makalah alokasi biaya pendukung.docx
Post on 28-Dec-2015
791 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Penentuan Biaya Per Unit:Alokasi Biaya Departemen Penunjang Dan Alokasi
Joint Costs
KELOMPOK 1 :
Wa Ode Rayyani (038)
Yuliana Adityaningsih (031)
Ria Rezki Amalia (039)
Icha Mustamin (044)
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
Alokasi biaya merupakan salah satu isu penting dalam akuntansi manajemen.
Bagaimana biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti produk, kelompok
pelanggan, aktivitas, dan divisi.
Perusahaan biasanya membedakan antara departemen operasi atau produksi
(operating departement) dan departemen jasa (supporting departemen). Departemen operasi
merupakan departemen yang secara langsung memberikan nilai tambah kepada produk atau
jasa. Sementara departemen jasa merupakan departemen yang memberikan jasa yang
membantu departemen internal lainnya, baik departemen operasi maupun departemen jasa
yang lain.
Dalam alokasi biaya akan mengalokasikan biaya-biaya yang terjadi di departemen jasa
(supporting department) ke departemen produksi dan akhirnya dialokasikan ke produk atau jasa
yang dihasilkan. Proses alokasi biaya ini memerlukan pemilihan dasar alokasi biaya (cost
driver) yang tepat.
Departemen produksi menciptakan produk atau jasa yang diproduksi dan dijual oleh
perusahaan dalam bisnis. Departemen pendukung melayani departemen produksi tetapi tidak
dengan sendirinya menciptakan produk yang dapat dijual, karena departemen pendukung ada
untuk mendukung berbagai departemen produksi, biaya departemen pendukung merupakan
biaya umum bagi semua departemen produksi dan harus dialokasikan pada departemen
produksi untuk memenuhi sejumlah tujuan penting.
2
BAB II
PEMBAHASAN
ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENUNJANG
A. Sekilas Tentang Alokasi Biaya
Merupakan biaya-biaya yang memberikan manfaat bersama, yang terjadi ketika sumber
daya yang sama digunakan dalam keluaran dua atau lebih jasa atau produk, disebut sebagai
biaya bersama ( commont cost). Contonya: upah yang dibayarkan pada penjaga keamanan di
suatu pabrik merupakan biaya bersama semua produk berbeda yang diproduksi di pabrik
tersebut. Manfaat keamanan dapat dirasakan oleh semua produk, tetapi pembebanan biaya
keamanan kesetiap produk adalah proses arbitrer.
1. Jenis Jenis Departemen
Dalam model fungsi diperusahaan, obyek biaya adalah departemen. Terdapat dua kategori
departemen yaitu: Departemen produksi dan departemen pendukung. Departemen produksi
secara langsung bertanggung jawab pada pembuatan produk atau jasa yang dijual pada
pelanggan.
Departemen produksi adalah departemen secara langsung mengerjakan produksi yang
diproduksi. Contoh, departemen pengesahan dan perakitan. Departemen pendukung
menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan oleh departemen produksi. Departemen
ini berhubungan secara tidak langsung dengan suatu jasa atau produk organisasi tersebut,
misalnya: pemeliharaan, permesinan.
Dalam perusahaan jasa dapat dibagi menjadi departemen produksi dan departemen
pendukung. Pabrik pembuat furniture dapat dibagi dua departemen produksi (perakitan dan
penyelesaian) serta empat departemen pendukung (ruang penyimpanan bahan baku, kafetaria,
pemeliharaan, general factory).
2. Jenis Jenis Dasar Alokasi
3
Departemen produksi membutuhkan jasa pendukung: oleh sebab itu, biaya departemen
pendukung ditimbulkan oleh aktivitas departemen produksi. Faktor-faktor penyebabnya adalah
variabel atau aktivitas dalam departemen produksi, yang menyebabkan munculnya biaya jasa
pendukung. Dalam memilih dasar pengalokasian biaya departemen pendukung, berbagai
usaha harus dilakukan untuk mengidentivikasi faktor penyebab yang sesuai (penggerak biaya).
Menggunakan faktor penyebab akan menghasilkan biaya produk yang lebih akurat.
Selanjutnya, jika faktor penyebab diketahui, para manajer dapat mengontrol konsumsi jasa
pendukung dengan lebih baik.
B. Tujuan Alokasi
Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen pendukung ke
departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu:
1. Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan
2. Untuk menghitung profibilitas lini produk
3. Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian
4. Untuk meniai persedian
5. Untuk memotivasi para manajer
Jika biaya tidak dialokasikan dengan akurat, biaya beberapa jasa dapat terlalu tinggi,
hingga mengakibatkan penawaran yang terlalu tinggi dan hilangnya potensi bisnis, sebaliknya,
jika biaya terlalu rendah dan mengakibatkan kerugian pada jasa ini. Hal yang berhubungan
dekat dengan penentuan harga adalah laba. Dengan menilai laba berbagai jasa, seseorang
manajer dapat mengevaluasi bauran jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Tentu saja biaya
yang akurat adalah hal yang penting untuk menentukan laba.
Alokasi dapat digunakan untuk memotivasi para manajer. Jika biaya departemen
pendukung tidak di alokasikan ke departemen produksi, para menejer dapat memperlakukan
jasa ini seakan-akan jasa tersebut gratis. Tentu saja, pada kenyataanya, biaya marginal sebuah
jasa lebih besar dari nol. Dengan mengalokasikan biaya dan meminta para manejer
4
departemen produksi bertanggung jawab atas kinerja ekonomi unit mereka, suatu organisasi
dapat memastikan bahwa para manejer akan menggunakan suatu jasa hingga manfaat
marginal suatu jasa sama dengan biaya marginalnya. Jadi, mengalokasikan biaya jasa
membantu tiap departemen produksi memilih tingkat konsumsi yang benar.
C. Pengalokasian Biaya Satu Departemen Ke Departemen Lainnya
Seringkali, biaya departemen pendukung dialokasikan ke departemen lain dengan
menggunakan satu tarif pembebanan. Sebagai contoh, departemen pemrosesan data
perusahaan melayani berbagai departemen lainnya. Biaya pengoperasian departemen
pemrosesan data kemudian dialokasikan ke departemen pengguna. Walaupun ini kelihatannya
sederhana dan langsung, namun bebereapa pertimbangan terlibat adalah memilih tarif tunggal
atau tarif berganda, dan penggunaan biaya departemen pendukung aktual versus yang
dianggarkan.
Saat biaya dari departemen pendukung dialokasikan pada departemen lain, tarif
pembebanan harus dikembangkan. Tarif tunggal mengkombinasikan biaya variabel dan tetap
dari departemen pendukung untuk menentukan tarif pembebaban. Tarif ganda memisahkan
biaya tetap dan variabel. Biaya tetap departemen pendukung dialokasikan pada basis kapasitas
awal, dan tarif variabel dikembangkan berdasarkan penggunaan anggaran
1. Tarif Pembebanan Tunggal
Misal bahwa perusahaan mengembangkan departemen foto copy sendiri untuk
melayani tiga departemen produksinya (audit, pajak, dan konsultan menajemen sistem atau
MAS). Biaya departemen foto copy termasuk biaya tetap sebesar $0,023 per lembar foto
copy (kertas dan tinta). Estimasi penggunaan (dalam kertas) oleh ketiga departemen
produksi adalah sebagai berikut ;
Departemen audit 94.500Departemen pajak 67.500Departemen MAS 108.000
5
Total 270.000
Jika tarif pembebanan tunggal di gunakan, biaya tetap sebesar $26.190 akan
digabungkan dengan estimasi biaya variabel sebesar $6.210 (270.000 x $0,023). total
biaya sebesar $32.400 dibagi dengan estimasi jumlah lembar yang di foto copy sebanyak
270.000 yang akan menghasilkan tarif per lembar sebesar $0,12.
Jumlah yang d bebankan ke departemen produksi merupakan suatu fungsi jumlah
lembar yang di foto copy. Anggaplah bahwa penggunaan aktual adalah ssebagai berikut ;
departemen audit sejumlah 92.000 lembar; dan departemen MAS 115.000 lembar. Total
biaya foto copy yang dibebankan pada masing-masing departemen dapat diperlihatkan
sebagai berikut ;
Apakah
departemen foto copy membutuhkan $32.640 untuk membutuhkan 272.000 lembar? Tidak,
departemen foto copy hanya membutuhkan $32.446 [$26.190 + 9272.000 x $0,023)].
2. Tarif Pembebanan Berganda
Walaupun penggunaan tarif tunggal adalah sederhana, namun hal ini mengabaikan
dampak diferensial dari perubahan penggunaan biaya. Biaya variabel departemen
pendukung naik sesuai tingkat kenaikan jasa. Sebagai contoh, biaya kertas dan tinta untuk
departemen foto copy meningkat sesuai peningkatan jumlah lembar yang di foto copy.
6
Jumlahx
Pembebanan=
Total
Lembar per Lembar Pembebanan
Audit 92.000 $0,12 $11.040Pajak 65.000 0,12 7.800
MAS 115.000
0,1213.8
00
Total 272.000 $32.640
Pengembangan Tarif Tetap
Biaya jasa tetap dapat di anggap sebagai biaya kapasitas, mereka di keluarkan guna
menyediakan kapasitas yang diperlukan untuk mengirm unit jasa yang dibutuhkan oleh
departemen produksi. Ketika departemen pendukung dibentuk, kemampuan mengirimnya
dirancang untuk melayani kebutuhan jangka panjang departemen produski. Karena kebutuhan
jasa pada awalnya menyebabkan penciptaan kemampuan pelayanan, maka adalah beralasan
untuk mengalokasikan biaya jasa tetap berdasarkan kebutuhan tersebut.
Pengalokasian biaya tetap mengikuti prosedur tiga langkah ;
a) Penetapan biaya hasa tetap yang di anggarkan.
b) Perhitungan rasio alokasi, dengan rumus :
Rasio alokasi=
c) Pengalokasian, dengan rumus ;
Alokasi = Rasio alokasi x Biaya jasa tetap yang di anggarkan
Yang dapat kita asumsikan sebagai berikut ;
Jumlah Foto
Copy
Awal yang
Dianggarkan
Persentase
yang
di Foto copy
xBiaya
Tetap=
Bagian
Departemen
atas Biaya Tetap
Audit94.500
35$26.19
0 $9.167
Pajak 67.500 25 26.190 6.548
MAS 26.190$10.476
7
108.
00040
Total 270.000 100 $26.191
Pengembangan Tarif Variabel
Tarif variabel tergantung pada biaya yang berubah ketika penggerak biaya berubah. Pada
departemen foto copy, penggerak biaya adalah jumlah lembar yang di foto copy. Jika jumlah
lembar yang di foto copy meningkat, kertas dan tinta yang digunakan akan lebih banyak.
Karena biaya rata-rata adalah $0,023 per lembar, maka tarif fariabel adalah $0,023. Tarif
variabel ini digunakan dalam hubungan dengan departeman audit dibebani 35 persen dari biaya
yang di tambah $0,023 per lembar yang difoto copy. Departeman pajak akan dialokasikan 25
persen dari biaya tetap ditambah $0,023 perlembar. Sementara itu MAS akan dialokasikan 40
persen dari biaya tetap ditambah $0,023 per lembar.
Jumlah
Foto copy
Jumlah
Tetap
Jumlah
Variabel
Total
Pembebana
n
Audit 92.000 $9.167 $2.116 $11.283
Pajak 65.000 6.548 1.495 8.043
MAS 115.000 10.476 2.645 13.121
Total 272.000 $26.191 $6.256 $32.447
3. Penggunaan aktual versus yang di anggarkan
Prinsip umum dari evalusai kerja adalah bahwa manajer tidak boleh di bebani
tanggung jawab atas biaya atau aktivitas yang berada di laur kendalinya. Karena para
manajer departemen produksi memiliki input yang signifikan berkaitan dengan tingkat jasa
8
yang di konsumsi, mereka harus di bebani tanggung jawab atas bagian biaya jasa mereka.
Namun, pernyataan ini, mempunyai kualifikasi penting ; evaluasi departemen tidak boleh
dipengaruhi oleh tingkat efisiensi yang di capai oleh departemen lain.
Ingatlah bahwa biaya tetap tahunan yang dianggarkan adalah sebesar $26.190 dan biaya
variabel yang dianggarkan adalah $0,023. Ketiga departemen produksi ; audit, pajak, dan MAS.
Mengestimasikan penggunan masing-masing sebesar 94.500 lembar, 57.500 lembar, dan
108.000 lembar. Berdasarkan data tersebut biaya yang dialokasikan kesetiap departemen pada
awal tahun. Bahwa metode tarif tunggal menghasilakn pengalokasian yang sama dengan
metode tarif berganda apabila angka yang dianggarkan digunakan.
9
Metode Tarif TunggalJumlah
Foto copyx
TarifTotal
=AlokasiBiaya
Audit 94.500 $0,12 $11.340Pajak 67.500 0,12 8.100MAS 108.000 0,12 12.960
Total $32.400
Departemen Pendukung Departemen Produksi
ListrikPemeliharaa
nPenggerindaan Peraktitan
Biaya lngsung $250.000 $160.000 $100.000 $60.000
Aktivitas normal :
Killowat-jam-
200.000 600.000 200.000 Jam pemeliharaan 1.000
-4.500 4.500
Metode Tarif Berganda
JumlahFoto copy
xTarif
Variabel+
AlokasiTetap
=Biaya yang
Dialokasikan
Audit 94.500 $0,023 $9.167 $11.340Pajak 67.500 0,023 6.548 8.100
MAS 108.000 0,023 10.476 12.960
Total $32.400
D. Memilih Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung
Dalam menentukan metode alokasi biaya departemen pendukung yang digunakan,
perusahaan hatus menetapkan batasan ineraksi departemen pendukung. Selain itu, mereka
harus menimbang biaya dan manfaat yang berhubungan dengan ketiga metode pengalokasian
biaya, yakni ;
1. Metode langsung
Adalah metode paling sederhana dan paling langsung mengalokasikan biaya
departemen pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan langsung ke departemen
produksi secara proporsional terhadap masing-masing departemen pengguna jasa.
Biaya tetap juga dialokasikan langsung kepada departemen produksi, tetapi
berdasarkan proporsi pada kapasitas normal atau praktis departemen produksi.
2. Metode Berurutan
Metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara epartemen pendukung telah
terjad. Akan tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi
departemen pendukung. Alokasi biaya dilakukan secara tahap demi setahap
mengikuti prosedur penetapan peringkat yang ditentukan terlebih dahulu. Biasanya
10
urutanya ditentukan dengan menyusun peringkat departemen pendukung dalam
suatu tatanan jumlah jasa yang diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil.
Tingkat jasa biasanya di ukur dengan biaya langsung dari setiap departemen
pendukung; departemen dengan biaya tertinggi dinilai sebagai pemberi dana
terbesar.
Langkah 1 Menghitung Rasio Alokasi
Penggerindaan Peraktitan
Listrik :600.000
0,75 -(600.000 + 200.000)
200.000- 0,25
(600.000 + 200.000)
Pemeliharaan :4.500
0,50 -(4.500 + 4.500)
4.500- 0,50
(4.500 + 4.500)
11
Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung DenganMenggunakan Rasio Alokasi
Departemen Pendukung Departemen ProduksiListrik Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan
Biaya Langsung $250.000 $160.000 $100.000 $60.000
Listrik (250.000) - 187.500 62.500
Pemeliharaan - (160.000) 80.000 80.000
$ 0
$ 0 $367.500 $202.500
Alokasi yang di dapatkan dengan metode berurutan . di dapatkan dengan langkah
pertama adalah menghitung rasio alokasi. Perhatikan bahwa rasio alokasi untuk departemen
pemeliharaan mengabaikan penggunaan oleh departemen listrik karena biayanya tidak dapat
dialokasikan ke departemen pendukung. Langkah kedua adalah mengalokasikan biaya
departemen pendukung dengan menggunakan rasio alokasi yang dihitung pada langkah
pertama. Perhatikan bahwa $50.000 dari biaya departemen listrik dialokasikan ke departemen
pemeliharaan. Hal ini mencerminkan kenyataan bahwa departemen pemeliharaan
menggunakan 20 persen output departemen listrik. Sebagai akibatnya, biaya oporasi
departemen pemeliharaan naik dari $160.00 jadi $210.000.
12
Langkah 1 Menghitung Rasio AlokasiPemeliharaan Penggerindaan Perakitan
Listrik :200.000
0,20 - -(200.000 + 600.000 + 200.000)
600.000- 0,60 -
(200.000 + 600.000 + 200.000)200.000
- - 0,20(200.000 + 600.000 + 200.000)
Pemeliharaan :4.500
- 0,50 -(4.500 + 4.500)
4.500- - 0,50
(4.500 + 4.500)
Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung Dengan Menggunakan Rasio Alokasi
Departemen Pendukung Departemen Produksi
Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan
Biaya Langsung $250.000 $160.000 $100.000 $60.000
Listrik (250.000) 50.000 150.000 50.000
Pemeliharaan-
(210.000) 105.000 105.000
$ 0 $ 0 $355.000 215.000
3. Metode timbal balik
Metode ini mengakui semua interaksi di antara departemen pendukung. Menurut
metode ini salah satu departemen pendukung menggunakan angka departemen lain
dalam menentukan total biaya setiap departemen pendukung dimana total biaya
mencerminkan interaksi antara departemen pendukung. Jadi, total biaya yang baru
dari departemen pendukung dialokasikan ke departemen produksi.
Total biaya departemen pendukung. Total biaya pendukung adalah jumlah dari biaya
langsung ditambah proposisi biaya yang diterima dari departemen pendukung lainnya.
Persamaan biaya untuk setiap departemen pendukung dapat diperlihatkan sebagai berikut
P = Biaya langsung + Bagian dari biaya pemeliharaan
= $250.000 + 0,10M (persamaan biaya listrik) (7.1)
M = Biaya langsung + Biaya dari baya listrik
= $160.000 + 0,20P (persamaan biaya pemeliharaan) (7.2)
Data untuk mengilustrasikan metode timbal balik
Departemen Pendukung Departemen Produksi
ListrikPemeliharaa
nPenggerindaa
nPerakita
n
Biaya Langsung:
Tetap$200.00
0 $100.000 $80.000 $50.000
Varabel 50.000 60.000 20.000 10.000
Total$250.00
0 $160.000 $100.000 $60.000
Aktivitas Normal
Kilowatt-jam - 200.000 600.000 200.000 Jam pemeliharaan 1.000
-4.500 4.500
Proporsi Output yang Digunakan oleh Departemen
ListrikPemeliharaa
nPenggerindaan
Perakitan
13
Rasio Alokasi:
Listrik - 0,20 0,60 0,20
Pemeliharaan 0,10 - 0,45 0,45
Persamaan biaya listrk (7.1) dan persamaan biaya pemeliharaan (7.2) dapat diselesaikan
secara simultan untuk menghasilkan total biaya setiap departemen pendukung. Dengan
persamaan ;
M = $160.000 + 0,20 ($250.000 + 0,10M)
M = $160.000 + $50.000 + 0,02 M
0,98M = $210.000
M = $214.286
Dengan mensubsidikan niai untuk M ini kepersamaan 7.1 dihasilkan total biaya untuk
listrik.
P = $250.000 + 0.10 ($214.286)
= $250.000 + $21.429
= $271.429
Alokasi Departemen Produksi. Setelah total biaya setiap departemen pendukung
diketahui, alokasi kedepartemen produksi dapat diketahui. Alokasi ini, berdasarkan proporsi
output yang digunakan oleh setiap departemen produksi. Total biaya yang dialokasikan
kedepartemen produksi (dari listrik dan pemeliharaan) sama dengan $410.000, yaitu total biaya
langsung dari dua depatemen pendukung ($250.000 + $160.000).
Departemen Pendukung Departemen Produksi
ListrikPemeliharaa
nPenggerinda
anPerakita
nBiaya Langsung
$250.000 $160.000 $100.000 $60.000
Listrik(271.429
) 54.286 162.857 54.286
Pemeliharaan 21.429 (21.429) 96.429 96.429
14
Total$ 0 $ 0 $359.286
$210.715
E. Tarif Overhead Departemen Dan Perhitungan Biaya Produk
Tarif biaya overhead dihitung dengan menembahkan biaya pendukung yang dialokasikan
ke biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri pada departemen produksi dan
membaginya dengan beberapa ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam
mesin. Misalnya dari contoh alokasi berurutan total biaya overhead departemen pengesahan
adalah $355.000, dan asumsikan bahwa jam mesin adalah dasar untuk pembebanan overhead
ke produk dengan aktivitas normal sebesar 71.000 jam mesin, maka tarif biaya overhead
departemen pengesahan adalah:
Tarif overhead pengesahaan
=$355.000
71.000 jam Mesin
= $ 5 per jam mesin
Dengan cara yang sama, total biaya overhead departemen perakitan sebesar $ 215.000,
dan diasumsikan tingkat aktivitas normal sebesar 107.500 jam tenaga kerja, maka tarif biaya
overhead di departement perakitan adalah:
Tarif overhead perakitan=
$215.000
107.500 jam tenaga kerja
= $ 2 per jam tenaga kerja
Dengan menggunakan tarif – tarif ini, biaya produk per unit dapat ditentukan. Sebagai
gambaran, anggaplah bahwa suatu produk membutuhkan dua jam mesin pengasahan dan satu
jam perakitan untuk satu unit yang diproduksi. Biaya overhead yang dibebankan ke satu unit
produk ini menjadi $ 12 [ (2 X $ 5) + (1X $ 2)]. Jika produk yang sama menggunakan bahan
15
baku senilai $ 15 dan tenaga kerja sebesar $ 6 (ditotal dari Pengesahan dan Perakitan), maka
biaya total per unit adalah $ 33 ($ 12 + $ 15 + $ 6).1[1][1]
ALOKASI JOINT COSTS
Permasalahan pokok yang timbul di dalam produk gabungan : Bagaimana cara mengalokasikan
biaya yang terjadi dalam rangka menghasilkan produk. Biaya yang dikeluarkan dalam rangka
menghasilkan produk gabungan disebut dengan “JOINT COST”.
Pengertian Produk Gabungan
Produk gabungan (Joint Cost) adalah suatu proses produksi yang menghasilkan beberapa
produk yang berasal dari satu jenis / macam bahan baku yang diproduksi secara serentak
(bersama-sama). Dimana, nilai dari produk ini masing-masing berbeda. Di dalam proses
produksi yang menghasilkan produk gabungan, produk yang dihasilkan terdiri dari 2 macam :
(1) Produk Utama (Main Product).
(2) Produk Sampingan (By Product).
Akuntansi Produk Bersama
Biaya produk bersama harus dapat dibebankan kepada masing-masing produk agar dapat
ditentukan nilai persediaan akhir dalam menghasilkan laba bersih.
Metode alokasi biaya bersama (Joint Cost) ke masing-masing produk :
(1) Metode Nilai Jual / Harga Pasar
1
16
(2) Metode Kwatitatif Unit / Satuan Fisik
(3) Metode Biaya Per Unit
Metode Rata-rata tertimbang
Metode Rata-rata Sederhana
Metode N ilai J ual / H arga P asar
Karakteristik :
(1) Joint Cost dialokasikan sesuai dengan nilai jual masing-masing produk
(2) Metode ini mempunyai hubungan antara biaya yang dikeluarkan dengan harga jual. Harga
jual produk ditentukan atas dasar biaya produk yang dikeluarkan.
Prosedur Akuntansi Untuk Metode Nilai Pasar / Harga Jual, yaitu :
(1) Nilai Pasar Diketahui Saat Titik Pisah (split off)
Dengan prosedur ini total Joint Cost dialokasikan diantara produk bersama dengan
membagi Total Nilai Pasar tiap produk yang dihasilkan sehingga diperoleh Ratio Individual
dari nilai pasar terhadap total nilai pasar dikalikan dengan Joint Cost
RUMUS : ALOKASI JOINT COST PER PRODUK
(2) Nilai Pasar Tidak Diketahui Saat Titik Pisah (split Off)
Pada metode ini Nilai Pasar pada saat titik pisah produk tidak diketahui khususnya bilamana
tambahan proses pengolahan berada pada kondisi siap untuk dijual. Pada metode ini
dilakukan perhitungan nilai pasar hipotesis, dengan cara mengurangi tambahan biaya
pemrosesan kembali dengan nilai pasar produk.
17
Total nilai pasar per produk x Joint Cost
Total nilai pasar semua produk
RUMUS : ALOKASI JOINT COST PER PRODUCT
Metode Kuantitatif U nit
Karakteristik
(1) Kwantitas hasil produksi digunakan sebagai dasar untuk alokasi Joint Cost
(2) Alokasi Joint Cost ke masing-masing produk dilakukan dengan cara :
RUMUS :
M etode B iaya P er U nit
Agar metode ini dapat dipakai, maka produk harus diukur dengan satuan yang sama.
(1) Metode Rata-Rata Sederhana
Menurut metode ini Total Joint Cost dibagi dengan unit yang diproduksi. Hal ini digunakan
untuk menghitung Unit Cost, kemudian biay per unit dikalikan dengan unit yang diproduksi
untuk menghitung alokasi Joint Cost ke masing-masing produk.
RUMUS :
(2) Metode Rata-Rata Tertimbang
18
Biaya PemrosesanTotal nilai pasar hipotetis per produk x Joint Cost + setelah titik pisahTotal nilai pasar hipotetis semua produk
Total unit per produk x Joint Cost
Total unit semua produk
Total Joint Cost UNIT COST = ______________________ Jumlah produk
Dalam metode ini kwantitas produksi dikalikan dengan angka penimbang, dan hasil kalinya
digunakan sebagai dasar pengalokasian biaya bersama (Joint Cost)
BAB III
PENUTUP
Departemen produksi membuat produk jasa di mana perusahaan bermain di dunia usaha
tersebut untuk memproduksi dan menjual, departemen pendukung menyediakan dukungan
departemen produksi tetapi mereka tidak membuat produk jadi. Karena departemen pendukung
berada untuk mendukung berbagai departemen produksi, biaya departemen pendukung secara
umum dibebankan pada semua departemen produksi.
Alasan-alasan yang termasuk penilain persediaan, profibilitas, penetapan harga, dan
perencanaan serta pengendalian. Alokasi dapat juga digunakan untuk mendorong perilaku
manajerial yang menguntungkan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Don R. Hansen Maryanne M. Mowen, Akuntansi Manajemen, ed. 4, Jilid 1,
Erlangga, Jakarta, 1999.
http://chaloelagi.blogspot.com/2013/04/alokasi-biaya-departemen pendukung.html
20
top related