makalah invest in south borneo
Post on 19-Jun-2015
526 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
THE PAGE IN”DAFTAR ISI, DAFTAR
TABEL & DAFTAR GRAFIK” HAS
BEEN CHANGED CZ I HAVE BEEN
ALREADY CHANGE THE CONTENT
OF IT’S, SO YOU CAN COSTUMIZE
IT SELF.
Eko WijayaH1C106077 1
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
MAKALAH IKLIM INVESTASI PERTAMBANGAN
DI KALIMANTAN SELATAN
OLEH :
EKO WIJAYA
H1C106077
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
Eko WijayaH1C106077 2
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat,
berkat dan anugerah-NYA maka makalah yang saya susun ini dapat selesai. Saya
menyadari bahwa makalah yang saya buat ini sangat jauh dari sempurna, sehingga
saran serta kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca merupakan
tambahan pengetahuan yang sangat berharga bagi saya, agar dalam pembuatan
makalah berikutnya dapat saya terapkan sebagai penyempurnaan dari makalah
sebelumnya.
Banjarbaru, 14 Mei 2010
Penulis
Eko WijayaH1C106077 3
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………...……………………………………………. 1
B. Tujuan ………………………………………………………………… 1
C. Manfaat………………………………………………………………… 1
LANDASAN TEORI
A. Minyak dan Gas Bumi ……………………………………………..... 2
B. Batubara ……………………………………………………………… 3
C. Emas …………………………………………………………………. 3
D. Intan …………………………………………………………………. 4
E. Nikel …………………………………………………………………. 4
F. Besi …………………………………………………………………. 5
G. Chromit ……………………………………………………………….. 5
H. Mangan ……………………………………………………………….. 6
I. Gambut ……………………………………………………………….. 6
J. Batu Gamping ………………………………………………………… 6
K. Phospat ……………………………………………………………….. 7
L. Kaolin ……………………………………………………………….. 7
M. Pasir Kuarsa ………………………………………………………….. 8
N. Batu Gamping marmeran ……………………………………………. 8
O. Batu Gunung ………………………………………………………… 8
P. Pasir, Kerikil, Bongkah Batu ……………………………………….. 9
Q. Ketenagalistrikan …………………………………………………….. 9
Eko WijayaH1C106077 4
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
R. Energy Baru dan Terbarukan ………………………………………… 10
PEMBAHASAN ………………………………………………………......... 11
KESIMPULAN …………………………………………………………….. 15
DAFTAR PUSTAKA
Eko WijayaH1C106077 5
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis dan Kapasitas PT. PLN (persero) Kalselteng ……………….. 9
Tabel 2. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Kalimantan Selatan Dari
Sisi Permintaan ……………………………………………………………. 12
Eko WijayaH1C106077 6
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan ……………… 11
Grafik 2. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Komoditas Batubara ….... 13
Eko WijayaH1C106077 7
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
Eko WijayaH1C106077 8
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar Belakang dari pembuatan makalah ini mengenai Investasi
Pertambangan Kalimantan Selatan.
B. Tujuan
Makalah yang saya buat ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Analisa Kelayakan Tambang.
C. Manfaat
Menambah pengetahuan pembaca tentang investasi pertambangan di
Kalimantan Selatan saat ini (Mei 2010).
D. Sejarah Singkat Provinsi Kalimantan Selatan
Sejarah Pemerintahan di Kalimantan Selatan diperkirakan dimulai
ketika berdiri Kerajaan Tanjung Puri sekitar abad 5-6 Masehi. Kerajaan ini
letaknya cukup strategis yaitu di Kaki Pegunungan Meratus dan di tepi sungai
besar sehingga di kemudian hari menjadi bandar yang cukup maju. Kerajaan
Tanjung Puri bisa juga disebut Kerajaan Kahuripan, yang cukup dikenal
sebagai wadah pertama hibridasi, yaitu percampuran antarsuku dengan segala
komponennya. Setelah itu berdiri kerajaan Negara Dipa yang dibangun
perantau dari Jawa.
Pada abad ke 14 muncul Kerajaan Negara Daha yang memiliki unsur-
unsur Kebudayaan Jawa akibat pendangkalan sungai di wilayah Negara Dipa.
Sebuah serangan dari Jawa menghancurkan Kerajaan Dipa ini. Untuk
Eko WijayaH1C106077 9
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
menyelamatkan, dinasti baru pimpinan Maharaja Sari Kaburangan segera naik
tahta dan memindahkan pusat pemerintahan ke arah hilir, yaitu ke arah laut di
Muhara Rampiau. Negara Dipa terhindar dari kehancuran total, bahkan dapat
menata diri menjadi besar dengan nama Negara Daha dengan raja sebagai
pemimpin utama. Negara Daha pada akhirnya mengalami kemunduran dengan
munculnya perebutan kekuasaan yang berlangsung sejak Pangeran Samudra
mengangkat senjata dari arah muara, selain juga mendirikan rumah bagi para
patih yang berada di muara tersebut.
Pemimpin utama para patih bernama MASIH. Sementara tempat
tinggal para MASIH dinamakan BANDARMASIH. Raden Samudra
mendirikan istana di tepi sungai Kuwin untuk para patih MASIH tersebut.
Kota ini kelak dinamakan BANJARMASIN, yaitu yang berasal dari kata
BANDARMASIH.
Kerajaan Banjarmasin berkembang menjadi kerajaan maritim utama
sampai akhir abad 18. Sejarah berubah ketika Belanda menghancurkan keraton
Banjar tahun 1612 oleh para raja Banjarmasin saat itu panembahan Marhum,
pusat kerajaan dipindah ke Kayu Tangi, yang sekarang dikenal dengan kota
Martapura.
Awal abad 19, Inggris mulai melirik Kalimantan setelah mengusir
Belanda tahun 1809. Dua tahun kemudian menempatkan residen untuk
Banjarmasin yaitu Alexander Hare. Namun kekuasaanya tidak lama, karena
Belanda kembali.
Babak baru sejarah Kalimantan Selatan dimulai dengan bangkitnya
rakyat melawan Belanda. Pangeran Antasari tampil sebagai pemimpin rakyat
yang gagah berani. Ia wafat pada 11 Oktober 1862, kemudian anak cucunya
membentuk PEGUSTIAN sebagai lanjutan Kerajaan Banjarmasin, yang
akhirnya dihapuskan tentara Belanda Melayu Marsose, sedangkan Sultan
Muhammad Seman yang menjadi pemimpinnya gugur dalam pertempuran.
Sejak itu Kalimantan Selatan dikuasai sepenuhnya oleh Belanda.
Daerah ini dibagi menjadi sejumlah afdeling, yaitu Banjarmasin,
Amuntai dan Martapura. Selanjutnya berdasarkan pembagian organik dari
Indisch Staatsblad tahun 1913, Kalimantan Selatan dibagi menjadi dua
Eko WijayaH1C106077 10
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
afdeling, yaitu Banjarmasin dan Hulu Sungai. Tahun 1938 juga dibentuk
Gouverment Borneo dengan ibukota Banjarmasin dan Gubernur Pertama dr.
Haga.
Setelah Indonesia merdeka, Kalimantan dijadikan propinsi tersendiri
dengan Gubernur Ir. Pangeran Muhammad Noor. Sejarah pemerintahan di
Kalimanatn Selatan juga diwarnai dengan terbentuknya organisasi Angkatan
Laut Republik Indonesia ( ALRI ) Divisi IV di Mojokerto, Jawa Timur yang
mempersatukan kekuatan dan pejuang asal Kalimantan yang berada di Jawa.
Dengan ditandatanganinya Perjanjian Linggarjati menyebabkan
Kalimantan terpisah dari Republik Indonesia. Dalam keadaan ini pemimpin
ALRI IV mengambil langkah untuk kedaulatan Kalimantan sebagai bagian
wilayah Indonesia, melalui suatu proklamasi yang ditandatangani oleh
Gubernur ALRI Hasan Basry di Kandangan 17 Mei 1949 yang isinya
menyatakan bahwa rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan memaklumkan
berdirinya pemerintahan Gubernur tentara ALRI yang melingkupi seluruh
wilayah Kalimantan Selatan. Wilayah itu dinyatakan sebagai bagian dari
wilayah RI sesuai Proklamasi kemerdekaaan 17 agustus 1945. Upaya yang
dilakukan dianggap sebagai upaya tandingan atas dibentuknya Dewan Banjar
oleh Belanda.
Menyusul kembalinya Indonesia ke bentuk negara kesatuan kehidupan
pemerintahan di daerah juga mengalamai penataaan. Di wilayah Kalimantan,
penataan antara lain berupa pemecahan daerah Kalimantan menjadi 3 propinsi
masing-masing Kalimantan Barat, Timur dan Selatan yang dituangkan dalam
UU No.25 Tahun 1956.
Berdasarkan UU No.21 Tahun 1957, sebagian besar daerah sebelah
barat dan utara wilayah Kalimantan Selatan dijadikan Propinsi Kalimantan
Tengah. Sedangkan UU No.27 Tahun 1959 memisahkan bagian utara dari
daerah Kabupaten Kotabaru dan memasukkan wilayah itu ke dalam kekuasaan
Propinsi Kalimantan Timur. Sejak saat itu Propinsi Kalimantan Selatan tidak
lagi mengalami perubahan wilayah, dan tetap seperti adanya. Adapun UU
No.25 Tahun 1956 yang merupakan dasar pembentukan Propinsi Kalimantan
Eko WijayaH1C106077 11
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
Selatan kemudian diperbaharui dengan UU No.10 Tahun 1957 dan UU No.27
Tahun 1959.
A. Sejarah Pemerintahan
Sejarah Pemerintahan di Kalimantan Selatan diperkirakan dimulai
ketika berdiri Kerajaan Tanjung Puri sekitar abad 5 - 6 Masehi. Kerajaan ini
letaknya cukup strategis yaitu di Kaki Pegunungan Meratus dan ditepi sungai
besar sehingga dikemudian hari menjadi bandar yang cukup maju. Kerajaan
Tanjung Puri bisa juga disebut Kerajaan Kahuripan, yang cukup dikenal
sebagai wadah pertama hibridasi, yaitu percampuran antar suku dengan segala
komponennya. Setelah itu berdiri kerajaan Negara Dipa yang dibangun
perantau dari Jawa.
Tanggal 19 Agustus 1945
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia menetapkan untuk membagi
wilayah Indonesia menjadi 8 Propinsi, ketetapan ini dikukuhkan dengan
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1945 dan Maklumat Wakil Presiden RI
Nomor X tanggal 16 Oktober 1945. Salah satu dari Propinsi tersebut adalah
Propinsi Borneo dengan ibukotanya Banjarmasin.
Tanggal 2 September 1945
Ir. Pangeran Muhammad Noor dilantik oleh Presiden RI sebagai
Gubernur Borneo.
Tanggal 10 Oktober 1945
Demontrasi rakyat Kalimantan Selatan di halaman kantor Governor
menuntut diturunkannya Bendera Belanda dan digantikan dengan Bendera
Merah Putih, bendera Republik Indonesia.
Tanggal 9 Nopember 1945
Eko WijayaH1C106077 12
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
Rakyat Kalimantan mengadakan pemberontakan terhadap pemerintahan
yang legal dengan bergerilya di pedalaman dan berhasil menggagalkan rencana
Belanda untuk mendirikan Negara Kalimantan.
Tahun 1946
Pemerintah Belanda membagi Kalimantan menjadi 3 keresidenan
dengan Stb.1946 Nomor 64 yaitu:
Residentis Zuid Borneo, meliputi afdeling-afdeling Banjarmasin, Hulu Sungai dan Kapuas Barito
Residentis Oost Borneo, meliputi afdeling-afdeling Samarinda dan Bulungan
Residentis West Borneo, dengan nama Daerah Istimewa Kalimantan Barat
Di daerah-daerah yang diduduki Belanda membentuk Neo-
Landschappen yang dalam perkembangannya selanjutnya Neo-Landschap
tersebut mengadakan gabungan dan membentuk Federasi Kalimantan Barat,
Federasi Kalimantan Timur dan Federasi Kalimantan Tenggara.
Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)
Pada waktu pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat,
Kalimantan tidak dibentuk Negara Bagian tersendiri, tetapi berupa satuan-
satuan kenegaraan yaitu :
Dayak Besar (Stb. 1946 Nomor 134) Kalimantan Tenggara, sebagai penggabungan 3 Neo-landschap (Stb. 1947
Nomor 3) Daerah Banjar (Stb. 1948 Nomor 14) Kalimantan Timur Daerah Istimewa Kalimantan Barat (Stb. 1948 Nomor 58)
Tanggal 17 Mei 1949
Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan
yang merupakan puncak manifestasi Perjuangan Rakyat Kalimantan, dibacakan
dan ditandatangani oleh Bapak Gerilya Kalimantan, Brigjen H. Hassan Basry
atas nama Rakyat Kalimantan Selatan, sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari Wilayah Republik Indonesia.
Eko WijayaH1C106077 13
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
Tanggal 4 April 1950
Pemerintah Republik Indonesia Serikat dengan Keputusan Presiden
Nomor 137/8/9 tanggal 4 April 1950 menetapkan penghapusan daerah-daerah
Banjar, Dayak Besar dan Kalimantan Tenggara sebagai Bagian Republik
Indonesia Serikat dan memasukkannya kedalam Wilayah Republik Indonesia
Yogyakarta.
Tanggal 14 Agustus 1950
Pemerintah Republik Indonesia mengadakan penataan kembali
pemerintahan di Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor
21 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Propinsi (Lembaran Negara 1950
Nomor 59). Dan membagi wilayah Republik Indonesia atas 10 Propinsi, dan
satu diantaranya adalah Propinsi Kalimantan. Gubernur Kalimantan pada
waktu itu dr. MURJANI mengeluarkan Keputusan Gubernur Kalimantan
Nomor 186/OPB/92/14 tentang Pembentukan beberapa Kabupaten, Daerah
Istimewa dan Kotapraja, pada tanggal 14 Agustus 1950.
Tanggal 7 Januari 1953
Dikukuhkan keputusan Gubernur Kalimatan Nomor 186/OPB/92/14
tanggal 14 Agustus 1950 dengan Undang-undang Darurat Nomor 2 Tahun
1953 (Lembaran Negara 1953 Nomor 8) dan Undang-undang Darurat Nomor 3
Tahun 1953 (Lembaran Negara 1953 Nomor 9) tentang Pembentukan Daerah
Otonom Kabupaten/Daerah Istimewa Tingkat Kabupaten dan Kota Besar
dalam lingkungan Daerah Propinsi Kalimantan.
Tanggal 29 Nopember 1956
Presiden RI mengesahkan Undag-undang Nomor 25 tentang
Pembentukan Daerah Otonom Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.
Tanggal 31 Mei 1989
Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan dengan Surat
Keputusan DPRD Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan Nomor 02
Eko WijayaH1C106077 14
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
Tahun 1989 menetapkan tanggal 14 Agustus 1950 telah diselenggarakan
pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan yang berkedudukan di Banjarmasin
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1950 dan pembentukan
daerah-daerah otonom Kabupaten dan setingkat Kabupaten berdasarkan
Keputusan Gubernur Kalimantan Nomor 186/OPB/92/14 tanggal 14 Agustus
1950 dan selanjutnya dikukuhkan dengan Undang-undang Darurat Nomor 2
dan 3 Tahun 1953. Dan pada saat ini wilayah Propinsi Kalimantan Selatan
dengan ibukotanya Banjarmasin hanya tinggal wilayah Propinsi Kalimantan
Selatan, hal ini terjadi semata-mata karena perkembangan pemerintah.
B. Letak Geografis, Topografi serta Iklim
Geografis
Propinsi Kalimantan Selatan dengan ibukotanya Banjarmasin terletak di
sebelah selatan pulau Kalimantan dengan batas-batas: sebelah barat dengan
propinsi Kalimantan Tengah, sebelah timur dengan Selat Makasar, sebelah
selatan dengan Laut Jawa dan di sebelah utara dengan propinsi Kalimantan
Timur.
Propinsi Kalimantan Selatan
secara geografis terletak di antara 114
19" 33" BT - 116 33' 28 BT dan 1 21'
49" LS 1 10" 14" LS, dengan luas
wilayah 37.377,53 km² atau hanya 6,98
persen dari luas pulau Kalimantan.
Daerah yang paling luas di
propinsi Kalsel adalah Kabupaten
Kotabaru dengan luas 13.044,50 km²,
kemudian Kabupaten Banjar dengan luas
5.039,90 km² dan Kabupaten Tabalong
dengan luas 3.039,90 km², sedangkan
daerah yang paling sempit adalah Kota
Banjarmasin dengan luas 72,00 km².
Eko WijayaH1C106077 15
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
Kalimantan Selatan secara geografi terletak di sebelah selatan pulau
Kalimantan dengan luas wilayah 37.530,52 km2 atau 3.753.052 ha. Sampai
dengan tahun 2004 membawahi kabupaten/kota sebanyak 11 kabupaten/kota
dan pada tahun 2005 menjadi 13 kabupaten/kota sebagai akibat dari adanya
pemekaran wilayah kabupaten Hulu Sungai Utara dengan Kabupaten Balangan
dan Kabupaten Kotabaru dengan Kabupaten Tanah Bumbu.
Luas wilayah propinsi tersebut sudah termasuk wilayah laut propinsi
dibandingkan propinsi Kalimantan Selatan. Luas wilayah masing-masing
Kabupaten Tanah Laut 9,94 %; Tanah Bumbu 13,50%; Kotabaru 25,11%;
Banjar 12,45%; Tapin 5,80%; Tabalong 9,59%; Balangan 5,00%; Batola
6,33%; Banjarbaru 0,97% dan Banjarmasin 0,19%. Secara rinci luas wilayah
dan batas wilayah serta panjang garis pantai dapat dilihat pada tabel 1
Daerah aliran sungai yang terdapat di Propinsi Kalimantan Selatan
adalah: Barito, Tabanio, Kintap, Satui, Kusan, Batulicin, Pulau Laut, Pulau
Sebuku, Cantung, Sampanahan, Manunggal dan Cengal. Dan memiliki
catchment area sebanyak 10 (sepuluh) lokasi yaitu Binuang, Tapin, Telaga
Langsat, Mangkuang, Haruyan Dayak, Intangan, Kahakan, Jaro, Batulicin dan
Riam Kanan.
Topografi
Kemiringan tanah dengan 4 kelas klasifikasi menunjukkan bahwa
sebesar 43,05% wilayah Propinsi Kalimantan Selatan mempunyai kemiringan
tanah 0-2 %.
Rincian luas menurut kemiringan adalah sebagai berikut:
0 - 2% : 1.615.630 Ha (43,05%)
2 - 15% : 1.192.545 Ha (31,87%)
15 - 40% : 713.682 Ha (19,02%)
40% : 231.195 Ha (6, 16%)
Adapun luas wilayah Kalimantan Selatan menurut kelas ketinggian
yang dibagi menjadi 6 kelas ketinggian menunjukkan wilayah Kalimantan
Selatan sebagian besar berada pada kelas ketinggian 25-100 m di atas
permukaan laut yakni 31,29%
Eko WijayaH1C106077 16
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
Tanah di wilayah Propinsi Kalimantan Selatan sebagian besar berupa
hutan dengan rincian Hutan Lebat (780.319 Ha), Hutan belukar (377.774 ha),
dan hutan rawa (90.060 Ha), Hutan Sejenis (352.840 Ha) Tanah berupa
semak/alang-alang seluas 870.314 ha , berupa rumput (50.119), dan untuk lain
lain (83.014).
Sedangkan penggunaan untuk sawah 413.107 ha, perkebunan 437.037
ha dan untuk perkampungan 57,903 ha serta untuk Tegalan (48.612 Ha).
Bentuk geologi wilayah Kalimantan Selatan sebagian besar berupa
Aluvium Muda dan Formasi Berai.
Iklim
Pada umumnya daerah Kalimantan Selatan terdiri dari dua musim, yaitu
musim hujan dan musim kemarau (panas). Musim hujan biasanya terjadi pada
bulan Oktober sampai Mei, pada waktu itu angin bertiup dari arah Timur Laut,
kecepatan angin tiap bulannya berkisar antara 8-14 knot dan rata-rata tiap
bulan antara 5-6 knot. Sedangkan musim kemarau (panas) terjadi pada bulan
Juni sampai Agustus dan di antara kedua musim tersebut terdapat musim
pancaroba.
Temperatur udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi
rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai.
Data temperatur udara yang dilaporkan Badan Meteorologi dan Geofisika
Stasiun Meteorologi Syamsuddin Noor, temperatur udara maksimun di daerah
Kalimantan Salatan berkisar antara 33,1°C - 35°C , temperatur udara minimun
berkisar antara 22,6°C - 23,8°C. Temperatur rata-rata berkisar antara 15,6°C
sampai 26,9°C. Sedangkan kelembaban udara rata-rata berkisar antara 77%-
91% tiap bulan.
Kelembaban udara maksimun di daerah ini berkisar antara 96%-98%
dan kelembaban minimun berkisar antara 35%-58%, sedangkan rata-ratanya
tiap bulan 60%-87%.
Eko WijayaH1C106077 17
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
Penyinaran matahari di Kalimantan Selatan dengan intensitas tertinggi
pada bulan April yaitu 75% dan intensitas terendah terjadi pada bulan
Desember yaitu 33%, dengan rata-rata intensitas penyinaran 52,5%.
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim,
geografi dan perputaran/pertemuaan arus udara. Curah hujan tertinggi di daerah
ini terjadi pada bulan Maret yaitu 426,0 mm sedangkan curah hujan terendah
terjadi pada bulan September yaitu 75,0 mm. Jumlah hari hujan selama tahun
2005 adalah 216 hari terjadi pada bulan Januari yaitu 26 hari. Rata-rata tekanan
udara di daerah ini berkisar antara 1.011,5 mm selama tahun 2005.
Antara curah hujan dan keadaan angin biasanya ada hubungan erat satu
sama lain. Walaupun demikian, di beberapa tempat hubungan tersebut tidak
selalu ada. Keadaan angin pada musim hujan biasanya lebih kencang dan angin
bertiup dari barat dan barat laut. Oleh karena itu musim tersebut dikenal juga
dengan musim barat. Pada musim kemarau angin bertiup dari benua Australia,
keadaan angin saat itu bisa juga kencang. Keadaan angin di Kalimantan Selatan
pada tahun 2003 yang dipantau dari Stasiun Meteorologi Syamsuddin Noor
menunjukkan kecepatan angin tiap bulannya berkisar antara 7,0-11,4 knot.
Sedangkan untuk tahun 2004 rata-rata 4 knot. Untuk Tahun 2005 rata-rata 2,8
knot. Untuk penyinaran matahari dipantau pada jam 06.00-18.00 terlihat
intensitas yang beragam pada tiap bulannya. Penyinaran matahari dengan
intensitas tertinggi terjadi pada bulan September yaitu 69,0% dan intensitas
terendah terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 23,0%. Tahun 2004 terjadi
pada bulan Agustus yaitu rata-rata 6,9 jam/hari dan terendah pada bulan
Desember yakni rata-rata 2,0 jam/hari. Sedangkan tahun 2005 terjadi pada
bulan Agustus yaitu rata-rata 6,2 jam/hari dan intensitas terendah terjadi pada
bulan Desember yaitu rata-rata 2,6 jam/hari.
Eko WijayaH1C106077 18
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
LANDASAN TEORI
Investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu proyek atau
perusahaan dengan tujuan memperoleh keuntungan.
Bahan galian di wilayah Kalimantan Selatan beraneka ragam jenisnya,
baik itu bahan galian energi, bahan galian logam, bahan galian non logam
maupun bahan galian industri. Jenis, lokasi dan keadaan bahan galian di
wilayah Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut:
A. Minyak dan Gas bumi
Potensi sumberdaya minyak dan gas bumi di Kalimantan Selatan
terdapat dalam dua cekungan yaitu Cekungan Barito dan Cekungan Asam-
asam dengan struktur lokasi yang terdiri dari:
Cekungan Barito
Struktur berproduksi: Struktur Tanjung, Kambitin, Bagog, Warukin
Selatan, Warukin Tengah, Tapian Timur.
Struktur prospek: Struktur Hayup dan Paringin
Terindikasi: Struktur Didi, Tangkan, Kelua, Manunggul, Tanta, Dahor
Selatan, Lampihong, Maridu, Bongkong, Ambakiang dan Batu Mandi.
Cekungan Asam-asam
Sebelah timur Pegunungan Meratus: terindikasi dan perlu diteliti lebih
lanjut.
Pada Cekungan Barito mempunyai cadangan minyak sebesar 620,571
juta barrel (98,5 juta m3) dan yang dapat diproduksi sebesar 160 juta barrel (27
juta m3), sampai tahun 2006 produksi minyak telah mencapai 20,6 juta m3.
Di lapangan Tanjung Raya terdapat sebanyak 231 sumur, yang
berproduksi 95 sumur, yang ditutup sementara 69 sumur yang ditutup
selamanya 28 sumur dan sumur injeksi 39 sumur.
Eko WijayaH1C106077 19
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
Terhadap sumur yang telah ditutup tersebut, ada peluang untuk diminta
oleh daerah dan dikelola oleh masyarakat atau koperasi.
B. Batubara
Batubara sebagai bahan energi banyak terdapat di Kalimantan Selatan.
Keberadaanya secara geologi terjadi pada masa Neogen yaitu jaman Tersier
Eosen dan Miosen. Secara kualitas batubara pada umur Eosen lebih
mempunyai nilai kalori tinggi dibanding pada umur Miosen. Nilai kalori yang
terkandung didalamnya antara 4000 s/d 7100 Kal/gr, adb.
Potensi sumberdaya secara keseluruhan 9.101.380.000 ton sedangkan
cadangannya masih 1.804.145.000 ton.
Pengusahaan batubara dilakukan oleh perusahaan yang tergolong dalam
kelompok ijin PKP2B dan KP. Jumlah PKP2B yang beroperasi menambang
adalah 13 perusahaan. Sedangkan jumlah ijin KP yang diterbitkan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota adalah 378. Rata-rata produksi batubara setiap
tahunnya ± 65 juta ton
Tujuan penjualan terbagi dalam dua kelompok yaitu Dalam negeri dan
Luar negeri. Di dalam negeri untuk kepentingan industri logam, besi baja,
rumah tangga dan PLTU sedangkan ke luar negeri yaitu ke negara tujuan
Jepang, Taiwan, Eropa dan Amerika.
Tenaga kerja yang terserap mencapai 22.061 orang dan tenaga kerja
asing mencapai 95 orang.
C. Emas
Bahan galian emas di Kalimantan Selatan penyebarannya cukup luas,
baik itu emas primer maupun emas sekunder. Lokasi penyebaran emas
terutama terdapat di Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten
Tanah Bumbu, Kabupaten Banjar, Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan
Kabupaten Balangan.
Beberapa perusahaan Kontrak Karya yang pernah melakukan
eksplorasi, yaitu PT. Meratus Sumber Mas untuk wilayah Kabupaten Kotabaru,
Kabupaten Tapin Tengah dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Eko WijayaH1C106077 20
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
PT. Pelaihari Mas Utama untuk wilayah Kabupaten Tanah Laut.
Disamping itu juga terdapat kegiatan PT. Aneka Tambang untuk berbagai
tempat di wilayah Kalimantan Selatan. Pencarian emas juga dilakukan oleh
rakyat dengan sistem penambangan tradisional. Namun sampai dengan
sekarang belum terdapat perusahaan yang melakukan penambangan secara
permanen.
D. Intan
Perusahaan yang saat ini sedang melakukan eksplorasi detail adalah PT.
Galuh Cempaka yang terletak di desa Tambak Jariah, Kelurahan Palam
Kecamatan Cempaka, Banjarbaru Kota. Berdasarkan hasil penyelidikan
diperoleh bahan sampingan selain intan juga terdapat mineral-mineral pengikut
seperti emas, platina, rutil, korundum, kromit, ilmenit dan sebagian kecil
terdapat magnetit. Dari kegiatan eksplorasi diatas diperoleh rata-rata
kandungan intan untuk 1 m³ kerikil mengandung rata-rata 0.146 karat intan.
Selain itu intan juga terdapat di Bati-Bati, Angsana, Sebamban, Sungai
Loban, Bakarangan, Rantau Betung.
Penggunaannya sebagai perhiasan, mata bor, gerinda, pemotong kaca,
dll.
E. Nikel
Nikel di Kalimantan Selatan terdapat di Pegunungan Bobaris dan
daerah Tanjung Batu dan Pulau Sebuku Kabupaten Kotabaru. Cadangan nikel
yang diketahui yaitu di daerah Kabupaten Kotabaru sebanyak 42.434.000 ton.
Pada umumnya nikel laterit dengan kadar nikel rendah sekitar 1 – 1,75%.
Kadar ini belum dapat menyaingi endapan nikel di daerah Indonesia lainnya
yang mempunyai kadar > 2%. Kemungkinan di waktu mendatang dengan
pertimbangan teknologi yang lebih canggih dan harga serta permintaan pasar
yang meningkat, nikel di Kalimantan Selatan akan diusahakan oleh para
investor.
Penggunaan nikel ini pada umumnya untuk campuran baja tahan karat,
pelapis logam, katalisator dll.
Eko WijayaH1C106077 21
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
F. Besi
Endapan besi terdapat di Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Balangan,
Kabupaten Tabalong, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Bumbu dan
Kabupaten Banjar.
Jumlah cadangan secara keseluruhan sebanyak 194.772.800 ton. Jumlah
cadangan yang besar ini tidak ditunjang kadar Fe yang tinggi.
Pada umumnya besi di Kalimantan Selatan merupakan besi laterit yang
berkadar rendah yaitu dibawah 50% FE. Endapan besi berkadar tinggi yaitu >
50% Fe terdapat di Gunung Tanalang Kabupaten Hulu Sungai Tengah, akan
tetapi jumlah cadangannya kecil yaitu sekitar 4.998.100 ton; di Kabupaten
Tanah Laut terdapat di Gunung Ulin 489.300 ton, Gunung Tembaga 425.700
ton, Gunung Melati 108.700 ton, Gunung Batukora 120.000 ton, Jajakan –
Pontain 137.000 ton, Koratain 30.000 ton, Tanjung 150.000 ton, Riam Pinang
128.700 ton.
Penggunaannya sebagai bahan baku besi baja, basic refractories, dll.
G. Chromit
Jebakan Chromit dapat terjadi dari proses magmatik sebagai segregasi
di dalam batuan ultrabasa, dan dapat juga berbentuk sebagai massa yang
tersebar tidak merata. Lokasi endapan terdapat di Kabupaten Banjar,
Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Kotabaru.
Mutu endapat mempunyai kandungan:
Cr2O3 = 30,5 – 44,73 %; TIO2 = 0,78 – 1 %; Fe2O3 = 14,33 – 21,68% dan MgO – 10,22 – 12,9%.
Penggunaannya sebagai campuran baja tahan karat, tahan suhu tinggi,
bahan penyamak kulit, obat-obatan dll.
Cadangan yang diketahui yaitu 132.200 ton terletak di Tanah
Ambungan Kabupaten Tanah Laut dan 10.000 ton di Ratrabulu Kabupaten
Banjar.
PT. Indo Butirima mencoba untuk melakukan eksplorasi chromit di
kabupaten Kotabaru.
Eko WijayaH1C106077 22
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
H. Mangan
Batuan induknya bisa berupa batugamping atau dolomit dengan kadar
Al rendah, tetapi mengandung oksida Mn. Dapat pula berupa batuan beku atau
sekis kristalin yang mengandung silikat Mn atau merupakan endapan
hirothermal dan metasomatik kontak yang mengalami replacement, atau dapat
juga sebagai segregasi di dalam batuan ultrabasa.
Lokasi endapan terletak di Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Hulu
Sungai Selatan.
Penggunaannya sebagai pembuatan baja tahan pengaruh belerang, baja
kuat, perunggu, industri kimia, bahan cat, pernis, keramik, dll.
I. Gambut
Gambut sebagai bahan bakar mempunyai prosfek yang cukup baik
disamping batubara. Nilai kalori gambut di Kalimantan Selatan antara 500 –
2.000 cal/gr, hal ini merupakan faktor penunjang sebagai bahan energi
alternatif.
Pemanfaatan gambut sebagai bahan bakar, akan menambah bahan
energi disamping minyak bumi dan batubara, disamping itu juga bisa
mengurangi kerusakan hutan yang saat ini banyak ditebang untuk keperluan
bahan bakar. Lokasi endapan gambut terdapat di Kabupaten Banjar, Kabupaten
Hulu Sungai Utara, Kabupaten Tapin. Sumberdaya terindikasi yang baru
diketahui yaitu di daerah Gambut sebesar 475.628.000 m³.
J. Batu gamping
Batu gamping atau juga disebut batu kapur adalah berasal dari sisa-sisa
kehidupan binatang karang. Di alam diketemukan sebagai endapan gamping
terumbu dan sebagian berupa endapan gamping berlapis. Penyebaran endapan
batugamping di Kalimantan Selatan cukup luas yaitu pada sayap Barat dan
Timur Pegunungan Meratus.
Lokasi endapannya terletak di Kabupaten Banjar, Tapin, Hulu Sungai
Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Kabupaten Tabalong, Tanah
Laut dan Kabupaten Kotabaru.
Eko WijayaH1C106077 23
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
Jumlah sumberdaya hipotetik yang sudah diketahui yaitu sebanyak
8.473.587.625 ton. Mutu batugamping cukup baik dengan kadar CaO = 51,43 –
55,74%; MgO = 0,03 – 1,35% dan Fe2O3 = 0,05 – 0,17%.
Pengunaan batugamping pada umumnya sebagai bahan baku semen,
bahan bangunan, karbit dalam bidang pertanian untuk menetralisir keasaman
tanah dll.
K. Phospat
Phospat di Kalimantan Selatan termasuk jenis phosfat guano. Bahan
galian ini terbentuk di dalam gua-gua batugamping, dimana kotoran binatang,
bangkai burung atau kelelawar terkumpul dan bereaksi dengan unsur karbonat.
Lokasi endapan terdapat di Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan,
Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten
Kotabaru. Mutu bahan galian phospat pada umumnya mempunyai kadar P2O5
= 7,3 – 37,2%; Fe2O3 = 3,7 – 17,7% dan Al2O3 = 1,9 – 17,8%. Sumberdaya
hipotetik diketahui sebanyak 166.237,3 ton.
Penggunaan pada umumnya dipakai sebagai pupuk alam, bahan baku,
pembuatan Tripple Super Phospat, Double Super Phospat, asam phospat dan
industri kimia lainnya.
L. Kaolin
Kaolin terjadi dari hasil pelapukan dan dekomposisi batuan beku dan
batuan metamorf yang kaya akan aluminium silikat.
Di Kalimantan Selatan diketemukan sebagai endapat sedimenter
merupakan lempung berkualitas tinggi, warna putih, abu-abu, lunak dan tidak
plastis. Lokasi endapan terletak di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Tapin,
Banjar, dan Kotabaru.
Mutunya cukup baik dengan kandungan Al2O3 = 7,6 – 28,75%. SiO2 =
44,52 – 86,95%; MgO = 0,02 – 0,65%; Fe2O3 = 0,03 – 9,67% dan TiO2 = 0,05
– 0,43 %.
Sumberdaya yang sudah diketahui terdapat di Pematang Danau
Kabupaten Banjar sebesar 9,6 juta ton, Bitahan Kabupaten Tapin sebesar
Eko WijayaH1C106077 24
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
2.433.550 ton, Desa Sungai Dua Kabupaten Kotabaru sebasar 100.000 ton dan
Benua Hanyar di Kabupaten Hulu Sungai Utara sebesar 988.000 ton.
Penggunaan kaolin sebagai bahan filter dan coater industri kertas, bahan
keramik, industri tekstil, cat, pasta gigi, batu tahan api dll.
M. Pasir Kwarsa
Pasir kwarsa atau pasir putih terdiri dari kristal-kristal silika yang
mempunyai ukuran halus – kasar. Pasir kwarsa terjadi dari pelapukan batuan
yang mengandung kristal-kristal kwarsa yang kemudian tertransport dan
tercuci secara almi kemudian diendapkan pada tempat yang rendah, misalnya
di sungai, danau dan pantai.
Apabila mengalami kompaksi maka akan berubah menjadi batu pasir.
Lokasi endapan terdapat di Kabupaten Banjar, Tapin, Tanah Laut, Kotabaru
dan Kabupaten Tabalong. Mutunya cukup baik dengan kadar SiO2 = 88,12 –
99,51% ; Al2O3 = 0,12 – 4,25%; Fe2O3 = 0,03 – 0,71%; TiO2 = 0,05 –
0,68%.
Jumlah sumberdaya yang diketahui yaitu sebasar 49,865 juta ton.
Penggunaan pasir kwarsa sebagai bahan baku industri gelas, bata tahan api,
keramik, ampelas, semen, dll.
N. Batu Gamping Marmeran
Batu gamping marmeran terdapat juga di Kabupaten Tabalong,
Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten
Tapin dan Kabupaten Kotabaru. Penggunaan sebagai batu hias/ornamen.
Sumberdaya terindikasi yang diketahui di daerah Bajuin sebanyak 1.167.993
ton, sedangkan sumberdaya hipotetik untuk batu gamping marmeran di daerah
lain sekitar 3,14 milyard m³.
O. Batu Gunung
Batu gunung secara teknis disebut batuan beku, yaitu merupakan suatu
masa batuan yang dihasilkan dari pembekuan magma. Batu gunung secara
Eko WijayaH1C106077 25
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
garis besar dibagi menjadi 3 jenis yaitu batuan beku dalam, batuan beku luar
dan batuan beku gang.
Jenis batuan beku dalam misalnya granit, granodiorit, diorit, gabro dll.
Jenis batuan beku luar misalnya dasit, andesit, ryolit dll. Jenis batuan beku
gang adalah diorit popiry, granit popiry, andesit porpiry dll. Lokasi endapan
terdapat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten kotabaru,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten
hulu Sungai Utara, Kabupaten Tapin dan Kabupaten Tabalong. Penggunaan
batu gunung adalah untuk bahan bangunan dan ornamen/ batu hias. Jumlah
sumberdaya hipotetik sebesar 75,44 milyard m².
P. Pasir, Kerikil, Bongkah Batu
Merupakan hasil pelapukan dari batuan yang kemudian ditransport dan
diendapkan, misalnya pada sungai, danau dan pantai. Selain itu juga dapat
dihasilkan dari aktivitas gunung berapi.
Lokasi endapan tersebar hampir disemua sungai di Kalimantan Selatan.
Penggunaannya sebagai bahan bangunan dan cadangannya belum diketahui.
Q. Ketenagalistrikan
Kondisi kelistrikan yang dikelola oleh PT. PLN (Persero) Kalselteng
sampai Januari 2007 berdasarkan Neraca Daya Sistem Kelistrikan Kalselteng
sebagai berikut:
Tabel 1. Jenis dan Kapasitas PT. PLN (persero) Kalselteng
Beban puncak (MW) Januari 2007 = 252,59, Nopember 2007 = 269,13
Melihat kondisi listrik saat ini dimana daya mampu = 260,95 MW, sedangkan
Eko WijayaH1C106077 26
Type of Power Plant Number
(unit)Capacity
(MW)Steam Power Plant / PLTU 3 126Water Power Plant / PLTA 3 28.5Diesel Power Plant / PLTD 29 86.45Leased Power Plant sewa 10.5Purchased Electricity beli 9.5
Total 260.95
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
beban puncak = 252,59 – 269,13 MW maka kondisi kelistrikan PLN
Kalselteng dapat dikatakan kritis, sehingga terjadi pemadaman bergilir. Asumsi
pertumbuhan keperluan listrik 6% - 8,1% (Untuk tahun 2005 – 2015) maka
beban puncak pada 2010 = 458,06 MW.
Rencana pembangunan PLTU Asam-asam 324 dengan daya sebesar 2 x
65 MW pada tahun 2010 tanpa ada tambahan pembangunan pembangkit baru
akan terjadi kritis listrik yang cukup besar sampai dengan tahun 2010.
R. Energi Baru dan Terbarukan
Potensi Energi terbarukan di Kalimantan Selatan (berdasarkan hasil
survey Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Kalimantan Selatan) adalah
sebagai berikut:
Air = 561,35 KW (sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro)
Biogas = 6.810.424,61 slm
Biomasa :
Padi = 14.556.288,10 slm
Kelapa = 4.232.369,88 slm
Jagung = 2.913.312,46 MWh
Energi Surya = radiasi harian matahari rata-rata 8-9 KWh/m2/hari.
Eko WijayaH1C106077 27
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
PEMBAHASAN
Pada triwulan I-2010, ekonomi Kalimantan Selatan diperkirakan mencatat
pertumbuhan yang lebih tinggi yaitu dari 4,82% (yoy) pada triwulan IV-2009
menjadi 5,92% (yoy). Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi terutama
ditopang oleh kinerja seluruh sektor ekonomi dominan, yakni sektor pertanian,
sektor pertambangan, sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR), dan sektor
perdagangan. Sementara dari sisi permintaan meningkatnya laju pertumbuhan
ekonomi disebabkan oleh kinerja net ekspor dengan tingkat konsumsi yang masih
relatif terjaga.
Grafik 1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan
Sektor pertambangan sebagai salah satu sektor andalan provinsi ini juga
menunjukkan perbaikan kinerja. Pada triwulan laporan sektor ini tumbuh 6,04%
(yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya 4,96% (yoy). Meningkatnya
permintaan batubara untuk pemenuhan kebutuhan energi domestik dan luar
Eko WijayaH1C106077 28
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
negeri khususnya dari Cina dan India menjadi pendorong utama membaiknya
kinerja sektor pertambangan.
Dari sisi permintaan, meningkatnya kegiatan ekspor dari 48,652%
(yoy) menjadi 57,16% (yoy) menjadi faktor pendorong laju pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan di triwulan I-2010. Kenaikan ekspor d i d o r o n g
oleh meningkatnya permintaan ekspor oleh negara-negara mitra dagang
utama Kalimantan Selatan seperti China, Jepang, dan India terhadap komoditas
ekspor batubara, minyak sawit (CPO), karet, dan kayu olahan. Selain itu,
peningkatan ekspor didukung pula oleh membaiknya harga komoditas
internasional.
Tabel 2. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Kalimantan Selatan Dari
Sisi Permintaan
Dilihat dari komoditasnya, kenaikan ekspor terutama ditopang oleh
kenaikan ekspor batubara dan beberapa komoditas ekspor utama lainnya. Selama
Januari-Februari 2010, volume ekspor batubara mencapai 16,45 juta ton dengan
nilai ekspor sebesar US$872,18 juta, melonjak signifikan bila dibandingkan
volume ekspor pada periode yang sama di tahun 2009 yang hanya mencapai 5,13
juta ton dengan nilai ekspor US$313,36 juta. Kenaikan ekspor batubara ini
terutama dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan dari luar negeri untuk
pemenuhan kebutuhan energi, disamping membaiknya harga batubara di tingkat
dunia pasca krisis keuangan global. Dalam komposisi ekspor Kalimantan Selatan,
Eko WijayaH1C106077 29
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
volume ekspor batubara memiliki pangsa ekspor yang terbesar, yaitu mencapai
94,6%.
Grafik 2. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Komoditas Batubara
Sumber : DSM Bank Indonesia, diolah
Dampak ACFTA (ASEAN–China Free Trade Area) terhadap
perkembangan sektor ekonomi dominan diperkirakan relatif minimal. Dalam
kesempatan liaison yang dilakukan Bank Indonesia Banjarmasin, pelaku usaha
di sektor pertambangan dan subsektor perkebunan menyebutkan bahwa
kondisi usahanya tidak akan terpengaruh ACFTA, bahkan sebagian merasakan
ada peluang positif dengan berlakunya ACFTA baik dari sisi efisiensi biaya
ataupun perluasan pasar internasional.
Pada triwulan II-2010 laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan
Selatan diperkirakan lebih baik dari triwulan laporan yakni pada kisaran 6%-
6,5% (yoy), sejalan dengan penguatan ekonomi domestik yang didukung
oleh menguatnya proses pemulihan ekonomi global. Hal ini akan
menunjang meningkatnya kinerja sektor-sektor ekonomi utama Kalimantan
Selatan yang berorientasi ekspor seperti sektor pertambangan dan sub sektor
perkebunan.
Eko WijayaH1C106077 30
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
Dari sisi sektoral, kinerja sektor pertanian, sektor pertambangan,
sektor perdagangan dan sektor industri pengolahan akan menjadi pendorong
laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2010. Permintaan ekspor
batubara dari Jepang, Cina dan India serta kebutuhan batubara
domestik untuk pembangkit listrik akan menjadi faktor pendorong
pertumbuhan sektor pertambangan.
Eko WijayaH1C106077 31
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu :
1. Pada triwulan I-2010, ekonomi Kalimantan Selatan diperkirakan mencatat
pertumbuhan yang lebih tinggi yaitu dari 4,82% (yoy) pada triwulan IV-2009
menjadi 5,92% (yoy)
2. Iklim Investasi dibidang Pertambangan Kalimantan Selata membaik seiring
membaiknya perekonomian global.
3. Dampak Perdagangan Bebas (ASEAN-China Free Trade Area) tidak
berpengaruh terhadap bidang pertambangan, sehingga tidak menjadikan
masalah berinvestasi dalam bidang pertambangan.
Eko WijayaH1C106077 32
Makalah Investasi Pertambangan di Provisi Kalimantan Selatan 2010
DAFTAR PUSTAKA
http://bkpmd.kalselprov.go.id/potensi/pertambangan.html
http://www.kalselprov.go.id/investasi/realisasi-investasi-kalimantan-selatan-tahun-2007
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/1A550440-4BAA-4362-84BB-5A3871B05C25/19942/KERKalselTrw_1_2010.pdf
Eko WijayaH1C106077 33
top related