penerapan visual efek dalam pembuatan …repository.amikom.ac.id/files/publikasi_08.02.7164,...
Post on 08-Jun-2018
232 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENERAPAN VISUAL EFEK DALAM PEMBUATAN FILM “EVO”
Naskah Publikasi
disusun oleh
Galih Dartri Setyo Nugroho 08.02.7164Nur Sahid 08.02.7166Angga Herdika 08.02.7182
kepadaSEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOMYOGYAKARTA
2013
APPLICATION OF VISUAL EFFECTS IN FILMMAKING "EVO"
PENERAPAN VISUAL EFEK DALAM PEMBUATAN FILM “EVO”
Galih Dartri Setyo NugrohoNur Sahid
Angga HerdikaJurusan Manajemen InformatikaSTMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
The background of this filmmaking is the rapid development of technology. This film tells about thecooperation of several people who plan to make a project, they created a teleport tool or super fasttransport and can move an object in a single moment. However, when the project they were done, theycompeting for ownership. With this consideration, the film is very suitable as a introspection media andlearning for us.
Once the idea is poured into the script and all preparations have been completed, then go to theproduction phase. The production is an activity to visualize the concept of audio visual script. This activityis the process of shooting based on the script. The shooting adjusted to the concept of this film, wherethere will be some scenes are refined with visual effects on the post-production process, such as takingpictures with green screen techniques.
Post-production is a step in completion or improvement of the results of production activities. In thepost-production process, material production going through the process of editing and mixing. Giving andmaking visual effects done on the editing and mixing. Therefore, the focus of the application of visualeffects in the film lies in the post-production stage.
Keyword : Story Ideas, Shooting, Editing, Visual Effects.
1. PENDAHULUANSeiring dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi pun makin pesat.
Perkembangan teknologi ini juga merambah bidang multimedia, sehingga semakin menunjang
produksi-produksi dibidang tersebut. Industri film merupakan salah satu bidang yang berkaitan erat
dengan teknologi. Dewasa ini, industri film hampir di seluruh negara berkembang pesat dengan
sentuhan-sentuhan visual efek yang menakjubkan.
Penerapan visual efek cenderung didominasi pada saat kegiatan pasca produksi, hal ini lah yang
membuat visual efek sedikit berbeda dengan spesial efek yang merupakan istilah yang digunakan
untuk efek yang dilakukan pada saat shooting. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, penyusun
tertarik untuk membahas penerapan dan pembuatan visual efek dalam sebuah produksi film indie.
2. LANDASAN TEORI
2.1. Definisi dan Jenis FilmFilm adalah gambar hidup atau juga dikenal dengan movie dan sinema. Sinema berasal dari
kata kinematik yang berarti gerak. Sedangkan menurut www.wikipedia.com film merupakan
lapisan-lapisan cairan selulosa yang biasa dikenal sebagai seluloid. Secara harfiah, pengertian
film (sinema) yaitu dari kata Cinemathography yang berasal dari bahasa Yunani “Kinema”
(gerakan) dan “Graphein” (merekam), sehingga memiliki arti menciptakan/merekan gambar
bergerak.
2.1.1. Film Dokumenter (Documentary)
Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai
macam tujuan. Film ini tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan
propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.
2.1.2. Film Cerita Pendek (Short Film)
Jenis film ini banyak dihasilkan oleh mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok yang
menyukai dunia film dan ingin membuat film dengan baik. Walaupun demikian, ada juga
orang yang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi itu
kemudian dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi.
2.1.3. Film Cerita Panjang (Feature-Length Films)
Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit, film cerita
panjang merupakan film yang banyak di putar di bioskop-bioskop.
2.1.4. Film IndieIndie berasal dari kata independent (berdiri sendiri/bebas), sehingga film indie adalah film
yang dibuat tanpa di bawah naungan studio besar maupun badan usaha resmi (PT atau CV)
dan dana dari perseorangan atau sekelompok orang.
2.2. Tahapan Dalam Pembuatan Film2.2.1. Pra Produksi
Tahap ini sangat penting karena jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik maka
akan meringankan pekerjaan dalam produksi. Proses pra produksi terdiri atas tiga bagian,
yaitu pembuatan naskah, penemuan ide dan pembuatan storyboard.
2.2.2. Persiapan
Persiapan meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan, dan surat-menyurat. Selain itu
juga adanya latihan para artis, pembuatan setting, melengkapi peralatan yang diperlukan.
2.2.3. Produksi
Pada prinsipnya, kegiatan produksi merupakan kegiatan memvisualisasikan konsep naskah
menjadi bentuk audiovisual, sehingga naskah tersebut dapat dinikmati oleh penonton.
Kegiatan produksi adalah seluruh kegiatan peliputan maupun shooting baik di studio, di
lapangan, atau penggabungan antara studio dan lapangan.
2.2.4. Transfer Video
Proses transfer video (transfering) adalah proses memindahkan hasil rekaman yang
disimpan dalam SD card dari Kamera DSLR menggunakan kabel usb ke dalam komputer
untuk selanjutnya diolah menggunakan program aplikasi pengolah video.
2.2.5. Pasca Produksi
Pasca produksi merupakan tahap penyelesaian atau penyempurnaan dari hasil kegiatan
produksi sampai materi dinyatakan selesai dan siap untuk disiarkan. Di dalam proses pasca
produksi, materi hasil dari produksi tadi akan melewati proses editing dan mixing sehingga
diperoleh hasil yang layak untuk ditayangkan.
2.3. Konsep Dasar Visual Efek2.3.1. Definisi dan Pemahaman Visual Efek
Visual Efek merupakan istilah sub-kategori dari Spesial Efek, dimana gambar dan film
dimanipulasi di dalam post production (pasca produksi).
2.3.2. Sejarah Perkembangan Visual Efek
Efek spesial (termasuk visual efek di dalamnya ) mulai dikembangkan pada tahun 1895.
Pada awalnya special effect digunakan dalam dunia sulap dan pertunjukan. Setelah tahun
1895, Lumiere Brothers menemukan sinematografi di Paris, saat itulah efek mulai digunakan
pada dunia film.
2.3.3. Fungsi Visual Efek1. Untuk memvisualisasikan adegan yang tidak dapat dicapai dengan alat biasa, misalnya
seperti perjalanan ke luar angkasa.
2. Memanipulasi adegan yang menghabiskan biaya besar, sehingga dapat menghemat biaya.
Contohnya adegan infrastruktur atau bangunan yang hancur.
3. Mencegah terjadinya cidera karena peralatan dan adegan yang berbahaya. Seperti dalam
adegan kecelakaan yang dapat dimanipulasi dengan efek visual.
2.3.4. Teknik Visual Efek2.3.4.1. Mechanical Effects
Teknik ini lebih mengacu pada penggunaan efek saat pengambilan gambar.
2.3.4.2. Optical EffectsTeknik mengacu pada manipulasi gambar setelah syuting selesai yaitu pada saat post
production (pasca produksi)
2.4. Perangkat Yang Digunakan
2.4.1. Perangkat Keras1. Kamera DSLR Canon EOS 7D
Untuk video recording, kamera ini dapat merekam full HD dengan resolusi video 1920 x
1080.
2. Lensa CanonUntuk lensa kamera digunakan tiga jenis lensa. Pemilihan lensa yang akan digunakan
disesuaikan antara tipe masing-masing lensa dengan frame/ukuran gambar yang dibutuhkan.
3. DSLR Rig Shoulder
Rig shoulder merupakan alat bantu untuk mengurangi goyangan dan menjadikan hasil
shooting lebih smooth, juga bisa untuk melakukan manuver shooting tertentu.
4. Memory Card Sandisk Extreme CF 16 Gb
Memory card digunakan untuk menyimpan hasil rekaman pengambilan gambar dari
kamera DSLR.
5. External DSLR LCD viewer 7”
LCD viewer berfungsi sebagai LCD tambahan yang terpasang pada kamera DSLR untuk
memantau objek atau gambar pada kamera.
6. Tripod Excell VT801
Tripod merupakan penyangga kamera yang digunakan untuk mengurangi goncangan
pada kamera sehingga hasil gambar tidak kabur.
7. Dolly TrackDolly track yaitu sebuah alat sebagai penyangga tripod kamera dan bergerak di atas rel
sehingga kamera dapat digunakan kearah mana saja.
8. Monitor LG Flatron M2341AMonitor ini digunakan sebagai monitor preview yang menampilkan hasil pengambilan
gambar. Video dari LCD viewer akan langsung ditampilkan pada monitor preview yang lebih
besar, sehingga gambar terlihat lebih jelas
9. Laptop ACER Aspire 3830TGLaptop digunakan dalam proses digitizing pada awal proses editing, yaitu sebagai loader
atau piranti untuk memindahkan hasil pengambilan gambar dari memory card ke hardisk.
10. Sound Mixer Yamaha AW4416
Sound mixer digunakan sebagai alat pengendali dari berbagai input suara yang dipilah
melalui sejumlah jalur.
11. Clip On SennheiserMikrofon khusus yang dipasang pada objek / talent tanpa terlihat, digunakan untuk
merekam suara.
12. Boom Mic Sennheiser
Mikrofon yang ditempatkan di atas dengan memasangnya pada suatu konstruksi
mekanis sehingga kedudukan mikrofon dapat dipanjang-pendekkan dan diputar untuk
diarahkan ke seluruh arah yang dikehendaki.
13. Lampu Lighting Redhead dan Blonde
Blonde 2000 watt digunakan sebagai pencahayaan flood untuk area yang luas. Redhead
800 watt, digunakan sebagai key flood untuk area yang luas.
14. KomputerKomputer merupakan perangkat pendukung yang digunakan saat proses pembuatan visual
efek dan kegiatan editing.
2.4.2. Perangkat Lunak1. Adobe Premiere Pro CS5
Adobe Premiere adalah salah satu software yang popular dan digunakan secara luas
dalam pengeditan video. Adanya kesamaan interface Adobe Premiere dengan Adobe
PhotoShop dan Adobe After Effect, memberikan kemudahan dalam pemakaiannya.
2. Adobe After Effect CS5
Adobe After Effects adalah program aplikasi berbasis video editing yang diproduksi
oleh perusahaan perangkat lunak yaitu Adobe System Incorporated., digunakan untuk
film dan pasca produksi pada video.
3. Adobe Photoshop CS5
Adobe Photoshop merupakan program aplikasi komputer pengolah grafis yang saat ini
paling populer dan banyak digunakan untuk membuat dan mengolah gambar, membuat
halaman web, desktop publishing, dan sebagainya.
3. GAMBARAN UMUM
3.1. Analisis Masalah
Film ini dibuat karena kami merasa tertantang untuk ikut andil dalam kemajuan film indie
di Indonesia. Kami terinspirasi pada film-film action yang menonjolkan visual efek. Kami
membayangkan sebuah alat canggih yang dapat menembus dimensi ruang waktu.
3.2. Pra Produksi3.2.1. Ide Pokok / Tema
Ide pokok cerita dilatar belakangi oleh perkembangan teknologi yang pesat dan
semangat yang menggebu dari anak-anak muda untuk selalu berinovasi dan berkreasi.
3.2.2. Deskripsi Film
1. Judul : EVO (EVOLUTION)
2. Format : Short Film / Film Indie
3. Sasaran : Kalangan remaja, publik film, dan umum.
(usia minimal 16 tahun)
4. Durasi : 20 menit
3.2.3. Sinopsis
Masa muda merupakan saat dimana semangat kita untuk berkreasi dan berinovasi sedang
berkobar-kobar. Fresh idea yang dihasilkan oleh kaum muda tak pelak nantinya dapat
bermanfaat dalam kehidupan ini. Sayangnya, ide cemerlang dan semangat yang tinggi juga tak
bias terhindar dari problematika kehidupan.
Sama halnya dengan yang dialami Firman dan kedua sahabatnya. Firman dan Wawan
memiliki project pembuatan alat teleport, yang kemudian juga dibantu oleh sepupu Firman,
yaitu Andi. Mereka saling bahu-membahu dalam pembuatan alat tersebut., tentunya juga
dibantu oleh Vina, yang merupakan kekasih Andi.
Mereka yang pada dasarnya telah saling mengenal satu sama lain, melalui pengerjaan
project bersama inipun semakin mengeratkan hubungan persahabatan mereka. Namun, entah
apa yang terjadi, Firman dan Vina sempat mendapatkan gambaran-gambaran aneh yang
terjadi seperti dalam mimpi, seperti sebuah petunjuk tentang sesuatu.
Sangat disayangkan, ketika alat tersebut berhasil mereka ciptakan, hal itu justru memicu
konflik hebat di antara mereka berempat. Lantas, bagaimanakah nasib persahabatan mereka
dan alat canggih ciptaan mereka? Dan siapakah Firman dan Vina yang sebenarnya, mengapa
mereka mendapatkan gambaran-gambaran aneh?
4. PEMBAHASAN
4.1. ProduksiSetelah semua persiapan baik peralatan, talent, perlengkapan selesai. Selanjunya
beralih pada proses eksekusi ide cerita yang telah tertuang dalam skenario. Skenario yang
sudah ada divisualisasikan dalam bentuk audiovisual yang berupa video. Proses eksekusi ini
biasanya disebut dengan kegiatan shooting, baik di indoor maupun outdoor.
4.2. Paska Produksi
Materi hasil dari produksi tadi akan melewati proses editing dan penambahan multi effect,
baik visual maupun sound effect.
4.2.1. Digitizing/CapturingProses ini merupakan tahap awal dalam kegiatan editing, digitizing adalah proses men-
transfer/memasukan hasil pengambilan gambar dari kamera yang telah tersimpan dalam memory
card ke komputer.
4.2.2. LoggingProses ini diperlukan untuk mengantisipasi penuhnya kapasitas hardisk, sehingga hasil
pengambilan gambar dipilih yang paling baik.
4.2.3. Offline EditingSetelah melalui dua tahapan sebelumnya, hasil pengambilan gambar kemudian ditata
dalam Adobe Premiere sesuai dengan skenario dan urutan shot yang telah direncanakan.
1. Buka Adobe Premiere Pro CS5, maka akan muncul kotak dialog welcome. Klik New
Project untuk membuat proyek baru.
2. Tekan Browse untuk menempatkan di mana proyek ini akan disimpan. Setelah itu beri
nama file proyek tersebut dan klik OK.
3. Setelah itu akan muncul Form New Sequence, pada pilihan available preset pilih
DVCPROHD >> 1080p >> DVCPROHD 1080p24. Pilihan tersebut memiliki ukuran
frame 1280x1080, frame rate 24fps dan standar sampel audio 48000 khz. Setelah itu
beri nama sequence dari proyek tersebut dan klik OK.
4. Setelah masuk pada Adobe Premiere, import file-file video yang telah dipersiapkan
dengan klik File >> Import.
5. Pilih dan blok file yang dibutuhkan, kemudian klik Open.
6. Drag file yang akan ditata ke kolom timeline. Untuk memotong video caranya cukup
mudah, pertama pilih tool yang bernama Razor Tool pada jendela tool.
4.2.4.Online EditingPada tahap online editing editor mulai memperhalus dan memperbaiki kualitas hasil
offline serta memberikan tambahan beberapa visual efek sesuai dengan kebutuhan cerita.
4.2.4.1. CompositingTeknik compositing yaitu dengan menggabungan dua video atau lebih ke dalam satu
frame yang sama.
1. buat Proyek baru dengan cara klik menu File >> New >> kemudian pilih NewProject.
2. Kemudian buat beberapa Composition baru, caranya klik menu Compositionpada Toolbar lalu klik New Composition. Klasifikasikan composition dalam tiap
effect yang ada pada tiap scene untuk mempermudah.
3. Setelah itu akan muncul Composition Setting, beri judul sesuai kebutuhan dan
klik OK.
4. Lalu import beberapa file video yang dibutuhkan ke dalam After Effect, klik menu
File pada Toolbar lalu klik Import >> File.
5. Selanjutnya pilih file video yang dibutuhkan, klik Open.
6. Setelah proses import selesai, drag video A (Andi in-frame) dan B (Andi out-
frame) ke timeline, A dan B akan menjadi video utama.
Tambahkan lagi video A yang akan dijadikan obyek masking (A1), sehingga video
A1 menjadi transisi dari video A ke B.
7. Atur peletakan ketiga video tersebut agar perpotongan gambar tepat sehingga
tidak jumping. Untuk memotong video, gunakan Split Layer, klik menu EditpadaToolbar lalu pilih Split Layer atau tekan Ctrl+Shift+D.
8. Lakukan seleksi pada bagian yang dibutuhkan dengan teknik masking, dalam
video ini seleksi dilakukan pada tubuh Andi. Gunakan Pen tool pada toolbar.
9. Klik jendela monitor untuk membuat maskingnya. Untuk membuat obyeknya
harus klik pada layer untuk membuat titik-titik node. Seleksi dengan hati-hati dan
teliti agar hasil seleksi rapi. Klik node yang pertama untuk menggabungkannya.
10. Setelah seleksi selesai, beri efek Liquify pada objek, dengan cara klik ToolbarEffect >> Distort >> Liquify.
11. Lakukan konfigurasi pada liquify dengan klik icon (Time-Vary Stopwatch) pada
pilihan Distortion Mesh.
12. Setelah muncul Keyframe, atur Time Ruler dengan menggeser ke kanan
beberapa frame disesuaikan dengan kebutuhan.
13. Edit objek yang diberi efek sesuai dengan kebutuhan, gunakan Wrap Tool yang
terletak pada Effect Control di sebelah kanan jendela project.
14. Selanjutnya tambahkan Adjustment Layer, dengan cara klik menu Layer >> New
>> Adjustment Layer.
15. Atur dan sesuaikan panjang time frame yang akan diberi efek, tidak ada patokan
mendasar karena penyesuaian panjang disesuaikan dengan kebutuhan efek
video tersebut.
16. Beri efek pada adjustment layer tersebut dengan klik menu Effect pada Toolbar
>> pilih Video Copilot >> kemudian pilih Twitch.
17. Download footage powder, footage merupakan video dengan background
transparan. Footage video digunakan sebagai pemanis visual efek yang telah
dibuat. Drag footage dari jendela project ke timeline, lalu sesuaikan dengan visual
efek yang sudah dibuat seperti pengaturan opacity, durasi, dan lain-lain.
18. Kemudian klik Play Button pada jendela time control untuk preview hasil visual
efek.
4.2.4.2. Color KeyingTeknik color keying digunakan untuk menggabungkan dua gambar atau frame, di
mana sebuah warna dari satu gambar dihilangkan atau dibuat transparan sehingga
objek dari video yang digabungkan akan terlihat.
4.2.4.3. ColoringProses coloring video dilakukan pada Adobe Premiere Pro dengan tambahan
plug-in dari Red Giant, dalam pewarnaan film “Evolution” digunakan dua jenis plug-in
keluaran Red Giant yaitu Magic Bullet Looks dan Magic Bullet Mojo.
1. Import file video yang akan di Coloring kedalam Adobe Premiere Pro, caranya
pilih File >> Import kemudian pilih file video yang akan di Coloring.
2. Drag video yang telah di Import tadi ke dalam Timeline.
3. Kemudian buka Video Effect yang berada dalam Jendela Effect, pilih MagicBullet Looks kemudian pilih Looks. kemudian drag Looks kedalam video yang
berada pada Timeline.
4. Pilih Looks pada Effect Control, kemudian klik Edit, maka akan muncul jendela
baru untuk proses coloring.
5. Arahkan kursor ke bagian kanan pada jendela Coloring, pilih Tools kemudian
drag Vignette, Curves, Saturation dan Pop ke bagian bawah, seting empat
property tersebut sesuai kebutuhan film. Dalam coloring di film ini property yang
sering digunakan adalah Vignette, Curvers, Saturation dan Pop.
4.2.4.4. MixingMixing merupakan tahap finishing dalam proses editing, dimana dalam tahap ini
video yang sudah tertata rapi sesuai dengan konsep cerita akan dipermanis dengan
penambahan ilustrasi musik maupun sound effect sesuai dengan kebutuhan cerita.
Ilustrasi musik dan sound effect digunakan untuk mempertegas suasana dan
memberi informasi benda, misalnya suara ledakan.
4.2.4.5. RenderingRendering adalah proses akhir dari keseluruhan proses, dalam rendering, semua
data-data yang sudah dimasukkan dalam proses editing akan diterjemahkan dalam
sebuah bentuk output yang diinginkan seperti format AVI, MPEG, dll. Render media
dengan klik File pada toolbar lalu klik Export >> Media.
5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah menyelesaikan pembuatan film dan mengambil topik pembuatan visual efek dan
proses penggabungan visual efek tersebut dengan real video dalam film “Evolution”, penulis menarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pembuatan visual effect dilakukan pada tahap online editing dalam paska produksi,
dimana video sudah melalui tahap logging (pemilihan dan pemotongan video) dan penataan
pada tahap offline editing.
2. Pembuatan visual effect dan penggabungan video menggunakan teknik Digital Compositing,
sehingga secara keseluruhan teknik tersebut yang paling banyak diaplikasikan dalam pembuatan
visual effect film “Evolution”.
3. Selain itu, juga digunakan teknik color keying untuk pembuatan efek pendukung lainnya seperti
efek percikan darah.
4. Dalam teknik Digital Compositing dibutuhkan ketersediaan video yang nantinya akan diolah pada
proses online editing, sehingga saat pra produksi dilakukan pendataan video tambahan yang
diperlukan dan pengambilan stock shot tambahan tersebut pada saat proses shooting.
5. Pemberian visual effect menggunakan efek yang sudah tersedia di Adobe After Effect dan
membutuhkan perangkat pendukung yaitu plug-in yang diperlukan contohnya plug-in Twitch
6. Visual effect baik yang tersedia di After Effect maupun pada plug-in, hanya sebagai alat
pendukung sehingga pengaturan dan penyesuaian efek dilakukan secara manual berdasarkan
kebutuhan film.
7. Tahap Coloring (pewarnaan) diperlukan untuk menambahkan dan mempertegas kesan dalam
film. Pewarnaan video dilakukan di Adobe Premiere dengan tambahan plug-in Magic Bullet.
5.2. Saran
Adapun beberapa saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Pendataan video tambahan yang diperlukan untuk kebutuhan pembuatan visual effect sebaiknya
dilakukan dengan lebih teliti sehingga seluruh kebutuhan video terpenuhi dan hasilnya pun dapat
maksimal.
2. Untuk menghindari terjadinya jumping video, sebaiknya pada saat proses shooting continuity di
seluruh aspek benar-benar diperhatikan, baik property maupun gerakan talent (pemain).
3. Sebaiknya perlu dibuat file duplikat (back up), hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan atau
hilangnya data karena suatu hal.
4. Demi kelancaran proses editing dan menghindari kerusakan, sebaiknya dilakukan perawatan dan
pemeliharaan terhadap perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) sehingga
tidak menghambat kinerja editor.
DAFTAR PUSTAKA
Amir Fatah S dan Agus Purwanto. 2008. Digital Multimedia: Animasi, Sound editing, video editing.
Yogyakarta : Penerbit Andi
Darwanto, Drs. 2007. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Effendy, Heru. 2009. Mari Membuat Film, Panduan Menjadi Produser. Jakarta : Erlangga.
http://id.shvoong.com/humanities/film-and-theater-studies/2281053-pengertian-visual-effect/ (Kamis, 20
September 2012)
Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta : Homerian Pustaka
Undang-undang Republik Indonesia No 8 Tahun 1992 tentang perfilman
Wahana Komputer. 2010. Panduan Praktis Desain Grafis Profesional dengan Adobe Photoshop.
Yogyakarta : Penerbit Andi
Wijaya, Didik. 2005. Special Effects, History And Techniques. Jawa Barat : Escaeva
top related