my senior = php ?
Post on 29-Jan-2018
943 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MY SENIOR = PHP ?
This is story about some Junior who love
her senior in high school but he behind
her feel self
25 February 2012
2
3
DAFTAR ISI
I. Prolog .........................................................................4
II. CHAPTER :
1. First Time ......................................................................6
2. In Same Organization ................................................9
3. He is leader of the organization? ...........................12
4. My Alibi .......................................................................18
5. OSIS..............................................................................21
6. I have new best friend ..............................................27
7. His Birthday..................................................................29
8. Jelous...........................................................................32
9. I don’t belive that......................................................34
10. In Olimpiade .............................................................36
11. Aldo Birthday .............................................................39
12. Amazing Ivent ...........................................................43
13. I truth Something .......................................................51
III. Cinta...........................................................................55
IV. Riwayat penulis..........................................................57
4
PROLOG
Memang benar masa - masa SMP tidak akan
terganti oleh apa pun. Tangis, canda, tawa, yang
telah dilewati akan selalu melekat kuat dalam
ingatan masing-masing orang yang pernah
menjalaninya. Termaksud dalam ingatan Marlyn
seorang anak yang baru saja melewati masa-masa
itu. About Sahabat, Mantan, dll. Sungguh berat
memang meninggalkan serpihan kenangan
didalamnya. But, She isn’t doing anything, because
times can’t stop or back. So she must face her future.
Mulai sekarang Marlyn adalah siswi di sebuah SMA
favorite di Jakarta. Ia bertekat untuk mengubah
dirinya menjadi orang yang lebih baik, walau
sekarang ia jauh dari semua orang yang telah
menjadi semangatnya selama ini, tapi apa daya.
Saat itu ia belum bisa melupakan orang yang sangat
ia suka di SMP (Aldo). Tidak ada lagi sahabat yang
selalu hadir dismpingnya, Taufan, Fahreza, Viviy, dan
masih banyak lagi. Namun seiring dengan
berjalannya waktu ia pun berhasil menghadapi itu
5
semua. Walau SMA jauh berbeda dengan SMP
tetapi di sana dia menemukan hal-hal yang menarik.
Mulai dari organisasi, eskul, dan lain-lain , meski ia
belum mendapat sahabat-sahabat seperti taufan
dkk, selain itu ia juga punya seseorang yang
memberinya semangat baru. Sebut saja Pitter senior
kelas XI yang memberi warna berbeda dalam setiap
hari yang Marlyn lalui. Berawal dari rasa kagum saat
pertama kali melihatnya, namun sayang seniornya ini
sepertinya PHP. Marlyn like him but he behind her feel
self. She just little hope, because she doesn’t think
their reletionship come be better in next time.
6
First Time
Today is Marlyn first time in high school. Saat itu
Marlyn sibuk mencari kelas barunya. Ruangan demi
ruangan ia telusuri, hingga akhirnya langkahnya
terhenti di depan ruangan di pojok lantai dua.
Perlahan ia langkahkan kakinya masuk ke dalam
ruangan itu. Beruntung di ruangan itu ada satu
teman dari SMP yang sama, dahulu sempat menjadi
saingannya juga, dan akhirnya mereka memutuskan
untuk duduk bersama.
Kriiiiing.....
Kriiiiing.....Kriiiiing.....
Tak lama
kemudian bel pun
berbunyi tanda
masuk kelas.
Agenda pada hari
pertama yang
selalu dilakukan di
sekolah mana pun yaitu perkenalan, nama wali kelas
marlyn adalah Mrs. Nur. Sebelum mereka berkenalan
7
satu sama lain, Mrs nur meminta mereka untuk
memisahkan diri apa bila masih ada yang duduk
dengan teman satu SMP . Mrs Nur ingin mereka tak
hanya dekat oleh teman yang itu-itu saja. Marlyn
dan Novi ( teman satu SMP ) bingung ingin duduk
dengan siapa, maklum hari pertama belum saling
mengenal. Saat semua orang sibuk mencari teman
sebangku, pandangan marlyn tiba-tiba mengarah
ke seorang anak perempuan dibarisan pertama
dekat pintu, yang kebetulan sedang sendiri, After
that she have a feeling about her , jadi tanpa ragu
marlyn menghampirinya nya dan mengajaknya
untuk duduk bersama. Awalnya dia kira anak itu
sombong, ternyata setelah istirahat mereka
berbicara panjang lebar marlyn tahu bahwa
keputusannya duduk dengan Prita benar. Ia adalah
seseorang yang baik dan easy going .
―ya , I hope she will be my best friend‖ ucap
Marlyn didalam hati.
Oya MOS di sekolah Marlyn tidak se heboh yang ia
bayangkan, tidak seperti SMA-SMA pada dasarnya,
mereka hanya diperintahkan untuk membawa
beberapa perlengkapan, dan tidak ada acara
kuncir sana sini. Jadi tak repot deh. Sepanjang
acara MOS kakak – kakak mentor kami (kakak OSIS)
menawarkan kami untuk mengikuti seleksi osis
sepulang sekolah. Marlyn pun langsung tertarik ia
8
sangat gemar berorganisasi walau public
speekingnya kurang baik.
Sepulang sekolah, selesai seleksi Osis marlyn pun
bergegas pulang ke rumah, sewaktu marlyn di
koridor lantai satu sekolah ia berpapasan dengan
seorang anak laki-laki yang sepertinya seniornya.
―waw, matanya...‖ ucap Marlyn dalam hati.
Memang mata anak itu terlihat bersinar pokoknya
kesan pertama kali liat dia Amazing banget deh.
Namun karena marlyn ingin cepat pulang, ia pun
bergegas mempercepat langkahnya dan menjauh
dari anak itu.
― semoga aja besok ketemu lagi deh.. hehe ‖
ucap marlyn sambil berjalan.
**********
9
In Same Organization
Hari ini adalah hari
ketiga atau hari terakhir
MOS, jadi seperti biasa
sekolah mengadakan
Demo Eskul untuk para
murid kelas X agar
dapat menentukan
ekskul yang mereka
minati. Marlyn bingung,
hingga pada akhirnya
ia memutuskan untuk memilih ekskul Rohis dan
Computer Club.
― ya moga aja pilihan gua gak salah ya‖
ucapnya penuh harap.
Setelah semua murid memilih ekskulnya mereka
diperintahkan untuk berkumpul di tempat yang telah
ditetapkan oleh masing-masing ekskul. Marlyn pun
memilih untuk ke tempat Rohis terlebih dahulu. Dan
apa yang terjadi, ternyata pilihannya tak seburuk
yang ia bayangkan because, ternyata senior yang
kemarin ia temuin ada disana.
10
― wah gak nyangka bakal satu organisasi sama
dia, haha ‖ ucap Marlyn dalam hati sambil
tersenyum tak jelas.
Saat itu marlyn tak berani menegur apalagi
menyanyakan namanya, ia sendiri tidak tahu apa
yang sedang ia rasakan. Mungkin hanya sekedar
suka karena mukanye yang handsome gimana gitu
ohoho...
Selesai pertemuan singkat itu . Marlyn pun langsung
menuju tempat pertemuan Computer Club namun
sayang ternyata pertemuan ekskul itu sudah selesai.
― yahh telat ni gua ‖ cetusnya dengan muka
bete. Karena ketinggalan, ia pun tak tau jadwal
pertemuan CC. Terpaksa ia pun langsung kembali ke
kelas.
Di kelas XB Marlyn disambut oleh seorang guru
Bahasa Indonesia yang kelihatannya si nyebelin.
― hey ,dari mana saja kamu? ‖ tanya guru itu
dengan nada sedikit ketus, gimana gak ketus kalau
marlyn telat masuk kelasnya.
― eh iya bu maaf, tadi saya habis pertemuan
ekskul ‖ jawab marlyn sambil menunduk.
― alah lasan kamu, sebagai hukuman kamu
tidak boleh mengikuti jam pelajaran saya ‖ jawab bu
ami sambil menggeprak meja.
― i...iya bu maaf ‖ sambil membalikkan badan,
melangkah menjauh dari kelas.
11
― ih payah banget si masa anak satu kelas gak
ada yang belain gua hedeh. ‖ ketus nya dalam hati.
Ia pun duduk di koridor tak jauh dari kelasnya. Tak
lama senior yang kemarin lewat didepannya.
― haduh malu banget gua ‖ ucapnya pelan.
Marlyn pun menutup mukanya, sementara senior itu
lewat tanpa menghiraukan tingkah aneh marlyn.
― hufh.. syukurlah‖ ucap marlyn sambil
mengelus dadanya.
Kriiiiing..... Kriiiiing.....Kriiiiing.....
Bel berbunyi tanda bergantinya pelajaran.
―yes, guru rempong itu keluar juga akhirnya.‖
Sambil berjalan masuk ke kelas.
― haha... lo kenapa lin?‖ kedatangan marlyn
disambut oleh mishel anak laki-laki di kelas ku
dengan ledekan yang membuat lin kesal.
― ble..‖ marlyn menghiraukan anak itu.
―sabar lin , gak usah diladenin orang aneh itu‖
ucap prita teman sebangku lin.
―eh iya makasih ya‖ jawab lin dengan penuh
senyuman
That day mybe Marlyn’s bad day, setelah apa yang
telah ia alami hati ini tentunya. Tapi ia tak mau ambil
pusing. Ia pun tak menghirukan semua itu sama
sekali, for her it’s just a little joke in her life, so she
can’t thinking about it again.
*********
12
He is leader of the
organization?
Hari ini Marlyn pergi tanpa sarapan sebelumnya
karena bibi yang biasa menyiapkan makanan, dan
mamah yang selalu menyiapkan kebutuhannya
sedang tidak ada di rumah.
―aduh keteteran ni, mamah pake pergi segala
si ‖ ketusnya sambil bersiap pergi ke sekolah.
―ayah...‖ teriaknya sambil berjalan keluar,
namun sesampainya di depan Marlyn semakin
badmood karena ternyata ayahnya telah pergi ke
kantor.
― aduh parah banget si ! ‖ omelnya sambil
berlari pergi menuju sekolah.
Beruntung sesampainya di sekolah, ternyata bel
belum berbunyi , ia pun mempercepat langkahnya
menuju kelas.
Kriiiiing..... Kriiiiing.....Kriiiiing.....
13
Bel pun ber bunyi, tanda jam pelajaran di mulai, hari
ini mungkin akan menjadi hari yang paling
menyenangkan karena, semua pelajaran hari ini
adalah pelajaran yang Marlyn sangat sukai yaitu
matematika, Ipa, dan Bahasa Inggris.
―wow, it’s can be best day ― ucap lin dengan
penuh semangat.
Ternyata memang benar hari ini adalah hari yang
menyenangkan untuknya maka dari itu ia tak ingin
hari ini cepat berlalu.
― Lin gua udah gak sabar nih‖ ucap teman lin
bernama Riva, membuyarkan lamunan lin.
― e..eh gak sabar? Untuk apa? ‖ jawab marlyn
sambil kaget.
― loh lo anak rohis kan? Lo gak tau hari ini ada
LDKI? ‖ jawab Riva
― iya, wah kok gua baru tau ya? Lo ikut ? ‖
tanya lin balik
― iya lah kan mau ketemu sama kak pitter‖
jawabnya sambil tersenyum sendiri.
― oh hehe...‖ jawab Marlyn sambil
menganggukkan kepalanya, sebenarnya ia kaget
ketia Riva mengatakan nama itu, mungkin orang
yang dia maksud sama dengan senior misteriusnya
selama ini.
―wah ikut gak ya?‖ Marlyn pun terus
memikirkan ajakan Riva tadi.
14
Kriiiiing..... Kriiiiing.....Kriiiiing.....
Bel pun berbunyi tanda berakhirnya sekolah.
―yeey...............‖ sorak anak satu kelas.
―loh dasar orang aneh pulang kok senang
banget.‖ Ucap lin
― haha, ya namanya remaja’ jawab prita yang
ternyata mendengar perkataan Marlyn.
― iya sih , hehe dengar saja kau‖ jawab lin
dengan malu.
― hei Lin ayo cepat nanti kita ketingglan, lo jadi
ikut gak? Ajak Riva sambil menghampri Marlyn.
―mmmm....‖
―ah lama lo ayo....‖ paksa Riva sambil menarik
tangan Marlyn menuju mushola. LDKI kali ini tak
seperti LDKI pada biasanya karena tidak
dilaksanakan di luar kota dan tidak ada kegiatan
bermalam . Acara ini dilaksanakan tak jauhmdari
sekolah , hanya dengan naik kendaraan umum
mereka pun sampai di tempat itu. Awalnya Marlyn
mengira acara ini akan menjadi acara yang
membosankan, tetapi ternyata tak seburuk yang ia
bayangkan because ada kakak senior yang itu uhuy
senangnya. Ternyata orang yang selama ini Riva
bicarakan sama dengan kakak senior yang itu.
Sepanjang acara Riva selalu membicarakannya
sampai Marlyn pun bosan, saat itu tak ada rasa
jengkel sedikitpun karena saat itu marlyn berfikir
15
perasaannya ke kak Pitter hanyalah sebatas kagum
karena dia cuakep boo. Hehe
Diakhir acara kami semua di kumpulkan di seubuah
ruangan . ternyata akan diadakan pemilihan ketua
Rohis yang baru, yang membuat lin kaget ternyata
kak Pitter adalah salah satu calonnya. Huaaa.... dia
lagi dia lagi.
Satu persatu kelima calon ketua rohis memaparkan
visi misi mereka, saat gilirannya kak Pitter terlihat tak
siap, ia terlihat gugup dan membicarakan hal yang
menurut lin tidak jelas, haha tetapi dia tetap lucu kok.
Selesai mereka memaparkan visi misi kami pun
dipersilahkan memilih ketua rohis dengan menuliskan
satu nama diantara mereka di selambar kertas yang
digulung.
Otomatis Lin bingung karena dia Cuma kenal sama
kak Pitter, tapa ia sadari ia menulis nama Pitter di
selembar kertas yang kemudian ia gulung.
― lo milih siapa Lin‖ tanya Riva
―ah mau tau aja lo‖ jawab marlyn
―aduh salah gak ya gua milih dia tadi?‖ Marlyn
bertanya dalam hati.
Tak lama setelah pemungutan suara kakak pengurus
rohis membacakan siapa ketua Rihis yang baru.
16
― Pitter... ‖ terdengar teriakan yang
mengagetkan dari kak panitia.
― yey..... kak pitter!! ‖ Teriak semua anak di
dalam ruangan.
― what Pitter yaampun..‖ lamun Marlyn dalam
keramian. Marlyn tidak merasakan keramaian yang
sedang berlangsung, ia merasa sedang berada di
ruang yang sunyi tanpa ada orang didalamnya.
― woy, kenapa lo? ‖ tegur Riva sambil
menepuk pundak marlyn.
― e..eh, yang menang kak Pitter ya?‖ tanya
marlyn seakan tak percaya.
― iya kenapa emang lo gak suka ya‖ tanya riva.
―mm. Gak gitu si Cuma bingung aja‖ sambil
menggaruk kepala.
― bagaimana kalau dia terpilih hanya karena
orang satu ruangan kagum akan fisiknya, hanya
fisiknya? Haduh‖ marlyn jadi bingung sendiri.
―udah lah ngapain dibawa ribet emang gua
pikirin‖ cetusnya lagi dalam hati.
Tak beberapa lama kami pun pulang kerumah ,
ternyata marlyn dan kak pitter searah mereka naik
kendaraan umum yang sama, kali ini kak Pitter
membayar ongkos marlyn juga, saat itu kak pitter
melihat kearah marlyn, saat itu juga marlyn
merasakan hal yang aneh, namun dia masih tak
mengerti apa yang ia rasakann, Marlyn hanya
17
menganggap hal ini adalah efek karena ngeliat
cowo cakep. Yeah we now, womens have habbit
like that. So what ever she feel.
**********
18
MYALIBI
Tak terasa telah dua minggu Marlyn belajar di
sekolah barunya. Today is Monday, pelajaran
pertama adalah Bahasa Indonesia. Ingatkah kalian
awalnya bahasa indonesia menjadi salah satu
pelajaran yang menyebalkan bagi Marlyn , namun
lama kelamaan ia merasa Bahasa Indonesia sangat
menyenangkan apa lagi guru nya yang sifatnya
sudah berubah menjadi baik kepada Marlyn, it’s like
spirit for marlyn.
Seiring dengan berjalannya waktu, marlyn yang
pendian marlyn yang yang kurang aktif , sekarang
sudahmulai berani dan aktif , sungguh
perkembangan yang luar biasa, entah mengapa
mungkin karena ia
sudah mulai merasa
nyaman dengan
lingkungan dan teman
temannya yang
ternyata sangat peduli
terhadapnya. Waw
amazing kan.
19
Oh ya hari itu masih saat pelajaran bahasa Indonesia
Bu Ami menyuruh kami untuk membeli buku cetak
Bahasa Indonesia seperti yang ia perlihatkan, ia juga
mengizinkan bila kami meminjam pada kakak kelas,
yang penting saat jam pelajarannya minggu depan
kami sudah mempunyai buku itu.
Saat semua orang sibuk mencari - cari kakak kelas
yang mempunyai buku itu, Marlyn hanyaduduk
santai .
―Ah gua beli aja entar rempong amat.‖
Berbicara kepada Prita.
― masalahnya kata anak kelas lain buku itu
jarang di pasaran.‖ jawab prita
― ya beli di gramed lah jangan dipasar‖ cetus
Marlyn. Mendengar jawaban Marlyn, Prita diam
sambil menggelangkan kepalanya.
Kriiiiing..... Kriiiiing.....Kriiiiing.....
Bel berbunyi tanda istirahat. Teman-teman Marlyn
langsung menghampiri kakak-kakak kelas yang
mungkin mempunyai buku Bahasa Indonesia itu,
namun Marlyn hanya duduk manis sambil
menggoyangkan kaki. Ia menganggap semua itu
gampang . she just take all easy. Entah apa yang
ada dalam pikirannya.
18
20
Kriiiiing..... Kriiiiing.....Kriiiiing.....
Tak terasa hari itu time pass very fast. Bagaimana
tidak baru saja istirahat eh, sudah pulang aja. Marlyn
pun membereskan barang-barangnya dengan
terburu-buru karena hari ini ia sudah janji dengan
teman lamanya vanska untuk pulang bersama. Lagi-
lagi di koridor lantai satu marlyn bertemu dengan kak
Pitter. Entah apa yang ada di pikirannya tanpa
berfikir panjang ia berteriak memanggil seniornya itu.
―e..kak Pitter...!!‖ teriak Marlyn
―iya ada apa?‖ Pitter pun menengok ke
belakang, sambil berjalan kearah Lin.
― Cuma mau tanya kak, kaka punya buku
cetak kelas x apa aja? Saya boleh pinjem gak?‖
jawab Marlyn dengan suara gugup , bagaimana
tidak kak kak pitter berbicara sambil melihat
matanya.
―hmm apa ya? Cuma Bahasa Indonesia sama
IPA kayaknya, mau?‖ jawab kak piter
―oh mau kak, makasih ya kak‖ jawab marlyn
lagi.
― iya sama-sama‖ sembil tersenyum kepada lin,
dan perlahan melangkahkan kakinya menuju
gerbang sekolah.
―aduh apa sih gua, wah gak jelas banget ni,
kok jadi kayak bikin alibi sendiri si‖ Dumel lin dalam
hati.
21
― cie.... Marlyn suka sama kak pitter ya?‖ ledek
vanska , membuyarkan lamunan marlyn.
― eh apa si enggak kok, sok tau deh‖ sambil
berjalan ke luar sekolah.
― haha bercanda lin, tapi kalo diliat-liat kalian
cocok kok‖ Vanska terus meledek.
―ih..!!‖ marlyn tak bisa menjawab apapun dan
memilih diam. Saat di kendaraan umum mereka tak
lagi membicarakan kejadian itu. namun Marlyn terus
memikirkan perkataan Vanska yang barusan.
―kok vanska bisa bilang gitu ya? Apa semua itu
benar? Oh god, what I must doing now?‖ ucapnya
dalam hati.
Sesampainya dirumah tanpa ia sadari, Marlyn terus
memikirkan hal itu. She is very counfused about all
things done today.
**********
22
OSIS
Saat itu Marlyn sangat gembira karena
namanya tertera di dalam kertas di sebuah
mading dilantai dua sekolah, hal itu berarti ia
lolos seleksi osis berikutnya.
―yey lolos ke tahap tiga, semangat
marlyn ‖ ucap marlin dengan muka gembira.
―wah selamat ya marlyn, selanjutnnya ada
tes apa?‖ tiba-tiba prita datang dan bertanya.
― thank you so much, hmm apa ya, katanya
sih tes terakhir tes fisik, doain ya‖ jawab Lin.
― eh iya pasti‖
Tiba-tiba terdengar suara pengumuman
meminta semua Casis yang lolos ke
tahap tiga, untuk berkumpul di depan UKS.
― ta, aku pergi dulu ya‖ sambil terburu-buru.
―eh iya..‖ jawab prita singkat ,
kerena ia melihat lin terburu-buru.
Tin tong... hari ini adalah hari terakhir seleksi sekaligus
hari yang paling keras, berkali-kali kakak OSIS
mengingatkan kami, Namun Marlyn tak mau
menyerah sebelum mencoba. Seleksi pun dimulai
beberapa lama kemudian fisik marlyn sudah mulai
22
23
menurun, hingga tiga jam kemudian pandangan Lin
berubah menjadi hitam, saat itu Lin tidak tau apa
yang terjadi pada dirinya. Lin tidak kuat lagi berdiri ,
tangannya keringat dingin, beberapa saat kemudian
akhirnya Lin menyadari bila terus memaksakan diri, ia
akan pingsan, maka dengan sendirinya ia
membubarkkan diri dari barisan.
Saat itu Lin sangat takut bila ia tidak akan terpilih
setelah kejadian tersebut, namun apa daya,
dengan tubuh yang lemas ia mengikhlaskan
semuanya kepada yang maha kuasa.
Keesokan harinya,
Today is Friday, selepas sekolah selambar kertas putih
ditempel persis ditengah mading lantai 2, disana
tertera siapa siswa yang lolos ketahap LDKS. Perlahan
dengan seksama Marlyn memperhatikan kertas itu,
ia berharap namanya tertera didalamnya. Uhk
tibalah pada tulisan terakhir , disana tidak tertera
nama Marlynna Stevani.
―ya Allah, aku gak terima?‖ tanyanya dalam
hati sambil menahan air mata di sekitar matanya.
Tak kuasa menerima semua, ia pun berlari keluar
sekolah, ia hendak pulang kerumah dengan wajah
penuh kecewa.
― semua yang aku korbankan, waktu ku,
pikiran ku, tenaga ku, hingga keadaan ku seperti
24
kemarin, semua tak berguna dimata mereka , semua
sia-sia, shit...!!‖ desahnya dalan hati.
Sesampainya di rumah tak ada seorang pun yang
menyambutnya, ia pun langsung berlari ke kamar
dan menangisi apa yang seharusnya tak perlu ia
tangisi. Tak sadar ia pun tertidur dalam tangisnya.
Beberapa menit kemudian Lin terbangunn dari
tidurnya, ia terkejut ketika handphone nya berdering.
Ternyata ada telephone.
―hh.. siapa ini ?‖ tanya lin.
― ini kakak desi dek, kakak osis, kamu bisa balik
ke sekolah gak? Kamu lolos seleksi ke tiga dek.‖
Jawabnya membuat Lin kaget.
―apa? Serius kak? Masa sih, udah jelas nama
saya gak ada di mading tadi.‖ jawab Lin sambil
menahan tangis.
― ih serius dek, tadi ada sedikit kesalahan , nah
data kamu keselip jadi nama kamu gak ditulis deh.‖
Jelas kak desi.
―yeey....! oke kak saya ke sana secapatnya.‖
Menetup telphone dan begesas memakai seragam
lagi , kemudian langsung pergi kesekolah. Saat itu ia
senang sekali ia tak peduli alasan kakak osis itu benar
atau tidak , yang jelas usahanya selama ini tidak sia-
sia.
25
Ia pun sampai disekolah, saat itu ia langsung ikut
berbaris dengan anak-anak yang lain, kakak osis
hanya membagi kelompok untuk LDKS dan memberi
tahu apa yang harus casis bawa saat LDKS. Memang
kelihatannya repot namun , lin lagi-lagi beruntung
mendapatkan anggota kelompok yang kompak
sehingga semua tidak terasa saat dikerjakan
bersama. LDKS yang dilaksanakan pada Sabtu ini
akan menjadi pengalaman tersendiri untuk Lin.
Sabtu pagi pun tiba Marlyn dan kawan kawan pergi
Ke Cibubur dengan naik sebuah mobil TNI. Tidak
hanya mereka yang mengikuti LDKS ternyta juga ada
perwakilan dari ekskul. Sesampainya di Cibubur,
Marlyn dan casis lain diperlakukan beda dengan
anak-anak dari perwakilan ekskul sungguh irinos,
namun mungkin ini cobaan# loh??
Disana mental dan fisik marlyn sangat di guncang
kuat sementara perwakilan ekskul hanya duduk
manis melihat kita dan mengokang-okang kaki, wah
pokoknya seperti sedang liburan gimana gitoh.. hello
ini LDKS Boo bukan champing.
But what ever they do, yang jelas kedatangan
mereka kesini tuh bakal sia-sia deh. Udah–udah
lupakan layaw. Lanjut ke sesi games. Saat games
26
Marlyn pun terkejut ketika kelompoknya harus
melawan regu satu ekskul. Bukan karena orang -
orangnya yang hebat tetapi
karena ..Jeng...jeng...jeng...
―ada kak Pitter.... huaa...!‖ seru Marlyn dalam
hati. Sepanjang permainan Marlyn terus gugup
#yaampun lebay deh.. Plak
LDKS yang awalnya mulai membosankan,
sejak saat itu berubah menjadi lebih menyenangkan,
mungkin karena ada dia, eh karena dapet temen
baru juga ye
He mades new colour in her days..
**********
27
I Have New Best friend
Wah satu semester pun telah lin lewati ragam canda
tawa tak kalah dengan masa SMP ya walaupun
lebih baik SMP si hehe. Saat itu Lin telah tumbuh
menjadi seseorang yang lebih baik, ia lebih berani
berargumentasi , lebih dawasa , dan sebagainya. Itu
semua karena Marlyn mempunyai banyak sahabat
dikelasnya, mulai dari teman ngelawak , temen gokil
– hokilan, temen buat nyolot-nyolotan, temen untuk
curhat dan teman yang enak diajak kerjasama wah
pokoknya mantep euy.
Teman yang seperti mereka sangat sulit untuk dicari
apa lagi dimasa SMA seperti sekarang ini, lin kira
semua anak SMA itu sama hanya bisa bermain dan
menghambur - hamburkan uang. Namunn
dugaannya tak penuhnya terbukti katena Allah telah
menurunkan mereka dalam hidup lin, yang
kemudian akan membimbing lin kejalan yang labih
baik. Sebut saja siti, riva, prita, zizi, ratna dan teman
teman di osis ,mereka adalah sebagian sahabat lin
yang berpengaruh dalam kehidupanan lin selama ini.
Lin adalah sosok anak yang mudah sakit hari, orang
salah berbicara sedikit saja, darahnya naik 180
28
derajat celsius. Ia juga orang yang agak
pendendam , ia akan membalas orang yang sudah
berbuat jahat kepadanya. Dan akan membalas
semua teman yang telah berbuat baik kepadanya.
Namun semenjak Ia masuk SMA unggulan itu yang
sikapnya yang kekanak kanakan berubah derastis.
Bahkan sekarang ia sudah memakai kerudung.
Subhanallah..........
Ini semua berkat semua sahabatnya khususnya siti,
namun Tanpa disadari perubahan perilaku Marlyn
disebabkan karena ia terinspirasi oleh Seniornya juga ,
siapa lagi kalau bukan kak Pitter. Lin tidak mau kalah
dengan Pitter, ia yakin ia mampu menjadi seseorang
yang jauh lebih baik dari Pitter. Namun dalam
usahanya itu lin membutuhkan sahabat-sahabat
yang selalu ada disisinya.
**********
29
His Birthday
Tak terasa sudah setengah tahun Marlyn menjabat
sebagai OSIS pahit, manis nya organisasi di SMA lebih
terasa dibandingkan SMP, namun, hal tersebut
memberikan kepuasan tersendiri untuk Marlyn karena
ia telah merasakan real organization. Ia pun selalu
mejalani hari-harinya dengan senyuman, walau
terkadang ada beberapa sikap dari kakak senior osis
yang menjengkelkan. But She never care it.
Pagi itu sekolah lin mengadakan lomba pra pensi,
hari itu cocok sekali dijadikan untuk hari bersenang-
senang karena cuacanya yang cerah, namun
marlyn yang jobdes nya menjadi register pemain
dalam acara itu, tak bisa leluasa meninggalkan
kewajibannya.
―uh sial betul nasib ku..‖ keluhnya dalam hati.
Tak ada yang menemaninya saat itu entak kemana
anak-anak yang lain, uh gak solit deh.
Hari yang lin kira akan menyenangkan karena
banyak anak dari sekolah lain ternyata tak seperti
yang ia bayangkan. Malah bad mood yang ia
dapat.
30
Saat itu siang mulai terik, rasanya ingin cepat cepat
pulang.
―bremm....‖ suara motor datang menuju
parkiran dekat tempat registration pemain.
―siapa tuh?‖ tanya lin dalam hati. Kha ternyata
kak Pitter.. wah marlyn bungkam seribu kata , Pitter
pun lewat tanpa memerhatikan Lin. Tiba-tiba teman-
teman senior nya menghampiri pitter.
― pite teraktir dong....!‖ kata salah satu
temannya.
― pitter selamat ya, semoga panjang umur‖
kata temannya yang kedua sambil manjabat
tangan pitter. Marlyn pun bingung sebenarnya ada
apa hingga akhirnya ia tersadar ketika salah satu
temannya mengucapkan Happy Birthday.
― wah kak Pietter ulang tahun toh, wah parah
31
ni, masa gak tau aku...hoho‖ seru lin dalam hati. Lin
ingin sekali mengucapkan selamat kepada nya
tetapi ia menjaga image nya. So dia harus manahan
dirinya. Tak lama setelah itu kak Pitte lewat lagi dan
langsung pergi dengan motor merahnya.
― yah , gua kan belom ngucapin‖
―plak.. plak ...plak‖ suara langkah orang berlari
menuju arah registration pemain. Ternyata itu kak
Pitter wah ternyata ia kembali lagi , namun ia tetap
seperti orang yang terburu-buru.
―panggil gak ya, panggil gak ya???‖ marlyn
mulai ragu karena pitte terlihat sibuk.
― kak pitte selamat ulang tahunya‖ cetus lin.
―eh iya dek, makasihya‖ jawabnya sambil
tersenyum kearah lin. Ouh this is like dream... hihiy,
setelah itu pitter melangkahkan kakinya perlahan
menjauh pergi dari tempat lin berada.
Beberapa menit kemudian pite kembali keparkiran
―hei dek‖ sapa kak pitter sambil mengangkat
dagunya, hal yang pernah lin bayangkan
sebelumnya. Waw miungkin ini sebuah pertanda
atau mungkin hanya sebuah cobaan untuk lin
semata?
**********
32
Jealous
Jealous memang adalah sebuah proses dalam
mencari kepercayaan. Biasanya hal ini terjadi antar
seseorang yang mempunyai hubungan khusus,
namun hal ini juga sering kali ter jadi pada seseorang
yang sedang menyukai orang lain. Hal ini terjadi juga
kepada lin bagaimana tidak, melihat pitter didekati
cewe lain saja rasanya gimana gitu.
Ada yang lebih nyebelin dan bikin sakit hati. Sewaktu
Siti bercerita kepada lin pengalaman nya bersama
Pitter dalam sebuah acara yang mengasyikkan di
puncak. Siti menceritakan hal—hal yang membuat
lin cemburu. Lin tak tau maksudnya berbicara seperti
ituapa , awalnya lin kira itu adalah hal biasa karena
Siti ingin meledek lin. Tetapi Siti menceritakan hal itu
berulang kali bagaikan mempunyai maksud lain
dalam perkataannya, sampai pada akhirnya Marlyn
pun mengira bahwa Siti juga menyukai Pitter.
Gimana gak ceritanya sampe haboh gitu, udah gitu
rutin lagi haduh maunya apa si. Sejak saat itu Lin
tidak pernah lagi menghiraukan perkataan Siti.
33
Ada lagi yang tak kalah menyakitkan saat itu kak
pitter sedang mempromosikan sebuah acara dari
ekskulnya kemudian datang segerombolan anak
dari kelas XF dan langsung memaksa pite kekelas,
karena disana ada seorang anak yang juga
menyukai pite, yang lin heran mengapa seorang
Pitter mau malakukan hal seperti itu, mungkin bagi
sabagian orang ,hal itu wajar, namun bagi Marlyn
Yang amat mengagumi pitte hal itu akan diproses
menjadi sesuatu yang negatif dalam pikirannya.
Sungguh masa remaja yang Merepotkan.
**********
34
I Don’t Belive that
Today is wednesday, saat itu pelajaran pertama
adalah pelajaran bu nur yaitu matematika, kali ini
kami belajar kurang kondusif karena mu nur sedang
tidak enak badan , jadi saat itu mereka hanya
mengerjakan soal yang diberikan oleh nya.
―fi , kesini sebentar tolong bantu ibu‖ seru bu
nur saat kami sibuk mengerjakan soal mtk. Fifi pun
menghampiri bu nur. Saat fifi membantu bu nur
mereka terlihat sedang membicarakan sesuatu.
―eh lin ada yang mau gua kasih tau ke lo tapi
nanti ya‖ ucap fifi sambil mencari sesuatu di tasnya,
kemudian kembali ke meja bu nur.
―iya‖ jawab lin.
Saat itu lin tidak berfikir hal tersebut penting, namun
ketika melihat fifi dan bu nur kembali berbisik –bbisik
sambil tertawa kecil, rasa ingin tahu pun muncul di
benak lin.
Kriiiiing..... Kriiiiing.....Kriiiiing.....
Bel berbunyi tanda ganti jam pelajaran.
―eh fi mau ngomong apa tadi?‖ tanya lin
35
― huss... nanti ya tunggu bu nur keluar‖
menjawab dengan suara pelan.
Beberapa lama setelah bunur keluar fifi pun bercerita.
―eh masa kata bu nur kak pitte suka sama
anak dikelas ini‖ jelasnya.
― hah siapa, sitti ya? Atau riva?‖ respon marlyn
menjawab dengan suara pelan.
― bukan tapi sama lo‖
―ah masa si, gak mungkin lah I don’t belive
that‖ seru lin tak percaya.
―ya terserah si awalnya gua kira prita habis dia
nunjuk kearah barisan kalian eh ternyata lo lin,
terserah lah lo mau percaya atau gak‖ jelas fifi lagi.
―kok bisa si dia suka sama gua? Impossible
banget‖ rin ragu.
― gak ada yang gak mungkin , kata bu nur dia
suka aja kalo ngeliat muka lo‖
― hah haduh gua makin gak percaya deh‖
―terserah lin terserah‖
Sejak saat itu lin terus memikirkan perkataan fifi tadi ,
Otomatis Marlyn memakin berharp , berharap
sesuatu yang tak pasti . ya tapi allahualam siapa
yang tau itu benar atau gak yang penting Marlyn,
tetap pada pendiriannya untuk tidak
mempercayainya.
**********
36
In Olimpiade
Rasanya tidak sabar lagi untuk olimpiade
matematika hari ini , pagi marlin pun bangun lebih
awal dari biasanya , semalaman ia telah belajar
dengan keras untuk mengikuti olimpiade
matematika disekolahnya. Dengan penuh
kepercayaan Marlyn pun pergi kesekolah.
Sesampainya di sana ia dikejutkan dengan kabar
namanya tak tercantum sebagi peserta lomba
matematika itu, marlyn pun tidah habis fikir
mengapa , ia pun mengecek kebenaran berita itu ia
memeriksa kelima ruangan tempat lomba
matematika diselenggarakan, namun ternyata
benar namanya tak tercantum dimana pun, marlyn
yang sudah kecewa kehilangan semangatnya lalu
menangis didepan teman temannya #cengeng
hehe..
36
37
habis bagaimana tak menangis , semalaman ia
telah belajar ternyata namanya tak tercantum
sebagai peserta, tetapi teman temannya yang tak
belajar sama sekali malah diikut sertakan, sungguh
mengecewakan bukan?
Saking kecewanya saat kak pitter menyapanya ia
tak menghiraukannya #parah. Bukan hanya itu saat
mereka bertemu lagi di kelas Marlyn memasang
lipatan 50 di mukanya haha, saking betenya.
Tak beberapa lama bel tanda dimulai olimpiade
mun berdering, lin makin bingung, ia tak tahu apa
yang harus ia lakukan. Kemudian fifi datang dan
memberitahu bila nama lin tercantum tetapi panitia
salah ketik. Dengan perasaan campur aduk lin
bersama fifi masuk kekelas dan menjelaskan kepada
guru pengawas. Saat itu lin masih dalam keadaan
menangis, sungguh memalukan . apalagi saat itu dia
baru sadar bahwa disana ada kak pitter. Whaa...
pasti malu banget ya chin...
Selesai olimpiade kak pite keluar lebih dulu, wah
hebat bisa atau udah pusing tuh.... hehe. Setalah lin
keluar lin dan zizi ingin pergi ke kantin. Di tangga zati
mengobrol dengan kak Dani dan kebetulan disana
ada kak pite juga.
37
38
―huzz.... bilangin kak pitter , marlyn minta
maaf.‖ Bisik marlyn kepada zizi sambil terus
melangkah menuruni tangga meningalkan zizi.
―kak pite, kata marlyn, marlyn minta maaf‖
jelasnya kepada kak pite
― hah maaf kenapa?‖ jawab kak pite dengat
suara keras sambil bangkit dari duduknya dan ikut
berjalan dibelakang lin, tetapi lin berlari
meninggalkan kak pitte.
―ih lin kok lo aneh si,ada apa emang?‖ tanya
zizi
― hehe ... gapapa kok‖ jawab lin singkat. Tak
lama setelah itu kak pitte bersama dua orang
temannya berbisik bisik tak jauh dari tempat lin
duduk, seraya ingin mengatakan sesuatu tetapi ia
ragu, namun akhirnya niat mereka tak tersampaikan,
mereka pergi menjauh dari lin, walau sesekali
mereka kembali dan melakukan sikap yang aneh.
Entah lah apa yang mereka rencanakan.
**********
39
Aldo Birthday
bersamaan dengan olimpiade lin dan kak Wina
kakak seniornya yang kebetulan kenal dengan aldo
mebicarakan rencana untuk have some joke in his
birthday, namun karena waktunya yang singkat
membuat mereka bingung. Sebenarnya marlyn
sudak lama merencanakan itu semua tetapi jadwal
acara dalam organisai yang padat membuatnya
melupakan hal itu.
Aldo adalah orang yang pertamakali lin sukai
sewaktu SMP, mereka pun sempat menjalin
hubungan khusus. Namun marlyn melakukan suatu
kesalahan yang membuatnya menyesal seumur
hidup, saat itu sewaktu hubungan mereka
kurangbaik, tanpa berfikir panjang lin memutuskan
aldo, dan langsung jadian dengan seniornya di osis
sewaktu smp. Lumayan tragis bukan, hingga saat ini
penyesalannya terus menghantuinya. Selama ini ia
berusaha menjadi teman curhat aldo , aldo sering
membicarakan orang yang dia suka, tanpa ia sadari
lin menyimpan rasa sakit yang ....ya lo pasti tau lah.
40
Namun penyesalan itu mulai berkurang ketika lin
bertemu denga Pitter, ia seakan merasakan sesuatu
yang sama ketika melihat pitter.
Back to aldo birthday..
Oh ya dalam waktu yang begitu singkat, uang pas-
pasan jadi terpaksa deh cuma beli jaket dan kueh
murahan. Tepat tanggal ulang tahun aldo, lin dan
kak wina berencana ke rumah aldo, tetapi karena
mereka tidak mengetahui rumah aldo, terpaksa
mereka minta tolong kepada teman dekat aldo
yaitu oji. Sebelum pergi kerumah aldo marlyn
mengirim sms kepada mamahnya kalau ia ingin
pergi kerumah aldo.
Sesampainya di sana mereka terkejut, kenapa aldo
bisa ada di depan rumah saat kita datang ,otomatis
dia melihat kado yang udah kita bungkus dengan
koran 17 lapis, sesuai dengan umurnya. Lin pun
merasa tak puas karena rencananya ketahuan. Aldo
sudah memaksa lin masuk tetapi lin tidak mau,
gengsi-gengsi gimana gitu hehe. Aldo pun menarik
tas lin , dan akhirnya lin masuk kerumah.
Disana mereke berbicara cukup lama saat itu lin
kembali merasakan rasa penyesalannya. Lin senang
karena jaket yang ia pilih adalah jaket yang sesuai
41
dengan warna kesukaan aldo ia sama sekali tak
menyangka, podahal sepengetahuannya aldo
sukanya warna biru bukan abu-abu tapi what ever
lah haha...
Suasana pun perlahan sepi lin berusaha membuat
suasana menjadi semarak dengan cara mencolek
pipi aldo dengan kue yang ada. Otomasis semua
orang disana berlarian karena ulah lin. Yang
membuat lin heran kenapa aldo memilih keluar dari
pada ke dalam, seakan ia tau lin mau nyeplokin dia.
Saat ia sibuk membasuh mukanya di keran yang ada
di halaman , lin langsung memecahkan telur tepat
diatas kepala nya. Waw suasana semakin meriah ...
Lalu aldo membalas lin ia mengambil sepatu lin dan
melumurinya dengan tepung terigu yang seharusnya
untuk ngerjain aldo aduh kenapa jadi lin yang
dikerjain si. Karna waktu sudah mulai larut lin pun tak
bisa berlama lama , lin terpaksa pulang dengan
memakai sepatu dan baju yang dalam keadaan
bau amis jeng.
Sesampainya di rumah ia terus memikirkan kenapa
aldo seperti ikhlas banget pas lin nyeplokin dia
seakan ia telah mengetahui rencana ini.
― mega kamu dari mana saja kamu?‖ tanya
mamah , menyambut ketika ku pulang.
42
―hah kan tadi aku udah sms mau kerumah
aldo‖ jawab lin bingung.
―gak ada sms dari kamu‖ jawab mamah . lin
pun heran dan langsung memeriksa pesan terkirim di
hpnya ternyata, sms yang berisi
―mah aku pergi kerumah aldo ya, mau nyeplokin dia‖
sms itu terkirim ke aldo bukan ke mamah aduh.
Sekarang lin mengetahui mengapa aldo tadi seakan
akan ikhlas saat dikerjain.
―aduh bodoh banget si kamu Marlyn‖
keluhnya sembil melempar hp ke kasur.
**********
43
Amazing Ivent
Beli, jaket, beli kue, dan semua peralatan buat
ngerjainn aldo . Gara- gara itu Lin tak bisa ikut
champing ke puncak dengan anak-anak rohis.
Padahal lin ingin sekali ikut soalnya ada kak
pitte ..hhe
―yah elah boke ni‖ keluh lin dalam hati. Saat itu
lin berfikir akan melewatkan ivent mybe ,wanna be
happy.
Today is Friday , hari terakhir pendaftaran champ ,
rasanya marlyn ingin menangis saking ingin ikutnya.
―yaampun, nyokap gua pake gak ngizinin
segala si‖ keluhnya dengan suara pelan.
―loh, kenapa?‖ tanya siti yang ternyata
mendengar keluhan lin.
―eh... iya sebel deh, padahal aku pingin
banget ikut.
―yaudah kita bilang panitianya aja biar
mereka yang izinin kamu‖ sambil menarik tangan lin
menuju kelas kakak yang menjadi penitia. Disana
mereka mebicarakan hal yang menjadi masalah lin.
Hingga pada akhirnya kak puput mau untuk
menelpon orangtua lin.
43
44
―yaudah kalian balik aja ke kelas nanti kakak
kabarin ― seru kak lin. Lin dan siti pun kembali ke kelas
dengan penuh harapan.
Kriiiiing..... Kriiiiing.....Kriiiiing.....
Bel istirahat pun berbunyi tanda istirahat pertama.
Tiba-tiba kak puput datang ke kelas lin.
― dek kamu diizinin sama mamah kamu‖ jelas
kak puput sambil tersenyum.
― hah serius kak , yeeey.... ― teriak lin
kegirangan.
―yaampun kak makasih banyak ya!‖ lin
berterimakasih.
―haha iya dek sama sama, ini peralatan yang
harus kamu persiapkan untuk besok‖ jelas kak puput
sambil memberikan selembar kertas kepada lin.
―iya makasih kak‖.
―cie yang ikut champing‖ goda siti
―hehe iya makasih ya‖
―iya sama sama‖
Tak sabar menunggu besok hingga lin sempat tak
bisa tidur, ia sangat berharap besok akan menjadi
hari yang menyenanggkan. Tak lama kemudian,
setelah rin menyiapkan peralatan untuk besok lin pun
tertidur.
45
Matahari pun terbit mengawali hari yang bahagia ini
― huaa kesiangan, aduh‖ linda terbangun
menyadari bahwa ia terlambat. Ia pun bersiap-siap,
hingga akhirnya ia pergi ke sekolah dengan tergesa-
gesa.
Sesampainya disana ternyata baru sedikit peserta
champing yang datang.
―hufh kirain udah ditinggalin‖ seru lin bersyukur.
Tak lama kemudian lin dan kawan-kawan berangkat.
Saat itu lin memutuskan untuk duduk dibarisan ke
dua dari depan bus. Saat bus ingin berangkat tiba-
tiba kak alumni datang ke bus kami.
―permisi,adek masih ada kursi yang kosong
gak? Untuk kak fani dan kak pitte.‖ Serunya
― waaah...‖ seru anak anak dibelakang , mybe
fansnya kak pitte kale.
― ini neng ada dua bangku‖ seru supir bus
sambil memberikan dua bangku plastik, yang
kemudian diletakkan persis diamping marlyn.
―hah gawat masa kak pitte mau duduk disini
sih‖ marlyn mulai salting.
Tetapi ternyata hanya kak syifa yang duduk disana ,
kak pitte lebih memilih untuk berdiri di depan pintu
bus.. yah sayang banget hohoho...
Lin dan sarah menikmati perjalanan dengan sambil
gunakan sebuah earphone mereka mendengarkan
music, tak lama kemudian sarah tertidur. Saat itu lin
46
merasa bosan,mau tidur tapi gak bisa, kak pitte
malah duduk di depan bus . yah cape deh.
Sesampaiya di puncak kami benar-benar merasakan
sejuknya udara yang tak pernah mereka rasakan di
Jakarta. Sejuk, sepi, wah damai banget deh. Tak
sempat berfoto foto merekapun langsung dibagi
menjadi beberapa kelompok oleh panitia. Kali ini lin
tak seberuntung yang biasanya ia mendapatkan
kelompok yang menurutnya membosankan, ya tapi
mau diapain. Setelah melakukan beberapa kegiatan
Kak panitia membagi kami kedalam dua kelompok
lagi. Kelompok 1 tidur dikamar 1, kelompok 2 tidur di
kamar 2 . setelah itu mereka makan siang bersama,
entah benar atau tidak yang jelas saat itu lin sangat
yakin kalau teman-teman satu kamarnya itu adalah
orang–orang yang asik. Ia pun makin semangat
untuk menjalani hari-harinya disana.
Selesai makan siang mereka dikumpulkan di aula
perkelompok saat itu lin dan kawan-kawan
diharuskan membuat suatu karya dari sebuah
sedotan dan kemudian ia harus
mempresentasikannya kedepan. Saat acara
berlangsung, lin merasa kak piitte sempat
memfotonya beberapa kali tetapi lin tak mau berfikir
yang tidak-tidak , ia pun melanjutkan pekerjaannya.
47
Tak lama setelah kelompok pertama
mempresentasikan karyanya, tiba saatnya giliran
kelompok lin, sewaktu lin mempresentasikan hasil
karyanya ia merasa kak pitte meperhatikannya, wah
lagi-lagi lin kegeeran deh :P ya bagaimana tak geer
lagian kak pitte kayak gitu si, seakan akan
memberikan harapan kepada lin. Tapi entah lah
Allahualam.
In Second Day,.................
Hari ini adalah hari kedua sekaligus hari terakhir
mereka di puncak, wah cepet banget rasanya...
huhu. kali ini mereka ingin pergi hiking , mereka ingin
pergi ke beberapa air terjun di gunung salak, hanya
menggunakan kaos kaki saja, gila gak tu mana
jalannya penuh dengan batu wah... :o
Mereka pun memulai perjalanannya. Saat ini lin ada
dibarisan belakang karena kelompok lin adalah
kelompok yang terakhir. Saat menyebrangi sungai llin
dan teman-teman satu kelompoknya lumayan
tertinggal dengan yang lainnya, Hingga akhirnya
mereka sampai di tempat tujuaan, saat mereka
berjalan ke air terjun kak pitte berdiri di atas batu
besar seakan sedang menanti kedatangan
seseorang. Apakah mungkin Marlyn? Namun marlyn
48
membuang pikiran itu jauh-jauh, takut membuat
dirinya makin berharap.
Di air terjun itu lin dan kawan-kawan berfoto-foto
sampai baju mereka benar-benar basah kuyup,
mereka juga makan jagung bakar bersama. Namun
di tengah kebahagiaan lin dan kawan-kawan,
Marlyn mengalami musibah saat itu lin terpeleset ke
sungai, untungnya ia berpegangan di sebuah betu
besar, tanpa ia sadari taernyata kecamata yang
ada dalam genggamannya telah hilang sebelah
kacanya. Otomatis setelah kejadian itu marlyn harus
kehilangan kepekaan dalam melihat, padahal
perjalanan mesih panjang ia harus terus mendaki,
apakah bisa marlyn melakukan itu? jawabanna
adalah iya, karena allah mengirimkan malaikat
penolong yaitu ranti. Setelah kejadian tadi lin
bercerita ke beberapa temannya tentang
kacamata ya. Saat perjalankan dilanjutkan lin
terpaksa melanjutkannya dengan keadaan yang
seperti itu.
Namun tanpa ia sadari salah satu temannya
bernama ratna mengikuti lin seakan ingin melindungi
lin, terbukti ketika beberapa kali lin ingin terjatuh ia
menolong lin
―subhanallah terimakasih ya allah kau telah
kirimkan bantuan lewat ratna‖ seru lin dalam hati.
49
Sesampainya di Vila lin dan ratna banyak
berbincang-bincang. Ternyata ratna juga suka
dengan kak pitte bahkan sewaktu ia ulanng tahun,
kak pitte mengucapkannya secara langsung, itu
semua karena kerjaan teman teman sekelasnya
katanya. Jujur lin iri namun, ia tak menunjukkannya,
apalagi ratna telah menolongnya selama perjalanan.
Saat semua sampai di vila mereka bergantian untuk
mandi, selatah makan siang lin dan kawan-kawan
kembali ke bus, why? Because they will back to
home. Yah..
Saat dalam bis, sebelum bus jalan.
― kak ambilin tas saya deh‖ seru lin. Karena
takut tas yang ia letakkan persis dibawah kaki
tempat kek pitte , menggangu kak pitte.
― yang mana ? ini? Kenapa emang?‖ tanya
nya
― gapapa ganggu gak kak?‖ tanya lin lagi.
―oh gak dek gak salah lagi‖ namun kak pite
malah meletakkan kembali tas lin di bawah kakinya.
Lin kaget dan tak mengerti maksudnya, mungkin
perkatannya yang tadi hana bercanda hehe..
Saat di perjalanan ,kak pitter duduk di barisan paling
depan. Sering sekali kak pitte menoleh kebelakang
seakan sedang memerhatikan sesuatu.
50
―ih dia ngeliatin lo tu pit cie –cie‖ anak
dibarisan belakang bersorak ketika kak pitte
menoleh kebelakang.
―ih apaan si‖ marlyn kesal
― kak pitte , mending lo hadap sana deh‖ seru
lin dengan kuarng sopan. Tetapi setelah lin berbicara
seperti itu kak pitte tak pernah menoleh kebelakang
lagi. Wah jahat banget ni marlyn oya, tak lama
setelahkejadian itu anak seisi bus pun tidur saat
perjalanan.
That day is amazing Ivent, why not , there marlyn
have many experience, have fun , refreshing and
also have new best friends, it’s amazing Ivent that
never lin Forget in in her life.
**********
51
I truth Something
Tak terasa hampir satu tahun telah Marlyn lewati kini
dia menyadari bahwa perasaannya kepada Pitter
bukan hanya sekedar kagum tetapi juga suka,
namun saat ia menyadari semua itu ia harus
berlapang dada, because bukan hanya Lin yang
menyukai Pitter tetapi banyak sekali. Marlyn tak
berharap banyak berharap karena ia tau cinta
takkan bisa dipaksakan. Ia tak pernah berharap
Cinta yang ia berikan dibalas dengan takaran yang
sama. For her it’s just dreams not really.
Usually she try to forget him , but she not success. Hal
ini menjadi sulit, karena setiap hari Lin selalu bertemu
pitter di sekolah. Saat itu Lin sedang ada di kelasnya,
tiba-tiba ahmad memanggil.
―eh Lin Pitte mirip banget tau sama lo‖ serunya
memulai percakapan.
―mirip gimana ?‖ heran lin.
― sama pendiemnya kayak lo dulu waktu smp.‖
―oh, kok lo tau?‖tanya lin
―iya kemarin , waktu gua main basket sama
dia, dia cerita, dia juga cerita orang yang dia suka.‖
51
52
―hah,Serius? Siapa?‖ tanya lin penasaran.
Namun ahmad menundukkan kepalanya tanda tak
mau memberi tahu.
―ta sakit gua digituin,ta ‖ seru lin kepada prita
yang sedang duduk disampingnya.
― hah apa ta?‖ tanya ahmad kepada prita.
―sakit katanya digituin‖ jawab prita.
―yah marlyn, sory lin‖ seru ahmad dan suasana
pun menjadi hening.
Tak lama kemudian,
―lin, iya deh gua kasi tau , tapi lo jangan marah
ya‖ sambil menyolek dari belakang.
―oke cerita‖ lin langsung membalikkan
badannya ke arah ahmad.
― jadi gini waktu itu dia cerita tentang orang
yang dia suka, dia suka sama riri anak X D katanya
dia suka ngeliat senyumnya‖ jelas ahmad. Marlyn
pun kaget, mulutnya bungkam seribu bahasa.
― terus gua tanya kalo sama marlyn gimana?,
terus dia jawab, biasa aja si, tapi gua suka liat
mukanya aja, rasanya adem gimana gitu!‖ lanjut
ahmad bercerita. Lin pun menganggukkan kepala
sambil tersenyum kemudian langsung membalikkan
badannya.
― thank ya mad, kalo gitu kan gua gak perlu
mengharapkan dia lagi.‖ Seru lin sambil menahan
tangis. Saat itu lin sedang belajar untuk persiapan
Bahasa Inggris, ia berusaha menahan air matanya
53
hingga akhirnya , air mata itu tak sangup lagi untuk
di pendam. Lalu ia menangis di pundak prita.
― ta kok gua bodoh baget si?‖ cetus marlyn
―heh jangan ngomong gitu ah‖ seru prita.
―yah lin kok nangis, yah gua minta maaf ya!‖
kata ahmad , sambil menghampiri Marlyn.
―eh iya gak papa kok, malah gua
bertrimakasih sama lo.‖ Kata lin sambil menghapus
air matanya.
Sebenarnya lin masih belum mengerti apa yang di
maksud ahmad, yang jelas kini ia mengetahui apa
yang sebenarnya terjadi. Ternyata sikap kak pitter
yang baik, suka memerhatikan lin itu semua biasa ia
lakukan pada siswi lain di sekolah, Bagaimana para
anak perempuan tidak kegeeran. sakit bukan? Kini
Marlyn memang belum bisa menerima kenyataan ini,
karena kak pitter adalah orang yang pertama kali ia
suka selama di SMA hingga sekarang. Lin berharap
pitter takan pernah mengetahui apa yang dia
rasakan.
Kini jelas sudah bahwa penentian lin selama ini sia –
sia, namun She truth something , ia menyerahkan
semua kepada Allah atas apa yang ia alami. Ia tak
pernah berfikir tuhan menghukum pitte, karena ia
sadar bahwa dirinya bukanlah siapa siapa. Marlyn
tak membenci Pitte.
54
―Pitter bebas menyukai siapa saja dan hal itu
bukan urusan ku‖ seru lin mengikhlaskan pitte.
Karena ia yakin bila memang pitte adalah jodohnya ,
Allah akan mendekatkannya kepada lin.
Sungguh kidah cinta yang menyedihkan namun apa
daya. Namun Lin hanyalah manusia, semua yang
terjadi didalam hidupnya adalah kehendak Allah
semata. And the end Lin pun menyadarinya, saat itu
ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa takkan pernah
mengharapkan kakak senior yang tak tahu PHP atau
tidaknya itu.
Ia yakin akan mendapatkan seseorang yang jauh
lebih baik dari pitte. Now she start to forget him.
<<<<<<<<<<<<<GOOD LUCK MARLYN >>>>>>>>>>>>>
55
CINTA
Pernahkah Kau mendengar Kata Cinta?
Kata yang sederhana namun sangatlah berarti.
Pernahkah kau merasakan Cinta?
Rasa yang membuat dunia ini lebih berwarna.
Jika kau sedang jatuh cinta, akan kah fisik ikut serta?
Apakah kau suka atau hanya mengagumi saja?
Awalnya Cinta itu indah, namun akan berubah menjadi
derita bila ada dusta yang menyertainya.
Berbeda dengan apa yang ku rasa,
Ku rasakan derita bukan karena adanya dusta,
Tetapi karna ku pendam semua ini agar kau tak
mengetahuinya.
Cinta...
Ku tak cukup berani tuk mengatakannya,
Atau mungkin, aku pun tak pantas menyatakannya.
Tak pernahkah kau merasakan,
Apakah kau merasa namun menghiraukannya?
Terlalu berharap saat cinta memberi harapan,
Padahal bisa saja semua itu hanya permainan.
Permainan yang bisa kau atur setiap saat.
Cinta...
Kau bukan lelucon atau sebuah percobaan,
Namun, mengapa kau terus melakukannya,
Seakan tak mengerti arti mu sendiri.
Dear my lovely
senior
56
Mungkin ku terlalu bodoh bagimu.
Hingga akhirnya ku tahu maumu,
Ku tau cintamu hanya untuknya, bukan untuk ku.
Sadarkah kau gores hati ini?
Sakit memang, namun apakah kau peduli?
Cinta...
Ku tak mengerti mengapa ku izinkan air mata ini
menetes di pipi.
Untuk apa ku tangisi orang yang bahkan tak pernah ku
miliki.
Untuk apa ku berharap untuk orang yang bahkan tak
pernah mengharapkan kehadiranku disini.
Kini ku coba mengerti,
Bahwa ku bukan lah siapa-siapa,
Bahwa kau berhak tuk bahagia,
Kau berhak mendapatkannya.
Namun ku pun ingin bahagia.
Aku ingin kau hargai walau hanya sebagai adik.
Bolehkah ku mendapatkannya?
Ataukah hal itu hanya akan membuatku semakin terluka?
Ingin sekali melupakanmu, karna ku yakin suatu saat
Allah akan mengabulkannya,
Bahkan Ia akan memberiku seseorang yang lebih baik .
Apakah ada? Apakah itu kamu?
Kini biarlah Waktu yang menjawab semua.
By : Megawati Zahri
57
‘Riwayat Penulis’
Nama : Megawati Zahri
Tanggal lahir : Jakarta, 18 April
1996
Umur : 16 Tahun
Aktivitas : Pelajar
Hobbi : Membaca, menulis,
menyanyi, & menggambar
Cerita ini terinspirasi dari kehidupan nyata penulis,
dimasa SMA yang baru saja ia hadapi. Novel ini
dibuat dalam rangka memenuhi nilai KKPI di
sekolahnya Inspirasi terbesarnya adalah kakak
seniornya. Dari novel ini sang penulis berharap
mendapat nilai yang terbaik & sang senior dalam
cerita membaca novel ini, ya semoga saja.
My Senior = PHP ?
This story is for
understanding you about
57
58
top related