obat antineoplasma
Post on 02-Jan-2016
182 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
OBAT ANTI NEOPLASMA
Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi
homeostasis lainnya pada organisme multiseluler.
Sifat umum dari kanker adalah :
1. Pertumbuhan berlebihan (tumor)
2. Gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan
3. Bersifat invasif
4. Bersifat metastatik
5. Memiliki heriditas bawaan
6. Pergeseran metabolisme serta peningkatan katabolisme karbohidrat
Selain itu sel kanker dapat menyebabkan :
1. Desakan akibat pertumbuhan tumor
2. Penghancuran jaringan tempat tumor berkembang
3. Gangguan sistemik lain sebagai akibat sekunder dari pertumbuhan sel kanker
Di negara yang telah maju, kanker merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit kardiovaskular.
Diagnosa dini → - tingkat penyembuhan makin meningkat
- pembedahan dan kemoterapi
Berhasil bila → dapat mematikan sel tumor yang ganas dan tidak
terlalu mengganggu sel normal yang berproliferasi
Obat antikanker → obat spesialistik
Agen-agen Kemoterapi Yang Berguna Untuk Penyakit Neoplastik
KELAS TIPE AGEN NAMA GENERIK
(NAMA LAIN)
PENYAKIT*
Alkylating Agents
Nitrogen Mustard
Mechloretamine Penyakit Hodgkin, limfoma non-
Hodgkin
Cyclophosphamide
Ifosfamide
Leukemia limfositik akut dan kronik;
penyakit Hodgkin; limfoma non-
Hodgkin; mieloma multipel;
neuroblastoma; kanker payudara, paru,
ovarium; tumor Wilm; kanker serviks,
testis; sarkoma jaringan lunak
Mieloma multipel; kanker payudara,
ovarium
1
Melphalan
(L-sarcolysin)
Chlorambucil Leukemia limfositik kronik,
makroglobulinemia primer, penyakit
Hodgkin, limfoma non-Hodgkin
Ethylenimine dan
Methylmelamine
Hexamethylmelamine Kanker ovarium
Thiotepa Kanker kandung kemih, payudara,
ovarium
Alkyl Sulfonate Busulfan Leukemia granulositik kronik
Nitrosourea
Carmustine (BCNU) Penyakit Hodgkin, limfoma non-
Hodgkin, tumor-tumor otak primer,
mieloma multipel, melanoma maligna
Streptozocin (streptozotocin) Insulinoma pankreatik maligna,
karsinoid maligna
Triazene
Dacarbazine (DTIC;
dimethyltriazenoimid-
azolecarboxamide)
Melanoma maligna, penyakit Hodgkin,
sarkoma jaringan lunak
Temozolomide Glioma, melanoma maligna
Antimetabolit Analog-analog asam
Folat
Metothrexate (amethopterin) Leukemia limfositik akut;
koriokarsinoma; mycosis fungoides;
kanker payudara, kepala dan leher,
paru; sarkoma osteogenik
Analog-analog pirimidin Fluorouracil (5-fluorouracil; 5-
FU)
Floxuridine
(fluorodeoxyuridine; FudR)
Kanker payudara, kolon, lambung,
pankreas, ovarium, kepala dan leher;
lesi-lesi kulit premalignan (topikal)
Cytarabine (cytosine
arabinoside)
Leukemia granulositik kronik dan
limfositik akut
2
Produk-produk
alami
Gemcitabine Kanker pankreas, kanker ovarium
Analog-analog purin
dan penghambat-
penghambat yang
berkaitan
Mercaptopurine (6-
mercaptopurine; 6-MP)
Leukemia limfositik akut, granulositik
akut, dan granulositik kronik
Thioguanine (6-thioguanine;
TG)
Leukemia granulositik akut, limfositik
akut, granulositik kronik
Pentostatin (2-
deoxycoformycin)
Cladribine
Fludarabine
Leukemia sel berambut, mycosis
fungoides, leukemia limfositik kronik,
limfoma sel kecil
Alkaloid-alkaloid Vinca Vinblastine (VLB) Penyakit Hodgkin, limfoma non-
Hodgkin, kanker payudara dan testis
Vincristine Leukemia limfositik akut,
neuroblastoma, tumor Wilm,
rhabdomyosarkoma, penyakit Hodgkin,
limfoma non-Hodgkin, kanker paru sel
kecil
Taxane Paclitaxel, Docetaxel Kanker ovarium, payudara, paru,
kepala dan leher
Epipodophylotoxin Etoposide
Teniposide
Kanker testis, kanker paru sel kecil dan
kanker paru lainnya, payudara;
penyakit Hodgkin, limfoma non
Hodgkin, leukemia granulositik akut,
sarkoma Kaposi
Camptothecins Topotecan
Irinotecan
Kanker ovarium, kanker paru sel kecil,
kanker kolon
3
Antibiotika Dactynomycin (actinomycin D) Koriokarsinoma, tumor Wilm,
rabdomiosarkoma, kanker testis,
sarkoma Kaposi
Daunorubicin (daunomycin;
rubinomycin)
Leukemia granulositik akut dan
limfositik akut
Doxorubicin Sarkoma jaringan halus (soft tissue),
osteogenik dan lainnya; penyakit
Hodgkin, limfoma non-Hodgkin;
leukemia akut; kanker payudara,
genitourinarius, tiroid, paru, lambung;
neuroblastoma
Bleomycin Kanker testis, kepala dan leher, kulit,
esofagus, paru dan saluran kencing;
penyakit Hodgkin, limfoma non-Hodgkin
Mitomycin (mitomycin C) Kanker lambung, serviks, kolon,
payudara, pankreas, kandung kemih,
kepala dan leher
Enzim-enzim L-Asparaginase Leukemia limfositik akut
4
Pemodifikasi respons
biologis
Interferon-alfa
Interleukin 2
Leukemia sel berambut, sarkoma
Kaposi, melanoma, karsinoid, sel renal,
ovarium, kandung kemih, limfoma non-
Hodgkin, mycosis fungoides, myeloma
multipel, leukemia granulositik kronik
Melanoma maligna, kanker sel ginjal
Agen-agen
Lainnya
Kompleks-kompleks
Koordinasi Platinum
Cisplatin (cis-DDP)
Carboplatin
Kanker testis, ovarium, kandung kemih,
kepala dan leher, paru, tiroid, serviks
dan endometrium; neuroblastoma,
sarkoma osteogenik
Anthracenedione Mitoxantrone Leukemia granulositik akut, kanker
payudara dan prostat
Urea terganti Hydroxyurea Leukemia granulositik kronim,
polisitemia vera, trombositosis esensial,
melanoma maligna
Derivatif
Methylhydrazine
Procarbazine (N-
methylhydrazine, MIH)
Penyakit Hodgkin
Penekan Adrenokortikal Mitotane (o,p’-DDD) Kanker korteks adrenal
Aminoglutethimide Kanker payudara
Penghambat tirosin
kinase
Imatinib Leukemia mielositik kronik
Hormon-hormon
dan Antagonis-
antagonis
Adrenokortiko-
steroid
Prednison Leukemia limfositik akut dan kronik,
limfoma non-Hodgkin, penyakit
Hodgkin, kanker payudara
5
Progestin Hydroxyprogesteron caproate
Medroxyprogesterone acetate
Megestrol acetate
Kanker endometrium, payudara
Estrogen-estrogen Diethylstilbestrol
Ethynil estradiol
Kanker payudara, prostat
Antiestrogen Tamoxifen, Anastrozole Kanker payudara
Androgen-androgen Testosterone propionate
Fluoxymesterone
Kanker payudara
Antiandrogen Flutamide Kanker prostat
Analog Hormon
Pelepasan
Gonadotropin (GnRH)
Leuprolide Kanker prostat
SIKLUS SEL
Sel tumor berada dalam 3 keadaan, yaitu :
1. Siklus proliferatif (sedang membelah) terdiri dari :
- Fase mitosis (M)
- Fase pascamitosis (G1)
- Fase sintesis DNA (S)
- Fase pramitosis (G2)
2. Keadaan istirahat (tidak membelah) → G0
3. Secara permanen tidak membelah
6
Ditinjau dari siklus sel, obat dapat dibagi dalam 2 golongan :
1. Cell cycle specific (CCS)
Obat-obat yang memperlihatkan toksisitas selektif terhadap fase-fase tertentu dari siklus sel. Misalnya : vinkristin,
vinblastin, merkaptopurin, hidroksiurea, metotreksat dan asparaginase.
2. Cell cycle nonspecific (CCNS)
Misalnya : alkilator, antibiotik antikanker (daktinomisin, daunorubisin, doksorubisin, plikamisin, mitomisin),
sisplatin, prokarbasin dan nitrosourea.
S
G0 G1 G2
M
Gambar Fase Sel Kanker
Kerja Antikanker Pada Proses Dalam Sel
1. Alkilator (mustar nitrogen)
Berikatan kovalen dengan 2 gugus asam nukleat pada rantai yang berbeda membentuk cross linking sehingga
terjadi kerusakan fungsi DNA (sifat sitotoksik dan mutagenik dari alkilator).
2. Antimetabolit
Antipurin dan antipirimidin
Mengambil tempat purin dan pirimidin dalam pembentukan nukleosida sehingga mengganggu berbagai
reaksi penting dalam tubuh (menghambat sintesis DNA sel kanker).
Antagonis folat
Membasmi sel dalam fase S, terutama pada fase pertumbuhan yang pesat. Efek penghambatan terhadap
sintesis RNA dan protein.
3. Alkaloid Vinka
Berikatan dengan tubulin, komponen protein mikrotubulus, spindel mitotik dan memblok polimerisasinya
sehingga sel terhenti dalam metafase.
4. Antibiotik
Antrasiklin
- Berinterkalasi dengan DNA sehingga fungsi DNA terganggu dan pita DNA putus.
- Bereaksi dengan sitokrom P450 reduktase membentuk zat perantara yang bereaksi dengan oksigen
menghasilkan radikal bebas yang menghancurkan sel.
Aktinomisin
- Memblok polimerase RNA.
- Menyebabkan putusnya rantai tunggal DNA.
Bleomisin
- Memecahkan DNA.
7
- Invitro : menyebabkan akumulasi sel pada fase G2, aberasi kromosom, fragmentasi dan translokasi
kromatid.
Asparaginase
- Menghidrolisis asparagin menjadi asam aspartat dan amonia → kematian sel.
Efek Nonterapi
- Sistem hemopoetik : anemia, leukopenia, trombositopenia.
- Sistem gastrointestinal : anoreksia ringan, mual, muntah, diare dan stomatitis, ulserasi oral dan intestinal,
perforasi, diare hemoragik.
- Reaksi kulit : eritema, urtikaria, erupsi makulopapuler sampai sindrom Stevens-Johnson.
- Sifat teratogenik : efek toksik pada janin yaitu pada sistem hemopoeitik, hati dan ginjal.
Efek nonterapi khusus dari beberapa antikanker
Alkilator
- Depresi hemopoetik yang irreversibel terutama bila diberikan setelah pengobatan anti kanker lain atau setelah
radiasi.
Antimetabolit
- Depresi hemopoetik & gangguan saluran cerna menyebabkan stomatitis aftosa.
Asparaginase
- Toksik terhadap hati, ginjal, pankreas, SSP dan mekanisme pembekuan darah. Dapat menekan sistem imun
dan bersifat antigenik; reaksi alergi ringan sampai anafilaksis.
PRINSIP KEMOTERAPI KANKER
Suatu tumor ganas harus dianggap sebagai sejumlah sel yang seluruhnya harus dibasmi (total cell-killed).
Hal-hal di bawah ini perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pengobatan :
1. Kanker baru dapat dideteksi bila jumlah sel kanker kira-kira 109.
Jumlah yang dapat dibasmi diperkirakan 99,9%, jadi sel kanker yang tersisa sekurang-kurangnya 106 sel.
2. Adanya hubungan dosis respons yang jelas.
Berkurangnya sel kanker ternyata berbanding lurus dengan dosis. Efek non terapi juga berbanding lurus dengan
dosis.
3. Diperlukan jadwal pengobatan yang tepat.
Untuk dosis total yang sama pemberian dosis besar secara intermiten memberikan hasil yang lebih baik dan
imunosupresi yang lebih ringan dibandingkan dengan pemberian dosis kecil setiap hari.
4. Kemoterapi harus dimulai sedini mungkin..
Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa pada keadaan dini jumlah sel kanker lebih sedikit dan fraksi sel
kanker yang dalam pertumbuhan (sensitif terhadap obat) lebih besar.
Selain itu kemungkinan terdapatnya klonus resisten terhadap obat (drug resistant clonus) lebih kecil; obat lebih
sukar mencapai bagian dalam tumor yang besar karena karena vaskularisasi; dan pasien dengan tumor yang
8
kecil umumnya masih berada dalam kondisi umum yang baik sehingga lebih tahan terhadap efek samping
kemoterapi dan sistem pertahanan tubuhnya masih utuh.
5. Kemoterapi harus tertuju pada sel kanker tanpa menyebabkan
gangguan menetap pada jaringan normal. Obat kanker yang ada saat ini umumnya bersifat sitotoksik baik
terhadap sel normal maupun sel kanker. Sel sistem imun yang rusak akibat kemoterapi menyebabkan infeksi lebih
mudah terjadi dan juga memberi peluang untuk pertumbuhan tumor. Respons imun selular memegang peranan
penting penting dalam pertahanan tubuh terhadap kanker.
6. Sifat pertumbuhan tumor ganas harus menjadi pertimbangan.
Pertumbuhan tumor mengikuti fungsi Gompertzian, mula-mula bersifat eksponensial kemudian bersifat lambat
(banyak sel berada dalam G0).
7. Terapi kombinasi.
Dasar pemberian dua atau lebih antikanker ialah untuk mendapatkan sinergisme tanpa menambah toksisitas. Selain
meningkatkan indeks terapi, kemoterapi kombinasi mungkin juga dapat mencegah atau menunda terjadinya
resistensi terhadap obat-obat tersebut.
Untuk mencapai hasil yang baik terapi kombinasi harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
- Masing-masing obat harus memiliki mekanisme kerja yang berbeda
- Efek toksik masing-masing obat harus berbeda
- Masing-masing obat harus diberikan pada masa siklus sel dimana obatnya paling efektif.
Dosis masing-masing obat pada terapi kombinasi harus ditentukan melalui penelitian atau pengalaman yang
disertai pengetahuan mendalam mengenai farmakologi obat maupun penyakitnya.
9
top related