lapsus furunkulosis
Post on 24-Oct-2015
344 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUSFURUNKULOSIS
Nama : Aldy Valentino Maehca RendakNIM : H1A007001
Pendahuluan Pioderma(infeksi kulit superfisialis atau profunda oleh
Staphylococcus dan/atau Streptococcus)
Karbunkel(furunkel yang menyatu)
Furunkel/Furunkulosis(peradangan pada folikel
rambut dan jaringan sekitarnya)
Gejala utama : nyeri. Lesi kulit: nodul inflamasi eritematosa yang berbentuk kerucut, pada bagian
tengahnya akan dijumpai adanya puncak (core) yang biasanya berupa pustulea(central necrotic).
Staphylococcus
Furunkulosis Berulang
Anak-anak, respon imun tubuh abnormal, kolonisasi
Staphylococcus
Tatalaksana: Lesi ringan: AB topikal (salap/krim asam fusidat 2%, salap mupirosin 2%, salap basitrasin dan
neomisin) Lesi luas: AB sistemik (ampisilin, amoksisilin, eritromisin 30-50 mg/kg BB/hari, dibagi 3 dosis) Furunkulosis berulang: Mupirocin ointment, klindamisin oral 150 mg.
Bakteremia sistemik
Furunkel Furunkulosis
Karbunkel
KasusKasus
Pasien, Laki-Laki, 10 tahun
Keluhan timbul bisul pada betis kiri dan kanan serta pada punggung tangan kanan: awalnya pada betis pasien muncul bintik-bintik yang terasa gatal kemudian lama kelamaan berubah menjadi bisul dan terasa nyeri.
Pemeriksaan Fisik : BB 25 kgStatus Dermatovenerologis:Regio kruris sinistra et dekstra : pustula multipel dengan dasar eritema yang bergerombol dan diskret di sekitar folikel rambut. Tampak erosi dengan dasar eritema yang tertutup krusta kehitaman. Punggung tangan kanan : pustula soliter dengan tepi eritem
Pengecatan gram: Gram positif
Diagnosa KerjaFurunkulosis Berulang
DD: Furunkulosis Karbunkel Folikulitis
Tatalaksana: Kompres dengan cairan salin normal hangat (2x sehari). Tablet Cetirizine 10 mg (1x sehari) Krim Mupirocin (2x sehari). Tablet Klindamisin 150 mg (3x sehari)
Edukasi: Pasien tidak menggaruk atau memencet lesi pada betis dan punggung tangan. Menjaga kebersihan diri, pakaian dan lingkungan: mandi dengan sabun antiseptik, menggunakan pakaian yang
menyerap keringat, ringan dan longgar. Kontrol kembali setelah 7 hari.
Keluhan berulang, 6 bulan terkahir, pada
tempat yang sama, di sekitar daerah
berambut.
Gambar 1. pustula multipel dengan dasar eritema yang bergerombol dan diskret di sekitar folikel rambut
Pembahasan
Eradikasi kolonisasi kuman Staphylococcus pada daerah nasal yang menjadi faktor predisposisi
furunkulosis : mencegah kekambuhan furunkulosis
Kesimpulan
Telah dilaporkan kasus furunkulosis rekuren pada anak laki-laki usia 10 tahun. Diagnosa ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Pasien diberikan terapi simptomatis berupa cetirizine, kemudian pasien diberikan antibiotik topikal mupirocin dan antibiotik sistemik berupa klindamisin oral untuk eradikasi kuman Staphylococcus. Terapi lainnya adalah pasien diberikan kompres dengan normal salin hangat serta pasien diberikan edukasi untuk mandi dengan menggunakan sabun antiseptik dan menggunakan pakaian yang longgar. Pasien diharapkan kontrol setelah 7 hari untuk melihat respon pengobatan dan melanjutkan terapi eradikasi kolonisasi kuman pada hidup untuk mencegah rekurensi penyakit.
Kepustakaan1. Noah C. Peter KL, Matthew TZ, Arnold NW, Morton NS, Richard AJ. Superficial
cutaneous infection and pyodermas. In: Wolf K, Goldsmith LA, Katz S (eds). Fitz’s Patrick Dermatology in General Medicine. 7th ed. New York: McGraw Hill; 2008. pp. 1694-1710.
2. Djuanda, A. Pioderma. Dalam: Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi 5. Jakarta: FKUI; 2007. hal. 57-63.
3. Dennis LS, Alan LB, Henry FC, Dale E, Patchen D, Ellie JC, Sherwood LG, Jan VH, Edward LK, Jose GM, James CW. Practice guidelines for the diagnosis and management of skin and soft-tissue infections. CID 2005; 41: 1373-1406.
4. Ray J. Bacterial Infection. In: ABC of Dermatology. Fourth Edition. London: BMJ Publishing Group Ltd. 2003. pp 90.
top related