pengaruh gaya belajar dan kreativitas terhadap …lib.unnes.ac.id/31251/1/1401413078.pdf · 1...
Post on 04-Apr-2019
252 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
PENGARUH GAYA BELAJAR DAN KREATIVITAS
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD
SE-GUGUS MARDISISWA KECAMATAN GUMELAR
KABUPATEN BANYUMAS
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
May Nisa Istiqomah
1401413078
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-
benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat pada skripsi
ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang,
tempat : Tegal
tanggal : 20 April 2017
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul Pengaruh Gaya Belajar dan Kreativitas terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten
Banyumas oleh May Nisa Istiqomah 1401413078, telah dipertahankan di hadapan
idang panitia ujian skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada tanggal 03 Mei 2017.
PANITIA UJIAN
Penguji Anggota 1
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
“Sesungguhnya di dalam kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain,
dan hanya pada Rabb-mulah hendaknya kamu berharap.” (QS. Al-Insyirah, ayat:
6-8)
“Everything should be as simple as it possible, but not as simpler” (Albert
Einstein).
Persembahan
Untuk Ibu Marhatun dan Bapak
Sudar, serta kelurga besar yang selalu
memberikan dukungan dan do’a.
vi
PRAKATA
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Gaya Belajar dan Kreativitas terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten
Banyumas”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar
Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Banyak pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menjadi
mahasiswa Unnes.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Unnes yang
telah mengizinkan dan mendukung penelitian ini.
3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan Unnes yang telah memberi kesempatan untuk
memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi.
4. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan
Unnes yang telah memberi kesempatan untuk memaparkan gagasan dalam
bentuk skripsi.
5. Drs. Noto Suharto, M.Pd. dan Dra. Marjuni, M.Pd., dosen pembimbing yang
telah membimbing, mengarahkan, menyarankan, dan memotivasi, sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
vii
6. Drs. Teguh Supriyanto, M.Pd., dosen penguji yang telah memberi masukan
dan saran dalam penyusunan skripsi.
7. Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan
Unnes yang telah banyak membekali peneliti dengan ilmu pengetahuan.
8. Kepala SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Guru dan Siswa SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten
Banyumas yang telah meluangkan waktu dan membantu dalam melaksanakan
penelitian.
10. Teman-teman mahasiswa PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan Unnes
angkatan 2013 yang saling berbagi pengetahuan, menyemangati, dan
memotivasi.
11. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
Semoga semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan
skripsi ini memeroleh pahala dari Allah SWT. Peneliti berharap skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi peneliti sendiri.
viii
ABSTRAK
Istiqomah, May Nisa. 2017. Pengaruh Gaya Belajar dan Kreativitas terhadap
Prestasi Belajar Sisiwa Kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan
Gumelar Kabupaten Banyumas. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing: I. Drs. Noto Suharto, M.Pd., II. Dra. Marjuni, M.Pd.
Kata Kunci: gaya belajar; kreativitas; prestasi belajar.
Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar yang telah dilakukan
oleh siswa sesuai dengan kemampuan yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau
angka. Ada dua faktor yang memengaruhi prestasi belajar peserta didik, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri
siswa, yang diantaranya terdapat gaya belajar dan kreativitas. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya belajar dan kreativitas terhadap
prestasi belajar siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar
Kabupaten Banyumas.
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar
Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas sebanyak 168
siswa. Sampel penelitian sebanyak 117 siswa yang ditentukan menggunakan
teknik proportionate stratified random sampling. Penelitian ini menggunakan
metode ex post facto. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara tidak
terstruktur, angket, dan dokumentasi. Tenik analisis data menggunakan analisis
deskriptif data, uji prasyarat analisis dan uji hipotesis. Analisis deskriptif data
digunakan untuk mengetahui nilai indeks pertanyaan dan indikator pada variabel
gaya belajar dan kreativitas. Uji prasyarat yang digunakan meliputi uji normalitas,
linieritas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji hipotesis
menggunakan uji t satu sampel, analisis korelasi sederhana, regresi sederhana,
korelasi ganda, regresi berganda, koefisien determinan, dan uji F.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh gaya belajar
terhadap prestasi belajar dengan sumbangan pengaruh sebesar 14%; (2) terdapat
pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar dengan sumbangan pengaruh
sebesar 65,1%; serta (3) terdapat pengaruh gaya belajar dan kreativitas terhadap
prestasi belajar dengan sumbangan pengaruh sebesar 67,8%. Dapat disimpulkan
bahwa: gaya belajar dan kreativitas berpengaruh secara signifikan terhadap
prestasi belajar siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar
Kabupaten Banyumas.
ix
DAFTAR ISI
Judul .................................................................................................................. i
Pernyataan Keaslian Tulisan ............................................................................ ii
Persetujuan Pembimbing ................................................................................. iii
Pengesahan ...................................................................................................... iv
Motto dan Persembahan ....................................................................................v
Prakata ............................................................................................................. vi
Abstrak .......................................................................................................... viii
Daftar Isi.......................................................................................................... ix
Daftar Tabel .................................................................................................. xiii
Daftar Gambar ............................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ............................................................................................ xvi
Bab
1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................8
1.3 Pembatasan Masalah dan Paradigma Penelitian .................................8
1.3.1 Pembatasan Masalah ...........................................................................9
1.3.1.1 Objek Penelitian ..................................................................................9
1.3.1.2 Subjek Penelitian .................................................................................9
1.3.2 Paradigma Penelitian ...........................................................................9
1.4 Rumusan Masalah .............................................................................10
1.5 Tujuan Penelitian ..............................................................................11
1.5.1 Tujuan Umum ...................................................................................11
1.5.2 Tujuan Khusus ..................................................................................11
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................12
1.6.1 Manfaat Teoritis ................................................................................12
1.6.2 Manfaat Praktis .................................................................................13
Halaman
x
1.6.2.1 Bagi Siswa .........................................................................................13
1.6.2.2 Bagi Guru ..........................................................................................13
1.6.2.3 Bagi Sekolah .....................................................................................13
1.6.2.4 Bagi Peneliti ......................................................................................14
2. KAJIAN PUSTAKA .........................................................................15
2.1 Landasan Teori ..................................................................................15
2.1.1 Prestasi Belajar Siswa SD .................................................................15
2.1.1.1 Pengertian Belajar` ............................................................................15
2.1.1.2 Ruang Lingkuo Kegiatan Belajar Siswa ...........................................17
2.1.1.3 Pengertian Prestasi Belajar Siswa .....................................................19
2.1.1.4 Faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar ......................................19
2.1.2 Gaya Belajar ......................................................................................24
2.1.2.1 Pengertian Gaya Belajar ....................................................................24
2.1.2.2 Klasifikasi Gaya Belajar ...................................................................25
2.1.2.3 Indikator Gaya Belajar ......................................................................29
2.1.3 Kreativitas .........................................................................................30
2.1.3.1 Pengertian Kreativitas .......................................................................30
2.1.3.2 Makna Pengembangan Kreativitas ....................................................33
2.1.3.3 Ciri Pribadi Kreatif ............................................................................33
2.1.3.4 Indikator Kreativitas..........................................................................34
2.1.3.5 Tahap Perkembangan Kreativitas .....................................................34
2.1.3.6 Kendala dalam Mengembangkan Kreativitas ...................................35
2.1.4 Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar .............................37
2.1.5 Pengaruh Kreativitas terhadap Prestasi Belajar ................................38
2.1.6 Pengaruh Gaya Belajar dan Kreativitas terhadap Prestasi Belajar....39
2.2 Kajian Empiris ..................................................................................40
2.3 Kerangka Berpikir .............................................................................45
2.4 Hipotesis Penelitian ...........................................................................47
3. METODE PENELITIAN ..................................................................50
3.1 Desain Penelitian ...............................................................................50
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ...........................................................51
xi
3.3 Variabel Penelitian ............................................................................52
3.3.1 Variabel Bebas ..................................................................................52
3.3.2 Variabel Terikat ................................................................................52
3.4 Definisi Oprasional Variabel.............................................................53
3.4.1 Variabel Gaya Belajar .......................................................................53
3.4.2 Variabel Kreativitas ..........................................................................54
3.4.3 Variabel Prestasi Belajar ...................................................................54
3.5 Populasi dan Sampel .........................................................................54
3.5.1 Populasi ............................................................................................55
3.5.2 Sampel ...............................................................................................55
3.6 Data Penelitian ..................................................................................57
3.6.1 Jenis Data ..........................................................................................57
3.6.2 Sumber Data ......................................................................................58
3.7 Teknik Pengumpulan Data ................................................................58
3.7.1 Wawancara ........................................................................................58
3.7.2 Angket dam Kuesioner ......................................................................59
3.7.3 Dokumentasi .....................................................................................59
3.8 Instrumen Penelitian .........................................................................60
3.8.1 Pedoman Wawancara Tidak Terstruktur ...........................................61
3.8.2 Angket ...............................................................................................61
3.8.2.1 Gaya Belajar ......................................................................................61
3.8.2.2 Kreativitas .........................................................................................61
3.8.3 Uji Validitas Angket .........................................................................62
3.8.3.1 Validitas Logis ..................................................................................62
3.8.3.2 Validitas Empiris ...............................................................................64
3.8.4 Uji Reliabilitas ..................................................................................65
3.9 Teknik Analisis Data .........................................................................67
3.9.1 Analisis Deskriptif Data ....................................................................68
3.9.1.1 Analisis Deskriptif Variabel Bebas ...................................................68
3.9.1.2 Analisis Deskriptif Variabel Terikat .................................................69
3.9.2 Uji Prasyarat Analisis ........................................................................69
xii
3.9.2.1 Uji Normalitas ...................................................................................70
3.9.2.2 Uji Linieritas .....................................................................................70
3.9.2.3 Uji Multikolinieritas ..........................................................................70
3.9.2.4 Uji Heteroskedastisitas ......................................................................71
3.9.2.5 Uji Autokorelasi ................................................................................71
3.9.3 Uji Analisis Akhir .............................................................................72
3.9.3.1 Uji T Satu Sampel/ One Sample T Test ............................................72
3.9.3.2 Uji Korelasi Berganda .......................................................................72
3.9.3.3 Uji Regresi Berganda ........................................................................73
3.9.3.4 Uji Koefisien Determinan .................................................................75
3.9.3.5 Uji F ..................................................................................................75
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................77
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................77
4.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian .............................................78
4.2.1 Analisis Deskriptif Variabel Gaya Belajar ........................................83
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Kreativitas ...........................................88
4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Prestasi Belajar ....................................89
4.3 Uji Prasyarat Analisis ........................................................................92
4.3.1 Uji Normalitas ...................................................................................92
4.3.2 Uji Linieritas .....................................................................................92
4.3.3 Uji Multikolinieritas .........................................................................94
4.3.4 Uji Heteroskedastisitas .....................................................................95
4.3.5 Uji Autokorelasi ...............................................................................96
4.4. Uji Hipotesis ....................................................................................97
4.4.1 Hipotesis Deskriptif .........................................................................97
4.4.1.1 Hipotesis Pertama.............................................................................97
4.4.1.2 Hipotesis Kedua ...............................................................................99
4.4.1.3 Hipotesis Ketiga .............................................................................100
4.4.2 Hipotesis Korelasioal ....................................................................102
4.4.2.1 Hipotesis Keempat .........................................................................102
4.4.2.2 Hipotesis Kelima ............................................................................108
xiii
4.4.2.3 Hipotesis Keenam ..........................................................................113
4.4.2.4 Hipotesis Ketujuh ...........................................................................115
4.5 Pembahasan ....................................................................................123
4.5.1 Gaya Belajar ....................................................................................127
4.5.2 Kreativitas .......................................................................................128
4.5.3 Prestasi Belajar ................................................................................130
4.5.4 Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar ...........................130
4.5.5 Pengaruh Kreativitas terhadap Prestasi Belajar ..............................131
4.5.6 Pengaruh Gaya Belajar dan Kreativitas terhadap Prestasi Belajar..132
5. PENUTUP .......................................................................................135
5.1 Simpulan ..........................................................................................135
5.2 Saran .................................................................................................136
5.2.1 Bagi Siswa ........................................................................................136
5.2.2 Bagi Guru .........................................................................................137
5.2.3 Bagi Sekolah ....................................................................................137
5.2.4 Bagi Peneliti .....................................................................................137
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................138
Lampiran-lampiran ........................................................................................142
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Cakupan Kelompok Mata Pelajaran ......................................................17
3.1 Populasi Siswa Penelitian ......................................................................55
3.2 Sampel Siswa Penelitian ........................................................................56
3.3 Angket Bentuk Skala Likert ...................................................................62
3.4 Populasi Siswa Uji Coba ........................................................................63
3.5 Sampel Siswa Uji Coba ..........................................................................63
3.6 Kriteria Penilaian Prestasi Belajar .........................................................70
3.7 Pedoman Interpretasi Koefisien Koreasi ................................................73
4.1 Hasil Analisis Deskriptif ........................................................................80
4.2 Kriteria Nilai Indeks ...............................................................................83
4.3 Analisis Indeks Variabel Gaya Belajar ..................................................86
4.4 Analisis Indeks Variabel Kreativitas ......................................................88
4.5 Kriteria Prestasi Belajar .........................................................................90
4.6 Hasil Uji Normalitas ..............................................................................92
4.7 Hasil Uji Linieritas Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar ....................93
4.8 Hasil Uji Linieritas Kreativitas dengan Prestasi Belajar ........................93
4.9 Hasil Uji Multikolonieritas ....................................................................94
4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................95
4.11 Hasil Uji Autokorelasi............................................................................96
4.12 Hasil Uji One Sample T Test Variabel Gaya Belajar .............................98
4.13 Hasil Uji One Sample T Test Variabel Kreativitas ..............................100
4.14 Hasil Uji Ones Sample T Test Prestasi Belajar ....................................101
4.15 Hasil Analisis Korelasi Sederhana Variabel Gaya Belajar dengan
Prestasi Belajar ....................................................................................103
4.16 Hasil Analisis Regresi Sederhana Variabel Gaya Belajar dengan
Prestasi Belajar ....................................................................................105
4.17 Hasil Analisis Koefisien Determinan Variabel Gaya Belajar dengan
Prestasi Belajar ....................................................................................107
xv
4.18 Hasil Analisis Korelasi Sederhana Variabel Kreativitas dengan
Prestasi Belajar ....................................................................................109
4.19 Hasil Analisis Regresi Sederhana Variabel Kreativitas dengan
Prestasi Belajar ....................................................................................111
4.20 Hasil Analisis Koefisien Determinan Variabel Kreativitas dengan
Prestasi Belajar ....................................................................................113
4.21 Hasil Analisis Korelasi Sederhana Variabel Gaya Belajar dengan
Kreativitas ............................................................................................114
4.22 Hasil Analisis Korelasi Ganda .............................................................116
4.23 Hasil Analisis Regresi Ganda ..............................................................118
4.24 Hasil Analisis Koefisien Determinan ..................................................121
4.25 Hasil Analisis Uji F .............................................................................123
xvi
DAFTAR BAGAN
Halaman
1.1 Paradigma Penelitian .............................................................................10
2.1 Kerangka Berpikir .................................................................................47
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
4.1 Diagram Frekuensi Nilai PTS ................................................................91
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Daftar Nama Siswa Populasi Penelitian .................................................142
2. Daftar Nama Siswa Sampel ...................................................................150
3. Daftar Nama Siswa Uji Coba Angket ....................................................154
4. Daftar Nilai Siswa Populasi ...................................................................155
5. Daftar Nilai Siswa Sampel .....................................................................171
6. Pedoman Wawancara Tidak Terstruktur ................................................177
7. Lembar Validitas Logis Angket Oleh Penilai Ahli 1 .............................182
8. Lembar Validitas Logis Angket Oleh Penilai Ahli 2 .............................193
9. Kisi-kisi Angket Angket Gaya Belajar (Uji Coba) ................................205
10. Kisi-kisi Angket Kreativitas (Uji Coba) ................................................207
11. Surat Permohonan Bantuan Pengisian Angket ......................................208
12. Angket Gaya Belajar (Uji Coba) ............................................................209
13. Angket Kreativitas (Uji Coba) ...............................................................212
14. Rekap Skor Angket Gaya Belajar (Uji Coba) ........................................216
15. Rekap Skor Angket Kreativitas (Uji Coba) ...........................................218
16. Hasil Uji Validitas Angket Gaya Belajar (Uji Coba) .............................221
17. Hasil Uji Reliabilitas Angket Gaya Belajar (Uji Coba) .........................223
18. Hasil Uji Validitas Angket Kreativitas (Uji Coba) ................................224
19. Hasil Uji Reliabilitas Angket Kreativitas (Uji Coba) ............................226
20. Kisi-kisi Angket Gaya Belajar ...............................................................227
21. Kisi-kisi Angket Kreativitas ...................................................................229
22. Angket Gaya Belajar ..............................................................................230
23. Angket Kreativitas .................................................................................233
24. Lembar Kerja Siswa Angket Penelitian .................................................236
25. Lembar Kerja Siswa Angket Uji Coba...................................................242
26. Rekap Skor Angket Gaya Belajar ..........................................................250
27. Rekap Skor Angket Kreativitas ..............................................................256
28. Rekap Skor Variabel Gaya Belajar, Kreativitas dan Prestasi Belajar ....262
xix
29. Surat Izin Penelitian ...............................................................................265
30. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ......................................269
31. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ...............................................................277
32. Dokumentasi Penelitian .........................................................................278
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Bagian pendahuluan akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Uraiannya
sebagai berikut.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi manusia, karena
setiap manusia membutuhkan pendidikan. Pendidikan menjadikan seseorang
memiliki pengetahuan yang luas untuk bekal hidupnya pada masa dewasa.
Pendidikan yang dibutuhkan seorang anak tidak cukup hanya di lingkungan
keluarga saja, karena tidak semua pelajaran yang dibutuhkan untuk hidup
bermasyarakat ada di lingkungan keluarga, oleh karena itu seorang anak
membutuhkan pendidikan di sekolah, terutama untuk pendidikan dasar.
Pendidikan di sekolah dasar sangat penting dalam proses awal pendidikan
sekolah, karena pada masa ini seorang anak baru belajar di lingkungan yang
formal dan pendidikan dasar juga melandasi pendidikan berikutnya. Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru pada Bab I Pasal 1 Ayat 13
dijelaskan, “Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan
formal yang melandasi jenjang pendidikan menengah yang diselenggarakan pada
satuan pendidikan yang berbentuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah atau
2
bentuk lain yang sederajat serta menjadi satu kesatuan kelanjutan pendidikan pada
satuan”.
Aspek pendidikan di sekolah dasar tentu tidak dapat terlepas dari aspek
belajar. Winkel (2002) dalam Susanto (2012: 4) menjelaskan belajar adalah suatu
aktivitas mental yang berlangsung dengan interaksi aktif antara seseorang dengan
lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang yang bersifat relatif konstan dan
berbekas. Proses belajar yang dilalui siswa sekolah dasar merupakan proses
belajar yang masih tergolong sederhana. Ditinjau dari sisi kognitifnya, siswa usia
SD memasuki tahap operasional konkret. Tahap operasional konkret merupakan
tahap dimana siswa berusaha menghubungkan konsep baru dengan konsep yang
lama.
Setiap tingkatan sekolah pasti memiliki siswa dengan karakteristik
tertentu, seperti yang dijelaskan oleh Sumantri (2015: 154-5) mengenai
karakteristik anak SD, diantaranya: suka bermain, senang bergerak, senang
bekerja dengan kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara
langsung. Berdasarkan karakteristik tersebut dapat dikatakan dalam proses
pembelajaran di SD, seorang guru hendaknya melibatkan siswa secara langsung
karena dari dari proses belajar tersebut dapat dilihat perubahan perilaku siswa.
Perubahan perilaku dalam pengetahuan tersebut dapat dilihat melalui prestasi
belajar yang telah dicapai siswa.
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa atau mahasiswa setelah
melakukan aktivitas belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk nilai angka atau
huruf (Ghufron dan Risnawita 2012: 9). Purwanto (2013: 43) juga menjelaskan,
3
“hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar, tidak pada orang lain, dan
setiap individu menampilkan perilaku belajar yang berbeda”. Guru sebagai
pendidik juga memiliki peran untuk mendorong prestasi belajar siswa agar lebih
optimal.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pasal 1 Ayat 1 dan 2, dalam
standar pelaksanaan guru kelas menyatakan, “Menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi belajar secara
optimal”. Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa peserta
didik untuk belajar dengan efektif (Karwati dan Priansa 2015: 88)
Prestasi belajar merupakan aspek yang penting, karena selain mengetahui
perubahan tingkah laku siswa, dari prestasi belajar juga diketahui indikator
kualitas dan kuantitas yang telah dimiliki siswa. Prestasi belajar yang diperoleh
siswa dari proses belajar tentu akan memiliki hasil yang variatif. Hal tersebut
terjadi karena kemampuan yang dimiliki individu tersebut berbeda-beda. Variasi
prestasi belajar juga disebabkan oleh karakteristik individu yang berasal dari
dalam diri individu tersebut atau yang disebut dengan faktor internal. Gaya belajar
merupakan salah satu faktor yang memengaruhi prestasi belajar.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pasal 1 Ayat 1 dan 2, dalam
standar kompetensi guru kelas menyatakan, “Menguasai karakteristik peserta
didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual”. Gaya
belajar merupakan salah satu karakteristik peserta didik yang harus diperhatikan.
Ghufron dan Risnawita (2012:42) mengartikan gaya belajar sebagai sebuah
4
pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara
yang ditempuh oleh masing–masing orang untuk berkonsentrasi pada proses, dan
menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda. Pendapat
tersebut menjelaskan gaya belajar dapat memengaruhi konsentrasi dalam proses
belajar dan akhirnya dapat memengaruhi prestasi belajar. Dibutuhkan suatu
konsentrasi dalam proses belajar, dimana konsentrasi merupakan aspek yang
sangat penting dalam mendukung belajar yang kondusif. Gaya belajar dapat
membuat proses belajar lebih efektif dan efisien. Kolb (2003) dalam Ghufron dan
Risnawita (2012: 40) menjelaskan gaya belajar juga menjadi faktor pokok untuk
pembelajaran yang lebih efektif.
Siswa yang mengetahui gaya belajarnya akan mudah menerima informasi
yang diberikan untuk kemudian diproses dalam dirinya. Gaya belajar mempunyai
pengaruh terhadap penguasaan materi pelajaran. Adanya gaya belajar, dapat
membuat seorang siswa mengetahui karakterisktik dirinya dalam proses belajar.
Kolb (1981) dalam Ghufron dan Risnawita (2012: 44) menyatakan, “Perbedaan
gaya belajar yang dipilih individu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi
setiap individu dalam upaya menyerap sebuah informasi dari luar dirinya”. Siswa
seringkali tidak tahu gaya belajar yang cocok dengan dirinya dan gaya mengajar
guru yang tidak sesuai dengan gaya belajar siswa. Hal tersebut salah satu faktor
pendorong kurang optimalnya prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh faktor internal lain, yaitu kreativitas.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional
Bab III Pasal 4 tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan menyatakan,
“Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
5
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran”. Kreativitas siswa dalam pembelajaran diharapkan mampu
memberikan ide-ide baru yang dapat membuat proses belajar menjadi mudah dan
menyenangkan. Drevhald (1978) dalam Ali dan Asrori (2015: 42) juga
menjelaskan kreativitas sebagai kemampuan untuk memproduksi komposisi dan
gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud aktivitas imajinatif atau sintesis yang
mungkin melibatkan pembentukan pola-pola baru dan kombinasi dari pengalaman
masa lalu yang dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi sekarang.
Pembelajaran dapat berlangsung menjadi menyenangkan apabila seorang
guru dapat menghidupkan suasana belajar dengan melakukan inovasi. Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru Pasal 1 Ayat 1 dan 2, dalam standar pelaksanaan
guru kelas menyatakan, “Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya”.
Kreativitas merupakan perkembangan dalam proses kognitif (Ali dan
Asrori 2015: 42). Hal ini sejalan dengan fokus pada prestasi belajar. Tu’u (2004:
76) menjelaskan sebuah prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang
dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut terutama
dilihat dari sisi kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk
melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa
dalam pembelajaran.
Guru hendaknya tidak memberikan batasan-batasan dalam proses belajar.
Hal tersebut bertujuan agar siswa mampu mengembangkan idenya untuk menjadi
sebuah gagasan yang inovatif. Ali dan Asrori (2015: 42-3) menjelaskan kreativitas
6
merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau kombinasi
karya yang telah ada untuk menghadapi suatu masalah dan mencari alternatif dari
suatu masalah dengan cara berpikir divergen (kemampuan berpikir dengan
mencari alternative jawaban lain). Sesuai dengan strategi yang digunakan dalam
pembelajaran agar mendapatkan hasil yang baik yaitu dengan melibatkan siswa
dalam proses berpikir, berbicara, berargumen dan mengutarakan gagasan (Tu’u
2004: 77).
Hal yang sering terjadi di sekolah yaitu siswa yang tidak berani untuk
mengutarakan gagasannya di depan kelas. Alasan yang melatarbelakangi hal
tersebut, di antaranya yaitu kurang percaya diri/malu dan takut gagasannya salah
siswa terlihat cenderung pasif dan kurang kreatif pada proses pembelajaran, hal
tersebut dapat dilihat dari cara siswa menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan
latihan soal. Pemikiran divergen merupakan indikator utama dalam
pengembangan kreativitas (Munandar 2012: 9).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 05 – 07 Januari
2017 dengan Guru Kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar
Kabupaten Banyumas, ada beberapa siswa yang belum memeroleh prestasi belajar
seperti yang diharapkan. Hal tersebut ditandai dengan nilai yang diperoleh masih
di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), selain itu terlihat pula beberapa
siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) atau bahkan mengerjakan di
sekolah. Saat proses belajar berlangsung juga terlihat siswa yang sibuk dengan
dirinya sendiri dan tidak memerhatikan guru yang sedang menjelaskan pelajaran.
Keadaan lain juga terlihat saat guru memberikan kesempatan untuk siswa
bertanya, dan siswa cenderung diam. Hal tersebut terjadi karena tidak pahamnya
7
siswa dengan pembelajaran yang berlangsung, karena guru yang kurang
memahami karakteristik siswa, seperti gaya belajarnya.
Gaya belajar bukan sesuatu yang bisa diabaikan. Gaya belajar merupakan
aspek dari dalam diri individu. Diperlukan komunikasi yang baik antara siswa
dengan guru agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif. Faktor intern lain
yang memengaruhi prestasi belajar dan ada dalam diri siswa yaitu kreativitas.
Kreativitas dapat mendorong kegiatan belajar agar lebih baik. Kreativitas siswa
sangat diperlukan dalam proses belajar, karena dengan pemahaman mengenai
materi pelajaran yang baik dan ditunjang dengan kreativitas siswa yang baik,
diharapkan dapat mewujudkan prestasi belajar yang optimal.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, terdapat penelitian yang
relevan dengan masalah tersebut, antara lain penelitian yang telah dilakukan oleh
Sagitasari (2011) yang meneliti tentang “Hubungan Antara Kreativitas dan Gaya
Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP”. Gaya belajar dalam
penelitian ini menggunakan teori gaya belajar yang dijelaskan oleh DePorter dan
Hernacki yaitu gaya belajar visual auditori dan kinesteti (V-A-K). Diketahui gaya
belajar yang dominan dalam penelitian yang dilakukan oleh Sagitasari adalah
gaya belajar visual dengan prestasi belajar yang cukup kompeten. Sagitasari juga
membuktikan adanya hubungan positif dan signifikan antara kreativitas dan gaya
belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SMP, terdapat pula hubungan
positif dan signifikan antara kreativitas dengan prestasi belajar matematika siswa
SMP dan hubungan positif dan signifikan antara gaya belajar dengan prestasi
belajar matematika siswa SMP.
8
Penelitian kedua, dilakukan oleh Ulfa (2016) dengan judul “Pengaruh
Gaya Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas V SDN Dabin 1 Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang”. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya belajar
terhadap hasil belajar matematika. Hasil lain menunjukkan terdapat pengaruh
yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika dengan
hasil penelitian dan ada pengaruh yang signifikan antara gaya belajar dan motivasi
belajar terhadap hasil belajar matematika dengan hasil penelitian.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui pengaruh
gaya belajar dan kreativitas terhadap prestasi belajar siswa Kelas V Sekolah Dasar
Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan beberapa masalah yang telah dijelaskan di tersebut, dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.
(1) Ada siswa yang mempunyai prestasi belajar tergolong rendah, dapat
dilihat dari nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
(2) Tidak semua siswa paham dengan gaya belajarnya
(3) Gaya mengajar yang tidak sesuai dengan gaya belajar
(4) Tidak semua guru paham dengan gaya belajar yang digunakan siswa
dalam proses belajar.
(5) Penggunaan alat peraga pembelajaran yang kurang optimal.
(6) Ada siswa yang tergolong pasif dalam merespon pertanyaan guru.
9
(7) Ada siswa yang menyibukkan diri dengan kegiatan selain belajar ketika
guru menyampaikan materi pelajaran.
(8) Siswa kurang mengembangkan kreativitasnya karena merasa khawatir jika
gagasannya salah.
1.3 Pembatasan Masalah dan Paradigma Penelitian
Uraian mengenai pembatasan masalah dan paradigma penelitian yaitu
sebagai berikut.
1.3.1 Pembatasan Masalah
Diperlukan pembatasan masalah dalam penelitian ini agar tidak terjadi
kesalahpahaman maksud dan tujuan penelitian, juga agar penelitian berlansung
efektif dan efisien. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, peneliti perlu membatasi
masalah sebagai berikut.
1.3.1.1 Objek Penelitian
Objek-objek penelitian ini adalah aspek-aspek dari subjek penelitian yang
menjadi sasaran penelitian, yaitu:
(1) Gaya belajar yang digunakan siswa yaitu gaya belajar yang dijelaskan oleh
Deporten dan Hernacki (2015: 116-8) yaitu V-A-K (visual, audio,
kinestetik).
(2) Kreativitas yang digunakan dalam penelitian ini mencakup kreativitas
siswa dalam pembelajaran di kelas.
(3) Prestasi belajar siswa pada Penilaian Tengah Semester (PTS) genap tahun
ajaran 2016/2017 siswa kelas V Sekolah Dasar Se-Gugus Mardisiswa
Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas.
10
1.3.1.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu Siswa Kelas V SD Negeri Se-Gugus
Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas.
1.3.2 Paradigma Penelitian
Penelitian ini mempunyai tiga variabel yaitu Gaya belajar (X1) dan
kreativitas (X2) sebagai variabel bebas yang memengaruhi prestasi belajar sebagai
variabel terikat (Y). Berdasarkan pendapat Sugiyono (2013: 68), paradigma
penelitian yang digunakan yaitu paradigma ganda dengan dua variabel
independen. Hubungan antar variabel tersebut dapat dilihat pada Bagan 1 berikut.
Bagan 1.1 Paradigma Penelitian
Keterangan:
X1 : Gaya belajar
X2 : Kreativitas
Y : Prestasi belajar akademik
r1 : Hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar.
r2 : Hubungan kreativitas dengan prestasi belajar.
r3 : Hubungan gaya belajar dengan kreativitas.
R : Pengaruh gaya belajar dan kreativitas terhadap prestasi belajar.
11
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah,
dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
(1) Seberapa tinggi gaya belajar siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa
Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas?
(2) Seberapa tinggi kreativitas siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa
Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas?
(3) Seberapa tinggi prestasi belajar siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa
Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas?
(4) Adakah hubungan antara gaya belajar dengan prestasi belajar siswa kelas
V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas?
(5) Adakah hubungan antara kreativitas dengan prestasi belajar belajar siswa
kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten
Banyumas?
(6) Adakah hubungan antara gaya belajar dengan kreativitas siswa kelas V SD
Negeri Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas?
(7) Adakah hubungan gaya belajar dan kreativitas dengan prestasi belajar
siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten
Banyumas?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus. Uraian
masing-masing tujuan tersebut yaitu:
12
1.5.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mendeskripsi pengaruh gaya
belajar dan kreativitas terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Se-Gugus
Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas.
1.5.2 Tujuan Khusus
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan khusus penelitian sebagai berikut.
(1) Mendeskripsi tingkat gaya belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Se-Gugus
Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas.
(2) Mendeskripsi tingkat kreativitas siswa kelas V Sekolah Dasar Se-Gugus
Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas.
(3) Mendeskripsi tingkat prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Se-
Gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas.
(4) Mendeskripsi ada tidaknya hubungan antara gaya belajar dengan prestasi
belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Se-Gugus Mrdisiswa Kecamatan
Sumbang Kabupaten Banyumas.
(5) Mendeskripsi ada tidaknya hubungan antara kreativitas belajar dengan
prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Se-Gugus Mardisiswa
Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas.
(6) Mendeskripsi ada tidaknya hubungan antara gaya belajar dengan
kreativitas siswa kelas V Sekolah Dasar Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan
Gumelar Kabupaten Banyumas.
(7) Mendeskripsi ada tidaknya hubungan antara gaya belajar dan kreativitas
dengan prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Se-Gugus
Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas.
13
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis
maupun praktis. Manfaat tersebut antara lain.
1.6.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelit ini memberikan beberapa manfaat, antara lain
sebagai berikut.
(1) Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan menambah
referensi di bidang pendidikan dan memberikan informasi tentang
pengaruh gaya belajar dan kreativitas terhadap prestasi belajar siswa.
(2) Penelitian ini dapat dijadikan sumber bacaan dan bahan kajian lebih lanjut
bagi peneliti selanjutnya, khususnya di bidang pendidikan.
1.6.2 Manfaat Pratis
Secara praktis, penelitian ini memberikan manfaat bagi sekolah, guru,
siswa, dan peneliti. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut.
1.6.2.1 Bagi Siswa
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa sebagai masukan agar siswa
dapat meningkatkan gaya belajar dan kreativitas untuk mencapai prestasi yang
optimal.
1.6.2.2 Bagi Guru
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pemahaman terkait
pengaruh gaya belajar dan kreativitas terhadap prestasi belajar siswa, sehingga
menjadi masukan bagi guru dalam meningkatkan gaya belajar dan kreativitas
siswa.
14
1.6.2.3 Bagi Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah
dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa, yaitu dengan meningkatkan
gaya belajar dan kreativitas.
1.6.2.4 Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang pengaruh gaya belajar dan kreativitas.
15
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Pada bagian kajian pustaka akan dijelaskan tentang landasan teori, kajian empiris,
kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Uraiannya sebagai berikut.
2.1 Landasan Teori
Landasan teori berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini.
Teori yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu gaya belajar, kreativitas, dan
prestasi belajar. Penjelasan mengenai teori-teori tersebut akan diuraikan sebagai
berikut.
2.1.1 Prestasi Belajar Siswa SD
Pada prestasi belajar siswa SD, akan dibahas (1) pengertian belajar, (2)
ruang lingkup kegiatan belajar siswa SD, (3) pengertian prestasi belajar siswa SD,
(4) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Uraiannya dijelaskan sebagai
berikut.
2.1.1.1 Pengertian Belajar
Semua aktivitas dalam hidup individu tidak pernah lepas dari kata belajar.
Aspek belajar tidak dapat dipisahkan dengan tingkah laku. Perubahan tingkah
laku tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Belajar dapat mengubah seorang
individu secara keseluruhan. Alsa (2005) dalam Ghufron dan Risnawita (2012: 4)
menjelaskan belajar merupakan tahapan perubahan perilaku individu yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungan.
16
Wittig (1981) dalam Syah (2009: 65) menjelaskan belajar adalah suatu
perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia, atau hewan, disebabkan
oleh pengalaman yang dapat dipengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
Perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan
belajar apabila mempengaruhi organisme. Sejalan dengan hal tersebut, Slameto
(2013: 2) juga menyatakan “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.
Ormord (1997) dalam Ghufron dan Risnawita (2012: 7) mendefinisikan
belajar menjadi dua perspektif sesuai dengan perspektif atau pendekatan psikologi
yang digunakan, yaitu (1) belajar adalah perubahan yang cenderung menetap
dengan perilaku sebagai hasil pengalaman; (2) belajar adalah perubahan yang
cenderung menetap dalam representasi atau asosiasi mental sebagai hasil
pengalaman. Pendapat lain muncul dari Gagne (1989) dalam Susanto (2013: 1)
belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku melalui intruksi atau arahan dari
seorang pembimbing yaitu seorang pendidik atau guru.
Berdasarkan pengertian dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan,
pengertian belajar yaitu suatu proses perubahan tingkah laku dalam diri individu
yang cenderung menetap. Perubahan tersebut terjadi karena adanya interaksi dan
lingkungan yang memengaruhi. Belajar juga didorong oleh beberapa aspek antara
lain, seperti pengalaman dan sosialisasi. Apabila seseorang telah belajar, maka ia
akan mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan yang terjadi dalam
17
diri individu tersebut bukan hanya dalam aspek kognitif saja, tetapi mencakup
semua aspek termasuk afektif dan psikomotor.
2.1.1.2 Ruang Lingkup Kegiatan Belajar Siswa SD
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi dalam kurikulum KTSP, menyatakan kurikulum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat 8 mata pelajaran yaitu Pendidikan Agama, PKn, Bahasa
Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS), Seni dan Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
Semua mata pelajaran yang dipelajari siswa sangatlah penting, oleh karena itu
siswa wajib memiliki hasil belajar yang baik pada setiap mata pelajaran. Setiap
mata pelajaran menuntut siswa untuk aktif ketika proses pembelajaran. Adanya
siswa yang aktif akan tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dan siswa.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
standar isi dalam kurikulum KTSP menjelaskan mengenai cakupan mata pelajaran
untuk tingkat Sekolah Dasar sebagai berikut.
Tabel 2.1 Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No Kelompok Mata
Pelajaran Cakupan
1 Agama dan
Akhlak Mulia
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau
moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
2 Kewarganegaraan
dan Kepribadian
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan peserta didik akan status,
hak, dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
18
No Kelompok Mata
Pelajaran Cakupan
peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,
kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab
sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar
pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi,
dan nepotisme.
3 Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan
kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis,
kreatif dan mandiri.Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi pada SMP/MTs/SMPLB
dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar
ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif
dan mandiri.Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi pada SMA/MA/SMALB
dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut
ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif
dan mandiri.Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi pada SMK/MAK
dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan,
dan kemandirian kerja.
4 Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan
untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi
keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi
dan mengekspresikan keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam
kehidupan individual sehingga mampu menikmati
dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.
5 Jasmani,Olahraga
dan Kesehatan
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta menanamkan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Kelompok
19
No Kelompok Mata
Pelajaran Cakupan
mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada
SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat.Kelompok
mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan
sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan
perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun
yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti
keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan
narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber,
dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.
2.1.1.3 Pengertian Prestasi Belajar Siswa SD
Berhasil atau tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa selama proses
pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Proses belajar yang baik akan
mendapatkan hasil yang baik. Prestasi belajar merupakan wujud dari proses
belajar yang telah dilakukan siswa. Tu’u (2004: 75) menyatakan, “prestasi belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan
oleh guru”. Prestasi belajar akan terlihat berdasarkan perubahan perilaku sebelum
dan sesudah belajar peserta didik (Karwati dan Priansa 2015: 155)
Prestasi belajar didapatkan siswa dari adanya evaluasi hasil belajar selama
proses belajar berlangsung. Nilai yang didapatkan siswa dalam pembelajaran
diperoleh dari nilai tugas, nilai ulangan harian, nilai penilaian tengah semester
(PTS), dan penilaian akhir semester (PAS). Hal tersebut membuat guru dapat
melihat perkembangan siswa selama mengikuti proses belajar. Saefullah (2012:
171) menyatakan,
20
Prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai bahan pelajaran
yang telah diajarkan, yang diikuti oleh munculnya perasaan puas
bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik. Hal ini berarti
prestasi belajar hanya bisa diketahui jika telah dilakukan penilaian
terhadap hasil belajar siswa.
Ghufron dan Risnawita (2012: 9) juga menyatakan prestasi belajar sebagai
suatu hasil dari proses belajar dalam bentuk nilai atau angka. Djamarah (2012:
21) menyatakan, “Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja, baik
secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu”. Prestasi
merupakan hasil yang dicapai siswa ketika mengerjakan tugas atau kegiatan
tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa atas kegiatan belajar
yang telah dilakukannya.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan prestasi belajar siswa
yaitu hasil dari proses belajar yang telah dilakukan oleh siswa sesuai dengan
kemampuan yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka, dan dalam hal ini
dilakukan oleh siswa SD. Hamdani (2011:138) mengemukakan, “Prestasi belajar
siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi, selanjutnya hasil dari evaluasi
dapat memperlihatkan tinggi-rendahnya prestasi belajar siswa”.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66
Tahun 2013 Bab II mengenai Standar Penilaian Pendidikan, dijelaskan bahwa:
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik
mencakup; penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis
portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat
kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/ madrasah.
21
Pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan menjelaskan mengenai istilah ulangan
tengah semester (UTS) yang berubah menjadi penilaian tengah semester (PTS).
PTS merupakan evaluasi hasil belajar dari beberapa materi yang sudah dipelajari
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9
minggu kegiatan pembelajaran, selain itu PTS merupakan prestasi belajar terakhir
yang diperoleh siswa sampai penelitian dilakukan.
2.1.1.4 Faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar
Mewujudkan prestasi belajar yang baik, tentu ada faktor yang mendorong
seorang siswa dalam proses belajar. Prestasi belajar yang didapatkan siswa
memiliki nilai yang berbeda-beda. Hal tersebut terjadi karena perbedaan individu,
dan faktor yang mendorongnya. Tu’u (2004: 78) menjelaskan prestasi siswa
dalam pembelajaran dipengaruhi oleh peran dan strategi guru dalam
pembelajaran. Kartini Kartono (1985) dalam Tu’u (2004: 78-81) menjelaskan
prestasi belajar juga dipengaruhi oleh faktor kecerdasan, bakat, minat dan
perhatian, motif, kesehatan, cara belajar, lingkungan keluarga, lingkungan
pergaulan, sekolah dan sarana pendukung belajar.
2.1.1.4.1 Kecerdasan
Kecerdasan merupakan aspek yang mencakup kemampuan yang luas
dan rasional mengenai memahami, mengerti, memecahkan problem, tetapi
kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan belajar dengan
pengalaman. Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki seseorang menentukan
keberhasilannya mencapai prestasi belajar.
22
2.1.1.4.2 Bakat
Setiap individu tentu memiliki bakat yang berbeda-beda. Apabila bakat
tersebut dikembangkan, tentu akan meningkatkan prestasinya
2.1.1.4.3 Minat dan Perhatian
Minat mempunyai hubungan yang erat dengan perhatian. Biasanya
orang yang memiliki minat tinggi akan lebih perhatian. Minat dan perhatian dalam
mata pelajaran akan membuahkan prestasi belajar yang baik.
2.1.1.4.4 Motif
Apabila seseorang mempunyai dorongan yang kuat maka hal tersebut
akan memperbesar usaha dalam mencapai prestasi.
2.1.1.4.5 Cara belajar
Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi lebih tinggi
dibandingkan yang kurang efisien.
2.1.1.4.6 Lingkungan keluarga
Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam mendorong
proses belajar. Hubungan dan pola komunikasi antara anak dan orang tua dalam
hal belajar dapat memengaruhi prestasi belajar.
2.1.1.4.7 Sekolah
Apabila sekolah berhasil menciptakan suasana belajar yang kondusif,
hubungan dan komunikasi berjalan lancar, pembelajaran aktif-interaktif, sarana
prasarana memadai serta disiplin siswa baik maka prestasi siswa dapat lebih baik.
Hamdani (2011: 139) juga menjelaskan mengenai faktor yang
memengaruhi prestasi belajar, diantaranya yaitu faktor dari dalam (intern) dan
faktor dari luar (ekstern).
23
2.1.1.4.8 Faktor Intern
(1) Kecerdasan, adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kecerdasan seseorang
seringkali terlihat dari perkembangan pribadi individu tersebut. Terkadang
perkembangan seseorang berbeda-beda meskipun tingkatan umurnya sama.
(2) Faktor Jasmaniah atau Fisiologis yaitu panca indra yang tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau
perkembangan tidak sempurna.
(3) Sikap yaitu kecenderungan seseorang untuk mereaksi terhadap suatu hal,
orang atau benda dengan suka, tidak suka atau acuh tak acuh.
(4) Minat yaitu suatu kecenderungan untuk selalu memerhatikan dan mengingat
sesuatu secara terus-menerus. Apabila dalam pembelajaran siswa memiliki
minat terhadap pelajaran tertentu, maka hal tersebut akan berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa.
(5) Bakat adalah “kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memiliki bakat
dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai
dengan kapasitas masing-masing” (Hamdani 2011:139).
(6) Motivasi adalah “segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu” (Hamdani 2011:139).
2.1.1.4.9 Faktor Ekstern
Terdiri dari dua macam, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan
nonsosial. Pada umumnya pengaruh lingkungan bersifat positif dan tidak
memberikan paksaan terhadap individu.
24
(1) Lingkungan sosial, yang termasuk dalam lingkungan sosial, yaitu guru,
kepala sekolah, staf administrasi, teman-teman sekelas, rumah tempat
tinggal siswa, alat-alat belajar, dan lain-lain.
(2) Lingkungan nonsosial, yang termasuk lingkungan nonsosial antara lain;
gedung sosial, tempat tinggal, dan waktu belajar.
2.1.2 Gaya Belajar
Pada bagian ini akan menjelaskan mengenai (1) pengertian gaya belajar;
(2) klasifikasi gaya belajar; (3) indikator gaya belajar. Uraiannya sebagai berikut.
2.1.2.1 Pengertian Gaya Belajar
Kemampuan seorang siswa untuk memahami dan menyerap pelajaran pasti
berbeda. Ada yang mampu menangkap secara cepat dan ada yang secara lambat.
Seseorang biasanya harus menempuh cara yang berbeda untuk dapat memahami
pembelajaran. Gunawan (2006) dalam Ghufron dan Risnawita (2012: 11)
menjelaskan, “gaya belajar adalah cara–cara yang lebih kita sukai dalam
melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu informasi”.
Karwati dan Priansa (2015: 189) menjelaskan, “gaya belajar peserta didik
merupakan kombinasi dari bagaimana ia menyerap, kemudian mengatur serta
mengolah informasi”. Deporter dan Hernacki (2015: 110-2) juga menjelaskan,
gaya belajar seorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan
kemudian mangatur serta mengolah informasi.
Berdasarkan pengertian di tersebut, dapat disimpulkan gaya belajar adalah
suatu cara bagaimana ia menyerap, mengatur dan mengolah dan memahami suatu
informasi untuk kemudian dikembangkan dalam proses pembelajaran. Setiap
orang memiliki dan mengembangkan gaya belajarnya sendiri, hal tersebut bisa
25
dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan serta perkembangan yang sesuai
dengan zaman dan pengalaman. Gaya belajar dipandang sebagai sesuatu yang
unik yang dimiliki setiap individu dalam proses pembelajaran, karena dari adanya
gaya belajar, seorang siswa dapat menyeleksi, menerima, menyerap, menyimpan,
mengolah, dan memproses informasi yang ada. Sesuai dengan yang dinyatakan
oleh Gunawan (2012a: 86), “faktor dominan yang menentukan keberhasilan
proses belajar adalah dengan mengenal dan memahami bahwa setiap individu
adalah unik dengan gaya belajar yang berbeda satu dengan yang lain”.
2.1.2.2 Klasifikasi Gaya Belajar
Pengertian gaya belajar telah dijelaskan oleh para ahli dengan klasifikasi
serta referensi yang berbeda. Gunawan (2012b: 140) mengemukakan, bahwa
terdapat tujuh pendekatan umum gaya belajar dengan klasifikasi sebagai berikut.
(1) pendekatan berdasarkan pada pemrosesan informasi, pendekatan ini
dikembangkan oleh Kagan, Honey dan Umford Gregorc, Butler, dan McCharty.
Merupakan pendekatan holistik dalam gaya belajar berkaitan dengan proses
pengolahan informasi yang baru dan bagaimana informasi tersebut diperoleh,
disimpan dan disortir dengan cara yang berbeda; (2) pendekatan berdasarkan
kepribadian, pendekatan ini di kembangkan oleh Myer-Briggs, Lawrence, Keirsey
dan Bartes, Simon dan Byram, Singer Loomis, Grey-Whellright, Holland dan
Geering. Pendekatan ini merupakan cara individi memperoleh dan mengorganisir
informasi dengan menentukan tipe karakter yang berbeda pada pilihan cara
belajarnya; (3) pendekatan berdasarkan pada modalitas sensori, pendekatan ini
dikembangkan oleh Bandler dan Grinder, dan Messick. merupakan pendekatan
gaya belajar berdasarkan sistem syaraf yang lebih disukai ketika menerima
26
informasi (preferensi sensori); (4) pendekatan berdasarkan pada lingkungan,
dikembangkan oleh witkin dan Eison Canfield, merupakan model gaya belajar
berdasarkan respon kondisi fisik, psikologis, sosial, dan instruksional yang
berbeda; (5) pendekatan berdasarkan pada interaksi sosial, dikembangkan oleh
Grasha-Reichman, Perry, Mann, Furmann-Jacobs, dan Merill, merupakan model
gaya belajar tentang bagaimana hubungan antara individu dalam berinteraksi
dengan orang lain dan lingkungan sosial; (6) pendekatan berdasarkan pada
kecerdasan, pendekatan ini dikembangkan oleh Gardner dan Handy, merupakan
pendekatan gaya belajar berdasarkan kemampuan serta berbedaan bakat yang
dimiliki individu; dan (7) pendekatan berdasarkan wilayah otak, dikembangkan
oleh Sperry, Bogen, Edwards, dan Herman, merupakan gaya belajar yang
dominansi otak yang dipergunakan.
Gunawan (2012b: 142) mengklasifikasikan tiga pendekatan yang paling
popular dan sering digunakan, yaitu (1) pendekatan berdasarkkan preferensi
sensori: visual, auditori dan kinestetik; (2) profil kecerdasan, dikembangkan oleh
Howard Gardner. Menurutnya, manusia mempunyai delapan kecerdasan yaitu
linguistik, logika/matematika, interpersonal, intrapersonal, musik, naturalis,
spasial, dan kinestetik; dan (3) preferensi kognitif, dikembangkan oleh Dr.
Anthony Gregorc. Gregorc membagi kemampuan mental menjadi empat kategori
yaitu; konkret-sekuensial, abstrak-sekuensial, konkret-acak, dan abstrak-acak.
Berdasarkan gaya belajar yang telah diklasifikasikan tersebut, tidak ada
gaya belajar yang lebih unggul atau lebih baik satu dengan yang lainnya. Semua
sama uniknya dan sama istimeanya. Kesulitan yang sering timbul adalah karena
gaya mengajarnya yang tidak sesuai dengan gaya belajar, terlebih jika ada anak
27
yang tidak memahami gaya belajar yang ia gunakan. Seringkali kita melihat siswa
yang dituntut untuk menulis. Guru mengajar dengan papan tulis, siswa belajar
dengan buku, siswa mencatat dan mengerjakan soal secara tertulis.
Penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (2012b: 87) menyatakan, “Hasil
penelitian diketahui bahwa jumlah orang yang belajar secara visual 27%, auditori
34% dan kinestetik 39%”. Seringkali kita menemui guru yang sangat pintar
mengajar, tetapi kita tidak paham dengan pelajaran yang diajarkan. Hal tersebut
terjadi karena gaya mengajar guru yang pintar belum tentu cocok dengan gaya
belajar kita. Sejalan dengan hal tersebut Uno (2005: 181-2) juga menjelaskan tiga
tipe gaya belajar yang dapat dicermati oleh pendidik, yaitu:
2.1.2.2.1 Gaya Belajar Visual
Gaya belajar ini, seseorang harus melihat dahulu buktinya sebelum ia
dapat percaya. Karakteristik dalam gaya belajar ini, yaitu (1) kebutuhan melihat
sesuatu secara visual untuk mengenathuinya atau memahaminya; (2) memiliki
kepekaan yang kuat terhadap warna; (3) memiliki pemahaman yang cukup
terhadap masalah artistik; (4) memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung;
(5) terlalu reaktif terhadap suara; (6) sulit mengikuti anjuran secara lisan; (7)
seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.
2.1.2.2.2 Gaya Belajar Auditory Learner
Gaya belajar auditory learner merupakan gaya belajar yang
mengandalkan pada pendengaran untuk memahami dan mengingat suatu hal.
Gaya belajar ini, pendengaran sebagai alat utama menyerap suatu informasi.
Karakteristik gaya belajar audio learner yaitu: (1) informasi yang hanya bisa
28
diserap melalui pendengaran; (2) memiliki kesulitan untuk menyerap informasi
dalam bentuk tulisan secara langsung; (3) memiliki kesulitan menulis atupun
membaca.
2.1.2.2.3 Gaya Belajar Tactual Learner
Gaya belajar, dimana seseorang harus menyentuh sesuatu yang
memberikan informasi tertentu agar kita bisa mengingatnya. Karakteristik dari
gaya belajar tactual learner yaitu (1) tangan sebagai alat penerima informasi
utama agar bisa terus mengingatnya; (2) memegang bisa menyerap informasinya
tanpa harus membaca penjelasannya; (3) termasuk orang yang tidak bisa duduk
terlalu lama untuk dapat mendengarkan pelajaran; (4) bisa belajar lebih baik bila
disertai dengan kegiatan fisik; (5) mampu mengoordinasikan sebuah tim dan
kemampuan mengendalikan gerak tubuh.
Hal yang serupa juga dijelaskan oleh DePorter dan Hernacki (2015: 112)
mengenai gaya belajar yang dibagi menjadi tiga yaitu visual, audio, kinestetik (V-
A-K). Kebanyakan dari kita belajar dengan banyak gaya, namun kita biasanya
lebih menyukai satu cara daripada yang lainnya. Banyak orang yang tidak
menyadari bahwa mereka lebih suka terhadap satu gaya belajar karena tidak ada
sesuatu yang eksternal yang mengatakan kepada mereka bahwa mereka berbeda
dengan orang lain.
Berdasarkan penjelasan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan setiap
siswa belajar menurut cara sendiri yang kemudian sering disebut gaya belajar.
Terdapat tiga tipe gaya belajar, yaitu (1) gaya belajar visual; (2) gaya belajar
audio; (3) gaya belajar kinestetik. Pada penelitian ini, peneliti akan fokus pada
29
gaya belajar yang di jelaskan oleh Deporter dan Hernacki (2015) untuk dijadikan
instrument pada angket gaya belajar siswa. Angket tersebut akan di isi oleh siswa,
kemudian hasil dari angket tersebut akan terlihat gaya belajar siswa.
2.1.2.3 Indikator Gaya Belajar
Berdasar beberapa pengertian yang telah dijelaskan, DePorter dan
Hernacki (2015: 116-8) menjelaskan bahwa gaya belajar mempunyai tiga dimensi,
yaitu gaya belajar visual, gaya belajar audio dan gaya belajar kinestetik. Setiap
dimensi gaya belajar mempunyai ciri-ciri yang dijadikan sebagai indikator, yaitu:
2.1.2.3.1 Gaya Belajar Tipe Visual
Indikator yang akan diteliti antara lain: (1) rapi dan teratur; (2) teliti
terhadap detail; (3) mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar; (4)
biasanya tidak terganggu oleh keributan; (5) pembaca cepat dan tekun; (6) lupa
menyampaikan pesan verbal; dan (7) sering menjawab pertanyaan dengan
jawaban singkat.
2.1.2.3.2 Gaya Belajar Tipe Auditorial
Indikator yang akan diteliti antara lain (1) mudah terganggu oleh
keributan; (2) senang membaca dengan keras dan mendengarkan; (3) biasanya
pembicara yang fasih; (4) belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan daripada yang dilihat; (5) suka berbicara, berdiskusi dan menjelaskan
panjang lebar; dan (6) lebih suka musik daripada seni visual.
2.1.2.3.3 Gaya Belaja Tipe Kinestetik
Indikator yang akan diteliti antara lain (1) berbicara dengan perlahan;
(2) selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak; (3) menyentuh orang lain
30
untuk mendapatkan perhatian mereka; (4) menghafal dengan cara berjalan dan
melihat; (5) menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan; dan (6) tidak
dapat duduk diam untuk waktu yang lama; (7) belajar melalui memanipulasi dan
praktik.
2.1.3 Kreativitas
Pada bagian ini akan dibahas tentang: (1) pegertian kreativitas; (2) makna
pengembangan kreativitas; (3) ciri-ciri kreativitas; (4) indikator kreativitas; (5)
tahap pengembangan kreativitas; (6) kendala dalam mengembangkan kreativitas.
Uraian mengenai hal tersebut sebagai berikut.
2.1.3.1 Pengertian Kreativitas
Ali dan Asrori (2015: 42-3) menjelaskan, kreativitas adalah ciri-ciri khas
yang dimiliki oleh individu yang menandai adanya kemampuan menciptakan
sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada
sebelumnya, menjadi suatu karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan
lingkungan untuk menghadapi permasalahan, dan mencari alternatif
pemecahannya melalui cara-cara berfikir divergen. Alma (2007: 70) menyatakan
jika kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru,
baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang
telah ada sebelumnya.
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh Hurlock (2002: 2-4)
menjelaskan delapan arti kreativitas yang pupoler di antaranya:
(1) Kreativitas menekankan pada pembuatan sesuatu yang baru dan berbeda.
Apabila kebanyakan orang mengannggap kreativitas merupakan sesuatu
31
yang berupa hasil, pada pengertian ini menjelaskan bahwa kreativitas adalah
suatu proses adanya sesuatu yang baru, baik itu gagasan atau benda.
(2) Kreativitas adalah kreasi dari sesuatu yang baru dan orisinal secara
kebetulan. Semua kreativitas mempunyai tujuan,
(3) Kreativitas mengacu pada apa yang diciptakan selalu baru dan berbeda dari
yang telah ada dan karenanya unik.
(4) Kreativitas merupakan proses mental yang unik, suatu proses yang semata-
mata dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda, dan
orisinal. Sebaliknya, kreativitas mencakup jenis pemikiran spesifik yang
disebut Guilford “pemikiran berbeda”.
(5) Kreativitas seringkali dianggap sinonim dari kecerdasan tinggi. Keyakinan
ini diperkuat dengan kenyataan bahwa orang dengan IQ yang sangat tinggi
disebut jenius, istilah yang oleh orang awam disamakan dengan kreativitas.
(6) Kreativitas adalah sepercik kejeniusan yang diwariskan pada seseorang dan
tidak ada kaitannya dengan belajar atau lingkungan.
(7) Kreativitas pada umumnya dianggap sebagai sinonim dari imajinasi, fantasi
dan merupakan bentuk permainan mental.
(8) Semua orang pada umumnya terdiri dari dua kelompok besar, yaitu penurut
dan pencipta. Penurut melakukan apa yang diharapkan dari mereka tanpa
mengganggu atau menyulitkan orang lain. Sebaliknya, pencipta
menyertakan gagasan orisinal, titik pandang yang berbeda atau cara baru
menangani masalah dan menghadapinya. Pada intinya konsep ini
menyatakan bahwa anak merupakan orang yang kreatif atau tidak kreatif,
penurut atau pencipta.
32
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan kreativitas adalah
kemampuan yang dimiliki seseorang, berupa sesuatu yang baru atau
pengembangan dari sesuatu yang telah ada sebelumnya, sesuatu tersebut dapat
berupa pemikiran yang berbeda atau benda yang bersifat orisinal. Kreativitas
dapat berupa ide atau gagasan dari sebuah pemikiran dan sebuah karya.
Penelitian ini akan meneliti mengenai kreativitas belajar. Kreativitas
belajar adalah hasil pemikiran dalam proses belajar dalam menemukan gagasan
baru atau mengembangkan gagasan tersebut. Hasil pemikiran tersebut dipengaruhi
oleh proses belajar dan pengalaman yang individu dalam memecahkan masalah.
Pada pemecahkan masalah, siswa yang kreativitasnya tinggi akan cenderung
menggunakan aspek berpikir divergen (berpikir untuk mendapatkan alternatif
jawaban lain) maupun konvergen (berorientasi pada satu jawaban) ketika mencari
soluasi baru dan apabila akan mempersempit pilihan ketika mencari jawaban.
Aspek afektif ditunjukkan melalui sifat imajinatif, rasa ingin tahu, independen,
percaya diri, toleran terhadap perbedaan situasi (mampu beradaptasi), senang pada
kompleksitas (antusias), konsisten dari satu situasi ke situasi lain, intuitif, dan
mampu menunda keputusan bila terjadi hambatan. Kreativitas dapat terbentuk dari
interaksi antar invidu atau dari karya dimasa lalu yang kemudian diperbaharui.
Mengukur kreativitas siswa dapat dilakukan dengan dua acara, yaitu tes
dan non tes. Munandar pada tahun 1997 mengkonstruksikan alat ukur secara
langsung untuk kreativitas di Indonesia, yaitu tes kreativitas verbal berdasarkan
konstruk model intelek dari Guilford, namun alat ukur tersebut tidak
memungkinkan untuk digunakan peneliti dalam meneliti kreativitas siswa di
33
sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa angket kreativitas.
Angket tersebut dibuat oleh peneliti dari hasil pengembangan indikator kreativitas
menurut Munandar (2012).
2.1.3.2 Makna Pengembangan Kreativitas
Sebagai seorang yang terpelajar, kita harus mampu berbuat sesuatu yang
dapat berarti untuk sekitar. Segala sesuatu yang besar berawal dari sebuah hal
kecil. Sesuatu yang besar dapat berkembang menjadi baik karena sebuah
pemikiran yang kreatif. Era globalisasi sekarang ini membuat semua hal serba
canggih dengan kemajuan teknologi yang pesat. Kita harus mampu mengikuti
perkembangan zaman agar dapat bersaing di dunia global. Munandar (2015: 31)
berpendapat, suatu kreativitas perlu di pupuk sejak dini bagi peserta didik karena
(1) berkreasi merupakan proses aktualisasi diri; (2) kreativitas sebagai suatu
kemampuan penyelesaian terhadap suatu masalah; (3) bersibuk diri secara kreatif
tidak hanya bermanfaat tetapi juga memberikan kepuasan; (4) kreativitas dapat
meningkatkan kualitas hidup manusia agar lebih baik.
2.1.3.3 Ciri Pribadi Kreatif
Kreativitas memang sesuatu yang sudah ada dalam diri individu semenjak
mereka lahir. Kreativitas dapat disebut sebagai sesuatu yang tumbuh dan melekat
pada diri seseorang, karena orang tersebut berhasil menggali potensi dalam
dirinya, namun menurut Alma (2007: 73) hampir setiap orang bisa belajar menjadi
kreatif. Seseorang menjadi tidak kreatif terjadi karena adanya larangan untuk
berekspresi. Tidak adanya kebebasan membuat seseorang harus mengikuti alur
sesuai dengan aturan. Apabila seseorang terlalu di batasi dalam sebuah kelompok
34
atau organisasi, maka ia tak akan pernah memperlihatkan kreativitasnya dalam
hidupnya.
Alma (2007: 73) menjelaskan mengenai cara memanfaatkan belahan otak,
terutama memacu belahan otak kanan, penjelasannya sebagai berikut. (1) selalu
bertanya, apakah ada acara lain yang lebih baik; (2) pertanyakan dan kaji lebih
jauh kebiasaan yang ada, sifat, rutin, dan tradisi; (3) harus berfikir reflektif,
merenung, berpikir lebih dalam; (4) mencoba melihat sesuatu dari perspektif lain;
(5) berpikir barangkali ada lebih dari satu jawaban yang benar; (6) lebih rileks
guna mencari alternatif jawaban yang inovatif; (7) mengangkat setiap masalah
harian agar dapat di kaji agar menjadi ide baru dan mendapat perubahan.
2.1.3.4 Indikator Kreativitas
Munandar (2012: 71) menjelaskan sepuluh ciri-ciri anak yang kreatif.
Peneliti menggunakan ciri-ciri tersebut menjadi sebuah indikator dalam membuat
angket kreativitas siswa. Ciri-ciri tersebut, yaitu: (1) rasa ingin tahu yang
mendalam; (2) sering mengajukan pertanyaan yang baik; (3) memberikan banyak
gagasan atau usul terhadap suatu masalah; (4) bebas dalam menyatakan pendapat;
(5) mempunyai rasa keindahan yang dalam; (6) menonjol dalam salah satu bidang
seni; (7) mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi/sudut pandang; (8)
mempunyai rasa humor yang luas; (9) mempunyai daya imajinasi; (10) orisinal
dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah.
2.1.3.5 Tahap Perkembangan Kreativitas
Proses kreatif berlangsung mengikuti tahap-tahap tertentu. Tidak ada tahap
yang mengemukakan dengan pasti dimana kreativitas berkembang. Secara umum.
35
Asrori (2009: 71) mengemukakan empat tahap kreativitas, sebagai berikut. (1)
Tahap persiapan yaitu tahap dimana individu mengumpulkan informasi atau data
yang digunakan untuk memecahkan masalah dan mencari alternatif untuk
menghadapi masalah. Ilmu pengetahuan dan pengalaman digunakan sebagai
bekal, namun pada tahap ini belum ditetapkan langkah yang tetap. Pada tahap ini
juga pemikiran divergen sangat diperlukan; (2) Tahap inkubasi yaitu tahap dimana
pemecahan masalah “dierami” dalam alam prasadar. Tahap ini, seorang individu
seolah tidak memikirkian masalah tersebut. Proses ini berlangsung cukup lama
sampai timbul suatu inspirasi atau gagasan untuk memecahkan masalah; (3)
Tahap iluminasi, pada tahap ini sudah timbul inspirasi serta proses psikologi yang
mengawali dan menginspirasi munculnya gagasan baru; dan (4) Tahap verifikasi
yaitu tahap dimana gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis dan
konvergen serta menghadapkan pada realitas. Tahap ini, pemikiran divergen
merupakan hal yang penting dan harus diikuti dengan pemikiran konvergen.
2.1.3.6 Kendala dalam Mengembangkan Kreativitas
Amabile (1989) dalam Munandar (2012: 223-5) mengemukakan empat hal
yang mematikan sebuah kreativitas seorang anak dalam proses belajar, yaitu:
2.1.3.6.1 Evaluasi
Rogers (1982) menekankan salah satu syarat untuk memupuk
kreativitas konstruktif ialah pendidikan yang tidak memberikan evaluasi, atau
menunda pemberian evaluasi sewaktu anak sedang asyik berkreasi. Menduga akan
dievaluasi pun akan mengurangi kreativitas anak. Pujian dapat membuat anak
kurang kreatif, karena pujian membuat mereka memusatkan perhatian pada
36
harapan akan dinilai. Perasaan diamati saat bekerja dapat mengurangi kreativitas
seseorang.
2.1.3.6.2 Hadiah
Pemberian hadiah kepada anak dapat merusak motivasi intrinsik dan
mematikan kreativitas. Suatu studi yang menggambarkan anak yang bekerja akan
diberi hadiah dan anak yang bekerja tidak diberi hadiah, ternyata menjelaskan
bahwa anak yang tidak diberi hadiah lebih kreatif daripada anak yang diberi
hadiah. Hal tersebut terjadi karena motivasi anak yang berbeda.
2.1.3.6.3 Persaingan (kompetisi)
Kompetisi merupakan hal yang lebih kompleks dari evaluasi dan
hadiah, karena kompetisi mencakup kedua hal tersebut. Biasanya persaingan
terjadi apabila siswa merasa bahwa pekerjaannya akan dinilai terhadap pekerjaan
siswa lain dan bahwa yang terbaik akan menerima hadiah.
2.1.3.6.4 Lingkungan yang Membatasi
Albert Einstein yakin bahwa belajar dan kreativitas tidak dapat
ditingkatkan dengan paksaan. Seorang anak mempunyai pengalaman sekolah
yang sangat menekankan pada disiplin dan hafalan. Ia selalu diberitahu apa yang
harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, dan pada ujian harus dapat
mengulanginya dengan tepat, pengalaman yang baginya sangat menyakitkan dan
menghilangkan minatnya terhadap ilmu, meskipun hanya untuk sementara.
Berdasarkan hal yang dapat mempersulit kreativitas tersebut, diharapkan
guru dapat menghindarinya. Kreativitas siswa membutuhkan kerjasama yang baik
antara siswa, guru dan sekolah. Hal tersebut bertujuan agar siswa menjadi kreatif
37
dan bebas dalam menyampaikan ide atau gagasannya dalam pembelajaran. Peran
guru hanya mengawasi agar kreativitas mengarah kepada hal yang positif.
2.1.4 Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Siswa
Pengertian Prestasi belajar menurut Ghufron dan Risnawita (2012: 9)
adalah hasil yang di peroleh siswa atau mahasiswa setelah melakukan aktivitas
belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau huruf. Diperlukan pengukuran
dan penilaian terhadap hasil belajar untuk mengetahui seberapa jauh prestasi
akademik siswa. Pengukuran tersebut mencakup segala cara untuk memperoleh
informasi hasil belajar yang dapat dikualifikasikan Suryabrata (2000) dalam
Ghufron dan Risnawita (2012: 10). Prestasi belajar lebih jauh dapat diukur dari
tinggi rendahnya nilai ujian yang diperoleh, berupa nilai rapor atau IPK. Ghufron
dan Risnawita (2012: 10) menyatakan:
Peningkatan prestasi belajar dapat di capai dengan memerhatikan
beberapa aspek, baik internal maupun eksternal. Aspek eksternal
diantaranya adalah bagaimana lingkungan belajar dipersiapkan dan
fasilitas diberdayakan, sedangkan aspek internal meliputi aspek
perkembangan anak, dan keunikan personal individu anak.
Berdasarkan penjelasan tersebut, tidak ada dua orang pun yang memiliki
pengalaman hidup yang sama persis, dan hampir dipastikan bahwa gaya belajar
masing-masing orang akan berbeda satu dengan yang lainnya, karena setiap
individu adalah unik. Penjelasan tersebut juga disampaikan oleh Reid, dkk(2005)
dalam Ghufron dan Risnawita (2012: 11) gaya belajar merupakan cara yang
sifatnya individu untuk memperoleh dan menyerap informasi dari lingkungan,
termasuk lingkungan belajar.
Marton, dkk (1984) dalam Ghufron dan Risnawita (2012:12) juga
menyatakan “Kemampuan seseorang untuk mengetahui sendiri gaya belajarnya
38
dan gaya belajar orang lain dalam lingkungannya akan meningkatkan
efektivitasnya dalam belajar”. Gaya belajar mempunyai peran yang penting dalam
bidang pendidikan. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Marton (1986)
dalam Ghufron dan Risnawita (2012: 12) mengenai studi phenomenograhic
menemukan sekaligus mengukuhkan suatu kesimpulan tentang hubungan konsep
belajar individu sebagai satu usaha yang dilakukan individu untuk belajar, dan
hasil belajar individu untuk belajar. Keberadaan dari hubungan tersebut secara
spesifik berupa gaya belajar dan pengukuran hasil belajar dan prestasi belajar.
2.1.5 Pengaruh Kreativitas terhadap Prestasi Belajar
Kreativitas dan intelegensi adalah masalah yang seringkali berimplikasi
dengan prestasi belajar. Banyak peneliti yang melakukan penelitian terhadap hal
tersebut, seperti Torrance (1959), Getzelz dan Jckson (1962), dan Yamamoto
(1964) dalam Munandar (2012: 9) menarik kesimpulan yang sama, yaitu
“kelompok siswa yang kreativitasnya tinggi tidak berbeda dengan prestasi sekolah
dari kelompok siswa yang intelegensinya relatif lebih tinggi”. Hal tersebut
menejelaskan jika kreativitas sama berpengaruhnya terhadap prestasi siswa.
Torrance (1959) dalam Munandar (2012: 9) mengajukan hipotesis bahwa, “daya
imajinasi, rasa ingin tahu, dan orisinialitas dari subjek yang kreativitasnya tinggi
dapat mengimbangi kekurangan dalam faktor-faktor lain yang diukur oleh tes
intelegensi tradisional”. Penelitian yang dilakukan oleh Munandar (1977)
terhadap siswa SD dan SMP, yang menunjukkan bahwa “kreativitas sama
absahnya seperti intelegensi sebagai prediktor dari prestasi sekolah. Jika efek dari
intelegensi di eliminasi, hubungan antara kreativitas dengan prestasi sekolah tetap
substansial”.
39
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan kreativitas mempunyai
peranan terhadap prestasi belajar. Berdasarkan diagnosis terbaik oleh (Hosftee
1969) dalam Munandar (2012: 10) bahwa “hubungan antara tes (kreativitas,
inteegensi, dan ingatan) dan kriteria (prestasi sekolah) memberikan informasi
mengenai kualitas dari sistem pendidikannya”.
2.1.6 Pengaruh Gaya Belajar dan Kreativitas terhadap Prestasi Belajar
Dijelaskan oleh Gunawan (2006) dalam Ghufron dan Risnawita (2012: 11)
bahwa “Gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan
berpikir, memproses, dan mengerti suatu informasi”. Gaya belajar merupakan hal
unik yang di miliki individu. Keunikan ini menjadi hal yang perlu diperhatikan,
bukan sebagai gangguan tetapi sebagai perbedaan yang mendasar pada siswa. Hal
tersebut tentu membutuhkan perhatian dari para pemerhati pendidikan, terutama
guru. Bagaimana guru bisa memahami keadaan siswa, dan siswa bisa menerima
apa yang diberikan oleh guru.
Kreativitas merupakan suatu penemuan terhadap gagasan atau ide-ide baru
yang bersifat orisinal. Setiap orang memiliki bakat kreatif, namun terkadang ia
tidak menyadarinya atau bahkan ia tidak mau untuk menggali kreativitasnya.
Kreativitas menjadi hal yang penting dalam proses pembelajaran, karena
kreativitas dapat mendorong seseorang untuk memecahkan suatu persoalan
dengan cara berpikir yang akan digunakannya.
Berdasarkan dua hal tersebut dapat disimpulkan apabila seseorang
memahami gaya belajarnya, memungkinkan ia akan paham dengan pembelajaran
yang disampaikan oleh guru, dan apabila ia paham dengan pembelajaran, maka ia
40
dapat terpacu untuk menciptakan suatu gagasan dan pemikiran-pemikiran kreatif
yang dapat mengoptimalkan prestasi belajarnya di sekolah.
2.2 Kajian Empiris
Kajian empiris dalam penelitian ini meliputi hasil penelitian yang telah
dilakukan terdahulu, yang dapat berupa skripsi, observasi, ataupun jurnal yang
sudah terbukti kebenarannya dan dapat dipertanggungjawabkan oleh penelitinya.
Kajian empiris ini digunakan peneliti sebagai acuan dalam penelitian yang
dilakukan oleh peneliti. Acuan tersebut dilihat dari adanya variabel yang sama.
Selanjutnya, acuan penelitian yang relevan digunakan sebagai referensi dalam
pembuatan penelitian ini. Kajian yang relevan dengan penelitian ini berisi variabel
yang sama, yaitu variabel gaya belajar, kreativitas dan prestasi belajar. Penelitian
yang relevan diantaranya yaitu.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Kamaliyah (2016) dari
Universitas Negeri Semarang yang berjudul “Pengaruh Kebiasaan Belajar dan
Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Daerah
Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal”. Penelitian ini memiliki
kesamaan variabel prestasi belajar. Prestasi belajar diartikan sebagai hasil atau
taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran
di sekolah dalam waktu tertentu yang ditunjukkan melalui nilai atau angka.
Penelitian ini meneliti prestasi belajar pada semua mata pelajaran di sekolah dasar
, dan data prestasi belajar didapatkan dari niali Ulangan Tengah Semester (UTS)
siswa.
41
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ristiani (2015) dari Universitas
Negeri Semarang yang berjudul “Pengaruh Keterlibatan Orangtua dalam Belajar
terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Daerah
Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang”. Terdapat persamaan
variabel prestasi belajar yang dilakukan oleh peneliti. Ristiani menjelaskan
prestasi belajar sebagai suatu penilaian yang didapatkan oleh siswa setelah
menerima pembelajaran selama kurun waktu tertentu. Prestasi belajar memiliki
hubungan yang erat dengan efektivitas pembelajaran di kelas. Cara mengajar guru
yang inovatif juga merupakan salah satu faktor yang menunjang prestasi belajar
yang optimal. Penilaian prestasi belajar didapatkan dari nilai Ulangan Tengah
Semester siswa yang meliputi mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA,
IPS, PKn.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Yusmanida (2013) dari Universitas
Negeri Yogyakarta yang berjudul “Pengaruh gaya belajar, kreativitas dan
kecerdasan emosi terhadap kemandirian siswa kelas X SMA Piri 1 Yogyakarta”.
Yusmanida mendefinisikan variabel gaya belajar sebagai suatu cara atau
pendekatan belajar yang dilakukan oleh siswa dengan menerapkan gaya belajar
reflektif, intuitif, dan belajar secara bersama-sama (belajar dengan bersosialisasi)
dengan orang lain untuk mendapatkan informasi terbaru secara tepat serta mudah
memahaminya. Dijelaskan juga mengenai gaya belajar yang berbeda pada setiap
siswa. Hal tersebut terjadi karena perbedaan karakteristik individu siswa.
Yusmanida menggunakan klasifikasi gaya belajar yang dijelaskan oleh Nasution,
yaitu field dependence-field independence, impulsif – reflektif, dan sistematis –
42
intuitif. Yusmanida juga menjelaskan, kreativitas merupakan perilaku siswa
sebagai tindakan yang memutar gagasan berpikir, keberbakatan yang dimiliki, dan
kemampuan memahami kesenjangan untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Yusmanida menjelaskan keberbakatan pada diri siswa dapat memengaruhi
pengembangan kreativitas dalam belajar, seperti yang terdapat dalam faktor yang
memengaruhi prestasi belajar.
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Bire, Geradus, dan Bire (2014)
dari Universitas Nusa Cendana, pada yang berjudul “pengaruh gaya belajar
visual, audio dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa” Hasil penelitian
menjelaskan bahwa Gaya belajar merupakan cara termudah yang dimiliki oleh
individu dalam menyerap, mengatur, dan mengolah informasi yang diterima.
Gaya belajar yang sesuai adalah kunci keberhasilan siswa dalam belajar. Siswa
yang mampu menyerap dan mengolah informasi dan menjadikan belajar lebih
mudah dengan gaya belajar siswa sendiri. Penggunaan gaya belajar yang dibatasi
hanya dalam satu bentuk, terutama yang bersifat verbal atau dengan jalur
auditorial, tentunya dapat menyebabkan adanya ketimpangan dalam menyerap
informasi. Pada kegiatan belajar, siswa perlu dibantu dan diarahkan untuk
mengenali gaya belajar yang sesuai dengan dirinya sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif. Dijelaskan juga mengenai sumbangan relatif masing-
masing variabel terhadap prestasi belajar, yakni: gaya belajar visual 26,4%, gaya
belajar auditorial 24,2%, dan gaya belajar kinestetik 26,2%.
Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Budiarti (2015) dari Universitas
Muhammadiyah Metro yang berjudul “pengembangan kemampuan kreativitas
43
dalam pembelajaran IPS” Hasil dari penelitian menyatakan, Kemampuan
kreativitas di artikan sebagai penemuan atau penciptaan suatu ide yang baru atau
ide yang belum pernah ada sebelumnya. Dunia pendidikan kreativitas merupakan
hal yang penting dalam memahami suatu pelajaran atau memaknai dari semua
kegiatan yang akan dilakukan. Pengembangan kreativitas sebaiknya dilakukan
sejak dari usia dini atau dari Sekolah Dasar. Kreativitas merupakan pengalaman
mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu
dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.
Keenam, penelitian yang dilakukan oleh Ramlah, dkk (2014) dari
Universitas Singaperbangsa Karawang yang berjudul “Pengaruh Gaya Belajar
dan Keaktifan Siswa terhadap Prestasi Belajar Matematika”. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan gaya belajar terhadap prestasi
belajar matematika, ditunjukkan dengan nilai sig = 0,001 < 0,05. Terdapat
pengaruh yang signifikan keaktifan terhadap prestasi belajar matematika,dapat
dilihat dari nilai Fhitung = 13,418 > Ftabel = 3, 08, dengan sig= 0,00 < α = 0,05.
Tidak terdapat pengaruh interaksi metode pembelajaran kooperatif dan gaya
belajar terhadap prestasi belajar Matematika.
Ketujuh, penelitian yang dilakukan oleh Abidin (2011) dari University
Sains Malaysia yang berjudul “Learning Styles and Overall Academic
Achievement in a Specific Educational System”. Hasil penelitian menjelaskan
“Experts assert that individuals enjoy various learning styles. In many cases what
is being taught has a less impact on learners’ achievement than the way materials
are presented. In other words, learning styles make an important component in
the learning environment. The Learning Styles Survey (LSS), employed in this
44
study, appears to be a viable tool to determine students’ learning style. The
present study is an investigation of the relationship between learning styles and
overall academic achievement”, yang intinya menjelaskan bahwa gaya belajar
merupakan komponen yang penting dalam lingkungan belajar dan learning styles
survey (LSS) digunakan sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar. Penelitian
ini merupakan penelitian survei untuk menyelidiki hubungan antara gaya belajar
dan prestasi akademik secara keseluruhan terhadap 317 siswa. Prosedur statistik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu-way ANOVA, dan analisis
regresi berganda. Analisis data menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan
antara prestasi dan belajar akademik gaya keseluruhan.
Delapan, penelitian yang dilakukan oleh Prastiti dan Pujiningsih
(2009) dari Universitas Negeri Malang yang berjudul “Pengaruh Faktor
Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi”. Hasil
penelitian menunjukkan (1) tidak terdapat perbedaan preferensi gaya belajar
diantara mahasiswa prodi D-3 akuntansi, S-1 pendidikan akuntansi dan S-1
akuntansi, (2) tidak terdapat pengaruh preferensi gaya belajar terhadap hasil
belajar mahasiswa jurusan akuntansi.
Sembilan, penelitian yang dilakukan oleh Tanta dosen Universitas
Cendrawasih tahun 2010 dengan judul “Pengaruh Gaya Belajar terhadap Hasil
Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Biologi Umum Program Studi
Pendidikan Biologi Universitas Cendrawasih”. Hasil penelitian menunjukkan
gaya belajar secara signifikan berpengaruh terhadap hasil belajar
mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi sebesar 73%.
45
Sepuluh, penelitian yang dilakukan oleh Mark A. Runco yang berjudul
“creativity” dari California State University tahun 2004. Hasil dari penelitian
menyatakan; “creativity is usually tied to original behavior, and indeed,
originality is necessary for creativity, but it is not sefficient. Creativity is a
syndrome or complex and flexibility is an important part of it. the flexibility of
creative persons is what gives them the capacity to cope with the advances,
opportunities, technologies, and changes that are a part of our current day-to-day
lives”. Yang intinya meskipun orisinalitas dalam krativitas itu penting tetapi itu
saja tidak cukup. Orang kratif harus mempunyai fleksibilitas yang memberi
mereka kemampuan untuk mengatasi kemajuan, peluang, teknologi, dan
perubahan yang merupakan bagian dari arus kehidupan kita sehari-hari.
Penelitian yang dipaparkan merupakan penelitian yang relevan dengan
penelitian ini. Penelitian tersebut memiliki kesamaan variabel yaitu tentang gaya
belajar, kreativitas, dan prestasi belajar, namun penelitian tersebut memiliki
perbedaan pada tempat penelitian, subjek penelitian, dan sebagian penelitian
tersebut ada yang berbeda variabel bebas dan terikatnya dengan penelitian ini.
2.3 Kerangka Berpikir
Prestasi belajar merupakan suatu hasil dari proses pembelajaran. Berhasil
atau tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa selama proses pembelajaran dapat
dilihat dari prestasi belajarnya. Proses belajar yang baik akan mendapatkan hasil
belajar yang baik pula. Prestasi tersebut dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai
atau angka nilai hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa atau
ulangan-ulangan dan ujian yang telah ditempuhnya, dan pada penelitian ini guru
46
menyampaikan prestasi belajar siswa maksimal hanya 75%. Prestasi belajar juga
tidak terbentuk begitu saja, tetapi ada faktor yang memengaruhi. Gaya belajar dan
kreativitas termasuk dalam faktor yang mendorong prestasi belajar yang optimal.
Beberapa orang menganggap gaya belajar dalam proses pembelajaran
bukanlah sesuatu yang penting,tetapi jika dipelajari lebih dalam, gaya belajar
memiliki peranan terhadap prestasi belajar yang optimal. Gaya belajar
dikelompokkan menjadi tiga yaitu, gaya belajar visual, gaya belajar audio, dan
gaya belajar kinestetik. Setiap gaya belajar memiliki karakteristik masing-masing.
Siswa yang tidak mengetahui gaya belajarnya akan mengalami kesulitan dalam
memahami pelajaran. Gaya mengajar yang tidak sesuai dengan gaya belajar juga
menjadi pemicu ketidakaktifan siswa dalam proses belajar. Gaya belajar
menjadikan siswa paham dengan karakteristik dirinya dalam proses belajar,
karena gaya belajar adalah cara yang paling dipahami siswa dalam menerima,
memproses dan mengolah informasi. Pada penelitian ini, guru menyampaiakan
pemahaman siswa mengenai gaya belajarnya, hanya sebesar 60%.
Kreativitas merupakan aspek yang penting dalam proses belajar siswa.
Kreativitas dalam pembelajaran diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan
siswa. Siswa yang memiliki pribadi kreatif dalam belajar memiliki peluang yang
besar terhadap optimalnya prestasi belajar. Kreativitas yang diharapkan dalam
proses pembelajaran ini, diantaranya yaitu kreativitas siswa dalam menyampaikan
pendapat dan membentuk suatu gagasan imajinatif dari suatu pemecahan masalah.
Rasa ingin tahu yang luas akan mendorong seorang siswa untuk bertanya kepada
orang lain dan mengemukakan pendapat atau gagasannya. Ketertarikan terhadap
47
bidang seni juga dapat menggambarkan tingkat kreativitas siswa. Hal tersebut
dapat dilihat dari hasil karya siswa pada mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan. Siswa yang kreativitasnya tinggi dimungkinkan akan memiliki
imajinasi yang lebih tinggi dalam mengekspresikan dirinya. Pada penelitian ini,
guru menyampaikan kreativitas siswa hanya sebesar 60%. Pengaruh gaya belajar
dan kreativitas terhadap prestasi belajar secara lebih jelas dapat dilihat pada bagan
2.1 sebagai berikut.
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Penelitian
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan” (Sugiyono 2014: 99). Hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:
(1) Ho1 : Gaya belajar siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan
Gumelar Kabupaten Banyumas maksimal 60% dari yang diharapkan
( 1 60%).
Ha1 : Gaya belajar siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan
Gumelar Kabupaten Banyumas lebih dari 60% ( 1 60%).
Kreativitas
Prestasi belajar
Gaya Belajar
48
(2) Ho2 : Kreativitas siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan
Gumelar Kabupaten Banyumas maksimal 60% dari yang diharapkan
( 2 60%).
Ha2 : Kreativitas siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan
Gumelar Kabupaten Banyumas lebih dari 60% ( 2 60%).
(3) Ho3 : Prestasi belajar siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa
Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas maksimal 75% dari yang
diharapkan ( 3 75%).
Ha3 : Prestasi belajar siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa
Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas lebih dari 75% ( 3
75%).
(4) Ho4 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya
belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Se-Gugus
Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas ( 4 = 0).
Ha4 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar
dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa
Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas ( 4 0).
(5) Ho5 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kreativitas
dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Se-Gugus
Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas ( 5 = 0).
Ha5 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kreativitas
dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa
Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas ( 5 0).
49
(6) Ho6 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya
belajar dengan kreativitas siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa
Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas ( 6 = 0).
Ha6 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar
dengan kreativitas siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa
Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas ( 6 0).
(7) Ho7 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya
belajar dan kreativitas secara bersama-sama dengan prestasi belajar
siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan
Gumelar Kabupaten Banyumas. ( 7 = 0)
Ha7 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar dan
kreativitas secara bersama-sama dengan pretasi belajar siswa kelas V
SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas
134
BAB 5
PENUTUP
Penelitian berjudul “Pengaruh Gaya Belajar dan Kreativitas terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar
Kabupaten Banyumas” telah selesai dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian
yang diperoleh, dapat dibuat simpulan dan saran dari penelitian ini. Uraiannya
sebagai berikut.
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis data, pengujian hipotesis, serta hasil pembahasan
yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan:
(1) Gaya belajar siswa Kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan
Gumelar Kabupaten Banyumas lebih dari 60%
(2) Kreativitas siswa kelas Kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan
Gumelar Kabupaten Banyumas lebih dari 60%
(3) Prestasi belajar siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan
Gumelar Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2016/2017 maksimal 75%
dari yang diharapkan ( 3 75%).
(4) Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya belajar terhadap
prestasi belajar siswa Kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan
Gumelar Kabupaten Banyumas.
135
Besarnya hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar tergolong rendah.
Kontribusi variabel gaya belajar (X1) terhadap variabel prestasi belajar (Y)
sebesar 14%, sisanya 86% ditentukan oleh faktor lain yang tidak dibahas
dalam penelitian ini.
(5) Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kreativitas terhadap
prestasi belajar siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan
Gumelar Kabupaten Banyumas. Besarnya hubungan kreativitas dengan
prestasi belajar tergolong sedang. Kontribusi variabel kreativitas (X2)
terhadap variabel prestasi belajar (Y) sebesar 65,1%, sisanya 34,9%
ditentukan oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
(6) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar dengan
kreativitas siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar
Kabupaten Banyumas.
(7) Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya belajar dan
kreativitas secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa kelas V
SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas.
Besarnya hubungan gaya belajar dan kreativitas secara bersama-sama
terhadap prestasi belajar tergolong tinggi. Kontribusi variabel gaya belajar
(X1) dan kreativitas (X2) terhadap prestasi belajar (Y) sebesar 67,8%,
sedangkan sisanya sebesar 32,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
dibahas dalam penelitian ini.
136
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut.
5.2.1 Bagi siswa
Gaya belajar dan kreativitas berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa,
dan pengaruh tersebut tergolong tinggi. Setiap siswa diharapkan bisa mengenali
gaya belajar yang digunakannya dalam proses belajar, karena hal tersebut dapat
mendukung proses belajar yang lebih efektif dan efisien, sehingga dapat
memaksimalkan prestasi belajar yang diperoleh. Gaya belajar yang digunakan
setiap anak juga perlu diperhatiakan. Pada penelitian ini, gaya belajar tertinggi
diperoleh pada gaya belajar visual, hal tersebut berarti, siswa lebih paham dengan
pembelajaran jika melihat tulisan atau gambar yang disediakan, maka siswa
hendaknya lebih sering membaca buku dalam proses belajar. Selain gaya belajar,
kreativitas juga merupakan hal yang penting dalam proses belajar. Aspek
kreativitas merupakan faktor pendukung prestasi yang optimal karena kreativitas
sama pentingnya dengan tingkat kecerdasan seseorang. Oleh karena itu bagi siswa
yang memperoleh prestasi tinggi diharapkan dapat mempertahankannya,
sementara siswa yang memperoleh prestasi rendah diharapkan dapat menggali
kemampuan yang ada dalam dirinya untuk meningkatkan prestasi menjadi lebih
baik.
5.2.2 Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang gaya
belajar dan kreativitas. Gaya belajar yang dominan pada SD Se-Gugus
Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas adalah gaya belajar visual,
137
untuk itu dalam pembelajaran hendaknya guru lebih menonjolkan penggunaan
sebuah multimedia, sehingga pembelajaran dapat menarik perhatian siswa pada
saat siswa melihatnya.
5.2.3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah diharapkan dapat memerhatikan gaya belajar dan kreativitas
siswa dengan cara dapat melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung
proses belajar yang efektif dan efisien untuk mendapatkan prestasi belajar yang
optimal.
5.2.4 Bagi peneliti
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat meneliti faktor-faktor lain
seperti kecerdasan dan minat seseorang yang juga memengaruhi prestasi belajar
siswa, sehingga dapat menambah pengetahuan baru tentang peningkatan prestasi
belajar.
138
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Mohamad Jafre Zainal. 2011. Learning Styles and Overall Academic
Achivement in a Specific Educational System. Vol. 1. International Journal
of Humanities and Social Science. 1/10. University Sains Malaysia. Online.
https://pdfs.semanticscholar.org/d37e/6a97e55fbfb79f2799e144948e3e571
f6318.pdf. (diakses 17/03/2017).
Ali, Muhammad dan Muhammad Asrori. 2015. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi
Aksara.
Alma, Buchari. 2011. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Asrori, Mohammad. 2009. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima
Besral. 2010. Pengolahan Data dan Analisis Data-1 Menggunakan SPSS. Jakarta:
Departemen Biostatistika-Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia. Online. http://www.spssindonesia.com/2014/02/download-
ebook-spss-gratis.html. (diakses 01/02/ 17).
Bire, Arylien Ludji, Uda Geradus dan Josua Bire. 2014. Pengaruh Gaya Belajar
Visual, Audio, dan Kinestetik terhadap Prestasi Belajar Siswa. Online.
http://journal.uny.ac.id/index.php/jk/article/download/5307/4603. (diakses
21/012017)
Budiarti, Yesi. 2015. Pengembangan Kemampuan Kreativitas dalam
Pembelajaran IPS. Universitas Muhammadiyah Metro. Online. Tersedia di
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=391880&val=7294&titl
e=PENGEMBANGAN%20KEMAMPUAN%20KREATIVITAS%20DAL
AM%20PEMBELAJARAN. (diakses 25/01/17).
Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung:
Erlangga.
Deporter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2015. Quantum Learing. Diterjemahkan
oleh: Alwiyah Abdurrahman. 1992. Bandung: Mizan Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2012. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.
Surabaya: Usaha Nasional.
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen Pedoman Penulisan
Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: AGF BOOKS.
139
Ghufron, M Nur dan Rini Risnawita S. 2012. Gaya Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gunawan, Adi W. 2012a. Born To Be a Genius. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. _____. 2012b. Genius Learning Strategi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik (Jilid 2). Yogyakarta: Andi Offset. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 2. Diterjemahkan oleh:
Med. Meitasari Candrasa. 2002. Jakarta: Erlangga. Kamaliyah, Ismi. 2016. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Sekolah
terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. Universitas Negeri Semarang. Skripsi. Online. Tersedia di http://lib.unnes.ac.id/24501/ (diakses 10/01/17).
Karwati, Euis dan Donni Joni Priansa. 2014. Manajemen Kelas (Classroom
Management) Guru Profesional yang Inspiratif, Kreatif, Menyenangkan dan Berprestasi. Bandung: Alfabeta.
Munandar, Utami. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT
Rineka Cipta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar
Isi. 2006. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Online. Tersedia di http://educloud.fkip.unila.ac.id/index.php?dir=Ilmu%20Pendidika Pendidikan%20Guru%20Sekolah%20Dasar/&file=Standar%20Isi%20SD.pdf (diakses 18/ 02/17).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
2008. Online. https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/01/pp-no-74-tahun-2008-tentang-guru1.pdf. (diakses 24/01/17).
Peratiuran Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 2007. Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional. Online. Tersedia di http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendiknas162007KompetensiGuru.pdf. (diakses 24/01/17).
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediakom.
140
_____. 2014. SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Poerwanti, Endang. dkk. 2009. Asesmen Pembelajaran. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Prastiti, Sawitri Dwi dan Sri Pujiningsih. 2009. Pengaruh Faktor Preferensi Gaya
Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi. Vol. 3. Jurnal.
Universitas Negeri Malang. Online. Tersedia di http://fe.um.ac.id/wp-
content/uploads/2010/01/sawitri_pujiningsih_6.pdf. (diakses 12/03/2017).
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ramlah, dkk. 2014. Pengaruh Gaya Belajar dan Keaktifan Siswa terhadap
Prestasi Belajar Matematika. Vol. 1. Jurnal Ilmiah Solusi. Universitas
Singaperbangsa Karawang. 1/3: 68-75. Online. Tersedia di
http://digilib.unsika.ac.id/sites/default/files/File%20Solusi/08.Pengaruh%20
Gaya%20Belajar%20dan%20Keaktifan%20Siswa%20Terhadap%20Prestasi
%20Belajar%20Matematika.pdf. (diakses 12/03/2017).
Riduwan. 2015. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Ristiani, Ema Putri. 2015. Pengaruh Keterlibatan Orangtua dalam Belajar
terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Daerah
Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Skripsi. Universitas
Negeri Semarang. (tidak diterbitkan).
Runco, Mark A. 2004. Creativity. Volume 55 nomor 657. Journal. California
State University. Online. Tersedia di http://e-
resources.perpusnas.go.id:2071/docview/205848604/fulltextPDF/A69CC58
0804F4B64PQ/1?accountid=25704. (diakses 10/01/2017)
Saefullah. 2012. Psikologi Perkembangan dan Pendidikan. Bandung: Pustaka
Setia.
Sagitasari, Dewi A. 2011. Hubungan Antara Kreativitas dan Gaya Belajar
dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. Skripsi. Universitas
Negeri Yogyakarta. Online. Tersedia di http://eprints.uny.ac.id/1618/
(diakses 24/01/2017).
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
141
_____. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methode). Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Sumantri, Mohammad Syarif. 2015. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Press. Sunjoyo, dkk. 2013. Aplikasi untuk Smart Riset (Program IBM SPSS 21.0).
Bandung: Alfabeta. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenadamedia Group. Syah, Muhibin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Tanta. 2010. Pengaruh Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar pada Mata Kuliah
Biologi Umum Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Cenderawasih. Vol 1. Jurnal. Universitas Cenderawasih. Online. Tersedia di http://download.portalgaruda.org/article.php?article=136838&val=5679. (diakses 17/03/2017).
Thoifah, I’anatut. 2015. Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Pendidikan.
Malang: Madani. Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT
Grasino. Ulfa, Fatia. 2016. Pengaruh Gaya Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN Dabin 1 Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Online. Tersedia di http://lib.unnes.ac.id/24269/ (diakses 10/01/17)
Uno, Hamzah B. 2005. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Wibowo, Mungin Eddy, dkk. 2010. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang:
Universitas Negeri Semarang. Widoyoko, Eko Putro. 2014. Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Yusmanida, Datuk Eka. 2013. Pengaruh Gaya Belajar, Kreativitas dan
Kecerdasan Emosi terhadap Kemandirian Siswa Kelas X SMA Piri 1 Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Online. Tersedia di http://eprints.uny.ac.id/25499 (diakses 25/1/2017).
top related