laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Post on 04-Aug-2015
98 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KOMPETISI DAN ALLELOPATI
( Laporan Praktikum Ekologi)
Disusun Oleh
Nama : Fitri Mulyana
NPM : 1211060062
Kelas : Biologi B / V
Dosen I : Eko Kuswanto M.Si
Dosen II : Lora Purnamasari, M.Si
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Praktikum : Kompetisi dan Allelopati
Tanggal Praktikum : 20 November 2014
Tempat : Halaman belakang jurusan Pendidikan Biologi Institut Islam
Raden Intan Lampung
Nama : Fitri Mulyana
NPM : 1211060062
Jurusan : Pendidikan Biologi
Kelas / Semester : Biologi B/V
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Kelompok : I (satu)
Bandar Lampung, November 2014
Mengetahui
Asistan
Septia Astria
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kompetisi merupakan persaingan terhadap antar makhluk hidup. Persaingan
sendiri akan dapat menghasilkan pemenang, pemenang itu pun yang dapat
meneruskan kelangsungan hidupnya. Kompetisi sering terjadi pada plantae yang
mana bersaing untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas . kompetisi terbagi
dua macam yaitu kompetisi interspesifik dan intraspesifik.
Kompetisi interspesifik sering terjadi ketika spesies barsaing untuk
memperebutkan sumber daya yang terbatas. Sebagai contoh, pertumbuhan rumput
pada taman berkompetisi dengan tumbuhan-tumbuhan taman dalam memperebutkan
mutrien tanah dan air. Sebaliknya, pada beberapa sumber daya ini meskipun oksigen,
jarang terjdi kompetisi dalam penggunaan sumber daya ini meskipun semua
tumbuhan ini memerlukannya. Kompetisi intraspesifik terjadinya persaingan antar
spesies yang sama untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas. Ketika dua
spesies yang sama berkompetisi atau antar tumbuhan lain berkompetisi untuk suatu
sumber daya, hasilnya adalah merugikan satu atau kedua spesies tersebut.
Kacang hijau dan jagung merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang
berbeda. Akan tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan tidak mungkin
akan terjadi suatu interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa kompetisi dimana
keduanya tidak hanya memperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga saling
memperebutkan unsur hara, air dan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Hal ini
berarti terjadi tumpang tindih relung ekologi antara kacang hijau dan jagung.
Tumpang tindihnya relung ekologi antara kacang hijau dan Jagung akan
mempengaruhi pertumbuhan dan daya hidup keduanya. Oleh karena itulah percobaan
ini dilakukan sehingga dapat diketahui pengaruh kompetisi terhadap pertumbuhan
kacang hijau (Phaseolus radiates) dan jagung (Zea mays).
Allelopati merupakan interksi antar populasi, bila populasi yang satu
menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di
sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini
menghasilkan zat yang bersifat toksin. Pada mikroorganisme istilah allelopati dikenal
sebagai anabiosa atau antibiotisme. Contoh, jamur Penicillium sp.
Faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman.
Respons tanaman sebagai akibat faktor lingkungan akan terlihat pada penampilan
tanaman. Tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, disini terlihat bahwa
tumbuhan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Begitu pula biasanya
vegetasi yang tumbuh disekitar ekosistem tersebut juga spesifik atau tertentu. Karena
hanya tumbuhan yang sesuai dan cocok saja yang dapat hidup berdampingan.
Tumbuhan pun mempunyai sifat menolak terhadap tumbuhan yang tidak disukainya,
yaitu dengan mengeluarkan zat kimia yang dapat bersifat bagi jenis tertentu. Untuk
mengetahui lebih jelas kompetisi antar tumbuhan dan pengaruh alelopati terhadap
tumbuhan maka dilaksanakan praktikum kompetisi dan alelopati.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami kompetisi dan allelopati pada tumbuhan.
2. Mengamati kompetisi intraspesifik pada Zea Mays
3. Mengamati kompetisi intraspesifik pada Phaseolus radiatus
4. Mengamati kompetisi intraspesifik diantara dua tumbuhan, Zea Mays dan
Phaseolus radiatus
5. Mengamati pengaruh allelopati terhadap pertumbuhan Zea mays
6. Mengamati pengaruh allelopati terhadap pertumbuhan Phaseolus radiatus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengaruh Lingkungan Terhadap Tumbuhan
Faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman.
Respons tanaman sebagai akibat faktor lingkungan akan terlihat pada penampilan
tanaman. Tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, disini terlihat bahwa
tumbuhan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Begitu pula biasanya
vegetasi yang tumbuh disekitar ekosistem tersebut juga spesifik atau tertentu. Karena
hanya tumbuhan yang sesuai dan cocok saja yang dapat hidup berdampingan.
Tumbuhan pun mempunyai sifat menolak terhadap tumbuhan yang tidak disukainya,
yaitu dengan mengeluarkan zat kimia yang dapat bersifat bagi jenis tertentu. Sifat
tersebut dinamakan allelopati (Irwan,2007).
2.2 Hubungan atau Interaksi Sesama Tanaman
Dalam usaha mengkomposisikan jenis-jenis tanaman misalnya untuk
keperluan estetika, perlu diketahui bahwa hubungan sesama tanaman tertentu
memerlukan bantuan tanaman tertentu pula, misalnya untuk perlindungan. Tumbuh-
tumbuhan dapat mengahasilkan zat-zat yang dapat merangsang atau meracuni jenis
tumbuhan lain. Senyawa-senyawa ini dapat meracuni biji-biji tanaman yang ada
disekitarnya (Irwan,2007). Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
hubungan sesama tanaman yaitu:
1. Adanya kompetisi yang disebabkan kekurangan sumber energy atau sumber
daya lainnya yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, dan air.
Kompetisi ini disebut juga alelospoli.
2. Tumbuhan tertentu baik masih hidup atau sudah mati menghasilkan senyawa
kimia yang dapat mempengaruhi tumbuhan lain. Senyawa kimia tersebut
disebut allelopati.
3. Adanya pengaruh baik fisik maupun maupun biologis lingkungan yang dap[at
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jenis-jenis tumbuhan yang
bertindak sebagai tuan rumah atau inang (Irwan,2007).
2.3 Kompetisi
Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan
kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan
bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et
al .1990), sedangkan Molles (2002) kompettisi didefinisikan sebagai interaksi antar
individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi
dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang
sama atau interspesifik.
Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar
tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada
lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan
hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air,
hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono,2005).
Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila
(1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan
organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang
berkualitas tinggi lebih banyak.organisme mungkin bersaing jika masing-masing
berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau
apabila dua individu mencoba menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber
yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya
makanan, oksigen, dan cahaya (Noughton,1990).
Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies ,
maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat
bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas
ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang
sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih
populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar
merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam
kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , spesies yang berdekatan
atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif
( competitive exclusion principles ) .Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi
menjadi dua , yaitu kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble atau
exploitative competition ), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-
sama sumber daya yang terbatas Inferensi (inference competition atau contest
competition), yaitu usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada
individu lain, meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya
proses ini diiringai dengan pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang
berpengaruh negatif pada individu lain.
2.4 Persaingan Dalam Komunitas
Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua
organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi
antara indifidu yang sejenis ataupun antara individu yang berbeda jenis. Persaingan
yang terjadi antara individu yang sejenis disebut dengan persaingan intraspesifik
sedangkan persaingan yang terjadi antara individu yang berbeda jenisnya disebut
sebagai persaingan interspesifik.
Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi
pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan (Odum, 1971). Setiap
organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas
jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat
hara, sinar matahari, dan lain – lain (Setiadi, 1989). Faktor-fator intraspesifik
merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu organisme yang turut
mengendalikan kelimpahan populasi. Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik yang
di maksud merupakan perubahan biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu
(Wirakusumah, 2003).
Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik
dan interspesifik pada tumbuhan, yaitu :
1. Jenis tanaman
Faktor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk
pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang memiliki
system perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan dalam
memperebutkan unsure hara. Bentuk daun yang lebar pada daun talas menyebabkan
laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan persaingan dalam memperebutkan
air.
2. Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan
persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak
mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.
3. Penyebaran tanaman
Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau
melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai
kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar dengan
rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena factor penyebaran tanaman sangat
dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen, dan air.
4. Waktu
Lamanya periode tanaman sejenis hidup bersama dapat memberikan
tanggapan tertentu yang mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman. Periode 25-30 %
pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian
yang disebabkan oleh kompetisi.
2.5 Allelopati
Konsep yang menyatakan bahwa suatu tanaman dapat menimbulkan pengaruh
buruk atau keracunan atau hambatan pada tanaman dikenal dengan allelopati.
Allelopati ini ditemukan oleh Candolle sejak tahun 1832.
Secara umum, allelopati selalu dikaitkan dengan maslah gangguan yang
ditimbulkan gulma yang tumbuh dersama-sama dengan tanaman pangan, dengan
keracunan yang ditimbulkan akibat penggunaan mulsa pada beberapa jenis
pertanaman, dengan beberapa jenis rotasi tanaman dan pada regenarasi hutan.
Kuantitas dan kualitas senyawa allelopati yang dikeluarkan gulma antara lain di
pengaruhi kerapatan gulma, macam gulma saat kemunculan gulma, lama keberadaan
gulma habitués gulma, kecepatan tumbuh gulma dan jalur fotosintesis gulma (c3 dan
c4).
Senyawa allelopati dapat menghambat penyerapan hara yaitu dengan
menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan. Beberapa allelopati
menghambat pembelahan sel-sel akar tumbuhan dan pertumbuhan tanaman yaitu
dengan mempengaruhipembesaran sel tanaman. Beberapa senyawa allelopati
memberikan pengaruh menghambat respirasi akar dan menghambat sintesis protein
dan dapat menurunkan daya permeabilitas membrane pada sel tumbuhan. Senyawa-
senyawa kimia yang mempunyai potensi allelopati dapat ditemukan di semua
jaringan tumbuhan termasuk daun, batang, akar rizoma, umbi, bunga, buah dan biji.
Senyawa-senyawa allelopati dapat dilepaskan dari jaringan-jaringan tumbuhan dalam
berbagai cara termasuk melalui penguapan, eksudat akar, pencucian dan pembusukan
organ tumbuhan.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu terdiri dari alat :
gunting tanaman, sendok dan garpu tanah, kertas label, pensil. Bahan : tanah gembur
tanpa pupuk, polybag ukuran 17 x 25 cm, benih Zea mays, benih Phaseolus radiatus,
ekstrak akar Imperata cylindrica.
3.2 Cara Kerja
A. Percobaan kompetisi inter- dan intraspesifik
1. Memasukkan tanah gembur tanpa pupuk kedalam polibag sebanyak 2/3 dari
volume polibag. Tanam benih Zea mays dan Phaseolus radiatus dalam polibag
yang disediakan, baik secara terpisah maupun bersamaan, sesuai dengan pola
kerapatan pada gambar 1. Membagi tugas agar semua perlakuan dapat
tertanam, masing-masing dengan satu kali ulangan.
Gambar 1. Percobaan kompetisi intraspesifik pada Zea mays
Kode perlakuan Jumlah Lubang Pola penanamanJ-1 1 JJ-2 2 J JJ-4 4 J J
J JJ-8 8 J
J J J J J J J
2. Praktikan yang menanam pada polibag dengan kode J hanya perlu menanam
biji jagung saja sesuai dengan susunan susunan pada gambar 1A. Demikian
pula, praktikan yang menanam pada polibag dengan kode K hanya perlu
menanam biji kacang hijau saja sesuai dengan susunan pada Gambar 1B.
Gambar 1B. Percobaan kompetisi intaspesifik pada Phaseolus radiantus
Kode perlakuan Jumlah Lubang Pola penanamanK-1 1 KK-2 2 K KK-4 4 K K
K KK-8 8 K
K K K K K K K
3. Untuk perlakuan JK, menanam biji jagung dan kacang hijau dengan susunan
bergantian seperti pada gambar 1C.
Gambar 1C. Percobaan kompetisi intaspesifik Zea mays dan Phaseolus radiantus
Kode perlakuan Jumlah Lubang J Jumlah Lubang K Pola penanamanJK-1 1 1 J K JK-2 2 2 J K
K JJK-4 4 4 J
J K J K J K K
4. Memberi label yang jelas pada polibag untuk menunjukkan kode perlakuan
kerapatan yang diberikan.
5. Meletakkan polibag-polibag tersebut pada pinggir laboratorium yang dapat
terkena sinar matahari. Melakukan penyiraman secara periodik agar kondisi
tanah dalam polibag tetap tercukupi airnya.
B. Percobaan pengaruh allelopati Imperata cylindrica pada Zea mays
1. Menyiapkan ekstrak alang-alang dengan cara menggerus akar alang-alang
sebanyak 50 gram dan dilarutkan dalam akuades 1000 ml.
2. Memasukkan tanah gembur tanpa pupuk kedalam polibag sebanyak 2/3 dari
volume polibag. Tanam benih Zea mays dalam polibag yang disediakan sesuai
dengan pola kerapatan pada gambar 1D. Membagi tugas agar semua
perlakuan dapat tertanam, masing-masing dengan satu kali ulangan.
3. Gambar 1D. Percobaan pengaruh alelopati terhadap Zea mays
Kode perlakuan Jumlah Lubang Pola penanamanA-1 1 JA-2 2 J JA-4 4 J J
J JA-8 8 J
J J J J J J J
4. Meletakkan polibag-polibag tersebut pada pinggir laboratorium yang dapat
terkena sinar matahari. Melakukan penyiraman secara periodik (menggunakan
air yang mengandug ekstrak akar alang-alang)
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
a. Gambar 1 A. Percobaan kompetisi intraspesifik pada Zea mays
Kode Polibag
Pola Penanaman Ukuran Tinggi Tanaman(Minggu 1-3 )
J – 1 J1 J1 ( cm, 21cm, cm)J – 2 J1 J2 J1 ( cm, 4cm, cm)
J2 ( cm, 5 cm, cm )J – 4
J1 J2
J3 J4
J1 ( cm, 16 cm, cm )J2 ( cm, 7 cm, cm )J3 (cm, 6 cm, cm )J4 (cm, 5 cm, cm )
J – 8 J1
J2 J3 J4
J5 J6 J7
J8
J1 (cm, 3cm, cm )J2 (,5cm, 14cm, cm)J3 (cm, 17cm, cm )J4 (cm, 15cm, cm )J5 (cm, 9 cm, cm)J6 (cm, 5cm, cm )J7 (cm, 10cm, cm)J8 (cm, 9cm, cm )
b. Gambar 1B. Percobaan kompetisi intraspesifik pada Phaseolus radiatus
Kode Polibag
Pola Penanaman Ukuran Tinggi Tanaman(Minggu 1-3 )
K – 1 K1 (1cm)K – 2 K1 K2 (-)K – 4
K1 K2
K3 K4
K1 (cm, 6cm, cm )K2 ( cm, 11cm, cm )K3 (cm, 12cm, cm )K4 (cm, 16cm, cm )
K – 8 K1
K2 K3 K4
K1 (cm, 13cm, cm )K2 (cm, 12cm, cm )K3 (cm,10cm, cm)
K5 K6 K7
K8
K4 (cm, 6cm, cm )K5 (cm, 9 cm, cm )K6 (cm, 2cm, cm )K7 ( cm,6cm, cm )K8 (-)
c. Gambar 1C. Percobaan kompetisi intraspesifik pada Zea mays dan Phaseolus radiatus
Kode Polibag
Pola Penanaman Ukuran Tinggi Tanaman(Minggu 1-3 )
JK – 1 JK1 Yang tumbuh kacang hijauK1 (cm, 11cm, cm)
JK– 2 JK1KJ2
J1 (cm, 12cm, cm)K1 (cm, 9 cm, cm)K2 (-)J2 (-)
JK – 4 J1 J2 K1 J3 K2 J4 K3 K4
J1 (-)J2 (cm, 11cm, cm )K1 (cm, 6cm, cm )J3 (cm, 11cm, cm )K2 (cm, 13cm, cm )J4 (cm, 7 cm, cm )K3 (cm, 26cm, cm)J3 (-)
d. Gambar 1D. Percobaan pengaruh Allelopati Imperata terhadap Zea mays
Kode Polibag
Pola Penanaman Ukuran Tinggi Tanaman(Minggu 1-3 )
A – 1 A1 J1 (cm, 4 cm, cm)A – 2 A1 A2 J1 (cm, 6cm, cm)
J2 (cm, 4cm, cm)A – 4
A1 A2
A3 A4
J1 ( cm, 7cm, cm)J2 ( cm, 6cm, cm)J3 ( cm, 14cm, cm)J4 ( cm, 7cm, cm)
A – 8 A1 J1 (cm, 10.6 cm, cm)J2 (cm, 15cm, cm)
A2 A3 A4
A5 A6 A7
A8
J3 (cm, 20cm, cm)J4 (cm, 6cm, cm)J5 (cm, 20 cm, cm)J6 (cm, 22cm, cm)J7 (-)J8 (-)
BAB V
KESIMPULAN
Dari pelaksanaan praktikum dan pengamatan terhadap tanaman jagung dan
kacang hijau selama kurang lebih 21 dapat di ambil kesimpulan :
1. Pertumbuhan tanaman kacang hijau lebih cepat dari pada tanaman jagung
maka kacang hijau adalah pemenang dalam kompetisi intraspesifik dan
interspesifik.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan intraspesifik dan interspesifik
adalah kepadatan atau jarak tanaman, luas lahan tanam, jenis tanaman, dan
waktu lamanya tanaman hidup.
3. Semakin rapat jarak suatu tanaman maka pertumbuhannya akan semakin
terhambat karena persaingan mendapatkan sumber daya atau unsur hara dari
tanah semakin ketat.
4. Cepat atau lambatnya perkecambahan pada tanaman juga berpengaruh
terhadap menangnya suatu tanaman dalam berkompetisi.
5. Terjadinya kompetisi antar tanaman dapat menyebabkan tanaman mati. Dan
perkembangan tumbuhan yang di beri allelopati tergantung pada konsentrasi
ekstrak, sumber ekstrak, temperatur ruangan, dan jenis tumbuhan yang
dievaluasi serta saat aplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
.
Irwan, Z.D.. 2007. Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakarta: Bumi Aksara
Tim dosen ekologi.2012. Penuntun Panduan Praktikum Ekologi. IAIN Lampung :
Bandar Lampung.
Wirakusumah, S. 1003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas. Jakarta:
UI-Press
top related