makalah qiroah
Post on 03-Jul-2015
186 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Pemberian ASI dan Tingginya Angka Kematian Bayi
Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Qiroah Dan Ibadah
Disusun oleh :
Agista Riyanti
Dewi Nurhayati
Fadlie A D
Hafifatul Auliya Rahmy
Irsyad
Melli Wulandari
Mukhlidah Hanun
Nia Pratiwi
Nita Kurnia
Pratiwi
Saifi Nailul Izah
Sri Minatun
Umi Hani
Zakiyah
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2011 M/1432 H
1 | P a g e
الرحيم الرحمن الله بسم
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur tak henti-hentinya kita haturkan kepada Allah SWT, karena berkat
taufik dan hidayah-Nya kita berada pada agama yang diturunkan-Nya, yaitu dienul islam
sehingga dapat menuntun manusia menuju jalan yang benar. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabat dan
pengikutnya hingga akhir zaman.
Maha suci Allah SWT yang menciptakan segala sesuatunya berpasang-pasangan dan
tidak ada satu pun yang sia-sia. Segala sesuatunya tersebut telah Allah tempatkan pada
tempatnya masing-masing sesuai dengan peruntukannya. Begitu juga dengan ASI yang memang
diperuntukkan dan memiliki komposisi yang paling sesuai untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi
saat dilahirkan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah qiroah dan ibadah, dengan judul
“Pemberian ASI dan Tingginya Angka Kematian Bayi”. Dalam makalah ini diterangkan
mengenai betapa besarnya manfaat ASI bagi bayi dan fenomena yang terjadi pada saat ini, yaitu
tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) yang salah satu penyebabnya adalah kurangnya
pemberian ASI terhadap bayi. Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan pengetahuan
bagi yang membacanya. Amin.
Jakarta, April 2011
Penulis
2 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT di alam semesta ini tak dapat kita
pungkiri memang diciptakan secara berpasang-pasangan dan saling melengkapi. Allah telah
menciptakan penyakit dan pasti ada obatnya, kecuali penyakit tua. Berdasarkan dua
kenyataan tersebut, dapat kita analogikan pada ASI dan Bayi yang baru dilahirkan. Saat bayi
dilahirkan, Allah SWT sudah menciptakan sesuatu yang terbaik dan sangat diperlukan oleh
bayi tersebut, yaitu ASI (Air Susu Ibu). Jadi, dengan adanya bayi, Allah melengkapinya
dengan adanya Air Susu Ibu yang mudah didapatkan dan memiliki manfaat yang sangat
besar bagi kesehatan dan pertumbuhan bayi tersebut. Begitulah, hal tersebut juga telah
dibuktikan dengan berbagai penelitian medik dan telah dituliskan dalam Al-Qur’an surat Al-
Baqarah ayat 233.
Akan tetapi, yang terjadi pada saat ini, lebih banyak ibu-ibu yang memberikan anaknya
susu formula buatan pabrik. Bahkan pemberian susu buatan pabrik tersebut (susu formula)
diberikan kepada bayi yang baru lahir. Padahal, jika dibandingkan dari berbagai kriteria, baik
itu dari kemanfaatan kandungan gizi, kehigienisan, keefisienan, dan kepraktisan, susu
formula telah kalah jauh dari ASI. Oleh karena itu dalam pembahasan pada makalah ini akan
diterangkan dengan lebih terperinci manfaat dari pemberian ASI eksklusif, bagaimana
pendapat agama tentang pemberian ASI eksklusif, dan hal-hal yang berhubungan dengan
pemberian ASI Eksklusif, meliputi fakta terkini yang menunjukkan bahwa pemberian ASI
eksklusif dapat menurunkan angka kematian bayi. Dan fakta bahwa salah satu penyebab dari
tingginya angka kematian bayi adalah karena kurangnya pemberian ASI, terutama peberian
ASI eksklusif kepada bayi.
3 | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
A. ASI Eksklusif dan Keutamaannya
1. Pengertian ASI Eksklusif
ASI adalah makanan bayi terbaik. Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh,
berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan serta mendapat perelindungan dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 4 UU
No. 23 tahun 2002 , tentang perlindungan anak), salah satu hak anak yang tercantum
dalam lima cluster hak anak adalah hak untuk mendapat kesehatan dasar dan
kesejahteraan, dimana bayi 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif.
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan
garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai
makanan bagi bayinya.
Menurut Perkumpulan Perinatologi Indonesia, ASI eksklusif adalah pemberian ASI
saja sejak bayi lahir sampai sekitar usia 6 bulan. Selama itu bayi diharapkan tidak
mendapatkan tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, ataupun
air putih. Pada pemberian ASI eksklusif, bayi juga tidak diberikan makanan tambahan
seperti pisang, biskuit, bubur susu, bubur nasi, tim, dan sebagainya. ASI eksklsif
diharapkan dapat diberikan sampai bayi berusia 6 bulan. Pemberian ASI secara benar
akan dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan tanpa makanan pendamping.
Diatas usia 6 bulan bayi memerlukan makanan tambahan tetapi pemberian ASI dapat
dilanjutkan sampai bayi berusia 2 tahun (Suradi, 2004).
Kebutuhan ASI bayi :
1) Dalam kondisi normal, ASI diproduksi sebanyak 10-100 cc pada hari-hari pertama
2) Bayi yang sehat selanjutnya mengkonsumsi sebanyak 700-800 cc ASI per hari
3) Produksi ASi menjadi lebih sedikit yaitu hanya berkisar antara :
500-700 CC pada 6 bulan pertama
400-600 CC pada 6 bulan kedua
200-400 CC pada tahun kedua usia anak.
4 | P a g e
2. Proses Pembentukan ASI
ASI diproduksi oleh kelenjar susu atau payudara (glandula mammae). Kelenjar
tersebut pada dasarnya terdapat pada laki-laki dan perempuan, namun mengalami
perbedaan perkembangan. Pada laki-laki cenderung mengalami kemunduran (degenerasi)
dan tidak berfungsi sebagai penghasil air susu. Pada perempuan kelenjar susu
berkembang makin nyata setelah memasuki masa pubertas.
Pada seorang perempuan yang hamil kelenjar payudaranya akan makin berkembang
oleh pengaruh hormon estrogen, somatomamotropin, dan prolaktin. Proses tersebut
dimulai pada trimester pertama kehamilan. Hormon estrogen berfungsi untuk membuat
hipertrofi sistem duktus (saluran). Sedangkan hormon progesteron berfungsi untuk
menambahkan sel-sel asinus pada payudara. Somatomamotropin berfungsi untuk
pertumbuhan asinus dan perubahan-perubahan dalam sel, pembentukan kasein,
laktoalbumin, dan laktoglobulin. Selama proses kehamilan, air susu tidak keluar karena
hormon prolaktin yang merangsang pengeluaran ASI dihambat oleh Prolactin Inhibiting
Hormone (PIH).
3. Kandungan ASI
Keunggulan susu manusia (ASI) bila dibandingkan dengan susu hewan atau susu
sumber lain terletak pada kecukupan dan kelengkapan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
bayi, termasuk kandungan protein dan asam aminonya. Kandungan fenilalanin dan tirosin
di dalam ASI lebih sedikit karena jika berlebihan dapat berbahaya bagi neonatus (bayi
baru lahir). Sistin yang penting untuk pertumbuhan lebih banyak terdapat pada ASI.
Metionin lebih banyak terkandung dalam susu sapi karena jika berlebihan di dalam ASI
maka neonatus tidak dapat mengubahnya menjadi sistin karena enzim belum berfungsi
sempurna. Dan taurin yang penting untuk perkembangan otak terdapat 30-40 kali lebih
banyak pada ASI.
Kandungan ASI lainnya secara biokimia yaitu:
a. Protein
Laktoalbumin dan laktoglobulin lebih banyak yang penting untuk pertahanan tubuh
dan antibodi.
Kasein lebih banyak, sehingga lebih mudah dicerna tubuh.
b. Karbohidrat
5 | P a g e
Laktosa lebih banyak, penting untuk pertumbuhan Lactobacillus bifidus,
menghilangkan infeksi saluran cerna, pertumbuhan sel otak, serta menahan kalium,
fosfor dan magnesium tetap di berada di dalam tubuh.
c. Lemak
Asam lemak tak jenuh lebih banyak dan mudah diserap
Kolesterol, asam lemak esensial, asam palmitat, serta garam empedu yang membuat
penyerapan lebih baik lebih banyak terkandung.
d. Laktoferin, lisozim, IgA
Zat-zat tersebut berfungsi melindungi bayi dari infeksi saluran pencernaan, radang
saluran pernafasan dan paru-paru, penyakit telinga, dan diare.
e. Mineral
Kadar Natrium lebih banyak sehingga melindungi neonatus dari dehidrasi dan
kelebihan natrium dalam darah. Sebanyak 50-70% besi diserap dari ASI bila
dibandingkan dari susu sapi yang hanya diserap 10-30%. ASI juga mengandung
molekul pengikat seng, asam pikolinat, yang membuat penyerapan seng lebih efisien.
Rasio kalsium dan fosfor ASI sesuai untuk mineralisasi tulang bila dibandingkan
dengan susu sapi.
4. Perbandingan manfaat ASI dengan susu formula biasa
Setiap air susu mamalia (makhluk/binatang yang menyusui anaknya), spesifik untuk
masing-masing spesiesnya. Berdasarkan fakta di atas, dapat kita ketahui bahwa ASI
merupakan susu yang paling sesuai bagi bayi, karena ASI memiliki kandungan yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan bayi. Berikut beberapa keunggulan ASI dibanding susu
formula :
a. Sumber gizi sempurna
ASI:
Mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan bayi. Antara lain, faktor pembentuk sel-sel otak, terutama
DHA, dalam kadar tinggi. ASI juga mengandung whey (protein utama dari susu yang
berbentuk cair) lebih banyak daripada casein (protein utama dari susu yang berbentuk
gumpalan) dengan perbandingan 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI
lebih mudah diserap oleh tubuh bayi.
6 | P a g e
Susu formula:
Tidak seluruh zat gizi yang terkandung di dalamnya dapat diserap oleh tubuh bayi.
Misalnya, protein susu sapi tidak mudah diserap karena mengandung lebih banyak
casein. P erbandingan whey : casein susu sapi adalah 20:80.
b. Mudah dicerna
ASI:
Pembentukan enzim pencernaan bayi baru sempurna pada usia kurang lebih 5 bulan.
ASI mudah dicerna bayi karena mengandung enzim-enzim yang dapat membantu
proses pencernaan, antara lain lipase (untuk menguraikan lemak), amilase (untuk
menguraikan karbohidrat), dan protease (untuk menguraikan protein). Sisa
metabolisme yang akan diekskresikan (dikeluarkan) melalui ginjal pun hanya sedikit,
sehingga kerja ginjal si kecil menjadi lebih ringan. Asal tahu saja, metabolisme ini
penting karena merupakan proses pembakaran zat-zat di dalam tubuh menjadi enerji,
sel-sel baru, dan lain-lain.
Susu formula:
Sulit dicerna karena tidak mengandung enzim perncernaan. Perlu diketahui,
serangkaian proses produksi di pabrik mengakibatkan enzim-enzim pencernaan tidak
berfungsi. Akibatnya, lebih banyak sisa pencernaan yang dihasilkan dari proses
metabolisme, yang membuat ginjal bayi harus bekerja keras.
c. Komposisi sesuai kebutuhan
ASI:
Komposisi zat gizi ASI sejak hari pertama menyusui biasanya berubah dari hari ke
hari. Perubahan komposisi ASI ini terjadi dalam rangka menyesuaikan diri dengan
kebutuhan gizi bayi. Misalnya, kolostrum (cairan bening berwarna kekuningan yang
biasanya keluar pada awal kelahiran sampai kira-kira seminggu sesudahnya) terbukti
mempunyai kadar protein yang lebih tinggi, serta kadar lemak dan laktosa (gula susu)
yang lebih rendah dibandingkan ASI mature (ASI yang keluar hari ke-10 setelah
melahirkan). Kandungan kolostrum yang seperti ini akan membantu sistem
pencernaan bayi baru lahir yang memang belum berfungsi optimal. Selain itu,
komposisi ASI pada saat mulai menyusui (fore milk) berbeda dengan komposisi pada
akhir menyusui (hind milk). Kandungan protein fore milk (berwarna bening dan
7 | P a g e
encer) tinggi, tetapi kandungan lemaknya rendah bila dibandingkan hind milk
(berwarna putih dan kental). Walau tampak sehat, pertambahan berat badan bayi yang
hanya mendapat fore milk kurang baik. Makanya, jangan terlalu cepat memindahkan
bayi untuk menyusu pada payudara yang lain, bila ASI pada payudara yang sedang
diisapnya belum habis. ASI ibu yang melahirkan bayi prematur juga sesuai dengan
kebutuhan bayinya. Antara lain, kandungan proteinnya lebih tinggi dan lebih mudah
diserap.
Susu formula:
Komposisi zat gizinya selalu sama untuk setiap kali minum (sesuai aturan pakai).
d. Mengandung zat pelindung
ASI:
Mengandung banyak zat pelindung, antara lain imunoglobulin dan sel-sel darah putih
hidup, yang perlu untuk membantu kekebalan tubuh bayi. Selain itu, ASI
mengandung zat yang tidak terdapat dalam susu sapi, dan tidak dapat dibuat duplikasi
atau tiruannya dalam susu formula, yaitu faktor bifidus. Zat ini penting untuk
merangsang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus yang membantu melindungi
usus bayi dari peradangan atau penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi beberapa jenis
bakteri merugikan, seperti keluarga coli .
Susu formula:
Hanya sedikit mengandung imunoglobulin, dan sebagian besar merupakan jenis yang
“salah” (tidak dibutuhkan oleh tubuh bayi). Selain itu, tidak mengandung sel-sel
darah putih dan sel-sel lain dalam keadaan hidup.
e. Cita rasa bervariasi
ASI:
Cita rasa ASI bervariasi sesuai dengan jenis senyawa atau zat yang terkandung di
dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu.
Susu formula:
Bercita rasa sama dari waktu ke waktu.
8 | P a g e
5. Manfaat ASI dari beberapa kriteria
a. Manfaat ASI untuk bayi :
1) ASI memberikan zat-zat gizi dengan kadar yang tepat sesuai yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sempurna
2) Mengandung DHA dan AA yang bermanfaat untuk kecerdasan
3) Pencernaan dan penyerapan ASI oleh bayi lebih baik
4) ASI melindungi bayi dari penyakit dan alergi
5) ASI adalah aman, murni, segar, bersih, hangat dan tidak pernah basi
6) Membantu memperbaiki reflek menghisap, menelan dan pernafasan.
b. Manfaat ASI untuk Ibu :
1) Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi
2) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan dan mempecepat pemulihan
kesehatan
3) Mengurangi risiko terkena kanker payudara
4) Praktis, menghemat waktu dan biaya
5) Menunda kehamilan berikutnya
6) Menyusui mempunyai pengaruh kejiwaan. Waktu pertama bayi menghisap
puting susu, akan merangsang ibu dan menimbulkan kontraksi otot rahim
sehingga organ ini akan kembali lebih cepat pada ukuran posisi normalnya.
c. Untuk Keluarga
1) Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau
minyak untuk merebus air, susu atau peralatan
2) Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam
perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit
3) Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi LAM dari ASI eksklusif
4) Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat
5) Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga
sebab ASI selalu siap tersedia
6) Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas,
dll.
9 | P a g e
d. Untuk Masyarakat dan Negara
1) Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan
peralatan lain untuk persiapannya
2) Bayi sehat membuat negara lebih sehat
3) Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi sakit lebih
sedikit
4) Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan kematian
5) Melindungi lingkungan karena tak ada pohon yang digunakan sebagai kayu
bakar untuk merebus air, susu dan peralatannya
6) ASI adalah sumber daya yang terus menerus diproduksi dan baru.
Dari berbagai penelitian pula menunjukkan bahwa ASI merupakan sumber nutrisi yang
meningkatkan perkembangan saraf dan otak.
B. Fenomena ASI dikaitkan dengan AKB (Angka Kematian Bayi)
Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi (AKB) atau
Infant Mortality Rate (IMR). Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi terbaik pada awal usia
kehidupan bayi. ASI ibarat emas yang diberikan gratis oleh Tuhan karena ASI adalah cairan
hidup yang dapat menyesuaikan kandungan zatnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi
bayi (Suryoprajogo, 2009). Jika kebutuhan gizi bayi tidak dipenuhi, akan menyebabkan bayi
mengalami kekurangan zat gizi. Kekurangan zat gizi pada bayi dapat menyebabkan
terganggunya perkembangan dan pertumbuhan. Di samping itu, bayi menjadi lebih rentan
terhadap penyakit infeksi dan selanjutnya bahkan dapat menyebabkan kematian bayi
tersebut. Studi kedokteran yang dilakukan di Eropa menunjukkan angka kematian dan
kesakitan bayi yang diberikan ASI lebih rendah daripada yang diberi susu formula (Febrianti,
2008).
Angka kematian bayi di seluruh dunia setiap tahun mencapai empat juta (Yuhana,
2008). Di Malaysia angka kematian hanya 41 per 100 ribu, Singapura 6 per 100 ribu,
Thailand 44 per 100 ribu, dan Filiphina 170 per 100 ribu (Swamurti, 2007). Menurut Survei
Demografi Kesehatan Indonesia 2002 – 2003, angka kematian bayi (AKB) tercatat 35 per
1.000 kelahiran hidup. Data di badan pusat statistik menunjukan angka kematian ibu dan bayi
di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara, mendominasi lebih dari 75% total kematian anak
dibawah 5 tahun. Hal itu menjadi kegiatan prioritas Departemen Kesehatan (Depkes) pada
10 | P a g e
periode 2005 - 2009. Depkes menargetkan penurunan angka kematian ibu dari 26,9 %
menjadi 26 % per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi berkurang dari 248 menjadi
206 per 100.000 kelahiran yang dicapai pada tahun 2009. Sementara angka harapan hidup
berkisar rata-rata 70,6 tahun (Moedjiono, 2007).
Setelah diteliti lebih mendalam ternyata faktor penyebab utama terjadinya kematian
pada bayi baru lahir dan balita adalah penurunan angka pemberian inisiasi menyusui dini dan
ASI eksklusif. Di Jakarta, durasi rata-rata pemberian ASI eksklusif hanya berlangsung
selama 18 hari. Di Jakarta utara hanya sekitar 17,9 % bayi baru lahir yang diberi IMD dalam
1 jam pertama persalinan dan hanya sekitar 28% bayi dibawah 6 bulan yang diberi ASI
eksklusif (Wahana, 2007).
Pemerintah melakukan upaya Gerakan nasional peningkatan penggunaan ASI eksklusif
untuk mencapai tujuan Millenium evelopment Goals (MDGs). Pada acara Pekan ASI sedunia
yang dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2008, The World Alliance For Breast Feeding
Action (WABA) memilih tema Mother Support: Going For the Gold. Makna tema tersebut
adalah suatu gerakan untuk mengajak semua orang meningkatkan dukungan kepada ibu
untuk memberikan bayi-bayi mereka makanan yang berstandar emas yaitu ASI yang
diberikan eksklusif selama 6 bulan pertama dan melanjutkan ASI bersama makanan
pendamping ASI lainnya yang sesuai sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih (Dinkes, 2008).
Pemberian ASI secara eksklusif dapat menekan angka kematian bayi hingga 13 %
sehingga dengan dasar asumsi jumlah penduduk 219 juta, angka kelahiran total 22 per 1000
kelahiran hidup, angka kematian balita 46 per 1000 kelahiran hidup maka jumlah bayi yang
akan terselamatkan sebanyak 30 ribu. Untuk itu ASI patut menjadi prioritas (Sitopeng, 2008).
Untuk mencapai keberhasilan pemberian ASI, perlu ditunjang oleh manajemen laktasi yang
baik sejak masa kehamilan dan tehnik pemberian ASI yang benar. Walaupun menyusui
merupakan proses alamiah tetapi tidak semua ibu mengetahui cara menyusui yang baik,
terutama bagi ibu yang pertama kali melakukannya. Hal ini harus mendapat perhatian agar
tidak menimbulkan berbagai masalah. Di Indonesia hanya 8% ibu memberi ASI eksklusif
kepada bayinya sampai berumur 6 bulan. Manajemen laktasi yang baik dan pemberian ASI
dini meningkatkan kemungkinan 2-8 kali lebih besar untuk ibu memberi ASI eksklusif
(Eman, 2008).
11 | P a g e
C. Konsep Memberikan ASI dalam ISLAM
Perintah bagi para ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI telah disebutkan
beberapa kali dalam Al-Qur’an, diantaranya adalah
1). QS Al-Baqarah : 233, yang berbunyi :
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian
kepada Para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan
seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya
ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan,
Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang
lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang
patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa
yang kamu kerjakan.
2). QS An Nisa’ : 23, yang berbunyi
12 | P a g e
Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan;
saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan;
saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-
saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu
isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah
kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu
ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-
isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua
perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau;
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
3). QS Al Qashash : 12, yang berbunyi
Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau
menyusui(nya) sebelum itu; Maka berkatalah saudara Musa: "Maukah kamu aku
tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat
Berlaku baik kepadanya?".
13 | P a g e
4). QS Lukman : 14, yang berbunyi
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya;
ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
5). QS Al Ahqaf: 15, yang berbunyi
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila
Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku,
tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan
kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai;
berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-
orang yang berserah diri".
Dari ayat Al-Qur’an tersebut, telah kita ketahui bahwa betapa Islam sangat
memperhatikan akan keselamatan dan kesejahteraan manusia (hifdzunnafs), seperti yang
telah dijelaskan di dalam tujuan syari’at agama atau yang dikenal degan istilah
Maqasidussyari’at. Perwujudan hifdzunnafs tersebut tercermin dalam ayat Al-Qur’an di
14 | P a g e
atas, yang berisi perintah untuk menyusui anaknya dengan ASI selama dua tahun penuh.
Karena seperti yang telah kita ketahui bahwa ASI memiliki manfaat yang sangat banyak bagi
seorang bayi. Dan Allah tidak akan menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia dan pastinya
memiliki manfaat yang paling baik jika digunakan sesuai dengan pemanfaatannya.
Berdasarkan teori, pemberian ASI Eksklusif bagi bayi dilakukan pada 6 bulan pertama
setelah bayi dilahirkan. Akan tetapi, setelah pemberian ASI ekslusif selama enam bulan
tersebut bukan berarti pemberian ASI dihentikan. Seiring dengan pengenalan makanan
kepada bayi, pemberian ASI tetap harus dilakukan dan WHO (World Health Organitation)
telah merekomendasikan untuk menyusui anak selama dua tahun, seperti yang telah
diperintahkan di dalam Al-Qur’an pada surat Al-Baqarah di atas.
Memberikan ASI eksklusif kepada seoarang bayi merupakan suatu hal yang dalam
islam bisa dikatakan sesuatu yang wajib. Hal ini seperti yang tertulis pada buku “Kesehatan
dlam Prospekti Al-Qur’an” yang di terbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an
Badan Litbang dan Diklat DePag RI halaman 113. Dalam buku tersebut, disebutkan “Ulama
fiqih sepakat bahwa seorang ibu, dilihat dari hukum ukhrawi (diyanatan), wajib menyusukan
anaknya, karena menyusukan anak merupakan upaya pemeliharaan kelangsungan hidup
anak, baik ibu ini masih berstatus istri ayah sang anak, maupun maupun dalam masa ‘iddah
atau habis masa ‘iddahnya setelah dicerai suaminya (ayah sang anak)”. Karena menyangkut
kepada menjaga keselamatan hidup manusia (hifdunnafs) yaitu seorang bayi (manusia),
selain itu juga menyangkut pada kewajiban yang dilaksanankan oleh orang tua bayi terhadap
anaknya karena anak merupakan amanant dari Allah SWT yang harus dijaga dan di arahkan
menuju hal yang baik. ASI memiliki segala hal baik yang dibutuhkan oleh bayi. Disamping
itu, pemberian ASI dapat memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan ibu yang
melahirkan, seperti untuk membantu memulihkan kondisi ibu pasca melahirkan. Selain itu,
dari seggi medis, ibu yang tidak pernah mau menyusui anaknya beresiko untuk terkena
kanker payudara.
Air susu ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.
Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya
memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI
15 | P a g e
juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan
perkembangan sistem saraf. Makanan-makanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan
tekhnologi masa kini tidak mampu menandingi keunggulan makanan ajaib ini.
Daftar manfaat ASI bagi bayi selalu bertambah setiap hari. Penelitian menunjukkan,
bayi yang diberi ASI secara khusus terlindung dari serangan penyakit sistem pernapasan dan
pencernaan. Hal itu disebabkan zat-zat kekebalan tubuh di dalam ASI memberikan
perlindungan langsung melawan serangan penyakit. Sifat lain dari ASI yang juga
memberikan perlindungan terhadap penyakit adalah penyediaan lingkungan yang ramah bagi
bakteri ”menguntungkan” yang disebut ”flora normal”. Keberadaan bakteri ini menghambat
perkembangan bakteri, virus dan parasit berbahaya. Tambahan lagi, telah dibuktikan pula
bahwa terdapat unsur-unsur di dalam ASI yang dapat membentuk sistem kekebalan melawan
penyakit-penyakit menular dan membantunya agar bekerja dengan benar.
Karena telah diramu secara istimewa, ASI merupakan makanan yang paling mudah
dicerna bayi. Meskipun sangat kaya akan zat gizi, ASI sangat mudah dicerna sistem
pencernaan bayi yang masih rentan. Karena itulah bayi mengeluarkan lebih sedikit energi
dalam mencerna ASI, sehingga ia dapat menggunakan energi selebihnya untuk kegiatan
tubuh lainnya, pertumbuhan dan perkembahan organ.
Air susu ibu yang memiliki bayi prematur mengandung lebih banyak zat lemak,
protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi. Bahkan telah dibuktikan
bahwa fungsi mata bayi berkembang lebih baik pada bayi-bayi prematur yang diberi ASI dan
mereka memperlihatkan kecakapan yang lebih baik dalam tes kecerdasan. Selain itu, mereka
juga mempunyai banyak sekali kelebihan lainnya.Salah satu hal yang menyebabkan ASI
sangat dibutuhkan bagi perkembangan bayi yang baru lahir adalah kandungan minyak
omega-3 asam linoleat alfa. Selain sebagai zat penting bagi otak dan retina manusia, minyak
tersebut juga sangat penting bagi bayi yang baru lahir. Omega-3 secara khusus sangat penting
selama masa kehamilan dan pada tahap-tahap awal usia bayi yang dengannya otak dan
sarafnya berkembang secara nomal. Para ilmuwan secara khusus menekankan pentingnya
ASI sebagai penyedia alami dan sempurna dari omega-3.
16 | P a g e
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan para ilmuwan Universitas Bristol mengungkap
bahwa di antara manfaat ASI jangka panjang adalah dampak baiknya terhadap tekanan darah,
yang dengannya tingkat bahaya serangan jantung dapat dikurangi. Kelompok peneliti
tersebut menyimpulkan bahwa perlindungan yang diberikan ASI disebabkan oleh kandungan
zat gizinya. Menurut hasil penelitian itu, yang diterbitkan dalam jurnal kedokteran
Circulation, bayi yang diberi ASI berkemungkinan lebih kecil mengidap penyakit jantung.
Telah diungkap bahwa keberadaan asam-asam lemak tak jenuh berantai panjang (yang
mencegah pengerasan pembuluh arteri), serta fakta bahwa bayi yang diberi ASI menelan
sedikit natrium (yang berkaitan erat dengan tekanan darah) yang dengannya tidak mengalami
penambahan berat badan berlebihan, merupakan beberapa di antara manfaat ASI bagi
jantung.
Selain itu, kelompok penelitian yang dipimpin Dr. Lisa Martin, dari Pusat Kedokteran
Rumah Sakit Anak Cincinnati di Amerika Serikat, menemukan kandungan tinggi hormon
protein yang dikenal sebagai adiponectin di dalam ASI. Kadar Adiponectin yang tinggi di
dalam darah berhubungan dengan rendahnya resiko serangan jantung. Kadar adiponectin
yang rendah dijumpai pada orang yang kegemukan dan yang memiliki resiko besar terkena
serangan jantung. Oleh karena itu telah diketahui bahwa resiko terjadinya kelebihan berat
badan pada bayi yang diberi ASI berkurang dengan adanya hormon ini. Lebih dari itu,
mereka juga menemukan keberadaan hormon lain yang disebut leptin di dalam ASI yang
memiliki peran utama dalam metabolisme lemak. Leptin dipercayai sebagai molekul
penyampai pesan kepada otak bahwa terdapat lemak pada tubuh. Jadi, menurut pernyataan
Dr. Martin, hormon-hormon yang didapatkan semasa bayi melalui ASI mengurangi resiko
penyakit-penyakit seperti kelebihan berat badan, diabetes jenis 2 dan kekebalan terhadap
insulin, dan penyakit pada pembuluh nadi utama jantung.
Full hygiene may not be established in water or foodstuffs other than mother’s milk.
Fakta tentang ASI tidak berhenti hanya sampai di sini. Peran penting yang
dimainkannya terhadap kesehatan bayi berubah seiring dengan tahapan-tahapan yang dilalui
bayi dan jenis zat-zat makanan yang dibutuhkan pada tahapan tertentu. Kandungan ASI
berubah guna memenuhi kebutuhan yang sangat khusus ini. ASI, yang selalu siap setiap saat
17 | P a g e
dan selalu berada pada suhu yang paling sesuai, memainkan peran utama dalam
perkembangan otak karena gula dan lemak yang dikandungnya. Di samping itu, unsur-unsur
seperti kalsium yang dimilikinya berperan besar dalam perkembangan tulang-tulang bayi.
Meskipun disebut sebagai susu, cairan ajaib ini sebenarnya sebagian besarnya tersusun atas
air. Ini adalah ciri terpenting, sebab selain makanan, bayi juga membutuhkan cairan dalam
bentuk air. Keadaan yang benar-benar bersih dan sehat mungkin tidak bisa dimunculkan pada
air atau bahan makanan, selain pada ASI. Namun ASI – sedikitnya 90% adalah air – ,
memenuhi kebutuhan bayi akan air dalam cara yang paling bersih dan sehat.
Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan otak pada bayi
yang diberi ASI lebih baik daripada bayi lain. Penelitian pembandingan terhadap bayi yang
diberi ASI dengan bayi yang diberi susu buatan pabrik oleh James W. Anderson – seorang
ahli dari Universitas Kentucky – membuktikan bahwa IQ [tingkat kecerdasan] bayi yang
diberi ASI lebih tinggi 5 angka daripada bayi lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ini
ditetapkan bahwa ASI yang diberikan hingga 6 bulan bermanfaat bagi kecerdasan bayi, dan
anak yang disusui kurang dari 8 minggu tidak memberikan manfaat pada IQ.
Ciri menakjubkan lain dari ASI adalah fakta bahwa ASI sangat bermanfaat bagi bayi
apabila disusui selama dua tahun. Pengetahuan penting ini, hanya baru ditemukan oleh ilmu
pengetahuan, telah diwahyukan Allah empat belas abad silam di dalam ayat-Nya: ”Para ibu
hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan..." (QS, Al Baqarah, 2:233)
D. Peran Ahli Kesehatan Masyarakat Terhadap Pemberian ASI Eksklusif
Tingginya angka kematian bayi merupakan suatu hal yang sangat memilukan dan harus
diturunkan, bahkan harus dihilangkan. Sebagai ahli kesehatan masyarakat, hal ini merupakan
suatu cambukan untuk menigkatkan derajat kesehatan masyarakat dan lebih memperluas
promosi kesehatan, terkait dengan pemberian ASI kepada bayi. Pada saat ini, promosi
pemberian ASI masih terkendala oleh rendahnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan
cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dari petugas kesehatan,
masa cuti yang terlalu singkat bagi ibu yang bekerja, persepsi sosial budaya dan keagresifan
18 | P a g e
produsen susu formula mempromosikan produknya kepada masyarakat dan petugas
kesehatan.
Oleh karena itu, sebagai seorang ahli kesehatan masyarakat, sudah seharusnya bangkit
dan lebih proaktif dalam mengembangkan program dan mensukseskan pemberian ASI
eksklusif bagi bayi baru lahir hingga masa dua tahun penyusuan. Hal ini dapat dilakukan
mealui pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat maupun kader-kader kesehatan di tiap
daerah. Selain itu, seorang ahli kesehatan masyarakat juga harus lebih meningkatkan
program promosi dalam bentuk pemberian pengetahuan tentang pentingnya ASI bagi
pertumbuhan dan kebutuhan gizi bayi dan manfaatnya bagi ibu bayi dan keluarga. Baik itu
dari segi kesehatan maupun segi ekonomi.
Dengan pemberian pegetahuan tentang ASI, maka akan merubah pemikiran masyarakat
bahwa susu formula tidak lebih baik dari ASI bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Saat ini, Angka Kematian Bayi yang tinggi merupakan suatu masalah yang sangat besar
bagi program kesehatan yang ada. Sedangkan salah satu penyebab dari tingginya angka kematian
bayi tersebut adalah kurangnya pemberian ASI, terutama ASI eksklusif bagi bayi yang baru
lahir. Karena berdasarkan penelitian dalam hal medis, diketahui bahwa pertumbuhan dan
perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi
dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI eksklusif tanpa bahan makanan
lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan bagi bayi yang baru lahir.
Setelah enam bulan pemberian ASI, secara bertahap bayi diberi makanan tambahan untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi anak yang semakin bertambah. Pemberian ASI eksklusif dilakukan
19 | P a g e
selama enam bulan pertama sejak bayi dilahirkan, akan tetapi pemberian ASI kepada bayi akan
lebih baik bagi optimalitas pertumbuhan dan perkembangan bayi jika dilakukan selama dua
tahun, seperti yang di perintahkan di dalam QS. Al-Baqrah : 233 dan anjuran oleh badan
kesehatan dunia (WHO).
3.2 Saran
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada makalah ini, diharapkan masyarakat lebih
memperluas lagi pengetahuan mengenai pemanfaatan ASI, sehingga dapat meningkatkan status
gizi bayi dan balita dan tingginya angka kematian pada bayi dapat diturunkan. Kepada para ahli
kesehatan masyarakat agar lebih mengoptimalkan program promosi kesehatan kepada
masyarakat, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, terutama
tentang pentingnya ASI bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Sedangkan bagi pemerintah,
diharapkan dapat mengorganisir dan lebih memperhatikan mengenai program-program yang
ditujukan kepada masyarakat, terutama dalam bidang kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Lajnah Pentashihan mushaf Al-Quran. 2009. Kesehatan dalam Perspektif Al-Quran. Jakarta :
Lajnah Pentashihan mushaf Al-Quran.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta
Nur, Mujahidin, The Miracle of ASI, 2008. Jakarta : Medina Publishing
Salim, Ahmad Husain Ali. 2006. Terapi Al-Quran untuk Penyakit Fisik dan Psikis Manusia. A
Jakarta : Asta Buana Sejahtera.
Himawan, Arif Wahyu. 2006. Skripsi : Hubungan Antara Karakteristik Ibu dengan Status Gizi
Balita Di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Semarang.
http://celotehibu.com/?p=141
http://www.menkokesra.go.id/content/view/10582/39/
http://asroruddin.multiply.com/journal/item/24
20 | P a g e
http://asiku.wordpress.com/2009/04/30/pandangan-asi-eksklusif-dalam-islam/
http://masgunanto.blogspot.com/2007/10/pentinga-asi-menurut-pandangan-islam.html
http://www.ssffmp.or.id/berita/3194/Inisiasi_Menyusu_Dini_Untuk_Awali_ASI_Eksklusif
http://swaramuslim.net/islam/more.php?id=5017_0_4_0_M
http://midwiferylover.blogspot.com/2009/10/fenomena-pemberian-asi-ekslusif-di.html
http://www.balifmradio.com/index.php?option=com_content&view=article&id=39:pemberian-asi-eksklusif-pada-bayi&catid=3:resume&Itemid=5
http://superbidanhapsari.wordpress.com/2009/12/14/makalah-pemberian-asi-eksklusif/ http:// one.indoskripsi.com/node/8666
21 | P a g e
top related