laporan praktikum lab k3 kl
Post on 30-Dec-2015
1.232 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” i
LAPORAN PRAKTIKUM
“VIBRATION METER’
Oleh :
Shelia Fajriyah (10101001007)
Dosen Pengampu : Annisyah, SKM, M.Sc
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” ii
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Ba’da salam, sebelumnya penulis mengucapkan syukur kepada Allah
SWT, berkat karunia-Nya berupa setitik ilmu dan pemberian kesehatan serta
kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek Laboratorium
K3/KL ini. Sholawat dan salam hendaknya akan selalu tercurah kepada junjungan
Nabi besar Muhammad SAW. Ucapan terima kasih, penulis ucapkan kepada
Anisya, SKM, M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Laboratorium K3/KL,
kedua orang tua penulis yang tak henti-hentinya memberikan motivasi serta
teman-teman seperjuangan yang mendukung terselesaikannya laporan ini.
Sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah Laboratorium K3/KL, laporan
ini disusun berdasarkan praktek yang dilakukan di Balai Hiperkes Palembang
yang mana, dalam praktek ini diujicobakan pelbagai alat yang mengukur indikator
yang berhubungan dengan K3 dan kesehatan lingkungan, salah satu alatnya yakni
vibration meter, alat untuk mengukur getaran di tempat kerja.
Penulis menyadari bahwa, tak ada gading yang tak retak begitu pula
dengan laporan ini yang masih memiliki banyak kekurangan, oleh karenanya
penulis mengharapkan umpan balik pembaca demi perbaikan penulisan-penulisan
makalah di kemudian hari. Semoga motivasi untuk menulis dan berkarya akan
selalu menyertai penulis.
Akhirul kalam, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Inderalaya, 27 November 2013
Penulis
Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” iii
Daftar Isi
Hal
Halaman Judul ................................................................................ i
Kata Pengantar ................................................................................ ii
Daftar isi ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Vibrasi ............................................................................... 3
2.2 Alat Ukur Vibrasi ................................................................... 6
BAB III PENGUKURAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengukuran .................................................................... 9
3.2 Pembahasan .................................................................... 10
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..................................................................... 12
4.2 Saran ................................................................................. 13
Referensi
Lampiran
Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan kesehatan kerja merupakan pencapaian mutlak yang harus
diperoleh setiap pekerja. Namun, lingkungan dengan segala komponennya
merupakan hal yang tidak bisa dihindari dalam proses paparan terhadap bahaya
dan risiko di tempat kerja baik itu berasal dari faktor fisik, kimia maupun biologis.
Di dalam lingkungan kerja., komponen pekerja dan alat dalam hal ini
mesin merupakan komponen yang saling terkait dan berpengaruh satu sama lain..
Alat, dalam prosesnya bisa menjadi sumber bahaya dan risiko bagi pekerja, salah
satunya yakni bahaya fisik berupa getaran yang dihasilkan alat. Getaran
merupakan komponen fisik dalam lingkungan kerja yang sering terabaikan.
Namun, mengingat dampak getaran yang secara kontinu terhadap pekerja yang
begitu kompleks, merupakan hal yang penting untuk dilakukan kontrol terhadap
getaran dan sumbernya.
Kontrol terhadap getaran pada alat kerja dilakukan sebagai simbolisasi
pengendalian bahaya terhadap pekerja dalam pencapaian keselamatan kesehatan
kerja pakerja. Pada prosesnya, untuk dapat melakukan pengendalian tersebut
langkah awal yang dilakukan adalah identifikasi.bahaya. Identifikasi getaran
dapat dilakukan dengan mengukur besaran getaran yang dihasilkan oleh alat.
Hasil pengukuran getaran dapat memberikan informasi mengenai keadaan yang
sedang dan akan terjadi pada alat dan pengaruhnya terhadap lingkungan[1]
sekitar.Sehingga dengan mengetahui besaran getaran dan pengaruhnya dapat
dilakukan pengendalian yang diharapkan dapat meminimalisasi accident dalam
mencapai keselamatan kesehatan kerja. Saat ini, banyak alat pengukuran getaran
yang tersedia dengan metode-metode tertentu. Salah satu diantaranya adalah
vibration meter. Pengukuran getaran dengan menggunakan vibration meter ini
penting dilakukan untuk mengetahui besaran getaran yang dihasilkan alat baik itu
whole body vibration maupun hand arm vibration. Penggunaan vibration meter
dalam pengukuran besar getaran yang dihasilkan alat ini yang akan dibahas dalam
laporan praktek Laboratorium keselamatan kesehatan kerja.
Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 2
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktek pengukuran terhadap getaran adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui prosedur kerja pengukuran getaran baik itu whole body
vibration maupun hand arm vibration dengan menggunakan alat vibrasi
meter
2. Mengetahui hasil pengukuran getaran dengan menggunakan alat vibrasi
meter
3. Menginterpretasikan hasil pengukuran getaran
Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Vibrasi
Vibrasi merupakan gerakan yang teratur dari benda atau media dengan
arah bolak balik dari kedudukan kesetimbangannya.[2] Getaran adalah gerakan
bolak balik suatu massa yang menjalar ke seluruh tubuh manusa mulai dari tangan
sampai dengan seluruh tubuh akibat getaran alat mekanis yang dipergunakan
dalam tempat kerja melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan. ( Kep
Men Lingkungan Hidup No. 49 tahun 1996 dan Salim, Emil. 2002 dalam [3]).
Adapun jenis getaran adalah sebagai berikut [3] :
1. Getaran Vulkanis
Getaran yang disebabkan oleh adanya ledakan gunung berapi sehingga
mengakibatkan bergeraknya benda yang ada di sekitar sumber ledakan.
2. Getaran Mekanis
Getaran mekanis ini adalah getaran yang disebabkan oleh adanya getaran
mesin-mesin yang bergerak secara mekanik. Getaran mekanis menurut
pajanannya terdapat dua bentuk yaitu [2] :
a. Getaran seluruh badan (whole body vibration) yakni getaran yang
menjalar sampai seluruh tubuh, biasanya diakibatkan oleh goncangan
mesin kendaraan atau traktor.
b. Getaran alat-lengan (hand arm vibration) yakni getaran yang menjalar
hanya sebatas tangan dan lengan. Contohnya cakram gas motor yang
menyala, mixer untuk membuat kue dsb.
3. Getaran Kejut
Dalam aspek keselamatan dan kesehatan kerja, getaran yang menjadi
pokok bahasan adalah getaran mekanis karena terkait dengan kegiatan manusia
yang secara kontinu. Adapun disebutkan sebelumnya bahwa getaran mekanis
terbagi menjadi dua yakni :
Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 4
1. Getaran seluruh badan
Getaran seluruh badan ini berpengaruh terhadap seluruh tubuh dihantarkan
melalui bagian tubuh pekerja dengan frekuensi 5-20 Hz., dengan mesin
yang menghasilkan getaran sebesar 1-20 Hz.Sehingga jika pekerja terpapar
dengan getaran ini secara kontinu akan berdampak buruk bagi kesehatan
pekerja. Dampak buruk terhadap kesehatan tersebut salah satunya adalah
gangguan pada respon fisiologis tubuh manusia atau pekerja [4]. Adapun
dampak dari getaran jenis ini lebih rinci adalah sebagai berikut [2-4]
a. Dampak jangka pendek yang berupa cepat lelah, peningkatan detak
jantung, nyeri punggung, pegal-pegal, kesemutan, shakeness,
penglihatan kabur, sakit kepala, dan gangguan kenikmatan dalam
bekerja
b. Dampak jangka panjang yang berupa gangguan pada sistem
kardiovaskular, gangguan syaraf pusat, gangguan metabolisme,
gangguan sistem endokrin, sistem respiratory, kerusakan tulang hingga
kerusakan fisik secara permanen misalnya ischemic lumbago, serta
mengganggu sistem urologi.
Gejala yang ditimbulkan berdasarkan frekuensi getaran yang diterima
pekerja adalah sebagai berikut [3]:
1. 0,2-0,7 Hz = Mual dan muntah
2. 1-4 Hz = gangguan bernafas
3. 4-10 Hz = nyeri dada dan perut, otot kaku dan geraham kaku
4. 10-20 Hz =sakit kepala, muscular tension, nyeri pada mata, gangguan
bicara, saluran pencernaan dan saluran kencing terganggu
Adapun untuk batas pajanan standard dari getaran seluruh badan ini secara
spesifik belum diatur oleh peraturan yang ada di Indonesia, namun berdasarkan
ISO 2631 standar pajanan getaran seluruh badan ini dibagi menjadi 3 yakni [3] :
1. Mengganggu kenyamanan
2. Meningkatkan kelelahan
3. Mengganggu kesehatan
Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 5
Artinya jika salah satu dari ketiga aspek diatas terjadi ketika pekerja terpajan
getaran seluruh badan maka, dapat diartikan bahwa getaran tersebut sudah
melebihi standar aman bagi pekerja.
2. Getaran alat – tangan
Getaran alat-tangan ini merambat melalui tangan dari operator akibat
pemakaian peralatan yang bergetar. Frekuensi dari getaran alat-tangan in
adalah 20-500 Hz.
Dampak yang ditimbulkan dari getaran jenis segmentasi ini adalah sebagai
berikut[3] :
1. Dampak jangka pendek yakni cepat lelah, pegal-pegal bagian lengan
dan persendian.
2. Dampak jangka panjang dari pajanan getaran segmenatasi ini adalah
penurunan fungsi indera perasa pada jari, kerusakan otot, dan
persendian pada tangan dan lengan , terbentuk noda putih pada telapak
tangan atau dikenal sebagai white finger syndrome, terjadinya gejala
tersebut memerlukan jangka waktu 3 samapai dengan 6 tahun dengan
melalui beberapa stadium yakni :
a. Stadium 1 = ujung jari pucat, dan kaku pada cuaca dinginatau
bangun tidur
b. Stadu=ium 2 = perluasan jari pucat, kesemutan dan kaku
c. Stadium 3 = gejala semakin luas disertai rasa sakit yang hebat.
Pengukuran getaran yang da dibandingkan dengan NAB yang tercantum
pada keputusan Menteri Tenaga Kerja nomor : KEP. 51 /MEN /1999 , mengenai
NAB getaran untuk pemajanan lengan dan tangan adalah [2]:
Tabel 1.1 NAB getaran untuk pemajanan lengan dan tangan
Jumlah Waktu
pemajanan per hari kerja
Nilaipercepatan pada frekuensi dominan
m/detik kuadrat Gram
4 jam dan < 8 jam 4 0,4
2 jam dan < 4 jam 6 0,61
1 jam dan < 1 jam 8 0,81
< 1 jam 12 1,22
Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 6
2.2 Alat Ukur Vibrasi
Pada saat dilakukan pengukuran getaran suatu mesin, maka akan timbul
suatu pertanyaan,untuk apa sebenarnya dilakukan pengukuran tersebut. Dalam
suatu pengukuran jelas bahwa tujuannya adalah untuk mendapatkan data, tetapi
selanjutnya untuk apa data tersebut diambil. Ada beberapa tujuan pengambilan
data getaran suatu mesin, tujuan tersebut adalah [5]:
Pengukuran rutin
Pengukuran referensi (Baseline Measurement)
Pengukuran sebelum dan sesudah perbaikan
Trouble Shooting
Dalam pengambilan data suatu getaran agar supaya informasi mengenai
data getaran tersebut mempunyai arti, maka kita harus mengenal dengan baik alat
yang akan kita gunakan. Ada beberapa alat standard yang biasanya digunakan
dalam suatu pengukuran getaran antara lain [5]
Vibration meter
Vibration analyzer
Shock Pulse Meter
Osiloskop
Pemilihan dari tipe instrumen-instrumen tersebut bergantung pada
kemampuan dari instrumen itu terhadap tujuan kita melakukan pengukuran dan
persyaratan personal yang menggunakannya [6].
Dalam kegiatan praktek laboratorium keselamatan kesehatan kerja ini
dilkaukan pengukuran getaran dengan menggunakan alat vibration meter dengan
tipe HAV-PRO Quest Technologies. Adapun bagian-bagian dari alat ini adalah
sebagai berikut:[7]
1. Batere yang terpisah
2. Kabel data Log
3. Vibration pad (untuk pengukuran getaran seluruh badan) bentuknya
seperti piringan dengan kabel sensornya
Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 7
4. Hand/Arm Sensor ( untuk pengukuran getaran segmentasi) dengan kabel
sensornya (black mounting adapter)
5. Papan tombol dan layar
Adapun tombol yang digunakan dalam pengukuran yaitu [7]:
1. Tombol on/off untuk menghidupkan alat ukur
2. Tombol set up untuk menyetting pengukuran jenis apa yang akan
dilakukan dan menyetting waktu pengukuran
3. Tombol range untuk melihat nilai getaran tertinggi dan terendah dari hasil
pemngukuran
4. Tombol reset untuk menghapus hasil pengukuran sebelumnya (history)
sehingga pengukuran baru dimulai dari 0
Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 8
5. Tombol print untuk mencetak hasil data pengukuran yang terekam pada
alat
6. Tombol recall untuk membuka data yang tersimpan pada alat
7. Tombol store untuk memindahkan data yang tersimpan pada alat ke
komputer
8. Tombol history untuk melihat data yang telah terekam pada alat
9. Adapun tombol lainnya ada tombol scroll ke atas bawah dan kiri kanan,
serta tombol enter pada tengah-tengah tombol scroll
Pada pengukuran getaran menggunakan vibration meter ini, besaran
getarannya dinyatakan dalam satuan akselerasi atau m/detik kuadrat dan diukur
dalam tiga bentuk yakni X untuk dimensi depan belakang, Y untuk dimensi side
to side dan Z untuk dimensi atas bawah pada gerakan getaran [6].
Pada pengukuran getaran dengan menggunakan alat ini tidak semata-mata
data yang dihasilkan merupakan data yang lengkap, namun masih diperlukan
pengukuran lanjutan untuk diperoleh data yang lebih detil dan komprehensif.
Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 9
BAB III
PENGUKURAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengukuran
Pengukuran getaran pada alat dilakukan dengan menggunakan vibration
meter tipe HAV-PRO Quest Technology. Alat yang menjadi objek pengukuran
adalah motor, dimana tempat dudukan motor (jok motor) dianggap sebagai
sumber whole body vibration dan cakram gas tempat tangan diletakkan saat motor
beroperasi dianggap sebagai sumber hand arm vibration. Adapun prosedur
pengukuran getaran pada motor yakni sebagai berikut :
1. Persiapkan alat ukur yakni vibration meter dan motor yang dalam keadaan
on ditempat sebagai sumber getaran yang dalam hal ini dianggap alat yang
menghasilkan getaran.
2. Pada pengukuran whole body vibration digunakan vibration pad yang
bentuknya menyerupai piringan hitam dengan kabel penghubung ke alat
vibration meter, dimana alat ini dihubungkan dengan alat dengan
menyambungkan kabel koneksi ke vibrasi meter bagian atas.
3. Letakkan vibration pad pada dudukan motor dan alat tersebut diduduki
oleh pengendara (pekerja) motor namun, motor tidak mobile.
4. Kemudian hidupkan alat dengan menekan tombol power on/off.
5. Lalu tekan tombol set up dan tekan tombol scroll ke kanan atau ke kiri
hingga ada tulisan operating mode whole body
6. Kemudian pada menu yang sama set up dapat diatur waktu oengukuran
yang diinginkan misalnya 10 menit, tekan tomobol scroll down dan stop
menenkan tombol tersebut hingga muncul tulisan average 10 sec.
7. setelah itu siap dilakukan pengukuran, amati angka yang muncul pada
layar alat hingga nanti selama 10 detik catat angka yang paling banyak
muncul.
8. Kemudian prosedur tersebut namun pada point langkah kedua, karena
pengukuran getaran khusus untuk hand arm vibration jadi digunakan hand
/ arm sensor dengan black mounting adapter yang dihubungkan dengan
alat vibrasi meter persis dengan vibration pad. Dimana sensor alat dan
Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 10
tangan ini dihimpitkan di antara tnagan dan cakran gas motor yang
dihidupkan selama waktu yang diinginkan dan catat hasil pengukuran.
3.2 Pembahasan
Dari hasil pengukuran yang dilakukan terhadap motor diperoleh hasil yakni :
No. Jenis Pengukuran Hasil pengukuran dalam waktu 10 detik
m/detik kuadrat
1 Whole body vibration 0,33
2. Hand arm Vibration 0,48
Hasil diatas meupakan pengukuran getaran dengan dimensi X karena pada
saat pengukuran tidak memungkinkan untuk melihat hasil pengukuran pada
dimensi lain dikarenakan kondisi batere alat yang dalam kondisi lemah.
Sehingga interpretasi secara umum dari hasil pengukuran berdasarkan
perbandingan dengan nilai ambang batas yang distandarkan adalah :
1. Hasil pengukuran getaran seluruh badan diperoleh angka 0,33 m/det
kuadrat, karena memang standar baku untuk getaran jenis ini belum ada,
maka berdasarkan gejala yang ditimbulkan dengan frekuensi getaran
sebesar 0,33 dampak yang mungkin akan ditimbulkan mual dan muntah
terikat dengan variabel waktu pajanannya. Mengingat pengukurannya
dilakukan hanya dalam waktu 10 menit kemungkinan untuk salah dalam
hasil data pengukuran masih sangat besar. Namun, pada dasarnya kembali
pada prinsip ISO 2631 yang jika dalam proses pekerjaan yang berkaitan
dengan vibrasi sudah memasuki tahapan ketidaknyamanan, menimbulkan
kelelahan dan mengganggu kesehatan maka hal ini sudah terkategori tidak
memenuhi standar aman. Akan tetapi aspek acceptable,tollerable, dsb
masih perlu dipertimbangkan.
2. Pada kasus kedua hand-arm vibration diperoleh besaran getaran 0,48
m/det kuadrat. Dari angka ini dapat diasumsikan bahwa kondisi seperti ini
masih dalam kondisi aman karena jika dibandingkan dengan nilai ambang
Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 11
batas yang berdasarkan ketentuan Kep Menteri Tenaga Kerja Nomor 51,
pajanan akan getaran dalam kurun waktu < 8 jam dan 4 jam kerja per hari
tidak boleh melebihi 4 m/detik kuadrat.
Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari praktikum laboratorium keselamatan kesehatan
kerja mengenai vibrasi meter diperoleh bahwa :
1. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur besaran getaran yang
dihasilkan oleh sumber getar pada praktek pengukuran di Balai
Hiperkes Palembang adalah vibration meter,tipe HAV PRO Quest
Technologies.
2. Pada proses pengukuran getaran, dilakukan dua jenis pengukuran
getaran yakni pengukuran getaran seluruh badan dan pengukuran
getaran segmental yang objek sumber getarnya adalah motor yang
dalam kondisi on.
3. Pada prosesnya pengukuran getaran membutuhkan tahapan proses
mulai dari persiapan alat dan sumber getaran yang akan diukur hingga
nanti didapatkan data getaran yang diharapkan.
4. Dari hasil pengukuran getaran dengan sumber getaran berupa motor
dilihat dari aspek getaran seluruh badan, dengan hasil pengukuran
yang demikian dapat dikatakan getaran dengan besaran 0,33 m/detik
memiliki peluang untuk mengakibatkan pengendara mual dan muntah
dalam kurun waktu tertentu tentu tidak terlepas dari aspek lain seperti
kondisi fisiologis pengendara dsb.
5. Dari hasil pengukuran getaran segmental diperoleh kesimpulan bahwa
sumber getaran dalam hal ini motor masih dalam batas aman bagi
pengendara karena nilai getaran yang dihasilkan dalam pengukuran
tidak melebihi nilai ambang batas yang telah ditetapkan.
Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 13
4.2 Saran
1. Pengukuran getaran seharusnya dilakukan berulang kali untuk
meminimisasi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran.
2. Pengukuran getaran dilakukan dalam waktu yang berkala sehingga
dapat diperoleh informasi apakah telah terjadi kesalahan sistem
pada mesin atau tidak dari pola getaran yang dihasilkan.
3. Pada proses pengukuran sebaiknya hasil yang telah disimpan
dalam alat vibration meter dicetak dalam bentuk print out yang
berwujud kurva pola getaran sehingga informasi yang diperoleh
lebih bersifat informatif bagi peneliti yang membutuhkan data
getaran.
4. Pada pengukuran getaran dengan menggunakan alat vibration
meter, alat ini hanya mengukur nilai keseluruhan atau nilai secara
umum dari besarnya getaran yang dihasilkan oleh sumber getaran
tanpa memberikan informasi mengenai frekuensi getarannya
sehingga untuk melengkapi data yang diperoleh sebaiknya
dilakukan pengukuran lanjutan dengan alat lain yang dapat
menyajikan informasi mengenai getaran yang lebih lengkap dan
disesuaikan juga dengan tujuan pengukuran.
5. Setelah dilakukan pengukuran dan didapatkan hasil pengukuran,
sebaiknya dianalisis dan ditindaklanjuti sebagai langkah
pengendalian jika memang hasil pengukuran menunjukkan kondisi
yang telah melewati ambang batas pajanan.
Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 14
Referensi
1.Anonymous, BAB I PENDAHULUAN in Getaran, Institute Teknologi Surabaya:
Surabaya. p. 2-8.
2.Budiono, A.M.S., R.M.S. Jusuf, and A. Pusparini, eds. Bunga Rampai Hiperkes
dan Keselamatan Kerja. 2003, Badan Penerbit Universitas Diponegoro:
Semarang.
3.Annisyah, Vibration Control. 2013, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sriwijaya: Palembang.
4.Griffin, M.J., Handbook of Human Vibration. 1990, Academic Press Inc:
London.
5.Fajar (2011) Pengukuran Getaran. Volume, 1. Laporan praktikum K3/KL
6.Knowledge, O.B.o., Physical Hazard ; Noise and Vibration, S.I.o. Australia,
Editor. 2012, Safety Institute of Australia Ltd: Victoria, Australia.
7.technologies, Q., Human Vibration Meter. 2003, Corporate Center Drive: USA.
Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 15
Lampiran
top related