minerl sulfat phospat dan halid
Post on 26-Dec-2015
69 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MINERAL PHOSPAT
Fosfat primer terbentuk dari pembekuan magma alkali yang bersusunan nefelin, syenit, dan takhit, mengandung mineral fosfat apatit, terutama fluor apatit {Ca5 (PO4)3 F} dalam keadaan murni mengandung 42% P2O5 dan 3,8 % F2
Fosfat sedimenter (marin), merupakan endapan fosfat sedimen yang terendapkan di laut dalam, pada lingkungan alkali, dan suasana tenang.
Fosfat guano, merupakan hasil akumulasi sekresi burung pemakan ikan, dan kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batugamping karena pengaruh air hujan dan air tanah.
Contoh Mineral Phospate:
Apatite Ca5[FI(PO4)3]
Monasit (Ce, La, Y, Th) PO4)
Kegunaan:
Apatit banyak dipertambangkan untuk pembuatan pupuk yang mengandung phospor. Monasit sangat berguna sebagai mineral bijih untuk unsur-unsur langka terutama unsur yang
menghasilkan sinar radioaktif seperti theorium dan cerium.
Genesa Mineral:
Apatite terbentuk pada lingkungan batuan beku, batuan ini terbentuk karena proses pembekuan magma yang bersifat cepat.
Monasit terbentuk pada pembekuan magma alkali yang bersusunan nefelin, syenit dan takhi.
Persebaran di Indonesia:
Apatit : Propinsi Aceh, Jawa Barat, Kalimantan, dan Irian Jaya. Monasit : Salapa, Tasikmalaya, Jawa Barat
Apatit
Monasit
Deskrpsi Mineral:
Physical Properties of Apatite
Chemical Classification
phosphate
Colorgreen, brown, blue, yellow, violet, colorless
Streak white
Luster vitreous to subresinous
Diaphaneity transparent to translucent
Cleavage poor
Mohs Hardness 5
Specific Gravity 3.1 to 3.2
Diagnostic Properties
color, crystal form, and hardness, can be scratched with a steel knife blade
Chemical a variety of calcium phosphates
Composition
– fluorapatite: Ca5(PO4)3F– hydroxylapatite: Ca5(PO4)3(OH)– chlorapatite: Ca5(PO4)3Cl– carbonate-rich apatite/francolite:Ca5(PO4,CO3)3(F,O)
Crystal System hexagonal
Physical Properties of Monazite
Chemical Classification
phosphate
Color yellowish to reddish brown
Streak white
Luster resinous to waxy
Diaphaneity translucent
Cleavage Poor
Mohs Hardness 5 to 5.5
Specific Gravity 5.0 to 5.3
Diagnostic Properties specific gravity
Chemical Composition (Ce,La)PO4
Crystal System monoclinic
MINERAL HALIDA
Halida adalah kelompok mineral yang memiliki anion dasar halogen. Halogen adalah kelompok khusus dari unsur-unsur yang biasanya memiliki muatan negatif ketika tergabung dalam satu ikatan kimia. Halogen yang biasanya ditemukan di alam adalah Fluorine, Chlorine, Iodine, dan Bromine. Halida cenderung memiliki struktur yang rapi dan simetri yang baik. Mineral halida memiliki cri khas lembut, terkadang transparan, umumnya tidak terlalu padat, memiliki belahan yang baik, dan sering memiliki warna-warna cerah.
Contoh Mineral Halida:
Fluorite (CaF2) Halit (NaCl)
Kegunaan:
Fluorite : Banyak digunakan untuk pembuatan gelas yang tidak tembus cahaya atau yang kurang dapat ditembus cahaya. Fluorite juga dapat digunakan sebagai alat optik untuk pembuatan lensa-lensa.
Halit : Halit sebagai penghasil Na dan Cl, juga untuk pembuatan macam-macam soda seperti bikaronat, caustic soda, dll.
Genesa Mineral:
Fluorite terbentuk pada urat Hydrotermal pada suhu sedang sampai suhu tinggi Pada fase Hypotermal pada suhu 300-500 C. Terdapat pada pegmatit.berasosiasi dengan barite,kuarsa, zinc, timbal, topas, tourmalin, cassiterit,dan apatit.
Halit dibentuk karena proses eksogen melalui pengeringan danau yang mengandung garam atau tempat lain yang mengandung air garam atau terbentuk dari hasil presipitasi air laut secara primer/langsumg dangan temperatur sekitar 100 C,juga merupakan hasil presipitasi pada endapan sedimen seperti lempug.
Persebaran di Indonesia:
Fluorite : Subang, Kalimantan Timur Halit : Bengkulu Tengah, Bengkulu
Fluorite
Halite
Deskripsi Mineral:
Physical Properties of Fluorite
Chemical Classification
halide
Colortypically purple, green and yellow. Also colorless, blue, red and black.
Streak white
Luster vitreous
Diaphaneity transparent to translucent
Cleavage four directions of perfect cleavage
Mohs Hardness 4
Specific Gravity 3.2
Diagnostic Propertiescleavage, hardness, specific gravity, color
Chemical Composition
CaF2
Crystal System isometric
Physical Properties of Halite
Chemical Classification
halide
Colorcolorless or white when pure; impurities produce any color but usually yellow, gray, black, brown, red
Streak white
Luster vitreous
Diaphaneity transparent to translucent
Cleavage perfect, cubic, three directions at right angles
Mohs Hardness 2.5
Specific Gravity
2
Diagnostic Properties
cleavage, solubility, salty taste – (The taste test is discouraged. Some minerals are toxic or contaminated by other people tasting them.)
Chemical NaCl
Composition
Crystal System isometric
MINERAL NATIVE ELEMENT
Mineral native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Kelas native element ini terdiri dari 2 bagian umum ;
Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya emas, perak, tembaga. Semimetal dan non metal . Contohnya antimony, bismut, graphite, sulfur.
Contoh Mineral Native Element:
Sulfur (S) Intan (C)
Kegunaan:
Sulfur banyak digunakan di industri pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis, pengolahan minyak bumi, dan industri logam
Intan selain digunakan sebagai perhiasan juga dipakai menajadi alat untuk memotong, mengasah dan sebagai mata bor.
Genesa Mineral:
Sulfur dapat terbentuk di daerah gunungapi aktif, di sekitar mata air panas, dan hasil aktivitas bakteri yang memisahkan sulfur dari sulfat. Dapat pula terbentuk karena oksidasi sulfida-sulfida pada urat-urat yang berasosiasi dengan sulfida-sulfida metal. Dijumpai juga pada batuan-batuan sedimen yang berasosiasi dengan anhidrit, gipsum dan batugamping.
Intan terbentuk pada pembentukan batuan beku ultrabasa, yaitu porfiri-olivin, atau porfiri kaya-flogopit; batuan ini dikenal sebagai kimberlit. Dapat dijumpai dalam deposit aluvial, baik di sungai-sungai maupun di pantai.
Persebaran di Indonesia:
Sulfur : Kawah Papandayan (Jawa Barat), Jawa Tengah, Jawa Timur Intan : Martapura, Kalimantan
Sulfur
Intan
Deskripsi Mineral:
Physical Properties of Sulfur
Chemical Classification
native element
Color bright yellow
Streak yellow
Luster resinous
Diaphaneity transparent to translucent
Cleavage none
Mohs Hardness 1.5 to 2.5
Specific Gravity 2.0 to 2.1
Diagnostic Properties
yellow color, low hardness, low specific gravity, extremely flamable burning with a blue flame, low melting temperature
Chemical Composition
S
Crystal System orthorhombic
Usessulfuric acid, fertilizers, insecticides, fungicides, gunpowder, pharmaceuticals, sulfur compounds
Physical Properties of Diamond
Chemical Classification
native element
Color
Most industrial-grade diamond is black in color due to impurities. Gem diamond occurs in many colors, including: colorless, yellow, red, orange, green, blue, and brown.
Streakdiamond is harder than a streak plate – when this occurs the streak is called “colorless”
Lusteradamantine – the highest level of luster for a nonmetallic mineral
Diaphaneity transparent
Cleavage perfect, octahedral
Mohs Hardness 10 – the hardest mineral
Specific Gravity 3.5 to 3.6
Diagnostic Properties
hardness, heat conductivity, crystal form, index of refraction, dispersion
Chemical Composition
C (elemental carbon)
Crystal System isometric
MINERAL SULFAT
Sulfat terdiri dari anion sulfat . Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-masing.
Contoh Mineral
Gypsum (CaSO 4. 2H 2O)
Gypsum adalah mineral yang memiliki sifat yang sangat menarik, mineral ini memiliki kebiasan yang sangat unik, Gypsum banyak ditemukan sempurna dan utuh, tanpa ada kerusakan atu patah sedikitpun. Gypsum biasanya ditemukan di dalam tanah liat sebagai kristal pelampung, dimana gypsum sepenuhnya terbentuk tanpa melekat pada batu atau mineral matriks. Terbentuk dalam lingkungan sedimen, dan sering berselingan dengan batugamping, serpih, batupasir, lempung dan garam batuan. Dapat pula ditemukan dalam urat-urat metalik sebagai mineral geng.
Lokasi di Indonesia: Cirebon, Jawa Barat
Manfaat : Mineral gipsum yang biasanya digunakan sebagai perekat pada bangunan-bangunan kuno serta bahan campuran dalam semen. Selain itu, juga dijadikan ornamen, baik untuk pahatan maupun dilebur lalu dicetak menjadi ornamen interior dalam bangunan, termasuk eternit.
Physical Properties of Gypsum
Chemical Classification
sulfate
Colorclear, colorless, white, gray, yellow, red, brown
Streak white
Luster vitreous, silky, sugary
Diaphaneity transparent to translucent
Cleavage perfect
Mohs Hardness 2
Specific Gravity 2.3
Diagnostic Propertiescleavage, specific gravity, low hardness
Chemical Composition
hydrous calcium sulfate, CaSO4.2H2O
Crystal System monoclinic
Barite (BaSO4)
Pada umumnya, barit (BaSO4) mengandung campuran unsur Cr, Ca, Pb, dan Ra, yang senyawanya mempunyai bentuk kristal yang sama.Unsur pengotor barit adalah besi oksida, lempung, dan unsur organik, yang semuanya dapat memberikan beragam warna pada warna kristal barit murni adalah putih atau abu-abu.Sebagian besar produksi barit dunia digunakan dalam industri perminyakan. Pemakaian ini mencapai sekitar 85-90% dari produksi barit secara keseluruhan. Sisanya digunakan sebagai bahan baku dalam industri kimia barium, sebagai bahan pengisi dan pengembang (filler dan extender), dan agregat semen
Lokasi di Indonesia: Cianjur (Jabar), Makassar (Sulsel)
Manfaat : Mineral barit merupakan mineral bijih yang paling utama bagi barium. Selain itu, juga sebagai bahan tambahan penting untuk lumpur pengeboran minyak bumi. Barit sering digunakan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan kertas dan karet serta bahan pewarna karena warnanya yang putih.
Physical Properties of Barite
Chemical Classification
sulfate
Colorcolorless, white, light blue, light yellow, light red, light green
Streak white
Luster vitreous to pearly
Diaphaneity transparent to translucent
Cleavage very good, basal, prismatic
Mohs Hardness 2.5 to 3.5
Specific Gravity 4.5
Diagnostic Properties
high specific gravity, three cleavage directions at right angles
Chemical Composition
barium sulfate , BaSO4
Crystal System orthorhombic
MINERAL KARBONAT
Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.
Contoh Mineral
Calcite (CaCO3)
Kasilt terbentuk dari pengendapan kalsium yang kaya air, biasanya terletak di gua-gua atau di tebing kapur. dan semua itu ada dalam bentuk stalagmit, stalaktit, flowstone dan pertumbuhan globular yang aneh. zat-zat tersebut terus menumpuk dan membentuk lapisan tersendiri, sehingga terbentuklah mineral kasilt. namun hal ini juga membuat mineral kasilt menjadi mineral yang tidak murni, karena banyak menjebak bahan organik dalam pembentukanya, seperti daun, ranting, lumut dan lainnya.
Lokasi di Indonesia : Sumatera Utara, Sulawesi , Jawa Tengah
Manfaat : Merupakan sumber senyawa CaC, yang digunakan untuk membuat semen, dan juga dapat sebagai bahan konstruksi bangunan. Kalsit juga banyak digunakan sebagai pupuk, bahan tahan api, dan produksi kertas.
Physical Properties of Calcite
Chemical Classification
carbonate
Colorusually white but also colorless, gray, red, green, blue, yellow, brown, orange
Streak white
Luster vitreous
Diaphaneity transparent to translucent
Cleavage perfect, rhombohedral, three directions
Mohs Hardness 3
Specific Gravity 2.7
Diagnostic Properties
rhombohedral cleavage, powdered form effervesces weakly in dilute HCl, curved crystal faces and frequent twinning
Chemical Composition
CaCO3
Crystal System hexagonal
Magnesite (MgCO3)
Magnesit dapat ditemukan dalam mineral sekunder dan biasanya berasosiasi dengan batuan sedimen atau batuan metamorfik, berasal dari endapan marin, kecuali brukit. Magnesit ditemukan didalam batuan serpentin. Mineral-mineral lain yang sering ditemukan bersama magnesium adalah talk, limonit, opal, dan kalsit.Magnesit umumnya jarang ditemukan dalam bentuk mineral, tetapi secara utuh terdapat pada larutan padat siderit (FeCO3) bersama-sama Mn dan Ca yang dapat menggantikan unsur Mg.
Lokasi di Indonesia: Aceh, Sulawesi, Jawa Timur
Manfaat: sumber senyawa MgO, yang digunakan dalam pembuatan batu bata tahan api, semen, dan indusrtri kimia.
Physical Properties of Magnesite
Chemical Classification
carbonate
Colorwhite, grayish, yellowish, brownish, colorless
Streak white
Luster vitreous
Diaphaneity transparent to translucent
Cleavage perfect
Mohs Hardness 3.5 to 5.0
Specific Gravity 3.0 to 3.2
Diagnostic Properties
dissolves with warm HCl in the powdered form
Chemical Composition
MgCO3
Crystal System hexagonal
Dolomite (CaMg(CO 3))2
Dolomit adalah mineral yang sangat umum dan terkenal karena pelanya yang berbentuk agregat kristal melengkung, terbentuk karena hasil pelarutan dan rekristalisasi batu gamping yang mengandung Mg. Dolomit sangat unik, pernah ditemukan jenis dolomit yang terisolasi di Eugui,Spanyol yang memiliki kristal transparan bewarna yang menyerupai Iceland Spar seperti Kalsit, dan tidak memiliki kemiripan dengan dolomit di daerah lain. pernah juga ditemukan dolomit yang sangat populer dan indah, yang memiliki warna merah muda dan kaya akan kobalt yaitu di Kongo(Zaire).
Persebaran di Indonesia: Sekapak (Tuban) dan Jawa Timur
Manfaat : Pupuk, kertas, Bahan Tahan api, dll.
Physical Properties of Dolomite
Chemical Classification
carbonate
Colorcolorless, white, pink, green, gray, brown, black
Streak white
Luster vitreous, pearly
Diaphaneity transparent to translucent
Cleavage perfect, rhombohedral, three directions
Mohs Hardness 3.5 to 4
Specific Gravity 2.8 to 2.9
Diagnostic Properties
rhombohedral cleavage, powdered form effervesces weakly in dilute HCl, hardness
Chemical Composition
(CaMg)(CO3)2
Crystal System hexagonal
. Golongan Mineral Phospat
Golongan mineral fosfat merupakan satu-satunya bahan galian (diluar air) yang mempunyai siklus. Unsur fosfor di alam diserap oleh makhluk hidup , senyawa fosfat pada jaringan
makhluk hidup yang telah mati terurai kemudian terakumulasi dan terendapkan dilautan. Proses terbentuknya endapan fosfat ada 3 :
1. Fosfat Primer
Terbentuk dari pembekuan magma alkali yang bersusunan nefelin , syenit , dan takhitserta mengandung mineral fosfat apatit , terutama fluor apatit.
F
2. Fosfat Sedimenter ( marin )
Merupakan endapan fosfat sedimen yang terendapkan di laut dalam , pada lingkungan alkali dan suasana tenang. Mineral fosfat yang terbentuk terutama frankolit.
3. Fosfat Guano
Merupakan hasil akumulasi sekresi burung pemakan ikan dan kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batu gamping karena pengaruh air hujan dan air tanah. Berdasarkan tempatnya endapan fosfat guano terdiri dari endapan permukaan , bawah permukaan , dan gua.
Fosfat merupakan unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan kandungan fosfor ekonomis. Biasanya kandungan fosfor dinyatakan sebagai Bone Phospate of Lime (BPL) atau Triphospate of Lime (TPL) atau berdasarkan kandungan P2O5. Kadang-kadang endapan fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks , terutama karbonit kompleks dan sienit. Berikut akan diberikan contoh mineral fosfat dan deskripsinya.
Monasit (Ce,La,Y,Th)PO4
Tempat ditemukan : Bangka Belitung
Sistem Kristal : Monoklin
Warna : Kekuningan , coklat kemerahan sampai coklat.
Goresan : Hampir putih
Kilap : Non logam
Belahan dan pecahan : Jelas & choncoidal
Kekerasan : 5 – 5,5 Skala Mohs
Berat Jenis : 4,6 – 5,4 gr/cm3
Genesa : Terbentuk pada lingkungan batuan beku yaitu sebagai mineral asesori pada granit dan sienit. Pada lingkungan pegmatite , dan
sebagai mineral rombakan berbentuk pasir dalam lingkungan
sedimen. Berasosiasi dengan zircon , xenotim , magnetit , apatit,
ilmenit , rutil , dan kolumbit.
Kegunaan : Sumber torium dan torium oksida.
Golongan Mineral Halida
Kelompok ini dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogen elektronegatif seperti : F- , Cl- , Br- dan I- . Pada umumnya memiliki berat jenis yang rendah ( < 5 ). Contoh mineralnya adalah Fluorit (CaF2) , Halit (NaCl) , Silvit (KCl) , dan Kriolit (Na3AlF6). Berikut akan diberikan contoh beberapa mineral Halida beserta deskripsinya.
A. Fluorit (CaF2)
Tempat ditemukan : Garut , Jawa Barat
Sistem Kristal : Isometrik
Warna : Sangat bervariasi , dapat tak berwarna , kuning anggur , hijau , biru
lembayung , putih , abu-abu , biru langit , hitam kebiruan atau coklat.
Goresan : Putih
Kilap : Kaca
Belahan dan pecahan : Sempurna & splintery
Kekerasan : 4 Skala Mohs
Berat Jenis : 3,18 gr/cm3
Genesa : Terbentuk melalui proses hidrotermal dan dijumpai dalam urat-urat , baik
sebagai mineral utama maupun sebagai mineral gang bersama mineral-
mineral bijih metalik khususnya timbal dan perak. Dapat pula terbentuk
pada lingkungan batuan beku & pegmatite. Berasosiasi dengan beberapa
mineral seperti kalsit , dolomite , gypsum , selestit , barit , dan apatit.
Manfaat : Dipakai dalam industri kimia , peleburan besi baja , gelas , serat kaca ,
dan tembikar.
B. Halite (NaCl)
Tempat ditemukan : Bima , Nusa Tenggara Barat
Sistem Kristal : Isometrik
Warna : Bening
Gores : Putih
Kilap : Kaca
Belahan dan pecahan : Sempurna & choncoidal
Kekerasan : 2,54 Skala Mohs
Berat Jenis : 2,1 – 2,3 gr/cm3
Genesa : Terbentuk karena proses eksogen melalui pengeringan danau yang
mengandung garam atau tempat lain yang mengandung air garam atau
terbentuk dari hasil presipitasi air laut secara primer/langsung dengan
temperature sekitar 100oC. Juga merupakan hasil presipitasi pada
endapan sedimen seperti lempung. Berasosisasi dengan Anhidrit ,
Sylvenit , Carnalit , dan Gypsum
Kegunaan : Sebagai pembuatan asam Hidrofluorik , ramuan obat diet , dan bahan
optik.
Golongan Mineral Sulfat
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi antara logam dengan anion
sulfat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah penguapan yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halide berinteraksi.
Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat , kromat dan tangstat. Dan sama seperti sulfat, mineral –mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-masing.
Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah anhydrite , celestine , barite, alabaster, dan gypsum. Juga termasuk didalamnya mineral chromate , molybdate , selenate , sulfite , tellurate serta mineral tungstate.
Contoh deskripsi mineral sulfat :
A. Anhidrit (CaSO4)
Sistem Kristal : Orthorombik
Warna : Tak berwarna sampai kebiruan atau lembayung
Goresan : Putih sampai putih keabuan
Belahan dan : {010} sempurna , {100} hampir sempurna dan {001} baik
Pecahan
Kekerasan : 3 – 3,5 Skala Mohs
Berat jenis : 2,89 – 2,98 g/cm3
Genesis : Terbentuk pada lingkungan sedimen dan sering berasosiasi dengan gypsum , batu gamping , dolomite dan garam-garam. Dapat juga terbentuki melalui proses hidrotermal. Manfaat : Sebagai pembenah tanah dan untuk membuat semen Portland. Tempat ditemukan : Papua , PT. Freeport Indonesia
B. Gipsum (CaSO42H2O)
Sistem Kristal : Monoklin
Warna : Tak berwarna , transparan
Goresan : Putih
Belahan dan pecahan : {010} sempurna , {100} konkoidal , {011} fibrus
Kekerasan : 2 Skala Mohs
Berat jenis : 2,32 g/cm3
Genesis : Terbentuk dalam lingkungan sedimen dan sering berselingan dengan batu gamping, serpih, batu pasir, lempung dan garam batuan
Manfaat : Digunakan sebai pupuk dan dalam industri konstruksi
Tempat ditemukan : Besuku , Jawa Timur.
top related