laporan pbl ii
Post on 30-Jun-2015
1.968 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kesehatan masyarakat adalah suatu ilmu dan seni yang bertujuan
mencegah timbulnya penyakit, memperpanjang masa hidup dan mempertinggi
nilai kesehatan dengan jalan menimbulkan, menyatukan, menyalurkan serta
mengkoordinir usaha-usaha dalam masyarakat ke arah terlaksananya usaha
memperbaiki kesehatan lingkungan, mencegah dan memberantas penyakit-
penyakit infeksi yang merajalela dalam masyarakat, mendidik masyarakat dalam
prinsip-prinsip kesehatan perorangan, mengkoordinir tenaga-tenaga kesehatan
agar mereka dapat melakukan pengobatan dan perawatan dengan sebaik-baiknya,
dan memperkembangkan usaha-usaha masyarakat agar dapat mencapai tingkatan
hidup yang setinggi-tingginya sehingga dapat memperbaiki dan memelihara
kesehatannya. Tujuan semua usaha-usaha kesehatan masyarakat, baik dalam
bidang preventif maupun kuratif ialah agar setiap warga masyarakat dapat
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik jasmani, rohani maupun
sosialnya. Untuk mencapai tujuan ini harus selalu ada pengertian, bantuan dan
partisipasi dari masyarakat secara teratur dan terus-menerus.
Dalam Indonesia sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah
lingkungan yang kondunsif agar terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan
yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai,
ii
perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan
kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong-menolong
dengan memelihara budaya-budaya bangsa.
Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2010 yang diharapkan adalah yang
bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko
terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi
aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya, kemampuan masyarakat
yang diharapkan pada masa depan adalah yang mampu menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi
maupun non ekonomi. Pelayanan kesehatan yang bermutu yang dimaksud adalah
pelayanan kesehatan yang memuaskan pemakai jasa pelayanan kesehatan serta
yang diselenggarakan susuai dengan standar dan etika pelayanan profesi.
Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku hidup sehat serta
meningkatnya kemampuan masyarakat, derajat kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal.
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dan modal dasar manusia agar
dapat menjalani hidup yang wajar dengan berkarya dan menikmati kehidupan
secara optimal di dunia ini. Sebagai kebutuhan sekaligus hak dasar, kesehatan
harus menjadi milik setiap orang dimanapun ia berada melalui peran aktif
individu dan masyarakat untuk senantiasa menciptakan lingkungan yang sehat
serta berprilaku sehat agar dapat hidup secara produktif.
ii
Upaya yang dilakukan untuk merealisasikan hal ini ditempuh melalui
pembinaan profesional dalam bidang promotif dan prefentif yang mengarah pada
pemahaman permasalahan-permasalahan kesehatan masyarakat, untuk
selanjutnya dapat dilakukan pengembangan program / intervensi menuju
perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat yang diinginkan. Salah satu benuk
konkret upaya tersebut dengan melakuakn Pengalaman Belajar Lapangan (PBL).
PBL adalah proses belajar untuk mendapatkan kemampuan profesional di
bidang kesehatan masyarakat. Kemampuan profesional kesehatan masyarakat
merupakan kemampuan spesifik yang harus dimiliki oleh seorang tenaga profesi
kesehatan masyarakat, yaitu :
1. Menerapkan diagnosis kesehatan masyarakat yang intinya mengenali,
merumuskan dan menyusun prioritas masalah kesehatan masyarakat.
2. Mengembangkan program penanganan masalah kesehatan masyarakat yang
bersifat promotif dan prefentif.
3. Bertindak sebagai manager madya yang dapat berfungsi sebagai pelaksana,
pengelola pendidik dan peneliti.
4. Melakukan pendekatan masyarakat.
5. Bekerja dalam tim multidisipliner.
ii
Dari kemampuan-kemampuan itu ada empat kemapuan yang diperoleh
melalui PBL yaitu :
a. Menetapkan diagnosis kesehatan masyarakat
b. Mengembangkan program-program interfensi kesehatan masyarakat.
c. Melakukan pendekatan masyarakat.
d. Interdisiplin dalam bekerja secara tim.
Untuk mendukung peranan ini diperlukan pengetahuan mendalam tentang
masyarakat, pengetahuan ini antara lain mencakup kebutuhan dan permintaan
masyarakat, sumber daya yang bisa dimanfaatkan, angka-angka kependudukan
dan cakupan program serta bentuk-bentuk kerjasama yang bisa digalang.
Dalam rangka ini diperlukan tiga jenis data penting yaitu :
a. Data umum (Geografi dan Demografi).
b. Data Kesehatan.
c. Data yang berhubungan dengan kesehatan.
Ketiga data ini dikumpulkan dan dianalisis. Data diagnosis kesehatan
masyarakat memerlukan pengolahan mekanisme yang panjang dan proses
penalaran dalam analisisnya. Melalui PBL pengetahuan itu bisa diperoleh dengan
sempurna dengan begitu maka PBL mempunyai peranan yang sangat penting dan
strategis, untuk itu PBL harus dilaksanakan secara benar.
ii
B. Gambaran Umum Lokasi
1. Geografi
a. Luas daerah
Daerah Talia adalah salah satu kelurahan yang berada di wilayah
Kecamatan Abeli, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Luas Daerah
Kelurahan Talia adalah ± 27,5 Ha yang terbagi dalam empat RW yaitu :
1) RW I (Matandalia)
2) RW II (Petalia)
3) RW III (Wiritasie)
4) RW IV (Inamali).
b. Batas Wilayah
Daerah Talia terletak ± 1 Km dari Kecamatan Abeli dengan batas-
batas wilayah sebagai berikut :
1) Sebelah Utara : Teluk Kendari
2) Sebelah Selatan : Kelurahan Angalo Melai
3) Sebelah Barat : Kelurahan Poasia
4) Sebelah Timur : Kelurahan Petoaha.
ii
2. Demografi
a. Jumlah dan Distribusi Penduduk
Secara keseluruhan Kelurahan Talia mempunyai jumlah penduduk
1.484 Jiwa dengan 339 KK, yang terdiri dari 767 jiwa Perempuan dan
717 jiwa Laki-laki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Distribusi Jumlah KK di Kelurahan Talia tahun 2006.
No. Rw N %
1.
2.
3.
4.
RW I(Matandalia)
RW II(Petalia)
RW III(Wiritasie)
RW IV(Inamali)
86
105
73
75
25,4
31
21,5
22,1
Total 339 100
Sumber : Data rekapitulasi tahun 2006.
ii
Tabel 2. Distribusi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin di Kelurahan Talia tahun 2006.
No. Golongan UmurJenis Kelamin
N %L P
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
0 – 12 Bulan
1 – 4 Tahun
5 – 6 Tahun
7 - 12 Tahun
13 - 15 Tahun
16 – 18 Tahun
19 – 25 Tahun
26 – 35 Tahun
36 – 45 Tahun
46 – 50 tahun
51 – 60 Tahun
61 – 75 Tahun
> 75 Tahun
18
48
42
64
72
70
74
135
56
56
39
21
20
21
62
60
74
62
85
87
139
69
53
31
15
11
39
110
102
138
134
155
161
269
125
109
70
36
31
2,63
7,41
6,9
9,3
9,03
10,44
10,85
18,5
8,35
7,35
4,71
2,43
2,1
Total 715 769 1484 100
Sumber : Data rekapitulasi kelurahan Talia tahun 2006.
Dari tabel diatas maka golongan umur yang paling besar adalah umur
26 – 35 Tahun yaitu 269 Orang (18,5 %) sedangkan umur penduduk usia
produktif atau umur 19 - 35 Tahun berjumlah 430 Orang (29,35 %).
ii
3. Sosial Ekonomi.
a. Agama
Masyarakat Kelurahan Talia sebagian besar menganut agama
Islam, yang selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Distribusi Penduduk Menurut agama di Kelurahan Talia, Kecamatan Abeli tahun 2006.
No. Agama Jumlah %
1.
2.
3.
4.
5.
Islam
K. Protestan
K. Katolik
Hindu
Budha
1.461
4
-
-
-
99,73
0.27
-
-
-
Total 1.465 100
Sumber : Data rekapitulasi kelurahan Talia tahun 2006.
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa masyarakat Kelurahan Talia
mayoritas menganut agama islam yaitu sebanyak 1.461 orang (99,73 %)
dan selebihnya menganut agama kristen protestan yaitu sebanyak 4 orang
(0,27 %). Aktifitas keagamaan di Kelurahan Talia khususnya yang
beragama islam di dukung sarana peribadatan yang dimilki yaitu sebuah
mesjid. Tersedianya sarana peribadatan tersebut menyebabkan aktivitas
keagamaan berjalan dengan lancar. Hal ini dapat dilihat dengan
banyaknya aktifitas keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat setempat
ii
seperti kegiatan pengajian alquran, kegiatan yasinan dan kegiatan hari
besar islam.
b. Kebudayaan
Masyarakat Kelurahan Talia Kecamatan Abeli memiliki
kebudayaan yang beragam. Sebagian besar di dominasi oleh kebudayaan
Bugis, Muna, Tolaki, Jawa dan Lain-lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Distribusi Penduduk menurut Suku di Kelurahan Talia Tahun 2006.
No. Suku N %
1.
2.
3.
4.
5.
Bugis
Muna
Tolaki
Jawa
Lain-lain
1.045
325
42
12
41
71,33
22,18
2,87
0,82
2,80
Total 1.465 100
Sumber : Data rekapitulasi Kelurahan Talia tahun 2006.
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa masyarakat Kelurahan Talia
Kecamatan Abeli di dominasi oleh kebudayaan suku Bugis dengan
jumlah 1.465 (71,33%), kemudian disusul oleh kebudayaan suku Muna
ii
dengan jumlah 325 (22,18%), kebudayaan suku Tolaki dengan jumlah 42
(2,87%), kebudayaan suku Jawa dengan jumlah 12 (0,82%) serta
kebudayaan-kebudayaan lain dengan jumlah 41 (2,80%).
c. Pekerjaan
Dari 339 KK di Kelurahan Talia Kecamatan Abeli Kota Kendari
maka sebagian besar mata pencaharian sebagai buruh swasta yang
terbesar keduanya adalah peternak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 5. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian di Kelurahan Talia Tahun 2006.
No. Mata Pencaharian Jumlah %
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Buruh swasta
PNS
Pengrajin
Pedagang
Penjahit
Tukang Batu
Tukang kayu
Peternak
Nelayan
Montir
Sopir
276
25
2
44
2
25
17
245
51
2
1
37,24
3,37
0,26
5,9
0,26
3,37
2,29
33,06
6,88
0,26
0,1
ii
12.
13.
Ojek
TNI / POLRI
41
11
5,53
1,48
Total 741 100
Sumber : Kantor Kelurahan Talia
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa persentase tertinggi dari
jenis mata pencaharian Kepala Keluarga di kelurahan Talia adalah buruh
swasta yang berjumlah 276 Orang (37,24 %), disusul peternak 245 Orang
(33,06 %), Nelayan 51 Orang (6,88 %). Disini jelas bahwa mata
pencaharian Kepala Keluarga yang ada di Kelurahan talia sangat
bervariasi dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
C. Analisis Situasi.
Dari hasil pendataan, ditemukan 4 jenis masalah kesehatan yaitu, tingginya
angka kejadian ISPA, Diare, kurangnya kepemilikan jamban yang memenuhi
syarat kesehatan, serta kurangnya kepemilikan SPAL yang memenuhi syarat
kesehatan. Yang jika ditinjau dengan teori Blum adalah sebagai berikut :
ii
Tabel 6. Analisis Siatuasi Dangan Pendekatan Blum.
NOMASALAH
KESEHATAN
DETERMINAN
LINGKUNGAN PERILAKUPELAYANAN KESEHATAN
KEPENDUDUKAN
1.
2.
3.
4.
ISPA
Diare
Tempat pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat
SPAL yang tidak memenuhi syarat
- Banyaknya debu / pencemaran
udara- Kurangnya ventilasi rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan
- Masih terdapat wilayah yang kumuh
- Masih terdapat wilayah yang kumuh
- Masih terdapat wilayah yang kumuh
- Kurangnya PHBS- Kebiasaan merokok
- Kurangnya kesadaran masyarakat untuk berobat- Kurangnya PHBS
- Kurangnya pemahaman masyarakat ttg jamban yang memenuhi syarat kesehatan
- Kurangnya kesadaran masyarakat ttg SPAL yang Memenuhi syarat
- Kurangnya tenaga kesehatan- Kurangnya sarana dan prasarana kesehatan- Kurangnya waktu pelayanan
- Kurangnya tenaga
kesehatan- Kurangnya sarana dan prasarana kesehatan- Kurangnya waktu pelayanan
- Kurangnya penyuluhan
kesling dari tenaga
kesehatan / pemerintah
- Kurangnya penyuluhan
kesling dari tenaga kesehatan / pemerintah
- Masih kuatnya kepercayaan tradisional- Konstruksi perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
- Masih kuatnya kepercayaan tradisional
- Faktor ekonomi
- Faktor ekonomi
ii
Dari beberapa analisis masalah di atas, maka dapat ditentukan prioritas
masalahnya dengan menggunakan metode MCUA ini, yaitu sebagai berikut :
Tabel 7. Tabel Prioritas Masalah Berdasarkan Metode MCUA
No. Kriteria Bobot
Masalah
Diare ISPATempat
PembuanganTinja
SPAL
S BS S BS S BS S BS
1.
2.
3.
4.
Besarnya masalah
Keseriusan masalah
Kemampuan SD dan Non SD
Kerawanan Politik
40
30
20
10
3
3
2
1
120
90
40
10
5
4
2
3
200
120
40
30
3
3
1
3
120
90
20
30
3
4
2
3
120
120
40
30
JUMLAH 100 260 390 260 310
PERINGKAT 4 1 3 2
Skor : 5 = Sangat tinggi
4 = Tinggi
3 = Sedang
2 = Rendah
1 = Sangat rendah
ii
Dari prioritas masalah yang ditentukan berdasarkan metode MCUA,
maka secara berturut-turut yang menjadi prioritas utama adalah : masalah
penyakit ISPA, SPAL yang tidak memenuhi syarat, jamban yang tidak
memenuhi syarat dan masalah penyakit Diare.
Semestinya, masalah yang akan intervensi adalah masalah penyakit ISPA,
akan tetapi terjadi penurunan kasus berdasarkan data yang diperoleh dari
PUSTU.
D. Rumusan Masalah Kesehatan
Yang menjadi rumusan masalah kesehatan dalam PBL II kali ini adalah :
1. Apakah pembuatan SPAL percontohan dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya kepemilikan SPAL yang memenuhi syarat
kesehatan ?
2. Apakah penyuluhan tentang PHBS sejak dini dapat mencegah penyakit dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat ?
3. Apakah pengkaderan Siswa-siswi Sehat di SDN 08 ABELI dan TKN-SDN
SATU ATAP ABELI dapat dijadikan contoh bagi siswa-siswi lain ?
ii
E. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari PBL II ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu melaksanakan program pilihan dalam bentuk
intervensi fisik dan non fisik.
2. Mahasiswa dapat mengaktifkan peran serta masyarakat dalam kegiatan
tertentu yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat.
3. Mahasiswa dapat menentukan atau membuat indikator evaluasi
program untuk PBL berikutnya.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari PBL II ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kepemilikan SPAL yang memenuhi syarat kesehatan
pada masyarakat.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku hidup
bersih dan sehat melalui penyuluhan kesehatan di linkungan sekolah
dasar.
3. Menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada anak-anak
melalui program Pengkaderan Siswa-siswi Sehat.
ii
b. Manfaat
Adapun manfaat dari PBL II ini adalah sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa dapat melaksanakan program pilihan dalam bentuk
intervensi fisik dan non-fisik.
2. Agar mahasiswa dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dalam bidang
pengembangan dan pengorganisasian masyarakat.
3. Agar mahasiswa dapat membuat pemecahan masalah dan membuat
indikator evaluasi program untuk PBL berikutnya.
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku hidup
bersih dan sehat melalui penyuluhan kesehatan.
ii
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Realisasi Pemecahan Masalah.
Berdasarkan prioritas masalah yang akan di intervensi, maka terdapat
beberapa jenis intervensi yang telah dilakukan pada PBL II ini. Terdiri dari
intervensi utama dan intervensi tambahan. Intervensi utama terdiri dari intervensi
fisik yang berupa pembuatan SPAL percontohan dan nonfisik yang berupa
penyuluhan PHBS, sedangkan intervensi tambahan meliputi kegiatan pelatihan
siswa(i) / anak sehat.
1. Intervensi Utama yaitu intervensi fisik yang berupa pembuatan SPAL
percontohan yang memenuhi syarat kesehatan dimana material yang
digunakan berasal dari swadaya masyarakat serta dikerjakan atas partisipasi
masyarakat setempat dengan tuntunan dari para peserta PBL II selaku
pembawa program dan intervensi non fisik yang berupa penyuluhan tentang
PHBS sejak dini untuk mencegah penyakit dan meningkatkan derajat
kesehatan di SDN 08 ABELI dan TKN-SDN SATU ATAP ABELI yang
diikuti oleh kelas IV, V, dan VI dari masing-masing sekolah dengan
pemateri mahasiswa peserta PBL II.
2. Intervensi Tambahan yaitu intervensi non fisik yang berupa Pengkaderan
Siswa-siswi Sehat di SDN 08 ABELI DAN TKN-SDN SATU ATAP
ABELI dengan cara memberikan pendidikan kesehatan tentang upaya
ii
pencegahan penyakit sehingga diharapkan siswa-siswi dapat merealisasikan
dalam kehidupan sehari-hari dan diharapkan para siswa-siswi yang
mengikuti kegiatan dapat dijadikan teladan oleh siswa-siswi yang lain serta
dilakukan simulasi pembuatan larutan garam dan gula guna sebagai upaya
pertolongan pertama pada penderita diare dimana kegiatan ini diikuti oleh
perwakilan siswa-siswi terbaik dari kelas IV, V, dan VI yang berjumlah 17
orang.
B. Sasaran.
Yang menjadi sasaran utama dalam kegiatan ini adalah seluruh
masyarakat di kelurahan Talia kecamatan Abeli.
C. Metode intervensi.
Metode intervensi yaitu berupa intervensi fisik dan non fisik. Dalam
intervensi fisik, dalam hal ini pembuatan SPAL percontohan dilaksanakan secara
bersama-sama dengan masyarakat setempat, dengan memanfaatkan segala
potensi yang dimiliki oleh masyarakat di kelurahan Talia ini, sehingga baik
sarana maupun prasarana dari pelaksanaan kegiatan ini merupakan sepenuhnya
hasil swadaya masyarakat setempat. Sedangkan metode yang digunakan dalam
intervensi non fisik yaitu metode ceramah dalam melaksanakan penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan metode role playing dalam
melaksanakan pengkaderan siswa sehat.
ii
D. Hasil Kegiatan Intervensi.
Hasil kegiatan intervensi terdiri dari 2 (dua) bentuk, yaitu intervensi fisik
dan intervensi non fisik.
1. Intervensi Fisik
Hasil dari kegiatan intervensi fisik yaitu pembuatan Saluran
Pembuangan Air Limbah (SPAL) percontohan sebanyak 1 (satu) unit karena
alasan terbatasnya biaya dan tenaga. Pembuatan SPAL percontohan ini
dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan yang
bertempat di salah satu rumah warga RW II, kelurahan Talia kecamatan
Abeli, Adapun pemilihan lokasi pelaksanaan intervensi fisik ini, merupakan
hasil dari keputusan bersama masyarakat setempat pada saat rapat sosialisasi
pelaksanaan kegiatan yang akan diintervensi pada tanggal 18 Juli 2007.
Dengan salah satu pertimbangan bahwa RW II merupakan lokasi yang
strategis untuk pelaksanaan kegiatan ini sebab berada di pertengahan
wilayah kelurahan Talia. Yang dalam pelaksanaannya berlangsung ± 2 hari
yaitu pada hari jumat, 20 Juli 2007 dan minggu 22 Juli 2007.
Langkah Pembuatan SPAL
Pertama dibuat lubang di luar dapur dengan lebar, panjang dan tinggi
1 m atau disesuaikan dengan tempat dan kebutuhan. Di buat saluran dari
batu bata, pasir, semen atau pakai bis. Bila saluran terbuka dapat ditutup
dengan bambu, kayu atau seng. Bak resapan diisi dengan pasir, kerikil, batu
ii
kali. Akan lebih baik kalau bak resapan ditutup dengan kayu/bambu/cor-
coran pasir dan semen. Dan dapat diberi saluran udara dari pralon.
Gambar 1. Kegiatan intervensi fisik I (penggalian lubang galian SPAL) pada hari Jum’at tanggal 20 Juli 2007.
Gambar 2. Kegiatan intervensi fisik II (pembuatan SPAL percontohan) pada hari Minggu, tanggal 22 Juli 2007.
ii
Yang bertanggung jawab dalam pembuatan SPAL percontohan ini
adalah bapak Qamal Qayam, S.Sos selaku kepala Kelurahan Talia dan
mahasiswa PBL II. Anggaran yang diperlukan dalam pembuatan SPAL
percontohan ini sekitar Rp 250.000 dengan rincian sbb:
1. Semen 2 sak @Rp 40.000 Rp 80.000
2. Pasir ¼ ret @Rp 170.000 Rp 42.500
3. Batu kali ¼ m3 @Rp 300.000 Rp 75.000
4. Kerikil ¼ m3 @Rp 70.000 Rp 17.500
5. Papan 2 lbr @Rp 15.000 Rp 30.000
Rincian biaya ini masih dapat diminimalisir bila beberapa material
telah tersedia dilingkungan setempat seperti batu kali dan kerikil. Atau
terjadi pengggantian material, seperti penggantian papan dengan bambu.
Sehingga dengan minimnya biaya pembuatan SPAL ini tidak memberatkan
masyarakat yang sekiranya akan mengikuti model SPAL ini. Karena
mengingat indikator keberhasilan program ini adalah bertambahnya
kepemilikan model SPAL jenis ini menjadi 75 % di kelurahan Talia.
2. Intervensi non fisik
Hasil kegiatan dari intervensi non fisik yaitu penyuluhan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan pengkaderan siswa sehat. Dimana
pelaksanaan penyuluhan PHBS ini dilaksanakan di TKN-SDN SATU ATAP
ABELI dan SDN 08 ABELI, selama 1 hari yaitu pada hari Senin 23 Juli
ii
2007. Adapun peserta dari kegiatan ini sebanyak 106 siswa-siswi kelas IV, V
dan VI dari masing-masing sekolah tersebut. Tujuan dari penyuluhan PHBS
ini adalah untuk memberikan pemahaman pada siswa SD tentang pentingnya
PHBS dalam upaya mencegah penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan.
Gambar 3. Kegiatan penyuluhan di SDN 08 dan TKN-SDN Satu Atap Abeli, pada hari Senin, 23 Juli 2007.
Dengan pelaksana kegiatan yaitu seluruh peserta PBL II dan
penanggung jawabnya adalah kordinator desa (kordes). Indikator
keberhasilan dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan PHBS
menjadi 75 %. Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan tersebut, maka
sebelum di berikan penyuluhan terlebih dahulu diberikan pre test untuk
dibandingkan dengan post test pada evaluasi nanti.
Kemudian pada hari Kamis, 26 Juli 2007 kami mengadakan
penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sekaligus sosialisasi
mengenai SPAL yang telah diintervensi sebelumnya yang bertempat di
ii
kantor kelurahan Talia. Adapun yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini
yaitu masyarakat kelurahan Talia khususnya tokoh-tokoh masyarakat,
anggota LPM, BKM serta ibu-ibu PKK. Tujuan kami mengadakan
sosialisasi kembali yaitu mengingat pada saat proses pembuatan SPAL
percontohan, tidak semua warga turut menyaksikan dan ikut terlibat dalam
pelaksanaannya. Adapun rapat / pertemuan ini dihadiri oleh ± 50 orang, yang
diharapkan dapat mewakili sebagian besar masyarakat Kelurahan Talia
sehingga dapat merealisasikainnya dalam kehidupan`sehari-hari, dan dapat
memberikan keuntungan baik secara langsung maupun tidak langsung bagi
masyarakat dan lingkungan. Demi tercapainya tujuan PBL II yang
diharapkan.
Intervensi non fisik lainnya yaitu pengkaderan siswa-siswi sehat yang
dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Juli 2007, dan diikuti oleh perwakilan
siswa-siswi terbaik dari masing-masing kelas IV, V dan VI yang berjumlah
17 orang. Dengan harapan siswa/siswi tersebut mampu mengaplikasikan
ilmu yang diberikan dan dapat menjadi contoh bagi siswa/siswi lainnya agar
dapat berperilaku positif/sehat. Materi yang diberikan berupa upaya
pencegahan penyakit diare dan hal-hal yang berhubungan dengan penyakit
tersebut, meliputi siklus kejadian penyakit diare, pengaruh sistem imun
tubuh terhadap timbulnya penyakit serta hal-hal yang dilakukan dalam
rangka mencegah penyakit diare. Selain itu, dilakukan simulasi pembuatan
ii
larutan garam dan gula sebagai upaya pertolongan pertama pada penderita
diare. Peserta terbaik dinilai selama kegiatan berlangsung dan berdasarkan
hasil jawaban dan keaktifan peserta itu sendiri.
Dengan pelaksana kegiatan yaitu seluruh peserta PBL II dan
penanggung jawabnya adalah kordinator desa (kordes) dan kepala sekolah.
Sebagai apresiasi dalam partisipasi keikut sertaan kegiatan ini, maka
masing-masing peserta mendapatkan sertifikat siswa-siswi sehat.
Gambar 3. Kegiatan penyuluhan serta pembagian piagam pada peserta pelatihan pengkaderan siswa-siswi sehat pada SDN 08 dan TKN-SDN Satu Atap Abeli, pada hari Jumat, 27 Juli 2007.
ii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan intervensi yang telah dilakukan,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Intervensi Utama yaitu intervensi fisik yang berupa pembuatan SPAL
percontohan yang memenuhi syarat kesehatan dimana material yang
digunakan berasal dari swadaya masyarakat serta dikerjakan atas partisipasi
masyarakat setempat dengan tuntunan dari para peserta PBL II selaku
pembawa program yang berlangsung selama 2 tahap/hari, dan intervensi non
fisik yang berupa penyuluhan tentang PHBS sejak dini untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan di SDN 08 ABELI dan TKN-
SDN SATU ATAP ABELI yang diikuti oleh kelas IV, V, dan VI dari
masing-masing sekolah dengan pemateri mahasiswa peserta PBL II.
2. Intervensi Tambahan yaitu intervensi non fisik yang berupa Pengkaderan
Siswa-siswi Sehat di SDN 08 ABELI dan TKN-SDN SATU ATAP ABELI
dengan cara memberikan pendidikan kesehatan tentang upaya pencegahan
penyakit sehingga diharapkan siswa-siswi dapat merealisasikan dalam
kehidupan sehari-hari dan diharapkan para siswa-siswi yang mengikuti
kegiatan dapat dijadikan teladan oleh siswa-siswi yang lain serta dilakukan
simulasi pembuatan larutan garam dan gula guna sebagai upaya pertolongan
ii
pertama pada penderita diare dimana kegiatan ini diikuti oleh perwakilan
siswa-siswi terbaik dari kelas IV, V, dan VI yang berjumlah 17 orang.
3. Metode intervensi yang digunakan berupa intervensi fisik dan non fisik.
Dalam intervensi fisik, dalam hal ini pembuatan SPAL percontohan
dilaksanakan secara bersama-sama dengan masyarakat setempat, dengan
memanfaatkan segala potensi yang dimiliki oleh masyarakat. Sedangkan
metode yang digunakan dalam intervensi non fisik yaitu metode ceramah
dalam melaksanakan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
dan metode role playing dalam melaksanakan pengkaderan siswa sehat.
B. Saran.
1. Diharapkan kepada masyarakat agar dapat merealisasikan kegiatan yang telah
dilakukan, berupa pembuatan SPAL sederhana seperti yang telah di
intervensi dalam rumah tangga masing-masing.
2. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya, ditujukan pada instansi terkait
setempat yang telah memberikan dukungan dan partisipasinya dalam
pelaksanaan program PBL II.
3. Diharapkan kepada pengelola PBL II agar senantiasa mengontrol kegiatan
peserta PBL II.
4. Diharapkan kepada dosen pembimbing, agar dapat lebih memperhatikan lagi
mahasiswa bimbingannya.
ii
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Anonim. 2006. Rekapitulasi jumlah Penduduk di Kelurahan Talia. Kendari.
Anonim. 2006. Monografi Kelurahan Talia. Kendari
Anonim. 2006. Profil Kelurahan Talia. Kendari
Anonim. 2005. Selayang Pandang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia. Departemen Kesehatan. Jakarta.
Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.
Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah
dan karunianya sehingga PBL II Mahasiswa Kesehatan Masyarakat (KESMAS)
Unhalu di Kelurahan Talia, Kecamatan Abeli, Kota Kendari dapat melaksanakan
tugas-tugasnya dan menyususn laporan dari hasil kegiatan tersebut.
Pada hakekatnya laporan ini memuat tentang hasil dari kegiatan intervensi
fisik dan non fisik yang merupakan kelanjutan dari PBL I yang telah dilaksanakan
pada tanggal 22 Januari s/d 3 Febuari 2007. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal
16 – 28 Juli 2007.
Terlaksananya program PBL II dan tersusunnya laporan ini berkat bantuan
fisik maupun non fisik. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dekan F.MIPA Unhalu Kendari
2. Bapak Kepala Wilayah Kecamatan Abeli
3. Bapak Supervisor PBL II
4. Bapak / Ibu Pembimbing Lapangan PBL II
5. Bapak / Ibu Kepala Puskesmas Abeli
6. Bapak Kelurahan Talia dan seluruh Stafnya serta Tokoh-tokoh Masyarakat
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan dan memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.
Kendari, Juli 2007
Penyusun
ii
DAFTAR TABEL
No. Judul Tabel Halaman
Tabel 1 Jumlah Distribusi KK di Kelurahan Talia Kecamatan Abeli Tahun 2006
6
Tabel 2 Distribusi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin di Kelurahan Talia tahun 2006.
7
Tabel 3 Distribusi Penduduk Menurut agama di Kelurahan Talia,Kecamatan Abeli tahun 2006.
8
Tabel 4 Distribusi Penduduk menurut Suku di Kelurahan TaliaTahun 2006.
10
Tabel 5 Distribusi Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian di Kelurahan Talia Tahun 2006.
11
Tabel 6 Analisis Siatuasi Dangan Pendekatan Blum. 13
Tabel 7 Tabel Prioritas Masalah Berdasarkan Metode MCUA. 14
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN KELURAHAN……………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. ii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1
B. Gambaran Umum Lokasi ……………………………………………… 5
C. Analisis Situasi …………………………………………………………. 11
D. Rumusan Masalah Kesehatan ………………………………………..… 14
E. Tujuan dan Manfaat ...........……………………………………………… 16
BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Realisasi Pemecahan Masalah …………………………………………... 17
B. Sasaran ……………………………………………………… 18
C. Metode Intervensi ………………………………………………… 18
D. Hasil Kegiatan Intervensi ………………………………………………. 19
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………………………………………………………………. 25
B. Saran …………………………………………………………………. 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
ii
LAMPIRAN
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan PBL II ini telah diseminarkan di Faklutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Haluoleo, Kota Kendari tanggal 30 Juli 2007
Menyetujui;
Kepala Kantor Kelurahan Talia, Koordinator Desa,
Qamal ayam, S.Sos MursidNIP. 010 239 057 NIM. F1d2 04 020
Pembimbing I, Pembimbing II, Pembimbing III,
Ambo Sakka, SKM. Fitrilaila Mokui, SKM Sriyana Herman, SKMNIP. 132 320 106 NIP. 590 009 966
ii
LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL II)
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALUOLEO
KELURAHAN : TALIA
KECAMATAN : ABELI
KOTA : KENDARI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2007
ii
top related