pengaruh financial stability, external pressure dan...
Post on 14-Feb-2020
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGARUH FINANCIAL STABILITY, EXTERNAL PRESSURE DAN
FINANCIAL TARGET TERHADAP FINANCIAL STATEMENT FRAUD
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelas Sarjana Akuntansi
Oleh:
Muhamad Deyan Chandra Wijaya
1113082000083
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/ 2019M
ii
PENGARUH FINANCIAL STABILITY, EXTERNAL PRESSURE DAN
FINANCIAL TARGET TERHADAP FINANCIAL STATEMENT FRAUD
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh:
Muhammad Deyan Chandra Wijaya
NIM: 1113082000083
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Atiqah, SE, M.S.AK
NIP: 198201202009122004
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/ 2019
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, 11 Juni 2017 telah dilakukan ujian Komprehensif atas Mahasiswa:
1. Nama : Muhamad Deyan Chandra Wijaya
2. NIM : 1113082000083
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : “Pengaruh Financial Stability, External Pressure dan
Financial Target terhadap Financial Statement Fraud”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 3 April 2018
1. Wilda Farah, SE., M.Si.,CPA.,CA ( )
NIP: 19830326 0000901 2 006 Penguji 1
2. Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA. ( )
NIP: 19720516 200901 1 006 Penguji 2
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Jum’at 17 Mei 2019 telah dilakukan ujian Skripsi atas Mahasiswa:
1. Nama : Muhammad Deyan Chandra Wijaya
2. NIM : 1113082000083
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : “Pengaruh Financial Stability, External Pressure dan
Financial Target terhadap Financial Statement Fraud”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 28 November 2018
1. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. ( )
NIP: 19760924 200604 2 002 Ketua Penguji
2. Atiqah, SE.,MS.,Ak ( )
NIP: 19800416 200901 2 006 Sekretaris
3. Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA., Ak., CPA., CA. ( )
NIP: 19620502 199303 1 003 Penguji Ahli
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muhammad Deyan Chandra Wijaya
NIM : 1113082000083
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menggunakan
sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya,
4. Mengerjakan sendiri karya ilmiah ini dan mampu bertanggung jawab
atas karya ini.
Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata ditemukan bukti
bahwa saya melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 17 April 2018
Yang Menyatakan,
(Muhammad Deyan Chandra Wijaya)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap : Muhammad Deyan Chandra Wijaya
2. Tempat Tanggal Lahir : Kepahiang, 01 Agustus 1995
3. Alamat : Jl. Salim batu bara No. 08, Kec.
Kepahiang, Kab. Kepahiang
4. Telepon : 082378764465
5. Email : deyancw@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. SD (2001-2007) : SDN 01 Kepahiang
2. SMP (2007-2010) : SMPN 01 Kepahiang
3. SMA (2010-2013) : SMAN 01 Kepahiang
4. S1 (2013-2019) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Ketua Himpunan Mahasiswa Bumi Rafflessia (Bengkulu) periode
2016-2017
2. Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (Hmi) periode 2015-2016
3. Anggota Divisi Pemuda Dan Olahraga Dema Fakultas Ekonmi Dan
Bisnis Periode 2015-2016
IV. DATA KELUARGA
1. Ayah : Husni Dinata
2. Ibu : Suryana
3. Anak ke : 2 dari 2 Bersaudara
vii
PENGARUH FINANCIAL STABILITY, EXTERNAL PRESSURE DAN
FINANCIAL TARGET TERHADAP FINANCIAL STATEMENT FRAUD
ABSTRAK
This research purpose to detect the influence of financial stability, external
pressure and financial target at manufactur company in bursa efek Indonesia in
2014-2017. This research use 34 sample from Indonesia company. This research
use purposive sampling method. The hypotheses of this research use the analysis
of doubled regression. The result of this research show that financial stability give
a significant influence of financial statement fraud. Ehile external pressure is not
give a influence of financial statement fraud.
Key words: Financial Stability, External Pressure, Financial Target
viii
PENGARUH FINANCIAL STABILITY, EXTERNAL PRESSURE DAN
FINANCIAL TARGET TERHADAP FINANCIAL STATEMENT FRAUD
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh financial stability,
external pressure dan financial target, study pada perusahaan manufaktur pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 34 perusahaan. Metode penentuan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Hipotesis
dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa financial stability berpengaruh signifikan
terhadap financial statement fraud. Sedangkan external pressure dan financial
target tidak berpengaruh signifikan terhadap financial statement fraud.
Kata kunci: Financial Stability, External Pressure, Financial Target.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaukum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepeda penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “PENGARUH FINANCIAL STABILITY, EXTERNAL PRESSURE DAN
FINANCIAL TARGT TERHADAP FINANCIAL STATEMENT FRAUD”. Skripsi ini
merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan guna meraih gelar sarjana Akuntansi di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak sekali pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis
hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya, sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan. Selain itu penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yaitu
kepada:
1. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang tidak pernah lelah memberikan
semangat, motivasi, pelajaran hidup yang sangat berharga serta bimbingan dan
dukungan moril maupun materil kepada penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E.AK.,M.Si.,CA.,QIA.,BKP.,CEMP. selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yessi Fitri, SE, M.Si.,Ak.,CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, MM, Ak., CA. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Atiqah, SE, M.S.AK. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah dengan
sabar membimbing serta memberikan waktu dan nasihatnya yang sangat berharga
untuk penulis selama penyusunan skripsi.
6. Semua dosen, guru dan pendidik yang telah memberikan ilmu-ilmu serta nasihat-
nasihat kepada penulis sejak Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.
7. Destri Nuraini yang telah memberi dukungan dan semangat
x
8. Sahabat seperjuangan selama kuliah genk “Parto Bols” ( Rifki, Irsan, Harun, Jibril,
Taufik, Cerdik, Cakra, Ivan, Yefananda, Iqbal. Terima kasih atas kebersamaan,
canda dan tawanya selama ini.
9. Teman-teman yang memberi support di akhir kuliah, Andre, Iskandar, David,
Dimas, Wasim, Neza dan Dina
10. Anak-anak di “Kosan Burung” yang telah membantu dan membimbing selama
proses penulisan skripsi, Diko, Rizza, Atinio, Dion, Riyan, Dkk.
11. Teman-teman di Himpunan Mahasiswa Bumi Raflessia Bengkulu, terima kasih atas
kebersamaannya dan semnagatnya.
12. Keluarga besar Akuntansi angkatan 2013 UIN Syarif hidayatullah Jakarta, terima
kasih atas dukungan, kekompakan serta kenangan-kenangan manis selama 4 tahun
ini.
13. Teman-teman KKN Harmoni dan Desa Ancol Pasir, terima kasih atas keramahan,
kekompakan, perjuangan, dan pengalaman hidup yang singkat namun sangat
berharga.
14. Guru-guru di SMP Cendikia Madani, Terima kasih atas dukungan dan semangatnya
selama ini, Ibu Indah, Ibu Fitroh, Ibu Dian, Ibu Nurul, Bapak Wahyu, Bapak Arul,
Bapak Bayu, dan siswa-siswi SMP Cendikia Madani.
15. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, terima kasih atas kerjasama, bantuan dan dukungan yang
kalian berikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu banyak penyempurnaan
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena
itu, penulis berharap segala bentuk saran kritik serta masukan yang membangun dari
berbagai pihak dapat diterima. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, 29 Maret 2019
Muhammad Deyan Chandra Wijaya
xi
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... vi
ABSTRACT ............................................................................................................................. vii
ABSTRAK ............................................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI............................................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................................ 1
B. Perumusahan Masalah ................................................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat penelitian .................................................................... 9
BAB II TINJUAN PUSTAKA .............................................................................................. 11
A. Landasan Teori ........................................................................................................... 11
1. Agency Theory ...................................................................................................... 11
2. Fraud .................................................................................................................... 13
3. Fraud Triangel ..................................................................................................... 19
4. Financial Statement Fraud ................................................................................... 23
5. Earning Manajement ............................................................................................ 25
6. Laporan Keuangan ............................................................................................... 28
B. Penelitian Terdahulu ................................................................................................... 32
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................................... 44
xii
D. Perumusan Hipotesis .................................................................................................. 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 49
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................................... 49
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................................... 49
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................................ 50
D. Metode Analisis Data ................................................................................................. 50
1. Stastistik Deskriptif .............................................................................................. 37
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................ 38
3. Uji Hipotesis ......................................................................................................... 39
E. Operasional Variabel Penelitian ........................................................................................ 56
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 62
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................................... 62
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian .............................................................................. 63
1. Hasil Uji Statistik Deskrptif ................................................................................. 63
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 65
3. Uji Hipotesis ......................................................................................................... 72
C. Pembahasan ................................................................................................................ 76
BAB V PENUTUPAN ............................................................................................................ 77
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 77
B. Keterbatasan ............................................................................................................... 78
C. Saran ........................................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................................................. 16
4.1 Prosedur Pemilihan Sampel ............................................................................................... 62
4.2 Uji Statistik Deskriptif ....................................................................................................... 64
4.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) .............................................................................. 66
4.4 Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................................................... 70
4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................................................ 72
4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................................................ 73
4.7 Hasil Uji Statistik T ........................................................................................................... 74
4.8 Hasil Uji Statistik F ............................................................................................................ 75
xiv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pemikiran........................................................................................................... 44
4.1 Grafik Histogram ............................................................................................................... 67
4.2 Grafik P-Plot ...................................................................................................................... 68
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Nama Perusahaan Sampel............................................................................................. 83
Hasil Perhitungan Keseluruhan................................................................................................ 84
Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................................................... 88
Hasil Uji Normalitas ................................................................................................................ 89
Hasil Uji Multikolinearitas ...................................................................................................... 90
Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................................................. 90
Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................................................... 91
Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................................................................. 92
Hasil Uji F ................................................................................................................................ 93
Hasil Uji T................................................................................................................................ 94
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Laporan keuangan secara sederhana adalah informasi mengenai
keuangan sebuah perusahaan yang dapat digunakan untuk melihat bagaimana
kinerja perusahaan tersebut dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan
yakni bertujuan memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagaimana yang
dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 2009. FASB
berpendapat bahwa pemegang saham, investor lain, dan kreditor adalah
pemakai utama laporan keuangan (Hendriksen, 2000) dikutip Sihombing
(2016).
Laporan keuangan akan berfungsi maksimal jika disajikan sesuai
dengan unsur–unsur kualitatifnya, antara lain: mudah dimengerti, andal, dapat
dibandingkan (comparable) dan relevan. Laporan keuangan disajikan kepada
para pemegang sahamkepentingan (stakeholder) yaitu: pihak manajemen,
karyawan, investor, kreditor, supplier, pelanggan, maupun pemerintah.
Laporan keuangan menyajikan informasi lebih dari sekadar angka-angka
karena seharusnya mencakup informasi yang menyangkut posisi keuangan
dan kinerja perusahaan yang berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Pada saat perusahaan publik menerbitkan laporan keuangannya,
sesungguhnya perusahaan tersebut ingin menggambarkan kondisinya dalam
2
keadaan yang terbaik. Keadaan ini menyebabkan perusahaan berusaha untuk
menampilkan laporan perusahaan yang menarik bagi stakeholder, terutama
investor. Perusahaan dalam perkembangannya selalu berusaha untuk
mempertahankan dan meningkatkan nilai yang dimilikinya. Apabila adanya
salah saji material dalam laporan keuangan, maka informasi tersebut tidak
valid untuk dijadikan pengambilan keputusan karena analisis tidak dilakukan
berdasarkan informasi yang sebenarnya.
Ada beberapa pihak pelaku bisnis yang melakukan fraud atau
kecurangan dalam laporan keuangan untuk menampilkan gambaran kondisi
keuangan yang terbaik sehingga dapat menarik keuntungan bagi perusahaan
tersebut. Akibatnya kemungkinan terjadinya kecurangan (fraud) pada laporan
keuangan yang dilakukan oleh manajemen maupun karyawan muncul. Fraud
tidak hanya merusak rantai kepercayaan antara manajemen dan investor
namun juga mencederai nilai–nilai akuntansi itu sendiri.
Kecurangan (fraud) merupakan kesalahan penyajian dari fakta material
yang dibuat oleh salah satu pihak ke pihak yang lain dengan niatan untuk
menipu dan menyebabkan pihak lain yang mengandalkan fakta tersebut
mengalami kerugian (James Hall, 2011). Tindakan pemanipulasian laporan
keuangan ini adalah salah satu bentuk tindakan kecurangan atau fraud.
Kecurangan pelaporan keuangan yang disebut fraud didefinisikan sebagai
“penyimpangan atau penghapusan dalam laporan keuangan yang disengaja,
yang dalam keadaan demikian para pengambil keputusan berubah
3
keputusannya penyimpangan laporan seperti ini biasanya menyesatkan bagi
pemakai.” (dikutip oleh Anisa Putri, 2012)
Corporate governance juga telah dikaitkan dengan kecurangan
pelaporan keuangan Dechow et al. (1996) dan Skousen et al. (2009)
menentukan bahwa insiden fraud yang tertinggi adalah perusahaan dengan
sistem Corporate Governance yang lemah. Selanjutnya menemukan bahwa
perusahaan yang melakukan kecurangan lebih memungkinkan dengan
background yang didominasi oleh orang dalam dan cenderung tidak memiliki
komite audit dikutip oleh Widarti (2015).
Menurut Priantara (2013), fraud pelaporan keuangan biasanya
dilakukan karena tekanan berupa ekspektasi terhadap prestasi kerja
manajemen. Oleh karena itu fraud seperti ini dinamakan fraud manajemen
atau fraud yang dilakukan untuk kepentingan manajemen. Selain itu
fenomena ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh ACFE
(Association of Certified Fraud Examiners) dalam Susmita dan Nanik (2015),
menunjukkan bahwa 58% dari kasus kecurangan yang dilaporkan dilakukan
oleh karyawan pada tingkat manajerial, 36% dilakukan oleh manajer tanpa
melibatkan orang lain, dan 6% dilakukan oleh manajer dengan melakukan
kolusi bersama karyawan.
Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), Fraud
(kecurangan) merupakan kesalahan penyajian dari fakta material yang dibuat
oleh salah satu pihak ke pihak yang lain dengan niatan untuk menipu dan
menyebabkan pihak lain yang mengandalkan fakta tersebut mengalami
4
kerugian. (James Hall, 2011). The Association of Certified Fraud Examiners
(ACFE) mengungkapkan bahwa Fraud akan menjadi pilihan pertama dari
kejahatan di abad 21 dan merupakan kejahatan yang akan sering terjadi dan
beragam jenis kejahatannya (Dikutip oleh Githa, 2016). The 12th
Global
Fraud Survey oleh Ernst & Young, 2011 mengungkapkan bahwa Fraud tetap
menjadi salah satu isu yang paling bermasalah untuk bisnis atau perusahaan
di seluruh dunia (Priantara, 2013).
Berdasarkan survei terbaru di United Kingdom mengindikasikan bahwa
kerugian dari kecurangan yang dilakukan oleh karyawan pada perusahaan
yang terdaftar saja berjumlah £2 milyar setahun (Management Issues
News,2005 dalam Rae & Subramaniam, 2008). Pada 2004, KPMG Australia
dan Selandia Baru melakukan studi terhadap 491 bisnis besar dan
memperlihatkan bahwa terjadi 27.657 peristiwa kecurangan yang dilakukan
oleh karyawan dalam dua tahun mulai dari April 2002 sampai Maret 2004,
dengan total kerugian berjumlah A$456.7 juta (KPMG Forensic, 2004).
Selain itu skandal kecurangan juga terdapat di sektor Perusahaan
Manufaktur, meskipun telah menggunakan teknologi tinggi (computerized)
namun sulit terdeteksi jika terjadi kolusi antara oknum karyawan dengan
pihak lain. Contoh seperti PT Kimia Farma Tbk. PT Kimia Farma (PT KF)
adalah badan usaha milik negara yang sahamnya telah diperdagangkan di
bursa. Berdasarkan indikasi oleh Kementerian BUMN dan pemeriksaan
Bapepam (Bapepam, 2002) ditemukan adanya salah saji dalam laporan
keuangan yang mengakibatkan lebih saji (overstatement) laba bersih untuk
5
tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp 32,7 miliar yang
merupakan 2,3 % dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih. Salah saji ini
terjadi dengan cara melebih sajikan penjualan dan persediaan pada 3 unit
usaha, dan dilakukan dengan menggelembungkan harga persediaan yang telah
diotorisasi oleh Direktur Produksi untuk menentukan nilai persediaan pada
unit distribusi PT KF per 31 Desember 2001. Selain itu manajemen PT KF
melakukan pencatatan ganda atas penjualan pada 2 unit usaha. Pencatatan
ganda itu dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh auditor
eksternal.
Perusahaan yang Go Public berkemungkinan melakukan kecurangan
(Fraud) yang tinggi dibandingkan perusahaan yang belum listing di Bursa
Efek. Banyak hal yang melatar belakangi manajemen melakukana kecurangan
(Fraud) antar manajemen dengan pihak investor sebagai Principal yang
menguntungkan kedua belah pihak sehingga terjadinya Financial Statement
Fraud.
Financial Statement Fraud merupakan suatu masalah yang sangat
signifikan karena dampak yang ditimbulkan. Penelitian mengenai Financial
Statement Fraud menarik untuk diteliti. Kasus-kasus skandal akuntansi dalam
beberapa tahun belakangan ini memberikan bukti yang kuat adanya kegagalan
audit yang berdampak kerugian para pelaku bisnis. Walaupun beberapa kasus
salah saji yang terjadi belum tentu terkait dengan masalah kecurangan, tetapi
faktor resiko yang berkaitan dengan kecurangan oleh manajemen terbukti
ada.
6
Berdasarkan laporan dari Association of Certified Fraud Examiners
(ACFE), pada tahun 2002 kerugian Financial Statement Fraud menjadi suatu
masalah yang sangat signifikan karena dampak yang ditimbulkan. Oleh
karena itu, peran profesi auditor (Fraud Examiner and Forensic Auditor)
harus lebih efisien agar Fraud dapat dihindari.
Penelitian ini mengenai Financial Statement Fraud menarik untuk di
teliti. Kasus-kasus skandal akuntansi tahun belakangan ini memberikan bukti
yang kuat adanya kegagalan audit yang berdampak kerugian para pelaku
bisnis. Walaupun beberapa kasus salah saji yang terjadi belum tentu berkaitan
dengan masalah kecurangan, tetapi banyak faktor yang resiko kecurangan
oleh manajemen terbukti ada. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeteksi
dan memprediksi Financial Statement Fraud menggunakan analisis Fraud
Triangle.
Cressey (dikutip oleh Skousen et al., 2009) menyimpulkan bahwa
kecurangan secara umum mempunyai tiga sifat umum. Faktor resiko
kecurangan tersebut adalah Pressure, Opportunity, dan Rationalization yang
disebut juga sebagai “Fraud Triangle”. Menurut teori Crassey, Pressure,
Opportunity, dan Rationalization selalu hadir pada situasi Fraud. Konsep
Fraud Triangle diperkenalkan dalam literatur professional pada SAS No.99,
Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit (Skousen et al.,
2009).
Teori yang mendasar penelitian ini adalah fraud triangle theory.
Konsep segitiga kecurangan pertama kali diperkenalkan oleh Cressey (1953).
7
Melalui serangkaian wawancara dengan 113 orang yang telah di hukum
karena melakukan penggelapan uang perusahaan yang disebutnya “trust
violators” atau “pelanggar kepercayaan”, Cressey (1953) dalam Gagola
(2011) menyimpulkan bahwa : Orang yang dipercaya menjadi pelanggar
kepercayaan ketika ia melihat dirinya sendiri sebagai orang yang mempunyai
masalah keuangan yang tidak dapat diceritakannya kepada orang lain,
Sadar bahwa masalah ini secara diam-diam dapat diatasinya dengan
menyalahgunakan kewenangannya sebagai pemegang kepercayaan di bidang
keuangan, dan tindak-tanduk sehari-hari memungkinkannya menyesuaikan
pandangan mengenai dirinya sebagai seseorang yang biasa dipercaya dalam
menggunakan dana atau kekayaan yang dipercayakan.
Ilustrasi faktor risiko kecurangan dari standar kecurangan yang ada
(yakni SAS 99, ISA 240, TSAS 43), serta oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi No. 70 didasarkan
pada teori segitiga kecurangan yang dicetuskan oleh D. R. Cressey pada
tahun 1953 dalam Lou and Wang (2009), Cressey menyimpulkan terdapat
kondisi yang selalu hadir dalam kegiatan kecurangan perusahaan yakni yaitu
tekanan/motif, kesempatan, dan Rasionalisasi.
Menurut SAS No. 99 terdapat empat jenis Pressure yang mungkin
mengakibatkan kecurangan pada laporan keuangan. Jenis Pressure
tersebut adalah Financial Stability, External Pressure, dan Financial
Target. Terdapat juga tiga jenis Opportunity yaitu nature of industry,
Ineffective monitoring, dan Organizational structure.
8
Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti
terdahulu yang menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Serta riset
yang membahas topik ini juga masih terbilang jarang di Indonesia,
sehingga peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini dan untuk
mengkaji kembali secara lebih dalam.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang terjadi pada
Financial Statement Fraud, maka dilakukan penelitian yang diberi judul
“PENGARUH FINANCIAL STABILITY, EXTERNAL PRESSURE
DAN FINANCIAL TARGET TERHADAP FINANCIAL
STATEMENT FRAUD”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas penelitian ini akan
menggunakan analisis fraud Triangle dengan membahas pressure yang
diproksikan dengan Financial Stability, External Pressure, dan Financial
Targets. Selain dapat mendeteksi kecurangan, faktor resiko kecurangan
juga dapat berguna dalam memprediksi kecurangan. Sebagai model
pengukuran, penelitian ini menggunakan variable Earnings Management
sebagai variabel dependen.
a. Apakah Financial Stability berpengaruh terhadap Financial Statement
Fraud ?
b. Apakah External Pressure berpengaruh terhadap Financial Statement
Fraud ?
9
c. Apakah Financial Targets berpengaruh terhadap Financial Statement
Fraud ?
d. Apakah Financial Stability, External Pressure, dan Financial Target,
berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud ?
C. Tujuan penelitian dan Manfaat Penelitian
a. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris :
1. Pengaruh Financial Stability terhadap Financial Statement Fraud
2. Pengaruh External Pressure terhadap Financial Statement Fraud
3. Pengaruh Financial Targets terhadap Financial Statement Fraud
4. Pengaruh Financial Stability, External Pressure, dan Financial Target
terhadap Financial Statement Fraud
b. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan mahasiswa dapat menambah pengetahuan
dan juga memperoleh gambaran langsung mengenai Pengaruh
Financial Stability, External Pressure, Financial Targets, dan inffective
Monitoring pada Financial Statement Fraud dalam Perspektif Fraud
Triangle dan dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam pada
judul terkait.
b. Bagi Akademik
Penelitian ini diharapkan bertujuan memberikan kontribusi
terhadap pengembangan ilmu akuntansi khususnya manajemen
10
keuangan karena penelitian mengacu pada variable aproksi dari Fraud
Triangel.
c. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan
bahan pertimbangan untuk mengetahui lebih lanjut lagi dalam
mengadakan penelitian lanjutan.
d. Bagi Perusahaan
Penelitian diharapkan mampu memberikan bahan untuk
pengambilan kebijakan dengan pencegahan tindakan kecurangan
keuangan.
e. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk
memahami faktor–faktor yang dapat menyebabkan terjadinya Financial
Statement Fraud.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Agency Theory (Teori Keagenan)
Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasikan adanya
pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk
mencapai tujuan dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan
untuk mecapai tujuan dalam kegiatan perusahaan. Teori ini muncul karena
adanya hubungan antara principal (pemegang saham) dan agent
(manajemen). Jensen dan Meckling (1976) di kutip Hanifah (2015)
mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah kontrak di mana satu atau lebih
pemegang saham (principal) melibatkan manajemen (agent) untuk
melakukan beberapa jasa atas nama mereka. Pemegang saham (principal)
diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau
yang berinvestasi di perusahaan mereka. Manajemen (agent) diasumsikan
menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang
menyertai hubungan mereka.
Adanya konflik kepentingan antara agent dan principal mendorong
timbulnya biaya keagenan (agency cost). Biaya tersebut dapat berupa
pengeluaran untuk mengawasi agent (monitoring expenditure), yaitu
pengeluaran yang berupa pengeluaran yang terkait dengan fungsi
pemantauan terhadap agent. Bentuk pemantauan dilakukan guna untuk
penyusunan laporan keuangan periodik untuk kepentingan pemilik
12
(stewardsip accountability). Bonding expenture, yaitu pengeluaran untuk
menjamin bahwa agent akan bertindak sesuai dengan keinginan pemilik.
residual loss, merupakan pengorbanan yang berupa berkurangnya
kemakmuran principal sebagai akibat perbedaan praktek yang diambil.
(Warsidi dan Pramuka, 2007) dalam Iqbal dan Martanto (2016).
Dalam konteks perusahaan dimana terdapat pemisahan antara
pemilik sebagai principal dan manajer. Sebagai agent yang menjalankan
perusahaan maka akan muncul permasalahan agensi karena masing-
masing pihak tersebut akan selalu berusaha untuuk memaksimalkan fungsi
utilitasnya tersebut. Pada dasarnya, antara principal dan agent memiliki
tujuan yang berbeda. Principal menginginkan return yang tinggi atas
investasinya, sedangkan agent memiliki kepentingan untuk mendapatkan
kompensasi yang besar atas hasil kerjanya.
Hal ini juga disebabkan karena adanya asimetri informasi di antara
kedua belah pihak tersebut. Para agent memiliki informasi tentang operasi
dan kinerja perusahaan lebih banyak dibandingkan para principal. Peran
akuntansi memegang peranan penting sebagai penyampaian informasi
mengenai kinerja perusahaan. Informasi akuntansi disajikan dalam suatu
laporan yang disebut laporan keuangan.
Timbulnya asimetris informasi, agent dapat memanfaatkan
kesempatan dengan cara menyembunyikan beberapa informasi dari
principal. Dengan adanya keinginan kompensasi yang tinggi, maka
kemungkinan besar agent akan melakukan moral hazard, yaitu suatu
13
keadaan yang berkaitan dengan sifat, pembawaan dan karakter manusia
yang dapat menambah besarnya kerugian.
Agent akan selalu mencari keuntungannya sendiri dengan
memanipulasi angka-angka dalam laporan keuangan, penyembunyian
informasi yang sebenarnya dan penyajian yang keliru dapat menyesatkan
para pembaca laporan keuangan (Fraud Auditing & Investigation, 2013).
Oleh karena itu Conflict of Interest inilah membuat perusahaan
sebagai Agent menghadapi berbagai tekanan (Pressure) untuk menemukan
kinerja perusahaan selalu meningkat dengan harapan adanya peningkatan
kinerja, maka Principal akan memberikan suatu yang apresiasi
(Rationalization). Maka Fraud akan semakin terbuka apabila manajemen
memiliki akses yang luas serta kesempatan dan peluang untuk menaikan
laba (Opportunity). Semakin tinggi tingkat pengambilan investasi (berupa
dividen) yang diperoleh oleh Principal maka semakin tinggi kompensasi
yang diberikan kepada agent (Sihombing, 2014).
2. Fraud
a. Definisi Fraud
Fraud merupakan suatu kata yang masih asing di telinga
masyarakat. Namun tanpa disadari, di Indonesia sudah banyak terjadi
praktik–praktik Fraud yang sudah menjadi perbincangan sehari-hari di
media.
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) merupakan
organisasi antifraud terbesar di dunia dan sebagai penyedia utama
14
pendidikan dan pelatihan antifraud. ACFE mendefinisikan kecurangan
(Fraud) sebagai tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh
seseorang atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat
mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak baik kepada individu atau
entitas atau pihak lain (Ernst & Young LLP, 2009).
Fraud merupakan suatu tindakan kecurangan yang dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan
mengakibatkan kerugian bagi pihak lain. Fraud berbeda dengan
kesalahan yang tidak disegaja (unintentional error). Ketika seseorang
keliru untuk memasukan data yang salah saat mencatat transaksi, maka
itu tidak dapat dikategorikan sebagai Fraud (Githa, 2016).
Menurut Statement of Auditing Standar No 99 Fraud didefinisikan
sebagai tindakan yang disengaja untuk menghasilkan salah saji material
dalam laporan keuangan yang merupakan subjek audit. Dari beberapa
definisi atau pengertian fraud (kecurangan) di atas, maka dapat
diketahui bahwa pengertian fraud sangat luas dan dapat dilihat pada
beberapa kategori kecurangan. Menurut Binbangkum (n.d.) secara
umum, unsur-unsur dari kecurangan adalah:
1) Harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation)
2) Suatu masa lampau (past) atau sekarang (present)
3) Fakta bersifat material (material fact)
4) Dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan (make-knowingly
or recklessly)
15
5) Dengan maksud (intent) untuk menyebabkan suatu pihak beraksi
6) Pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap salah
pernyataan tersebut (misrep resentation)
7) Yang merugikannya (detriment).
b. Tipologi Fraud
Secara sistematis, Association of Certified Fraud (ACFE)
mengambarkan occupational fraud dalam bentuk Fraud Tree.
Association of Certified Fraud (ACFE) membagi Fraud dalam 3 (tiga)
bentuk atau tripologi berdasarkan perbuatan :
1) Asset Misappropation (Penggelapan Aset)
Asset Misappropation adalah kecurangan yang melibatkan
pencurian atas asset milik suatu entitas. Asset Misappropation
merupakan bentuk fraud yang dapat mudah untuk di deteksi karena
sifat nya tangible atau dapat diukur/dihitung.
2) Financial Statement Fraud (Kecurangan Laporan Keuangan)
Financial Statement Fraud adalah tindakan yang dilakukan oleh
pajabat atau eksekutif suatu perusahaan/instansi pemerintah untuk
menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya dengan melakukan
rekayasa keuangan dalam penyajian laporan keuangan guna untuk
memperoleh keuntungan.
3) Corruption (Korupsi)
Corruption merupakan fraud yang paling sulit untuk dideteksi
karena biasanya dilakukan oleh lebih dari satu orang. Kerjasama
16
yang dimaksud dapat berupa penyalahgunaan wewenang, penyuapan
(bribery), penerimaan hadiah yang illegal (gratuities), dan
pemerasan secara ekonomis (economic gratuities).
Delf (2004) menambahkan satu lagi tipologi Fraud yaitu
Cybercrime. Ini merupakan jenis fraud yang paling cangih karena
hanya dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian khusus yang
tidak selalu dimiliki oleh pihak lain. Dapat mengancam dan ditakuti
dimasa depan karena perkembangannya yang pesat dari waktu ke
waktu ke waktu.
c. Jenis Fraud
Menurut Albrecht et al (2011), Fraud berdasarkan pihak yang
melakukan yaitu:
1) Employee Emberzzlement
Merupakan jenis Fraud yang sering ditemukan. Karyawan
(employee) kepada pimpinannya. Jenis Fraud ini dilakukan
karyawan dengan melakukan kecurangan pada pimpinannya secara
langsung maupun tidak langsung.
2) Vendor Fraud
Merupakan jenis fraud yang biasanya melibatkan karyawan
yang terlibat secara langsung dalam proses pembelian bahan baku
(perusahaan manufaktur) dan transaksi berhubungan dengan
pemasok (vendor).
17
3) Customer Fraud
Customer Fraud merupakan jenis fraud dimana pelanggan
melakukan penipuan dengan tidak membayar barang yang telah
dibeli maupun menipu perusahaan dengan mengatakan bahwa
perusahaan memberikan barang yang tidak sesuai dengan pesanan.
4) Management Fraud
Management Fraud sering kali dikaitkan dengan Financial
Statement Fraud. Metode yang sering kali dilakukan dengan
melibatkan top management dalam hal memanipulasi laporan
keuangan.
5) Investment Scams and Other Consumer Fraud
Fraud ini yang kerap dikaitkan dengan management fraud. Pada
kasus ini, penipuan dilakukan agar investor tertarik terhadap peluang
investasi yang seolah-olah bernilai tinggi padahal yang terjadi malah
sebaliknya. Apabila investor lalai maka akan sagat dirugikan oleh
jenis fraud ini.
6) Other (Miscellanaeous) Type of Fraud
Mencakup bentuk fraud lainnya yang berpotensi menyebabkan
kerugian pihak lain.
18
d. Faktor Pemicu Fraud
Menurut teori GONE yang di kutip (Agiyata dkk, 2018) seorang
pemikir bernama Bologne menjelaskan bahwa penyebab terjadinya
Fraud ada 4 (empat) yaitu :
1) Greed (Ketamakan)
Keinginan seseorang untuk selalu memperoleh sebanyak-
banyaknya yang menjadi kebutuhannya (KBBI Daring, 2008).
Ketamakan sangat berhubungan dengan moral individu.
2) Opportunity (Kesempatan)
Suatu keadaan yang biasa datang kapan saja. Selain itu, peluang
juga sangat bergantung pada tingkat kedudukan jabatan seseorang.
Semakin tinggi jabatan maka semakin tinggi pula kemungkinan
Fraud terjadi.
3) Need (Kebutuhan)
Kebutuhan dapat menjadi suatu faktor yang menyebabkan
terjadinya Fraud saat kebutuhan seseorang sangat mendesak. Maka
karena tuntutan pemenuhan kebutuhan inilah yang membuat
seseorang akhirnya mengambil jalan pintas dengan bertindak curang.
4) Exposure (Pengungkapan)
Dengan terungkapnya Fraud dalam perusahaan tidak menutup
kemungkinan terulangnya hal yang sama apabila hukuman dan saksi
tidak membuat jera. Greed dan need sering disebut sebagai faktor
19
individu sedangkan Opportunity dan Exprosure disebut sebagai
factor generic atau umum.
3. Fraud Triangle
a. Definisi Fraud Triangle
Fraud triangle adalah konsep yang mengambarkan faktor-faktor
yang menyebabkan Financial Statement Fraud. Konsep dari Fraud
Triangle diperkenalkan dalam literatur professional pada Statement of
Auditing Standar (SAS) NO 99.
Fraud Triangle theory merupakan suatu gagasan yang meneliti
tentang penyebab terjadinya kecurangan. Gagasan ini pertama kali
diciptakan oleh Donald R. Cressey (1953) dikutip Hanifa (2015) yang
dinamakan Fraud Triangle atau segitiga kecurangan. Penelitian Cressey
ini secara umum menjelaskan alasan mengapa orang–orang melakukan
fraud.
Konsep ini disebut Cressey’s Theory. Fraud Triangle terdapat tiga
kondisi yang umumnya ada pada saat fraud tersebut terjadi, yaitu
Pressure (Tekanan), Opportunity (Peluang), Rationalization
(Rasionalisasi) .
20
Gambar 2.1
Fraud Triangle
Sumber : Fraud Trianlel Theory (Cressey, 1953), Dikutip Oleh Githa
(2016)
b. Elemen Fraud Triangle
Terdapat 3 (tiga) elemen yang melatarbelakangi terjadinya tindak
kecurangan , yaitu :
1) Tekanan (Pressure)
2) Peluang (Opportunity)
3) Rasinonilisasi (Rationalization)
Adanya peluang atau dorongan membuat seseorang melakukan
tindakan kecurangan. Biasanya tekanan dapat berupa bermacam-macam
termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi, dan lain–lain. Tekanan dapat
mencakup hampir semua hal termasuk keuangan dan non keuangan.
Menurut SAS No. 99 terdapat empat faktor tekanan yang
mengakibatkan terjadiya kecurangan ,yaitu :
TEKANAN (PRESSURE)
PELUANG (OPPORTUNITY) RASIONALISASI
21
1) Financial Stability
Financial Stability adalah keadaan yang memaksa suatu
perusahaan harus menggambarkan kondisi keuangan perusahaan
dalam kondisi stabil. Contoh : perusahaan mungkin memanipulasi
laba ketika stabilitas keuangan atau profitabilitasnya terancam oleh
kondisi ekonomi.
2) External Pressure
External Pressure adalah tekanan yang berlebihan bagi
manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak
ketiga. Contoh : ketika perusahaan menghadapi adanya tren tingkat
ekspektasi para analisis investasi, tekanan untuk memberikan kinerja
terbaik bagi investor dan kreditor yang signifikan bagi perusahaan
atau pihak eksternal lainnya.
3) Financial Target
Financial Targets adalah tekanan yang berlebihan pada
manajemen untuk mencapai target keuangan yang dipatok oleh
direksi atau manajemen. Contoh: perusahaan mungkin memanipulasi
laba untuk memenuhi perkiraan atau tolak ukur para analis seperti
laba tahun sebelumnya.
4) Peluang (Opportunity)
Peluang memungkinkan terjadinya fraud dapat disebabkan oleh
lemahnya pengendalian internal suatu organisasi dan kurangnya
pengawasan dari atasan instansi tersebut.
22
Menurut SAS No. 99 terdapat empat faktor peluang yang
mengakibatkan terjadinya kecurangan yaitu:
a) Nature of Industry
Nature of Industry adalah munculnya risiko bagi perusahaan
yang berkecimpung dalam industri yang melibatkan estimasi dan
pertimbangan yang signifikan jauh lebih besar. Contoh : penilaian
persediaan mengandung resiko salah saji yang lebih besar bagi
perusahaan yang persediaanya terbesar di banyak lokasi. Risiko
salah saji persediaan ini semakin meningkat jika persediaan itu
using.
b) Ineffective Monitoring
Ineffective Monitoring adalah keadaan perusahaan dimana
perusahaan tidak memiliki unit pengawasan yang efektif
memantau kinerja perusahaan. Contoh : adanya dominasi
manajemen oleh satu orang atau kelompok kecil, tanpa kontol
kompensasi, tidak efektifnya pengawasan dewan direksi dan
komite audit atas proses pelaporan keuangan dan pengendalian
internal dan sejenisnya.
c) Organizational Struktur
Organizational Struktur adalah suatu organisasi yang
kompleks dan tidak stabil. Contoh : struktur organisasi yang
terlalu kompleks, perangkapan jabatan yang mengurangi
23
efektifitas pengawasan , perputaran personil perusahaan seperti
senior manajer atau direksi yang tinggi.
d) Rationalization
Rationalization menjadi elemen penting dalam terjadinya
Fraud, dimana pelaku Fraud selalu mencari pembenaran secara
rasional untuk membenarkan perbuatannya (Molida, 2011). Sikap
atau rasionalisasi anggota dewan, manajemen, atau karyawan
yang memungkinkan mereka untuk terlibat dalam dan
membenarkan kecurangan pelaporan keuangan. Contoh: jika CEO
atau manajer puncak lainnya sangat tidak peduli pada proses
pelaporan keuangan, seperti terus mengeluarkan perkiraan yang
terlalu optimistic, pelaporan keuangan yang curang lebih mungkin
terjadi.
4. Financial Statement Fraud
a. Definisi Statement Financial Fraud
Definisi Financial Statement Fraud menurut Association of
Certified Fraud Examiners (ACFE) adalah (Rezaee, 2009) dikutip oleh
M. iqbal dan Murtanto (2016) : “the intentional, deliberate,
misstatement or omission of material facts, or accounting data which is
misleading and, when considered with all the information made
available, would case the reader to change or alter his or her judgment
or decision.”
24
Yang dapat diartikan sebagai “Kesenjangan, salah saji, kelalaian
dari faktor nilai atau data akuntansi yang menyesatkan, ketika semua
informasi tersebut dianggap tersedia, maka akan dapat membuat si
pembaca mengganti atau mengubah penilaian atas keputusannya”.
Financial Statement Fraud merupakan kesenjangan ataupun
kelalaian dalam pelaporan keuangan dimana pelaporan keuangan yang
disajikan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Menurut
SAS No. 99 Financial Statement Fraud dapat dilakukan dengan :
1) Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi dan
dokumen pendukung dari laporan keuangan tersebut.
2) Kekeliruan dan kelalaian yang disegaja dalam informasi yang
signifikan terhadap laporan keuangan.
3) Melakukan secara segaja penyalahgunaan prinsip–prinsip yang
berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian atau
pengungkapan
Financial Statement Fraud didefinisikan sebagai “kecurangan yang
sengaja dilakukan oleh manajemen yang melukai investor dan kreditor
melalui laporan keuangan yang secara material menyesatkan (Indarti
dkk, 2016). Menurut Taylor (2004) dalam Molida (2011), terdapat dua
kelompok utama pelaku utama Statement Financial Fraud. Urusan
keterlibatan pelaku dijelaskan sebagai berikut :
1) Senior manajemen (CEO,CFO dan lain-lain), CEO terlibat fraud
pada tingkat 72% sedangkan CFO pada tingkat 43%.
25
2) Karyawan tingkat menengah dan tingkat rendah. Karyawan ini
bertanggung jawab pada anak perusahaan, divisi, atau unit lain dan
mereka dapat melakukan kecurangan pada laporan keuangan untuk
melindungi kinerja mereka yang buruk atau mendapatkan bonus
berdasarkan hasil kinerja yang lebih tinggi.
b. Tipe Financial Statement Fraud
Menurut SAS No. 99 terdapat dua jenis kesengajaan
penyalahsajian yang relevan dengan audit atas laporan keuangan dan
pertimbangan auditor atas terjadinya Fraud , yaitu :
1) Fraudulent financial reporting adalah salah saji yang disegaja atau
kelalaian dalam jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan
didesain untuk merugikan laporan keuangan.
2) Misappropriation of asset adalah penyalahgunaan asset dapat
dilakukan dalam berbagai cara (mengelapkan penerimaan, mencuri
asset berwujud dan asset tidak berwujud atau menyebabkan
membayar untuk barang atau jasa yang diterima).
5. Earning Management
Menurut Rezaee (2002) dalam jurnal Widarti (2015) manajemen laba
merupakan salah satu bentuk dari tindakan kecurangan laporan keuangan.
Secara umum manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer
perusahaan untuk mengintervensikan atau mempengaruhi informasi–
informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk mengelabuhi
Stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan.
26
Menurut Sulistyanto (2008:17) dalam Iqbal dan Mutranto (2015)
secara umum manajemen laba dapat dilakukan karena dasar pencatatan
transaksi yang dipakai adalah akrual yaitu pencatatan transaksi yang
dilakukan tanpa harus disertai dengan penerimaan kas dan atau
pengeluaran kas. Laporan keuangan yang disusun dengan menggunakan
basis akrual dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dan
komprehesif.
Akuntansi berbasis akrual menggunakan prosedur akrual, deferral,
pengalokasian yang bertujuan untuk menghubungkan pendapatan, biaya,
keuntungan dan kerugian selama periode tertentu, meski kas belum
diterima atau dikeluarkan. Maka esensi penggunaan akuntansi akrual
terletak pada upaya untuk mempertemukan seluruh pendapatan dan biaya
untuk mengukur kinerja perusahaan (Sulistyanto, 2008:18). Scott (2000)
dalam Rahmawati dan Marsono (2014) membagi cara pemahaman atas
manajemen laba yaitu :
a. Melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer untuk
memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi,
kontrak utang, dan political costs (Opportunistic earning management).
b. Memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting
(efficient earning management), dimana manajemen laba memberi
manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan
perusahaan dalam mengatisipasi kejadian – kejadian yang tak terduga
untuk kepentingan pihak–pihak yang terlibat dalam kontrak.
27
Manajemen laba merupakan area yang kontroversial dan penting
dalam akuntansi keuangan. Manajemen laba tidak selalu diartikan sebagai
upaya negative yang merugikan karena tidak selamanya manajemen laba
berorientasikan pada manipulasi laba. Manajemen laba sulit untuk
dideteksi dari laporan keuangan kecenderungan manajemen laba untuk
tidak terlihat. Tindakan Earning Management merupakan cikal bakal
terjadinya suatu skandal akuntansi.
Cornett et al (dikutip oleh Widarti 2015) menyatakan bahwa tindakan
Earning Management telah memunculkan beberapa kasus skandal
pelaporan akuntansi yang secara luas diketahui, antara lain Enron, Merck,
World Com dan perusahaan lainnya. Dengan melihat beberapa kasus
tersebut, sangat relevan bila dikatakan bahwa earning management
merupakan bagian dari fraud. Financial Statement fraud sering kali
diawali dengan salah saji atau manajemen laba dari laporan keuangan
kuartal yang dianggap tidak material tetapi akhitnya tumbuh menjadi fraud
dan menghasilkan laporan keuangan tahunan yang menyesatkan secara
material (Rezaee, 2002) dalam Jurnal M Iqbal dan Murtanto (2016).
Earning management juga tidak dapat secara langsung diamati.
Sehingga dibutuhkan suatu proksi untuk dapat mengindikasi terjadinya
manajemen laba. Dalam beberapa penelitian, Discretionary Accruals
sebagai proksi manajemen laba dihitung dengan menggunakan Modified
jones Model Deschow et al. (dikutip oleh Widarti 2015).
28
6. Laporan Keuangan
a. Definisi Laporan Keuangan
Menurut PSAK No. 1 (Refisi 2009), laporan keuangan dapat
didefinisikan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan
dan kinerja keuangan suatu entitas. Kieso et al, (2011) mendefinisikan
Financial Reporting sebagai informasi keuangan yang disediakan oleh
perusahaan untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam
memutuskan alokasi modal terhadap perusahaan.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
adalah suatu wadah yang digunakan untuk menyampaikan infromasi
kepada para penggunanya untuk mengambil keputusan (Githa, 2016).
Oleh sebab itu sebuah laporan keuangan sebaiknya disajikan secara
baik dan benar.
b. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan memiliki tujuan untuk menyediakan informasi
yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan untuk mengambil
keputusan ekonomis. Informasi tersebut mencakup mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perusahaan (Menurut PSAK
No. 1 Refisi 2009). Tujuan lainnya dari laporan keuangan adalah
menyediakan informasi dengan manfaat setinggi mungkin dengan biaya
serendah mungkin (Kieso, et al, 2011).
29
c. Pengguna Laporan Keuangan
PSAK – Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan (LDPPLK) menjelaskan Pengguna laporan keuangan tersebut
antara lain sebagai berikut :
1) Investor
Para investor memiliki kepentingan terkait dengan keputusan
investasi mereka terkait dengan aksi yang akan dilakukan seperti
membeli, menahan, atau menjual.
2) Karyawan
Para karyawan membutuhkan informasi terkait dengan imbalan–
imbalan yang akan diperoleh, peluang kerja yang tersedia dan
manfaat–manfaat yang akan diterima.
3) Pemberi Pinjaman
Pemberi Pinjaman membutuhkan informasi mengenai keadaan
perusahaan untuk menilai apakah perusahaan mampu membayar
pinjaman tersebut beserta dengan bunganya dengan tepat waktu.
4) Pemasok dan Kreditur lainnya
Pemasok dan Kreditur lainnya membutuhkan informasi
mengenai apakah perusahaan akan mampu memenuhi kewajibannya
secara tepat waktu.
5) Pelanggan
Pelanggan membutuhkan informasi mengenai kelangsungan
kehidupan perusahaan. Informasi tersebut akan sangat berguna jika
30
pelanggan tergantung pada perusahaan ataupun karena adanya
perjanjian jangka panjang.
6) Pemerintah
Pemerintah membutuhkan informasi untuk menetapkan
kebijakan dan untuk memperoleh data statistic terkait pendapatan
nasional dan lainnya.
7) Masyarakat
Masyarakat Membutuhkan informasi untuk mengetahui
bagaimana perkembangan perusahaan dan apa saja aktivitasnya.
d. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
IASB dalam Kieso et al (2011) menjelaskan bahwa karakteristik
kualitatif, informasi yang baik dengan informasi yang tidak bermutu
dapat dipisahkan dalam hal untuk mengambil keputusan ekonomis.
Kualitatif laporan keuangan terdiri dari Fundamental Qualities dan
Enhancing Qualities. Fundamental Qualities adalah relevance. Dengan
adanya relevance, informasi akuntansi akan bermanfaat untuk
mengambil keputusan. Agar relevan, predictive value (peramalan) dan
confirmatory value (penugasan) harus diperhatikan. Untuk itu,
informasi yang disajikan harus lengkap (completeness), netral (neutral)
dan bebas dari eror (free from error).
Karakteristik kualitatif lainnya, enhancing value berfungsi untuk
membedakan informasi yang lebih bermanfaat dan yang kurang
31
bermanfaat. Kualitas terdiri dari comparability, verifiability, timeless
dan understandbility.
Menurut PSAK – KDPPLK terdapat empat karakteristik kualitatif
pokok yang membuat informasi laporan keuangan bermanfaat bagi
pengguna laporan keuangan, yaitu :
1) Dapat Dipahami
Kualitas ini dinilai penting bagi laporan keuangan karena akan
memberikan kemudahan bagi pengguna laporan keuangan untuk
segera memahami informasi yang tersaji.
2) Relevan
Relevansi dibutuhkan agar informasi yang disajikan bermanfaat
dan memenuhi kebutuhan penggunaan dalam mengambil keputusan
ekonomis. Ciri–ciri dari informasi yang relevan adalah mampu
membantu pengguna dalam melakukan evaluasi atas masa lalu, masa
kini dan masa depan.
3) Keandalan
Informasi yang andal harus bebas dari pengertian yang
menyesatkan, salah saji material dan disajikan secara tulus dan jujur.
4) Dapat Dibandingkan
Perbandingan yang akan dilakukan oleh pengguna laporan
keuangan adalah perbandingan antar periode dan perbandingan antar
perusahaan. Perbandingan antar periode digunakan untuk melihat
kecenderungan posisi dan kinerja perusahaan.
32
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel-Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
1 Resti
Molida
(Mei
2011)
Pengaruh
Financial
Stability,
Personal
Financial Need
Dan
Ineffective
Monitoring
Pada Financial
Statement
Fraud dalam
Perspektif
Fraud Triangle
Variabel Dependen :
Financial Statement
Fraud. Variabel
Independen:
a. Pressure yang
diproksikan
dengan Financial
Stability, Personal
Financial Need
b. Opportunity yang
diproksikan
dengan
Ineffectiv
monitoring
Financial
Stability,
Personal
Financial Need
berpengaruh
signifikan
terhadap
Financial
Statement Fraud ,
Ineffective
Monitoring Tidak
Berpengaruh
terhadap
Financial
Statement Fraud
33
No
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel-Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
2 Yung - I
lou &
Ming-
Long
Wang
(February
2009)
Fraud
RiskFactor of
The Fraud
Triangel
AssessingThe
Likehood of
Fraudulent
Financial
Reporting
Variabel Dependen :
Fraudulent
Financial Reporting.
Variabel independen
:
a. Pressure/Incentive
yang diproksikan
dengan Financial
Stability,
Management
Pressure, dan
Management or
Directors
Personal
Financial
situation is
Iintimidated by
the
entity's Financial
performance
b. Opportunity yang
Financial
Stability
Management
Pressure,
Management or
directors personal
need,complicated
transaction,
Management
Integrity,
Independent
auditor
berpengaruh pada
Fraud Financial
Reporting
Effective internal
control tidak
berpengaruh pada
Fraud Financial
Reporting
34
No
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel-Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
diproksikan
dengan
complicated
transaction dan
effective internal
control
c.Rationalization
yang diproksikan
dengan management
integrity dan
independent auditor
3 Prisca
Kusumaw
ardhani
(2013)
Deteksi
Financial
Statement Fraud
dengan Analisis
Fraud Triangel
Pada Perusahaan
Perbankan Yang
terdaftar di BEI
Variabel Dependent
:
Financial Statement
Fraud
Variabel
Independent :
a. Pressure
diproksikan dengan
Financial Stability
dan Personal
Financial
Stability dan
Ineffective
Monitorong
berpengaruh
terhadap
Financial
Statement Fraud,
Personal
Financial Need
35
No
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel-Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
Financial Need
b.Opportunity
diproksikan
dengan Ineffective
monitoring
Tidak
berpengaruh
terhadap
Financial
Statement Fraud
4 Skousen,
et al
(2009)
Detecting and
Predicting
Financial
Statement
Fraud : The
Effectiveness of
The Fraud
Triangel and
SAS No. 99
Variabel Dependen :
Fraudulent
Financial Reporting.
Variabel Independen
:
a.Tekanan
b.kesempatan
c. Rasionalisasi
Tekanan dan
Kesempatan
berkolerasi positif
pada Fraudulent
Financial
Reporting
5 Kenedy
Samual
Sihombing
(Februari
2014)
Analisis Fraud
Diamond dalam
mendeteksi
Financial
Statement Fraud
: Studi Empiris
pada Perusahaan
Variabel Depenedent
: Fraud Financial
Statement : Earning
Management
Variabel Independen
:
a. Financial Stability
Financial
Stability, External
Pressure, Nature
of Industry,
Rationalization
berpengaruh
positif pada Fraud
36
No
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel-Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
Manufaktur
Yang Terdaftar
di BEI Tahun
2010-2011
b. Financial target
c. External Pressure
d. Nature of Industry
e. Ineffective
monitoring
f. Change of auditor
g. Rationalization
h. Capability
Financial
Financial target,
Ineffective
monitoring
,Change of
auditor,
Capability
bepengaruh
negatif terhadap
Fraud Financial
6 Widarti
(Juni
2015)
Pengaruh Fraud
Triangel
Terhadap
Deteksi
Kecurangan
Laporan
Keuangan
pada
Perusahaan
Manufaktur
yang terdaftar
Variabel Dependen :
Manajemen Laba.
Variabel Independen
:
a. Financial Stability
b. Financial target
c. Personal
Financial Need
d. External Pressure
e. Nature of industry
f. Ineffective
Financial
stability,
Financial target,
Personal
Financial Need,
Eksternal
Pressure, Nature
Of Industry,
Ineffective
monitoring,
Organization
37
No
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel-Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
di Bursa efek
Indonesian
(BEI)
Monitoring
g. Organization
Structure
h. Rasionalization
Structure,
Rasionalization
berpengaruh
Secara Simultan
Terhadap Laporan
Keuangan
7 Widarti
(Juni
2015)
Indarti,
Inova Fitri
Siregar,
dan
Nurhayani
Lubis
(Maret
2016)
Pengaruh Fraud
Triangel
Terhadap
Deteksi
Kecurangan
Laporan
Keuangan pada
Perusahaan
Manufaktur
yang terdaftar di
Bursa efek
Indonesian
(BEI)
Fraud
Detectionl
Variabel Dependen :
Manajemen Laba.
Variabel Independen
:
a. Financial
Stability
b. Financial target
c. Personal
Financial
Need
d. External Pressure
e. Nature of industry
f. Ineffective
Monitoring
g. Organization
Financial
stability,
Financial target,
Personal
Financial Need,
Eksternal
Pressure, Nature
Of Industry,
Ineffective
monitoring,
Organization
Structure,
Rasionalization
berpengaruh
Secara Simultan
38
No
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel-Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
Laporan
Keuangan
Perusahaan
Manufaktur
yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
Structure
h. Rasionalization
Variabel Dependen :
Manajemen Laba.
Variabel
Independen:
a. Leverage
b. Financial
stability
c. Financial
target
Terhadap Laporan
Keuangan
Financial Stability
dan Financial
Target
Berpengaruh
Terhadap
kecurangan
pelaporan
keuangan ,
Leverage tidak
berpengaruh
terhadap
kecurangan
pelaporan
keuangan dan
Leverage,
FinancialStabil
ity, dan
Financial
Target
39
No
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel-Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
mempunyai
pengaruh
terhadap
pendeteksian
kecurangan
pelaporan
keuangan
8
Indarti ,
Inova
Fitri
Siregar,
dan
Nurhay
ani
Lubis
(Maret
2016)
Rahmad
Puluka
dang,
Sahmin
Fraud
Detectionl
Laporan
Keuangan
Perusahaan
Manufaktur
yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
Pengaruh Fraud
Triangel
untuk
mendeteksi
Variabel Dependen :
Manajemen Laba.
Variabel
Independen:
a. Leverage
b. Financial
stability
c. Financial
target
Variabel Dependen :
Financial
Statement Fraud.
Variabel
Independen :
Financial Stability
dan Financial
Target
Berpengaruh
Terhadap
kecurangan
pelaporan
keuangan ,
Leverage tidak
berpengaruh
terhadap
kecurangan
pelaporan
keuangan dan
40
No
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel-Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
Noholo
, Yayu
Isyana
D.P
(2014)
tindak
kecurangan
Laporan
Keuangan
pada
Perusahaan
Property dan
Real Estate di
BEI periode
2010 - 2012
a. Financial
Stability
b.Financial target
c. Personal
Financial
Need
d. External Pressure
e. Ineffective
monitoring
Leverage,
FinancialStabil
ity, dan
Financial
Target
mempunyai
pengaruh
terhadap
pendeteksian
kecurangan
pelaporan
keuangan
Financial
Stability,
Personal
Financial Need
External
Pressure,
Financial
Target
berpengaruh
41
No
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel-Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
terhadap
Financial
statement
Fraud dan dan
Ineffective
Monitoring
tidak
berpengaruh
terhadap
Financial
statement
Fraud
9
Rahmad
Puluka
dang,
Sahmin
Noholo
, Yayu
Isyana
D.P
Pengaruh Fraud
Triangel
untuk
mendeteksi
tindak
kecurangan
Laporan
Keuangan
Variabel Dependen :
Financial
Statement Fraud.
Variabel
Independen :
a. Financial
Stability
b.Financial target
Financial
Stability,
Personal
Financial Need
External
Pressure,
Financial
Target
42
No
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel-Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
(2014)
Susmita
Adriya
ni dan
Nanik
Sri
Utamin
ingsih
(Februa
ri 2015)
pada
Perusahaan
Property dan
Real Estate di
BEI periode
2010 - 2012
Analisis
Determinan
Financial
Statement
Melalui
Pendekatan
Fraud
Triangel
c. Personal
Financial
Need
d. External Pressure
e. Ineffective
monitoring
Variabel Dependen :
Financial
Statement Fraud.
Variabel
Independen :
a. External Pressure
b. Nature of Industry
c. Rasionalisasi
d. Kualitas Audit
berpengaruh
terhadap
Financial
statement
Fraud dan dan
Ineffective
Monitoring
tidak
berpengaruh
terhadap
Financial
statement
Fraud
External Pessure,
Nature
of Industry,
Rasionalisasi
dan Kualitas
Audit tidak
berpengaruh
terhadap
43
No
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel-Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
Financial
Statement
Fraud
44
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Fraud
Skandal Fraud
Faktor-faktor Penyebab Fraud
Masalah: Kecuranga dalam laporan keuangan untuk menampilkan gambaran kondisi
keuangan yang terbaik sehingga dapat menarik keuntungan bagi perusahaan tersebut.
Financial Stability
External Pressure
Financial Target
Financial Statement
Fraud
Metode Penelitian: Model Analisis Berganda
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
45
D. Perumusan Hipotesis
1. Financial Stability sebagai Variable yang Mempengaruhi Financial
Statement Fraud
Menurut SAS No. 99, manajer menghadapi tekanan untuk melakukan
Financial Statement Fraud ketika stabilitas keuangan (financial stability)
atau profitabilitas terancam oleh keadaan ekonomi, industri, dan situasi
entitas yang beroperasi (Skousen et al., 2009).
Financial Stability merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi
keuangan perusahaan dari kondisi stabil. Ketika Financial Stability
perusahaan berada dalam kondisi yang terancam, maka manajemen akan
melakukan berbagai cara agar Financial Stability perusahaan terlihat baik.
Financial Stability diproksi dengan persentase perubahan total aset
(ACHANGE). Total aset meliputi aset lancar dan aset tidak lancar. Oleh
sebab itu, adanya perubahan persentase total aset yang tinggi
mengindikasikan terjadinya manipulasi pada laporan keuangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al. (2009) dalam Iqbal dan
Murtanto (2015) membuktikan bahwa semakin besar rasio perubahan total
aset suatu perusahaan maka probabilitas dilakukannya tindak kecurangan
pada laporan keuangan perusahaan tersebut semakin tinggi. Berdasarkan
uraian tersebut, diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1 : Financial Stability berpengaruh terhadap Financial Statement
Fraud
46
2. External Pressure sebagai Variable yang Mempengaruhi Financial
Statement Fraud
Tekanan eksternal adalah suatu kondisi yang menekan keadaan
seseorang diakibatkan pengaruh dari pihak luar (Herdiyani, 2013).
Tekanan eksternal dapat terjadi ketika perusahaan menghadapi kesulitan
besar dalam memenuhi pinjaman kredit yang memiliki risiko tinggi.
Kebutuhan pembiayaan eksternal terkait dengan kas yang dihasilkan dari
aktivitas operasi dan investasi (Skousen et al, 2009), yang dalam penelitian
ini diproksikan dengan Leverage.
Tekanan Eksternal diproksi dengan menggunakan leverage ratio,
yaitu rasio total hutang dibagi dengan total asset. Rasio Leverage (Lev)
menunjukkan proporsi jumlah penggunaan hutang oleh sebuah perusahaan.
Perusahaan dengan Leverage yang tinggi memiliki prasyarat hutang dan
motivasi tindakan manipulasi laba. Semakin besar tingkat leverage suatu
perusahaan, maka kemungkinan terjadinya Financial Statement Fraud
akan tinggi. Ansar (2011) dalam Norbarani (2012) ketika suatu perusahaan
memiliki rasio leverage yang besar maka akan menciptakan kemungkinan
untuk terjadinya kecurangan pelaporan keuangan yang dilakukan oleh
direksi dan manajemen perusahaan dengan cara mengecilkan rasio
leverage dengan tujuan untuk mencapai kepentingan mereka memperoleh
pinjaman.
Penelitian yang dilakukan oleh Tiffani (2015) membuktikan bahwa
bahwa leverage (LEV) yang lebih besar dapat dikaitkan dengan
47
kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan pelanggaran terhadap
perjanjian kredit. Berdasarkan uraian tersebut, diajukan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
H2 : External Pressure berpengaruh terhadap Financial Statement
Fraud
3. Financial Targets sebagai Variable yang Mempengaruhi Financial
Statement Fraud
Target keuangan adalah suatu tingkat kinerja laba yang akan dicapai
atas usaha yang dikeluarkan. Perbandingan laba tehadap jumlah aktiva
atau Return on Asset adalah ukuran kinerja operasional yang banyak
digunakan untuk menunjukkan seberapa efisien aktiva telah bekerja
(Skousen et al., 2009). ROA sering digunakan dalam menilai kinerja
manajer dan dalam menentukan bonus, kenaikan upah, dan lain-lain.
Return On Asset digunakan untuk mengukur manajemen perusahaan
dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar
ROA yang diperoleh, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut
dari segi penggunaan aset (Denda Wijaya, 2005). Akan tetapi, hasil
penelitian dari Skousen et al. (2009) yang dikutip oleh Tifani (2015) tidak
menguatkan bukti bahwa ROA berpengaruh terhadap Financial Statement
Fraud. Penelitian ini mencoba membuktikan bahwa ROA berpengaruh
terhadap Financial Statement Fraud. Berdasarkan uraian tersebut,
diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
48
H3 : Financial Targets berpengaruh terhadap Financial Statement
Fraud
4. Financial Stability, External Pressure, dan Financial Target sebagai
variabel yang Mempengaruhi Financial Statement Fraud
Berdasarkan uraian – uraian teoritis yang ada pada pengujian parsial,
maka hipotesis alternative yang disusun sebagai berikut :
Financial Stability, External Pressure, dan Financial Target secara
simultan berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud
49
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengujian hipotesis (hypothesis
resting) dengan menggunakan metode kuantitatif, metode ini menekankan
pada pengujian teori–teori melalui pengukuran variable–variable penelitian
dengan angka–angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik
(Githa 2016). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara
variabel independen yang merupakan komponen Fraud Triangle dengan
kecurangan laporan keuangan.
Metode kuantitatif dianggap tepat dan sesuai untuk digunakan dalam
penelitian ini. Hal ini dikarenakan penelitian ini menggunakan angka - angka
sebagai indikator variabel penelitian untuk menjawab permasalahan
penelitian. Sehingga penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sebagai
pendekatan untuk menganalisis suatu permasalahan, penelitian ini
menggunakan Regresi Linier Berganda.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu
pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, kriteria
pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Perusahaan menyajikan laporan tahunannya dalam website
perusahaan atau website BEI selama periode 2014-2017.
50
2) Perusahaan menyajikan laporan tahunannya dalam satuan rupiah
(Rp) di website perusahaan atau website BEI selama periode
2014-2017.
3) Data yang tersedia lengkap (data secara keseluruhan tersedia pada
publikasi selama 2014-2017), mengenai data – data yang
berkaitan dengan variabel penelitian.
4) Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan dan
laporan tahunan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember.
5) Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami kerugian selama
periode 2014-2017.
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder yang di maksud dalam penelitian ini adalah data
yang diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan.
Data yang diperoleh dalam bentuk jadi, telah dikumpulkan dan di olah oleh
pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi berupa data – data variable
bebas (Molida, 2011). Data yang digunakan diperoleh dari berbagai sumber
diantaranya situs Bursa Efek Indonesia (http://www.idx.co.id
D. Metode Analisis Data
Analisis data mempunyai tujuan untuk menyampaikan dan membatasi
penemuan-penemuan hingga menjadi data yang teratur serta tersusun dan
lebih berarti. Metode analisis menggunakan metode analisis data kuantitatif
yang dinyatakan dengan angka-angka dan perhitungannya menggunakan
51
program Statistical Package Social Sciences (SPSS). analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berhubungan dengan metode pengelompokan,
peringkasan, dan penyajian data dalam cara yang lebih informative.
Analisis deskriptif ditunjukan untuk memberikan gambaran atau
deskripsi data dari variable dependen berupa Financial Statement Fraud
serta variable independen berupa komponen Fraud Triangle (Pressure)
yakni Financial Stability, Exsternal Pressure, dan Financial Targets.
Data statistik yang digunakan menggunakan table Statistic Descriptive
yang merupakan nilai minimum, maksimum, nilai rata – rata dan standar
deviasi.
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan analisis regresi
linear berganda, maka perlu dilakukan uji asumsi klasik sehingga data
tidak bias. Di dalam persamaan regresi linear berganda harus bersifat
BLUE (Best Linier Unsbiased Estimator), yang artinya bahwa
pengambilan keputusan melalui Uji F dan Uji t tidak boleh bias.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mendeteksi
normalitas dapat diuji dengan analisi grafik dan uji statistic.
52
Kolmogorow-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan tingkat
signifikan sebesar 0,05 maka : Nilai Asymp. Sig (2-tailed) < 0,05
maka distribusi data tidak normal, jika Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05
maka distribusi data normal. Selain menggunakan metode One-
Sample Kolmogorov-Smirnov Test, dalam penelitian ini juga
menggunakan Analisis grafik dilakukan dengan cara melihat
penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik normal P-P Plot
of regression standardized residual.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu (problem
autokorelasi) pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi
yang bebas dari autokorelasi.
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji run
test. Jika nilai run test memiliki tingkat signifikan di atas > 0,05
berarti tidak terjadi autokorelasi (Ghozali, 2013).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tersebut tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
53
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau yang
tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat uji Glejser
dengan significance level (α) adalah 5% atau 0,05. Jika tingkat
signifikansi diatas 0,05 maka tidak ada heteroskedastisitas. Lalu
dalam penelitian ini juga menggunakan metode scatter plot. Jika
pada scatter plot memiliki titik-titik yang menyebar dan tidak
membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi adanya
heteroskedastisitas.Sebaliknya, jika membentuk pola tertentu, maka
terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara
variabel independen. Jika diantara variabel-variabel bebas saling
berkorelasi, maka variabel - variabel ini dikatakan tidak orthogonal.
Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai
korelasi sama dengan nol antar sesama variabel.
Uji ini dapat ditunjukkan dengan nilai tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF). Keduanya menunjukkan setiap variabel
manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Apabila
nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10 dan nilai tolerance > 0,1
54
dan kurang dari atau sama dengan 1, berarti tidak terjadi
multikolinieritas dan sebaliknya.
3. Uji Hipotesis
Untuk menjawab hipotesis yang telah dibuat dapat digunakan
metode analisis sebagai berikut :
a. Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Financial
Stability, External Pressure, dan Financial Target terhadap
Financial Statement Fraud dengan diproksikan manajemen laba
maka digunakan metode linier berganda dan untuk mempermudah
pelaksanaan perhitungan maka penelitian ini akan menggunakan alat
bantu Statistical Package Social Sciences (SPSS). Persamaan regresi
linier berganda untuk memeperoleh hubungan Discretionary
Accruals dan proksi dari Fraud Triangle di uji dengan persamaan
sebagai berkut:
Keterangan:
DAit (Y) = Discretionary Accruals perusahaan i tahun t
ß0 = Koefisien regresi konstanta
ß1, ß2, ß3, ß4 = Koefisien regresi masing-masing proksi
X1 = Financial Stability rasio perubahan total aset
X2 = External Pressure Rasio Leverage
X3 = Financial Target Rasio Return On Aset
Y = + ß1X1+ ß2X2+ß3X3 + ß4X4 + e
55
b. Uji Individual atau parsial (Uji t)
Uji hipotesis dengan uji t yaitu apakah variabel independen
secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak dengan
variabel dependen. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
berdasarkan dara signifikansi kriterianya :
- Jika Signifikansi < 0,05 maka H0 diterima
- Jika Signifikansi > 0,05 maka H0 ditolak
c. Uji menyeluruh atau Simultan (Uji F)
Uji hipotesis dengan F yaitu, apakah variabel independen secara
simultan memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak dengan
variabel dependen. Rumusan hipotesis dalam pengujian ini adalah
sebagai berikut :
H0 : ß1 = ß2 = ß3 = ß4
(Tidak ada pengaruh antara Financial Stability, External Pressure,
dan Financial Target dengan Financial Statement Fraud).
H1 : ß1 ≠ ß2 ≠ ß3 ≠ ß4
(Ada pengaruh antara Financial Stability, External Pressure, dan
Financial Target dengan Financial Statement Fraud).
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis berdasarkan
signifikansi, kriterianya adalah :
- Jika Signifikansi < 0,05 maka H0 diterima
- Jika Signifikansi > 0,05 maka H0 ditolak
56
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang
dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas
(Sihombing, 2014). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Financial Statement Fraud dengan Proksi Earnings Management.
Faktor-faktor pada Fraud Triangle digunakan untuk mendeteksi dan
memprediksi terjadinya Fraud. Financial Statement Fraud sering kali
diawali dengan salah saji atau manajemen laba dari laporan keuangan
kuartal yang dianggap tidak material tetapi akhirnya tumbuh menjadi
Fraud secara besar-besaran dan menghasilkan laporan keuangan tahunan
yang menyesatkan secara material (Rezaee, 2002) dikutip Molida (2011).
Oleh sebab itu, Earnings Management digunakan sebagai variabel
dependen dalam penelitian ini.
Jika suatu kondisi pihak manajemen ternyata tidak berhasil
mencapai target laba yang ditentukan, maka manajemen termotivasi
untuk memperlihatkan kinerja yang baik dalam menghasilkan nilai atau
keuntungan maksimal bagi perusahaan. Dasar akrual dalam laporan
keuangan memberikan kesempatan kepada manajer untuk memodifikasi
laporan keuangan untuk menghasilkan jumlah laba yang diinginkan.
Penghitungan laba terdiri dari Discretionary Accruals dan
Nondiscretionary Accruals. Nondiscretionary Accruals merupakan
57
komponen akrual yang terjadi seiring dengan perubahan dari aktivitas
perusahaan. Discretionary Accruals merupakan komponen akrual yang
berasal dari Earnings Management yang dilakukan manajer.
Manajemen laba dapat diukur melalui Discretionary Accruals
berdasarkan Model Friedlan yang merupakan pengembangan Model
Healy (1985) dan Model De Angelo (1986). Model Friedlan (1994)
menyatakan restriksi bahwa akrual nondiskresi stasioner antara kondisi
bisnis yang berbeda. Friedlan mengasumsikan akrual nondiskresioner
adalah proporsional pada aktivitas operasi yang diukur dengan sales (S).
Manfaat utama dari model ini adalah tidak membutuhkan persyaratan
akan ketersediaan data yang tinggi. Penelitian yang menggunakan Model
Friedlan dilakukan oleh Gumanti (2001). Perhitungan discretionary
accrual menurut Model Friedlan adalah sebagai berikut: menghapus aset,
pengakuan atau penundaan pendapatan dan menganggap biaya atau
modal suatu pengeluaran.
Perhitungan discretionary accruals menurut model Friedlan (1994)
adalah sebagai berikut:
DACpt = (TACpt / SALEpt) – (TACpd / SALEpd)
Keterangan :
DACpt : Discretionary accruals pada periode t
TACpt : Total accruals pada periode t
TACpd : Total accruals pada periode dasar
SALEpt : Penjualan pada periode t
58
SALEpd : Penjualan pada periode dasar
2. Variabel Independen (X)
Variabel Independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain. Variabel independen pada penelitian ini
terdiri dari Financial Stability, External Pressure, dan Financial Targets
Variabel tersebut merupakan variabel–variabel dari Fraud Triangel. Oleh
karena itu diperlukan variabel yang kemudian dikembangkan dengan
proksi–proksi tertentu mengukurnya (Skousen et al, 2009) dikutip
Widarti (2015).
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Financial Stability yang di proksikan dengan rasio tingkat perubahan
asset (ACHANGE), External Pressure diproksikan dengan rasio
Leverage (LEV), Financial Targets diproksikan dengan rasio Return On
Asset (ROA)
a. Financial Stability (X1)
Financial Stability merupakan gambaran keadaan yang
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi stabil.
Ketika Financial Stability perusahaan berada dalam kondisi yang
terancam, maka manajemen akan melakukan berbagai cara agar
financial stability terlihat baik. Dalam SAS No. 99 mengungkapkan
bahwa stabilitas keuangan terancam oleh keadaan ekonomi, industry
dan isu – isu global secara tidak langsung memberikan tekanan
59
kepada perusahaan untuk melakukan Financial Statement Fraud
(Githa,2016).
Variabel Financial Stability diukur dengan menggunakan
tingkat pertumbuhan perubahan asset pertahun (ACHANGE), dapat
dihitung menggunakan rumus rasio tingkat perubahan asset oleh
(Githa,2016):
ACHANGE =
b. External Pressure (X2)
External pressure merupakan tekanan yang berlebihan bagi
manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak
ketiga (Norbarani, 2012). Tekanan eksternal dapat terjadi ketika
perusahaan menghadapi kesulitan besar dalam memenuhi pinjaman
kredit yang memiliki risiko tinggi.
Variabel tekanan eksternal di ukur dengan menggunakan Rasio
Leverage (LEV). Penggunaan rasio ini dapat menunjukan proporsi
jumlah penggunaan hutang oleh suatu perusahaan. Perusahaan
dengan Leverage yang tinggi memiliki prasyarat hutang dan
motivasi tindakan manipulasi laba. Leverage digunakan untuk
mengetahui seberapa besar perusahaan dan asset yang ada di
perusahaan dibiayai oleh liabilitas Leverage dapat di hitung dengan
rumus (Iqbal dan Murtanto, 2016):
LEV =
60
c. Financial Target (X3)
Financial Target adalah suatu target tingkat laba yang harus
diperoleh atas usaha yang di keluarkan untuk mendapatkan laba
tersebut. Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan sering kali
mematok besaran tingkat laba yang harus diperoleh atas usaha yang
dikeluarkan untuk mendapatkan laba tersebut.
Financial Target di ukur dengan rasio Return On Asset (ROA)
yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba setelah pajak dan menunjukan seberapa besar
tingkat pengembalian asset yang di miliki perusahaan. ROA
merupakan bagian dari rasio dari hasil profitabilitas dalam analisis
keuangan atau pengukuran kinerja perusahaan. ROA dapat dihitung
dengan rumus (Githa , 2016):
ROA =
-
61
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambarasn Umum Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, populasi yang dipilih adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2014-2017. Metode yang digunakan
pada penelitian ini adalah metode purposive sampling dengan kriteria yang
telah ditentukan peneliti yaitu perusahaan yang telah terdaftar di BEI pada
tahun 2014, menerbitkan Annual report, menggunakan mata uang rupiah dan
mencatumkan informasi yang diperlukan untuk menghitung proxy pada
penelitian ini.
Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dalam
penelitian ini dijelaskan pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Prosedur Pemilihan Sample
Keterangan Jumlah
Perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun
2014-2017 145
Perusahaan sampel yang data laporan keuangannya tidak
terdapat di BEI (5)
Perusahaan sampel yang tidak menggunakan mata uang rupiah (30)
Perusahaan manufaktur yang mengalami kerugian selama
2014-2017 (32)
Perusahaan manufaktur yang memiliki ekuitas negatif (3)
Perusahaan sampel yang memiliki data outlayer (11)
Jumlah Perusahaan sampel 34
Jumlah Sampel (34 perusahaan x 4 tahun) 136
Sumber: Data yang telah diolah
62
B. Hasil Uji Analisis dan Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskripsi
Hasil data statistik deskriptif untuk masing-masing variabel yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sumber: Data yang diolah
Descriptive Statistics
N
Minimu
m
Maximu
m Mean
Std.
Deviation
X1 136 -8.18 .95 .0292 .72266
X2 136 -.69 1.93 .4120 .24863
X3 136 .00 .96 .1213 .15864
Y 136 -.31 .29 .0008 .09494
Valid N
(listwise)
136
63
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah sampel sepanjang
periode penelitian adalah sebanyak 136 sampel. Hasil analisis statistik
deskriptif tersebut, dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut, yaitu :
1) Variabel Financial Stability (ACHANGE) memiliki rata – rata
(mean) sebesar 0,029 dengan standar deviasi sebesar 0,722, nilai
minimum -8.188.
2) Variabel External pressure (LEV) memiliki rata-rata (mean) sebesar
0,412 dengan standar deviasi sebesar 0,248, nilai minimum -0,69 dan
nilai maksimum 1.93.
3) Variabel Financial Target (ROA) dengan rata-rata (mean) sebesar
0,121 dengan standar deviasi sebesar 0,158, nilai minimum 0,00 dan
nilai maksimum 0,96.
4) Variabel Financial Statement Fraud yang di proksikan dengan
Manajemen Laba (DACpt) memiliki rata-rata (mean) sebesar 0,008
dengan standar deviasi 0,094, nilai minimum dan nilai maksimum
0,29.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah langkah awal untuk menentukan apakah
data penelitian yang ada layak untuk digunakan dan dilakukan
pengujian hipotesis. Dan apakah model regresi variabel dependen
dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak,
64
yang datanya diukur dengan menggunakan non parametric. Jika data
distribusi normal, maka pengujian hipotesis akan dilakukan dengan
statistic parametric.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, varibel dependen dan variabel independen keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam
penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-smirnov (Uji K-S)
dengan ringkasan hasil analisis sebagaimana disajikan pada tabel
berikut ini :
65
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 144
Normal
Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation
.10248875
Most
Extreme
Differences
Absolute .068
Positive .068
Negative -.055
Test Statistic .068
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.2 diketahui bahwa
nilai signifikan sebesar 0,200 yang berarti berada diatas 0,05. Hal ini
berarti bahwa data residual telah terdistribusi normal.
Uji normalitas dalam penelitian ini juga dilakukan dengan
analisis grafik Normal P-P Plot yang membandingkan kumulatif dari
66
distribusi normal, dimana normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal.
Dasar pengambilan keputusannya adalah :
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas. Berikut hasil uji normalitas dengan Normal P-P Plot.
Gambar 4.1
Hasil uji Normalitas Grafik Histogram
67
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas (grafik Normal P-P Plot)
Sumber: Data yang diolah
Dari tampilan grafik Normal P-P Plot di atas terlihat bahwa
titik-titik data menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya
mengikuti pola garis diagonal, maka dapat dikatakan bahwa model
regresi memenuhi asumsi normalitas dan model regresi layak untuk
dilakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini. Uji normalitas
data juga digunakan untuk mengidentifikasi apakah residual
berdistribusi normal. Hal ini dilakukan bertujuan tidak hanya sekedar
68
memperoleh nilai estimasi, namun juga untuk menaksir dan menguji
hipotesis.
b. Uji Autokorelasi
Model regresi linear haruslah terbebas dari korelasi antara
kesalahan penganggu, pada periode t dengan kesalahan penganggu
pada periode sebelumnya. Auto korelasi dapat terjadi karena data
observasi yang berurutan sepanjang waktu dan berkaitan sau sama
lain. Untuk mengetahui apakah model regresi terdeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi maka salah satu caranya Run Tes (Ghozali,
2016). Di bawah ini adalah hasil uji autokorelasi yang dipaparkan
dalam tabel di bawah ini :
69
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -.00695
Cases < Test Value 68
Cases >= Test Value 68
Total Cases 136
Number of Runs 74
Z .861
Asymp. Sig. (2-tailed) .389
a. Median
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa nilai Asymp. Sig.
(2-tailed) sebesar 0,389 lebih besar dari signifikan yang ditetapkan
yaitu sebesar 0,05 dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi autokorelasi atas nilai residual
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Pada penelitian ini
untuk mengetahui ada atau tidaknya problem heterokedastisitas
70
digunakan Uji Glejser. Dasar pengambilan keputusannya, jika
tingkat signifikan yang dihasilkan oleh metode Uji Glejser yaitu
diatas tingkat kepercayaan 0.05 atau 5% maka data tersebut tidak
bersifat heterokedastisitas.
Tabel 4.5
Hasil Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,068 ,012 5,562 ,000
X1 ,006 ,007 ,066 ,763 ,447
X2 ,005 ,022 ,021 ,228 ,820
X3 -,018 ,035 -,046 -,506 ,614
a. Dependent Variable: absRES
Berdasarkan hasil tabel 4.4 di atas, hasil pengujiannya tidak
terjadi heterokedastisitas pada variabel bebas yaitu LEV, DAN ROA
karena nilai signifikansi > 5% (0.05).
d. Uji Multikolinearitas
Multikoliearitas menunjukan bahwa antara variabel independen
mempunyai hubungan langsung (korelasi) yang sangat kuat.
Multikolinearitas terjadi jika nilai variance inflation factor (VIF)
lebih besar dari 10 atau nilai Tolerance lebih kecil 0,1.
Jika VIF < 10 atau Tolerance > 0,1 maka Ho diterima, berarti
tidak ada masalah multikolinearitas. Jika VIF > 10 atau Tolerance <
71
0,1 maka Ho ditolak, berarti ada masalah multikolinearitas. Dari
hasil pengolahan data statistic diperoleh tabel pengujian
multikolinearitas sebagai berikut :
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
X1 .994 1.006
X2 .924 1.082
X3 .921 1.086
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data yang diolah
3. Hasil Uji Hipotesis
1) Persamaan Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah statistik yang digunakan
untuk menjelaskan seberapa besar pengaruh antara lebih dari satu
variabel bebas, dalam hal ini pengaruh rasio keuangan yang terdiri
dari ACHANGE, LEV, DAN ROA, terhadap Manajemen Laba
perusahaan Manufaktur
72
Tabel 4.7
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.015 .019 -.794 .428
X1 .026 .011 .197 2.328 .021
X2 .012 .034 .033 .372 .710
X3 .080 .053 .133 1.511 .133
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data yang diolah
Model persamaan regresi dari hasil Tabel 4.6 diatas adalah :
Y = + ß1X1+ ß2X2+ß3X3 + ß4X4 + e
Y = -0,015 + 0,026 (FS) + 0,012 (EP) + 0,080 (FT) + e
2) Uji Kelayakan Variabel
a) Uji Individual atau Parsial (Uji t)
Pengujian secara parsial dalam penelitian ini menggunakan
uji t. jika nilai profitabilitas (sig) < 0,05 maka H0 diterima,
yang berarti variabel independen berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen dan (sig) > 0,05 H0 ditolak, yang
73
berarti variabel independen tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen.
Berdasarkan hasil Tabel 4.7 diatas, maka diketahui bahwa
Financial Stability (ACHANGE) memiliki nilai signifikan <
(0,05) yang artinya memiliki pengaruh secara parsial terhadap
Financial Statement Fraud. Sedangkan External Pressure
(LEV) dan financial target memiliki nilai signifikan > α (0,05)
yang artinya tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap
Financial Statement Fraud
Tabel 4.8
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .242a .059 .037 .09316 1.819
Sumber: Data yang diola
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Adjusted
Square adalah sebesar 0,037. Hal ini berarti bahwa sebesar
3,7% variabel dependen perusahaan yang di ukur melalui
Financial Statement Fraud dipengaruhi oleh variabel
independent yaitu Financial Stability, External Presseure, dan
Financial Target.
74
b) Uji Simultan (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengujian pada semua
variabel independen yang terdiri dari Financial Stability,
External Pressure, dan Financial Target terhadap variabel
dependen Financial Statement Fraud industri Manufaktur di
BEI apakah layak untuk diteliti.
Tabel 4.9
Hasil Uji F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression .071 3 .024 2.735 .046a
Residual 1.146 132 .009
Total 1.217 135
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Sumber; Data yang diolah
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.8 menunjukan
nilai F Hitung = 2.735 dengan nilai probabilitas yaitu 0,046. Hal
tersebut berarti diketahui nilai (sig) < 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel Financial Stability, External
75
Pressure, Financial Target dan Personal Financial Need
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Financial
Statement Fraud industri Manufaktur di BEI dan layak untuk
diteliti.
C. Pembahasan
a. Pengaruh Financial Stability (X1) terhadap Financial statement
Fraud (Y)
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.7 diketahui bahwa
variabel Financial Stability (ACHANGE) memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,021 dengan koefesiensi regreai sebesar 0,197. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ACHANGE berpengaruh secara siginifikan
terhadap Financial Statement Fraud dengan proksi Earning
Manajemen.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Widarti (2015) yang
menyatakan Financial Stability berpengaruh secara signifikan
terhadap Financial Statement Fraud.
Hal ini menunjukan keadaan yang dapat terjadi ketika para
manajer tidak serta-merta memanipulasi laporan keuangan untuk
meningkatkan prospek perusahaan ketika rata-rata pertumbuhan
berada di bawah rata-rata industri seperti yang di ungkapkan oleh
Loebbecke et al (1989) sehingga akan memperparah kondisi keuangan
perusahaan di masa mendatang. Keadaan demikian akan mempersulit
perusahaan dalam menerima bantuan atau investasi dari pihak
76
eksternal maupun internal untuk meyelamatkan perusahaan mereka
ketika terancam kondisi ekonomi global sehingga membuat
perusahaan sulit berkembang dan samakin buruk di masa depan.
Namun penelitian yang dilakukan oleh Githa (2016) menyatakan
bahwa Financial Stability tidak berpengaruh signifikan terhadap
Financial Statement Fraud.
Ketika suatu perusahaan berada dalam kondisi stabil maka nilai
perusahaan akan naik dalam pandangan investor, kreditor, dan publik.
Menurut SAS No. 99, manajer menghadapi tekanan untuk melakukan
kecurangan laporan keuangan ketika stabilitas keuangan dan
profitabilitas yang terancam oleh keadaaan ekonomi, industri, atau
situasi entitas yang beroperasi (Skousen et al.,2009).
Loebbecke dkk. (1989) Bell et al. (1991) menunjukkan bahwa
dalam kasus dimana perusahaan mengalami pertumbuhan yang berada
di bawah rata-rata industri, manajemen akan memanipulasi laporan
keuangan untuk meningkatkan prospek perusahaan (Skousen et al.,
2009).
b. Pengaruh External Pressure (X2) terhadap Financial Statement
Fraud (Y)
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.7 diketahui bahwa variabel
External Pressure dengan rasio pengunaan hutang (LEV) memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,710 dengan keofesiensi regreai sebesar
0,033. Sehingga dapat disimpulkan bahwa LEV tidak berpengaruh
77
secara siginifikan terhadap Financial Statement Fraud dengan proksi
Earning Manajemen.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sihombing (2014) yang menyatakan bahwa kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya (LEV) tidak berpengaruh terhadap
Financial Statement Fraud karena tekanan eksternal bukanlah faktor
kuat bagi perusahaan untuk melakukan Financial Statement Fraud
dan tidak sepenuhnya manajemen mengalami tekanan eksternal
memenuhi kewajibannya.
Hasil penelitian ini menunjukan kecenderungan perusahaan
melakukan fraud dengan karakteristik leverage yang rendah lebih
mungkin disebabkan karena kreditor saat ini tidak mempertimbangkan
lagi besaran leverage yang dihasilkan, melainkan ada pertimbangan
seperti tingkat kepercayaan atau jalinan hubungan baik antar
perusahaan dan kreditor. Menurut Van Home (2007) dalan Susmita
dan Nanik (2015), leverage merupakan biaya tetap yang di gunakan
untuk menandai perusahaan. Biaya ini menguntungkan perusahaan
apabila dapat dikelola dengan baik sehingga menghasilkan pendapatan
yang lebih besar dari biaya tetap yang dikeluarkan.
c. Pengaruh Financial Target (X3) terhadap Financial Statement
Fraud (Y)
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.7 diketahui bahwa
variabel financial target dengan rasio (ROA) memiliki nilai
78
signifikansi sebesar 0,133 dengan keofesiensi regreai sebesar 0,133
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ROA tidak berpengaruh secara
siginifikan terhadap Financial Statement Fraud dengan proksi
Earning Manajemen. Arah koefisien positif berarti bahwa semakin
tinggi ROA perusahaan, maka semakin tinggi probabilitas perusahaan
melakukan Earning Management.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Norbarani (2012)
yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki laba besar belum
tentu melakukan manajemen laba daripada perusahaan dengan laba
kecil.
Namun, menurut Beasley (1996) dikutip oleh Rahmad
Pulukadang dkk (2014) manajer melakukan manupulasi terhadap rasio
profitabilitas adalah untuk menciptakan pertumbuhan sekaligus proksi
stabilitas keuangan. Pada ROA tahun sebelumnya yang tinggi
menunjukkan profitabilitas perusahaan yang tinggi dan menjadikan
target perolehan laba yang harus di peroleh pada tahun berikutnya
oleh perusahaan. Kondisi tersebut akan memberikan tuntutan kepada
manajemen untuk mencapai target laba yang tidaknya sama dengan
laba yang diperoleh tahun sebelumnya. Kondisi demikian yang
membuat manajemen melakukan tindak Financial Statement Fraud.
79
d. Pengaruh Financial Stability, External pressure, dan Financial
Target terhadap Financial Statement Fraud (Y)
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.9 diketahui bahwa variabel
Financial Stability, External pressure, dan Financial Target
menunjukkan nilai F = 2.735 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,046 <
(sig) 0,05 Sehingga dapat disimpulkan berpengaruh secara simultan
terhadap Financial Statement Fraud dengan proksi Earning
Manajemen.
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya dengan mengambil
aspek sebanyak 136 perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode penelitian tahun 2014-2017 dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Financial Stability berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Widarti (2015) yang menyatakan
Financial Stability berpengaruh secara signifikan terhadap Financial
Statement Fraud.
2. External Pressure tidak berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susmita
dan Naik (2015) yang menyatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya (LEV) tidak berpengaruh terhadap Financial
Statement Fraud.
3. Financial Target tidak berpengaruh signifikan terhadap Financial
Statement Fraud. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Norbarani
(2012) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki laba besar
belum tentu melakukan manajemen laba daripada perusahaan dengan laba
kecil.
81
b. Keterbatasan
Keterbatasan Penelitian ini memiliki keterbatasan, diantaranya: Penelitian
ini hanya menggunakan satu jenis industri yaitu perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dengan rentan waktu 4 tahun yaitu 2014 – 2017.
Sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisir. Kemudian Model untuk
memprediksi perusahaan yang melakukan fraud mungkin dapat memberikan
fakta bahwa perusahaan tersebut terindikasi fraud, tapi perusahaan tersebut
belum divonis secara hukum melakukan fraud.
c. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan diatas,
maka disarankan sebagai berikut :
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan proksi lain dari
variabel dependen Financial Statement Fraud juga diharapkan memperluas
penelitian dengan menambah sampel penelitian perusahaan yang terdaftar di
Bursa efek Indonesia melalui periode pengamatan yang lebih panjang serta
manambah variabel – variabel lain yang diduga mempengaruhi Financial
Statement Fraud seperti faktor dari Opportunity, Rasionalisation, pergantian
auditor dan laporan opini audit.
82
DAFTAR PUSTAKA
A Hall, James.2011. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 4, Jakarta:SalembaEmpat
Albrecht et al. (2011). “Asset Misappropriation Research White Paper for the Institute for
Fraud Prevention”. Cengange Learning. E-Book
Ansar, Muhammad. 2014. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecurangan
Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Publik di Indonesia.” Artikel.
Ardiyani, Susmita dan Nanik S. Utaminingsih. 2015. “Analisis Determinan Financial
Statement Melalui Pendekatan Fraud Triangel Accounting Analysis Journal Volume 4
No.1.”
BAPEPAM. SE-02/PM/2002. “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan
Emiten atau Perusahaan -Perusahaan Publik.” Jakarta: BAPEPAM
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan. http www.idx.co.id.
Cressey, D. 1953. Other People’s Money: a Study in the Social Psychology of
Embezzlement. Glencoe, IL: Free Press.
Dechow, P., Sloan, R., & Sweeney, A. 1996. Causes and consequences of earnings
mnipulation: an analysis of firms subject to enforcment actions by the SEC.
Contemporary Accounting Research. Volume 13 No. 1, hal. 1-36.
Hendriksen, E.S, 2002, Teori Akuntansi, Jilid 2, Edisi Kelima, Jakarta: penerbit Erlangga.
Isgiyata jaka, Indayani dan Budiyoni Eko 2018. “Studi tentang Teori Gone dan Pengaruhnya
terhadap Fraud dengan Idealisme Pimpinan sebagai Variable Moderasi: Studi pada
Pnegadaan Barang/Jasa di Pemerintahan”. Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 5(1),
pp 31-42.
Iqbal, M., & Murtanto. (2016). “Analisa Pengaruh Faktor-faktor Fraud Triangle
terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada Perusahaan Property dan
Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Seminar Nasional
Cendekiawan 2016.
Ernst & Young. 2009. “Detecting Financial Statement Fraud: What Every Manager Needs
To Know”.
Hall, J. 2011. Accounting Information Systems, 7e. Cengage Learning: United States
Koroy, Tri Ramayana. 2008. Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan Oleh
Auditor Eksternal. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Volume 10 No. 1, Mei: hal. 22-33.
Kurniawati, Ema. 2012. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Financial Statement
Fraud Dalam Perspektif Fraud Triangle.” Artikel.
83
Kusumawardhani, Prisca. 2013. “Deteksi Financial Statement Fraud dengan Analisis Fraud
Triangle pada Perusahaan Perbankan yang di BEI.”
Loebbecke, J., Eining, M., and Willingham, J. 1989. Auditor’s Experience with Material
Irregularities: Frequency, Nature, and Detestability. Auditing: A Journal of Practice
and Theory, Vol. 9, No. 1.
Lou, Y.I., & Wang, M.L. 2009. Fraud Risk Factor Of The Fraud Triangle Assesing The
Likelihood Of Fraudulent Financial Reporting. Journal Of Business And Economic
Research. Volume 7 No. 2, hal. 62-66.
Martyanta, Daljono. 2013. ”Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Melalui Faktor
Risiko Tekanan dan Peluang.” Jurnal Akuntansi dan Bisnis Volume 2 No. 2: 1-12.
Molida, Resti. 2011. ”Pengaruh Financial Stability, Personal Financial Need Dan Ineffective
Monitoring Pada Financial Statement Fraud Dalam Perspektif Fraud Triangle.”
Skripsi Tidak Diterbitkan. Semarang: Artikel.
Nabila, Atia R. 2013. “Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan dalam Perspektif Fraud
Triangle.” Artikel
Norbarani, Listiana. 2013. ”Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Dengan Analisis
Fraud Triangle Yang Diadopsi dalam SAS No.99.”
Priantara, Diaz. 2013. “FraudAuditing & Investigation.” Mitra Wacana Media:Jakarta.
Pulukadang, Rahmad; Noholo, Sahmin; dan Pongoliu,Yayu Isyana D. (2014).
“Pengaruh Fraud Triangle untuk Mendeteksi Tindak Kecurangan Laopran
pada Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Periode
2010-2012” Artikel.
Rachmawati, K. Kusuma dan Marsono 2014. “Pengaruh Faktor-faktor Dalam Perspektif
Fraud Triangle Terhadap Fraudulent Financial Reporting.Journal Of Accounting
Volume 3 No.2:1”
Rezaee, Z. 2009. Financial Statement Fraud: Prevention and Detection. Second Edition. New
York: John Willey & Sons, Inc.
Sihombing, Kennedy S. dan R. Shiddiq 2014.“Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi
Financial Statement Fraud: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012.” Diponegoro Journal Of
Accounting Volume03 Nomor 02:1-12.
Skousen, Christopher J dan Charlotte J. Wright, “Contemporaneous Risk Factors And The
Prediction Of Financial Statement Fraud”, www.ssrn.com 2006.
Skousen, C. J., K. R. Smith, dan C. J. Wright. 2009. “Detecting and Predecting Financial
Statement Fraud: The Effectiveness of The Fraud Triangle and SAS No. 99.” Corporate
Governance and Firm Performance Advances in Financial Economis, Vol. 13, h. 53-81
84
Sulistyanto. (2008). Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo. Susmita Andriani, N. S. (2015). “Analisis Determinan Financial Statement melalui
pendekatan Fraud Triangle.”
Tuanakotta, Theodorus M. 2010. “Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi.” Edisi 2.
Salemba Empat: Jakarta.
Widarti. 2015. “Pengaruh Fraud Triangle Terhadap Deteksi Kecurangan Laporan
Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI)”. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya.
Lampiran 2
Hasil Perhitungan Keseluruhan
No Nama Tahun FS (X1) EP (X2) FT (X3) FSF (Y)
1 ADES 2014 0.13 0.42 0.06 -0.12
2 AKPI 2014 -8.18 0.54 0.02 -0.19
3 ALDO 2014 0.16 0.57 0.06 0.08
4 AMFG 2014 0.10 0.21 0.12 0.04
5 ASII 2014 0.09 0.49 0.09 0.04
6 BATA 2014 0.12 0.45 0.09 0.02
7 BIMA 2014 -0.13 0.86 0.10 0.01
8 CEKA 2014 0.17 0.58 0.03 -0.04
9 CPIN 2014 0.25 0.47 0.08 0.01
10 DLTA 2014 0.13 0.00 0.00 0.10
11 DPNS 2014 0.05 0.12 0.05 -0.23
12 DVLA 2014 0.04 0.24 0.07 -0.06
13 GGRM 2014 0.13 0.43 0.09 0.03
14 HMSP 2014 0.03 0.52 0.36 -0.09
15 IGAR 2014 0.10 0.27 0.16 0.04
16 IMPC 2014 0.05 0.44 0.17 0.13
17 INAI 2014 0.15 0.86 0.02 0.05
18 INDF 2014 0.10 0.53 0.06 -0.02
19 INDS 2014 0.04 0.20 0.06 0.09
20 INTP 2014 0.08 0.15 0.18 -0.01
21 JECC 2014 -0.17 0.84 0.02 0.02
22 JPFA 2014 0.05 0.67 0.02 -0.07
23 KBLI 2014 0.00 -0.69 0.05 -0.09
24 KLBF 2014 0.09 0.22 0.17 -0.12
25 LION 2014 0.17 0.30 0.08 -0.09
26 LMSH 2014 -0.01 0.20 0.05 -0.02
27 MERK 2014 0.03 0.23 0.26 -0.10
28 MLIA 2014 0.00 0.84 0.02 0.13
29 MYOR 2014 0.06 0.60 0.04 -0.02
30 PYFA 2014 -0.01 0.44 0.02 0.01
31 RICY 2014 0.05 0.67 0.01 -0.19
32 ROTI 2014 0.15 0.56 0.09 0.02
33 SCCO 2014 -0.06 0.51 0.08 0.01
34 SKBM 2014 0.23 0.53 0.14 0.00
35 SKLT 2014 0.09 0.59 0.05 0.12
36 SMBR 2014 0.07 0.08 0.11 -0.05
37 SMGR 2014 0.10 0.27 0.16 -0.01
38 SMSM 2014 0.02 0.36 0.24 0.03
40 STAR 2014 0.03 0.37 0.00 -0.13
41 TCID 2014 0.21 0.33 0.09 0.07
42 TOTO 2014 0.14 0.45 0.14 0.03
43 TRIS 2014 0.09 0.41 0.07 0.04
44 TSPC 2014 0.03 0.27 0.10 -0.02
45 ULTJ 2014 0.04 0.22 0.10 -0.01
46 UNIT 2014 -0.04 0.45 0.00 -0.31
47 VOKS 2014 -0.26 0.68 0.05 0.04
48 WIIM 2014 0.08 0.37 0.08 -0.02
49 ADES 2015 0.23 0.59 0.05 -0.04
50 AKPI 2015 0.23 0.34 0.01 0.21
51 ALDO 2015 0.05 1.00 0.07 0.00
52 AMFG 2015 0.08 0.21 0.08 -0.03
53 ASII 2015 0.04 0.48 0.06 -0.09
54 BATA 2015 0.03 0.31 0.16 0.11
55 BIMA 2015 -0.05 1.93 0.03 -0.08
56 CEKA 2015 0.14 0.57 0.07 -0.10
57 CPIN 2015 0.16 0.49 0.07 0.05
58 DLTA 2015 0.04 0.18 0.18 -0.01
59 DPNS 2015 0.02 0.12 0.04 0.29
60 DVLA 2015 0.10 0.29 0.08 0.06
61 GGRM 2015 0.08 0.40 0.10 0.07
62 HMSP 2015 0.25 0.16 0.27 0.24
63 IGAR 2015 0.09 0.19 0.13 -0.06
64 IMPC 2015 -0.04 0.35 0.08 -0.05
65 INAI 2015 0.33 0.82 0.02 -0.04
66 INDF 2015 0.06 0.53 0.04 0.08
67 INDS 2015 -0.12 0.25 0.00 -0.07
68 INTP 2015 -0.05 0.14 0.16 0.01
69 JECC 2015 0.22 0.73 0.00 0.03
70 JPFA 2015 0.08 0.64 0.03 0.08
71 KBLI 2015 0.14 0.34 0.07 0.13
72 KLBF 2015 0.09 0.20 0.15 0.13
73 LION 2015 0.05 0.29 0.07 0.09
74 LMSH 2015 -0.05 0.16 0.01 -0.03
75 MERK 2015 -0.11 0.26 0.22 -0.21
76 MLIA 2015 -0.01 0.84 0.02 -0.18
77 MYOR 2015 0.09 0.54 0.11 -0.05
78 PYFA 2015 -0.08 0.37 0.02 -0.05
79 RICY 2015 0.02 0.67 0.01 0.10
80 ROTI 2015 0.21 0.56 0.10 -0.05
81 SCCO 2015 0.07 0.48 0.09 0.00
82 SKBM 2015 0.15 0.55 0.05 -0.12
83 SKLT 2015 0.11 0.60 0.05 0.02
84 SMBR 2015 0.10 0.10 0.11 -0.09
85 SMGR 2015 0.10 0.28 0.12 -0.04
86 SMSM 2015 0.21 0.35 0.21 0.22
88 STAR 2015 -0.06 0.33 0.00 -0.03
89 TCID 2015 0.10 0.18 0.26 0.08
90 TOTO 2015 0.15 0.39 0.12 0.04
91 TRIS 2015 0.10 0.42 0.06 0.30
92 TSPC 2015 0.11 0.31 0.08 0.11
93 ULTJ 2015 0.18 0.21 0.15 -0.03
94 UNIT 2015 0.04 0.47 0.00 0.12
95 VOKS 2015 -0.01 0.67 0.00 0.02
96 WIIM 2015 0.01 0.30 0.10 0.10
97 ADES 2016 0.15 0.50 0.15 -0.12
98 AKPI 2016 -0.10 0.57 0.04 -0.19
99 ALDO 2016 0.11 0.51 0.12 0.01
100 AMFG 2016 0.22 0.35 0.14 -0.14
101 ASII 2016 0.95 0.47 0.15 -0.06
102 BATA 2016 -0.49 0.46 0.05 -0.08
103 BIMA 2016 -0.08 0.06 0.19 0.12
104 CEKA 2016 0.04 0.38 0.46 -0.01
105 CPIN 2016 -0.03 0.42 0.00 0.00
106 DLTA 2016 0.13 0.15 0.21 -0.09
107 DPNS 2016 0.07 0.11 0.30 -0.08
108 DVLA 2016 0.10 0.30 0.34 0.01
109 GGRM 2016 -0.01 0.37 0.29 0.12
110 HMSP 2016 0.11 0.20 0.30 0.03
111 IGAR 2016 0.13 0.15 0.16 0.02
112 IMPC 2016 0.26 0.46 0.12 0.14
113 INAI 2016 0.01 0.81 0.03 0.16
114 INDF 2016 -0.12 0.47 0.14 0.05
115 INDS 2016 -0.03 0.17 0.12 0.00
116 INTP 2016 0.08 0.13 0.96 0.06
117 JECC 2016 0.14 0.70 0.08 -0.05
118 JPFA 2016 0.11 0.51 0.22 -0.05
119 KBLI 2016 0.17 0.29 0.18 -0.05
120 KLBF 2016 0.10 0.18 0.85 0.11
121 LION 2016 0.07 0.31 0.20 0.01
122 LMSH 2016 0.18 0.28 0.14 -0.07
123 MERK 2016 0.14 0.22 0.95 0.00
124 MLIA 2016 0.08 0.79 0.00 -0.02
125 MYOR 2016 0.12 0.52 0.21 0.07
126 PYFA 2016 0.04 0.37 0.08 -0.01
127 RICY 2016 0.07 0.68 0.02 -0.04
128 ROTI 2016 0.07 0.51 0.19 -0.04
129 SCCO 2016 0.28 0.50 0.53 -0.11
130 SKBM 2016 0.24 0.63 0.04 0.05
131 SKLT 2016 0.34 0.48 0.08 0.29
132 SMBR 2016 0.25 0.29 0.21 0.18
133 SMGR 2016 0.14 0.31 0.33 -0.02
134 SMSM 2016 0.02 0.30 0.74 0.22
136 STAR 2016 0.71 0.29 0.00 -0.01
137 TCID 2016 0.05 0.18 0.15 -0.05
138 TOTO 2016 0.05 0.41 0.16 -0.03
139 TRIS 2016 0.10 0.46 0.08 0.07
140 TSPC 2016 0.05 0.30 0.28 0.05
141 ULTJ 2016 0.16 0.18 0.95 0.07
142 UNIT 2016 -0.06 0.44 0.00 -0.29
143 VOKS 2016 0.01 0.61 0.17 0.04
144 WIIM 2016 0.01 0.27 0.29 -0.06
145 ADES 2017 0.09 0.50 0.05 -0.06
146 AKPI 2017 0.05 0.59 0.01 -0.03
147 ALDO 2017 0.18 0.54 0.06 -0.05
148 AMFG 2017 0.12 0.43 0.01 0.03
149 ASII 2017 0.11 0.47 0.08 -0.07
150 BATA 2017 0.38 0.32 0.06 0.08
151 BIMA 2017 -0.03 0.05 0.14 0.11
152 CEKA 2017 -0.07 0.35 0.08 0.00
153 CPIN 2017 0.01 0.36 0.10 0.00
154 DLTA 2017 0.11 0.15 0.21 -0.05
155 DPNS 2017 0.04 0.13 0.02 0.31
156 DVLA 2017 0.07 0.32 0.10 -0.02
157 GGRM 2017 0.06 0.37 0.12 -0.01
158 HMSP 2017 0.01 0.21 0.29 -0.04
159 IGAR 2017 0.14 0.14 0.14 -0.04
160 IMPC 2017 0.01 0.44 0.04 0.13
161 INAI 2017 -0.10 0.77 0.03 -0.03
162 INDF 2017 0.07 0.47 0.06 0.17
163 INDS 2017 -0.02 0.12 0.05 -0.07
164 INTP 2017 -0.04 0.15 0.06 -0.10
165 JECC 2017 0.18 0.72 0.04 0.09
166 JPFA 2017 0.09 0.54 0.05 -0.04
167 KBLI 2017 0.38 0.41 0.12 0.02
168 KLBF 2017 0.08 0.16 0.15 -0.67
169 LION 2017 -0.01 0.34 0.01 -0.11
170 LMSH 2017 -0.01 0.20 0.08 -0.01
171 MERK 2017 0.12 0.27 0.17 -0.03
172 MLIA 2017 -0.49 0.66 0.01 3.39
173 MYOR 2017 0.13 0.51 0.11 0.07
174 PYFA 2017 -0.05 0.32 0.04 -0.02
175 RICY 2017 0.06 0.69 0.01 -0.09
176 ROTI 2017 0.36 0.38 0.03 3.77
177 SCCO 2017 0.39 0.32 0.07 0.07
178 SKBM 2017 0.38 0.37 0.02 -0.03
179 SKLT 2017 0.11 0.52 0.04 0.04
180 SMBR 2017 0.14 0.33 0.03 -0.03
181 SMGR 2017 0.10 0.38 0.04 -0.02
182 SMSM 2017 0.08 0.25 0.23 -0.05
184 STAR 2017 -0.12 0.20 0.01 -0.51
185 TCID 2017 0.07 0.21 0.04 -0.84
186 TOTO 2017 0.09 0.40 0.10 -0.01
187 TRIS 2017 -0.17 0.35 0.04 -0.20
188 TSPC 2017 0.11 0.32 0.07 -0.99
189 ULTJ 2017 0.18 0.19 0.14 -0.01
190 UNIT 2017 -0.02 0.42 0.10 0.21
191 VOKS 2017 0.27 0.61 0.08 -0.86
192 WIIM 2017 -0.10 0.20 0.03 -0.92
89
Descriptive Statistics
N
Minimu
m
Maximu
m Mean
Std.
Deviation
X1 136 -8.18 .95 .0292 .72266
X2 136 -.69 1.93 .4120 .24863
X3 136 .00 .96 .1213 .15864
Y 136 -.31 .29 .0008 .09494
Valid N
(listwise)
136
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 144
Normal
Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation
.10248875
Most
Extreme
Differences
Absolute .068
Positive .068
Negative -.055
Test Statistic .068
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
90
91
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -.00695
Cases < Test Value 68
Cases >= Test Value 68
Total Cases 136
Number of Runs 74
Z .861
Asymp. Sig. (2-tailed) .389
a. Median
92
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -.00695
Cases < Test Value 68
Cases >= Test Value 68
Total Cases 136
Number of Runs 74
Z .861
Asymp. Sig. (2-tailed) .389
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
,068 ,012 5,562 ,000
,006 ,007 ,066 ,763 ,447
,005 ,022 ,021 ,228 ,820
-,018 ,035 -,046 -,506 ,614
93
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
.994 1.006
.924 1.082
.921 1.086
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.015 .019 -.794 .428
X1 .026 .011 .197 2.328 .021
X2 .012 .034 .033 .372 .710
X3 .080 .053 .133 1.511 .133
a. Dependent Variable: Y
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .242a .059 .037 .09316 1.819
94
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .242a .059 .037 .09316 1.819
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression .071 3 .024 2.735 .046a
Residual 1.146 132 .009
Total 1.217 135
top related