lp lk letak sungsang
Post on 28-Nov-2015
121 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Letak sungsang merupakan penyulit dalam proses
persalinan yang kejadiannya senantiasa tetap tinggi.
Tingginya angka kejadian letak sungsang merupakan faktor
utama penyebab timbulnya keadaan yang dapat mengancam hidup
ibu bersalin. Tingginya angka kematian bulin sebagai akibat
perkembangan kelainan letak sungsang yang tidak terkontrol
memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap tingginya
angka kematian.
Dari kasus persalinan yang dirawat di rumah sakit 3 %
merupakan kasus letak sungsang. Dari kasus tersebut terjadi
pada semua persalinan, terjadi pada multi gravida. Masih
tingginya angka kejadian ini dapat dijadikan sebagai
gambaran umum tingkat kesehatan ibu bersalin dan tingkat
kesehatan masyarakat secara umum.
Dengan besarnya pengaruh kelainan letak sungsang
terhadap tingginya tingkat kematian bulin, maka sudah
selayaknya dilakukan upaya untuk mencegah dan
menanganikasus-kasus pre eklampsia. Perawatan pada bulin
dengan letak sungsang merupakan salah satu usaha nyata yamg
dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi-
komplikasi sebagai akibat lanjut dari letak sungsang
tersebut.
II. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Untuk memberikan Asuhan Keperawatan kepada Ibu
bersalin post seksio sesarea dengan indikasi letak
sungsang
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada ibu bersalin post
seksio sesarea dengan indikasi letak sungsang.
b. Dapat menentukan masalah keperawatan pada ibu bersalin
post seksio sesarea dengan indikasi letak sungsang
c. Dapat menetapkan perencanaan pada ibu bersalin post
seksio sesarea dengan indikasi letak sungsang.
d. Dapat menerapkan rencana perawatan pada ibu bersalin
post seksio sesarea dengan indikasi letak sungsang
e. Dapat melakukan evaluasi pada ibu bersalin post seksio
sesarea dengan indikasi letak sungsang.
III. METODE PENULISAN
Metode penulisan makalah ini menggunakan metode stadi kasus
dengan pengumpulan data secara observasi langsung dan
wawancara .
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. KONSEP DASAR TEORI
LETAK SUNGSANG
A. Pengertian
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong
sebagai bagian yang terendah (presentase bokong). Letak
sungsang dibagi sebagai berikut :
1. Letak sungsang murni yaitu bokong saja yang menjadi
bagian depan sedangkan kedua tungkai lurus keatas.
2. Letak bokong kaki
3. Letak lutut
4. Letak kaki
Frekuensi letak sungsang murni lebih tinggi pada
kehamilan muda dibanding kehamilan tua dan
multigravida lebih banyak dibandingkan dengan
primigravida.
B. Etiologi
Penyebab letak sungang :
1. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau
tidak ada, misalnya pada panggulsempit, hidrosefalus,
plasenta previa, tumor – tumor pelvis dan lain – lain.
2. Janin mudah bergerak,seperti pada hidramnion,
multipara, janin kecil (prematur).
3. Gemeli (kehamilan ganda)
4. Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus ; bikornis,
mioma uteri.
5. Janin sudah lama mati.
C. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses
adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada
kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin
bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat
menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang
atau letak lintang.6
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh
dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang.
Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar
daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati
ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala
berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus.
Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada
kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang
lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin
sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.6
Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian
dari mereka berada dalam posisi sungsang. Dikenal
beberapa jenis letak sungsang, yakni:1,2,3,4,5,6
1. Presentasi bokong (frank breech) (50-70%). Pada
presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut,
kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya
terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan
demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba
bokong.
2. Presentasi bokong kaki sempurna ( complete breech )
( 5-10%). Pada presentasi bokong kaki sempurna
disamping bokong dapat diraba kaki.
3. Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi
kaki ( incomplete or footling ) ( 10-30%). Pada
presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat
satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain
terangkat ke atas. Pada presentasi kaki bagian paling
rendah adalah satu atau dua kaki.
D. Manifestasi klinik
1. Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut bawah
dibawah pusat dan ibu sering merasa benda keras
(kepala) mendesak tulang iga.
2. Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting
pada fundus uteri.
3. Punggung anak dapat teraba pada salat satu sisi perut
dan bagian-bagian kecil pada pihak yang berlawanan.
Diatas sympisis teraba bagian yang kurang budar dan
lunak.
4. Bunyi jantung janin terdengar pada punggung anak
setinggi pusat.
E. Nursing phatway
Letak sungsang
F. Pemeriksaan diagnostik
1. Tes pranatal : dapat memastikan polihidramnion, janin
besar atau gestasi multiple seperti melakukan
diantaranya adalah:
a. Palpasi , Kepala teraba di fundus, bagian bawah
bokong ,dan punggung dikiri atau kanan.
b. Auskultasi : DJJ paling jelas terdengar pada
tempat yang lebih tinggi dari pusat. Ddj X djj X
2. Pemeriksaan dalam : Dapat diraba os sakrum, tuber
ischii, dan anus, kadang kadang kaki (pada letak
kaki)
Bedakan antara :
Lubang kecil – Mengisap
Tulang (-) - Rahang Mulut
Isap (-) Anus – Lidah
Nyeri
Kelainan
letak
Konsentarsi
oksitosin
Hormon estrogen dan
progesteron
Kontraksi
Perubahan
eliminasi BAK
Kandung kemih
tertekan
Sering atau
tidak BAK
Janin Terdorong
Psikogis
Cemas
Kontraksi
Mekoneum (+)
Tumit - Jari panjang
Sudut 90 0 Kaki - Tidak rata Tangan siku
Rata jari – jari - Patella (-)
Patella Lutut
Poplitea
G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang seperti melakukan pemeriksaan
1. Laboraturium
2. Rontegen
3. USG
H. Penatalaksanaan medik
1. Sewaktu Hamil
Yang terpenting ialah usaha untuk memperbaiki letak
sebelum persalinan terjadi dengen versi luar. Tehnik :
a. Sebagai persiapan :
1) Kandung kencing harus dikosongkan
2) Pasien ditidurkan terlentang
3) Bunyi jantung anak diperiksa dahulu
4) Kaki dibengkokan pada lutu dan pangkal paha
supaya dinding perut kendor.
b. Mobilisasi : bokong dibebaskan dahulu
c. Sentralisasi : kepala dan bokong anak dipegang dan
didekatkan satusama lain sehingga badan anak
membulat dengan demikian anak mudah diputar.
d. Versi : anak diputar sehingga kepala anak terdapat
dibawah. Arah pemutaran hendaknya kearah yang
lebih mudah yang paling sedikit tekanannya. Kalau
ada pilihan putar kearah perut anak supaya tidak
terjadi defleksi. Setelah versi berhasil bunyi
jantung anak diperiksa lagi dan kalau tetap buruk
anak diputar lagi ketempat semula.
e. Setelah berhasil pasang gurita, observasai tensi,
DJJ, serta keluhan.
2. Pimpinan Persalinan
a. Cara berbaring :
Litotomi sewaktu inpartu
Trendelenburg
b. Melahirkan bokong :
Mengawasi sampai lahir spontan
Mengait dengan jari
Mengaik dengan pengait bokong
Mengait dengan tali sebesar kelingking.
c. Ekstraksi kaki
Ekstraksi pada kaki lebih mudah. Pada letak bokong
janin dapat dilahirkan dengan cara vaginal atau
abdominal (seksio sesarea)
3. Cara Melahirkan Pervaginam
Terdiri dari partus spontan ( pada letak sungsang
janin dapat lahir secara spontan seluruhnya) dan
manual aid (manual hilfe)
Waktu memimpin partus dengan letak sungsang harus
diingat bahwa ada 2 fase :
a. Fase I : fase menunggu
Sebelum bokong lahir seluruhnya, kita hanya
melakukan observasi. Bila tangan tidak menjungkit
ka atas (nuchee arm), persalinan akan mudah.
Sebaiknya jangan dilakukan ekspresi
kristeller,karena halini akan memudahkan terjadinya
nuchee arm
b. Fase II : fase untuk bertindak cepat.
Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali
pusat akan tertekan antara kepala dan panggul, maka
janin harus lahir dalam waktu 8 menit.Untuk
mempercepatnya lahirnya janin dapat dilakukan
manual aid.
I. Komplikasi
Pada letak sungsang yang persisten, meningkatnya
komplikasi berikut seperti
1. Morbiditas dan mortalitas perinatal dari persalinan
yang sulit.
2. Berat badan lahir yang rendah pada persalinan preterm,
hambatan pertumbuhan, atau keduanya.
3. Prolaps tali pusat.
4. Plasenta previa.
5. Kelainan fetus, neonatus, dan bayi.
6. Anomali uterus dan tumor.
7. Multipel fetus
8. Intervensi operatif, khususnya seksio sesarea.
J. Pengkajian
1. Aktifitas / Istirahat :
Melaporkan keletihan, kurang energi
Letargi, penurunan penampilan
2. Sirkulasi
Tekanan darah dapat meningkat
3. Eliminasi
Distensi usus atau kandung kencing mungkin ada
4. Integritas ego
Mungkin sangat cemas dan ketakutan
5. Nyeri / Ketidaknyamanan
Dapat terjadi sebelum awitan(disfungsi fase
laten primer) atau setelah persalinan terjadi
(disfungsi fase aktif sekunder).
Fase laten persalinan dapat memanjang : 20 jam
atau lebih lama pada nulipara (rata- rata adalah 8 ½
jam), atau 14 jam pada multipara (rata – rata adalah 5
½ jam).
6. Keamanan
Dapat mengalami versi eksternal setelah gestasi
34minggu dalam upaya untukmengubah presentasi
bokong menjadi presentasi kepala
Pemeriksaan vagina dapat menunjukkan janin dalam
malposisi (mis.,dagu wajah, atau posisi bokong)
Penurunan janin mungkin kurang dari 1 cm/jam
padanulipara atau kurang dari 2 cm/jam pada
multipara
7. Seksualitas
Dapat primigravida atau grand multipara
Uterus mungkin distensi berlebihan karena
hidramnion, gestasi multipel,janin besar atau
grand multiparitas
K. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan Peningkatan tahanan
pada jalan lahir.
2. Risiko tinggi cedera terhadap maternal berhubungan
dengan obstruksi pada penurunan janin.
3. Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan
malpresentasi janin.
L. Rencana keperawatan
1. Nyeri (akut ) berhubungan dengan Peningkatan tahanan
pada jalan lahir ditandai dengan : Peningkatan tonus
otot, pengungkapan, Prilaku distraksi (gelisah,
meringis, menangis),wajah menunjukan nyeri
Intervensi :
Buat upaya yang memungkinkan klien/pelatih untuk
merasa nyaman mengajukan pertanyaan
Rasional : Jawaban pertanyaan dapat menghilangkan
rasa takut dan peningkatan pemahaman)
Berikan instruksi dalam tehnik pernafasan
sederhana
Rasional : Mendorong relaksasi dan memberikan
klien cara mengatasi dan mengontrol tingkat
ketidaknyamanan.
Anjurkan klien menggunakan tehnik
relaksasi.Berikan instruksi bila perlu
Rasional : Relaksasi dapat membantu menurunkan
tegangan dan rasa takut,yang memperberat nyeri dan
menghambat kemajuan persalinan)
Berikan tindakan kenyamanan (mis. Masage,gosokan
punggung, sandaran bantal, pemberian kompres
sejuk, pemberian es batu)
Rasional : Meningkatkan relaksasi,menurunkan
tegangan dan ansietas dan meningkatkan koping dan
kontrol klien)
Anjurkan dan bantu klien dalamperubahan posisi dan
penyelarasan EFM
Rasional : Mencegah dan membatasi keletihan otot,
meningkatkan sirkulasi)
Kolaborasi : Berikan obat analgetik saat dilatasi
dan kontaksi terjadi
Rasional : Menghilangkan nyeri, meningkatkan
relaksasi dan koping dengan kontraksi,memungkinkan
klien tetap fokus)
Kriteria Evaluasi :
Berpartisipasi dalam perilaku untuk menurunkan
sensasi nyeri dan meningkatkan kanyamanan
Tampak rileks diantara kontraksi
Melaporkan nyeri berulang / dapat diatasi
2. Risiko tinggi cedera terhadap meternal berhubungan
dengan obstruksi mekanis pada penurunan janin
Intervensi :
Tinjau ulang riwayat persalinan, awitan, dan durasi
Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi
kemungkinan penyebab, kebutuhan pemeriksaan
diagnostik, dan intervensi yang tepat)
Evaluasi tingkat keletihan yang menyertai,serta
aktifitas dan istirahat sebelum awitan persalinan
Rasional : Kelelahan ibu yang berlebihan
menimbulkan disfungsi sekunder atau mungkin akibat
dari persalinan lama)
Kaji pola kontraksi uterus secara manual atau
secara elektronik
Rasional : Disfungsi kontraksi memperlama
persalinan,meningkatkan risiko komplikasi
maternal / janin)
Catat penonjolan , posisi janin dan presentasi
janin
Rasional : Indikator kemajuan persalinan ini dapat
mengidentifikasi timbulnya penyebab persalinan
lama)
Tempat klien pada posisi rekumben lateral dan
anjurkan tirah baring dan ambulasi sesuai toleransi
Rasional : Relaksasi dan peningkatan perfusi uterus
dapat memperbaiki pola hipertonik.Ambulasi dapat
membantu kekuatan grafitasi dalam merangsang pola
persalinan normal dan dilatasi serviks)
Gunakan rangsang putting untuk menghasilkan
oksitosin endogen.
Rasional : Oksitosin perlu untukmenambah atau
memulai aktifitas miometrik untuk pola uterus
hipotonik)
Kolaborasi : Bantu untuk persiapan seksio sesaria
sesuai indikasi,untuk malposisi
Rasional : Melahirkan sesaria diindikasikan
malposisi yang tidak mungkin dilahirkan secara
vagina)
Kriteria Evaluasi :
Tidak terdapat cedera pada ibu
3. Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan
malpresentasi janin
Intervensi :
Kaji DDJ secara manual atau elektronik,perhatikan
variabilitas,perubahan periodik dan frekuensi
dasar.
Rasional : Mendeteksi respon abnormal ,seperti
variabilitas yang berlebih – lebihan, bradikardi &
takikardi, yang mungkin disebabkan oleh stres,
hipoksia, asidosis, atau sepsis)
Perhatikan tekanan uterus selamaistirahat dan fase
kontraksi melalui kateter tekanan intrauterus bila
tersedia
Rasional : Tekanan kontraksi lebih dari 50 mmHg
menurunkan atau mengganggu oksigenasi dalam ruang
intravilos)
Kolaborasi : Perhatikan frekuenasi kontraksi
uterus.beritahu dokter bila frekuensi 2 menit atau
kurang
Rasional : Kontraksi yang terjadi setiap 2 menit
atau kurang tidakmemungkinkan oksigenasi adekuat
dalam ruang intravilos)
Siapkan untuk metode melahirkanyang paling layak,
bilabayi dalam presentasi bokong
Rasional : Presentasi ini meningkatkan risiko ,
karena diameter lebih besar dari jalan masuk ke
pelvis dan sering memerlukan kelahiran secara
seksio sesaria)
Atur pemindahan pada lingkungan perawatan akut
bila malposisi dideteksi klien dengan PKA
Rasional : Risiko cedera atau kematian janin
meningkat dengan malahirkan pervagina bila
presentasi selain verteks).
BAB III
TINJAUAN KASUS
TANGGAL MASUK :
RUANG :
A. IDENTITAS
Nama : Ny.H.R Nama suami : Tn. H
Umur : 27 Tahun Umur : 32 Tahun
Suku/Bangsa: sasak/Indonesia Suku/bangsa: Jawa/Indo
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : PNS
Alamat : Alamat :
Status perkawinan : Kawin 1 x Usia perkawinan:1 Tahun.
MRS : 17 Agustus 2001,Pukul 15.45 Wib
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Persepsi Terhadap Persalinan/Nifas
a. Mengapa klien datang ke Rumah sakit karena klien
hamil dengan letak sungsang dan terjadi KPP.
b. Persepsi klien terhadap kehamilan ibu mengharapkan
anaknya nanti lahir dengan selamat dan bila Tuhan
mengijinkan anak laki-laki
c. Apakah persalinan ini menimbulkan perubahan dalam
kehidupan sehari- hari? ya,karena persalinan
melalui jalan operasi klien sangat khawatir dlm
melakukan aktivitas sehari-hari terutama merawat
bayinya sangat terbatas khawatir jebol, juga
pengetahuan ibu kurang karena anak pertama.
d. Harapan yang klien inginkan setelah persalinan
melalui operasi dapat merawat bayinya walaupun sgt
khawatir terhadap luka bekas operasi
e. Klien tinggal dengan suami.
f. Siapa orang yang terpenting bagi klien ? Suami dan
orang tua
g. Sikap keluarga terhadap keadaan saat ini sangat
mendukung
h. Kesiapan mental menjadi ibu : ya,walau khawatir
mengenai proses persalinan (keselamatan diri dan
bayinya),klien bersyukur karena sudah selamat
2. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi :
Menarche : Umur 13 tahun
Siklus : teratur tiap bulan
Banyaknya : Banyak
Lamanya : ± 5-7 hari
Disymenorrhoe : Tidak
HPHT : 14 Nopember 2000
Keluhan : Tidak ada
b. Riwayat Kehamilan
Anak
Ke
Kehamilan Persalinan Komplikasi
Nifas
Anak
N
O
.
TAHU
N
Umur
keham
ilan
Pe
ny
ul
it
jen
is
Pe
no
lo
ng
peny
ulit
Las
era
si
Inf
eks
i
perd
arah
an
Je
ni
s
bb pj
I 2001
(Ham
il
seka
ra
ng)
9 bln Le
ts
u
LSC
S
Do
k
te
r
Ada Tdk
ada
Td
k
ada
Ada La
ki
-
la
ki
50
0
g
5
0
c
m
c. Kehamilan Sekarang
Diagnosa : GI P0 A 0 H 0 39/40 Mg TH + Letsu
(Presentasi Bokong Murni) + KPP > 24 jam.
Imunisasi : TT1 sudah; TT2 sudah
ANC : 3 Kali ( dokter spesialis).
Keluhan selama Hamil :
Mual dan muntah pada trimester pertama,pusing ya
bila bangun dari duduk atau tiduran, sering nyeri
pinggang dan kesulitan melakukan aktivitas sehari-
hari.
Pengobatan selama hamil : Ya
Pergerakan janin Ya Sejak usia
kehamilan : 4 bulan(aktif).
Rencana perawatan bayi : Sendiri dibantu oleh orang
tua
Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi :
Baik
Breast care : Tidak
Perineal care : Tidak
Nutrisi : Tidak
Senam Nifas : Tidak
KB : Tidak
Menyusui : Belum tahu caranya
4. Riwayat Keluarga Berencana
Melaksanakan KB: Tidak
5. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah dialami ibu : tidak ada
Pengobatan yang didapat : Tidak ada
Riwayat penyakit keluarga : DM (-),Jantung
(-),Hipertensi (-),Gemelli (-)
5. Kebutuhan Dasar Khusus
1. Pola Nutrisi
Frekuensi makan : 3 x sehari,
Nafsu makan : Baik
Jenis makanan rumah : Nasi,lauk pauk,kadang susu
Makanan yg tidak disukai/alergi/pantangan : Tidak
ada.
2. Pola eliminasi
BAK sering 3-4 x/hari,warna kuning muda.
BAB teratur 1 x hari,warna kuning,bau agak
menusuk,konsistensi lem-bek,keluhan tidak ada.(Saat
pengkajian belum ada BAB)
3. Pola Personal Hygiene
Mandi 2 – 3 x/hari, pakai sabun mandi.
Oral hygiene/gosok gigi 3 x/hari; pagi,siang, sore
atau setelah makan
Cuci rambut 2 x/minggu,pakai shampo
4. Pola Istirahat dan Tidur
Lama tidur 7 – 8 jam/hari,sebelum tidur minum air
putih,selama hamil posisi tidur terus
terlentang,miring agak sulit
5. Pola aktivitas dan latihan
Kegiatan dalam pekerjaan selama hamil memasuki
trimester ke- III klien istirahat bekerja hanya diam
dirumah,membantu memasak dan bersih-bersih
rumah,olahraga jalan-jalan pagi
6. Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Merokok,minuman keras dan ketergantungan obat :
Tidak ada
6. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah: 120/80 mmHg Nadi : 96 x/mnt
Respirasi : 28 x/mnt Suhu : 36,80c
Berat Badan : 57,5 Kg
1. Sistem penglihatan
Mata simetris, kelopak mata normal,gerakan mata
normal,pergerakaan tidak ada kelainan,konjuntiva
normal/merah,klien mengeluh mata ka-nan agak
kabur/berbayang.
2. Sistem pernapasan
Jalan napas bersih,pernapasan tidak sesak dengan atau
tanpa aktivitas, suara napas vesikuler,tidak ada
penggunaan otot bantu pernapasan.
3. Sirkulasi Jantung
Kecepatan denyut apikal 86 x/mnt,irama
teratur,bunyi S1S2 tunggal,sakit dada tidak ada
baik saat aktivitas maupun tidak.
4. Sistem pencernaan
Gigi tidak ada carries,tidak memakai gigi palsu
5. Sistem Urogenital
BAK : Biasa, frekwensi 3-4 x/h,warna kuning
jernih.
6. Sistem integumen dan muskuloskletal
Turgor kulit elastis,warna kulit kemerahan,kontraktur
pada ekstrimitas tidak,kesulitan pergerakan tidak,
kedua ekstrimitas bawah edema.
7. Dada dan axilla
Mamae membesar ya,areola mamae warna coklat
kehitaman,papilla mamae kanan dan kiri
menonjol,colostrum keluar, payudara keras & sakit
(merangsemi).
PEMERIKSAAN KHUSUS ABDOMEN DAN GENITAL
I. PEMERIKSAAN ANTENATAL
Klien ANC pada dokter spesialis,memasuki minggu ke 20.
II. INTRA NATAL (PERSALINAN)
Kala I :
Tgl. 17 Agustus 2001 Pukul 15.45 Wib. Klien merasa
ketuban pecah.-
Status Obstetri :
Tinggi Fundus uteri = 32 cm,letak janin bokong murni,DJJ
(+)= 12 – 11 – 12, His (-).
Diagnosa Pre-operatif :G I P 0 – 0 TH + Letsu; Diagnosa
persalinan Letak sungsang.
Pemeriksaan dalam = Pembukaan 3 jari,EFF 50 %,presentasi
bokong, panggul tidak ada kelainan,KET (-)
Kala II :
Tgl. 18 Agustus 2001
Persalinan dilakukan melalui Operasi dengan bius umum :
Jenis Operasi Low segmen Sectio ceasaria (LSCS),luka operasi
± 15 cm,tertutup rapi.
Kala III :
Placenta lahir ditarik ringan,indikasi kala III.
III. POST NATAL
Kala IV :
Berat janin 3500 gram,Panjang 50 cm,Hidup,Apgar score 8-9,
Placenta lengkap, Anus(+),Kelainan congenital (-). TFU : 3
Jari b pst,kontraksi baik, tidak ada distensi kandung kemih,
terdapat luka operasi SC dengan posisi vertical panjang ±15
cm, tidak ada tanda infeksi ; kemerahan, pembengkakan, tidak
terdapat pus / darah yang keluar. Perineum ; utuh,
episiotomi ; tidak, lochea ;warna merah kecoklatan, tidak
ada bau, tidak odema/hematom.
7. Data penunjang
A. Laboratorium,20 Agustus 2001
Hb : 13 gr %
Leokosit : 14 x 109/L
Trombosit : 160 x 109/L
PCV : 39 %
Urine Lengkap :
Albumin : -
Reduksi : Negatif (-)
Urobilin : Negatif (-)
Bilirubin : Negatif (-).
D.Terapi : Tgl.20 Agustus 2001
Ampicillin 500 mg 4 x 1/Oral
Mefenamic Acid 500 mg 3x1/Oral
IV. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
S: Kx.mengeluh
ba-dannya
terasa panas &
sakit terutama
pd daerah luka
operasi.
O: TD=120/ 80
mmHg,Nadi= 96
x/ mnt,suhu=
36,8oc, RR= 28
x/mnt, per-
darahan (+),PP
dng letak
sungang + KPP,
leukosit = 14
x 109/L,Hb: 13
gr%,
SC
↓
kehilangan darah &
cairan
↓
perdarahan
↓
↓
ext
ra intra
↓
↓
Voleme cairan dalam
sirkulasi (defisit
cairan)
↓
eritrosit keluar↑
↓
Hb↓→ anemia
↓
O2 dlm darah kurang
↓
Transport O2 keorgan
berkurang
↓
Fisiologis organ
terganggu
Destruksi pertahanan
garis depan terhadap
serangan bakteri serta
terganggunya
pembentukan sel darah
putih
↓
Resiko tjd infeksi
Resiko terhadap
infeksi
S: Kx.mengeluh
pa- yudara
kencang dan
Ibu G 1 P1 0 0 0 1
↓
persalinan SC indikasi
Resiko terhadap
ketidak efektifan
menyusui
sakit.
O: Ibu G1 P1 0 0
01 Tidak
pernah men-
dapatkan
penyuluh an
mengenai
perawatan
payudara,
hamil/persalin
an per-
tama,payudara
ken-cang &
keras serta
sakit.
letak sungsang
↓
Tidak berpengalaman
atau payudara
membengkak
↓
Resiko terhadap ketidak
efektifan menyusui
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. H Umur : 19 tahun No.Rekam Medis: 10080471 Rawat Hari Ke 2
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Resiko terjadi infeksi b.d destruksi
pertahan garis depan thdp serangan
bakteri
Infeksi tidak terjadi
dalam waktu 7 – 10
hari.
Kriteria hasil :
Luka kering jahitan
menutup rapat
Tanda infeksi tdk ada
se perti :
panas,kemerahan,beng-
kak,adanya pus dan
bau.
1.Rawat luka dengan
tehnik
aseptic,nutrisi &
cairan yang
baik/adekuat.
2.Kaji tanda-tanda &
gejala infeksi.
3.Setiap kali
melakukan tindakan
sebelum dan
sesudahnya selalu
men cuci tangan.
4.Observasi keadaan
luka & adanya
Membantu mempercepat
kesembuhan
Mencegah terjadinya
in feksi secara dini
shg dpt dilakukan
tindakan scr tepat &
cepat.
Meminimalkan masuk
nya organisme melalui
org lain/petugas/klg.
Perdarahan yg
terjadi/ab normal
memerlukan eva luasi
perdarahan pada luka
insisi.
5.Berikan antibiotik
sesuai program medik
& kemungkinan pe
nanganan lebih
lanjut.
Bentuk kolaborasi u/
mencegah tjdnya
infeksi dengan
pemberian anti-biotik
yg adekuat
2 Resiko terhadap ketidak efektifan
menyusui b.d tidak berpengalaman &
payudara ibu bengkak .
Ibu dapat menyusui
seca ra efektif &
benar dalam waktu 2 x
24 jam.
Kriteria hasil :
Ibu membuat keputusan
berdasarkan informasi
ttg metoda menyusui
(ASI atau botol).
Kedua Payudara dapat
mengeluarkan ASI scr
optimal/putting tdk
mendelep/rata.
1.Lakukan perawatan
payudara
2.Anjurkan klien
u/selalu
membersihkan
payudaranya terutama
waktu akan menyusui
bayinya
3.HE tentang cara me-
nyusui & penting
gizi yg cukup &
adekuat selama
Agar bendungan ASI yg
tdk
terjadi/berkurang.
Agar kebersihan
payuda ra terjaga shg
siap pada waktu akan
menyusui nanti.
Ibu memahami ttg
penting menyusui &
manfaat bagi bayi dng
menyusui.
4.Ajarkan bagaimana
memeras,menangani,
menyimpan & mengi-
rim ASI dng aman
5.Anjurkan ibu
memakai pompa
payudara
menjaga kondisi &
kese-hatan ibu.
Agar ASI yg akan
diberikan pada bayi
selama dirawat
terjaga/terjamin
kebersihanya demikian
juga dirumah bila tdk
langsung disusui.
Dengan menggunakan
pompa ASI dpt
dikeluar kan walaupun
bayi tdk menetek
keibu shg payu dara
ibu tdk mengalami
pembengkakkan.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny.H.R Umur : 27 Tahun No.
Rekam Medis : 10080210 Rawat Hari Ke 3
NO.Dx. Tanggal JAM IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
EVALUASI (SOAP)
1 20Agustus’01 90.00
12.10
Mengkaji tanda & gejala infeksi ,spt : kemerahan (-),perdarahan pada pembalut luka (-),darah melalui vagina/leukore (+), bengkak (-)
Memberikan Ampicillin 500 mg/Oral.
S: -O: Post-op hari ke
2, Tanda & gejala infeksi tdk tampak,perdarahan tdk ada,Trombophlebitis tdk ada.
A:Masalah teratasi sebagian.
P: Teruskan rencana intervensi No.1,2, 3 & 5
1 21Agustus’01 08.10
08.30
12.55
Mengobservasi keadaan luka : perdarahan & tanda infeksi tdk ada.
Melakukan perawatan luka secara aseptic dan angkat jahitan 1/2.
Mengukur TTV: TD= 120/80 mmHg, Nadi= 80 x/mnt, RR= 20 x/mnt, suhu = 36,80c
Setiap kali melakukan tindakan sebelum & sesudahnya mencuci tangan.serta mempergunakan sarung tangan
Memberikan ampicillin 500 mg/Oral..
S: -O: Post- op. hari
ke 3, Tanda & gejala infeksi tdk tampak,perdarahan tdk ada,muka masih pucat & lemah
A: Masalah teratasi sebagian,luka masih tertutup
P: Teruskan rencana intervensi No. 1,3 & 5.
2 20agustus’ 01
11.35
11.55
Melakukan pemeriksaan payudara u/ mengetahui apakah kolostrum sudah keluar apa belum ? keluar, payudara bengkak & nyeri.
Menjelaskan manfaat & maksud perawatan payudara.
S: Klien mengatakan ASInya keluar banyak dan membasahi pakaian.
O:Colostrum & ASI keluar banyak = 100 cc,nyeri & bengkak berkurang.
A: Masalah teratasi ,klien bisa menyusui bayinya/rawat gabung.
P: Teruskan rencana intervensi No.1,3,4 & 5.
1 22 07.30 Memberikan ampicillin S: -
Agustus’ 0108.00
08.15
09.1009.15
11.35
13.30
500 mg & 0bat lainnya Mengukur TTV= 120/70
mmHg, Nadi= 94 x/mnt, RR=24 x/mnt, suhu = 36,40c, perdarahan (-).
Menganjurkan klien menghabiskan dietnya tdk boleh pantang, serta banyak minum ± 1 – 2 liter/hari.
Merawat luka dengan tehnik aseptic
Mengobservasi tanda & gejala infesi serta perdarahan (-).
Menganjurkan klien u/menyeka badan setiap hari (2 x/hari).
Memberikan ampicillin 500 mg & 0bat lainnya.
O:Post-op hari ke 4, Tanda & gejala infeksi & perdarahan tdk ada, luka kering & menutup rapat, pus (-),bengkak (-),suhu = 36,40c
A:Masalah teratasi tapi tetap perlu observasi terus.
P: Tetap teruskan rencana intervensi No. 1 sampai angkat jahitan habis hari ke 7 atau 10.
2 22 Agustus’ 01
10.35
10.55
12.15
13.15
13.35
Menganjurkanmelakukan perawatan payudara sendiri dng dibantu/awasi.
Menjelaskan ttg cara
menyusi & pen-tingnya gizi yg adekuat selama menyu sui bagi ibu & bayi.
Menganjurkan klien selalu merawat & mem bersihan payudaranya
Menyarankan klien menggunakan pompa payudara u/mengeluarkan ASI
S: Klien mengatakan sudah mengerti ttg cara pera watan payudara serta maksud & tujuannya.
O:Payudara tdk lagi bengkak & nyeri, ASI keluar deras = ± 200 cc,klien belum bisa menyusui bayinya krn masih dirawat intensif.
A:Masalah teratasi sebagian
P: Teruskan rencana intervensi No. 1 & 2
1 23 Agustus’ 01
08.05
08.20
Mengobservasi keadaan luka serta tanda & gejala infeksi.
Mengukur TTV= TD=120/80 mmHg Nadi= 92 x /mnt, RR= 24 x/mnt, suhu = 36,70c
S: -O:Post-op hari ke 5,luka kering,angkat jahitan selang seling.
A:Masalah teratasiP: Tetap teruskan rencana intervensi No. 1
2 23 Agustus’ 01
08.30
09.35
09.40
Mengingatkan klien u/ merawat & membersihkan payudaranya
Menyarankan klien u/ segera menyu sui bayinya bila sudah diperbolehkan
S: Klien mengatakan siap menyusui bayinya
O:ASI terus keluar banyak,payudara tdk lagi bengkak.
A:Masalah teratasiP: Rencana
Memberikan support bahwa klien mampu menyusui bayinya.
Intervensi diteruskan hanya No. 1 & 2
EVALUASI KESELURUHAN :
Tanggal No.
Diagnosa
(1) Evaluasi
23/8/2001 1 S : Klien tidak mengeluh tentang keadaan
lukanya, nyeri tidak ada.
O : Luka tampak kering dan tidak ada
pus/ darah yang keluar, luka sudah
diangkat1/2 selang-seling.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Rencana intervensi di hentikan
sementara oleh karena klien pulang.
23/8/2001 2 S : Klien sudah tidak mengeluh
payudaranya nyeri dan tegang dan
bengkak.
(a) O : Payudara tampak lembek,
Bayi klien tampak menetek dengan baik
dalam waktu ±15 –20
menit. ASI keluar lancar.
A : Masalah teratasi.
P : Rencana internensi dihentikan,
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri & ginekologi FK.Unpad,1993. Obstetri
Fisiologi.Eleman Bandung
Carpenito,Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.
Edisi 8.EGC. Jakarta .2001. Diktat Kuliah Ilmu
Keperawatan Maternitas TA: 2000/2001 PSIK.FK.
Unair,Surabaya.
Hanifa,W.et all. 1989. Ilmu Bedah Kebidanan. Yayasan Bina
Pustaka S.P. Jakarta 2000. Pedoman Diagnosa & Terapi,
Lab. SMF Ilmu Kebidanan & Penyakit Kandungan RSUD Dr.
Soetomo. Surabaya
Saifudin,Abdul Bari dkk, 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo & JNKKR-POGI, Jakarta.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Secara teori didiagnosis jika didapatkan salah satu dari
gejala berikut :
- Terabanya bagian kepala janin pada bagian puncak fundus
uteri.
- Hasil USG menunjukan kelainan letak tersebut.
- Ibu merasakan pergerakan janin pada bagian bawah perut,
dibawah pusat dan ibu merasakan benda keras (kepala)
mendesak tulang iga.
- Namun pada proses selanjutnya akan akan terjadi gangguan
pada organ-organ lain bila tidak diatasi segera sehingga
gejala diatas akan muncul juga pada pasien
B. MASALAH KEPERAWATAN
Ditinjau dari konsep asuhan keperawatan pada ibu bersalin post
seksio sesarea dengan indikasi letak sungsang, masalah
keperawatan yang timbul sesuai dengan masalah keperawatan yang
ada pada kasus nyata. Akan tetapi kalau dikaji lebih lanjut
sebenarnya masih ada lagi masalah keperawatan yang bisa
dimunculkan , hal ini sesuai dengan perkembangan itu sendiri
yang dapat mengakibatkan gangguan pada organ lain.
C. INTERVENSI
Dari perencanaan yang telah ditetapkan dalam konsep dasar
askep ternyata bisa diterapkan juga pada kasus nyata. Hal ini
dikarenakan masalah keperawatan yang muncul secara teori dapat
muncul juga pada kasus nyata
D. IMPLEMENTASI
Perencanaan yang telah ditetapkan baik pada konsep teori
maupun pada kasus nyata dapat diterapkan secara langsung pada
pasien
E. EVALUASI
Dari implementasi (tindakan perawatan ) yang telah diterapkan
untuk mengatasi masalah yangmuncul pada kasus nyata ada
masalah yang bisa teratasi/masalah tidak terjadi dan masalah
yang belum teratasi
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Diagnosis letak sungsang terutama ditentukan oleh adanya
pemeriksaan letak janin, letak terdengarnya DJJ,
pemeriksaan USG, letak pergerakan janin. Dan yang
menjadi indicator utama yaitu terabanya bagian kepala
janin pada bagian puncak fundus uteri..
2. Masalah-masalah keperawatan yang timbul pada ibu
bersalin dengan letak sungsang lebih kompleks, hal ini
dikarenakan masalah yang muncul bisa berasal dari
patogenesis kelainan letak sungsang itu sendiri maupun
dari proses persalinan .
3. Penetapan rencana perawatan yang sesuai dengan masalah
yang timbul pada ibu bersalin dengan letak sungsang
serta tindakan keperawatan yang efektif untuk mengatasi
masalah keperawatan tersebut akan dapat mencegah
prognosis yang lebih buruk , yaitu timbulnya keadaan
gawat janin. Oleh karenanya diperlukan observasi ketat
dan terapi yang tepat serta skill yang professional baik
dari dokter maupun perawat. Hal ini mengingat
penatalaksanaan yang pada umumnya berakhir dengan
tindakan operatif
top related