makalah isd siap print.docx
Post on 18-Jan-2016
58 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Makalah Ilmu Sosial Dasar
TOPIK :
Menghayati Norma dan Lembaga sosial yang berkembang di tengah masyarakat
DIBUAT OLEH :
Kelompok 3
Ginanjar Galang (12650044)
Badarudin Syah (12650064)
Muhammad Fajarivan Pratama (12650035)
Ihya Isnani Muharromah (12650051)
Fithrotin Maulidiyah (12650059
Kelas : B
FAKULTAS SAINTEK
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar
Dosen : Ni Matuz Zuhroh, M. Si.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam hidup bermasyarakat, norma sangat dibutuhkan dalam memberi batasan terhadap
perilaku-perilaku individu maupun kelompok untuk menjauhi terjadinya sebuah penyimpangan
sosial dalam kehidupan masyarakat.
Namun, seiring dengan kemajuan zaman yang ada, banyak norma-norma sosial yang
dilanggar, seperti pelanggaran pada norma hukum, salah satunya adalah tawuran. Norma hukum
merupakan salah satu norma sosial yang dibuat untuk memberikan sanksi secara tegas bagi
anggota-anggota masyarakat yang melanggarnya. Tawuran disebut juga sebagai sebuah
pelanggaran norma sosial atau khususnya norma hukum dikarenakan tawuran merupakan sebuah
penyimpangan sosial yang mengganggu ketertiban serta kenyamanan dalam kehidupan
masyarakat. Sehingga dalam penyimpangan ini perlu diberikannya sanksi terhadap pihak-pihak
yang terlibat dalam kasus tawuran tersebut agar menimbulkan sikap jera terhadap pelakunya.
Sanksi yang diberikan oleh masing-masing norma sosial memang berbeda-beda. Pada norma
hukum, sanksi yang diberikan bisa dikatakan sangat tegas dibandingkan dari sanksi norma-
norma sosial lainnya. Sanksi dari norma hukum dapat berupa ancaman, pemecatan,
pengeluaran/drop out, dan lain-lain tergantung dari masing-masing institusinya. Untuk itu, perlu
dijelaskan tentang norma sosial secara mendetail pada pembahasan berikutnya
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Kita dapat mengetahui seluk beluk norma sosial dimana norma sosial merupakan norma
yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Norma juga merupakan suatu aturan
yang ada dalam masyarakat. Tanpa norma tidak akan ada satu kesatuan dalam
masyarakat itu.
2. Mengetahui bentuk-bentuk penyimpangan norma sosial. Mengingat banyak sekali
penyimpangan-penyimpang norma sosial, salah satunya seperti artikel di atas yaitu
Tawuran Antar Mahasiswa UNILA. Kasus seperti itu sangat menyimpang norma sosial
seperti norma hukum, agama, dan adat istiadat.
C. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas yaitu :
1. Apa pengertian dari norma sosial dan bagaimana bentuk terjadinya norma sosial ?
2. Ciri-ciri apa yang terdapat dalam norma sosial dan bagaimana fungsinya ?
3. Norma sosial memiliki macam-macam dan memiliki tingkatan-tingkatan yang berbeda.
Jelaskan hal tersebut ?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN NORMA SOSIAL
Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu
kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan
kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial.
Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi
sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok
agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun
agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang
diharapkan.
Norma tidak boleh dilanggar. Siapa pun yang melanggar norma atau tidak bertingkah laku
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam norma itu, akan memperoleh hukuman.
Misalnya, bagi siswa yang terlambat dihukum tidak boleh masuk kelas, bagi siswa yang
mencontek pada saat ulangan tidak boleh meneruskan ulangan.
Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk sosial. Pada awalnya, aturan ini
dibentuk secara tidak sengaja. Lama-kelamaan norma-norma itu disusun atau dibentuk secara
sadar. Norma dalam masyarakat berisis tata tertib, aturan, dan petunjuk standar perilaku yang
pantas atau wajar.
B. TERBENTUKNYA NORMA SOSIAL
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa melakukan hubungan dan
bekerja sama dengan manusia lainnya di masyarakat. Agar kerja sama antarsesama manusia
dapat berlangsung dengan baik, lancar, dan dapat optimal, manusia membutuhkan suasana dan
kondisi yang tertib dan teratur. Dalam hal ini manusia membutuhkan aturan, tata pergaulan,
sehingga mereka dapat hidup dalam suasana yang harmonis. Uraian tersebut menunjukkan arti
pentingnya norma-norma sosial dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian, ada hubungan
antara interaksi sosial dengan norma sosial. Di manakah letak hubungannya?
Norma lahir karena adanya interaksi sosial dalam masyarakat. Masyarakat yang
berinteraksi membutuhkan aturan main, tata pergaulan yang dapat mengatur mereka untuk
mencapai suasana yang diharapkan, yaitu tertib dan teratur. Untuk mencapainya, maka
dibentuklah norma sebagai pedoman yang dapat digunakan untuk mengatur pola perilaku dan
tata kelakuan yang akhirnya disepakati bersama oleh anggota kelompok masyarakat tersebut.
C. CIRI-CIRI NORMA SOSIAL
Ada beberapa ciri yang dimiliki norma sosial. Apa sajakah ciri-ciri tersebut? Mari kita
identifikasi bersama.
· Pada umumnya norma sosial tidak tertulis atau lisan. Misalnya adat istiadat, tata
pergaulan, kebiasaan, cara, dan lain sebagainya. Kecuali norma hukum sebagai tata
tertib yang bersifat tertulis. Kaidah-kaidah ini disepakati oleh masyarakat dan sanksinya
mengikat seluruh anggota kelompok atau masyarakat.
· Hasil kesepakatan dari seluruh anggota masyarakat pada wilayah tertentu. Hasil ini
merujuk pada kebudayaan wilayah setempat mengenai tata kelakuan dan aturan dalam
pergaulan.
· Bersifat mengikat, sehingga seluruh warga masyarakat sebagai pendukung sangat
menaatinya dengan sepenuh hati.
· Ada sanksi yang tegas terhadap pelanggarnya sesuai dengan kesepakatan bersama.
· Norma sosial bersifat menyesuaikan dengan perubahan sosial. Artinya norma sosial
bersifat fleksibel dan luwes terhadap perubahan sosial. Setiap ada keinginan dari
masyarakat untuk berubah, norma akan menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
Meskipun tidak berubah seluruhnya, aturan ini pasti akan mengalami perubahan.
D. FUNGSI NORMA SOSIAL
Dalam kehidupan masyarakat, norma memiliki beberapa fungsi atau kegunaan. Apa
sajakah fungsi norma dalam kehidupan masyarakat? Kita mengenal beberapa fungsi norma, yaitu
sebagai berikut:
1. Pedoman hidup yang berlaku bagi semua anggota masyarakat pada wilayah tertentu.
2. Memberikan stabilitas dan keteraturan dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Mengikat warga masyarakat, karena norma disertai dengan sanksi dan aturan yang tegas
bagi para pelanggarnya.
4. Menciptakan kondisi dan suasana yang tertib dalam masyarakat.
5. Adanya sanksi yang tegas akan memberikan efek jera kepada para pelanggarnya,
sehingga tidak ingin mengulangi perbuatannya melanggar norma.
E. MACAM-MACAM NORMA
Norma-norma yang berlaku di masyarakat dapat diklasifikasikan menjadi 5 jenis, yaitu norma
agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma kebiasaan, dan hukum.
1. Norma Agama
Norma agama adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran atau kaidah suatu agama. Norma ini
bersifat mutlak dan mengharuskan ketaatan bagi para pemeluk dan penganutnya. Yang taat akan
diberikan keselamatan di akhirat, sedangkan yang melanggar akan mendapat hukuman di akhirat.
Agama bagi masyarakat Indonesia mampu membentuk religius yang hidup penuh kesenangan
jasmani dan rohani. Di Indonesia, agama terbagi atas 5 bagian yaitu agama Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, dan Budha.
Contoh :
· Norma agama Islam antara lain adalah kewajiban melaksanakan hukum Islam dan rukun
Imam.
· Dalam agama Kristen, kewajiban menjalankan sepuluh perintah Allah.
· Dalam agama hindu, kepercayaan terhadap reinkarnasi, yaitu adanya kelahiran kembali
bagi manusia yang telah meninggal sesuai karmanya, sesuai dengan kehidupan di masa
lampau.
2. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan didasarkan pada hati nurani atau akhlak manusia. Norma kesusilaan bersifat
universal. Artinya, setiap orang di dunia ini memilikinya, hanya bentuk dan perwujudannya saja
yang berbeda. Misalnya, perilaku yang menyangkut nilai kemanusiaan seperti pembunuhan,
pemerkosaan, dan pengkhianatan, pada umumnya ditolak oleh setiap masyarakat di mana pun.
3. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku di
masyarakat seperti cara berpakaian, cara bersikap dalam pergaulan, dan berbicara. Norma ini
bersifat relatif. Maksudnya, penerapannya berbeda di berbagai tempat, lingkungan, dan waktu.
Misalnya, menentukan kategori pantas dalam berbusana antara tempat yang satu dengan yang
lain terkadang berbeda. Demikian pula antara masyarakat kaya dan masyarakat miskin.
Contoh :
· Tidak memakai perhiasan dan pakaian yang mencolok ketika berkabung.
· Mengucapkan terima kasih ketika mendapatkan pertolongan atau bantuan.
· Meminta maaf ketika berbuat salah atau membuat kesal orang lain.
4. Norma Kebiasaan
Norma kebiasaan merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam
bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Orang yang tidak melakukan norma ini biasanya
dianggap aneh oleh lingkungan sekitarnya.
Contoh :
· Kebiasaan melakukan “selametan” atau doa bagi anak yang baru dilahirkan.
· Kegiatan mudik menjelang hari raya.
· Acara memperingati arwah orang yang sudah meninggal pada masyarakat Manggarai,
Flores.
5. Norma Hukum
Norma hukum adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur tata
tertib dalam suatu masyarakat (negara). Sanksi norma hukum bersifat mengikat dan memaksa.
Sanksi ini dilaksanakan oleh suatu lembaga yang memiliki kedaulatan, yaitu negara. Ciri norma
hukum antara lain adalah diakui oleh masyarakat sebagai ketentuan yang sah dan terdapat
penegak hukum sebagai pihak yang berwenang memberikan sanksi. Tujuan norma hukum adalah
untuk menciptakan suasana aman dan tentram dalam masyarakat.
Contoh :
Tidak melakukan tindak kriminal, seperti mencuri, membunuh, menipu.
Wajib membayar pajak.
Memberikan kesaksian di muka siding pengadilan.
F. TINGKATAN NORMA SOSIAL
1. Cara (usage)
Cara adalah suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan individu dalam suatu masyarakat
tetapi tidak secara terus-menerus.
Contoh: cara makan yang wajar dan baik apabila tidak mengeluarkan suara seperti hewan.
2. Kebiasaan (Folkways)
Kebiasaan merupakan suatu bentuk perbuatan berulang-ulang dengan bentuk yang sama yang
dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan-tujuan jelas dan dianggap baik dan benar.
Contoh: Memberi hadiah kepada orang-orang yang berprestasi dalam suatu kegiatan atau
kedudukan, memakai baju yang bagus pada waktu pesta. kesopanan dalam berperilaku /
berpenampilan sopan
3. Tata kelakuan (Mores)
Tata kelakuan adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup dari
sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna melaksanakan pengawasan oleh
sekelompok masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Dalam tata kelakuan terdapat unsur
memaksa atau melarang suatu perbuatan.
Contoh: Melarang pembunuhan, pemerkosaan, atau menikahi saudara kandung.
4. Adat istiadat (Custom)
Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat
kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.
A. Macam - Macam Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial adalah suatu bentuk aktivitas masyarakat yang disampaikan kepada pihak -
pihak tertentu dalam masyarakat karena adanya penyimpangan - penyimpangan sosial. Hal ini
dilakukan agar kestabilan dalam masyarakat kembali dapat tercapai. Berdasarkan aspek - aspek
tertentu, pengendalian sosial dapat dibedakan, menjadi berikut ini.
Berdasarkan Waktu Pelaksanaannya
Berdasarkan waktu pelaksanaannya, pengendalian sosial dapat dibedakan menjadi tiga, berikut
ini.
Tindakan preventif; yaitu tindakan yang dilakukan oleh pihak berwajib sebelum
penyimpangan sosial terjadi agar suatu tindak pelanggaran dapat di redam atau di
cegah. Pengendalian yang bersifat preventif umumnya dilakukan dengan cara
melalui bimbingan, pengarahan dan ajakan. Contohnya kegiatan penyuluhan yang
dilakukan oleh dinas - dinas terkait tentang bahaya yang ditimbulkan sebagai
akibat dari pemakaian narkoba.
Tindakan represif; yaitu suatu tindakan aktif yang dilakukan pihak berwajib pada
saat penyimpangan sosial terjadi agar penyimpangan yang sedang terjadi dapat
dihentikan. Contohnya guru memberi hukuman kepada siswa yang terlambat dan
tidak tertib di sekolah. Hukuman ini dimaksudkan agar tindakan penyimpangan
siswa tidak berulang lagi.
Tindakan kuratif; tindakan ini diambil setelah terjadinya tindak penyimpangan
sosial. Tindakan ini ditujukan untuk memberikan penyadaran kepada para pelaku
penyimpangan agar dapat menyadari kesalahannya dan mau serta mampu
memperbaiki kehidupannya, sehingga di kemudian hari tidak lagi mengulangi
kesalahannya. Contohnya memasukkan para pencandu narkoba ke tempat
rehabilitasi untuk mendapatkan pembinaan agar para pelaku tidak akan
mengulangi perbuatannya kembali
Berdasarkan Sifatnya
1. Pengendalian internal; pengendalian sosial jenis ini dilakukan oleh penguasa atau
pemerintah sebagai pemegang kekuasaan (the rulling class) untuk menjalankan roda
pemerintahannya melalui strategi-strategi politik. Strategi - strategi politik tersebut
dapat berupa aturan perundang - undangan ataupun program - program sosial lainnya.
2. Pengendalian eksternal; pengendalian sosial jenis ini dilakukan oleh rakyat kepada
para penguasa. Hal ini dilakukan karena dirasa adanya penyimpangan -
penyimpangan tertentu yang dilakukan oleh kalangan penguasa. Pengendalian sosial
jenis ini dapat dilakukan melalui aksi - aksi demonstrasi atau unjuk rasa, melalui
pengawasan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), atau pun melalui wakil - wakil
rakyat di DPRD.
Berdasarkan Cara atau Perlakuan Pengendalian Sosial
1. Tindakan persuasif; yaitu tindakan pencegahan yang dilakukan dengan cara pendekatan
secara damai tanpa paksaan. Bentuk pengendalian ini, misalnya berupa ajakan atau
penyuluhan kepada masyarakat untuk tidak melakukan hal - hal yang menyimpang.
Contohnya seorang guru BP menasehati dan menghimbau kepada siswa untuk tidak
merokok.
2. Tindakan coersif; yaitu tindakan pengendalian sosial yang dilakukan dengan cara
pemaksaan. Dalam hal ini, bentuk pemaksaan diwujudkan dengan pemberian sanksi atau
hukuman terhadap siapa saja yang melakukan pelanggaran sesuai dengan kadar
penyimpangannya. Contohnya penertiban PKL secara paksa yang dilakukan oleh petugas
Satpol PP.
Berdasarkan Pelaku Pengendalian Sosial
Pengendalian pribadi; yaitu pengaruh yang datang dari orang atau tokoh tertentu (panutan).
Pengaruh ini dapat bersifat baik atau pun buruk.
Pengendalian institusional; yaitu pengaruh yang ditimbulkan dari adanya suatu institusi
atau lembaga. Pola perilaku lembaga tersebut tidak hanya mengawasi para anggota
lembaga itu saja, akan tetapi juga mengawasi dan berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat di sekitar lembaga tersebut berada. Misalnya kehidupan para santri di pondok
pesantren akan mengikuti aturan, baik dalam hal pakaian, tutur sapa, sikap, pola pikir,
pola tidur, dan sebagainya. Dalam hal ini, pengawasan dan pengaruh dari pondok
pesantren tersebut tidak hanya terbatas pada para santrinya saja, namun juga kepada
masyarakat di sekitar pondok pesantren.
Pengendalian resmi; yaitu pengendalian atau pengawasan sosial yang dilakukan oleh
lembaga resmi negara sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku dengan sanksi
yang jelas dan mengikat. Pengendalian resmi dilakukan oleh aparat negara, seperti
kepolisian, satpol PP, kejaksaan, ataupun kehakiman untuk mengawasi ketaatan warga
masyarakat terhadap hukum yang telah ditetapkan.
Pengendalian tidak resmi; yaitu pengendalian atau pengawasan sosial yang dilakukan
tanpa rumusan aturan yang jelas atau tanpa sanksi hukum yang tegas. Meskipun
demikian, pengendalian tidak resmi juga memiliki efektivitas dalam mengawasi atau
mengendalikan perilaku masyarakat. Hal ini dikarenakan sanksi yang diberikan kepada
pelaku penyimpangan berupa sanksi moral dari masyarakat lain, misalnya dikucilkan atau
bahkan di usir dari lingkungannya. Pengendalian tidak resmi dilakukan oleh tokoh
masyarakat, tokoh adat, ataupun tokoh agama yang memiliki kharisma dan di pandang
sebagai panutan masyarakat.
B. Tahapan Pengendalian Sosial
Sebagai suatu proses, pengendalian sosial yang berlaku di masyarakat dapat dibedakan menjadi
berikut ini.
Tahap Sosialisasi atau Pengenalan
Tahap sosialisasi atau pengenalan merupakan tahap awal proses pengendalian sosial. Pada tahap
ini, masyarakat dikenalkan pada bentuk - bentuk penyimpangan sosial beserta sanksi - sanksinya.
Pengenalan tersebut dimaksudkan agar masyarakat menyadari efek dan sanksi yang akan
diterimanya bila mereka melakukan suatu tindakan penyimpangan sosial. Di dalam hal ini, tahap
sosialisasi bersifat preventif yang bertujuan mencegah perilaku penyimpangan sosial.
Tahap Penekanan Sosial
Tahap penekanan sosial dilakukan untuk mendukung terciptanya kondisi sosial yang stabil. Pada
tahap ini telah disertai dengan pelaksanaan sanksi atau hukuman kepada para pelaku tindakan
penyimpangan. Dengan adanya sanksi yang menekan tersebut, diharapkan masyarakat segan dan
tidak mau melakukan berbagai perbuatan yang menyimpang.
Tahap Pendekatan Kekuasaan/Kekuatan
Pada tahap ini, terlihat adanya pihak pelaku pengendalian sosial dan pihak yang dikendalikan.
Tahap ini dilakukan jika tahap - tahap yang lain tidak mampu mengarahkan tingkah laku
manusia sesuai dengan norma atau nilai yang berlaku. Berdasarkan pelakunya, tahap pendekatan
kekuasaan atau kekuatan ini dapat dibedakan, menjadi berikut ini.
Pengendalian kelompok terhadap kelompok; misalnya anggota Kepolisian Sektor
Pasanggrahan Jakarta Selatan mengawasi keamanan dan ketertiban masyarakat di
Kecamatan Pasanggrahan.
Pengendalian kelompok terhadap anggotanya; misalnya bapak/ibu guru di sekolah
mengendalikan dan membimbing siswa/siswi yang belajar di sekolah itu.
Pengendalian pribadi terhadap pribadi lain; misalnya seorang ayah yang mendidik dan
merawat anaknya, atau seorang kakak yang menjaga adiknya.
C. Bentuk - Bentuk Pengendalian Sosial
Dalam penerapannya, pengendalian sosial mempunyai beberapa bentuk, seperti gosip, teguran,
hukuman atau sanksi, serta pendidikan dan agama. Berikut ini uraian singkat mengenai bentuk -
bentuk pengendalian sosial tersebut.
Gosip
Gosip adalah kabar yang tidak berlandaskan fakta. Gosip disebut juga kabar burung atau desas-
desus. Suatu gosip tersebar di masyarakat jika pernyataan secara terbuka tidak dapat dilontarkan
secara langsung atau belum menemukan bukti - bukti yang sah. Pada umumnya, gosip
merupakan kritik tertutup yang ditujukan pada seseorang atau lembaga yang melakukan
penyimpangan sosial. Dalam hal ini, orang atau lembaga yang terkena gosip akan berusaha
memperbaiki tingkah lakunya, jika tidak, maka orang atau lembaga tersebut akan dicemooh,
dikucilkan, dan merasa terisolir dalam kehidupan bermasyarakatnya.
Teguran
Teguran adalah kritik sosial yang bersifat terbuka, baik lisan atau pun tertulis, terhadap orang
atau lembaga yang melakukan tindak penyimpangan sosial. Teguran dilakukan secara langsung
kepada pelaku tindak penyimpangan agar pelaku tindak penyimpangan tersebut menyadari
perbuatannya dan dapat segera menghentikan tingkah laku menyimpangnya sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Sanksi atau Hukuman
Sanksi atau hukuman merupakan tindakan tegas yang di ambil jika teguran tidak lagi diindahkan
oleh pelaku tindak penyimpangan. Sanksi atau hukuman merupakan bentuk pengendalian sosial
yang efektif karena pelaku tindak penyimpangan akan mengalami kerugian atau penderitaan,
misalnya didenda, diskors, atau mengalami hukuman fisik. Dalam hal ini, sanksi atau hukuman
hanya dapat diberikan oleh pihak yang memiliki kekuatan hukum atau resmi berdasarkan
peraturan yang berlaku. Dalam pelaksanaannya, sanksi atau hukuman berfungsi untuk:
1. memberikan efek jera kepada pelaku penyimpangan sosial; dan
2. memberikan contoh kepada pihak lain agar tidak ikut melakukan perbuatan menyimpang
(schock theraphy).
Pendidikan dan Agama
Pendidikan, baik formal ataupun nonformal, merupakan salah satu bentuk pengendalian sosial
yang telah melembaga. Pendidikan dapat berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk sikap
mental anak didik sesuai dengan kaidah dan norma - norma yang berlaku di masyarakat.
Pendidikan memberi pengertian akan hal yang baik dan hal yang buruk melalui pendekatan
ilmiah dan logika.
Agama merupakan penuntun umat manusia dalam menjalankan perannya di muka bumi ini.
Dalam ajaran agama, manusia dituntut untuk mampu menjalin hubungan baik dengan Tuhan,
menjalin hubungan baik antarmanusia, dan menjalin hubungan baik dengan alam lingkungannya.
Dalam ajaran agama dikenal adanya dosa dan pahala.
Dosa akan diterima manusia jika mereka melakukan penyimpangan dari aturan - aturan yang
telah ditetapkan dalam ajaran agama sesuai dengan petunjuk dari kitab suci atau nabi. Dosa yang
dilakukan manusia akan memperoleh balasan atau hukuman dari Tuhan YME kelak di kehidupan
lain (akherat). Adapun pahala akan diterima manusia jika mereka melakukan hal - hal baik sesuai
dengan aturan - aturan yang telah ditetapkan dalam kitab suci atau ajaran nabi.
Berdasarkan uraian tersebut, maka agama merupakan bentuk pengendalian sosial yang tumbuh
dari hati nurani berdasarkan kesadaran dan tingkat keimanan seseorang sesuai dengan agama
atau kepercayaan yang dianutnya. Berbagai bentuk pengendalian sosial tersebut, pada dasarnya
mempunyai beberapa fungsi.
Berikut ini beberapa fungsi pengendalian sosial :
1. Mempertebal keyakinan anggota masyarakat akan kebaikan norma - norma
kemasyarakatan.
2. Memberikan penghargaan kepada anggota masyarakat yang taat pada norma - norma
kemasyarakatan.
3. Mengembangkan rasa malu dalam diri atau jiwa anggota masyarakat bila mereka
menyimpang atau menyeleweng dari norma - norma kemasyarakatan dan nilai - nilai
yang berlaku.
4. Menimbulkan rasa takut.
5. Menciptakan sistem hukum, yaitu sistem tata tertib dengan sanksi yang tegas bagi para
pelanggar.
BAB III
STUDI KASUS
Seperti yang telah kita ketahui dalam teorinya masalah tentang norma dan lembaga sosial
yang berkembang di masyarakat semestinya kurang lebih harus menyangkut hal-hal atau aspek-
aspek yang telah disebutkan dalam kajian pustaka di atas.Namun, pada kenyataannya banyak
terjadi penyimpangan pada norma dan lembaga sosial yang ada. Contoh :
Terjadi banyak kasus korupsi yang jelas-jelas telah melanggar norma hukum.Meskipun semua
orang telah mengetahui bahwa korupsi melanggar norma hukum,tetap saja para petinggi negeri
ini korupsi tanpa ada rasa bersalah,bahkan berulang-ulang.Hal ini di sebabkan oleh beberapa
faktor,salah satunya rendahnya hukuman atau tidak adilnya para penegak hukum dalam
memutuskan hukuman bagi para koruptor, juga karena kurangnya kesadaran untuk berlaku jujur.
Dan juga tentang lembaga sosial yang menyimpang,contohnya FPI (Front Pembela Islam) yang
mengaku membela Islam namun dalam kenyataan dan prakteknya mereka melakukan
pengerusakan dimana-mana,atas nama Islam. Sungguh tidak mencerminkan pribadi Islam yang
sebenarnya yang cinta kedamaian dan tak pernah merusak.
BAB IV
PENUTUP
Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok
masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan kesepakatan-
kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma
menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.
Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar
bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar
hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang
diharapkan.
Norma lahir karena adanya interaksi sosial dalam masyarakat. Masyarakat yang berinteraksi
membutuhkan aturan main, tata pergaulan yang dapat mengatur mereka untuk mencapai suasana
yang diharapkan, yaitu tertib dan teratur. Untuk mencapainya, maka dibentuklah norma sebagai
pedoman yang dapat digunakan untuk mengatur pola perilaku dan tata kelakuan yang akhirnya
disepakati bersama oleh anggota kelompok masyarakat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
§ Tanggal Akses : 28 November 2011, Waktu: 15.18 WIB. http://www.lampungpost.com/berita-
utama-/9675-unila-rusuh-puluhan-luka.html
§ Tanggal Akses : 28 November 2011, Waktu: 15.30 WIB.
http://ergakandlyp.blogspot.com/2011/01/macam-macam-norma-sosial-yang-berlaku.html
§ Tanggal Akses : 28 November 2011, Waktu: 15.45 WIB.
http://id.wikipedia.org/wiki/Norma_sosial
Diposkan oleh Monalia Sakwati
top related