pengaruh asam humat dan pemupukan p ...digilib.unila.ac.id/61470/13/3. skripsi full tanpa...
Post on 21-Oct-2020
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
PENGARUH ASAM HUMAT DAN PEMUPUKAN P TERHADAPRESPIRASI TANAH PADA PERTANAMAN JAGUNG
DI TANAH ULTISOLS
(Skripsi)
Oleh
ANDRI LUKMANSYAH
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2020
-
Andri Lukmansyah
ABSTRAK
PENGARUH ASAM HUMAT DAN PEMUPUKAN P TERHADAPRESPIRASI TANAH PADA PERTANAMAN JAGUNG
DI TANAH ULTISOLS
Oleh
ANDRI LUKMANSYAH
Ultisols adalah salah satu jenis tanah yang memiliki masalah kemasaman tanah,
bahan organik dan ketersediaan P. Upaya untuk meningkatkan kualitas tanah
Ultisols adalah dengan menerapkan penggunaan pupuk P dengan bahan pembenah
tanah. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh asam humat dan
pemupukan P terhadap respirasi tanah. Penelitian ini dilaksanakan dari Desember
2018 sampai Mei 2019 di Kebun Percobaan Badan Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Natar, menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial
dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu tanpa asam humat (H0), asam
humat 15 kg ha-1 (H1) dan asam humat 30 kg ha-1 (H2). Faktor kedua yaitu tanpa
pupuk TSP (P0), pupuk TSP 100 kg ha-1 (P1), pupuk TSP 200 kg ha-1 (P2) dan
pupuk TSP 300 kg ha-1 (P3). Data yang diperoleh diuji homogenitas ragamnya
dengan uji Bartlett dan aditivitas data diuji dengan uji Tukey. Selanjutnya
dilakukan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Hubungan antara C-organik
tanah, pH tanah, kadar air tanah, dan suhu tanah dengan respirasi tanah diuji
-
Andri Lukmansyah
dengan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi asam humat
atau pemupukan P tidak mempengaruhi respirasi tanah pada semua pengamatan.
Tidak terdapat korelasi antara pH tanah, C-organik tanah, kadar air tanah dan suhu
tanah dengan respirasi tanah pada semua pengamatan. Uji T-student respirasi
tanah di pertanaman jagung pada waktu pengamatan 7 HST berbeda nyata dengan
56 HST, 7 HST berbeda nyata dengan 99 HST, dan 56 HST berbeda nyata dengan
99 HST.
Kata Kunci: Asam humat, Pemupukan P, Respirasi tanah.
-
PENGARUH ASAM HUMAT DAN PEMUPUKAN P TERHADAPRESPIRASI TANAH PADA PERTANAMAN JAGUNG
DI TANAH ULTISOLS
Oleh
ANDRI LUKMANSYAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan AgroteknologiFakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2020
-
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kahuripan Jaya, Kecamatan Banjar Baru, Kabupaten Tulang
Bawang pada tanggal 22 Desember 1995 dan diberi nama Andri Lukmansyah.
Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 1 Kahuripan Jaya pada tahun
2002 dan diselesaikan pada tahun 2008, melanjutkan di SMP Negeri 1 Banjar
Agung pada tahun 2008 yang diselesaikan pada tahun 2011 dan masuk SMA
Negeri 1 Pagar Dewa pada tahun 2011 yang diselesaikan pada tahun 2014. Pada
pertengahan tahun 2014 penulis diterima di Jurusan Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SBMPTN).
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di organisasi Forum Studi Islam Fakultas
Pertanian (FOSI FP) sebagai anggota Bidang Media periode kepengurusan 2015 –
2016 dan pernah mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa Taekwondo. Pada tahun
2017 penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT Nusantara Tropical Farm,
Lampung Timur selama 30 hari Kerja pada bulan Juli-Agustus 2017 dengan judul
“Pengaruh Jenis Selang Irigasi Terhadap Efektifitas Penyiraman pada Lahan
Pisang Cavendis di PT Nusantara Tropical Farm”. Pada tahun 2018 penulis
melaksanakan KKN di Desa Mulyosari, Way Ratai, Pesawaran. Selain itu penulis
pernah menjadi Asisten Dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam pada tahun
2017.
-
PERSEMBAHAN
Dengan Mengharap Ridho dari Alloh SWT
Kupersembahkan Karya ini Kepada:
Kedua Orang Tuaku Tercinta Bapak Masrowi dan Ibu Sumiyatin
Sebagai Bukti Cinta dan Baktiku kepada Mereka Karena Telah Mendidikku
dengan Penuh Kasih Sayang
Almamater tercinta,
Agroteknologi, Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
-
MOTTO
“Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di mukabumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-
banyaknya supaya kamu beruntung.”(QS. Al-Jum’ah : 10)
“Dialah yang menjadikan bumi ini mudah bagimu, maka berjalanlah disegala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya
kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”(QS. Al-Mulk : 15)
“Bertaqwalah kepada Alloh di mana pun engkau berada;iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, maka kebaikan
akan menghapuskan keburukan itu; dan pergaulilah manusiadengan akhlak yang baik.”
(HR. Tirmidzi)
-
SANWACANA
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Asam Humat dan
Pemupukan P Terhadap Respirasi Tanah pada Pertanaman Jagung di Tanah
Ultisols”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rosululloh
sholollohu’alahi wasallam yang telah memberi teladan hidup yang baik untuk kita
semua. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
3. Ibu Prof. Dr. Ir. Ainin Niswati, M.S., M.Agr.Sc. selaku pembimbing pertama
atas ide penelitian, bimbingan, saran, serta kesabaran dalam memberikan
bimbingannya kepada penulis.
4. Bapak Dr. Ir. Henrie Buchari, M.Si. selaku pembimbing kedua atas
bimbingan, saran, nasihat-nasihat, serta kesabaran dalam memberikan
bimbingannya kepada penulis.
5. Bapak Prof. Dr. Ir. Abdul Kadir Salam, M.Sc. selaku pembahas atas segala
masukan yang membangun dalam penulisan skripsi ini.
-
6. Bapak dan ibu dosen Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Lampung yang telah membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas
Lampung.
7. Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
8. Kedua Orang Tuaku tercinta Bapak Masrowi dan Ibu Sumiyatin, serta kedua
adikku Vita Nurhasanah dan Noval Arsyad Syagufta yang saya banggakan.
9. Sahabat – sahabatku Kaffah Generation (Amirul, Andi, Gilang, Irwan, Sirot,
Ricky, Mayhendra, Salim, Wiko), Keluarga Besar Pesantren Mahasiswa Al-
Huda, MPI Lampung atas banyak hal yang telah kalian berikan selama ini.
10. Teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih telah
menghadirkan warna dalam hidupku.
11. Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Penulis berdoa semoga semua amal dan bantuan yang telah diberikan mendapat
pahala dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Aamiin.
Bandar Lampung, 03 Februari 2020
Penulis,
Andri Lukmansyah
-
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL....................................................................................... iiiDAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii
I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ............................................................................. 11.2 Tujuan Penelitian .......................................................................... 41.3 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 51.4 Hipotesis ...................................................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Tanah Ultisols .............................................................................. 102.2 Tanaman Jagung (Zea mays L.) ................................................... 112.3 Pupuk P (Phosphate) .................................................................... 112.4 Asam Humat dan Peranannya untuk Tanah.................................. 132.5 Respirasi Tanah............................................................................. 16
III. BAHAN DAN METODE3.1 Waktu dan Tempat........................................................................ 183.2 Bahan dan Alat.............................................................................. 183.3 Metode Penelitian ......................................................................... 193.4 Pelaksanaan Penelitian.................................................................. 20
3.4.1 Persiapan Lahan................................................................... 203.4.2 Aplikasi Asam Humat dan Penanaman ............................... 213.4.3 Pemeliharaan Tanaman ....................................................... 223.4.4 Panen .................................................................................. 233.4.5 Analisis Tanah ..................................................................... 23
3.5 Variabel Pengamatan .................................................................... 243.5.1 Variabel Utama.................................................................... 243.5.2 Variabel Pendukung ............................................................ 26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 28
4.1.1 Pengaruh Aplikasi Asam Humat dan Pemupukan Pterhadap Respirasi Tanah pada Pertanaman Jagung(Zea mays L.)....................................................................... 28
-
ii
4.1.2 Pengaruh Aplikasi Asam Humat dan Pemupukan Pterhadap Kadar Air, C-Organik, Suhu dan pH Tanahpada Pertanaman Jagung (Zea mays L.) .............................. 30
4.1.3 Korelasi antara C-organik, Kadar Air, Suhu, dan pHTanah dengan Respirasi Tanah............................................ 36
4.2 Pembahasan................................................................................... 36
V. SIMPULAN DAN SARAN5.1 Simpulan ....................................................................................... 415.2 Saran ............................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 42LAMPIRAN............................................................................................... 46
-
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Analisis tanah awal BPTB Natar ......................................................... 23
2. Ringkasan analisis ragam pengaruh aplikasi asam humat danpemupukan P terhadap respirasi tanah pada pengamatan 7 HST,56 HST dan 99 HST pada pertanaman jagung (Zea mays L.) ............. 29
3. Ringkasan uji T-student respirasi tanah di pertanaman jagungpada waktu pengamatan yang berbeda................................................. 30
4. Ringkasan analisis ragam pengaruh aplikasi asam humat danpemupukan P terhadap suhu tanah pada pengamatan 7 HST, 56HST dan 99 HST di pertanaman jagung (Zea mays L.)....................... 31
5. Ringkasan analisis ragam pengaruh aplikasi asam humat danpemupukan P terhadap kadar air tanah pada pengamatan 7 HST,56 HST dan 99 HST di pertanaman jagung (Zea mays L.).................. 32
6. Pengaruh aplikasi asam humat terhadap kadar air tanah (%) padapertanaman jagung (Zea mays L.) pengamatan 56 HST...................... 33
7. Ringkasan analisis ragam pengaruh aplikasi asam humat danpemupukan P terhadap pH tanah pada pengamatan 7 HST, 56 HSTdan 99 HST di pertanaman jagung (Zea mays L.) ............................... 35
8. Pengaruh aplikasi pemupukan P terhadap pH tanah pada pertanamanjagung (Zea mays L.) pengamatan 99 HST ......................................... 35
9. Ringkasan analisis ragam pengaruh aplikasi asam humat danpemupukan P terhadap C-organik tanah (%) pada pengamatan 7HST, 56 HST dan 99 HST di pertanaman jagung (Zea mays L.) ........ 35
10. Uji korelasi antara C-organik tanah, kadar air tanah, suhu tanah,dan ph tanah dengan respirasi tanah .................................................... 36
11. Pengaruh asam humat dan pemupukan P terhadap respirasi tanahC-CO2 (mg jam-1m-2) pada pengamatan vegetatif awal ....................... 47
-
iv
12. Uji homogenitas ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap respirasi tanah C-CO2 (mg jam-1m-2) pada pengamatanvegetatif awal ....................................................................................... 47
13. Hasil analisis ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap respirasi tanah C-CO2 (mg jam-1m-2) pada pengamatanvegetatif awal ....................................................................................... 48
14. Pengaruh asam humat dan pemupukan P terhadap respirasitanah C-CO2 (mg jam-1m-2) pada pengamatan vegetatifmaksimum............................................................................................ 48
15. Uji homogenitas ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap respirasi tanah C-CO2 (mg jam-1m-2) pada pengamatanvegetatif maksimum............................................................................. 49
16. Hasil analisis ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap respirasi tanah C-CO2 (mg jam-1m-2) pada pengamatanvegetatif maksimum............................................................................. 49
17. Pengaruh asam humat dan pemupukan P terhadap respirasi tanahC-CO2 (mg jam-1m-2) pada pengamatan sebelum panen...................... 50
18. Uji homogenitas ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap respirasi tanah C-CO2 (mg jam-1m-2) pada pengamatansebelum panen...................................................................................... 50
19. Hasil analisis ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap respirasi tanah C-CO2 (mg jam-1m-2) pada pengamatansebelum panen...................................................................................... 51
20. Pengaruh asam humat dan pemupukan p terhadap suhu tanah (oC)pada pengamatan vegetatif awal .......................................................... 51
21. Uji homogenitas ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap suhu tanah (oC) pada pengamatan vegetatif awal.................. 52
22. Hasil analisis ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap suhu tanah (oC) pada pengamatan vegetatif awal.................. 52
23. Pengaruh asam humat dan pemupukan P terhadap suhu tanah (oC)pada pengamatan vegetatif maksimum................................................ 53
24. Uji homogenitas ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap suhu tanah (oC) pada pengamatan vegetatif maksimum ....... 53
25. Hasil analisis ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap suhu tanah (oC) pada pengamatan vegetatif maksimum ....... 54
-
v
26. Pengaruh asam humat dan pemupukan P terhadap suhu tanah (oC)pada pengamatan sebelum panen......................................................... 54
27. Uji homogenitas ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap suhu tanah (oC) pada pengamatan sebelum panen ................ 55
28. Hasil analisis ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap suhu tanah (oC) pada pengamatan sebelum panen ................ 55
29. Pengaruh asam humat dan pemupukan P terhadap kadar airtanah (%) pada pengamatan vegetatif awal.......................................... 56
30. Uji homogenitas ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap kadar air tanah (%) pada pengamatan vegetatif awal............ 56
31. Hasil analisis ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap kadar air tanah (%) pada pengamatan vegetatif awal............ 57
32. Pengaruh asam humat dan pemupukan P terhadap kadar airtanah (%) pada pengamatan vegetatif maksimum ............................... 57
33. Uji homogenitas ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap kadar air tanah (%) pada pengamatan vegetatifmaksimum............................................................................................ 58
34. Hasil analisis ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap kadar air tanah (%) pada pengamatan vegetatifmaksimum............................................................................................ 58
35. Pengaruh asam humat dan pemupukan P terhadap kadar airtanah (%) pada pengamatan sebelum panen ........................................ 59
36. Uji homogenitas ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap kadar air tanah (%) pada pengamatan sebelum panen .......... 59
37. Hasil analisis ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap kadar air tanah (%) pada pengamatan sebelum panen .......... 60
38. Pengaruh asam humat dan pemupukan P terhadap pH tanahpada pengamatan vegetatif awal .......................................................... 60
39. Uji homogenitas ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap pH tanah pada pengamatan vegetatif awal ............................ 61
40. Hasil analisis ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap pH tanah pada pengamatan vegetatif awal ............................ 61
-
vi
41. Pengaruh asam humat dan pemupukan P terhadap pH Tanahpada pengamatan vegetatif maksimum................................................ 62
42. Uji homogenitas ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap pH tanah pada pengamatan vegetatif maksimum.................. 62
43. Hasil analisis ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap pH tanah pada pengamatan vegetatif maksimum.................. 63
44. Pengaruh asam humat dan pemupukan P terhadap pH tanahpada pengamatan sebelum panen......................................................... 63
45. Uji homogenitas ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap pH tanah pada pengamatan sebelum panen........................... 64
46. Hasil analisis ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap pH tanah pada pengamatan sebelum panen........................... 64
47. Pengaruh asam humat dan pemupukan P terhadap C-organiktanah (%) pada pengamatan vegetatif awal.......................................... 65
48. Uji homogenitas ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap C-organik tanah (%) pada pengamatan vegetatif awal.......... 65
49. Hasil analisis ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap C-organik tanah (%) pada pengamatan vegetatif awal.......... 66
50. Pengaruh asam humat dan pemupukan P terhadap C-organiktanah (%) pada pengamatan vegetatif maksimum ............................... 66
51. Uji homogenitas ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap C-organik tanah (%) pada pengamatan vegetatifmaksimum............................................................................................ 67
52. Hasil analisis ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap C-organik tanah (%) pada pengamatan vegetatifmaksimum............................................................................................ 67
53. Pengaruh asam humat dan pemupukan P terhadap C-organik tanah(%) pada pengamatan sebelum panen.................................................. 68
54. Uji homogenitas ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap C-organik tanah (%) pada pengamatan sebelum panen ........ 68
55. Hasil analisis ragam pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap C-organik tanah (%) pada pengamatan sebelum panen ........ 69
-
vii
56. Hasil analisis ragam uji korelasi antara suhu tanah (oC) denganrespirasi tanah pada pengamatan vegetatif awal .................................. 69
57. Hasil analisis ragam uji korelasi antara suhu tanah (oC) denganrespirasi tanah pada pengamatan vegetatif maksimum........................ 69
58. Hasil analisis ragam uji korelasi antara suhu tanah (oC) denganrespirasi tanah pada pengamatan sebelum panen................................. 70
59. Hasil analisis ragam uji korelasi antara kadar air tanah (%)dengan respirasi tanah pada pengamatan vegetatif awal ..................... 70
60. Hasil analisis ragam uji korelasi antara kadar air tanah (%)dengan respirasi tanah pada pengamatan vegetatif maksimum ........... 70
61. Hasil analisis ragam uji korelasi antara kadar air tanah (%)dengan respirasi tanah pada pengamatan sebelum panen .................... 71
62. Hasil analisis ragam uji korelasi antara pH tanah denganrespirasi tanah pada pengamatan vegetatif awal .................................. 71
63. Hasil analisis ragam uji korelasi antara pH tanah denganrespirasi tanah pada pengamatan vegetatif maksimum........................ 71
64. Hasil analisis ragam uji korelasi antara pH Tanah (oC) denganrespirasi tanah pada pengamatan sebelum panen................................. 72
65. Hasil analisis ragam uji korelasi antara C-organik tanah (%)dengan respirasi tanah pada pengamatan vegetatif awal ..................... 72
66. Hasil analisis ragam uji korelasi antara C-organik tanah (%)dengan respirasi tanah pada pengamatan vegetatif maksimum ........... 72
67. Hasil analisis ragam uji korelasi antara C-organik tanah (%)dengan respirasi tanah pada pengamatan sebelum panen .................... 72
68. Uji T-student pengaruh aplikasi asam humat dan pemupukan Pterhadap respirasi tanah pada pertanaman jagung (Zea mays L.)pengamatan 7 HST VS 56 HST ........................................................... 73
69. Uji T-student pengaruh aplikasi asam humat dan pemupukan Pterhadap respirasi tanah pada pertanaman jagung (Zea mays L.)pengamatan 7 HST VS 99 HST ........................................................... 74
70. Uji T-student pengaruh aplikasi asam humat dan pemupukan Pterhadap respirasi tanah pada pertanaman jagung (Zea mays L.)pengamatan 56 HST VS 99 HST ......................................................... 75
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Skema kerangka pemikiran pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap respirasi tanah pada pertanaman jagung di tanah Ultisols ..... 9
2. Fraksionasi bahan organik tanah berdasarkan ekstraksi kimia ............ 14
3. Struktur kimia asam humat .................................................................. 15
4. Reaksi kimia proses respirasi akar tumbuhan dan mikroorganismetanah .................................................................................................... 17
5. Tata letak percobaan aplikasi asam humat dan pemupukan Pterhadap respirasi tanah........................................................................ 21
-
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran dan penopang tegak tumbuhnya
tanaman serta penyuplai kebutuhan air dan udara. Secara biologis tanah berfungsi
sebagai habitat biota (organisme) yang berperan aktif dalam menyediakan unsur
hara bagi tanaman sehingga mampu menunjang produktivitas tanah untuk
menghasilkan biomassa dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industri
perkebunan, maupun kehutanan (Hanafiah, 2007).
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas lahan adalah
dengan menambahkan pupuk pada lahan pertanian. Menurut Rukmana (1997),
pemberian pupuk urea, TSP dan KCl sebagai sumber N, P, dan K merupakan
salah satu usaha untuk meningkatkan produksi tanaman. Selain itu, pemupukan
yang efektif dan efisien sangat penting dilakukan terutama pada tanah-tanah
marginal seperti tanah ultisols yang memiliki tingkat kesuburan rendah. Tanah
ultisols mempunyai sebaran luas mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari
total luas daratan Indonesia (Subagyo dkk., 2004), sehingga efisiensi pemupukan
perlu ditingkatkan. Salah satunya yaitu dengan memperbaiki sifat tanah yang
antara lain dengan menambahkan bahan pembenah tanah.
-
2
Pembenah tanah merupakan suatu bahan yang dapat digunakan untuk
mempercepat pemulihan atau perbaikan kualitas tanah. Hasil penelitian Dariah
dkk. (2010) menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan formula pembenah tanah
berpengaruh nyata terhadap aktivitas mikroorganisme tanah, seperti ditunjukkan
oleh perbedaan nyata hasil pengukuran respirasi tanah. Formula pembenah tanah
dengan proporsi bahan organik yang lebih tinggi, lebih efektif dalam memperbaiki
sifat fisik tanah. Selain itu, pemberian pembenah tanah (zeolit) dengan proporsi
20% juga dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah, namun jika
proporsi zeolit dinaikkan sampai 30%, aktivitas mikroorganisme menurun. Hal
ini menunjukkan bahwa, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik diperlukan
formula dan teknik (dosis dan tahap) aplikasi pembenah tanah yang efektif dalam
meningkatkan kualitas tanah.
Asam humat merupakan salah satu pembenah tanah yang digunakan dalam bidang
pertanian karena dapat berpengaruh secara langsung maupun secara tidak
langsung terhadap tanah. Pengaruh secara langsung yaitu dapat memperbaiki
proses metabolisme di dalam tanaman, seperti dapat meningkatkan proses laju
fotosintesis tanaman (Heil, 2005). Sedangkan pengaruh secara tidak langsung
yaitu dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah terutama pada tanah
yang berpasir atau tanah ultisols (Tan, 1993). Sehingga dengan penambahan
asam humat ke dalam tanah diharapkan dapat meningkatkan mikroorganisme
tanah yang menyebabkan kualitas tanah dan produktifitas tanaman juga akan
meningkat.
-
3
Selain itu, kombinasi perlakuan asam humat dan pupuk P yang diberikan ke tanah
diharapkan dapat mempengaruhi kehidupan di dalam tanah, salah satunya adalah
mikroorganisme tanah. Secara biologi, mikroorganisme tanah berperan aktif
dalam memperbaiki tingkat kesuburan tanah. Tingkat aktivitas mikroorganisme
yang ada di dalam tanah dapat diketahui dari laju respirasi tanah. Menurut Haney
dkk. (2008) respirasi tanah adalah salah satu aspek penting dari kualitas tanah dan
indikator kesuburan tanah.
Respirasi tanah merupakan salah satu indikator dari aktivitas biologi tanah seperti
mikroba, akar tanaman atau kehidupan lain yang ada di dalam tanah. Respirasi
tanah adalah proses evolusi CO2 dari tanah ke atmosfer, terutama yang dihasilkan
oleh aktivitas mikroorganisme tanah dan akar tanaman. Pada aktivitas
mikroorganisme tanah menunjukkan bahwa prinsip dari penetapan respirasi tanah
yaitu penggunaan O2 dan pembebasan CO2 oleh mikroorganisme tanah (Widati,
2007).
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia
karena bermanfaat sebagai sumber bahan pangan berkarbohidrat tinggi yang dapat
digunakan sebagai sumber makanan pokok setelah padi. Kebutuhan jagung akan
terus meningkat dari tahun ketahun sejalan dengan peningkatan dan kemajuan
industri makanan dan pakan ternak sehingga perlu upaya peningkatan produksi
melalui sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam. Kondisi ini membuat
budidaya jagung memiliki prospek yang tinggi karena permintaan dan harga
jualnya. Pada penelitian ini, tanaman jagung dijadikan sebagai tanaman indikator
-
4
dalam pemberian asam humat dan pemupukan P (Phosphate) yang akan diukur
laju respirasi tanahnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penelitian ini dilakukan
untuk menjawab rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Apakah aplikasi asam humat dapat meningkatkan respirasi tanah pada
pertanaman jagung (Zea mays L.) di tanah Ultisols?
2. Apakah pemupukan P dapat meningkatkan respirasi tanah pada pertanaman
jagung (Zea mays L.) di tanah Ultisols?
3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara aplikasi asam humat dan
pemupukan P terhadap respirasi tanah pada pertanaman jagung (Zea mays L.)
di tanah Ultisols?
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mempelajari pengaruh aplikasi asam humat terhadap respirasi tanah pada
pertanaman jagung (Zea mays L.) di tanah Ultisols.
2. Mempelajari pengaruh pemupukan P terhadap respirasi tanah pada
pertanaman jagung (Zea mays L.) di tanah Ultisols.
3. Mempelajari pengaruh interaksi antara aplikasi asam humat dan pemupukan P
terhadap respirasi tanah pada pertanaman jagung (Zea mays L.) di tanah
Utisols.
-
5
1.3 Kerangka Pemikiran
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman dan penyuplai kebutuhan
air dan udara. Salah satu jenis tanah di Indonesia yaitu ultisols yang mempunyai
sebaran luas mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luasan daratan di
Indonesia. Ultisols merupakan salah satu tanah yang memiliki masalah keasaman
tanah, bahan organik dan nutrisi makro rendah dan memiliki ketersediaan P sangat
rendah (Fitriatin dkk., 2014).
Tanah juga sebagai tempat tinggal dan hidup berbagai mikroorganisme tanah.
Mikroorganisme tanah adalah salah satu faktor penting dalam ekosistem tanah,
karena berpengaruh terhadap siklus dan ketersediaan hara tanaman serta stabilitas
struktur hara. Hasil penelitian Dariah dkk. (2010) menunjukkan bahwa semakin
tinggi mikroorganisme tanah maka kualitas tanah juga akan semakin baik. Untuk
mengetahui aktivitas atau tingkat mikroorganisme tanah dapat dilakukan dengan
mengukur laju respirasi tanahnya.
Respirasi tanah terjadi karena aktivitas dari mikroorganisme hidup dalam suatu
massa tanah. Prinsip dari pengukuran respirasi tanah berdasarkan penggunaan O2
dan pembebasan CO2 oleh mikroorganisme tanah. Hilangnya CO2 dari tanah ke
atmosfer karena aktivitas mikroorganisme tanah saat melakukan dekomposisi
bahan organik selama selang waktu tertentu (Saraswati dkk., 2007). Aktivitas
organisme lainnya yang hidup di dalam tanah seperti fauna tanah dan akar
tanaman juga akan menghasilkan CO2 yang dapat berpengaruh terhadap laju
respirasi tanah.
-
6
Penambahan pupuk dapat menyediakan kebutuhan nutrisi dan unsur hara yang di
butuhkan oleh tanaman. Secara umum, dikenal dua jenis pupuk yang biasa
digunakan oleh petani yaitu pupuk organik maupun anorganik. Pupuk anorganik
adalah pupuk yang dibuat secara kimia di pabrik seperti Urea, SP36, TSP, KCl
dan lain-lain. Manfaat dari penggunaan pupuk anorganik dapat meningkatkan
ketersediaan unsur hara dan produktivitas tanaman. Namun penggunaan pupuk
anorganik (pupuk kimia) secara terus-menerus akan mempercepat kerusakan
tanah, menurunkan kualitas tanah dan kesehatan lingkungan. Untuk itu
penggunaan pupuk anorganik (pupuk kimia) secara bijaksana sangat diperlukan
guna memberikan dampak positif pada lahan dimasa depan. Tidak hanya pada
kondisi lahan dan hasil panen, tetapi juga untuk menjaga kelestarian lingkungan
(Musnamar, 2005).
Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas tanah yaitu dengan
menerapkan penggunaan pupuk P dengan salah satu bahan pembenah tanah (asam
humat). Hasil penelitian Hermanto dkk. (2013) menunjukkan bahwa aplikasi
asam humat dosis 20 kg ha-1 yang dikombinasikan dengan pupuk P dosis 100%
memberikan kandungan P-tersedia lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa
aplikasi asam humat. Kondisi tanah yang demikian mendukung terciptanya
lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan mikroorganisme tanah. Sehingga
mikroorganisme tanah meningkat yang menjadikan respirasi tanah juga akan
meningkat.
Asam humat atau humus merupakan senyawa yang berwarna gelap (coklat
kehitaman) dan bertekstur gembur yang berasal dari sisa-sisa hewan dan
-
7
tumbuhan serta telah mengalami perombakan oleh organisme yang ada di dalam
lapisan tanah. Selain itu, asam humat yang diaplikasikan pada tanaman padi juga
dapat memperbaiki perkembangan akar dan serapan unsur hara, sehingga
meningkatkan jumlah anakan, tinggi tanaman, jumlah anakan total dan jumlah
anakan produktif (Suwardi dkk, 2009 dan Ruhaimah dkk., 2009).
Penggunaan asam humat merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Pemberian asam humat ke dalam tanah
akan memberikan beberapa manfaat. Turan dkk. (2011) menyatakan bahwa asam
humat sebagai pelengkap pupuk dapat meningkatkan pemanfaatan pupuk dan
meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung pada tanah dengan kadar garam
tinggi (soil-salinity condition). Asam humat sebagai komponen utama bahan
organik tanah juga mempunyai pengaruh secara langsung maupun tidak langsung.
Sangeetha dkk., (2006) menyatakan bahwa pengaruh tersebut meliputi
peningkatan sifat-sifat tanah seperti agregasi, aerasi, permeabilitas, kapasitas
menahan air, transport dan ketersediaan mikronutrien.
Hasil penelitian Swanda dkk. (2012) menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis
bahan humat hasil ekstraksi gambut yang diberikan (0 ppm, 200 ppm, 400 ppm,
600 ppm, 800 ppm, 1000 ppm) maka nilai pH dan C-organik tanah semakin
meningkat. Oleh karena itu penambahan asam humat ke dalam tanah dapat
meningkatkan populasi dan aktivitas mikroorganisme tanah. Sehingga dengan
meningkatnya populasi dan aktivitas mikroorganisme tanah menyebabkan
respirasi tanah juga akan semakin meningkat.
-
8
Keberadaan mikroorganisme yang ada di dalam tanah dapat digunakan sebagai
indikator dari kesuburan tanah. Aktivitas mikroorganisme tanah yang tinggi dapat
ditemukan di tanah yang memilik sifat-sifat yang sesuai untuk mikroorganisme
tanah tersebut dapat berkembang dan aktif. Beberapa faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap keberadaan mikroorganisme dalam tanah yaitu suhu tanah,
kadar air tanah, kandungan C-organik tanah, serta pH tanah.
1.4 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Aplikasi asam humat dapat meningkatkan respirasi tanah pada pertanaman
jagung (Zea mays L.) di tanah Ultisols.
2. Pemupukan P dapat meningkatkan respirasi tanah pada pertanaman jagung
(Zea mays L.) di tanah Ultisols.
3. Terdapat pengaruh interaksi antara aplikasi asam humat dan pemupukan P
terhadap respirasi tanah pada pertanaman jagung (Zea mays L.) di tanah
Ultisols.
-
9
Gambar 1. Skema kerangka pemikiran pengaruh asam humat dan pemupukan Pterhadap respirasi tanah pada pertanaman jagung di tanah ultisols.
Tanah
Ultisols
Pemupukan Bahan Pembenah Tanah
Meningkatkan produktifitastanaman
Meningkatkan kandungan P-tersedia
Meningkatkan pemanfaatan pupuk danpertumbuhan tanaman jagung (Turan,dkk., 2011).
Meningkatkan serapan unsur hara olehtanaman.
Asam Humat
Fisik Tanah Kimia Tanah Biologi Tanah Respirasi Tanah
Pupuk P (Phosphate)
-
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanah Ultisols
Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran
luas mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luasan daratan di
Indonesia. Ultisols merupakan salah satu tanah yang memiliki masalah keasaman
tanah, bahan organik dan nutrisi makro rendah dan memiliki ketersediaan P sangat
rendah (Fitriatin dkk., 2014). Soepraptohardjo (1961) melaporkan bahwa
karakteristik tanah ultisols yaitu mempunyai kemasaman tanah yang tergolong
tinggi (pH 3,5 – 5,5), kandungan bahan organik kurang dari 2%, jenis liat
dominan adalah kaolinit dan gibsit, kapasitas tukar kation (KTK) rendah sampai
tinggi tergantung pada tekstur dan mineral liat, kandungan hara terutama N, P, K
dan Ca rendah.
Pada umumnya tanaman yang ditanam di tanah ultisols memberikan produksi
yang baik pada beberapa tahun pertama, selama unsur-unsur hara di permukaan
tanah yang terkumpul melalui proses biocycle belum habis. Reaksi tanah yang
masam, kejenuhan basa yang rendah, kadar Al yang tinggi, kandungan unsur hara
yang rendah merupakan penghambat utama bagi pertumbuhan dan produksi
tanaman. Untuk penggunaan yang berkaitan dengan bidang pertanian, diperlukan
pengapuran, pemupukan, dan pengelolaan tanah yang tepat (Hardjowigeno, 2003).
-
11
2.2 Tanaman Jagung (Zea mays L.)
Jagung merupakan salah satu sumber bahan pangan pokok bagi sebagian
masyarakat Indonesia selain padi atau beras. Jagung mempunyai kandungan
karbohidrat yang cukup tinggi mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji
jagung. Karbohidrat itulah yang dapat menambah asupan kalori pada tubuh
manusia, yang merupakan sumber tenaga sehingga jagung dijadikan sebagai
bahan makanan pokok (Mubyarto, 2002). Tanaman jagung dapat ditanam dilahan
kering dengan jenis tanah ultisols yang rata-rata kesuburan tanahnya rendah.
Tanaman jagung ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah hingga di daerah
dataran tinggi (pegunungan) yang memiliki ketinggian antara 1000 sampai 1800
mdpl. Sedangkan daerah yang optimum untuk pertumbuhan tanaman jagung
adalah antara 0 sampai 600 mdpl (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Tanaman
jagung juga membutuhkan penyinaran matahari yang penuh untuk tumbuh
optimal. Suhu optimum yang dikehendaki antara 21-34oC. Curah hujan yang
ideal untuk tanaman jagung berkisar antara 85-200 mm/bulan dan harus merata.
Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Jika
ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan hasil biji yang kurang baik
bahkan tidak dapat membentuk buah (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
2.3 Pupuk P (Phosphate)
Menurut Sutedjo (2010), pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik
organik maupun yang anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan
unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman
-
12
dalam keadaan faktor lingkungan yang baik. Pupuk organik adalah pupuk yang
terbuat dari bahan baku yang sebagian besar atau keseluruhan berasal dari bahan-
bahan organik, baik tumbuhan maupun hewan yang telah melalui proses rekayasa
yang kemudian menjadi hara tersedia bagi tanaman (Suwahyono, 2011). Pupuk
organik mengandung unsur hara makro dalam jumlah yang relatif sedikit dan
unsur hara mikro dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan tanaman. Unsur
hara tersebut dilepaskan oleh bahan organik secara perlahan-lahan melalui proses
mineralisasi (Sutanto, 2002). Oleh karena itu, apabila pupuk organik diberikan
secara berkelanjutan ke dalam tanah, maka akan meningkatkan kesuburan tanah.
Pupuk anorganik (pupuk kimia) adalah pupuk yang dibuat di pabrik secara kimia
misalnya Urea, NPK, TSP, dan KCl. Pupuk anorganik umumnya memiliki
kandungan unsur hara yang tinggi, praktis dalam pemakaian dan mudah dalam
menentukan dosisnya. Kekurangan penggunaan pupuk anorganik (pupuk kimia)
secara terus menerus dengan dosis yang berlebihan dalam jangka panjang dapat
menurunkan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (Lingga dan Marsono, 2001).
Oleh karena itu, untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas tanah diperlukan
kombinasi pupuk anorganik dengan pupuk organik yang tepat (Isnaini, 2006).
Tanaman akan tumbuh baik jika semua unsur hara yang di butuhkan tanaman
berada dalam jumlah yang cukup serta berada dalam bentuk yang siap di absorbsi
oleh tanaman (Hatta dan Nurhayati, 2006). Secara umum tanaman dalam
pertumbuhannya membutuhkan 16 unsur hara esensial yaitu unsur hara makro (C,
H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S) dan unsur hara mikro (Fe, Mn, B, Cu, Zn, Cl dan
Mo). Pupuk organik dapat berperan langsung sebagai sumber hara tanaman dan
-
13
secara tidak langsung dapat menciptakan suatu kondisi lingkungan pertumbuhan
tanaman yang lebih baik dengan meningkatkan ketersediaan hara makro maupun
mikro untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
Fosfat (P) merupakan unsur hara esensial yang di butuhkan tanaman setelah N
yang berperan penting dalam proses fotosintesis untuk mengkonversi energi
matahari menjadi energi kimia (ATP) (Suwahyono, 2011). Menurut Hasibuan
dkk. (2012) bahwa semakin banyak P yang diserap tanaman maka semakin
banyak pula ATP yang terbentuk dimana ATP dibutuhkan dalam proses
pembelahan sel sehingga berpengaruh dalam peningkatan pertumbuhan tanaman.
2.4 Asam Humat dan Peranannya untuk Tanah
Bahan organik tanah merupakan komponen tanah yang sumber utamanya berasal
dari jaringan tumbuhan seperti daun, ranting, cabang, batang dan akar tumbuhan
serta binatang sebagai sumber sekunder (Hidayatulloh, 2018). Karakterisasi
bahan organik biasanya dilakukan dengan ekstraksi secara kimia terhadap
substansi organik yang ada di dalam tanah menggunakan pelarut anorganik dan
organik dengan prosedur yang selektif untuk struktur molekul yang spesifik.
Prosedur yang dilakukan adalah penggunaan larutan alkali yang mempunyai nilai
pH 10-13, yang dilanjutkan dengan asidifikasi ekstrak alkali ke pH 2,0 (Stevenson
dan Cole, 1999). Senyawa yang tetap terlarut setelah proses asidifikasi ekstrak
alkali dikenal sebagai asam fulvik, sementara yang mengendap dalam proses
asidifikasi dikenal sebagai asam humik, dan senyawa yang tidak larut dalam
ekstrak alkali adalah humin (Gambar 2).
-
14
Gambar 2. Fraksionasi bahan organik tanah berdasarkan ekstraksi kimia(Stevenson dan Cole, 1999).
Asam humat adalah zat organik yang memiliki struktur molekul kompleks dengan
berat molekul tinggi (makromolekul) atau dapat disebut sebagai polimer organik
yang mengandung gugus aktif. Asam humat merupakan hasil akhir dari proses
dekomposisi bahan organik. Asam humat dapat mempengaruhi secara langsung
maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan tanaman. Secara tidak langsung
asam humat dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, sedangkan
secara langsung asam humat berperan dalam proses metabolisme tanaman (Tan,
1991). Menurut Heil (2005), pemberian asam humat secara langsung mampu
meningkatkan proses metabolisme dalam tanaman melalui peningkatan laju
fotosintesis tanaman. Ferrara dan Brunetti (2010) menambahkan bahwa
peningkatan laju fotosintesis disebabkan oleh meningkatnya kandungan klorofil di
daun.
Karbon Organik Tanah
Substansi Humus
Fraksionasi berdasarkan kelarutan senyawa organik
Terlarut dalam basaTidak larut dalam asam
Tidak larut dalam basaTidak larut dalam asam
Terlarut dalam basaTerlarut dalam asam
Asam Humik HuminAsam Fulvat
Peningkatan berat molekul 300,0002000
Peningkatan kandungan C 62%45%
Peningkatan kandungan N 5%5%
-
15
Asam humat termasuk ke dalam kelompok asam organik yang telah terhumifikasi
seperti asam fulvat, asam himatomelanik, dan humin. Gugus fungsional asam
humat antara lain –COOH, –OH fenolat maupun –OH alkoholat (Setyowati dan
Ulfin, 2007). Karakteristik dan muatan dari bahan humat tergantung pada tingkat
disosiasi dari gugus karboksil dan hidroksil fenoliknya. Molekul humat bersifat
sebagai polielektrolit bermuatan negatif pada pH >3,0. Pada pH 11,0 asam humat
dapat mengkhelat dua kali lebih banyak jumlah logam daripada pada pH 7,0
dikarenakan disosiasi sempurna pada pH 11,0 dan pada kondisi tersebut muatan
negatif dan pengkelatan meningkat (Tan, 1986).
Gambar 3. Struktur kimia asam humat (Stevenson, 1982).
Asam humat merupakan salah satu bahan organik yang dapat digunakan untuk
memperbaiki aerasi tanah dan mempertinggi retensi air. Asam humat mempunyai
luas permukaan yang besar dan muatan listrik internal yang dimilikinya dapat
menyerap dan menahan air tujuh kali lebih besar dibandingkan dengan tanah liat.
Asam humat mempunyai sifat kimia yang penting dan berhubungan dengan
kemampuannya memperbaiki sifat fisik, kimia maupun biologi tanah diantaranya:
1) fraksi humat mengandung berbagai jenis gugus fungsional dengan nilai pKa
yang berbeda-beda, sehingga reaktifitasnya tetap tinggi pada selang pH tanah
-
16
yang lebar, 2) fraksi humat mempunyai muatan negatif yang berasal dari disosiasi
ion H dari berbagai gugus fungsional, yang menyebabkan fraksi humat
mempunyai KTK sangat tinggi, 3) fraksi humat dapat menyediakan unsur hara
seperti N,P,K dan S kedalam tanah serta C sebagai sumber energi bagi mikrobia
tanah (Hermanto dkk., 2013).
Penggunaan asam humat merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Pemberian asam humat ke dalam tanah
akan memberikan beberapa manfaat. Turan dkk. (2011) menyatakan bahwa asam
humat sebagai pelengkap pupuk dapat meningkatkan pemanfaatan pupuk dan
meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung pada tanah dengan kadar garam
tinggi (soil-salinity condition).
2.5 Respirasi Tanah
Respirasi adalah suatu proses biologis, yaitu oksigen diserap untuk digunakan
pada proses pembakaran (oksidatif) yang menghasilkan energi diikuti oleh
pengeluaran sisa pembakaran berupa gas karbondioksida dan air. Substrat yang
paling banyak diperlukan tanaman untuk proses respirasi dalam jaringan tanaman
adalah karbohidrat dan asam-asam organik bila dibandingkan dengan lemak dan
protein. Respirasi dapat dibedakan dalam tiga tingkat : (a) pemecahan
polisakarida menjadi gula sederhana, (b) oksidasi gula menjadi asam piruvat dan
(c) transformasi piruvat dan asam-asam organik secara aerobic menjadi
karbondioksida, air dan energi. Protein dan lemak dapat pula berperan sebagai
substrat dalam proses pemecahan ini (Paramita, 2010 dalam Novitasari, 2017).
-
17
Gambar 4. Reaksi kimia proses respirasi akar tumbuhan dan mikroorganismetanah.
Respirasi tanah merupakan salah satu indikator dari aktivitas biologi tanah seperti
mikroba, akar tanaman atau kehidupan lain yang ada didalam tanah. Respirasi
tanah adalah CO2 yang dikeluarkan dari tanah keatmosfer akibat dari aktivitas
mikroorganisme dalam tanah. Prinsip dari pengukuran respirasi tanah
berdasarkan penggunaan O2 dan pembebasan CO2 oleh mikroorganisme tanah.
Menurut Saraswati dkk. (2007), kadar CO2 yang di ukur pada respirasi tanah
merupakan hasil dari respirasi mikroorganisme tanah, fauna tanah, akar tanaman
dan produksi CO2 abiotik.
Pengukuran respirasi tanah yang dilakukan di laboratorium yaitu berdasarkan
penetapan CO2 yang dihasilkan dari sejumlah contoh tanah yang diinkubasi dalam
jangka waktu tertentu. Pada pengukuran respirasi tanah, larutan KOH yang di
gunakan berfungsi sebagai penangkap CO2 yang dilepaskan dari tanah ke
atmosfer, kemudian dititrasi dengan HCl. Jumlah HCl yang diperlukan untuk
titrasi setara dengan jumlah CO2 yang dihasilkan (Saraswati dkk., 2007).
Tingkat populasi dan beragamnya mikroorganisme dapat ditemukan di dalam
tanah yang memiliki sifat fisik dan kimia yang sesuai untuk kehidupan
mikroorganisme tanah. Beberapa mikroorganisme tanah yang berperan dalam
proses dekomposisi bahan organik yaitu jamur, bakteri, aktinomicetes, serta fauna
tanah seperti protozoa, nematoda, Collembola, dan cacing tanah (Atmojo, 2003).
C6H12O6 + 6O2 6H2O + 6CO2 + Energy(Glukosa + Oksigen Air + Karbondioksida + Energi)
-
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2018 sampai dengan Mei 2019 di
Kebun Percobaan Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Natar dan
analisis tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu benih jagung, asam humat,
pupuk Urea, TSP, KCL, pestisida. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan untuk
analisis laboratorium terdiri dari larutan KOH 0,1 N, indikator penolphtalein,
HCL 0,1 N, indikator metyl orange, aquades, serta bahan lain untuk analisis pH
tanah dan C-organik tanah.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cangkul, hand sprayer, botol
film, timbangan analitik, termometer tanah, aluminium foil, plastik, labu
Erlenmeyer, gelas piala, oven, seperangkat buret, toples penyungkup, kertas label,
dan alat tulis.
-
19
3.3 Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
yang disusun secara faktorial dengan dua faktor dan diulang sebanyak 3 kali
sebagai kelompok. Faktor pertama adalah aplikasi asam humat (H), yaitu tanpa
aplikasi asam humat (H0), aplikasi asam humat 15 kg ha-1 (H1) dan aplikasi asam
humat 30 kg ha-1 (H2). Faktor kedua adalah pemupukan P yang dibagi menjadi 4
taraf yaitu tanpa pupuk TSP (P0), pupuk TSP 100 kg ha-1 (P1), pupuk TSP 200 kg
ha-1 (P2) dan pupuk TSP 300 kg ha-1 (P3).
Berdasarkan kedua faktor perlakuan, maka diperoleh 12 kombinasi perlakuan
yaitu sebagai berikut :
H0P0 = tanpa aplikasi asam humat + tanpa aplikasi pupuk TSP (kontrol)
H0P1 = tanpa aplikasi asam humat + TSP 100 kg ha-1
H0P2 = tanpa aplikasi asam humat + TSP 200 kg ha-1
H0P3 = tanpa aplikasi asam humat + TSP 300 kg ha-1
H1P0 = aplikasi asam humat 15 kg ha-1 + tanpa aplikasi pupuk TSP
H1P1 = aplikasi asam humat 15 kg ha-1 + TSP 100 kg ha-1
H1P2 = aplikasi asam humat 15 kg ha-1 + TSP 200 kg ha-1
H1P3 = aplikasi asam humat 15 kg ha-1 + TSP 300 kg ha-1
H2P0 = aplikasi asam humat 30 kg ha-1 + tanpa pupuk TSP
H2P1 = aplikasi asam humat 30 kg ha-1 + TSP 100 kg ha-1
H2P2 = aplikasi asam humat 30 kg ha-1 + TSP 200 kg ha-1
H2P3 = aplikasi asam humat 30 kg ha-1 + TSP 300 kg ha-1
-
20
Setiap perlakuan di atas diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 36 satuan
percobaan.
Data yang diperoleh dilakukan uji homogenitas ragam dengan uji Bartlett dan
aditifitas data diuji dengan uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi maka akan dilakukan
analisis ragam. Selanjutnya dilakukan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%.
Untuk mengetahui hubungan antara C-organik tanah, pH tanah, kadar air tanah,
dan suhu tanah dengan respirasi tanah maka dilakukan Uji korelasi.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Persiapan Lahan
Persiapan lahan dilakukan dengan cara melakukan olah tanah sebanyak 2 kali
dengan menggunakan traktor hingga tanah menjadi gembur. Pengolahan tanah
yang pertama yaitu dengan mengolah tanah menjadi bongkahan besar dan
selanjutnya diolah kembali hingga halus. Lahan yang telah diolah kemudian
dibagi menjadi 36 plot percobaan dengan ukuran masing-masing plot yaitu 3 x 4
meter. Jarak antar plot adalah 50 cm dan jarak antar ulangan atau kelompok
adalah 1 meter seperti pada Gambar 5.
-
21
Gambar 5. Tata letak percobaan aplikasi asam humat dan pemupukan Pterhadap respirasi tanah.
3.4.2 Aplikasi Asam Humat dan Penanaman
Asam humat diaplikasikan ke lahan percobaan dengan dosis 15 kg ha-1 (18 g
petak-1) dan 30 kg ha-1 (36 g petak-1). Aplikasi asam humat dilakukan sebanyak 3
kali yaitu setelah olah tanah, vegetatif awal dan vegetatif maksimum, sehingga
dosis asam humat yang digunakan tiap kali aplikasi adalah 5 kg ha-1 (6 g petak-1)
dan 10 kg ha-1 (12 g petak-1). Asam humat yang digunakan yaitu merek dagang
SMIC yang dilarutkan dalam air dengan perbandingan 1:75 atau sesuai dengan
petunjuk penggunaan yang tertera pada label kemasan. Dosis yang digunakan
yaitu 6 g petak-1 dilarutkan dalam 450 ml air. Selanjutnya, untuk dosis asam
H1P0 H1P2
H2P0 H0P0
H2P2 H0P1
H1P2 H2P1
H0P1 H1P1
H0P0 H1P3
H0P1 H1P0
H0P0 H1P2
H2P2 H0P3
50 cm
1 m S
U
50 cm
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
H1P3 H0P2
H2P1 H0P3
H1P1 H2P3
H2P3 H2P2
H0P3 H1P0
H0P2 H2P0
H2P3 H2P0
H1P1 H1P3
H2P1 H0P2
-
22
humat 12 g petak-1 dilarutkan dalam 900 ml air. Aplikasi asam humat dilakukan
dengan menggunakan hand sprayer yang disemprotkan ke permukaan tanah.
Penanaman dilakukan dengan menggunakan alat tugal sedalam 3 cm dengan jarak
tanam 25 x 75 cm dan diberi 2 butir benih tiap lubang tanam. Pada 7 HST
dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk Urea dan KCl yang masing-
masing di aplikasikan sebanyak 200 kg ha-1 sebagai pupuk dasar. Pupuk TSP di
aplikasikan pada saat yang sama dengan cara membuat garis sedalam 2-3 cm
disekitar tanaman kemudian ditutup dengan tanah. Setelah tanaman berumur 10
hari, tanaman disisakan satu tanaman pada tiap lubang tanam. Untuk mencegah
benih jagung dimakan oleh semut, maka diberikan Furadan secukupnya di sekitar
lubang tanam. Jika ada benih jagung yang tidak tumbuh maka dilakukan
penyulaman. Penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam apabila ada benih
jagung yang tidak tumbuh.
3.4.3 Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman jagung meliputi pemupukan, penyiraman, dan penyiangan
gulma. Pemupukan bertujuan supaya tanaman mendapatkan kebutuhan hara yang
cukup. Pemberian pupuk dilakukan sesuai dengan dosis pemupukan yang
digunakan dalam perlakuan percobaan. Penyiraman tanaman jagung dilakukan
setiap pagi atau sore hari, namun apabila terjadi hujan maka tidak dilakukan
penyiraman. Penyiangan gulma dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut
gulma yang tumbuh hingga lahan bersih dari gulma. Pengendalian hama dan
penyakit dilakukan sesuai dengan serangan hama dan penyakit yang terjadi
-
23
dilapangan. Pengendalian hama dilakukan dengan menggunakan pestisida apabila
tampak gejala serangan pada tanaman jagung.
3.4.4 Panen
Panen jagung dilakukan apabila sebagian besar kelobot pada tanaman mulai
kering dan berwarna kuning yaitu sekitar 99 hari setelah tanam. Panen dilakukan
dengan cara manual yaitu dengan memetik tongkol jagung dan memasukkannya
ke dalam karung. Jagung yang telah dipanen, dikeringkan dengan cara manual
yaitu dijemur dibawah sinar matahari. Setelah tongkol jagung kering, jagung
dipipil dengan tangan.
3.4.5 Analisis Tanah
Analisis tanah yang akan dilakukan adalah kadar air tanah, C-organik, dan pH
tanah yang dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung. Sedangkan pengukuran suhu tanah akan dilaksanakan
dilahan percobaan dengan menggunakan alat termometer tanah. Analisis tanah
awal dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Analisis tanah awal BPTB Natar
Variabel Nilai Pengukuran Kriteria
N-total (%) 0,10 Rendah
P-tersedia (ppm) 5,17 Rendah
Kdd (me/100 g) 0,15 Rendah
C-organik (%) 0,99 Sangat Rendah
pH (H20) 4,57 Masam
Keterangan : kriteria tanah bersumber dari Balai Penelitian Tanah (2009).
-
24
3.5 Variabel Pengamatan
3.5.1 Variabel Utama
Variabel utama pada penelitian ini adalah laju Respirasi Tanah dengan Metode
Verstreate yang dimodifikasi (Anas, 1989). Pengukuran respirasi tanah di lapang
dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada saat fase vegetatif awal, vegetatif
maksimum, dan pada saat sebelum panen. Pengukuran laju respirasi tanah
dilakukan di antara baris tanaman jagung pada pagi hari mulai pukul 08.00 WIB
dan sore hari mulai pukul 15.00 WIB.
Langkah yang dilakukan dalam pengamatan sampel untuk pengukuran CO2 atau
respirasi tanah di lapangan yaitu botol film yang berisi 10 ml larutan KOH 0,1N di
letakkan di atas permukaan tanah terbuka pada setiap petak percobaan. Botol film
tersebut ditutup dengan toples penyungkup kemudian penyungkup tersebut di
benamkan kedalam tanah sekitar 1 cm dan pinggirnya dibumbun dengan tanah
agar tidak ada gas CO2 yang keluar. Pengukuran respirasi tanah ini dilakukan
selama 2 jam. Setelah 2 jam, penyungkup tersebut dibuka dan botol film yang
berisi KOH segera ditutup agar tidak terjadi kontaminan dengan gas CO2 dari
lingkungan sekitarnya. Langkah yang sama dilakukan untuk kontrol, dimana
botol film yang berisi 10 ml KOH 0,1N diletakkan di atas permukaan tanah datar
yang ditutup dengan plastik.
Sampel larutan KOH dari lapangan kemudian dianalisis di laboratorium dengan
cara dititrasi dengan 0,1 N HCl. Sebelum dititrasi, larutan KOH 0,1N di dalam
botol film dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan 2 tetes indikator
phenolpthalein (berubah warna menjadi merah muda), kemudian dititrasi dengan
-
25
HCl 0,1N hingga warna merah muda pada larutan hilang (berwarna bening).
Volume HCl yang digunakan untuk proses titrasi tersebut dicatat. Selanjutnya
pada larutan tadi ditambahan kembali dengan 2 tetes indikator metyl orange
(berubah warna menjadi kuning), lalu dititrasi dengan HCl 0,1N hingga warna
kuning berubah menjadi merah muda. Volume HCl yang digunakan dalam titrasi
tersebut dicatat. Jumlah HCl yang digunakan pada tahap titrasi yang kedua
berhubungan dengan jumlah CO2 yang difiksasi oleh KOH. Pada sampel kontrol
(blanko) dilakukan hal yang sama seperti prosedur yang telah dijelaskan di atas.
Reaksi yang terjadi yaitu sebagai berikut :
1. Reaksi pengikatan CO2
2KOH + CO2 K2CO3 + H2O
2. Perubahan warna merah muda menjadi tidak berwarna (memakai indikator
penolphtalein)
K2CO3 + HCl KCl + KHCO3
3. Perubahan warna kuning menjadi merah muda kembali (memakai indikator
metyl orange).
KHCO3 + HCl KCl + H2O + CO2
1 me HCl ∞ 1 me CO2
Respirasi tanah dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:C − CO = ( )× ×× ×= ( ) ( ) × ( )×( ) × × ( )
-
26
Keterangan :
C ̶ CO2 = mg jam-1 m-2
a = ml HCl sampel (setelah ditambahkan metyl orange)
b = ml HCl blanko (setelah ditambahkan metyl orange)
t = normalitas (N) HCl
T = waktu (jam)
r = jari-jari tabung toples (m)
12 = massa atom C
3.5.2 Variabel Pendukung
Variabel pendukung diamati secara bersamaan dengan melakukan pengukuran
respirasi tanah pada saat fase vegetatif awal, vegetatif maksimum dan sebelum
panen. Variabel pendukung yang diamati pada penelitian ini adalah :
1. Kadar air tanah (Metode Gravimetri)
Kadar air tanah diperoleh dengan cara mengeringovenkan tanah basah yang
diambil langsung dari lapangan selama 24 jam pada suhu 105oC. Alat yang
digunakan untuk mengeringovenkan tanah basah yaitu oven. Metode yang
digunakan adalah Metode Gravimetri.
Perhitungan:
Bobot air = Bobot aluminium foil berisi tanah basah – bobot aluminium foil
berisi tanah kering oven.
Bobot tanah kering 105oC = bobot aluminium foil berisi tanah kering 105oC –
bobot aluminium foil.
% kadar air tanah = x 100%
-
27
2. C-organik (Metode Walkley and Black)
Analisis C-organik tanah dilakukan dengan metode berdasarkan bahan organik
yang mudah teroksidasi yaitu dengan memberikan K2CR7O7I N dan H2SO4
pekat, lalu diencerkan dengan aquades dan ditambahkan asam fosfat pekat,
NaF 4% dan indikator difenilamin, kemudian dititrasi dengan ammonium
sulfat 0,5 N untuk mengetahui kadar C-organik tanah tersebut.
Perhitungan :
% C-organik = x 0,3886%
% Bahan organik = % C-organik x 1,724
Keterangan :
VB = ml titrasi blanko
VS = ml titrasi sampel
3. Suhu tanah (Termometer Tanah)
Pengamatan suhu tanah dilakukan dengan menggunakan termometer tanah.
Cara penggunaannya yaitu dengan menekan tombol pada termometer dan
mengarahkan termometer tersebut ke tanah, kemudian termometer akan
menembakan sinar inframerah ke tanah dan secara otomatis suhu tanah akan
terdeteksi.
4. pH tanah (Metode Elektrometri)
Pengukuran pH tanah dilakukan dengan alat pH-meter, dengan perbandingan
tanah dan aquades = 1 : 2,5. Tanah yang akan diukur pH tanahnya yaitu tanah
kering udara yang lolos ayakan 2mm.
-
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Aplikasi asam humat tidak mempengaruhi respirasi tanah pada semua
pengamatan pada pertanaman jagung di tanah Ultisols.
2. Pemupukan P tidak mempengaruhi respirasi tanah pada semua pengamatan
pada pertanaman jagung di tanah Ultisols.
3. Tidak terdapat interaksi antara aplikasi asam humat dan pemupukan P
terhadap respirasi tanah pada semua pengamatan pada pertanaman jagung di
tanah Ultisols.
4. Uji T-student respirasi tanah di pertanaman jagung pada waktu pengamatan 7
HST berbeda nyata dengan 56 HST, 7 HST berbeda nyata dengan 99 HST,
dan 56 HST berbeda nyata dengan 99 HST.
5.2 Saran
Agar dilakukan penelitian dengan perlakuan asam humat dan pemupukan P pada
tanaman yang berbeda agar dapat mengetahui nyata atau tidaknya pengaruh
aplikasi asam humat dan pemupukan P terhadap respirasi tanah serta dilakukan
analisis tanah awal sebelum dilakukan penelitian.
-
DAFTAR PUSTAKA
Anas, I. 1989. Biologi Tanah dalam Praktek. Departemen Pendidikan danKebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat AntarUniversitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 161 hlm.
Atmojo, S. W. 2003. Peranan Bahan Organik terhadap Kesuburan Tanah danUpaya Pengelolaannya. Ilmu Kesuburan Tanah. Fakultas PertanianUniversitas Sebelas Maret. 35 hlm.
Azizah, R., Subagyo, dan E. Rosanti. 2007. Pengaruh kadar air terhadap lajurespirasi tanah tambak pada penggunaan katul padi sebagai priming agent.Jurnal Ilmu Kelautan. 12(2): 67-72.
Balai Penelitian Tanah. 2009. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk.Petunjuk Teknis Edisi 2. Balai Penelitian Tanah. Bogor. 246 hlm.
Baskoro, D.P.T. 2010. Pengaruh Pemberian Bahan Humat dan Kompos SisaTanaman Terhadap Sifat Fisik Tanah dan Produksi Ubi Kayu. JurnalTanah dan Lingkungan. 12(1): 9-14.
Dariah, A., Sutono. dan N. L. Nurida. 2010. Penggunaan Pembenah TanahOrganik dan Mineral untuk Perbaikan Kualitas Tanah TyipicKanhapludults Tamanbogo, Lampung. Jurnal Tanah dan Iklim. 31: 1-9.
Darmawijaya, M. I. 1990. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. 411 hlm.
Ferrara, G and G. Brunetti. 2010. Effect of the times of aplication of a soil humicacid on berry quality of table grape (Vitis vinifera L.) cv Italia. Spanish J.Agric. Res. 8(3): 817-822.
Fitriatin, B. N., A. Yuniarti., T. Turmuktini. dan F. K. Ruswandi. 2014. The Effectof Phosphate Solubilizing Microbe Producing Growth Regulators on soilPhosphate, Growth and yield of Maize and Fertilizer Efficiency onUltisols. Eurasian Journal of Soil Science 3: 101-107.
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta. 360 hlm.
-
43
Hanafiah, K. A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta. 165 hlm.
Haney, R. L.,W. H. Brinton. dan E. Evans. 2008. Estimating Soil Carbon,Nitrogen and Phosphorus Mineralization from Short-Term Carbon DioxideRespiration. Communications in Soil Science and Plant Analysis. 39:2706-2720.
Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. AkademikaPressindo. Jakarta. 250 hlm.
Hasibuan, R., Nurbiati. dan Ardian. 2012. Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau(Vigna radiata L). Varietas No 129 pada Beberapa Dosis Batuan Fosfat diMedium Gambut. Makalah. Agroteknologi. Pertanian. Riau. 11 hlm.
Hatta, M. dan Nurhayati. 2006. Pengaruh Penambahan Bahan Organik PadaTanah Bekas Tsunami Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi BeberapaVarietas Kacang Hijau di Desa Blang Krueng. Jurnal Floratek. 2: 100-106.
Heil, C. A. 2005. Influence of Humic, Fulvic and Hydrophilic Acids on theGrowth, Photosynthesis and Respiration of the DinoflagelatteProrocentrum Minimum (Pavillard) Schiller. Harmful Algae. 4: 603-618.
Hermanto, D., N. K. T. Dharmany., R. Kurnianingsih. dan S. R. Kamali. 2013.Pengaruh Asam Humat Sebagai Pelengkap Pupuk Terhadap Ketersediaandan Pengambilan Nutrient pada Tanaman Jagung di Lahan Kering Kec.Bayan-NTB. Jurnal Ilmu Pertanian. 16(2): 28-41.
Hidayatulloh, T. M. K. 2018. Fraksionasi Bahan Organik Tanah di bawahTegakan Pinus dan Damar di Resort Bodogol Taman Nasional GunungGede Pangrango. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 28 hlm.
Isnaini, M. 2006. Pertanian Organik. Kreasi Wacana. Yogyakarta. Hal 247-248.
Lingga, P. dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.Jakarta. 163 hlm.
Kuzyakov, Y. 2006. Sources of CO2 efflux from soil and review of partitioningmethods. Soil Biology and Biochemistry. 38: 425-448.
Mubyarto. 2002. Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian. Workshop PemanduLapangan 1 (PL-1) Sekolah Lapangan Pengolahan dan Pemasaran HasilPertanian (SL-PPHP). Departemen Pertanian.
Musnamar, E.I. 2005. Pupuk Organik Padat : Pembuatan dan Aplikasi. PenebarSwadaya. Jakarta. 71 hlm.
-
44
Novitasari, R. 2017. Proses Respirasi Seluler Pada Tumbuhan. Jurnal PendidikanBiologi. B: 89-96.
Ruhaimah, A., M. Harianti. 2009. Efek Sisa Asam Humat dari Kompos JeramiPadi dan Pengelolaan Air dalam Mengurangi Keracunan Besi (Fe2+) TanahSawah Bukaan Baru Terhadap Produksi Padi. Journal Solum. VI (1): 1-13.
Rukmana, R. 1997. Usaha Tani Jagung. Kanisius. Yogyakarta. 84 hlm.
Sangeetha, M., Singaram P., Devi R.D. 2006. Effect of lignite humic acid andfertilizers on the yield of onion and nutrient availability. Proceedings of18th World Congress of Soil Science July 9-15. Philadelphia,Pennsylvania, USA.
Saraswati, R., E. Husen., R.D.M. Simanungkalit. 2007. Metode Analisis BiologiTanah. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya LahanPertanian. Bogor. 299 hlm.
Setyowati, D dan I. Ulfin. 2007. Optimasi Kondisi Penyerapan Ion Aluminiumoleh Asam Humat. Akta Kimindo. 2(2): 85-92.
Soepraptohardjo, M. 1961. Jenis-jenis Tanah di Indonesia. Lembaga PenelitianTanah. Bogor. 22 hlm.
Sofatin, S., Fitriatin B. N., dan Machfud Y. 2016. Pengaruh kombinasi pupukNPK dan pupuk hayati terhadap populasi total mikroba tanah dan hasiljagung manis (Zea mays L. Saccharata) pada [inceptisols] jatinagor.Soilrens. 14(2): 33-37.
Stevenson, F. J. 1982. Humus Chemistry Genesis, Composition, and Reaction.John Wiley and Sons. New York.
Stevenson, F.J. and Cole M.A. 1999. Cycles of Soil: Carbon, Nitrogen,Phosphorus, Sulfur, Micronutrients. 2nd edition. John Willey & Sons, NewYork.
Subagyo, H., N. Suharta., dan A. B. Siswanto. 2004. Tanah-tanah Pertanian diIndonesia. Dalam Prasetya, B. H., Suriadikarta, D. A. 2006. PengelolaanTanah Ultisol untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering di Indonesia.Balai Penelitian Tanah. Bogor. Hal: 21-26.
Suhariyono, G. dan Y. Menry. 2005. Analisis karakteristik unsur-unsur dalamtanah di berbagai lokasi dengan menggunakan XRF. Prosiding PPI-PDIPTN. Yogyakarta, 12 Juli 2005. Hal. 197-206.
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Permasyarakatan danPengembangannya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 232 hlm.
-
45
Sutedjo, M. M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT Rineka Cipta. Jakarta. 177hlm.
Suwahyono, U. 2011. Petunjuk Praktis Penggunaan Pupuk Organik SecaraEfektif dan Efisien. Penebar Swadaya. Jakarta. 124 hlm.
Suwardi, E., M. Dewi dan B. A. Hermawan. 2009. Aplikasi Zeolit Sebagai KarierAsam Humat Untuk Peningkatan Produksi Tanaman Pangan. Jurnal ZeolitIndonesia. 8(1): 44-51.
Swanda, J., H. Hanum, dan P. Marpaung. 2015. Perubahan sifat kimia inceptisolmelalui aplikasi bahan humat ekstrak gambut dengan inkubasi duaminggu. Jurnal Online Agroekoteknologi. 3(1): 79- 86.
Tan, K. H. 1991. Dasar-dasar Kimia Tanah. diterjemahkan oleh Didiek HadjarGeonadi. Marcel Gajah Mada University Press. 259 hlm.
Tan, K.H. 1986. Degradasi Mineral Tanah Oleh Asam Organik. Interaksi MineralLiat Tanah dengan Organik Alami dan Mikroba. Gadjah Mada UniversityPress. Yogyakarta.
Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Jagung. Nuansa Aulia.Bandung. 208 hlm.
Turan, M.A., Asik B.B., Katkat A.V., Celik H. 2011. The Effect of Soil-AppiliedHumic Substances to the Dry Weight and Mineral Nutrient Uptake ofMaize Plants under Soil-Salinity Conditions. Not Bot Hort Agrobot Cluj.39(1): 171-177.
1. Cover Luar.pdf (p.1)1.1 Cover Dalam.pdf (p.2)2. Abstrak.pdf (p.3-4)3. Menyetujui.pdf (p.5)4. Mengesahkan.pdf (p.6)5. Surat Pernyataan.pdf (p.7)6. Riwayat Hidup.pdf (p.8)7. Persembahan.pdf (p.9)8. Motto.pdf (p.10)9. Sanwacana.pdf (p.11-12)10. DAFTAR ISI.pdf (p.13-14)11. DAFTAR TABEL.pdf (p.15-19)12. DAFTAR GAMBAR.pdf (p.20)13. I PENDAHULUAN.pdf (p.21-29)14. II TINJAUAN PUSTAKA.pdf (p.30-37)15. III BAHAN DAN METODE.pdf (p.38-47)17. V Kesimpulan.pdf (p.61)18. DAFTAR PUSTAKA.pdf (p.62-65)
top related