarik untuk mereka yang berkeahlian tinggiy g gg
11919
Ph OPhase One
1•Tren demografi
•Dinamika ketenagakerjaan, 2 kemiskinan dan modal manusia
3•Pola pertumbuhan spesifik-sektor,
lapangan kerja dan produktivitas3 lapangan kerja dan produktivitas
2202020
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
44
I f liInformalitasSektorr informall menyerapp sebagiann besarr pendudukk Sektor informal menyerap sebagian besar penduduk
yang bekerja, namun sektor formal juga tumbuh.
90
10087.9 90.7
83 4
Bekerja di sektor informal dalam % dari total yang bekerja
60
70
80
90 79.883.4
63.278.684.2
87.5 81
30
40
5037.4
61.3 2004
2008
0
10
20
Men Women Rural Urban Total NTT Total Indonesia
24.7
2323
Men Women Rural Urban Total NTT Total Indonesia
BPS, 2008. Kondisi Angkatan Kerja di Indonesia
I f liInformalitasSemakin tinggi tingkat pendidikan anda semakinSemakin tinggi tingkat pendidikan anda, semakinbesar kemungkinan bekerja di sektor formal, dansemakin besar kemungkinan memperolehsemakin besar kemungkinan memperolehpenghasilan yang lebih baik.
Implikasi informalitasKeterkaitan antara bekerja di ekonomi informaldan menjadi miskin?Tantangan bagi para pembuat kebijakan
22424
R k k i lRangkuman kesimpulanNTT berada di tahap awal pembangunan ekonomi.NTT berada di tahap awal pembangunan ekonomi.
Situasi demografi cukup baik dengan rasio ketergantungan berbasis usia yangsemakin baik
Tingkat kegiatan menurun khususnya diantara kelompok usia lebih muda,meksipun tetap tinggi nilainya
Perempuan tertinggal di belakang pria (tingkat kegiatan pendidikan)Perempuan tertinggal di belakang pria (tingkat kegiatan, pendidikan)
Kemiskinan tetap tersebar luas
Perlu menciptakan lapangan pekerjaan produktif (meningkatkan produktivitasp p g p j p g ptenaga kerja dan pendapatan dari pekerjaan)
Perlu meningkatkan investasi dalam SDM dan akses ke pendidikan dasar
NTT k k i i d h i id k d i d iNTT terutama merupakan ekonomi agraria dengan hampir tidak ada industrimanufaktur modern: pentingnya bekerja sendiri dan informalitas.
Mulailah dengan menghindari perubahan struktural di sektor pertanian dand g g d p b d p darahkan ke sektor jasa. Faktor pendorong daripada faktor penarik??
22929
K i l k bij k 1Kesimpulan kebijakan 1
NNTT menghadapi tantangan GANDA
DiversifikasiDiversifikasiekonomiekonomi nonnon--IntensifikasiIntensifikasi
ii ekonomiekonomi nonnon--pertanianpertanianpertanianpertanian
3030
b h k i d d k i iPertumbuhan ekonomi dan produktivitasPPekerjaann berdasarkann PPDBB berdasarkann sektorr PPekerjaan berdasarkan
ssektor, 2008PDB berdasarkan sektor,
2008
21
40
69
10 51
69
Agriculture, Forestry, Hunting & Fishery
9
Agriculture Forestry Hunting & Fishery=pertanian, kehutanan, perburuan, perikananAgriculture, Forestry, Hunting & Fishery
Industry
Services
Agriculture, Forestry, Hunting & Fishery
Industry
Services
p , , p , p
= industri
= jasa
25 Source: BPS,2008. Produk Domestik Bruto Provinsi di Indonesia berdasarkan Asal Industri. Kondisi Angkatan Kerja di Indonesia
Pertumbuhan ekonomi dan produktivitasKontribusi sektor ke PDB dan pertumbuhan pekerjaanKontribusi sektor ke PDB dan pertumbuhan pekerjaan
SSektor Nilai tambah2004-2006
Nilai tambah 2006-2008
Pekerjaan 2002-2006
Pekerjaan 2006-2008
Pertanian 28.7 28.0 95.5 -19.5
I d t i 5 6 5 7 0 3 1 9Industri 5.6 5.7 -0.3 -1.9
Manufaktur (Pengolahan)
1.4 0.6 7.7 -20.9(Pengolahan)
Jasa 65.6 66.4 4.8 121.4
Perdagangan 20 6 17 1 -14 3 42 4Perdagangan 20.6 17.1 14.3 42.4
Pelayanan sosial 30.0 30.0 2.6 43.6
2626Semua sektor 100 100 100 100
Pertumbuhan sektoral dan produktivitasOutput dan pertumbuhan pekerjaan
(2006-2008, tahunan %)
50.00 Listrik, Gas dan Air
Keuangan Asuransi
30.00
40.00Keuangan, Asuransi, Properti, dan Layanan
Transportasi, pergudangandan komunikasi
Perdagangan grosiran, perdagangan eceran, restoran
20.00
mp
loym
ent
dan komunikasi
Layanan sosial danpribadi
10.00
Em
pribadi
Konstruksi Pertanian, Kehutanan, P b d P ik
10 00
0.00
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00
Perburuan dan Perikanan
22727
-10.00Output
Industri Manufaktur
T hTahap pertama
K i l4
•Kesimpulan
22828
45
K i l k bij k 2Kesimpulan kebijakan 2Pengembangann nichee (cerukk pasar)) untukk eksporPengembangan niche (ceruk pasar) untuk ekspor
Fokus pada produk bernilai tambah tinggi untuk:- Mengimpor keterampilan yang dapat dialihkan- Fasilitasi pengembangan sektor manufaktur berbasis
teknologi moderng
3131
K i l k bij k 3Kesimpulan kebijakan 3MMeningkatkann investasii sumberr dayaa manusiaa dann MMeningkatkan investasi sumber daya manusia dan
iinfrastruktur fisikH l i i k b d k dHal ini akan berdampak pada:
Tingkat kesempatan kerjaKesetaraanKemiskinanPertumbuhan yang lebih tinggi karena produktivitas yang lebih tinggip y g gg
Tantangan:MalnutrisiMalnutrisi
3232
K i l k bij k 4Kesimpulan kebijakan 4MM ii bb di t ii dd MMeencapai pembangunan yang disertai dengan
pemerataan
Akses yang setara ke pendidikan
Pembangunan di semua wilayahPembangunan di semua wilayah
K t dKesetaraan gender
3333
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
46
Lampiran 7. Presentasi mengenai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penilaian Kebutuhan Keterampilan oleh Miranda Kwong dan Kazutoshi Chatani
Pengembangan Sumber Daya ManusiaPengembangan Sumber Daya Manusia
Lokakarya Analisa Diagnostik PekerjaanLokakarya Analisa Diagnostik Pekerjaan
Kupang, 18-20 Januari 2011
Struktur pohon diagnostik: bcabang pertama
1. Tingkat permodalan manuasia / kemampuan kerja
1.1 Demografi1.2
Aspek kualitatif
1.3
Investasi di bidangsumber daya manusiasumber daya manusia
22
G i bGaris besar
1.1• Demografi
• Aspek kualitatif1.2
• Aspek kualitatif
1 3• Investasi di bidang sumber daya
manusia1.3 manusia
33
1 1 1 P b h d d k1.1.1 Pertumbuhan penduduk
Sepertiga penduduk adalah kalangan muda (di bawah 15 tahun)
Sisanya– 2/3 adalah dari kalangan usia kerja (15+) Dampak terhadapkalangan usia kerja (15+)
Sebagian kecil adalah kalangan tua
Dampak terhadap kebutuhan dan kemampuan ekonomi
Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi…
namun menurun secara
puntuk menciptakan lapangan pekerjaan
…namun menurun secara bertahap. produktif
4
1 1 2 R i k1.1.2 Rasio ketergantunganMenunjukkan jumlah tanggungan setiap pekerja =>Menunjukkan jumlah tanggungan setiap pekerja => dampak pertumbuhan ekonomi per kapita
Hasil temuan utama: • Penduduk muda berarti rasio ketergantungan yang
positif• Jendela kesempatan demografi akan terbuka• Dampak terhadap level tabungan (investasi) =>Dampak terhadap level tabungan (investasi) >
Peningkatan pendapatan per kapita
555
1.1.3 Penduduk usia kerja & tenaga k jkerja
Walaupun penduduk usia kerja telah meningkat pesattelah meningkat pesat,
N b l diik i dNamun belum diikuti dengan pertumbuhan tenaga kerja.
Mengapa?
Penurunan tingkat kegiatan, k k l k iterutama untuk kelompok usia
muda dan perempuan
6
47
K kKerangka
1.1• Demografi
• Aspek kualitatif1.2
• Aspek kualitatif
1 3• Investasi di bidang sumber daya
manusia1.3 manusia
77
P didikPendidikanHasil utama:Hasil utama:
Akses ke pendidikan menengah terbatas
Perbedaan jender di bidang pendidikanPerbedaan jender di bidang pendidikan
Seberapa besar respon sistem pendidikan terhadapSeberapa besar respon sistem pendidikan terhadap kebutuhan pasar tenaga kerja?
Apa yang dapat menjelaskan adanya perbedaan jender dalamApa yang dapat menjelaskan adanya perbedaan jender dalam hal prestasi pendidikan?
Seberapa besar akses ke sistem pendidikan? LintasSeberapa besar akses ke sistem pendidikan? Lintas kabupaten?
888
K hKesehatan
Temuan utama: 38 persen anak-anak balita menderita malnutrisi
Tindakan apa yang paling penting untuk mengatasi masalah ini?
999
K kKerangka
1.1• Demografi
• Aspek kualitatif1.2
• Aspek kualitatif
1 3• Investasi di bidang sumber daya
manusia1.3 manusia
11010
Pengeluaran di sektor pendidikan d k hdan kesehatan
PPendidikan:-25% dari total anggaran tahun 2007
-Pembiayaan per kapita meningkat dari Rp. 322.000 di tahun 2003 j di R 450 000 di t h 2007menjadi Rp. 450.000 di tahun 2007
Kesehatan:-9% dari total anggaran tahun 2007
-Pembiayaan per kapita meningkat dari Rp. 84.000 tahun 2003 menjadi Rp. 157.000 tahun 2007
1111
PP l hh ll dib hPPeermasalahan yang perlu dibahasApa saja tantangan/permasalahn utama dalam menaikkanApa saja tantangan/permasalahn utama dalam menaikkan tingkat dan mutu pendidikan tenaga kerja NTT di masa sekarang dan masa mendatang?
Apakah pengeluaran di sektor pendidikan/kesehatan sudah p p g pmemadai di NTT bila dibandingkan Indonesia secara keseluruhan?
Jika tidak, bagaimana cara meningkatkan pengeluaran untuk sektor ini dan bidang-bidang apa saja yang perlu diprioritaskan? (di sektor pendidikan, kesehatan atau sektor-sektor lain)sektor lain)
1212
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
48
Analisis Kesenjangan KeahlianAnalisis Kesenjangan Keahlian
Lokakarya mengenai Analisis DiagnostikLokakarya mengenai Analisis DiagnostikKetenagakerjaan
Kupang 18 20 Januari 2011Kupang, 18-20 Januari, 2011
Keahlian dan output p
Keahlian, infrastruktur dan investasi
P lPeluang
OutputOutput
222
PPersoalan untuk dibahas:Kesenjangan
hl P didik
keahlian
- =Keahlianyang
Pendidikandan pelatihany g
diperlukan keterampilandi NTT
Bagaimana mengisi kesenjangan ini?g g j g
77
Peluang-peluang di NTTg p g
Produksi tanaman yang ditanam untuk dijual cashProduksi tanaman yang ditanam untuk dijual -cash crop (kopi, kakao, kelapa, mangga, kacang mederempah rempah jagung)rempah-rempah, jagung)Peternakan (sapi, babi)Logam dan produk logamPariwisataPeluang lainnya
888
Keahlian dan outputp
Kahlian bertani danpengetahuan pertanian
Lahan yang y gsubur
TanamanTanamansayur-sayuran
333
Keahlian yang lebih tinggi dan outputy g gg p
Keahlian produksi kakaoKeahlian pengolahanmakanan
Lahan yang Rp. 10 000
makanan
y gsubur
Kakao yang
10,000
Kakao yang tidak diolah
M (l k) k lMentega (lemak) cokelat, cokelat bubuk , kue cokelat
444
,dan cokelat
Kebijakan pembangunan dan keahlian: Pariwisataj p g
Keahlian manajemen hotel, pengoperasian biro gtour & pariwisata, perhotelan (hospitality)s
Keindahanalam
KunjunganKunjunganturis
555
PPersoalan untuk dibahas:
Peluang apa saja yang kita miliki di NTT?Peluang apa saja yang kita miliki di NTT?
Keahlian apa saja yang diperlukan untukmenangkap dan memanfaatkan peluang-peluangtersebut?
Keahlian apa yang diperlukan untuk mewujudkankebijakan pembangunan daerah? j p g
66
49
Keahlian yang diperlukany g p
Keahlian yang meningkatkan produktivitasKeahlian yang meningkatkan produktivitasKeahlian yang memberikan nilai tambah terhadap
d kproduk
ERantai nilai
Produkpertanian
Pengolahanmakanan
PedagangGrosiran,
Perdagangan
EceranLayananmakanan
99
Pembangunan sektor dan penciptaanl k j l l i k hlilapangan pekerjaan melalui keahlian
Bali hanya memiliki satu hotel bintang lima danBali hanya memiliki satu hotel bintang lima danhanya menarik perhatian beberapa turis pada tahun1970 an1970-anBerbagai upaya untuk mendorong pariwisata, t k l tih dib ik l h l btermasuk pelatihan yang diberikan oleh lembagapelatihan tingkat diploma di Bandung dan BaliBali menarik sekitar 16,500 pengunjung per haripada tahun 2009Hotel sendiri memperkerjakan sekitar 29,000 pekerja
11010
Pendidikan dan pelatihan kejuruanp j
Aktor: SMK BLK lembaga pendidikan nonAktor: SMK, BLK, lembaga pendidikan non-formal, LSMM t l j dib ik di SMK di NTTMata pelajaran yang diberikan di SMK di NTT
Administrasi niaga (28%)Pertanian, perikanan dan peternakan (14%)Reparasi, mekanik dan alat-alat listrik (13%)Pertukangan dan konstruksi (13%)Pariwisata (11%)a sata ( %)
11111
Pemetaan pelatihan keahlianp
Training # of training
Contoh dari Aceh
Skill training areas Training venue instructo
rs
training capacity
Training provider type Note
Horticulture 2 1 100Syiah Kuala University (research center) 3
Funded by OISCA International (Japanese NGO)
Dinas Peternakan Aceh Funded by OISCA International
Agriculture, fishery and husbandry
Duck farming 2 2 200 Besar (Husbandry 2 (Japanese NGO)Compost (organic fertilizer) production 2 1 75 Compost Producers 2
Funded by OISCA International (Japanese NGO)
Fish finder and sonar mapping 2 2 300 ADB 2Funded by OISCA International (Japanese NGO)
PKBM Sinar Jaya Community college (non-formal Livestock (quail) 2 17 100 (Community college), 2 education)Chili making 1 4 41 Aceh besar, CC Lhonga 2 Community center for childrenhusbandry (Duck) 3 2 30 BLK Aceh Besar 1 GovernmentPlanting and growing papaya 1 2 20 Aceh besar, CC Lhonga 3 Community center for childrenWorkshop: agriculture (tropical fruit and long bean) 1 15 71
Lhokseumawe PKBM Raudhatul Jannah 2
Community college (non-formal education)a d o g bea ) 5 aud atu Ja a educat o )
Mushroom growing 1 26 135Langsa, Yayasan Uswatun Hasanah 2
Community college (non-formal education)
Cacao processing 1 1 30Research and Development of Cacao Institute, JEMBER 3
Funded by OISCA International (Japanese NGO)Funded by OISCA International
Food processing
Tuna fillet processing 3 2 100 Panglima Laot, Lampulo 2Funded by OISCA International (Japanese NGO)
Tuna processing for export 2 1 100Balai Pengembangan Ikan Budidaya, SUKABUMI 3
Funded by OISCA International (Japanese NGO)
1212
Analisis Kesenjangan Keahlianj g
Government Private Joint Total (%)
Contoh dari Aceh
Governmentinstitutions
Privateinstitutions
Joint Total (%)
Agriculture, fishery andhusbandry
30 922 120 1072 (16.9)husbandryFood processing 60 397 140 597 (9.4)Tailor and embroidery 0 1969 0 1969 (31.1)Repair and mechanics 770 785 0 1555 (24 6)Repair and mechanics 770 785 0 1555 (24.6)Computer skills 20 277 0 297 (4.7)Handicrafts and furniture 170 565 0 735 (11.6)Carpentry 0 50 0 50 (0 8)Carpentry 0 50 0 50 (0.8)Beauty salon 0 55 0 55 (0.9)
11313
Ringkasang
Buatlah daftar keahlian keahlian yang diperlukanBuatlah daftar keahlian-keahlian yang diperlukanPeluang ekonomiP b k bij kPengembangan kebijakan
Buatlah daftar pendidikan dan kursus pelatihankejuruanIdentifikasi kesenjangan yang adaMengisi kesenjangan
Strategi pengembangan keahlianStrategi pengembangan keahlianBadan koordinasi
11414
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
50
Lampiran 8. Presentasi mengenai Tingkat dan Kualitas Pertumbuhan oleh Per Ronnas
Kendala Peluang Lapangan Kerja Produktif Kendala Peluang Lapangan Kerja Produktif ––Tingkat dan Kualitas PertumbuhanTingkat dan Kualitas PertumbuhanTingkat dan Kualitas PertumbuhanTingkat dan Kualitas Pertumbuhan
Lokakarya Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan
K NTT J i 18 20 2011Kupang, NTT, Januari 18-20, 2011
K kKerangka
1•Situasi
•Penyebab2
•Penyebab
3•Kesimpulan
3
2
Si iPeluang dan timbal balik pekerjaan
Situasi25 % dari angkatan kerja adalah pekerja miskin (working25 % dari angkatan kerja adalah pekerja miskin (workingpoor)Ketahanan pangan masih menjadi permasalahan danKetahanan pangan masih menjadi permasalahan dantingkat kekurangan gizi (malnutrisi) anak-anak tinggi
Tingkat pengangguran tinggi di antara kaum mudaTingkat pengangguran tinggi di antara kaum mudaberpendidikan yang tinggal di perkotaan, khususnyaperempuanperempuan.
Tingkat kegiatan menurun.
Tingkat kegiatan perempuan berada jauh dibawah lakiTingkat kegiatan perempuan berada jauh dibawah laki-laki
K l k j d ktifKurangnya lapangan kerja produktif3
Si iPeluang dan imbal balik pekerjaan
SituasiEkonomi masih didominasi oleh pertanian yangEkonomi masih didominasi oleh pertanian yangberorientasi pada pemenuhan kebutuhan pokok
Hampir tidak ada industri manufaktur (pengolahan)Hampir tidak ada industri manufaktur (pengolahan)modern.
Rantai nilai tambah dalam perekonomian lokal kurangRantai nilai tambah dalam perekonomian lokal kurangberkembang dengan baik.
82 % bekerja sendiri82 % bekerja sendiri
81 % bekerja di sektor informal
4
Si iPeluang dan imbal balik pekerjaan
Situasi
Penyebab yang memungkinkan:
P t b h k i t l l l b tPertumbuhan ekonomi terlalu lambat
Kualitas pertumbuhan ekonomi yang buruk
Tingkat ketidakmerataan yang tinggi
Atau kombinasi dari ketiga faktor-faktor ini
5
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah
Pertumbuhan ekonomi tahunan di NTT dan Indonesia (1973-2008)
8
10
12
4
6
8
NTT
Indonesia
0
2
6
51
Komposisi PDB dan lapangan kerja kper sektor
2002 2004 2006 20082002 2004 2006 2008
Komposisi PDB per sektor
Pertanian 41.9 40.8 39.6
I d i 10 3 9 9 9 5Industri 10.3 9.9 9.5
Manufaktur 1.6 1.6 1.5
Konstruksi 6.9 6.6 6.3
Jasa 47.8 49.3 50.8
Layanan sosial 22.3 22.9 23.6
Total 100 100 100
Komposisi lapangan kerja per sektor
Pertanian 73.1 74.5 69.4
Industri 11 4 10 7 10 0Industri 11.4 10.7 10.0
Manufaktur 8.4 8.3 6.8
Jasa 15.4 14.8 20.5
Total 100 100 100
7
Pilar-pilar strategi untuk pertumbuhan dan perubahan struktural
Intensifikasi dan pertanian berorientasi pada pasarIntensifikasi dan pertanian berorientasi pada pasar
Diversifikasi ekonomi, prioritas pada pengembanganketerkaitan ke dan dari pertanian rantai nilai tambahketerkaitan ke dan dari pertanian, rantai nilai tambahdan manufaktur modern
Identifikasi dan pengembangan ceruk pasar (niche)Identifikasi dan pengembangan ceruk pasar (niche)ekspor
Pertumbuhan dengan keadilan pembangunan harusPertumbuhan dengan keadilan pembangunan harusbersifat inklusif (mengedepankan pemerataan) dan pro-rakyat miskinrakyat miskin.
Fokus analisa pada mengidentifikasi kendala dantantangan utama untuk mencapai tujuan di atastantangan utama untuk mencapai tujuan di atas
8
P b bPeluang dan imbal balik pekerjaan
Penyebab
PPeluang dan imbal balik sumber daya manusia (lapangan pekerjaan)
Tingkat pertumbuhanI i d l
Tingkat dan kualitaspertumbuhan
• Komposisi sektor/ Penyediaan akses dan/ataupeluang sumber daya yangg • Integrasi dalam
perekonomian global• Kebijakanmakroeconomi
o pos s se to /teknologi
• Kualitas lingkungan bisnis• Rent Extraction (Ekstrasi
Keuntungan)
peluang sumber daya yang tidak merata
• Daya layak kerja yang tidak merata
Ak k• Biaya keuangan• Imbal balik/kontribusi
sosial atas investasi• Kegagalan pasar
Keuntungan)• Lembaga pasar tenaga
kerja• Konsentrasi pertumbuhan
i l
• Akses ke pasar tenagakerja & peluang kerja
• Jaminan sosial• Ketersediaang g p regional
• Nilai tukar dagang/ faktor-faktor siklis
9
Peluang dan imbal balik pekerjaan
Integrasi dalam perekonomian global
Tingkat (derajat) integrasi
S t t i t iSyarat-syarat integrasi
10
Peluang dan imbal balik pekerjaan
TTemuan ttemuan uutama::
Integrasi dalam perekonomian globalTTemuan--temuan utama:
W l k k i l t di i d i 250Walaupun akses ke pasar nasional yang terdiri dari 250juta orang dan pasar ASEAN jauh lebih besar, tingkatintegrasi dengan pasar eksternal rendahintegrasi dengan pasar eksternal rendah.
Potensi untuk mengembangkan ekspor ke daerah lain diIndonesia maupun di luar negeri belum dimanfaatkanIndonesia maupun di luar negeri belum dimanfaatkankarena tingkat pembangunan ekonomi internal yangrendahrendah.
11
K bij k k k iKebijakan makroekonomi
Ke(tidak)stabilan makroekonomi
St bilit k k i ti tid k- Stabilitas makroekonomi penting namun tidakmemadai untuk mencapai pertumbuhanK bij k k k i l hk / bKebijakan makroekonomi melemahkan / membantupertumbuhan
K bij k b j k bili k d k l- Kebijakan bertujuan untuk stabilitas kadangkalapada saat bersamaan juga dapat membahayakanpertumbuhanpertumbuhan
12
K bij k k k iPeluang dan imbal balik pekerjaan
Kebijakan makroekonomiKKebijakan ddibuat ddi JJakarta HHal iini mmungkin ttidak iidealKKebijakan ddibuat ddi JJakarta.. Hal ini mungkin tidak ideal
untuk NTT, namun NTT harus berjalan dengankenyataan tersebutkenyataan tersebut
Stabilitas makroekonomi bukanlah sebuah isu utamaApresiasi riil Rupiah + inflasi dan biaya yang lebih tinggi diApresiasi riil Rupiah inflasi dan biaya yang lebih tinggi diNTT merugikan daya saing.
Perlu fokus pada daya saing dan identifikasi ceruk pasar(niche) ekspor yang tidak terlalu sensitif terhadap harga
13
Ak k kPeluang dan imbal balik pekerjaan
Akses ke keuangan
Akses ke keuangan internasional
K t di / k k k l k lKetersediaan / akses ke keuangan lokal
Berfungsinya pasar modal
14
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
52
Ak k kPeluang dan imbal balik pekerjaan
Akses ke keuanganTemuan-temuan utama:Temuan-temuan utama:
FDI (Investasi Asing Langsung) sangat kecil yang mengalir keNTTTingkat simpanan yang rendah mengindikasikan ketersedianmodal lokal yang rendah.K di b k l h l d k b kKredit bank telah meluas dengan cepat, namun kebanyakanpinjaman adalah untuk konsumsi. Sedikit sekali pinjamanjangka panjang untuk investasi.j g p j gBiaya kredit tidak berlebihan
Tingkat simpanan dan tingkat investasi perlu ditingkatkan untukmempertahankan pertumbuhan yang lebih tinggi. Bagaimana?Bagaimana memenuhi kebutuhan untuk kredit investasi?
15
I b l b lik i l i iPeluang dan imbal balik pekerjaan
Imbal balik sosial atas investasi
Nilai pengembalian / imbal balik sosial atas investasimengacu pada kemampuan masyarakat secaramengacu pada kemampuan masyarakat secarakeseluruhan untuk menerima manfaat dari investasiekonomiekonomi
Tingkat sumber daya manusiaTingkat sumber daya manusia
Infrastruktur fisik
16
Nilai imbal balik sosial atas investasi:Nilai imbal balik sosial atas investasi: Infrastruktur
NNTT Indonesia
Rumah tangga dengan
- listrik 38 7 91 5- listrik 38.7 91.5
- air bersih 59.2 78.9
Desa dengan akses jalan 85.9 88.0
17
I b l b lik i l i iPeluang dan imbal balik pekerjaan
Imbal balik sosial investasi
TTemuan-temuan utama:
NTT tertinggal di belakang Indonesia dalam halinfrastruktur fisik termasuk listrikinfrastruktur fisik, termasuk listrikTingkat pendidikan jauh lebih rendah daripada daerah-daerah laindaerah lainIndonesia tertinggal di belakang dari sebagian besarnegara-negara tetangga dalam infrastruktur dang g ggpendidikan
18
P l h b i b h di k iPermasalahan sebagai bahan diskusiSSeberapa pparah ppermasalahan iinfrastruktur yyang kkurangSSeberapa pparah ppermasalahan iinfrastruktur yyang kkurang
bbaik?Investasi infrastruktur apa yang harus menjadi prioritas?p y g j p
Dan dimana?Apakah kekurangan keahlian dan pekerja yang berkualitas
tinggi merupakan kendala dalam pertumbuhan? Apakahini mempengaruhi struktur pertumbuhan?
19
Efisiensi dan berfungsinya pasarKemudahan akses ke pasar untuk input kredit tenagaKemudahan akses ke pasar untuk input, kredit, tenagakerja, jasa dan untuk penjualan produksi: Biaya aksespasar dalam hal waktu dan uang.pasar dalam hal waktu dan uang.
Keandalan dan kepastian pasar: Akankah pembeli/penjual berada disana ketika saya membutuhkanpenjual berada disana ketika saya membutuhkanmereka? Dapatkah saya memprediksikan harga yangakan saya dapatkan/ harus bayar?.y p / y
Efisiensi pasar: Apakah ada banyak penjual danpembeli yang bersaing? Apakah mudah mendapatkanp y g g p pinformasi harga serta mudahkah membandingkanharga?
20
Menciptakan linkage (keterkaitan) ekonomi:Menciptakan linkage (keterkaitan) ekonomi: Sebuah contoh nilai tambah
Inputpertanian
P i i b ih
Perdagangandan distribusi
P i
Pengolahan
P i h
Perdaganganbesar
P d
Eceran danjasa makanan
R il k• Pengiriman benih,pupuk, dst.
• Penyimpanan• Penjualan ke
perantara, ataudibawah subkontrak
• Pemisahan(grading),pemilahan(sorting),penggilingan
• Perdagangan• Pemberian merk
(Branding)• Ekspor
• Retail makananmelalui
• Hotel• Restoran
kontrak• Kemudahan
ekspor
penggilingan(milling),pengolahan hasilpertanian ( agroprocessing )
• Toko
Integrasi pasar geografisg p g g
KotaDDaerah Kota besarpedesaan
IbIbu
K tKota Daerah pedesaan
Kota besar
Daerah pedesaan
53
Efi i i/ b f iPeluang dan imbal balik pekerjaan
Efisiensi/ berfungsinya pasar
Kesimpulan utama:Pasar lokal kurang dikembangkan dengan baik berskalaPasar lokal kurang dikembangkan dengan baik, berskalakecil dan tidak terhubung baik satu sama lainhambatan bagi petani untuk memproduksi dana bata bag peta u tu e p odu s damemenuhi kebutuhan pasarBiaya transportasi tinggiMenjadi alasan untuk mencurigai bahwa harga yangrendah dan tidak dapat diperkirakan adalah karena pasarkecil dan terpecah-pecah (terfragmentasi)
23
P l h k dib hPermasalahan untuk dibahasAApa yyang ddapat ppemerintah llakukan uuntuk mmengimbangi ppasar yyang ttidakAApa yyang ddapat ppemerintah llakukan uuntuk mmengimbangi ppasar yyang ttidak
bberkembang dengan baik?
k h d k b h / k k b kApakah ada kebutuhan/ cakupan untuk mengembangkan pusat-pusatpemasaran di daerah (regional centres)?
Seberapa besar pengaruh dari hambatan tingginya biaya transportasi danlamanya waktu?
Pendekatan regional atau sektoral? Atau keduanya?
Apa yang sedang dilakukan untuk mengimbangi pasar yang tidak berfungsidengan baik? Apakah ada contoh-contoh / praktek nyata yang baik untukdapat ditiru?dapat ditiru?
24
S k b h iStruktur: sebuah pengingat
PPeluang dan imbal balik sumber daya manusia (lapangankerja)
Tingkat pertumbuhan(terutama)
Tingkat dan kualitaspertumbuhan
•Komposisi sektor/ teknologiK li li k bi i
Penyediaan akses dan/ataupeluang sumber daya yang
tidak merata•Integrasi dalam ekonomiglobal
•Biaya keuangan•Imbal balik sosial atas
investasi
•Kualitas lingkungan bisnis•Nilai tukar dagang dalam
negeri•Ekstraksi keuntungan
•Lembaga pasar tenaga
tidak merata•Daya layak kerja yang tidak
merata•Akses ke pasar tenaga kerja
& peluanginvestasi•Kebijakan makroekonomi
•Kegagalan pasar
•Lembaga pasar tenagakerja
•Konsentrasi pertumbuhanregional
•Nilai tukar dagang/ faktor-
& peluang•Jaminan sosial•Ketersediaan
Nilai tukar dagang/ faktorfaktor siklis
25
K i i b h kKomposisi pertumbuhan sektorPertumbuhan lapangan pekerjaan dan nilai tambahPertumbuhan lapangan pekerjaan dan nilai tambah, 2006-2008 (2006=100)
Sektor Nilai tambah Nilai tambah Lapangan Lapangan Se to N a ta ba2004-2006
N a ta ba2006-2008
apa gakerja 2002-
2006
apa gakerja 2006-
2008
Pertanian 28.7 28.0 95.5 -19.5
Industri 5.6 5.7 -0.3 -1.9
Manufaktur 1.4 0.6 7.7 -20.9Manufaktur 1.4 0.6 7.7 20.9
Jasa 65.6 66.4 4.8 121.4
Perdagangan 20.6 17.1 -14.3 42.4
Layanan sosial 30.0 30.0 2.6 43.6
26Semua sektor 100 100 100 100
K li li k hKualitas lingkungan usaha
Kedamaian dan stabilitas politik
H k h k i iHak-hak asasi manusia
Tata pemerintahan yang baik
Kerangka hukum dan peraturan
27
K li li k hKualitas lingkungan usaha
Kedamaian, stabilitas politik dan hak asasi manusia\
Indonesia memiliki nilai cukup baik dalam hal indikatorkebebasan politik dan hak asasi manusiakebebasan politik dan hak asasi manusiaTingkat kejahatan dan kekerasan fisik yang rendah
AApakah perubahan dalam kepemimpinan politikmenyebabkan perubahan yang besar dan tidak dapaty p y g pdiperkirakannya kebijakan?
28
K li li k hKualitas lingkungan usaha
Tata pemerintahan yang baik
Survei menunjukkan bahwa korupsi di Indonesia dianggaplebih tinggi dibandingkan di sebagian besar negara-negaratetanggatetangga.
SSeberapa parah persoalan korupsi di NTT? Apa dampaknyaterhadap pembangunan ekonomi? Apa saja penyebabk i? A d dil k k k l k i?korupsi? Apa yang dapat dilakukan untuk melawan korupsi?Apa yang sedang dilakukan untuk menangani hal tersebut?
29
K li li k hKualitas lingkungan usaha
Lingkungan – kerangka – hukum dan peraturan
I d i iliki il i d il iIndonesia memiliki nilai yang sama dengan nilai negara-negara tetangga dalam hal lingkungan hukum danperaturan yang mendukung (3 dalam skala 0 sampai 6)peraturan yang mendukung (3 dalam skala 0 sampai 6),namun biaya untuk membangun usaha lebih tinggidibandingkan di negara-negara laindibandingkan di negara negara lain.
AApa yang dapat dilakukan oleh pejabat berwenang diNTT untuk mempermudah upaya memulai danNTT untuk mempermudah upaya memulai danmenjalankan usaha?
30
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
54
K li li k hKualitas lingkungan usaha
Pandangan anda:
Hambatan mana yang menurut Anda merupakanhambatan utama untuk memulai dan mengembangkanhambatan utama untuk memulai dan mengembangkanusaha di NTT?Seberapa serius hambatan-hambatan ini?pApa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki situasi ini?
31
Kelembagaan pasar tenaga kerjadan dialog sosialdan dialog sosial
AAppa pandangan/ pendapat Anda terhadap hubungan antara pekerja - pengusaha?
Dapatkah dialog sosial dikembangkan lebih lanjut? Dapatkah dialog sosial digunakan untuk mendukung
ii bb l bihh k ?strategi pembangunan yang lebih kuat?Aspek—aspek kelembagaan pasar tenaga kerja apa saja yang
lii ll kk di i k k ?paling perlu untuk ditingkatkan?
32
K i b h i lKonsentrasi pertumbuhan regionalTerdapat perbedaan besar pembangunan ekonomi diTerdapat perbedaan besar pembangunan ekonomi di wilayah NTT sendiri.
Perbedaan dalam infrastruktur fisik juga listrikPerbedaan dalam infrastruktur fisik, juga listrik
Perbedaan kondisi pertanian
Bi k ( i) i i kBiaya pengangkutan (transportasi) yang tinggi karena alasan geografis.
BBagaimana menggabungkan perubahan struktural dan bb k ii dd pembangunan ekonomi yang cepat dengan
pembangunan daerah yang seimbang?
33
P l h b i b h di k iPermasalahan sebagai bahan diskusiApa saja peluang untuk mencapai pertumbuhan yangApa saja peluang untuk mencapai pertumbuhan yang
lebih tinggi dan berkualitas tinggi? Apa saja keunggulankomparatif utama NTT? Apakah keunggulan ini dapatkomparatif utama NTT? Apakah keunggulan ini dapatdikembangkan lebih lanjut?
Apa saja hambatan dan tantangan yang utama dalamApa saja hambatan dan tantangan yang utama dalammencapai pertumbuhan melalui intensifikasi pertaniandan diversifikasi ekonomi? Bagaimana hal ini terkaitgsatu sama lain? Hambatan dan tantangan apa yang perluditanggapi terlebih dahulu? Hal-hal apa yang perludipertimbangkan agar hambatan dan tantangan itu bisaditangani dengan sebaik-baiknya?
34
Permasalahan sebagai bahan diskusi, l jlanjutan
Apakah dengan menciptakan lingkungan yang lebihApakah dengan menciptakan lingkungan yang lebihmendukung (melawan korupsi, sedikit ‘birokrasi’, dst.) akancukup untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang yang
d i?memadai?Jika tidak, strategi apa yang akan diperlukan untukmendorong pembangunan ekonomi secara aktif? Sebuahmendorong pembangunan ekonomi secara aktif? Sebuahstrategi untuk SDM? Strategi pengembangan industri?Strategi pembangunan daerah? Apakah ada pengalaman-
l b ik d t di l j i d diti ?pengalaman baik yang dapat dipelajari dan ditiru?Apa saja persyaratan untuk dan hambatan terhadap strategipembangunan yang lebih baik dan lebih kuat? Bagaimanapembangunan yang lebih baik dan lebih kuat? Bagaimanahambatan-hambatan tersebut dapat diatasi? Apa perandialog sosial, tripartit tradisional serta antar entitas / bagian?
35
55
Lampiran 9. Presentasi mengenai Mencapai Pertumbuhan yang Merata oleh Per Ronnas
Kendala dalam Peluang Kerja Produktif Kendala dalam Peluang Kerja Produktif ––Mencapai pertumbuhan dengan pemerataanMencapai pertumbuhan dengan pemerataanMencapai pertumbuhan dengan pemerataanMencapai pertumbuhan dengan pemerataan
Lokakarya mengenai Analisa Diagnostik KetenagakerjaanKetenagakerjaan
Kupang, NTT Januari 18-20, 2011
k f k dKetidakmerataan dalam akses ke lapangan kerja produktif
Fakta-fakta dasarKetidakmerataan melemahkan hubungan antara pertumbuhanKetidakmerataan melemahkan hubungan antara pertumbuhanekonomi dan penanggulangan kemiskinan; ketidakmerataanmengurangi kualitas dan keberlanjutan pertumbuhanNTT ih b d di t h t l d i b k iNTT masih berada di tahap sangat awal dari pembangunan ekonomiPembangunan ekonomi yang disertai dengan perubahan struktural(seperti pertanian berorientasi pasar dan diversifikasi ekonomi)p p psertingkali mengarah ke peningkatan ketidakmerataan.Kebijakan yang dipahami dengan baik, diperlukan untuk mencapaipembangunan dan perubahan struktural yang disertai denganpembangunan dan perubahan struktural yang disertai denganpemerataan.Lebih mudah untuk mencegah ketidakmerataan sebelum semakinberkembang dan mengembalikan ke kondisi awal setelah terjadi.
2
Penyebab akses yang tidak merata ke lapangan y y g p gkerja produktif
Daya layak kerja (employability) yang tidak sama (aksesyang tidak merata ke sumber daya produktif; modalyang tidak merata ke sumber daya produktif; modalmanusia, lahan, keuangan)
Ketidaksetaraan peluangKetidaksetaraan peluang
Ketidakamanan dan kerentanan
K di k k b k jKetersediaan waktu untuk bekerja
3
Sumber daya yang tidak merata/daya layak kerja (Employability)
Pendidikan dan keahlian - keterampilan
K h t d t i i i iKesehatan dan nutrisi - gizi
Akses ke lahan
Akses ke keuangan
Akses ke teknologi
4
Daya layak kerja/ sumber daya yang tidak merataBBeberapa temuan:p
81% angkatan kerja pedesaan, namun hanya 29% angkatan kerjaperkotaan, memiliki pendidikan yang tidak lebih dari pendidikandasar.dasar.Sekitar setengah dari kaum muda tidak memperoleh pendidikanlebih dari pendidikan dasar.Upah untuk lulusan sekolah menengah atas lebih dari dua kaliUpah untuk lulusan sekolah menengah atas lebih dari dua kalilipat upah mereka yang hanya memiliki pendidikan dasar.Terdapat kaitan yang kuat antara kemiskinan dengan tingkat
didik d h M k b didik d hpendidikan yang rendah. Mereka yang berpendidikan rendahkemungkinan besar akan tetap menjadi miskin, sementara anak-anak dari keluarga miskin memiliki kemungkinan dua kali lipatlebih besar untuk berhenti sekolah dibandingkan anak anak darilebih besar untuk berhenti sekolah dibandingkan anak-anak darikeluarga yang tidak miskin.
5
Daya layak kerja/ sumber daya yang tidak merata, lanjutan
34% dari semua anak-anak berat badan dibawah normal (underweight)34% dari semua anak anak berat badan dibawah normal (underweight)malnutrisi
Lahan yang secara adat dimiliki masyarakat semakin lama semakindi i i idiprivatisasiPeta anak-anak underweight (<5 tahun) di Nusa Tenggara Timur
>=30 (kritis)
% Anak-anak dibawah 5 tahun( )
20-<30 (serius)10-<20 (kurang)10< dapat diterimadaerah perkotaan / Tidak ada dataada data
6
Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan Kupang, NTT
LAPORAN LOKAKARYA
56
Daya layak kerja/ sumber daya yang tidak merataIIsu uuntuk ddiskusi::IIsu uuntuk ddiskusi::
Apa saja hambatan-hambatan utama untuk mewujudkanakses yang merata ke semua pendidikan dan keahlian-keterampilan yang baik?Bagaimana meningkatkan akses ke pendidikan yang baikbagi kaum miskin di pedesaan?bagi kaum miskin di pedesaan?Bagaimana menangani persoalan malnutrisi diantara anak-anak dengan efektif?gApakah privatisasi lahan mengancam akses yang merata kelahan di NTT? Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah
i k k k l h id k ? / ikpeningkatan akses ke lahan yang tidak merata? / memastikanakses yang lebih setara ke lahan?
7
P l id kPeluang yang tidak setara
Hambatan ke mobilitas geografis, pekerjaan dan sosial,
P b d fi b d l b &Perbedaan geografis yang besar dalam pembangunan &kondisi ekonomi untuk aktivitas ekonomi.
P k j id k b f i d b ikPasar tenaga kerja yang tidak berfungsi dengan baik.Ketidakmerataan atau diskriminasi dalam akses kepasar tenaga kerjapasar tenaga kerja.
Lingkungan usaha yang kurang mendukung untukusaha kecil & mikrousaha kecil & mikro.
8
P l id kPeluang yang tidak setara
Pekerjaan berupah sangat terbatas hanya ada dibeberapa pusat perkotaanbeberapa pusat perkotaan.
Perbedaan daerah dalam peluang ekonomi.
P k ki l bih k il d i d l kiPerempuan kemungkinannya lebih kecil daripada laki-laki untuk menjadi aktif secara ekonomi dankemungkinannya lebih kecil memiliki pekerjaankemungkinannya lebih kecil memiliki pekerjaanberupah.
9
P l id kPeluang yang tidak setaraIIsu uuntuk ddiskusi::IIsu uuntuk ddiskusi::
Bagaimana mencapai pembangunan ekonomi diseluruh NTT dan tidak hanya di beberapa pusat daerahseluruh NTT dan tidak hanya di beberapa pusat daerahsaja?Apa saja hambatan hambatan utama ke mobilitasApa saja hambatan-hambatan utama ke mobilitasgeografis, pekerjaan dan sosial di NTT?Apa saja penyebab utama ketidaksetaraan gender dalamApa saja penyebab utama ketidaksetaraan gender dalamakses ke pekerjaan yang baik dan lapangan kerjaproduktif?produktif?Apa yang dapat dilakukan untuk menanggapi penyebab-penyebab ini?penyebab ini?
10
K id k d kKetidakamanan dan kerentanan
Ketidaktahanan panganKetidaktahanan pangan tetap menjadi masalahserius di sebagian besar NTTKurangnya jaminan sosial dasar
11
K d kKerentanan dan keamanan
IIsu-isu untuk diskusi
A d t j di l k h l k h f ktif t kApa yang dapat menjadi langkah-langkah efektif untukmemastikan ketahanan pangan di seluruh NTT?A j h l h l d l i j i i lApa saja hal-hal utama dalam sistem jaminan sosial yangdibiayai publik di NTT. Apa yang harus menjadilangkah langkah prioritas untuk meningkatkan sistemlangkah-langkah prioritas untuk meningkatkan sistem-sistem ini.
12
Ketersediaan waktu untuk bekerja id kyang tidak merata
Kerja rumah tangga dan reproduksi sangatlah memakanwaktu dan tidak dibagi dengan merata antara suami danwaktu dan tidak dibagi dengan merata antara suami danistri perempuan memiliki waktu yang lebih sedikituntuk kerja produktifuntuk kerja produktif
13
top related