menulis resensi buku€¦ · menulis resensi buku 71 . bab v . menulis resensi buku . resensi...
Post on 31-Aug-2020
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Menulis Resensi Buku
71
BAB V
MENULIS RESENSI BUKU
Resensi berasal dari bahasa asing, tepatnya bahasa latin,
yaitu revidere atau resencere. Kata tersebut berarti melihat kembali,
menimbang, atau menilai. Pada umumnya resensi merupakan salah
bentuk artikel yang khusus membahas suatu isi buku.
Resensi Buku sering disebut sebagai tinjauan buku, timbangan
buku, bedah buku maupun pembicaraan dari buku. Resensi buku dapat
dijumpai (dibaca) di terbitan harian seperti koran, yang biasanya hanya
dimuat pada hari tertentu.
A. Tujuan Menyusun Resensi
Resensi buku merupakan suatu tulisan yang berisi tentang
pertimbangan dari buku atau wawasan tentang baik dan kurang baiknya
dari kualitas suatu tulisan (buku). Oleh karena itu, si penulis resensi tentu
telah banyak menggeluti (mendalami) isi buku yang dimaksud sehingga
dapat menginformasikan secara jelas bagaimana isi buku tersebut.
Adapun tujuan menyusun resensi buku antara lain:
1. Menginformasikan secara menyeluruh tentang apa yang terlihat
dan yang diungkap dalam sebuah buku.
Pada umumnya hal-hal yang dinformasikan dalam resensi buku
berupa ringkasan isi buku, kemanfaatan buku, bagaimana
sistematika dan penggunaan kebahasaan, serta hal-hal yang
menarik dan kelemahan dari buku yang dimaksud.
Penulisan Artikel Ilmiah: Tuntunan bagi Mahasiswa
72
2. Mendeskripsikan isi dan kualitas suatu buku agar menjadi bahan
pertimbangan bagi calon pembaca.
Melalui penggambaran melalui deskripsi tentang isi dan kualitas
buku maka diharapkan membekali para pecinta buku untuk
mempertimbangkan dalam membaca atau bahkan memiliki buku
yang dimaksud (diresensi).
3. Resensi buku juga sebagai bentuk penghargaan terhadap tulisan
maupun karya yang dihasilkan oleh orang lain.
Resensi buku juga sebagai perwujudan memberi penghargaan
terhadap si penulis buku. Penghargaan tersebut dilakukan
dengan cara memberikan komentar secara objektif mengenai isi
buku baru yang belum banyak diketahui oleh masyarakat umum.
4. Mempromosikan karya pada khalayak umum yang belum
mengetahui karya tersebut.
Resensi buku juga merupakan wujud untuk mempromosikan
sebuah buku; tentu saja dalam melakukan resensi melihat dari
sisi (perspektif) yang positif sehingga orang lain tertarik untuk
membacanya.
5. Mengajak calon pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan
mendiskusikan secara lebih jauh, tentang fenomena maupun
permasalahan yang muncul pada sebuah buku.
Adakalanya isi buku menguraikan hal-hal yang menarik atau
masalah-masalah yang dianggap cukup urgen untuk didiskusikan.
Melalui resensi buku maka hal-hal yang menarik tersebut dapat
dibahas dan didiskusikan.
B. Bekal Penulis dalam Meresensi Buku
Seorang penulis tentu pelu memiliki bekal yang cukup tentang
apa saja (bahan-bahan) yang akan ditulis sebelum memulai dan
menyelesaikan karya tulisnya. Dalam menulis, seorang penulis bukan
Menulis Resensi Buku
73
hanya asal menulis tetapi telah memiliki bekal-bekal yang cukup
sehingga dapat menyelesaikan dan menghasilkan karya tulis yang baik.
Sebaliknya, jika seorang penulis tanpa memiliki bekal yang cukup maka
berakibat pada hasil karya ditulisnya menjadi ‘hambar’.
Seperti yang dijelaskan di depan, seorang penulis resensi buku
juga membutuhkan bekal-bekal yang cukup sebelum dia memulai
menulis resensi buku. Oleh karena itu, di bawah ini dijelaskan bekal
minimal yang perlu dimiliki seorang penulis resensi buku antara lain:
● Menghindarkan diri dari subjektivitas pribadi terhadap sesuatu
(aspek) yang akan diresensi.
Jika seorang penulis resensi sudah memiliki hal yang terlalu suka
atau tidak suka mengenai suatu hal yang terkait tentang isi buku
maka kondisi ini mempengaruhi cara pandang dan resensi yang
dihasilkan. Dengan demikian, hasil resensi buku yang ditulisnya
justru bisa menjerumuskan para pembaca ke arah pandangan
yang salah. Oleh karena itu, seorang penulis resensi perlu
bersikap objektif terhadap apa yang akan diresensikan.
● Penulis harus menghindarkan diri dari perasaan senang maupun
tidak senang terhadap seseorang.
Sebaiknya penulis resensi buku juga bersifat objektif terhadap
diri penulis buku karena perasaan senang maupun sebaliknya
tidak senangnya terhadap penulis buku maka akan
mempengaruhi hasil resensinya. Bisa dimunginkan terjadi bahwa
jika peresensi (penulis rensensi) buku senang pada diri penulis
buku, maka perensi akan lebih banyak menguraikan hal-hal yang
positifnya; dan sebaliknya jika perensi tidak merasa senang maka
akan banyak ‘menyuarakan’ hal-hal yang negatif tentang isi buku.
Dengan demikian, jika perensi akan menyusun artikel (resensi
buku)nya maka perlu menghindarkan diri dari perasaan senang
maupun tidak senangnya terhadap si penulis buku.
Penulisan Artikel Ilmiah: Tuntunan bagi Mahasiswa
74
● Cermat dalam membaca sebuah tulisan
Penulis yang baik pada umumnya diawali dari sebagai pembaca
yang baik. Pembaca yang baik tentu diharapkan mencermati
keseluruhan isi yang dibacanya. Oleh karena itu, diharapkan
dalam menulis resensi sebuah buku, tentu si peresensi telah
mencermati keseluruhan isi buku, sehingga hasil resensi memang
benar-benar menggambarkan isi dan kualitas isi buku tersebut.
Jika tidak cermat dalam membaca isi buku, maka hasil resensi
kurang atau bahkan tidak menggembarkan secara tepat tentang
isi dan kualitas buku yang diresensinya.
● Memberi waktu yang cukup untuk membaca sampai tuntas
Seringkali karya tulis tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang
pendek, tetapi membutuhkan waktu yang rutin dan
berkesinambungan. Oleh karena itu, salah satu bekal yang
dibutuhkan penulis adalah adanya kesempatan (waktu) untuk
menulis. Kesempatan tersebut perlu disediakan sendiri oleh
penulis sehingga dapat menyesuaikan diri dengan kesibukannya
yang lain.
● Penulis perlu memiliki wawasan yang sangat luas,
Diharapkan seorang penulis resensi juga telah memiliki
pengalaman membaca yang banyak, sehingga wawasan penulis
resensi menjadi lebih luas. Adanya bekal wawasan yang luas ini
maka diharapkan hasil resensinya menjadi lebih berbobot.
C. Tahap Menyusun Resensi Buku
Melakukan kegiatan resensi bukan hal yang sulit untuk dilakukan
tetapi juga tidak bersifat instant. Kegiatan resensi buku membutuhkan
langkah-langkah yang sistematis sehingga menuntun penulisan yang
tepat. Berikut ini dijelaskan langkah-langkah atau tahap dalam menyusun
resensi buku.
Menulis Resensi Buku
75
1. Memilih Buku yang menarik perhatian
Langkah awal dalam menyusun resensi buku adalah memilih
buku yang menarik perhatian bagi khalayak umum. Disebut
menarik bagi khalayak umum jika buku yang akan diresensi
memenuhi kriteria seperti: buku tersebut baru, isi buku bersifat
aktual, buku tersebut unik, atau buku tersebut memang sangat
dibutuhkan. Sebagai buku baru maksudnya adalah buku tersebut
bukan hanya terbitan pada tahun kekinian tetapi isinya
mengandung sesuatu yang baru. Buku bersifat aktual maksudnya
jika memang buku tersebut mengulas tentang hal-hal yang saat
ini sedang banyak dibicarakan. Suatu buku disebut unik jika
memang dalam buku tersebut membahas (mengulas) hal-hal di
luar pemahaman (pengetahuan) masyarakat umum.
2. Mengkaji isi buku
Jika buku sudah dipilih, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan kajian terhadap keseluruhan isi buku.
Pertama, perlu membaca dan mencermati dulu tentang daftar isi
buku. Apakah daftar isi buku menjelaskan (berisi) bagian-bagian
yang tersusun urut atau teratur. Pada bagian mana, inti dari
pesan buku tersebut, atau pada bagian mana dari bagian isi
tersebut yang dirasa cukup penting.
Kedua, secara seksama mulai membaca isi buku. Saat membaca,
perlu ditandai bagian-bagian yang menarik, atau bagian-bagian
mana yang menjadi pesan penulis buku terhadap pembaca, atau
justru bagian mana yang masih perlu diperbaiki. Pemberian tanda
pada bagian yang penting tersebut misalnya dengan member
garis bawah, atau dengan memberi tanda menggunakan stabile.
Ketiga, menggali manfaat isi buku terhadap khalayak umum.
Setiap buku dipastikan terdapat manfaat bagi si pembaca.
Berkaitan dengan itu, dalam melakukan resensi juga perlu
merumuskan manfat apa saja yang bisa diperoleh pembaca
Penulisan Artikel Ilmiah: Tuntunan bagi Mahasiswa
76
setelah membaca buku tersebut. Deskripsikan manfaat-manfaat
yang diperoleh bagi pembaca, baik secara khusus maupun secara
umum.
Keempat, mengupas salah satu bagian isi buku yang menarik
perhatian. Pada bagian ini si peresensi perlu memilih bagian
mana dari buku tersebut yang dianggap menarik. Bagian yang
menarik tersebut dikupas menurut pandangan si penyusun
resensi (antara lain tentang prospektifnya, kelebihan atau
kekuranganya, atau aspek-aspek lainnya yang terkait dengan
bagian tersebut)
Kelima, mengkaji kebahasaan dan tata tulis buku. Penyusun
resensi perlu memberi komentar terhadap gaya bahasa yang
digunakan, wujud tata tulisnya, kode etik penulisannya, dan
mudah tidaknya isi tulisan untuk dapat dicerna oleh pembaca..
Keenam, menyusun ringkasan isi buku. Ringkasan buku biasanya
sudah ditulis oleh penulis buku atau oleh pihak penerbit yang
dimuat pada bagian Kata Pengantar atau halaman cover bagian
belakang. Jika belum tersedia, maka peresensi perlu membuat
ringkasan isi buku, dengan berpedoman dari daftar isi.
Ketujuh, mengkaji kelebihan dan kelemahan buku serta saran
bagi penulis buku. Kajian mengenai kelebihan dan kelemahan
buku dianggap perlu, agar si peresensi dapat menyusun masukan
atau saran bagi penulis buku. Tentu saja dalam mengkaji tersebut
sesuai wawasan si peresensi atau dengan membandingkan buku
lain yang sejenis.
Menuliskan hasil kajian isi buku ke dalam format
Setelah melakukan kajian secara lengkap maka deskripsi hasil
kajian (langkah kedua) perlu disusun kembali ke dalam format
penyusunan resensi buku. Perlu dipahami bahwa format dan
sistematik dalam resensi suatu buku tidak ada aturan baku,
termasuk contoh format yang akan dibahas ini.
Menulis Resensi Buku
77
Pada bagian awal format berisikan tentang judul resensi dan data
buku. Judul resensi sebaiknya yang menarik, jangan sampai
berjudul sama dengan judul buku itu sendiri, tetapi masih ada
keterkaitannya. Setelah data buku ditulis, maka baru dilanjutkan
dengan menuliskan isi hasil kajiannya. Penulisan hasil kajian
tersebut tidak perlu diberi nomor urut, tetapi disusun dalam
bentuk alenia-alenia yang saling berkesinambungan. Adapun
bentuk dan isi format resensi dapat dilihat di bagian lampiran.
Penulisan Artikel Ilmiah: Tuntunan bagi Mahasiswa
78
Contoh 8. Format Penulisan Resensi Buku
Judul Resensi :
Judul Buku :
Nama Penulis :
Penerbit & Tahun Terbit :
Jumlah Halaman :
Cover Buku (hasil scan) :
Isi Resensi, berupa alenia-alenia penjelasan tentang:
▶ penjelasan kemanfaatan buku,
▶ ringkasan isi buku (lebih menekankan pada cerminan dari hal –
hal pokok, maupun bab atau subbab yang penting dalam buku),
▶ hasil kajian sistematika, hasil kajian bagian isi buku yang menarik
perhatian,
▶ hasil kajian penggunaan bahasa (meliputi ungkapan, tata bahasa,
struktur kalimat, dan gaya bahasa),
▶ hasil kajian kelebihan dan kelemahan buku
Menulis Resensi Buku
79
Contoh 9. Hasil Resensi Buku
Konsep Pendidikan yang Membebaskan berdasar teori Pendidikan
Radikal Paulo Freire
Judul buku : Pendidikan yang membebaskan
Nama penulis : Akhmad Muhaimin Azzet
Penerbit & Tahun terbit : AR-RUZZ MEDIA Jogjakarta / 2011
Jumlah halaman : 100 Halaman
Cover buku : (Terlampir)
Buku dengan ukuran 14 cm x 21 cm karya Akhmad Muhaimin
Azzet ini tergolong sangat inspiratif dan dapat menginspirasi bagi siapa
saja yang sedang berhubungan langsung dengan dunia pendidikan
seperti, guru, dosen, mahasiswa, pelajar, bahakan orang tua. Tidak hanya
itu, muatan-muatan teori pendidikan radikal yang secara garis besar
berpegang pada teori Paulo Freire, yang ditulis secara lugas dalam buku
ini mampu membuka mata pembacanya tentang kondisi pendidikan saat
ini dan bagaimana seharusnya pendidikan menurut Paulo Freire. Buku ini
sangat cocok untuk aktifis-aktifis yang sedang bergulat dengan
persoalan-persoalan pendidikan di Indonesia, mereka-mereka yang
memiliki pemahaman yang sama bahwa pendidikan itu seharusnya
membebaskan.
Secara garis besar buku ini mengungkap beberapa kekeliruan
sistem pendidikan yang sudah dianggap lumrah sampai saat ini, dengan
memberikan gambaran bagaimana pendidikan yang seharusnya, yang
dikenal dengan pendidikan yang membebaskan. Sederet fakta-fakta
menarik bahkan mencengangkan dikemas dengan bahasa yang renyah
dan mudah dimengerti oleh pembacanya, plus contoh-contoh yang
begitu sering kita temui dalam pendidikan ada dalam buku ini. Ketika
membaca buku ini, pembaca diajak untuk mengenal Paulo Freire,
seorang filsuf dan ahli pendidikan yang sangat getol memperjuangkan
gagasannya yaitu pendidikan yang membebaskan, dimana pendidikan
harus menjadi cara untuk membebaskan peserta didik dari segala macam
Penulisan Artikel Ilmiah: Tuntunan bagi Mahasiswa
80
bentuk penjajahan. Secara gamblangnya, pendidikan yang mendidik
menjadikan manusia mempunyai hak yang sama dalam pendidikan.
Beberapa konsep salah kaprah yang sudah turun-temurun
diterapkan dalam pendidikan kita dibahas satu persatu, dimulai dari
konsep pendidikan yang digambarkan dengan mengisi gelas kosong,
pengaburan sejarah dalam pendidikan yang sengja dilakukan oleh orang-
orang yang memegang kekuasaan dalam politik, anggapan bahwa
peserta didik yang mendebat gurunya dinilai tidak sopan, konsep
pendidikan yang hanya berorientasi kepada kebutuhan pasar yang
menjadikan peserta didik tak ubahnya robot, dll.
Salah satu kalimat menarik dalam buku ini terdapat di halaman
65 yang berbunyi “Pendidikan anak, sampai pendidikan pascasarjana,
sebaiknya membangun kemampuan berpikir sendiri dan berani tidak
setuju, termasuk tidak setuju kepada guru.” Konsep Paulo Freire
mengajarkan kita untuk berani tidak setuju, berani kritis, namun tetap
menghormati perbedaan pendapat, bahakan seorang peserta didik
diperbolehkan untuk berbeda pendapat dengan gurunya, karena dalam
konsepnya guru bukan seseorang yang mencerca peserta didik dengan
segala ilmu yang dikuasai, melaikan menjadi pendamping peserta didik
dalam memilih mana yang ia senangi dan mana yang ingin ia pelajari.
Terakhir, dalam buku ini penulis mengutip penggalan novel
berjudul Totto-Chan sebagai penggambaran nyata bagaimana jika
pendidikan yang membebaskan ini benar-benar diterapkan kemudian
dibandingkan dengan pendidikan yang sudah sejauh ini ada. Bisa dibilang
sulit menemukan kekurangan dalam buku ini, karena selain gaya bahasa
yang mudah untuk dipahami, juga kesan lugas ketika mengungkap fakta-
fakta yang ada, selain itu buku ini tidak banyak menggunakan istilah-
istilah yang sulit dimengerti. Akhir kata, semoga pendidikan yang
membebaskan tak hanya diterima tapi juga bisa diterapkan.
Penyusun Resensi: Yohanes Danang
132013003
Menulis Resensi Buku
81
Lampiran
Penulisan Artikel Ilmiah: Tuntunan bagi Mahasiswa
82
Tugas
1. Jelaskan secara ringkas tiga tujuan dalam menyusun resensi buku!
2. Bekal apa saja yang sudah anda miliki dalam menyusun resensi buku?
3. Buatlah resensi buku dari buku terbitan tahun 2016 yang berkaitan
dengan pendidikan!
top related