lapsus sepsis revised by edy
Post on 07-Jul-2018
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
1/21
LAPORAN KASUS
Managemen Sepsis
OLEH:
Jeffrey Tanudjaja
1 !"!! 1!#
PEM$%M$%N&:
dr' % (ayan Arya)ian*ara+ Sp'An' K%,
-ALAM RAN&KA MEN&%KUT% KEPAN%TERAAN KL%N%K MA-.A
$A&%AN/SM0 %LMU ANESTES% -AN TERAP% %NTENS%0
0K UNU-/RSUP SAN&LAHOKTO$ER "!1
1
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
2/21
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................
3
BAB II LAPORAN
KASUS...............................................................................
................................................................................... 4
BAB III TINJAUAN
PUSTAKA...........................................................................
...................................................................................10
BAB IV...................................................................................
PEMBAHASAN...................................................................
...................................................................................19
BAB V...................................................................................
KESIMPULAN.....................................................................
...................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
2
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
3/21
$A$ %
PEN-AHULUAN
Sepsis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan oleh respon inflamasi
akibat adanya dugaan atau temuan infeksi yang dapat menyebabkan manifestasi
sistemik pada ranah klinis. Manifestasi tersebut pada gilirannya berlanjut dalam
bentuk sepsis berat dan syok septik. 1,2 Sepsis adalah penyebab kematian umum pada
perawatan di ICU dan merupakan penyebab kematian terbanyak di merika Serikat
dalam sepuluh tahun terakhir. !ebih lanjut, pre"alensi sepsis terbukti meningkat
dalam dua dekade terakhir dengan tingkat mortalitas yang tidak berubah yaitu sekitar
#$% untuk sepsis berat dan &$%'($% untuk syok septik. )eberapa faktor yang
diketahui dapat meningkatkan risiko sepsis antara lain jenis kelamin, penyakit kronis,
keadaan imunosupresi, infeksi *I+ dan keganasan. ata kasus sepsis menurut jenis
kelamin menunjukkan bahwa -2%' % kasus sepsis terjadi pada pria. 2,#,&
/ada permulaan 2$$2, Surviving Sepsis Campaign (SSC) mulai di0etuskan
dalam rangka menginisiasi penanganan sepsis yang lebih baik. Surviving Sepsis
Campaign (SSC) adalah kolaborasi dari Society of Critical Care Medicine dan
European Society of Intensive Care Medicine yang berkomitmen untuk mengurangi
angka mortalitas akibat sepsis berat dan syok sepsis. ujuan awal dari SSC adalah
meningkatkan kesadaran klinisi mengenai tingginya mortalitas pada sepsis berat danusaha untuk meningkatkan kualitas penanganan. /edoman SSC telah dire"isi hingga
3
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
4/21
2$12 dan telah menghasilkan perubahan fundamental dalam standar pelayanan yang
pada akhirnya bertujuan untuk men0apai penurunan angka mortalitas yang
signifikan. -
$A$ %%
LAPORAN KASUS
/asien wanita, 2- tahun, masuk U pada tanggal 2# 3ktober 2$1- pada
pukul 22.#( dengan keluhan pendarahan per "aginam. /asien memiliki riwayat
perdarahan & hari SM4S. Sejak 2 hari SM4S perdarahan kembali terjadi dandirasakan terus menerus hingga saat ini. /ada pasien kemudian dilakukan kuretage
sebanyak 2 kali di rumah sakit swasta tetapi perdarahan tetap berlanjut. /asien
menolak riwayat demam, tapi memiliki riwayat keluar 0arian berbau. 5eluarga tidak
pasien menolak riwayat penyakit perdarahan dan menolak riwayat gangguan
perdarahan, diabetes mellitus, hipertensi dan gangguan li"er.
ari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum6 lemah, 0ompos mentis.
anda "ital6 7-8-7 mm*g, 9 12-:8menit, 44 2#:8menit, suhu # ,(;C. Mata
anemis bilateral, tidak ikterik. . /aru6
"esikuler, rh='8'> whee?ing ='8'>. bdomen6 istensi ='>, peristaltik normal, )U =@>.
Akstremitas6 dingin, edema ='>.
ari hasil laboratorium6 arah !engkap6 B)C -.(# :1$ 8u!D * ) 11.1
gr8d!D *C ##.&%D /! E2.E :1$ 8u!.
5imia arah6 S 3 7(,& U8!D S / 17,& U8!D )U9 1- mg8d!D Cr 1,&1 mg8d!D
Fibrinogen 1# ,E mgD 9atrium 1#1 mmol8!D 5alium #.$- mmol8!
iagnosis6 abortus incomplete post kuretageD perdarahan aktifD suspe0t IC.
4
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
5/21
erapi6 4esusitasi 0airan I+F 4! @ & amp oksitosinD 32 !8mD asam
trane:amat #:1grD metergin 1 ampD "it 5 #:1ampD ampi0illin #:1gr.
/asien masuk ke 4 I pada tanggal 2& 3ktober 2$1- untuk ditindaklanjuti
dengan resusitasi 0airan dan pemberian transfusi darah. /ada tanggal 2- 3ktober,
tekanan darah pasien mengalami penurunan menjadi 7$8&$ mm*g dan dilakukan
resusitasi 0airan dengan 4! -$$0082&jam. tidak meningkat dan *4 fluktuatif di
1$$'1#$:8m. /ukul 17.$$ pasien mengalami hipertermia dengan suhu badan #7,-;C
dan akibat tekanan darah yang belum meningkat, pasien diberikan inotropik
9orepinephrine $.1 m0g8kgbb8jam dan loading 4! 1$$$ ml hingga akhirnya tekanan
darah mengalami peningkatan menjadi 11$8&$ mm*g dan *4 di bawah 1$$:8menit.
5ultur darah, urin dan sputum diperiksa sebelum diberikan terapi antibiotik.
/ada pasien diputuskan untuk dilakukan intubasi dan diberikan support
"entilator dengan protective strategies akibat adanya rhonki bilateral, takipnea
=#$:8menit> dan takikardi =1$$'11$:8menit> dengan saturasi oksigen yang menurun
menjadi E$%. erapi dengan blanketroll diterapkan kepada pasien akibat hipertermia
=G#7;C> yang terdata semenjak tanggal 2- 3ktober hingga 27 3ktober 2$1-.
emperatur pasien mulai ter0atat normal pada tanggal 2E 3ktober 2$1- dan
hemodinamika kembali stabil.
Ta)e "'1 -a*a Pasien "2'1! 3 "4'1!'"!1
"2/1!/"!13)HA5 IF SSASSMA9 /! 99I9/asien masuk 4 I pada
pukul 1 .$$.
)) -- kgD a: #(,#;C
SS/ 6 CM
4esp 6 Spontan SM - lpm
"esikuler, rhonki ='8'>
whee?ing ='8'>
5ardio"askular 6 $'
1$$8&$'($ mm*g, 9 1$$'
1#$ :8menit, 44
2$:8menit, S1S2 tunggal
arah lengkap6 B)C 1$,E
:1$ 8u!D * ) E, - gr8d!D
*C 2(,& %D /! - ,2
:1$ 8u!D /ro0al0itonin6
E&. E ng8m!.
4o oraks post C+C6 paru
normal.
/lanning 6
0 6 4! balan0e
A 6 Metami?ole -$$ mg
7 jamD /ara0etamol 1 gr
7 jam
S 6 '
T 6 '
H 6 *eadup #$;
U 6 3mepra?ole &$ mg
12 jam
& 6 '
5
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
6/21
reguler murmur ='>
bdomen 6 istensi ='>,
)U =@>
Urogenital 6 erpasang
5
Muskuloskeletal 6 kral
*angat
erapi6 I+F 9aCl $.E%
2$tpmD I+F 4! @ &$IU
oksitosin 2$ tpmD asam
trane:amat #:1 grD
metergin 1 ampD "it 5
#:1ampD ampi0illin #:1grD
parasetamol &:-$$mgD
transfusi FF/ 1$ kolf, C -
kolf, /4C - kolf.
" /1!/"!1)) -- kgD emp #7,2;C
SS/ 6 CM
4esp 6 Spontan SM - lpm
"esikuler, rhonki ='8'>
whee?ing ='8'>
5ardio"askular 6 $'
1$$8&$'($ mm*g, 9 1$$'1#$ :8menit, 44 1 '
2$:8menit, S1S2 tunggal
reguler murmur ='>
bdomen 6 istensi ='>,
)U =@>
Urogenital 6 erpasang
5
Muskuloskeletal 6 kral
*angat
arah lengkap =2&81$81->6
B)C 1$,E :1$ 8u!D * )
E, - gr8d!D *C 2(,& %D
/! - ,2 :1$ 8u! . 5imia
arah6 S 3 E&,2 U8!D
S / 2E,1 U8!D lbumin
2,(# g8dlD )U9 2# mg8d!DCr 1,-1 mg8d!D Fibrinogen
1# ,E mgD 9atrium 1
mmol8!D 5alium #.&
mmol8!D 5lorida 111
mmol8!D #- mg8dl.
/lanning 6
0 6 4! balan0e
A 6 Metami?ole -$$ mg
7 jamD /ara0etamol 1 gr
7 jam
S 6 '
T 6 'H 6 *eadup #$;
U 6 3mepra?ole &$ mg
12 jam
& 6 '
erapi lain 6
Cefopera?one 1 gr 12
jamD s rane:amat 1 gr
tiap 7 jamD +it 5 1$ mg
7 jamD 3ndan0etron & mg
tiap 7 jamD transfusi FF/ -
kolf, C -kolf.
"5/1!/"!1
)) -- kgD a: #7,2;CSS/ 6 /3
arah lengkap6 B)C1$,(1 :1$ 8u!D * ) 11,$
/lanning 60 6 4! balan0eD
6
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
7/21
4esp 6 )I/ / "esikuler,
rhonki =@8@> whee?ing ='8'>
5ardio"askular 6 $'
1$$8&$'($ mm*g, 9 1$$'
11$ :8menit, 44
#$:8menit, S1S2 tunggal
reguler murmur ='>
bdomen 6 istensi ='>,
)U =@>
Urogenital 6 erpasang
5
Muskuloskeletal 6 kral
*angat
CM6 #$&7 ml
C56 17$$ ml
IB!6 --$ ml
)C 2& jam6 @ E7 ml
gr8d!D *C #1,# %D /!
&$ :1$ 8u!
5imia arah6 )U9 1E
mg8d!D Cr 1,&& mg8d!D
imer ,E7 ug8d!D
Fibrinogen 1# ,E mg
F*6 // 12, =11.$>dtkD
/ 1,E=#2,#> dtkD I94
1,1
6 p* (,2#D /C32 -E
mmhgD /32 7 mmhgD )A
'2,E mmol8! D *C3# 2&,(
mmol8! D Sp32 E& %D 9a
1&1 mmol8!D 5 #,2
mmol8!D &Emg8dl.
4o oraks6 pulmo tampak
perselubungan di kedua
paru dengan kesan
gambaran edema
pulmonum.
minofusin ! $$ 1$$$
ml82& jam
A 6 Morfin 1$ mg8 2& jamD
/arasetamol 1 gr 7 jamD
S 6 '
T 6 '
H 6 *eadup #$;
U 6 3mepra?ole &$ mg
12 jam
& 6 '
erapi lain 6
Cefopera?one 1 gr 7
jamD mikasin 1,- gr 2&
jamD Metronida?ole -$$
mg 7 jamD +i 5 1$ mg
7 jamD 3ndan0etron &
mg tiap 7 jamD Mida?olam
- mg8jamD Furosemid -
mg8 jamD 9A sesuai
hemodinamikD 9ebuli?er
0ombi"ent jamD
mbro:ol 1$ ml 7 jam
"#/1!/"!1)) -- kgD a: #7,2;C
SS/ 6 /3
4esp 6 )I/ / "esikuler,
rhonki =@8@> whee?ing ='8'>
5ardio"as0uler 6 $'
1$$8&$'($ mm*g, 9 1$$'
11$ :8menit, S1S2 tunggal
reguler murmur ='>
bdomen 6 istensi ='>,
arah lengkap
=2 81$82$1-> 6 B)C 1$,(1
:1$ 8u!D * ) 11,$ gr8d!D
*C #1,# %D /! &$
:1$ 8u!
5imia arah
=2 81$82$1-> 6
)U9 1E mg8d!D Cr 1,&&
mg8d!D imer ,E7
/lanning 6
0 6 4! balan0eD
minofusin ! $$ 1$$$
ml82& jam
A 6 Morfin 1$ mg8 2& jamD
/arasetamol 1 gr 7 jamD
S 6 '
T 6 '
H 6 *eadup #$;
7
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
8/21
)U =@>
Urogenital 6 erpasang
5
Muskuloskeletal 6 kral
*angat
CM6 #$&7 ml
C56 17$$ ml
IB!6 --$ ml
)C 2& jam6 @ E7 ml
ug8d!D Fibrinogen 1# ,E
mg
F*=2 81$82$1-> // 12,
=11.$>dtkD /
1,E=#2,#> dtkD I94 1,1
=2 .1$.1->
p* (,2#D /C32 -E mmhgD
/32 7 mmhgD )A '2,E
mmol8! D *C3# 2&,(
mmol8! D Sp32 E& %D 9a
1&1 mmol8!D 5 #,2
mmol8!
5ultur urin dan sputum6
9egatif
U 6 3mepra?ole &$ mg
12 jam
& 6 '
erapi lain 6
Cefopera?one 1 gr 7
jamD mikasin 1,- gr 2&
jamD Metronida?ole -$$
mg 7 jamD +it 5 1$ mg
7 jamD 3ndan0etron &
mg tiap 7 jamD Mida?olam
- mg8jamD Furosemid -
mg8 jamD 9A sesuai
hemodinamikD 9ebuli?er
0ombi"ent jamD
mbro:ol 1$ ml 7 jam
"6/1!/"!1
)) -- kgD emp #7,2;CSS/ 6 /3
4esp 6 "esikuler, rhonki
=@8@> whee?ing ='8'>
5ardio"as0uler 6 7$'
12$8 $'7$ mm*g, 9 77'
11$ :8menit, S1S2 tunggal
reguler murmur ='>
bdomen 6 istensi ='>,
)U =@>
Urogenital 6 erpasang
5
Mus0uloskeletal 6 kral
*angat
CM6 2E$( ml
C56 1 1$ ml
arah lengkap=2781$82$1-> 6 B)C E,#E
:1$ 8u!D * ) 1$,2 gr8d!D
*C 2E,7 %D /! 2#,2
:1$ 8u!
5imia arah
=2 81$82$1->6
)U9 1E mg8d!D Crea 1,&&
mg8d!D imer ,E7
ug8d!D Fibrinogen 1# ,E
mg
F*=2 81$82$1-> // 12,
=11.$> dtkD /
1,E=#2,#> dtkD I94 1,1
=27.1$.1->
p* (,-D /C32 #- mmhgD
/lanning 60 6 4! balan0eD
minofusin ! $$ 1$$$
ml82& jamD -% -$$ ml 8
2& jam
A 6 Morfin 1$ mg8 2& jamD
/arasetamol 1 gr 7 jamD
S 6 '
T 6 '
H 6 *eadup #$;
U 6 3mepra?ole &$ mg
12 jam
& 6 '
erapi lain 6
Cefopera?one 1 gr 7
8
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
9/21
IB!6 --$ ml
)C 2& jam6 @ (&( ml
/32 1 $ mmhgD )A &,1
mmol8! D *C3# 2(,#
mmol8! D Sp32 1$$ %D 9a
1&1 mmol8!D 5 #,2
mmol8!
jamD mika0in 1,- gr 2&
jamD Metronida?ole -$$
mg 7 jamD
Metilprednisolon 2,- mg 8
2& jamD Ca lukonase 1 gr
7 jamD 5Cl -$ meJ82&
jam
"4/1!/"!1)) -- kgD a: # ,-;C'
#(,# ;C
SS/ 6 /34esp 6 "esikuler, rhonki
=@8@> whee?ing ='8'>
5ardio"as0uler 6 7$'
11$8 $'7$ mm*g, 9 $'7$
:8menit, S1S2 tunggal
reguler murmur ='>
bdomen 6 istensi ='>,)U =@>
Urogenital 6 erpasang
5
Mus0uloskeletal 6 kral
*angat
CM6 1E $ ml
C56 1--$ ml
IB!6 --$ ml
)C 2& jam6 ' 1&$ ml
arah lengkap
=2781$82$1-> 6 B)C E,#E
:1$ 8u!D * ) 1$,2 gr8d!D*C 2E,7 %D /! 2#,2
:1$ 8u!
5imia arah
=2 81$82$1-> 6
)U9 1E mg8d!D Crea 1,&&
mg8d!D imer ,E7
ug8d!D Fibrinogen 1# ,Emg
F*=2 81$82$1-> // 12,
=11.$>dtkD /
1,E=#2,#> dtkD I94 1,1
=2E.1$.1->
p* (,- 8 /C32 #7
mmhg 8/32 12#
mmhg8)A ,& mmol8! D
*C3# 2E, mmol8! D
Sp32 EE %D 9a 1&$
mmol8!D 5 #, mmol8!
/lanning 6
0 6 4! balan0e negatifD
-%82& jamD /eptamen 1-gr : -$ ml
A 6 /arasetamol 1 gr 7
jamD
S 6 '
T 6 '
H 6 *eadup #$;
U 6 3mepra?ole &$ mg 12 jam
& 6 '
erapi lain 6
Cefopera?one 1 gr 7
jamD mikasin 1,- gr 2&
jamD Metronida?ole -$$
mg 7 jamD Metil
/rednisolon 2,- mg 82&
jamD Ca lukonase 1 gr
7 jamD 5Cl -$ meJ82& jam
9
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
10/21
$A$ %%%
T%NJAUAN PUSTAKA
7'1 -efinisi
Sepsis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan oleh respon inflamasi
sistemik akibat adanya dugaan infeksi atau temuan infeksi yang dapat menyebabkan
manifestasi klinis sitemik dan dapat berlanjut sebagai sepsis berat dan syok septik. 1,2
Sepsis berat dan syok septik merupakan masalah kesehatan utama yang dapat
ditemukan pada lebih dari 1 juta penduduk di seluruh dunia setiap tahunnya dan
menyebabkan kematian pada 1'2 kasus dari & kasus. Sepsis berat dapat diartikan
sebagai sepsis yang disertai disfungsi organ dan hipoperfusi jaringan. Syok septik
dapat didefinisikan sebagai hipotensi yang di0etuskan oleh sepsis meskipun telah
diberikan resusitasi 0airan yang adekuat. 1,2
7'" -iagn8sis
iagnosis sepsis meliputi riwayat medis yang 0ermat, manifestasi klinis,
pemeriksaan fisik, uji laboratorium yang sesuai dan tindak lanjut status hemodinamik.
Menurut Surviving Sepsis Campaign 2$12, Sepsis dan Sepsis berat dapat didiagnosis
berdasarkan kriteria sebagai berikut
Ta)e 7'1 Kri*eria -iagn8sis Sepsis dan Sepsis $era* $erdasar9an SS, "!1"
Infeksi Sepsisaria)e Kri*eria
Umum 1. emam =temperatur K#7,# oC>2. *ipotermia =Suhu tubuh L# oC>#. enyut nadi KE$8menit atau lebih dari 2 S dari
nilai normal berdasarkan umur &. akipnea
10
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
11/21
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
12/21
7'7 Manifes*asi K inis
Manifestasi klinis sepsis biasanya tidak spesifik, biasanya didahului oleh
tanda'tanda sepsis non spesifik yang meliputi demam, menggigil dan gejala seperti
lelah, malaise, gelisah atau kebingungan. ejala tersebut tidak khusus untuk infeksi
dan dapat dijumpai pada banyak ma0am kondisi inflamasi non infeksi. Manifestasi
respons septik biasanya tumpang tindih atau memperkuat gejala dan tanda penyebab
penyakit dan infeksi primernya. 4ata'rata perkembangan gejala dan tanda berbeda
dari satu pasien dengan pasien lain dan ber"ariasi dalam tampilan klinisnya.
*iper"entilasi adalah tanda yang paling sering dan mun0ul pertama kali.
isorientasi, gelisah dan manifestasi lain dari ensefalopati bisa juga terjadi pada fase
awal respons sepsis, terutama pada pasien tua dan pasien yang memiliki gangguanneurologi sebelumnya. )anyak jaringan yang tidak dapat mengekstraksi oksigen dari
darah dengan normal sehingga terjadi metabolisme anaerob. 5adar laktat darah
meningkat karena peningkatan glikolisis dengan gangguan klirens laktat dan piru"at
oleh hati dan ginjal. 5arena hipoperfusi, jaringan mengalami hipoksia dan
menghasilkan banyak asam laktat yang berperan dalam asidosis metabolik. 5adar
gula darah sering meningkat terutama pada pasien dengan diabetes, meskipun
gangguan glukoneogenesis dan pelepasan insulin berlebihan menyebabkanhipoglikemia. &,
5riteria Sepsis adalah Systemic Inflammatory Response Syndrome =SI4S>
ditambah dugaan infeksi atau terbukti adanya infeksi. iagnosis SI4S pada pasien
ditegakkan bila memiliki dua atau lebih kriteria berikut6
1. Suhu K#7,# $C atau L# ,7C
2. enyut jantung KE$ denyut8menit
#. Frekuensi nafas K2$ bpm atau /aC3 2L#- mm*g
&. B)C L& N 1$ E liter '1 atau K12 N 1$ E liter '1 atau K1$% bentuk imatur. Sedangkan
disebut sepsis berat jika sepsis dengan satu atau lebih disfungsi organ, 0ontohnya6
1. 5ardio"askular
ekanan darah sistolik arteri O E$ mm*g atau Mean rterial /ressure =M /> O ($mm*g yang merespon pada 0airan intra"ena.
12
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
13/21
2. injal
Urine output L $,- 008 kg ))8 jam selama 1 jam meskipun sudah resusitasi 0airan
adekuat. 5adar kreatinin K 2 mg8d!.
#. 4espirasi
/a3a8FI32 O 2-$mm*g pada pasien tanpa pneumonia, atau O 2$$ mm*g pada
pasien dengan pneumonia sebagai sumber infeksi.
&. *ematologi
selama
paling sedikit 1 jam meskipun resusitasi 0airan adekuatD atau membutuhkan
"asopresor untuk menjaga tekanan darah sistolik P E$ mm*g atau M / P ($ mm*g. &
Uji laboratorium meliputi Complete Blood Count =C)C> dengan hitung
diferensial, urinalisis, gambaran koagulasi, glukosa, urea darah, nitrogen, kreatinin,
elektrolit, uji fungsi hati, kadar asam laktat, gas darah arteri, elektrokardiogram, dan
foto toraks. )iakan darah, sputum, urin, dan tempat lain yang terinfeksi harus
dilakukan. !akukan pewarnaan ram di tempat yang biasanya steril =darah, CSF,
0airan artikular, ruang pleura> dengan aspirasi. Minimal dua sampel biakan darah
harus diambil dalam periode 2& jam.
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
14/21
Sur"i"ing Sepsis Campaign merekomendasikan untuk melakukan resusitasi
0airan pada pasien dengan sepsis induced tissue hypoperfusion . Selama resusitasi
enam jam pertama, diharapkan resusitasi ini dapat men0apai6
C+/ 7'12 mm*gM / P - mm*gUrine output P $,- ml8kg))8jamSaturasi oksigenasi Superior +ena Ca"a =S0"o 2> atau saturasi oksigen
0ampuran "ena =S"o 2> masing'masing ($% atau -%
4esusitasi ini diharapkan dapat menormalisasi kadar laktat pada pasien dengan
peningkatan kadar laktat sebagai marker dari hipoperfusi jaringan. (
7'2'" S9rining un*u9 Sepsis dan Per)ai9an Penampi an
Skrining rutin dilakukan untuk pasien yang di0urigai berpotensi mengalami
infeksi pada pasien yang sakit untuk sepsis berat untuk meningkatkan identifikasi
sepsis pada fase awal dan dapat mengimplementasikan terapi sepsis pada fase awal.
/erbaikan penampilan diupayakan pada pasien dengan sepsis berat untuk
meningkatkan outcome dari pasien. Managemen sepsis memerlukan multidisiplin
team baik dari dokter, perawat, farmasi, respiratoris, nutrisi dan administras serta
memerlukan kolaborasi multidisiplin, seperti bagian bedah, obat, dan
kegawatdaruratan medis. (
SUR % %N& SEPS%S ,AMPA%&N $UN-LES 1
7 jam per*ama:
Mengukur kadar laktat5ultur darah sebelum terapi antibiotik Memberikan terapi antibiotik spektrum luas
Memberikan 0airan kristaloid #$m!85g)) untuk hipotensi atau laktat P&mmol8!
5 jam per*ama:
+asopresor =untuk hipotensi yang tidak merespon dengan terapi resusitasi
0airan awal> untuk menjaga M / P -mm*g/ada kasus persistent arterial hypotension meskipun resusitasi "olume
dilakukan =syok septik> atau kadar laktat awal P &mmol8! =# mg8d!>6
Mengukur 0entral "enous pressure =C+/>QMengukur 0entral "enous o:ygen saturation =S0"o 2>Q
14
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
15/21
Mengukur kembali kadar laktat jika kadar laktat awal meningkatQ
"2 jam per*ama:
osis rendah steroid di berikan untuk septi0 syok 5ontrol gula darah L1-$ mg8dl!ung prote0ti"e strategies dengan "olume tidal rendah = 008kg> dan batas
plateau pressure O #$ 0m*23
Q arget untuk resusitasi kuantitatif adalah C+/ P7 mm*g, S0"o 2 P($%, dan
laktat normal.
7'2'7 Terapi An*imi9r8)ia
erapi antimikrobial diberikan pada jam pertama se0ara intra"ena ketika
diagnosis sepsis berat dan syok septik ditegakkan. erapi yang digunakan adalah
terapi empiris dengan satu atau kombinasi obat yang dapat melawan semua patogen
=bakteri, jamur dan "irus> serta dapat masuk ke dalam jaringan yang diduga sebagai
sumber infeksi dalam keaddaan konsentrasi yang adekuat. /atogen yang paling sering
menyebabkan syok sepsis di 4umah Sakit adalah bakteri gram positif diikuti oleh
gram negatif, mikroorganisme bakteri 0ampuran, kandidiasis dan to ic shock
syndrome . 5etika menggunakan terapi empiris, harus hati'hati untuk menghindari
multi drug resisten . (
Untuk pemberian antimikrobial harus dinilai kembali untuk men0egah
perkembangan resistensi, menurunkan toksisitas dan menurunkan biaya. /emberian
kombinasi terapi antimikrobial tidak boleh melebihi dari #'- hari. erapi tunggal
harus diberikan se0epat mungkin, ke0uali penggunaan monoterapi aminoglikosida
untuk /auriginosa sepsis dan endokarditis harus diberikan terapi kombinasi dalaam
jangka waktu yang lama. erapi kombinasi yang dapat diberikan yaitu sekurangnya
dua golongan antibiotik yang sering dipakai yaitu golongan beta'laktam dengan
makrolid, florokuinolon atau aminoglikosida pada pasien tertentu. urasi terapi yaitu
('1$ hari jika ada indikasi klinis, dan dapat diberikan lama jika respon terapi lambat,
undrainable foci of infection , bakteremia dengan S.aureus, beberapa jamur dan infeksi
"irus atau kondisi imunodefisiensi termasuk neutropenia. nti"iral diberikan sesegara
mungkin pada pasien yang di0urigai sepsis berat dan syok septik akibat patogen dari
"irus. (
15
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
16/21
7'2'2 S8ur. Sumber infeksi harus di0ari, didiagnosis atau disingkirkan
se0epat mungkin, dan inter"ensi dilakukan untuk kontrol sumber infeksi dalam 12 jam
pertama setelah diagnosis dibuat, jika memungkinkan. 5etika kontrol sumber infeksi
pada pasien sepsis berat diperlukan, inter"ensi yang efektif terkait dengan jejas
fisiologi harus digunakan =misalnya, tindakan perkutanus lebih baik digunakan
daripada drainase bedah pada abses>. , kontrol infeksi dapat
dinilai pada health care setting" #ral chlorhe idine gluconate =C* > digunakan pada
kasus dekontaminasi orofaringeal untuk menurunkan resiko + / pada pasien ICU
dengan sepsis berat. (
7'2'5 Terapi ,airan un*u9 Sepsis $era*
irekomendasikan menggunakan 0airan kristaloid untuk terapi 0airan awal
untuk resusitasi pada pasien dengan sepsis berat dan syok septik dan menghindari
penggunaan hydro:yethyl star0hes =*AS> untuk resusitasi awal, dikatakan pada
beberapa penelitian tidak ada perbedaaan tingkat mortalitas yang signifikan antara
penggunaan % *AS dan 0airan isotonik saline yaitu 17% berbanding 1(% =pR$,2 >.Sedangkan pada pemberian kristaloid dibandingkan dengan *AS terdapat perbedaan
16
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
17/21
tingkat mortalitas yang signifikan yaitu % berbanding -1 % =pR$,$#>. /emberian
albumin diperlukan untuk pasien sepsis berat dan syok septik yang membutuhkan
sejumlah kristaloid substansial. imulainya pemberian 0airan awal diharapkan dapat
men0apai P#$m!8kg)) pada pasien sepsis dengan hipoperfusi jaringan dan diduga
hipo"olemik dimana pemberian 0airan yang 0epat dan dalam jumlah banyak mungkin
dibutuhkan pada beberapa pasien. /emberian 0airan dilakukan hingga terjadi
perbaikan hemodinamik berdasarkan "ariabel dinamik seperti perubahan tekanan nadi
dan stroke "olume serta "ariabel statis seperti tekanan arteri dan heart rate" (
7'2'# as8pres8r
+asopresor yang direkomendasikan adalah norepinefrin sebagai pilihan pertama. /emberian "asopresor bertujuan untuk men0apai M / - mm*g.
+asopresor digunakan diperlukan untuk menjaga mempertahankan hidup dan menjaga
perfusi pada kasus hipotensi yang mengan0am jiwa. Apinefrin digunakan sebagai
tambahan untuk mempertahankan tekanan darah yang adekuat. /emberian "asopresin
hingga $,$# U8min dapat ditambahkan pada norepenifrin dengan meningkatkan M /
sesuai target atau menurunkan dosis norepinefrin. +asopresin dosis rendah tidak
dianjurkan diberikan sebagai "asopresor tunggal untuk pengobatan sepsis yangmenyebabkan hipotensi. /emberian dopamin hanya diberikan pada pasien tertentu
(highly selected patient) seperti pada pasien dengan resiko takiaritmia yang rendah
dan absolute atau relati"e bradikardia. /enileprin tidak dianjurkan untuk terapi syok
septik ke0uali jika pemberian norepinefrin menyebabkan aritmia yang serius, cardiac
output tinggi dan tekanan darah rendah, terapi penyelamatan dengan kombinasi
inotropik atau obat "asopresor dan "asopresin dosis rendah gagal untuk men0apai
target M /. (
7'2'6 Terapi %n8*r8pi9
Infus dobutamin diberikan hingga 2$ g8kg8menit atau ditambahkan pada
"asopresor jika terdapat disfungsi myo0ardial, yang ditandai dengan peningkatan
tekanan pengisian jantung dan lo$ cardiac output , tanda'tanda hipotensi, meskipun
ter0apai "olume intra"askuler yang adekuat dan M / yang adekuat. (
17
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
18/21
$A$ %
PEM$AHASAN
/asien masuk U pada tanggal 2# 3ktober 2$1- dengan keluhan perdarahan per "aginam. /ada pemeriksaan fisik didapatkan takikardia =12-:8menit>, hipotensi
18
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
19/21
=7-8-7 mm*g> dan pada pemeriksaan lab didapatkan thrombo0ytopenia =E2.E
:1$ 8u!>. /asien diberikan terapi resusitasi dan tranfusi darah termasuk FF/, C dan
/4C untuk mengontrol perdarahan aktif.
Saat pasien dirawat di 4 I, pasien mengalami hipertermia =#7,2;C> pada
tanggal 2- 3ktober 2$1- dengan tanda tensi yang fluktuatif pada $'1$$8&$'($
mm*g, dengan denyut nadi 1$$'1#$ :8menit dan M / O ($. /asien diberikan
resusitasi 0airan 4! -$$ 0082& jam, tetapi tekanan darah masi tidak meningkat dan
temperatur badan masih berada pada #(, ;C'#7,-;C dan dalam pemeriksaan
laboratorium didapatkan /C E&. E ng8m! dan di lakukan kultur darah, urin dan
sputum. Sesuai dengan konsensus 5riteria iagnosis Sepsis dan Sepsis )erat
)erdasarkan SSC 2$12, pasien ini didiagnosa dengan sepsis berat dan septik syok.
Sesuai pedoman SSC bundle, pasien ini diberikan resustasi 0airan target C+/
7'12mm*g, M / K - mm*g, urin output K $,- 008kg8jam dan suhu temperatur #
;C ' #( ;C. Setelah pemberian 0airan, tekanan darah mulai naik ke 1$$8($ mmhg dan
nadi mulai turun ke 77'1$$:8menit. /asien diloading dengan 4! 1$$$ ml dan
9orepinephrine $.1 m0g8kgbb8jam untuk mengkoreksi tanda "ital pasien. Sebelum
administrasi broad spe0trum antibiotik, pada pasien dilakukan kultur darah, urin dan
sputum. )road spe0trum antibiotik yang diberikan adalah Cefopera?one 1 gr 7 jamD
mika0in 1,- gr 2& jamD Metronida?ole -$$ mg 7 jam, antiemetik dengan
ondan0entron &mg 7 jam dan sedasi dengan Mida?olam -mg8jam dan profilaksis
stress ulcer 3mepra?ole &$mg 12 jam. alam sepsis management bundle =2& h
bundle> pasien telah disupport "entilator dengan lung protective strategies , head up
position #$;C ' &-;C dan koreksi hipoglikemia dengan pemberian e:trose -%
dengan rumatan di bawah 1-$mg8dl.
/ada tanggal 2E 3ktober 2$1-, perawatan hemodinamik mulai stabil dengan
tekanan darah ter0atat pada 7$'11$8 $'7$ mm*g, 9 $'7$ :8menit, C+/ di 1# 0m*2$
dan temperatur diturunkan di bawah #7;C dengan bantuan blanket roll. 3bat sedasi
Mida?olam dihentikan untuk persiapan ekstubasi
$A$
KES%MPULAN
Sepsis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan oleh respon inflamasi
sistemik terhadap infeksi yang dapat berlanjut sebagai sepsis berat dan syok septik.iagnosis sepsis meliputi riwayat medis yang 0ermat, manifestasi klinis,
19
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
20/21
pemeriksaan fisik, uji laboratorium yang sesuai, dan tindak lanjut status
hemodinamik. Manifestasi klinis sepsis biasanya tidak spesifik, biasanya didahului
oleh tanda tanda sepsis non spesifik, meliputi demam, menggigil, dan gejala
konstitusi seperti lelah, malaise, gelisah atau kebingungan./engenalan dini sepsis dan penangan yang baik sesuai dengan protokol
Sur"i"ing Sepsis Campaign )undles sangat penting dan dapat mengurangi angka
mortalitas. Management anestesi memiliki prinsip untuk mengeradikasi sumber
infeksi, pemberian resusitasi untuk mempertahankan hemodinamik, pemberian
antimikrobial, terapi 0airan, "asopresior, inotropik, dan kortikosteroid. imana
sesuai dengan guideline SSC ada hal yang perlu dilakukan pada # jam pertama,
jam pertama dan 2& jam pertama.
-A0TAR PUSTAKA
1. ellinger 4/, !e"y MM, 4hodes , nnane , erla0h *, 3pal SM.
Surviving sepsis campaign 6 international guidelines for management of
se"ere sepsis and septi0 sho0k6 2$12. Crit Care. Med. 2$1#D&1=2>6-7#.
20
-
8/18/2019 Lapsus Sepsis Revised by Edy
21/21
2. )ernard 4, +in0ent
of septi0 sho0k6 the CU)'4ea network. m < 4espir Crit Care Med
2$$#,1 761 - (2.
&.
top related