macam-macam pengobatan alternatif
Post on 15-Feb-2016
59 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB III
PROFIL PENGOBATAN ALTERNATIF
3.1. Pengobatan Tradisional Indonesia
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan telah dirulis tentang pengobatan alternatif. Walaupun tidak secara eksplisit
menggunakan konsep pengobatan alternatif, dalam undang-undang tersebut digunakan
konsep pengobatan tradisional. Pada Bab I Pasal 7 dinyatakan ”Pengobatan tradisional
adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara, obat dan pengobatannya yang
mengacu kepada pengalaman dan keterampilan turun temurun dan diterapkan sessuai
dengan norma yang berlaku dalam masyarakat”.
Seperti yang tercatat dalam Undang-undang tersebut, pengobatan tradisional
berkaitan dengan cara, pengobatan maupun obat yang didasrkan pada pengetahuan
maupun pengalaman yang diperoleh secara turun temurun. Hal itu juga tampak dari
defenisi tentang obat tradisional. Dalam Undang-undang tersebut ”Obat tradisional”
adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan sarian (gelenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun
temurun digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Terminologi pengobatan tradisonal dan pengobatan alternatif merupakan dua
terminologi yang sama untuk menyebutkan satu siatem pengobatan di luar pengobatan
modern yang berasal dari barat. Badan kesehatan dunia (WHO) menyebut hal tersebut
dengan ”traditionl medicine atau pengobatan tradisional. Namun demikian ada juga dari
Universitas Sumatera Utara
kalangan ilmiah yang menyebutnya dengan ”traditional healing” atau penyembuhan
tradisional. Ada juga yang menyebutkannya dengan folk medicine, ethno medicine,
indigenous medicine dan alternative medicine (Agoes, 1992:59). Untuk memudahkan
penyebutan maka dalam hal ini lebih baik digunakan istilah pengobatan alternatif, sebab
dengan istilah ini dapat ditarik garis tegas perbedaan antara pengobatan modern dengan
pengobatan di luarnya dan juga dapat merangkum sistem-sistem pengobatan oriental
(timur) seperti pengobatan tradisional atau sistem penyembuhan yang berakar dari
budaya turun temurun yang khas satu etnis (etno medicine), Pengobatan alternatif
sendiri mencakup seluruh pengobatan tradional, dan pengobatan alternatif adalah
pengobatan tradisional yang telah diakui oleh pemerintah.
World Health Organisation (WHO) menyatakan, pengobatan tradisional adalah
ilmu dan seni pengobatan berdasarkan himpunan dari pengetahuan dan pengalaman
praktek, baik yang dapat diterangkan secara ilmiah maupun tidak, dalam melakukan
diagnosis, prevensi dan pengobatan terhadap ketidakseimbangan fisik, mental ataupun
sosial. Selain dari definisi tersebut, pemerintah Republik Indonesia dalam ”Seminar
Pelayanan pengobatan Tradisional Departemen Kesehatan RI (1978), mengemukakan 2
defenisi untuk pengobatan tradional Indonesia yaitu:
A. Ilmu dan seni pengobatan yang dilakukan oleh pengobatan tradisional Indonesia
dengan cara yang tidak bertentangan dengan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa sebagai upaya penyembuhan, pencegahan penyakit, pemulihan dan peningkatan
kesehatan jasmani, rohani dan sosial msyarakat.
Universitas Sumatera Utara
B. Usaha yang dilakukan untuk mencapai kesembuhan, pemeliharaan dan peningkatan
taraf kesehatan masyarakat yang berlandaskan cara berfikir, kaidah-kaidah atau ilmu
di luar pengobatan ilmu kedokteran modern, diwariskan secara turun temurun atau
diperoleh secara pribadi dan dilakukan dengan cara-cara yang tidak lazim
dipergunakan dalam ilmu kedokteran, yang antara lain meliputi akupuntur,
dukun/ahli kebatinan, sinse, tabib, jamu, pijat dan sebagainya banyak dijumpai
dalam masyarakat.
Secara umum jenis pengobatan alternatif yang diakui di Indonesia secara kategori
terbagi atas 3 (tiga). Ada yang menggunakan zat-zat yang berasal dari tanaman-tanaman
yang kemudian lebih dikenal sebagai jamu (herbalis), yang menggunakan ilmu
kebatinan (spiritual) maupun yang menggunakan alat sebagai instrumen penyembuh.
Akan tetapi pembagian itu tidak begitu lengkap, sebab yang dijadikan indikator sebagai
pembagi adalah terapy yang digunakan. Namun metode pemeriksaan (diagnosa) yang
dilakukan kurang mendapat perhatian.
Melihat dari pembagian pengobatan alternatif di atas tampak bahwa jenis
pengobatan yang menggunakan (herbalis) dan peralatan penyembuhan secara medis
sekarang ini sudah dapat diterima. Namun yang membuat pengobatan tersebut masih
tergolong irrasional adalah metode diagnosa yang dilakukan. Walaupun terapi yang
dilakukan tampak rasional dan dapat diuji secara laboratorium namun diagnosa dan
pandangan secara subjektif tentang penyebab penyakit masih mengandung nuansa
irrasionalitas.
Universitas Sumatera Utara
Pengobatan alternatif di Indonesia sangatlah banyak jenisnya. Setiap suku
bangsa dan agama yang ada dii Indonesia memiliki jenis pengobatan tersendiri yang
didasari oleh kebudayaannya masing-masing. Namun jika diteliti secara mendalam
penyembuhan alternatif yang ada di Indonesia memiliki akar pada 3 (tiga) jenis
pengobatan yaitu: (1) pengobatan tradisional Cina, (2) pengobatan tradisional India dan
(3) kedokteran Arab atau Unani Medicine.
Pengobatan ataupun penyembuhan yang paling banyak dijumpai di Indonesia
baik itu di kota maupun di desa adalah jenis pengobatan alternatif yang berlatarbelakang
akar budaya tradisi suku bangsa maupun agama di Indonesia. Pengobat (curer) ataupun
penyembuh (healer) dari jasa pengobatan maupun penyembuhan tersebut sering disebut
sebagai tabib atau dukun. Pengobatan maupun diagnosa yang dilakukan tabib atau
dukun tersebut selalu identik dengan campur tangan kekuatan gaib ataupun yang
memadukan antara kekuatan rasio dan batin.
Salah satu ciri khas pengobatan alternatif di Indonesia adalah penggunaan doa
ataupun bacaan-bacaan atau amalan. Dalam praktek diagnosa sangat penting dalam
praktek penyembuhan alternatif. Fungsi amalan atau doa dalam sebuah penyembuh
sangat bervariasi dalam sebuah penyembuhan. Pada umumnya setiap penyembuh
(tabib/dukun) mempergunakan doa atau bacaan. Akan tetapi kadar keagamaannya yang
berbeda. Ada yang sekedar seb agai unsur penyembuh utama maupun hanya sebagai
komplementer (pelengkap).
Doa atau bacaan dapat menjadi unsur penyembuh utama ketika dijadikan terapi
tunggal dalam penyembuhan. Misalnya saja dengan membaca ayat suci berulang-ulang
Universitas Sumatera Utara
dapat membawa kesembuhan. Namun doa dan amalan sering tidak menjadi faktor
penting dalam sebuah penyembuhan, tetapi hanya sebagai pelengkap. Misalnya seperti
yang dilakukan oleh informan kunci Bapak tabib Suryadi, ia yang telah 17 tahun
membuka prakteknya, doa menurutnya hanya merupakan tata cara yang menunjukkan ia
seorang yang beragama. Doa yang diucapkan tidak memiliki kaitan dengan aturan ritual
pertabiban yang dilakukannya. Dalam pengobatannya Bapak Suryadi menggunakan tiga
unsur terapi yang terpadu seperti:
a. Refleksi yaitu pijat membuka 6666 urat syaraf dan penyempitan aliran darah
b. Bekam yaitu pengeluaran racun (toksin) yang bersemayam dalam darah
c. Akupuntur modern tanpa menggunakan polisi.
d. Racikan ramuan pilihan yang mengkombinasikan ramuan-ramuanTiongkok,
India, Arab serta ramuan kuno Indonesia
Selain itu Bapak Suryadi menggunakan unsur kebatinan dalam pengobatannya, unsur
kebatinan tersebut digunakan untuk penyakit-penyakit tertentu seperti penangkal badan,
kerasukan, guna-guna, cepat jodoh dan lain-lain.
Pantangan juga dikenal dalam pengobatan alternatif. Dalam pengobatan modern
pantangan berarti suatu larangan untuk mengkonsumsi ataupun merasakan sesuatu yang
dapat menambah parah sesuatu penyakit ataupun menghambat proses penyembuhan
penyakit. Untuk penyembuhan alternatif yang dimaksudkan dengan pantangan adalah
lebih luas maknanya daripada dalam pengobatan modern. Dalam penyembuhan
alternatif, pantangan juga berarti aturan-aturan yang harus dijalankan oleh pasien dalam
Universitas Sumatera Utara
proses penyembuhan maupun paska penyembuhan. Sebab dalam penyembuhan
alternatif, pantangan ada yang bersifat rasional maupun diluar akal.
Di dalam praktek pengobatan Bapak Tabib Suryadi juga mengenal pantangan-
pantangan dalam pengobatannya, pantangan-pantangan tersebut sesuai penyakit yang di
derita pasien. Seperti penyakit patah tulang maupun terkilir, biasanya pasien dalam
masa pengobatan dilarang minum es dan makan kacang-kacangan, hal tersebut dapat
mengganggu syaraf-syaraf yang akan di alirkan menurutnya.
Perkembangan praktek pengobatan alternatoif sekarang ini sangat pesat. Lokasi
praktek pengobatan alternatif yang dahulu hanya dijumpai di desa-desa terpencil,
sekarang ini sudah merambah ke kota-kota besar. Pesatnya perkembangan praktek-
praktek pengobatan alternatif kini sudah semakin modern. Untuk mendukung agar
praktek pengobatan tersebut laku ada banyak cara yang dilakukan. Metode yang paling
baru yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan media publikasi modern seperti surat
kabar, brosur-brosur maupun televisi.
Hal itu merupakan hal yang sangat maju, praktek-praktek perdukunan atau
paranormal lainnya kini sudah makin berani. Praktek dukun yang dahulu tersembunyi,
tertutup dan menyebar melalui mulut ke mulut, kini berjalan secara terbuka di
lingkungan kota dan menggunakan media-media publikasi modern. Hal itu juga yang
dilakukan Bapak Tabib Suryadi dalam memperkenalkan balai pengobatannya selain
letak lokasi praktek pengobatannya di tempat keramaian, ia juga menggunakan brosur-
brosur, selebaran dan neon box maupun dari mulut ke mulut.
Universitas Sumatera Utara
3.2. Pengobatan Alternatif Indonesia
Pada alenia-alenia sebelumnya digambarkan tentang pembagian pengobatan
tradisional ke dalam beberapa jenis menurut Departemen Kesehatan RI tahun
1978.Namun dalampembagian tersebut tidak memsukkan jenis-jenis pengobatan
alternatif lain yang berkembang sekarang ini. Untuk itu akan di gambarkan di sini
pembagian pengobatan alternatif secara lebih luas. Namun pembagian ini bukanlah
pembagian yang sangat tegas sebab antara jenis-jenis pengobatan ini juga memiliki
hubungan.
3.2.1. Pengobatan Tradisional Murni
Pengobatan tradisional dalam hal ini merupakan jenis pengobatan alternatif yang
memiliki akar sejarah perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia. Jenis pengobatan
ini berdasarkan tradisi-tradisi budaya yang diwariskan secara turun-temurun oleh suku
bangsa (etnis) yang ada di Indonesia.
Contoh dari jenis penyembuhan ini adalah erpangir. Erpangir merupakan salah
satu penyembuhan yang berasal dari Suku bangsa Batak Karo. Penyembuhan ini
merupakkan upacara penyembuhan yang diwariskan suku bangsa Batak Karo secara
turun temurun. Erpangir ini berb entuk upacara penyembuhan tolak bala yang diiringi
pembancaan mantra dan iringan musik tradisional Karo yang diperankan dan dijalankan
oleh Guru Sibaso sebagai penyembuh (Bangun, 1996:166).
Dalam jenis penyembuhan ini keahlian yang di dapat biasanya diperoleh secara
turun temurum. Namun ada juga keahlian penyembuhan yang diperoleh dengan
Universitas Sumatera Utara
perjuangan fisik dan mental yang sangat berat seperti dalam mendapatkan ilmu
penyembuhan Ajian Antabuga, Ajian Aji Anjan Kemayun yang dimiliki eorang
paranormal Masrury, 1997:33-40). Menurut Bapak Suryadi sendiri yang telah membuka
balai prakteknya selama 17 tahun, ia mendapatkan keahliannya dalam mengobati
berbagai macam penyakit dari kakeknya yang dahulu juga membuka praktek yang
sama.
3.2.3. Alternatif Berasal dari Budaya atau Agama Luar Indonesia
Jenis penyembuhan sekarang ini mengalami perkembangan yang cukup pesat
dan peminatnya sangat banyak tersebar di Indonesia. Pengobatan jenis ini dibedakan
dengan pengobatan alternatif lainnya, sebab memiliki akar sejarah perkembangan dari
luar Indonesia. Pengobatan tersebut pada umumnya berakar dari agama dan budaya
Hindu, Islam, Budha dan Tao (Regional Health Forum, 1996:52).
Sistem pengobatan alternatif ini adalah sistem pengobatan alternatif yang berasal
dari Asia Tenggara dan negara-negara timur jauh (ibid,51). Secara filosofis sistem
pengobatan alternatif ini didasarkan pada pemahaman bahwa manusia merupakan
bagian dari alam manusia (microcosmos) dan alam (macrocosmos) yang saling
berhubungan secara harmonis. Sistem organisme manusia sangat dipengaruhi oleh
sistem dari alam sendiri.
Ada banyak jenis pengobatan yang bersumber dari ke 4 agama dan budaya itu.
Contoh penyembuhan ini adalah terapi ”Reiki”. Terapi ini merupakan satu teknik
penyembuhan yang berasal dari agama Budha. Teknik ini ditemukan kembali pada
Universitas Sumatera Utara
tahun 1800-an oleh Dr. Mikao Usui. Istilah Reiki berasal dari bahasa Jepang, ”Rei”
berarti universal, ”Ki” berarti tenaga kehidupan. Jadi terapi Reiki merupakan teknik
penyembuhan yang menggunakan tenaga kehidupan berupa energi universal yang dapat
menyembuhkan organ-organ tubuh manusia yangsedang mengalami sakit (Kompas, 1
Februari 2007). Selain itu terdapat juga jenis pengobatan lain seperti Akupuntur,
Refleksologi, Bekam, Seni pernapasan Yoga yang berasal dari Hindu, TaiChi dari China,
Ayurveda, penyembuhan dengan kristal dan banyak lagi teknik-teknik penyembuhan
yang memiliki akar perkembangan dari agama-agama yang tersebut di atas.
Namun yang menjadi ciri utama teknik-teknik ini adalah mengutamakan
keseimbangan di dalam tubuh. Penyakit merupakan akibat dari gangguan yang timbul
dari terganggunya keseimbangan tubuh. Keseimbangan tubuh dapat terganggu
diakibatkan oleh berbagai hal seperti perilaku, pekerjaan, makanan, pergantian hari dan
sebagainya yang terjadi di alam. Jadi secara umum jenis pengobatan ini merupakan
kumpulan terapi yang berakar dari budaya dan agama yang ada di Asia Tenggara dan
Timur Jauh.
3.2.4. Penyembuhan atau Pengobatan oleh Agama
Salah satu jenis pengobatan atau penyembuhan yang banyak diperoleh atau
didapat oleh masyarakat sekarang adalah pengobatan atau penyembuhan agama.
Disebut penyembuhan oleh agama disebabkan oleh penggunaan kepercayaan
keagamaan. Dalam penyembuhan ini kekuatan-kekuatan spiritual, divine (kepercayaan)
kepada Tuhan merupakan faktor penting dalam proses penyembuhan. Namun yang
Universitas Sumatera Utara
membuat berbeda dengan jenis penyembuhan lain adalah karena proses
penyembuhannya tidak mempercammpuradukan antara kepercayaan, keyakinan kepada
Tuhan dengan kekuatan-kekuatan lain ataupun alat-alat bantu penyembuhan lain yang
berasal dari satu tradisi penyembuhan kebudayaan tertentu. Jadi penggunaan doa
sebagai peranttara penyembuhan dalam penyembuhan ini merupakan instrumen penting
dalam proses penyembuhan.
Karakteristik terpenting dari jenis penyembuhan keagamaan adalah tidak
mengkomersilkan penyembuhannya kepada masyarakat. Penyembuhan keagamaan
tidak dipublikasikan secara khusus. Penyembuhan biasanya dilakukan bersamaan
dengan peningkatan keimanan orang yang beragama, sebab dalam agama yang
diutamakan bukan hanya kesehatan rohani dan jasmani pengikutnya, tetapi
kepercayaan, kepatuhan kepada yang mutlaklah (Tuhan) yang menjadi inti kepercayaan
terhadap agama.
Penyembuhan iini juga di dapat dalam agama Islam. Ayat-ayat yang terdapat di
dalam Al-Qur’an dipercayai dapat menyembuhkan penyakit jasmani maupun rohani
epanjang tidak merupakan bentuk Isakralisasi ayat namun hannya merupakan bentuk
pelahiran doa (Panji, 1999:47). Agama-agama lain juga demikian. Dalam ayat-ayat suci
agama yang dipercayai menggandung kekuatan penyembuh. Misalnya dalam Agama
Kristen, iman yang tinggi kepercayaan yang mendalam kepada Yesus yang dipercaya
mampu menyembuhkan penyakit apapun secara misterius. TetaPi lain halnya dengan
pengobatan alternatif Bapak Tabib Suryadi, di dalam prakteknya do’a dan memohon
kepada Tuhan Yang Maha Esa itu penting, karena menurutnya segala yang kita lakukan
Universitas Sumatera Utara
kalau tidak ada keyakinan dan keseriusan sambil memohon pada yang di atas itu semua
tidak ada artinya karena Tuhan yang menentukan.
3.2.4. Penyembuhan Natural Biologi
Penggunaan konsep Natural Biologi merupakan salah satu cara untuk
memasukkan semua jenis penyembuhan yang memiliki kedekatan dengan sistem
pengobatan medis. Metode penyembuhan maupun etiologi tentang penyakit dalam jenis
penyembuhan ini ada didasarkan pada penelitian-penelitian yang empirik, dan juga jenis
penyembuhan ini mengenal jenis-jenis penyakit dengan menggunakan istilah-istilah
yang juga digunakan pengobatan medis seperti diabetes, contoh dalam penyembuhan ini
adalah:
Refleksiologi
Dikenal juga dengan ”Zone Therapy” yaitu penyembuhan dengan menekan bagian-
bagian tertentu dari tangan dan kaki, bagi penyembuhan penyakit.
Chiropractic
Ilmu kesehatan tentang sistem saraf, energi yang mengalir melalui jaringan saraf
menentukan sehat dan sakitnya seseorang. Untuk itu energi yang mengalir melalui
sistem saraf harus dilancarkan guna baiknya struktur tubuh dan sel dalam organ tubuh.
Naturopathy
Menganggap penyakit merupakan dampak dari pelanggaran terhadap hukum alam.
Untuk itu perawatan (treatment) yang dilaksanakan adalah menggunakan makanan-
makanan alami, vitamin, sel-sel garam dan unsur-unsur yang terdapat di alam.
Universitas Sumatera Utara
Bekam
Teknik pengobatan dengan jalan membuang darah kotor (racun yang berbahaya) dari
dalam tubuh melalui permukaan kulit. Dengan melakukan penghisapan/vakum maka
terbentuklah tekanan negatif di dalam cawan/kop sehingga terjadi drainase cairan tubuh
berlebih (darah kotor) dan toksin, menghilangkan perlengketan/adhesi jaringan ikat dan
akan mengalirkan darah “bersih” ke permukaan kulit dan jaringan otot yang mengalami
stagnasi serta merangsang sistem syaraf perifer. Dalam sistem pengobatan alternatif
Bapak tabib Suryadi ini teknik penyembuhan natural biologi digunakan dalam
mengobati pasiennya pengobatan tersebut seperti bekam, akupuntur modern tanpa
menggunakan jarum, chiropractic dan refleksi. Pengobatan tersebut di perolehnya
secara turun temurun dan di pelajarinya selama 17 tahun.
3.3. Pengobatan Alternatif di Kota Medan
Pengobatan alternatif pada saat sekarang ini merupakan sistem pengobatan atau
penyembuhan yang banyak digunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia,
tidak terkecuali penduduk yang ada di kota Medan. Pemanfaatan jasa pengobatan
alternatif pada masyarakat kota Medan bukan sekedar fenomena temporal dan
kondisional, akan tetapi sudah menjadi satu fakta sosial yang tersebar luas dab
diterapkan secara universal di berbagai lapisan masyarakat Indonesia.
Maraknya pemanfaatan jasa di luar medis modern yang ilmiah merupakan suatu
bukti bahwasannya sistem kesehatan masyarakat telah mengarah pada revitalisasi
sistem pengobatan tradisional dan yang sejenisnya yang sebahagian besar lahir dari
Universitas Sumatera Utara
tradisi pengobatan yang di dasari oleh akar budaya maupun nilai agama masyarakat.
Revitalisasi berarti mementingkan kembali atau suatu proses pengutamaan, pemunculan
satu hal yang pernah ada pada saat masa yang lalu. Dengan kata lain sistem pengobatan
tradisional yang kemudian disebut sebagai pengobatan alternatif kembali penting,
diutamakan atau dimunculkan dalam sistem kesehatan nasional.
Salah satu indikator yang mendukung tentang meluasnya pemanfaatan jasa
pengobatan alternatif adalah banyaknya sarana jasa pengobatan tersebut di kota Medan.
Menurut pengamatan, tempat praktek pengobatan alternatif di kota Medan sudah
banyak dan beragam. Hampir disetiap pelosok kota Medan kini banyak dijumpai lokasi-
lokasi praktek pengobatan alternatif, tetapi untuk menunjukkan data manivest tentang
jumlahnya adalah sangat sukar. Data tertulis mengenai jumlah, jenis maupun metode
pengobatan yang dilakukan oleh sistem pengobatan alternatif di kota Medan tidak
dijumpai baik dari Dinas Kesehatan Kotamadya Medan maupun dari instuisi pengelola
kesehatan di kota Medan.
Data tentang sarana pengobatan alternatif juga penting, sebagai sutu elemen
dalam sistem kesehatan masyarakat adalah bermanfaat jika terdapat satu data tertulis
yang mencatat berbagai karekteristik sistem pengobatan alternatif. Sistem pengobatan
medis modern dan alternatif sama pentingnya, sebab sama-sam diperlukan oleh
masyarakat dalam upaya mndapatkan kondisi kesehatan seperti yang diinginkan. Dalam
sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1978 tentang penyembuhan tradisional
(tradisional healer) di lima Kabupaten di Sumatera Utara terlihat ada beberapa spesialis
dari dukun dikaitkan dengan jenis penyakit yang dapat ditangani. Penelitian tersebut
Universitas Sumatera Utara
dilakukan di lima Kabupaten yakni, Deli Serdang, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan,
Nias dan Kabupaten Karo. Penyembuh (healer) yang dijadikan responden merupakan
representasi dari lima etnis yang berada di lima Kabupaten tersebut, yakni etnis Melayu,
Batak Toba, Batak Mandailing, Karo dan Nias.
Melalui penelitian tersebut didapati bahwa praktek penyembuhan
alternatif/tradisional merupakan praktek penyembuhan yang umum dilakukan dan masih
bertahan sebagai sistem kesehatan masyarakat. Untuk menggambarkan pengobatan
alternatif di kota Medan adalah mengalami kesulitan, sebab tidak ditemukan data
skunder yang dapat menunjukkan sarana-sarana pengobatan alternatif yang masih aktif
beroperasi di kota Medan. Hal itu disebabkan banyaknya tempat praktek pengobatan
alternatif yang tidak mendapatkan izin praktek ke instuisi pemerintah yang menangani
kesehatan, sebagai perbandingan penelitian tentang penyembuh tradisional yang
dilakukan tahun 1978 di lima kabupaten, propinsi Sumatera Utara dapat dijabarkan
dalam penelitian ini. Penulis melihat bahwa masyarakat kota Medan merupakan
resprentasi dari seluruh Kabupaten yang ada di Sumatera utara.
Pengobatan alternatif di Kota Medan sangat beragam jenisnya. Ada penyembuh
yang masih bersifat tradisional sampai kepada penyembuhan alternatif modern yang
merupakan sistem pengobatan yang diadopsi dari tradisi penyembuhan di luar
Indonesia. Melalui pengamatan yang dilakukan ternyata pada saat sekarang ini telah
begitu tersebar di Kota Medan. Hampir di setiap pelosok terdapat tempat-tempat praktek
pengobatan alternatif. Beberapa tempat praktek ada yang menggunakan papan
pengumuman sebagai tanda pengenal ataupun sebagai media publikasi bagi masyarakat,
Universitas Sumatera Utara
namun ada juga penyembuh yang tidak memakai media publikasi formal seperti papan
pengumuman atau selebaran. Penyembuh jenis ini biasanya hanya mengandalkan
informasi yang bersifat primitif, yaitu dari mulut ke mulut. Mereka biasanya beroperasi
dalam skala geografis yang kecil, seperti di satu perumahan, kelurahan maupun
lingkungan tertentu. Keahlian yang mereka milikipun biasanya tidak banyak, artinya
spesifikasi penyakit maupun terapi yang dimiliki sudah sangat khas. Misalnya dukun
kusuk (messages), dukun terkilir dan penyembuh lain yang menanganinya penyakit-
penyakit ringan seperti batuk, penyakit kulit dan sebagainya.
Penyembuh ini biasanya juga tidak benar-benar berpropesi sebagai penyembuh
mereka mempunyai profesi lain, artinya keahlian yang mereka miliki tidaklah menjadi
profesi utama. Keahlian penyembuh hana sebagai pekerjaan sampingan yang dilakukan
atas dasar kemanusiaan dan tuntutan kepercayaan yang mereka miliki. Namun, berbeda
dengan pengobatan alternatif Bapak Tabib Suryadi dalam penyembuhannya, ia
menjadikan kegiatan penyembuhan sebagai pekerjaan yang utama, ia melakukan
praktek secara terbuka di masyarakat. Publikasi merupakan faktor penting bagi
kelancaran prakteknya, di depan tempat praktek terdapat papan yang bertuliskan
penyembuh, keahliannya, jenis penyakit yang dapat ditangani sampai kepada waktu
buka praktek pengobatannya.
3.4. Pengobatan Alternatif Sempurna
Pengobatan Alternatif Bapak Tabib Suryadi di Kelurahan Tanjung Rejo
Kecamatan Medan Sunggal telah membuka prakteknya selama 4 tahun, sebelumnya ia
Universitas Sumatera Utara
telah membuka prakteknya di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung,
Surabaya juga Yogyakarta dan akhirnya ia memutuskan hanya membuka prakteknya di
Kota Medan saja tanpa ada cabang di tempat-tempat yang lain, ia beralasan bahwa ia
belum menurunkan ilmu pengetahuannya kepada orang lain karena ia takut di
salahgunakan oleh orang lain.
Tabib yang bernama asli Sayyeb Ayub Alaydrus ini telah membuka prakteknya
kurang lebih 17 tahun, ia mendapatkan ilmu pengobatan yang sekarang digunakannya
dari kakeknya yang telah meninggal 2 tahun lalu, yang bernama Suryadi, hal tersebutlah
yang membuat Tabib tersebut menggunakan nama kakeknya sebagai nama kecilnya,
karena nama Suryadi lebih di kenal pasien-pasiennya. Bapak Tabib Suryadi belajar
bagaiman cara pengobatan, peracikan ramuan dan banyak hal tentang pengobatan
dengan kakeknya. Tabib yang sekarang berumur 43 tahun ini telah banyak mengobati
pasiennya, kebanyakan pasien yang diobatinya mengalami penyakit lambung, tumor
dan infeksi saluran pernapasan akut dan insyaAllah semua pasien yang telah di obatinya
sembuh dan puas dalam pengobatannya.
Praktek penyembuhan Bapak Tabib suryadi terletak di tengah kota. Ruang
pengobatannya hampir sama dengan ruang praktek dokter, yakni ada ruang tunggu yang
di lengkapi seorang resepsionis dan ruang praktek. Pada dasarnya media publikasi yang
dilakukan Bapak tabib Suryadi adalah dari mulut ke mulut, namun ia juga memakai
papan nama, kartu nama dan selebaran yang berisi keterangan lengkap tentang jenis
pengobatan yang dilakukan. Walaupun pengobatan alternatif Bapak tabib Suryadi ini
baru 4 tahun membuka prakteknya di Kota Medan, pengobatan ini cepat dapat diterima
Universitas Sumatera Utara
masyarakat. Suasana maupun sistem penyembuhan yang diterapkan sistem
penyembuhan ini memperlihatkan suasana lin, dimana tidak terdapat suasana yang
menyeramkan seperti pengobatan-pengobatan lain. Suasana diciptakan sedemikian rupa
sehingga menghilangkan kesan ”gelap” dan misterius, semuanya dilakukan secara
terbuka dan bersahabat.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
PEMANFAATAN PENGOBATAN ALTERNATIF ”SEMPURNA”
4.1. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Keberadaan Pengobatan Alternatif
Sempurna.
Di Indonesia, seperti halnya di Kota Medan, banyak terdapat pengobatan-
pengobatan alternatif seperti akupuntur, pijat refleksi, ceragem, herbal terapi, yoga yang
menjadi tujuan masyarakat untuk menjadikannya sebagai salah satu pilihan yang banyak
diminati. Fenomena penggunaan pengobatan alternatif di masyarakat Indonesia
merupakan kecendrungan yang berkembang di seluruh kalangan masyarakat.
Masyarakat berbagai status menunjukkan kecendrungan menggunakan pengobatan
alternatif dalam pengobatannya.
Hal ini dikuatkan oleh Nico. S. Kalangie (1994:129) dengan mengatakan bahwa
”...At the same time it would be foolish to assume yhay aventually traditional nmedicine
and popular care will die or wither on vine. First of all, jamu tonics and the like are
believe in implicity by even educated Indonesian, physician included...”. Terjemahan
bebasnya adalah ...” pada saat bersamaan adalah suatu kebodohan jika menganggap
pengobatan tradisional dan popular telah ditinggalkan. Terutama semua jamu dan
sejenisnya secara implisit bahkan dipercayai oleh orang Indonesia yang berpendidikan
termasuk dokter.
Keesing (1989) mengatakan bahwa pengetahuan yang berada di kepala
seseorang merupakan hal yang sudah ada atau terlukiskan dibenak orang tersebut,
dimana pengetahuan ini akan membatu orang tersebut untuk bertindak lebih lanjut, dan
Universitas Sumatera Utara
mengantikan budaya sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari. Keseluruhan
pengetahuan yang dipunyai oleh manusia sebagai mahkluk sosial yang isinya adalah
seperangkat model pengetahuan yang secara selektif dapat digunakan untuk memahami
dan menginterprestasikan lingkungan yang dihadapinya dan untuk menolong serta
menciptakan tindakan-tindakan yang diperlukan. Sistem pengetahuan dapat dibagi 2
(dua), yaitu :
1. Sistem pengetahuan realita, yaitu pandangan atau penafsiran terhadap suatu
objek yang didasarkan kepada realitas suatu fenomena yang dapat dikaji secara
ilmiah dan secara material dapat terasa.
2. Sistem pengetahuan non realitas yaitu pandangan atau penafsiran terhadap
sesuatu objek yang didasarkan pada sifat tahayul atau mitos yang berkembang
dalam suatu kelompok masyarakat setempat (Noerhadi dalam Alfian, 1985: 209)
Pengetahuan realita di dalam pengetahuan masyarakat mengenai pengobatan
alternatif disini adalah pengetahuan masyarakat yang dalam sistem pengobatannya
dapat diterima akal dan pikiran dan dikaji secara ilmiah, misalnya pengobatan bekam
yang berasal dari Arab, teknik pengobatan dengan jalan membuang darah kotor atau
racun yang berbahaya dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Sedangkan sistem
pengetahuan non realita merupakan sistem pengetahuan manusia yang dalam
penyembuhannya tidak masuk akal dan di luar realitas manusia, misalnya sistem
pengobatan dengan menggunakan tenaga dalam, magic dan kebatinan. Pengetahuan
masyarakat berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainya,
Universitas Sumatera Utara
apalagi dalam pengetahuan mereka mengenai pengobatan alternatif. Seperti ungkapan
informan ini, ia mengungkapkan :
“Dalam penyembuhan penyakit, saya lebih mempercayai dan menyukai pengobatan yang realita, yang telah teruji kebenarannya dan masuk akal. Kalau dukun-dukun gitu saya sama sekali tidak mempercayainya, saya lebih menyerahkan kepada yang di atas saja”.
Pengetahuan masyarakat dalam memilih penyembuhan penyakitnya diperoleh
dari pengalaman serta dorongan lingkungannya yang menghasilkan tingkah laku yang
disebut juga dengan budaya (Spradley, 1980). Kebudayaan menentukan sesuatu dapat
dikatakan sebagai penyakit atau sesuatu itu tidak dianggap sebagai suatu penyakit.
Pendefinisian penyakit dalam suatu masyarakat dan kebudayaan berbeda–beda, adanya
pendefinisian yang berbeda–beda ini terjadi karena dipengaruhi oleh letak geografis,
kondisi alam dan lingkungan, makanan, pola makan serta kebiasaan makan. Menurut
beberapa informan, mereka mengenal dan mengetahui tentang perkembangan
pengobatan alternatif sejak lama. Seperti halnya yang di ungkapkan oleh Bapak Amir
Siregar :
”Saya sudah mengetahui sejak lama tentang pengobatan-pengobatan alternatif. Dan sekarang makin lama makin banyak pengobatan-pengobatan alternatif yang bermunculan. Tetapi saya tidak begitu saja percaya terhadap penyembuhan tersebut, sebelum saya melihat sendiri hasil orang telah memperoleh kesembuhan”.
Lain halnya dengan Bapak Amir Siregar, Ibu Muliana 32 tahun mengetahui
kegunaan pengobatan alternatif baru setahun belakangan ini, seperti yang
diungkapkannya berikut ini :
”Saya kira pengobatan alternatif itu adalah pengobatan magic, dukun atau penyembuhan santet-santet gitu. Tetapi, setelah tetangga saya yang mengalami penyakit kelenjar payudara berobat ke pengobatan alternatif,
Universitas Sumatera Utara
baru saya mengetahui bahwa pengobatan alternatif itu dapat menyembuhkan penyakit kronis juga”.
Bapak Rizal yang juga menggunakan jasa pengobatan alternatif mengatakan
pengetahuannya tentang pengobatan alternatif sebagai berikut :
”Sekarang ini banyak sekali bermunculan pengobatan-pengobatan alternatif yang menawarkan kesembuhan, seperti akupuntur, pijat refleksi dan ceragem yang lagi banyak digemari masyarakat sekarang ini. Serta, pengobatan-pengobatan alternatif lain, sekarang ini tergantung kita untuk memilih pengobatan yang mana yang baik buat kita dan kita juga harus lebih teliti, mana penyembuhan yang masuk akal kita dan terjamin kesembuhannya”.
4.2. Hal-Hal yang Mendasari Penggunaan Pengobatan Alternatif Sempurna
Ada dua faktor yang menjadi pendorong masyarakat memanfaatkan pengobatan
alternatif. Faktor yang pertama adalah faktor pendorong. Faktor pendorong ini
menjelaskan latar belakang masyarakat menggunakan dalam sistem pengobatan di luar
pengobatan medis kedokteran. Sedangkan faktor kedua adalah faktor penarik. Faktor
penarik merupakan faktor yang berada di luar si penderita penyakit yang membawa
penggunaan pengobatan alternatif.
Pemanfaatan pengobatan alternatif pada saat sekarang ini sudah menjadi
pandangan yang lazim dalam sistem kesehatan masyarakat. Latar belakang pemanfaatan
pengobatan alternatif (Alternatif Medicine) pada masyarakat ditentukan oleh beberapa
faktor. Faktor-faktor yang mendorong seseorang yang sedang sakit, yang menggunakan
pengobatan ekstra medis diakibatkan oleh banyak hal. Faktor pendorong masyarakat
memanfaatkan pengobatan alternatif yaitu, pengalaman negatif terhadap pengobatan
modern, keluarga dan Lay reffeal group lain, pelengkap dari pengobatan modern serta
Universitas Sumatera Utara
pengobatan yang unik, holistik dan mempunyai kesejajaran kedudukan antara penyebuh
dan pasien.
4.2.1. Pengalaman Negatif Terhadap Pengobatan Modern
Pada umumnya, seseorang yang merasa menderita suatu penyakit (illnes) sudah
pasti akan mencari sumber-sumber pengobatan. Sumber-sumber pengobatan yang
dipilihnya merupakan sistem pengobatan yang memiliki kesesuaian dan tidak
bertentangan dengan kepercayaannya. Pemilihan suatu sistem pengobatan dipengaruhi
oleh pemahaman maupun pengetahuan tentang penyakit untuk selanjutnya menentukan
sistem pengobatan apa yang akan dipilihnya. Jadi, seseorang yang memiliki pemahaman
yang rasional tentang penyakit akan memilih sistem diagnosa dan terapi yang dapat
diterima akal dan tidak bertentangan dengan pandangan rasionalnya tentang dunia.
Dalam hal ini seseorang yang masuk ke dalam masyarakat golongan menengah
hingga atas akan memilih pengobatan yang dapat diterima akal, yakni pengobatan
formal biomedikal modern yang berasal dari Barat. Hal tersebut sudah merupakan
pemandangan biasa. Namun sekarang ini masyarakat yang tergolong memiliki
intelektualitas tinggi dan modern telah memanfaatkan obat-obatan di luar medis
kedokteran. Mereka mendatangi tempat-tempat praktek tabib, dukun maupun praktisi-
praktisi pengobatan alternatif lainnya
Melalui data yang didapat dari tiap-tiap informan, salah satu penyebab
munculnya keinginan untuk memanfaatkan pengobatan alternatif adalah di akibatkan
oleh pengalaman negatif pada sistem pengobatan modern. Rata-rata informan
Universitas Sumatera Utara
menjelaskan bahwa setelah dinyatakan menderita penyakit dari pemeriksaan
laboratorium maupun dokter (disease) maka langkah pertama yang mereka lakukan
adalah mengunjungi dokter ataupun paramedis yang ada di rumah sakit.
Namun dari kunjungan pengobatan yang dilakukan ternyata banyak yang tidak
memuskan mereka. Banyak penyakit yang mereka derita tidak menunjukkan
kesembuhan maupun perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diinginkan.
Pengalaman negatif dengan sistem pengobatan medis kedokteran ini sangat berpengaruh
terhadap tindakan selanjutnya yang akan diambil oleh seorang pasien. Bagaimanapun
juga seorang yang menderita penyakit berusaha memperoleh kesembuhan melalui
kunjungannya ke dokter. Jika dokter tidak dapat memberikan kesembuhan maka hal itu
akan membuka kemungkinan seorang pasien untuk menghentikan pencaharian
pengobatan (discontunity).
Hal tersebut dialami oleh seorang informan saya yang bernama Bapak Rizal
berumur 46 tahun, ia mengalami sakit yang luar biasa di bagian leher belakang. Akibat
yang ditimbulkan sangat mengganggu aktivitasnya sebagai seorang pegawai negri,
dengan segera ia memeriksakan penyakit tersebut. Tindakan pertama yang dilakukannya
adalah mengkonsultasikan keluhan tersebut kepada seorang dokter yang juga temannya.
Setelah dilakukan diagnosa awal dokter tidak menemukan penyakit yang diderita.
Selanjutnya, dokter pun menganjurkan informan untuk menjalani proses
pemeriksaan yang mendalam di salah satu rumah sakit swasta terkenal di Kota Medan.
Namun dari hasil pemeriksaan ternyata juga tetap tidak ditemukan jenis penyakit yang
diderita. Akan tetapi yang membuat informan makin tidak mengerti adalah bukannya
Universitas Sumatera Utara
penyakit yang diderita yang terdeteksi, namun malah ditemukan adanya gangguan
masalah kesehatan lain yakni, jantung yang selama ini tidak pernah mengalami
gangguan.
Melihat tersebut informan mencari seorang dokter ahli syaraf. Setelah diadakan
diagnosa, dokter tersebut kemudian mempromosikannya kepada seorang dokter tulang.
Melalui diagnosa yang panjang dan rumit oleh kedua dokter inilah baru kemudian
ditemukan bahwasannya penyakit yang diderita adalah penyempitan syaraf yang
diakibatkan terjadinya pengapuran (spondilosis) di bagian belakang leher.
Setelah diketahui jenis penyakitnya maka informan mengunjungi praktisi
physiotherapy. Kunjungan ini sendiri merupakan promosi yang diberikan oleh dokter
ahli tulang yang merawatnya. Menurut dokter tersebut, penyakit sejenis pengapuran
dapat ditangani oleh seorang physiotherapy. Namun, penyakit yang dideritanya tidak
kunjung menunjukkan kesembuhan. Malah terlihat semakin menyiksa akibat banyaknya
aturan yang harus dijalankan informan. Hal itu tampak dari ungkapan informan berikut
ini.
”...sewaktu saya mendapatkan terapi dari physiotherapy, yang saya rasakan bukannya semakin baik, tetapi malah saya semakin tersiksa, karena cara kerjanya yang manual sangat sakit sehingga dampaknya bagi saya sangat besar”. Ungkapan tersebut menunjukkan kekecewaan dan ketidakpuasan terhadap
sistem pengobatan medis. Hal ini merupakan suatu pengalaman negatif yang
kemungkinan akan menambah kecendrungan pemanfaatan pengobatan alternatif. Hal ini
juga dipertegas oleh Bapak Tabib Suryadi yang mengatakan hal yang tidak jauh berbeda
ia juga menjelaskan :
Universitas Sumatera Utara
”...selain kendala ekonomi, hal utama yang menyebabkan masyarakat pergi ke pengobatan alternatif seperti pengobatan saya ini adalah keputusasaan sudah mendapatkan pengobatan dokter. Banyak dokter yang tidak bisa mendeteksi dan menyembuhkan penyakit, sehingga orang akan lari ke ukun, tabib dan yang sejenisnya”.
Tidak dapat disangkal bahwa dokter Indonesia merupakan penyumbang utama
yang menyebabkan masyarakat banyak mendatangi pengobatan alternatif. Masih
menurut Bapak Tabib Suryadi, ia menganggap banyak dokter yang masih
berpandangan profesinya sebagai lahan cari makan dan kekayaan. Pasien masih belum
diperlakukan sebagai organisme yang memiliki jiwa, yang punya perasaan dan emosi.
Akan tetapi dianggap objek pemasukan uang yang tidak memiliki perasaan sehingga
diagnosa dan terapi yang dilakukan bukanlah terapi dan diagnosa yang manusiawi.
Kunjungan-kunjungan ke dokter bagi masyarakat merupakan langkah pertama
yang dilakukan. Begitu percayanya masyarakat dengan peran seorang dokter dalam
menangani penyakit. Besar harapan seorang pasien untuk sembuh. Dengan partisipasi
yang minimal seorang pasien rela menyerahkan hidupnya kepada seorang dokter, yang
kemungkinan belum pernah dikenalnya. Tetapi banyak kunjungan-kunjungan tersebut
yang mengecewakan pasien.
Hubungan antara dokter dengan pasien merupakan hubungan kepercayaan. Ada
unsur persetujuan di dalamnya. Seseorang yang menderita penyakit yang meminta
kepada seseorang dokter untuk menyembuhkan penyakitnya dan dokter tersebut
menyetujuinya maka saat itu terjadi suatu persetujuan, atau dengan kata lain terjadi
transaksi tearapeutik antara dokter dan pasien (Bahri, 1998:5).
Universitas Sumatera Utara
Hubungan tersebut haruslah hubungan antara manusia dengan manusia. Suatu
hubungan yang dibuat dengan atas kepercayaan. Dokter tidak berhak mengabaikan hak
pasien walaupun pasien dalam kondisi pasrah atau pasif. Namun pasien sendiri
sebenarnya memiliki hak dalam hubungannya dengan dokter. Hak akan pelayanan
kesehatan merupakan hasil dari kontrak antara kedokteran dan masyarakat dan antara
dokter dan pasien (Hadjidjah, 1997:5)
Antara dokter dan pasien telah tercipta suatu aturan main yang harus dijalankan.
Tidak boleh ada yang dirugikan antara kedua belah pihak. Namun dalam
pelaksanaannya banyak yang tidak demikian. Beberapa kasus menunjukkan
bahwasannya terdapat banyak kejanggalan dan pelanggaran dalam hubungan dokter dan
pasien. Dalam hal ini pasienlah yang banyak menderita kerugian. Seperti ini terjadi pada
kasus di Puskesmas Pati tanggal 4 Januari 1979. Kelalaian dokter mengakibatkan
meninggalnya seorang pasien (Bahri, 1998:10).
Secara tidak langsung kasus-kasus seperti itu akan sangat mengganggu
perkembangan sistem kesehatan modern, khususnya bagi sosok dokter. Masyarakat
yang mengamati gejala-gejala tersebut mau tidak mau akan terpengaruh. Stigma
hubungan dokter pasien seperti itu akan membangun suatu tatanan nilai tersendiri bagi
masyarakat sehingga secara tidak langsung akan terbangun pula sistem tindakan
kesehatan yang mengikutsertakan unsur pengobatan alternatif di dalammya.
Namun tidak seluruhnya pilihan ke pengobatan alternatif merupakan dampak
dari buruknya hubungan dokter dan pasien atau sistem pengobatan modern dengan
masyarakat. Di masyarakat juga terdapat keyakinan bahwasannya sistem pengobatan
Universitas Sumatera Utara
medis kedokteran tetap fungsional dalam kesehatan masyarakat. Kegagalan dokter
maupun paramedik lainnya bukan dianggap sebagai aib sistem kesehatan ilmiah ini,
namun merupakan salah satu sub sistem dalam keseluruhan sistem kesehatan
masyarakat. Hal tersebut dapat dillihat dari ungkapan seorang informan.
”Saya ke pengobatana alternatif disebabkan saya tidak memperoleh kesembuhan dari pengobatan dokter. Namun itu pun alternatif terakhir, bukan berarti saya tidak mempercayai dokter, tapi kebetulan saja, mungkin dokterlagi sedang tidak manjur. Lain kali kalau saya sakit, toh saya tetap pertama kali akan ke dokter” Informan juga beranggapan bahwa tidak selamanya dokter dapat
menyembuhkan penyakit. Kadangkala dokter juga tidak mampu menyembuhkan
beberapa jenis penyakit tertentu. Namun peran dokter dianggapnya tetap perlu dan
masih menjadi pilihan utama. Lagi pula ada juga kemungkinan bahwasannya paramedis
melakukan kesalahan sehingga tidak maksimal melakukan diagnosa dan terapi. Hal itu
wajar saja sebab semua sistem pengobatan memiliki keterbatasan.
Salah satu unsur pengobatan medis kedokteran yang banyak diterapkan bagi
seorang penderita sakit adalah tindakan operasi (surgery). Tindakan operasi merupakan
ciri khas dari pengobatan medis. Penyakit yang akut seperti kanker , tumor,
penyempitan pembuluh darah dan yang lainnya dalam kacamata dunia kedokteran dapat
ditangani melalui tindakan operasi sering dijadikan tindakan akhir (terminal) jika tidak
ditemukan alternatif tindakan lain. Namun banyak kejadian dimana tindakan operasi
sering tidak menghasilkan apa-apa bahkan dapat memperburuk keadaan. Hal-hal seperti
inilah yang menakutkan masyarakat. Tindakan operasi yang disertai dengan pembiusan
Universitas Sumatera Utara
(lokal maupun menyeluruh) merupakan tindakan penyerahan hidup kepada orang lain,
yaitu dokter. Hal tersebut merupakan kondisi yang menakutkan bagi pasien.
Menurut Bapak Tabib Suryadi memiliki pandangan tentang maraknya
pemanfaatan pengobatan allternatif, khususnya pengobatan alternatif yang di
jalankannya. Pada umumnya pengobatan alternatif rata-rata memiliki pandangan yang
lebih unik sekaligus manusiawi. Terapi yang diterapkan adalah praktek pengobatan
yang mengikutsertakan peran pasien. Pasien dianggap benar-benar sebagai manusia
yang tidak hanya butuh kesembuhan, namun juga jauh dari rasa ketakutan. Ia
mengambil contoh tentang tindakan operasi. Dokter dianggap terlalu mudah men
justifikasi tindakan operasi (surgery) pada seorang pasien. Padahal masih ada alternatif
tindakan lain yang dapat dilakukan. Secara lengkap Bapak Tabib Suryadi
mengemukakan:
”Dokter sekarang terlalu gampang mengatakan harus operasi, padahal operasi itu tidak gampang.. Banyak resikonya dan juga mahal, padahal hasilnya belum tentu, Orang kan, takut kalau dioperasi. Mereka kalau disuruh milih tentu menghindari operasi”.
Hal tersebut menunjukkan bahwasannya tindakan operasi bukanlah pilihan yang
populer di masyarakat dan informan juga mengatakan bahwa banyak pasien-pasien yang
sebelumnya diharuskan menjalani operasi di rumah sakit kini menjadi pasiennya.
4.2.2. Pengobatan Alternatif Sempurna Sebagai Pelengkapan Pengobatan
Salah satu unsur yang mempengaruhi seseorang mengambil tindakan untuk
memperoleh kesehatan adalah unsur pandangan individu tentang beratnya penyakit
yang dideritanya (perceived seiousness). Semakin tinggi kesulitan dan resiko yang
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan dapat ditimbulkan oleh suatu penyakit maka akan mempengaruhi pada
semakin besarnya ancaman suatu penyakit (Sarwono; 1997,67). Semakin besarnya
ancaman akan mempengaruhi besarnya kemungkinan seseorang akan mengambil
tindakan pengobatan.
Seseorang yang merasa lebih terancam terhadap dampak yang timbul dari suatu
penyakit akan mengambil tindakan pengobatan yang berbeda dari orang yang akan
hanya mendapatkan penyakit yang ringan dan tidak mengganggu bagi hidupnya. Jika
suatu penyakit dapat menimbulkan sesutu yang fatal bagi seseorang, misalnya
kelumpuhan, kebutaan total, amputasi, ataupun cacat tubuh maka orang tersebut akan
cendrung mengambil tindakan pengobatan yang lebih sering dan mendalam. Apabila
kemampuan untuk menggerakkan anggota tubuh, mobilitas dan kemampuan untuk
menjalankan kegiatan-kegiatan yang utama sudah terancam dan kemungkinan tidak
dapat dilakukan lagi, ketakutan, bahkan tekanan kejiwaan yang berat merupakan
implikasinya. Artinya ancaman bukan hanya mengakibatkan tekanan psikologis yang
merupakan dampak subyektif namun juga dapat meningkatkan kualitas tindakan
pengobatan.
Semakin besar resiko yang dapat ditimbulkan penyakit maka akan dapat
memperbesar ancaman dari penyakit tersebut dan kemudian akan memperbesar pula
dorongan untuk melakukan tindakan penyembuhan. Tindakan penyembuhan bukan
hanya bersifat peningkatan frekwensi kunjungan ke pengobatan medis semata
(profesional sector) maupun tindakan pengobatan sendiri (self medication), namun juga
akan memilih semua sistem pengobatan yang ada, tidak tertutup kemungkinan pada
Universitas Sumatera Utara
sistem pengobatan yang kontradiktif dengan pengetahuan tentang pengobatan.
Maksudnya adalah ancaman yang besar dapat menghilangkan rasionalitas atau aspek
kognitif dari seseorang. Walaupun seseorang memiliki pandangan subyektif yang ilmiah
tentang suatu penyakit maupun penyembuhan dan hanya mempercayai sistem
pengobatan Barat yang modern dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, hal itu
dapat hilang ketika munculnya ancaman yang besar dari suatu penyakit. Seseorang yang
sudah terancam akan cendrung memilih semua kemungkinan penyembuhan yang ada.
Seorang informan melakukan hal demikian. Informan yang bernama Amir
Siregar merupakan seorang sarjana hukum pernah mengalami penyakit yang
menyebabkan hilangnya rasionalitas yang dimilikinya. Penyakit yang dideritanya
tergolong penyakit degeneratif yakni dibetes, darah rendah dan asam urat. Sebenarnya
ia memiliki pandangan yang sangat rasional tentang penyakit. Penyakit yang diderita
menurutnya akibat dari cara hidup yang tidak sehat. Makan secara berlebihan dan
kurang olah raga yang dijalaninya selama berpuluh tahun. Ditambah lagi dengan
pekerjaannya yang sangat berat di kantor, membuat ia tidak memiliki aktivitas lain yang
dapat membantu menyegarkan kesehatannya.
Sewaktu pertama sekali ia mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit
muncullah ketakutan yang luar biasa. Ungkapan informan berikut akan menjelaskan
ketakutan yang ia alami :
”Pada saat itu saya merasakan sangat takut. Saya sampai stress akibat penyakit ini. Karena saya takut kalau penyakit ini nanti dampaknya berat. Karena saya dengar kalau penyakit diabetes sulit sembuhnya. Setelah itu saya sering menangis sendiri. Sama keluarga, saya sering emosi, marah tanpa sebab. Pokoknya saya sangat despresi waktu itu”.
Universitas Sumatera Utara
Tindakan pertama setelah mengetahui penyakit tersebut adalah mengunjungi
dokter. Karena ia percaya bahwa penyakitnya hanya dapat disembuhkan oleh dokter.
Setelah mengunjungi dokter ternyata hasilnya baik, kadar gulanya menurun. Akan tetapi
walaupun demikian selain mendapat perawatan dokter, pengobatan alternatif juga
ditempuh oleh informan yang berasal dari suku Bangsa Gayo ini.
Pada saat penyakitnya sudah mulai muncul, tampak suatu perubahan yang
sangat besar dengan fisiknya. Tubuhnya tampak semakin mengecil. Ia semakin cepat
lelah, sering haus dan buang air kecil ditengah malam. Melihat dampak tersebut maka
informan menjadi takut dan gelisah. Ketakutannya tersebut bukan hanya mengakibatkan
semakin intensifnya ia mengunjungi dokter, namun ia berusaha mencari alternatif
pengobatan lain di luar dokter. Menurutnya, apa yang dilakukan merupakan hal yang
wajar sebab semua orang sakit butuh kesembuhan, jadi semua jenis pengobatan dapat
dicoba. Hal tersebut di jelaskannya yakni :
”Selain pengobatan dokter, ya...! Tidak apa-apa jika ke pengobatan lain. Kalau memang ada manfaatnya kenapa tidak, siapa tahu bisa sembuh”.
Kadar ancaman suatu penyakit juga berbeda antara satu dengan orang lain,
bahkan dapat berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat lain yang memiliki
budaya yang berbeda. Seseorang yang merasa memiliki peran yang penting di
masyarakat, misalnya dalam kedudukannya di lingkungan pekerjaan akan menanggapi
ancaman suatu penyakit secara berbeda. Ancaman bukan hanya secara sosial, ancaman
psikologis juga mendorong tindakan irrasional dalam hal perilaku sakit. Seseorang yang
merasa tertekan jiwanya akan kehilangan pandangan kognitifnya tentang kesehatan.
Seorang informan mengalami hal yang demikian. Konflik yang terjadi antara dia dan
Universitas Sumatera Utara
mertuanya telah mengakibatkan kondisi tertekan. Perlakukan-perlakuan yang
diterimanya telah menimbulkan stress dalam kehidupan pribadi, sehingga sampai
berdampak psikologis yang cukup. Tentang hal itu ia mengatakan :
”...mertua saya tidak senang pada saya. Karena kami tinggal di rumah mertua saya. Keluarga saya dianggap keluarga paling miskin diatara anak-anaknya. Saya jadi stress menghadapi itu, sehingga saya sering kelelahan dan sakit di perut saya. Hidup saya jadi tidak tentram dan pekerjaan saya sering terganggu”. Tekanan-tekanan psikologis kejiwaan dalam hal ini bukan hanya akan
berdampak secara psikis semata, namun efek yang dirasakan informan dirasakan
berwujud kerusakan pada jaringan tubuh. Hal ini mengakibatkan adanya peningkatan
upaya tindakan pengobatan. Melihat ancaman yang semakin besar terhadap hubungan
sosialnya mengakibatkan terjadinya penggunaan pengobatan alternatif sebagai pilihan
pengobatan.
Stigma yang ada di masyarakat tentang pengobatan alternatif adalah sebagai
sistem pengobatan yang bersifat irrasional dan tidak dapat dijelaskan secara ilmiah
dalam hal diagnosa dan terapinya. Penggunaan mantera-mantera dan doa dalam praktek
penyembuhan alternatif mengakibatkan pandangan yang tidak jelas tentang sistem
pengobatan alternatif. Pandangan tentang pengobatan alternatif di Indonesia juga
mendukung hal tersebut. Keanekaragaman pengobatan alternatif dengan terapi dan
diagnosa yang digunakan belum pernah dijadikan penelitian ilmiah sehingga aspek
keilmiahan (empirisme) pengobatan alternatif Indonesia tidak ditemui (Majalah
Kesehatan Masyarakat, 1984:231).
Universitas Sumatera Utara
Walaupun demikian kepercayaan terhadap pengobatan alternatif juga
menunjukkan perkembangan. Masyarakat tidak mempersoalkan apakah terapi
penyembuhan alternatif merupakan praktek yang rasional atau tidak, namun
mempercayai ada manfaat dari penyembuhan non medis ini (Kompas, 1999).
Pengobatan alternatif merupakan tindakan yang diambil ketika pengobatan lain tidak
membawa hasil. Pengobatan alternatif yang dianggap kurang dapat diterima akal sering
dijadikan pilihan penting dan masuk ke dalam kesehatan masyarakat, walaupun
cendrung bertentangan dengan asas rasionalitas dan logika kedokteran, pengobatan
alternatif jelas-jelas dijadikan alternatif pilihan.
Upaya rasionalisasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor yang pertama
adalah maraknya tawaran dan publikasi tentang pengobatan alternatif. Selain
pemanfaatan jamu-jamuan (herb) ataupun ramuan-ramuan telah berkembang pula pada
saat ini terapi-terapi pengobatan yang mengutamakan penyembuhan melalui
kepercayaan. Unsur-unsur kepercayaan merupakan penemuan baru yang mempengaruhi
proses penyembuhan. Di negara-negara Barat sekarang perkembangannya pengobatan
alternatif sangat pesat. Mereka mencanangkan konsep pengobatan ”back to basic”.
Kembali ke nilai-nilai tradisi pengobatan lama yang dikemas secara modern. Bapak
Tabib Suryadi mengatakan:
”Revitalisasi pengobatan alternatif itu diakibatkan banyaknya tawaran-tawaran orang kembali percayya kepada pengobatan tradisional, sebab obat-obatan itu sudah melalui penelitian ilmiah dan tidak menggunakan bahan-bahan sintetis dan obat-obatan alternatif menggunakan obat-obatan yang modern”.
Universitas Sumatera Utara
Artinya disini, informasi-informasi pengobatan alternatif dari dunia Barat sangat
mempengaruhi rasionalisasi pengobatan alternatif masyarakat Indonesia. Penelitian
laboratorium eksperimen dunia akademis mendukung berkembangnya penyembuhan-
penyembuhan alternatif, seperti yang terjadi di negara-negara Eropa, sekarang ini
banyak berdiri tempat-tempat meditasi, padepokan-padepokan aliran kepercayaan, dan
organisasi-organisasi spiritual yang menjanjikan ketenangan jiwa bahkan kesembuhan
fisik maupun mental seseorang. Kepercayaan- kepercayaan baru (esoterik)
berkembangbukan tanpa alasan tetapi memang berdasarkan kebutuhan. Praktek esoterik
seperti mediasi, tai chi, shiatshu, yoga dan lain sebagainya itu merupakan upaya
pencarian penyembuhan fisik maupun mental yang dilakukan oleh orang-orang Barat
yang dikenal rasional dan hal ini akan mempengaruhi ke belahan bumi lain (Ummat,
1996:40-56). Masih menurut Bapak Tabib Suryadi yang jenis pengobatan yang
dilakukannya, yaitu refleksi, bekam dan akupuntur modern tanpa jarum mengatakan
bahwa:
”Pengobatan saya ini tidak bertentangan dengan dokter karena pemahaman saya tentang sakit tidak beda. Sakit itu diakibatkan ketidakseimbangan. Untuk itu perlu di keseimbangkan. Caranya dengan mengalirkan energi ke bagian tubuh yang tidak seimbang itu. Di negara Barat, pengobatan alternatif sudah berkembang. Di Indonesia saja yang belum. Lagi pula banyak penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan kedokteran medis. Penyakit-penyakit itu dinamakan penyakit ekstra medis yang hanya dapat disembuhkan dengan penyembuhan alternatif. Persoalannya, pengoatan alternatif di Indonesia harus dikembangkan agar dapat diterima masyarakat”.
Faktor ketiga yang mempengaruhi rasionalisasi tindakan pemahaman
penyembuhan alternatif adalah adanya penggunaan simbol-simbol modernitas dalam
praktek pengobatan alternatif. Pada saat sekarang ini banyak praktek-praktek
Universitas Sumatera Utara
pengobatan alternatif yang memanfaatkan peralatan-peralatan teknologi canggih dalam
proses diagnosa maupun terapinya. Selain itu peralatan material modern banyak juga
praktisi pengobatan alternatif yang memperoleh pendidikan formal tentang pengobatan
alternatif. Pendidikan formal tersebut rata-rata didapat pula dari luar negri seperti China,
India, Malaysia dan Singapura.
Praktek-praktek pengobatan alternatif yang banyak menggunakan simbol-simbol
modernitas tersebut sering dinamakan pengobatan alternatif modern. Penggunaan
simbol-simbol ini sangat mempengaruhi tindakan, apalagi orang-orang yang tergolong
masyarakat kelas atas dan berpendidikan yang dijuluki orang-orang modern. Mereka
butuh pembenaran atas tindakan yang mereka lakukan dan hal itu mereka dapati ketika
mereka menemukan peralatan dan simbol-simbol modernitas.
Ada seorang informan yang memiliki pemahaman luas tentang kesehatan
terpengaruh oleh penggunaan simbol-simbol ini. Pada saat sakit, ia mendapat informasi
tentang adanya pengobatan alternatif Sempurna ini yang menggunakan peralatan-
peralatan canggih. Mendengar itu, keinginan untuk sembuh dengan tidak
mengesampingkan aspek kognitif (ilmu pengetahuan) ia kemudian mengunjungi praktek
tersebut.
”...Saat itu saya melihat di balai pengobatannya sudah terdaftar sertifikat KEJATI dan Dinas Kesehatan . Berarti ia benar-benar resmi, tempat penyembuhannya pun bersih dan tidak menyeramkan, bahkan ada gambar-gambar anatomi tubuh di ruang tunggu dan pengobatan...”
Atribut-atribut modern dalam pengobatan juga mempengaruhi seorang informasi
lain. Informasi ini melihat bahwa pilihan pemanfaatan pengobatan alternatif baginya
tidak sembarangan. Pengobatan yang tidak dapat diterima akal tidak pernah dijadikan
Universitas Sumatera Utara
alternatif pilihan. Misalnya pengobatan yang menggunakan media air putih dibantu
dengan doa. Namun pengobatan yang praktisinya sendiri memperoleh pendidikan
formal wajar untuk dicoba. Sebab ia menilai dengan memperoleh pendidikan, diagnosa
dan terapi yang digunakan setidaknya hasil dari sebuah penelitian. Lagi pula menurut
peneliannya, terapi yang didapatnya jelas dapat dipahami karena praktisi pengobatan
tersebut mengerti akan susunan saraf dan anatomi tubuh.
Proses rasionalisasi juga ada yang berlangsung tidak kepada proses penyembuhan.
Akan tetapi pasien pengobatan alternatif ada juga yang merasionalisasikan diagnosa
atau terapi yang digunakan. Seorang informan yang bernama ibu Ratih 37 tahun yang
merupakan seorang pasien pengobatan alternatif melihat bahwa apa yang dilakukan
penyembuh (healer) terhadapnya tidak semunya dapat diterima akal olehnya, namun ia
tidak peduli. Menurutnya yang paling penting adalah terapi yang di praktekkan. Namun
demikian ia mengatakan bahwa sebenarnya apa yang dilakukannya dengan pergi ke
pengobatan alternatif tidak sepenuh hati, karena ia lebih percaya kepada dokter.
Sedangkan ke pengobatan alternatif lebih disebabkan ia melihat ada unsur rasionalitas
dalam terapi penyembuh, seperti yang dinyatakan :
”Sebenarnya saya kurang percaya, sebab saya sudah terbiasa kalau sakit ya ke dokter. Tapi, ya...! Apa salahnya. Lagi pula apa yang dilakukan tabib itu masih masuk akal kok”. Hal serupa yang dialami seorang informan yang bernama Bapak Sahatan 50
tahun. Obat yang di dapatnya dari tabib selain terapi bekam, akupuntur dan refleksi,
obat yang di dapat juga berupa ramu-ramuan. Ramu-ramuan tersebut menurutnya masih
ada hubungannya dengan penyakit yang dideritanya. Kunjungannya ke tabib tidak
Universitas Sumatera Utara
membuat kia percaya tentang kekuatan gaib yang digunakan untuk menyembuhkan
penyakitnya.
”...di keluarga kami biasa pakai ramu-ramuan untuk penyakit yang ringan. Jadi ramu-ramuan yang dari tabib sebenarnya kami sudah tau. Kami tanya orang, katanya ramu-ramuan itu memang baik . Jadi ya, saya minum. Tapi saya tidak percaya hal-hal yang gaib. Obat dokter tetap merupakan yang utama. ke tabib hanya tambahan, sepanjang tidak bertentangan dengan obat yang di berikan dokter”.
4.2.3. Pengaruh Keluarga dan Lay Rafeal Group
Proses pertama yang dilakukan dalam perilaku sakit adalah gejala (simptom) dan
tanda (sign) sebagai suatu permasalahan. Kemudian menginterpretasikan apakah
permasalahan tersebut patut mendapatkan penanganan atau tidak (Muzaham, 1995:
100). Proses pengenalan, perumusan dan tindakan tersebut dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Pada setiap fase, faktor –faktor sosial, budaya dan psikologis dapat
mempengaruhi pemahaman maupun alternatif tindakan yang dilakukan. Pada saat
seseorang menyatakan dirinya sakit (illnes) dan setelah dilegitimasi oleh dokter
bahwasannya ia sakit (disease) maka akan banyak faktor yang mempengaruhi keluarga,
rekan sekerja, kelompok bermain (peergroup) maupun diri sendiri merupakan faktor
pengaruh dalam pengambilan keputusan tindakan pengobatan alternatif.
Unsur yang paling menentukan dalam pengambilan keputusan penggunaan
pengobatan alternatif adalah diri sendiri. Interpretasi pribadi terhadap gejala dan
ancaman penyakit, dalam hal ini sangat penting dalam pengambilan keputusan. Hal itu
disebabkan oleh kondisi pasien yang masih dalam kondisi sadar. Rata-rata informan
menunjukkan peran yang aktif dalam menentukan tindakan. Faktor-faktor lain seperti
Universitas Sumatera Utara
keluarga, teman sekerja, lingkungan tetangga berfungsi pemberi masukan dan nasehat
tentang apa yang dilakukan.
Keluarga sangat mempengaruhi pengambilan keputusan. Khususnya dalam
pemanfaatan pengobatan alternatif. Keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak, mempunyai peran yang vital, sebab merekalah yang paling dekat jika
anggota keluarga inti lain yang sakit. Dalam hal ini kedekatan seorang anggota keluarga
yang sakit dengan anggota keluarga yang lain menentukan sikap dalam pengambilan
keputusan. Hubungan sosial yang dekat dengan sesama anggota keluarga akan
membawa pengaruh besar tentang tindakan apa yang akan dilakukan.
Seorang informan yang bernama Ibu Nurhayati yang berumur 35 tahun termasuk
orang yang supel dan dekat dengan keluarga. Hubungannya selama ini tidak ada
masalah dengan anggota kelurga yang lain. Walaupun berjiwa tegar dalam menghadapi
masalah, namun dari data yang di kumpulkan, pengaruh keluarga ternyata tidak begitu
besar dalam penentuan tindakan pengobatan. Dalam hal ini nasehat dan pandangan
keluarga tidak mutlak, yang paling menentukan adalah diri sendiri. Pemahaman dan
interpretasi individu terhadap kondisi tubuh merupakan hal yang dominan, sedangkan
nasehat keluarga inti kurang inti kurang dijadikan pertimbangan. Hal ini ditunjukkan
oleh seorang informan lain, yang mengatakan :
”..saya tahu penyakit saya diakibatkan karena dulu saya bekerja sangat berat. Saya yang tahu kondisi tubuh saya. Jadi obat apa yangsaya pilih, apakah dokter atau ke tempat lain saya yang menentukan. Saya punya pertimbangan sendiri. Anak dan istri saya hanya membantu dan membuat suasana keluarga menjadi tenang”.
Universitas Sumatera Utara
Seseorang yang memiliki sifat pribadi yang tegar dan mandiri memiliki
kecendrungan menentukan sendiri pengobatan apa yang dilakukan. Dalam hal ini
pilihannya untuk mengunjungi pengobatan alternatif merupakan keputusan pribadi. Ibu
yang bekerja di perusahaan swasta ini merupakan orang yang melakukan hal seperti ini.
Melalui penjelasannya ia mengatakan :
”Saya orangnya keras. Dari dulu saya sudah mandiri. Hidup keras sampai sekarang. Jadi obat yang saya gunakan merupakan pilihan saya. Tetapi saya yang menentukan diri saya. Keluarga sebatas memberi masukan. Mereka tidak memaksa karena mereka sudah kenal saya bagaimana”.
Terlihat dari ungkapan tersebut bahwa fungsi keluarga kurang menentukan.
Pilihan pada pemanfaatan pengobatan alternatif merupakan hak yang bersangkutan.
Sedangkan keluarga hanya berfungsi sebagai pengaruh skunder. Maksudnya keluarga
hanya dapat membantu setelah pilihan jenis pengobatan ditentukan. Ia juga menjelaskan
”Keluarga saya hanya menuruti apa yang saya perintah. Kalu berobat ke sana, ya...!, kesana. Karena saya yang lebih mengerti tentang penyakit saya. Mereka mengerti dan paham kalau sudah begitu. Mereka bantu membawa saya, menghubungi dokter, tabib dan sebagainya”. Rata-rata informan merasa lebih mengerti penyakitnya. Keluarga hanya
menuruti petunjuk orang yang sakit. Pada satu kasus, seorang informan bahkan
melakukan kunjungan pengobatan walaupun telah dilarang oleh anggota keluarga. Hal
ini menunjukkan penegasan asumsi di atas. Keluarga juga sering menjadi tidak
berfungsi sama sekali dalam pengambilan keputusan pengobatan. Jika penyakit yang
diderita tergolong ringan, peran keluarga boleh dikatakan tidak ada. Penyakit ringan
dianggap tidak mengganggu. Jadi untuk mengikutsertakan anggota keluarga yang lain
merupakan satu ketidakharusan. Informan yang seorang ibu rumah tangga melakukan
Universitas Sumatera Utara
itu. Penyakit yang dideritanya merupakan disebabkan oleh tekanan psikologis yang
begitu berat akibat konflik dengan kerabatnya. Rasa nyeri di punggung, sakit di perut
dan pinggang dirasakannya selama bertahun-tahun. Selama saat itu ia tidak pernah
mengkonsultasikan keluhannya itu pada anggota keluarganya yang lain sampai ia
memutuskan untuk mengunjungi balai pengobatan alternatif Sempurna.
Untuk melihat faktor lain yang mempengaruhi seseorang dalam mengambil
tindakan kunjungan pengobatan di luar faktor keluarga memiliki kesulitan. Banyak
kategori-kategori lain yang turut mempengaruhi. Selain merujuk kepada keluarga inti
(nuclear family), pihak teman, rekan sekerja, maupun kerabat besar (extended family)
merupakan pihak yang sering dimintai nasehat. Nasehat dari orang lain, khususnya yang
masuk ke dalam sistem rujukan awal (keluarga, kerabat, teman, rekan kerja) adalah
penting. Sebab tiap-tiap orang ataupun kelompok sosial memiliki pengalaman maupun
pemahaman yang berbeda tentang penyakit maupun pengobatan. Boleh dikatakan tiap
orang punya keunikan tersendiri berkaitan dengan kesehatan. Untuk itu sudah menjadi
kebiasaan orang yang sakit untuk mendapatkan masukan maupun petunjuk.
Namun demikian rujukan tetap tidak dominan sifatnya. Petunjuk maupun
nasehat yang diberikan orang lain hanya berupa informasi, yaitu informasi tentang
sumber-sumber penyembuhan yang mujarab untuk keluhan penyakit yang dialami.
Salah satu sumber rujukan awal yang sering dijadikan masukan untuk melakukan
tindakan kunjungan maupun pilihan pengobatan yang dipakai adalah dari rekan kerja.
Salah seorang informan yang bernama Bapak Rajab yang berumur 48 tahun ia bekerja
di pengadilan tinggi. Ia memiliki lingkungan pekerjaan yang sangat mendukung.
Universitas Sumatera Utara
Interaksi atar pegawai yang setara maupun bawahan berlangsung baik. Ditambah lagi
memang informan merupakan orang yang tergolong supel dan mampu beradaptasi
dengan baik.
Kedekatan di dalam lingkungan kerja membantu perolehan informasi tentang
pengobatan. Pengalaman-pengalaman yang dialami rekan kerja sangat membantu untuk
memperoleh informasi jenis pengobatan dan juga dalam mengontrol kesehatan
seseorang. Hasilnya, ia memperoleh informasi tentang adanya seorang tabib yang
manjur, khususnya untuk penyakit diabetes. Setelah mendapatkan informasi tersebut
informan memang tidak langsung mengunjungi tabib tersebut, namun menjadikan salah
satu alternatif tindakan.
“Saya sebenarnya tahu kalau saya sakit dari rekan sejawat saya. Mereka melihat kaki saya semakin kecil dan badan saya juga. Lalu saya disuruh mengunjungi Bapak Tabib Suryadi. Katanya manjur dan mereka ada yang pernah kesana. Informasi tentang pantangan-pantangan juga dari mereka. Misalnya tidak boleh makan ini, makan itu, harus minum ini, minum itu”.
Peran rekan-rekan kerja di kantor tampak sangat mempengaruhi pengambilan
keputusan. Apalagi bagi orang-orang yang banyak menghabiskan waktunya bekerja dan
berinteraksi dengan kawan-kawan kerja maupun orang-orang lain yang berhubungan
dengan pekerjaannya. Informasi dari rekan sekerja bukan hanya sekedar berguna
sebagai masukan semata. Tapi yang terjadi adalah proses pembenaran tindakan.
Walupun seseorang sebelumnya menganggap pengobatan alternatif bertentangan
dengan pengetahuannya namun jika ternyata telah dilakukan oleh rekan kerjanya yang
berstatus sama dapat melunturkan pandangan tersebut. Dalam hal ini, apa yang
dilakukan oleh orang lain yang dipandang memiliki kesamaan pengetahuan dan
Universitas Sumatera Utara
pemahaman akan penyakit sangat mempengaruhi bagi seseorang untuk melakukan hal
yang sama, walaupun sebenarnya bertentangan. Tapi lama kelamaan terjadi
pembenaran, seorang informan mengungkapkan sesuatu yang berkaitan dengan hal
tersebut, ia ,emjelaskan :
“Saya pergi ke pengobatan alternatif itu karena dapat informasi dari kawan-kawan. Banyak rekan-rekan saya yang sudah ke sana dan hasilnya bagus, sebelumnya saya belum pernah ke tempat seperti itu, apalagi ke yang namanya tabib atau dukun. Tapi karena banyak rekan-rekan yang pergi ke sana ya, saya juga. Lagipula saya lihat pengobatannya tidak bertentangan dengan pengetahuan saya dan status saya”. Bapak Tabib Suryadi juga mempertegaskan bahwa informasi dari rekan-rekan
kerja memang penting. Mayoritas pasiennya adalah orang-orang yang mendapat
informasi dari rekan kerja. Mengenai hal itu ia mengatakan:
“…orang-orang penting yang bekerja di PEMDA, perusahaan swasta, pegawai negri juga polisi banyak datang yang kesini. Mereka mendapat informasi dari temen-temen mereka. Misalnya kalau atasan mereka datang biasanya besok-besoknya bawahannya atau yang lainnya seperti kenal-kenalan datang ke sini”. Masukan atau nasehat dari kerabat atau keluarga jauh sebagai kelompok rujukan
(referral group) juga mempengaruhi pandangan orang sakit terhadap penyakit, toleransi
maupun tindakan yang akan diambil untuk mengobati penyakit. Masukan atau nasehat
yang akan diberikan oleh kerabat memiliki kemungkinan lebih besar untuk diterima
dibandingkan dengan masukan dari rujukan lain, sebab dalam hubungan kerabat
terdapat ikatan yang lebih kuat.
Untuk penyakit-penyakit yang tergolong parah (kronis) peran keluarga jauh atau
kerabat cendrung lebih besar. Parahnya penyakit yang diderita menjadi pengait
kunjungan kerabat. Artinya, perhatian, rasa hormat, kasihan, kesopanan, kepantasan
Universitas Sumatera Utara
menjadi pengaruh atas kunjungan seorang kerabat kepada kerabat yang sakit. Namun
dalam hal ini pengaruh kerabat tidaklah begitu mutlak, khususnya dalam penentuan
tindakan. Pengaruh keluarga hanya dijadikan referensi bagi menambah alternatif
tindakan pengobatan yang diambil.
Kerabat masih diikutsertakan jika terdapat masalah dalam satu keluarga. Namun
demikian, masukan atau nasehat dari kerabat agak dibatasi. Tidak lagi pada hal-hal yang
utama. Dalam hal ini tidak dalam penentuan pengobatan, tetapi hanya sebagai masukan,
seperti yang dituturkan oleh seorang informan yang bernama Bapak Ismail 45 tahun.
”Saya dapat informasi tentang tabib dari ipar saya. Katanya ada tabib yang bagus. Katanya dia pernah sembuh disitu.Tapi saya kurang percaya, lantaran keluarga, ya...! saya iyakan saja, tapi belum saya lakukan. Baru agak lama setelah saya disuruh anak saya pergi ke tabib tersebut. Itupun, saya yang menentukan”. Nasehat dari kerabat tidak secara langsung dan mutlak. Sebab mereka punya
sumber-sumber di lingkungan kerja maupun informasi-informasi dari media massa
sehingga peran kerabat menjadi agak minim. Minimnya peran kerabat juga dipengaruhi
oleh jenis penyakit. Seorang informan yang berpenyakit mental (stress) lebih ditentukan
oleh diri sendiri dalam pengambilan tindakan maupun rujukan, karena penyakit yang
bersifat kejiwaan (psikis) lebih tertutup dan dampaknya tidak tampak. Informan yang
mengalami tekanan mental yang berat berusaha mencari tindakan sendiri tanpa
melibatkan informasi dari orang lain. Mengenai hal itu seorang informan mengatakan :
”...penyakit saya hanya saya yang tahu, jangankan kerabat, suami saya pun tidak diberitahu. Padahal saya sangat tertekan, jadi saya sendiri yang menenangkan diri juga minta masukan dan pengobatan melalui kebatinan di pengobatan alternatif sempurna ini”.
Universitas Sumatera Utara
Kunjungan ke pengobatan di luar medis dalam hal ini ditentukan secara pribadi
tanpa dipengaruhi oleh keluarga dan juga kerabat. Tekanan mental yang dialami
informan ini kemudian diikuti dengan penyakit fisik ringan. Akhirnya mengakibatkan
ketertutupan dalam penerimaan informasi.
4.2.4. Pengobatan Alternatif Sempurna Sebagai Pengobatan yang Unik, Holistik
dan Kesejajaran Kedudukan
Pemanfaatan pengobatan alternatif di dorong oleh berbagai faktor, yakni
pengetahuan, kepercayaan maupun pengalaman seseorang tentang penyakit.
Ketertarikan pada pengobatan di luar medis ini juga mempengaruhi. Ketertarikan akan
pengobatan alternatif didasari oleh berbagai unsur. Masyarakat cendrung memanfaatkan
pengobatan alternatif bukan hanya disebabkan ongkos (cost) dokter yang begitu mahal
dan menggila sekarang., namun ada kepercayaan yang sulit dijelaskan. Walaupun
pengobatan ini tidak dapat dijelaskan secara ilmiah dan kemungkinan hanya memiliki
efek placebo, namun sekarang banyak pasien yang sampai antri di panti-panti
pengobatan alternatif (Kompas, 2006).
Faktor penarik yang dimaksudkan di sini adalah fakta-fakta atau kenyataan yang
melekat pada pengobatan alternatif, baik itu terapi yang diterapkan, diagnosanya
maupun atribut-atribut yang dipakai. Atribut maupun simbol-simbol dalam pengobatan
alternatif terkadang sangat menarik. Selain tidak dijumpai pada dokter dan di rumah
sakit, atribut-atribut tersebut ada yang memiliki keunikan dan dekat dengan
pengetahuan masyarakat. Dengan kata lain, alat-alat yang digunakan merupakan alat-
Universitas Sumatera Utara
alat yang juga dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari dan alat-alatnya juga
sudah modern.
Salah satu faktor penarik bagi pemanfaatan pengobatan alternatif adalah
keunikan yang dimiliki. Keunikan yang dimaksud di sini menyangkut berbagai unsur
yang terdapat di dalam sistem penyembuhan secara keseluruhan. Artinya dalam
keseluruhan proses penyembuhan terdapat bagian maupun tahap-tahap penyembuhan
oleh pasien secara unik dan menumbuhkan rasa ingin tahu. Keanehan-keanehan maupun
perasaan asing yang menyelimuti pandangan pasien merupakan situai yang mendukung
ketertarikan.
Unik berarti lain dari yang lain, yaitu berbeda dengan sesuatu yang umum.
Dalam hal ini yang umum adalah sistem pengobatan kedokteran. Sistem pengobatan
yang menggunakan pendekatan biomedik yang selama ini rutin dijadikan rujukan awal
dari masyarakat. Daya tarik tersebut bukan hanya muncul sebagai akibat dari
pengalaman langsung, akan tetapi juga dapat muncul dari cerita-cerita orang-orang yang
telah mengalami atau sebaliknya melihat keunikan tersebut.
Salah satu dasar ketertarikan seseorang untuk mengunjungi penyembuh
alternatif adalah keunikan diagnosa. Diagnosa merupakan pemeriksaan awal untuk
menilai kondisi kesehatan seseorang. Melalui pengamatan yang dilakukan, banyak cara-
cara diagnosa penyembuh alternatif yang unik. Seperti halnya Bapak Tabib Suryadi ini,
yang sistem diagnosanya digabung dengan pengobata modern, dia menggunakan
stetoskop dan alat pendeteksi yang modern, selain itu dia mendiagnosa penyakit dengan
memegang telapak tangan dan kaki dengan memegang-megang bagian-bagian tertentu
Universitas Sumatera Utara
penyakit dapat terditeksi dengan akurat. Hal ini bukan tanpa alasan, hasil diagnosa
selalu dibenarkan oleh pasien-pasiennya yang membuat mereka takjub.
Seperti yang dikatakan seorang informan yang mengungkapkan ketertarikan nya
pada pengobatan alternatif
”...Pengobatan alternatif ini sangat unik dan tidak dijumpai pada penyembuh lain. Walaupun unik tetapi tepat dan tidak disangkal. Ini harus dikembangkan karena memiliki tingkat akurasi yang tinggi”.
Bagi beberapa informan, keunikan terapi menjadi daya tarik tersendiri. Terapi
yang ada pengobatan alternatif baik yang tradisional maupun alternatif modern sekarang
ini jelas memberikan tawaran-tawaran menarik dan menggoda masyarakat. Salah satu
kekurangan sistem pengobatan ilmiah kedokteran adalah menganggap tubuh dan jiwa
sebagai dua bagian yang terpisah. Kedua bagian ini tidak dipengaruhi secara langsung
terhadap muncuulnya penyakit. Manusia dianggap sebagai makhluk yang hanya terdiri
atas organ biologik. Untuk memahami manusia cukup dengan mengetahui anatomik
normal dan patologik, fungsi faal, biofisik, neuro fisik dan patologik dari proses-proses
biologik manuusia. Dengan kata lain dalam dunia kedokteran, pada tubuh manusia
hanya terdapat proses biokimia saja (Agoes, 1992:133-134).
Padahal dalam tubuh manusia terdapat dimensi ke empat selain fisik, mental dan
sosial yaitu spirit. Unsur spirit sangat mempengaruhi tubuh manusia. Sehat secara
spiritual sama pentingnya dengan sehat secara fisik. Namun karena mengandung
pengertian yang tidak berbentuk, tidak berwarna, tidak berbau dan sukar dideskripsikan
(undescribable) maka banyak yang tidak menerima unsur ini (Majalah Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 1985:125).
Universitas Sumatera Utara
Dalam penyembuhan alternatif, unsur mental, sosial maupun spiritual
merupakan bagian-bagian yang sering tidak terjangkau oleh dokter. Seperti dalam
penyembuhan alternatif modern yang di jalankan Bapak Tabib Suryadi ini. Penyakit
yang ditanganinya bukan hanya penyakit fisik saja, namun mental, sosial dan juga
spiritual. Penyakit-penyakit ataupun kelemahan-kelemahan tubuh seperti itu ditangani
secara teliti dan penyembuhan juga harus dilakukan secara menyeluruh. Misalnya saja
penyakit-penyakit mental seperti stress, lemah ingatan, idiot sampai penyakit yang
bersifat spiritual seperti kerasukan setan, pelaris, mencabut susuk dan sebagainya.
Ketertarikan antara jiwa (mental) dan fisik, khususnya dalam menyebabkan
penyakit maupun penyembuhnya sangat erat. Seperti yang dikatakan seorang informan
yang bernama Suwito 35 tahun, ia menjelaskan :
”Sebenarnya tabib dan yang sejenisnya itu menyembuhkan dengan target utama adalah psikis pasien yang diyakini dapat membantu proses percepatan penyembuhan. Doa ataupun jampi-jampi merupakan sugesti bagi si penderita. Orrang yang diintervensi dengan obat-obatan saja, tanpa disugesti akan sulit sembuh.Karena tubuhnya hanya menerima saja. Sedangkan jika jiwa diikutsertakan penyembuhan akan cepat, sebab jiwa ikut secara aktif dalam proses penyembuhan”.
Hal tersebut sama dikemukakan oleh juga oleh Bapak Tabib Suryadi, kegagalan
sistem pengobatan kedokteran merupakan akibat pandangan parsial atau sebagian-
sebagian tentang tubuh manusia. Manusia bukan hanya terdiri atas tubuh semata, namun
merupakan hasil penggabungan antara tubuh, jiwa dan lingkungan sosial. Untuk itu
penyembuhan harus mengaitkan ke tiga elemen tersebut. Kealpaan dari salah satu
elemen tersebut dalam terapi maupun pengobatan akan mengakibatkan ketimpangan
Universitas Sumatera Utara
dalam penyembuhan. Dalam kutipannya berikut ini akan dilihat bahwa elemen-elemen
tersebut merupakan dasar penyembuhannya. Bapak Tabib Suryadi menjelaskan :
”...kalau pengobatan yang dilakukan semua kondisi diperhatikan. Seluruh kondisi seperti badan, jiwa dan di luar badan penting...sakit bukan karena kondisi badan saja, tetapi aspek sosiologis maupun psikologis mempengaruhi. Kalau orang yang batinnya tertekan, mungkin akibat permasalahan keluarga maka kemungkinan akan membuat penyakit”.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa timbulnya suatu penyakit adalah
disebabkan oleh salah satu atau ke tiga unsur tersebut yang membuat
ketidakseimbangan di dalam tubuh. Ketidakseimbangan tersebut dapat berbentuk tidak
lancarnya aliran darah dalam tubuh atau kerusakan syaraf. Untuk itu penyembuhan
bukan hanya menyangkut terapi fisik saja namun juga terapi sosial. Metode digunakan
sendiri ada banyak, tabib sendiri mengutamakan komunikasi dalam penyembuhannya.
Komunikasi yang dilakukannya penting, sebab dengan begitu ia jadi tahu tentang latar
belakang penyakit muncul. Melalui komunikasi ia melakukan sugesti kepada pasien.
Penyembuhan yang baik bukan hanya berkaitan dengan fisik, namun juga psikis.
Seorang informan bernama Ibu Halimah 36 tahun yang pernah menjadi pasien
penyembuh pengobatan alternatif mengatakan:
”...banyak penyakit-penyakit, walaupun ringan tetapi dokter tidak mampu menyembuhkan. Mereka taunya hanya memberi obat-obatan penghilang rasa sakit. Tetapi sebab penyakit tidak mereka temukan...sedangkan kalau ke penyembuhan alternatif sering dijumpai kalau mereka tahu tentang sebab-sebab penyakit. Kita jadi tahu apa latar belakangnya dan bagaimana cara penyembuhannya”.
Praraktisi pengobatan alternatif juga memperhatikan peran keluarga, kerabat
maupun lingkungan sosial dalam penyembuhannya. Artinya, penyebab suatu penyakit
dimungkinkan berkaitan dengan orang-orang yang dekat dengannya. Dalam hal ini
Universitas Sumatera Utara
orang-orang di sekitar dapat menjadi pendorong maupun penyebab penyakit. Misalnya
melalui tekanan-tekanan sosial yang sangat besar sehingga seseorang tidak mampu lagi
menahan. Ketidakmampuan ini dapat merembet ke organ-organ tubuh. Untuk itu, dalam
penyembuhan alternatif peran-peran orang yang disekitar sangat penting.
Seorang informan yang bernama ibu Diana 35 tahun memanfaatkan jasa
penyembuhan alternatif pernah mengalami penderitaan mental yang sangat besar.
Tekanan yang diakibatkan konflik-konflik dengan mertua mengakibatkan tidak tentram
hidupnya. Banyak aktivitasnya sehari-hari yang terganggu akibat hal tersebut. Selama
hampir 10 tahun ia hidup dalam keadaan seperi itu, sampai merasa tidak tahan lagi.
Setelah mengalami tekanan mental yang berkepanjangan tersebut ia merasa ada
gangguan pada lambung, pinggang dan tulang punggungnya. Lambungnya sering terasa
perih, padahal ia tidak menderita penyakit yang berkaitan dengan lambung. Selain itu
tulang belakangnya, dari leher sampai pinggang sering terasa sakit, sehingga
mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
Mengetahui hal tersebut, tindakan pertama yang dilakukannya adalah
mengunjungi dokter. Ternyata dampak kesembuhan hanya sementara. Kesembuhan
tidak terasa tuntas, setelah beberapa hari penyakinya tersebut muncul kembali. Hal ini
mengakibatkan keputusasaan dalam dirinya, akan tetapi ia berfikir bahwa penyakitnya
tersebut adalah diakibatkan oleh tekanan-tekanan dalam hidupnya, untuk itu
penyembuhannya harus menyeluruh. Stress yang dialaminya harus dituntaskan dengan
jalan mengikuti penyembuhan rohani di gereja dan ke pengobatan alternatif.
Penyembuhan di gereja dan di pengobatan alternatif dirasakan berdampak. Melalui
Universitas Sumatera Utara
konsultasi-konsultasi yang didapatnya dari kalangan pelayan gereja dan tabib
pengobatan alternatif, bahwa hubungan dengan keluarganya, terutama mertuanya harus
segera dibereskan. Hidupnya harus jauh dari tekanan-tekanan berat dan itu didapat
melalui hubungan rohani yang baik dengan Tuhan. Perihal itu ia mengatakan :
”...selain ke pengobatan alternatif saya juga mendapat kekuatan dan kelegaan. Beban yang selam ini saya rasakan perlahan hilang. Saya jadi lebih tenang dalam menghadapi hidup, itu berkat anugrah Tuhan. Penyakit saya juga hilang, nyeri-nyeri panggung dan lambung juga tidak terasa”.
Hilangnya keluhan fisik pada saat itu bersamaan dengan ketenangan dan
kegembiraan yang diperoleh dari kegiatan kerohanian di gereja. Ibu muda ini
mempercayai bahwa dengan membersihkan iman, maka gangguan-gangguan fisik dapat
hilang dan ini didapatnya dari kegiatan-kegiatan kerohanian dan penyembuhan di gereja
yang ia kunjungi.
Penyembuhan yang menyeluruh adalah yang berkaitan dengan semua aspek
yang berkaitan dengan penyakit. Unsur kekuatana supranatural juga diperhitungkan
dalam penyembuhan alternatif. Kekuatan supranatural dapat menimbulkan suatu
penyakit sehingga untuk penyembuhannya kekuatan supranatural juga dibutuhkan.
Salah seorang informan yang sangat mempercayai kekuatan roh menganggap bahwa jin
sebagai agen kekuatan gaib dapat menyebabkan maupun mentawar kan penyakit. Jin
merupakan suruhan Tuhan untuk menggoda dan mencoba manusia.
Kekuatan jin atau iblis banyak dimanfaatkan praktisi penyembuhan alternatif.
Sebab banyak penyakit yang tidak cukup mendapat terapi fisik maupun kejiwaan
semata namun unsur gaib dan metafisik memiliki andil. Ungkapan informan berikut ini
akan memperjelas manfaat kekuatan gaib dalam penyembuhan, ia mengatakan :
Universitas Sumatera Utara
”...untuk penyakit medis penyembuhannya bisa dengan dokter. Tetapi banyak penyakit yang disebabkan iblis tidak akan bisa disembuhkan dokter...manusia dipengaruhi oleh jin atau iblis. Ada jin yang dipelihara dan dekat dengan manusia. Ada juga yang masuk kedalam tanpa disuruh. Jadi dalam tubuh manusia jin itu berpengaruh. Maka penyembuhannya juga harus memakai kekuatan gaib”.
Ungkapan informan tersebut menunjukkan peran kekuatan jin yang merupakan
agen supranatural pada diri manusia. Ada banyak penyakit yang diisebabkan jin. Dari
yang bersifat medis maupun yang bersifat gaib. Dalam hal ini peran penyembuh
alternatif sangat berguna, setidaknya bagi penyakit-penyakit yang tidak dapat dideteksi
secara medis. Kepercayaan kepada Tuhan sebagai agen yang paling mutlak dalam
penyembuhan adalah masuk dalam penyembuhan alternatif. Kekuatan agama dalam
penyembuhan telah banyak dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang
kuat dari agama yang menarik orang sakit untuk mengunjungi pengobatan yang berlatar
belakang kekuatan agama. Seperti dalam Al’Quran. Terdapat doa-doa yang dimasukkan
dalam ritual-ritual penyembuhan, yakni pemakaian hadis-hadis yang dapat berfungsi
sebagai penyembuh (Panji, No.02, 1997: 47).
Orang yang sakit adalah yang sedang mengalami kelemahan fisik maupun
mental. Dalam kondisi sakit yang berkepanjangan bahkan yang tidak tersembuhkan
orang akan butuh sesuatu yang mampu melegakan dan menguatkan dirinya dan hal itu
didapati dalam penyembuhan alternatif yang berlatarbelakang keagamaan. Melalui
ungkapan berikut ini, seorang informan mengatakan:
”...kepercayaan kepada Tuhan sangat penting dalam penyembuhan keagamaan. Sebab akan menambah keyakinan dan kekuatan. Caranya dengan doa. Doa dapat memberi efek sugesti sehingga memperbesar keberhasilan dalam proses penyembuhan”.
Universitas Sumatera Utara
Informan tersebut mengatakan bahwa penyembuhan alternatif yang berlatar
belakang agama melihat manusia secara religius. Manusia butuh kekuatan Tuhan dalam
hidupnya, tidak terkecuali dalam hal kesehatan. Peran seseorang penyembuh bukan
semata-mata sebagai orang yang bertugas memeriksa dengan peralatan-peralatan
tertentu dan kemudian memmberikan terapi penyembuhan. Apa yang dilakukan seorang
penyembuh ketika berhadapan dengan pasien sangat penting. Apabila peran yang
ditunjukkan tidak menyenangkan atau terlalu kaku maka akan mengakibatkan gangguan
dalam proses penyembuhan selanjutnya.
Dalam penyembuhan alternatif pada umumnya peran si penyembuh dengan
pasien sangat baik. Seorang tabib atau dukun maupun praktisi pengobatan alternatif
lainnya begitu setara kedudukannya dengan pasien. Tabib tidak menempatkan diri di
atas seorang pasien dengan memperlihatkan sebagai orang yang paling mengerti akan
segalanya. Kebanyakan praktisi pengobatan alternatif menempatkan diri sebagi orang
yang dekat dengan pasien. Tidak diciptakannya jarak membuat seorang tabib atau
praktisi alternatif menarik dan dijadikan alternatif penyembuh.
Hubungan antara seorang pasien dengan penyembuh (healer) berlainan dengan
hubungan antara dokter dengan pasien yang bersifat patronising. Dalam hal ini seorang
dosen di sebuah perguruan tinngi swasta yang juga menjadi pasien di pengobatan
alternatif Bapak Tabib Suryadi mengungkapkan :
”Salah satu kelebihan pengobatan alternatif adalah adanya hubungan antara pengobatan dengan pasien yang bersifat clientell. Jadi ada unsur penghargaan terhadap terjalinnya komunikasi...dalam pengobatan alternatif terjalin komunikasi yang akrab sehingga dapat me relief masalah-masalah pasien. Hal ini penting sebab pasien bukan hanya pasif tetapi aktif dalam
Universitas Sumatera Utara
memberi informasi. Walaupun ini sering dianggap tidak berguna, namun pada kenyataannya banyak orang yang puas”.
Komunikasi yang terjadi antar pasien dengan penyembuh banyak membantu
proses penyembuhan. Pasien yang dapat menceritakan secara panjang lebar tentang
tentang penyebab penyakitnya mendapat tanggapan yang baik oleh penyembuh.
Seorang penyembuh alternatif modern menyatakan bahwa komunikasi yang terjadi
antara pasien dan penyembuh adalah unsur penting dalam proses penyembuhan, ia juga
menjelaskan:
”...Dalam penyembuh kami, komunikasi itu sangat penting sebab bagaimana kami mengetahui latar belakang penyakitnya kalau tidak dibicarakan. Tetapi yang terpenting sebenarnya adalah komunikasi dua arah itu berguna untuk memberi pengertian kepada pasien. Sebab penyembuhan bukan hanya memberi obat, namun mungkin ada masalah-masalah keluarga yang perlu diselesaikan, dan ini biisa terjadi kalau ada komunikasi...”
Melalui komunikasi antara pasien dan penyembuh, akan tercipta hubungan
akrab. Pasien yang memiliki masalah di luar sekedar gannguan fisik memerlukan
penyembuhan dari gangguan-gangguan yang bersifat sosial maupun kejiwaan.
Komunikasi bukan hanya berguna untuk memberikan informasi tentang penyakit,
namun lebih luas dari pada itu. Masalah-masalah yang sosial seperti yang dialami
seorang informan yang mendapat tekanan mental yang kuat membuktikan bahwa
manfaat komunikasi antara penyembuh dan pasien sangat besar. Tentang hal tersebut ia
mengatakan:
”...dalam mengikuti kebaktian di gereja saya mendapat banyak hal. Di sana kami buat kelompok-kelompok kecil yang membicarakan hal-hal lain seperti masalah keluarga dan kehidupan lain...saya juga bisa mengkonsultasikan tentang masalah-masalah pribadi. Semua bisa tercurahkan...dan mereka mau mendengar”.
Universitas Sumatera Utara
Keluhan-keluhan yang disampaikan seorang pasien jika ditanggapi ataupun
didengar sangat berpengaruh. Sebab dengan demikian seorang merasa dihargai apalagi
komunikasi yang terjadi dibarengi dengan humor-humor yang membawa keceriaan
kepada pasien. Menurut pandangan beberapa pasien Bapak Tabib Suryadi tergolong
unik, selain ia tidak sekedar mengobati, tetapi melakukan konsultasi tentang masalah-
masalah pribadi dan masalah keluarga. Walaupun konsultasi terjadi secara singkat
namun sangat berarti bagi seorang pasien dan membuka kemungkinan untuk
mengunjungi penyembuhan pada waktu yang akan datang. Ungkapannya berikut ini
menegaskan pandangan yang diatas:
”...sebelum saya diberi obat biasanya saya ngomomg-ngomong dulu. Saya diberi pengertian dulu tentang penyebab penyakitnya. Kadang-kadang tentang hal-hal yang lucu. Misalnya tentang kebiasaan-kebiasaan jeleknya. Saya bisa tahu...kalau saya ngomong-ngomong semua ketawa karena saya ceplas-ceplos”.
Jadi sebenarnya berbicara ataupun berkomunikasi dengan pasien bukan sekedar
sebuah cara untuk mendiagnosa penyakit. Namun seperti yang dilakukan penyembuh
bersuku bangsa Aceh ini adalah lebih dari pada itu. Sebuah komunikasi dua arah
penting dilakukan sebagai upaya pendidikan juga. Pasien diberikan pengertian tentang
jenis pengobatan alternatif, kenapa penyakit itu muncul maupun cara penanganannya.
Hal itu dipertegasnya melalui ungkapan berikut ini :
”...pengobatan saya ini kan...! pengobatan yang menyeluruh. Pengobatan ini butuh ketenangan. Jadi, sebelum diobati, orang yang sakit perlu rileks dulu. Caranya dengan bicara masalah-masalah lain. Bahkan sambil saya obati saya juga ngomong-ngomong dengan pasien”. Kebanyakan pasiennya menyukai cara-cara yang dilakukan penyembuh. Pasien
merasa betah dengan cara penyembuhan yang diterima. Jadi tidak heran kalau
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses penyembuhan satu orang pasien. Hal
itu disebabkan banyaknya waktu yang dibutuhkan pada saat pra terapi. Setelah
semuanya selesai pasien merasa lebih puas dan berkeinginan untuk mengunjungi si
penyembuh walaupun untuk sekedar berkonsultasi.
4.3. Proses Pengobatan Alternatif Sempurna
Dalam sistem pengobatannya Bapak Tabib Suryadi menggunakan pengobatan
dengan tiga unsur therapy yaitu :
- Refleksi yaitu pijat dengan membuka urat syaraf dan penyempitan aliran darah
- Bekam yaitu pengeluaran racun atau toksin yang bersemayam dalam darah
- Akupuntur modern
Bapak Tabib Suryadi juga menggunakan ramuan dalam penyembuhannya. Ia
meracik ramuan-ramuan Tiongkok, India, Arab serta ramuan kuno Indonesia yang di
pelajarinya dari kakeknya. Hal ini dikatakan oleh Bapak Tabib Suryadi
”...dalam penyembuhan, saya menggunakan penyembuhan dengan menggunakan pijat refleksi, bekam serta akupuntur modern yang menggunakan listrik. Ramuan-ramuan juga saya gunakan dalam pengobatan saya, ramuan tersebut saya racik sendiri dan telah terbukti kesembuhannya. Dalam pengobatan saya juga mengenal pantangan selama pengobatan, pantangan tersebut tergantung oleh penyakit yang di derita pasien”.
Banyak macam-macam penyakit yang telah disembuhkan oleh Bapak Tabib
Suryadi. Selain penyakit kronis, Bapak Tabib Suryadi juga dapat menyembuhkan
penyakit khusus pria, penyakit khusus wanita dan penyakit-penyakit lainnya. Dalam
biaya pendaftaran serta mendeteksi penyakit pasien Bapak Tabib Suryadi mengenakan
biaya 50.000 rupiah, ia mendeteksi dengan alata stetoskop, pendeteksi modern, pijat
Universitas Sumatera Utara
syaraf serta kebatinan. Setelah pasien diketahui penyakitnya, biaya penyembuhannya
ditentukan tabib sendiri sesuai penyakit dan biaya tersebut dipakai hingga pasien
sembuh. Seperti yang dikatakan seorang informan yang mengalami penyakit hernia.
”Pengobatan ini saya ketahui dari sahabat saya yang telah berobat di sini. Untuk mendaftar serta mendeteksi penyakit saya dikenakan biaya sebesar lima puluh ribu rupiah, dan saya bisa mengkonsultasikan penyakit saya. Saya dideteksi dengan menggunakan stetoskop dan pijat dibagian kaki serta perut saya. Saya di kenakan biaya Rp. 207.000 hingga sembuh. Dalam waktu 2 minggu dan 3 kali dalam seminggu penyakit saya sembuh”.
Hal ini juga di ungkapkan oleh seorang informan yang mengalami penyakit
sesak napas atau ashma akut yang sekarang sudah sembuh dan sedang membawa
kerabatnya yang mengalami penyakit diabetes, ia mengatakan :
”...waktu pertama sekali saya berobat di Pengobatan Alternatif Sempurna ini saya merasa takut, tetapi setelah saya bertemu Bapak Tabib Suryadi yang ramah serta selalu tersenyum rasa takut saya hilang. Dalam pengobatan saya dikenai biaya Rp.525.000 hingga sembuh. Selain ramuan saya di pijat serta bekam, dalam 3 kali pengobatan badan saya terasa ringan dan penyakit saya jarang kumat, saya juga di akupuntur serta mendapat pentangan yang tidak boleh minum makanan yang dingin serta makanan yang berminyak dalam masa pengobatan. Dalam waktu 2 bulan penyakit saya sembuh, untuk memastikannya saya berobat ke dokter dan ternyata benar, penyakit saya sembuh, dan saya sangat senang sekali...”
4.4. Pengobatan Alternatif Sempurna Sebagai Pengobatan Yang Memberikan
Kepuasan Bagi Pasien. Kalangie (1994:25) mengatakan bahwa sistem perawatan kesehatan adalah
usaha memelihara kesehatan mencakup berbagai kegiatan yang satu dengan lainnya
berkaitan dan merupakan respons – respons terhadap penyakit dan yang terorganisasi
secara sosial budaya dalam setiap masyarakat. Sedangkan menurut Foster dan Anderson
(1986:46), sistem perawatan kesehatan adalah suatu pranata sosial yang melibatkan
Universitas Sumatera Utara
interaksi antara sejumlah orang, sedikitnya pasien dan penyembuh. Fungsi yang
terwujudkan dari suatu sistem perawatan kesehatan adalah untuk memobilitasi sumber –
sumber daya pasien, yakni keluarganya dan masyarakatnya, untuk menyetarakan
mereka dalam mengatasi masalah tersebut.
Kepercayaan pasien terhadap penyembuh sangat dibutuhkan saat penyembuhan
berlangsung hingga pasien sembuh, agar kesehatan pulih seperti yang kita inginkan.
Dari data yang peneliti peroleh dari seluruh informan, menunjukkan para informan
menunjukkan rasa kepuasaan terhadap penyembuhan yang di perolehnya. Seperti
informan yang bernama Nurul yang mengalami penyakit sesak napas atau ashma akut
ini, ia menjelaskan :
“Saya telah mengalami penyakit ashma ini dari kecil, penyakit ini saya dapat karena dulu saya sering bermain di dekat kilang padi. Penyakit ini sungguh sangat mengganggu segala aktivitas saya. Pernah saya hanya makan undang hanya satu buah saja, penyakit saya langsung kambuh obat resep dokter saya makan tidak ampuh juga, saya makan ashmasoho hingga dua buah, baru sesak saya mendingan. Alhamdulillah setelah saya berobat ke pengobatan alternatif sempurna ini selama 2 bulan, penyakit saya sembuh dan saya dapat bernafas lega“.
Tidak hanya Nurul yang mengalami kepuasan dalam pengobatan alternatif
Sempurna, Ibu Diana umur 35 tahun yang juga mengalami gangguan pada lambung,
pinggang dan tulang punggungnya juga mengatakan kepuasan terhadap pengobatan
alternatif Sempurna, ia menjelaskan :
”...saya mengalami gangguan pada lambung, pinggang dan tulang punggung, serta mengalami gangguan stress karena masalah dengan keluarganya. Setelah saya berkunjung dan melakukan konsultasi dengan Bapak Tabib suryadi rasa sakit saya hilang dan semuannya terasa ringan...”
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN
Pemanfaatan sistem pengobatan alternatif di tengah masyarakat merupakan
sebuah kenyataan di dalam sistem kesehatan masyarakat. Jasa penyembuhan alternatif
pada saat sekarang ini sudah menjadi bagian penting dan tidak terpisahkan di
masyarakat,baik itu dari kalangan ekonomi bawah hingga kalangan ekonomi
atasmaupun yang berintelektualitas dan berbudaya tinggi.
Penelitian ini telah menjawab keempat pertanyaan penelitian. Pertama, dapat
dijawab bahwa masyarakat sudah banyak mengetahui dan memahami keberadaan
pengobatan alternatif. Pengobatan alternatif sekarang makin banyak bermunculan, tetapi
sebagian orang menganggap pengobatan alternatif merupakan pengobatan yang
menggunakan tekhnik supranatural, tenaga dalam maupun magic. Sebagian masyarakat
menganggap bahwa pengobatan alternatif adalah suatu alternatif pilihan dalam
penyembuhan penyakit.
Kedua, dapat dijelaskan bahwa ada 4 hal yang mendasari masyarakat
menggunakan pengobatan alternatif khususnya pengobatan alternatif Sempurna, yaitu
pengalaman negatif pada pengobatan modern, sebagai pelengkap pengobatan medis,
pengaruh dari keluarga dan orang-orang terdekat, pengobatan yang unik, holistik serta
mempunyai kesejajaran kedudukan. Maksudnya bahwa, selain perkembangan jasa
pengobatan alternatif yang semakin meningkat, pengalaman negatif pada pengobatan
modern menjadi alasan masyarakat menggunakan pengobatan alternatif. Harapan yang
Universitas Sumatera Utara
besar pada pengobatan formal biomedikal banyak memunculkan pandangan yang
negatif ketika hasil yang di dapat ternyata tidak sesuai dengan yang diinginkan. Sistem
pengobatan medis telah memunculkan keputusan bagi masyarakat, banyak kasus yang
menunjukkan dimana dokter bersama paramedik lain yang tidak mampu menangani
penyakit-penyakit tertentu. Selain itu juga, resiko, ancaman yang diakibatkan oleh
penyakit menjadi faktor yang mengakibatkan terbukanya kesempatan untuk memilih
pengobatan alternatif sebagai pilihan di luar pengobatan medis kedokteran. Keadaan
penyakit yang parah juga mengakibatkan masyarakat menggunakan kedua sistem
pengobatan. Pengobatan alternatif dijadikan pilihan pelengkap agar penyakit sembuh
secara maksimal. Keunikan-keunikan yang dimiliki pengobatan alternatif dinilai
informan menjadi kelebihan dibandingkan sistem pengobatan medis. Hal itu ditambah
lagi dengan adanya penghargaan dalam proses penyembuhan. Posisi kesetaraan
kedudukan membuat pasien merasa lebih dihargai dalam proses penyembuhan. Dengan
posisi tersebut ada kelancaran komunikasi, terjadinya komunikasi merupakan cara
melakukan sugesti yang sangat membantu percepatan penyembuhan. Keluarga, teman
sekerja dan tetangga juga pemberi masukan seseorang menggunakan jasa pengobatan
alternatif, tetapi dalam hal ini pengaruh keluarga hanya bersifat sekunder. Peran
interpretasi, maupun pengambilan keputusan secara mutlak ditentukan oleh orang yang
sakit. Artinya, keluarga dan kelompok-kelompok rujukan lain hanya dijadikan sumber
informasi.
Ketiga, dapat diterangkan bahwa tekhnik pengobatan alternatif Bapak Tabib
Siryadi menggunakan sistem pengobatan akupuntur modern tanpa menggunakan jarum,
Universitas Sumatera Utara
bekam yang mengeluarkan racun atau toksin yang bersemayam dalam darah, refleksi
pijat yang membuka urat syaraf dan penyempitan aliran darah serta pantangan makanan
yang tergantung dari jenid penyakitnya. Keempat, dapat dijelaskan bahwa dari informan
diperoleh bahwa pasien-pasien yang selama ini pernah maupun sedang dalam proses
pengobatan menunjukkan kepuasan terhadap hasil yang diperoleh dari pengobatan.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dijawab permasalahan penelitian ini
bahwa keberadaan pengobatan alternatif Sempurna sangat diminati masyarakat dan
menjadi salah satu pilihan pengobatan bagi masyarakat kalangan menengah ke atas
hingga kalangan atas bahkan kalangan yang berintelektualitas dan berbudaya tinggi.
Masyarakat di Kota Medan ternyata tidak sepenuhnya menghayati budaya modernitas
yang merupakan dasar pengobatan modern. Budaya modernitas, khususnya tentang
tindakan pengobatan masih rapuh. Hal ini terbukti dengan sangat permisifnya sebagian
informan ketika munculnya resiko penyakit yang berat. Namun sebagian lagi ada yang
memang benar-benar memiliki pandangan yang masih sangat tradisonal. Mereka masih
menganggap penyakit dan pengobatan yang digunakan adalah dipengaruhi dan
ditangani dengan di luar cara-cara medis kedokteran modern.
Universitas Sumatera Utara
top related