pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan
Post on 09-Dec-2016
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, KECERMATAN PROFESIONAL DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK
TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI
SUMATERA UTARA
T E S I S
Oleh
HASLINDA LUBIS 077017014/Akt
S
EK O L A
H
PA
SC A S A R JANA
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N 2009
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, KECERMATAN PROFESIONAL DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK
TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI
SUMATERA UTARA
T E S I S
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
HASLINDA LUBIS 077017014/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Judul Tesis : PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, KECAKAPAN PROFESIONAL, DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA
Nama Mahasiswa : Haslinda Lubis Nomor Pokok : 077 017 014 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B,MSc)
Tanggal lulus : 30 Maret 2009
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Telah diuji pada Tanggal : 30 Maret 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak.
Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak.
2. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak.
3. Drs. Rasdianto, MA, Ak.
4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak.
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :
“Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecakapan Profesional dan Kepatuhan pada Kode Etik
terhadap Kualitas Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara”.
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara
benar dan jelas.
Medan, April 2009
Yang Membuat Pernyataan :
(Haslinda Lubis)
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi sampai dengan tingkat Pusat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik. Untuk variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas auditor. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner secara langsung kepada seluruh auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linier berganda, analisis ini didasarkan pada data dari 73 responden yang penelitiannya melalui kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Secara parsial keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas auditor, tetapi yang memiliki pengaruh terbesar terhadap kualitas auditor adalah independensi.
Kata Kunci : Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional dan Kepatuhan
pada Kode Etik, dan Kualitas Auditor.
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
ABSTRACT This research is aimed to identify, analyze, and obtain the empirical data in relation to the effect of proficiency, independency, due professional care, and act upon code of ethics for the auditor’s quality in the Inspectorate of North Sumatera Province. The supervising of local government implementation is performed gradually initiate from regency/city, Province until to the center levels. The independent variables in this research are proficiency, independency, due professional care, and act upon code of ethics. The dependent variable, on the other hand, in this research is the auditor’s quality. Data of this research is primer data obtained from questionnaires circulated to all auditors in Inspectorate of North Sumatera Province directly. Analysis model that used is multiple linear regression, these analysis based on valid questionnaires taken from 73 respondents. These research outcomes represent the proficiency, independency, due professional care, and act upon code of ethics that have significant impacts to the quality of auditors in Inspectorate of North Sumatera Province simultaneously. Partially, the proficiency, independency, due professional care, and act upon code of ethics are have significant impacts to the quality of auditors in Inspectorate of North Sumatera Province ; however, the independency has the bigger impact to the auditor’s quality than others. Keywords : Proficiency, Independency, Due Professional Care, Act Upon Code of
Ethics and Auditor’s quality.
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’ Alamin
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat merampungkan
studi dan menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pengaruh Keahlian,
Independensi, Kecakapan Profesional dan Kepatuhan pada Kode Etik terhadap
Kualitas Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara” sebagai salah satu
persyaratan menyelesaikan studi pada Sekolah Pascasarjana Program Studi
Ilmu Akuntansi pada Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan penulisan ini, segala upaya maksimal telah
penulis berikan untuk mendapatkan hasil yang terbaik agar kelak dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukan. Oleh sebab itu dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya
kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, usaha, bimbingan,
serta dorongan moral serta spiritual, sehingga tesis ini dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu kepada :
1. Bapak Prof. Chairuddin, P. Lubis, DTM&H, Sp. A(K), selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program
Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak membantu
dan mengarahkan, membimbing serta memberikan saran kepada penulis
dalam penyusunan tesis ini.
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
4. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing
Kedua yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran secara sabar dan
penuh kasih sayang untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan
saran-saran kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.
5. Bapak Hasan Sakti Siregar, Msi, Ak, Bapak Drs. Rasdianto MA, Ak, dan
Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding yang
telah banyak memberikan saran dan kritik untuk perbaikan tesis ini.
6. Seluruh dosen yang telah menyumbangkan ilmunya yang tidak mungkin
penulis sebutkan satu persatu selama penulis mengikuti perkuliahan.
7. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Ayahanda Hasanuddin Lubis dan
Ibunda Rosma Nasution, yang telah memberikan dukungan, doa, cinta, dan
kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis.
8. Suamiku tercinta Khozali Mar’i Manurung S.Ag, yang juga telah
memberikan dukungan, doa, cinta, dan kasih sayang yang tiada hentinya
kepada penulis.
9. Yang tersayang anak-anakku (Sayid Hafiz Parlindungan Manurung,
Muqaffi Arrazy Manurung dan Faatih Mundzir Aulia Manurung) yang
telah memberikan semangat dan pengertiannya, semoga menjadi anak-anak
yang sholeh, dan rajin belajar agar tercapai cita-citanya.
10. Saudaraku, Abangda Drs. Herizal Lubis, dan Adinda Irwansyah Lubis yang
selalu memberikan dukungan moral dan spiritual sehingga penulis dapat
menyelesaikan program Pascasarjana ini.
11. Kepada uak dan tanteku, Asmah Nasution, Dra, Hj. Deliana Nasution dan
Masnun Nasution, yang telah memberikan perhatiannya selama ini kepada
penulis.
12. Bapak H. Nurdin Lubis, SH, MM, selaku Inspektur Provinsi Sumatera
Utara yang telah banyak mensupport dan memberikan izin untuk
melaksanakan tugas belajar di Sekolah Pascasarjana USU.
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
13. Rekan-rekan kerja di Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang telah
mendukung penulis dan bersedia memberikan waktunya untuk pengisian
kuesioner dalam penelitian ini.
14. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan dan saran-saran
yang berarti bagi penulis.
Akhirnya semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah dan hidayah-
NYA, serta memberikan kemudahan bagi kita semua dalam melaksanakan
kebaikan dan amal sholeh. Amin.
Medan, April 2009
Penulis,
Haslinda Lubis
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Haslinda Lubis
2. Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 22 September 1972
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
5. Suami : Khozali Mar’i Manurung, S.Ag
6. Anak-anak : 1. Sayid Hafiz Parlindungan Manurung
2. Muqaffi Arrazy Manurung
3. Faatih Mundzir Aulia Manurung
7. Orang Tua
a. Ayah : Hasanuddin Lubis
b. Ibu : Rosma Nasution
8. Alamat : Jl. Puyuh XI No. 219 Perumnas Mandala Medan
9. Pendidikan
a. SD : SD Inpres Medan, Lulus Tahun 1985
b. SMP : SMP Negeri 25 Medan, Lulus Tahun 1988
c. SMA : SMA Swasta Tunas Kartika-1 Medan,
Lulus Tahun 1991
d. S1 : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMSU-
Jurusan Administrasi Negara, Lulus Tahun 2001.
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK ................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian .............................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................... 10
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................... 10
1.5 Originalitas Penelitian.................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 12
2.1 Landasan Teori............................................................... 12
2.1.1 Kualitas Auditor ................................................... 12
2.1.2 Keahlian ............................................................... 14
2.1.3 Independensi ........................................................ 17
2.1.4 Kecermatan Profesional ........................................ 19
2.1.5 Kepatuhan pada Kode Etik .................................. 20
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ...................................... 21
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ........................... 26
3.1 Kerangka Konseptual .................................................... 26
3.2 Hipotesis Penelitian ....................................................... 28
BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................ 29
4.1 Jenis Penelitian .............................................................. 29
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................... 29
4.3 Populasi dan Sampel ........................................................ 30
4.4 Metode Pengumpulan Data ............................................ 31
4.5 Instrumen Penelitian......................................................... 32
4.6 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel... 32
4.7 Model dan Teknik Analisis Data ....................................... 36
4.7.1 Model Analisis Data ................................................ 36
4.7.2 Teknik Analisis Data ............................................... 37
4.7.3 Uji Kualitas Data .................................................... 38
4.7.4 Uji Asumsi Klasik .................................................. 39
4.7.5 Statistik Deskriptif .................................................. 41
4.7.6 Uji Hipotesis ........................................................... 42
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................. 45
5.1 Deskripsi Data ............................................................... 45
5.1.1 Deskripsi Lokasi .................................................. 45
5.1.2 Karakteristik Responden ..................................... 46
5.2 Hasil Analisis Data ........................................................ 48
5.2.1 Uji Kualitas Data .................................................. 48
5.2.1.1 Uji Validitas ............................................. 48
5.2.1.2 Uji Reliabilitas .......................................... 51
5.2.2 Uji Asumsi Klasik ................................................ 52
5.2.2.1 Uji Normalitas Data ................................. 52
5.2.2.2 Uji Multikolinearitas ................................ 54
5.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ............................ 55
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
5.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian................. 56
5.2.3.1 Variabel Keahlian (X1) .............................. 56
5.2.3.2 Variabel Independensi (X2) ....................... 58
5.2.3.3 Variabel Kecermatan Profesional (X3) ...... 59
5.2.3.4 Variabel Kepatuhan Pada Kode Etik (X4) . 60
5.2.3.5 Variabel Kualitas Auditor (Y) ................... 61
5.3. Pengujian Hipotesis........................................................ 62
5.3.1 Pengujian Hipotesis dengan Uji F......................... 62
5.3.2 Pengujian Hipotesis dengan Uji t.......................... 63
5.4. Hasil Persamaan Regresi................................................ 65
5.4.1 Analisis Koefisien Determinasi (R2) .................... 66
5.5 Pembahasan Hasil Penelitian ......................................... 67
5.5.1 Pengaruh Keahlian Terhadap Kualitas Auditor .... 69
5.5.2 Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas
Auditor .................................................................. 69
5.5.3 Pengaruh Kecermatan Profesional Terhadap
Kualitas Auditor .................................................... 70
5.5.4 Pengaruh Kepatuhan Kode Etik pada Kualitas
Auditor .................................................................. 70
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 72
6.1 Kesimpulan ....................................................................... 72
6.2 Keterbatasan Penelitian..................................................... 73
6.3 S a r a n ............................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 75
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1. Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu ................................................ 24
4.1. Defenisi Operasional Variabel ........................................................ 35
5.1. Pengumpulan Data ........................................................................... 45
5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 46
5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja.......................... 46
5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur................................... 47
5.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan............. 47
5.6. Uji Validitas Variabel Penelitian ..................................................... 49
5.7. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian.................................................. 51
5.8. Uji Multikolinieritas......................................................................... 54
5.9. Deskripsi Variabel Keahlian (X1)..................................................... 56
5.10. Deskripsi Variabel Independensi (X2).............................................. 58
5.11. Deskripsi Variabel Kecermatan Profesional (X3)............................. 59
5.12. Deskripsi Variabel Kepatuhan pada Kode Etik (X4) ........................ 60
5.13. Deskripsi Variabel Kualitas Auditor (Y) .......................................... 61
5.14. Hasil Uji F........................................................................................ 62
5.15. Nilai t hitung .................................................................................... 64
5.16. Hasil Analisis Koefisien Determinasi ............................................. 67
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
3.1. Kerangka Konseptual ....................................................................... 26
5.1. Grafik Uji Normalitas ...................................................................... 53
5.2. Grafik Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 55
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
I Kuesioner Penelitian ....................................................................... 78
II Data Hasil Penelitian Pada Inpektorat Provinsi Sumatera Utara ..... 82
III Frekuensi Jawaban Responden ........................................................ 88
IV Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen ......................................... 97
V Regression ........................................................................................ 105
VI Waktu Penelitian .............................................................................. 111
VII Tabel t dan r Product Moment dengan signifikan 5%...................... 112
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagaimana yang tercantum dalam diktum
kedua menegaskan bahwa standar audit APIP wajib dipergunakan sebagai acuan bagi
seluruh APIP untuk melaksanakan audit sesuai dengan mandat audit masing-masing,
dalam rangka peningkatan kualitas auditor pada saat melakukan pemeriksaan.
Menurut peraturan Menpan tersebut kualitas auditor dipengaruhi oleh :
1. Keahlian, menyatakan bahwa auditor harus mempunyai pengetahuan,
keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan
tanggungjawabnya dengan kriterianya auditor harus mempunyai tingkat
pendidikann formal minimal Strata Satu (S-1) atau yang setara, memiliki
kompetensi teknis dibidang auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan
komunikasi dan telah mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA)
dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing
professional education).
2. Independensi, menyatakan bahwa auditor APIP harus objektif dalam pelaksanaan
tugasnya dengan kriterianya auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak
bias serta menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan
3. dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya, jika independensi atau objektifitas
terganggu, baik secara faktual maupun penampilan, maka gangguan tersebut
harus dilaporkan kepada pimpinan APIP.
4. Kecermatan profesional, menyatakan bahwa auditor harus menggunakan
keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care) dan
seecara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan, dengan kriterianya
menentukan formulasi tujuan audit (KKP), penentuan ruang lingkup audit,
termasuk evaluasi resiko audit, pemilihan pengujian dan hasilnya, pemilihan
jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan audit, dan
lain-lain.
5. Kepatuhan pada kode etik, menyatakan bahwa auditor wajib mematuhi kode etik
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit APIP, dengan
kriterianya kode etik pejabat pengawas pemerintah/auditor dengan rekan
sekerjanya, auditor dengan atasannya, auditor dengan objek pemeriksanya, dan
auditor dengan masyarakat.
DeAngelo (1981) mendefinisikan kualitas auditor sebagai probabilitas bahwa
auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien
(dalam Deis dan Giroux, 1992). Deis dan Giroux (1992) menjelaskan bahwa
probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada independensi auditor.
Penelitian mereka bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
auditor, yaitu dari faktor kemampuan teknis atau keahlian (expertise) dan faktor
independensi auditor.
12
13
Kualitas auditor menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 adalah auditor yang
melaksanakan tupoksi dengan efektif, dengan cara mempersiapkan kertas kerja
pemeriksaan, melaksanakan perencanaan, koordinasi dan penilaian efektifitas tindak
lanjut audit, serta konsistensi laporan audit. Hogan (1997) menunjukkan bahwa
kantor akuntan besar dapat memberikan kualitas auditor yang baik yaitu dengan
mengurangi terjadinya underpricing pada saat perusahaan melakukan penawaran
perdana (initial public stock offering, IPO). Hal ini disebabkan atestesi yang
dilakukan auditor yang berkualitas baik akan mengurangi asimetri informasi yang
semakin besar dibandingkan auditor yang berkualitas rendah.
Dopuch dan Simunic (1980) dan DeAngelo (1981) dalam Komalasari (2003)
berargumentasi bahwa ukuran auditor berhubungan positif dengan kualitas auditor.
Economies of scale KAP yang besar akan memberikan insentif yang kuat untuk
mematuhi aturan SEC sebagai cara pengembangan dan pemasaran keahlian KAP
tersebut. KAP diklasifikasikan menjadi dua yaitu kantor akuntan publik yang
berafiliasi dengan KAP Big Five, dan kantor akuntan publik lainnya. Auditor
beroperasi dalam lingkungan yang berubah, ketika biaya keagenan tinggi, manajemen
mungkin berkeinginan pada kualitas audit yang lebih tinggi untuk menambah
kredibilitas laporan, hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya pemonitoran.
14
Sarundajang (2004) mengatakan kondisi Sumber Daya Manusia (SDM)
pengawasan saat ini masih memprihatinkan. Khususnya pada Bawasda kabupaten dan
kota. Pada masa lalu (Itwil Prop/Kab/Kota) merupakan tempat pembinaan aparat-
aparat yang bermasalah. Berdasarkan hasil survey ADB tahun 2003 bahwa tenaga
auditor yang berlatar belakang pendidikan akuntansi di Bawasda sedikit sekali
(kurang dari 1 %). Sementara Bawasda juga melakukan pemeriksaan terhadap
laporan keuangan di daerah dan hasilnya belum memenuhi prinsip akuntansi. Untuk
mengatasi hal ini tentu ada program peningkatan sumber daya manusia dibidang
akuntansi dan diperlukan rekrutmen tenaga baru untuk dijadikan auditor.
Independensi auditor dalam melakukan pemeriksaan akan mempengaruhi
kualitas hasil pemeriksaan. Menurut Harahap (1991), auditor harus bebas dari
kepentingan terhadap perusahaan dan laporan keuangan yang dibuatnya. Sejalan
dengan peraturan Menpan tersebut, berdasarkan peraturan BPK No. 1 tahun 2007
tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara diatur mengenai standar umum
pemeriksaan yaitu :
1. Persyaratan kemampuan/keahlian
2. Independensi
3. Penggunaan kemahiran profesional secara cermat dan seksama.
Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang
dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit,
untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektifitas, efisiensi, dan
keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah. Sedangkan
15
auditor adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mempunyai jabatan fungsional
auditor dan/atau pihak lain yang diberi tugas, wewenang, tanggung jawab dan hak
secara penuh oleh pejabat yang berwenang melaksanakan pengawasan pada instansi
pemerintah untuk dan atas nama Aparat Pengawasan Internal Pemerintah.
Menurut Elim (2006) peran auditor internal adalah :
1. Terlibat dalam pengelolaan risiko membantu manajemen
2. Berperan sebagai pihak yang melaksanakan control self assessment atas
pengendalian manajemen.
3. Melakukan audit berbasis resiko.
Penelitian mengenai pengalaman/keahlian telah dilakukan Abdomohammadi
(1991) yang menyatakan pengalaman mungkin penting bagi keputusan yang
kompleks, tetapi tidak untuk keputusan yang sifatnya rutin dan terstruktur.
Penelitian yang dilakukan oleh Alia (2001) menyatakan ternyata pengalaman
tidak berpengaruh terhadap keahlian auditor, sehingga pengalaman tidak berpengaruh
pula terhadap kualitas auditor. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hendro dan Aida (2006) yang menyatakan profesionalisme yang tinggi akan
membuat kebebasan auditor semakin terjamin. Choo dan Trotman (1991) menyatakan
auditor yang berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak umum
(atypical) dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman. Sejalan dengan
paradigma pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di era otonomi
daerah, telah mengalami perubahan yang sangat signifikan terutama di era UU No. 22
tahun 1999 telah menimbulkan kondisi yang stagnan dalam pelaksanaan fungsi
16
pengawasan secara berjenjang dengan adanya pemahanan otonomi pada
Kabupaten/Kota yang beragam sehingga berdampak pada lahirnya pemahaman
bahwa pengawasan juga berotonomi. Kondisi ini mengakibatkan sulitnya informasi
hasil pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah khususnya dilingkungan
internal pemerintah, sehingga kebijakan nasional yang ditetapkan kurang mendapat
masukan dari aspek pengawasan.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 800/1060/2004
tanggal 31 Maret 2004, Inspektorat Provinsi Sumatera Utara telah mengangkat para
auditor untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan perannya dibawah
pembinaan BPKP melalui beberapa pelatihan dan pendidikan yang
berkesinambungan secara terus-menerus, berdasarkan kecakapan dan kompetensinya
untuk melaksanakan tugas rutin pemeriksaan secara komprehensif pada seluruh
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada pada Provinsi, Kabupaten dan
Kota.
Independensi dalam fakta yang diperoleh (independence in fact) adalah
independensi nyata yang diperoleh dan dipertahankan oleh auditor dalam seluruh
rangkaian kegiatan audit, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai tahap
pelaporan. Independensi dalam kenyataan akan ada apabila pada kenyataannya
auditor mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan
auditnya.
17
Independensi dalam penampilan (independence in appearance) atau
independensi profesi adalah independensi yang ditinjau menurut citra (image) auditor
dari pandangan publik atau masyarakat umum terhadap auditor yang bertugas.
Independensi ini adalah hasil interpretasi dari pihak lain mengenai independensi.
Penelitian mengenai independensi telah banyak dilakukan, diantaranya oleh
Fogarty (1996), Pany dan Reckers (1980), Supriyono (1988). Banyaknya penelitian
mengenai independensi menunjukkan bahwa faktor independensi merupakan faktor
penting dalam menghasilkan kualitas hasil pemeriksaan yang baik. Penelitian tersebut
dilakukan terutama untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
independensi auditor.
Berdasarkan Perda No. 4 Tahun 2001 tanggal 21 Mei 2001 tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah, Inspektorat Provinsi Sumatera Utara
merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintah daerah yang mempunyai
tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah
Provinsi, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
kabupaten/kota dan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota.
Inspektorat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud menyelenggarakan
fungsi :
a. Perencanaan program pengawasan
b. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan dan
c. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan.
18
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggungjawab langsung kepada
Gubernur dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris
Daerah.
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, faktor pengalaman yang
merupakan indikator dari variabel kecakapan profesional berpengaruh terhadap
kinerja auditor (Ashton, 1991; Choo dan Trotman, 1991; dan Tubbs, 1992). Peneliti
lain memberikan bukti bahwa pengalaman auditor mempunyai dampak yang
signifikan terhadap kinerja, walaupun hubungannya tidak langsung. Hubungan antara
pengalaman auditor dengan kinerja melalui variabel ”intervening” efek pengetahuan
mengenai pekerjaan (job knowledge) (Bonner dan Lewis, 1990 dan Schmidt et al.,
1986), terutama pengetahuan tentang tugas secara spesifik (bonner, 1990).
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 2007 tanggal 30 Mei 2007
tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah dalam
ketentuan umum pasal 1 point 2 menyebutkan kode etik pejabat pengawas pemerintah
adalah seperangkat prinsip moral atau nilai yang dipergunakan oleh pejabat pengawas
pemerintah sebagai pedoman tingkah laku dalam melaksanakan tugas pengawasan.
Auditor dalam melaksanakan tugas mentaati peraturan perundang-undangan
dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab dengan cara wajib bersikap
dan berperilaku sesuai dengan kode etik. Kode etik sebagaimana yang dimaksud
meliputi :
a. Pejabat pengawas pemerintah dengan organisasi intern
b. Pejabat pengawas pemerintah dengan pejabat pengawas
19
c. Pejabat pengawas pemerintah dengan pemeriksa/auditor
d. Pejabat pengawas pemerintah dengan penyidik
e. Pejabat pengawas pemerintah dengan yang diawasi dan
f. Pejabat pengawas pemerintah dengan masyarakat
Pemahaman kode etik akan mengarah adanya perubahan positif terhadap pola
pikir, sikap, perilaku para pejabat pengawas agar martabat pengawas di masyarakat
mendapat tempat yang terhormat dan mampu memberikan outcome/hasil pengawasan
yang diharapkan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan fenomena yang terjadi pada Inspektorat
Provinsi Sumatera Utara dimana auditor yang memiliki kompetensi teknis sangat
sedikit, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional dan Kepatuhan pada
Kode Etik terhadap Kualitas Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan penelitian-penelitian sebelumnya,
peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah keahlian,
independensi, kecermatan profesional, dan kepatuhan pada kode etik berpengaruh
secara simultan dan parsial terhadap kualitas audior pada Inspektorat Provinsi
Sumatera Utara?
20
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian untuk
mengetahui, menganalisis dan mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh keahlian,
independensi, kecermatan profesional, dan kepatuhan pada kode etik secara simultan
dan parsial terhadap kualitas auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengalaman, pemahaman,
kemampuan intelektual tentang pengaruh keahlian, independensi, kecermatan
profesional, kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas auditor.
2. Bagi Inspektorat Provinsi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran tentang kualitas auditor, pelatihan, tuntutan kecakapan
profesional yang dibutuhkan yang dapat meningkatkan kinerja auditor
Inspektorat Provinsi di masa yang akan datang.
3. Bagi pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota, khususnya Provinsi Sumatera
Utara penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dalam
memahami fungsi, peran, tanggungjawab dan tugas Inspektorat Prop/Kab/Kota.
4. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan memperkaya hasil penelitian dan
sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti hal yang sama.
21
1.5 Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Rizal Iskandar Batubara
tahun 2008 dengan judul Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan
Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap
Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Bawasko Medan), namun peneliti
menambah satu variabel penelitian yaitu kepatuhan pada kode etik berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan
Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah, serta berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008
tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Kualitas Auditor
Beberapa penulis memberikan pengertian mengenai auditing antara lain
sebagai berikut :
Menurut Committee of Auditing Concepts (2005) auditing adalah suatu
proses sistemik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif
mengenai suatu pernyataan tentang kegiatan atau kejadian ekonomis untuk
menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditentukan, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Menurut Arrens and Loebbecke (2005) auditing adalah suatu kegiatan
pengumpulan dan penilaian bukti-bukti yang menjadi pendukung informasi
kuantitatif suatu entitas untuk menentukan dan melaporkan sejauhmana kesesuaian
antara informasi kuantitatif tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit
harus dilakukan oleh institusi atau orang yang kompeten dan independen.
Menurut Leo Hebert (2005) auditing adalah suatu proses kegiatan selain
bertujuan untuk mendeteksi kecurangan atau penyelewengan dan memberikan
simpulan atas kewajaran penyajian akuntabilitas, juga menjamin ketaatan terhadap
hukum, kebijaksanaan dan peraturan melalui pengujian apakah aktivitas organisasi
dan program dikelola secara ekonomis, efisien dan efektif.
Hasil penelitian Deis dan Giroux (1992) menunjukkan bahwa Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih
besar dibandingkan dengan KAP yang kecil. Mereka melakukan penelitian tentang
empat hal dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu
auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin
lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas audit
yang dihasilkan akan semakin rendah, (2) jumlah klien, semakin banyak jumlah klien
maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang
banyak akan berusaha menjaga reputasinya, (3) Kesehatan keuangan klien, semakin
sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk
menekan auditor agar tidak mengikuti standar, dan (4) review oleh pihak ketiga,
kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil
pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga.
Widagdo (2002) melakukan penelitian tentang atribut-atribut kualitas auditor
oleh kantor akuntan publik yang mempunyai pengaruh terhadap kepuasan klien.
Terdapat 12 (dua belas) atribut yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1)
pengalaman melakukan audit, 2) memahami industri klien, 3) responsiff atas
kebutuhan klien, 4) taat pada standar umum, 5) independensi, 6) sikap hati-hati, 7)
komitmen terhadap kualitas audit, 8) keterlibatan pimpinan KAP, 9) melakukan
26
27
pekerjaan lapangan dengan tepat, 10) keterlibatan komite audit, 11) standar etika
yang tinggi, dan 12) tidak mudah percaya.
Hasil penelitian Widagdo (2002) menunjukkan bahwa ada 7 atribut kualitas
auditor yang berpengaruh terhadap kepuasan klien, antara lain pengalaman
melakukan audit, memahami industri klien, responsif atas kebutuhan klien, taat pada
standar umum, komitmen terhadap kualitas audit dan keterlibatan komite audit.
Sedangkan 5 atribut lainnya yaitu independensi, sikap hati-hati, melakukan pekerjaan
lapangan dengan tepat, standar etika yang tinggi dan tidak mudah percaya, tidak
berpengaruh terhadap kepuasan klien.
2.1.2. Keahlian
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 menyatakan Auditor harus mempunyai
pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan tanggung jawabnya.
Pimpinan APIP harus yakin bahwa latar belakang pendidikan dan kompetensi teknis
auditor memadai untuk pekerjaan audit yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu,
pimpinan APIP wajib menciptakan kriteria yang memadai tentang pendidikan dan
pengalaman dalam mengisi posisi auditor di lingkungan APIP.
Auditor APIP harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata
Satu (S-1) atau yang setara. Agar tercipta kinerja audit yang baik maka APIP harus
mempunyai kriteria tertentu dari auditor yang diperlukan untuk merencanakan audit,
mengidentifikasi kebutuhan profesional auditor dan untuk mengembangkan teknik
28
dan metodologi audit agar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang
dilayani oleh APIP. Untuk itu APIP juga harus mengidentifikasi keahlian yang belum
tersedia dan mengusulkannya sebagai bagian dari proses rekrutmen. Aturan tentang
tingkatan pendidikan formal minimal dan pelatihan yang diperlukan harus dievaluasi
secara periodik guna menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit
yang dilayani oleh APIP.
Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh auditor adalah auditing,
akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi. Di samping wajib memiliki
keahlian tentang standar audit, kebijakan, prosedur dan praktik-praktik audit, auditor
harus memiliki keahlian yang memadai tentang lingkungan pemerintahan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi unit yang dilayani oleh APIP. Dalam hal auditor
melakukan audit terhadap sistem keuangan, catatan akuntansi dan laporan keuangan,
maka auditor wajib mempunyai keahlian atau mendapatkan pelatihan di bidang
akuntansi sektor publik dan ilmu-ilmu lainnya yang terkait dengan akuntabilitas
auditi. APIP pada dasarnya berfungsi melakukan audit di bidang pemerintahan,
sehingga auditor harus memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan administrasi
pemerintahan.
Auditor juga harus memiliki pengetahuan yang memadai di bidang hukum
dan pengetahuan lain yang diperlukan untuk mengidentifikasi indikasi adanya
kecurangan (fraud). Pimpinan APIP dan auditor wajib memiliki keterampilan dalam
berhubungan dengan orang lain dan mampu berkomunikasi secara efektif, terutama
dengan auditi. Mereka wajib memiliki kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan
29
dan tulisan, sehingga mereka dapat dengan jelas dan efektif menyampaikan hal-hal
seperti tujuan kegiatan, kesimpulan, rekomendasi dan lain sebagainya.
Auditor harus mempunyai sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan
mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing
professional education) sesuai dengan jenjangnya. Pimpinan APIP wajib
memfasilitasi auditor untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan serta ujian sertifikasi
sesuai dengan ketentuan. Dalam pengusulan auditor untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan jenjangnya, pimpinan APIP mendasarkan keputusannya pada
formasi yang dibutuhkan dan persyaratan administrasi lainnya seperti kepangkatan
dan pengumpulan angka kredit yang dimilikinya.
Auditor wajib memiliki pengetahuan dan akses atas informasi teraktual dalam
standar, metodologi, prosedur, dan teknik audit. Pendidikan profesional berkelanjutan
dapat diperoleh melalui keanggotaan dan partisipasi dalam asosiasi profesi,
pendidikan sertifikasi jabatan fungsional auditor, konferensi, seminar, kursus-kursus,
program pelatihan di kantor sendiri, dan partisipasi dalam proyek penelitian yang
memiliki substansi di bidang audit.
APIP dapat menggunakan tenaga ahli apabila APIP tidak mempunyai
keahlian yang diharapkan untuk melaksanakan penugasan.
Pimpinan APIP harus menggunakan advis dan bantuan dari pihak yang berkompeten
dalam hal auditor tidak memiliki pengetahuan, keterampilan, dan lain-lain
kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan seluruh atau sebagian penugasan.
30
Tenaga ahli yang dimaksud dapat merupakan aktuaris, penilai (appraiser), pengacara,
insinyur, konsultan lingkungan, profesi medis, ahli statistik maupun geologi. Tenaga
ahli tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar organisasi. Dalam hal
penggunaan tenaga ahli, auditor harus menilai kualifikasi profesional, kompetensi dan
pengalaman yang relevan, independensi dan proses pengendalian kualitas dari tenaga
ahli tersebut, sebelum menerima penugasan audit.
2.1.3 Independensi
Dalam semua hal yang berkaitan dengan audit, APIP harus independen dan
para auditornya harus obyektif dalam pelaksanaan tugasnya.
Independensi APIP serta obyektifitas auditor diperlukan agar kredibilitas hasil
pekerjaan APIP meningkat.
Penilaian independensi dan obyektifitas mencakup dua komponen berikut :
1. Status APIP dalam organisasi
2. Kebijakan untuk menjaga obyektifitas auditor terhadap obyek audit.
Pimpinan APIP bertanggung jawab kepada pimpinan tertinggi organisasi agar
tanggung jawab pelaksanaan audit dapat terpenuhi.
Posisi APIP ditempatkan secara tepat sehingga bebas dari intervensi, dan
memperoleh dukungan yang memadai dari pimpinan tertinggi organisasi sehingga
dapat bekerjasama dengan auditi dan melaksanakan pekerjaan dengan leluasa.
Meskipun demikian, APIP harus membina hubungan kerja yang baik dengan auditi
terutama dalam saling memahami diantara peranan masing-masing lembaga.
31
Auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari
konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pekerjaan
yang dilakukannya. Auditor harus obyektif dalam melaksanakan audit. Prinsip
obyektifitas mensyaratkan agar auditor melaksanakan audit dengan jujur dan tidak
mengkompromikan kualitas. Pimpinan APIP tidak diperkenankan menempatkan
auditor dalam situasi yang membuat auditor tidak mampu mengambil keputusan
berdasarkan pertimbangan profesionalnya.
Jika independensi atau obyektifitas terganggu, baik secara faktual maupun
penampilan, maka gangguan tersebut harus dilaporkan kepada pimpinan APIP.
Auditor harus melaporkan kepada pimpinan APIP mengenai situasi adanya dan atau
interpretasi adanya konflik kepentingan, ketidakindependenan atau bias. Pimpinan
APIP harus menggantikan auditor yang menyampaikan situasinya dengan auditor
lainnya yang bebas dari situasi tersebut.
Auditor yang mempunyai hubungan yang dekat dengan auditi seperti
hubungan sosial, kekeluargaan atau hubungan lainnya yang dapat mengurangi
obyektifitasnya, harus tidak ditugaskan untuk melakukan audit terhadap entitas
tersebut.
Dalam hal auditor bertugas menetap untuk beberapa lama di kantor auditi
guna membantu mereviu kegiatan, program atau aktivitas auditi, maka auditor tidak
boleh terlibat dalam pengambilan keputusan atau menyetujui hal-hal yang merupakan
tanggung jawab auditi.
32
Independensi pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara sangat berbeda
dengan independensi yang dimiliki oleh BPK, BPKP, atau Akuntan Publik.
Inspektorat Provinsi merupakan bagian dari SKPD pada Pemerintah Provinsi. Hasil
pemeriksaan yang dilaksanakan Inspektorat Provinsi hanya dapat memberikan saran
kepada Kepala Daerah melalui laporan hasil pemeriksaan untuk memberikan sanksi
dari temuan penyalahgunaan wewenang pada SKPD-SKPD di Pemerintah Provinsi.
Tindakan yang dilakukan merupakan hak mutlak Kepala Daerah. Berbeda dengan
pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK atau BPKP, kedua lembaga ini berhak
melakukan ekspose kepada pusat atas hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
Perbedaan ini menyebabkan masih kurangnya independensi auditor di Inspektorat
Provinsi.
2.1.4 Kecermatan Profesional
Auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan
seksama (due professional care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap
penugasan. Due professional care dapat diterapkan dalam pertimbangan profesional
(professional judgement), meskipun dapat saja terjadi penarikan kesimpulan yang
tidak tepat ketika audit sudah dilakukan dengan seksama.
Due professional care dilakukan pada berbagai aspek audit, diantaranya :
a. formulasi tujuan audit;
b. penentuan ruang lingkup audit, termasuk evaluasi risiko audit;
c. pemilihan pengujian dan hasilnya;
33
d. pemilihan jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan
audit;
e. penentuan signifikan tidaknya risiko yang diidentifikasi dalam audit dan
efek/dampaknya;
f. pengumpulan bukti audit;
g. penentuan kompetensi, integritas dan kesimpulan yang diambil pihak lain
yang berkaitan dengan penugasan audit.
2.1.5 Kepatuhan pada Kode Etik
Auditor harus mematuhi Kode Etik yang ditetapkan. Pelaksanaan audit harus
mengacu kepada Standar Audit ini, dan auditor wajib mematuhi kode etik yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit.
Kode etik ini dibuat bertujuan untuk mengatur hubungan antara :
1. Auditor dengan rekan sekerjanya
2. Auditor dengan atasannya
3. Auditor dengan objek pemeriksanya
4. Auditor dengan masyarakat.
Pengertian Etika menurut Firdaus (2005: 37) adalah perangkat prinsip moral
atau nilai. Masing-masing orang memiliki perangkat nilai, sekalipun tidak dapat
diungkapkan secara eksplisit.
34
Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan karakteristik nilai-nilai sebagian
besar dihubungkan dengan perilaku etis yaitu kejujuran, integritas, mematuhi janji,
loyalitas, keadilan, kepedulian kepada orang lain, menghargai orang lain, menjadi
warga yang bertanggungjawab, mencapai yang terbaik, dan ketanggunggugatan
(Firdaus, 2005, 38).
Sejumlah besar nilai etika dalam masyarakat tidak dapat dimasukkan dalam
undang-undang karena sifat nilai tertentu yang memerlukan pertimbangan. Sebagian
besar orang mendefinisikan perilaku tidak beretika sebagai perilaku yang berbeda
dari sesuatu yang seharusnya dilakukan. Masing-masing orang menentukan apa yang
dianggap tidak beretika, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Penting untuk
memahami mengapa orang bertindak tidak beretika menurut kita.
Terdapat penyebab orang tidak beretika atau standar etika seseorang berbeda
dari masyarakat secara keseluruhan atau seseorang memutuskan untuk bertindak
semaunya yaitu : standar etika seseorang berbeda dari masyarakat umum, dan
seseorang memilih bertindak semaunya.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan beberapa hasil penelitian
yang telah dilakukan antara lain yaitu :
Dopuch dan Simunic (1980) dan DeAngelo (1981) dalam Komalasari (2003)
berargumentasi bahwa ukuran auditor berhubungan positif dengan kualitas auditor.
Economies of scale KAP yang besar akan memberikan insentif yang kuat untuk
35
mematuhi aturan SEC sebagai cara pengembangan dan pemasaran keahlian KAP
tersebut. KAP diklasifikasikan menjadi dua yaitu kantor akuntan publik yang
berafiliasi dengan KAP Big Five, dan kantor akuntan publik lainnya. Auditor
beroperasi dalam lingkungan yang berubah, ketika biaya keagenan tinggi, manajemen
mungkin berkeinginan pada kualitas audit yang lebih tinggi untuk menambah
kredibilitas laporan, hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya pemonitoran.
Alim (2007) penelitiannya berjudul pengaruh kompetensi dan independensi
terhadap kualitas auditor dengan etika editor sebagai variabel moderasi. Penelitian ini
berhasil membuktikan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas
auditor. Sementara itu, interaksi kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh
signifikan terhadap kualitas auditor. Penelitian ini juga menemukan bukti empiris
bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor.
Hogan (1997) menunjukkan bahwa kantor akuntan besar dapat memberikan
kualitas auditor yang baik yaitu dengan mengurangi terjadinya underpricing pada saat
perusahaan melakukan penawaran perdana (initial public stock offering, IPO). Hal ini
disebabkan atestesi yang dilakukan auditor yang berkualitas baik akan mengurangi
asimetri informasi yang semakin besar dibandingkan auditor yang berkualitas rendah.
Alia (2001) juga melakukan penelitian mengenai persepsi auditor terhadap
kualitas audit mengungkapkan bahwa hanya pengetahuan saja yang berpengaruh
terhadap kualitas auditor, pengalaman auditor ternyata tidak banyak memberikan
kontribusi untuk meningkatkan keahlian auditor, berarti pengalaman tidak pula
berpengaruh terhadap kualitas auditor. Hasil penelitiannya juga menunjukkan
36
pengalaman tidak berpengaruh terhadap keahlian auditor, sehingga pengalaman tidak
berpengaruh pula terhadap kualitas auditor, jumlah klien yang banyak dan jenis
perusahaan (go publik atau belum go publik) tidak dapat memperbaiki atau
meningkatkan kualitas audit yang dilakukan auditor.
Sososutikno (2003) melakukan penelitian tentang hubungan tekanan anggaran
waktu dengan perilaku disfungsional serta pengaruhnya terhadap kualitas auditor.
Penelitian yang dilakukan di Jokjakarta ini menyatakan tekanan anggaran waktu
memungkinkan munculnya perilaku disfungsional yang tercermin dari perilaku
premature sign-off, under reporting of time, dan audit quality reduction behavior
namun perilaku disfungsional ini tidak berepengaruh terhadap kualitas auditor.
Begitupun tekanan anggaran waktu secara langsung tidak memiliki hubungan negatif
terhadap kualitas auditor.
Sedangkan Batubara (2008) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh
latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan
independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan (studi empiris pada
Bawasko Medan). Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan,
dan independensi pemeriksa secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan.
2. Secara parsial hanya latar belakang pendidikan yang tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan.
37
Meier dan Fuglister (1992) melakukan penelitian tentang How to improve
audit quality perception of auditors and clients, dalam penelitian tersebut
mengungkapkan bahwa pengalaman dalam melakukan audit mempunyai dampak
yang signifikan terhadap kualitas auditor. Hasil wawancara yang dilakukan Meier dan
Fuglister (1992) terhadap auditor dan klien menunjukkan bahwa klien dan auditor
setuju bahwa pelatihan dan supervisi akan meningkatkan kualitas auditor.
Tabel 2.1 Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu
Peneliti Terdahulu Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Alim (2007)
Pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas auditor dengan etika editor sebagai variabel moderasi
Kompetensi dan independensi sebagai variabel independen. Kualitas auditor sebagai variabel dependen, dan etika auditor sebagai variabel moderasi
Kompetensi berpengaruh signifkan terhadap kualitas auditor. Interaksi kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor.
Sososutikno (2003)
Hubungan Tekanan Anggaran Waktu Dengan Perilaku Disfungsional Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Auditor
Variabel Independen: Tekanan Anggaran Waktu Variabel Dependen: Kualitas Auditor
Tekanan anggaran waktu secara langsung tidak memiliki hubungan negatif terhadap kualitas auditor.
Meier dan Fuglister (1992)
How to improve audit quality: perception of auditors and clients”
Perception of auditors, perceptions of clients, audit quality
Pengalaman dalam melakukan audit mempunyai dampak yang signifikan terhadap kualitas audit.
38
Lanjutan Tabel 2.1
Alia Ariesanti (2001)
Persepsi auditor terhadap kualitas auditor
variabel independen : Pengalaman Variabel Dependen : Kualitas Auditor Variabel Intervening Keahlian auditor
Pengalaman tidak berpengaruh terhadap keahlian auditor, sehingga pengalaman tidak berpengaruh pula terhadap kualitas audior.
Batubara (2008)
Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, Dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Bawasko Medan).
Variabel Independen: Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, Independensi Pemeriksa. Variabel Dependen : Kualitas Hasil Pemeriksaan.
Latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan.Secara parsial hanya latar belakang pendidikan yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan.
39
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka Konseptual sebagaimana yang tergambar di atas, untuk variabel
Keahlian (X1), Independensi (X2), Kecermatan Profesional (X3), dan Kualitas Auditor
(Y) berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008, menyatakan ada empat faktor yang
dapat mempengaruhi kualitas auditor yaitu keahlian, independensi, kecermatan
profesional, sedangkan Kepatuhan pada Kode Etik (X4) berdasarkan Permendagri
Kualitas Auditor (Y)
Keahlian (X1)
Independensi (X2)
Kecermatan Profesional (X3)
Kepatuhan pada Kode Etik (X4)
No. 28 Tahun 2007 tanggal 30 Mei 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode
Etik Pejabat Pengawas Pemerintah.
Jika auditor memiliki keahlian akan melaksanakan tupoksi dengan efektif,
mempersiapkan KKP, melaksanakan perencanaan dan koordinasi audit sehingga akan
berpengaruh terhadap kualitas auditor.
Auditor yang memiliki independensi memiliki tingkat pendidikan formal strata
satu (S1), mengikuti pelatihan dibidang auditing, akuntansi sektor publik, keuangan
daerah, serta telah mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) sehingga
akan berpengaruh terhadap kualitas auditor.
Bahwa auditor bila memiliki kecermatan profesional akan menggunakan
keahlian secara cermat dan seksama, hati-hati dan menerapkan pertimbangan
profesional dalam mengambil kesimpulan sehingga akan berpengaruh terhadap
kualitas auditor.
Apabila auditor memiliki kepatuhan pada kode etik akan mentaati peraturan
perundang-undangan yang berlaku secara bertanggungjawab, berperilaku sesuai
dengan kode etik organisasi, baik terhadap auditi maupun masyarakat sehingga akan
berpengaruh terhadap kualitas auditor.
29
30
3.2 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian
dan teori serta kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka hipotesis
penelitian ini adalah bahwa keahlian, independensi, kecermatan profesional dan
kepatuhan pada kode etik secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap kualitas
auditor.
31
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kausal, Umar (2008) menyebutkan disain kausal
berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain,
dan juga berguna pada penelitian yang bersifat eksperimen dimana variabel
independennya diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya
pada variabel dependennya secara langsung.
Peneliti menggunakan disain penelitian ini untuk memberikan bukti empiris dan
menganalisis keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada
kode etik sebagai variabel independen dan kualitas auditor sebagai variabel dependen
pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Kantor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang
beralamat di Jalan K.H. Wahid Hasyim No. 8 Medan. Jangka waktu penelitian dari
bulan November 2008 sampai dengan bulan Pebruari 2009.
4. 3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor Inspektorat Provinsi
Sumatera Utara yang berjumlah 73 (tujuh puluh tiga) orang berdasarkan Keputusan
Gubernur Sumatera Utara nomor 800/1060/2004 tanggal 31 Maret 2004 terdiri dari :
No. Jurusan Jumlah 1 Ekonomi Akuntansi 4 orang 2 Ekonomi Manajemen 18 orang 3 Tehnik Sipil 2 orang 4 Pertanian 12 orang 5 Hukum 14 orang 6 Sosial Politik 19 orang 7 Kedokteran Hewan 1orang 8 Sarjana Muda (D-III) 1 orang 9 S L T A 2 orang Jumlah ......................................... 73 orang
Jenis penelitian ini adalah sensus, menurut Erlina dan Mulyani (2007) jika
peneliti menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian maka disebut
sensus. Sensus digunakan jika elemen populasi relatif sedikit dan bersifat heterogen.
Metode yang digunakan adalah metode survey, menurut Ghozali dan Ikhsan (2006)
yaitu merupakan pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli.
45
46
4.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
kuesioner, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (1999), kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam
penelitian ini yang akan diberikan kuesioner adalah seluruh Auditor
Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 73 (tujuh puluh tiga) orang.
Tahapan dalam penyebaran dan pengumpulan kuesioner dibagi dalam dua
tahap, yaitu tahap pertama adalah melakukan penyebaran kuesioner kepada seluruh
auditor Inspektorat Provinsi, kemudian menunggu pengisian kuesioner tersebut.
Tahap yang kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh auditor
Inspektorat Provinsi Sumatera Utara untuk dilakukan pengolahan data.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari jawaban
respoden atas kuesioner yang dikirim, sedangkan sumber data berasal dari jawaban
para auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dirancang sendiri oleh
Peneliti, kuesioner ini mengacu pada variabel dan indikator penelitian yang peneliti
ambil berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
Per/05/M.Pan/ 03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Pemeriksaan Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun
2007 tanggal 30 Mei 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat
Pengawas Pemerintah.
47
Sebelum kuesioner disebar ke responden terlebih dahulu dilakukan uji pratest
(uji coba sebelum penelitian yang sebenarnya dilakukan). Menurut Kuncoro (2003)
setelah instrumen disusun dalam bentuk draft maka uji pratest sebaiknya dilakukan
pada sejumlah responden yang sama dengan responden penelitian yang sebenarnya.
4.5. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner yang dirancang
sendiri berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28
Tahun 2007 tanggal 30 Mei 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat
Pengawas Pemerintah.
4.6 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan empat variabel independen yaitu Keahlian (X1),
Independensi (X2), Kecermatan Profesional (X3) dan Kepatuhan pada Kode Etik (X4)
yang merupakan faktor-faktor dari kualitas auditor pada Inspektorat Provinsi
Sumatera Utara dan satu variabel dependen yaitu Kualitas Auditor (Y). Keahlian
(X1) dalam penelitian ini adalah auditor yang mempunyai tingkat pendidikan formal
minimal Strata Satu (S-1) atau yang setara, serta memiliki pengetahuan, keterampilan,
dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya,
dengan indikatornya memiliki kompetensi teknis di bidang auditing, akuntansi,
48
administrasi pemerintahan dan komunikasi dan telah mempunyai sertifikasi jabatan
fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional
berkelanjutan (continuing professional education). Pengukuran variabel dalam
penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval, seperti yang
dikemukakan Erlina dan Mulyani (2007 : 53) skala interval adalah skala pengukuran
yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak konstruk yang diukur tetapi tidak
menggunakan angka nol sebagai titik awal perhitungan dan bukan angka awal
absolut.
Independensi (X2) dalam penelitian ini adalah Auditor harus memiliki sikap
yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan dalam
merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya. Auditor
harus obyektif dalam melaksanakan audit. Prinsip obyektifitas mensyaratkan agar
auditor melaksanakan audit dengan jujur dan tidak mengkompromikan kualitas.
Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran
interval. Kecermatan Profesional (X3) dalam penelitian ini adalah auditor harus
menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional
care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan. Due professional care
dapat diterapkan dalam pertimbangan profesional (professional judgement), yang
dilakukan pada berbagai aspek audit, diantaranya :
1. formulasi tujuan audit;
2. penentuan ruang lingkup audit, termasuk evaluasi risiko audit;
3. pemilihan pengujian dan hasilnya;
49
4. pemilihan jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan
audit;
5. penentuan signifikan tidaknya risiko yang diidentifikasi dalam audit dan
efek/dampaknya;
6. pengumpulan bukti audit;
7. penentuan kompetensi, integritas dan kesimpulan yang diambil pihak lain
yang berkaitan dengan penugasan audit. Pengukuran variabel dalam penelitian
ini dengan menggunakan skala pengukuran interval.
Kepatuhan pada Kode Etik (X4) dalam penelitian ini adalah auditor harus
mematuhi kode etik yang ditetapkan. Pelaksanaan audit harus mengacu kepada
standar audit, dan auditor wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari standar audit.
Kode etik ini dibuat bertujuan untuk mengatur hubungan antara :
1. Auditor dengan rekan sekerjanya
2. Auditor dengan atasannya
3. Auditor dengan objek pemeriksanya
4. Auditor dengan masyarakat.
Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran
interval.
50
Kualitas Auditor (Y) dalam penelitian ini adalah auditor yang melakukan tupoksi
dengan efektif, dengan cara mempersiapkan kertas kerja pemeriksaan, melaksanakan
perencanaan, koordinasi dan penilaian efektifitas tindak lanjut pemeriksaan, serta
konsistensi laporan audit (Menpan 2008).
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Variabel Dependen
Kualitas Auditor
(Y)
adalah auditor yang melaksanakan tupoksi dengan efektif, dengan cara mempersiapkan kertas kerja pemeriksaan, melaksanakan perencanaan, koordinasi dan penilaian efektifitas tindak lanjut audit, serta konsistensi laporan audit
1. Melaksanakan tupoksi dengan efektif
2. Mempersiapkan KKP 3. Melaksanakan
perencanaan dan koordinasi audit
4. Menilai efektifitas tindak lanjut hasil audit
5. Konsistensi penyajian laporan hasil audit
Interval
Variabel Independen Keahlian.
(X1) Auditor harus mem- punyai pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya
1. Latar belakang pendidikan 2. Memiliki kompetensi teknis 3. Memiliki sertifikasi JFA dan mengikuti pendidikandan pelatihan berkelanjutan
Interval
Indepedensi (X2)
Auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya
1. Memiliki objektifitas 2. Memiliki kejujuran 3. Tidak mengkompromikan kualitas
Interval
51
Lanjutan Tabel 4.1
Kecermatan Profesional
(X3)
Auditor harus meng- gunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan.
1. Formulasi tujuan audit 2. Penentuan ruang lingkup
audit, termasuk evaluasi risiko audit;
3. Pemilihan pengujian dan hasilnya
4. Pemilihan jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan audit
5. Penentuan signifikan tidaknya risiko yang diidentifikasi dalam audit dan efek/dampaknya
6. Pengumpulan bukti audit 7. Penentuan kompetensi,
integritas dan kesimpulan yang diambil pihak lain yang berkaitan dengan penugasan audit.
Interval
Kepatuhan pada Kode
Etik (X4)
Auditor harus mematuhi Kode Etik yang ditetapkan. Pelaksanaan audit harus mengacu kepada Standar Audit dan wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit.
1. Auditor dengan rekan sekerjanya
2. Auditor dengan atasannya
3. Auditor dengan objek pemeriksanya 4. Auditor dengan masyarakat.
Interval
4.7. Model dan Teknik Analisis Data
4.7.1. Model Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda (Multiple Regression Analysis). Menurut Sugiyanto (2004) analisis
regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh lebih dari satu
52
variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi linier berganda
adalah sebagai berikut :
1 1 2 2 3 3 4 4Y X X X X eα β β β β= + + + + +
Keterangan :
Y : Kualitas Auditor
X1 : Keahlian
X2 : Independensi
X3 : Kecermatan Profesional
X4 : Kepatuhan terhadap Kode Etik
α : Konstanta.
β : Koefisien Regresi.
e : Eror.
4.7.2. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan model
regresi. Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis
regresi cukup sering dalam mencocokan model prediksi ke dalam sebuah model yang
dimasukkan ke dalam serangkaian data. Penelitian diuji dengan beberapa uji statistik
yang terdiri dari uji kualitas data, pengujian asumsi klasik, statistik deskriptif, dan uji
statistik untuk pengujian hipotesis.
53
4.7.3. Uji Kualitas Data
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) ada dua konsep mengukur kualitas
data yaitu reliabilitas dan validitas. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan
instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian
tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang
dikumpulkan dari penggunaan instrumen.
1. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban responden
atas seluruh butir pertanyaan atau pernyataan yang digunakan. Pengujian
reliabilitas berguna untuk mengetahui apakah instrumen yang dalam hal ini
kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden
yang sama (Umar, 2000). Teknik statistik yang digunakan untuk pengujian
tersebut dengan koefisien cronbach’s alpha dengan bantuan software SPSS.
Cronbach’s Alpha merupakan uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih
dari dua. Menurut Supramono dan Utami (2004) secara umum suatu
instrumen dikatakan reliabel jika memiliki koefisien cronbach’s alpha > 0,6.
2. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian yang
telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur (variabel kunci yang sedang diteliti). Menurut Umar (2000)
uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan
kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Validitas
54
dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang mencerminkan
kebenaran sekalipun responden yang dijadikan objek pengujian berbeda
(Ghozali dan Ikhsan, 2006). Uji validitas dihitung dengan menggunakan
korelasi person dan setelah dilakukan pengukuran dengan SPSS akan dilihat
tingkat signifikan atas semua pertanyaan. Pengujian validitas instrumen
dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai validitas dapat dilihat pada kolom
Corrected Item-Total Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih
besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka instrumen tersebut
dikatakan valid.
4.7.4. Uji Asumsi Klasik
Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi
klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan
bermanfaat. Menurut Lubis (2007) dalam membuat uji asumsi klasik harus
menggunakan data yang akan digunakan dalam uji regresi. Uji Asumsi klasik
meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokesdastisitas.
Adapun uji asumsi klasik yang dipakai yaitu uji Normalitas, uji Multikolinearitas, uji
Heteroskedastisitas sedangkan uji Autokorelasi tidak digunakan karena data
penelitian merupakan data primer dalam bentuk kuesioner dan tidak berhubungan
dengan model data yang memakai rentang waktu.
1. Uji Normalitas
Menurut Umar (2000) uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel
dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal
55
atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan 2 metode pengujian yaitu
Normal p_plot dan diagram histogram.
Jika data ternyata tidak berdistribusi normal, analisis non parametrik termasuk
model-model regresi dapat digunakan. Mendeteksi apakah data berdistribusi
normal atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data
melalui sebuah grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Sebagaimana dikemukakan oleh Lubis (2007) data dalam keadaan
normal apabila distribusi data menyebar disekitar garis diagonal.
Kenormalan data juga dapat dilihat dengan melihat diagram histogram dimana
keputusan/pengambilan kesimpulan yaitu jika grafik histogram tidak condong
ke kiri dan ke kanan maka data penelitian berdistribusi normal dan sebaliknya.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi
yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel independen. Jika
terjadi korelasi kuat, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi.
Menurut Singgih Santoso (2000) model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi antar variabel independen. Ketentuan untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinieritas yaitu :
Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10, dan nilai
Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari
56
multikolinieritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 1/10 atau
0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
lain tetap disebut homokedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda
disebut heterokedastisitas. Menurut Umar (2000) model regresi yang baik
adalah model yang heterokedastisitas. Cara memprediksinya adalah :
a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0.
b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang
melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola (Lubis, 2007).
4.7.5. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses
transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan
diinterprestasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data
dalam bentuk tabel numerik. Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk
memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang paling utama
dan data demografi responden. (Ghazali dan Ikhsan, 2006).
57
4.7.6. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dilakukan dengan melihat rata-rata
nilai variabel yang dipakai. Kuesioner diarahkan untuk jawaban positif atau negatif.
Interval jawaban terdiri dari 1 sampai dengan 5, dan jawaban point 4 dan point 5
merupakan jawaban positif karena jawaban point 4 adalah setuju dan point 5 adalah
sangat setuju. Untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh keahlian, independensi,
kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik secara simultan dan parsial
terhadap kualitas auditor digunakan pengujian hipotesis secara simultan dengan uji F,
dan secara parsial dengan uji t.
1. Uji F
Uji F menguji pengaruh simultan antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji F
adalah sebagai berikut :
Ho : β = 0, Keahlian, Independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan
kode etik tidak berpengaruh secara simultan terhadap kualitas auditor.
Ha : β ≠ 0, Keahlian, Independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan
pada kode etik berpengaruh secara simultan terhadap kualitas auditor.
Pada tabel ANOVA didapat uji F yang menguji semua sub variabel bebas yang
akan mempengaruhi persamaan regresi. Dengan menggunakan derajat
keyakinan 95 % atau taraf nyata 5 % serta derajat kebebasan df1 dan df2 untuk
58
mencari nilai F tabel. Nilai F tabel dapat dilihat dengan menggunakan F tabel.
Dasar pengambilan keputusan adalah :
a. Jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
b. Jika F hitung < F tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan
berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan :
a. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
b. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
2. Uji t
Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji t, yaitu menguji
pengaruh parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen,
dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Adapun langkah-langkah
dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut :
Ho : β = 0, Keahlian, independensi, kecermatan profesional, dan kepatuhan
pada kode etik tidak berpengaruh secara parsial terhadap kualitas auditor.
Ha : β ≠ 0, Keahlian, independensi, kecermatan profesional, dan kepatuhan
pada kode etik berpengaruh secara parsial terhadap kualitas auditor .
Untuk mencari t tabel dengan df = N-2, taraf nyata 5 % dapat dengan
menggunakan tabel statistik. Nilai t tabel dapat dilihat dengan menggunakan
tabel t. Dasar pengambilan keputusan adalah :
a. Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak
59
b. Jika t hitung < t tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan
berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan :
a. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
b. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
60
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Deskripsi Data
5.1.1 Deskripsi Lokasi
Lokasi penelitian ini adalah kantor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang
beralamat di Jalan K.H. Wahid Hasyim No. 8 Medan. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 73 (tujuh
puluh tiga) orang. Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan kuesioner pada 73
orang auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Namun, dari 73 eksemplar yang
dibagikan yang kembali berjumlah 65 eksemplar. Adapun 8 eksemplar lagi yang
tidak kembali karena alasan melaksanakan diklat sebanyak 4 (empat) orang, dan sakit
4 (empat) orang. Seluruh kuesioner yang kembali, dijadikan sampel dalam penelitian
ini.
Tabel 5.1 Pengumpulan Data
Keterangan Jumlah PersentaseKuesioner yang dikirim berjumlah 73 eksemplar Kuesioner yang tidak kembali Kuesioner yang kembali Kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian
73 8 65 65
100 % 11 % 89 % 89 %
5.1.2 Karakteristik Responden
Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin (Tabel 5.2) menunjukkan bahwa
auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang paling banyak berjenis kelamin pria
sebanyak 45 orang ( 69,24 %) dan berjenis kelamin wanita sebanyak 20 orang
(30,76 %).
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persen
Pria 45 69,24 Wanita 20 30,76
Total 65 100,0
Hasil penelitian berdasarkan masa kerja (Tabel 5.3) menunjukkan bahwa
auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara mempunyai masa kerja paling banyak
16-20 tahun sebanyak 37 orang atau (56,92 %), lalu 11-15 tahun sebanyak 20 orang
atau (30,77 %) dan yang paling sedikit 6-10 tahun sebanyak 3 orang atau (4,6 %).
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja Frekuensi Persen ≤ 5 Tahun - - 6-10 Tahun 3 4,6 11-15 Tahun 20 30,77 16-20 Tahun 37 56,92 > 20 Tahun 5 7,7 Total 65 100,0
72
73
Hasil penelitian berdasarkan umur (Tabel 5.4) menunjukkan bahwa auditor
Inspektorat Provinsi Sumatera Utara memiliki usia antara 41-50 tahun sebanyak 53
orang atau (81,54 %), lalu 31- 40 tahun sebanyak 10 orang atau (15,40 %) dan yang
paling sedikit berusia 51- 60 tahun sebanyak 2 orang atau (3,0 %).
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Umur Frekuensi Persen
20-30 Tahun - - 31-40 Tahun 10 15,40 41-50 Tahun 53 81,54 51-60 Tahun 2 3,0 Total 65 100,0
Hasil penelitian berdasarkan Tingkat Pendidikan (Tabel 5.5) menunjukkan
bahwa auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara memiliki tingkat pendidikan
tertinggi Sarjana (S1) sebanyak 54 orang atau (83,1 %), lalu Pascasarjana (S2)
sebanyak 9 orang atau (13,84 %) dan yang paling sedikit berpendidikan SMA
sebanyak 2 orang atau (3,0 %).
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Frekuensi Persen
SMA Sederajat 2 3,0 Sarjana Muda - - Sarjana (S1) 54 83,1 S2 atau S3 9 13,84 Total 65 100,0
74
5.2 Hasil Analisis Data
5.2.1 Uji Kualitas Data
Sebelum daftar pertanyaan diberikan pada responden, daftar pertanyaan perlu
diuji coba terlebih dahulu. Uji Pratest telah dilakukan terhadap instrumen penelitian
ini dan telah memenuhi syarat untuk dijadikan kuesioner namun tidak ditampilkan
dalam penelitian ini.
5.2.1.1 Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai
validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka
korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka
instrumen tersebut dikatakan valid. Angka kritik pada penelitian ini adalah N-2 = 65-
2 = 63 dengan taraf signifikan 5% maka angka kritik untuk uji validitas pada
penelitian adalah 0,244. Berdasarkan pengujian validitas instrumen, nilai corrected
item-total correlation bernilai positif dan di atas nilai r tabel 0,244 yang artinya
semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid. Hasil uji validitas variabel Kualitas
Auditor (Y), Keahlian (X1), Independensi (X2), Kecermatan Profesional (X3) dan
Kepatuhan pada Kode Etik (X4) adalah sebagai berikut :
75
Tabel 5.6 Uji Validitas Variabel Penelitian
Instrumen Variabel
Butir Instrumen r hitung
R tabel
Ket
Kualitas Auditor (Y)
a. Melaksanakan Tupoksi dengan efektif
b. Menyediakan kertas kerja pemeriksaan
c. Melaksanakan koordinasi audit d. Melaksanakan perencanaan audit e. Melakukan penilaian efektifitas
tindak lanjut hasil pemeriksaan dan konsistensi penyajian laporan hasil audit
0,526 0,841 0,499 0,800 0,735
0,244 0,244 0,244 0,244 0,244
Valid Valid Valid Valid Valid
Keahlian (X1) a. Memiliki tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1 )
b. Mengikuti pelatihan yang memadai dibidang auditing, akuntansi sektor publik, dan keuangan daerah
0,371
0,335
0,244
0,244
Valid
Valid
c. Memiliki keahlian di bidang Auditing
d. Memiliki keahlian di bidang akuntansi sektor publik, keuangan daerah dan lain-lain
e. Memiliki keahlian di bidang administrasi pemerintahan dan hukum.
f. Mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan.
g. Memiliki keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain dan mampu berkomunikasi secara efektif dengan auditi.
0,412 0,451
0,673
0,540
0,474
0,244
0,244
0,244
0,244
0,244
Valid Valid
Valid Valid
Valid
76
Independensi (X2)
a. Bebas dari intervensi dan mendapat dukungan dari pimpinan tertinggi
b. Harus memiliki sikap netral dan tidak bias
c. Menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan hasil audit.
d. Tidak mempunyai hubungan yang dekat dengan auditi seperti hubungan sosial, kekeluargaaan atau hubungan lainnya.
e. Melaporkan kepada pimpinan APIP mengenai situasi jika independensi atau objektifitas terganggu baik secara fakta maupun penampilan
f. Pimpinan APIP harus menggantikan auditor yang menghadapi gangguan terhadap konflik kepentingan
0,825
0,751 0,764
0,422
0,699
0,788
0,244
0,244 0,244
0,244
0,244
0,244
Valid
Valid Valid
Valid
Valid
Valid
Kecermatan Profesional (X3)
a. Menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama.
b. Menggunakan keahlian profesionalisme secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan
c. Menerapakan pertimbangan profesional dalam mengembangkan keahlian profesionalnya
0,732
0,745
0,658
0,244
0,244
0,244
Valid
Valid
Valid
Kepatuhan pada Kode Etik (X4)
a. Melaksanakan tugas mentaati peraturan perundang-undangan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab
b. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap organisasi intern
c. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap auditi
d. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap masyarakat
0,394
0,444
0,470
0,613
0,244
0,244
0,244
0,244
Valid
Valid
Valid
Valid
77
5.2.1.2 Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban responden
atas seluruh butir pertanyaan atau pernyataan yang digunakan. Pengujian reliabilitas
berguna untuk mengetahui apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat
digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama (Umar, 2000).
Teknik statistik yang digunakan untuk pengujian tersebut dengan koefisien
cronbach’s alpha dengan bantuan program software SPSS. Cronbach’s Alpha
merupakan uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih dari dua. Menurut
Supramono dan Utami (2004) secara umum suatu instrumen dikatakan reliabel jika
memiliki koefisien cronbach’s alpha > 0,6.
Tabel 5.7 Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
Variabel Alpha Cronbach’s
Batas Reliabilitas
Keterangan
Kualitas Auditor (Y) Keahlian (X1) Independensi (X2) Kecermatan Profesional (X3) Kepatuhan pada Kode Etik (X4)
0,856 0,736 0,887 0,842 0,680
0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas
menunjukkan cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6 maka dapat dinyatakan instrumen
tersebut reliabel.
78
5.2.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian
asumsi klasik, pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi
dalam model regresi berganda dan untuk menginterpretasikan data agar lebih relevan
dalam menganalisis. Dalam melakukan penelitian ini peneliti hanya menggunakan 3
alat uji ini sebab data yang peneliti gunakan merupakan data primer dalam bentuk
kuesioner dan tidak berhubungan dengan model data yang memakai rentang waktu.
Pengujian asumsi klasik ini meliputi :
5.2.2.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi antara
variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) keduanya memiliki
distribusi normal atau tidak yang dapat dilihat dengan menggunakan normal p_plot
dan Diagram Histogram yang tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Data dalam
keadaan normal apabila distribusi data menyebar di sekitar garis diagonal. Grafiknya
sebagai berikut :
79
Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0
Expe
cted C
um Pr
ob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Kualitas Auditor
Regression Standardized Residual3210-1-2-3
Freq
uenc
y
20
15
10
5
0
Histogram
Dependent Variable: Kualitas Auditor
Mean =1.48E-15�Std. Dev. =0.968�
N =65
Gambar 5.1 Grafik Uji Normalitas
80
Dari gambar di atas dapat disimpulkan data terdistribusi dengan normal,
dimana data terlihat menyebar mengikuti garis diagonal dan diagram histogram yang
tidak condong kekiri dan kekanan sehingga dapat dikatakan data berdistribusi normal.
5.2.2.2 Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana variabel lain (independen)
saling berkorelasi satu dengan lainnya. Persamaan regresi berganda yang baik adalah
persamaan yang bebas dari adanya multikolinieritas antara variabel independen. Alat
ukur yang sering digunakan untuk mengukur ada tidaknya variabel yang berkorelasi,
maka digunakan alat uji atau deteksi Variance Inflation Factor (VIF). Dimana nilai
VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.
Tabel 5.8 Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF 1 (Constant) Keahlian ,652 1,535 Independensi ,201 4,970 Kecermatan Profesional ,508 1,969 Kepatuhan pada Kode Etik ,178 5,625
Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009 (data diolah)
81
Pada output bagian ini, terlihat bahwa dari keempat variabel independen
dengan nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.
Sehingga dapat disimpulkan dalam model regresi ini tidak ada masalah
multikolinieritas.
5.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat gambar seperti berikut ini:
Regression Studentized Residual3210-1-2-3
Regres
sion S
tandar
dized
Predic
ted
Value
3
2
1
0
-1
-2
Scatterplot
Dependent Variable: Kualitas Auditor
Gambar 5.2 Grafik Uji Heteroskedastisitas
82
Dengan menggunakan metode grafik di atas dapat diambil keputusan dengan
kriteria sebagai berikut :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dari grafik 5.2 di atas menunjukkan tidak ada pola yang jelas dan
menandakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel penelitian, dengan
demikian asumsi dasar bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan
terpenuhi.
5.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
5.2.3.1 Variabel Keahlian (X1)
Dari data yang diperoleh untuk Variabel Keahlian (X1) dapat dilihat pada tabel
5.7 berikut ini:
Tabel 5.9 Deskripsi Variabel Keahlian (X1)
Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Variance Min Max Kuesioner-1 4,28 4 ,740 ,547 2 5 Kuesioner-2 4,31 4 ,465 ,216 4 5 Kuesioner-3 4,17 4 ,378 ,143 4 5 Kuesioner-4 4,34 4 ,509 ,259 3 5 Kuesioner-5 4,26 4 ,509 ,259 3 5 Kuesioner-6 4,23 4 ,523 ,274 3 5 Kuesioner-7 4,25 4 ,434 ,188 4 5
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)
83
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan :
1. Memiliki tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1) : jawaban
responden maksimum 5 dan minimum 2, dengan rata-rata 4,28 dan standar
deviasi 0,740.
2. Mengikuti pelatihan yang memadai dibidang auditing, akuntansi sektor
publik, dan keuangan daerah : jawaban responden maksimum 5 dan minimum
4, dengan rata-rata 4,31 dan standar deviasi 0,465.
3. Memiliki keahlian di bidang auditing : jawaban responden maksimum 5 dan
minimum 4, dengan rata-rata 4,17 dan standar deviasi 0,378.
4. Memiliki keahlian di bidang akuntansi sektor publik, keuangan daerah dan
lain-lain : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata
4,34 dan standar deviasi 0,509.
5. Memiliki keahlian di bidang administrasi pemerintahan dan hukum : jawaban
responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 4,26 dan standar
deviasi 0,509.
6. Mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti
pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan : jawaban responden
maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 4,23 dan standar deviasi 0,523.
7. Memiliki keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain dan mampu
berkomunikasi secara efektif dengan auditi : jawaban responden maksimum 5
dan minimum 4, dengan rata-rata 4,25 dan standar deviasi 0,434.
84
5.2.3.2 Variabel Independensi (X2)
Dari data yang diperoleh untuk Variabel Independensi (X2) dapat dilihat pada
tabel 5.8 berikut ini:
Tabel 5.10 Deskripsi Variabel Independensi (X2)
Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Variance Min MaxKuesioner-1 3,63 4 ,601 ,362 3 5 Kuesioner-2 3,63 3 ,675 ,455 3 5 Kuesioner-3 3,66 4 ,619 ,384 3 5 Kuesioner-4 3,77 4 ,656 ,430 3 5 Kuesioner-5 3,52 3 ,615 ,378 3 5 Kuesioner-6 3,74 4 ,691 ,477 3 5
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan:
1. Bebas dari intervensi dan mendapat dukungan dari pimpinan tertinggi :
jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,63 dan
standar deviasi 0,601.
2. Harus memiliki sikap netral dan tidak bias : jawaban responden maksimum 5
minimum 3, dengan rata-rata 3,63 dan standar deviasi 0,455.
3. Menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan
melaporkan hasil audit : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan
rata-rata 3,66 dan standar deviasi 0,619.
4. Tidak mempunyai hubungan yang dekat dengan auditi seperti hubungan
sosial, kekeluargaaan atau hubungan lainnya : jawaban responden maksimum
5 minimum 3, dengan rata-rata 3,77 dan standar deviasi 0,656.
85
5. Melaporkan kepada pimpinan APIP mengenai situasi jika independensi atau
objektifitas terganggu baik secara fakta maupun penampilan : jawaban
responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,52 dan standar deviasi
0,615.
6. Pimpinan APIP harus menggantikan auditor yang menghadapi gangguan
terhadap konflik kepentingan : jawaban responden maksimum 5 minimum 3,
dengan rata-rata 3,74 dan standar deviasi 0,691.
5.2.3.3 Variabel Kecermatan Profesional (X3)
Dari data yang diperoleh untuk Variabel Kecermatan Profesional (X3) dapat
dilihat pada tabel 5.9 berikut ini :
Tabel 5.11 Deskripsi Variabel Kecermatan Profesional (X3)
Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Variance Min Max
Kuesioner-1 3,71 4 ,655 ,429 3 5
Kuesioner-2 3,77 4 ,679 ,462 3 5
Kuesioner-3 3,66 3 ,776 ,602 3 5
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan :.
1. Menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama : jawaban
responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,71 dan standar
deviasi 0,655.
86
2. Menggunakan keahlian profesionalisme secara hati-hati (prudent) dalam setiap
penugasan : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,77
dan standar deviasi 0,679.
3. Menerapakan pertimbangan profesional dalam mengembangkan keahlian
profesionalnya : jawaban responden maksimum 5 minimum 3 dengan rata-rata
3,66 dan standar deviasi 0,776.
5.2.3.4 Variabel Kepatuhan pada Kode Etik (X4)
Dari data yang diperoleh untuk Variabel Kepatuhan Terhadap Kode Etik (X4)
dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut ini:
Tabel 5.12 Deskripsi Variabel Kepatuhan pada Kode Etik (X4)
Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Variance Min Max
Kuesioner-1 4,05 4 ,276 ,076 3 5
Kuesioner-2 4,40 4 ,524 ,275 3 5
Kuesioner-3 3,77 4 ,493 ,243 3 5
Kuesioner-4 3,62 4 ,578 ,334 3 5
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan:
1. Melaksanakan tugas mentaati peraturan perundang-undangan dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab : jawaban responden maksimum 5 dan
minimum 3, dengan rata-rata 4,05 dan standar deviasi 0,276.
87
2. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap organisasi intern :
jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 4,40 dan standar
deviasi 0,524.
3. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap auditi : jawaban
responden maksimum 5 minimum 3 dengan rata-rata 3,77 dan standar deviasi
0,493.
4. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap masyarakat : jawaban
responden maksimum 5 minimum 3 dengan rata-rata 3,62 dan standar deviasi
0,578. .
5.2.3.5 Variabel Kualitas Auditor (Y)
Dari data yang diperoleh untuk Variabel Kualitas Auditor (Y) dapat dilihat
pada tabel 5.10 berikut ini :
Tabel 5.13. Deskripsi Variabel Kualitas Auditor (Y)
Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Variance Min Max
Kuesioner-1 4,43 4 ,529 ,280 3 5
Kuesioner-2 3,77 4 ,553 ,305 3 5
Kuesioner-3 4,02 4 ,330 ,109 3 5
Kuesioner-4 3,88 4 ,600 ,360 3 5
Kuesioner-5 4,02 4 ,545 ,297 3 5
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)
88
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan :
1. Melakukan Tupoksi dengan efektif : jawaban responden maksimum 5
minimum 3, dengan rata-rata 4,43 dan standar deviasi 0,529.
2. Menyediakan kerangka kerja pelaksanaan dan peningkatan kegiatan audit :
jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,77 dan
standar deviasi 0,553.
3. Melaksanakan koordinasi audit : jawaban responden maksimum 5 minimum
3, dengan rata-rata 4,02 dan standar deviasi 0,330.
4. Melaksanakan perencanaan audit : jawaban responden maksimum 5 minimum
3, dengan rata-rata 3,88 dan standar deviasi 0,600.
5. Melakukan penilaian efektifitas tindak lanjut hasil pengawasan dan
konsistensi penyajian laporan hasil audit : jawaban respoden maksimum 5
minimum 3, dengan rata-rata 4,02 dan standar deviasi 0,545.
5.3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis bahwa keahlian, independensi, kecermatan
profesional dan kepatuhan pada kode etik berpengaruh terhadap kualitas auditor
secara simultan dengan uji F dan uji parsial dengan uji t.
89
5.3.1. Pengujian Hipotesis dengan Uji F
Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen
dianalisis dengan menggunakan uji F, yaitu dengan memperhatikan signifikansi nilai
F pada output perhitungan dengan tingkat alpha 5%. Jika nilai signifikansi uji F lebih
kecil dari 5% maka terdapat pengaruh antara semua variabel independen terhadap
variabel dependen. Hasil pengujian uji F pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel
5.12 di bawah ini:
Tabel 5.14 Hasil Uji F
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 9,911 4 2,478
140,419
,000(a)
Residual 1,059 60 ,018
Total 10,970 64
Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009 (data diolah)
Pada hasil uji regresi dalam penelitian ini, diketahui nilai uji F sebesar
140,419 dengan signifikansi 0,000. Dimana disyaratkan nilai signifikansi F lebih
kecil dari 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel
independen dalam penelitian ini secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
terhadap kualitas auditor (Y). Hal tersebut berarti jika keahlian (X1), independensi (X2)
kecermatan profesional (X3) dan kepatuhan pada kode etik (X4) secara bersama-sama
90
mengalami kenaikan maka akan berdampak pada kenaikan kualitas auditor (Y),
sebaliknya jika keahlian (X1), independensi (X2) kecermatan profesional (X3) dan
kepatuhan pada kode etik (X4) secara bersama-sama mengalami penurunan maka
akan berdampak pada penurunan kualitas auditor (Y)
5.3.2. Pengujian Hipotesis dengan Uji t
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, pembahasan akan dilanjutkan
dengan pengujian hipotesis, dengan memperhatikan nilai t hitung dari hasil regresi
tersebut untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen dengan tingkat kepercayaan 95% atau pada alpha 5%. Dengan
syarat apabila nilai variabel independen signifikan terhadap variabel dependen maka
terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan
apabila tidak signifikan maka tidak terdapat pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini uji t digunakan untuk menguji apakah
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau tidak dengan mengetahui
apakah variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
Adapun metode dalam penentuan t tabel menggunakan ketentuan tingkat
signifikan 5%, dengan df=n-k-1 (pada penelitian ini df=65-5-1=59), sehingga didapat
nilai t tabel sebesar 2,00 disajikan dalam tabel 5.11. sebagai berikut:
91
Tabel 5.15 Nilai t hitung
Variabel t hitung t tabel Signifikansi Keputusan
Keahlian (X1) 2,162 2,00 0,035 Hipotesis Terbukti
Independensi (X2) 6,456 2,00 0,000 Hipotesis Terbukti
Kecermatan Profesional (X3)
4,474 2,00 0,000 Hipotesis Terbukti
Kepatuhan pada Kode Etik (X4)
2,104 2,00 0,040 Hipotesis Terbukti
Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009 (data diolah)
Dari tabel 5.11 di atas, diketahui nilai t hitung dari masing-masing variabel
independen. Dari nilai tersebut yang kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel.
Karena t hitung dalam penelitian ini lebih besar dari t tabel, maka Ho ditolak, dengan
kata lain keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode
etik berpengaruh terhadap kualitas auditor.
Selain itu pengujian hipotesis secara parsial juga dapat dianalisis dari nilai
signifikansi dimana nilai signifikansi berada dibawah 0,05 maka dapat dikatakan
bahwa secara parsial masing-masing variabel bebas berpengaruh signifikan pada
tingkat alpha 5%.
92
5.4. Hasil Persamaan Regresi
Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interpretasi analisis regresi maka
digunakan bentuk persamaan. Persamaan atau model tersebut berisi konstanta dan
koefisien-koefisien regresi yang didapat dari hasil pengolahan data yang telah
dilakukan sebelumnya. Persamaan regresi yang telah dirumuskan kemudian dengan
bantuan program SPSS dilakukan pengolahan data sehingga didapat persamaan akhir
sebagai berikut :
1 2 30,154 0,138 0,464 0,170 0,241Y X X X X= + + + + 4
Pada model regresi ini, nilai konstanta yang tercantum sebesar 0,154 dapat
diartikan jika variabel bebas dalam model diasumsikan sama dengan nol, secara rata-
rata variabel diluar model tetap akan meningkatkan kualitas auditor sebesar 0,154
satuan.
Nilai besaran koefisien regresi 1β sebesar 0,138 pada penelitian ini dapat
diartikan bahwa variabel keahlian (X1) berpengaruh positif terhadap kualitas
auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika keahlian mengalami peningkatan
sebesar satu satuan, kualitas auditor juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,138
satuan.
Nilai besaran koefisien regresi 2β sebesar 0,464 pada penelitian ini dapat
diartikan bahwa variabel independensi (X2) berpengaruh positif terhadap kualitas
auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika independensi mengalami peningkatan
93
sebesar satu satuan, kualitas auditor juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,464
satuan.
Nilai besaran koefisien regresi 3β sebesar 0,170 pada penelitian ini dapat
diartikan bahwa variabel kecermatan profesional (X3) berpengaruh positif terhadap
kualitas auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika kecermatan profesional
mengalami peningkatan sebesar satu satuan, kualitas auditor juga akan mengalami
peningkatan sebesar 0,170 satuan.
Nilai besaran koefisien regresi 4β sebesar 0,241 pada penelitian ini dapat
diartikan bahwa variabel kepatuhan pada kode etik (X4) berpengaruh positif terhadap
kualitas auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika kepatuhan pada kode etik
mengalami peningkatan sebesar satu satuan, kualitas auditor juga akan mengalami
peningkatan sebesar 0,241 satuan.
5.4.1. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi dapat menjelaskan variabel dependen apabila
(R2) > 50 %. Dalam penelitian ini besarnya koefisien determinasi (R2) sebesar 0,903
(90,3%). Sehingga dapat dikatakan bahwa 90,38% variasi variabel terikat yaitu
kualitas auditor (Y) pada model dapat diterangkan oleh variabel bebas yaitu variabel
keahlian (X1), independensi (X2), kecermatan profesional (X3), dan kepatuhan pada
kode etik (X4) sedangkan sisanya sebesar 9,7% dipengaruhi oleh variabel lain di luar
model. Demikian juga jika dilihat dari nilai adjusted R2 yang bernilai = 0, 897 yang
94
artinya nilai R2 yang disesuaikan terhadap variabel bebas yang ada. Berarti 89,7 %
variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikatnya sedangkan sisa 10,3 %
dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
Hasil analisis koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 5.13 berikut ini:
Tabel 5.16 Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model R R
Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,951(a) ,903 ,897 ,13284 1,698
Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009 (data diolah)
5.5. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada pengujian hipotesis berdasarkan hasil perhitungan dapat dikatakan
bahwa keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik
berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor baik secara simultan maupun parsial
telah terbukti (H0 ditolak). Dari hasil ini dapat dilihat bahwa semakin baik/tinggi
keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik
tentunya memberikan kontribusi yang baik/tinggi terhadap kualitas auditor dalam
melaksanakan tugasnya.
95
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Batubara (2008) melakukan penelitian
tentang analisis pengaruh latar belakang pendidikan, kecakapan profesional,
pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil
pemeriksaan (studi empiris pada Bawasko Medan). Hal ini sejalan disebabkan karena
penelitian dilakukan pada instansi pemerintah serta menggunakan peraturan yang
sama berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP).
Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan
independensi pemeriksa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan.
2. Secara parsial hanya latar belakang pendidikan yang tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan.
Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Alia (2001) yang
berjudul Persepsi auditor terhadap kualitas auditor dimana hasilnya menunjukkan
bahwa Pengalaman tidak berpengaruh terhadap keahlian auditor, sehingga
pengalaman tidak berpengaruh pula terhadap kualitas audior. Perbedaan tersebut
disebabkan penelitian yang dilakukan Alia pada perusahaan swasta sedangkan
peneliti melakukan penelitian pada instansi pemerintah.
96
Sedangkan dalam penelitian saya menyatakan : Secara parsial keahlian,
independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik masing-masing
berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor, tetapi yang memiliki pengaruh
terbesar terhadap kualitas auditor Inspektorat adalah independensi.
Fenomena yang terjadi pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara
menggambarkan bahwa auditor memiliki kualitas yang baik jika adanya independensi
dalam melaksanakan pemeriksaan, sedangkan keahlian, kecermatan profesional dan
kepatuhan pada kode etik merupakan unsur penunjang dalam pelaksanaan tugas,
sehingga independensilah yang paling utama dalam melakukan pemeriksaan, karena
auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara belum sepenuhnya independen dalam
melaksanakan tugas.
5.5.1. Pengaruh Keahlian Terhadap Kualitas Auditor
Pada hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh keahlian terhadap kualitas
auditor adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien regresi keahlian
sebesar 0,138 dan signifikan karena nilai t hitung > t tabel (2,162 > 2,00).
Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh keahlian adalah searah
dengan kualitas auditor atau dengan kata lain keahlian yang baik/tinggi akan
berpengaruh terhadap kualitas auditor yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila
keahlian rendah/buruk maka kualitas auditor akan rendah/buruk. Pengaruh signifikan
97
menunjukkan bahwa keahlian mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan
kualitas auditor.
5.5.2. Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Auditor
Pada hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh independensi terhadap
kualitas auditor adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien regresi
independensi sebesar 0,464 dan signifikan karena nilai t hitung > t tabel (6,456 >
2,00).
Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh independensi adalah searah
dengan kualitas auditor atau dengan kata lain independensi yang baik/tinggi akan
berpengaruh terhadap kualitas auditor yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila
independensi rendah/buruk maka kualitas auditor akan rendah/buruk. Pengaruh
signifikan menunjukkan bahwa independensi mempunyai peranan yang penting
dalam meningkatkan kualitas auditor.
5.5.3. Pengaruh Kecermatan Profesional Terhadap Kualitas Auditor
Pada hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh kecermatan profesional
terhadap kualitas auditor adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien
regresi kecermatan profesional sebesar 0,170 dan signifikan karena nilai t hitung > t
tabel (4,474 > 2,00).
98
Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh kecermatan profesional
adalah searah dengan kualitas auditor atau dengan kata lain kecermatan profesional
yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap kualitas auditor yang baik/tinggi,
demikian sebaliknya bila kecermatan profesional rendah/buruk maka kualitas auditor
akan rendah/buruk. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa kecermatan profesional
mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas auditor.
5.5.4. Pengaruh Kepatuhan Kode Etik pada Kualitas Auditor
Pada hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh kepatuhan pada kode etik
terhadap kualitas auditor adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien
regresi kepatuhan kode etik sebesar 0,241 dan signifikan karena nilai t hitung > t
tabel (2,104 > 2,00).
Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh kepatuhan kode etik adalah
searah dengan kualitas auditor atau dengan kata lain kepatuhan kode etik yang
baik/tinggi akan berpengaruh terhadap kualitas auditor yang baik/tinggi, demikian
sebaliknya bila kepatuhan kode etik rendah/buruk maka kualitas auditor akan
rendah/buruk. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa kepatuhan kode etik
mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas auditor. Dan variabel
bebas yang memiliki pengaruh yang terbesar terhadap kualitas auditor adalah variabel
independensi.
99
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Secara simultan keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan
pada kode etik secara bersama berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor.
2. Secara parsial keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan
pada kode etik masing-masing berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor,
tetapi yang memiliki pengaruh terbesar terhadap kualitas auditor adalah
independensi.
3. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Alim (2007) penelitiannya berjudul
pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas auditor dengan etika
editor sebagai variabel moderasi.
4. Sejalan dengan penelitian Batubara (2008) melakukan penelitian tentang analisis
pengaruh latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan
berkelanjutan, dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan
(studi empiris pada Bawasko Medan).
6.2. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya melibatkan pada satu Institusi saja, yaitu Inspektorat Provinsi
Sumatera Utara, sehingga tingkat generalisasi dari penelitian masih kurang, dan
kesimpulan yang diambil mungkin hanya berlaku pada Inspektorat Provinsi
Sumatera Utara dan tidak dapat digeneralisasikan ke Inspektorat se Indonesia.
2. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan kuesioner, sehingga masih ada
kemungkinan kelemahan-kelemahan yang ditemui, seperti jawaban yang tidak
cermat, tidak serius dan responden yang menjawab asal-asalan dan tidak jujur,
serta pertanyaan yang kurang lengkap atau kurang dipahami oleh responden.
3. Variabel yang digunakan untuk mengukur pengaruhnya terhadap kualitas auditor
pada penelitian ini, hanya sebatas pengaruh keahlian, independensi, kecermatan
profesional dan kepatuhan pada kode etik berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/ 03/2008 tanggal 31 Maret
2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP),
sehingga masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas auditor.
75
6.3. Saran
Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka
peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya :
1. Menambah jumlah sampel yang diteliti dan memperluas lokasi penelitian
sehingga diharapkan tingkat generalisasi dari analisis akan lebih akurat.
2. Menambah variabel – variabel lain seperti moderating, intervening,
maupun variabel independen seperti kinerja, loyalitas, program kerja
pemeriksaan (PKP) dan kecukupan waktu yang memiliki kemungkinan
untuk berpengaruh terhadap kualitas auditor.
3. Agar peneliti selanjutnya menggunakan data sekunder sebagai data
penelitian seperti data tupoksi, KKP dan konsistensi atas laporan hasil
audit.
76
77
DAFTAR PUSTAKA
Abdolmohammadi, Mohammad. dan Arnold Wright., (1987), An Examination Journal of The Effects of Experience and Task Complexity on Audit Judgements, The Accounting Review (January), pp 1-13.
Alim, M. Nizarul 2007, Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Auditor dengan Etika auditor sebagai variabel moderasi, Simposium Nasional Akuntansi X.
Arens, Alvin A., and J.K. Loebecke, 1996, Auditing : Pendekatan Terpadu, Adaptasi oleh Amir Abadi Yusuf, Buku Satu Salemba Empat, Jakarta.
Ariesanti, Alia. (2001). Persepsi Auditor Terhadap Kualitas Audit, Universitas Gadjah Mada. Tesis. Tidak untuk Dipublikasikan.
Ashton, Alison Hubbard. (1991). Experience and Error Frequency Knowledge as
Potential Determinants of Audit Expertise, The Accounting Review (April), pp. 218-239.
Hebert, Arens, (2005) Auditing II : Modul oleh Pusdiklatwas BPKP Edisi ke Empat,
Jakarta. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. (2007). Peraturan BPK-RI Nomor 1
tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
Batubara, Rizal Iskandar, 2008, Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, Dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Bawasko Medan). (Tesis)
Choo, Freddie dan Ken T. Trotman. (1991). The Relationship Between Knowledge Structure and Judgements for Experienced and Inexperienced Auditors. The Accounting Review, pp. 462-479.
De Angelo, L.E. 1981. Auditor Independence, “Low Balling” and Disclosure
Regulation. Journal of Accounting and Economics 3. pp. 113-127. Deis, D.R. dan G.A. Groux. 1992. Determinants
Elim, John, (2006), Implementasi Risk-Based in Audit, Diklat Teknis Substansi Bawasda, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP, Jakarta.
Erlina dan Mulyani, Sri, 2007, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, hal. 53, USU press, Medan.
Firdaus. 2005. Auditing. Pendekatan Pemahaman Secara Konprehensif. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Fogarty, Timothy J. (1996). The Imagery and Reality of Peer Review in The US:
Insights from Institutional Theory, Accounting, Organizations, and Society, 21, pp. 243-267.
Hogan, Chris E. (1997). Cost and benefits of Audit Quality in IPO Market: A Self-
Selection Analysis, The Accounting Review, pp. 67-86. Hogarth, Robin M. (1991). A Perspective on Cognitive Research in Accounting, The
Accounting Review, pp. 67-86.
Harahap, Sofyan Syafri, (1991), Auditing Kontemporer, Erlangga, Surabaya.
Indriantoro dan Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta.
Ikhsan, Arfan dan Ghozali, Imam, 2006, Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi Dan Manajemen, PT. Madju Medan Cipta, Medan.
Komalasari, Agrianti. (2003) Analisis pengaruh Kualitas Auditor dan proxi going concern terhadap opini audit, Universitas Gadjah Mada. Tesis. Tidak untuk Dipublikasikan.
Lubis, Ade Fatma, et.al, 2007, Aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) untuk Penyusunan Skripsi dan Tesis
Lubis dan Adi, 2008, Pedoman Penulisan Proposal dan Tesis, Program Magister Akuntansi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan
Meier, Heidi Hylton, dan Jayne Fuglister. (1992). “How to Improve Audit Quality;
Perceptions of Auditors amd Clients” The Ohio CPA Journal, pp. 21-24. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. (2008). “Standar Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah”.
78
79
Perda No. 4 Tahun 2001 tanggal 21 Mei 2001 tentang tugas pokok dan fungsi Lembaga Teknis Daerah
Salim, Peter. (1989). The Contemporary English-Indonesian Dictionary. Edisi
Empat, Modern English Press. Sawyer, Dittenhofer, Scheiner. (2006). Internal Auditing Buku 3. Edisi 5. Salemba
Empat. Jakarta. Schmidt, Frank L., Alice N. Outerbridge, dan John E. Hunter. (1986). Impact of Job
Experience and Ability on Job Knowledge, Work Sample Performance, and Supervisory Ratings on Job Performance, Journal of Applied Psychology, pp. 432-439.
Sugiyanto, 2004, Analisis Statistika Sosial, Bayumedia Publishing, Malang Jawa Timur.
Sarundajang, (2004), Pembukaan Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan Bidang Pengawasan, Jakarta.
Supriyono, R.A. (1988). Pemeriksaan Akuntan; Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik, Edisi Pertama, BPFE.
Sososutikno, (2003), Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit, Simposium Nasional Akuntansi IX, IAI, Surabaya.
Tubbs, Richard M, (1992), The Effect of Experience on the Auditor’s Organization and Amount of Knowledge, The Accounting Review, 783-801.
Umar, Husein, (2000). Riset & Pemasaran Perilaku Konsumen, Jakarta. PT Gramedia Utama bekerja sama dengan Jakarta Business Research Center (JRBC).
Widagdo, (2002), Pengaruh Atribut-atribut Kualitas Auditor terhadap Kepuasan
Klien pada Kantor Akuntan Publik. (Tesis.)
79
80
80
LAMPIRAN I Daftar Pertanyaan/Kuesioner
DAFTAR PERTANYAAN : KUESIONER
PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, KECERMATAN PROFESIONAL, DAN KE-PATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA.
I. Identitas Responden : II. A. Nama Responden : ______________________________
B. Jenis Kelamin :
Lk Pr
C. Umur : 20-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun
D. Pendidikan : SMA Sederajat Sarjana Muda S1 atau S2
E. Masa Kerja : < 5 tahun 6-10 tahun 11-15 tahun 16-20 tahun > 20 tahun
88
Daftar Pertanyaan
Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan jawaban yang sesuai atas pernyataan-
pernyataan berkenaan dengan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dengan memilih
skor yang tersedia dengan cara disilang (X). Jika menurut Bapak/Ibu tidak ada
jawaban yang tepat, maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang paling
mendekati. Skor jawaban adalah sebagai berikut :
Skor 1 Sangat tidak Setuju (STS)
Skor 2 Tidak Setuju (TS)
Skor 3 Netral (N)
Skor 4 Setuju (S)
Skor 5 Sangat Setuju (SS)
No Pertanyaan STS TS N S SS
KUALITAS AUDITOR (Y)
1 Melakukan Tupoksi dengan efektif
2 Mempersiapkan kertas kerja pemeriksaan (KKP)
3 Melaksanakan koordinasi audit
4 Melaksanakan perencanaan audit
5 Melakukan penilaian efektifitas tindak lanjut hasil audit dan konsistensi penyajian laporan hasil audit.
KEAHLIAN (X1)
1 Memiliki tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1).
2 Mengikuti pelatihan yang memadai dibidang auditing, akuntansi sektor publik, dan keuangan daerah
3 Memiliki keahlian di bidang auditing.
88
89
4 Memiliki keahlian di bidang akuntansi sektor publik, keuangan dan lain-lain
5 Memiliki keahlian di bidang administrasi pemerintahan dan hukum
6 Mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan.
7 Memiliki keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain dan mampu berkomunikasi secara efektif dengan auditi
INDEPENDENSI (X2)
1 Bebas dari intervensi dan mendapat dukungan dari pimpinan tertinggi
2 Harus memiliki sikap netral dan tidak bias
3 Menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan hasil audit
4 Tidak mempunyai hubungan yang dekat dengan auditi seperti hubungan sosial, kekeluargaaan atau hubungan lainnya.
5 Melaporkan kepada pimpinan APIP mengenai situasi jika independensi atau objektifitas terganggu baik secara fakta maupun penampilan
6 Pimpinan APIP harus menggantikan auditor yang menghadapi gangguan terhadap konflik kepentingan
KECERMATAN PROFESIONAL (X3)
1 Menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama.
89
90
2 Menggunakan keahlian profesionalisme secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan
3 Menerapakan pertimbangan profesional dalam mengembangkan keahlian profesionalnya
KEPATUHAN PADA KODE ETIK (X4)
1. Melaksanakan tugas mentaati peraturan perundang-undangan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab
2. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap organisasi intern
3. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap auditi
4 Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap masyarakat
Komentar Bapak/Ibu terhadap kuesioner ini : ......................................................................................................................................... Terima kasih atas waktu dan bantuan yang telah Bapak/Ibu berikan untuk mengisi kuesioner ini.
90
91
91
LAMPIRAN III FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN
FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN Frequencies Statistics
Kualitas Auditor-
1
Kualitas Auditor-
2
Kualitas Auditor-
3
Kualitas Auditor-
4
Kualitas Auditor-
5 Valid 65 65 65 65 65N Missing 0 0 0 0 0
Mean 4,43 3,77 4,02 3,88 4,02Mode 4 4 4 4 4Std. Deviation ,529 ,553 ,330 ,600 ,545Variance ,280 ,305 ,109 ,360 ,297Minimum 3 3 3 3 3Maximum 5 5 5 5 5
Frequency Table Kualitas Auditor-1
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 1 1,5 1,5 1,5 Setuju 35 53,8 53,8 55,4 Sangat Setuju 29 44,6 44,6 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0
97
Kualitas Auditor-2
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 19 29,2 29,2 29,2 Setuju 42 64,6 64,6 93,8 Sangat Setuju 4 6,2 6,2 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0 Kualitas Auditor-3
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 3 4,6 4,6 4,6 Setuju 58 89,2 89,2 93,8 Sangat Setuju 4 6,2 6,2 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0 Kualitas Auditor-4
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 16 24,6 24,6 24,6 Setuju 41 63,1 63,1 87,7 Sangat Setuju 8 12,3 12,3 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0 Kualitas Auditor-5
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 9 13,8 13,8 13,8 Setuju 46 70,8 70,8 84,6 Sangat Setuju 10 15,4 15,4 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0
97
98
Frequencies
Statistics
65 65 65 65 65 65 650 0 0 0 0 0 0
4,28 4,31 4,17 4,34 4,26 4,23 4,254 4 4 4 4 4 4
,740 ,465 ,378 ,509 ,509 ,523 ,434,547 ,216 ,143 ,259 ,259 ,274 ,188
2 4 4 3 3 3 45 5 5 5 5 5 5
ValidMissing
N
MeanModeStd. DeviationVarianceMinimumMaximum
Keahlian-1 Keahlian-2 Keahlian-3 Keahlian-4 Keahlian-5 Keahlian-6 Keahlian-7
Frequency Table Keahlian-1
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Tidak Setuju 2 3,1 3,1 3,1 Netral 5 7,7 7,7 10,8 Setuju 31 47,7 47,7 58,5 Sangat Setuju 27 41,5 41,5 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0 Keahlian-2
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Setuju 45 69,2 69,2 69,2 Sangat Setuju 20 30,8 30,8 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0 Keahlian-3
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Setuju 54 83,1 83,1 83,1 Sangat Setuju 11 16,9 16,9 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0
98
99
Keahlian-4
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 1 1,5 1,5 1,5 Setuju 41 63,1 63,1 64,6 Sangat Setuju 23 35,4 35,4 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0 Keahlian-5
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 2 3,1 3,1 3,1 Setuju 44 67,7 67,7 70,8 Sangat Setuju 19 29,2 29,2 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0 Keahlian-6
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 3 4,6 4,6 4,6 Setuju 44 67,7 67,7 72,3 Sangat Setuju 18 27,7 27,7 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0 Keahlian-7
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Setuju 49 75,4 75,4 75,4 Sangat Setuju 16 24,6 24,6 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0
99
100
Frequencies Statistics
Independensi-1
Independensi-2
Independensi-3
Independensi-4
Independensi-5
Independensi-6
Valid 65 65 65 65 65 65N Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 3,63 3,63 3,66 3,77 3,52 3,74Mode 4 3 4 4 3 4Std. Deviation ,601 ,675 ,619 ,656 ,615 ,691Variance ,362 ,455 ,384 ,430 ,378 ,477Minimum 3 3 3 3 3 3Maximum 5 5 5 5 5 5
Frequency Table Independensi-1
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 28 43,1 43,1 43,1 Setuju 33 50,8 50,8 93,8 Sangat Setuju 4 6,2 6,2 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0 Independensi-2
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 31 47,7 47,7 47,7 Setuju 27 41,5 41,5 89,2 Sangat Setuju 7 10,8 10,8 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0
100
101
Independensi-3
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 27 41,5 41,5 41,5 Setuju 33 50,8 50,8 92,3 Sangat Setuju 5 7,7 7,7 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0 Independensi-4
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 23 35,4 35,4 35,4 Setuju 34 52,3 52,3 87,7 Sangat Setuju 8 12,3 12,3 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0 Independensi-5
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 35 53,8 53,8 53,8 Setuju 26 40,0 40,0 93,8 Sangat Setuju 4 6,2 6,2 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0 Independensi-6
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 26 40,0 40,0 40,0 Setuju 30 46,2 46,2 86,2 Sangat Setuju 9 13,8 13,8 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0
101
102
Frequencies Statistics
Kecermatan Profesional-
1
Kecermatan Profesional-
2
Kecermatan Profesional-
3 Valid 65 65 65 N Missing 0 0 0
Mean 3,71 3,77 3,66 Mode 4 4 3 Std. Deviation ,655 ,679 ,776 Variance ,429 ,462 ,602 Minimum 3 3 3 Maximum 5 5 5
Frequency Table Kecermatan Profesional-1
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 26 40,0 40,0 40,0 Setuju 32 49,2 49,2 89,2 Sangat Setuju 7 10,8 10,8 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0
Kecermatan Profesional-2
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 24 36,9 36,9 36,9 Setuju 32 49,2 49,2 86,2 Sangat Setuju 9 13,8 13,8 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0
102
103
Kecermatan Profesional-3
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 34 52,3 52,3 52,3 Setuju 19 29,2 29,2 81,5 Sangat Setuju 12 18,5 18,5 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0 Frequencies Statistics
Kepatuhan Terhadap
Kode Etik-1
Kepatuhan Terhadap
Kode Etik-2
Kepatuhan Terhadap
Kode Etik-3
Kepatuhan Terhadap
Kode Etik-4
Valid 65 65 65 65N Missing 0 0 0 0
Mean 4,05 4,40 3,77 3,62Mode 4 4 4 4Std. Deviation ,276 ,524 ,493 ,578Variance ,076 ,275 ,243 ,334Minimum 3 3 3 3Maximum 5 5 5 5
Frequency Table Kepatuhan pada Kode Etik-1
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 1 1,5 1,5 1,5 Setuju 60 92,3 92,3 93,8 Sangat Setuju 4 6,2 6,2 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0
103
104
Kepatuhan pada Kode Etik-2
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 1 1,5 1,5 1,5 Setuju 37 56,9 56,9 58,5 Sangat Setuju 27 41,5 41,5 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0 Kepatuhan pada Kode Etik-3
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 17 26,2 26,2 26,2 Setuju 46 70,8 70,8 96,9 Sangat Setuju 2 3,1 3,1 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0 Kepatuhan pada Kode Etik-4
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Netral 28 43,1 43,1 43,1 Setuju 34 52,3 52,3 95,4 Sangat Setuju 3 4,6 4,6 100,0
Valid
Total 65 100,0 100,0
104
105
105
LAMPIRAN IV UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Reliability Scale : ALL VARIABLES Case Processing Summary N %
Valid 65 100,0Excluded (a) 0 ,0
Cases
Total 65 100,0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,856 5 Item Statistics
Mean Std.
Deviation N Kualitas Auditor-1 4,43 ,529 65
Kualitas Auditor-2 3,77 ,553 65
Kualitas Auditor-3 4,02 ,330 65
Kualitas Auditor-4 3,88 ,600 65
Kualitas Auditor-5 4,02 ,545 65
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Kualitas Auditor-1 15,68 3,035 ,526 ,863
Kualitas Auditor-2 16,34 2,509 ,841 ,778
Kualitas Auditor-3 16,09 3,554 ,499 ,867
Kualitas Auditor-4 16,23 2,430 ,800 ,789
Kualitas Auditor-5 16,09 2,679 ,735 ,809
Scale Statistics
Mean Variance Std.
Deviation N of Items
20,11 4,285 2,070 5 Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N %
Valid 65 100,0Excluded (a) 0 ,0
Cases
Total 65 100,0a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
105
106
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,736 7 Item Statistics
Mean Std.
Deviation N Keahlian-1 4,28 ,740 65
Keahlian-2 4,31 ,465 65
Keahlian-3 4,17 ,378 65
Keahlian-4 4,34 ,509 65
Keahlian-5 4,26 ,509 65
Keahlian-6 4,23 ,523 65
Keahlian-7 4,25 ,434 65
107
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Keahlian-1 25,55 3,532 ,371 ,745
Keahlian-2 25,52 4,253 ,335 ,729
Keahlian-3 25,66 4,321 ,412 ,716
Keahlian-4 25,49 3,941 ,451 ,705
Keahlian-5 25,57 3,562 ,673 ,652
Keahlian-6 25,60 3,744 ,540 ,683
Keahlian-7 25,58 4,090 ,474 ,702
Scale Statistics
Mean Variance Std.
Deviation N of Items
29,83 5,112 2,261 7 Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N %
Valid 65 100,0Excluded (a) 0 ,0
Cases
Total 65 100,0a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
108
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,887 6 Item Statistics
Mean Std.
Deviation N Independensi-1 3,63 ,601 65
Independensi-2 3,63 ,675 65
Independensi-3 3,66 ,619 65
Independensi-4 3,77 ,656 65
Independensi-5 3,52 ,615 65
Independensi-6 3,74 ,691 65
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Independensi-1 18,32 6,628 ,825 ,849
Independensi-2 18,32 6,503 ,751 ,860
Independensi-3 18,29 6,710 ,764 ,858
Independensi-4 18,18 7,590 ,422 ,911
Independensi-5 18,43 6,905 ,699 ,868
Independensi-6 18,22 6,328 ,788 ,853
109
Scale Statistics
Mean Variance Std.
Deviation N of Items
21,95 9,545 3,089 6 Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N %
Valid 65 100,0Excluded (a) 0 ,0
Cases
Total 65 100,0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,842 3 Item Statistics
Mean Std.
Deviation N Kecermatan Profesional-1 3,71 ,655 65
Kecermatan Profesional-2 3,77 ,679 65
Kecermatan Profesional-3 3,66 ,776 65
Item-Total Statistics
110
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Kecermatan Profesional-1 7,43 1,718 ,732 ,761
Kecermatan Profesional-2 7,37 1,643 ,745 ,745
Kecermatan Profesional-3 7,48 1,535 ,658 ,840
Scale Statistics
Mean Variance Std.
Deviation N of Items
11,14 3,402 1,845 3 Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N %
Valid 65 100,0Excluded (a) 0 ,0
Cases
Total 65 100,0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,680 4 Item Statistics
111
Mean Std.
Deviation N Kepatuhan pada Kode Etik-1 4,05 ,276 65
Kepatuhan pada Kode Etik-2 4,40 ,524 65
Kepatuhan pada Kode Etik-3 3,77 ,493 65
Kepatuhan pada Kode Etik-4 3,62 ,578 65
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Kepatuhan pada Kode Etik-1 11,78 1,547 ,394 ,674
Kepatuhan pada Kode Etik-2 11,43 1,124 ,444 ,629
Kepatuhan pada Kode Etik-3 12,06 1,152 ,470 ,608
Kepatuhan pada Kode Etik-4 12,22 ,890 ,613 ,500
Scale Statistics
Mean Variance Std.
Deviation N of Items
15,83 1,893 1,376 4
112
LAMPIRAN V Regression Regression
UJI ANALISA DESKRIPTIF Descriptive Statistics
Mean Std.
Deviation N Kualitas Auditor 4,0215 ,41401 65Keahlian 4,2615 ,32298 65Independensi 3,6590 ,51491 65Kecermatan Profesional 3,7128 ,61485 65
Kepatuhan pada Kode Etik 3,9577 ,34395 65
Variables Entered/Removed(b) Model
Variables Entered
Variables Removed Method
1 Kepatuhan pada Kode Etik, Keahlian, Kecermatan Profesional, Independensi(a)
. Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kualitas Auditor
113
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,951(a) ,903 ,897 ,13284 1,698 a Predictors: (Constant), Kepatuhan Terhadap Kode Etik, Keahlian, Kecermatan Profesional, Independensi b Dependent Variable: Kualitas Auditor ANOVA(b) Model
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Regression 9,911 4 2,478 140,419 ,000(a)
Residual 1,059 60 ,018
1
Total 10,970 64 a Predictors: (Constant), Kepatuhan Terhadap Kode Etik, Keahlian, Kecermatan Profesional, Independensi b Dependent Variable: Kualitas Auditor
114
Correlations
Kualitas
Auditor
Keahlian
Independensi
Kecermatan
Profesional
Kepatuhan
Terhadap Kode Etik
Pearson Correlation
Kualitas Auditor 1,000 ,111 ,910 ,757 ,879
Keahlian ,111 1,000 -,048 -,080 ,257 Independensi ,910 -,048 1,000 ,667 ,847 Kecermatan
Profesional ,757 -,080 ,667 1,000 ,644
Kepatuhan pada Kode Etik ,879 ,257 ,847 ,644 1,000
Sig. (1-tailed)
Kualitas Auditor . ,190 ,000 ,000 ,000
Keahlian ,190 . ,352 ,262 ,019 Independensi ,000 ,352 . ,000 ,000 Kecermatan
Profesional ,000 ,262 ,000 . ,000
Kepatuhan pada Kode Etik ,000 ,019 ,000 ,000 .
N Kualitas Auditor 65 65 65 65 65 Keahlian 65 65 65 65 65 Independensi 65 65 65 65 65 Kecermatan
Profesional 65 65 65 65 65
Kepatuhan pada Kode Etik 65 65 65 65 65
2
Coefficientsa
,154 ,262 ,587 ,559 -,370 ,678,138 ,064 ,107 2,162 ,035 ,010 ,265 ,652 1,535,464 ,072 ,577 6,456 ,000 ,320 ,608 ,201 4,970,170 ,038 ,252 4,474 ,000 ,094 ,245 ,508 1,969
,241 ,115 ,200 2,104 ,040 ,012 ,470 ,178 5,625
(Constant)KeahlianIndependensiKecermatan ProfesionalKepatuhan TerhadapKode Etik
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval for B
Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: Kualitas Auditora.
Collinearity Diagnosticsa
4,967 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00,022 15,042 ,03 ,05 ,02 ,24 ,00,008 25,413 ,01 ,01 ,25 ,70 ,01,003 43,835 ,96 ,45 ,00 ,01 ,02,001 72,561 ,00 ,48 ,73 ,05 ,97
Dimension12345
Model1
EigenvalueCondition
Index (Constant) Keahlian IndependensiKecermatanProfesional
KepatuhanTerhadapKode Etik
Variance Proportions
Dependent Variable: Kualitas Auditora.
Residuals Statistics (a)
Minimu
m Maximu
m Mean Std.
Deviation N Predicted Value 3,4093 5,0563 4,0215 ,39352 65Std. Predicted Value -1,556 2,630 ,000 1,000 65Standard Error of Predicted Value ,019 ,066 ,036 ,009 65
Adjusted Predicted Value 3,4103 5,0644 4,0200 ,39336 65
Residual -,35346 ,32395 ,00000 ,12862 65Std. Residual -2,661 2,439 ,000 ,968 65Stud. Residual -2,699 2,519 ,006 1,003 65Deleted Residual -,36358 ,34553 ,00159 ,13833 65Stud. Deleted Residual -2,855 2,641 ,007 1,023 65
Mahal. Distance ,382 14,789 3,938 2,655 65Cook's Distance ,000 ,115 ,015 ,023 65Centered Leverage Value ,006 ,231 ,062 ,041 65
a Dependent Variable: Kualitas Auditor
3
Charts
Regression Standardized Residual3210-1-2-3
Freq
uenc
y
20
15
10
5
0
Histogram
Dependent Variable: Kualitas Auditor
Mean =1.48E-15�Std. Dev. =0.968�
N =65
Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0
Expe
cted C
um Pr
ob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Kualitas Auditor
4
Regression Studentized Residual3210-1-2-3
Regr
essio
n St
anda
rdize
d Pr
edict
ed
Valu
e
3
2
1
0
-1
-2
Scatterplot
Dependent Variable: Kualitas Auditor
2
Lampiran VI WAKTU PENELITIAN
WAKTU PENELITIAN
November
2008
Desember 2008
Januari 2009
Februari 2009
Maret 2009 No Uraian Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 1.
Penyusunan Proposal
2.
Kolokium
3.
Pengumpulan dan Pengolahan Data
4.
Penyusunan Laporan Seminar
5.
Seminar Hasil
6.
Perbaikan Seminar Hasil
7.
Ujian Tesis
2
Lampiran VI WAKTU PENELITIAN
WAKTU PENELITIAN
November
2008
Desember 2008
Januari 2009
Februari 2009
Maret 2009 No Uraian Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 1.
Penyusunan Proposal
2.
Kolokium
3.
Pengumpulan dan Pengolahan Data
4.
Penyusunan Laporan Seminar
5.
Seminar Hasil
6.
Perbaikan Seminar Hasil
7.
Ujian Tesis
112
Lampiran VII Tabel t dan r Product moment dengan signifikansi 5 % Tabel t dan r Product moment dengan signifikansi 5 %
df Tabel t one tail
Tabel t two tail
Tabel r one tail
Tabel r two tail
1 6,3138 12,7062 0,9877 0,9969 2 2,9200 4,3027 0,9000 0,9500 3 2,3534 3,1824 0,8054 0,8783 4 2,1318 2,7764 0,7293 0,8114 5 2,0150 2,5706 0,6694 0,7545 6 1,9432 2,4469 0,6215 0,7067 7 1,8946 2,3646 0,5822 0,6664 8 1,8595 2,3060 0,5494 0,6319 9 1,8331 2,2622 0,5214 0,6021 10 1,8125 2,2281 0,4973 0,5760 11 1,7959 2,2010 0,4762 0,5529 12 1,7823 2,1788 0,4575 0,5324 13 1,7709 2,1604 0,4409 0,5140 14 1,7613 2,1448 0,4259 0,4973 15 1,7531 2,1314 0,4124 0,4821 16 1,7459 2,1199 0,4000 0,4683 17 1,7396 2,1098 0,3887 0,4555 18 1,7341 2,1009 0,3783 0,4438 19 1,7291 2,0930 0,3678 0,4329 20 1,7247 2,0860 0,3598 0,4227 21 1,7207 2,0796 0,3515 0,4413 22 1,7171 2,0739 0,3438 0,4044 23 1,7139 2,0687 0,3365 0,3961 24 1,7109 2,0639 0,3297 0,3882 25 1,7081 2,0595 0,3233 0,3809 26 1,7056 2,0555 0,3172 0,3739 27 1,7033 2,0518 0,3115 0,3673 28 1,7011 2,0484 0,3061 0,3610 29 1,6991 2,0452 0,3009 0,3550 30 1,6973 2,0423 0,2960 0,3494 31 1,6955 2,0395 0,2913 0,3440 32 1,6939 2,0369 0,2869 0,3388
112
2
33 1,6924 2,0345 0,2826 0,3338 34 1,6909 2,0322 0,2785 0,3291 35 1,6896 2,0301 0,2746 0,3246 36 1,6883 2,0281 0,2709 0,3202 37 1,6871 2,0262 0,2673 0,3160
38 1,6860 2,0244 0,2638 0,3120 39 1,6849 2,0227 0,2605 0,3081 40 1,6839 2,0211 0,2573 0,3044 41 1,6829 2,0195 0,2542 0,3006 42 1,6820 2,0181 0,2512 0,2973 43 1,6811 2,0167 0,2483 0,2940 44 1,6802 2,0154 0,2455 0,2907 45 1,6794 2,0141 0,2429 0,2876 46 1,6787 2,0129 0,2403 0,2845 47 1,6779 2,0117 0,2377 0,2816 48 1,6772 2,0106 0,2353 0,2783 49 1,6766 2,0096 0,2329 0,2759 50 1,6759 2,0086 0,2306 0,2732 51 1,6753 2,0076 0,2284 0,2706 52 1,6747 2,0066 0,2262 0,2681 53 1,6741 2,0057 0,2241 0,2656 54 1,6736 2,0049 0,2221 0,2632 55 1,6730 2,0040 0,2201 0,2609 56 1,6725 2,0032 0,2181 0,2586 57 1,6720 2,0025 0,2162 0,2564 58 1,6716 2,0017 0,2144 0,2542 59 1,6711 2,0010 0,2123 0,2521 60 1,6706 2,0003 0,2108 0,2500 61 1,6702 1,9996 0,2091 0,2480 62 1,6698 1,9990 0,2075 0,2461 63 1,6694 1,9983 0,2058 0,2441 64 1,6690 1,9977 0,2042 0,2423 65 1,6686 1,9971 0,2027 0,2404 66 1,6683 1,9966 0,2012 0,2387 67 1,6679 1,9960 0,1997 0,2369 68 1,6676 1,9955 0,1982 0,2352 69 1,6672 1,9949 0,1968 0,2335
Lanjutan Lampiran VII
2
3
3
70 1,6669 1,9944 0,1954 0,2319 71 1,6666 1,9939 0,1940 0,2303 72 1,6663 1,9935 0,1927 0,2287 73 1,6660 1,9930 0,1914 0,2272
Lanjutan Lampiran VII
top related