modul lab jaringan
Post on 20-Feb-2016
36 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PERTEMUAN VRemoting Pada Windows Menggunakan UltraVNC
I. Tujuan:
1. Praktikan mengetahui cara pengendalian komputer dari jarak jauh menggunakan
UltraVNC
II. Teori:
Remoting merupakan istilah dalam jaringan komputer yang mengacu kepada konsep
untuk mengendalikan komputer yang berjauhan secara fisik, namun saling terhubung dalam
sebuah jaringan. Kemampuan ini akan sangat berguna terutama bagi pengguna yang
memerlukan akses penuh kepada sebuah komputer dalam jaringan, tanpa harus secara
langsung berada di depan komputer tersebut. Contohnya, seorang teknisi komputer yang
berada di gedung A, dapat melakukan remote kepada komputer yang berada di B untuk
melakukan perbaikan komputer yang berada di gedung B tersebut tanpa meninggalkan
ruangan tempat dia berada.
Fitur remote ini sebenarnya sudah disediakan oleh Microsoft pada sistem operasi
Windows XP Professional dan Windows Vista. Namun fitur tersebut memiliki beberapa
keterbatasan.Salah satu aplikasi remote adalah: UltraVNC. Aplikasi ini berisifat Freeware
dan menyediakan kemudahan pakai serta berbagai fitur tambahan. Selain untuk remote,
UltraVNC juga dapat digunakan oleh manager perusahaan dalam mengawasi penggunaan
komputer karyawannya. Ultra VNC dapat di download di http://www.uvnc.com.
UltraVNC menggunakan konsep client-server dalam aplikasinya. UltraVNC Server
dijalankan pada komputer yang di-remote, serta UltraVNC Viewer pada komputer yang men-
remote.
III. Prosedur Praktik:
A. Install Aplikasi UltraVNC pada komputer server dan client.
Pada saat modul ini ditulis, versi UltraVNC terakhir adalah 1.0.5.
1. Jalankan (double-klik) file instalasi UltraVNC.
2. Pilih bahasa yang akan digunakan selama istalasi.
Gambar 5.1 Pilihan Bahasa Instalasi UltraVNC
1
3. Pada jendela “Welcome to the UltraVNC Setup Wizard” klik button next.
Gambar 5.2 Tampilan awal instalasi UltraVNC
4. Lanjutkan proses instalasi sampai pada jendela “Select Component”
Gambar 5.3 Pilihan Instalasi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, UltraVNC terdiri dari 2 aplikasi utama, yaitu
Server dan Viewer. Pilihan ini tergantung pada keperluan, untuk praktikum ini pilih
“Full Installation”. Klik tombol “Next”.
5. Pada Jendela “Optional non-GPL addons recommended for Vista” hilangkan tanda
centang pada : ”Download Vista addons files now ”. Hal ini dikarenakan Vista memiliki
sistem yang sedikit berbeda, namun kerena tidak terlalu dibutuhkan, kita dapat
mengabaikannya.
Gambar 5.4 Pilihan untuk download addon
6. Pada Jendela “Optional non-GPL addons Mirror Driver 1.0.5” hilangkan tanda centang
pada : ”Download the mirror driver ”. Fitur ini sebenarnya digunakan untuk memper-
cepat koneksi nantinya, namun karena membutuhkan koneksi internet dan tidak terlalu
penting, kita dapat mengabaikannya.
2
Gambar 5.5 Pilihan untuk download mirror driver
7. Pada Jendela “Select Additional Tasks” ada beberapa pilihan : “Register UltraVNC
Server as a system service” dan “Start or Restart UltraVNC service”. Keduanya dapat
dipilih jika nantinya UltraVNC Server aktif setiap kali komputer dihidupkan. Namun
hal ini juga dapat di konfugurasi nanti.
8. Lanjutkan Instalasi, Jika sudah berhasil, klik tombol “Finish”.
B. Menjalankan UltraVNC Server.
UltraVNC Server digunakan sebagai aplikasi yang menerima panggilan remote. Sehingga
untuk dapat melakukan remote, UltraVNC Server harus sudah diaktifkan.
1. Pada Windows XP, pilih START → All Programs → UltraVNC → UltraVNC Server
Gambar 5.6 menjalankan UltraVNC Server
2. Klik kanan icon UltraVNC pada Tray Icon, pilih Admin Properties
Gambar 5.7 Tray icon UltraVNC Server
3. Jendela “Ultr@VNC Server Property Page” seperti gambar 5.8 akan tampil . Inilah
jendela utama dalam mengkonfigurasi UltraVNC Server. Kita tidak akan membahas
semua pilihan, hanya beberapa saja yang cukup penting.
4. Pada bagian “Authentication”, terdapat inputan berupa “VNC Password”. Inilah
password yang akan digunakan jika nanti ada komputer lain yang akan melakukan
remote. Sebagai percobaan, masukkan “1234” sebagai pasword.
3
Gambar 5.8 Jendela Tampilan“Ultr@VNC Server Property Page”
5. Pada bagian “Keyboard & Mouse”, kita dapat membatasi apakan mouse dan keyboard
dapat aktif atau tidak saat dilakukan proses remote.
6. Pada bagian “Incoming Connections”, pilihan “Allow Lookback Connections” jika
diaktifkan, kita dapat melakukan remote pada komputer sendiri.
7. Jika setingan sudah sesuai. Klik tombol “Apply” atau “OK”.
C. Menjalankan UltraVNC Viewer.
Setelah konfigurasi pada sisi server, kita akan mencoba melakukan remote dengan UltraVNC
Viewer.
1. Pada Windows XP, pilih START → All Programs → UltraVNC → UltraVNC Viewer
Gambar 5.9 Menu untuk menjalankan UltraVNC Viewer
4
2. Jendela “Ultr@VNC Viewer - Connection 105” akan muncul . Pada jendela ini kita akan
melakukan beberapa konfigurasi.
Gambar 5.10 Jendela “Ultr@VNC Viewer - Connection 105” untuk melakukan remote
3. Pada bagian atas, terdapat menu inputan “VNC Server”. Pada kotak ini kita masukkan
alamat IP dari komputer yang akan dituju. Tetapi pastikan dikomputer tujuan sudah
berjalan UltraVNC Server.
4. Pada bagian “Quick Options” terdapat beberapa pilihan kecepatan koneksi. UltraVNC
akan menampilkan komputer remote secara real time, sama seperti video streaming,
semakin bagus gambar yang ditampilkan, akan semakin banyak bandwith yang
diperlukan. Untuk pilihan “Auto”, UltraVNC akan mencari kecepatan terbaik.
5. Di bagian bawah “Quick Options” terdapat pilihan “View Only”. Secara Default, pilihan
ini tidak aktif, yang berarti dalam remote nanti, inputan mouse dan keyboard viewer
akan terkirim ke komputer remote. “View Only” akan menonaktifkan fasilitas ini.
Dengan kata lain, komputer yang diremote tidak menyadari kalau sedang dilihat oleh
komputer lain.
6. Jika pengaturan sudah selesai, klik tombol “Connect”.
7. Akan keluar Jendela “VNC Authentication”. Pada kotak input yang tersedia, masukkan
kede password yang sebelumnya telah dikonfigurasi pada UltraVNC Server
sebelumnya. Dalam bagian sebelumnya, kita menggunakan password: 1234. Lalu Klik
tombol Log On.
Gambar 5.11 Jendela “VNC Authentication”, untuk otentikasi user5
8. Jika muncul jendela yang menampilkan komputer remote. Berarti proses remote
berjalan lancar.
9. Pada bagian atas jendela remote, terdapat berbagai konfigurasi berkaitan dengan
koneksi, seperti “Toggle FullScreen Mode”, “Show Connection Options”,”Open File
Transfer”,”Open Chat...”, dan “Close Conection”. Praktikan dapat mencoba sendiri
fungsi-fungsi yang disediakan UltraVNC.
Gambar 5.11 Fitur-fitur yang disediakan UltraVNC
10. Klik Icon “Close Conection” untuk memutuskan koneksi.
6
PERTEMUAN VIWeb Server Menggunakan Apache
I. Tujuan:
1. Praktikan mengetahui cara kerja webserver dan kegunaannya
2. Praktikan dapat menginstall Web Server Apache dan menambahkan modul PHP.
II. Teori:
Web Server adalah salah satu fungsi server yang paling sering digunakan. Dengan web
server, pengguna dapat membangun sebuah web baik untuk tujuan local (intranet), maupun
untuk keluar (internet). Web server menggunakan protokol http, dengan port default 80.
Salah satu Web Server yang cukup populer adalah : Apache. Apache bersifat
opensource, sehingga dapat dipakai dengan gratis. Bahkan dalam beberapa distro Linux,
Apache sudah terintegrasi langsung.
PHP, dalam konsep web server, merupakan sebuah modul tambahan yang digunakan
oleh web server untuk memparsing (meng-’compile’) bahasa pemograman web, dalam hal ini
adalah PHP.
Beberapa aplikasi sudah membundelkan apache dan php secara langsung. Contohnya
adalah XAMPP, WAMP, dan PHPTriad. Namun dalam praktikum kali ini kita akan
menginstall kedua program secara terpisah.
Web Server Apahe dapat di download di : http://www.apache.org, dan PHP di :
http://www.php.net
III. Prosedur Praktik:
A. Instalasi Web Server Apache
Instalasi Web Server Apache harus dilakukan terlebih dahulu sebelum instalasi PHP.
Versi apache yang digunakan dalam praktikum ini adalah versi 2.2.4. Karena beberapa
aplikasi juga menyertakan Apache (seperti XAMPP, PHPTriad, dll), sebelumnya non-aktifkan
service Apache terlebih dahulu.
1. Double-klik file instalasi Apache
2. Klik tombol ‘next’ pada jendela ‘Installation Wizard’.
3. Lanjutkan proses instalasi sampai jendela ‘Server Information’. Pada langkah ini,
Apache meminta untuk dimasukkan Network Domain, Server Name, dan Administrator
E-mail. Ketiga kotak inputan ini harus diisi. Walaupun begitu, kita dapat memasukkan
7
inputan sesuai dengan keinginan. Sebagai contoh, untuk Network Domain, isikan:
‘Ilkom.com’, untuk Server Name : ‘www.ilkom.com’, dan email :’andi@ilkom.com’.
Lalu klik tombol ‘Next’.
Gambar 6.1 Jendela Instalasi awal Apache HTTP Server 2.2
Gambar 6.2 Jendela Server Information
4. Pada jendela Setup Type, biarkan pilihan default pada Typical. Lanjutkan dengan meng-
klik tombol ‘Next’.
5. Pada Jendela Destination Folder, kita dapat mengubah letak file Apache yang akan
diinstall. Untuk memudahkan pengaturan nantinya, ubah lokasi nya ke C:\MyApache,
dengan meng-klik tombol Change. Lalu klik tombol ‘Next’.
8
6. Pada Jendela Ready to Install the Program. Klik tombol ‘Install’ untuk memulai
instalasi.
Gambar 6.3 Jendela Setup Type
Gambar 6.4 Ubah direktori Instalasi
7. Setelah instalasi selesai, Web Server Apache akan langsung berjalan. Pada Tray Icon
Windows, terdapat Icon Apache untuk menghentikan dan menjalankan Web Server.
Gambar 6.5 Tray Icon Apache
8. Klik icon tersebut, dan akan muncul menu untuk Start, Stop dan Restart Web Server
Apache.
9. Untuk memastikan Web Server sudah berjalan, buka Web Browser (Internet Explorer
atau Firefox), ketikkan alamat URL : http://localhost, atau http://127.0.0.1. Jika tampil
tulisan ‘It works!’ seperti gambar 6.6, Berarti Web server sudah berhasil dijalankan.
9
Gambar 6.6 Apache sukses dijalankan
B. Instalasi PHP
Setelah Apache terinstal, web server dapat langsung dipakai, tetapi ia hanya dapat
menjalankan bahasa pemograman web standar (HTML) saja. Untuk membuat web dinamis,
kita dapat menambahkan modul PHP untuk menambah kemampuan Apache untuk
menkompile bahasa pemograman web PHP. Pada praktikum, menggunakan versi PHP 5.2.5
1. Double-klik file instalasi PHP
2. Klik tombol ‘Next’ pada jendela ‘Welcome to the PHP 5.2.5 Setup Wizard’.
Gambar 6.7 Jendela Instalasi awal PHP 5.2.5
3. Lanjutkan proses instalasi samapi dengan jendela : ‘Destination Folder’, sama seperti
pada Apache, ganti tempat instalasi ke C:\MyPHP. Lalu klik tombol Next
10
Gambar 6.8 Ganti Direktori Instalasi PHP
4. Pada Jendela ‘Web Server Setup’, ada berbagai pilihan Web Server dimana PHP akan
berjalan. Karena kita menggunakan Apache 2.2, Pilih ‘Apache 2.2.x Module’. Lalu klik
tombol Next.
Gambar 6.9 Jendela Web Server Setup
5. Pada Jendela ‘Apache Configuration Directory’, cari tempat dimana file konfigurasi
Apache berada. Defaultnya, file ini bernama httpd.conf, yang terdapat di folder conf
pada direktori Apache diinstall. Karena sebelumnya kita sudah menginstall Apache di
C:\MyApache, maka file konfigurasi yang dimaksud berada di C:\MyApache\conf.
Setelah itu Klik tombol ‘Next’.
11
Gambar 6.10 Cari file configurasi Apache
6. Pada Jendela ‘Choose Item to Install’, kita dapat menkofigurasi item/extension yang
akan dikonfigurasi pada php. Tetapi hal ini dapat dilakukan juga nanti setelah PHP
sudah terinstall. Sebagai catatan, jika kita membiarkan setingan default, PHP tidak
menambahkan extension untuk mendukung MySQL Server. Sehingga PHP tidak dapat
berhubungan dengan MySQL. Namun karena kita tidak menggunakan MySQL, biarkan
setingan default, lalu klik tombol ‘Next’.
Gambar 6.11 Jendela Choose Item to Install
7. Akhiri dengan mengklik tombol ‘Install’ pada jendela ‘Ready to Install PHP 5.2.5’.
8. Untuk memeriksa apakah Apache sudah dapat menjalankan file PHP, restart Apache
terlebih dahulu, melalui Tray Icon, atau dari Start Menu Apache HTTP Server 2.2.4
Control Apache Server Restart.
9. Buka folder C:\MyApache\htdocs. Lalu buka file index.html dengan notepad. Akan
terlihat kode HTML Berikut: <html><body><h1>It works!</h1></body></html>
12
Tambahkan Kode PHP, Sehingga menjadi:<html><body><h1>It works! <?php phpinfo() ?>
</h1></body></html>
Lalu Save As Sebagai TestPHP.php. Sewaktu Save As, pastikan pada menu ‘Save As
Type’ pada Notepad diubah menjadi ‘All Files’.
Gambar 6.12 Rename file menjadi TestPHP.php
10. Buka kembali Web Browser (Internet Explorer atau Firefox), ketikkan alamat URL :
http://localhost/TestPHP.php, atau http://127.0.0.1/TestPHP.php. Jika tampil tulisan ‘It
works! Disertai tampilan PHP Info’ seperti gambar:…….. Berarti Modul PHP sudah
berhasil diinstall.
Gambar 6.13 PHP berhasil ditambahkan menjadi modul Apache.
C. Menjalankan Web Server
Setelah web server terinstal, kita dapat mengakses web server dari komputer lain dalam
jaringan, selama komputer tersebut dalam satu range alamat IP.
13
Gambar 6.14 Mengakses Web Server dari komputer lain.
14
PERTEMUAN VIIDatabase Server Menggunakan MySQL
I. Tujuan:
1. Praktikan mengetahui cara kerja database server dan kegunaannya
2. Praktikan dapat mengkonfigurasi MySQL sebagai database server
II. Teori:
Database merupakan salah satu bagian penting dalam dunia komputer. Hampir setiap
aplikasi memiliki database untuk media penyimpan data. Keunggulan menggunakan database,
misalnya input dan output data lebih efisien, kemudahan merancang dan mengelola data
dalam jumlah besar, dan dapat diakses melalui jaringan dengan menggunakan database server.
Konsep database server adalah untuk berbagi pakai data antar user, sehingga dalam
suatu perusahaan, setiap cabang dapat menggunakan data yang terdapat di server pusat.
Sentralisasi data ini sangat penting agar data lebih up-to-date, dan tidak terjadi redudansi data.
Beberapa aplikasi database yang mendukung database server seperti : Oracle, MS
SQL, IBM DB2, Sybase ASE, dan MySQL. MySQL mulai menjadi pilihan utama karena
selain bersifat gratis, juga memiliki performa,fiur dan kehandalan yang baik. Percobaan yang
dilakukan eWEEK menunjukkan performa MySQL menyamai Oracle dan lebih unggul dari
MS SQL. MySQL dikembangkan oleh perusahaan MySQL AB (AB singkatan dari
AktieBolag, sebutan untuk perusahaan terbuka (Tbk) di Swedia), sekarang MySQL AB
menjadi sebuah anak perusahaan SUN Microsystem. Versi terbaru MySQL dapat didownload
di http://dev.mysql.com/downloads.
Karena cara penggunaan database MySQL sudah dipraktikan dalam laboratorium
tersendiri, kita akan fokus pada konsep client-server MySQL.
III. Prosedur Praktik:
A. Instalasi MySQL Server dan Client
MySQL memiliki versi Server dan Client, tetapi dapat diinstal melalui file instalasi
yang sama. Saat modul ini ditulis, versi terakhir dari MySQL adalah 5.1.30
Karena beberapa aplikasi juga menyertakan MySQL (seperti XAMPP, PHPTriad, dll),
sebelumnya non-aktifkan service MySQL terlebih dahulu.
1. Double-klik file instalasi MySQL
15
Gambar 7.1 Jendela Instalasi awal MySQL Server 5.1
2. Pada jendela “Setup Type”, Pilih Typical
Gambar 7.2 Pemilihan tipe instalasi
3. Lanjutkan proses instalasi dan klik tombol “Install”.
4. Proses instalasi akan dilanjutkan dengan konfigurasi server.
Gambar 7.3 Jendela Awal konfigurasi MySQL
5. Pada jendela “MySQL Server Instance Configuration”, pilih “Standard Configuration”.
Ini untuk memudahkan konfigurasi. Klik tombol “Next”.
16
6. Pada jendela berikutnya, ada pilihan “Install As Windows Service”, jika pilihan ini
dipilih (default), MySQL Server akan berjalan sebagai service (aktif dilatar belakang
Windows). Klik tombol “Next”.
Gambar 7.4 Pilihan untuk menginstall MySQL Server sebagai service
7. Pada jendela selanjutnya kita akan mengatur password untuk root, dalam praktikum ini,
masukkan password : “1234”. Klik tombol “Next”. Jika mengininkan akses root bisa
dilakukan secara remote, centang pilihan ‘Enable root access from remote machine”
Gambar 7.5 Inputan untuk password root
8. Lanjutkan proses instalasi, klik tombol “Execute”.
9. Setelah konfigurasi selesai, akhiri dengan mengklik tombol “Finish”.
B. Menjalankan MySQL Server
Setelah proses instalasi, server akan langsung berjalan. Service MySQL bernama
mysqld, dapat dilihat dari task manager.
Gambar 7.6 Service MySQL yang berjalan dilihat dari task manager.
1. Menggunakan “Command Prompt” (START → Run → “cmd”), buka folder instalasi di
C:\Program Files\MySQL\MySQL Server 5.1\bin
17
Gambar 7.6 Folder tempat MySQL terinstall dibuka lewat Command Prompt
2. Karena saat insatalasi MySQL Server sudah berjalan, untuk mematikan service,
gunakan perintah:
>mysqladmin -u root -p1234 shutdown
untuk remove service, gunakan perintah
>mysqld –-remove
Gambar 7.7 Remove servis MySQL
3. Untuk men-install service kembali, gunakan perintah:
>mysqld –install
Untuk menjalankan service, gunakan perintah:
>net start mysql
Gambar 7.8 Install service MySQL
C. Menjalankan Mysql Client.
Kita akan membuat suatu account dan database untuk di akses oleh komputer lain dalam
jaringan. Disini kita menggunakan 2 buah komputer dengan IP Address 192.168.0.1 dan
192.168.0.2. Komputer dengan IP address192.168.0.1 adalah komputer yang digunakan
sebagai Server.
18
1. Dalam komputer yang pertama (192.168.0.1), masuk ke dalam file instalasi MySQL
dengan “Command Prompt”. Jalankan MySQL Client dan masuk sebagai root yang
sebelumnya telah dikonfigurasi.
Perintah yang digunakan:
>mysql –u root –p1234
Gambar 7.9 Login sebagi root
2. Buat suatu database dengan 2 buah tabel didalamnya, dengan perintah:
mysql> create database test_jaringan;
mysql> use test_jaringan;
mysql> create table tipe_jaringan(nama
varchar(10),keterangan varchar(50));
mysql> create table teman(nama varchar(10),umur int);
mysql> insert into teman values('andi',20),('santi',21),
('joni',17);
Gambar 7.10 Membuat database test_jaringan dengan 2 tabel.
3. Buat user account untuk user: “andi”, password: “qwerty” yang berada di
“192.168.0.2”, hak akses hanya database test_jaringan. Dengan perintah:
mysql> create user "andi"@"192.168.0.2" identified by
"qwerty";
mysql> grant all on test_jaringan.* to
"andi"@"192.168.0.2" identified by "qwerty";
19
Gambar 7.11 Membuat account user
Perintah tersebut akan membuah sebuah account untuk “andi”, dan “andi” hanya dapat
mengakses jika berada pada komputer dengan IP address 192.168.0.2
4. Sekarang kita akan mencoba mengakses database sebagai “andi” dari komputer
dengan IP address 192.168.0.2, sesuai dengan user yang kita buat sebelumnya. Jika
komputer yang kita gunakan untuk mengakses server bukan 192.168.0.2, server akan
menolaknya. Perintah yang digunakan untuk mengakses server :
>mysql –u “andi” –p1234 –h192.168.0.1
-h 192.168.0.1 berarti kita mengakses MySQL server yang berada pada 192.168.0.1.
harap dibedakan dengan user “andi” yang berada pada 192.168.0.2
Gambar 7.12 Tampilan akses dengan user “andi”
20
PERTEMUAN VIIIFTP Server Menggunakan FileZilla
I. Tujuan:
1. Praktikan mengetahui fungsi protocol FTP
2. Praktikan dapat mengkonfigurasi FTP Server dan FTP Client dengan FileZilla
II. Teori:
Protokol FTP merupakan salah satu protokol utama dalam TCP/IP. FTP merupakan salah
satu protokol Internet yang paling awal dikembangkan, dan masih digunakan hingga saat ini
untuk melakukan pengunduhan (download) dan penggugahan (upload) berkas-berkas
komputer antara klien FTP dan server FTP. Sebuah Klien FTP merupakan aplikasi yang dapat
mengeluarkan perintah-perintah FTP ke sebuah server FTP, sementara server FTP adalah
sebuah Windows Service atau daemon yang berjalan di atas sebuah komputer yang merespons
perintah-perintah dari sebuah klien FTP.
FTP menggunakan protokol Transmission Control Protocol (TCP) untuk komunikasi
data antara klien dan server, sehingga di antara kedua komponen tersebut akan dibuatlah
sebuah sesi komunikasi sebelum transfer data dimulai. Sebelum membuat koneksi, port TCP
nomor 21 di sisi server akan "mendengarkan" percobaan koneksi dari sebuah klien FTP dan
kemudian akan digunakan sebagai port pengatur (control port) untuk (1) membuat sebuah
koneksi antara klien dan server, (2) untuk mengizinkan klien untuk mengirimkan sebuah
perintah FTP kepada server dan juga (3) mengembalikan respons server ke perintah tersebut.
Sekali koneksi kontrol telah dibuat, maka server akan mulai membuka port TCP nomor 20
untuk membentuk sebuah koneksi baru dengan klien untuk mentransfer data aktual yang
sedang dipertukarkan saat melakukan download dan upload.
Prosedur Praktik:
Pada praktikum kali ini kita akan mencoba merancang sebuah FTP Server dan FTP
Client menggunakan FileZilla. FileZilla bersifat opensource dan bebas didownload di
http://filezilla-project.org. FileZilla terdiri dari Server dan Client. Pada saat modul ini ditulis,
versi terakhir FileZilla Server adalah 0.9.29 Sedangkan untuk versi Client-nya 3.2.0.
A. Installasi FileZilla Server
1. Jalankan (double-klik) file instalasi FileZilla Server.
2. Pada Jendela “License Agreement”, klik tombol “Agree”
21
3. Pada Jendela “Choose Components”, kita dapat memilih fitur-fitur yang akan diinstall.
Untuk tahap ini, pilih “Standard”.
Gambar 8.1 Jendela“Choose Components”, untuk memilih komponen yang akan diinstall
4. Pada Jendela “Startup settings” pada bagian “Please choose how FileZilla Server
should be started”, pilih “Install as service, started with windows (default)”. Pilihan ini
akan menyebabkan FileZilla Server aktif tiap windows start-up.
Gambar 8.2 Pilihan bagaimana FileZilla aktif
5. Lanjutkan proses instalasi sampai selesai.
6. Setelah instalasi selesai, akan tampil jendela “Connect to Server”. Jendela ini berguna
seandainya server berada pada komputer lain. Tetapi karena Server yang akan kita
gunakan berada pada localhost, setinggan ini tidak perlu diubah, klik tombol ”OK”.
22
Gambar 8.3 Jendela “Connect to Server”, digunakan untuk mengakses server
B. Konfigurasi FileZilla Server
1. Setalah intalasi, jendela FileZilla akan langsung aktif dan service berjalan, tetapi jika
tidak, jalankan dulu servis FileZilla. Pada Windows XP, pilih START → All Programs
→ FileZilla Server → Start FileZilla Server. Untuk menampilkan jendela interface, pilih
START → All Programs → FileZilla Server → FileZilla Server Interface.
Gambar 8.4 Tampilan awal FileZilla Server
2. Untuk membuat account FTP, pilih Edit → Users
Gambar 8.5 Menu untuk membuat account baru FTP
3. Pada Jendela “User”, klik tombol “Add”
Gambar 8.6 Tombol “Add” untuk menambahkan user
23
4. Pada jendela “Add user account”, inputkan nama user yang diinginkan, misalnya:
“Andi”, lalu klik tombol “OK”.
Gambar 8.7 Jendela “Add user account” untuk membuat nama user
5. Kita sudah membuat sebuah user account dengan nama “Andi”, untuk memberikan
password, inputkan dalam kotak “Password” pada bagian “Account setting”. Pada
contoh ini, passwordnya adalah “1234”.
Gambar 8.8 Menambahkan password untuk user
6. Tahap selanjutnya yaitu membuat direktori yang akan diakses oleh user “Andi”. Pilih
tab “Shared Folder”. Dan pada bagian tengah menu, klik tombol “Add”, lalu pilih folder
yang akan di share.Lalu klik tombol “OK”
Gambar 8.9 Menu “Shared Folder”, untuk mengatur foder yang dapat diakses oleh user
7. Pada bagian kiri tab “Shared Folder” ada beberapa pengaturan yang dapat diterapkan
pada folder yang akan di sharing. Apakah user “Andi” dapat menambah, menghapus,
ataupun membuat direktori.
24
8. Pada Tab “Speed Limits”, kita dapat mengatur kecepatan koneksi yang akan digunakan
oleh user “Andi”. Baik untuk Download maupun Upload.
Gambar 8.10 Tab “Speed Limits”, untuk membatasi kecepatan download
9. Klik tombol “OK” untuk menutup jendela “User”
C. Instalasi FileZilla Client
1. Jalankan (double-klik) file instalasi FileZilla Client.
2. Instalasi FileZilla Server tidak membutuhkan setting yang rumit. Lanjutkan proses
instalasi sampai selesai dengan setting defaut.
D. Menjalankan FileZilla Server
1. Setelah proses instalasi selesai, FileZilla Client akan langsung berjalan, jika tidak, pada
Windows XP, pilih START → All Programs → FileZilla FTP Client → FileZilla.
2. FileZilla Client 3.2.0 memberikan antar muka Bahasa Indonesia. Tergantung
penggunaan, pilihan bahasa dapat diubah dari menu Edit → Settings (Edit →
Pengaturan –jika menu dalam bahasa Indonesia) dan di tab menu sebelah kiri pilih
Language.
3. Untuk memulai koneksi, pada “Host” masukkan alamat IP Komputer tempat server
berjalan. Pada “Username”, inputkan nama user yang telah dibuat sebelumnya. Pada
“Password”, inputkan password user. Untuk “Port”, port default FTP adalah 21. Lalu
klik tombol “Quickconnect” untuk memulai FTP.
Gambar 8.11 Pengaturan untuk memulai hubungan dengan FTP Server.
4. Jika proses login berhasil, akan terlihat seperti gambar 8.12. Bagian atas merupakan
“history” dari koneksi FTP yang sedang berlangsung. Bagian tengah kiri merupakan
Local Drive, dan bagian tengah kanan adalah Remote Drive. Dengan FileZilla Client
25
kita dapat dengan mudah melakukan Download dan Upload (tergantung hak akses)
kepada Remote Drive. Status untuk Download/Upload dapat dilihat dibagian bawah.
Gambar 8.12 Tampilan FileZilla Client
5. Pada waktu dilakukan Download/Upload, FileZilla Server dapat melihat siapa saja user
yang login, dan apa kegiatan yang sedang berlangsung.
Gambar 8.13 Setiap koneksi akan terlihat pada FileZilla Server
E. FTP Melalui Browser
Selain dengan FTP Client khusus, untuk download data dapat juga dilakukan dengan Browser
Internet, seperti Mozilla Firefox, Internet Explorer, bahkan dengan Windows Explorer. Pada
tempat yang biasa digunakan mengetikkan URL http://, diganti dengan ftp:// diikuti dengan IP
komputer server.
26
Gambar 8.14 Tampilan saat mengakses FTP Server menggunakan Mozilla Firefox 3.0
27
top related