pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan …
Post on 22-Oct-2021
20 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN
MENGGUNAKAN BAHAN KERTAS PADA SISWA KELAS X
SMA NEGERI 7 PINRANG
SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Suharyani Ulfah Wahab 105410 0390 10
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
i
Motto
Tidak ada hasil tanpa berusaha. Jangan batasi dirimu
dengan kata 'menyerah'. Kegagalan hanya sementara.
Percaya diri, terus berusaha dan katakan 'aku bisa!'.
Sukses berarti melakukan yang terbaik yang kita bisa
dengan apa yang kita miliki. Bukan dengan
menginginkan apa yang orang lain miliki.
Karya ini kupersembahkan, untuk Ayah dan Ibu serta saudariku
yang senantiasa mengiringi perjalanan hidupku
dalam doa yang tiada henti. Semoga Allah Ridha dengan apa yang kita perbuat.
ii
ABSTRAK
SUHARYANI ULFAH WAHAB. 105410039010. 2015. “Pembelajaran Seni
Lukis Kaligrafi dengan Menggunakan Bahan Kertas pada Siswa Kelas X SMA
Negeri 7 Pinrang”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Seni Rupa. Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Di
bimbing oleh Muh. Faisal, S.Pd., M.Pd dan Andi Baetal Mukaddas, S.Pd.,M.Sn.
Penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas, benar, dan lengkap, tentang
pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas pada siswa
kelas X SMA Negeri 7 Pinrang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuantitatif kualitatif. Penganalisasian data dilakukan dengan cara yaitu
hasil observasi (pengamatan), tes praktik, tes tulis, wawancara (interview),
dokumentasi (foto) dikumpulkan lalu diadakan kategorisasi data dengan
merangkum data-data yang dianggap penting, kemudian disusun menjadi bagian-
bagian untuk diperiksa kebenarannya dan selanjutnya diadakan deskripsi data-data
yang telah diperoleh. Berdasarkan hasil penelitian tentang Pembelajaran Seni
Lukis Kaligrafi dengan Menggunakan Bahan Kertas pada Siswa Kelas X SMA
Negeri 7 Pinrang bahwa dalam pembuatan lukisan harus melalui beberapa proses,
antara lain : Persiapan bahan-bahan dan alat-alatnya. Dalam proses melukis
kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas yang pertama kali harus diperhatikan
adalah persiapan bahan referensi, alat dan bahan, yang digunakan dalam melukis
kaligrafi dengan menggunakan bahan campuran/mix kertas, kuas, cat, palet,
dengan media lukis kanvas. Kemudian proses melukis kaligrafi dengan
menggunakan bahan kertas dengan melukis sesuai dengan bahan referensi yang
disediakan menggunakan bahan dan alat yang telah disiapkan, dengan
memperhatikan 4 aspek, yaitu; ide, kreatifitas, komposisi, dan tehnik, supaya
menghasilkan lukisan yang sesuai dengan tema dengan hasil yang di inginkan.
Hasil yang dicapai dalam proses menlukis kaligrafi dengan menggunakan bahan
kertas yaitu dapat mengetahui kemampuan siswa dalam melukis. Kualitas hasil
karya lukis kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas sudah baik, namun ada
beberapa siswa yang belum mampu menentukan dan memahami tentang prinsip-
prinsip melukis di antaranya gagasan atau idea, kreatifitas,kompsisi dan tehnik.
Kurangnya pemahaman siswa terhadap melukis dan malasnya berlatih
menyebabkan hasil lukisan kaligrafi tidak sesuai dengan kriteria penilaian. Untuk
itu disarankan kepada pendidik agar memerhatikan kelebihan dan kekurangan
peserta didik dalam proses pembelajaran.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum, Wr.Wb
Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pembelajaran Seni Lukis Kaligrafi dengan Menggunakan
Bahan Kertas pada Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Pinrang”.
Salawat dan salam juga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga
beliau, para sahabat dan seluruh ummatnya yang tetap istiqamah pada ajaran
Islam.
Segala usaha dan upaya telah dilakukan penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini dengan sebaik mungkin, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa
skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan sebagai akibat keterbatasan
kemampuan penulis. Olehnya itu, saran dan kritik serta koreksi dari berbagai
pihak demi perbaikan dan penyempurnaan akan penulis terima dengan baik.
Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan material,
tenaga, dan pikiran sejak persiapan sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan
terimah kasih itu penulis sampaikan kepada:
1. Dr. H. Irwan Akib, M. Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Dr. Andi Syukri Syamsuri, M. Hum. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. A. Baetal Mukaddas, S. Pd, M. Sn. Ketua Program Studi Pendidikan Seni
Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar, selaku Pembimbing II.
4. Muhammad Thahir, S. Pd. Sekertaris Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Muh. Faisal, S. Pd, M. Pd, selaku Pembimbing I.
iv
6. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Seni Rupa Universitas Muhammadiyah
Makassar, yang telah banyak memberikan bantuan dan masukannya, baik
dalam perkuliahan maupun dalam penyelesaian proposal ini.
7. Khususnya, kedua orang tua bapak Drs. H. Baharuddin Wali dan Ibu Hj.
Sunarti,S.Pd. yang dengan tulus dan penuh kasih sayang mendukung langkah
kemajuan ananda, dan saudariku Syahariyana Jumrah Wahab yang menjadi
inspirasiku dalam beraktivitas.
8. Keluarga besar yang selama ini menyayangi, mendukung dan memotifasi saya
untuk menjadi yang terbaik dan jadi kebanggaan keluarga.
9. Teman- teman seperjuangan angkatan 2010 Program Studi Pendidikan Seni
Rupa, khaususnya kelas D, Harfida Husein, Nur Imani, Mukrimah,
Muharramah R, Miftahera, Riska Amaliah dan yang tidak sempat saya
sebutkan satu persatu terima kasih atas kebersamaannya serta saran dan
sumbangsinya semoga persaudaraan kita tetap terajut untuk selamanya.
Segenap kemampuan, tenaga dan daya pikir telah tercurahkan dalam
merampungkan penulisan ini untuk mencapai hasil yang maksimal. Namun
kesempurnaannya manusia adalah ketika ia melakukan kesalahan, oleh karena itu
penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat
dalam tulisan ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang sempat
membacanya.
Wahai Rab, terimalah segala usaha hamba engkaulah Maha mendengar dan
Maha mengetahui. Semoga Allah SWT. membalas dengan pahala yang belipat
ganda kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tulisan ini.
Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khaerat
Assalamu Alikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, Desember 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN
SURAT PERJANJIAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN i
ABSTRAK ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka 6
B. Kerangka Pikir 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 30
B. Lokasi Penelitian 30
C. Variabel dan Desain Penelitian 31
vi
D. Defenisi Operasional Variabe 32
E. Populasi dan Sampel Penelitian 33
F. TeknikPengumpulan Data 34
G. Teknik Analisis Data 37
H. Desain Analisis Data 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian Hasil Penelitian 40
B. Pembahasan 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 56
B. Saran 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Uraian Halaman
Gambar 1. Contoh lukisan mix media …………………………………. 23
Gambar 2. Contoh Lukisan kaligrafi mix media; 28
cat minyak, kertas bekas, kanvas
(Dokumentasi suharyani, September 2015)…………………
Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian………………………………………. 31
Gambar 4. Lukisan kaligrafi siswa kelompk 1 Karya Lukis kaligr
(Dokumentasi suharyani, November 2015)………………… 51
Gambar 5. lukisan kaligrafi siswa kelompok 2
(Dokumentasi suharyani, November 2015)……………….. 51
Gambar 6. lukisan kaligrafi siswa kelompok 3
(Dokumentasi suharyani, November 2015)……………….. 51
Gambar 7. lukisan kaligrafi siswa kelompok 4
(Dokumentasi suharyani, November 2015)……………….. 52
Gambar 8. lukisan kaligrafi siswa kelompok 5
(Dokumentasi suharyani, November 2015)……………….. 52
Skema 1. Kerangka Pikir……………………………………………… 29
Skema 2. Desain Penelitian…………………………………………… 32
Skema 3. Gambar Model Interaksi Analisis Data Kualitatif ………….. 39
DAFTAR TABEL
viii
Tabel Uraian Halaman
Table 1. Langkah-langkah model pembelajaran……………………… 12
Tabel 2. Sampel Peneletian……………………………………………. 34
Tabel 3. kemampuan melukis kaligrafi dengan bahan kertas
yang di nilai oleh guru mata pelajaran seni budaya
Ibu Ernawati, S.Pd……………………………………………. 41
Tabel 4. kemampuan melukis kaligrafi dengan bahan kertas
yang di nilai oleh salah satu dosen seni rupa
Bapak Drs. Yabu M, M.Sn…………………………………… 41
Tabel 5. Hasil kemampuan melukis kaligrafi dengan bahan kertas……. 42
Tabel 6. Kategori nilai, prekuensi dan persentase hasil nilai
melukis kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas………… 42
Tabel 7. Kategori nilai dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi
dengan bahan kertas…………………………………………… 44
Tabel 8. hasil tes pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas... 45
Tabel 9. Statistik frekuensi dan persentase skor hasil akhir
pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas……….. 45
DAFTAR LAMPIRAN
ix
Lampiran Uraian
Lampiran 1. Glosarium ........................................................................
Lampiran 2. Format Wawancara .........................................................
Lampiran 3. Silabus dan RPP…………………………………….......
Lampiran 4. Dokumentasi ....................................................................
Lampiran 5. Persuratan..........................................................................
Lampiran 6. Riwayat Hidup ................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua
aspek, yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar
beorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran.
Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada
saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa
disaat pembelajaran sedang berlangsung. Dengan kata lain, pembelajaran pada
hakikatnya merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik
serta antara peserta didik dalam rangka perubahan sikap, Menurut Suherman
(dalam Asep jihat dan Abdul Haris, 2013: 11)
Dalam pembelajaran terdapat sejumlah mata pelajaran yang diajarkan
di sekolah, diantaranya adalah mata pelajaran Seni Budaya yang dibagi menjadi
beberapa sub mata pelajaran, salah satunya adalah seni rupa, pelajaran seni rupa
merupakan suatu bagian dari mata pelajaran Seni Budaya yang diterapkan
di sekolah baik SD, SMP, dan SMA dengan tujuan mengapresiasikan karya seni
rupa dan mengekspresikannya melalui karya-karya yang dihasilkan dari
pengembangan kemampuan dasar dan kreativitas berkesenirupaan.
Pelaksanaan pembelajaran seni rupa di sekolah dapat dipraktikan melalui
program pembelajaran pengalaman kreatif dan apresiatif, salah satu kegiatan
kreatif dalam pembelajaran seni rupa adalah seni lukis. Seni lukis merupakan
salah satu materi dalam pembelajaran seni rupa terutama siswa SMA kelas X
1
2
karena pembelajaran seni lukis masuk dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) untuk siswa SMA kelas X dengan Standar Kompetensi
“Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa”, dan Kompetensi Dasarnya
“Berkarya seni rupa” (Yayat nusantara, 2007: 7).
Dalam pembelajaran seni lukis, aspek perencanaan, pelaksanaan
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran perlu dilakukan secara maksimal agar
nantinya tujuan dapat tercapai sehingga mendapatkan hasil pembelajaran yang
efektif.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti dengan Ibu
Ernawati S.Pd guru mata pelajaran Seni Budaya kelas X SMA Negeri 7 Pinrang
berkaitan dengan pembelajaran yang diterapkan pada pelajaran seni rupa
khususnya materi seni lukis, berhubung karena kurangnya guru seni budaya yang
ada di sekolah tersebut. Guru hanya menerangkan tentang materi yang ada tampa
melakukan kegiatan praktek melukis. Pembelajaran seni lukis pada dasarnya
pernah terlaksana dalam bentuk materi ajar saja yang sudah melibatkan siswa
secara langsung dan beberapa tujuan pembelajaran telah tercapai, akan tetapi
Belum pernah ada kegiatan pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan
menggunakan bahan kertas guna memanfaatkan kertas yang sudah tdk terpakai
(kertas bekas). Oleh karena itu perlu di lakukan pembelajaran seni lukis dengan
menggunakan bahan kertas dalam bentuk kegiatan praktek pembuatan lukisan
yang direncanakan dengan sedemikian rupa sehingga pembelajaran seni lukis
lebih menarik dan mengasikkan, sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dan
tujuan yang dirumuskan semuanya tercapai.
3
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penulis merasa bahwa
pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan nenggunakan bahan kertas menarik
untuk di teliti, karena pada teknik melukis kaligrafii menggunakn kertas sebagai
bahan campuran, tidak seperti teknik melukis pada umumnya, sehingga peneliti
tertarik melakukan penelitian tentang pembelajaran seni lukis dengan
menggunakan bahan kertas. Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk
mengasah Kreatifitas dengan menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam belajar dengan menggunakan
penerapan model pembelajaran kooperatif dengan kegiatan praktek melukis.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis berkeinginan untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Pembelajaran Seni Lukis Kaligrafi dengan
Bahan Kertas pada Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Pinrang”..
B. . Rumusan Masalah
Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah
“Bagaimanakah Pembelajaran Seni Lukis Kaligrafi dengan Menggunakan Bahan
Kertas pada Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Pinrang” Permasalahan yang lebih
rinci dikemukakan sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan
kertas kertas pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Pinrang?
2. Bagaimana kemampuan dan hasil pembelajaran seni lukis kaligrafi
dengan bahan kertas pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Pinrang?
4
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan
menggunakan bahan kertas pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Pinrang.
2. Untuk mengukur kemampuan dan hasil pembelajaran seni lukis
kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas pada siswa kelas X SMA
Negeri 7 Pinrang
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan
wawasan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pembelajaran seni
lukis kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah, penelitian ini akan memberikan sumbangan baik pada
sekolah dalam rangka perbaikan hasil dan kemampuan belajar siswa
terkait dengan pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan menggunakan
bahan kertas pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Pinrang.
b. Bagi guru, sebagai bahan masukkan untuk mengaplikasikan
pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas.
c. Bagi siswa, memberikan pengalaman belajar khususnya dalam kegiatan
pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas.
5
d. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk
memperoleh pengalaman langsung dan penelitian ini juga dapat
digunakan sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian lanjutan
yang berhubungan dengan kemampuan pembelajaran seni rupa, baik
materi Seni lukis dan materi lainnya yang masih berkaitan dengan
pembelajaran seni rupa.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka ini dimaksud sebagai landasan dalam melaksanakan
penelitian. Di bawah ini dikemukakan beberapa pengertian dan teori yang
berhubungan dengan “Pembelajaran Seni Lukis Kaligrafi dengan Menggunakan
Bahan Kertas pada Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Pinrang”.
Pada dasarnya tinjauan pustaka dilakukan untuk mengetahui sasaran
penelitian secara teoritis, dan pada bagian ini akan diuraikan landasan teoretis
yang dapat menjadi kerangka acuan dalam melakukan penilitian. Landasan yang
dimaksud ialah teori yang merupakan kajian kepustakaan dari berbagai literatur
yang relevan dengan masalah yang akan diteliti oleh penulis.
1. Proses, Kemampuan dan Hasil Pembelajaran
(W.J.S.Poerwadarminta, 1984:769) Proses adalah suatu tuntutan
perubahan peristiwa dalam pengembangan sesuatu, yang maksudnya adalah
rangkaian kegiatan di dalam mengembangkan sesuatu. Selanjutnya dalam
kamus besar bahasa Indonesia bahwa proses adalah rangkaian tindakan
perbuatan, atau pengolahan produk. Jadi kesimpulannya proses dapat diartikan
sebagai suatu tahap awal dari suatu kegiatan sehingga tercapai tujuan dari
kegiatan tersebut.
a. Belajar
Slameto( dalam Asep jihat dan Abdul Haris, 2013: 2) merumuskan
belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
6
7
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Lebih jauh Slameto memberikan cirri-cirri tentang perubahan tingkah laku
yang teradi dalam belajar sebagai berikut:
1) Terjadi secara sadar
2) Besifat kontinu dan fungsional
3) Bersifat positif dan aktif
4) Bukan bersifat sementara
5) Bertujuan dan terarah, dan
6) Mencakup seluruh aspek tingkah laku
Menurut Ismiyanto (2009: 1) belajar adalah mengalami, artinya dalam
belajar murid menggunakan atau mengubah lingkungan tertentu dan anak
belajar mengenai lingkungan tersebut melalui akibat tindakannya; tidak hanya
sekadar berhubungan dengan lingkungannya. Oleh karena itu, dapat ditegaskan
lingkungan sangat mempengaruhi hasil belajar murid, selain belajar dari akibat
tindakannya murid juga belajar dari berbagai hal di dalam lingkungan tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar tertuju
kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa dalam mencacapai tujuan
pembelajaran
b. Mengajar
Menurut Slameto (dalam Asep jihat dan Abdul Haris, 2013: 8)
mengungkapkan bahwa mengajar adalah penyerahan kebudayaan kepada anak
8
didik yang berupa pengalaman dan kecakapan atau usaha untuk mewariskan
kebudayaan masyarakat kepada penerusnya.
Mengajar atau “teaching” adalah membantu siswa memperoleh
informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengepresikan
dirinya, cara-cara belajar bagaimana belajar. Joyce dan Well (dalam Asep jihat
dan Abdul Haris, 2013: 9)
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa mengajar
beorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru yang berperan sebagai
pemberi pelajaran.
c. Pembelajaran
Menurut Usman(dalam Asep jihat dan Abdul Haris, 2013: 12)
Pembelajaran adalah inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan
guru sebagai pemegang peranan utama. Pembelajaran merupakan suatu proses
yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu
Rencana pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Pembelajaran diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan
lingkungan otentik, karena hal ini di perlukan untuk memungkinkan
seseorang berproses dalam belajar (belajar untuk memahami, belajar
untuk berkarya, dan melakukan kegiatannyata) secara maksimal
9
2) Isi pembelajaran harus didesain agar relevan dengan karakteristik siswa
karena pembelajaran difungsikan sebagai mekanisme adaptif dalam
proses konstruksi, dekonstruksi dan rekonstruksi pengetahuan, sikap,
dan kemampuan
3) Menyediakan media dan sumber belajar yang dibutuhkan. Ketersediaan
media dan sumber belajar yang memungkinkan siswa memperoleh
pengalaman belajar secara kongkrit, luas, dan mendalam, adalah hal
yang perlu diupayakan oleh guru yang professional dan peduli terhadap
keberhasilan belajar siswanya
4) Penilaian hasil belajar terhadap siswa dilakukan secara formatif sebagai
diagnosis untuk menyediakan pengalaman belajar secara
berkesinambungan dan dalam bingkai belajar sepanjang hayat (life long
continuing education).
Mulyasa (dalam Rohmadi, 2009: 65) menyatakan bahwa pembelajaran
adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungan, sehingga terjadi
perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Interaksi ini terjadi terutama antara
siswa dan guru. Pada proses pembelajaran terjadi hubungan yang bersifat
dwiarah antara guru dan siswa. Pembelajaran adalah kegiatan yang di
dalamnya terdapat proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh,
dan atau mengatur serta memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar
bisa belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan.
Konsep tentang pembelajaran diutarakan oleh banyak ahli, dari
Wikipedia (www.wikipedia.com) konsep pembelajaran adalah proses interaksi
10
peserta didik dengan pendidik pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu
dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Gulo (2004: 8) menyebutkan ada tujuh komponen pembelajaran.
Komponen-komponen tersebut yaitu; (1) tujuan pengajaran, (2) Guru, (3)
peserta didik, (4) materi pelajaran, (5) metode pengajaran, (6) media
pengajaran, (7) faktor administratif dan finansial.
Sementara itu disebutkan dalam Ismiyanto (2009: 19) komponen
pembelajaran meliputi beberapa unsur sebagai berikut :
1) Tujuan Pembelajaran disebut sasaran belajar. Merupakan komponen
utama dan paling awal harus dirumuskan oleh guru dalam merancang
pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan rumusan perilaku yang
harus ditetapkan sebelumnya agar tampak pada diri siswa sebagai
akibat dari perbuatan belajar yang telah dilakukan.
2) Guru adalah orang profesional yang melakukan penyelanggaraan
mengajar dalam suatu pembelajaran di sekolah, guru menempati posisi
kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif
dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar dapat mencapai
tujuan secara optimal.
3) Siswa adalah semua individu yang menjadi peserta dalam suatu lingkup
pembelajaran.
11
4) Bahan ajar adalah sesuatu yang harus diolah dan disajikan oleh guru
yang selanjutnya dipahami oleh murid dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
5) Pendekatan, strategi dan metode pembelajaran adalah rencana dan cara
yang dilakukan oleh guru untuk membantu mewujudkan interaksi
komunikatif dalam kegiatan belajar mengajar. Pemahaman guru
terhadap pendekatan pembelajaran akan dapat membantunya
menetapkan pilihan strategi pembelajaran, selanjutnya strategi
pembelajaran akan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana
bentuk interaksi belajar mengajar yang diharapkan oleh guru dan dapat
digunakan oleh guru dalam memilih dan menetapkan metode
pembelajaran atau merancang kegiatan belajar mengajar.
6) Sumber dan media pembelajaran adalah pendukung kegiatan belajar
mengajar, sumber belajar dapat digunakan oleh guru untuk membantu
mengembangkan bahan ajar dan bagi murid sebagai media belajar serta
pengayaan hasil belajar. Media belajar kedudukannya sebagai media
belajar yang diharapkan dapat meningkatkan pengalaman belajar murid
kearah yang lebih konkret dan bermakna bagi murid.
7) Evaluasi Hasil Pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan
sebelum atau setelah berlangsungnya suatu kegiatan untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan kegiatan tersebut. Evaluasi sebaiknya
dilakukan dua kali, yang pertama pretest (sebelum pelaksanaan
pembelajaran) dengan tujuan mengetahui kemampuan awal murid
12
berkenaan dengan pembelajaran, dan yang kedua dilakukan post test
(sesudah pelaksanaan pembelajaran) dengan tujuan mengetahui
gambaran kemampuan murid setelah mengikuti pembelajaran. Dengan
cara membandingkan hasil tes awal dengan akhir, maka guru akan
mengetahui efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan untuk
kemudian dijadikan bahan pertimbangan perlu diadakan remidial
(perbaikan) bagi para murid atau program pembelajaran.
d. Model Pembelajaran
Asep jihad dan Abdul Haris (2008: 31) Pembelajaran dengan model
kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama
antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun proses atau langkah-langkah model pembelajaran kooferatif
Fase
ke -
Indikator Aktifitas/Kegiatan Guru
1 Menyiapkan rencana
pelaksanaan
pembelaara(RPP), tujuan
dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tuuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotifasi siswa
belajar
2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demonsrtrasi atau lewat
bahan bacaan.
3 Mengorganisasi siswa ke
dalam kelompok-
kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk kelmpok
belajar dan membantu setiap kelmpok
agar melakukan transisi secara efisien.
4 Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas.
5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing
masing kelompok mempresentasikan
hasil kerjanya
13
6 Memberikan
penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai upaya atau hasil belajar
individu maupun kelompok
Table 1. Langkah-langkah model pembelajaran
e. Kemampuan dan Hasil Belajar
Slameto (2010: 56) mengemukakan bahwa “ Kemampuan adalah
kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi
dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,
mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat”. Dari pengertian
tersebut, dapat dijelaskan bahwa kemampuan (ability) adalah kecakapan
atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir
atau merupakan hasil latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan
sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya. Setiap individu memiliki
tingkat kemampuan berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan.
Kemampuan ini mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu
tersebut. Kemampuan besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dapat
diartikan bahwa siswa yang mempunyai tingkat kemampuan yang tinggi
akan lebih berhasil daripada siswa yang memiliki kemampuan rendah.
Abdurrahman (dalam Asep jihad dan Abdul Haris, 2008: 14) Hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Selanjutnya Benjamin S. Bloon (dalam Asep jihad dan Abdul Haris,
2008: 14) berpendapat bahwa hasil belajar dapat dikelompkan ke dalam dua
macam yaitu pengetahuan dan keterampilan
14
Pengtahuan terdiri dari empat kategori, yaitu: pengetahuan tentang
fakta, procedural, konsep, dan prinsip. Sedang keterampilan juga terdiri dari
empat kategori, yaitu: keterampilan untuk berfikir(kognitif), keterampilan
untuk bertindak(motorik), keterampilan bereaksi atau bersikap, dan
keterampilan berinteraksi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dengan murid dan
lingkunganya yang dilakukan secara terprogram. Pembelajaran mengandung dua
jenis kegiatan yang tidak terpisahkan, yakni mengajar dan belajar. Pembelajaran
merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat unsur-unsur yang saling
berkaitan untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu adanya perubahan tingkah
laku. Komponen utama dalam pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran,
guru, siswa, bahan ajar atau materi, pendekatan, strategi dan metode, sumber dan
media pembelajaran, serta evaluasi hasil pembelajaran yang masing-masing
komponen saling mempengaruhi satu sama lain dalam terciptanya tujuan
pembelajaran di sekolah.
2. Pembelajaran Seni Rupa
Pembelajaran seni rupa merupakan sub mata pelajaran bidang Seni
Budaya di samping seni musik, seni tari, dan seni teater. Sejak diberlakukannya
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru seni rupa dituntut untuk
mengembangkan pembelajaran secara lebih profesional, yang secara umum
15
mencakup perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) pendidikan seni rupa, di dalamnya memuat Standar
Kompetensi (SK) ekspresi dan apresiasi(Syafi’i, 2006: 5).
Paham yang menyiasati dunia pendidikan seni rupa, yakni “pendidikan
dalam seni” dan “pendidikan melalui seni”. Pendidikan dalam seni merupakan
upaya pendidik dan juga institusi pendidikan dalam rangka mewariskan,
mengembangkan, dan melestarikan berbagai jenis kesenian yang ada kepada
anak sebagai peserta didik. Pendidikan dalam seni merupakan program yang
mengarahkan anak atau siswa trampil dalam bidang seni. Kemudian
pendekatan pendidikan melalui seni yang dikemukakan oleh J.Dewey (dalam
Syafi’i, 2006: 8) bahwa seni seharusnya menjadi alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, bukan untuk kepentingan seni itu sendiri. Dengan pendekatan ini
seni berkewajiban membantu ketercapaian tujuan pendidikan secara umum.
Pendekatan pendidikan melalui seni dalam implementasi pembelajarannya
merangsang keingintahuan dan sekaligus menyenangkan bagi siswa
(Syafi’i, 2006: 8-9).
Fungsi pembelajaran seni rupa salah satunya adalah untuk menanamkan
nilai estetis yang terwujud dalam program pembelajaran melalui pengalaman
kreatif dan apresiatif. Menurut Lindermen dan Linderman (dalam Syafi’i,
2006: 13) bahwa pendidikan seni rupa sebagai pendidikan estetis dapat
dilakukan dengan jalan memberikan pengalaman perseptual, kultural, dan
artistik. Pengalaman perseptual diberikan melalui proses penggunaan indra
mata dan juga indra lainya, ketika siswa melakukan pengamatan dan proses
16
berkarya. Pengalaman kultural dapat diperoleh siswa melalui kegiatan
mempelajari dan memahami bentuk-bentuk peninggalan seni rupa masa
lampau maupun saat ini. sementara pengalaman artistik dikembangkan melalui
pengamatan, penghayatan dan penghargaan siswa dalam kegiatan apresiasi dan
kemampuan memanfaatkan berbagai media seni dalam kegiatan kreatif.
Menurut Syafi’i (2006: 29), pendidikan seni pada dasarnya berfungsi
sebagai pemenuhan kebutuhan berekspresi, berapresiasi, berkreasi, dan
berekreasi anak. Berekspresi merupakan kebutuhan bagi setiap orang, termasuk
juga anak-anak. Ekspresi adalah ungkapan yang dikaitkan dengan aspek
psikologis seseorang, perasaan, perhatian, persepsi, fantasi atau imajinasi, dan
sebagainya. Aspek-aspek ini dapat dituangkan ke dalam proses berkarya seni.
Bagi orang dewasa tercurahkannya aspek psikologis ini dapat memuaskan dan
melepaskan ketegangan yang dihadapi, demikian juga bagi anak-anak. Anak-
anak, dalam hal ini siswa jika diberi ruang untuk berekspresi dalam berkarya
seni rupa akan merasa senang dan gembira oleh karena terpuaskan, dan
akhirnya melepaskan persoalan psikologis yang dihadapi.
Selain sebagai media pemenuhan kebutuhan anak, pada hakikatnya
pendidikan, termasuk pendidikan seni juga dimaksudkan sebagai upaya
pelestarian sistem nilai oleh masyarakat pendukungnya. Pendidikan seni
berupaya untuk mempertahankan, melestarikan, mengembangkan dan
berfungsi sebagai pelestarian dan pendukung kususnya hal-hal yang berkaitan
dengan fenomena budaya visual yang estetik (Syafi’i, 2006: 11).
17
Dalam konteks pembelajaran seni rupa, secara ideal harus benar-benar
diperhatikan perbedaan setiap individu, karena setiap individu berbeda-beda
dalam mengekspresikan „feelings‟ (perasaan) dan „emotions‟ (ungkapan dari
perasaan). Menurut Lowenfeld dan Brittain (dalam Ismiyanto, 2009: 21)
pembelajaran kelas seni rupa difokuskan pada hal-hal yang memungkinkan
siswa terdorong dalam proses pembelajarannya. Oleh karena itu, dalam
pembelajaran seni rupa harus diperhatikan tahap perkembangan anak, yang
terpenting bukan hasil karya tetapi bagaimana proses anak dalam menghasilkan
karya. Dalam proses pembelajaran seni rupa adalah mengupayakan terciptanya
situasi dan kondisi yang kondusif bagi kegiatan belajar anak didik dan
menciptakan lingkungan yang dapat membantu perkembangan anak untuk
“menemukan” sesuatu melalui eksplorasi dan eksperimen dalam belajar.
Dalam proses pembelajaran seni penting untuk mengupayakan
terciptanya situasi dan kondisi yang kondusif bagi kegiatan belajar menyangkut
ekspresi artistik dan menciptakan lingkungan yang dapat membantu
perkembangan anak untuk menemukan sesuatu melalui eksplorasi dan
eksperimentasi dalam belajar. Oleh karena itu ditegaskan bahwa situasi dan
kondisi serta suasana lingkungan menjadi hal yang sangat dominan dalam
proses pembelajaran seni (Ismiyanto, 2009: 22).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
seni rupa adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram untuk
mengapresiasi dan berkreasi dengan kreatif menciptakan serta dapat mengasah
kemampuan siswa.
18
3. Kriteria Karya Seni Rupa yang Baik
(Kusnadi, Sukimin A.W., Edy Sutandur, Malatu B.C., Rima Y., dan
Lestari Asih, 2012: 7-8) Beberapa aspek yang dinilai dalam apresiasi seni rupa
adalah sebagai berikut:
a. Gagasan (ide)
Gagasan (ide) yaitu pikiran yang mendasari seseorang untuk
menciptakan suatu karya seni
b. Kreativitas
Kreativitas adalah upaya mewujutkan karya seni dalam bentuk dan
nilai yang baru (bersifat inovatif)
c. Komposisi
Komposisi merupakan penataan unsure-unsur seni rupa dengan
menggunakan prinsip-prinsip tertentu menjadi suatu pola yang matang
(Desain) sehingga memperoleh suatu bentuk yang bermakna
d. Tehnik dan wujud
Tehnik merupakan cara seseorang mewujudkan Gagasan (ide)
menjadi suatu yang menarik sehingga mempunyai nilai dengan
menggunakan media seni rupa yang berupa alat dan bahan. Tehnik yang
digunakan akan memberi bentuk dan wujud yang berbeda.
19
4. Seni Lukis Kaligrafi
a. Seni Lukis
Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa yang berdimensi
dua. Melukis adalah kegiatan membubuhkan cat (kental maupun cair) di atas
bidang yang datar. Pembubuhan cat tersebut diharapkan dapat mengepresikan
berbagai makna atau nilai subjektif. Melukis lebih bebas dalam menafsirkan
objek sesuai keinginan pelukisnya (Tim Abadi Guru, 2007: 8).
b. Lukisan Kaligrafi
(Eko Sujatmiko, 2014: 130) Pengertian kaligrafi adalah seni menulis
dengan indah dengan pena sebagai hiasan. Meskipun kaligrafi dalam tulisan
arab lebih dikenal, tetapi banyak pula penerapan aplikasi ke dalam tulisan latin.
Sedangkan yang dimaksud dengan lukisan kaligrafi adalah model kaligrafi
yang digoreskan pada hasil karya lukis, atau coretan kaligrafi yang di lukis
sedemikian rupa dengan menggunakan warna-warna yang beragam, bebas dan
tidak terikat oleh rumus-rumus baku yang ditentukan.
Lukisan kaligraifi merupakan seni lukis yang menampilkan aksara Arab
sebagai subject-matter (sasaran) utuh atau sebagian, atau mengambil beberapa
huru saja. secara prinsip kaligrafi lukis (lukisan kaligrafi) berbeda dengan
kaligrafi tulis (kaligrafi murni). Pada lukisan kaligrafi terdapat sejumlah
kebebasan dalam berekspresi. Sedangkan dalam kaligrafi tulis, dikenal
beberapa macam ketentuan pokok dan rumus-rumus baku. Lukisan kaligrafi
secara mendasar berbeda dengan lukisan biasa. Di samping si pelukis harus
20
memiliki niat suci dan hati bersih, pemilihan medianya pun harus benar dan
tepat. (Amri Yahya,1992: 10-13).
Dari beberapa penjelasan di atas lukisan kaligrafi adalah karya cipta
manusia sebagai hasil pengolahan ungkapan batinnya melalui susunan unsure-
unsur tulisan dan unsur-unsur dwi marta yang lain, yang memiliki sifat-sifat
simbolik, religious, dan estetik. Membawa pesan kebaikan antara hubungan
manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia serta manusia dengan alam.
Jadi, setiap lukisan kaligrafi memiliki kebebasan dalam gaya atau corak tulisan
sehingga tercipta suatu kesatuan bentuk lukisan yang sesuai dengan keinginan
penciptanya.
c. Bahan dan Alat Melukis
(Tim Abadi Guru, 2007: 8) Bahan melikis adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk kegiatan melukis. Bahan untuk melukis dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu cat atau tinta (cat air, cat minyak, cat akrilik,
tinta cina, dan pewarna lainnya) dan bidang lukis (kertas, kanvas, tripleks,
kaca, keramik atau gerabah, tembok, dan lainnya). (Tim Abadi Guru, 2007: 8).
Alat melukis adalah segala perkakas yang dapat digunakan dalam
kegiatan melukis. Untuk melukis kita dapat menggunakan kuas cat air, kuas cat
minyak, pisau palet, palet, sprayer, dan esel.
21
d. Teknik Melukis
(Tim Abadi Guru, 2007: 8) Teknik adalah cara-cara yang lazim
diperlukan untuk menlukis. Setiap teknik memiliki karakter dan gaya khas
masing-masing. Adapun teknik dalam melukis adalah sebagai berikut:
1) Aquarel atau transparan adalah cara melukis dengan menggunakan
bahan cat air dengan sapuan warna yang tipis sehingga hasilnya tembus
pandang.
2) Plakat merupakan cara melukis dengan bahan cat akrilik, atau cat
minyak dengan sapuan warna yang tebal atau kental sehingga hasilnya
tampak pekat atau menutup.
3) Spray atau semprot adalah cara melukis dengan bahan cat yang cair
yang di semprotkan dengan sprayer. Tehnik ini sering digunakan untuk
membuat reklame visual.
4) Pointilis atau titik-titik merupakan cara melukis yang dalam membuat
gelap terangnya warna atau pencampuran warna dengan membuat titik-
titik.
5) Tempra merupakan cara melukis pada tembok dengan sedemikian rupa
sehingga hasilnya menyatu dengan arsitektur.
Dari beberapa tehnik melukis di atas, maka teknik yang digunakan
Dalam penelitian ini adalah teknik plakat yaitu degan bahan cat minyak,
dengan sapuan warna yang tebal dengan bidang lukis kanvas .
22
e. Langkah-langkah Melukis
1) Menyiapkan bahan dan alat
2) Menemukan gagasan
3) Membuat sketsa
4) Mewarnai
5) Sentuhan akhir atau Finishing
5. Mix Media Bahan Kertas
a. Mix Media
Mixed media atau yang biasa dikenal Media campuran, seni visual,
mengacu pada karya seni dalam pembuatan yang lebih dari satu media telah
digunakan .Ada perbedaan penting antara " mixed - media" karya seni dan
"seni multimedia " . Campuran media cenderung merujuk pada sebuah karya
seni visual yang menggabungkan berbagai media seni rupa tradisional yang
berbeda . Sebagai contoh , sebuah karya di atas kanvas yang menggabungkan
cat , tinta , dan kolase bisa benar disebut " campuran media" pekerjaan , tetapi
tidak sebuah karya "seni multimedia . " Seni multimedia Istilah menyiratkan
lingkup yang lebih luas daripada media campuran , menggabungkan seni visual
dengan unsur-unsur non -visual (seperti rekaman suara , misalnya) atau dengan
unsur-unsur seni lainnya ( seperti sastra , drama, tari , grafis gerak , musik, atau
interaktivitas).(http://wiwipramita.blogspot.co.id/2013/10/materi-mixed-media-
dalam-seni-lukis.html).
Lukisan mix media sebenarnya tidak jauh beda dengan melukis pada
umumnya. Hanya saja tehnik ini menambahkan element atau media lain, bisa berupa 2
23
dimensi dan 3 dimensi di luar cat dan kanvas. Perlu di ingat aplikasi mix media ini
memerlukan bahan tambahan seperti lem untuk merekatkan media tambahan diatas
kanvas. (http://seputarduniaseni.blogspot.co.id/2012/11/lukisan-mix-media.html)
Di bawah ini contoh lukisan mix media :
Lukisan mix media; acrylic, manik-manik,
kanvas
(http://seputarduniaseni.blogspot.co.id/2012/11
/lukisan-mix-media.html)
Lukisan mix media; acrylic, batu coral, kanvas
(http://seputarduniaseni.blogspot.co.id/2012/11
/lukisan-mix-media.html)
Lukisan mix media; acrylic, ranting+bunga
kering, kanvas
(http://seputarduniaseni.blogspot.co.id/2012/11
/lukisan-mix-media.html)
Lukisan mix media; acrylic, koran, kanvas
(http://seputarduniaseni.blogspot.co.id/2012/11
/lukisan-mix-media.html)
24
Lukisan mix media; serbuk gergaji, batu dan daun
(http://seputarduniaseni.blogspot.co.id/2012/11/lukisan-mix-
media.html)
Gambar 1. Contoh lukisan mix media
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Mixed Media adalah
karya lukis yang menggunakan media Campuran. Menggunakan kanvas, kertas, kain
dan berbagai jenis media. Kemudian sebagai media pewarnaannya menggunakan cat
minyak, cat air, krayon dan lain sebagainya.
b. Kertas
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan
kompresi serat yang berasal dari bahan pulp . Serat yang digunakan biasanya
adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa(http//Wikipedia
bahasa Indonesia).
Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta
melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas
misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan
ataupun toilet.
25
Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang
menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas,
bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar.
Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti
dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar
yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah Nusantara beberapa abad
lampau.
c. Pemanfaatan limbah kertas
1) Pengertian limbah
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang
dihasilkandari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skalarumah
tangga,industri,pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut
dapat berupa gas dan debu,cair atau padat.
2) Karakter kertas bekas
Beberapa jenis kertas bekas yang bisa didaur ulang. Namun
pendauran ulang kertas hanya bisa dilakukan maksimal 4 - 6 kali, mengingat
serat-serat kertas akan semakin pendek setelah diproses sehingga
memengaruhi kekuatan dan ikatan serat dalam kertas. Kertas yang bisa
didaur ulang sangat beragam, namun dikelompokkan dalam tiga kategori
diantaranya: (1) kertas buangan pabrik kertas, (2) kertas limbah sebelum
digunakan konsumen, (3) kertas yang telah digunakan konsumen.
26
Dari beberapa karakter kertas yang ada, kategori kertas yang di
gunakan dalam dalam penelitian ini adalah kertas yang telah di gunakan
konsumen
3) Jenis kertas bekas
Jenis kertas sangat beragam, mulai dari kertas bergelombang (dus),
kertas bekas koran, kertas bekas majalah, kertas bekas buku telepon, dan
kertas bekas kantor/rumah tangga.
Dari beberapa jenis kertas yang ada, jenis kertas yng dapat
digunakan dalam penelitian ini adalah kertas bekas kantor/rumah tangga
seperti kertas bekas tulisan atau hasil ketikan.
4) Pengolahan kertas bekas
Di Indonesia, penggunaan kertas daur ulang untuk bahan baku
industri kertas telah banyak dilakukan. bahan baku yang paling banyak di
gunakan adalah diperoleh dari kertas bekas kosong, majalah dan kertas tulis.
Produk kertas daur ulang berupa jenis kertas seperti kertas kemasan atau
kertas untuk industri, kertas cetak dan kertas tulis, tissue dn cetakan untuk
media massa. dalam jumlah terbatas, kertas dur ulang dapat juga digunakan
untuk media tanamanisolasi, box, produk kertas cetak (wadah telur, karton,
baki makanan, dan pot tanaman).kertas daur ulang ini memiliki beberapa
keterbatasan. produk yang dibuat dari proses ini tidak dapat digunkan untuk
27
kemasan bahan kanan, karena kualitas kertasnya menurun dan dapat mudah
rusak.
Pengolahan kertas daur ulang bisa dengan cara sangat
sederhana, yaitu kertas hanya diubah bentuknya tanpa perlakuan fisika dan
kimia. Misalnya kertas digunakan untuk dekorasi. Kertas diremas lalu
bentuk lipatan lipatannya dibentuk sesuai selera. Pengolahan kertas secara
fisika dan kimia adalah mengolah kertas menjadi bubur kembali, lalu
dicetak sesuai dengan keperluannya,baik tipis ataupun tebal. Kertas yang
dibuat bubur ini yang hanya bisa didaur ulanghingga 4 - 6 kali, karena serat-
serat kertas akan terpotong oleh perlakuan fisika (dihancurkan).
Cara mengolah kertas adalah sebagai berikut:
a) Merendam Koran atau kertas bekas dalam air sampai gembur
(gampang hancur) dan menumbuknya, menjadi bubur kertas.
b) Mengaduk bubur kertas dengan campuran Lem kertas.
c) Menempelkan adonan bubur pada media yang akan digunakan
dan membentuk adonan sesuai bentuk yang diinginkan . Dan
mewarnai sesuai selera dan keinginan si pembuat.
Dari beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwah
kertas bekas dapat diolah menjadi bahan dalam pembuatan seni lukis kaligrafi
dengan mix media (media campuran), dengan cara mengolah kertas bekas
menadi adonan bubur, kemudian hasil olahannya ditempelkan ke media kanvas
28
sesuai konsep kaligrafi yang diinginkan, kemudian diwarnai dengan cat sesuai
keinginan.
Contoh Gambar Lukisan Kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas:
Gambar 2. Lukisan kaligrafi mix media; cat minyak, kertas bekas, kanvas
(Dokumentasi suharyani, September 2015)
B. Kerangka Pikir
Dengan melihat beberapa konsep atau teori yang telah diuraikan pada
kajian pustaka, maka dapat dibuat kerangka atau skema yang dapat dijadikan
sebagai acuan konsep berfikir tentang pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan
29
menggunakan bahan bertas pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Pinrang. Dengan
melihat konsep yang telah disebutkan di atas maka skema kerangka pikir dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Skema 1. Kerangka Pikir
Siswa kelas X
Kemampuan belajar
Kemampuan melukis kaligrafi
dengan menggunakan bahan kertas
Hasil Penelitian
Proses pembelajaran
seni lukis
Hasil pembelajaran
seni lukis
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam rangka menjelaskan masalah yang dibagi sebagaimana dinyatakan
pada bab pendahuluan peneliti memanfaatkan penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif digunakan untuk menjawab permasalahan-permasalahan pembelajaran
yang dapat diangkat atau diukur dalam hal ini adalah hasil belajar siswa dari
melukis kaligrafi dengan bahan kertas. Kemudian metode kualitatif digunakan
peneliti untuk mendeskripsikan aktivitas siswa, aktivitas guru, data-data sekolah
berkenaan dengan pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan menggunakan bahan
kertas.
Fokus kajian ini adalah proses pembelajaran seni rupa yang mencakup
rumusan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, rancangan kegiatan belajar dan
mengajar, serta rumusan evaluasi.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Pinrang yang beralamt di Jl.
Poros Pinrang Pare-pare, kelurahan Manarang, kecamatan Mattiro Bulu,
kabupaten Pinrang yang berjarak 185 km dari kota Makassar lokasi kampus
Universitas Muhammadiyah.
30
31
Gambar 3 Peta Lokasi Penelitian
C. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
(Cholid Narbuto,H.Abu Achmadi, 2012: 118). variable penelitian itu
meliputi factor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan
diteliti
Maka variabel penelitian ini adalah “Pembelajaran seni lukis kaligrafi
dengan menggunakan bahan kertas pada siswa kelas X,3 SMAN 7 Pinrang”.
Adapun keadaan variabel - variabel sebagai berikut :
SMAN 7
Pinrang
jln. Poros Pinrang Pare-pare
jarak
185 km
Melewati Kota pare-
pare, Kab.Barru, Kab.
Pangkep, Kab. Maros
Kota Makassar
(UNISMUH)
9
9
Kabupaten
Pinrang
185 km
Kantor camat
Mattiro Bulu
32
1. Proses pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan menggunakan bahan
kertas pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Pinrang.
2. Kemampuan dan hasil pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan
kertas pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Pinrang .
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data tentang pembelajaran
seni lukis kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas.
2. Desain Penelitian
Skema 2. Desain Penelitian
D. Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan variabel di atas maka perlu dilakukan pendefinisian
operasional variabel guna memperjelas dan menghindari terjadinya suatu
kesalahan. Serta memudahkan sasaran penelitian hingga berjalan dengan baik.
Adapun definisi operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut :
Pengumpulan Data
tentang proses
pembelajaran
Pengumpulan Data
tentang kemampuan
belajar siswa
Pengumpulan Data
tentang hasil
pembelajaran
Pengolahan/
Analisis Data Deskripsi
Data
Kesimpulan
33
1. Proses pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas pada siswa
kelas X SMA Negeri 7 Pinrang.
Yang dimaksud di sini adalah langkah-langkah dan proses
pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas pada siswa kelas X
SMA Negeri 7 Pinrang.
2. Kemampuan dan hasil pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan
kertas pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Pinrang
Yang dimaksud kemampuan adalah upaya maksimal siswa
membuat dan berkreasi dalam berkarya seni lukis kaligrafi dengan bahan
kertas di kelas X SMA Negeri 7 Pinrang.
Yang dimaksud hasil adalah bukti fisik dari hasil belajar siswa
dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas pada siswa
kelas X SMA Negeri 7 Pinrang.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
(Endang Mulyatiningsih, 2014: 9) Populasi adalah seluruh sekumpulan
oranng, hewan, tumbuhan atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu
yang akan diteliti. Populasi akan menadi wilayah generalisasi kesimpulan hasil
penelitian
Maka jika karakteristik yang akan diteliti adalah pembelajaran siswa
kelas X, maka yang akan dijadikan populasi penelitian tersebut adalah siswa
kelas X SMA Negeri 7 Pinrang.
34
2. Sampel Penelitian
(Endang Mulyatiningsih, 2014: 10) Sampel adalah cuplikan atau bagian
dari populasi. Peneliti boleh mengambil sebagian popolasi saja untuk diteliti
meskipun kesimpulan hasil penelitian akan berlaku untuk semua populasi.
Teknik sampel memiliki beberapa keuntungan, antara lain: (1) subyek
pada sampel lebih sedikit dibanding populasi, sehingga lebih memudahkan
peneliti untuk melakukan penelitian, (2) sampel lebih efisien, baik dalam
penggunaan waktu maupun dana, (3) sampel lebih bersifat konstruktif karena
subyek yang diteliti jumlahnya jelas sedangkan teknik populasi jika terlalu
banyak akan bersifat destruktif.
Maka sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti. Maka dalam
penelitian ini yang akan dijadikan sampel adalah kelas X.3 yang berjumlah 34
orang siswa.
Siswa Kelas X.3
14 Laki-laki 20 Perempuan
Tabel 2. Sampel Peneletian
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik penelitian
lapangan (Field Research). Untuk memperoleh data pada penelitian ini, di mana
peneliti langsung pada tempat atau lokasi penelitian dengan menggunakan lima
macam teknik. Adapun empat macam teknik tersebut adalah sebagai berikut:
35
1. Observasi
Observasi yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
langsung terhadap kegiatan belajar siswa dengan mengamati sejauh mana
kemmapuan siswa dalam melukis kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas.
2. Wawancara
(Arikunto S, 2006:155) menjelaskan wawancara adalah sebuah dialog
yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara. Interview atau wawancara merupakan salah satu bentuk teknik
pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif
kualitatif. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan pihak-pihak
yang terkait untuk memperoleh data yang diperlukan.
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang
terkait untuk memperoleh data yang diperlukan. Wawancara dilaksanakan
diluar proses pembelajaran agar kegiatan pembelajaran tidak terganggu.
Wawancara dilakukan, dengan guru mata pelajaran Seni Budaya, dan dengan
pihak-pihak yang terkait dalam penelitian di SMA Negeri 7 Pinrang, setelah itu
peneliti mencatat hasil wawancara.
Dalam melakukan wawancara, pewawancara harus membuat suatu
panduan atau pedoman wawancara mengenai hal-hal yang akan ditanyakan
kepada yang akan diwawancarai. Dengan tujuan untuk mempermudah kegiatan
wawancara dan pokok-pokok permasalahan yang dipertanyakan tidak terpaut
jauh dari permasalahan utama.
36
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dapat pula dikatakan sebagai “pemberian atau
pengumpulan bukti-bukti dan keterangan seperti gambar-gambar dan
sebagainya”. (Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990). Teknik ini
dilakukan untuk memperkuat data-data sebelumnya.
Teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
foto-foto, dokumen pribadi, dan dokumen resmi. Seperti telah disebutkan
bahwa sumber data utama penelitian kualitatif adalah berupa kata-kata dan
tindakan, sumber data tertulis dan foto.
Kata-kata dan tindakan (perilaku) orang yang diamati dan diwawancarai
merupakan sumber data utama yang dicatat dan ditambah catatan dari buku,
dokumen resmi dari sekolah, dokumen pribadi yang diperoleh dari subjek
penelitian tentang pengalaman konkret, keadaan suatu peristiwa, pandangan
hidup, sikap dan lain-lain. Di samping dokumen pribadi dan dokumen resmi,
penggunaan foto untuk melengkapi data.
4. Karya kerja siswa
Karya kerja siswa adalah bentuk penilaian atau pengukuran kemampuan
siswa dalam melukis kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas di atas media
kanvas.
37
5. Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja siswa berupa petunjuk, langkah-langkah
untuk menyelesaikan tugas.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif.
Analisis data kuantitatif dilakukan melalui prosedur sebagai berikut;
1. Menghitung frekuensi data hasil melukis.
2. Menentukan data dengan tabel.
3. Menentukan kategori/rentangan nilai data dengan tabel.
4. Menghitung presentase.
5. Menentukan rata-rata.
Kemudian untuk analisis data kualitatif dilakukan melalui prosedur
sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan pengumpulan
dokumen merupakan cara yang dilakukan guna memperoleh data yang
diperlukan. Dengan reduksi data akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya
dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dilakukan dengan menampung
semua data yang ada baru kemudian memilih data yang benar-benar diperlukan
dan berhubungan dengan penelitian tersebut untuk dianalisis lebih lanjut.
38
Dalam proses reduksi, data-data yang tidak diperlu maupun yang tidak
berkenaan dengan masalah penelitian dapat dihilangkan dan kemudian diganti
serta ditambah dengan data-data baru yang sesuai.
2. Sajian Data
Setelah direduksi tahap berikutnya adalah penyajian data, sebagaimana
halnya dengan proses reduksi data, penciptaan dan penggunaan data tidaklah
terpisah dari analisis. Dalam penyajian ini akan disajikan data secara lengkap,
baik data yang diperoleh dari observasi, dokumentasi, angket maupun
wawancara, kemudian dianalisis antara kategori dari permasalahan yang ada,
guna mendapatkan hasil penyajian yang rapi dan sistematis sehingga data yang
terkumpul tersusun dengan baik.
3. Verifikasi atau Penarikan Simpulan
Verifikasi atau penarikan simpulan merupakan hasil dari perolehan data
yang telah didapatkan atau data yang diperoleh dari penelitian yang kemudian
diolah sehingga dapat ditarik sebuah simpulan yang sesuai dengan rumusan
masalah dan tujuan yang ingin dicapai. Dari awal sampai akhir pengumpulan
data yang direduksi dan disajikan kemudian dilihat serta ditinjau kembali
melalui pengujian kebenaran, kecocokkan sehingga sampai pada tingkat
validitas yang diharapkan.
Dari ketiga hal tersebut dapat disimpulkan bahwa antara reduksi data,
sajian data dan penarikan kesimpulan merupakan sesuatu yang saling
39
berhubungan dan saling menjalin antara satu dengan yang lain baik pada saat
sebelum, selama, dan setelah pengumpulan data.
H. Desain Analisis Data
Miles and Huberman(1984) (dalam Sugiyono, 2004: 45), mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Model interaktif kegiatan
analisis data ditunjukkan pada gambar berikut:
Data collection
Data display
Data reduksi
Conclusions:
drawing/verifying
Skema 3
Gambar Model Interaksi Analisis Data Kualitatif
Sumber: Sugiyono
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini, maka dapat
digambarkan tentang pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas pada
siswa kelas X SMA Negeri 7 Pinrang, yang diuraikan sebagai berikut:
1. Proses Pembelajaran Seni lukis Kaligrafi dengan Bahan Kertas pada
Siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang
Proses pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas pada
siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 dilakukan sesuai model pembelajaran yang ada
dengan kegiatan sebagai berikut;
Fase
ke -
Indikator Aktifitas/Kegiatan Guru
1 Menyiapkan rencana
pelaksanaan
pembelaara(RPP),
tujuan dan memotivasi
siswa
Guru menyampaikan semua tuuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotifasi siswa
belajar
2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demonsrtrasi atau lewat
bahan bacaan.
3 Mengorganisasi siswa
ke dalam kelompok-
kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk kelmpok
belajar dan membantu setiap kelmpok agar
melakukan transisi secara efisien.
4 Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas.
5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing
masing kelompok mempresentasikan hasil
keranya
41
6 Memberikan
penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai
upaya atau hasil belajar individu maupun
kelompok (pemberian nilai )
2. Kemampuan dan Hasil Pembelajaran Seni Lukis Kaligrafi dengan Bahan
Kertas pada Siswa Kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang
Kemampuan siswa dalam berkarya seni lukis kaligrafi dengan bahan
kertas, yakni:
Tabel 3. kemampuan melukis kaligrafi dengan bahan kertas yang di nilai
oleh guru mata pelajaran seni budaya Ibu Ernawati, S.Pd
Tabel 4. kemampuan melukis kaligrafi dengan bahan kertas yang di nilai
oleh salah satu dosen seni rupa Bapak Drs. Yabu M, M.Sn
No Nama
Kekompok
Aspek yang dinilai Jumlah
Nilai
Nilai
Rata-
Rata 1 Gagasan
2 Kreatifitas
3 Komposi
si
4 Tehnik
1 Kelmpok I 80 65 80 80 305 76,2
2 Kelompk II 65 65 80 65 275 68,7
3 Kelompok III 90 80 90 80 340 85
4 Kelompok IV 65 65 80 65 275 68,7
5 Kelompok V 90 90 90 90 360 90
No Nama
Kekompok
Aspek yang dinilai Jumlah
Nilai
Nilai
Rata-
Rata 1
Gagasan
2 Kreatifitas
3 Komposi
si
4
Tehnik
1 Kelmpok I 60 60 65 60 245 61,25
2 Kelompk II 60 60 70 65 255 63,75
3 Kelompok III 75 70 80 80 305 76,25
4 Kelompok IV 65 70 75 70 280 70
5 Kelompok V 75 75 80 80 310 77,5
42
Tabel 5. Hasil kemampuan melukis kaligrafi dengan bahan kertas
No Nama
Kekompok
Nilai rata-rata Jumlah Nilai
rata-
rata
Keterangan Penilaian
guru mata
pelajaran
Penilaian
dosen seni
rupa
1 Kelmpok I 76,2 61,25 137,45 68,72 Baik
2 Kelompk II 68,7 63,75 132,45 66,22 Baik
3 Kelompok III 85 76,25 161,25 80,62 Baik
4 Kelompok IV 68,7 70 138,7 69,35 Baik
5 Kelompok V 90 77,5 167,5 83,75 Baik
Tabel 6. Kategori nilai, prekuensi dan persentase hasil nilai melukis
kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas
No Hasil akhir Bobot skor Frekuensi Persentase %
1 Sangat baik 85-100 -
2 Baik 65-85 5 100 %
3 Cukup 55-65 -
4 Sedang 35-55 - -
5 Sangat kurang 0-35 - -
Jumlah 5
kelompok
100%
Berdasarkan klasifikasi nilai di atas maka dapat dideskripsikan bahwa
yang mendapat nilai 68,72 kelompok I, 66,22 kelompok II, 80,62 kelompok
III, 69,35 kelompok IV dan 83,75 kelompok V yang dianggap baik adalah
semua kelompok dengan persentase 100 %.
Dari data tersebut disimpulkan bahwa siswa kelas X.3 SMA Negeri 7
Pinrang dikategorikan baik dalam kegiatan praktek melukis kaligrafi dengan
bahan kertas.
43
Hasil pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas pada siswa
kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang setelah dilakukan evaluasi menggunakan
lembarr kerja siswa, dengan klasifikasi nilainya yaitu:
No NIS NAMA L/P NILAI
1 4050 Anastasia Krisdayanti P 65
2 4051 Asniar P 90
3 4052 Andi Nurhaliza P 65
4 4053 Dian Ramdani Hardin P 95
5 4054 Fitriani Djabbar P 70
6 4055 Gustina P 90
7 4064 Hasdillah P 60
8 4068 Lilis Suryani P 80
9 4056 Mukarramah P 90
10 4057 Muliana P 80
11 4058 Nila Sapitri P 60
12 4059 Nurfadillah Ahmad P 95
13 4061 Nurhaliza P 90
14 4062 Nurul Ilmi Amaliah P 65
15 4205 Nur Ainun P 65
16 4063 Rini P 80
17 4065 Sarti P 65
18 4066 Surianti P 70
19 4067 Siti Hardianti Hafid P 90
20 4069 Uun Ulandari P 80
21 4070 Asrandi L 80
22 4071 Asriadi Aris L 75
23 4175 Edy Syahrul L 60
24 4187 Fahmi Reza L 60
25 4072 Kevin Waingan Lisong L 75
26 4073 Muh. Iksan Ramadan L 65
27 4074 Muh. Rizal H L 70
28 4181 Muhammad Hamzah L 60
29 4075 Saharuddin L 70
30 4076 Sukri L 60
31 4077 Suprianto L 75
32 4078 Syahrul L 90
33 4079 Syamsul L 80
34 4080 Suryadi L 75
44
Tabel 7. Kategori nilai dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan
bahan kertas
NO Nilai Kategori
1. 0-35 Sangat kuran
2. 35-55 Sedang
3. 55-65 Cukup
4. 65-85 Baik
5. 85-100 Sangat baik
Berdasarkan klasifikasi nilai di atas maka dapat dideskripsikan bahwa
siswa yang mendapat nilai 85 – 100 dianggap sangat baik, nilai 65– 85
dianggap baik, nilai 55 – 77 dianggap cukup, nilai 35 – 55 dianggap rendah,
dan nilai 0 – 35 dianggap sangat rendah.
Dalam penelitian ini, hasil pembelajaran siswa kelas X.3 SMA Negeri 7
Pinrang dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas, harus
memperhatikan beberapa aspek yang harus dipenuhi sebagai dasar penilaian.
Adapun hasil Evaluasi siswa tersebut dinilai berdasarkan kemampuan mereka
menjawab soal lembar kerja siswa. Di dalam penelitian tentang tes hasil
akhirnya dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas
dilakukan dengan pengukuran yang melibatkan tim penilai yaitu, peneliti dan
Ibu Ernawati, S.Pd guru Seni budaya SMA Negeri 7 Pinrang .
data hasil tes akhir siswa dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi
dengan bahan kertas, maka berikut ini disajikan data hasil cek nilai dari hasil
komulatif satu tim penilai, hasil tes evaluasi pembelajaran.
ketiga aspek tersebut dinilai mulai dari angka 0 sampai 100 nilai
tersebut dikategorikan dalam bentuk tabel.
45
Tabel 8. hasil tes pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas.
No Hasil Tes Bobot skor Frekuensi Persentase %
1 Sangat baik 85-100 8 23,53 %
2 Baik 65-85 14 41,18 %
3 Cukup 55-67 12 35, 29%
4 Sedang 35-55 - -
5 Sangat kurang 0-35 - -
Jumlah 34 100%
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 35,29% siswa yang
dikategorikan cukup dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi, 41,18 % siswa
yang dikategorikan baik, dan 23,52 % siswa yang dikategorikan sangat baik.
Tabel 9. Statistik frekuensi dan persentase skor hasil akhir pembelajaran
seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas
No Skor Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
Praktek
melikis
Tes
evaluasi
Praktek
melikis
Tes
evaluasi
1 85-100 Sangat baik 8 23,53 %
2 65-85 Baik 5 14 100% 41,18 %
3 55-67 Cukup 12 35, 29%
4 35-55 Sedang - - - -
5 0-35 Sangat kurang - - - -
Dengan memperhatikan Tabel di atas, dapat dilihat adanya hasil yang
menunjukkan perbandingan hasil belajar setelah dilaksanakan kegiatan praktek
melukis dan tes evaluasi. Pada kegiatan praktek melukis dan tes evaluasi tidak
ada siswa yang berada dalam kategori sangat kurang dan kategori sedang.
Selanjutnya pada kegiatan praktek tidak ada siswa yang berada dalam kategori
46
cukup, sedangkan pada tes evaluasi terdapat 35,29% berada pada kategori
cukup. Selanjutnya pada kegiatan praktek melukis 100% berada pada kategori
baik, sedangkan pada tes evaluasi terdapat 41,18% berada pada kategori baik.
Selanjutnya pada kegiatan praktek melukis tidak ada siswa berada pada
kategori sangat baik, sedangkan pada tes evaluasi terdapat 23,53% berada pada
kategori sangat baik.
Dari data tersebut disimpulkan bahwa siswa kelas X.3 SMA Negeri 7
Pinrang dikategorikan baik dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan
mennggunakan bahan kertas meskipun ada beberapa siswa yang dikategorikan
sangat baik dan cukup dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan
kertas.
B. PEMBAHASAN
1. Proses Pembelajaran Seni lukis Kaligrafi dengan Bahan Kertas pada
Siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang
Pada pembahasan ini akan diuraikan proses pembelajaran seni lukis
kaligrafi dengan bahan kertas pada siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang
berdasarkan penyajian hasil analisa data yang telah dikemukakan penulis
sebelumnya. Proses pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas yang
dimaksudkan sebagai suatu rangkaian yang dilakukan oleh siswa dalam
mewujudkan suatu ide atau gagasan melalui bahan yang telah disediakan
sehingga menghasilkan suatu hasil karya lukis kaligrafi.
47
Proses pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas pada
siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang dilakukan dengan kegiatan sebagai
berikut;
a. Menyiapkan rancangan pelaksanaan pembelajaran berupa RPP dan
SILABUS
b. Kegiatan pembelajaran berdasarkan langkah-langakah rencana pelaksanaan
pembelajaran
Pertemuan I , dan (2 x 45)
1) Pendahuluan
Persiapan siswa dalam belajar dengan menciptakan suasana
menyenangkan dan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran dan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti
Menyampaikan isi materi pembelajaran dengan menjelaskan
tentang seni lukis kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas
1) Kegiatan akhir
Menanyakan kesulitan siswa selama PBM kemudian
menyimpulkan materi pembelajaran
Pertemuan II, III dan IV (6 x 45)
48
1) Kegiatan Pendahuluan
Apresiasi dengan menanyakan pembelajaran sebelumnya
2) Kegiatan inti
Kegiatan praktik penciptaan karya (melukis kaligrafi
menggunakan bahan kerta). Dalam melukis kaligrafi dengan bahan kertas
ini dari proses menyiapkan referensi sampai tahap akhir siswa dibagi
dalam lima kelompok praktek belajar, yang terdiri;
No NIS NAMA L/P NILAI
1 4050 Anastasia Krisdayanti P Kelompok I
2 4051 Asniar P Kelompok II
3 4052 Andi Nurhaliza P Kelompok III
4 4053 Dian Ramdani Hardin P Kelompok IV
5 4054 Fitriani Djabbar P Kelompok V
6 4055 Gustina P Kelompok I
7 4064 Hasdillah P Kelompok II
8 4068 Lilis Suryani P Kelompok III
9 4056 Mukarramah P Kelompok IV
10 4057 Muliana P Kelompok V
11 4058 Nila Sapitri P Kelompok I
12 4059 Nurfadillah Ahmad P Kelompok II
13 4061 Nurhaliza P Kelompok III
14 4062 Nurul Ilmi Amaliah P Kelompok IV
15 4205 Nur Ainun P Kelompok V
16 4063 Rini P Kelompok I
17 4065 Sarti P Kelompok II
18 4066 Surianti P Kelompok III
19 4067 Siti Hardianti Hafid P Kelompok IV
20 4069 Uun Ulandari P Kelompok V
21 4070 Asrandi L Kelompok I
22 4071 Asriadi Aris L Kelompok II
23 4175 Edy Syahrul L Kelompok III
24 4187 Fahmi Reza L Kelompok IV
25 4072 Kevin Waingan Lisong L Kelompok V
26 4073 Muh. Iksan Ramadan L Kelompok I
27 4074 Muh. Rizal H L Kelompok II
28 4181 Muhammad Hamzah L Kelompok III
49
29 4075 Saharuddin L Kelompok IV
30 4076 Sukri L Kelompok V
31 4077 Suprianto L Kelompok I
32 4078 Syahrul L Kelompok II
33 4079 Syamsul L Kelompok III
34 4080 Suryadi L Kelompok IV
Adapun tahapan atau Langkah-langkah dalam proses Melukis
kaligrai dengan bahan kertas siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang
yaitu sebagai berikut:
a) Tahap pertama mempersiapkan referensi.
b) Menyiapkan bahan dan alat yang digunakan dalam melukis kaligrafi
seperti: media lukis (canvas), kuas cat minya, minyak cat, palet,dan
esel, adapun bahan tambahan seperti kertas untuk membuat tektur
pada lukisan.
c) Membuat sketsa sesuai referensi yang telah disiapkan dan
Menempelkan tekstur yang terbuat dari bahan kertas dimana kertas
tersebut diolah menjadi bubur kertas. Adapun cara mengolah kertas
adalah sebagai berikut: Merendam Koran atau kertas bekas dalam air
sampai gembur (gampang hancur) dan menumbuknya, menjadi bubur
kertas. Kemudian mengaduk bubur kertas dengan campuran Lem
kertas dan kanji masak secukupny. Menempelkan adonan bubur pada
media yang akan digunakan dan membentuk adonan sesuai bentuk
yang diinginkan kemudian mewarnai sesuai selera dan keinginan si
pembuat.
d) Tahap akhir atau Finishing
50
.3) Kegiatan akhir (evaluasi)
Setelah dilaksanakan kegiatan praktek melukis dilakukan evaluasi
pembelaaran dengan lembar kerja siswa, dengan model soal sebagai
berikut;
Soal
1. Tuliskan judul karya lukisan yang telah kamu buat?
2. Alat dan bahan yang digunakan dalam melukis ?
3. Cara membuat bubur kertas yang digunakan sebagai tekstur
pada lukisan yang telah di praktekkan?
4. Lanka- langkah melukis sesuai dengan praktek yang telah di
lakukan?
5. Bagai mana pendapat kamu tentantang praktek melukis yang
telah dilakukan
c. Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar
individu maupun kelompok( pemberian nilai ). Pemberian nilai diperoleh
dari proses dan hasil evaluasi pembelajaran.
2. Kemampuan dan Hasil Pembelajaran Seni Lukis Kaligrafi dengan Bahan
Kertas pada Siswa Kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang
Adapun kemampuan dan hasil melukisan kaligrafi dengan
menggunakan bahan kertas siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang, sebagai
berikut :
51
No. Gambar Nilai
rata-
rata
Keterangan
1
Gambar 4. Karya Lukis kaligrafi siswa
kelompk 1 (Dokumentasi suharyani,
November 2015)
68,72 Baik
2
Gambar 5. lukisan kaligrafi siswa
kelompok 2 (Dokumentasi suharyani,
November 2015)
66,22 Baik
3
Gambar 6. lukisan kaligrafi siswa
kelompok 3 (Dokumentasi suharyani,
November 2015)
80,62 Baik
52
4
Gambar 7. lukisan kaligrafi siswa
kelompok 4 (Dokumentasi suharyani,
November 2015)
69,35 Baik
5
Gambar 8. lukisan kaligrafi siswa
kelompok 5 (Dokumentasi suharyani,
November 2015)
83,75
Baik
Kemampuan siswa dalam berkarya seni lukis kaligrafi dengan bubur
kertas dapat diketahui dari praktek melukis dengan memperhatikan ide,
kreatifitas, komposisi, dan tehnik. Dengan penilaian 68,72 kelompok I, 66,22
kelompok II, 80,62 kelompok III, 69,35 kelompok IV dan 83,75 kelompok V
yang dianggap baik adalah semua kelompok dengan persentase 100 %.
Dari data tersebut disimpulkan bahwa siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang
dikategorikan baik dalam kegiatan praktek melukis kaligrafi dengan bahan
kertas.
53
Adapun nilai hasil evaluasi pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan
bahan kertas pada siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang setelah dilakukan
evaluasi menggunakan lembaar kerja siswa yang menunjukkan bahwa 35,29%
siswa yang dikategorikan cukup dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi,
41,18 % siswa yang dikategorikan baik, dan 23,52 % siswa yang
dikategorikan sangat baik.
Berdasarkan hasil akhir pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bubur
kerta pada siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang. Dilihat dari Statistik
frekuensi dan persentase skor hasil akhir pembelajaran seni lukis kaligrafi
dengan menggunakan bahan kertas. Pada penilaian menunjukkan bahwa dapat
dilihat adanya hasil yang menunjukkan perbandingan hasil belajar setelah
dilaksanakan kegiatan praktek melukis dan tes evaluasi. Pada kegiatan praktek
melukis dan tes evaluasi tidak ada siswa yang berada dalam kategori sangat
kurang dan kategori sedang. Selanjutnya pada kegiatan praktek tidak ada siswa
yang berada dalam kategori cukup, sedangkan pada tes evaluasi terdapat
35,29% berada pada kategori cukup. Selanjutnya pada kegiatan praktek
melukis 60% berada pada kategori baik, sedangkan pada tes evaluasi terdapat
41,18% berada pada kategori baik. Selanjutnya pada kegiatan praktek melukis
40% berada pada kategori sangat baik, sedangkan pada tes evaluasi terdapat
23,53% berada pada kategori sangat baik. Dari data tersebut disimpulkan
bahwa siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang dikategorikan baik dalam
pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas meskipun ada beberapa
54
siswa yang dikategorikan cukup dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi
dengan bahan kertas.
Berdasarkan hasil pengamatan sikap siswa di kelas selama kegiatan
belajar melalui penerapan pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bubur
kertas ternyata mampu mengubah sikap belajar siswa dan dapat meningkatkan
kreatifitas dan aktivitas belajar siswa serta menumbuhkan rasa saling
kerjasama antar siswa. Terlihat pada pelaksanaan kegiatan praktek melukis
yang dibagi dalam 5 kelompok belajar, siswa sudah mulai antusias dan
termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran dengan kreatif berusaha
menemukan sesuatu yang baru melalui model atau contoh. Walaupun dari
kegiatan tersebut masih terdapat sebagian siswa yang kurang ikut berpartisipasi
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pada tes evaluasi di lihat dari hasil tes
ternyata masih ada sebagian siswa yang kurang mengerti mengenai
pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan menggunakan bubur kertas hal itu
disebabkan karena kurangnya minat dan partisipasi siswa untuk aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
3. Pendapat Guru Seni Budaya dan Siswa Kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang
Mengenai Pembelajaran Seni Lukis Kaligrafi dengan Bahan Kertas
Menurut guru seni budaya Ibu Ernawati, S.Pd “ penggunaan bahan
kertas bekas sangat baik digunakan karena disamping memanfaatkan kertas
bekas itu dapat menghemat dimaksudkan untuk mengajarkan siswa membuat
55
suatu karya lukis kaligrai dengan dengan bahan baku kertas bekas tampa
mengeluarkan biaya yang berlebih tapi dapat menghasilkan karya yang baik”
Menurut siswa yang bernama Siti Hardianti H “ bermanfaat bagi kita
karena kita diajarkan bagaimana caranya melukis dengan menggunakan daur
ulang kertas (bubur kertas), kita juga di ajarkan melukis dan menemukan hal
baru. Menurut Syamsul “ meskipun sulit tapi butuh keseriusan untuk
menemukan hal baru”. Menurut Nurfadillah Ahmad “ bagus karena dapat
memanfatkn kertas yang sudah tdak dipakai.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab
sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas yang dilakukan
dengan kegiatan praktek dan tes evaluasi yang dilakukan oleh siswa kelas X
SMA Negeri 7 Pinrang melalui beberapa proses yaitu mulai dari persiapan
bahan, referensi, alat dan bahan, proses melukis, dan finishing.
2. Kemampuan siswa dan hasil akhir pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan
bahan kertas pada siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang. Pada penilaian
menunjukkan bahwa perbandingan hasil belajar setelah dilaksanakan kegiatan
praktek melukis dan tes evaluasi. Pada kegiatan praktek melukis dan tes
evaluasi tidak ada siswa yang berada dalam kategori sangat kurang dan
kategori sedang. Selanjutnya pada kegiatan praktek tidak ada siswa yang
berada dalam kategori cukup, sedangkan pada tes evaluasi terdapat 35,29%
berada pada kategori cukup. Selanjutnya pada kegiatan praktek melukis 100%
berada pada kategori baik, sedangkan pada tes evaluasi terdapat 41,18% berada
pada kategori baik. Selanjutnya pada kegiatan praktek melukis tidak ada siswa
berada pada kategori sangat baik, sedangkan pada tes evaluasi terdapat 23,53%
berada pada kategori sangat baik. Dari data tersebut disimpulkan bahwa siswa
kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang dikategorikan baik dalam pembelajaran seni
56
57
lukis kaligrafi dengan mennggunakan bahan kertas meskipun ada beberapa
siswa yang dikategorikan sangat baik dan cukup dalam pembelajaran seni lukis
kaligrafi dengan bahan kertas.
B. Saran
Adapun yang menjadi saran dalam tulisan skripsi ini, yaitu :
1. Hendaknya penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru mata
pelajaran Seni Rupa (seni budaya) dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi
dengan bahan kertas.
2. Untuk meningkatkan hasil melukis kaligrafi dengan bahan kertas, maka
pihak sekolah dan guru perlu memberikan motivasi kepada siswa untuk
banyak berlatih dalam melukis dan memberikan bimbingan dan latihan
khusus kepada siswa.
3. Kepada siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang. Hendaknya perlu banyak
berlatih dalam melukis, baik dalam melukis kaligrafi dengan bahan kertas
maupun melukis yang lain, serta meminta bimbingan dari guru mata
pelajaran agar dapat berkarya lebih baik.
58
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Best Y.W (1982). Metodologi Penelitian. Surabaya: Usaha Nasional
Cholid Narbuko, Drs dan Abu Ahmadi, Drs (2012). Metodologi Penelitian.
Jakarta: Bumi Aksara
Eko Sujatmiko, Kamus IPS , Surakarta: Aksara Sinergi Media Cetakan I, 2014
halaman 130
Gulo, W. 2004. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo.
Hamalik, O. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ismiyanto, PC. S. 2009. Perencanaan Pembelajaran Seni Rupa. Semarang : FBS
Unnes https//Iib.unnes.ac.id. Diakses tanggal 5 september 2015
Jihad, Asep, Drs, M.Pd dan Abdul Haris, Dr, M.Sc (2013). Evaluasi
pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo
Kusnadi, Sukiman A.W., Edy Sutandur, Malatu B.C., Rina Y., dan Lestari Asih
(2012), Seni Budaya untuk Kelas VIII SMP dam MTS. Solo: Global PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Lihat Ismail al-Faruqi, Seni Tauhid, Esensi dan Ekspresi Estetika Islam, terj.
Hartono Hadikusumo, (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, cet. I,
Januari 1999), hlm.105-118.
Mulyatiningsih, Endang, Dr (2014). Metode Penelitian Terapan Bidang
Pendidikan. Bandung:: Alfabeta
Moleong, L. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT
Remaja Rosydakarya.
Nusantara, Yayat, Drs (2007). Seni Budaya untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
Pusat Bahasa Depdiknas (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Rohmadi, (2009). Belajar dan Pembelajaran. Semarang : UPT Unnes Press.
https//Iib.unnes.ac.id. Diakses tanggal 5 september 2015
62
59
Slameto (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Edisi
Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
Sugandi, A. H. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang : UPT Unnes Press.
https//Iib.unnes.ac.id. Diakses tanggal 5 september 2015
Syafi’i, 2006. Konsep dan Model Pembelajaran Seni Rupa. Semarang : FBS
Unnes. https//Iib.unnes.ac.id, Diakses tanggal 5 september 2015
Syafi’i, 2010. Evaluasi Pembelajaran Seni Rupa. Semarang : FBS Unnes.
Tim Abadi Guru (2007). Seni Budaya untuk SMP kelas IX. Jakarta: Erlangga
Yahya,Amri, (1992) Kaligrafi Arab untuk Pendidikan Seni Rupa, (Yogyakarta:
FPBS-IKIP), hlm.10-13.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran. Diakses tanggal 5 september 2015
http://feegeeny.bolgdetik.com. Diakses tanggal 5 september 2015
http://komengpoenya.blogspot.com Diakses tanggal 5 september 2015
http://id.wikipedia bahasa Indonesia.org/wiki/kertas. Diakses tanggal 25
september 2015
http://wiwipramita.blogspot.co.id/2013/10/materi-mixed-media-dalam-seni-
lukis.html. Diakses tanggal 25 september 2015
http://seputarduniaseni.blogspot.co.id/2012/11/lukisan-mix-media.html.Diakses
tanggal 25 september 2015
http://google.com
GLOSARIUM
Gagasan (ide) pikiran yang mendasari seseorang untuk menciptakan
suatu karya seni
Kreatifitas upaya mewujutkan karya seni dalam bentuk dan nilai
yang baru (bersifat inovatif)
Apresiasi Menghargai suatu keindahan karya seni.
Ekspresi Pengungkapan atau proses menyatakan perasaan.
Estetika Ilmu yang mempelajari tentang keindahan dalam
hubungannya dengan ilmu-ilmu yang lain seperti
filsafat, sosiologi, dan antropologi.
Komposisi Susunan unsur-unsur atau penataan unsure-unsur
seni rupa dengan menggunakan prinsip-prinsip
tertentu sehingga memperoleh suatu bentuk yang
bermakna
Naturalis Bebas, alami, bentuk naturalis berarti bentuk-bentuk
bebas yang terdapat di alam
Prosedur Tahap atau cara kerja
Proporsi Perbandingan antara bagian satu dengan yang lain
dalam suatu benda/susunan.
Teknik Kepandaian atau cara (membuat suatu benda seni,
kerajinan dan sebagainya) atau cara seseorang
mewujudkan Gagasan (ide) menjadi suatu yang
menarik sehingga mempunyai nilai dengan
menggunakan alat dan bahan. Tehnik yang
digunakan akan memberi bentuk dan wujud yang
berbeda.
Tema Pokok pikiran, dasar cerita
FORMAT WAWANCARA
Wawancara ini dilakukan dalam rangka mengumpulkan data tentang
pembelajaran seni lukis. Karena data ini sangat penting dan kami butuhkan, maka
kami mohon kesediaan anda untuk menjawab pertanyaan secara obyektif, jujur
dan sadar. Adapun rumusan pertanyaan dasar yang diajukan oleh peneliti, adalah :
Untuk Peserta didik
1. Bagai mana pendapat kamu tentang melukis kaligrafi dengan
menggunakan bahan kertas sesuai dengan praktek yang telah dilakukan?
Untuk Pendidik
1. Bagaimana pendapat anda mengenai pembelajaran Seni Lukis Kaligrafi
dengan Menggunakan Bahan Kertas( kertas bekas)?
SILABUS dan RPP
SILABUS
Sekolah : SMA / MA
Kelas : X
Semester : 1 (Satu)
Mata Pelajaran : Seni Budaya / Senirupa
STANDAR KOMPETENSI : Mengapresiasi karya seni rupa
ALOKASI WAKTU : 4 x 45 menit
KOMPETENSI
DASAR MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR
PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
SUMBER BELAJAR
1.1 Berkarya seni
rupa
Uraian karya seni rupa:
-Pengertian Seni
- Sifat-sifat Dasar Seni
-Unsur seni
-Fungsi dan tujuan seni
-Cabang-cabang seni
-Seni terapan dan murni
Contoh
- Karya seni lukis
- Karya arsitektur di kota-kota besar
-Karya senirupa Indonesia lama
- Keranik Kasongan/Plered
-Perak Kotagede
-Ukiran Jepara
Memaparkan secara umum
pengertian dan manfaat seni
bagi kehidupan
Menjelaskan fungsi seni
& desain
Mengamati objek karya senirupa & desain
Membuat klasifikasi seni
murni dan terapan (kegiatan
praktek)
Identifikasi karya
senirupa terapan dan seni
rupa murni
Seni rupa terapan dan seni
rupa murni
Berkarya seni lukis
Penguasaan dasar dasar
berpikir kreatif/inovatif
Rancangan objek yang
digali dari segi artistik
Implementasi
multidisiplin/ multikultural
dalam rancanga karya seni
rupa.
Jenis Tagihan
* Tugas
Perorangan
*Tugas
kelompok
Bentuk
Tagihan :
*Praktek pembelajaran
*Soal evaluasi
tertulis
2 x 45 menit
2 x 45 menit
Agus Sachari, 2007, Senirupa dan
Desain jilid 1 , SMA Kls X, Penerbit
Erlangga.
Agus Sachari, 2008,Budaya Visual Indonesia, Penerbit Erlangga.
Bahan/Alat :
Dok karya seni,
Kliping,
Lembar kerja ,
Presentasi digital
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA / MA
Kelas : X
Semester : 1 (Satu)
Mata Pelajaran : Seni Budaya / Senirupa
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit
Standar kompetensi : Mengapresiasikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi dasar : Berkarya seni rupa
Indikator : Identifikasi karya senirupa terapan dan seni rupa murni
Seni rupa terapan dan seni rupa murni
Berkarya seni lukis
Penguasaan dasar dasar berpikir kreatif/inovatif
Rancangan objek yang digali dari segi artistik
Implementasi multidisiplin/ multikultural dalam
rancangan karya seni rupa.
1. Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran siswa dapat :
Merancang karya senirupa /seni lukis
Berkarya seni rupa/ Melukis secara baik
2. Materi Ajar
Tatacara berekspresi karya seni rupat :
-Latihan Melukis
- Berpikir kreatif (visual)
Penjelasan prosedur -Menyiapkan desain
-Menyiapkan bahan dan alat
-Membuat sketsa
-Mewarnai
-finishing
3. Metode Pembelajaran
Demonstrasi ,praktik keterampilan dan life skill
4. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I , dan II (4 x 45)
a. Pendahuluan
Paparan tentang seni rupa
Tanya jawab tentang karya seni rupa.
Mengupas karya karya kreatif yang memiliki makna pada kehidupan
manusia
b.Kegiatan Inti
Latihan berpikir kreatif melalui materi seni rupa
Latihan berfikir kreatif dengan berkarya seni rupa dengan tema
tertentu
Latihan berfikir kreatif melalui seni luki
Latihan berfikir kreatif melalui pemecahan masalah dalam berkarya
seni rupa
Latihan membuat sketsa ide, mewarnaernai dilengkapi dengan uraian
Latihan membuat gambar desain secara baik dan benar
c. Kegiatan akhir
Menanyakan kesulitan siswa selama PBM
Menyimpulkan materi pembelajaran
Pertemuan III dan IV (4 x 45)
a. Kegiatan Pendahuluan
Mengevaluasi hambatan dan kesulitan siswa
Memberikan jalan keluar pada kesulitan yang dihadapi
b. Kegiatan Inti
kegiatan praktik penciptaan karya
c. Kegiatan akhir
Menanyakan kesulitan siswa selama PBM
Mengevaluasi
5. Alat / Sumber Belajar
Buku “Senirupa 1 untuk SMA” oleh Agus Sachari. dkk. Jakarta : Erlangga.
6.Penilaian
Teknik : Tes tertulis
Bentuk instrumen : Uraian
Contoh Instrumen : Soal Evaluasi
Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa
No
urut
Aspek-aspek yang dinilai Penilaian
1 2 3 4 5
1
2
3
Keterangan : 5 = bobot nilai 10 2 = bobot nilai 4 = bobot nilai 8 1 = bobot nilai 2
3 = bobot nilai 6
Mengetahui,
Kepala Sekolah
______________
NIP. ........................
................., ..........................
Guru Mata Pelajaran
______________
NIP. ........................
Dokumentasi
Foto Lokasi Penelitian SMA Negri 7 Pinrang
Dokumentasi Suharyani. September 2015
Tampak depan sekolah
Dokumentasi Suharyani. September 2015
Tampak dari halaman sekolah
Foto Proses Belajar Mengajar
Dokumentasi suharyani. September 2015
Dokumentasi suharyani. September 2015
Foto Praktek Melukis Kaligrafi dengan Menggunakan Bahan Kertas
Dokumentasi suharyani. September 2015
Membuat bubur kertas
Dokumentasi suharyani. September 2015
Sketsa di tambahkan bubur kertas
Dokumentasi suharyani. September 2015
Mewarnai
Dokumentasi salah satu siswa (Uun Ulandari) November 2015
Hasil lukisan kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas
top related