makalah patologi
Post on 27-Oct-2015
418 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Patologi merupakan ilmu yang mempelajari penyakit yang meliputi
pengetahuan dan pemahaman dari perubahan fungsi, struktur pada penyakit
dan subjek yang selalu mengalami perubahan, penyempurnaan dan perluasan
dalam memahami pengetahuan tentang penyakit. Patologi bertujuan utama
untuk mengidentifikasi sebab suatu penyakit.
Patologi klinik mempelajari peyakit baik mendiagnosa maupun
evaluasi pengobatannya melalui pemeriksaan berbagai cairan tubuh seperti:
darah. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen
yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme.
Proses metabolisme, selain menghasilkan zat-zat yang berguna juga
menghasilkan sampah (zat sisa) yang harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-
bahan yang diperlukan tubuh seperti makanan,oksigen, hasil metabolisme dan
sisanya diangkut dan diedarkan didalama tubuh melalui sistem peredaran
darah. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh
darah keseluruh jaringan tubuh, sementara sisa-sisa metabolisme diangkut
oleh darah dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan.
2
Setiap individu dilahirkan di dunia dengan membawa hereditas
tertentu yang diperoleh melalui warisan dari pihak orang tuanya yang
menyangkut karakteristik fisik dan psikis atau sifat-sifat mental. Lingkungan
(environment) merupakan faktor penting di samping hereditas yang
menentukan perkembangan individu yang meliputi fisik, psikis, social dan
relegius yang dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan.
I.2 Rumusan Masalah dan Tujuan
I.2.1 Rumusan Masalah
Adapun rumusahan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yakni
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan darah?
2. Bagaimana mekanisme pembekuan darah?
3. Bagaimana tentang sistem peredaran darah pada manusia?
4. Jelaskan tentang gangguan pada sistem peredaran darah manusia?
5. Apa yang dimaksud dengan Pertumbuhan?
6. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan?
7. Apa yang dapat menyebabkan gangguan hormon pertumbuhan?
8. Apa sajakah yang terdapat pada gangguan pertumbuhan?
I.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah seperti bawah ini:
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami definisi darah
3
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mekanisme pembekuan
darah
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem peredaran darah
pada manusia
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami gangguan pada sistem
peredaran darah manusia
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami definisi Pertumbuhan
6. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
7. Mahasiswa dapat memgetahui dan memahami yang dapat menyebabkan
gangguan hormon pertumbuhan
8. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami gangguan pertumbuhan
4
BAB II
ISI
II.1 Dasar Teori
II.1.1 Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk
hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-
zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-
bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah
diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani
haima yang berarti darah.
Darah adalah jaringan terspesialisasi yang mencakup cairan
kekuningan atau plasma darah yang didalam nya terkandung sel-sel darah.
Sel-sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit ) dan keping darah (trombosit).
Komposisi plasma dalam darah sekitar 55%, sedangkan sel-sel darah
dan trombosit sekitar 45%. Sel dan keping darah lebih berat dibandingkan
plasma sehingga dapat di pisahkan melalui prosedur yang di sebut
sentrifugasi (Marieb 2004; Solomonet al.2005).
Adapun fungsi darah yaitu :
1. Mengedarkan sari makanan ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh
plasma darah.
5
2. Mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari
tubuh yang dilakukan oleh plasma darah, karbon dioksida
dikeluarkan melalui paru-paru, urea dikeluarkan melalui ginjal.
3. Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu
(endokrin) yang dilakukan oleh plasma darah.
4. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh sel-sel
darah merah.
5. Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan
oleh sel darah putih.
6. Menutup luka yang dilakuakn oleh keping-keping darah.
7. Menjaga kestabilan suhu tubuh.
II.1.2 Komponen Darah
Darah manusia tersusun atas beberapa komponen. Adapun komponen
darah adalah :
a. Plasma
Pada manusia, plasma darah mengandung sekitar 92 % air, 8 %
protein, dan senyawa organik lainnya. Selain itu juga garam
anorganik, terutama Nacl. Plasma darah berguna dalam pengaturan
tekanan osmosis darah sehingga dengan sendirinya jumlahnya dalam
tubuh akan diatur.
Plasma darah (cairan) yang terdiri atas :
- Air, hampir 90% berupa cairan
6
- Protein : albumin (53%) berperan dalam menjaga tekanan
osmosis darah, globulin (43%) berperan dalam pembuatan
antibody, fibrinogen (4%) berperan dalam pembekuan darah.
- Gas berupa O2, CO2 dan N2.
- Nutrien : lemak, glukosa, asam amino, vitamin, dll.
- Garam mineral : NaCl, KCl, fosfat, sulfat, bikarbonat, dll.
- Zat sisa : urea, kretinin, asam urat, bilirubin.
- Hormon dan enzim.
b. Sel-sel darah
Sel-sel darah adalah sel-sel yang hidup. Sel-sel darah tidak terbelah,
melainkan langsung di ganti oleh sel-sel baru dari sum-sum tulang
belakang.
Ada tiga macam sel-sel darah yaitu :
1. Eritrosit (Sel darah merah)
Eritrosit berbentuk pipih dengan garis tengah 7,5cm, eritrosit cekung
dibagian tengahnya (bikonkaf) dan tidak berinti. Warna eritrosit
tergantung pada hemoglobin. Sel darah merah (eritrosit) berfungsi
sebagai mengangkut atau mengedarkan oksigen dan karbon dioksida.
Kemampuan mengikat oksigen dan karbon dioksida oleh sel darah
merah adalah karena adanya hemoglobin. Hemoglobin adalah suatu
protein yang memiliki daya ikat kuat terhadap O2 dan CO2. (Istamar
syamsuri,dkk.2006 ).
7
Gambar 2.1 Sel Darah Merah
Proses Pembentukan eritrosit disebut eritropoiesis. Sel yang
dapat membentuk eritrosit adalah hemositoblas (sel batang mieloid)
yang mampu berkembang menjadi berbagai sel dara. Dalam keadaan
normal, eritrosit bertahan selama rata-rata 120 hari. Saat sel menua,
membran sel rapuh dan pecah. Eritrosit tua dimusnahkan diorgan
limpa (lien) dan hati.
Jumlah Eritrosit bervariasi, tergantung jenis kelamin, usia dan
ketinggian tempat tinggal seseorang. Konsentrasi eritrosit pada laki-
laki normal adalah : 5,1-5,8 juta permililiter kubik darah, dan pada
wanita normal 4,3-5,2 juta permililieter kubik darah.
2. Leukosit ( sel darah Putih)
Terdapat enam jenis leukosit dalam darah yaitu neutrofil,
eosinofil, basofil monosit, limfosit dan sel plasma. Neotrofil, eosinofil,
dan basofil memiliki granula-granula sehingga sering disebut
granulosit. Sedangkan limfosit dan monosit di sebut agranulasit ( tidak
bergranula ).
8
Bahan-bahan yang di perlukan untuk membentuk leukosit adalah
uitamin dan asam amino seperti hal nya sel-sel lainnya.
Orang dewasa memiliki sekitar 4.800-10.800 leukosit permililiter
kubik darah, terdiri dari 62% neutrofil, 2.3% eosinofil, 0,4 % basofil,
5,3 % monosit, dan 30 % limfosit.
Masa hidup leukosit berbeda-beda, granulosit sekitar 12 jam,
monosit sulit dinilai karena selalu mengembara, tetapi diduga selama
beberapa minggu atau bulan, limsofit umumnya bertahun selama 100-
300 hari.
Gambar 2.2 Sel Darah Putih
3. Sel darah pembeku (trombosit)
Bentuk keping darah pembeku tidak tetap. Fungsinya untuk
pembekuan darah, jumlahnya kira-kira 200.000-400.000/mm3, dibuat
dalam sumsum tulang (megakariosit). Jika seseorang luka, keping
darah mengalir bersama darah luka, pada waktu menyentuh permukaan
luka akan pecah dan terbentuk trombokinase, dengan bantuan ion
kalsium akan mengubah protrombin (dalam plasma darah) menjadi
9
trombin. Trombin yang terbentuk akan mengubah fibrinogen menjadi
fibrin (benang-benang halus) yang akan menutup luka sehingga
perdarahan berhenti.
Sel darah putih (leukosit) berfungsi dalam pertahanan dan
kekebalan tubuh. Leukosit akan mempertahankan tubuh dari serangan
penyakit. Fungsi tersebut didukung oleh kemampuan leukosit untuk
bergerak amoeboid (seperti Amoeba) dan sifat fagositosis (memangsa
atau memakan). Berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam
sitoplasmanya, leukosit dibagi menjadi leukosit tidak bergranula
(agranulosit) dan leukosit bergranula (granulosit).
- Agranulosit
Agranulosit merupakan leukosit yang tidak memiliki granula pada
sitoplasmanya. Terdapat dua jenis agranulosit, yaitu limfosit dan
monosit. Limfosit adalah leukosit yang tidak dapat bergerak dan
memiliki satu inti sel. Limfosit berfungsi dalam membentuk antibodi.
Limfosit berukuran antara 8–14 μm. Monosit berukuran lebih besar
daripada limfosit, yaitu 14–19 μm. Monosit memiliki inti berbentuk
menyerupai ginjal.
- Granulosit
Granulosit merupakan leukosit yang memiliki granula pada
sitoplasmanya. Berdasarkan sifat-sifat granul yang dimilikinya,
granulosit dibedakan menjadi tiga, yaitu neutrofil, basofil, eosinofil.
10
II.1.3 Mekanisme Pembekuan Darah
Pembekuan darah terjadi dalam tiga tahap yaitu :
1. Jaringan luka papar ke darah, trombosit akan menempel ke kologen
jaringan dan mengeluarkan zat-zat yang membuat trombosit saling
berdekatan dan menempel.
2. Trombosit akan membentuk sumbat yang memberi perlindungan
darurat sehingga terjadi kehilangan darah.
3. Pembentukan benang-benang fibrin.
Faktor penggumpalan darah :
- Dari trombosit bercampur dengan faktor penggumpalan darah dari
plasma darah.
- Tronbin akan mengkatalisis perubahan nibrinogan menjadi benang-
benang fibrin.
II.1.4 Penggolongan Darah
Penggolongan darah terbagi atas :
- Aglutinogen adalah antigen-antigen dalam eritrosit yang membuat sel
peka terhadap penggumpalan darah ( aglutinasi ).
- Aglutinin adalah substansi yang menyebabkan aglutinansi sel
misalnya anti bodi. Dr.karl landsteiner seorang ahli imunologi dan
patologi berkebangsaan Autria ( 1868-1943 ), dan Julius Donath
adalah penemu perbedaan antigean dan antibodi dalam sel darah
manusia.
11
Sistem Penggolongan Darah
1. Golongan darah sistem A B O
Dalam sistem ini darah digolongkan dalam 4 macam yaitu : A, B,
AB, dan O. Apabila pada sel darah merah seorang tidak terdapat
aglutinogen A atau pun B maka darah di golongkan O, jika hanya
terdapat aglutinogen A darah di golongkan A, dan jika hanya
terdapat aglutinogen B darah di golongkan B, dan jika terdapat
aglutinogen A dan B darah digolongkan AB.
2. Golongan darah sistem Rhesus.
Golongan darah sistem Rhesus didasarkan atas ada dan tidaknya
anglutinogen Rhesus (Rh ) yang disebut juga faktor Rhesus.
II.1.5 Transfusi darah
Pada Transfusi darah orang yang menerima darah disebut resipien
pada pemberi darah disebut donor. Sel darah yang diberikan kepada
resipien adalah senyawa protein.
Pada umumnya Transfusi dilakukan pada orang dalam kondisi :
- Orang mengalami kecelakaan
- Tubuh terbakar.
- Orang yang kekurangan darah akut
- Orang yang mengidap penyakit kronis.
II.1.6 Jantung
Jantung manusia letaknya dalam rongga dada dan diatas diafragma.
Jantung terdiri atas : prikardium (pembungkus jantung), miokardium (otot
12
jantung) dan endokardium (pembatas ruang jantung). Terdapat arteri
umbilikus yang menghubungkan aliran darah pada fetus yang menyerap
oksigen dan sari makanan, sedangkan foramen ovale merupakan lubang
jantung pada fetus.
Jantung manusia terbagi menjadi 4 ruang yaitu 2 serambi (atrium)
dan 2 bilik (ventrikel). Ventrikel (bilik) memiliki dinding yang lebih tebal
dibanding atrium (serambi), bagian sebelah kiri juga lebih tebal dari yang
sebelah kanan. Hal ini berkaitan dengan fungsinya yaitu bagian sebelah
kiri untuk memompa darah bersih ke seluruh tubuh. Antara serambi kiri
dan bilik kiri terdapat valvula bikuspidalis dan antara serambi kanan dan
bilik kanan terdapat valvula trikuspidalis. Valvula semilunaris bentuknya
seperti bulan sabit, terdapat pada klep jantung agar darah tetap searah.
Diastole merupakan darah yang dihisap masuk jantung, sedangkan
sistole merupakan darah yang dipompa keluar jantung. Jadi pada orang
yang tertera pada tensimeter dikatakan misalnya 120/100 mmHg
merupakan tekanan sistole 120 per menit dan tekanan diastole 100 per
menit. Koronariasis merupakan penyumbatan pada nadi tajuk/arteri
koronaria pada jantung.
13
Detak Jantung
Detak jantung setiap orang berbeda-beda tergantung pada usia, berat
badan, jenis kelamin, kesehatan, dan aktifitas seorang. Pada saat duduk,
denyut nadi seseorang 72 permenit. Tetapi pada saat berdiri denyut nadi
mencapai 83 permenit. Pada anak-anak, denyut nadi nya lebi cepat
dibandingkan orang dewasa. Orang terkejut denyut nadinya menjadi
lebih cepat (Istamar Syamsuri,dkk:2006).
II.1.7 Pembuluh Darah
Pada abad ke 17 seorang ahli fisiologi dari inggris, ya’ni William
Harvey (1578 – 1657), dari hasil percobaannya dan berbagai percobaan
ahli lain ditemukanlah pembuluh balik (vena).
Gambar 2.3 Struktur Pembuluh Darah
Tiga puluh tahun kemudian seorang ahli anatomi italia Marcello Malpighi.
Berhasil menemukan pembuluh darah kapiller.
- Pembuluh Nadi (Arteri )
Pembuluh nadi/Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar
dari jantung yang membawa darah keseluruh bagian dan alat tubuh
14
umumnya mengandung banyak oksigen. Pembuluh darah yang paling
besar disebut aorta dan arteri pulmonaris mempunyai garis tengah 1-3
cm, arteri ini mempunyai cabang-cabang ke seluruh tubuh yang
disebut arteriola.
Pada saat jantung berkontraksi (sisto) darah akan keluar dari
bilik menuju pembuluh nadi. Pembuluh ini tebal, elastis, dan memiliki
sebuah kutup (Valvula semilunris) yang berada terdapat diluar
jantung.
Ada dua pembuluh nadi yang dilewati darah yaitu :
1. Pembuluh nadi besar (aorta).
Aorta adalah pembuluh yang dilewati darah dari bilik kiri jantung
menuju keseluruh tubuh.
2. Pembuluh nadi paru-paru (arteri palmonalis).
Pembuluh nadi paru-paru adalah pembuluh yang dilewati darah
dari bilik kanan menuju paru-paru (pulmo).
Fungsi arteri adalah untuk mengalirkan darah keluar dari jantung.
Terdiri dari :
1. Arteri pulmonalis, berfungsi mengalirkan darah dari bilik kanan ke
paru-paru, banyak mengandung CO2.
2. Aorta (nadi besar), berfungsi mengalirkan darah dari bilik kiri
menuju seluruh tubuh, banyak mengandung oksigen.
Arteri mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastis dan
terdiri dari 3 lapisan yaitu:
15
a. TUNIKA INTERMA/INTERNA yaitu lapisan yang paling dalam
sekali berhubungan dengan darah dan terdiri dari jaringan endotel.
b. TUNIKA MEDIA yaitu lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot
yang sifat nya elastis dan temask otot polos.
c. TUNIK EKSTERNA/ADVENTISIA yaitu lapisan yang paling luar
sekali terdiri dari jaringan ikat gembur yang berguna menguat kan
dinding arteri.
- Pembuluh Balik ( Vena )
Pembuluh balik adalah pembuluh yang membawa darah kembali
ke jantung, yang umumnya mengandung karbondioksida. Pada saat
jantung berelaksasi (Diastol), darah dari tubuh dan paru-paru akan
masuk ke jantung melalalui vena. Vena diselubungi oleh otot rangka
dan memiliki sebuah katup yaitu Valvula Semilunaris.
Katup-katup pada vena kebanyakan terdiri dari dua kelompok
yang gunanya untuk mencegah agar darah tidak kembali lagi. Vena-
vena yang ukuran nya besar diantaranya vena kava dan vena
pulmonaris, vena ini juga mempunyai cabang yang lebih kecil yang
disebut venolus yang selanjutnya menjadi kapiler.
Pembuluh balik yang masuk ke jantung adalah sebagai berikut :
1. Vena Kava
Vena kava bercabang-cabang menjadi pembulu yang lebih kecil
yaitu vena. Ada dua macam vena kava, yaitu vena kava superior
dan vena kava inferior.
16
- Vena kava superior
Vena ini membawa darah yang mengandung CO2 dari
bagian atas tubuh ( kepala, leher, keserambi kanan jantung.
- Vena kava inferior
Vena ini membawa darah yang mengandung CO2 dari
bagian tubuh lainnya dan anggota badan bawah tubuh
keserambi kanan jantung.
2. Vena Pulmonalis
Vena ini membawa darah yang mengandung O2 dari paru-paru
keserambi kiri jantung.
- Pembuluh kapiler
Pembuluh kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus dan
langsung berhubungan dengan sel-sel jaringan tubuh. Pembuluh kapiler
menghubungkan ujung pembuluh nadi terkecil (arteriola) dan ujung
pembuluh vena terkecil (venula).
II.1.7 Sistem Peredaran Darah Manusia
Sistem peredaran darah manusia ada dua yaitu system peredaran darah besar
dan system peredaran darah kecil.
1. Sistem Peredaran Darah Besar (Sistemik)
Peredaran darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung
melalui aorta menuju ke seluruh tubuh (organ bagian atas dan organ
bagian bawah). Melalui arteri darah yang kaya akan oksigen menuju ke
sistem-sistem organ, maka disebut sebagai sistem peredaran sistemik.
17
Dari sistem organ vena membawa darah kotor menuju ke jantung. Vena
yang berasal dari sistem organ di atas jantung akan masuk ke bilik kanan
melalui vena cava inferior, sementara vena yang berasal dari sistem
organ di bawah jantung dibawa oleh vena cava posterior.
Darah kotor dari bilik kanan akan dialirkan ke serambi kanan,
selanjutnya akan dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Arteri
pulmonalis merupakan satu keunikan dalam sistem peredaran darah
manusia karena merupakan satu-satunya arteri yang membawa darah
kotor (darah yang mengandung CO2).
Urutan perjalanan peredaran darah besar : bilik kiri – aorta –
pembuluh nadi – pembuluh kapiler – vena cava superior dan
vena cava inferior – serambi kanan.
2. Sistem Peredaran Darah Kecil (Pulmonal)
Peredaran darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa
arteri pulmonalis dari serambi kanan menuju ke paru-paru. Dalam paru-
paru tepatnya pada alveolus terjadi pertukaran gas antara O2 dan CO2.
Gas O2 masuk melalui sistem respirasi dan CO2 akan dibuang ke luar
tubuh. O2 yang masuk akan diikat oleh darah (dalam bentuk HbO)
terjadi di dalam alveolus. Selanjutnya darah bersih ini akan keluar dari
paru-paru melalui vena pulmonalis menuju ke jantung (bagian bilik
kiri). Vena pulmonalis merupakan keunikan yang kedua dalam system
peredaran darah manusia, karena merupakan satu-satunya vena yang
membawa darah bersih.
18
Urutan perjalanan peredaran darah kecil : bilik kanan jantung –
arteri pulmonalis – paru-paru – vena pulmonalis – serambi kiri
jantung.
3. Pembuluh Limfe (Pembuluh Getah Bening)
Pembuluh limfe kanan; dari kepala, leher, dada, paru-paru,
jantung dan lengan sebelah kanan, bermuara di pembuluh balik yang
letaknya di bawah tulang selangka kanan. Pembuluh limfe dada; dari
bagian lain, bermuara dalam vena di bawah tulang selangka kiri.
Pembuluh limfe adalah bermuaranya pembuluh lemak (pembuluh
kil). Peredaran limfe adalah terbuka, merupakan alat penyaring kuman,
karena di kelenjar limfe diproduksi sejenis sel darah putih yang disebut
limfosit untuk imunitas.
II.1.8 Gangguan Pada Sistem Peredaran Darah Manusia
Berikut beberapa gangguan pada sistem peredaran darah manusia :
1. Hemofili, merupakan suatu penyakit yang mengakibatkan darah tidak
membeku secara genetis. Hemofili ini merupakan penyakit menurun.
2. Anemia, merupakan penyakit kekurangan darah yang dapat terjadi
karena infeksi kuman misalnya apabila terkena cacing tambang, atau
dapat juga karena berkurangnya kadar Hb dalam darah.
3. Leukimia (kanker darah) merupakan penyakit di mana pertambahan sel
darah putih secara tidak terkendali (abnormal) sekitar
500.000/mm3 darah. Hal ini akan sangat merugikan si penderita karena
19
sifat sel darah putih adalah memakan kuman penyakit, karena tidak ada
kuman penyakit maka akan memakan sel darah merah yang ada.
4. Varises merupakan penyakit pelebaran pembuluh darah, biasanya di
tangan/kaki. Penyakit ini biasanya dialami para wanita setelah
melahirkan. Kemungkinan besar disebabkan oleh beban si ibu selama
hamil dan masih aktif bekerja, apalagi sering menggunakan sepatu
berhak tinggi. Tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi pada pria
pekerja berat misalnya kuli bangunan atau kuli pasar yang biasa
mengangkat beban berat dan kaki sebagai tumpuannya.
5. Haemoroid (ambein), merupakan penyakit yang hamper sama dengan
varises, tetapi terjadi di bagian dubur. Biasanya dialami oleh orang
yang sering duduk dalam posisi yang sama dan dalam waktu yang
lama. Gejala awal mula-mula apabila Buang Air Besar (BAB) terasa
sakit, panas dan keluar darah menetes. Apabila tidak diobati kadang-
kadang pada waktu duduk darah akan keluar sendiri dan membasahi
celana, dan apabila sudah parah maka spinkter dalam akan keluar
karena telah banyak pembuluh darah yang pecah. Apabila sampai hal
ini terjadi maka harus segera dioperasi.
6. Koronariasis, merupakan penyakit di mana terjadi penyempitan nadi
tajuk jantung (jantung koroner).
7. Hipertensi, merupakan penyakit di mana terjadi tekanan darah tinggi.
Tekanan darah penderita hipertensi ini melebihi 200 mm Hg, sehingga
akan berakibat pusing dan apabila mengalami jatuh dapat
20
mengakibatkan terjadinya pecahnya pembuluh darah atau
penyumbatan pembuluh darah (stroke).
8. Hipotensi merupakan kebalikan dari hipertensi yaitu orang yang
memiliki darah kurang dari 100 mm Hg atau sering disebut dengan
penyakit tekanan darah rendah. Biasanya penderita akan cepat merasa
lelah dan kadang-kadang sering kesemutan di anggota gerak misalnya
pada kaki dan tangan.
9. Pingsan, yaitu hilangnya kesadaran karena berkurangnya suplai
oksigen yang dibawa oleh darah.
10. Thalasemia, yaitu penyakit kelainan darah turunan yang ditandai oleh
adanya sel darah merah yang abnormal.
II.2 Gangguan Pertumbuhan
II.2.1 Definisi Pertumbuhan
Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya
berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan
masalah perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel,
organ maupun individu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat
diukur dengan satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm, m),
umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen
dalam tubuh). Perkembangan (development) adalah pertambahan
kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.
Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel, jaringan,
21
organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga
masing-masing dapat memenuhi fungsinya (Soetjiningsih, 1998;
Tanuwijaya, 2003).
Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan ukuran,
perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri
baru. Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan yang berbeda-
beda di setiap kelompok umur dan masing-masing organ juga mempunyai
pola pertumbuhan yang berbeda. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat,
yaitu masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun, dan masa pubertas.
Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan,
sehingga setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.
Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat
dengan organ yang dipengaruhinya. Perkembangan fase awal meliputi
beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi,
sosial, dan bahasa. Perkembangan pada fase awal ini akan menentukan
perkembangan fase selanjutnya. Kekurangan pada salah satu aspek
perkembangan dapat mempengaruhi aspek lainnya.
II.2.2 Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan
Masa pranatal adalah masa kehidupan janin di dalam kandungan.
Masa ini dibagi menjadi dua periode, yaitu masa embrio dan masa fetus.
Masa embrio adalah masa sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8
minggu, sedangkan masa fetus adalah sejak umur 9 minggu sampai
kelahiran.
22
Masa postnatal atau masa setelah lahir terdiri dari lima periode.
Periode pertama adalah masa neonatal dimana bayi berusia 0 - 28 hari
dilanjutkan masa bayi yaitu sampai usia 2 tahun. Masa prasekolah adalah
masa anak berusia 2 – 6 tahun. Sampai dengan masa ini, anak laki-laki dan
perempuan belum terdapat perbedaan, namun ketika masuk dalam masa
selanjutnya yaitu masa sekolah atau masa pubertas, perempuan berusia 6 –
10 tahun, sedangkan laki-laki berusia 8 - 12 tahun. Anak perempuan
memasuki masa adolensensi atau masa remaja lebih awal dibanding anak
laki-laki, yaitu pada usia 10 tahun dan berakhir lebih cepat pada usia 18
tahun. Anak laki-laki memulai masa pubertasa pada usia 12 tahun dan
berakhir pada usia 20 tahun.
II.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2
golongan, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar
(eksternal/lingkungan). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil
interaksi dua faktor tersebut.
Faktor internal terdiri dari perbedaan ras/etnik atau bangsa, keluarga,
umur, jenis kelamin, kelainan genetik, dan kelainan kromosom. Anak yang
terlahir dari suatu ras tertentu, misalnya ras Eropa mempunyai ukuran
tungkai yang lebih panjang daripada ras Mongol. Wanita lebih cepat
dewasa dibanding laki-laki. Pada masa pubertas wanita umumnya tumbuh
lebih cepat daripada laki-laki, kemudian setelah melewati masa pubertas
23
sebalinya laki-laki akan tumbuh lebih cepat. Adanya suatu kelainan
genetik dan kromosom dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak, seperti yang terlihat pada anak yang menderita
Sindroma Down. Selain faktor internal, faktor eksternal/lingkungan juga
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Contoh faktor
lingkungan yang banyak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak adalah gizi, stimulasi, psikologis, dan sosial ekonomi.
Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses
tumbuh kembang anak. Sebelum lahir, anak tergantung pada zat gizi yang
terdapat dalam darah ibu. Setelah lahir, anak tergantung pada tersedianya
bahan makanan dan kemampuan saluran cerna. Hasil penelitian tentang
pertumbuhan anak Indonesia (Sunawang, 2002) menunjukkan bahwa
kegagalan pertumbuhan paling gawat terjadi pada usia 6-18 bulan.
Penyebab gagal tumbuh tersebut adalah keadaan gizi ibu selama hamil,
pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Perkembangan anak
juga dipengaruhi oleh stimulasi dan psikologis.
Rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya dengan
penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota
keluarga lain akan mempengaruhi anak dlam mencapai perkembangan
yang optimal. Seorang anak yang keberadaannya tidak dikehendaki oleh
orang tua atau yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di
dalam pertumbuhan dan perkembangan. Faktor lain yang tidak dapat
dilepaskan dari pertumbuhan dan perkembangan anak adalah faktor sosial
24
ekonomi. Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,
kesehatan lingkungan yang jelek, serta kurangnya pengetahuan.
(Tanuwijaya, 2003).
II.2.3 Gangguan Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan (Growth Hormon/GH) merupakan hormone
yang dikeluarkan oleh hifopisis anterior. Hormon ini bepengaruh secara
langsung terhadap seluruh atau hampir seluruh jaringan tubuh. Salah
satunya ialah hormon pertumbuhan yang mempengaruhi sel hati dan
beberapa protein kecil lain untuk membentuk sebuah protein yang disebut
somatomedin, karena efek somatomedin miripdengan efek insulin terhadap
pertumbuhan sehingga disebut juga dengan factor pertumbuhan yang mirip
insulin (IGF). Ada beberapa IGF yang telah dikenal tetapi yang paling
penting adalah IGF 1 dan IGF 2 dan akan berperan pada pertumbuhan
tulang.Selain yang sudah disebutkan ada beberapa fungsi hormone
pertumbuhan yaituMeningkatkan penguraian lemak, menurunkan
penyerapan glukosan oleh otot,meningkatkan sintesis protein serta
metabolisme mineral . Jika terjadi gangguan pada GH maka akan terjadi
dwarfisme (jika kekurangan GH), gigantisme (jika berlebihan GH)
Somatotropin adalah hormon polipeptida yang berasal dari protein
berupa 191 rantai asam amino yang disintesis, disimpan dan dilepaskan
oleh sel somatotroph di dalam sayap anterior kelenjar pituari.
Somatotropin disingkat GH untuk hewan dan rhGH untuk manusia karena
faktor DNA rekombinan. Somatotropin berperan dalam mengendalikan
25
pertumbuhan tulang, otot dan organ serta memengaruhi kecepatan
pertumbuhan tubuh dengan memberikan stimulasi kepada hati untuk
mensekresi hormon somatomedin,sebuah hormon perkembangan yang
memberikan stimulasi lebih lanjut terhadap sel untuk berkembangbiak.
Seseorang yang kelebihan hormon ini akan mengalami pertumbuhan luar
biasa yang disebut gigantisme. Orang yang kekurangan hormon ini akan
mengalami kekerdilan. Hormon ini dikeluarkan oleh hipofisis.
Setelah di dalam darah, GH perjalanan ke tulang, otot, dan jaringan
lain di mana ia memiliki banyak efek. Hipotalamus, suatu struktur kecil
yang terletak di dasar otak tepat di atas hipofisis, mengontrol pelepasan
hormon pertumbuhan oleh kelenjar pituitari. Perangsang utama dari
sekresi hormon pertumbuhan disebut pertumbuhan hormon-pelepas
hormon.
Pada anak-anak, misalnya, GH merangsang pertumbuhan linier, atau
tinggi. Hal ini juga penting untuk pengembangan otot dan tulang, dan
distribusi lemak tubuh seluruh tubuh. Pada orang dewasa, GH
mempengaruhi energi, kekuatan otot, kesehatan tulang, dan juga
psikologis menjadi. Memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit GH dapat
menyebabkan masalah kesehatan. Dalam beberapa kasus, individu
mungkin memiliki terlalu banyak GH, kondisi yang disebut akromegali
pada orang dewasa.
26
II.2.4 Gangguan Pertumbuhan
kasus gangguan pertumbuhan tidak hanya terjadi pada manusia, namun juga
banyak terjadi pada hewan. gangguan pertumbuhan ini bisa terjadi ditingkat sel
yang merupakan penyusun terkecil tubuh atau bahkan di tingkat organ dimana
gangguan pertumbuhan ini dapat terjadi baik sebelum kelahiran atau sesudah
kelahiran.
ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan yaitu:
- Jumlah sel dalam jaringan atau organ.
- Ukuran sel dalam jaringan atau organ.
- Kombinasi dari kedua faktor diatas.
- Perubahan tipe sel normal menjadi tipe sel yang lain dalam jaringan atau
organ.
dari faktor faktor penyebab gangguan pertumbuhan diatas ada beberapa
dampak yang ditimbulkan terhadap organ atau jaringan seperti:
- sel atau jaringan lebih kecil dari keadaan normal.
- sel atau organ lebih besar dari keadaan normal.
- perubahan tipe tipe sel yang lain.
ada banyak jenis jenis gangguan pertumbuhan baik itu dilihat dari penyebab atau
dari bentuk jaringan atau organ yang mengalami gangguan pertumbuhan. berikut
ini jenis jenis gangguan pertumbuhan :
1. Agenesis
adalah gangguan pertumbuhan dimana suatu jaringan atau organ tidak
27
ada pada suatu individu sejak lahir. penyebabnya adalah akibat kelainan
pertumbuhan pada masa embrional.
2. Aplasia
merupakan gangguan pertumbuhan dimana organ atau jaringan yang
telah terbentuk sejak lahir tidak mengalami perkembangan sama sekali.
3. Atresia
merupakan gangguan pertumbuhan dimana tidak adanya atau tidak
terbentuknya lubang alami pada tubuh sejak lahir. hal ini disebabkan
akibat kelainan pertumbuhan saat masa embrional.
4. Atrofi
adalah gangguan pertumbuhan dimana keadaan jaringan atau organ
mengecil setelah jaringan atau organ tersebut telah mencapai ukuran
normal. ada dua faktor penyebab gangguan pertumbuhan ini yaitu
berkurangnya jumlah sel (atrofi numerik) dan akibat kurang besarnya
komponen sel sel (atrofi kuantitatif).
berdasarkan penyebabnya ada beberapa tipe atrofi yaitu :
1. Atrofi fisiologis
Atrofi ini diakibatkan oleh proses metabolisme normal yang umumnya
berkaitan dengan umur. contohnya bursa fabricius pada unggas,
semakin dewasa unggas tersebut bursa fabricius semakin kecil.
2. Atrofil malnutrisi
Jaringan atau organ mengalami pengecilan (atrofi) karena kekurangan
gizi yang berlangsung lama.
28
3. Atrofi salah guna
Yaitu penurunan ukuran jaringan atau organ karena jarang digunakan
atau tidak melakukan aktivitas. umumnya atrofi ini terjadi pada anggota
gerak.
4. Atrofi tekanan
Keadaan suatu jaringan atau organ yang mengecil akibat tekanan
mekanik secara terus menerus dan berlangsung lama. contohnya
jaringan yang tertekan oleh tumor.
5. Atrofi humoral
Mengecilnya suatu jaringan atau organ akibat kekurangan hormon
tertentu.
6. Atrofi keracunan
Mengecilnya jaringan atau organ akibat zat racun tertentu yang
mengganggu pertumbuhannya. zat racun biasanya menyebabkan
nekrosis sel sel sehingga terjadi pengurangan jumlah sel sel pada organ
tersebut.
dilihat dari keadaan yang menyertai atrofi, atrofi dibagi menjadi 5, yaitu:
1. atrofi biasa dimana tidak ada materi apapun yang menyertai atrofi.
2. atrofi lemak merupakan keadaan atrofil yang mana sel sel yang hilang
sebagai penyebab atrofi digantikan oleh lemak
3. atrofi fibrosa adalah atrofi yang mana sel sel yang hilang digantikan
oleh fibrosit
4. atrofi pigmen adalah atrofi yang disertai dengan pengendapan pigmen
29
5. atrofi mucoid adalah atrofi dari lemak yang berbentuk mucin jaringan
ikat.
5. Hipertrofi
Peningkatan ukuran jaringan atau organ akibat ukuran sel sel penyusunnya
meningkat. Sesuai dengan penyebab terjadinya, hipertrofi dibagi atas 3
bentuk yaitu :
1. Hipertrofi akibat peningkatan aktivitas
jaringan atau organ yang mengalami peningkatan dalam aktivitas
fungsionalnya. contohnya otot anggota gerak olahragawan.
2. Hipertrofi karena kompensasi
hipertrofi ini nampak pada hewan yang alat geraknya lebih sering
digunakan karena alat gerak lainnya dalam keadaan sakit.
3. Hipertrofi fisiologis
Umumnya terjadi pada uterus hewan bunting, hal ini diakibatkan karena
berat dan tekanan dari janin sehingga otot otot abdomen dan sekitarnya
menebal
6. Hiperplasia
Peningkatan ukuran jaringan atau organ akibat peningkatan abnormal jumlah
sel penyusunnya penyebab hiperplasia antara lain:
- iritasi yang berulang dalam jangka waktu lama
- gangguan endokrin
- gangguan nutrisi
- penyakit infeksius
30
7. Hipoplasia
Kegagalan suatu jaringan atau organ mencapai ukuran normalnya.
Beberapa penyebab hipoplasia yaitu:
- Kongenital (bawaan sejak dalam kandungan)
- Suplai darah yang kurang cukup
- Gangguan inervasi saraf
- Malnutrisi
8. Metaplasia
Perubahan tie sel atau jaringan menjadi tipe sel atau jaringan yang lain.
tujuan dari metaplasia umumnya untuk fungsi proteksi terhadap
rangsangan yang kronis. Penyebab terjadinya metaplasia yaitu:
- Iritasi yang berulang ulang dan berlangsung lama
- Gangguan endokrin
- Defisiensi vitamin A
9. Diplasia
Displasia merupakan gangguan pertumbuhan tulang terutama dekat persen
dian akibatnyaproses penyembuhan menyimpang.
10. Anaplasia
Anaplasia adalah gangguan pertumbuhan sel-sel dimana lebih banyak
sel-sel primitifdan tidak dapat berdiferesiasi sebagaimana pada embrional
sel-sel secara normal.
31
11. Neoplasia
Neoplasia merupakan gangguan pertumbuhan tingkat sel,jaringan maupun
organ dari tubuh hewan.Pada tingkat sel ditandai dengan gambaran mitosis
yang tinggi disertai suplai darah yang intensif.
12. Anomali Perkembangan dan Malformasi.
Anomali perkembangan sebetulnya berasal dari sebelum lahir, diduga
karena infeksi prenatal, efek toksik intrauterin: akibat induk makan zat
toksik, defisiensi vitamin A, dan genetik (gen mutant).
Contoh Anomali: duktus arteriosus persisten dan duktus thyro-glossal.
Malformasi atau penyimpangan bentuk: adalah bentuk deformitas
misalnya pada kerusakan epifise os femur karena osteomyelitis kronis,
dapat menyebabkan tulang tidak tumbuh dan kaki menjadi pendek
(deformitas).
13. Aging
‘Aging’ adalah mekanisme perubahan struktural dan fungsional sel/
jaringan yangdipengaruhi oleh faktor umur (age).
Ada bebrapa teori yang mempengaruhi aging adalah:
1. Teori seluler: terprogram secara genetik
2. Teori imun: penurunan imunitas
3. Teori penurunan respon jaringan terhadap hormon.
32
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dapat disimpulkan bahwa :
1. Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh
tubuh.
2. Pembekuan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu : Jaringan luka papar ke
darah, trombosi yang dibentuk, dan Pembentukan benang-benang
fibrin.
3. System peredaran darah terbagi atas 2 yakni peredaran darah besar,
peredaran darah kecil.
4. Gangguan pada sistem peredaran darah pada manusia antara lain :
hemofili, anemia, leukimia, varises dll.
5. Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya
berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan.
6. faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan dibagi menjadi 2 golongan, yaitu faktor dalam
(internal) dan faktor luar (eksternal/lingkungan).
7. Hormon pertumbuhan (Growth Hormon/GH) merupakan hormone
yang dikeluarkan oleh hifopisis anterior. Hormon ini bepengaruh
secara langsung terhadap seluruh atau hampir seluruh jaringan tubuh.
33
8. Gangguang-gangguan pertumbuhan pada anak diantaranya adalah
Gangguan Pertumbuhan Fisik, Gangguan perkembangan motorik,
Gangguan perkembangan bahasa, Gangguan Emosi dan Perilaku.
III.2 Saran
Disarankan untuk pembaca makalah ini tetap membaca literature-
literatur lainnya untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
peredaran darah dan gangguan pertumbuhan.
top related