manajemen rantai pasokan
Post on 07-Jul-2015
650 Views
Preview:
TRANSCRIPT
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 1/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 1
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
( SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ± SCM)
A. Latar Belakang Munculnya SCM
Munculnya SCM dilatarbelakangi oleh 2 hal pokok, yaitu:
1. Praktek manajemen logistic tradisional yang bersifat adversarial pada era modern ini
sudah tidak relevan lagi, karena tidak dapat menciptakan keunggulan kompetitif.
2. Perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat dengan persaingan yang semakin
ketat.
Perkembangan lingkungan industri yang dinamis pada era global seperti sekarang ini
menjadi pemicu bagi banyak organisasi perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki,
serta mengidentifikasi faktor kunci sukses untuk unggul dalam persaingan yang semakin
kompetitif. Teknologi yang juga berkembang pesat menjadi sebuah kekuatan untuk
diterapkan dalam iklim persaingan. Usaha-usaha yang dilakukan pada akhirnya diarahkan
untuk memberikan produk terbaik kepada konsumen.
Konteks produk yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen dalam pengertian
manajemen produksi dan operasi adalah kombinasi priduk barang dan jasa. Industri
manufaktur tidak akan dapat bersaing apabila produk yang ditawarkan murni hanya barang,
dan industri jasa juga tidak memiliki daya tarik apabila yang ditawarkan kepada konsumen
murni berupa layanan. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan produk terbaik kepada
konsumen meliputi kombinasi diantara keduanya, yaitu barang dan jasa dalam poris masing-
masing yang ideal menurut perusahaan. Menyajikan produk dalam arti luas tersebut
merupakan tantangan sekaligus peluang bagi sistem produksi operasi yang harus dijalankan
perusahaan. Mulai dari mengidentifikasi selera konsumen sampai dengan mengupayakan
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 2/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 2
seluruh kebutuhan input dari pemasok untuk memproduksi dan mendistribusikan produk
tersebut sesuai dengan selera konsumen yang dibidik.
Pada dasarnya konsumen mengharapkan dapat memperoleh produk yang memiliki
manfaat pada tingkat harga yang dapat diterima. Untuk mewujudkan keinginan konsumen
tersebut maka setiap perusahaan berusaha secara optimal untuk menggunakan seluruh asset
dan kemampuan yang dimiliki untuk memberikan value terhadap harapan konsumen.
Implementasi upaya ini tentunya menimbulkan konsekuensi biaya ynag berbeda di setiap
perusahaan termasuk para pesaingnya. Untuk dapat menawarkan produk yang menarik
dengan tingkat harga yang bersaing, setiap perusahaan harus berusaha menekan atau
mereduksi seluruh biaya tanpa mengurangi kualitas produk maupun standar yang sudah
ditetapkan.
Salah satu upaya untuk mereduksi biaya tersebut adalah melalui optimalisasi distribusi
material dari pemasok, aliran material dalam proses produksi sampai dengan distribusi
produk sampai ke tangan konsumen. Distribusi yang optimal dalam hal ini dapat dicapai
melalui penerapan Supply Chain Management (SCM). SCM sesungguhnya bukan merupakan
suatu konsep yang baru. Menurut Jebarus (2001), SCM merupakan pengembangan lebih
lanjut dari manajemen distribusi produk untuk memenuhi permintaan konsumen. Konsep ini
menekankan pada pola terpadu yang menyangkut proses aliran produk dari supplier,
manufaktur, retailer hingga kepada konsumen. Dari sini aktivitas antara supplier hingga
konsumen akhir adalah dalam satu kesatuan tanpa sekat pembatas yang besar, sehingga
mekanisme informasi antara berbaggai elemen tersebut berlangsung seccara transparan. SCM
merupakan suatu konsep menyangkut pola pendistribusian produk yang mampu menggatikan
pola-pola pendistribusian produk secara optimal. Pola baru ini menyangkut aktivitas
pendistribusian, jadwal produksi, dan logistik.
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 3/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 3
Gambar di bawah ini memberikan ilustrasi sebuah supply chain (SC) yang sederhana.
Sebuah SC akan memiliki komponen-komponen yang biasanya disebut channel . Sebuah
channel berkerja untuk memebuhi kebutuhan konsumen akhir.
Gambar Supply Chain yang disederhanakan
Pada kenyataan struktur SC jauh lebih kompleks dari gambar di atas. Berbagai
kemungkinan di lapangan bisa terjadi, antara lain:
1. Sebuah pemasok mungkin sekaligus adalah industri manufaktur, dengan kata lain
sebuah SC bisa saja melibatkan sejumlah industry manufaktur dalam satu rantai hulu
ke hilir.
2. SC tidak selalu merupakan rantai lurus.
3. Sebuah industri manufaktur bisa memiliki ratusan bahkan ribuan pemasok.
4. Produk-produk yang dihasilkan oleh sebuah industri mungkin didistribusikan oleh
beberapa pusat distribusi yang melayani ratusan bahkan ribuan distributor, r etailer ,
pedagang kecil, dan sebagainya.
Sebuah channel dalam SC akan memiliki aktivitas-aktivitas yang saling mendukung.
Secara keseluruhan aktivitas-aktivitas tersebut meliputi perancangan produk, pengadaan
material, produksi, pengendalian persediaan, distribusi / transportasi, penyimpanan /
pergudangan, dukungan pelayanan kepada pelanggan, proses pembayaran, dan sebagainya.
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 4/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 4
Pada tingkatan yang lebih strategis ada aktivitas-aktivitas seperti pemilihan pemasok,
penentuan lokasi pabrik, gudang, pusat distribusi, dan sebagainya.
Praktek tradisional, semua aktivitas tersebut dilakukan tanpa atau dengan sedikit
koordinasi. Istilah cross fung sional team misalnya tidak banyak diaplikasikan dalam
manajemen SC tradisional. Pola hubungan manajemen logistik tradisional masih bersifat
adversarial, dalam arti pola hubungannya masih mementingkan pihak-pihak secara individual
tidak mengacu pada kinerja keseluruhan pihak yang menjadi pembentuk sebuah SC,
contohnya antara lain:
Hubungan antara pemasok dengan perusahaan yang disuplainya hanya terbatas pada transaksi
jual beli. Pola-pola negosiasi hanya mementingkan pihak-pihak secara individual. Pemasok
ingin secepatnya memindahkan atau menjual produknya secepat dan sebanyak mungkin
dengan harga yang tinggi, sementara perusahaan yang disuplainya menginginkan harga yang
murah dan pengiriman yang cepat dan tepat.
B. Perubahan Lingk ungan Bisnis
Lingkungan bisnis senantiasa berubah dan perubahan tersebut semakin lama semakin
cepat. Akselarasi perubahan ini disebabkan berkembangkanya secara tepat faktor-faktor
penting, antara lain:
1. Tuntutan konsumen yang semakin kritis. Konsumen menjadi semakin rumit dan
terlalu banyak menuntut. Mereka menuntut jarga murah, mutu tinggi untuk setiap
produk yang ditawarkan, penyerahan tepat waktu, dan sesuai dengan selera mereka.
2. Infrastruktur telekomuniaksi, informasi, transportasi, dan perbankan yang semakin
canggih memungkinkan berkembangnya model baru dalam aliran material / produk.
3. Daur hidup produk. Daur hidup produk sangat pendek seiring dengan perubahan-
perubahan yang terjadi dalam lingkungan pasar.
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 5/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 5
4. Kesadaran konsumen akan pentingnya aspek sosial dan lingkungan dalam kehidupan,
menuntut industri manufaktur memasukkan konsep-konsep ramah lingkungan mulai
dari proses perancangan produk, proses produksi maupun proses distribusinya.
5. Globalisasi dan perubahan peta ekonomi dunia kea rah meningkatnya kemampuan
ekonommi negara-negara dunia ketiga, telah menciptakan banyak paradigma baru
dalam dunia bisnis dan salah satu paradigma penting adalah meningkatnya persaingan
produk jasa di pasaran.
C. Def inisi Supply Chain Management
Dengan latar belakang praktek manajemen logistik tradisional dan perubahan
lingkungan bisnis yang semakin cepat tersebut di atas, Supply Chain Management (SCM)
merupakan salah satu konsep dalam rangka merespon persoalan tersebut.
Supply Chain Management (SCM) menekankan pada pola terpadu menyangkut proses
aliran produk dari supplier, manufaktur, retailer hingga pada konsumen akhir. Dalam konsep
SCM ingin diperlihatkan bahwa rangkaian aktivitas antara supplier hingga konsumen akhir
adalah dalam satu kesatuan tanpa sekat yang besar. Mekanisme informasi antara berbagai
komponen tersebut berlangsung secara transparan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Supply Chain Management (SCM) adalah
suatu konsep yang menyangkut pola pendistribusian produk yang mampu menggantikan
pola-pola pendistribusian produk secara tradisional. Pola baru ini menyangkut aktivitas
pendistribusian, jadwal produksi, dan logistik.
Ada pula yang mengatakan bahwa Supply Chain Management (SCM) adalah suatu
metode penciptaan produk untuk disampaikan pada pengguna akhir, dimana di dalamnya
tercakup berbagai komponen, yaitu: the supplier o f r aw mater ial s, the manufactur ing unit s,
war ehou se s, t r an s por ters, r etailers, and finally selling .
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 6/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 6
Dari dua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fokus utama dari SCM
adalah sinkronisasi proses untuk kepuasan pelanggan. Semua supply chain pada hakekatnya
memperebutkan pelanggan dari produk atau jasa yang ditawarkan. Semua pihak yang berada
dalam satu rantai supply chain harus bekerja sama satu dengan lainnya semaksimal mungkin
untuk meningkatkan pelayanan dengan harga murah, berkualitas, dan tepat pengirimannya.
Persaingan dalam konteks SCM adalah persaingan antar rantai, bukan antar individu
perusahaan. Kelemahan praktek tradisional yang bersifat adversarial adalah terfokusnya
ukuran keberhasilan dan aktivitas pada bagian-bagian kecil dari supply chain yang justru
sering berlawanan dengan tujuan akhir untuk meningkatkan pelayanan pada pelanggan atau
konsumen akhir.
D. Aktivitas SCM
Jadi dapat diartikan bahwa SCM merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk
mengintegrasikan secara efisien pemasok ( suppliers), pabrik (manufactur e s), gudang
(war ehou se s), dan penyimpanan ( st or e s), dengan demikian barang dagangan itu diproduksi
dan di distribusikan dengan kuantitas yang benar , untuk lokasi yang benar dan waktu yang
benar. Dalam kegiatan SCM tidak terlepas dari IT. IT dapat memberikan dua kontribusi
dalam SCM yaitu; perbaikan dan berbagai infomasi diantara perusahaan dan identifikasi
permasalahan yang tepat dan optimasi.
Data elektronik adalah suatu cara yang efektif untuk mempromosikan pembagian
informasi dengan tepat diantara perusahaan sehingga bertepatan dengan tujuan SCM.
Elektronik data inter change didefinisikan sebagai suatu hubungan online komputer dan
pertukaran informasi pada transaksi diantara perusahaan.
Bagaimanapun juga, diperlukan elektronik data interchange diperlukan elektronik
inter change khusus untuk dimasukan kedalam suatu value added network atau saluran yang
dibuka dengan tujuan untuk membagi suatu jaringan. Jumlah model yang sangat besar untuk
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 7/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 7
berinvestasi dalam suatu value added network atau saluran yang dibuka telah menjadi alasan
utama mengapa manajemen elek t ronic data inter change, elek t ronic data inter change l o gi stic
khusus telah menjadi sangat lambat.
Pembagian informasi diantara perusahaan dapat diandalkan dengan web elektronik data
interchange. Daripada membuka saluran elektronik data interchange. Meskipun kenyataannya
internet menimbulakan beberapa masalah pada keamanan dan standarisasi, web elektronik
data interchange sangat berguna dikarenakan memiliki biaya yang rendah pada invesment
dibandingkan dengan membangun jaringan terbuka. Dari manfaat ini web elektronik data
interchange telah memerikan kemungkinan dalam mempromosikan pembagian informasi
diantara perusahaan lebih jauh lagi. Pengggunaan internet dikombinasikan dengan ITS
menghasilkan kemungkinan untuk memperbaiki sistem logistik kota.
Karena berbagai informasi memberikan banyak data yang tersedia, kita harus
merumuskan masalah berdasarkan data, dan menemukan cara untuk menyelesaikannya.
Perkembangan aplikasi software sebenarnya untuk menyelesaikan berbagai masalah telah
mendapatkan keuntungan lebih besar dengan perkembangan IT saat ini. Software untuk
merealisasikan SCM secara bersamaan disebut Supply Chain Planning S o ftwar e (SCPS)
SCPS terdiri dari beberapa software pada manufacturing planning, demand forecasting,
transportation planning, inventory management schecduling, dan lain-lain. Pada umumnya,
kemajuan IT telah mengembangkan secara cepat pembagian atau berbagai informsi diantara
perusahaan yang diperlukan untuk SCM, dan telah menyebabkan perbaikan dalam kualitas
dari aplikasi software untuk memproses informasi atau so ftwar e supply chain planning
E. Value Added
SCM yang didesain dengan baik menghasilkan net value positif dengan memberikan
keuntungan, mengurang biaya, dan menigkatkan kelangsungan hidup keuangan. Perusahaan
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 8/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 8
dengan supply chain yang diselesaikan dengan baik dapat membagikan keuntungan dengan
layak, dengan menghasilkan yang disebut ´win-win r elation ship´.
Pertama, sumber daya untuk menghasilkan keuntungan termasuk menekan lea-time
atau respone yang fleksibel pada pelanggan. Seperti improvemen atau peningkatan dapat
membuat supply chain perusahaan yang kopetitive. Keuntungan ini dihasilkan dari sumber
daya perusahaan yang terpusat terhadap core-competence mereka dan menghasilkan valeu
dengan memiliki fleksibilitas dan dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan pasar.
Kedua, biaya dapat dikurangi berhubungan dengan keuntungan yang terintegritas.
Terdapat skala ekonomi dan jangkauan pada proes integrasi vertikal Sebagai contoh,
menghindari investment yang berlebihan dalam war ehou sing dan mengurangi inventory level
dengan berbagi informasi.
Ketiga, berbagai jenis informasi seperti pesanan, inventory atau permintan pelanggan
harus dapat dibagi dan diproses dengan benar. Dengan memperhatikan tiga poin tersebut
pengebangan IT sebelumnya dapat berkontribsi terhadp SCM.
F. Integrated Supply Chain
Semua perusahaan memerlukan sesuatu yang sangat ekonomis guna melakukan
kegiatan memproduksi untuk memperoleh keuntungan. Untuk mencapai keinginan tersebut,
kelancaran arus material yang diperlukan pasti melibatkan lebih dari satu rantai pasokan.
Faktor kritis dalam rantai pasokan yang efisien adalah pembelian, karena tugas pembeliaan
untuk menyeleksi pemasok (berikut materialnya) dan kemudian membangun hubungan yang
saling menguntungkan. Tanpa pemasok yang baik dan tanpa pembelian yang memadai, rantai
pasokan tidak akan memiliki peran untuk kondisi pasar pada masa seperti sekarang ini.
SCM diperlukan oleh perusahaan yang sudah mengarah pada pengelolaan dengan
sistem ju st in time, karena konsep ju st in time sangat menekankan ketepatan waktu
kedatangan material dari pemasok sampai ke tangan konsumen sesuai dengan yang
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 9/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 9
ditetapkan. Artinya, kedisiplinan dan komitmen seluruh mata rantai harus benar-benar
dilaksanakan, karena sistem just in time tidak menekankan pada persediaan atau zero
invent or y. Sehingga apabila terjadi penyimpangan pada salah satu mata rantai saja, maka
akan mengganggu pasokan material secara keseluruhan dan menghambat kelancaran tugas
dari mata rantai yang lain, karena tidak adanya persediaan. Untuk kondisi di Indonesia sistem
just in time akan berhasil kalau mata rantai terkait berada dalam satu siklus tertentu.
Bagi perusahaan yang masih mementingkan persediaan karena karakteristik material
(misalnya faktor musiman) atau sebagai langkah antisipatif untuk menyiasati lingkungan
industri yang tidak stabil, SCM juga diperlukan. Peran SCM untuk jenis perusahaan ini
adalah menekan biaya persediaan, karena persediaan yang tidak optimal akan menimbulkan
dampak biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya backor der (apabila terjadi
st ockout ).
Baik perusahaan yang menerapkan sistem ju st in time maupun yang masih
mementingkan persediaan, SCM yang dilaksankan akan lebih optimal apabila diterapkan
secara terintegrasi oleh seluruh mata rantai pasokan yang terkait.
Menerapkan konsep SCM secara menyeluruh dan terintegrasi tentu bukan merupakan
hal yang mudah dilakukan perusahaan. Kesulitan akan banyak dialami dalam kaitan dengan
lingkungan eksternal yaitu hubungan dengans upplier dan distributor serta konsumen akhir.
Hal ini dapat terjadi karena lingkungan eksternal relatif berada di luar kendali perusahaan,
sehingga perlu upaya kedua belah pihak untuk mencapai komitmen menjadi mata rantai yang
saling berkoordinasi untuk menyalurkan seluruh kebutuhan material sesuai yang dibutuhkan.
Sekilas konsep SCM memiliki kesamaan dengan manajemen logistik, karena
keduanya mengelola arus barang dan jasa melalui pembelian, pergerakan, penyimpanan,
adminitrasi, dan penyaluran barang. Selain itu baik SCM maupun manajemen logistik juga
memiliki kesamaan dalam hal peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 10/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 10
barang. Perbedaan SCM dengan manajemen logistik terletak pada orientasinya. SCM
mengusahakan hubungan dan koordinasi antar proses dari perusahaan- perusahaan lain dalam
bu sine ss pipeline s, mulai dari suppliers sampai kepada pelanggan juga mengutamakan arus
barang antar perusahaan, sejak paling hulu sampai paling hilir. Sedangkan manajemen
logistik berorientasi pada perencanaan dan kerangka kerja yang menghasilkan rencana
tunggal arus barang dan informasi di seluruh perusahaan, jadi lebih terfokus pada
pengelolaan termasuk arus barang dalam perusahaan.
Dalam perkembangannya, SCM telah banyak mengalami evolusi yang dapat
digambarkan dalam 4 (empat) tahap sebagai berikut (Indrajit dkk, 2002):
a. Tahap 1, dalam tahap 1 ada semacam kesendirian dan ketidak- saling-tergantungan fungsi
produksi dan fungsi logistik. Mereka menjalankan program-program sendiri yang terlepas
satu sama lain ( incomplete i solation). Contohnya adalah bagian produksi yang hanya
memikirkan bagaimana membuat barang sesuai dengan mutu dan yang telah ditetapkan,
dan sama sekali tidak mau ikut memikirkan penumpukan invent or y dan penggunaan ruang
gudang yang menimbulkan biaya persediaan yaitu biaya simpan.
b. Tahap 2, dalam tahap 2 perusahaan sudah mulai menyadari pentingnya integrasi
perencanaan walaupun dalam bidang yang masih terbatas, yaitu di antara fungsi internal
yang paling berdekatan, misalnya produksi dengan invent or y cont rol dan functional
integ r ation yang lain. 3.
c. Tahap 3, dalam tahap 3 integrasi perencanaan dan pengawasan atas
semua fungsi yang terkait dalam satu perusahan ( inter nal integ r ation).
d. Tahap 4, dalam tahap 4 menggambarkan tahap sebenarnya dari suplly chain integ r ation,
yaitu integrasi total dalam konsep perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
(manajemen) yang telah dicapai dalam tahap 3 dan diteruskan ke up st r eam s yaitu
suppliers dan d own ster am s sampai ke pelanggan.
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 11/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 11
Evolusi SCM yang telah mencapai tahap keempat tersebut menunjukkan suatu
integrasi yang menyeluruh di antara seluruh komponen terkait sehingga menuntut adanya
transparansi arus informasi. Strategi kemitraan dapat digunakan untuk mewujudkan
kelancaran arus pasokan material dari pemasok sampai distributor hingga ke tangan
konsumen. Dengan startegi kemitraan maka perlu mengembangkan komunikasi di antara
semua pihak terkait, sehingga komunikasi arus informasi maupun data yang dibutuhkan akan
lebih lancar.
G. Manf aat SCM
Secara umum penerapan konsep SCM dalam perusahaan akan memberikan manfaat
yaitu (Jebarus, 2001) kepuasan pelanggan, meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya,
pemanfaatan asset yang semakin tinggi, peningkatan laba, dan perusahaan semakin besar.
1. Kepuasan pelanggan. Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari
aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau
pengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam
jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu
konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.
2. Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra
perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga
produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan µterbuang¶ percuma, karena
diminati konsumen.
3. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen
khir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.
4. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin
terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 12/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 12
manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana
yang dituntut dalam pelaksanaan SCM.
5. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan
menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.
6. Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses
distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.
Keenam manfaat yang sudah dijelaskan seperti tersebut di atas merupakan manfaat
tidak langsung. Secara umum, manfaat langsung dari penerapan SCM bagi perusahaan
adalah:
1. SCM secara fisik dapat mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan
mengantarkannya kepada konsumen akhir. Manfaat ini menekankan pada fungsi
produksi dan operasi dalam sebuah perusahaan. Dalam fungsi ini dilakukan
penggunaan dari seluruh sumber daya yang dimilki dalam sebuah proses transformasi
yang terkendali, untuk memberikan nilai pada produk yang dihasilkan sesuai dengan
kebijaksanaan perusahaan dan mendistribusikannya kepada konsumen yang dibidik.
2. SCM berfungsi sebagai mediasi pasar, yaitu memastikan apa yang dipasok oleh rantai
suplai mencerminkan aspirasi pelanggan atau konsumen akhir tersebut. Dalam hal ini
fungsi pemasaran yang akan berperan. Melalui pelaksanaan SCM, pemasaran dapat
mengidentifikasi produk dengan karakteristik yang diminati konsumen. Selanjutnya
fungsi ini harus mampu mengidentifikasi seluruh atribut produk yang diharapkan
konsumen tersebut dan mengkomunikasikan kepada perancang produk. Apabila
seleksi rancangan produk sudah dilakukan dan dilakukan pengujian maka produk
dapat diproduksi.
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 13/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 13
H. Fungsi SCM
Ditinjau dari segi ongkos, masing-masing fungsi di atas berkaitan dengan ongkos,
yaitu: fungsi pertama berkaitan dengan ongkos-ongkos fisik, yakni ongkos material, ongkos
penyimpanan, ongkos produksi, ongkos transportasi, dan sebagainya. Fungsi kedua berkaitan
dengan biaya-biaya survey pasar, perancangan produk, serta biaya-biaya akibat terpenuhinya
aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan oleh rantai supply chain. Ongkos-ongkos ini
bisa berupa ongkosmarkdown, yakni penurunan harga produk yang tidak laku dengan harga
normal, atau ongkos kekurangan supply yang dinamakan dengan st ockout cost .
I. Prinsip-Prinsip SCM
Prinsip terpenting yang harus diperhatikan dalam sinkronisasi aktivitas-aktivitas sebuah
supply chain adalah menciptakan hasil yang lebih besar, tidak hanya bagi tiap anggota rantai
tetapi bagi keseluruhan sistem. Kesuksesan implementasi dari prinsip ini membutuhkan
perubahan- perubahan pada tingkatan strategis maupun taktis. Sebaliknya kegagalan biasanya
ditandai oleh ketidakmampuan manajemen mendefinisikan langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam menggiring komponen- komponen supply chain yang kompleks ke arah
yang sama.
Anderson, Britt & Frave (1997) memberikan 7 prinsip SCM untuk membantu para
manajer dalam merumuskan strategi pelaksanaan SCM, yaitu:
1. Segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhannya.
2. Sesuaikan jaringan logistik untuk melayani kebutuhan pelanggan yang berbeda.
3. Dengarkan signal pasar dan jadikan signal tersebut sebagai dasar dalam perencanaan
kebutuhan (demand planning ) sehingga bisa menghasilkan ramalan yang konsisten
dan alokasi sumber daya yang optimal.
4. Diferensiasi produk pada titik yang lebih dekat dengan konsumen dan percepat
konversinya di sepanjang rantai supply.
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 14/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 14
5. Kelola sumber-sumber supply secara strategis untuk mengurangi ongkos kepemilikan
dari material maupun jasa.
6. Kembangkan strategi teknologi untuk keseluruhan rantai supply yang mendukung
pengambilan keputusan berhirarki serta berikan gambaran yang jelas dari aliran
produk, jasa, maupun informasi.
7. Adopsi pengukuran kinerja untuk sebuah supply chain secara keseluruhan dengan
maksud untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen akhir.
J. Persyaratan Penerapan SCM
Sebagai suatu konsep yang melibatkan banyak pihak sebagai mata rantai, SCM
menuntut beberapa persyaratan yang tidak hanya terkait dengan material, tetapi juga
informasi. Syarat utama dari penerapan SCM tentunya dukungan manajemen. Manajemen
semua level dari strategis sampai operasional harus memberikan dukungan mulai dari proses
perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, pelaksanaan, sampai pengendalian.
Selain dukungan manajemen, syarat lain merupakan syarat yang melibatkan faktor
eksternal yaitu pemasok dan distributor . Sebelum membangun komitmen dan melaksanakan
µkontrak kerja¶ dengan para pemasok, maka perusahaan terlebih dahulu harus melaksanakan
evaluasi pemasok. Sebagi catatan, melaksanakan evaluasi pemasok untuk pemasok yang
µbermain¶ dalam pasar yang monopoli tentunya sulit dan tidak bisa dilaksanakan, sehingga
yang perlu dilakukan untuk kondisi ini adalah membangun kemitraan dalam suatu
kesepakatan.
Evaluasi pemasok dilakukan apabila untuk material yang sama dapat diperoleh lebih
dari satu alternatif pemasok. Setidaknya ada tiga kriteria dalam melakukan evaluasi pemasok,
yaitu: keadaan umum pemasok, keadaan pelayanan, dan keadaan material. Beberapa contoh
indikator dari setiap kriteria evaluasi pemasok adalah sebagai berikut (Gaspersz, 2002):
1. Keadaan umum pemasok
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 15/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 15
a. Ukuran atau kapasitas produksi
b. Kondisi finansial
c. Kondisi operasional
d. Fasilitas riset dan desain
e. Lokasi geografis
f. Hubungan dagang antar industr
2. Keadaan pelayanan
a. Waktu penyerahan material
b. Kondisi kedatangan material
c. Kuantitas pemesanan yang ditolak
d. Penanganan keluhan dari pembeli
e. Bantuan teknik yang diberikan
f. Informasi harga yang diberikan
3. Keadaan material
a. Kualitas material
b. Keseragaman
c. Material
d. Jaminan dari pemasok
e. Keadaan pengepakan (pembungkusan)
Dari ketiga kriteria tersebut, bobot (berdasarkan tingkat kepentingan) yang terbesar
diberikan pada kriteria keadaan material, karena keadaan material akan mempengaruhi
kinerja fungsi produksi dan operasi khususnya kualitas produk. Selanjutnya dilakukan
penilaian untuk setiap indikator dan dihitung total skor-nya.
Syarat berikutnya adalah pemilihan distributor sebagai perantara produk perusahaan
sampai ke tangan konsumen akhir . Intensitas saluran distribusi yang ideal bagi suatu
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 16/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 16
perusahaan adalah bagaimana menyajikan jenis produk secara luas dalam pemuasan
kebutuhan konsumen (Sitaniapessy, 2001). Penggunaan distributor yang terlalu sedkit dapat
membatasi penyebaran jenis produk dalam aktivitas pemasaran. Sebaliknya, penggunaan
distributor yang terlalu banyak dapat mengganggu br and image dalam posisinya
berkompetisi. Satu kunci yang penting dalam mengelola saluran distribusi adalah
menentukan berapa banyak saluran distribusi yang dikembangkan serta membentuk suatu
pola kemitraan yang menunjang pemasaran suatu produk dalam area pemasaran tertentu.
Satu lagi persyaratan yang penting dalam penerapan SCM adalah transparansi arus
informasi . Untuk dapt mendukung arus informasi yang transparan dari seluruh mata rantai
yang terlibat dalam SCM diperlukan komitmen (dapat dicapai melalui kemitraan dan
kesepakatan) disertai dengan ketersediaan database. Konsep database yang dimaksud dalam
hal ini bukan hanya kumpulan data yang dikelola dan dikendalikan secara terpusat,
melainkan data tersebut harus memenuhi lima kriteria sebagai berikut :
1. Ketersediaan, kapanpun diperlukan harus tersedia disertai dengan kemudahan akses.
2. Kemampuan dipergunakan untuk berbagi kebutuhan terkait
3. Kemampuan data untuk selalu berkembang dalam konteks yang efektif
4. Jumlah data tidak tergantung kondisi fisik penyimpan data (penyimpan data yang
harus menyesuaikan jumlah data)
5. Konsistensi dan validitas data
K. Strategi Dasar SCM
Strategi yang paling mendasar dalam SCM berkaitan erat dengan konfigurasi fisik
maupun manajemennya. Dalam rancangan struktur supply chain, mulai dari konfigurasi
jaringan antar channel sampai pada konfigurasi fasilitas di dalam sebuah channel tidak bisa
dilepaskan dari karakteristik produk maupun jasa yang dihasilkan oleh sebuah supply chain.
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 17/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 17
Dalam SCM karakteristik produk ini dibedakan ke dalam 2 jenis yang didasarkan pada
berbagai aspek antara lain, siklus hidupnya, jumlah variasinya, stabilitas permintaannya,
kesalahan ramalan, tingkat mark d own, dan sebagainya. Kedua jenis tersebut adalah: 1)
produk fungsional, biasanya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar, seperti
garam, gula, sabun, minyak goreng, buku tulis, ballpoint, dan sebagainya. 2) produk inovatif,
yaitu produk yang permintaannya biasanya sangat tidak stabil dan sulit diramalkan. Produk
inovatif ini biasanya muncul sebagai respon atas perubahan pasar yang cepat atau sebagai
akibat dari kemampuan teknologi dan inovasi yang bagus.
Contoh dari produk inovatif ini adalah komputer yang perubahan rancangannya sudah
dalam hitungan minggu atau bahkan hari. Ini merupakan contoh produk inovatif yang dipacu
oleh kemampuan perusahaan melakukan inovasi (innovation d r iven). Contoh lain adalah
pakaian yang modelnya cepat berubah dan ini lebih dipacu oleh kebutuhan pasar yang
mengisyaratkan perubahan model (mark et d r iven). Untuk lebih jelasnya pembagian produk
sesuai dengan karakteristiknya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
K arakteristik Fungsional Inovatif
Siklus hidup > 2 tahun < 2 tahunVariasi produk 10 ± 20 per kategori Jutaan per kategori
Variabilitas permintaan Tinggi Rendah
Kesalahan peramalan 10 % 40 % - 100 %
Tingkat markdown 0 % 10 % - 25 %
Margin keuntungan Rendah Tinggi
Lead time 6 bln ± 1 thn 1 hari ± 2 minggu
Aspirasi konsumen Harga murah Cepat
Pernyataan kedua produk berdasarkan karakteristik di atas mengindikasikan kebutuhan akan
penanganan yang berbeda, baik dalam aktivitas fisik maupun dalam mediasi pasar sebuah
supply chain sehingga diperlukan strategi yang tepat untuk masing-masing produk, seperti
ditunjukkan pada tabel berikut ini.
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 18/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 18
Tabel Strategi yang tepat berdasarkan jenis produk
Strategi Produk
Fungsional Inovatif
Lean Tepat Tidak tepat
Agile Tidak tepat Tepat
Strategi Lean Supply Chain adalah strategi efisiensi yang membutuhkan dukungan
struktur supply yang ramping dan terintegrasi dengan baik. Pada produk fungsional, fungsi
mediasi pasar lebih jarang dan lebih mudah dilakukan karena siklus hidup produknya panjang
atau selera konsumen yang tidak banyak berubah. Dengan demikian, ongkos-ongkos mediasi
pasar akan merupakan fokus itama, sehingga strategi yang tepat untuk produk-produk
fungsional adalah efisiensi.
Fokus utama dalam mengelola Lean Supply Chain adalah menekan ongkos-ongkos
fisik sepanjang supply chain yang terdiri dari ongkos-ongkos material, produksi, distribusi,
penyimpanan dan sebagainya. Dalam Lean Supply Chain koordinasi yang baik antar channel
dalam rantai supply sangat diperlukan, termasuk di dalamnya koordinasi untuk menangani
dampak variabilitas dan ketidakpastian permintaan maupun supply.
Untuk produk inovatif, keunggulan kompetitif produk terletak pada kemampuan supply
chain untuk merespon kebutuhan pasar yang cepat berubah. Kunci keberhasilan disini adalah
yang dinamakan agility. Agility untuk suatu supply chain harus mempunyai kemampuan
kecepatan dalam merespon kebutuhan pasar secara bersama-sama sebagai suatu team.
Kecepatan ini harus dimiliki semua pihak yang berada dalam suatu supply chain.
Distributor yang handal tidak dapat menjamin keunggulan berkompetisi apabila
perusahaan yang mensuplai produk-produk yang didistribusikannya tidak mampu secara tepat
merespon perubahan uang disyaratkan oleh pasar. Dengan demikian hubungan antar
perusahaan merupakan faktor kritis dalam menciptakanagility suatu supply chain. Strategi
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 19/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 19
supply chain yang menekankan pada agility tentunya memerlukan pola pikir untuk strategi
supply chain yang mendasarkan pada efisiensi.
L. Tantangan Penerapan SCM
Meskipun SCM memiliki banyak manfaat dalam menjalankan sistem produksi dan
operasi di perusahaan, tetapi ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dan disikapi oleh
perusahaan apabila akan menerapkannya. Tantangan yang pertama berasal dari lingkungan
makro dan juga lingkungan eksternal. Misalnya saja trend perekonomian global yang
menunjukkan adanya kecenderungan inflasi, khususnya di Indonesia. Hal ini disebabkan
karena persaingan di tingkat global memang sangat meningkat. Selain itu juga kecenderungan
perilaku konsumen yang menunjukkan sikap terlalu rumit dan banyak menuntut.
Faktor eksternal lain adalah perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang
terkait dengan teknologi informasi sedapat mungkin diadaptasi oleh perusahaan-perusahaan
yang menerapkan SCM sehingga dapat mengelola informasi yang bergerak sangat cepat
untuk menanggapi perpindahan produk. Sehingga sangat perlu bagi perusahaan yang
menerapkan SCM untuk memiliki peralatan fungsional seperti (Watanabe, 2001): demand
management/ forecasting, advanced planning and scheduling, transportation management,
distribution and deployment, production planning, available to promise, supply chain
modeler, Optimizer (Linier programming, non linier programming, heuristic, dan genetic
algorithm)
Selain tantangan-tantangan tersebut, tantangan yang juga sering dihadapi khususnya
negara berkembang adalah masalah infrastruktur termasuk birokrasi yang rumit. Masalah ini
akan memberikan dampak yang signifikan terhadap tantangan SCM yang lain, yaitu
teknologi informasi. Di sisi lain, ada juga tantangan yang dapat digolongkan dalam
lingkungan mikro atau di lingkungan perusahaan itu termasuk stakeholdernya. Mengingat
sebuah rantai supply chain terdiri dari aktivitas- aktivitas yang dilakukan oleh beberapa
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 20/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 20
perusahaan, maka pengelolaannya tidak mudah. Kompleksitas permasalahan meningkat
dengan cepat begitu pertimbangan-pertimbangan aliran produk dan informasi dilihat dalam
lingkungan keseluruhan supply chain dari ujung hulu ke ujung hilir.
Karena kompleksnya permasalahan pengelolaan tersebut, banyak sekali tantangan yang
bisa mengakibatkan kegagalan pengelolaan sebuah supply chain. Lee & Bilington (1992)
mendeskripsikan 14 tantangan yang harus diperhatikan dalam SCM, yaitu:
a. Pengukuran kinerja yang tidak terdefinisikan dengan baik, setiap chanel menentukan
ukuran sendiri-sendiri, dan tidak ada perhatian untuk membuat µjoint matrics¶ yang
mengukur kinerja rantai secara keseluruhan.
b. Customer service tidak didefinisikan dengan jelas, tidak ada pengukuran terhadap
kelambatan respon dalam pelayanan, dan sebagainya.
c. Status data pengiriman yang tidak akurat dan sering terlambat.
d. Sistem informasi tidak efisien.
e. Dampak ketidakpastian diabaikan.
f. Kebijakan inventori terlalu sederhana, faktor-faktor ketidakpastian tidak diperhitungkan
dalam pembuatan kebijakan-kebijakan tersebut, kadang-kadang terlalu statis dan generik.
g. Diskriminasi terhadap internal customer. Prioritasnya rendah, service levelnya tidak
terukur, sistem insentifnya tidak tepat.
h. Koordinasi antar aktivitas suplai, produksi, dan pengiriman tidak bagus.
i. Analisis metode-metode pengiriman tidak lengkap, tidak ada pertimbangan efek
persediaan dan waktu respon.
j. Definisi ongkos-ongkos persediaan tidak tepat.
k. Ada kendala komunikasi antar organisasi.
l. Perancangan produk maupun proses tidak memperhitungkan konsep supply chain.
m. Perancangan dan operasional supply chain dibuat secara terpisah.
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 21/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 21
n. Supply chain tidak lengkap, fokusnya sering hanya pada operasi internal saja, tidak bisa
membedakan antara µimmediate customers¶ dengan µend customers¶.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, terlebih dahulu perusahaan harus melakukan
perbaikan dan membangun komitmen di lingkungan internal perusahaan tersebut, baru
kemudian membangun kemitraan dan komitmen dengan mata rantai lain di lingkungan
eksternal. Satu hal yang juga penting dalam mengatasi tantangan untuk penerapan SCM
adalah mengelola informasi dalam sebuah sistem yang harus mendukung proses pengambilan
keputusan di wilayah penerapan SCM.
M. Perk embangan-Perk embangan Terbaru dalam SCM
Agar perusahaan selalu dapat memimpin dalam berkompetisi di pasaran, cara-cara baru
yang lebih inovatif perlu ditemukan atau dikembangkan. Seiring dengan menyebarnya
konsep-konsep SCM di dunia industri baik industri manufaktur atau jasa. Konsep-konsep
yang lebih canggih yang merupakan pengembangan dari SCM bermunculan. Konsep- konsep
tersebut antara lain:
1. J ust In Time ( J IT), prinsip ini menekankan pada kemitraan yang erat antara
perusahaan dengan pemasoknya, dan pemasok akan memiliki wakil di perusahaan
yang disuplainya. Wakil tersebut berfungsi menggantikan peran bagian pembelian di
perusahaan pembeli. Atas nama perusahaan pembeli, wakil tersebut akan membuat
order pembelian ke perusahaannya berdasarkan rencana produksi yang telah
ditetapkan oleh perusahaan pembeli. Praktek ini memungkinkan kedua belah pihak
untuk merundingkan rencana-rencana produksi maupun pembelian sehingga
menguntungkan kedua belah pihak. Perusahaan pembeli akan lebih mudah
menegosiasikan jadwal pengiriman karena wakil tadi sewaktu- waktu bisa ditemui di
perusahaannya. Demikian pula wakil tadi akan lebih banyak memberikan masukan
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 22/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 22
tentang kemampuan perusahaannya untuk memasok kebutuhan material atau bahan
baku yang dibutuhkan perusahaan pembeli.
2 . V endor Managed Inventory ( V MI), adalah merupakan salah satu variasi dari JIT II.
Konsep ini banyak digunakan oleh para pemasok yang mensuplai bisnis retail. Selama
ini pihak retail yang berkewajiban membuat order pembelian untuk menjaga
kelangsungan persediaan dari setiap item yang terjual. Pada VMI kebalikannya, justru
pemasoklah yang berkewajiban untuk menentukan kapan dan berapa jumlah suatu
item harus dikirim ke retailnya, berdasarkan informasi tingkat penjualan dan
ketersediaans tock yang ada di retail tersebut. Pada VMI pertukaran informasi yang
lancar sangat diperlukan. Pemasok akan mampu membuat keputusan yang baik,
apabila informasi tingkat kebutuhan maupun tingkat persediaan yang dimiliki pihak
retail bisa diakses dengan mudah. .
3 . Global Pipeline Management (GPM), konsep ini didasarkan pada teori kontrol di
mana aliran material atau produk akan optimal bila dikontrol dari satu titik. Aliran
material atau produk pada konsep GPM hendaknya dikendalikan oleh satu pihak
atauchanel dalam supply chain, yang lain mengikuti dan mendukung dengan
memberikan informasi yang diperlukan.
5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 23/23
Manajemen Operasi/Produksi
Kelompok IV Page 23
RANGKUMAN
1. Supply Chain Management (SCM) adalah suatu konsep yang menyangkut pola
pendistribusian produk yang mampu menggantikan pola-pola pendistribusian produk
secara tradisional. Pola baru ini menyangkut aktivitas pendistribusian, jadwal produksi,
dan logistik.
2. Supply Chain Management (SCM) adalah suatu metode penciptaan produk untuk
disampaikan pada pengguna akhir, dimana didalamnya tercakup berbagai komponen,
yaitu the supplier o f r aw mater ial s, the manufactur ing unit s, war ehou se s, t r an s por ters,
r etailers, and finally selling.
3. Manfaat penerapan konsep SCM dalam perusahaan yaitu: kepuasan pelanggan,
meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan asset yang semakin tinggi,
peningkatan laba dan perusahaan semakin besar.
4. Strategi yang paling mendasar dalam SCM berkaitan erat dengan konfigurasi fisik
maupun manajemennya. Dalam rancangan struktur supply chain, mulai dari konfigurasi
jaringan antar channel sampai pada konfigurasi fasilitas di dalam sebuah channel tidak
bisa dilepaskan dari karakteristik produk maupun jasa yang dihasilkan oleh sebuah
supply chain.
5. SCM membedakan karakteristik produk ke dalam 2 jenis yang didasarkan pada berbagai
aspek, antara lain, siklus hidupnya, jumlah variasinya, stabilitas permintaannya,
kesalahan ramalan, tingkat mark d own, dan sebagainya.
top related