lp dss igd.docx
Post on 02-Dec-2015
157 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1. Pengertian
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang disertai
dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan
renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Arief Mansjoer &Suprohaita;
2000).
2. Etiologi
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam
Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus
dengue tipe 1, 2, 3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di
Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis virus
dengue yang termasuk dalam genus flavivirus ini berdiameter 40 nonometer
dapat berkembang biak dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan
baik yang berasal dari sel-sel mamalia misalnya sel BHK (Babby Homster
Kidney) maupun sel-sel Arthropoda misalnya sel aedes Albopictus.
(Soedarto, 1990).
3. Patofisiologi
Setelah virus masuk ke dalam tubuh, terjadi viremia yang ditandai dengan
demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal di seluruh badan, hyperemia
tenggorokan, ruam dan bintik-bintik merah pada kulit. Selain itu kelainan
dapat terjadi pada sistem retikula endothelial seperti pembesaran kelenjar
getah bening, hati dan limpa.
Pelepasan zat anafiloksin, histamine dan serotonin serta aktivitas dari
sistem kalikrein menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding kapiler
Meito Asmo S (NIM:SK.109.112)Prantek Klinik Keperawatan Gawat Darurat (KGD)PSIK STIKES KENDAL TAHUN 2013
sehingga cairan dari intro vascular keluar ekstra vascular, akibat terjadi
pengurangan volume plasma, penurunan tekanan darah, hemokonsentrasi,
hipoproteinemia, efusi dan syock. Plasma merembes sejak permulaan demam
dan mencapai puncaknya saat syock. Pada pasien dengan syock berat, volume
plasma dapat berkurang sampai 30% atau lebih. Bila syock hipovolemik yang
terjadi akibat kehilangan plasma tidak segera diatasi, maka akan terjadi
anoksia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Kelainan yang paling
ditemukan pada autopsy adalah perdarahan di bawah kulit berupa petekia,
perdarahan saluran pencernaan, paru-paru dan di jaringan periadrenal.
Meito Asmo S (NIM:SK.109.112)Prantek Klinik Keperawatan Gawat Darurat (KGD)PSIK STIKES KENDAL TAHUN 2013
4. Pathways
Dengue Syok Sindrom (DSS)
Meito Asmo S (NIM:SK.109.112)Prantek Klinik Keperawatan Gawat Darurat (KGD)PSIK STIKES KENDAL TAHUN 2013
5. Tanda dan gejala
Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 – 7 hari kemudian
turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung
demam, gejala-gejala klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri
punggung, nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala dan rasa lemah dapat
menyetainya. (Soedarto, 1990).
Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dan 3 dari demam dan umumnya
terjadi pada kulit dan dapat berupa uji tocniguet yang positif mudah terjadi
perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura. (Soedarto, 1990).
Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian atas
hingga menyebabkan haematemesis. (Nelson, 1993). Perdarahan
gastrointestinal biasanya di dahului dengan nyeri perut yang hebat.
(Ngastiyah, 1995).
Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak
yang kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali
dan hati teraba kenyal harus di perhatikan kemungkinan akan tejadi renjatan
pada penderita . (Soederta, 1995).
Renjatan (Syok)
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita,
dimulai dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin
pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bila
Meito Asmo S (NIM:SK.109.112)Prantek Klinik Keperawatan Gawat Darurat (KGD)PSIK STIKES KENDAL TAHUN 2013
syok terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukan prognosis yang
buruk. (Soedarto, 1995).
Selain tanda dan gejala yang ditampilkan berdasarkan derajat penyakitnya,
tanda dan gejala lain adalah :
Hati membesar, nyeri spontan yang diperkuat dengan reaksi perabaan.
Asites.
Cairan dalam rongga pleura (kanan).
Ensephalopati : kejang, gelisah, sopor koma (Soedarto, 1995).
6. Pemeriksaan penunjang
Hasil laboratorium
Trombosit menurun <100.000/ μ (pada hari sakit ke 3 – 7
Hematokrit meningkat 20% atau lebih
Albumin cenderung menurun
SGOT, SGPT sedikit meningkat
Asidosis metabolik pada lab BGA (pc02 < 35 – 40 mmHg, HCO3
menurun.
Dengue blat 19m positif 19G positif pada hari ke 6.
NS 1 positif
Foto rontgen
Pemeriksaan foto thorax RLD (Right Lateral Dext) :
Efusi Pleura (PEI ………%)
Meito Asmo S (NIM:SK.109.112)Prantek Klinik Keperawatan Gawat Darurat (KGD)PSIK STIKES KENDAL TAHUN 2013
USG
Pada pemeriksaan USG biasanya ditemukan :
Asites dan Efusi pleura
Hepatomegali
7. Pengkajian
a. Data Subjektif
- Panas
- Sakit kepala, lemah
- Nyeri ulu hati
- Mual dan tidak nafsu makan
- Sakit menelan
- Pegal seluruh tubuh
- Nyeri obat, prsendian punggung, kepala
- Haus
b. Data Objektif
- Suhu tinggi, selama 2 – 7 hari
- Kulit terasa panas
- Wajah tampak merah
- Nadi cepat
- Selaput mucosa mulut kering
- Bintik merah di kulit lengan dan kaki
- Hyperemia tenggorokan
- Epistaksis
Meito Asmo S (NIM:SK.109.112)Prantek Klinik Keperawatan Gawat Darurat (KGD)PSIK STIKES KENDAL TAHUN 2013
- Pembesaran hati dan nyeri tekan pada epigastrik
- Uji tourniquet (+)
- Abdomen bias tegang
- Gejala perdarahan pada hari ke-3 atau ke-5 berupa : Petekie, purpura,
ekimosis, hematemesis melena, epistaksis
- Produksi urine menurun kurang dari 30 ml / jam
- Nadi cepat
- Kulit lembab dan dingin
- Akral dingin
- Pernafasan dangkal
- Tekanan darah turun
- Gelisah
- Sianosis perifer pada ujung hidung, jari tangan dan jari kaki
c. Data Laboratorium
- Trombositopenia
- Hematokrit meningkat lebih dari 20%
- Hemoglobin meningkat lebih dari 20%
- Lekopenia
- Hipoproteinemia
- Hiponatremia
- Hipokloromia
- SGOT / SGPT meningkat
Meito Asmo S (NIM:SK.109.112)Prantek Klinik Keperawatan Gawat Darurat (KGD)PSIK STIKES KENDAL TAHUN 2013
8. Diagnosa
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue (viremia).
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan dari
intravaskuler ke ekstravaskuler.
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake inadekuat.
Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan permeabilitas membran
meningkat.
Resiko cedera (perdarahan) berhubungan dengan trombisitopenia.
9. Intervensi keperawatan
Hipertermi berhubungan dengan Proses Infeksi Virus Dengue (Viremia)
Tujuan : Suhu tubuh normal kembali setelah mendapatkan tindakan
perawatan.
Kriteria hasil : Suhu tubuh antara 36 – 37 °C, membran mukosa basah,
nadi dalam batas normal (80 – 100 x/mnt), Nyeri otot hilang.
Intervensi :
Berikan kompres (air biasa / kran). Rasional : mengurangi panas dengan
pemindahan panas secara konduksi. Air hangat mengontrol pemindahan
panas secara perlahan tanpa menyebabkan hipotermi atau menggigil.
Berikan / anjurkan pasien untuk banyak minum 1500 – 2000 cc/hari
(sesuai toleransi). Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang
akibat evaporasi.
Meito Asmo S (NIM:SK.109.112)Prantek Klinik Keperawatan Gawat Darurat (KGD)PSIK STIKES KENDAL TAHUN 2013
Anjurkan keluarga agar mengenakan pakaian yang tipis dan mudah
menyerap keringat pada klien. Rasional : Memberikan rasa nyaman dan
pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak merangsang
peningkatan suhu tubuh.
Observasi intake dan output, tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah) tiap 3
jam sekali atau lebih sering. Rasional : Mendeteksi dini kekurangan
cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat antipiretik
sesuai program. Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien
dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat khususnya untuk menurunkan
panas tubuh pasien.
Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan Perpindahan Cairan
Dari Intravaskuler Ke Ekstravaskuler
Tujuan : Tidak terjadi devisit voume cairan / Tidak terjadi syok
hipovolemik.
Kriteria : Input dan output seimbang, Vital sign dalam batas normal (TD
100/70 mmHg, N: 80 – 120 x/mnt), Tidak ada tanda presyok, Akral
hangat, Capilarry refill < 3 detik, Pulsasi kuat.
Intervensi :
Observas vital sign tiap 3 jam / lebih sering. Rasional : Vital sign
membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskuler
Meito Asmo S (NIM:SK.109.112)Prantek Klinik Keperawatan Gawat Darurat (KGD)PSIK STIKES KENDAL TAHUN 2013
Observasi capillary Refill.Rasional : Indikasi keadekuatan sirkulasi
perifer
Observasi intake dan output. Catat jumlah, warna, konsentrasi, BJ
urine. Rasional : Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan BJ
diduga dehidrasi.
Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari (sesuai toleransi). Rasional :
Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh peroral
Kolaborasi : Pemberian cairan intravena, plasma atau darah. Rasional :
Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh, untuk mencegah terjadinya
hipovolemic syok.
Ketidak Seimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh berhubungan
dengan Intake In Adekuat
Tujuan : Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi.
Kriteria : Tidak ada tanda-tanda malnutrisi, tidak terjadi penurunan berat
badan, Nafsu makan meningkat, porsi makanan yang disajikan mampu
dihabiskan klien, mual dan muntah berkurang.
Intervensi :
Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Rasional :
Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi.
Observasi dan catat masukan makanan pasien. Rasional : Mengawasi
masukan kalori/kualitas kekurangan konsumsi makanan.
Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan). Rasional : Mengawasi
penurunan BB / mengawasi efektifitas intervensi.
Meito Asmo S (NIM:SK.109.112)Prantek Klinik Keperawatan Gawat Darurat (KGD)PSIK STIKES KENDAL TAHUN 2013
Berikan / Anjurkan pada klien untuk makanan sedikit namun sering dan
atau makan diantara waktu makan. Rasional : Makanan sedikit dapat
menurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan juga mencegah
distensi gaster.
Berikan dan Bantu oral hygiene. Rasional : Meningkatkan nafsu makan
dan masukan peroral.
Hindari makanan yang merangsang (pedas / asam) dan mengandung
gas. Rasional : Menurunkan distensi dan iritasi gaster.
Jelaskan pada klien dan keluarga tentang penting nutrisi/ makanan bagi
proses penyembuhan.
Sajikan makanan dalam keadaan hangat.
Anjurkan pada klien untuk menarik nafas dalam jika mual.
Kolaborasi dalam pemberian diet lunak dan rendah serat.
Observasi porsi makan klien, berat badan dan keluhan klien.
Resiko Syok Hipovolemik berhubungan dengan Permeabilitas Membran
Meningkat
Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemik.
Kriteria : Tanda Vital dalam batas normal.
Intervensi : Monitor keadaan umum pasien. Rasional : Untuk memonitor
kondisi pasien selama perawatan terutama saat terjadi perdarahan.
Perawat segera mengetahui tanda-tanda presyok / syok.
Meito Asmo S (NIM:SK.109.112)Prantek Klinik Keperawatan Gawat Darurat (KGD)PSIK STIKES KENDAL TAHUN 2013
Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebih. Rasional : Perawat perlu
terus mengobaservasi vital sign untuk memastikan tidak terjadi presyok /
shock.
Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan
jika terjadi perdarahan. Rasional : Dengan melibatkan psien dan keluarga
maka tanda-tanda perdarahan dapat segera diketahui dan tindakan yang
cepat dan tepat dapat segera diberikan.
Kolaborasi : Pemberian cairan intravena. Rasional : Cairan intravena
diperlukan untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh secara hebat.
Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, trombo. Rasional : Untuk
mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien dan
untuk acuan melakukan tindakan lebih lanjut.
Resiko Cedera (Perdarahan) berhubungan dengan Trombisitopenia
Tujuan : Tidak terjadi perdarahan selama dalam masa perawatan.
Kriteria : TD 100/60 mmHg, N: 80 – 100 x/menit reguler, pulsasi kuat,
tidak ada perdarahan spontan (gusi, hidung, hematemesis dan melena),
trombosit dalam batas normal (150.000/uL)
Intervensi :
Anjurkan pada klien untuk banyak istirahat tirah baring
(bedrest). Rasional : Aktifitas pasien yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan terjadinya perdarahan.
Meito Asmo S (NIM:SK.109.112)Prantek Klinik Keperawatan Gawat Darurat (KGD)PSIK STIKES KENDAL TAHUN 2013
Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang bahaya yang dapat
timbul akibat dari adanya perdarahan, dan anjurkan untuk segera
melaporkan jika ada tanda perdarahan seperti di gusi, hidung(epistaksis),
berak darah (melena), atau muntah darah (hematemesis). Rasional :
Keterlibatan pasien dan keluarga dapat membantu untuk penaganan dini
bila terjadi perdarahan.
Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara
kebersihan mulut, berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai ambil darah
dan Observasi tanda-tanda perdarahan serta tanda vital (tekanan darah,
nadi, suhu dan pernafasan).Rasional : Mencegah terjadinya perdarahan
lebih lanjut.
Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium secara berkala (darah
lengkap).Rasional : Dengan trombosit yang dipantau setiap hari, dapat
diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah dan kemungkinan
perdarahan yang dialami pasien.
Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda
klinis. Rasional : Penurunan trombosit merupakan tanda adanya
kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan
tanda-tanda klinis seperti epistaksis, ptike.
Monitor trombosit setiap hari.
Kolaborasi dalam pemberian transfusi (trombosit concentrate)
Meito Asmo S (NIM:SK.109.112)Prantek Klinik Keperawatan Gawat Darurat (KGD)PSIK STIKES KENDAL TAHUN 2013
10. Daftar pustaka
http://www.scribd.com/doc/39010502/Dengue-Shock-Syndrome
http://basuto.wordpress.com/2010/03/28/dss-dengue-syok-
syndrom/
http://karyatulisilmiahkeperawatan.blogspot.com/2009/01/
demam-berdarah-dengue-dbd-dan-asuhan.html
http://makalahmudah.blogspot.com/2009/12/tandar-asuhan-
keperawatan-klien-dengan.html
Meito Asmo S (NIM:SK.109.112)Prantek Klinik Keperawatan Gawat Darurat (KGD)PSIK STIKES KENDAL TAHUN 2013
LAPORAN PENDAHULUAN
DENGUE SYOK SINDROM (DSS)
DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
RSU R.A KARTINI
Disusun Oleh:
MEITO ASMO SNIM: SK.109.112
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
KENDAL, 2013
Meito Asmo S (NIM:SK.109.112)Prantek Klinik Keperawatan Gawat Darurat (KGD)PSIK STIKES KENDAL TAHUN 2013
top related