laporan tahunan direktorat budidaya serealia tahun 2015sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/laporan...
Post on 11-Jun-2018
320 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia i
KATA PENGANTAR
Sebagai salah satu unit kerja Eselon II di lingkup Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan, Direktorat Budidaya Serealia sesuai Tupoksinya pada tahun 2015 telah
melakukan berbagai kegiatan untuk mendukung tercapainya sasaran program dan
kegiatan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Laporan Tahunan ini berisi laporan
pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Budidaya
Serealia maupun yang merupakan hasil koordinasi dengan seluruh stake holders
baik pusat maupun daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) selama tahun 2015.
Dengan tersusunnya laporan tahunan ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang perkembangan di bidang Budidaya Serealia, diharapkan laporan ini dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perencanaan pengembangan
Budidaya Serealia pada masa yang akan datang.
Kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam pelaksanaan Tupoksi
Kegiatan Direktorat Budidaya Serealia selama Tahun 2015 disampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Jakarta, Januari 2016
Direktur Budidaya Serealia,
Dr. Ir. Nandang Sunandar, MP NIP 196809071994031002
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………………. i DAFTAR ISI …………………………………………………………. ii DAFTAR TABEL …………………………………………………………. iv DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………. v DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. vi DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………. vii I. PENDAHULUAN …………………………………………………………. 1 II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI) DIREKTORAT BUDIDAYA
SEREALIA……………………………………………………………………....... 3
III. PELAKSANAAN PROGRAM
1. Padi ................................................................................ 20
2. Jagung ………………………………………………………….. 21
3. Kegiatan GP-PTT Pendukung Produksi Padi dan Jagung
Tahun 2015 ………………………………………………………….. 23
4. Serealia Lainnya ………………………………………………………….. 29
5. Permasalahan dan Upaya Tindaklanjut ………………………………….. 33
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Dialog Pimpinan dan FGD Serealia ………………..…………………… 38
2. Gerakan Panen dan Tanam ……………………………………………… 40
a. Gerakan Panen Padi ………………………………………………….. 40
b. Gerakan Tanam Padi …………………………………………………… 56
3. Pertemuan-pertemuan
a. Konsolidasi GP-PTT Padi, Jagung, dan Kedelai ……………………. 62
b. Workshop Konsolidasi GP-PTT Padi dan Jagung serta
APBN-Jagung Hibrida ……………………………………………… 64
c. Koordinasi Pemantapan Peningkatan Produksi PJK dan
Pemantapan Kegiatan Produksi Serealia Tahun 2016 …………….. 66
Laporan Tahunan 2015
iii Direktorat Budidaya Serealia
4. Monitoring Budidaya Padi Lahan Kering ..……………………………….. 69
5. Monitoring Optimalisasi Jagung ………………………………………….. 70
6. Bimbingan Budidaya Padi Tadah Hujan …………………………………. 74
7. Monitoring Budidaya Padi Tadah Hujan ……….…………………………. 77
8. Bimbingan Pengembangan Serealia Lain .. …………………………….. 78
9. Bimbingan Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering Mendukung GP-PTT.. 80
10. Monitoring Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering Menukung GP-PTT … 81
11. Monitoring Peningkatan Produksi Padi Rawa Mendukung GP-PTT
Padi …………………………………………………………………………… 82
12. Pengembangan Karakter SDM …………………………….………………. 83
V. KEGIATAN KETATAUSAHAAN
1. Urusan Kepegawaian …………………………………………………… 87
2. Urusan Persuratan ………………………………………………… 90
3. Urusan Rumah Tangga dan Perlengkapan ………………………………… 91
4. Urusan Pelaporan ………………………………………………….. 92
5. Pelaksanaan DIPA Pusat TA 2015 ………………………………………. 92
IV. PENUTUP …………………………………………………………. 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia iv
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi
Tahun 2015 …………………………………………………………………….. 20
2. Perkembangan Produksi Padi Tahun 2011 – 2015 ................................. 21
3. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Jagung
Tahun 2015 .............................................................................................. 22
4. Perkembangan Produksi Jagung Tahun 2011 – 2015 ............................... 22
5. Realisasi Bansos GP-PTT Padi dan Jagung Tahun 2015 ........................ 24
6. Capaian Tanam GP-PTT Padi dan Jagung terhadap
Realisasi Bansos Tahun 2015 .................................................................. 25
7. Capaian Produktivitas GP-PTT Padi dan Jagung Tahun 2015 .................... 26
8. Capaian Produktivitas GP-PTT Padi dan Jagung Tahun 2015
terhadap Produktivitas Tahun Sebelumnya (ATAP 2014) dan
Lima Tahun Terakhir (Tahun 2011-2015) .................................................. 27
9. Capaian Produktivitas GP-PTT Padi terhadap Target Penetapan
Kinerja Direktorat Budidaya Serealia ........................................................ 28
10. Capaian Produktivitas GP-PTT Jagung terhadap Target Penetapan
Kinerja Direktorat Budidaya Serealia ....................................................... 29
11. Pengembangan Komoditi Serealia Lain Tahun 2015 ………………………. 31
12. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Komoditas Serealia Lain Tahun 2015 ………………………………………. 32
13. Pelaksanaan Pengembangan Serealia Lain Melalui Swadaya
Petani dan APBN I dan II Tahun 2015 ………………………………………… 32
14. Realisasi Tanam Optimasi Lahan Tahun 2015 …………….……………….. 73
15. Luas Sawah di Provinsi Jambi (2010-2013) ..............……………….. 75
16. Potensi Lahan untuk Pengembangan Sorgum di Indonesia........................ 79
17. Distribusi Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan ……………………. 87
18. Pembayaran Gaji Pegawai Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015 … 90
19. Realisasi Anggaran Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015
Sampai dengan 31 Desember 20145....................................................... 93
Laporan Tahunan 2015
v Direktorat Budidaya Serealia
DAFTAR GRAFIK
Halaman
1. Perkembangan Produksi Padi Tahun 2011 – 2015 .................................... 19
2. Perkembangan Produksi Jagung Tahun 2011 – 2015 ................................ 23
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Hamparan dan Areal Panen Pertanaman GP-PTT Padi ………………… 49
2. Panen raya oleh Direktur Budidaya Serealia (Mewakili Menteri Pertanian RI)
dihadiri Bupati Bolang Mongondow Utara, Kadis Pertanian Provinsi
Sulawesi Utara, Kepala BPTP Sulawesi Utara,BPS, Karantina,
Danramil dan Kepala SKPD Bolaang Mongondow Utara …………………. 53
3. Panen Raya GP-PTT Padi 2015 menggunakan varietas Ciherang
dengan sistem Jajar Legowo …………………………………………………. 53
4. Pengembangan Karakter SDM Tahun 2015 …………………………. 86
Laporan Tahunan 2015
vii Direktorat Budidaya Serealia
DAFTAR LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015
2. Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi
Tahun 2015
3. Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung
Tahun 2015
4. Lampiran Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015
5. Penetapan Kinerja Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015
6. Rerata Produksi Padi LimaTahun Terakhir (Tahun 2011-2015)
7. Rerata Produksi Jagung Lima Tahun Terakhir (Tahun 2011-2015)
8. Rerata Perkembangan Luas Panen Padi Lima Tahun Terakhir (Tahun 2011-
2015)
9. Rerata Perkembangan Luas Panen Jagung Lima Tahun Terakhir (Tahun 2011-
2015)
10. Rerata Perkembangan Produktivitas Padi Lima Tahun Terakhir (Tahun 2011-
2015)
11. Rerata Perkembangan Produktivitas Jagung Lima Tahun Terakhir (Tahun 2011-
2015)
12. Realisasi Bansos, Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas GP-PTT Padi
Tahun 2015
13. Realisasi Bansos Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas GP-PTT Jagung
Tahun 2015
14. Realisasi Anggaran Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015
15. Realisasi Pembayaran Gaji Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 1
I. PENDAHULUAN
Direktorat Budidaya Serealia, merupakan salah satu Direktorat di lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, yang secara tupoksi membidangi komoditas padi, jagung dan serealia lain, utamanya gandum dan sorgum. Masing-masing komoditas memegang peranan yang sangat strategis dalam mendukung upaya melanjutkan swasembada pangan menuju ke kemandirian secara nasional.
Padi/beras merupakan komoditas strategis yang berperan penting dalam perekonomian dan ketahanan pangan nasional, karena beras merupakan makanan pokok bangsa Indonesia dan menopang kehidupan lebih dari 60% petani di Indonesia. Berdasarkan data BPS, beras merupakan komoditas penyumbang inflasi yang cukup besar dalam tahun 2015. Selain itu komoditas beras telah menjadi komoditas politis yang ketersediaanya selalu menjadi sorotan publik, dijadikan indikator kinerja pemerintah dalam penyediaan pangan.
Produksi beras pada tahun 2015 berdasarkan data dan perhitungan yang ada sampai saat ini, secara nasional masih menyukupi kebutuhan dalam negeri dan bahkan surplus sebesar 4,608 juta ton setara beras.
Jagung merupakan komoditas strategis kedua setelah padi yang diharapkan akan terus berswasembada pada tahun 2015 sebagaimana padi/beras. Jagung merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya ayam ras. Di beberapa wilayah di Indonesia (Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, NTT), jagung (jagung putih) merupakan bahan makanan pokok setelah beras. Selain itu jagung digunakan untuk bahan baku industri lain seperti, minyak jagung, tepung jagung (maizena), digunakan langsung untuk pakan ternak (ayam, bebek, burung dara) serta industri makanan lainnya (bihun, emping jagung, campuran kopi, marning, dll). Sebagaimana beras, berdasarkan data dan perhitungan yang ada kebutuhan jagung untuk bahan baku pakan ternak yang +7 juta ton dalam setahun mampu dipenuhi, namun sampai akhir Desember 2015 diperkirakan impor jagung telah mencapai 3,2 juta ton. Banyak hal yang mengakibatkan kondisi tersebut terjadi antara lain mulai dari sebaran panen yang tidak merata sepanjang tahun, mutu yang belum sesuai standart yang diminta pabrik pakan, sampai harga yang juga cukup tinggi selama tahun 2015.
Gandum dan sorgum, merupakan komoditas yang diharapkan mampu dipacu pengembangannya dalam rangka mensubtitusi gandum impor, dimana volume impor terus meningkat. Dalam pengembangan gandum dan sorgum pada tahun 2015 banyak terkendala oleh faktor teknis yang lain seperti langkanya benih yang bermutu.
Kebijakan umum yang ditempuh untuk mendukung pencapaian sasaran produksi tahun 2015 tersebut adalah : a) Swasembada pangan berkelanjutan secara Nasional bukan wilayah (pulau/prop/kab/kota); b) Pemberian Subsidi sarana produksi (benih dan Pupuk); c) Perlindungan terhadap harga melalui penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk padi ; d) Fasilitasi pembiayaan, bantuan benih, pupuk dan peralatan pra dan pasca panen; e) Meningkatkan
Laporan Tahunan 2015
2 Direktorat Budidaya Serealia
pembinaan dan pendampingan petani/lelompoktani dalam rangka peningkatan produktivitas dan produksi serealia; f) untuk sorgum dan gandum dilakukan demfarm di lokasi yang cocok.
Sejalan dengan kebijakan tersebut serta dengan mempertimbangkan potensi dan kendala serta peluang yang ada, strategi dalam peningkatan produksi tanaman pangan ditempuh melalui: a) Upaya ekstensifikasi dan sosialisasi pada daerah baru, b) pembinaan dan pengembangan daerah sentra (PAT), c)pengembangan pola kemitraan di daerah sentra produksi, d) penguatan kelembagaan dan pembiayaan.
Operasionalisasi dari strategi tersebut dilaksanakan melalui 2 fokus kegiatan yaitu a) Pembinaan umum terhadap areal pertanaman yang ada melalui kegiatan gerakan, dem-plot/dem-area, penyuluhan, dengan materi optimalisasi penerapan teknologi, pengendalian OPT, banjir & kekeringan, penguatan kelembagaan kelompok tani, peningkatan IP dan teknologi budidaya lainnya; b) Fokus pembinaan budidaya melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) untuk peningkatan produktivitas komoditas padi, jagung di wilayah tertentu. Dengan pola ini diharapkan terbina kawasan-kawasan andalan untuk komoditas tanaman pangan padi, dan jagung.
Upaya pencapaian produksi padi dan jagung tahun 2015 melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) difokuskan pada peningkatan produktivitas dengan peningkatan kualitas GP-PTT berbasis pola pola kawasan dan non kawasan. Pada tahun 2015 luas GP-PTT Padi adalah 350.000 ha, yang di alokasikan pada Padi inbrida Kawasan seluas seluas 75.000 ha ha, Padi inbrida non kawasan seluas 225.000 ha dan Padi hibrida non kawasan seluas 50.000 ha. Sedangkan GP-PTT Jagung seluas 102.000 ha di alokasikan pada Jagung kawasan seluas 10.500 ha dan Jagung non kawasan seluas 91.500 ha.
Untuk mendukung pencapaian sasaran program dilakukan berbagai kegiatan lain selama tahun 2015 sesuai dengan Tugas dan Fungsi. Kegiatan-kegiatan tersebut baik yang didanai melalui APBN, APBD maupun dari berbagai sumber lain di luar Kementerian Pertanian.
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 3
II. TUGAS DAN FUNGSI
DIREKTORAT BUDIDAYA SEREALIA
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian, Direktorat Budidaya Serealia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya serealia. Dalam melaksanakan tugas tersebut Direktorat Budidaya Serealia menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung dan serealia lainnya.
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung dan serealia lainnya.
c. Penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lainnya.
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lainnya.
e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Petanian, Direktorat Budidaya Serealia terdiri dari :
1. Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa
2. Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering
3. Subdirektorat Jagung
4. Subdirektorat Serealia Lainnya
5. Subbagian Tata Usaha
Uraian tugas masing-masing Subdirektorat adalah sebagai berikut:
1. Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa
Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi dan rawa. Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa, menyelenggarakan fungsi :
Laporan Tahunan 2015
4 Direktorat Budidaya Serealia
a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa;
c. Penyiapan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang budidaya padi irigasi dan rawa;
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi dan rawa.
Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa terdiri dari :
- Seksi Padi irigasi
- Seksi Padi Rawa
1) Seksi Padi Irigasi
Seksi Padi Irigasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi.
Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah :
a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang padi irigasi, yang kegiatannya meliputi :
- mengumpulkandata dan informasi bahan penyusunan kebijakan budidaya padi irigasi;
- menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi;
- menyiapkan bahan-bahan koordinasi dengan instansi terkait;
- menyajikan konsep koordinasi dengan instansi terkait.
b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, yang kegiatannya meliputi :
- mengumpulkan data dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan budidaya padi irigasi;
- menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan budidaya padi irigasi;
- menyusun bahan pelaksanaan kebijakan budidaya padi irigasi.
c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis di bidang budidaya padi irigasi;
- menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur di bidang budidaya padi irigasi;
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 5
- menyiapkan bahan penyusunan peningkatan mutu di bidang budidaya padi irigasi;
- menyiapkan bahan penyusunan data base di bidang budidaya padi irigasi;
- menyiapkan bahan penyusunan pengembangan di bidang budidaya padi irigasi berdaya saing dan jenis unggul.
d. Melakukan penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis di bidang budidaya padi irigasi, yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan penyusunan pemberian bimbingan teknis di bidang budidaya padi irigasi.
- menyiapkan bahan penyusunan peningkatan mutu di bidang budidaya padi irigasi;
- menyiapkan bahan penyusunan data base di bidang budidaya padi irigasi;
- menyiapkan bahan penyusunan pengembangan di bidang budidaya padi irigasi berdaya saing dan penguatan kelembagaan.
e. Melakukan penyiapan bahan pemberian evaluasi teknis, yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan penyusunan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi;
- menyiapkan bahan penyusunan teknis di bidang budidaya padi irigasi;
- menyiapkan bahan penyusunan peningkatan mutu di bidang budidaya padi irigasi;
- menyiapkan bahan penyusunan data base di bidang budidaya padi irigasi;
- menyiapkan bahan penyusunan pengembangan di bidang budidaya padi irigasi berdaya saing dan penguatan kelembagaan.
2) Seksi Padi Rawa
Seksi Padi Rawa mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi rawa.
Rincian tugas pekerjan tersebut adalah :
a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi rawa, yang kegiatannya meliputi :
- mengumpulkan data dan informasi bahan penyusunan kebijakan budidaya padi rawa;
Laporan Tahunan 2015
6 Direktorat Budidaya Serealia
- menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi rawa;
- menyiapkan bahan-bahan koordinasi dengan instansi terkait;
- menyajikan konsep koordinasi dengan instansi terkait.
b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan yang kegiatannya meliputi :
- mengumpulkan data dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan budidaya padi rawa;
- mengolah, menganalisis data dan informasi pelaksanaan kebijakan budidaya padi rawa;
- menyajikan konsep pelaksanaan kebijakan budidaya padi rawa.
c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan dan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang budidaya padi rawa yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis dibidang budidaya padi rawa;
- menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur di bidang budidaya padi rawa;
- menyiapkan bahan penyusunan identifikasi usaha tani lahan pasang surut di bidang budidaya padi rawa;
- menyiapkan bahan penyusunan teknologi spesifikasi di bidang budidaya padi rawa;
- menyiapkan bahan penyusunan kerangka acuan pengamatan pola produksi di bidang budidaya padi rawa;
- menyiapkan bahan penyusunan peningkatan indeks pertanaman pada berbagai tipe lahan dan perluasan areal baru;
- menyiapkan bahan penyusunan pendayagunaan lahan untuk mendukung produksi padi rawa;
d. Melakukan penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis, yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan penyusunan pemberian bimbingan teknis, di bidang budidaya padi rawa;
- menyiapkan bahan penyusunan uji coba teknologi baru yang meningkatkan produksi secara kualitas dan kuantitas di bidang budidaya padi rawa;
- menyiapkan bahan penyusunan teknologi spesifik lahan yang berhubungan dengan peningkatan di bidang budidaya padi rawa;
- menyiapkan bahan penyusunan pola pertanaman melalui demontrasi di bidang budidaya padi rawa.
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 7
e. Melakukan penyiapan bahan pemberian evaluasi, yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan penyusunan evaluasi di bidang budidaya padi rawa;
- menyiapkan bahan penyusunan teknis dibidang budidaya padi rawa;
- menyiapkan bahan penyusunan peningkatan penerapan teknologi baru pada petani dalam rangka penyusunan pola pertanaman dan peningkatan indeks pertanaman di bidang budidaya padi rawa;
- menyiapkan bahan penyusunan spesifikasi lokasi untuk peningkatan produksi baik secara kualitas maupun kuantitas di bidang budidaya padi rawa;
- menyiapkan bahan penyusunan pola pertanaman sesuai dengan hasil teknologi baru di bidang budidaya padi rawa berdaya saing dan penguatan kelembagaan.
2. Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering
Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi tadah hujan dan lahan kering. Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering, menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi tadah hujan dan lahan kering.
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya padi tadah hujan dan lahan kering.
c. Penyiapan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang budidaya padi tadah hujan dan lahan kering.
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya tadah hujan dan lahan kering.
Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering teridiri dari :
- Seksi Padi Tadah Hujan
- Seksi Padi Lahan Kering
1) Seksi Padi Tadah Hujan
Seksi Padi Tadah Hujan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi tadah hujan.
Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah :
Laporan Tahunan 2015
8 Direktorat Budidaya Serealia
a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi tadah hujan, yang kegiatannya meliputi :
- mengumpulkan data informai bahan penyusunan kebijakan budidaya padi tadah hujan;
- menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi tadah hujan;
- melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan stake holders;
- menyajikan konsep kebijakan budidaya padi tadah hujan.
b. Melakukan penyiapan bahan kebijakan, yang kegiatannya meliputi :
- mengumpulkan data dan informasi bahan kebijakan budidaya padi tadah hujan;
- mengolah dan menganalisa data dan informasi kebijakan budidaya padi tadah hujan;
- menyajikan konsep kebijakan budidaya padi tadah hujan.
c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman kriteria, dan prosedur yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis dibidang budidaya padi tadah hujan;
- menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur di bidang budidaya padi tadah hujan;
- menyiapkan bahan penyusunan penerapan teknologi di bidang budidaya padi tadah hujan;
- penyiapkan bahan penyususunan pengelelolaan dibidang budidaya padi tadah hujan;
- penyiapkan bahan penyusunan pengembangan di bidang padi tadah hujan.
d. Melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan penyusunan bimbingan teknis di bidang budidaya padi tadah hujan;
- menyiapkan bahan peningkatan mutu di bidang budidaya padi tadah hujan;
- menyusun data base di bidang budidaya padi tadah hujan;
- menyiapkan bahan pengembangan di bidang budidaya padi tadah hujan berdaya saing dan penguatan kelembagaan.
e. Melakukan penyiapan bahan evaluasi, yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan evaluasi di bidang budidaya padi tadah hujan;
- menyiapkan bahan teknis di bidang budidaya padi tadah hujan;
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 9
- menyiapkan bahan peningkatan mutu di bidang budidaya padi tadah hujan;
- menyiapkan bahan inventarisasi dan identifikasi di bidang budidaya padi tadah hujan;
- menyiapkan bahan penyusunan analisis pelaporan di bidang budidaya padi tadah hujan.
2) Seksi Padi Lahan Kering
Seksi Padi Lahan Kering mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi lahan kering.
Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah :
a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan dibidang budidaya padi lahan kering yang kegiatannya meliputi :
- mengumpulkan data dan informasi bahan penyusunan kebijakan budidaya padi lahan kering;
- menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi lahan kering;
- melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan stake holders untuk menyusun kebijakan;
- menyajikan konsep kebijakan budidaya padi lahan kering.
b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, yang kegiatannya meliputi :
- mengumpulkan data dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan budidaya padi lahan kering;
- mengolah dan menganalisis data dan informasi pelaksanaan kebijakan budidaya padi lahan kering;
- menyajikan konsep pelaksanaan kebijakan budidaya padi lahan kering.
c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan kebijakan teknis di bidang budidaya padi lahan kering;
- menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur, di bidang budidaya padi lahan kering;
- menyiapkan bahan teknologi spesifikasi di bidang budidaya padi lahan kering;
- menyiapkan bahan penerapan teknologi di bidang budidaya padi lahan kering;
Laporan Tahunan 2015
10 Direktorat Budidaya Serealia
- menyiapkan bahan pengelolaan di bidang budidaya padi lahan kering.
d. Melakukan penyiapkan bahan bimbingan teknis, yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan penyusunan bimbingan teknis di bidang budidaya padi lahan kering;
- menyiapkan bahan penyusunan uji coba teknologi baru yang meningkatkan produksi secara kualitas dan kuantitas di bidang budidaya padi lahan kering;
- menyiapkan bahan monitoring terhadap perkembangan teknologi di bidang budidaya padi lahan kering;
- menyiapkan bahan konsultasi pola tanam di bidang budidaya padi lahan kering.
e. Melakukan penyiapan bahan evaluasi, yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan evaluasi di bidang budidaya padi lahan kering;
- menyiapkan bahan teknis di bidang budidaya pada lahan kering;
- menyiapkan bahan penyusunan inventarisasi dan identifikasi di bidang budidaya pada lahan kering;
- menyiapkan bahan penyusunan analisis terhadap di bidang budidaya padi lahan kering;
- menyiapkan bahan penyusunan laporan hasil pola tanam di bidang budidaya padi lahan kering.
3. Subdirektorat Jagung
Subdirektorat Jagung mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya jagung. Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Jagung, menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang intensifikasi dan
pengembangan budidaya jagung.
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya jagung.
c. Penyiapan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya jagung.
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya jagung.
Subdirektorat Jagung terdiri dari :
- Seksi Intensifikasi Jagung
- Seksi Pengembangan Jagung
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 11
1) Seksi Intensifikasi Jagung
Seksi Intensifikasi Jagung mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang intensifikasi budidaya jagung.
Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah :
a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang intensifikasi budidaya jagung , kegiatannya meliputi :
- mengumpulkan data dan informasi intensifikasi budidaya jagung;
- menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di bidang intensifikasi budidaya jagung;
- menyajikan konsep rancangan kebijakan di bidang intensifikasi budidaya jagung.
b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, yang kegiatannya meliputi :
- mengumpulkan data dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan intensifikasi budidaya jagung;
- menganalisisdata dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan intensifikasi budidaya agung;
- menyajikan konsep pelaksanaan kebijakan intensifikasi budidaya jagung.
c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang intensifikasi budidaya jagung, yang kegiatannya meliputi :
- mengumpulkan data dan informasi pelaksanaan di bidang intensifikasi budidaya jagung;
- menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis di bidang intensifikasi budidaya jagung;
- menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur dibidang intensifikasi budidaya jagung;
- menyiapkan bahan penyusunan kerjasama dengan pihak terkait dalam penerapan di bidang intensifikasi budidaya jagung;
- konsultasi dan koordinasi kelembagaan teknis dengan intansi terkait untuk pengembangan budidaya jagung;
- menyiapkan bahan penyusunan pengelolaan budidaya jagung;
- menyiapkan bahan penyusunan rumusan kebijakan manajemen produksi usaha tani di bidang intensifikasi budidaya jagung.
Laporan Tahunan 2015
12 Direktorat Budidaya Serealia
d. Melakukan penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis, yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan penyusunan pemberian bimbingan teknis di bidang intensifikasi budidaya jagung;
- menyiapkan bahan penyusunan peningkatan mutu di bidang intensifikasi budidaya jagung;
- menyiapkan bahan penyusunan monitoring dan konsultasi pelaksanaan kegiatan di bidang intensifikasi budidaya jagung;
- menyiapkan bahan penyusunan pembinaan dan pemantauan penerapan teknologi di bidang intensifikasi budidaya jagung;
- menyiapkan bahan penyusunan pengelolaan intensifikasi budidaya jagung serta bimbingan penguatan kelembagaan.
e. Melakukan penyiapan bahan evaluasi, yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan di bidang intensifikasi budidaya jagung;
- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan pengembangan intensifikasi budidaya jagung;
- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan peningkatan mutu di bidang intensifikasi budidaya jagung.
2) Seksi Pengembangan Jagung
Seksi Pengembangan Jagung mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan budidaya jagung.
Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah :
a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang pengembangan budidaya jagung yang kegiatannya meliputi :
- mengumpulkan data dan informasi rencana pengembangan budidaya jagung;
- menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di bidang pengembangan budidaya jagung;
- menyajikan konsep rancangan kebijakan pengembangan budidaya jagung.
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 13
b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan yang kegiatannya meliputi :
- mengumpulkan data dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan pengembangan budidaya jagung;
- mengolah dan menganalisis data dan informasi pelaksanaan kebijakan pengembangan budidaya jagung;
- menyajikan konsep pelaksanaan kebijakan pengembangan budidaya jagung.
c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang pengembangan budidaya jagung, yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis di bidang pengembangan budidaya jagung;
- menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur di bidang pengembangan budidaya jagung;
- menyiapkanbahan penyusunan identifikasi dan pengumpulan data serta spesifikasi di bidang pengembangan budidaya jagung;
- menyiapkan bahan penyusunan penerapan teknologi di bidang pengembangan budidaya jagung;
- menyiapkan bahan penyusunan pengelolaan daerah/ lokasi di bidang pengembangan budidaya jagung;
- konsultasi teknis anjuran di bidang pengembangan budidaya jagung.
d. Melakukan penyiapan bahan pemberian bimbingan yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan penyusunan pemberian bimbingan teknis di bidang pengembangan budidaya jagung;
- menyiapkan bahan penyusunan identifikasi teknologi pola tanam di bidang pengembangan budidaya jagung;
- menyiapkan bahan penyusunan uji coba teknologi baru untuk meningkatkan produksi secara kualitas dan kuantitas di bidang pengembangan budidaya jagung;
- menyiapkan bahan penyusunan teknologi spesifikasi lokasi yang berhubungan dengan peningkatan pola tanam di bidang pengembangan budidaya jagung;
- menyiapkan bahan penyusunan sosialisasi teknologi peningkatan produksi secara kualitas dan kuantitas di bidang pengembangan budidaya jagung.
Laporan Tahunan 2015
14 Direktorat Budidaya Serealia
e. Melakukan penyiapan bahan evaluasi teknis yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan di bidang pengembangan budidaya jagung;
- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan teknis di bidang pengembangan budidaya jagung;
- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan penerapan teknologi baru dan peningkatan indeks pertanaman di bidang pengembangan budidaya jagung;
- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan anjuran teknologi yang sesuai dengan daerah / lokasi yang dapat meningkatkan produksi di bidang pengembangan budidaya jagung.
4. Subdirektorat Serealia Lainnya.
Subdirektorat Serealia Lainnya mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya serealia lainnya. Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Serealia lainnya, menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya serealia lainnya.
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya serealia lainnya.
c. Penyiapan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya serealia lainnya.
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya serealia lainnya.
Subdirektorat Serealia Lainnya terdiri dari :
- Seksi Intensifikasi Serealia Lainnya
- Seksi Pengembangan Serealia Lainnya
1) Seksi Intensifikasi Serealia Lainnya
Seksi Intensifikasi Serealia Lainnya mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya.
Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah :
a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya, yang kegiatannya meliputi :
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 15
- mengumpulkan data dan informasi intensifikasi budidaya serealia lainnya;
- menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di intensifikasi budidaya serealia lainnya;
- menyajikan konsep pelaksanaan kebijakan di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya;
b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, yang kegiatannya meliputi :
- pengumpulan data dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan intensifikasi budidaya serealia lainnya;
- menganalisis data dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan intensifikasi budidaya serealia lainnya;
- menyajikankonsep pelaksanaan kebijakan intensifikasi budidaya serealia lainnya.
c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya;
- menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya;
- menyiapkan bahan penyusunan peningkatan mutu di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya;
- menyiapkan bahan penyusunan data base di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya;
- menyiapkan bahan penyusunan pengembangan di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya.
d. Melakukan penyiapan bahan pemberian bimbangan teknis, yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan penyusunan pemberian bimbingan teknis di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya;
- menyiapkan bahan penyusunan peningkatan mutu di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya;
- menyiapkan bahan penyusunan penyebarluasan teknologi di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya;
- menyiapkan bahan penyusunan pembinaan dan pemantauan penerapan teknologi di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya;
- menyiapkan bahan penyusunan pengelolaan budidaya serealia lainnya serta bimbingan penguatan kelembagaan.
Laporan Tahunan 2015
16 Direktorat Budidaya Serealia
e. Melakukan penyiapan bahan evaluasi yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan di bidang budidya serealia lainnya;
- menyiapkan bahan penyusunan teknis di bidang intensifikasi serealia lainnya;
- menyiapkan bahan penyusunan peningkatan mutu di bidang intensifikasi serealia lainnya;
- menyiapkan bahan penyusunan data base di bidang intensifikasi serealia lainnya;
- menyiapkan bahan penyusunan pengembangan komoditi tanaman serealia lainnya berdaya saing dan jenis unggul.
2) Seksi Pengembangan Serealia Lainnya
Seksi Pengembangan Serealia Lainnya mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosdur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya.
Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah :
a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebjakan di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya, yang kegiatannya meliputi :
- mengumpulkan data dan informasi rencana pengembangan budidaya serealia lainnya;
- menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya serealia lainnya;
- menyajikan konsep rancangan kebijakan pengembangan budidaya serealia lainnya.
b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, yang kegiatannya meliputi :
- mengumpulkandata dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan pengembangan budidaya serealia lainnya;
- mengolah dan menganalisis data dan informasi pelaksanaan kebijakan pengembangan budidaya serealia lainnya;
- menyajikan konsep pelaksanaan kebijakan pengembangan budidaya serealia lainnya.
c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya;
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 17
- menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya;
- menyiapkan bahan penyusunan identifikasi dan pengumpulan data serta spesifikasi di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya;
- menyiapkan bahan penyusunan penerapan teknologi di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya;
- menyiapkan bahan penyusunan pengelolaan daerah/lokasi di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya.
d. Melakukan penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis, yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan penyusunan pemberian bimbingan teknis di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya;
- menyiapkan bahan penyusunan penyebarluasan teknologi di bidang budidaya serealia lainnya;
- menyiapkan bahan penyusunan monitoring dibidang pengembangan budidaya serealia lainnya;
- konsultasi pola tanam di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya.
e. Melakukan penyiapan bahan evaluasi, yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya;
- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan teknis di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya;
- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan inventarisasi dan identifikasi di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya;
- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan analisa di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya.
5. Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga, dan surat menyurat, serta kearsipan direktorat.
Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah :
a. Melakukan urusan kepegawaian, yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan rencana kebutuhan, pengembangan, mutasi, pensiun dan kesejahteraan pegawai;
- menyiapkan bahan usulan kenaikan pangkat dan gaji berkala;
Laporan Tahunan 2015
18 Direktorat Budidaya Serealia
- menyiapkan bahan usulan pengurusan Kartu Taspen, ASKES, KARPEG, KARIS/KARSU;
- menyiapkanbahan dan mengevaluasi daftar hadir;
- menyiapkan bahan dan memproses daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3);
- memprosespemberian cuti pegawai dan ijin yang berkaitan dengan kepegawaian;
- menyiapkan bahan penyusunan rencana pengembangan pegawai yang meliputi usulan peserta diklat, ujian dinas, penerimaan penghargaan, tanda jasa dan peningkatan kemampuan dan keterampilan pegawai;
- menyiapkan bahan usulan penyelesaian kasus kepegawaian;
- menyiapkan bahan penyusunan Daftar Urut Kepangkatan (DUK);
- menyiapkan bahan perubahan status pegawai yang meliputi perkawinan, kelahiran, perceraian dan kematian;
- mengumpulkan data dan mengolah Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG).
b. Melakukan urusan keuangan direktorat, yang kegiatannya meliputi :
- menyiapkan bahan usulan anggaran;
- menyiapkan bahan daftar gaji dan lembur pegawai;
- menyiapkan bahan laporan tentang kerugian Negara.
c. Melakukan urusan perlengkapan direktorat, yang kegiatannya meluputi :
- menyiapkan bahan rencana kebutuhan barang dan jasa;
- mengelola barang milik/kekayaan negara;
- menyiapkan bahan usulan penghapusan barang-barang dan inventaris milik/kekayaan negara;
- menyiapkan laporan barang triwulan dan tahunan, inventaris barang pada Unit Pemakai Barang (UPB);
- menghimpun, mengolah dan menyajikan data perlengkapan dalam data base Sistem Informasi Manajemen Perlengkapan (SIMPAP).
d. Melakukan urusan rumah tangga direktorat, yang kegiatannya meliputi :
- melakukan pengaturan penggunaan, dan pembiayaan pemeliharaan kendaraan dinas;
- menyiapkan usulan pemeliharaan gedung kantor, dan halaman/ kebun/taman;
- menyiapkan rencana kebutuhan peralatan kantor dan ATK;
- melakukan pengaturan tata ruang, kebersihan, ketertiban dan keamanan kantor;
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 19
- melakukan penyelenggaraan rapat-rapat, penerimaan tamu dan pelayanan tata usaha pimpinan;
- melakukan urusan pengaturan pemakaian listrik, air, telepon dan sarana komunikasi lainnya.
e. Melakukan urusan surat menyurat dan kearsipan direktorat, yang kegiatannya meliputi :
- melakukan urusan surat masuk yang meliputi pengambilan, penerimaan, penyortiran, pengagendaan dan penyampaian surat ke unit kerja yang berwenang;
- melakukan urusan surat keluar baik langsung maupun melalui pos yang meliputi pengagendaan dan pengiriman ke alamat yang dituju;
- melakukan pengiriman dan penerimaan berita melalui email, e-form, telekomunikasi dan faximile;
- melakukan urusan pengetikan dan penggandaan surat, naskah dan dokumen;
- melakukan pengarsipan surat-surat, dokumen dan laporan;
- menyiapkan bahan laporan bidang ketatausahaan.
f. Melaksanakan penyusunan laporan direktorat, yang kegiatannya meliputi:
- mengumpulkan bahan laporan bulanan, tahunan dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (LAKIP);
- menyajikan konsep laporan bulanan, tahunan, dan LAKIP.
Laporan Tahunan 2015
20 Direktorat Budidaya Serealia
III. PELAKSANAAN PROGRAM
1. Padi
a. Produksi Padi Tahun 2015
Produksi padi tahun 2015 (berdasarkan Angka Ramalan II BPS-RI) mencapai 74,99 juta ton GKG atau 102,11% dari target 73,44 juta ton GKG (melampaui target sebesar 1,55 juta ton GKG). Apabila dibandingkan dengan produksi padi tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar 4,14 juta ton GKG (5,84%). Apabila dibandingkan dengan rerata lima tahun terakhir terjadi kenaikan sebesar 4,60 juta ton GKG (6,54%).
Tabel 1. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Tahun 2015
Ket : Tahun 2015 adalah ARAM II
Kenaikan produksi padi tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014
relatif besar, hal ini terjadi karena adanya kenaikan produktivitas sebesar
1,54 ku/ha (3,00%) dan luas panen seluas 380 ribu ha (2,75%).
Terjadinya kenaikan produksi padi tahun 2015 dibandingkan dengan
rerata 5 tahun terakhir dikarenakan adanya peningkatan luas panen
seluas 490 ribu ha (3,58%) dan kenaikan produktivitas sebesar 1,47 ku/ha
(2,86%).
Namun demikian, luas panen padi tahun 2015 belum mencapai target, hal
ini dikarenakan adanya kekeringan pada tahun 2015 akibat pengaruh el-
nino sehingga terjadi mundur tanam dan carry over panen ke tahun 2016.
Peningkatan produksi padi tahun 2015 diperkirakan terjadi di Provinsi
Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Aceh dan Lampung.
Sementara itu ada juga beberapa daerah yang mengalami penurunan
produksi padi tahun 2015 yang relatif besar, yakni di provinsi Jawa Barat
(468 ribu ton GKG), Jambi (103 ribu ton GKG) dan Bali (7 ribu ton GKG).
% Selisih % Selisih % Selisih
Produksi
(000 Ton) 70.39 70.85 73.44 74.99 6.54 4.60 5.84 4.14 102.11 1.55
Luas Panen
(000 Ha) 13.69 13.80 14.29 14.18 3.58 0.49 2.75 0.38 99.23 (0.11)
Produktivitas
(Ku/Ha) 51.42 51.35 51.40 52.89 2.86 1.47 3.00 1.54 102.90 1.49
Target
2015
Realisasi
* 2015Uraian
% Capaian 2015 Thd.
Rerata
2011-2015
ATAP
2014
Target
2015
Rerata
2011 -2015
ATAP
2014
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 21
b. Perkembangan Produksi Padi Tahun 2011-2015
Perkembangan produksi padi selama periode tahun 2011-2015
menunjukan trend pertumbuhan yang positif, meningkat dari 65,741 juta
ton GKG pada tahun 2011 menjadi 73,445 juta ton GKG tahun 2015 atau
rata-rata tumbuh 3,38% per tahun. Pertumbuhan tersebut disebabkan
oleh kenaikan produktivitas dari 49,80 ku/ha tahun 2011 menjadi 52,89
ku/ha tahun 2015, serta luas panen 13,204 juta ha tahun 2011 menjadi
14,178 juta ha tahun 2015.
Tabel 2. Perkembangan Produksi Padi Tahun 2011-2015
Grafik 1. Perkembangan Produksi Padi Tahun 2011-2015
Keterangan: *) Produksi padi tahun 2015 = ARAM II BPS-RI
2. Jagung
a. Produksi Jagung Tahun 2015
Produksi jagung tahun 2015 (berdasarkan Angka Ramalan II BPS-RI)
mencapai 19,83 juta ton PK atau 97,64% dari target 20,31 juta ton PK
(terdapat kekurangan 0,48 juta ton PK). Apabila dibandingkan dengan
produksi jagung tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar 0,83 juta ton PK
(4,37%). Apabila dibandingkan dengan rerata lima tahun terakhir terjadi
kenaikan sebanyak 0,95 juta ton PK (5,03%).
2011 2012 2013 2014 2015*)
1. Target (000 ton) 65,741 67,825 72,064 72,340 73,445
2 Realisasi (000 ton) 65,757 69,056 71,280 70,607 74,992
3. % Capaian 100.02 101.82 98.91 97.60 102.11
No UraianTahun
Laporan Tahunan 2015
22 Direktorat Budidaya Serealia
Tabel 3. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Jagung Tahun
2015
% Selisih % Selisih % Selisih
Produksi (000
Ton) 18.88 19.00 20.31 19.83 5.03 0.95 4.37 0.83 97.64 (0.48)
Luas Panen
(000 Ha) 3.87 3.84 4.02 3.86 (0.26) (0.01) 0.52 0.02 96.02 (0.16)
Produktivitas
(Ku/Ha)
48.79 49.54 50.54 51.39 5.34 2.60 3.73 1.85 101.68 0.85
Target
2011-2015 2014 2015Uraian
Rerata 2011
-2015
ATAP
2014
Target
2015
Realisasi*
2015
% Capaian 2015 Thd.
Rerata ATAP
Terjadinya kenaikan produksi jagung tahun 2015 dibandingkan dengan
tahun 2014 dikarenakan adanya kenaikan produktivitas sebesar 1,85
ku/ha (3,73%) dan luas panen seluas 20 ribu ha (0,52%).
Produksi jagung tahun 2015 dibandingkan dengan rerata 5 tahun terakhir
terjadi kenaikan karena adanya kenaikan produktivitas sebesar 2,60 ku/ha
(5,34%). Begitu juga apabila dibandingkan dengan target, terjadi kenaikan
produktivitas sebesar 0,85 ku/ha (101,68%).
b. Perkembangan Produksi Jagung Tahun 2011-2015
Perkembangan produksi jagung selama periode tahun 2011-2015
menunjukan trend pertumbuhan yang positif, meningkat dari 17,64 juta
ton pipilan kering pada tahun 2011 menjadi 19,83 juta ton pipilan kering
tahun 2015 atau rata-rata pertumbuhan 3,10% per tahun. Pertumbuhan
tersebut disebabkan oleh kenaikan produktivitas dari 45,65 ku/ha tahun
2011 menjadi 51,39 ku/ha tahun 2015.
Tabel 4. Perkembangan Produksi Jagung Tahun 2011-2015
Ket : *) ARAM II BPS-RI
2011 2012 2013 2014 2015*)
1. Target (000 ton) 22,000 18,862 19,831 19,000 20,314
2 Realisasi (000 ton) 17,643 19,387 18,512 19,127 19,833
3. % Capaian 80.20 102.78 93.35 100.67 97.63
No UraianTahun
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 23
Grafik 2. Perkembangan Produksi Jagung Tahun 2011-2015
Keterangan: *) Produksi jagung tahun 2015 = ARAM II BPS-RI
3. Kegiatan GP-PTT Pendukung Produksi Padi dan Jagung Tahun 2015
a. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Padi Tahun 2015
Fokus utama pencapaian sasaran produksi padi tahun 2015 adalah
peningkatan produktivitas melalui GP-PTT berbasis kawasan dan non
kawasan. Cakupan areal GP-PTT padi seluas 350 ribu ha, terdiri dari:
- GP-PTT padi inbrida kawasan seluas 75.000 ha
- GP-PTT padi inbrida non Kawasan seluas 225.000 ha
- GP-PTT padi hibrida non kawasan seluas 50.000 ha
b. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Jagung Tahun 2015
Fokus utama pencapaian sasaran produksi jagung tahun 2015 adalah
peningkatan produktivitas melalui GP-PTT berbasis kawasan dan non
kawasan. Cakupan GP-PTT jagung seluas 102 ribu ha, terdiri dari:
- GP-PTT jagung kawasan seluas 10.500 ha
- GP-PTT jagung non kawasan seluas 91.500 ha
c. Strategi Pencapaian Sasaran
Strategi pencapaian sasaran produktivitas padi dan jagung tahun 2015
dilakukan melalui: peningkatan penggunaan benih varietas unggul spesifik
lokasi dengan produktivitas tinggi termasuk benih padi hibrida,
peningkatan jumlah populasi tanaman dengan sistem tanam jajar legowo
untuk padi, pemupukan sesuai rekomendasi spesifik lokasi serta
berimbang dengan pemakaian pupuk organik serta pupuk bio-hayati,
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
2011 2012 2013 2014 2015*)
Tahun
Target (000 ton)
Realisasi (000 ton)
Laporan Tahunan 2015
24 Direktorat Budidaya Serealia
pengelolaan pengairan dan perbaikan budidaya lainnya disertai dengan
peningkatan pengawalan, pendampingan, pemantauan dan koordinasi.
d. Sasaran Produksi Padi dan Jagung Tahun 2015
Pencapaian sasaran produksi padi dan jagung tahun 2015 didukung oleh
kegiatan utama melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman
Terpadu (GP-PTT) berbasis pola kawasan dan non kawasan.
Tabel 5. Realisasi Bansos GP-PTT Padi dan Jagung Tahun 2015
Diserap Tidak DiserapDikembalikan
ke Kas Negara
Yang
Dimanfaatkan
Serapan
Bansos
Pemanfaatan
Bansos
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(4)-(6) (8)=(4):(3) (9)=(7):(3) (10)
1 GP-PTT Padi 350.000 346.834 3.166 528 346.306 99,10 98,94 Berhasil
2 GP-PTT Jagung 102.000 101.500 500 375 101.125 99,51 99,14 Berhasil
No. Kegiatan Sasaran (ha)
Bansos (ha) Persentase (%)Kategori
Realisasi thd
Sasaran
Keterangan: Data dukung berdasarkan laporan daerah
Realisasi bansos GP-PTT padi menunjukan capaian sebesar 346.834 ha
atau mencapai 99,10% dari sasaran dengan realisasi bansos yang
dimanfaatkan sebesar 346.306 ha (98,94%) dari sasaran. Hal ini
dikarenakan ada 528 ha bansos yang sudah diserap dikembalikan lagi ke
kas Negara. Bansos GP-PTT padi yang dikembalikan lagi ke kas negara
terdiri dari :
1) Provinsi Aceh yakni di Kabupaten Aceh Tengah sebesar 80 ha.
2) Provinsi Sumatera Selatan yakni di Kabupaten Ogan Komering Ilir
besarannya setara dengan luas areal 400 ha.
3) Provinsi Nusa Tenggara Barat yakni di Kabupaten Lombok Barat
sebesar 43 ha.
4) Provinsi Gorontalo yakni di Kabupaten Bone Bolango sebesar 5 ha.
Ada juga bansos GP-PTT padi yang tidak diserap. Bansos GP-PTT padi
yang tidak diserap sebesar 3.166 ha, terdapat di daerah :
1) Provinsi Riau di Kabupaten Pelelawan, besarannya setara dengan
luas areal 224 ha.
2) Provinsi Jambi di Kabupaten Merangin sebesar 100 ha.
3) Provinsi Sumatera Selatan di Kabupaten Ogan Ilir besarannya setara
dengan luas areal 252 ha.
4) Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Bekasi sebesar 1.000 ha.
5) Provinsi Kalimanatan Barat di Kabupaten Bengkayang sebesar 25 ha.
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 25
6) Provinsi Sulawesi Utara di Kabupaten Bolaang Mongondow sebesar
75 ha.
7) Provinsi Sulawesi Tenggara di Kabupaten Konawe sebesar 25 ha.
8) Provinsi Maluku di Kabuapten Seram Bagian Barat sebesar 314 ha.
9) Provinsi Maluku Utara di Kabupaten Halmahera Timur sebesar 876 ha.
10) Provinsi Papua Barat di Kabupaten Sorong sebesar 275 ha.
Realisasi bansos GP-PTT jagung menunjukan capaian sebesar 101.500
ha atau mencapai 99,51% dari sasaran dengan realisasi bansos yang
dimanfaatkan sebesar 101.125 ha (99,14%) dari sasaran. Hal ini
dikarenakan ada 375 ha bansos yang sudah diserap dikembalikan lagi ke
kas Negara. Bansos GP-PTT jagung yang dikembalikan lagi ke kas
negara terdiri dari :
1) Provinsi Sumatera Selatan, di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebesar
330 ha
2) Provinsi Nusa Tenggara Barat, di Kabupaten Lombok Barat sebesar
45 ha.
Ada juga bansos GP-PTT jagung yang tidak diserap. Bansos GP-PTT
jagung yang tidak diserap sebesar 500 ha terdapat di Provinsi Sulawesi
Utara di Kabupaten Bolaang Mongondow.
Tabel 6. Capaian Tanam GP-PTT Padi dan jagung terhadap Realisasi
Bansos Tahun 2015
DiserapYang
DimanfaatkanSasaran
Bansos
yang
Diserap
Bansos Yang
Dimanfaatkan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(5)-(6) (8)=(6):(3) (9)=(6):(4) (10)=(6):(5) (11)=(7):(5) (12)
1 GP-PTT Padi 350,000 346,834 346,306 325,588 20,718 93.03 93.87 94.02 5.98 Berhasil
2 GP-PTT Jagung 102,000 101,500 101,125 97,299 3,826 95.39 95.86 96.22 3.78 Berhasil
Sisa Bansos
Yang Belum
Ditanam (ha)
Kategori
Realisasi
Tanam thd
Sasaran
Realisasi
Tanam
(ha)
% Capaian Tanam terhadap% Bansos
yang Belum
Ditanam
Sasaran
(ha)
Realisasi Bansos (ha)
No. Kegiatan
Keterangan: Data dukung berdasarkan laporan daerah
Realisasi tanam GP-PTT padi mencapai 325.588 ha (93,03%) dari
sasaran, namun bila dibandingkan dengan realisasi bansos yang
dimanfaatkan maka realisasi tanam GP-PTT padi mencapai 94,02%.
Dengan demikian masih ada sisa bansos sebesar 20.718 ha (5,98%)
yang belum ditanam pada tahun 2015. Sisa bansos yang belum ditanam
pada tahun 2015 direncanakan tanam pada awal tahun 2016.
Laporan Tahunan 2015
26 Direktorat Budidaya Serealia
Realisasi tanam GP-PTT jagung mencapai 97.299 ha (95,39%) dari
sasaran, namun bila dibandingkan dengan realisasi bansos yang jagung
mencapai 96,22%. Dengan demikian masih ada sisa bansos sebesar
3.826 ha (3,78%) yang belum ditanam pada tahun 2015. Sisa bansos
yang belum ditanam pada tahun 2015 direncanakan tanam pada awal
tahun 2016.
Belum optimalnya pelaksanaan GP-PTT padi dan jagung tahun 2015
diantaranya disebabkan oleh:
- Adanya calon petani dan calon lokasi pelaksana kegiatan GP-PTT
yang mengalami perubahan karena adanya overlaping dengan
kegiatan lain sehingga terjadi perubahan jadwal tanam.
- Adanya musim kering yang berkepanjangan akibat pengaruh El-Nino
sehingga jadwal tanam GP-PTT mengalami mundur tanam, bahkan
ada yang mundur tanam ke tahun 2016 untuk mengurangi resiko
kegagalan.
Capaian produktivitas GP-PTT padi tahun 2015 sebesar 64,53 ku/ha,
apabila dibandingkan dengan target Penetapan Kinerja Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015, produktivitas GP-PTT padi
mencapai 125,54%, GP-PTT jagung mencapai 125,88%. Apabila
dibandingkan dengan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan tahun 2015, produktivitas GP-PTT padi mencapai 122,36%, dan
produktivitas GP-PTT jagung mencapai 123,12%. Apabila dibandingkan
dengan target 65,00 ku/ha, produktivitas GP-PTT padi mencapai 99,28%,
produktivitas GP-PTT jagung mencapai 106,03% dari target 60,00 ku/ha.
Tabel 7. Capaian Produktivitas GP-PTT Padi dan Jagung Tahun 2015
PK Renstra*) GP-PTTRealisasi
thd PK
Realisasi
thd
Renstra
Realisasi
thd
Target
GP-PTT
GP-PTT Padi: 64.53 125.54 122.36 99.28 Berhasil
- Padi Inbrida Kawasan 63.11 122.78 119.66 97.09 Berhasil
- Padi Inbrida Non Kawasan 61.62 119.88 116.84 94.81 Berhasil
- Padi Hibrida Non Kawasan 77.60 150.97 147.14 119.39 Sangat Berhasil
GP-PTT Jagung: 63.62 125.88 123.12 106.03 Sangat Berhasil
- Jagung Hibrida Kawasan 70.87 140.22 137.15 118.11 Sangat Berhasil
- Jagung Hibrida Non Kawasan 62.70 124.06 121.35 104.50 Sangat Berhasil
Kategori
Realisasi thd
Target GP-PTT
Capaian (%)Target (ku/ha)
52.74 65.00
Sasaran Program Indikator Kinerja Kegiatan
50.54 51.67 60.00
Realisasi
(ku/ha)
Meningkatkan
produksi tanaman
pangan
Tercapainya
Produktivitas
Padi
(GKG)
Jagung
(PK)
51.40
Keterangan: *) Target Renstra Ditjen Tanaman Pangan, Tahun 2015. **) Data dukung berdasarkan laporan daerah
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 27
Apabila dirinci menurut kawasan dan komoditi, capaian produktivitas GP-
PTT padi inbrida kawasan bila dibandingkan dengan target Penetapan
Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015 mencapai
122,78%, padi inbrida non kawasan mencapai 119,88%, dan padi hibrida
non kawasan mencapai 150,97%. Apabila dibandingkan dengan Rencana
Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015, produktivitas
padi inbrida kawasan mencapai 119,66%, padi inbrida non kawasan
mencapai 116,84%, dan padi hibrida non kawasan mencapai 147,14%.
Apabila dibandingkan dengan target maka produktivitas GP-PTT padi
inbrida kawasan mencapai 97,09%, padi inbrida non kawasan mencapai
94,81%, dan padi hibrida non kawasan mencapai 119,39%.
Sementara untuk jagung, capaian produktivitas GP-PTT jagung kawasan
bila dibandingkan dengan target Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan tahun 2015 mencapai 140,22%, dan jagung non
kawasan mencapai 124,06%. Apabila dibandingkan dengan Rencana
Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015, produktivitas
jagung kawasan mencapai 137,15%, dan jagung non kawasan mencapai
121,35%. Apabila dibandingkan dengan target maka produktivitas GP-
PTT jagung kawasan mencapai 118,11%, dan jagung non kawasan
mencapai 104,50%.
Tabel 8. Capaian Produktivitas GP-PTT Padi dan Jagung Tahun 2015
terhadap Produktivitas Tahun Sebelumnya (ATAP 2014) dan Lima
Tahun Terakhir (Tahun 2011-2015)
ku/ha
GKG(%)
ku/ha
GKG(%)
Padi (GKG) 51,35 51,38 64,53 13,18 25,67 13,15 25,59
Jagung (PK) 49,54 48,80 63,62 14,08 28,42 14,82 30,36
Sasaran Program Indikator Kinerja
Meningkatkan produksi
tanaman pangan
Tercapainya
Produktivitas
Produktivitas (ku/ha) Peningkatan Produktivitas Terhadap
Tahun Sebelumnya
(ATAP 2014)
Rerata 5 Tahun
TerakhirTahun
Sebelumnya
(ATAP 2014)
Rerata 5
Tahun
Terakhir
Realisasi GP-
PTT
Produktivitas GP-PTT padi tahun 2015 jika dibandingkan dengan
produktivitas padi tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 13,18 ku/ha
(25,67%), sedangkan GP-PTT jagung mengalami peningkatan sebesar 14,08
ku/ha (28,42%). Bila dibandingkan dengan rerata produktivitas padi lima
tahun terakhir (tahun 2011-2015), produktivitas GP-PTT padi tahun 2015
mengalami peningkatan sebesar 13,15 ku/ha (25,59%), sedangkan GP-PTT
jagung mengalami peningkatan sebesar 14,82 ku/ha (30,36%). Dengan
Laporan Tahunan 2015
28 Direktorat Budidaya Serealia
demikian, apabila mengacu pada kriteria ukuran keberhasilan sasaran
kinerja, capaian produktivitas GP-PTT padi dan jagung tahun 2015.
Tabel 9. Capaian Produktivitas GP-PTT Padi terhadap Target Penetapan
Kinerja Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015
Padi Inbrida
Non Kawasan
Produktivitas Sasaran GP-PTT Padi (PK Direktorat Serealia) > 10.00 5.00 > 7.50
Produktivitas Padi ATAP 2014 51.35 51.35 51.35
Produktivitas Realisasi GP-PTT Padi 63.11 61.62 77.60
Selisih Capaian Produktivitas Realisasi GP-PTT thd ATAP 2014 11.76 10.27 26.25
Selisih Capaian Produktivitas Realisasi terhadap Sasaran GP-PTT (PK Direktorat Serealia) 1.76 5.27 18.75
Uraian
Produktivitas (ku/ha)
Padi Inbrida
Kawasan
Hibrida Non
Kawasan
Apabila dibandingkan dengan produktivitas padi nasional tahun sebelumnya
yakni tahun 2014 (ATAP 2014, BPS) maka produktivitas GP-PTT padi inbrida
kawasan meningkat 11,76 ku/ha, padi inbrida non kawasan meningkat 10,27
ku/ha dan padi hibrida non kawasan meningkat 26,25 ku/ha. Apabila capaian
produktivitas GP-PTT padi tersebut dibandingkan dengan Target Penetapan
Kinerja Direktorat Serealia Tahun 2015 maka GP-PTT padi inbrida baik
kawasan maupaun non kawasan serta GP-PTT padi hibrida kawasan
produktivitasnya melebihi sasaran dengan angka kelebihan produktivitas
masing-masing sebesar 1,76 ku/ha, 5,27 ku/ha dan 18,75 ku/ha.
Sementara untuk jagung, apabila dibandingkan dengan produktivitas jagung
nasional tahun sebelumnya yakni tahun 2014 (ATAP 2014, BPS) maka
produktivitas GP-PTT jagung kawasan meningkat 21,33 ku/ha dan jagung
non kawasan meningkat 13,16 ku/ha. Apabila capaian produktivitas GP-PTT
jagung tersebut dibandingkan dengan Target Penetapan Kinerja Direktorat
Serealia Tahun 2015 maka GP-PTT jagung kawasan maupaun non kawasan
produktivitasnya melebihi sasaran dengan angka kelebihan produktivitas
masing-masing sebesar 11,33 ku/ha dan 8,16 ku/ha.
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 29
Tabel 10. Capaian Produktivitas GP-PTT Jagung terhadap Target Penetapan
Kinerja Direktorat Serealia Tahun 2015
Jagung Non
Kawasan
Produktivitas Sasaran GP-PTT Jagung (PK Direktorat Serealia) > 10,00 5,00
Produktivitas Jagung ATAP 2014 49,54 49,54
Produktivitas Realisasi GP-PTT Jagung 70,87 62,70
Selisih Capaian Produktivitas Realisasi GP-PTT thd ATAP 2014 21,33 13,16
Selisih Capaian Produktivitas Realisasi terhadap Sasaran GP-PTT (PK Direktorat Serealia) 11,33 8,16
Uraian Jagung
Kawasan
Produktivitas (ku/ha)
4. Serealia Lainnya
Tanaman serealia lain khususnya sorgum mempunyai keunggulan komparatif
yaitu tahan kekeringan dan dapat tumbuh dengan baik dalam kondisi sumber
air terbatas, selain itu juga kaya akan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh dan
dikonsumsi dalam bentuk nasi atau bubur maupun diolah menjadi tepung
sebagai bahan baku pembuatan aneka makanan. Tanaman sorgum
mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia terutama dalam
memanfaatkan lahan kering maupun lahan marginal yang potensi lahannya
masih cukup luas. Diharapkan melalui dukungan APBN tahun 2015 .
Pelaksanaan kegiatan Serealia lain tahun 2015, difokuskan melalui
pengembangan Pengusaha Swasta, swadaya petani dan pengusaha lokal
untuk kegiatan dem farm diharapkan melalui dana APBD I maupun APBD II.
Program pengembangan serealia lain (sorgum, gandum, jewawut dan hotong)
tahun 2015 dilaksanakan dalam rangka mendukung diversifikasi pangan,
didalam upaya pengembangan konsumsi beras 5% selama 5 tahun sehingga
diharapkan dapat mengurangi tekanan permintaan akan beras sebagai
makanan pokok serta memanfaatkan lahan-lahan yang belum diusahakan
(lahan marginal) dan lahan yang diusahakan tetapi tanaman lain tidak dapat
tumbuh dengan baik karena terbatasnya air.
Untuk mendukung keberhasilan pengembangan komoditas serealia lain
diperlukan dukungan seluruh instansi terkait baik pusat maupun daerah
mengingat komoditas ini masih belum berkembang secara maksimal di
lapangan.
Dalam upaya pengembangan komoditas serealia lain, pada tahun 2015 telah
dilakukan upaya – upaya antara lain:
Laporan Tahunan 2015
30 Direktorat Budidaya Serealia
a. Upaya Ekstensifikasi dan sosialisasi pada daerah baru
Peluang pengembangan komoditas serealia lain diupayakan pada
daerah–daerah bukaan baru, lahan kering maupun lahan marginal yang
dilakukan oleh pemerintah, pengusaha swasta, maupun petani lokal.
b. Pembinaan dan Pengembangan Daerah Sentra
Pembinaan dan Pengembangan daerah sentra dilakukan di lahan milik
petani, yang sudah terbiasa melakukan budidaya komoditas serealia lain
secara baik. Upaya pengembangan ini dilakukan dengan meningkatkan
perluasan areal tanam menuju usahatani yang memenuhi skala
ekonomi.Selain Khusus untuk daerah sentra seperti provinsi Nusa
Tenggara Timur, provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Tengah, provinsi
Sulawesi Selatan, provinsi Nusa Tenggara Barat adalah merupakan salah
satu daerah sumber penangkaran benih yang perlu ditingkatkan.
Kegiatan yang dikembangkan dalam subsistem budidaya dalam sentra
produksi perlu dipadukan dengan subsistem lainnya seperti penyediaan
benih oleh Balitser Maros pengelolaan kelompok tani di pedesaan,
pemasaran oleh Bogasari dan lain–lain sehingga tercipta keterpaduan dan
keharmonisan pengembangan agribisnis secara utuh di tingkat petani.
c. Penguatan kelembagaan
Strategi pengembangan komoditas serealia lain melalui penguatan
kelembagaan yang meliputi kegiatan fasilitasi pertemuan kemitraan
dengan:
- Kelompok tani / Gapoktan
- Penangkar benih (BPSB), diupayakan dilakukan oleh pengusaha swasta
untuk mendukung salah satu usaha dalam pengembangan komoditas
serealia lain yaitu penyediaan benih yang terbatas sehingga perlu
adanya pemberdayaan penangkar benih melalui dukungan dana APBD
dan kemitraan usaha untuk penyiapan kebutuhan benih
- Peran Asosiasi pengguna tepung seperti PT. Bogasari, pengusaha lokal
dan pemerhati sorgum perlu ditingkatkan untuk mendukung
pengembangan serealia lain dan terwujudnya diversifikasi pangan
- Peningkatan pengembangan Budidaya, pengolahan dan pemasaran
seperti PT. Batan Teknologi (Persero) dan PT. I – Pasar.
- Pembiayaan usaha tani melalui KKPE serta kemitraan dengan
stakeholder dilakukan seoptimal mungkin untuk mendukung
keberhasilan pengembangan komoditas serealia lain.
Adapun skenario pengembangan komoditas serealia lain tahun 2015 dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 31
Tabel 11. Pengembangan Komoditas Serealia Lain Tahun 2015
No Komoditas Pengembangan
(Ha)
Kemitraan
(Ha)
Swadaya
Masyarakat
(Ha)
Revolving
APBN (Ha)
Total
(Ha)
1 Gandum 200 - - 15 215
2 Sorgum 1.050 - 1.565 - 2,615
3 Hotong 30 - 20 - 50
4 Jewawut 30 - 30 - 60
Catatan :*BUMN
Upaya pencapaian sasaran adalah sebagai berikut :
a. Areal Pengembangan
Areal pengembangan merupakan upaya pengembangan usahatani yang
memenuhi skala ekonomi sehingga memungkinkan tumbuh dan
berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berkelanjutan.Areal
pengembangan ini dikembangkan dalam subsistem usahatani on-farm
yang dipadukan dengan subsistem lainnya, terutama subsistem hilir yakni
pasca panen, pemasaran dan kemitraan. Sejak tahun 2013 melalui Dem
Area dana sumber APBN sudah ditiadakan diharapkan dana dari APBD I
maupun APBD II, Swadaya dan swastauntuk tahun 2015 diharapkan dapat
melaksanakan penanaman komoditas serealia lain kembali sehingga dapat
menjadi areal pengembangan, sehingga pertanaman tidak terputus
(berkelanjutan)
b. Swadaya Petani
Peningkatan produksi komoditas serealia lain gandum dan sorgum terus
meningkat sejalan dengan meningkatnya permintaan khususnya dengan
adanya perubahan iklim global mengakibatkan sistim pola tanam gandum
di Amerika dan Eropa menurun, sehingga harga gandum di pasaran dunia
meningkat. Oleh karena itu peran petani Indonesia berpeluang besar untuk
meningkatkan produksinya. Dengan demikian akan meningkatkan daya
tarik petani untuk menanam secara swadaya. Demikian juga komoditas
hotong dan jewawut telah dibudidayakan secara intensif dibeberapa daerah
dan sudah menjadi konsumsi pangan lokal dan meningkat dari tahun
ketahun seperti komoditas hotong sudah lama dikenal dan dibudidayakan
di Pulau Buru, Maluku dan menjadi sumber karbohidrat alternatif. Jewawut
di provinsi Sulawesi Barat merupakan komoditas strategis kawasan lahan
kering beriklim kering untuk mendukung ketahanan pangan lokal.
Laporan Tahunan 2015
32 Direktorat Budidaya Serealia
Tabel 12. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Komoditas Serealia Lain Tahun 2015
No Komoditas
L.Tanam L. Panen Produktivitas Produksi
(Ha) (Ha) (Ku/ha) (Ton)
1 Sorgum 2.615 2.600 30.00 7.800
2 Gandum 215 200 20,00 400
3 Hotong 50 50 10.00 50
4 Jewawut 60 60 10.00 60
Tabel 13. Pelaksanaan Pengembangan Serealia Lain Melalui Swadaya Petani dan APBN I dan II Tahun 2015
GANDUM SORGUM HOTONG
1 Jabar Bandung Bojongsari Pamempeuk 50 APBD, Swadaya
Subang 60 Swadaya
Sukabumi 20 Swadaya
Garut 10 Swadaya
2 Jateng Semarang Getasan 10 Swadaya
Salatiga 20 UKSW
Wonogiri Eromoko Mojopuro 60 APBD, Swadaya
Purbalingga Kaligondang Arenan 10 Swadaya
Banjarnegara Batur Sumber Rejo 20 APBD, Swadaya
Wanayasa Sibebek 20 APBD, Swadaya
Kalibening 10
Demak 10 APBD I
3 Jatim Lamongan Babat Keongan 510 APBD, Swadaya
Pasuruan Tosari Ngadiwono 20 100 APBD, Swadaya
Probolinggo Sukapuro Wonokerto 5 10 APBD, Swadaya
Sampang Sresek 50 APBD, Swadaya
Banyuwangi 200 BUMN
4 DI. Yogya Bantul 210 APBD, Swasta
Gn. Kidul Wonosari 310 APBD, Swadaya
5 Sulsel Maros 5 20 APBD
Gowa 20 20 APBD
Bone 10 APBD
Sidrap 10 APBD
Enrekang 50 APBD, Swasta
Pangkep 10 APBD
Tn. Toraja 20 Swasta
5 DI.Yogya Bantul 40 APBN+APBD
Gn. Kidul 215 APBD, Swadaya
50 Kemen BUMN
6 Kalteng Bariito Timur 20 APBD
7 NTB Bima 65 APBD, Swadaya
Dompu 110 APBD, Swasta
Sumbawa 250 APBD
8 NTT TTS 5 APBD II
Belu 100 Swasa
Rotendao 10 APBD
Swasta
APBD II
12 Maluku Buru 50 APBD II
13 Sulbar Mamuju 60 Kemen BUMN
215 2,615 110 JUMLAH
NO PROVINSI KABUPATEN SUMBER DANADEM FARM (Ha)
KECAMATANDESA /
NAGARI
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 33
5. Permasalahan dan Upaya Tindaklanjut 1) Permasalah Utama Dalam Peningkatan Produksi Tahun 2015
a. Padi
- Kelangkaan pupuk bersubsidi di Lini IV
- Musim Kemarau (April-Agustus 2015) di beberapa wilayah terjadi
serangan OPT, banjir, dan Kekeringan;
- Musim Hujan 2014/2015 (Oktober Maret) di beberapa wilayah terjadi
serangan OPT, banjir, dan Kekeringan seluas 40.627 ha (0,50% dari
luas tanam 8.186.545 ha;
- Keterlambatan olah tanah dan tanam akibat kekurangan tenaga
kerja;
- Adanya kerusakan jaringan irigasi di beberapa provinsi,
- Penyaluran pupuk bersubsidi cenderung kurang di beberapa provinsi
karena terjadi peningkatan luas tanam pada bulan Mei
- Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan subsidi benih antara lain
: 1) pelaksana PSO subsidi benih (PT SHS) kurang mampu
menyediakan benih sesuai dengan kebutuhan petani baik dari segi
waktu maupun varietas, 2) varietas benih yang disediakan kurang
diminati oleh petani khususnya jagung hibrida, 3) sebagian petani
kurang berminat membeli benih bersubsidi karena sudah terbiasa
bantuan benih gratis.
- Alih fungsi lahan pangan di beberapa wilayah
- Lemahnya SDM (Sumber Daya Manusia) pertanian ditingkat
Kabupaten/Kota
b. Jagung
- Penurunan luas panen dibeberapa provinsi sentra Jagung
- Adanya panen muda jagung, terutama di Provinsi Jawa Barat dan
Kalimantan Barat
- Terjadinya alih komoditas
- Kesulitan mendapatkan pupuk
- Terjadinya pergeseran jadwal tanam
c. GP-PTT Padi dan Jagung
- Adanya musim kering yang berkepanjangan akibat pengaruh El-Nino
sehingga jadwal tanam GP-PTT mengalami mundur tanam, bahkan
ada yang mundur tanam ke tahun 2016 untuk mengurangi resiko
kegagalan.
- Adanya calon petani dan calon lokasi pelaksana kegiatan GP-PTT
yang mengalami perubahan karena adanya overlaping dengan
kegiatan lain sehingga terjadi perubahan jadwal tanam.
Laporan Tahunan 2015
34 Direktorat Budidaya Serealia
- Adanya daerah yang tidak dapat melaksanakan GP-PTT sehingga
bansos tidak diserap.
d. Gandum, Sorgum, Hotong dan Jewawut
- Terbatasnya ketersediaan benih gandum bermutul
- Kalah bersaing dari segi ekonomis apabila dibandingkan dengan
komoditas sayuran.
- Teknik penyimpanan benih belum memadai.
- Masyarakat / petani banyak masih belum mengenal tanaman sorgum
mulai dari teknologi Budidaya sampai dengan pengelolahan hasil.
- Usaha budidaya sorgum masih dianggap tidak menguntungkan
karena masih kalah bersaing dengan komiditi pertanian lainnya
(jagung, kacang2an, sayuran dan ubi kayu).
- Masih terbatasnya benih yang berkualitas / bersertifikat.
- Pemasaran hasil panen sorgum masih sangat terbatas.
- Kurangnya minat petani untuk menanam gandum, ini terlihat dari bila
ada bantuan benih, saprodi, dan lain-lain petani baru menanam
gandum.
- Tidak ada jaminan pasar seperti komoditi lain yang langsung dapat
diuangkan dan harga jual rendah sekali hanya Rp. 2.500,- /kg,
- Pengetahuan tentang budidaya gandum masih kurang, dan
pengawalan teknologi oleh petugas di lapangan masih terfokus pada
PJK (padi, jagung, kedelai).
- Benih unggul tidak tersedia, petani biasanya menggunakan benih
turunan harganya Rp 15.000/kg, kebutuhan 75 kg/ha (Rp
1.125.000/ha)
- Alat atau mesin pengolahan/pengolahan jasa alsintan hasil belum
tersedia.
2) Upaya Dalam Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Serealia
Lainnya Tahun 2015
a. Padi
- Pengamanan pertanaman dari kekeringan dan serangan OPT,
- Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait serta melakukan
monitoring dan evaluasi secara rutin terhadap perkembangan luas
serangan OPT, banjir dan kekeringan,
- Penyerahan Cadangan Benih Nasional (CBN)
- Percepatan panen, olah tanah dan tanam terutama di daerah irigasi
teknis dengan mengoptimalkan alsin yang ada, dan bekerjasama
dengan TNI,
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 35
- Penanaman padi varietas genjah, toleran kekeringan (kurang air),
untuk wilayah yang kurang terjamin air irigasinya (rawan kekeringan)
pada musim kemarau,
- Penerapan teknologi irigasi berselang (intermiten),
- Mobilisasi pompa air untuk pemanfaatan air tanah di daerah yang
memungkinkan untuk peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dan
daerah rawan kekeringan,
- Perluasan areal tanam dengan memanfaatkan lahan sawah hasil
cetak baru, lahan rawa/lebak dengan varietas unggul baru
produktivitas tinggi (terutama di Kalimantan Selatan dan Sumatera
Selatan).
b. Jagung
- Pemanfaatan/Optimalisasi lahan sawah setelah tanam padi
- Perluasan areal tanam di wilayah lahan rawa/lebak dan pasang surut
dengan varietas unggul baru produktivitas tinggi (terutama di
Sumatera dan Kalimantan).
- Percepatan pelaksanaan perluasan areal tanam dan intensifikasi
terutama di Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Tengah, Jawa Timur (Madura), Aceh, NTT dan NTB.
a) Melalui kerjasama dengan pemerintah daerah (APBD)
b) Mendorong investasi Swasta
- Pengamanan pertanaman dari kekeringan dan serangan OPT.
c. GP-PTT Padi dan Jagung
- Menjadwal ulang kegiatan GP-PTT padi dan jagung untuk
menguranmanfgi dampak dari kekeringan, namun tetap
mengoptimalkan pertanaman GP-PTT pada tahun 2015 dengan
berpedoman pada surat Direktur Jenderal Tanaman Pangan No.
1155/RC.230/C/11/2015 tanggal 30 November 2015 tentang
Pemanfaatan Anggaran Bansos Transfer Uang dan Transfer Barang
Tahun anggaran 2015 yang ditujukan kepada Kepala Dinas
Pertanian seluruh Indonesia.
- Bila masih memungkinkan maka mencari CPCL pengganti dan
melakukan revisi CPCL bilamana CPCL overlaping dengan kegiatan
lain sebagaimana surat Direktur Budidaya Serealia No.
293/RC.210/C3.6/09/2015 tanggal 9 September 2015 tentang
Optimalisasi Anggaran Kegiatan GP-PTT 2015 yang ditujukan
kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi Pelaksana Kegiatan GP-
PTT Padi dan Jagung tahun 2015.
Laporan Tahunan 2015
36 Direktorat Budidaya Serealia
- Melakukan percepatan tanam pada musim tanam MH 2015/2016
untuk mengoptimalkan pertanaman pada tahun 2015 yang tertunda
karena dampak kemarau sebagaimana arahan Menteri Pertanian RI
melalui surat Menteri Pertanian RI No. 4895/TP.010/A/12/2015
tanggal 10 Desember 2015 yang ditujukan kepada Bupati/Walikota
Wilayah UPSUS Padi Jagung dan Kedelai serta kepada Kepala
Dinas Pertanian Provinsi, Kabupaten dan Kota se Indonesia tentang
gerakan percepatan tanam serentak seluruh Indonesia dan surat
Menteri Pertanian RI No. 4896/TP.010/A/12/2015 tanggal 10
Desember 2015 yang ditujukan kepada Kepala Badan Pelaksana
Penyuluhan (Bapeluh) tentang gerakan penyuluh mendukung
percepatan tanam serentak seluruh Indonesia.
d. Gandum, Sorgum, Hotong dan Jewawut
- Upaya ekstensifikasi (sosialisasi pada daerah baru)
Peluang pengembangan komoditas serealia lain diupayakan pada
daerah-daerah bukaan baru yang dilakukan melalui kegiatan
identifikasi wilayah, dan sosialisasi pemasyarakatan komoditas
serealia lain.
- Pengembangan daerah binaan dilakukan di lahan milik petani, yang
sudah terbiasa melakukan budidaya komoditas serealia lain secara
baik. Upaya pengembangan ini dilakukan dengan meningkatkan
perluasan areal tanam menuju usahatani yang memenuhi skala
ekonomi. Selain itu perlu adanya pengawalan areal tanam seluas
30%, sebagai upaya mempersiapkan produksi benih untuk
pertanaman tahun berikutnya oleh BPSB, BPTP, BALITSEREAL dan
Perguruan Tinggi setempat, atau penyiapan benih melalui dukungan
APBD Provinsi dan Kabupaten.
- Pengembangan sentra produksi merupakan upaya pengembangan
usahatani yang memenuhi skala ekonomi sehingga memungkinkan
tumbuh dan berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang
berkelanjutan. Pengembangan sentra produksi ini dilakukan dengan
pendekatan :
a) Pengembangan sentra produksi berskala ekonomis berbasis
Kabupaten andalan.
b) Pemantapan peran kelembagaan dalam rangka penguatan modal
usaha.
c) Kegiatan yang dikembangkan dalam Subsistem Budidaya dalam
sentra produksi perlu dipadukan dengan Subsistem lainnya
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 37
seperti penyediaan infrastruktur, pengelolaan industri pedesaan,
pemasaran dan lain–lain sehingga tercipta keterpaduan dan
keharmonisan pengembangan Agribisnis secara utuh
d) Penguatan kelembagaan
- Strategi Pengembangan Komoditas Serealia lain melalui Penguatan
Kelembagaan yang meliputi :
a) Kelompok tani / Gapoktan
b) Penangkar Benih, salah satu kendala dalam pengembangan komoditas serealia lain yaitu penyediaan benih yang terbatas sehingga perlu adanya pemberdayaan Penangkar Benih melalui dukungan dana APBD dan Kemitraan usaha untuk penyiapan kebutuhan benih
c) Asosiasi Pengguna Tepung
d) Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran
e) Pembiayaan Usaha Tani melalui KUR serta Kemitraan dengan stakeholder dilakukan seoptimal mungkin untuk mendukung keberhasilan Pengembangan Komoditas Serealia Lain.
Laporan Tahunan 2015
38 Direktorat Budidaya Serealia
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Dialog Pimpinan dan FGD Serealia
Dialog antara Menteri Pertanian dengan 101 Bupati dalam rangka
pengembangan jagung mendukung pencapaian swasembada jagung
dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2015 di Gedung-F Kantor Kementerian
Pertanian. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Ketua Komisi IV DPR-RI, TNI,
perwakilan dari Dewan Jagung Nasional, Gabungan Pengusaha Makanan
Ternak (GPMT), Direksi PT. Perhutani dan Inhutani serta Instansi terkait
lainnya yang terkait dalam pengembangan jagung di Indonesia. Beberapa
kesimpulan dari hasil dialog yang dapat dilaporkan adalah sebagi berikut :
a. Komitmen Bupati
Para Bupati berkomitmen akan mendukung program pemerintah pusat
dalam hal pengembangan jagung nasional dan optimis dapat
melaksanakan kegiatan pengembangan jagung tahun 2015 melalui dana
APBN yang telah dialokasikan ke setiap kabupaten.
b. Permasalahan Pengembangan Jagung di Daerah
Sejumlah Bupati telah menyampaikan sejumlah kendala dan
permasalahan yang perlu mendapat perhatian yaitu antara lain:
- Pemasaran Hasil. Bagi sejumlah daerah, masih terbuka luas potensi
untuk penanaman jagung. Masyarakat juga relatif mudah digerakkan
untuk penanaman jagung secara luas. Namun, ketiadaan jaminan
pemasaran menjadi kendala pengembangan. Bupati menginginkan
Menteri Pertanian dapat memberikan jaminan pemasaran hasil panen
jagung pada tingkat harga yang menguntungkan petani sehingga
petani termotivasi untuk melakukan perluasan tanaman jagung.
- Ketersediaan Pupuk. Sampai saat ini sejumlah daerah masih
mengalami kendala mendapatkan pupuk bersubsidi tepat waktu, tepat
jumlah dan tepat jenis. Sehingga, sebagian pertanaman mengalami
keterlambatan pemupukan sehingga pertumbuhan tanaman kurang
optimal. Terkait dengan hal ini Bupati mengusulkan dilakukan
pembenahan rantai pasok sistem distribusi pupuk bersubsidi termasuk
penyediaan gudang di kabupaten.
- Mekanisasi Agribisnis Jagung. Sejumlah Bupati menyampaikan
bahwa potensi pengembangan jagung di daerahnya masih terbuka
luas. Antara lain, masih terdapat lahan yang belum ditanami serta
curah hujan yang cukup memadai untuk mendukung perluasan areal
tanam jagung maupun peningkatan intensitas pertanaman. Namun,
upaya pengembangan areal tanam jagung terkendala oleh
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 39
keterbatasan tenaga kerja khususnya pada waktu olah tanah, tanam
dan panen. Bupati mengusulkan agar Menteri Pertanian dapat
melakukan percepatan mekanisasi pertanian untuk mendukung
pengembangan luas tanam jagung.
- Potensi perluasan areal tanam jagung. Sejumlah Bupati
menyampaikan bahwa di wilayahnya masih memiliki potensi untuk
pengembangan areal tanam jagung, khususnya melalui pemanfaatan
lahan-lahan tidur (belum dimanfaatkan) serta lahan di kawasan hutan
dan perkebunan. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi lahan
tersebut Bupati mengusulkan Kementerian Pertanian melanjutkan
program bantuan sarana produksi (benih dan pupuk).
- Pengendalian impor dikaitkan dengan jadwal panen. Sejumlah
Bupati mengusulkan agar dapat dilakukan pengendalian impor jagung
oleh pemerintah yaitu pada musim panen industri tidak diberikan ijin
pemasukan barang (impor) tetapi didorong untuk mengoptimalkan
pembelian dari produksi dalam negeri.
- Sistem Informasi Harga jagung. Sejumlah Bupati mengusulkan agar
industri pakan ternak mengumumkan harga pembelian jagung secara
transparan dan terbuka. Misalnya, industri bisa memasang infomasi
harga pembelian harian/mingguan di pintu gerbang pabrik sehingga
petani, dan/atau pedagang perantara bisa memperkirakan harga
pembelian yang layak.
c. Komitmen Menteri Pertanian
Dalam pertemuan ini, Menteri Pertanian menyampaikan terima kasih
kepada para Bupati dan pemangku kepentingan lain yang mendukung
program swasembada jagung. Menteri Pertanian akan memberikan
dukungan antara lain :
- Dukungan program dan anggaran. Alokasi anggaran pengembangan
jagung akan ditingkatkan dengan menitikberatkan pada upaya
perluasan areal tanam, peningkatan produktivitas dan pasca panen.
Terkait hal ini, pemerintah akan menyediakan bantuan benih dan
bantuan peralatan pasca panen
- Jaminan Harga dan Pasar. Untuk menjaga gairah petani menanam
jagung, Menteri Pertanian mengusulkan kepada Presiden agar Perum
Bulog ditugasi untuk menyerap jagung hasil petani dan pemerintah
menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) jagung.
- Pengendalian Impor. Untuk menjaga stabilitas harga jagung
khususnya pada saat musim panen, pemerintah akan mengatur dan
mengendalikan impor jagung. Impor jagung akan dikelola sehingga
tidak mengganggu pasar dalam negeri namun tidak merugikan industri
peternakan unggas.
Laporan Tahunan 2015
40 Direktorat Budidaya Serealia
d. Komitmen Pemangku Kepentingan Lain
- Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) menyatakan
komitmen bahwa pabrik pakan lebih memilih jagung produk lokal
dibandingkan jagung impor karena jagung lokal lebih segar dari pada
jagung impor. GPMT berkomitmen akan menyerap semua produksi
petani. Jika ada kesulitan menjual jagung, ketua GPMT siap dihubungi
untuk menyelesaikan masalah pemasaran. Saat ini GPMT justru
kesulitan mendapatkan jagung dalam negeri dan baru mampu
menyerap 20 – 22% dari produksi jagung nasional.
- Ketua Komisi IV DPR RI sangat mendukung kebijakan Menteri
Pertanian dan menyarankan agar menggunakan dana talangan dalam
pengembangan jagung nasional apabila APBN tidak dapat membiayai
program pengembangan jagung.
2. Gerakan Panen dan Tanam
a. Gerakan Panen
1) Kabupaten Indramayu
Gerakan panen dengan Menteri Pertanian pada 11 Maret 2015 di
Desa Sukamelang, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu Provinsi
Jawa Barat. Acara panen dihadiri oleh Menteri Pertanian, Gubernur
Jawa Barat, Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA),
Winarno Tohir; beberapa anggota DPR RI; dan Kepala Badan
Karantina Pertanian Kementan Banun Harpini selaku penanggung
jawab program Upaya Khusus (Upsus) Swasembada Pangan wilayah
Jawa Barat serta perwakilan dari eselon I lingkup Kementerian
Pertanian beserta Muspida Kabupaten Indramayu. Hasil gerakan
panen dapat dilaporkan sebagai berikut :
- Jawa Barat memiliki luas baku lahan sawah seluas 925.565 haDari
luas tersebut tiap tahun baru bisa ditanami padi antara 1,9-2 juta
ha, dengan indeks pertanaman (IP) di Jawa Barat rata-rata baru
mencapai dua kali. Namun dengan program yang tengah
digalakkan oleh pemerintah, baik provinsi maupun pusat mengenai
perbaikan dan pembuatan saluran irigasi, maka produksi padi bisa
semakin meningkat dan indeks pertanaman (IP) dapat mencapai
tiga kali.
- Terpilihnya Indramayu sebagai tuan rumah panen perdana, tidak
hanya dilatari berdasarkan daerah yang pertama kali panen.
Namun Indramayu termasuk tiga sentra produksi padi di Jawa
Barat. Dua daerah lainnya adalah Subang dan Karawang.
Sedangkan kontribusi padi dari Indramayu sendiri mencapai 12%
dari seluruh produksi Jawa Barat. Dan dari hasil ubinan di desa
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 41
Sukamelang Kecamatan Kroya, yang diambil dari 3 lokasi
kelompok tani berbeda di satu hamparan lahan menghasilkan
9,792 ton GKP setara dengan 8,4 ton GKG.
- Dalam arahannya Menteri Pertanian mempunyai pendapat yang
sama dengan Gubernur Jawa Barat tentang penghentian impor
beras, dengan ada panen raya padi di berbagai daerah, khususnya
di Jawa Barat yang mencapai 500.000 ha pada bulan Maret 2015
ini, bisa menutupi kebutuhan beras nasional. Sehingga import
beras tidak lagi diperlukan. Jawa Barat merupakan provinsi ketujuh
yang melangsungkan panen raya padi. Dari luasan areal sawah di
Jawa Barat sekitar 500 ribu ha saja, produksi padi bulan Maret ini
bisa menembus 4 juta ton gabah kering. Jumlah ini, bisa untuk
menutupi kebutuhan beras selama 2 bulan di seluruh Indonesia,
karena Jawa Timur pun panen raya bulan Maret ini dengan luasan
sawah sekitar 527 ribu ha. Jadi baru dua provinsi bisa
menghasilkan 8 juta ton.
- Sambutan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) yang
meminta Menteri Pertanian segera menghentikan impor hasil
pertanian, terutama beras. Aher mengatakan, untuk kebutuhan
beras dalam negeri, sejatinya masih bisa terpenuhi oleh produksi
padi nasional. Selain itu, untuk subsidi pertanian dilakukan di
sektor hilir atau saat pembelian hasil panen. “Kinerja negara luar
yang memproteksi pertanian itu ternyata subsidinya bukan di awal
tetapi di akhir. Karena bila subsidi dilakukan di hulu khawatir terjadi
banyak penyimpangan. Sebelumnya Gubernur Jawa Barat Ahmad
Heryawan juga meminta pemerintah untuk memberikan subsidi
harga beras maupun gabah terhadap petani sebagai upaya
mengamankan harga produksi mereka saat panen raya. Kebijakan
subsidi pupuk dan benih yang diterapkan saat ini, menurutnya juga
lebih banyak menguntungkan konglomerat dari pada membantu
petani, bahkan sering menimbulkan penyelewengan. "Oleh karena
itu lebih bagus dengan memberikan subsidi harga gabah dan beras
petani yakni pemerintah melalui Bulog membeli produksi petani
dengan harga tinggi kemudian menjual beras ke konsumen dengan
harga murah," katanya lagi.
- Kementerian Pertanian mengalokasikan Rp 1,4 triliun yang diambil
dari pemotongan dana perjalanan dinas sebagai usaha untuk
mengatasi kesulitan para petani di berbagai daerah pada musim
tanam 2015. Pemanfaatan anggaran sebesar Rp. 4,1 triliun dengan
sistem penunjukkan ini juga sudah dikoordinasikan dengan KPK
dan Polri. Lebih jelasnya Menteri pertanian menegaskan bahwa,
Laporan Tahunan 2015
42 Direktorat Budidaya Serealia
“Alokasi anggaran Rp 4,1 triliun antara lain, untuk pengadaan
berbagai peralatan pertanian, selain untuk pengadaan bibit dan
perbaikan jaringan irigasi. Prinsipnya diarahkan di „kunci-kunci‟
produksi“. Kementerian Pertanian juga telah memberikan bantuan
pada Provinsi Jawa Barat berupa perbaikan jaringan irigasi seluas
135 ribu ha, dana alokasi khusus (DAK) sebesar 280 miliar untuk
jalan usaha tani, dan hand traktor sebanyak 1.099 unit dan bantuan
alsintan akan ditambah sebanyak 5.563 unit, apabila bantuan
irigasi seluas 135 ribu ha selesai dikerjakan pada bulan April ini.
- Selain melakukan panen perdana padi Menteri Pertanian juga
meninjau Bendungan Pedati. Menteri Pertanian berharap,
bendungan yang sudah lama mengalami pendangkalan dapat
segera ditangani dengan cepat agar dapat menampung air irigasi
dan dapat segera terlaksana kerja sama, antara Kementerian
Pertanian dengan Kementerian Pekerjaan Umum, sehingga
saluran irigasi primer, sekunder, dan tersier dapat segera
diperbaiki.
2) Kabupaten Cianjur
Panen Metode Harzton dan Uji Alsin (Combine Harvester) Lacandu
pada 24 Maret 2015 di Desa Sukamulya, Kecamatan Warung
Kondang, Kabupaten Cianjur. Dalam acara panen dihadiri oleh Staf
Khusus Menteri Pertanian, Bupati Cianjur yang dalam hal ini diwakili
oleh Asisten II Pemda Kabupaten Cianjur, Kepala Badan Karantina
Kementan, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa
Barat yang diwakili oleh Kabid Tanaman Pangan, Kepala Dinas
Pertanian Kabupaten Cianjur, Komandan Kodim 0608 Kabupaten
Cianjur, Kepala BPS Kabupaten Cianjur, Kepala BPTP Provinsi Jawa
Barat dan Plh. Direktur Budidaya Serealia, Kepala BP4K Kabupaten
Cianjur, Camat Warung Kondang, dan Kelompok Tani serta undangan
lainnya. Hasil Panen yang dapat dilaporkan sebagi berikut :
- Metode Hazton pertama kali diuji coba pada 2012. Jika umumnya
padi yang ditanam dengan metode biasa dipanen dalam waktu 115
hari, dengan metode ini waktu panen padi bisa dipercepat menjadi
15 hari.
- Metode Hazton menggunakan benih tua yang berumur 25-35 hari,
dengan penanaman sebanyak 20-30 rumpun perlubang tanam.
Dengan cara ini maka seluruh rumpun tanaman adalah merupakan
tanaman induk. Diharapkan, secara keseluruhan akan menjadi
indukan produktif, karena bibit berada di posisi tengah dan terjepit
sehingga bibit akan cenderung tidak menghasilkan anakan,
sehingga lebih produktif.
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 43
- Keunggulan dengan metode ini tentu saja hasil produksi yang
meningkat. Namun, ada beberapa keuntungan lain, yaitu
penanamannya mudah, tanaman cepat beradaptasi dan tidak
stress. Karena bibit yang digunakan bibit tua, maka tanaman ini
lebih tahan terhadap hama keong dan orong-orong, ketahanan bibit
ini akan meminimalisir penyulaman, selain itu juga menimlalisir
untuk penyiangan. Jadi, karena rumpun padi Hazton ini sangat
rapat sehingga tidak memberi kesempatan pada gulma untuk ikut
tumbuh diantara tanaman padi. Karena penyulaman dan
penyiangan ini dapat di minimalisir maka otomatis metode ini juga
menghemat biaya tenaga kerja juga.
- Selain itu teknologi ini dapat mempercepat masa panen (+ 15 hari
lebih cepat dibanding usia normal), mutu gabah tinggi (persentase
hampa rendah), serta menghasilkan beras yang berkualitas tinggi
(rendemen beras kepala tinggi, persentase beras pecah rendah).
Secara konsep pengolahan tanah Metode hazton tidak banyak
berbeda dengan metode yang lain. Namun, disarankan untuk tidak
membakar jerami sisa panen, karena jerami tersebut jika
terdekomposisi dengan baik maka akan sangat membantu dalam
memberikan tambahan asupan nutrisi untuk tanaman padi.
- Demo Plot dengan Metode Hazton dilaksanakan oleh beberapa
kelompok tani yaitu ; Kelompok Tani Mulya Tani I, II, III, IV,
Sukatani dan Mawar dengan jumlah anggota sebanyak 274 orang
pada luas lahan 5.600 M2 yang ditanam pada bulan Januari 2015
dengan menggunakan varietas IR 64. Dari demo plot ini dilakukan
ubinan oleh BPS Kabupaten Cianjur, ubinan dilakukan 2 kali ubin
dengan hasil sebagai berikut :
a) Ubinan I menghasilkan 50,40 Kg GKP atau setara dengan 5,40 ton GKP per ha.
b) Ubinan II menghasilkan 63,36 Kg GKP atau setara dengan 6,34 ton GKP per ha.
c) Dari ke dua Ubinan diperoleh rata-rata hasil ubinan yaitu sebesar 56,89 Ku/Ha GKP atau setara dengan 48,93 Ku/Ha GKP.
Selain dilakukan ubinan juga kita ambil sampel tiga lubang
tanaman kemudian kita hitung batang normal dan batang tidak
normal dengan hasil sebagai berikut :
a) Sampel I :Jumlah batang normal sebanyak 20 batang, dan
batang tidak normal sebanyak 15 batang.
b) Sampel II :Jumlah batang normal sebanyak 12 batang, dan
batang tidak normal sebanyak 12 batang.
Laporan Tahunan 2015
44 Direktorat Budidaya Serealia
c) Sampel III :Jumlah batang normal sebanyak 20 batang, dan
batang tidak normal sebanyak 22 batang.
- Melihat dari hasil ubinan dan sampel jumlah batang normal dan
tidak normal, bahwa metode Hazton yang dilakukan di desa
Sukamulya, Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Cianjur
belum menunjukkan hasil yang memuaskan atau bahkan
Provitasnya dibawah teknoloagi konvensiaonal sebagaimana
kebiasaan petani setempat serta dilihat dari jumlah batang yang
tidak normal masih cukup banyak.
- Dengan demikian metode Hazton masil perlu dilakukan uji multi
lokasi dan uji kecocokan varietas pada metode ini. Selain kegiatan
panen juga dilakukan uji alsin pasca panen yaitu Combine
Harvester jenis lacandu produksi PT. Sarandi Karya Nugraha yang
berada di Cisaat Sukabumi, dari hasil uji alsin terlihat bahwa alat
tersebut masih harus dilakukan penyempurnaan yaitu ; handel gas
masih menggunakan plastik rapia, hasil pemotongan masih
bercampur dengan batang padi yang terpotong selain itu kami
belum melihat hasil test report dan spesifikasi dari alsin tersebut.
3) Kabupaten Sumbawa
Gerakan Panen Perdana Padi di Desa Poto, Kecamatan Moyo Hilir
Kabupaten Sumbawa Provinsi NTB pada tanggal 2 April 2015.
Dilaksanakan oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat DR. TGH. M.
ZAINUL MAJDI, MA bersama dengan Pangdam IX Udayana Mayjen
Tori Johar BT, Bupati Sumbawa, Direktur Jenderal Tanaman Pangan
yang diwakili oleh Kepala Balai Besar Peningkatan Mutu Benih
Tanaman Pangan, Penanggung jawab Upsus Peningkatan Produksi
Padi, Jagung dan Kedelai Dr. Mei dari Badan Ketahanan Pangan,
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Nusa Tenggara
Barat, BPTP NTB, Komandan Korem 162 Wira Bhakti, DPRD
Kabupaten Sumbawa, Komandan KODIM 1607 Kab. Sumbawa dan
dihadiri Kapolres Sumbawa, Kepala Kejaksaan Negeri, Divisi Regional
BULOG NTB, Kepala SKPD lingkup Pemkab Sumbawa, Camat,
Kapolsek dan Danramil, Para Petugas Pertanian, Aparat Tingkat
Kecamatan, Para Produsen dan Distributor Sarana Produksi Pertanian
serta Ketua dan pengurus Gapoktan seKab Sumbawa. Hasil yang
dapat dilaporkan adalah sebagai berikut :
- Gerakan panen ini dimaksudkan sebagai upaya bersama
percepatan tanam memasuki MK 2015 dalam rangka perbaikan
teknologi PTT di Nusa Tenggara Barat, dan mengingat
produktivitas padi di Nusa Tenggara Barat masih di bawah
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 45
produktivitas rata-rata nasional yaitu 48,80 ku/ha, produktivitas
rata-rata nasional telah mencapai 49,80 ku/ha, kepada
petugas/penyuluh diharapkan melakukan upaya-upaya pendekatan
yang lebih intensif kepada petani dan kelompok tani melalui
penyuluhan.
- Gerakan panen perdana padi tahun 2015 dilaksanakan di
Kelompok Tani Sepayal, Desa Poto, Kecamatan Moyohilir -
Kabupaten Sumbawa - Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kabupaten
sumbawa merupakan kabupaten yang dinobatkan sebagai
kawasan padi di Nusa Tenggara Barat, dan Kawasan Moyo telah
terpilih sebagai pelaksana yang mendapatkan alokasi seluas 2.500
ha tersebut. Disamping upaya peningkatan produksi tanaman
pangan dengan memperbaiki sistem hulu, on farm, juga dilakukan
dengan menekan tingkat kehilangan hasil melalui perbaikan cara
panen dan pasca panen (off farm). Kabupaten Sumbawa satu-
satunya kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang
mendapat alokasi kawasan padi dan jagung sekaligus. kawasan
padi di Kecamatan Moyo seluas 2.500 ha dan jagung di
Kecamatan Uthan seluas 1.500 ha.
- Rata-rata hasil ubinan padi di Desa Poto Kecamatan Moyohilir
adalah sebagai berikut : luas areal yang akan di panen seluas 1500
ha, varietas Cigeulis, rata-rata berat ubinan 6,65 kg, konversi GKP
10,64 ton/ha, konversi GKG 9,15 ton/ha. Lokasi panen ini
merupakan lokasi kegiatan GP-PTT padi tahun 2015 kawasan
2.500 ha, yang akan tanam pada bulan Mei 2015.
- Dalam rangka Upaya Khusus peningkatan produksi padi jagung
dan kedelai sebesar 20 – 30% seperti yang telah diamanatkan oleh
bapak Presiden RI maka NTB sebagai salah satu provinsi
penyangga pangan nasional ditargetkan untuk bisa mencapai
produksi padi sebesar 2.29 juta ton gabah kering giling, jagung
1,00 juta ton pipilan kering, dan kedelai 122 ribu ton biji kering.
- Di bidang pertanian khususnya beras, Kabupaten Sumbawa
merupakan salah satu kabupaten yang surplus, dalam artian
produksi beras lebih besar dibandingkan kebutuhan beras untuk
konsumsi masyarakatnya sehingga dapat mensuplai kebutuhan
beras untuk daerah-daerah lain.
- Kondisi perkembangan pertanian di Nusa Tenggara Barat saat ini,
berdasarkan laporan Dinas Pertanian untuk realisasi tanam MT.
2014/2015 sampai dengan bulan Februari 2015 Padi seluas
308.024 ha (68,83%) dari total sasaran 447.489 ha, Jagung
119.794 ha (88,74%) dari sasaran 135.000 ha. Sedangkan kedelai
Laporan Tahunan 2015
46 Direktorat Budidaya Serealia
sampai bulan Februari baru mencapai 18.336 ha (19,69%) dari
sasaran 93.144 ha. Tingginya realisasi tanam padi dan jagung
karena curah hujan di awal tahun relatif tinggi sehingga petani
dapat memanfaatkan air tersedia terutama petani di lahan kering.
- Produksi padi tahun 2014 di NTB berdasarkan Angka Sementara
BPS mencapai 2.116.637 Ton GKG, yang berarti 3,51% dari
produksi tahun 2013 2.193.698 Ton GKG. Turunnya produksi ini
dikarenakan luas areal panen berkurang dari 438.057 ha menjadi
433.712 ha yang berarti berkurang 4.345 ha (0,99%) dari tahun
2013 dari tahun 2013. Hal ini karena terjadinya puso yang melanda
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 lalu sebagai dampak dari
peristiwa El-Nino.
- Pada tahun 2015, bantuan pemerintah Pusat dalam mendukung
Upsus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai di Kabupaten
Sumbawa sedang dan akan dilaksanakan sesuai jadwal. Bantuan
tersebut meliputi :
a) Kegiatan Upsus melalui refocusing 2015 :
GPPTT padi inbrida kawasan seluas 2.500 ha, jagung hibrida kawasan 1500 ha dan non kawasan 500 ha, kedelai 6.000 ha, PAT (PIP) Kedelai 2000 ha
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier 8.000 ha,
Optimasi lahan 8.500 ha,
Alat mesin pertanian berupa traktor roda 2 sebanyak 39 unit dan pompa air 19 unit.
b) Kegiatan Upsus melalui APBN-P,
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier 20.000 ha,
Optimasi Lahan seluas 7.200 ha,
Pengembangan SRI 4.320 ha,
Perluasan Areal Tanam Jagung 21.000 ha,
5 Desa Mandiri Benih,
Alat mesin pertanian berupa traktor roda dua 63 unit dan pompa air 10 unit.
- Bupati Sumbawa atas nama Pemerintah dan masyarakat
Kabupaten Sumbawa mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada Kementerian Pertanian atas alokasi
kegiatan dan anggaran tahun 2015 untuk pembangunan pertanian
di Kabupaten Sumbawa. Bupati berpesan bahwa anggaran yang
cukup besar ini, harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk
mendukung Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung
dan Kedelai sehingga sasaran produksi yang telah ditetapkan
dapat tercapai. Keberhasilan program upsus ini tidak hanya
ditentukan oleh para petani, melainkan ditentukan juga oleh
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 47
seluruh petugas dan aparat Pembina mulai dari tingkat desa,
kecamatan dan kabupaten.
- Saat ini daya dukung sumber daya alam terutama sumber air
terhadap sektor pertanian semakin menurun. hal ini ditandai
dengan makin berkurangnya sumber mata air yang ada, semula
berjumlah 711 titik mata air pada tahun 2000 menjadi hanya 217
titik mata air, dan saat ini dengan berbagai upaya rehabilitasi
hutan, sudah meningkat menjadi 278 mata air. untuk itu pada
kesempatan tersebut Bupati menghimbau kepada para petani
untuk lebih efisien memanfaatkan air irigasi, melaksanakan pola
tanam dengan sebaik-baiknya, dengan mengoptimalkan fungsi
kelompok tani dan kelompok pemakai air (p3a).
- Apabila dibidang produksi sudah banyak upaya yang dilakukan,
namun dalam pemasaran perlu lebih banyak dilakukan
pemecahannya terutama harga padi yang jatuh pada saat panen.
Upaya Pemerintah Daerah kabupaten untuk menyiapkan dana
pembelian gabah saat panen raya tidak cukup untuk menaikkan
harga yang jatuh pada saat panen karena dana yang tersedia kecil,
upaya lainnya yaitu melalui “tunda jual“ juga syaratnya cukup berat
yaitu petani harus menyiapkan agunan sehingga kegiatan ini sulit
dilakukan untuk itu mohon bantuan Kementerian Pertanian untuk
menyelesaikan masalah ini. Hal ini akan ditindaklanjuti oleh
Penanggungjawab Upsus Dr. Mei dari Badan Ketahanan Pangan
Kementerian Pertanian.
- Pangdam IX Udayana sangat mendukung apa yang sudah
diprogramkan oleh Kementerian Pertanian dan sebagai
pendamping pelaksanaan program, aparat TNI dari Babinsa
sampai Komandan Korem akan menggerakkan aparat TNI di
wilayahnya untuk membantu dan membina petani serta dan
bersama-sama mewujudkan kedaulatan pangan dan sangat
berharap di tingkat desa terjalin kerjasama yang harmonis dan
sinergis antara Petugas Lapangan, Babinsa dan petani.
- Berkaitan dengan hal tersebut diatas dalam rangka pencapaian
sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi padi
khususnya mendukung program upaya khusus peningkatan
produksi padi, jagung, dan kedelai nasional di tahun 2015, maka
Kabupaten Sumbawa telah melakukan hal-hal sebagai berikut :
mendorong peningkatan penggunaan benih unggul yang memiliki
potensi produksi tinggi; perluasan areal dan perbaikan teknologi
PTT; mendorong penggunaan pupuk berimbang tunggal maupun
Laporan Tahunan 2015
48 Direktorat Budidaya Serealia
majemuk guna menghindari terjadinya kekurangan pupuk karena
penggunaan yang berlebihan di tingkat petani; serta melakukan
gerakan sosialisasi, penyuluhan, pendampingan dan sebagainya
sebagai wujud dukungan dari program yang diberikan pemerintah.
4) Kabupaten Klaten Kegiatan panen GP-PTT padi dilaksanakan pada Kelompok Tani
Dadi Mulyo, Desa Tumpukan, Kecamatan Karang Dowo, Kabupaten
Klaten pada tanggal 27 Juli 2015 seluas 25 ha. Panen GP-PTT padi
di Kabupaten Klaten dihadiri oleh Menteri Pertanian RI, Direktur
Jenderal Tanaman Pangan, Kepala Badan PPSDMP Kementan, Staf
Ahli Menteri Pertanian, Kepala BPTP Provinsi Jawa Tengah, Bupati
Klaten, Aster Kasdam IV Dipenogoro, Dandim 0723, Kepala Dinas
Pertanian Provinsi Jawa Tengah dan jajarannya, Direktur Bulog,
perwakilan Pejabat Eselon III dan IV Ditjen Tanaman Pangan,
Kapolres Kabupaten Klaten, Muspida Kabupaten Klaten, Kepala
Dinas Pertanian Kabupaten Klaten dan jajarannya, Camat Karang
Dowo, Muspika Kecamatan Karang Dowo, Kepala Desa Tumpukan,
Perangkat Desa Tumpukan, penyuluh pertanian, kelompok tani,
tokoh masyarakat dan masyarakat tani Desa Tumpukan.
Pertanaman GP-PTT padi ditanam pada tanggal 1 Mei 2015 dengan
varietas Mekongga. Padi ditanam dengan cara jajar legowo 2:1 dan
4:1. Pertumbuhan tanaman di areal GP-PTT padi keragaannya
sangat baik. Hasil ubinan sementara menunjukan produktivitas GP-
PTT padi sawah Kelompok Tani Dadi Mulyo di areal bagian selatan
sebesar 82,40 ku/ha GKP (71,30 ku/ha GKG) dan produktivitas GP-
PTT padi sawah di areal bagian utara sebesar 94,08 ku/ha GKP
(81,04 ku/ha GKG). Bila dibandingkan dengan produktivitas padi
sebelumnya sekitar 60-68 ku/ha GKG, produktivitas padi di areal GP-
PTT mengalami kenaikan pada kisaran 3,30-11,30 ku/ha GKG untuk
areal GP-PTT padi bagian selatan dan pada areal GP-PTT padi
bagian utara mengalami kenaikan pada kisaran 13,04-21,04 ku/ha
GKG. Bila dibandingkan dengan sasaran produktivitas GP-PTT padi
non kawasan sebesar 5-7,5 ku/ha GKG maka produktivitas GP-PTT
padi sawah telah mencapai target bahkan melebihi target. Adapun
data kenaikan produktivitas secara rinci tertera pada tabel berikut :
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 49
Tabel 14. Analisis Produktivitas GP-PTT Padi Kelompok Tani Dadi
Mulyo
Provitas Terendah
sebelum GP-PTT
Provitas Tertinggi
sebelum GP-PTT
(ku/ha GKP) (ku/ha GKG) (ku/ha GKG) (ku/ha GKG) (ku/ha GKG)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(2) (7)=(5)-(3) (8) (9)
Selatan 60,00 68,00 82,40 71,30 11,30 3,30 5-7,5 Tercapai
Utara 60,00 68,00 94,08 81,04 21,04 13,04 5-7,5 Tercapai
(ku/ha GKG)
Setelah GP-PTT
Produktivitas
Areal GP-PTT
Padi Keltan
Dadi Mulyo
Kategori Capaian
Provitas GP-PTT
terhadap Target
Peningkatan
Provitas GP-PTT
Padi Non Kawasan
Sebelum GP-PTT
Kenaikan Provitas Dibanding Rata-Rata Target Peningkatan
Produktivitas GP-PTT
Padi Non Kawasan
Gambar 1. Hamparan dan Areal Panen Pertanaman GP-PTT Padi
Areal Panen Pertanaman GP-PTT Padi pada
Kelompok Tani Dadi Mulyo, Desa Tumpukan,
Kecamatan Karang Dowo, Kabupaten Klaten,
Provinsi Jawa Tengah
Hamparan Areal Panen Pertanaman GP-PTT
Padi pada Kelompok Tani Dadi Mulyo,
Desa Tumpukan, Kecamatan Karang Dowo,
Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah
Laporan Tahunan 2015
50 Direktorat Budidaya Serealia
5) Kabupaten Kuningan
Kegiatan Panen Padi Hibrida dilaksanakan pada 4-5 Agustus di
Kabupaten Kuningan-Jawa Barat. Teknologi padi hibrida merupakan
salah solusi peningkatan produktivitas padi. Dukungan pemerintah
daerah mutlak diperlukan (gerakan tanam/panen). Pemerintah
bertindak selaku “Technology Endorser” berupa mensinergikan
semua teknologi terapan padi, khususnya padi hibrida. Dalam
pengembangannya maka proses adopsi teknologi padi hibrida harus
dilakukan secara bertahap, terpadu serta pendampingan dalam
proses alih teknologinya.
Pelaksanaan kegiatan panen padi hibrida MAPAN P-05
dilaksanakan di dusun Cijambu desa Garajati Kecamatan Ciwaru
Kabupaten Kuningan merupakan tempat yang potensial untuk
menanam padi hibrida. Kelompoktani yang melaksanakan panen
tersebut Kelompoktani Jatinunggal III (10 ha) dan Kelompoktani
Karya Mandiri (10 ha) dengan total luas lahan sawah 20 ha dan
terdapat kurang lebih 20 ha lainnya yang menyebar di desa Garajati
tersebut yang juga menanam padi hibrida menggunakan MAPAN P-
05. Hasil yang dapat dilaporkan sebagai berikut :
- Pertanaman padi MAPAN P-05 merupakan salahsatu kegiatan
APBD Provinsi Jawa Barat dengan nama SL-PTT Padi Hibrida
Tahun 2015. Teknologi yang digunakan pada pertanaman ini
menggunakan Sistem pertanaman Jajar Legowo 2:1, Penanaman
1 – 2 bibit per lubang, Menggunakan pupuk organik.
- Panen Perdana Varietas Padi Hibrida Mapan P-05 Padi Program
SL-PTT Padi Hibrida Provinsi Jawa Barat Di Kabupaten Kuningan
dihadiri oleh Bupati Kuningan, Komandan Kodim (Dandim) 0615
Kabupaten Kuningan, Kapolres Kabupaten Kuningan, Biro
Perencanaan Setda Provinsi Jawa Barat, Kepala Seksi Padi
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat,
Kepala BPTP Provinsi Jawa Barat, Kepala Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan, Camat Kecamatan
Ciwaru, Muspida dan Muspika serta masyarakat, petani, PPL,
dan kontak tani lingkup Kabupaten Kuningan.
- Panen padi di Dusun Cijambu Desa Garajati Kecamatan Ciwaru
Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat merupakan tolak ukur
dari ketahanan pangan dan ketahanan pangan merupakan tolak
ukur dari ketahanan nasional. Kekurangan pangan akan
menyebabkan permasalahan sosial dan harus dicukupi oleh
pemerintah. Dengan adanya panen di Ciwaru dengan
produktivitas yang tinggi menunjukkan bahwa kecukupan pangan
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 51
dapat terkendali. Areal panen di Dusun Cijambu Desa Garajati
Kecamatan Ciwaru berada dalam satu hamparan seluas 20 ha
dan 100% menerapkan tanam jajar legowo (jarwo). Dan masih
terdapat kurang lebih 20 ha tanaman padi hibrida tersebar di
desa Garajati tersebut.
- Ubinan pada kegiatan panen perdana rata-rata mencapai 7,9
ton/ha. meningkat pada musim tanam sebelumnya (7,2 ton/ha),
sementara jika dilihat dari performance tanaman yg sekarang
lebih bagus dan bulir padinya lebih bernas dibanding musim yang
lalu.
- Bupati dan Kodim mengapresiasi setinggi tingginya atas
keberhasilan panen raya, walaupun ditengah musim kemarau,
tetapi hasil panen cukup baik. Hal ini merupakan kebanggaan
tersendiri dan dapat dijadikan motivasi dan contoh oleh wilayah-
wilayah lainnya. Dari luas lahan yang ada, setiap hektar rata-rata
menghasilkan 7 ton padi per hektar, sehingga apa yang
ditargetkan oleh Pemerintah dapat dikatakan bisa tercapai.
Dandim mengatakan bahwa TNI selalu siap untuk membantu
mengsukseskan program pemerintah dalam ketahanan pangan,
karena ketahanan pangan merupakan tolak ukur ketahanan
suatu negara, apabila ketahanan pangan suatu negara tidak siap,
maka akan banyak timbul masalah sosial di negara itu. Sebagai
implementasi kepada jajaran Kodim 0615/Kuningan, terutama
kepada para Babinsa untuk selalu membantu, melakukan
pengawasan dan pendampingan kepada petugas atau kelompok
petani agar terus dapat meningkatkan hasil pertanian, seperti apa
yang telah terlaksana di Desa Garajati Kec. Ciwaru Kab.
Kuningan ini.
- Keunggulan Varietas MAPAN P-05 adalah Peningkatan produksi
antara 1,5 – 2 ton GKP per hektar, tolerant terhadap hama
penyakit, penghematan pupuk Urea, pembelian gabah yang lebih
mahal dari pada jenis padi lainnya, nasi pulen makin
meningkatkan gairah petani untuk menanam varietas MAPAN
P.05. Varietas ini sudah di di lepas dengan Surat keputusan
Menteri Pertanian Nomor : 132/Kpts/SR.120/3/2006.
- MAPAN P-05, cocok untuk daerah irigasi tehnis dan semi-tehnis,
umur antara 115 – 120 HSS, jumlah bulir 180 – 250 butir per
malai, produksi tinggi, nasi pulen dan wangi, adaptasi cukup luas
mulai dataran rendah (50 m dpl) s/d dataran tinggi (700 m dpl).
Makin tinggi wilayah penanamannya maka bau harum nasinya
Laporan Tahunan 2015
52 Direktorat Budidaya Serealia
akan makin kuat. Hal yang harus diperhatikan adalah jangan
menanam lagi turunannya (F-2) karena produksi akan menurun
disebabkan adanya segregasi.
- Karakteristik benih Mapan P-05 yang dikeluarkan oleh PT.
Primasid Andalan Utama adalah :
a) Umur Panen antara 110-115 hari setelah semai
b) Jumlah anakan antara 20 – 30 anakan
c) Tinggi tanaman 110-115 cm, tahan rebah
d) Perakaran panjang dan kuat, daun bendera tegak dan
panjang
e) Jumlah gabah per malai antara 180 – 250 bulir/malai
f) Potensi hasil 8 – 11 ton GKP per hektar
g) Bentuk gabah panjang
h) Rendemen 65% - 68%
i) Beras tidak mengandung bulir kapur (kualitas super)
j) Beras putih bening dan rasa nasi pulen, putih dan aromatik
k) Adaptasi luas (dapat ditanam di ketinggian 0 – 700 mdpl)
6) Kabupaten Bolaang Mongodow Utara
Kunjungan kerja Direktur Budidaya Serealia mewakili Menteri
Pertanian RI di Desa Tontu, Kecamatan Pinogaluman, Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara, Provinsi Sulawesi Utara untuk
melakukan Panen Raya Padi kegiatan GP-PTT 2015. Varietas padi
yang ditanam adalah varietas Ciherang dengan rata-rata
produktivitas 7 ton GKP, yang mana sebelum GP-PTT produktivitas
hanya 5,5 ton GKP. Panen raya dihadiri oleh: Bupati Bolaang
Mongondow Utara, Kadis Pertanian Provinsi Sulawesi Utara, BPTP
Sulawesi Utara, BPS, Karantina, Danramil dan Kepala SKPD
Bolaang Mongondow Utara.
Panen Raya Padi GP-PTT 2015 oleh Direktur Budidaya Serealia
mewakili Menteri Pertanian di Desa Tontu, Kecamatan Pinogaluman,
Kabupaten Bolang Mongondow Utara Provinsi Sulawesi Utara
menggunakan varietas Ciherang dengan rata-rata produktivitas 7
ton/ha GKP (sebelumnya hanya 5,5 ton/ha GKP), panen
dilakasanakan pada tanggal 25 Agustus 2015.
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 53
Gambar 2. Panen raya oleh Direktur Budidaya Serealia (Mewakili Menteri Pertanian
RI) dihadiri Bupati Bolang Mongondow Utara, Kadis Pertanian Provinsi Sulawesi Utara, Kepala BPTP Sulawesi Utara, BPS, Karantina, Danramil dan Kepala SKPD Bolaang Mongondow Utara.
Hamparan padi GP-PTT 2015 di Kecamatan Pinogaluman dengan
sistem jajar legowo seluas 621 ha (Total GP-PTT Kabupaten Bolang
Moggodow Utara seluas 2.500 ha)
Gambar 3. Panen Raya GP-PTT Padi 2015 menggunakan varietas Ciherang dengan
sistem Jajar Legowo
Laporan Tahunan 2015
54 Direktorat Budidaya Serealia
7) Kabupaten Banyumas
Panen Raya Padi Uji Coba Metode Hazton di Kelompoktani Marga
Jaya Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas
Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 27 Agustus 2015 dan
Kunjungan ke Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah. Hasil
kegiatan panen raya padi dapat dilaporkan sebagai berikut :
- Pengembangan Padi Metode Hazton di Kelompoktani Marga
Jaya Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja Kabupaten
Banyumas Provinsi Jawa Tengah merupakan kegiatan Bank
Indonesia Perwakilan Kabupaten Banyumas dalam rangka
pengendalian inflasi bahan pangan khususnya komoditas beras
bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten
Banyumas.
- Panen Perdana Padi Metode Hazton di Kelompoktani Marga
Jaya Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja Kabupaten
Banyumas Provinsi Jawa Tengah dihadiri oleh Bupati Banyumas,
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cabang Purwokerto, Kepala
Dinas Pertanian Kabupaten Banyumas, Dandim 0705 Wijaya
Kusuma Kabupaten Banyumas, Kepala Badan Pelaksana
Penyuluhan Kabupaten banyumas, Perwakilan dari BPS
Kabupaten Banyumas, Muspida dan Muspika, serta masyarakat,
petani, PPL, dan kontak tani lingkup Kabupaten Banyumas.
- Panen Raya Padi Uji Coba Metode Hazton di Kelompoktani
Marga Jaya Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja Kabupaten
Banyumas Provinsi Jawa Tengah memberikan salah satu
alternatif pilihan teknologi peningkatan produtivitas dan produksi
padi bagi petani yang spesifik lokasi.
- Areal panen padi di Kelompoktani Marga Jaya Desa Pegalongan
Kecamatan Patikraja berada dalam satu hamparan seluas 116
ha, tipologi sawah irigasi dan 10 ha menerapkan metode Hazton
dengan menanam padi varietas Kristal 01 dan 04 pada jarak
tanam (20 x 25) cm jajar legowo 2:1. Ubinan rata-rata yang
diperoleh untuk uji coba metode Hazton sebesar 9 ton/ha GKP
sedangkan hasil di luar uji coba metode Hazton sekitar 5 – 6
ton/ha GKP di musim rendengan dan sekitar 4 – 5 ton/ha di
musim gadu.
- Diharapkan dengan adanya bantuan dari Bank Indonesia akan
dapat menumbuhkan jiwa wirausahatani. Dari produksi yang
dihasilkan, 50% diberikan kepada petani, 30% untuk modal
usahatani berikutnya, 10% disimpan untuk cadangan
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 55
pangan/lumbung pangan, dan 10% untuk biaya penyuluhan dan
pertemuan sehingga petani belajar untuk mandiri.
- Produktivitas yang kurang memuaskan di Kabupaten Banyumas
khususnya di Kecamatan Patikraja disebabkan daerah ini
merupakan endemik OPT tikus. Serangan Tikus dapat
menyebabkan penurunan produksi sekitar 30%.
- Solusi dalam mengatasi permasalahan tikus di Kabupaten
Banyumas dikembangkan penangkaran burung hantu dan
pemagaran petak sawah dengan terpal/plastik.
- Pemda Kabupaten Banyumas berencana akan membangun
pembangkit listrik tenaga sampah untuk mengatasi permasalahan
banyaknya sampah-sampah terutama bahan plastik yang
menyumbat saluran-saluran air termasuk di bendungan dan
waduk irigasi sehingga debit air yang mengalir menjadi terhalang.
Pemda Kabupaten Banyumas juga akan bekerjasama dengan
Bank Indonesia Cabang Purwokerto membantu petani dalam
kredit pengadaan terpal/plastik mengatasi serangan tikus karena
biayanya yang relatif mahal.
- Kunjungan ke Kabupaten Cilacap di Gapoktan Sri Martini Desa
Tambaksari Kecamatan Kedungreja. Uji coba pertanaman padi
metode Hazton dilakukan di lahan petani seluas 8 ha. Ubinan
yang diperoleh (7 ha sudah panen) berkisar 6 – 7 ton/ha GKP.
- Varietas yang biasa ditanam petani di Desa Tambaksari
Kecamatan Kedungreja adalah Legawa dengan produktivitas
mencapai 9 – 10 ton/ha GKP (pada musim rendengan) dan
sekitar 7 ton/ha GKP (pada musim gadu).
- Hasil padi dengan metode Hazton ini dirasakan petani belum
sesuai dengan harapan disebabkan:
a) Varietas benih yang ditanam (Kristal 01 dan 04) merupakan
varietas baru yang ternyata varietas genjah (kurang dari 90
hari) dan menurut petani tidak cocok ditanam dengan metode
Hazton karena umur benih yang tua.
b) Aplikasi pupuk yang kurang
c) Daerah endemik wereng dan tikus
- Lahan 1 ha yang lain ditanam dengan varietas Kalina yang bukan
varietas genjah (sekitar 100 hari). Prediksi petani akan dapat
menghasilkan di atas 7 – 8 ton/ha GKP dengan perhitungan
jumlah rumpun 54 – 64 rumpun/lubang, bulir/malai yang bernas
dibandingkan dengan pertanaman sekitarnya.
Laporan Tahunan 2015
56 Direktorat Budidaya Serealia
- Diperlukan informasi yang sejelas-jelasnya mengenai
pengembangan padi dengan metode Hazton agar petani dapat
memilih sesuai keyakinan petani dan spesifik lokasi yang ada.
b. Gerakan Tanam
1) Kabupaten Sukabumi
Pencanangan tanam perdana GP-PTT padi di Desa Pangumbahan
Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi Jawa Barat pada tanggal
15 April 2015. Dilaksanakan oleh Bupati Sukabumi bersama dengan
Direktur Budidaya Serealia Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, BPTP Jawa Barat, Komandan
Korem 061 Surya Kencana, DPRD Kabupaten Sukabumi, Komandan
KODIM 0622/Kab. Sukabumi dan dihadiri Kapolres Sukabumi, Kepala
Kejaksaan Negeri Cibadak, Divisi Regional BULOG Jawa Barat,
Kepala OPD lingkup Pemkab Sukabumi, Camat, Kapolsek dan
Danramil Ciracap, Para Petugas Pertanian, Aparat Tingkat
Kecamatan, Para Produsen dan Distributor Sarana Produksi Pertanian
serta Ketua dan pengurus Gapoktan se Kecamatan Ciracap. Hasil
yang dapat dilaporkan adalah sebagai berikut :
- Di bidang pertanian khususnya beras, Kabupaten Sukabumi
merupakan salah satu kabupaten yang surplus, dalam artian
produksi beras lebih besar dibandingkan kebutuhan beras untuk
konsumsi masyarakatnya sehingga dapat mensuplai kebutuhan
beras untuk daerah-daerah lain. Terpilihnya Sukabumi sebagai
tuan rumah tanam perdana GP-PTT Padi tingkat Provinsi Jawa
Barat, dikarenakan Kabupaten Sukabumi telah mempersiapkan
gerakan percepatan tanam memanfaatkan sisa musim hujan,
disamping itu Kabupaten Sukabumi merupakan satu-satunya
Kabupaten yang direkomendasikan oleh Provinsi Jawa Barat
sebagai pelaksana kegiatan GP-PTT Padi Pola Kawasan.
Percepatan tanam ini bertujuan agar kegiatan GP-PTT 2015
sebagai salah satu kegiatan pendukung UPSUS dapat
berkontribusi terhadap capaian produksi padi 2015.
- Pencanangan Tanam Perdana GP-PTT Padi Tahun 2015, tepatnya
dilaksanakan di Gapoktan Sabillungan, Kampung Ciburial Desa
Pangumbahan Kecamatan Ciracap. Kecamatan Ciracap memiliki
luas 16.056 ha yang terdiri dari delapan desa 72 RW dan 352 RT,
sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ciemas dan
Waluran, sebelah selatan dan Barat dengan Samudera Hindia
sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Surade dan
Jampangkulon. Topografi relatif datar dengan kemiringan rata-rata
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 57
3-8% dengan ketinggian berkisar antara 0 s.d 155 m diatas
permukaan laut. Luas lahan sawah se Kecamatan Ciracap 4.082
ha yang meliputi sawah irigasi dan tadah hujan, dari luasan
tersebut 2.500 ha merupakan lahan kegiatan GP-PTT Padi. Jumlah
kelompoktani yang mendukung Program ini sebanyak 67 Poktan di
8 Gapoktan yang tersebar se Kecamatan Ciracap, yang diharapkan
dapat menjadi motivator dalam menyebarluaskan program ke
wilayah lainnya.
- Pada tahun 2015, bantuan pemerintah Pusat dalam mendukung
Upsus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai di Kabupaten
Sukabumi sedang dan akan dilaksanakan sesuai jadwal. Bantuan
tersebut meliputi :
b) Kegiatan Upsus melalui refocusing 2015 :
GPPTT padi inbrida kawasan seluas 2.500 ha dan jagung hibrida non kawasan 500 ha, kedelai 4.000 ha,
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier 10.000 ha,
Optimasi lahan 3.700 ha,
Alat mesin pertanian berupa traktor roda 2 sebanyak 41 unit dan pompa air 25 unit.
c) Kegiatan Upsus melalui APBN-P,
Rehabitlitasi Jaringan Irigasi Tersiaer 4.800 ha,
Optimasi Lahan seluas 6.000 ha,
Pengembangan SRI 4.320 ha,
Perluasan Areal Tanam Jagung 7.000 ha,
3 Desa Mandiri Benih,
Alat mesin pertanian berupa combine harvester 12 unit, vertical drier padi 1 unit, corn Sheller 10 unit, power thresher multiguna 15 unit, taktor roda 2 74 unit dan pompa air 10 unit.
- Bupati Sukabumi atas nama Pemerintah dan masyarakat
Kabupaten Sukabumi mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada Kementerian Pertanian atas alokasi
kegiatan dan anggaran tahun 2015 untuk pembangunan pertanian
di Kabupaten Sukabumi. Bupati berpesan bahwa anggaran yang
cukup besar ini, harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk
mendukung Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung
dan Kedelai sehingga sasaran produksi yang telah ditetapkan
dapat tercapai. Keberhasilan program upsus ini tidak hanya
ditentukan oleh para petani, melainkan ditentukan juga oleh
seluruh petugas dan aparat Pembina mulai dari tingkat desa,
kecamatan dan kabupaten.
Laporan Tahunan 2015
58 Direktorat Budidaya Serealia
- Dalam arahan Bupati menekankan kepada :
a) para pengurus dan anggota kelompok tani bahwa kunci
keberhasilannya program terletak pada penerima manfaat
kegiatan yang sekaligus sebagai pelaku usahatani untuk
manfaatkan dana bantuan sosial sesuai dengan Rencana
Usaha Kebutuhan Kelompok yang telah disusun.
Mendistribusikan sarana produksi ke anggota, tertib
administrasi dan menerapkan paket teknologi yang dianjurkan.
b) para petugas dan aparat di tingkat desa (Kepala Desa,
Penyuluh dan Babinsa) dan tingkat kecamatan (Camat, UPTD
Pertanian, BP3K, POPT, Petugas Pengawas Benih dan Mantri
Statistik): 1) mengintensifkan koordinasi dan konsolidasi
terutama dalam pelaksanaan kegiatan di tingkat lapangan, 2)
melakukan pembinaan teknis, pengawalan dan pendampingan
kepada para petani. 3) menggerakkan dan memotivasi petani
untuk melaksanakan tanam serentak, perbaikan dan
pemeliharaan jaringan irigasi, pemupukan, gerakan
pengendalian OPT dan panen, 4) melakukan pengawalan dan
pengawasan dalam penyaluran benih, pupuk dan alsintan serta
pengadministrasiannya.
c) BPTP Jawa Barat memberikan dukungan dalam pengawalan
dan pendampingan program pertanian serta transfer teknologi
yang inovatif dan spesifik lokasi kepada petugas pertanian dan
petani di Kabupaten Sukabumi.
d) kepada semua pihak yang terkait dalam penyediaan sarana
produksi agar dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya (tepat
waktu, tepat jenis, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat sasaran
dan lain-lain) sehingga tidak mengecewakan para petani.
e) kepada pihak yang terkait dengan jaminan harga dan
pemasaran khususnya BULOG, Bupati juga minta untuk dapat
memberikan jaminan harga dan pasar sehingga tidak
menimbulkan kekhawatiran petani akan rendahnya harga pada
saat panen raya. Namun, dalam hal ini petani juga harus
berusaha maksimal agar hasil gabah atau beras mereka
memenuhi standar kualitas yang dipersyaratkan.
- Harapan petani agar Bendungan Ciletuh diperbaiki dimana
bendungan tersebut merupakan sumber air dan sangat berdampak
terhadap keberlanjutan pertanian di wilayah Kecamatan Ciracap
direspon sangat baik oleh Bapak Bupati dan akan ditindaklanjuti
bersama jajaran pemerintah Kabupaten dan Provinsi dan akan
diusulkan perbaikannya pada tahun anggaran 2016.
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 59
- Komandan Korem 041 Surya Kencana sangat mendukung apa
yang sudah diprogramkan oleh Kementerian Pertanian dan akan
menggerakkan aparat TNI di wilayahnya untuk membantu dan
bersama-sama petani mewujudkan kedaulatan pangan dan sangat
berharap di tingkat desa terjalin kerjasama yang harmonis dan
sinergis antara Petugas Lapangan, Babinsa dan petani.
2) Provinsi Banten
Gerakan Tanam Padi Serempak pada tanggal 7 Desember 2015 di
seluruh Indonesia, maka di Provinsi Banten juga telah dilaksanakan
kegiatan ”Gerakan Pemberdayaan Petani Terpadu melalui
Penyuluhan Pendidikan Pelatihan” di Kelompok Tani Gardu, Desa
Rawa Kidang, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang yang
dilakukan oleh Menteri Pertanian.
Kegiatan tersebut dihadiri juga oleh Direktur Jenderal Tanaman
Pangan, Kepala Badan Pengembangan dan Penyuluhan Sumber
Daya Manusia Pertanian, Sekretaris Daerah Provinsi Banten, Kepala
Dinas Pertanian Provinsi Banten, dan Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten Tangerang. Selain itu kegiatan yang dihadiri kurang lebih
1.200 orang peserta tersebut terdiri dari Kelompok Tani, Danrem
052, Kasrem 064, Dandim 0506/Tangerang, Dandim 0602/ Serang,
Babinsa Pertanian Kodim 0506/Tangerang, Babinsa Pertanian
Kodim 0602/Serang dan perwakilan Petugas Penyuluh Pertanian
(PPL dan THL TBPP) se Pulau Jawa (Provinsi Banten, Jawa Barat,
D.I. Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur), POPT, SKPD
Rumpun Hijau dan BPP Sepatan.
Sambutan Menteri Pertanian pada acara tersebut adalah sebagai
berikut :
- Gerakan Tanam Serempak Seluruh Indonesia yang dilaksanakan
pada tanggal 7 Desember 2015 dilakukan karena hujan mulai turun di
sebagian besar wilayah Indonesia yang diharapkan dapat panen
secara serentak pada bulan Februari 2016.
- Pada tahun 2015 Indonesia mengalami fenomena El Nino yang terkuat
sepanjang sejarah, tetapi pada saat kondisi demikian justru terjadi
peningkatan produksi padi yaitu tercapainya target sebesar 74 juta ton.
Hikmah yang dapat diambil dari peristiwa tersebut adalah akan lebih
kuat menghadapi tantangan ke depan. Pada kondisi El Nino tersebut
justru membawa beberapa keuntungan dalam pertanian yang
diakibatka efek fisiologis tanaman saat terjadi kekeringan, diantaranya
yaitu : a) berkurangnya hama dan penyakit tanaman; b) produktivitas
tanaman meningkat karena fotosintesis optimal; dan c) dosis pupuk
berkurang.
Laporan Tahunan 2015
60 Direktorat Budidaya Serealia
- Melalui konsolidasi secara internal dan eksternal yang dilakukan oleh
PPL, Babinsa, KTNA, dosen dan mahasiswa bahwa setelah satu
tahun kepempimpinan Kabinet Kerja pada tanggal 20 Oktober 2015
kemarin, Indonesia khususnya Kementerian Pertanian tidak
melakukan impor beras. Selain itu selama 1 tahun dalam Kabinet
Kerja, Menteri Pertanian telah melakukan kunjungan kerja ke 300
kabupaten/kota untuk mewujudkan swasembada kedaulatan pangan
melalui program Upsus Pajale. Sebagai perbandingan fenomena El
Nino yang pernah dialami Indonesia pada tahun 1998 dengan
intensitas 1,90% Indonesia mengimpor beras sebesar 7,1 juta ton,
sedangkan intensitas El Nino pada tahun 2015 lebih kuat yaitu
sebesar 2,44% dengan perkiraan impor beras pada kondisi darurat
tersebut sebesar 9,1 juta ton. Tetapi kenyataan yang ada tahun 2015
ini justru pada saat El Nino lebih kuat, Indonesia tidak ada impor sama
sekali.
- Gerakan Tanam Serempak yang dilakukan pada tanggal 7 Desember
2015 merupakan salah satu upaya agar tercapai target luas tanam
sebesar 3 juta ha pada bulan Desember 2015 di seluruh Indonesia.
Pulau Jawa menyumbang produksi beras nasional sebesar 59%, dan
sisanya disumbang oleh Pulau-pulau di luar Pulau Jawa. Di Pulau
Sumatera (utara katulistiwa) hujan sudah terjadi terlebih dahulu
sedangkan di selatan katulistiwa fenomena El Nino lebih kuat.
Sehingga terdapat hikmah dibalik fenomena El Nino tahun 2015 yaitu
terdapat tambah tanam seluas 283 ribu ha di Aceh yang merupakan
daerah di utara katulistiwa. Seluruh komponen di Upaya Khusus
Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) harus
berkoordinasi secara internal dan eksternal.
- Saat ini terdapat 20 ribu PPL THL TBPP yang belum diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil. Penilaian pengangkatan Calon Pegawai Negeri
Sipil untuk THL TBPP tersebut 70% berdasarkan penilaian di tingkat
lapang yang termasuk juga tambah tanam yang dihasilkan.
Diharapkan pada Oktober 2015 – Maret 2016 terdapat tambah tanam
seluas 9 juta ha. Penilaian untuk pengangkatan THL TBPP tersebut
dilaksanakan pada bulan April 2016 berdasarkan dari luasan areal
tambah tanam yang dihasilkan.
- Pada tahun 2015 Kementerian Pertanian juga telah menyerahkan
bantuan sebanyak 80 ribu unit alsintan dan 2 juta irigasi tersier dengan
nilai Rp 4,4 Triliun. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 bantuan
alsintan hanya sebanyak 4 ribu unit.
- Pada tahun 2015 ini bisa juga dikatakan terjadi surplus beras yang
dibuktikan dengan stok di beras di Bulog kondisi sampai dengan bulan
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 61
Desember 2015 sebesar 1,7 juta ton beras, selain itu masih terdapat
pertanaman di lapang (standing crop) yang belum dipanen sebesar 3,7
juta ton. Komitmen Kementerian Pertanian adalah tidak adanya impor.
- Sehubungan dengan berita yang berkembang di masyarakat
mengenai daging sapi, Menteri Pertanian juga menjelaskan bahwa
diharapkan terjadi perubahan mindset Swasembada Daging Sapi
menjadi Swasembada Protein yang bisa disubstitusi dari daging ayam
dan ikan. Pada minggu sebelumnya Menteri Pertanian telah
mendatangkan sumber sapi hidup dari Provinsi Nusa Tenggara Timur
sebanyak 300 ekor sapi dengan harga di tingkat peternak Rp 27.000,-
s/d Rp 30.000,- per kg. Pada saat dalam perjalanan ke Jakarta, sapi-
sapi tersebut mengalami pengurusan (kehilangan bobot) dengan nilai
penyusutan sebesar Rp 6.000,- per ekor sapi (20% dari karkas).
Diharapkan pada tanggal 11 Desember sudah tiba di Pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta dengan harga saat tiba di Jakarta Rp 62.000,-
per kg. Sehingga harga daging sapi di tingkat konsumen sekitar Rp
70.000,- s/d Rp 80.000,- per kg daging sapi. Selama ini harga daging
sapi di tingkat konsumen berkisar antara Rp 90.000,- s/d Rp 100.000,-
per kg. Target yang diharapkan dari ketersediaan daging sapi nasional
adalah menaikkan harga di tingkat petani dan menurunkan harga di
tingkat konsumen.
- Selama ini permasalahan penyediaan daging sapi yang dihadapi
adalah lamanya proses perjalanan sapi hidup (± 2 bulan) dari Kupang,
Nusa Tenggara Timur menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Terdapa 13 pos yang dilewati ditambah dengan pemeriksaan di
karantina selama 2 minggu. Saat ini permasalahan tersebut sudah
dapat diatasi melalui percepatan pemeriksaan di karantina (menjadi 2
hari), proses perijinan kabupaten dan provinsi (menjadi 1 hari) dan
memperkecil biaya pungutan di tiap pos yang dilewati (Rp 100.000,-
per pos).
- Di Indonesia sebenarnya terdapat sekitar 300 ribu ekor sumber sapi
hidup yang tersebar di beberapa wilayah, yaitu : Nusa Tenggara Timur
(50 ribu ekor), Nusa Tenggara Barat (50 ribu ekor), Sulawesi Selatan
(70 ribu ekor) serta di Lampung dan Jawa Timur (130 ribu ekor).
Pasokan yang diharapkan tiba di Jakarta tiap bulannya sekitar 3 ribu
ekor. Untuk stock daging sapi selama satu tahun hanya perlu
ditambah impor sapi hidup sebanyak 500 – 600 ekor. Tujuan dari
semua upaya tersebut adalah mengubah struktur pasar dan harga
daging sapi.
- Pada tahun 2015 ini Kementerian Pertanian sudah berhasil menekan
keran impor dan justru sudah berhasil mengekspor beberapa
Laporan Tahunan 2015
62 Direktorat Budidaya Serealia
komoditas yaitu ekspor jagung sebanyak 400 ribu ton, ekspor kedelai
sebanyak 60 ribu ton, ekspor ayam negeri, ekspor bunga krisan, dan
ekspor bawang merah yang seharusnya impor sebanyak 5.000 ton.
3. Pertemuan - Pertemuan
a. Konsolidasi GP-PTT Padi, Jagung dan Kedelai
Dalam rangka mensukseskan upaya khusus peningkatan produksi padi,
jagung dan kedelai melalui dukungan kegiatan GP-PTT dan PAT-PIP,
pemerintah pusat mensinergikan dan mengkonsolidasikan pelaksanaan
kegiatan dimaksud agar dapat berjalan dengan baik melalui Pertemuan
Konsolidasi GP-PTT Padi, Jagung dan Kedelai 2015 di Bandung pada
tanggal 24-25 Maret 2015. Hasil konsolidasi dapat dilaporkan sebagai
berikut :
- Pertemuan dibuka secara resmi oleh Direktur Jenderal Tanaman
Pangan didahului ucapan selamat datang oleh Kadis Pertanian
Provinsi Jawa Barat yang diwakili oleh Kepala Bidang Produksi.
Peserta yang hadir sebanyak 417 orang dari target 400 undangan.
Pertemuan ini dihadiri oleh para nara sumber, kepala bidang/kepala
seksi yang menangani tanaman pangan dari 31 dinas pertanian
provinsi dan 326 dinas pertanian kabupaten pelaksana GP-PTT dan
PAT-PIP padi, jagung dan kedelai
- Pada pertemuan tersebut diperoleh pokok-pokok rumusan sebagai
berikut :
1) Komoditas padi, jagung dan kedelai merupakan komoditas utama
dalam mendukung pencapaian kemandirian pangan. Oleh karena
itu, upaya khusus dalam mencapai peningkatan produksi padi,
jagung dan kedelai memiliki arti penting dan strategis untuk
mencapainya.
2) Pertanaman kegiatan GP-PTT dan PAT-PIP padi, jagung dan
kedelai diharapkan di tanam paling lambat akhir bulan September
agar berkontribusi dalam pencapaian target dan mendukung
produksi tahun 2015. Namun apabila kondisi di lapangan tidak
memungkinkan diperbolehkan untuk tanam bulan Oktober-
Desember 2015 dimana produksinya akan berkontribusi pada
tahun 2016
3) Diusulkan agar kelompok tani yang sama diperbolehkan
meneriman bantuan lebih dari satu dengan persyaratan: a. tidak
mengganggu sasaran/program kegiatan untuk masing-masing
komoditas; b. musim yang berbeda, namun saling mendukung
(bersinergi) antara kegiatan.
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 63
4) Kriteria kegiatan yang bisa masuk dalam sampling ubinan BPS
adalah: a. Waktu panen sejalan dengan pelaksanaan ubinan. b.
master file desa yang digunakan tidak boleh diubah, c. dirinci
sesuai komoditas, d. pengisian data sesuai format yang telah
ditetapkan BPS (Modifikasi BPS)
5) Kendala dalam adopsi inovasi teknologi padi, jagung, kedelai
antara lain petani masih kurang mengenal VUB/teknologi yang
dihasilkan, ketersediaan benih VUB belum memenuhi preferensi
petani, jumlah, waktu & kualitas yg dibutuhkan oleh petani
(khususnya VUB spesifik lokasi & VUB yg baru dilepas) dan
teknologi budidaya yang baru belum diketahui secara luas
sehingga terjadi keterlambatan proses transformasi teknologi di
masyarakat, sehingga perlu pengawalan dalam menerapkan
teknologi VUB di tingkat petani dengan akselerasi diseminasi
secara masif.
6) Target peningkatan produktivitas pada GP-PTT padi dan jagung
minimal sebesar 1 ton, untuk PAT Jagung diharapkan terjadi
penambahan produksi jagung sebesar 4-5 ton/ha (lahan baru) serta
GP-PTT kedelai sebesar 0,2 ton dan penambahan Indeks
Pertanaman sebesar 0,5 ton/ha, diperlukan peran penyuluh di
tingkat lapang dalam upaya antara lain: a) LAKUSUSI, b)
Penerapan/pengawalan 6 tepat benih, pupuk dan sarana produksi
lainnya dan c) menjadikan BP3K sebagai pos simpul koordinasi.
7) Guna mengantisipasi terjadinya kegagalan rencana/sasaran
program GP-PTT padi, PAT-PIP jagung dan kedelai disarankan
agar pelaksana program memperhatikan dan menganalisa
Kalender Tanam (KATAM) spesifik lokasi, walaupun KATAM masih
perlu disempurnakan dengan menampilkan data/informasi yang
detail.
8) Perlu dilakukan peningkatan koordinasi dan konsolidasi antara
BP3K dengan petugas KCD/UPTD untuk penyampaian percepatan
data Statistik Pertanian (SP).
9) Pelaksanaan program pasca panen merupakan sebuah upaya
dalam meningkatkan mutu/kualitas hasil sekaligus mengamankan
kuantitas serta penurunan susut hasil produksi sebesar 0,06% dari
sasaran 73,40 juta ton (44.000 Ton), Jagung 0,31% dari sasaran
produksi 20,31 juta ton (62,973 ton), Kedelei sebesar 0,43% dari
sasaran 1,5 juta ton ( 6.450 ton).
10) Strategi stabilisasi harga kedelai dilakukan dari aspek hulu sampai
dengan hilir. Aspek hulu antara lain pengamanan harga produsen
dengan HPP oleh BULOG, kewajiban pembelian hasil pengadaan
Laporan Tahunan 2015
64 Direktorat Budidaya Serealia
DN BULOG oleh calon importer, Permendag No: 23/M-
DAG/Per/5/2013 tentang program stabilisasi harga kedelai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan.
11) Program Direktorat Perbenihan dalam mendukung pencapaian
produksi padi, jagung dan kedelei melalui peningkatan produktivitas
dan dapat berkontribusi dengan baik apabila varietas sesuai
agroekologi dan ketersediaan benih yang terjamin mutu dan
kualtasnya.
12) Untuk menjamin ketersediaan dan mutu benih di lapangan, maka
Direktorat Perbenihan melakukan program pemberdayaan
penangkar benih dengan tujuan meningkatkan kemampuan
penangkar/kelompok penangkar benih dalam pengelolaan produksi
dan pemasaran benih varietas unggul bersertifikat serta menumbuh
kembangkan penangkar/kelompok penangkar benih di daerah yang
selama ini belum berkembang.
b. Workshop Konsolidasi GP-PTT Padi dan Jagung serta APBN-Jagung
Hibrida
Dalam rangka evaluasi pelaksanaan GP-PTT MT.2015 dan percepatan
pelaksanaan GP-PTT MT.2015/2016 serta evaluasi APBN-P jagung
hibrida 2015 maka dilakukan workshop yang mengundang
kabupaten/kota dan provinsi pelaksana GP-PTT padi dan jagung 2015
serta APBN-P jagung hibrida 2015 di Hotel IBIS Trans Studio Bandung
pada tanggal 19-20 November 2015. Hasil kegiatan konsolidasi tersebut
dapat dilaporkan sebagai berikut :
- Pertemuan dibuka secara resmi oleh Direktur Jenderal Tanaman
Pangan yang diwakili oleh Direktur Serealia dan didahului oleh ucapan
selamat datang dari Kepala Dinas Tanaman Pangan Provinsi Jawa
Barat yang diwakili oleh Kepala Bidang Produksi. Acara dihadiri oleh
Kepala Bidang Tanaman Pangan dari 31 provinsi dan 383
kabupaten/kota pelaksana GP-PTT Padi, Jagung dan APBN-P Jagung
2015 dengan nara sumber dari Inspektorat Jenderal Kementerian
Pertanian dan LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah)
- Berdasarkan hasil workshop evaluasi kegiatan GP-PTT padi dan
jagung serta APBN-P jagung hibrida 2015 dihimpun data sebagai
berikut :
1) Realisasi bansos GP-PTT padi sebesar Rp 1.037.818.040,-
(98,45%) dari sasaran bansos sebesar Rp 1.054.149.300,- dengan
realisasi tanam 307.652 ha (87,90%) dari sasaran areal sebesar
350.000 ha. Realisasi panen menunjukan angka sementara
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 65
sebesar 201.840 ha (65,61%) dari realisasi tanam dengan produksi
dan produktivitas menunujukan angka sementara berturut-turut
sebesar 1.280.861 ton GKG dan 63,46 ku/ha.
2) Realisasi bansos GP-PTT jagung sebesar Rp 213.151.470,-
(97,42%) dari sasaran bansos sebesar Rp 222.156.000,- dengan
realisasi tanam 87.562 ha (85,85%) dari sasaran areal sebesar
102.000 ha. Realisasi panen menunjukan angka sementara
sebesar 44.037 ha (50,29%) dari realisasi tanam dengan produksi
dan produktivitas menunujukan angka sementara berturut-turut
sebesar 255.762 ton PK dan 58,08 ku/ha.
3) Realisasi tanam kegiatan optimasi lahan mendukung peningkatan
produktivitas jagung (APBN-P jagung hibrida) sebesar 245.993 ha
(26,36%) dari sasaran hasil revisi Ditjen PSP di Solo sebesar
933.243 ha. Realisasi panen menunjukan angka sementara
sebesar 25.635 ha (10,42%) dari realisasi tanam dengan produksi
dan produktivitas menunujukan angka sementara berturut-turut
sebesar 131.856 ton PK dan 51,44 ku/ha.
4) Terdapat GP-PTT padi yang kemungkinan tidak dapat
dilaksanakan dengan data sementara sebesar 2.030 ha dengan
rincian sebagai berikut: 90 ha di Provinsi Aceh yakni di Kabupaten
Aceh Tengah, 423 ha di Provinsi Jambi yakni di Kabupaten
Merangin, 25 ha di Provinsi Kalimantan Barat yakni di Kabupaten
Bengkayang, 314 ha di Provinsi Maluku yakni di Kabupaten Seram
Bagian Barat, 1.078 ha di Provinsi Maluku Utara yakni di
Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Timur serta 100 ha
di Provinsi Papua Barat yakni di Kabupaten Sorong. Tidak dapat
dilaksanakannya kegiatan GP-PTT padi pada daerah tersebut
diantaranya disebabkan adanya overlaping dengan kegiatan Ditjen
PSP.
- Berdasarkan hasil workshop untuk persiapan kegiatan serealia 2016
dihimpun data sebagai berikut :
1) CPCL gerakan tanam padi dengan penerapan jajar legowo dari
sasaran 328 kabupaten pelaksana (847.650 ha) terhimpun CPCL
sebanyak 230 kabupaten (593.355 ha) atau 70% dari sasaran
kabupaten pelaksana (70% dari sasaran areal)
2) CPCL pengembangan desa pertanian organik untuk padi dari
sasaran 168 kabupaten pelaksana (4.000 ha) terhimpun CPCL
sebanyak 60 kabupaten (1540 ha) atau 35,71% dari sasaran
kabupaten pelaksana (38,50 % dari sasaran areal)
3) CPCL pengembangan padi dengan teknologi budidaya hazton dari
sasaran 70 kabupaten pelaksana (7.350 ha) terhimpun CPCL
Laporan Tahunan 2015
66 Direktorat Budidaya Serealia
sebanyak 12 kabupaten (1061 ha) atau 17,14% dari sasaran
kabupaten pelaksana (14,43% dari sasaran areal)
4) CPCL jagung dari sasaran 307 kabupaten pelaksana (1 juta ha)
terhimpun CPCL sebanyak 63 kabupaten (217.226 ha) atau
21,72% dari sasaran kabupaten pelaksana (20,52% dari sasaran
areal)
5) Masih perlu dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan kabupaten
pelaksana kegiatan serealia 2016 guna diperoleh data CPCL yang
lebih lengkap dan sesuai dengan alokasi.
c. Koordinasi Pemantapan Peningkatan Produksi PJK dan Pemantapan
Kegiatan Produksi Serealia Tahun 2016
Rapat Koordinasi Pemantapan Peningkatan Produksi Padi, Jagung,
Kedelai dan Pemantapan Kegiatan Produksi Serealia Tahun 2016 di
Bandung, Tanggal 3-5 Desember 2015 yang dihadiri Kepala Dinas
Pertanian Provinsi, Bakorluh dan Kepala BPTP serta Kabid Produksi
Pertanian Seluruh Indonesia dengan naarasumber dari: Inspektorat
jenderal Kementan, Dirjen TP, Badan Litbang, Badan PSDM, Dirjen
Perbendaharaan Kemenkeu, Kementerian PU, Direktur Serealia, Direktur
P2HP. Beberapa hal yang dapat dilaporkan sebagai berikut :
- Kebijakan dan kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2015
diantaranya: revisi perpres tender menjadi PL/e-katalog, refocusing
pada tujuh komoditas, bantuan saprodi/benih tidak di lokasi existing,
sistem reward and punishment, pengawalan & pendampingan Upsus,
pengendalian impor untuk insentif petani, evaluasi serapan
harian/mingguan dan antisipasi dini banjir, kekeringan & OPT,
penyaluran benih/pupuk/alsin, telah signifikan hasilnya melalui luas
tambah tanam, luas panen dan produksi yang meningkat melalui
ARAM II tahun 2015 sebagai berikut :
1) Produksi padi Nasional Tahun 2015 berdasarkan ARAM II sebesar
74,99 juta ton meningkat 4,14 juta ton (5,85%) dibanding ATAP
Tahun 2014 sebesar 70,85 juta ton.
2) Produksi jagung Nasional Tahun 2015 berdasarkan ARAM II
sebesar 19,83 juta ton meningkat 825 ribu ton (4,34%) dibanding
ATAP Tahun 2014 sebesar 19,00 juta ton.
3) Sedangkan produksi kedelai Nasional Tahun 2015 berdasarkan
ARAM II sebesar 983 ribu ton meningkat 28 ribu ton (2,93%)
dibanding ATAP Tahun 2014 sebesar 955 ribu ton
- Realisasi penyerapan anggaran Tahun 2015 s/d 27 November 2015 di
Ditjen Tanaman Pangan sebesar Rp 2,49T (86,28%) dari pagu Rp
2,88T, sedangkan penyerapan anggaran Ditjen Tanaman Pangan
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 67
yang berada di Ditjen PSP sebesar Rp1,54T (55,13%) dari pagu Rp
2,79T. Sehingga diharapkan percepatan penyerapan anggaran hingga
31 Desember 2015, minimal 95% dari Pagu.
- Kinerja kegiatan Tahun 2015 (on-farm dan pasca panen) meliputi: GP-
PTT Padi 350.000 ha, Jagung 102.000 ha kedelai 343.469 ha, PAT
jagung 1 juta ha, PAT kedelai131.500 ha, subsidi pupuk alokasi 9,55
juta ton, subsidi benih alokasi 116.500 ton, usahatani pola jajar
legowo, 1000 desa mandiri benih, 1000 desa organik, combine
harvester 2.790 unit, power thresher 1.500 unit, RMU 666 unit, telah
menghasilkan luas tambah tanam seluas 630 ribu ha, produktivitas
5,29 ton/ha, dan losses turun dari 10% menjadi 2%.
- Dalam rangka pelaksanaan kegiatan 2016 telah dilakukan evaluasi
terhadap kinerja kegiatan Tahun 2015. Bagi 10 Kabupaten/Kota
terendah yang pelaksanaan kegiatannya tidak memenuhi target maka
akan diberikan punishment pada Tahun Anggaran 2016.
- Untuk mendukung program 2016, Kementan akan melakukan
pengangkatan PPL-THL 2016 sebanyak 10.000 orang melalui sistem
baru dengan mempertimbangkan kemampuan kinerja dalam
peningkatan luas tambah tanam, luas tambah panen, provitas dan
produksi padi, jagung dan kedelai.
- Kementan pada tahun 2016 telah menetapkan target sasaran padi,
jagung dan kedelai Tahun 2016 meliputi :
1) Sasaran produksi padi berdasarkan hasil penajaman sebesar
80,29 juta ton GKG, dengan luas tanam 15,03 juta ha, luas panen
14,27 juta ha, dan produktivitas 53,40 ku/ha.
2) Sasaran produksi jagung berdasarkan hasil penajaman sebesar 24
juta ton PK, luas tanam 4,37 juta ha, luas panen 4,15 juta ha, dan
produktivitas 51,41 ku/ha.
3) Sasaran produksi kedelai berdasarkan hasil penajaman sebesar
1,5 juta ton, luas tanam 1 juta ha, luas panen 953 ribu ha, dan
produktivitas 15,74 ku/ha.
- Berdasarkan sasaran padi, jagung kedelai yang telah disepakati
antara pusat dan provinsi sebagaimana tersebut diatas, diharapkan
penjabaran sampai dengan tingkat desa, sehingga sasaran produksi
secara linear terjadi mulai dari pusat sampai desa. Dengan demikian,
setiap desa memiliki target dan skenario peningkatan produksi PJK.
- Dalam rangka mendukung pencapaian produksi tanaman pangan
Tahun 2016 dan optimalaisasi pemanfaatan anggaran bansos transfer
uang dan barang TA 2015 untuk kegiatan yang mendukung
peningkatan produksi padi jagung dan kedelai, kebijakan yang dapat
dilakukan diantaranya:
Laporan Tahunan 2015
68 Direktorat Budidaya Serealia
1) Mengacu surat Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian No
B.2154/PW 170/H/11/2015 Tanggal 30 November 2015 tentang
Kegiatan Pemanfaatan Anggaran Bansos TA 2015 bahwa:
Penyaluran bansos transfer uang harus segera ditindaklanjuti
dengan pembelanjaan oleh poktan sesuai RUK paling lambat
tanggal 31 Desember 2015.
Penyaluran Bansos transfer barang dilaksanakan paling lambat
tanggal 31 Desember 2015.
2) Untuk pelaksanaan kegiatan yang saat ini tidak tersedia areal
tanam maka penanaman dapat dilaksanakan setelah tanggal 31
Desember 2015
3) Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota agar
melakukan pengawalan untuk memastikan pelaksanaan kegiatan
yang penanamannya dilaksanakan setelah tanggal 31 Desember
2015 sehingga tujuan dan sasaran kegiatan tercapai.
- Bantuan sarana produksi di Ditjen Tanaman Pangan dapat meliputi 3
jenis diantaranya: bantuan uang, jasa dan barang. Bantuan transfer
uang merupakan pengadaan sendiri oleh penerima manfaat, dalam hal
ini jumlah uang tidak dibatasi dan pembayaran melalui 2 tahap (70%
dan 30%) disertai BAST. Transfer barang jika dibawah 50 juta dapat
dilakukan sendiri oleh penerima manfaat.
- Berdasarkan data dari Kementerian PU, kondisi pengembangan dan
pengelolaan irigasi saat ini masih belum maksimal diantaranya:
1) Ketersediaan air irigasi hanya 10,7% dari 7,1 juta ha luas irigasi,
sedangkan sisanya mendapat air dari river run off. Kondisi dan
fungsi prasarana belum optimal, 46% prasarana irigasi dalam
kondisi rusak. Oleh karena itu diperlukan dukungan dari berbagai
program yang terintegrasi antara Kementerian PU dan
Kementerian Pertanian.
2) Belum efisiennya penggunaan air irigasi (kebutuhan air per hektar
per musim tanam masih tinggi sebesar 15.000 m3, sehingga perlu
upaya meningkatkan efisiensi menjadi 10.000 m3).
3) Belum terjaminnya keberlanjutan areal sawah irigasi, baru 3 juta ha
sawah dari 7,1 juta ha yang sudah ditetapkan Perda LP2B (Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan).
- Target pembangunan irigasi untuk mendukung ketahanan pangan dari
Kementerian Pu dari Tahun 2015 s/d 2019 sebagai berikut :
1) Pembangunan waduk sebanyak 49 buah
2) Pembangunan irigasi seluas 1 juta ha
3) Rehabilitasi irigasi 3 juta ha
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 69
4) Mou dengan Pemda dalam rangka menjamin tidak terjadinya alih fungsi lahan pertanian (Perda IP2B dalam RTRW)
- Dukungan Litbang dalam rangka peningkatan produksi PJK melalui pendampingan teknologi meliputi : 1) Pendampingan kawasan bertujuan agar inovasi menyebar secara
spesifik lokasi, Pendampingan GP-PTT melalui anjuran 12
teknologi untuk padi, 11 teknologi anjuran untuk jagung, sosialisasi
Katam dan display varietas baru melalui demplot, dll.
2) Badan Litbang melalui BB Padi telah menghasilkan 23 varietas
benih padi unggul baru, 25 jagung dan 8 kedelai, teknologi
budidaya PTT, light Trapp, standing crop, jarwo transplanter,
penurunan loosis dan teknologi benih sumber.
- Arahan Irjen Kementan : 1) Untuk kelancaran kegiatan Tahun 2016, Pedoman Umum agar
dibuat sederhana dan tidak mengikat sehingga memudahkan
dalam pelaksanaan di daerah. Apabila terdapat permasalahan
secara spesifik lokasi maka diharapkan Dinas Pertanian Provinsi
menyusun juklak dan juknis oleh kabupaten.
2) Melakukan review perencanaan Tahun 2016.
3) Masih banyak produk Litbang yang belum dimanfaatkan oleh Ditjen
Tanaman Pangan
4) Perlunya peningkatan peran penyuluh dan bibit unggul
5) Perlunya pemantauan dan pengawalan kegiatan
4. Monitoring Budidaya Padi Lahan Kering
Dalam upaya pengembangan padi gogo di lahan kering diperlukan adanya
bimbingan, pengawalan dan pendampingan dalam rangka menyelaraskan
kelembagaan-kelembagaan usahatani padi yang menunjang
implementasinya di lapangan. Kelembagaan penyuluhan sangat diperlukan
dalam proses alih teknologi dari lembaga penelitian kepada petani. Di tingkat
usahatani kelembagaan kelompoktani-kelompoktani dan keberadaan Kontak
Tani juga sangat menfasilitasi proses alih teknologi. Paradigma baru dalam
proses alih teknologi yang dikembangkan secara partisipatoris dimana
petani, penyuluh, dan peneliti bekerjasama dalam pengembangan teknologi
yang diimplementasikan di lapangan.
Kelembagaan dalam pendistribusian saprodi dari produsen, ke pedagang,
pengecer hingga sampai ke petani harus berjalan lancar setiap musim
tanam. Hal ini untuk menjamin tersedianya saprodi dalam jenis, jumlah,
harga, mutu, dan waktu yang tepat.
Pengembangan padi gogo di lahan kering dengan kelembagaan penunjang
akan menciptakan suasana kondusif bagi petani untuk pengembangan padi
gogo di lahan kering. Dukungan kelembagaan usahatani diharapkan akan
Laporan Tahunan 2015
70 Direktorat Budidaya Serealia
berpengaruh terhadap peningkatan produksi padi. Peningkatan pendapatan
dan kesejahteraan petani.
Walaupun produktivitas padi lahan kering masih rendah dibandingkan padi
sawah, pengembangan padi lahan kering tetap mempunyai posisi strategis.
Dalam lima tahun terakhir, padi lahan kering di Indonesia telah menunjukkan
peningkatan produktivitas 33,22 ku/ha pada tahun 2012 menjadi 33,42 Ku/ha
tahun 2013, Sementara untuk ARAM II 2015 mengalami penurunan menjadi
33,16 ku/ha. Fenomena ini tentunya perlu di kaji lebih lanjut agar dapat
dihasilkan terobosan-terobosan dalam pengembangan padi lahan kering.
Selanjutnya, keberhasilan pemanfaatan lahan kering sebagai buffer
penyediaan pangan sangat tergantung dari teknologi padi lahan kering yang
ada. Demikian halnya dalam optimasi pemanfaatan lahan-lahan perkebunan,
lahan pengembangan sentra buah-buahan, lahan HTI, lahan transmigrasi
melalui pertanaman sela padi lahan kering.
Peningkatan produksi padi lahan kering mempunyai peluang yang sangat
besar untuk dilaksanakan mengingat hal-hal sebagai berikut :
- Potensi lahan kering yang cukup besar dan pemanfaatannya yang relatif
masih rendah.
- Adanya perolehan hasil yang masih jauh berbeda antara hasil penelitian
yang dilakukan di balai-balai peneltian Badan Litbang Pertanian dengan
hasil produksi di lapangan yang dilakukan petani sehingga peluang
peningkatan produksi masih dapat ditingkatkan dengan teknologi tepat
guna dan spesifik lokasi.
- Pertumbuhan produktivitas padi di lahan kering bernilai positif, yang
berarti terjadinya peningkatan produktivitas untuk padi di lahan kering.
- Tersedianya teknologi baru untuk menjawab permasalahan yang terjadi di
lahan sawah tadah hujan dan lahan kering, seperti varietas-varietas
unggul tipe baru, pemupukan berimbang, PTT dan konservasi lahan.
5. Monitoring Optimalisasi Jagung
Komoditas jagung mempunyai peran yang sangat strategis, baik dalam
sistem ketahanan pangan maupun perannya sebagai penggerak roda
ekonomi nasional. Selain perannya sebagai pangan bagi sebagian
masyarakat Indonesia, jagung juga berkontribusi terhadap ketersediaan
protein karena jagung menjadi bahan baku pakan baik ternak maupun
perikanan. Jagung menjadi penarik bagi pertumbuhan industri hulu dan
pendorong pertumbuhan industri hilir yang berkontribusi cukup besar pada
pertumbuhan ekonomi nasional.
Sekarang ini jagung tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan dan
pakan saja, tetapi juga digunakan sebagai bahan baku industri lainnya,
seperti bahan bakar alternatif (biofuel), polymer dan lain-lain. Permintaan
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 71
jagung baik untuk industri pangan, pakan, dan kebutuhan industri lainnya
dalam lima tahun ke depan diproyeksikan akan terus meningkat seiring
dengan terus bertambahnya jumlah penduduk dan juga peningkatan
pendapatan dan daya beli masyarakat.
Indonesia mempunyai potensi sangat besar dalam meningkatkan produksi
maupun produktivitas jagung. Lahan yang tersedia untuk budidaya jagung
sangat luas, persyaratan agroklimat sederhana, teknologi sudah tersedia,
sehingga prospek keuntungan bagi pembudidayanya cukup besar.
Peningkatan produksi jagung dalam rangka memenuhi kebutuhan jagung
dalam negeri telah dilakukan dengan berbagai upaya antara lain melalui: (1)
Peningkatan produktivitas (penerapan teknologi tepat guna spesifik lokasi);
(2) Penggunaan varietas unggul bermutu; (3) Pengembangan Optimasi
Lahan Mendukung Produksi; (4) Penerapan PTT; (5) Pengamanan produksi
dari serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan Dampak
Perubahan Iklim (DPI); (6) Penanganan pasca panen; (7) Dukungan
penelitian dan penyuluhan, dan (8) Menjalin kemitraan dengan stakeholders
untuk penguatan modal, bantuan sarana produksi, penanganan pasca
panen, dan pemasaran hasil.
Untuk memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri yang terus meningkat,
pemerintah telah menetapkan sasaran produksi jagung tahun 2015 sebesar
20.313.731 ton pipilan kering (PK). Sasaran tersebut lebih tinggi jika
dibandingkan dengan pencapaian produksi jagung tahun 2014, dimana
berdasarkan Angka Sementara (ASEM) BPS 2014 yaitu sebesar 19.032.677
ton pipilan kering (PK).
Menyikapi hal ini, pemerintah bermaksud untuk meningkatkan luas areal
pertanaman jagung yang menggunakan benih unggul bermutu di sejumlah
daerah yang potensial. Upaya peningkatan produksi dan produktivitas ini
dituangkan dalam kegiatan Pengembangan Optimasi Lahan Mendukung
Produksi Jagung Tahun 2015.
Pengembangan Optimasi Lahan Mendukung Produksi Jagung didefinisikan
sebagai upaya untuk perluasan areal tanam jagung pada lahan-lahan yang
sebelumnya tidak pernah ditanami jagung atau sebelumnya pernah ditanami
jagung tetapi kemudian tidak ditanami lagi (peningkatan IP) pada lahan
sawah beririgasi, sawah tadah hujan, lahan rawa pasang surut dan rawa
lebak, lahan kering, lahan Perhutani dan lain-lain. Upaya Pengembangan
Optimasi Lahan Mendukung Produksi Jagung dapat dilakukan melalui
langkah sebagai berikut :
Laporan Tahunan 2015
72 Direktorat Budidaya Serealia
a. Peningkatan indeks pertanaman pada daerah yang biasanya tidak ada
pertanaman jagung menjadi satu kali tanam jagung, dari satu kali
pertanaman jagung menjadi dua kali pertanaman jagung, dari dua kali
pertanaman jagung menjadi tiga kali pertanaman jagung, pada lahan
kering maupun lahan sawah atau lahan lainnya.
b. Pertanaman jagung dengan pola tumpang sari dengan komoditas
palawija lainnya.
c. Pembukaan daerah/lahan pertanian baru. Upaya ini dapat dilakukan
pada daerah-daerah yang sebelumnya bukan daerah pertanian yang
selanjutnya menjadi areal/kawasan pertanian. Misalnya:
- Pembukaan kawasan HPK menjadi kawasan pertanian baru.
- Kawasan Hutan milik Perum Perhutani atau PT. Inhutani yang sedang
dilakukan panen atau peremajaan tanaman sehingga bisa dilakukan
penanaman dengan sistem tumpang sari dan diserahkan
pemanfaatannya kepada petani.
- Kawasan perkebunan (BUMN/Swasta) yang sedang dilakukan
peremajaan tanaman sehingga bisa dilakukan penanaman dengan
sistem tumpang sari dan diserahkan pemanfaatannya kepada petani.
- Kawasan UPT Transmigrasi yang belum diserahkan kepada petani.
- Tanah Adat/tanah ulayat dan sejenisnya yang sedang tidak
dimanfaatkan untuk pertanaman dan diserahkan pemanfaatannya
kepada petani.
- Kawasan HGU yang belum dimanfaatkan untuk pertanaman
komoditas utama dan diserahkan pemanfaatannya kepada petani.
Lokasi Pelaksanaan Optimasi Lahan mendukung produksi Jagung melalui
APBN-P tahun 2015 seluas 1.000.000 ha dilaksanakan di 27 propinsi
masing-masing yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumamtera Barat,
Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa
Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat,
Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat dan Maluku,
mencakupi 303 kabupaten/kota.
Dari sasaran awal alokasi Optimasi Lahan seluas 1.000.000 ha menjadi
seluas 933.101 ha (sasaran revisi hasil solo).
Sampai dengan minggu ke dua Januari 2015 dari sasaran seluas 935.101 ha,
telah tertanam seluas 648.322 ha (69,48%). Data realisasi tanam kegiatan
optimasi lahan per bulan per provinsi seperti pada tabel berikut.
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 73
Tabel 14. Realisasi Tanam Optimasi lahan Tahun 2015
Kendala dalam pelaksanaan kegiatan optimalisasi lahan di lapangan yang
terjadi antara lain yaitu :
- Lambatnya penyelesaian penyusunan CPCL sehingga berpengaruh pada
proses pengadaan benih;
Laporan Tahunan 2015
74 Direktorat Budidaya Serealia
- Perbedaan pemahaman konsep pengembangan optimasi lahan
mendukung produksi jagung dengan perluasan areal tanam (PAT) jagung;
- Sebagian ULP di daerah belum memahami sistem pengadaan
penunjukan langsung;
- Ditemukan adanya potensi bahwa kegiatan optimasi lahan mendukung
produksi jagung tidak akan terserap 100% disebagian daerah seperti
Provinsi D.I Yogyakarta, Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, Sumatera
Selatan, Aceh, Jawa Timur, dan Kalimantan Barat dikarenakan
terbatasnya sumber daya lahan dan tidak memungkinkan lagi untuk
peningkatan IP;
- Disejumlah daerah terjadi mundur tanam dikarenakan lambatnya proses
pengadaan benih dan sejumlah daerah mengalami musim kering yang
berkepanjangan akibat dampak el nino, bahkan ada yang mundur tanam
ke tahun 2016 untuk mengurangi resiko kegagalan.
- Faktor lain yang menghambat pelaksanaan kegiatan yaitu adanya
pemisahan anggaran bantuan yaitu pengadaan benih berada di provinsi
sementara pengadaan pupuk berada dikabupaten.
6. Bimbingan Budidaya Padi Tadah Hujan
Kebutuhan beras sebagai sumber pangan utama penduduk Indonesia terus
meningkat seiring laju pertumbuhan penduduk. Disisi lain, laju konversi
lahan pun terus meningkat akibat persaingan penggunaan lahan sawah dari
lahan pertanian ke non pertanian maupaun persaingan penggunaan lahan
untuk komoditi tanaman pangan ke komoditi tanaman non pangan. Hal ini
mendorong perlunya pengoptimalan lahan-lahan marginal seperti lahan
tadah hujan untuk budidaya padi agar dapat memberikan sumbangan
terhadap produksi padi nasional.
Budidaya padi di lahan sawah tadah hujan tidak semudah dengan budidaya
padi di lahan sawah irigasi. Hal ini dikarenakan air sebagai sumber utama
bagi budidaya tanaman padi sering menjadi penghambat. Selain itu, pada
lahan sawah tadah hujan faktor kesuburan tanah juga kerap menjadi
masalah.
Untuk itu kegiatan bimbingan budidaya padi tadah hujan menjadi penting
sebagai upaya dalam pemanfaatan lahan sawah tadah hujan untuk memberi
sumbangsih terhadap produksi padi nasional bagi kecukupan pangan utama
masyarakat Indonesia, yakni beras. Bimbingan budidaya padi tadah hujan
pada tahun 2015 dilakukan dengan cara uji petik ke beberapa lokasi
diantaranya: Provinsi Jambi, Jawa Barat dan Sulawesi Tengah serta
Provinsi Jawa Tengah yakni pada Kabupaten Klaten. Hasil dari uji petik
terhadap empat lokasi tesebut di dapatkan:
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 75
b. Jambi
Selama 4 tahun terakhir (2010-2013), total luas lahan sawah Provinsi
Jambi cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 0,25%. Luas lahan sawah irigasi mengalami peningkatan dengan
rata-rata pertumbuhan sebesar 4,98% sedangkan luas lahan sawah non
irigasi mengalami penurunan dengan rata-rata penurunan 1,98%. Lahan
sawah irigasi selama 4 tahun terakhir (2010-2013), menempati rata-rata
33,44% dari total luas sawah di Provinsi Jambi, sedangkan lahan sawah
non irigasi menempati rata-rata 66,56% dari total luas sawah di Provinsi
Jambi. Adapun luas sawah Provinsi Jambi selama 4 tahun terakhir (2010-
2013) dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 15. Luas Sawah di Provinsi Jambi (2010-2013)
Sawah
Irigasi
Sawah
Non
Irigasi
Sawah
Total
Sawah
Irigasi
Sawah
Non
Irigasi
Sawah
Total
Sawah
Irigasi
Sawah Non
Irigasi
1 2010 34.040 78.394 112.434 - - - 30,28 69,72
2 2011 36.295 77.462 113.757 6,62 (1,19) 1,18 31,91 68,09
3 2012 39.987 73.392 113.379 10,17 (5,25) (0,33) 35,27 64,73
4 2013*) 41.232 72.314 113.546 3,11 (1,47) 0,15 36,31 63,69
37.889 75.391 113.279 4,98 (1,98) 0,25 33,44 66,56Rata-rata
Pertumbuhan (%)Luas (ha)
TahunNo.
Perbandingan terhadap
Luas Sawah Total (%)
*) ASEM BPS
Pada luas sawah non irigasi tersebut, terdapat sawah tadah hujan dan
pasang surut. Meski pertumbuhan luas lahan sawah non irigasi di Provinsi
Jambi cenderung mengalami penurunan selama 4 tahun terkahir (2010-
2013), luas lahan sawah non irigasi menempati luasan terbesar rerata
luas sawah di Provinsi Jambi. Dengan demikian, potensi lahan sawah non
irigasi masih cukup tinggi untuk dapat ditingkatkan dalam upaya
penambahan produksi padi di Provinsi Jambi.
Rata-rata indeks pertanaman padi sawah di Provinsi Jambi masih
tergolong IP 1, artinya dalam satu tahun rata-rata ditanami padi sebanyak
1 kali. Selebihnya petani menanam palawija. Upaya yang dapat dilakukan
dalam peningkatan produksi padi di Provinsi Jambi dengan potensi luas
lahan sawah non irigasi yang cukup luas dapat dilakukan dengan
peningkatan indeks pertanaman. Untuk mendorong peningkatan IP padi
sawah, baik di lahan sawah irigasi maupun non irigasi, dalam hal ini
sawah tadah hujan termasuk di dalamnya maka Provinsi Jambi
melakukan berbagai langkah diantaranya :
Laporan Tahunan 2015
76 Direktorat Budidaya Serealia
- Melakukan perbaikan jaringan irigasi pada lahan-lahan yang
mengalami masalah sumber air dan memungkinkan ditingkatkan
indeks pertanamannya
- Melakukan percepatan tanam
- Melakukan gerakan panen dan tanam kembali sehingga tidak
menunggu lama masa bera tanah
c. Jawa Barat
Luas lahan sawah di Provinsi Jawa Barat berdasarkan data lahan BPS,
2013 sebesar 925.042 ha yang terdiri atas lahan sawah irigasi seluas
744.090 ha, lahan sawah non irigasi seluas 180.952 ha, yang mana di
dalamnya terdapat lahan sawah tadah hujan. Luas ladang sebesar
217.655 ha, tegal 556.658 ha, dan yang tidak diusahakan sebesar 9.024
ha.
Target produksi padi Provinsi Jawa Barat pada tahun 2015 sebesar 11,91
juta ton GKG. Upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan pertanaman
padi dalam rangka pencapaian target tersebut diantaranya: Kegiatan
GPPTTT padi, perbaikan jaringan irigasi tersier, optimasi lahan, bantuan
benih dan penangkaran serta pembinaan. Untuk mendorong pencapaian
produksi padi di Jawa Barat, baik di lahan sawah maupun di lahan tadah
hujan diantaranya dilakukan dengan peningkatan indeks pertanaman padi
dan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).
d. Kabupaten Klaten
Luas lahan sawah Kabupaten Klaten sebesar 33.435 ha, terdiri atas:
- Irigasi Teknis : 19.942 ha
- Irigasi ½ Teknis : 9.816 ha
- Irigasi Sederhana : 2.565 ha
- Tadah Hujan : 1.112 ha
Luas lahan Kering Kabupaten Klaten sebesar 32.121 ha, terdiri atas:
- Lahan tegal : 6.287 ha
- Lainnya : 25.834 ha
Pada tahun 2015, sasaran produksi padi Kabupaten Klaten sebesar
394.160 ton GKG dengan sasaran produktivitas sebesar 62,87 ku/ha,
sasaran luas panen sebesar 62.688 ha dan sasaran luas tanam sebesar
62.885 ha.
Indeks pertanaman padi di Kabupaten Klaten rata-rata 3 (tiga), artinya
dalam satu tahun dapat menanam padi sebanyak tiga kali, namun indeks
pertanaman padi di lahan sawah tadah hujan hanya 1, artinya dalam satu
tahun hanya ditanami padi satu kali. Upaya yang dilakukan Kabupaten
Klaten untuk pencapaian produksi padi tahun 2015 diantaranya: pelatihan
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 77
petani dan pelaku agribisnis, peningkatan kemampuan lembaga petani,
pelatihan SLPHT, pengadaan alsintan, pengembangan intensifikasi
tanaman padi palawija, pengembangan perbenihan/perbibitan, dana
Alokasi Khusus (DAK) bidang pertanian, pengembangan agribisnis
tanaman pangan & horti, pengembangan pertanian terpadu, GPPTT
(APBN).
e. Sulawesi Tengah
Luas lahan sawah di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 146.721, terdiri
atas 133.839 ha lahan sawah irigasi dan 12.882 ha lahan sawah non
irigasi, sementara luas ladang/huma tercatat sebesar 153.293 ha. Rata-
rata indeks pertanaman padi di Provinsi Sulawesi Tengah masih sebesar
1, artinya dalam satu tahun Provinsi Sulawesi Tengah rata-rata hanya
dapat menanam padi satu kali.
Target produksi padi Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2015 sebesar
1,326 juta ton GKG dan sasaran produktivitas padi diharapkan dapat
mencapai 52,01 ku/ha. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian target
produksi padi tersebut didukung oleh kegiatan yang berasal dari dana
APBN dan APBD. Kegiatan APBN diantaranya: Kegiatan GPPTT padi,
perbaikan jaringan irigasi tersier, optimasi lahan, bantuan benih dan
penangkaran serta pembinaan. Kegiatan dukungan APBD diantaranya
BLBU padi inbrida kegiatan PTT dan BLBU padi ladang.
Untuk mendorong pencapaian produksi padi baik di lahan sawah irigasi
maupun di lahan sawah tadah hujan diantaranya dilakukan dengan
peningkatan indeks pertanaman padi, penerapan Pengelolaan Tanaman
Terpadu (PTT), pemberian bantuan benih dan pupuk. Dukungan APBD
tingkai I berupa BLBU padi inbrida untuk penerapan PTT seluas 1.300 ha
yang dialokasikan di Kabupaten Morowali seluas 500 ha dan Kabupaten
Poso seluas 800 ha. Sementara itu ada juga bantuan BLBU padi ladang
seluas 100 ha yang dialokasikan di Kabupaten Poso.
7. Monitoring Budidaya Padi Tadah Hujan
Kegiatan monitoring budidaya padi tadah hujan dilakukan sebagai upaya
dalam memonitor pemanfaatan lahan sawah tadah hujan untuk memberi
sumbangsih terhadap produksi padi nasional bagi kecukupan pangan utama
masyarakat Indonesia, yakni beras. monitoring budidaya padi tadah hujan
pada tahun 2015 dilakukan dengan cara uji petik ke beberapa lokasi
diantaranya: Provinsi Jawa Barat mencakup Kabupaten Bekasi, Karawang,
Bandung Barat dan Bogor serta Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil terhadap
uji petik ke daerah-daerah tersebut didapatkan :
Laporan Tahunan 2015
78 Direktorat Budidaya Serealia
a. Provinsi Jawa Barat
Lahan sawah di Provinsi Jawa Barat seluas 924.307 ha, mencakup lahan
sawah irigasi seluas 742.658 ha dan lahan sawah non irigasi seluas
181.649 ha (BPS, 2014). Sementara itu luas lahan sawah tadah hujan
sendiri menempati luasan sebesar 187.086 ha. Indeks rata-rata
pertanaman padi di Provinsi Jawa Barat adalah 2, dengan demikian masih
bisa diupayakan pertanaman padi di Provinsi Jawa Barat menjadi 3 kali.
Hal ini tentunya bisa juga diupayakan di Kabupaten Bekasi, Karawang,
Bandung Barat dan Bogor yang mana masing-masing memiliki luas lahan
sawah 51.887 ha, 97.529 ha, 20.857 ha dan 44.074 ha dengan indeks
pertanaman padi untuk Kabupaten Bekasi mencapai 1,82, Karawang
1,94, Bandung Barat 1,80 dan Bogor 1,87. Dengan demikian masih dapat
diupayakan penambahan luas tanam padi melalui peningkatan indeks
pertanaman termasuk pada lahan sawah tadah hujan.
b. Provinsi Sulawesi Tengah
Baku lahan sawah Provinsi Sulawesi Tengah yang dapat ditanami padi
seluas 141.405 ha, terdiri atas lahan sawah yang dapat ditanami padi satu
kali seluas 20.528 ha, ditanami padi dua kali seluas 109.815 ha dan yang
dapat ditanami tiga kali seluas 11.062 ha. Lahan sawah yang dapat
ditanami padi satu kali menempati porsi 14,52% dari total baku lahan
sawah yang dapat ditanami padi, sedangkan yang dapat ditanami padi
dua kali menempati porsi 77,66% dan yang ditanami tiga kali menempati
porsi 7,82%. Dengan demikian lahan sawah yang dapat ditanami padi
sekali masih dapat ditingkatkan menjadi dua kali atau tiga kali sehingga
porsi luas lahan sawah yang dapat ditanami padi dua kali dan tiga kali
menjadi lebih tinggi. Sementara itu, ada 4,10 juta ha lahan pertanian
bukan sawah di Provinsi Sulawesi Tengah. Rincian penggunaan lahan
tersebut adalah: 356.461 ha digunakan untuk tegal, 153.293 ha
digunakan untuk ladang, 748.049 ha digunakan untuk perkebunan,
223.656 ha ditanami hutan rakyat, 97.391 ha ditanami padang
penggembalaan dan tidak diusahakan 2,18 ha untuk penggunaan lain.
8. Bimbingan Pengembangan Serealia Lain
Pelaksanaan Bimbingan Teknis Pengembangan Serealia Lain tahun 2015,
dengan melakukan kunjungan ke Daerah Pelaksana Pengembangan
sorgum dan daerah yang mempunyai potensi dan peluang Pengembangan.
Adapun metode pelaksanaannya meliputi :
- Inventarisasi Potensi lahan dan Peluang Pengembangan Sorgum.
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 79
- Melakukan sosialisasi Pengembangan tanaman Serealia Lain ditingkat
Provinsi/Kabupaten, Petugas dan Petani, serta masyarakat di Lokasi
Pengembangan Sorgum, Gandum, Jewawut dan Hotong.
- Melakukan Bimbingan Teknis, Pengawalan, Pendampingan serta
Gerakan Pengembangan Sorgum ditingkat Provinsi, Kabupaten dan
Kecamatan.
- Melakukan Pembinaan secara intensif dalam upaya pelaksanaan
pengembangan tanaman serealia lain serta mengidentifikasi
permasalahan yang dihadapi di areal pertanaman.
- Melakukan konsultasi dan diskusi ke Instansi terkait dan lembaga
penelitian serta Perguruan Tinggi dalam upaya peningkatan produksi
tanaman Serealia Lain.
- Pertemuan koordinasi dan Pertemuan Fasilitasi Kemitraan
Pengembangan Serealia Lain dengan Petugas yang ada di Provinsi,
Kabupaten, PPL, Mantri Tani/KCD serta kelompok tani pelaksana
kegiatan untuk mendapatkan masukan mengenai permasalahan dan
solusi yang dihadapi di Lapangan.
- Publikasi Buku Pintar, Buku Teknologi Produksi dan Banner Teknologi
Budidaya tanaman Sorgum, Gandum, Hotong dan Jewawut.
Pengembangan Tanaman Serealia Lain tahun 2015 dilaksanakan di 9
Propvinsi 14 Kabupaten yaitu ; Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta
Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat,
Sulawesi Selatan, dan Maluku.
Peluang Pengembangan tanaman Serealia Lain di Indonesia cukup besar
karena di beberapa sentra produksi tanaman serealia lain petani sudah
biasa menanam dan sudah dimanfaatkan sebagai pangan lokal. Potensi
lahan untuk pengembangan tanaman serealia lain berdasarkan agroklimat
seluas 5.324.282 ha. Apabila potensi tersebut dapat dimanfaatkan setelah
tanam Palawija, maka peluang dalam penyediaan bahan pangan dalam
mendukung diversifikasi pangan akan terbuka lebar.
Tabel 16. Potensi Lahan untuk Pengembangan Sorgum di Indonesia
No. Wilayah Luas ( Ha )
1. Sumatera 1.559.524
2. Jawa, Bali 355.483
3. Nusa Tenggara Timur 370.000
4. Kalimantan 812.260
5. Sulawesi 643.586
6. M a l u k u 366.525
7. P a p u a 1.216.699
J u m l a h 5.324.282 Keterangan : Sumber dari BSLDLP 2015
Laporan Tahunan 2015
80 Direktorat Budidaya Serealia
Dari Pendataan dan Informasi yang telah kami peroleh di lapangan, maka kami akan menindak lanjuti dengan baik untuk pelaksanaan Kemitraan dengan baik untuk pelaksanaan Kemitraan dengan pihak swasta di setiap pertemuan. Pengembangan Serealia Lain sangat berpeluang besar untuk mendukung pencapaian diversifikasi pangan Nasional yang telah ditargetkan menurunkan 5% Import terigu selama 5 tahun. Dukungan APBD I dan APBD II baik Provinsi maupun Kabupaten sangta memberikan gambaran bagi Provinsi Beberapa permasalah yang dihadapi antara lain : - Keterbatasan pengetahuan petani dan rendahnya kemampuan di bidang
permodalan. - Belum ada tersedianya jaminan Pasar - Keterbatasan ketersediaan Benih bermutu - Masih kurangnya dukungan Pemerintah Pusat, Daerah dan Instansi
terkait. - Kemampuan teknologi pengelolahan hasil juga masih kurang hanya saja
ada Alat Penepung Pengadaan tahun 2009 dari P2HP sudah rusak. Upaya pemecahan permasalahan di atas antara lain : - Petugas harus memberikan motivasi agar petani tertarik untuk
menanam Gandum, Sorgum, Jewawut dan Hotong secara swadaya, tidak mengharapkan bantuan, dan menjelaskan tanaman serealia lain adalah tanaman ditanam pada waktu lahan tidak dapat dimanfaatkan untuk tanaman utama.
- Agar dibangun Kemitraan dengan Swasta atau pengusaha Tepung yang berskala kecil, sebab Sorgum, Gandum, Jewawut dan Hotong yang dihasilkan Petani kita nilai gizinya tinggi.
- Harus dibentuk Koordinasi tingkat bawah/Lapangan antar petugas, Dinas Pertanian dan BPTP untuk mengupayakan teknologi Budidaya Sorgum, Gandum, Jewawut dan Hotong sampai tingkat ke petani dan aplikasi dalam bentuk Pelatihan, Demontrasi dan Teknologi dllnya.
- Diupayakan agar Penangkar Benih Gandum, Sorgum, Jewawut dan Hotong berkoordinasi dengan Balai Penelitian Serelia Maros, yang sekrang lagi menguji varietas Gandum yang cocok dengan iklim tropis.
- Pelatihan bagi Petani untuk menjadikan Gandum sebagai bahan baku bermacam Kue Olahan dengan gizi tinggi, serta peranan P2HP untuk membantu petani dalam hal pengelolahan dan pemasaran hasil.
9. Bimbangan Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering Mendukung GP-PTT
Bimbingan/pembinaan GP-PTT padi dilakukan secara periodik dan
dilakukan secara berjenjang mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/kota.
Bimbingan dilakukan agar kegiatan GP-PTT dapat berjalan sesuai Pedoman
Teknis GP-PTT Padi Tahun 2015. Selain itu, bimbingan, pembinaan dan
pendampingan dilakukan untuk memperluas sosialisasi pola PTT pada
petani pelaksana GP-PTT di lapangan. Sasaran GP-PTT padi tahun 2015
seluas 350.000 ha yang terdiri dari:
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 81
- GP-PTT Padi Inbrida Kawasan seluas :75.000 ha
- GP-PTT Padi Inbrida Non Kawasan seluas :225.000 ha
- GP-PTT Padi Hibrida Non Kawasan seluas : 50.000 ha
Hasil dari pendampingan yang dapat dilaporkan adalah sebagai berikut :
Realisasi bansos GP-PTT padi menunjukan capaian sebesar 346.834 ha
atau mencapai 99,10% dari sasaran dengan realisasi bansos yang
dimanfaatkan sebesar 346.306 ha (98,94%) dari sasaran. Realisasi tanam
GP-PTT padi mencapai 325.588 ha (93,03%) dari sasaran, bila
dibandingkan dengan realisasi bansos yang dimanfaatkan maka realisasi
tanam GP-PTT padi mencapai 94,02%. Dengan demikian masih ada sisa
bansos sebesar 20.718 ha (5,98%) yang belum ditanam pada tahun 2015.
Sisa bansos yang belum ditanam pada tahun 2015 direncanakan tanam
pada awal tahun 2016. Dari realisasi tanam GP-PTT padi tersebut ada
51.512 ha yang ditanam di lahan sawah tadah hujan. Dengan demikian ada
15,82% kontribusi luas tanam padi lahan tadah hujan terhadap luas tanam
GP-PTT padi yang telah ditanam.
10. Monitoring Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering Mendukung GP-PTT
Kegiatan monitoring GP-PTT padi dimaksudkan untuk meningkatkan
efektivitas pengawalan program dan kegiatan GP-PTT padi. Kegiatan ini
dilakukan secara kontinyu, dilakukan baik melalui media telekomunikasi
maupun dengan uji petik ke lokasi pelaksana kegiatan GP-PTT. Monitoring
mencakup komponen kegiatan pelaksanaan GP-PTT, tingkat pencapaian,
penerapan komponen teknologi PTT dan masalah serta solusi yang terjadi.
Hasil monitoring menunjukan capaian angka sementara untuk produktivitas
GP-PTT padi sebesar 64,53 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan target
Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015
mencapai 125,54%. Jika dibandingkan dengan produktivitas padi tahun
2014, produktivitas GP-PTT padi mengalami peningkatan sebesar 13,18
ku/ha (25,67%). Bila dibandingkan dengan rerata produktivitas padi lima
tahun terakhir (tahun 2011-2015), produktivitas GP-PTT padi tahun 2015
mengalami peningkatan sebesar 13,15 ku/ha (25,59%).
Permasalahan dalam pelaksanaan GP-PTT padi 2015, diantaranya: adanya
musim kering yang berkepanjangan akibat pengaruh El-Nino sehingga
jadwal tanam GP-PTT padi mengalami mundur tanam untuk mengurangi
resiko kegagalan, adanya calon petani dan calon lokasi pelaksana kegiatan
GP-PTT padi yang mengalami perubahan karena adanya overlaping dengan
kegiatan lain sehingga terjadi perubahan jadwal tanam dan adanya daerah
yang tidak dapat melaksanakan GP-PTT sehingga bansos tidak diserap.
Upaya dan tindak lanjut yang dilakukan untuk mengatasi kendala
Laporan Tahunan 2015
82 Direktorat Budidaya Serealia
pelaksanaan GP-PTT padi adalah: menjadwal ulang kegiatan GP-PTT padi,
bila masih memungkinkan maka mencari CPCL pengganti dan melakukan
revisi CPCL bilamana CPCL overlaping dengan kegiatan lain dan melakukan
percepatan tanam pada musim tanam MH 2015/2016.
11. Monitoring Peningkatan Produksi Padi Rawa Mendukung GP-PTT Padi
Kementerian Pertanian telah menetapkan upaya khusus pencapaian
Swasembada berkelanjutan padi melalui antara lain : pengembangan
jaringan irigasi, optimasi lahan, pengembangan Sysem of Rice
Intensification (SRI), Gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu
(GP-PTT), penyediaan sarana dan prasarana pertanian (benih, pupuk,
pestisida, alat dan mesin pertanian), serta pengawalan/ perdampingan.
Fokus Utama pencapaian sasaran produksi padi tahun 2015 adalah
peningkatan produktivitas padi melalui GP-PTT berbasis kawasan dan non
kawasan, dengan bantuan sebagai instrument stimulan dan dukungan
pendampingan dan pengawalan pada areal seluas 350 ribu ha. Sedangkan
diluar fokus utama melalui upaya peningkatan produksi pada areal tanam
seluas 14,299 juta ha, terdiri atas: Carry over SL-PTT Tahun 2014: 570 ribu
ha, Percepatan Optimasi Lahan (OPL): 170 ribu ha, Perluasan areal
tanam/pemanfaatan cetak sawah 2014: 40 ribu ha, Bantuan benih
(rehabilitasi jaringan irigasi PSP): 1 juta ha, Bantuan benih (optimasi lahan
PSP): 500 ribu ha dan Swadaya petani seluas: 11.948 ribu ha (Sumber:
Pedoman Teknis GPPTT Padi 2015)
Sejalan dengan hal tersebut diatas, maka pada tahun 2015 upaya
peningkatan produksi padi difokuskan pada kawasan tanaman pangan,
melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT)
dengan fasilitasi bantuan sarana produksi (saprodi), tanam jajar legowo dan
pertemuan kelompok pada seluruh areal program GP-PTT sebagai
instrument stimulan disertai dengan dukungan pembinaan, pengawalan dan
pemantauan oleh berbagai pihak.
Lokasi GPPTT dapat berupa persawahan yang beririgasi, sawah tadah
hujan, lahan kering, pasang surut dan lebak yang produktivitas dan/atau
indeks pertanamannya masih dapat ditingkatkan ditingkatkan dan petaninya
responsif terhadap teknologi.
Luas lahan rawa di Indonesia diperkirakan mencapai 33.393.570 hektar
yang terdiri dari 20.096.800 hektar (60,20%) lahan pasang surut dan
13.296.770 hektar (39,80%) lahan rawa lebak. Dari luasan tersebut, total
lahan rawa yang dikembangkan pemerintah adalah 1.8 juta hektar yang
terdiri dari 1.452.569 hektar lahan pasang surut dan 347.431 hektar lahan
rawa non-pasang surut. Sampai dengan tahun 2012 terjadi peningkatan
pemanfaatan lahan rawa (reklamasi) yaitu sekitar 5,4 juta ha, terdiri dari 4,1
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 83
juta ha lahan pasang surut dan 1,3 juta ha lahan lebak (Balittra, 2013).
Monitoring peningkatan produksi padi rawa mendukung GP-PTT dilakukan
di provinsi-provinsi yang melakukan pertanaman GP-PTT padi di lahan rawa
lebak dan/atau lahan pasang surut. Dari 31 provinsi yang mendapat alokasi
GP-PTT padi 2015, diantaranya 8 provinsi yang melakukan pertanaman GP-
PTT di lahan rawa lebak dan/atau lahan pasang surut yaitu Provinsi Riau,
Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara.
12. Pengembangan Karakter SDM
Pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Resources Development)
secara makro, adalah suatu proses peningkatan kualitas atau kemampuan
manusia dalam rangka mencapai tujuan pembangunan bangsa. Proses
peningkatan di sini mencakup perencanaan pengembangan dan
pengelolaan sumber daya manusia. Secara mikro, dalam arti lingkungan
suatu unit kerja Direktorat Budidaya Serealia, maka sumber daya manusia
adalah tenaga kerja atau pegawai didalam suatu organisasi, yang
mempunyai peran penting dalam mencapai keberhasilan swasembada padi,
keberlanjutan swasembada jagung serta pengembangan komoditas
potensial seperti sorgum dan gandum, yang merupakan salah satu tugas
pokok terpenting dalam Kementerian Pertanian.
Dari statement diatas, jelaslah betapa pentingnya peranan dan kedudukan
pegawai Direktorat Budidaya Serealia sebagai unsur pelaksana kegiatan
pemerintah khususnya pada pencapaian kinerja bagi Kementerian
Pertanian. Sehingga diperlukan sumber pegawai yang handal dalam
mengantisipasi berbagai persoalan, tantangan – tantangan yang semakin
berat dan komplek.
Sehubungan hal tersebut guna meningkatkan kualitas pegawai Direktorat
Budidaya Serealia dipandang perlu dilaksanakan kegiatan Pengembangan
Karakter Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu tempat diluar lingkungan
kantor yang memiliki fasilitas memadai untuk kegiatan pengembangan
karakter yang dapat mengakomodir suluruh pegawai Direktorat Budidaya
Serealia.
Pelaksanaan kegiatan pengembangan karakter Sumber Daya Manusia
(SDM adalah seluruh pegawai Direktorat Budidaya Serealia yang telah
dilaksanakan pada tanggal 10 – 12 April 2015 di Balai Besar Pelatihan
Pertanian Lembang, Bandung, Jawa Barat. Peserta kegiatan
pengembangan karakter Sumber Daya Manusia (SDM) adalah pegawai
Direktorat Budidaya Serealia sebanyak 80 (delapan puluh) orang.
Narasumber kegiatan pengembangan Sumber Daya Manusia terdiri dari
pejabat Esselon I, II, III, IV lingkup Direktorat Budidaya Serealia dan
Laporan Tahunan 2015
84 Direktorat Budidaya Serealia
Narasumber dari BPTP Jawa Barat DR. Ir. Nandang Sunandar, MP dengan
materi Tanam Padi Jajar Legowo serta motivator pengembangan karakter
Sumber Daya manusia (SDM) oleh Bapak Aris Setiawan.
Acara kegiatan Pengembangan Karakter Sumber Daya Manusia (SDM)
Direktorat Budidaya Serealia dibagi dalam 3 (tiga) sesi sebagai berikut :
1) Acara Konsolidasi dipandu oleh para pejabat Eselon III (para Kasubdit)
dan Eselon IV (Kepala Seksi), Kepala Subbag Tata Usaha, pada
kesempatan konsolidasi semua staf diberi kesempatan untuk
menyampaikan uneg-uneg, saran, dan kritik untuk perbaikan kinerja
Direktorat Budidaya Serealia kedepan. Semua pertanyaan dan
permasalahan yang ada sehari – hari langsung ditanggapi dengan baik
dan di carikan solusinya baik itu masalah koordinasi maupun sinkronisasi
antar unit kerja lingkup Direktorat Budidaya Serealia akan terus
ditingkatkan dan diperbaiki ,secara umum semua staf dalam pelaksanaan
tugas sehari – hari tidak ada kendala yang berarti.
2) Materi Padi Jajar Legowo oleh BPTP Jawa Barat DR. Ir. Nandang
Sunandar, MP
Banyak hal yang mempengaruhi proses meningkatnya produksi padi,
mulai dari penggunaan bibit unggul, pemupukan yang tepat sasaran,
pengairan yang tepat, pengendalian hama penyakit, dan lain sebagainya.
Pada saat ini ada cara yang bisa di tempuh oleh petani dalam proses
meningkatkan produksi padi salah satu yang bisa di pilih yaitu dengan
Cara Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo
“Legowo” di ambil dari bahasa jawa yang berasal dari kata “Lego” yang
berarti Luas dan “Dowo” yang berarti panjang. Tujuan utama dari Tanam
Padi dengan Sistem Jajar Legowo yaitu meningkatkan populasi tanaman
dengan cara mengatur jarak tanam dan memanipulasi lokasi dari tanaman
yang seolah-olah tanaman padi berada di pinggir (tanaman pinggir) atau
seolah-olah tanaman lebih banyak berada di pinggir. Tipe- tipe sistem
jajar legowo antara lain :
- Jajar Legowo 2:1 – Setiap dua baris diselingi satu baris yang kosong
dengan lebar dua kali jarak tanam, dan pada jarak tanam dalam baris
yang memanjang di perpendek menjadi setengah jarak tanam dalam
barisannya.
- Jajar Legowo 3:1 – Setiap tiga baris tanaman padi di selingi dengan
satu baris kosong dengan lebar dua kali jarak tanam, dan untuk Jarak
tanam tanaman padi yang dipinggir menjadi setengah jarak tanam
dalam barisannya
- Jajar Legowo 4:1 – setiap empat baris tanaman padi diselingi dengan
satu baris kosong dengan lebar dua kali jarak tanam, dan untuk Jarak
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 85
tanam tanaman padi yang dipinggir menjadi setengah jarak tanam
dalam barisannya
Manfaat yang dirasakan ketika tanam padi dengan sistem jajar legowo
antara lain :
- Menambahnya jumlah tanaman padi
- Akan meningkatkan produksi tanaman padi secara signifikan
- Memperbaiki kualitas gabah karena akan semakin banyaknya
tanaman pinggir
- Dapat mengurangi serangan penyakit pada tanaman padi
- Dapat mengurangi tingkat serangan hama tanaman padi
- Akan mempermudah dalam perawatan tanaman padi baik dalam
proses pemupukan maupun penyemprotan pestisida
- Dapat menghemat pupuk, karena yang dipupuk hanya di bagian dalam
baris tanaman saja
3) Pengembangan Karakter Sumber Daya Manusia (SDM) oleh motivator
Bapak Aris Setiawan menyampaikan tentang :
a) Paradigma dalam bekerja
- Kerja bukan sekedar itung – itungan keduniawian, tapi juga
perhitungan yang lebih hakiki, yaitu ibadah kepada Allah SWT
- Selalu berfikir positif kita hendaknya dalam hidup selalu berfikir
positif/positive thingking dalam menyikapi permasalahan yang kita
hadapi dalam menjalani kehidupan
- Motifasi bekerja jangan selalu berorientasi ke uang/materi tetapi
semata – mata ibadah
i. Semangat dalam bekerja yang diistilahkan dengan moto: GREAT
(Goal, Realistis, Empati, Antusias, dan Totalitas).
- Goal (tujuan)
Dalam bekerja kita harus mempunyai tujuan bekerja untuk
mencapai tujuan bersama, tujuan merupakan hasil akhir yang ingin
dicapai individu ataupun kelompok, baik itu tujuan jangka pendek
(short–range goals) sebagai batu loncatan untuk tujuan jangka
panjang (long-range goals), tujuan merupakan pedoman dalam
pencapain program kerja
- Realistis
Seorang yang bekerja harus mempunyai cara berpikir yang realistis
jangan hanya sebuah angan – angan tetapi tidak dilaksanakan,
realistis cara berpikir yang penuh perhitungan dan sesuai dengan
kemampuan sehingga gagasan yang akan diajukan bukan hanya
angan – angan atau mimpi belaka tetapi adalah sebuah kenyataan.
- Empati
Laporan Tahunan 2015
86 Direktorat Budidaya Serealia
Dilingkungan kerja kita harus mempuyai perasaan empati dimana
kita ikut merasakan dan memahami perasaan orang lain
- Antusias
Sebagai pegawai (karyawan – karyawati) kita harus mempunyai
semangat dan bergairah dalam bekerja/menjalankan tugas sehari –
hari
- Totalitas
Dalam menjalankan pekerjaan sebagai pegawai kita harus
bersungguh-sungguh, tertata, yang didasari dengan perencanaan
(planning) dan mempunyai tujuan akhir (result, target) dan
konsisten tidak mudah menyerah.
Gambar 4. Pengembangan Karakter SDM Tahun 2015
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 87
V. KEGIATAN KETATAUSAHAAN
1. Urusan Kepegawaian
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja pegawai
di lingkungan Direktorat Budidaya Serealia adalah memberikan pelayanan
administrasi kepegawaian yang cepat dan akurat. Pelayanan tersebut
meliputi: kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga,
pensiun, Taspen, Karpeg, Askes dan lain-lain.
a. Jumlah pegawai Tahun 2015
Jumlah pegawai Direktorat Budidaya Serealia keadaan sampai dengan
Desember 2015 sebanyak 76 orang, terdiri dari : Pegawai Negeri Sipil
(PNS) 64 orang, dan tenaga Honorer 12 orang, dengan rincian
berdasarkan golongan sebagai berikut:
- Golongan IV : 10
- Golongan III : 40
- Golongan II : 14
- Golongan I : -
- Tenaga Honorer : 12
Jumlah : 76
Distribusi pegawai pada masing-masing unit kerja (Subdirektorat dan
Subbag Tata Usaha) sebagai berikut :
Tabel 17. Distribusi Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan
Honorer
IV III II I
1 Direktur 1 - - - - 1
2 Subdit IRA 3 9 1 - - 13
3 Subdit THLK 2 4 2 - - 8
4 Subdit Jagung 1 9 1 - 11
5 Subdit Serla 3 4 - - 7
6 Subbag TU 14 10 - 12 36
Total 10 40 14 - 12 76
GolonganNo. Unit Kerja Jumlah
b. Kenaikan Pangkat
Kenaikan pangkat pegawai dilaksanakan dua kali setiap tahun yaitu pada
bulan April dan Oktober. Pada tahun 2015 jumlah pegawai yang mengalami
Laporan Tahunan 2015
88 Direktorat Budidaya Serealia
kenaikan pangkat sebanyak 11 orang dan seluruhnya pada periode April –
Oktober 2015, yaitu:
Periode April 2015 sebanyak 9 orang:
1) Yuliarmi, SP, M.Si Gol. III/c ke Gol. III/d
2) Frans Bumarda B Damanik, SP Gol. III/c ke Gol. III/d
3) Indra Rochmadi, M.Si Gol. III/b ke Gol. III/c
4) Agus Gunawan, SP Gol. III/a ke Gol. III/b
5) R. Bambang Sajogyo Gol. II/d ke Gol. III/a
6) Agung Sugihartono Gol. II/c ke Gol. II/d
7) Abdul Wahid Gol. II/b ke Gol. II/c
8) Walujo Gol. II/a ke Gol. II/b
9) Ade Kartiman Gol. I/d ke Gol. II/a
Periode Oktober 2014 :
1) Imron Wahyudi, SP Gol. III/a ke Gol. III/b
2) Syamsul Bahri Gol. II/c ke Gol. II/d
c. Kenaikan gaji berkala
Kenaikan gaji berkala diusulkan setiap bulan sepanjang tahun mengacu
pada kenaikan gaji berkala terakhir. Pada tahun 2015 telah selesai
kenaikan gaji berkala yang telah diusulkan sebanyak 37 orang terdiri dari
Gol. IV 5 orang, Gol. III 21 orang, dan Gol. II 11 orang, dengan rincian per
bulan sebagai berikut:
Periode Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nop Des Jml
8 3 5 5 3 0 0 1 2 2 0 8 37
d. Pensiun
Jumlah pegawai yang telah mencapai purna tugas pada tahun
2013sebanyak 2orang yaitu :
1) Puji Irianti ( Meninggal Dunia) TMT 26-09-2015
e. Mutasi Pegawai Tahun 2013
Mutasi pegawai adalah hal yang biasa dilakukan dilingkungan PNS baik
yang menyangkut penggantian pejabat maupun rotasi pegawai. Pada tahun
2015 mutasi di lingkungan Direktorat Budidaya Serelia terdiri dari :
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 89
- Mutasi Kurang Sebanyak 1 Orang, atas nama :
Warsan Staf Sub Bagian Tata Usaha
Mutasi pindah ke Direktorat
Pascapanen Tanaman Pangan
f. Pengadaan Pegawai
Pada tahun 2015 Direktorat Budidaya Serealia Tenaga Kontrak sebanyak
12 orang, yaitu atas nama :
1) Liana Dwi Septiningrum, SE,
2) Lady Intan Melvinasari, SP
3) Deddy Zulkarnaen
4) Krisna Saraswati
5) Retno Handayani
6) Harry Wicaksono
7) Zulkarnaen
8) Mahyudin
9) Hasmawi
10) Lentera Birawa, SP
11) Mardapot Parulis, S. S.kom
12) Edy Suwanto
g. Pembuatan Kartu KARPEG dan TASPEN
Kartu Pegawai (KARPEG) merupakan identitas harus dimiliki oleh masing-masing PNS sedangkan TASPEN adalah sebagai asuransi pensiun tabungan hari tua bagi pegawai yang diberikan apabila pegawai telah di angkat sebagai PNS (100%). Pada tahun 2015 dari Direktorat Budidaya Serealia mengusulkan pembuatan KARPEG dan TASPEN.
h. Permasalahan
Permasalahan dibidang Kepegawaian adalah Up dating data pegawai ke dalam Program Sistim Managemen Kepegawaian (SIMPEG) khususnya bagi pegawai yang mengikuti Seminar/Lokakarya dan tidak melaporkan hasilnya ke Subbagian Tata Usaha, Kedepan kepada pegawai yang mengikuti Diklat Seminar/Lokakarya hasilnya segera disampaikan ke Subbagian Tata Usaha. Selain itu dipandang perlu adanya pegawai yang pensiun pada tahun 2015 dan 2016 yang akan datang.
i. Pengurusan Gaji
Selama tahun 2015 telah diselesaikan pengurusan gaji pegawai periode Januari–Desember sebesar Rp. 3.024.399.200,- (Tiga Milyar Dua Puluh Empat Juta Tiga Ratus Sembilan Puluh Sembilan Ribu Dua Ratus Rupiah), dengan rincian per bulan sebagai berikut:
Laporan Tahunan 2015
90 Direktorat Budidaya Serealia
Tabel 18. Pembayaran Gaji Pegawai Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015
No. Bulan Jumlah PNS Jumlah Gaji
1 Januari 65 235,591,600
2 Februari 65 236,247,100
3 Maret 64 227,859,600
4 April 64 228,746,800
5 Mei 63 226,071,000
6 Juni 63 226,071,000
7 Gaji ke 13 63 226,071,000
8 Juli 62 223,615,400
9 Agustus 62 235,685,700
10 September 62 235,220,600
11 Oktober 63 243,627,300
12 November 62 239,762,200
13 Desember 62 239,829,900
TOTAL 3,024,399,200
2. Urusan Persuratan
Tugas Urusan Persuratan meliputi regristasi surat-surat masuk, surat-surat keluar, pengiriman dan penerimaan berita serta perpustakaan. Pada tahun 2015 kegiatan Urusan Persuratan adalah sebagai berikut:
- Surat yang masuk pada tahun 2015 adalah 2.486 eksemplar terdiri dari surat biasa, undangan, laporan, SK, notulen rapat dan proposal.
- Laporan dan majalah yang diterima tahun 2015 adalah 1.699 buku, terdiri dari laporan, majalah sinar tani, buletin, tabloid dan majalah lainnya.
- Surat keluar sebanyak 429 nomor, pengiriman surat keluar melalui pos, titipan kilat, faximile dan diantar langsung.
- Perpustakaan menerima buku, majalah dan leaflet yang diterima dari instansi lain. Peminjam buku-buku di perpustakaan belum banyak walaupun telah diinformasikan koleksi buku-buku baru di perpustakaan secara berkala.
- Publikasi yang diterbitkan oleh Direktorat Budidaya Serealia berupa buku, booklet, leaflet brosur dan poster.
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 91
3. Urusan Rumah Tangga dan Perlengkapan
Kegiatan Urusan Rumah Tangga dan Perlengkapan pada umumnya melaksanakan tugas-tugas meliputi perencanaan dan pelayanan penggunaan sarana dan prasarana kantor, melaksanakan kebersihan kantor, keamanan, pemeliharaan barang-barang inventaris kantor, pemeliharaan/perawatan kendaraan dinas. Pada tahun 2015 kegiatan Urusan Rumah Tangga dan Perlengkapan sebagai berikut :
- Pelaksanaan renovasi kamar mandi Lt bawah berkordinasi dengan
Sekertariat
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
- Perbaikan instalasi listrik gedung Direktorat Budidaya Serealia.
- Pemeliharaan/perbaikan sarana penunjang kantor berupa
komputer,printer,dan
Telepon.
- Rekstrukturisasi jaringan internet dari kabel UTP Cat 5 ke Cat 6 Serta
penambahan switch gigabyte 8 port sebanyak 4 buah dan membuat V-LAN
Jaringan.
- Perbaikan pompa air dan instalasinya
- Pengamanan kantor dilaksanakan oleh 1 orang satpam pada pagi hari.
- Kebersihan kantor Direktorat Budidaya serealia untuk area luar ruang dan
kamar mandi menggunakan jasa cleaning service, sedangkan petugas
pramuutus yang dimiliki Direktorat Budidaya Serealia sebanyak 3 orang,
dirasa masih kurang untuk membersihkan 19 ruangan, 1 ruang rapat,
karena petugas kebersihan tersebut terkadang membantu tenaga
administrasi pada unit kerja yang bersangkutan.
- Pemeliharaan kendaraan dinas roda 2 sebanyak 20 unit berupa service
berkala, penggantian sparepart serta pengadaan bahan bakar.
- Pemeliharaan kendaraan dinas roda 4 sebanyak 8 unit berupa service
berkala, penggantian sparepart serta pengadaan bahan bakar.
- Pengadaan perlengkapan dan inventaris kantor pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Alat Pengolah data
Desktop : 10 unit
Notebook : 11 unit
Printer Color : 5 unit
Printer Portable : 2 unit
Voice Recorder : 3 unit
Monitor LED 48 Inch + Braket : 2 unit
Laporan Tahunan 2015
92 Direktorat Budidaya Serealia
Peralatan dan Mesin
Screen projector threpod : 1 unit
Ac 2 PK : 4 unit
Mesin pompa jet pump : 1 unit
Vacum cleaner : 1 unit
White board : 1 unit
Lemari Es : 1 unit
Bingkai akrilik : 10 buah
Penghancur Kertas : 4 unit
Perangkat sistem informasi berjalan : 1 unit
Paket CCTV : 1 paket Meubelair
Lemari arsip : 10 unit
Meja Rapat kecil : 2 unit
Meja ½ biro : 12 unit
Kursi Kerja : 12 unit
4. Urusan Pelaporan
Urusan Pelaporan merupakan Sekretariat Tim Pelaporan Direktorat
Budidaya Serealia bertugas memproses (finalisasi, penggandaan, penjilidan)
dan pengiriman laporan-laporan baik yang bersifat reguler maupun insidentil
yang disusun oleh Tim Pelaporan Direktorat Budidaya Serealia. Pada tahun
2015 kegiatan Urusan Pelaporan adalah:
- Laporan Bulanan Direktorat Budidaya Serealia (Januari-Desember 2015)
- Laporan Bahan Rapim Departemen Pertanian dari Direktorat Budidaya
Serealia.
- Laporan Bulanan Kegiatan Menteri Pertanian yang berkaitan dengan
Direktorat Budidaya Serealia.
- Laporan Tahunan 2015 Direktorat Budidaya Serealia.
- Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015
(LAKIP)
5. Pelaksanaan DIPA Pusat TA 2015
Direktorat Budidaya Serealia pada tahun anggaran 2015 mendapat alokasi anggaran melalui Program Ketahanan Pangan sebesar Rp. 11.331.787.000,-. Karena adanya (revisi ke-3 April 2015) anggaran menjadi sebesar Rp 19.028.305.000-,. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp 7.266.911.418,- atau 38,19%, sisa anggaran sebesar Rp 11.761.393.582,- atau 61,81%. Realisasi anggaran Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015 per unit kerja sampai dengan 31 Desember 2015 seperti pada tabel berikut :
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 93
Tabel 19. Realisasi Anggaran Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015 Sampai dengan 31 Desember 2015
Rp % Rp %
1 Subdit Padi IRA 1,400,354,000 660,504,521 47.17 739,849,479 52.83
2 Subdit THLK 915,631,000 286,609,123 31.30 629,021,877 68.70
3 Subdit Jagung 1,094,776,000 559,390,337 51.10 535,385,663 48.90
4 Subdit Serla 166,046,000 154,827,588 93.24 11,218,412 6.76
5 Subbag TU 2,570,031,000 1,693,510,991 65.89 876,520,009 34.11
6 Koorpro 3,645,561,000 1,698,676,765 46.60 1,946,884,235 53.40
7 Korlap 582,790,000 95,889,545 16.45 486,900,455 83.55
8 Pokja GPPTT 8,653,116,000 2,117,502,548 24.47 6,535,613,452 75.53
Total 19,028,305,000 7,266,911,418 38.19 11,761,393,582 61.81
No Anggaran
(Rp)
Realisasi SisaUnit Kerja
Data secara rinci per mata anggaran dan per kegiatan Tahun 2015 dapat dilihat pada lampiran.
Laporan Tahunan 2015
94 Direktorat Budidaya Serealia
IV. PENUTUP
Berdasarkan hasil pengukuran, evaluasi dan analisis terhadap akuntabilitas
kinerja Direktorat Budidaya Serealia tahun 2015, realisasi pelaksanaan kegiatan
GP-PTT padi 2015 yaitu realisasi tanam mencapai 325.588 ha atau 93,03%, luas
panen mencapai 227.547 ha, produktivitas sebesar 64,53 ku/ha dan produksi
mencapai 1.468.426 ton GKG.
Pelaksanaan kegiatan GP-PTT Jagung 2015 yaitu realisasi tanam mencapai
97.299 ha atau 95,39%, luas panen mencapai 43.447 ha, produktivitas mencapai
sebesar 63,24 ku/ha dan produksi mencapai 274.770 ton PK.
Realisasi bansos GP-PTT padi menunjukan capaian angka sementara sebesar
346.784 ha atau mencapai 99,08% dari sasaran (berhasil). Realisasi bansos GP-
PTT jagung menunjukan capaian angka sementara sebesar 101.500 ha atau
mencapai 99,51% dari sasaran (berhasil). Realisasi tanam GP-PTT padi
mencapai 325.588 ha (93,03%) dari sasaran (berhasil). Realisasi tanam GP-PTT
jagung mencapai 97.299 ha (95,39%) dari sasaran (berhasil).
Produksi padi tahun 2015 berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II Badan Pusat
Statistik (BPS) diperkirakan mencapai 74,991.788 ton Gabah Kering Giling
(GKG). Meningkat sebesar 4.145.323 ton GKG (5,84%) bila dibandingkan
dengan pencapaian produksi tahun 2014 sebesar 70,846 juta ton GKG.
dibandingkan dengan rerata lima tahun terakhir terjadi kenaikan sebesar 4,60
juta ton GKG (6,54%)
Produksi jagung tahun 2015 (berdasarkan Angka Ramalan II BPS-RI) mencapai
19.833.289 ton PK atau 97,64% dari target 20,31 juta ton PK (terdapat
kekurangan 0,48 juta ton PK). Apabila dibandingkan dengan produksi jagung
tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar 0,83 juta ton PK (4,37%). Apabila
dibandingkan dengan rerata lima tahun terakhir terjadi kenaikan sebanyak 0,95
juta ton PK (5,03%).
Program pengembangan serealia lainnya (gandum dan sorgum) tahun 2015
dilaksanakan dalam rangka mendukung diversifikasi pangan, dan mengurangi
konsumsi beras sebagai makanan pokok serta memanfaatkan lahan-lahan yang
belum diusahakan (lahan marginal) dan lahan yang diusahakan tetapi tanaman
lain tidak bisa tumbuh dengan baik karena kurangnya air, sehingga lahan dapat
dimanfaatkan secara optimal. Tujuan dari pengembangan serealia lainnya untuk
jangka panjang adalah mewujudkan desa mandiri pangan dan energi.
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 95
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Laporan Tahunan 2015
96 Direktorat Budidaya Serealia
Lampiran 1
Struktur Organisasi Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 97
Lampiran 2
1 Aceh 421.327 407.236 49,84 2.029.503
2 Sumatera Utara 759.485 734.085 51,70 3.794.985
3 Sumatera Barat 533.800 515.948 50,16 2.588.013
4 R i a u 115.571 111.706 38,70 432.320
5 Kepulauan Riau 400 387 36,49 1.411
6 J a m b i 171.065 165.344 46,07 761.666
7 Sumatera Selatan 871.843 842.686 45,65 3.846.479
8 Kep. Babel 11.348 10.968 31,99 35.090
9 Bengkulu 168.502 162.867 42,25 688.140
10 Lampung 678.017 655.342 51,22 3.356.775
11 DKI Jakarta 1.705 1.648 56,21 9.262
12 Jawa Barat 2.087.492 2.017.680 59,02 11.908.316
13 Banten 406.843 393.237 53,07 2.086.911
14 Jawa Tengah 2.011.537 1.944.265 52,21 10.150.952
15 DI Yogyakarta 165.635 160.096 57,12 914.484
16 Jawa Timur 2.158.511 2.086.324 59,76 12.467.264
17 B a l i 151.177 146.121 60,36 882.000
18 NTB 473.016 457.197 50,23 2.296.703
19 NTT 256.895 248.303 33,52 832.228
20 Kalimantan Barat 509.516 492.476 31,78 1.564.967
21 Kalimantan Tengah 258.636 249.986 34,70 867.541
22 Kalimantan Selatan 528.539 510.863 42,77 2.184.969
23 Kalimantan Timur 114.399 110.573 43,18 477.406
24 Kalimantan Utara 36.284 35.070 36,81 129.100
25 Sulawesi Utara 137.419 132.823 49,03 651.204
26 Gorontalo 66.989 64.749 49,21 318.614
27 Sulawesi Tengah 253.405 244.931 47,23 1.156.704
28 Sulawesi Selatan 1.081.990 1.045.805 52,04 5.442.327
29 Sulawesi Barat 99.179 95.862 50,49 484.000
30 Sulawesi Tenggara 146.163 141.275 46,63 658.780
31 Maluku 28.237 27.293 43,36 118.345
32 Maluku Utara 23.005 22.236 34,72 77.199
33 Papua 47.113 45.538 44,30 201.728
34 Papua Barat 7.257 7.014 42,27 29.648
I n d o n e s i a 14.782.297 14.287.934 51,40 73.445.034
Tahun 2015
Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi
No. ProvinsiLuas Tanam
(Ha)Luas Panen (Ha)
Provitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Sumber Data: Renstra Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2015-2019
Laporan Tahunan 2015
98 Direktorat Budidaya Serealia
Lampiran 3
1 Aceh 47.501 44.977 42,23 189.921
2 Sumatera Utara 219.481 207.816 57,83 1.201.700
3 Sumatera Barat 105.602 99.989 65,24 652.310
4 Riau 14.774 13.989 24,85 34.761
5 Jambi 9.024 8.544 53,00 45.287
6 Sumatera Selatan 38.687 36.631 55,45 203.130
7 Bengkulu 19.923 18.864 51,52 97.184
8 Lampung 388.955 368.282 52,68 1.940.033
9 Kep. Bangka Belitung 326 309 32,24 995
10 Kepulauan Riau 360 341 24,57 838
11 D K I Jakarta - - -
12 Jawa Barat 165.703 156.896 73,73 1.156.781
13 Jawa Tengah 581.057 550.174 57,55 3.166.504
14 D I Yogyakarta 73.472 69.567 46,43 323.031
15 Jawa Timur 1.292.831 1.224.119 49,45 6.052.830
16 Banten 3.896 3.689 35,16 12.972
17 B a l i 24.906 23.582 25,42 59.946
18 Nusa Tenggara Barat 137.732 130.412 62,32 812.726
19 Nusa Tenggara Timur 273.694 259.148 28,08 727.790
20 Kalimantan Barat 44.352 41.995 40,30 169.222
21 Kalimantan Tengah 2.581 2.444 30,58 7.473
22 Kalimantan Selatan 22.654 21.450 57,96 124.332
23 Kalimantan Timur 3.403 3.222 25,30 8.150
24 Kalimantan Utara 606 574 17,71 1.016
25 Sulawesi Utara 134.507 127.358 41,35 526.664
26 Sulawesi Tengah 47.388 44.869 40,60 182.165
27 Sulawesi Selatan 347.408 328.944 47,69 1.568.679
28 Sulawesi Tenggara 26.130 24.741 28,10 69.511
29 Gorontalo 170.993 161.905 48,67 787.941
30 Sulawesi Barat 28.239 26.738 49,47 132.267
31 Maluku 4.136 3.916 38,13 14.930
32 Maluku Utara 9.791 9.271 35,27 32.701
33 Papua Barat 1.630 1.543 16,18 2.497
34 Papua 3.236 3.064 24,30 7.444
4.244.976 4.019.360 50,54 20.313.731
Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung
Tahun 2015
No. Provinsi Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Provitas (Ku/Ha)Produksi
(Ton)
Indonesia
Sumber Data: Renstra Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2015-2019
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 99
Lampiran 4
Lampiran Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun
2015
Laporan Tahunan 2015
100 Direktorat Budidaya Serealia
Lampiran 5
Penetapan Kinerja Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 101
Lampiran 6
Rerata Produksi Padi LimaTahun Terakhir (Tahun 2011-2015)
2011 2012 2013 2014 2015*Rearata
2011-2015*
2015* thd
2014
1 Aceh 1.772.962 1.788.738 1.956.940 1.820.062 2.327.871 7,80 27,90
2 Sumatera Utara 3.607.403 3.715.514 3.727.249 3.631.039 3.866.492 1,80 6,48
3 Sumatera Barat 2.279.602 2.368.390 2.430.384 2.519.020 2.604.785 3,39 3,40
4 Riau 535.788 512.152 434.144 385.475 410.268 (6,11) 6,43
5 Jambi 646.641 625.164 664.535 664.720 561.541 (3,13) (15,52)
6 Sumatera Selatan 3.384.670 3.295.247 3.676.723 3.670.435 4.259.104 6,20 16,04
7 Bengkulu 502.552 581.910 622.832 593.194 605.634 5,04 2,10
8 Lampung 2.940.795 3.101.455 3.207.002 3.320.064 3.641.767 5,52 9,69
9 Bangka Belitung 15.211 22.395 28.480 23.481 28.103 19,13 19,68
10 Kepulauan Riau 1.223 1.323 1.370 1.403 1.214 0,17 (13,47)
11 DKI Jakarta 9.516 11.044 10.268 7.541 6.749 (7,01) (10,50)
12 Jawa Barat 11.633.891 11.271.861 12.083.162 11.644.899 11.176.917 (0,89) (4,02)
13 Jawa Tengah 9.391.959 10.232.934 10.344.816 9.648.104 11.045.494 4,45 14,48
14 DI Yogyakarta 842.934 946.224 921.824 919.573 923.343 2,46 0,41
15 Jawa Timur 10.576.543 12.198.707 12.049.342 12.397.049 13.054.511 5,58 5,30
16 Banten 1.949.714 1.865.893 2.083.608 2.045.883 2.172.879 2,94 6,21
17 Bali 858.316 865.553 882.092 857.944 850.965 (0,20) (0,81)
18 Nusa Tenggara Barat 2.067.137 2.114.231 2.193.698 2.116.637 2.330.865 3,16 10,12
19 Nusa Tenggara Timur 591.371 698.566 729.666 825.728 943.020 12,49 14,20
20 Kalimantan Barat 1.372.988 1.300.100 1.441.876 1.372.695 1.394.882 0,60 1,62
21 Kalimantan Tengah 610.236 755.507 812.652 838.207 918.658 11,03 9,60
22 Kalimantan Selatan 2.038.309 2.086.221 2.031.029 2.094.590 2.154.683 1,43 2,87
23 Kalimantan Timur 552.616 561.959 439.439 426.567 429.079 (5,61) 0,59
24 Kalimantan Utara 124.724 115.620 119.180 3,08
24 Sulawesi Utara 596.223 615.062 638.373 637.927 673.712 3,12 5,61
25 Sulawesi Tengah 1.041.789 1.024.316 1.031.364 1.022.054 1.048.242 0,17 2,56
26 Sulawesi Selatan 4.511.705 5.003.011 5.035.830 5.426.097 5.534.379 5,32 2,00
27 Sulawesi Tenggara 491.567 516.291 561.361 657.617 657.734 7,73 0,02
28 Gorontalo 273.921 245.786 295.913 314.704 344.078 6,45 9,33
29 Sulawesi barat 365.683 412.338 445.030 449.621 482.121 7,24 7,23
30 Maluku 87.468 84.271 101.835 102.761 107.961 5,79 5,06
31 Maluku Utara 61.430 65.686 72.445 72.074 77.102 5,92 6,98
32 Papua Barat 29.304 30.245 29.912 27.665 33.564 3,98 21,32
33 Papua 115.437 138.032 169.791 196.015 204.891 15,64 4,53
34.404.557 36.526.663 37.493.020 36.663.049 38.379.893 2,82 4,68
31.352.347 32.529.463 70.905.726 34.183.416 36.611.895 3,97 7,10
65.756.904 69.056.126 108.398.746 70.846.465 74.991.788 3,37 5,85 INDONESIA
JUMLAH JAWA
JUMLAH LUAR JAWA
N0. PROVINSI
Tahun % Pertumbuhan
Sumber: BPS-RI (diolah)
*) Tahun 2015 merupakan ARAM-II
Laporan Tahunan 2015
102 Direktorat Budidaya Serealia
Lampiran 7
Rerata Produksi Jagung Lima Tahun Terakhir (Tahun 2011-2015)
Rerata
2011-2015*
1 Aceh 168.861 167.285 177.842 202.318 204 003 184 062 4,99 0,83
2 Sumatera Utara 1.294.645 1.347.124 1.183.011 1.159.795 1 478 584 1 292 632 4,35 27,49
3 Sumatera Barat 471.849 495.497 547.417 605.352 618 833 547 790 7,08 2,23
4 Riau 33.197 31.433 28.052 28.651 25 896 29 446 (5,89) (9,62)
5 Jambi 25.521 25.571 25.690 43.617 50 589 34 198 21,61 15,98
6 Sumatera Selatan 125.688 112.917 167.457 191.974 314 605 182 528 29,16 63,88
7 Bengkulu 87.362 103.771 93.988 72.756 49 607 81 497 (11,26) (31,82)
8 Lampung 1.817.906 1.760.275 1.760.278 1.719.386 1 646 662 1 740 901 (2,43) (4,23)
9 Kep. Bangka Belitung 850 967 783 721 731 810 (2,95) 1,39
10 Kep. Riau 923 849 790 703 672 787 (7,60) (4,41)
11 DKI Jakarta 23 6 0 0 0 6 (43,48) -
12 Jawa Barat 945.104 1.028.653 1.101.998 1.047.077 976 989 1 019 964 1,07 (6,69)
13 Jawa Tengah 2.772.575 3.041.630 2.930.911 3.051.516 3 251 870 3 009 700 4,19 6,57
14 D.I. Yogyakarta 291.596 336.608 289.580 312.236 293 606 304 725 0,83 (5,97)
15 Jawa Timur 5.443.705 6.295.301 5.760.959 5.737.382 6 038 433 5 855 156 3,00 5,25
16 Banten 13.863 9.819 12.038 10.514 13 826 12 012 3,07 31,50
17 Bali 64.606 61.873 57.573 40.613 36 124 52 158 (12,92) (11,05)
18 Nusa Teng. Barat 456.915 642.674 633.773 785.864 944 892 692 824 20,88 20,24
19 Nusa Teng. Timur 524.638 629.386 707.642 647.108 690 710 639 897 7,65 6,74
20 Kalimantan Barat 160.819 170.123 159.973 135.461 127 868 150 849 (5,28) (5,61)
21 Kalimantan Tengah 9.208 7.947 6.217 8.138 9 172 8 136 2,04 12,71
22 Kalimantan Selatan 99.779 112.066 107.043 117.986 129 175 113 210 6,88 9,48
23 Kalimantan Timur 7.341 9.940 4.864 7.567 9 794 7 901 17,33 29,43
24 Kalimantan Utara 973 1.235 1 205 1 138 6,12 (2,43)
25 Sulawesi Utara 438.504 440.308 448.002 488.362 331 005 429 236 (5,26) (32,22)
26 Sulawesi Tengah 161.810 141.649 139.266 170.203 137 540 150 094 (2,78) (19,19)
27 Sulawesi Selatan 1.420.154 1.515.329 1.250.202 1.490.991 1 559 047 1 447 145 3,26 4,56
28 Sulawesi Tenggara 67.997 78.447 67.578 60.600 65 790 68 082 (0,06) 8,56
29 Gorontalo 605.782 644.754 669.094 719.780 677 403 663 363 2,97 (5,89)
30 Sulawesi Barat 82.995 122.554 128.327 110.665 111 918 111 292 9,94 1,13
31 Maluku 13.875 18.281 11.940 10.568 14 108 13 754 4,77 33,50
32 Maluku Utara 26.149 25.543 29.421 19.555 13 109 22 755 (13,41) (32,96)
33 Papua 6.885 6.393 7.034 7.282 7 079 6 935 0,90 (2,79)
34 Papua Barat 2.125 2.049 2.137 2.450 2 444 2 241 3,78 (0,24)
9.466.866 10.712.017 10.095.486 10.158.725 10.574.724 10 201 564 3,03 4,09
8.176.384 8.675.005 8.416.367 8.849.701 9.258.565 8 675 204 3,22 4,62
17.643.250 19.387.022 18.511.853 19.008.426 19.833.289 18 876 768 3,10 4,34
% Pertumbuhan
2015* thd
2014
Rerata
TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015
JUMLAH JAWA
JUMLAH LUAR JAWA
INDONESIA
No PROVINSI
Sumber: BPS-RI (diolah) *) Tahun 2015 merupakan ARAM-II
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 103
Lampiran 8
Rerata Perkembangan Luas Panen Padi Lima Tahun Terakhir
(Tahun 2011-2015)
2011 2012 2013 2014 2015*Rerata 2011-
2015*)
2015*) thd
2014
1 Aceh 380.686 387.803 419.183 376.137 467.398 5,99 24,26
2 Sumatera Utara 757.547 765.099 742.968 717.318 753.996 (0,06) 5,11
3 Sumatera Barat 461.709 476.422 487.820 503.198 513.022 2,67 1,95
4 Riau 145.242 144.015 118.518 106.037 112.331 (5,79) 5,94
5 Jambi 157.441 149.369 153.243 145.990 125.668 (5,30) (13,92)
6 Sumatera Selatan 784.820 769.725 800.036 810.900 871.815 2,72 7,51
7 Bengkulu 127.934 144.448 147.680 147.572 131.954 1,12 (10,58)
8 Lampung 606.973 641.876 638.090 648.731 708.046 3,99 9,14
9 Bangka Belitung 5.299 7.995 10.232 9.943 12.540 25,54 26,12
10 Kepulauan Riau 387 382 379 385 333 (3,50) (13,51)
11 DKI Jakarta 1.723 1.897 1.744 1.400 1.211 (7,80) (13,50)
12 Jawa Barat 1.964.466 1.918.799 2.029.891 1.979.799 1.851.716 (1,37) (6,47)
13 Jawa Tengah 1.724.246 1.773.558 1.845.447 1.800.908 1.869.310 2,07 3,80
14 DI Yogyakarta 150.827 152.912 159.266 158.903 154.807 0,68 (2,58)
15 Jawa Timur 1.926.796 1.975.719 2.037.021 2.072.630 2.136.872 2,62 3,10
16 Banten 397.021 362.636 393.704 386.398 387.302 (0,43) 0,23
17 Bali 152.585 149.000 150.380 142.697 140.039 (2,10) (1,86)
18 Nusa Tenggara Barat 418.062 425.448 438.057 433.712 456.395 2,24 5,23
19 Nusa Tenggara Timur 195.201 200.094 222.469 246.750 268.880 8,39 8,97
20 Kalimantan Barat 444.353 427.798 464.898 452.242 464.031 1,21 2,61
21 Kalimantan Tengah 214.161 251.787 247.473 242.488 262.252 5,50 8,15
22 Kalimantan Selatan 489.134 496.082 479.721 498.133 519.256 1,55 4,24
23 Kalimantan Timur 140.215 142.573 102.912 100.262 102.960 (6,51) 2,69
24 Kalimantan Utara 35.926 32.072 42.680 - 33,08
24 Sulawesi Utara 122.108 126.931 127.413 130.428 138.298 3,18 6,03
25 Sulawesi Selatan 221.846 229.080 224.326 219.613 216.945 (0,53) (1,21)
26 Sulawesi Selatan 889.232 981.394 983.107 1.040.024 1.056.229 4,47 1,56
27 Sulawesi Tenggara 118.916 124.511 132.945 140.408 153.564 6,62 9,37
28 Gorontalo 52.811 51.193 56.894 62.690 63.017 4,70 0,52
29 Sulawesi Barat 76.347 83.796 91.195 94.351 98.195 6,53 4,07
30 Maluku 21.227 20.489 24.399 21.623 20.367 (0,39) (5,81)
31 Maluku Utara 16.783 17.794 19.281 21.192 22.078 7,12 4,18
32 Papua Barat 8.283 7.750 7.523 6.880 7.909 (0,74) 14,96
33 Papua 29.262 37.149 41.111 45.493 46.756 12,76 2,78
6.165.079 6.185.521 6.467.073 6.400.038 6.401.218 0,97 0,02
7.038.564 7.260.003 7.368.179 7.397.269 7.776.954 2,54 5,13
13.203.643 13.445.524 13.835.252 13.797.307 14.178.172 1,80 2,76
% Pertumbuhan
LUAR JAWA
INDONESIA
JAWA
No Provinsi
Tahun
Sumber: BPS-RI (diolah) *) Tahun 2015 merupakan ARAM-II
Laporan Tahunan 2015
104 Direktorat Budidaya Serealia
Lampiran 9
Rerata Perkembangan Luas Panen Jagung Lima Tahun Terakhir
(Tahun 2011-2015)
Rerata
2011-2015*
1 Aceh 41.853 43.675 44.099 47.357 47.699 3,36 0,72
2 Sumatera Utara 255.291 243.098 211.750 200.603 242.208 (0,55) 20,74
3 Sumatera Barat 71.116 75.657 81.665 93.097 89.560 6,13 (3,80)
4 Riau 14.139 13.284 11.748 12.057 10.441 (7,10) (13,40)
5 Jambi 6.706 6.587 6.504 7.937 8.680 7,09 9,36
6 Sumatera Selatan 32.965 28.617 32.558 31.939 50.710 14,36 58,77
7 Bengkulu 22.215 22.653 18.257 15.643 10.124 (16,76) (35,28)
8 Lampung 380.917 360.264 346.315 338.885 322.137 (4,10) (4,94)
9 Kep. Bangka Belitung 277 268 234 214 193 (8,57) (9,81)
10 Kep. Riau 434 390 339 301 288 (9,69) (4,32)
11 DKI Jakarta 12 3 - - - (43,75) -
12 Jawa Barat 147.152 148.601 152.923 142.964 129.067 (3,08) (9,72)
13 Jawa Tengah 520.149 553.372 532.061 538.102 553.780 1,65 2,91
14 D.I. Yogyakarta 69.768 73.766 70.772 67.657 65.465 (1,49) (3,24)
15 Jawa Timur 1.204.063 1.232.523 1.199.544 1.202.300 1.215.354 0,25 1,09
16 Banten 4.600 3.074 3.583 3.152 4.113 0,46 30,49
17 Bali 22.739 21.008 18.223 16.685 14.857 (10,07) (10,96)
18 Nusa Teng. Barat 89.307 117.030 110.273 126.577 142.331 13,12 12,45
19 Nusa Teng. Timur 246.893 245.323 270.394 257.025 274.380 2,85 6,75
20 Kalimantan Barat 45.593 44.642 42.621 36.823 33.403 (7,38) (9,29)
21 Kalimantan Tengah 3.195 2.752 2.062 2.594 2.814 (1,16) 8,48
22 Kalimantan Selatan 19.487 21.723 20.629 20.862 21.779 2,99 4,40
23 Kalimantan Timur 2.965 4.104 1.858 2.873 2.870 9,55 (0,10)
24 Kalimantan Utara - - 445 581 562 6,82 (3,27)
25 Sulawesi Utara 119.850 120.272 122.237 127.475 89.321 (5,91) (29,93)
26 Sulawesi Tengah 41.218 37.418 34.174 41.647 34.074 (3,55) (18,18)
27 Sulawesi Selatan 297.126 325.329 274.046 289.736 298.476 0,62 3,02
28 Sulawesi Tenggara 28.892 30.884 27.133 24.022 24.225 (3,97) 0,85
29 Gorontalo 135.754 135.543 140.423 148.816 134.374 (0,07) (9,70)
30 Sulawesi Barat 17.372 25.141 26.781 24.341 24.311 10,50 (0,12)
31 Maluku 4.808 4.768 3.203 3.795 3.307 (7,01) (12,86)
32 Maluku Utara 12.733 11.074 10.395 6.462 4.418 (22,16) (31,63)
33 Papua 1.278 1.199 1.250 1.421 1.409 2,73 (0,84)
34 Papua Barat 3.825 3.553 3.005 3.076 2.900 (6,47) (5,72)
1.945.744 2.011.339 1.958.883 1.954.175 1.967.779 0,30 0,70
1.918.948 1.946.256 1.862.621 1.882.844 1.891.851 (0,33) 0,48
3.864.692 3.957.595 3.821.504 3.837.019 3.859.630 (0,01) 0,59
JAWA
LUAR JAWA
INDONESIA
No. Provinsi
Tahun % Pertumbuhan
2011 2012 2013 2014 20152015* thd
2014
Sumber: BPS-RI (diolah) *) Tahun 2015 merupakan ARAM-II
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 105
Lampiran 10
Rerata Perkembangan Produktivitas Padi Lima Tahun Terakhir
(Tahun 2011-2015)
2011 2012 2013 2014 2015*Rerata 2011-
2015*)
2015*) thd
2014
1 Aceh 46,57 46,12 46,68 48,39 49,80 1,71 2,91
2 Sumatera Utara 47,62 48,56 50,17 50,62 51,28 1,87 1,30
3 Sumatera Barat 49,37 49,71 49,82 50,06 50,77 0,70 1,42
4 Riau 36,89 35,56 36,63 36,35 36,52 (0,22) 0,47
5 Jambi 41,07 41,85 43,36 45,53 44,68 2,16 (1,87)
6 Sumatera Selatan 43,13 42,81 45,96 45,26 48,85 3,26 7,93
7 Bengkulu 39,28 40,29 42,17 40,20 45,90 4,19 14,18
8 Lampung 48,45 48,32 50,26 51,18 51,43 1,52 0,49
9 Bangka Belitung 28,71 28,01 27,83 23,62 22,41 (5,83) (5,12)
10 Kepulauan Riau 31,60 34,63 36,15 36,44 36,46 3,71 0,05
11 DKI Jakarta 55,23 58,22 58,88 53,86 55,73 0,37 3,47
12 Jawa Barat 59,22 58,74 59,53 58,82 60,36 0,49 2,62
13 Jawa Tengah 54,47 57,70 56,06 53,57 59,09 2,24 10,30
14 DI Yogyakarta 55,89 61,88 57,88 57,87 59,64 1,82 3,06
15 Jawa Timur 54,89 61,74 59,15 59,81 61,09 2,89 2,14
16 Banten 49,11 51,45 52,92 52,95 56,10 3,41 5,95
17 Bali 56,25 58,09 58,66 60,12 60,77 1,96 1,08
18 Nusa Tenggara Barat 49,45 49,69 50,08 48,80 51,07 0,84 4,65
19 Nusa Tenggara Timur 30,30 34,91 32,80 33,46 35,07 4,00 4,81
20 Kalimantan Barat 30,90 30,39 31,01 30,35 30,06 (0,67) (0,96)
21 Kalimantan Tengah 28,49 30,01 32,84 34,57 35,03 5,34 1,33
22 Kalimantan Selatan 41,67 42,05 42,34 42,05 41,50 (0,10) (1,31)
23 Kalimantan Timur 39,41 39,42 42,70 42,55 41,67 1,48 (2,07)
24 Kalimantan Utara 34,72 36,05 27,92 - (22,55)
24 Sulawesi Utara 48,83 48,46 50,10 48,91 48,71 (0,04) (0,41)
25 Sulawesi Selatan 46,96 44,71 45,98 46,54 48,32 0,77 3,82
26 Sulawesi Selatan 50,74 50,98 51,22 52,17 52,40 0,81 0,44
27 Sulawesi Tenggara 41,34 41,47 42,23 46,84 42,83 1,13 (8,56)
28 Gorontalo 51,87 48,01 52,01 50,20 54,60 1,54 8,76
29 Sulawesi Barat 47,90 49,21 48,80 47,65 49,10 0,65 3,04
30 Maluku 41,21 41,13 41,74 47,52 53,01 6,67 11,55
31 Maluku Utara 36,60 36,91 37,57 34,01 34,92 (1,04) 2,68
32 Papua Barat 35,38 39,03 39,76 40,21 42,44 4,72 5,55
33 Papua 39,45 37,16 41,30 43,09 43,82 2,84 1,69
55,81 59,05 57,98 57,29 59,96 1,87 4,66
44,54 44,81 45,85 46,21 47,08 1,40 1,88
49,80 51,36 51,52 51,35 52,89 1,53 3,01
% Pertumbuhan
LUAR JAWA
Tahun
INDONESIA
JAWA
No Provinsi
Sumber: BPS-RI (diolah) *) Tahun 2015 merupakan ARAM-II
Laporan Tahunan 2015
106 Direktorat Budidaya Serealia
Lampiran 11
Rerata Perkembangan Produktivitas Jagung Lima Tahun Terakhir
(Tahun 2011-2015)
Rerata
2011-2015*
1 Aceh 40,35 38,30 40,33 42,72 42,77 1,57 0,11
2 Sumatera Utara 50,71 55,41 55,87 57,82 61,05 4,79 5,59
3 Sumatera Barat 66,35 65,49 67,03 65,02 69,10 1,08 6,26
4 Riau 23,48 23,66 23,88 23,76 24,80 1,40 4,37
5 Jambi 38,06 38,82 39,50 54,95 58,28 12,23 6,06
6 Sumatera Selatan 38,13 39,46 51,43 60,11 62,04 13,48 3,22
7 Bengkulu 39,33 45,81 51,48 46,51 49,00 6,14 5,35
8 Lampung 47,72 48,86 50,83 50,74 51,12 1,74 0,75
9 Bangka Belitung 30,69 36,08 33,46 33,69 37,88 5,86 12,42
10 Kepulauan Riau 21,27 21,77 23,30 23,36 23,33 2,38 (0,09)
11 DKI Jakarta 19,17 20,00 - - - (23,91) -
12 Jawa Barat 64,23 69,22 72,06 73,24 75,70 4,22 3,35
13 Jawa Tengah 53,30 54,97 55,09 56,71 58,72 2,46 3,55
14 DI Yogyakarta 41,80 45,63 40,92 46,15 44,85 2,20 (2,82)
15 Jawa Timur 45,21 51,08 48,03 47,72 49,68 2,62 4,12
16 Banten 30,14 31,94 33,60 33,36 33,62 2,81 0,78
17 Bali 28,41 29,45 31,59 24,34 24,31 (3,03) (0,11)
18 Nusa Tenggara Barat 51,16 54,92 57,47 62,09 66,39 6,74 6,93
19 Nusa Tenggara Timur 21,25 25,66 26,17 25,18 25,17 4,73 (0,01)
20 Kalimantan Barat 35,27 38,11 37,53 36,79 38,28 2,15 4,06
21 Kalimantan Tengah 28,82 28,88 30,15 31,37 32,59 3,14 3,89
22 Kalimantan Selatan 51,20 51,59 51,89 56,56 59,31 3,80 4,87
23 Kalimantan Timur 24,76 24,22 26,18 26,34 34,13 9,02 29,57
24 Kalimantan Utara - - 21,87 21,26 21,44 (0,48) 0,87
25 Sulawesi Utara 36,59 36,61 36,65 38,31 37,06 0,36 (3,27)
26 Sulawesi Tengah 39,26 37,86 40,75 40,87 40,37 0,78 (1,23)
27 Sulawesi Selatan 47,80 46,58 45,62 51,46 52,23 2,42 1,50
28 Sulawesi Tenggara 23,53 25,40 24,91 25,23 27,16 3,73 7,65
29 Gorontalo 44,62 47,57 47,65 48,37 50,41 3,13 4,23
30 Sulawesi Barat 47,78 48,75 47,92 45,46 46,04 (0,88) 1,26
31 Maluku 28,86 38,34 37,28 27,85 42,66 14,50 53,20
32 Maluku Utara 20,54 23,07 28,30 30,26 29,67 10,00 (1,95)
33 Papua 16,63 17,09 17,10 17,24 17,35 1,07 0,60
34 Papua Barat 18,00 17,99 23,41 23,67 24,41 8,58 3,11
48,65 53,26 51,54 51,98 53,74 2,62 3,38
42,61 44,57 45,19 47,00 48,94 3,53 4,12
45,65 48,99 48,44 49,54 51,39 3,05 3,73
JAWA
LUAR JAWA
INDONESIA
No. Provinsi
TAHUN % Pertumbuhan
2011 2012 2013 2014 20152015* thd
2014
Sumber: BPS-RI (diolah) *) Tahun 2015 merupakan ARAM-II
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 107
Lampiran 12
Realisasi Bansos, Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas
GP-PTT Padi Tahun 2015
Sasaran
(Ha) (Ha) (%) (Ha) (%) Luas (Ha)Provitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
350.000 346.834 99,10 325.588 93,03 227.547 64,53 1.468.426
1 Aceh 21.000 21.000 100,00 20.165 96,02 11.173 64,00 71.502
2 Sumatera Utara 15.000 15.000 100,00 14.967 99,78 9.259 71,14 65.871
3 Sumatera Barat 10.000 10.000 100,00 10.000 100,00 9.200 64,36 59.209
4 Riau 7.500 7.276 97,01 7.418 98,90 2.954 56,59 16.717
5 Jambi 7.500 7.400 98,67 6.900 92,00 4.029 52,83 21.281
6 Sumatera Selatan 21.500 21.248 98,83 19.992 92,98 19.430 62,57 121.573
7 Bengkulu 10.000 10.000 100,00 7.444 74,44 5.747 57,14 32.838
8 Lampung 17.000 17.000 100,00 17.000 100,00 15.140 66,99 101.426
9 Jawa Barat 17.500 16.500 94,29 16.175 92,43 14.570 73,84 107.582
10 Jawa Tengah 21.000 21.000 100,00 20.090 95,67 13.635 74,41 101.463
11 DI Yogyakarta 5.000 5.000 100,00 5.000 100,00 2.500 72,60 18.151
12 Jawa Timur 17.500 17.500 100,00 16.875 96,43 11.200 82,26 92.128
13 Kalimantan Barat 15.500 15.475 99,84 15.475 99,84 8.204 37,63 30.870
14 Kalimantan Tengah 17.000 17.000 100,00 15.070 88,65 7.660 47,78 36.600
15 Kalimantan Selatan 12.500 12.500 100,00 12.500 100,00 5.384 55,88 30.088
16 Kalimantan Timur 7.500 7.500 100,00 5.477 73,03 2.900 53,63 15.553
17 Sulawesi Utara 11.500 11.425 99,35 11.050 96,08 7.805 62,67 48.914
18 Sulawesi Tengah 5.000 5.000 100,00 5.000 100,00 3.977 62,38 24.805
19 Sulawesi Selatan 25.500 25.500 100,00 25.192 98,79 23.566 71,19 167.770
20 Sulawesi Tenggara 7.500 7.475 99,67 7.475 99,67 5.430 56,53 30.693
21 Bali 7.500 7.500 100,00 6.991 93,21 4.275 75,00 32.061
22 Nusa Tenggara Barat 11.500 11.500 100,00 10.807 93,97 10.745 76,02 81.682
23 Nusa Tenggara Timur 16.500 16.500 100,00 11.600 70,30 3.053 90,09 27.508
24 Maluku 6.000 5.686 94,77 5.532 92,20 4.645 54,13 25.140
25 Papua 5.000 5.000 100,00 4.060 81,20 2.179 33,11 7.215
26 Maluku Utara 7.500 6.624 88,32 5.253 70,04 2.651 45,79 12.140
27 Banten 5.000 5.000 100,00 4.902 98,04 4.080 62,48 25.490
28 Gorontalo 8.500 8.500 100,00 8.300 97,65 8.051 57,34 46.167
29 Papua Barat 5.000 4.725 94,50 3.923 78,46 3.174 43,50 13.807
30 Sulawesi Barat 2.500 2.500 100,00 2.500 100,00 175 15,00 263
31 Kalimantan Utara 2.500 2.500 100,00 2.458 98,31 758 25,34 1.920
Nasional
Provinsi
Realisasi Bansos
(SP2D)Realisasi Tanam Realisasi Panen
No.
Sumber: Data laporan daerah keadaan s.d minggu II Januari 2016
Laporan Tahunan 2015
108 Direktorat Budidaya Serealia
Lampiran 13
Realisasi Bansos Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas
GP-PTT Jagung Tahun 2015
Sasaran
(Ha) (Ha) (%) (Ha) (%) Luas (Ha)Provitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
102.000 101.500 99,51 97.299 95,39 43.447 63,24 274.770
1 Aceh 5.500 5.500 100,00 5.425 98,64 3.307 66,16 21.878
2 Sumatera Utara 5.000 5.000 100,00 5.000 100,00 2.433 51,38 12.501
3 Sumatera Barat 4.000 4.000 100,00 3.817 95,43 3.261 80,93 26.390
4 Riau 1.000 1.000 100,00 940 94,00 - - -
5 Jambi 3.000 3.000 100,00 2.436 81,20 1.546 77,21 11.937
6 Sumatera Selatan 6.500 6.500 100,00 6.170 94,92 3.937 57,99 22.832
7 Bengkulu 1.500 1.500 100,00 1.500 100,00 140 68,29 956
8 Lampung 5.500 5.500 100,00 5.500 100,00 5.500 63,42 34.881
9 Babel - - - - - - - -
10 Kep. Riau - - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - - -
12 Jawa Barat 5.500 5.500 100,00 5.500 100,00 3.274 70,21 22.986
13 Jawa Tengah 7.000 7.000 100,00 7.000 100,00 2.755 63,59 17.518
14 DI Yogyakarta 1.500 1.500 100,00 1.500 100,00 147 87,92 1.292
15 Jawa Timur 8.000 8.000 100,00 8.000 100,00 1.775 79,99 14.199
16 Banten - - - - - - - -
17 Bali 1.000 1.000 100,00 1.000 100,00 254 80,04 2.029
18 Nusa Tengara Barat 6.500 6.500 100,00 5.955 91,62 1.000 64,90 6.490
19 Nusa Tengara Timur 6.500 6.500 100,00 5.800 89,23 - - -
20 Kalimantan Barat 2.500 2.500 100,00 2.500 100,00 34 17,35 59
21 Kalimantan Tengah 2.000 2.000 100,00 2.000 100,00 732 47,75 3.495
22 Kalimantan Selatan 1.000 1.000 100,00 1.000 100,00 - - -
23 Kalimantan Timur 500 500 100,00 500 100,00 - - -
24 Kalimantan Utara - - - - - - - -
25 Sulawesi Utara 6.000 5.500 91,67 5.500 91,67 3.123 44,37 13.853
26 Sulawesi Tengah 5.000 5.000 100,00 4.501 90,02 680 57,50 3.910
27 Sulawesi Selatan 7.500 7.500 100,00 7.347 97,96 5.839 68,30 39.879
28 Sulawesi Tenggara 3.000 3.000 100,00 2.700 90,00 1.082 46,03 4.980
29 Gorontalo 3.500 3.500 100,00 3.500 100,00 2.629 48,32 12.704
30 Sulawesi Barat 1.500 1.500 100,00 1.500 100,00 - - -
31 Maluku 1.500 1.500 100,00 708 47,20 - - -
32 Maluku Utara - - - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - - - -
34 Papua - - - - - - - -
No. Provinsi
Realisasi Bansos
(SP2D)Realisasi Tanam Realisasi Panen
Nasional
Sumber: Data laporan daerah keadaan s.d minggu II Januari 2016
Laporan Tahunan 2015
Direktorat Budidaya Serealia 109
Lampiran 14
Realisasi Anggaran Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015
KEGIATANPAGU ANGGARAN
(Rp. 000)REALISASI (Rp. 000)
CAPAIAN
(%)
Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 1.344.064.929.000 1.317.499.305.747 98,02
- Pusat 19.028.305.000 9.913.109.581 52,10
- Dana Dekonsentrasi Provinsi 24.027.094.000 19.742.233.832 82,17
- Dana Tugas Pembantuan Provinsi dan Kabupaten 1.301.009.530.000 1.287.843.962.334 98,99
Laporan Tahunan 2015
110 Direktorat Budidaya Serealia
Lampiran 15
Realisasi Pembayaran Gaji Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015
NO BULAN Jumlah Jumlah Gaji
Pegawai (Rp)
1 Januari 65 235,591,600
2 Februari 65 236,247,100
3 Maret 64 227,859,600
4 April 64 228,746,800
5 Mei 63 226,071,000
6 Juni 63 226,071,000
7 Ke - 13 63 226,071,000
8 Juli 62 223,615,400
9 Agustus 62 235,685,700
10 September 62 235,220,600
11 Oktober 63 243,627,300
12 Nopember 62 239,762,200
13 Desember 62 239,829,900
JUMLAH TOTAL 3,024,399,200
top related