pengaruh kepatuhan prinsip-prinsip syariah...
Post on 14-Mar-2019
239 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH KEPATUHAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH TERHADAP
KESEHATAN FINANSIAL PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
(Studi Pada: Bank Umum Syariah, Periode 2011-2016)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi (S. E.)
Disusun Oleh:
Sufi Aisyah Utami
NIM: 1113046000092
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438H/2017M
ii
iii
iv
v
ABSTRACT
Sufi Aisyah Utami. 1113046000092. The influence of The Sharia Principles
Compliance toward The Financial Health Islamic Banking in Indonesian (Studi
On: Sharia Commercial Banks, Period 2011-2016). Sharia Economics Studies
Program, Faculty of Economics and Business. Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta. 2017.
Tihs research aims to investigate the influence of compliance of sharia
principles to the financial health of sharia banks in the period 2011-2016. Object
in this research is 11 Sharia Commercial Banks registered in the Financial Services
Authority (OJK).
The data used in this research is secondary data in the form of annual
financial statements of sharia commercial banks that have been published through
the official website of each sharia comercial banks in the period 2011 to 106.
Variable used in this research is the financial health as measured by profitability
factors proxied by CAR, the asset quality factor proxied by NPF, the rentability
factor proxied by REO, and liquidity factor proxied by STM as the dependent
variable and the compliance of sharia principles proxied by the profit and loss
shariang funding, trade financing, qardh financing, Islamic income, and zakah
ratios as an independent variable the method used in this research is Data Panel
Regression that is processed using Eviews 9 software aplication.
The reseach showed that sharia principles compliance simultaneously
effected on financial health of Islamic banks period 2011-2016. On partial, profit
and loss sharing funding, trading financing, and qardh financing significanly
effected on financial health of Islamic banks period 2011-2016. While Islamic
income and zakat ratio haven’t significant effect on financial health of Islamic
banks period 2011-2016.
Keywords : Sharia Principles Compliance, Financial Health, Profit and Loss
Sharing Funding, Trading Financing, Qardh Financing, Islamic Income, and
Zakat Ratio.
Advisor : Edi Setiadi, S.E., M.M
References : 1997-2017
vi
ABSTRAK
Sufi Aisyah Utami. 1113046000092. Pengaruh Kepatuhan Prinsip-Prinsip
Syariah terhadap Kesehatan Finansial Perbankan Syariah di Indonesia (Studi
Pada: Bank Umum Syariah, Periode 2011-2016). Program Studi Ekonomi Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh kepatuhan prinsip-
prinsip syariah terhadap kesehatan finansial yang bank umum syariah pada periode
2011-2016. Ojek penelitian ini adalah 11 Bank Umum Syariah yang terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan
tahunan bank umum syariah yang telah dipublikasi melalui website resmi masing-
masing bank umum syariah pada periode 2011 sampai dengan 2016. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kesehatan finansial yang diukur dengan
faktor profitabilitas yang diproksikan dengan CAR, faktor kualitas aset diproksikan
dengan NPF, faktor rentabilitas diproksikan dengan REO, dan likuiditas yang
diproksikan oleh STM sebagai variabel dependen dan kepatuhan prinsip-prinsip
syariah yang diproksikan dengan penghimpunan dana bagi hasil, pembiayaan jual
beli, pembiayaan qardh, pendapatan islam, dan rasio zakat sebagai variabel
independen. Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah Regresi Data Panel
yang diolah menggunakan software aplikasi Eviews 9.
Hasil penelitian ini menunjukkan kepatuhan prinsip-prinsip syariah
berpengaruh secara bersama-sama terhadap kesehatan finansial bank umum syariah
periode 2011-2016. Secara parsial, penghimpunan dana bagi hasil, pembiayaan jual
beli, dan pembiayaan qardh berpengaruh signifikan terhadap kesehatan finansial
bank umum syariah periode 2011-2016. Sedangkan pendapatan islam dan rasio
zakat tidak berpengaruh signifikan terhadap kesehatan finansial bank umum syariah
periode 2011-2016.
Kata Kunci : Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah, Kesehatan
Finansial, Penghimpunan Dana Bagi Hasil, Pembiayaan Jual Beli,
Pembiayaan Qardh, Pendapatan Islam, Rasio Zakat.
Pembimbing : Edi Setiadi, SE, MM
Daftar Pustaka : 1997 - 2017
vii
Jl. Peninggaran Barat II No. 98, RT. 10/RW. 11,
Kel. Kebayoran Lama Utara, Kec. Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan.
Jl. Peninggaran Barat II No. 98, RT. 10/RW. 11,
Kel. Kebayoran Lama Utara, Kec. Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Sufi Aisyah Utami
Tempat, tanggal Lahir : Jakarta, 24 Desember 1995
Alamat :
Email : saisyah122@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
MI AL-Ittihadiyyah (2001-2007)
MTs. Al-Khariyah (2007-2010)
SMK Negeri 47 Jakarta Jurusan Akuntansi (2010-2013)
S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Ekonomi Syariah (2013-2017)
LATAR BELAKANG KELUARGA
Nama Ayah : Ahmad Sukri
Nama Ibu : Arfiah
Alamat :
Anak ke/dari : satu dari dua bersaudara
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah wa Syukurillah. Segala puji bagi Allah SWT, yang telah
senantiasa memberikan segala rahmat, karunia, serta hidayah-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Taklupa shalawat
serta salam penulis haturkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan dan mungkin perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan
tema yang sama. Dan juga skripsi ini tidak mungkin dapat berjalan sejauh ini tanpa
adanya dukungan, bimbingan, bantuan, serta do’a yang senantiasa datang dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak DR. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak AM. Hasan Ali, MA, dan Bapak Abdurrouf, Lc, MA, selaku Ketua dan
Sekretaris Program studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Yogi Citra Pratama, M.Si, dan Ibu RR. Tini Anggraeni, ST, M.Si, selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Edi Setiadi, SE, MM, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberikan pengarahan,
bimbingan, maupun saran selama proses penyelesaian skripsi dan terimakasih
ix
banyak atas nasihat yang bapak berikan selama bimbingan maupun saat
mengajar di kelas. Tabarakallah pak sehat selalu.
6. Ibu Nurul Handayani, M.Pd, selaku dosen pembimbing dan penasihat
akademik yang telah memberikan arahan, nasihat, serta saran selama penulis
menjalani masa perkuliahan.
7. Ibu Yuke Rahmawati MA dan Ibu RR Tini Anggraeni, ST, M.Si, selaku dosen
yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan dalam banyak hal.
8. Seluruh Dosen dan Karyawan Akademik Fakultas Syariah dan Hukum dan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu, pengetahuan, dan
bantuannya kepada penulis.
9. My beloved parents, Ayahanda Ahmad Sukri dan Ibunda Arfiah yang telah
mencurahkan segalanya untuk penulis baik kasih sayang, semangat,
pengorbanan, dan telah sabar menunggu penulis menyelesaikan skripsi ini
dengan do’a kalian yang selalu menyertai penulis. Terima kasih banyak untuk
kalian dan semoga kalian selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT.
10. Adikku satu-satunya Qosim Nur Muhammad, terima kasih untuk selalu
memberikan semangat baik moril maupun materil kepada penulis sampai
skripsi ini terselesaikan. Tetap semangat sekolahnya dan jadilah kebanggaan
keluarga.
11. Keluarga besar Satiman Tjitro Atmodjo dan H. Abdul Hay Ali yang terus
mendukung dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan studi ini.
12. Sahabat-sahabatku Lail, Maudy, Iin, Fika, dan Fanni terimakasih telah
memberikan semangat dan do’a untuk penulis. Semoga kita selalu baik-baik
yaa.
13. Sahabat-sahabat seperjuangan Cipaw, Lita, Piya, Tara dan Sipa terimakasih
atas semangat, do’a, waktu diskusi, dan juga telah membuat masa perkuliahan
penulis menjadi bewarna.
14. Teman-teman Muamalat 2013 telah menemani penulis dari semester awal
hingga akhir. Terkhusus Asri Maulidiawati dengan segala kebaikan hatinya
berkenan mengajarkan penulis untuk mengolah data, terimakasih Ciii semoga
Allah membalas kebaikan Aci dengan berlipat. Dan Muamalat C, terimakasih
x
untuk semua pembelajaran, kenangan dan tetap dijaga terus silaturrahminya
yaaa.
15. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun tidak
mengurangi rasa terimakasih penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapakn segala bentuk saran
maupun kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini mudah
dipahami dan dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Oktober 2017
Penulis,
Sufi Aisyah Utami
xi
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI ...................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iv
ABSTRACT .....................................................................................................v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1
B. Identifikasi Masalah ...........................................................................8
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................10
E. Sistematika Penulisan ......................................................................11
BAB II TINAJAUAN TEORITIS ...............................................................13
A. Grand Theory ...................................................................................13
1. Stewardship Theory ...................................................................13
2. Sharia Enterprise Theory ...........................................................14
B. Shariah Compliance (Kepatuhan Syariah) ......................................16
1. Penghimpunan Dana Bagi Hasil ................................................18
2. Pembiayaan Jual Beli .................................................................21
3. Pembiayaan Qardh .....................................................................23
4. Pendapatan Islam .......................................................................23
xii
5. Rasio Zakat ................................................................................24
C. Kesehatan Finansial Bank Syariah ...................................................25
1. Bank Syariah ..............................................................................25
2. Kesehatan Finansial Bank Syariah .............................................27
a. Pengertian Kesehatan Finansial ...........................................27
b. Penilaian Kesehatan Finansial .............................................31
D. Review Studi Terdahulu ..................................................................34
E. Alur Kerja Penelitian .......................................................................40
F. Hipotesis ..........................................................................................41
G. Pengembangan Hipotesis .................................................................42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................50
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................50
B. Metode Penentuan Sampel ...............................................................50
C. Metode Pengumpulan Data ..............................................................52
1. Jenis Data ...................................................................................52
2. Sumber Data ...............................................................................53
D. Metode Analisis Data .......................................................................53
1. Analisis Statistik Deskriptif .......................................................53
2. Uji Stasioneritas .........................................................................54
3. Regresi Data Panel .....................................................................55
a. Estimasi Model Data Panel .................................................56
b. Tahap Pemilihan Model Regresi Data Panel .......................58
4. Uji Signifikansi Model Regresi Terpilih ....................................59
a. Koefiisien Determinasi (R2) .................................................59
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .........................................60
c. Uji Sigifikansi Parsial (Uji t) ...............................................60
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ...................61
1. Variabel Penelitian .....................................................................61
2. Definisi Operasional Variabel ....................................................61
xiii
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...............................................64
A. Analisis Statistik Deskriptif .............................................................64
1. Kesehatan Finansial ...................................................................64
2. Penghimpunan Dana Bagi Hasil .................................................67
3. Pembiayaan Jual Beli .................................................................68
4. Pembiayaan Qardh .....................................................................69
5. Pendapatan Islam .......................................................................70
6. Rasio Zakat ................................................................................71
B. Uji Stasioneritas ...............................................................................72
C. Regresi Data Panel ...........................................................................73
D. Uji Signifikansi Model Regresi Terpilih ..........................................78
1. Koefisien Determinasi (R2) ........................................................78
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ...............................................79
3. Uji Sigifikansi Parsial (Uji t) .....................................................79
4. Analisis Regresi .........................................................................81
E. Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................82
1. Pengimpunan Dana Bagi Hasil ..................................................82
2. Pembiayaan Jual Beli .................................................................83
3. Pembiayaan Qardh .....................................................................85
4. Pendapatan Islam .......................................................................86
5. Rasio Zakat ................................................................................87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................89
A. Kesimpulan ......................................................................................89
B. Saran ................................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................91
LAMPIRAN ..................................................................................................97
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pertumbuhan Perbankan Syariah 2012-2016 .................................... 4
Tabel 1.2 Kesehatan Finansial BUS 2010-2014 ............................................... 5
Tabel 2.1 Peringkat Faktor Kesehatan Finansial Bank ................................... 32
Tabel 2.2 Peringkat Berdasarkan Angka Kredit ............................................. 32
Tabel 2.3 Bobot Penilaian Komponen Kesehatan Bank menurut BI .............. 32
Tabel 2.4 Bobot Penilaian Komponen Kesehatan Finansial Penelitian .......... 33
Tabel 2.5 Predikat Kesehatan Bank ................................................................ 33
Tabel 3.1 Daftar Populasi BUS di Indonesia .................................................. 51
Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian ................................................................ 52
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel ......................................................... 62
Tabel 4.1 Descriptive Statistics Kesehatan Finansial ..................................... 64
Tabel 4.2 Descriptive Statistics Penghimpunan Dana Bagi Hasil .................. 67
Tabel 4.3 Descriptive Statistics Pembiayaan Jual Beli ................................... 68
Tabel 4.4 Descriptive Statistics Pembiayaan Qardh ....................................... 69
Tabel 4.5 Descriptive Statistics Pendapatan Islam ......................................... 70
Tabel 4.6 Descriptive Statistics Rasio Zakat................................................... 71
Tabel 4.7 Hasil Uji Akar Unit (in Level) ........................................................ 72
Tabel 4.8 Hasil Uji Derajat Integrasi (first difference) .................................. 73
Tabel 4.9 Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Model Common Effect ... 74
Tabel 4.10 Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Model Fixed Effect ......... 75
Tabel 4.11 Hasil Uji Chow................................................................................ 76
Tabel 4.12 Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Model Random Effect..... 77
Tabel 4.13 Hasil Uji Hausman ......................................................................... 78
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Kerja Penelitian ................................................................40
Gambar 4.1 Pergerakan Kesehatan Finansial BUS .......................................65
Gambar 4.2 Pergerakan CAR BUS ...............................................................65
Gambar 4.3 Pergerakan NPF BUS ................................................................66
Gambar 4.4 Pergerakan REO BUS ...............................................................66
Gambar 4.5 Pergerakan STM BUS ...............................................................67
Gambar 4.6 Pergerakan Penghimpunan Dana Bagi Hasil BUS ....................68
Gambar 4.7 Pergerakan Pembiayaan Jual Beli BUS ....................................69
Gambar 4.8 Pergerakan Pembiayaan Qardh BUS ........................................70
Gambar 4.9 Pergerakan Pendapatan Islam BUS ...........................................71
Gambar 4.10 Pergerakan Rasio Zakat BUS ....................................................72
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan Kesehatan Finansial.............................................97
Lampiran 2 Data Mentah ..........................................................................100
Lampiran 3 Data yang akan diolah setelah Uji Stasioneritas ...................103
Lampiran 4 Uji Statistik Deskiptif ............................................................105
Lampiran 5 Uji Akar Unit pada Level ......................................................106
Lampiran 6 Uji Akar Unit pada first difference ........................................107
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aktivitas ekonomi adalah salah satu bagian terbesar dari kehidupan
manusia. Jika seorang Muslim diharuskan memandang kehidupannya
sebagai ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka segenap aktifitas
ekonominya pun harus dilakukan dalam rangka ibadah kepada Allah.1
Seorang Muslim yang memiliki padangan hidup Islam (Islamic
Wordview) akan melihat sistem ekonomi tidak hanya dari sisi material saja,
melainkan juga dari sisi kebutuhan spiritualnya. Maka, konsep ekonomi
yang dikembangkan bukanlah berkonsep individualistik, profit oriented dan
materialisme semata. Konsep kesejahteraannya akan berorientasi selain
pada terpenuhinya kebutuhan material-duniawi, juga berorientasi pada
terpenuhinya kesejahteraan. Sederhananya ekonomi syariah adalah sistem
kaffah, yang tidak terpisah dengan sistem-sistem lain dalam kehidupan
seorang Muslim.2
Dewasa ini, kita dapat melihat pertumbuhan ekonomi syariah di
Indonesia yang cukup menggembirakan. Perkembangan awal ekonomi
syariah dimulai dengan perkembangan pada sektor perbankannya.3
Bank syariah merupakan bank yang secara operasional berbeda
dengan bank konvensional. Salah satu ciri khas bank syariah yaitu tidak
menerima atau membebani bunga kepada nasabah, akan tetapi menerima
atau membebankan bagi hasil serta imbalan lain sesuai dengan akad-akad
yang diperjanjikan. Konsep dasar perbankan syariah didasarkan pada
1 Bayu Taufiq Possumah, Ph.D, “Ekonomi Islam Bukan Hanya Soal Bank”, Artikel diakses
pada 25 Februari 2017 dari
http://www.academia.edu/17381453/Ekonomi_Islam_bukan_hanya_Soal_Bank. 2 Bayu Taufiq Possumah, Ph.D, “Ekonomi Islam Bukan Hanya Soal Bank”, Artikel diakses
pada 25 Februari 2017 dari
http://www.academia.edu/17381453/Ekonomi_Islam_bukan_hanya_Soal_Bank. 3 K. H. Ma’ruf Amin, Prospek Cerah Perbankan Islam, (Jakarta: LeKAS, 2007), h. 127.
2
Al-Qur’an dan hadis. Semua produk dan jasa yang ditawarkan tidak boleh
bertentangan dengan isi al-Qur’an dan hadis Rasulullah SAW.4
Tujuan dari perbankan syariah identik dengan sistem ekonomi
syariah, sistem ekonomi syariah merupakan sistem yang adil dan seksama
serta berupaya menjamin kekayaan tidak terkumpul hanya pada satu
kelompok saja, akan tetapi tersebar keseluruh masyarakat.5
Keberadaan perbankan syariah di Indonesia sendiri merupakan
refleksi kebutuhan atas sistem perbankan yang dapat memberikan
kontribusi stabilitas kepada sistem keuangan nasional. Industri perbankan
syariah juga mencerminkan permintaan masyarakat yang membutuhkan
suatu sistem perbankan alternatif yang menyediakan jasa perbankan yang
memenuhi prinsip-prinsip syariah. Sebagai negara dengan mayoritas
penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki prospek bagi
pengembangan perbankan syariah di masa yang akan datang. Hal ini
didukung oleh keyakinan sebagian masyarakat kita akan adanya keberkahan
rizki yang diberikan Allah SWT bila melakukan transaksi di perbankan
syariah.6
Kepatuhan syariah (shariah compliance) merupakan salah satu pilar
penting dalam pengembangan bank syariah, pilar inilah yang menjadi
pembeda utama antara bank syariah dengan bank konvensional.7 Kepatuhan
pada prinsip syariah menjadi sangat fundamental karena hal inilah yang
menjadi alasan dasar eksistensi bank syariah. Selain itu, kepatuhan pada
prinsip syariah dipandang sebagai sisi kekuatan bank syariah. Dengan
konsisten pada norma dasar dan prinsip syariah maka kemaslahatan berupa
4 Ismail, Perbankan syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 29. 5 Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank syariah, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2012), h. 33. 6 Amir Machmud dan Rukmana, BANK SYARIAH Teori, Kebijakan dan Studi Empiris di
Indonesia, (Jakarta: PENERBIT ERLANGGA, 2010), h. 59. 7 Siti Maria Wardayari, “Implikasi Syariah Governance terhadap Reputasi dan
Kepercayaan Bank Syariah”, Universitas Jember, Jurnal Walisongo, Volume 19 Nomor 1, Mei
2011, h. 5.
3
kestabilan sistem, keadilan dalam berkontrak, dan tata kelola yang baik
dapat terwujud.8
Sistem dan mekanisme untuk menjamin pemenuhan kepatuhan
syariah yang menjadi isu penting dalam pengaturan bank syariah. Dalam
kaitan ini lembaga yang memiliki peran penting adalah Dewan Pengawas
Syariah Nasional (DSN) MUI. Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan syariah memberikan kewenangan kepada MUI yang fungsinya
dijalankan oleh organ khususnya yaitu DSN-MUI untuk menerbitkan fatwa
kesesuaian syariah suatu produk bank. Kemudian peraturan Bank Indonesia
(sekarang OJK) menegaskan bahwa seluruh produk perbankan syariah
hanya boleh ditawarkan kepada masyarakat setelah bank mendapat fatwa
dari DSN-MUI dan memperoleh ijin dari OJK. Pada tataran operasional
setiap bank syariah juga diwajibkan memiliki Dewan Pengawas Syariah
(DPS) yang fungsinya ada dua, pertama fungsi pengawasan syariah dan
kedua fungsi advisory (penasehat) ketika bank dihadapkan kepada
pertanyaan mengenai apakah suatu aktivitasnya sesuai syariah apa tidak,
serta dalam proses melakukan pengembangan produk yang akan
disampaikan kepada DSN untuk memperoleh fatwa.9
Perkembangan bank syariah di Indonesia sampai Desember tahun
2016 berdasarkan statistik perbankan syariah, tercatat setidaknya terdapat
tiga belas (13) Bank Umum Syariah, dua puluh satu (21) Unit Usaha
Syariah, dan seratus enam puluh empat (164) Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah dengan kantor yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.
Dapat dilihat perkembangan perbankan syariah pada tabel 1.1:
8Otoritas Jasa Keuagan (OJK), “Perbankan Syariah dan Kelembagaannya”, Artikel
diakses pada 04 September 2017 dari http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-
syariah/Pages/PBS-dan-Kelembagaan.aspx. 9 Otoritas Jasa Keuagan (OJK), “Perbankan Syariah dan Kelembagaannya”, Artikel
diakses pada 04 September 2017 dari http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-
syariah/Pages/PBS-dan-Kelembagaan.aspx.
4
Tabel 1.1
Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2012 – 2016
Indikator Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Bank Umum Syariah
Jumlah Bank 11 11 12 12 13
Jumlah Kantor 1745 1998 2151 1990 1869
Unit Usaha Syariah
Jumlah Bank Umum Konvensional yang
memiliki UUS 24 23 22 22 21
Jumlah Kantor 517 590 320 311 332
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Jumlah Bank 158 163 163 163 164
Jumlah Kantor 401 402 439 283 287
Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2016
Perkembangan perbankan syariah tentu saja diikuti dengan
pertumbuhan pangsa pasar (market share) perbankan syariah. Pangsa pasar
perbankan syariah terhadap industri perbankan nasional menunjukkan
kenaikan dibanding tahun sebelumnya, yaitu 4,60% di Juli 2015 menjadi
4,81% di Juli 2016.10 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meyakini pasar
perbankan syariah akan mencapai 5,16%-5,30% terhadap perbankan
nasional per 2016. Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK Mulya
E. Siregar mengatakan hal tersebut tercapai setelah PT Bank Aceh resmi
berkonversi menjadi bank syariah per 19 September 2016.11
Di samping petumbuhan jumlah BUS dan meningkatnya pangsa
pasar (market share) perbankan syariah, seharusnya juga diikuti dengan
meningkatnya kinerja bank syariah, yang dapat dilihat dari tingkat
kesehatannya. Kesehatan bank adalah adalah kemampuan suatu bank untuk
melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu
memenuhi kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan
10 Yudi Suharso, “Market Share Perbankan Syariah Mulai Meningkat Terhadap
Konvesional”, artikel diakses pada 25 Februari 2017 dari
http://keuangansyariah.mysharing.co/market-share-perbankan-syariah-mulai-meningkat-terhadap-
konvensional/. 11 Ihda Fadila, “September 2016, Pangsa Pasar Bank Syariah Tembus 5,3%”, artikel
diakses pada 21 Januari 2017 dari http://finansial.bisnis.com/read/20160927/90/587449/september-
2016-pangsa-pasar-bank-syariah-tembus-53.
5
peraturan yang berlaku.12 Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007
menyatakan bahwa kesehatan suatu bank yang berdasarkan prinsip syariah
merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik dan pengelola
bank, masyarakat pengguna jasa perbankan dan Bank Indonesia selaku
otoritas pengawasan bank (sekarang Otoritas Jasa Keuangan (OJK)).
Penilaian tingkat kesehatan bank penting dilakukan karena bank
memiliki peranan yang penting dalam kegiatan perekonomian setiap
harinya. Jika sebuah bank mengalami kerugian karena tidak ada perhatian
atas kinerjanya yang makin memburuk, maka bisa jadi bank tersebut
mengalami kebangkrutan dan jika bank tersebut adalah bank besar maka
besar kemungkinan akan membawa kerugian perekonomian bagi negerinya
atau biasa disebut bank gagal berdampak sistemik. Lebih lanjut jika bank
tersebut adalah bank syariah, hal ini dapat membawa dampat negatif atas
kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas bank-bank syariah lainnya.13
Kesehatan finansial dari bank umum syariah selama periode 2010-2014
dapat dilihat pada tabel 1.2:
Tabel 1.2
Kesehatan Finansial Bank Umum Syariah Periode 2010-2014
Bank Umum Syariah 2010 2011 2012 2013 2014
Bank Mega Syariah 78 76 87 86 82
Bank Muamalat 84 86 83 96 72
BCA Syariah 100 100 96 100 100
BJB Syariah 86 98 82 96 72
BNI Syariah 84 86 94 94 98
BRI Syariah 82 79 78 79 92
Bank Syariah Mandiri 83 90 90 100 86
Bank Syariah Bukopin 77 92 82 77 82
Maybank Syariah 100 91 84 90 80
Bank Panin Syariah 92 100 100 100 100
Bank Victoria Syariah 98 88 84 73 72
Rata-Rata 87,95
Sumber: Aristy (2016)
12 Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Salemba Empat, 2011),
h. 51. 13 Edy Setiadi, Manajemen Treasury Bank Syariah, Buku Materi Perkuliahan, 2013, h. 201.
6
Dari tabel 1.2 dapat dilihat, bahwa Bank Umum Syariah yang
menjadi sampel pada periode 2010-2014 selalu mengalami tingkat
kesehatan finansial yang fluktuatif berturut-turut pada setiap periodenya dan
hanya Bank Panin Syariah saja yang konsisten selama periode 2011-2014
berada dalam kondisi kesehatan finansial yang optimal atau dengan niai 100.
Nilai rata-rata kesehatan finansial 11 BUS pada periode 2010-2014 sebesar
87,95 yang berarti BUS dalam kondisi yang sehat walaupun belum
mencapai nilai kesehatan finansial yang optimal atau 100.
Kesehatan finansial belum bisa mencapai nilai optimal, inilah yang
dapat menjadi permasalahan, dari periode 2010 sampai dengan 2014 hanya
empat bank umum syariah yang pernah mencapai tingkat kesehatan
finansial yang optimal. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kesehatan
finansial bank umum syariah dan juga rekomendasi yang tepat agar bank
syariah dapat mencapai kesehatan finansial yang optimal. Dari fenomena
tersebut, secara teoritis penilaian tingkat kesehatan bank umum syariah yang
diatur dalam PBI No.9/1/PBI/2007 menyatakan bahwa, tingkat kesehatan
bank adalah hasil penilaian kualitatif maupun kuantitatif atas berbagai faktor
yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank.
Berdasarkan kasus di atas, Falikhatun dan Assegaf (2012)
melakukan studi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
finansial, dan hasil studi mereka menyatakan faktor-faktor tersebut yaitu
rasio investasi islam, rasio pembiayaan bagi hasil, pendapatan islam, dan
kesejahteraan direksi dan karyawan.14 Menurut Pramanto (2014) faktor-
faktor yang mempengaruhi kesehatan finansial yaitu rasio investasi islam,
rasio pembiayaan bagi hasil, dan penghimpunan dana bagi hasil.15
14 Falikhatun dan Yasmin Umar Assegaf, “Bank Syariah di Indonesia: Ketaatan Pada
Prinsip-Prinsip Syariah dan Kesehatan Finansial”, Jurnal CBAM (Conference In Business,
Accounting, and Management)-Fakultas Ekonomi UNISSULA. Vol. 1. No. 1 Desember 2012, Page
245-254, h. 252. 15 Dinastian Hari Pramanto, “Pengaruh Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah Terhadap
Kesehatan Finansial Entitas Perbankan Syariah di Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret, 2014), h. 69-70.
7
Sedangkan menurut Prasetiawan (2016) faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan keuangan yaitu pendapatan islam dan financing to deposit ratio
(FDR).16
Dari beberapa faktor di atas, maka penelitian ini akan meneliti faktor
kepatuhan syariah sebagai faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan
finansial bank syariah. Karena dalam pokok-pokok hasil penelitian Bank
Indonesia menyatakan bahwa nasabah yang menggunakan jasa bank
syariah, sebagian memiliki kecenderungan untuk berhenti menjadi nasabah
antara lain karena keraguan akan konsistensi penerapan prinsip syariah.
Kepatuhan dan kesesuaian bank syariah terhadap prinsip syariah sering
dipertanyakan oleh para nasabah.17 Hal tersebut tentunya cukup
mengkhawatirkan untuk perkembangan dan kelangsungan usaha perbankan
syariah sehingga para pengelola bank syariah harus lebih memperhatikan
kepatuhan terhadap prinsip syariah dan harus benar-benar menerapkan
prinsip-prinsip syariah yang dikeluarkan Bank Indonesia maupun lembaga
yang berwenang tanpa adanya keresahan terhadap resiko kelangsungan
usaha dan kesehatan finansialnya.
Dalam penelitian ini indikator kepatuhan prinsip-prinsip syariah
yang digunakan yaitu rasio penghimpunan dana bagi hasil, rasio
pembiayaan jual beli, rasio pembiayaan qardh, rasio pendapatan islam, dan
rasio zakat. Sedangkan untuk kesehatan finansial yang digunakan dalam
penelitian ini merujuk pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007
tentang Sistem Penialian Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip
Syariah.
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk meneliti
sejauh mana pengaruh kepatuhan prinsip-prinsip syariah terhadap kesehatan
16 Andry Prasetiawan, “Pengaruh Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah Terhadap
Kesehatan Financial Dengan Metode Risk-Based Bank Rating (RBBR) Pada Bank Umum Syariah
Di Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, 2016), h. ix. 17 Siti Maria Wardayari, “Implikasi Syariah Governance terhadap Reputasi dan
Kepercayaan Bank Syariah”, Universitas Jember, Jurnal Walisongo, Volume 19 Nomor 1, Mei
2011, h. 5.
8
finansial perbankan syariah yang ada di Indonesia dengan judul “Pengaruh
Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah terhadap Kesehatan Finansial
Perbankan Syariah di Indonesia (Studi pada: Bank Umum Syariah,
Periode: 2011-2016)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas
maka masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Shariah compliance (kepatuhan syariah) merupakan salah satu pilar
penting dalam pengembangan bank syariah.18 Pokok-pokok hasil
penelitian Bank Indonesia menyatakan bahwa nasabah yang
menggunakan jasa bank syariah, sebagian memiliki kecenderungan
untuk berhenti menjadi nasabah antara lain karena keraguan akan
konsistensi penerapan prinsip syariah. Kepatuhan dan kesesuaian bank
syariah terhadap prinsip syariah sering dipertanyakan oleh para
nasabah.19
2. Kesehatan finansial BUS belum bisa mencapai nilai optimal, dari
periode 2010 sampai dengan 2014 hanya empat bank umum syariah
yang pernah mencapai tingkat kesehatan finansial optimal (nilai 100).
3. Kesehatan finansial dan kepatuhan pada prinsip-prinsip syariah
merupakan dua hal penting yang harus diperhatikan perbankan syariah.
Perbankan syariah merupakan lembaga keuangan yang operasionalnya
beradasarkan pada prinsip-prinsip syariah karenanya kesehatan
finansial bank syariah sedikit banyak dipengaruhi oleh kepatuhan bank
syariah tersebut pada prinsip-prinsip syariah.
4. PBI No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah menyatakan bahwa Bank
18 Siti Maria Wardayari, “Implikasi Syariah Governance terhadap Reputasi dan
Kepercayaan Bank Syariah”, Universitas Jember, Jurnal Walisongo, Volume 19 Nomor 1, Mei
2011, h. 5. 19 Siti Maria Wardayari, “Implikasi Syariah Governance terhadap Reputasi dan
Kepercayaan Bank Syariah”, Universitas Jember, Jurnal Walisongo, Volume 19 Nomor 1, Mei
2011, h. 5.
9
wajib melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip kehati-hatian
dan prinsip syariah dalam rangka menjaga atau meningkatkan Tingkat
Kesehatan Bank.
5. Sangat penting diketahui pengaruh kepatuhan prinsip-prinsip syariah
terhadap kesehatan finansial, agar bank dapat mengetahui seberapa
penting indikator-indikator pada kepatuhan prinsip-prinsip syariah
berpengaruh terhadap kesehatan finansial bank syariah tersebut.
C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Setelah diuraikan latar belakang masalah dan identifikasi
masalah di atas, tentu saja dalam pembahasan skripsi ini harus
dilakukan pembatasan masalah agar penulisan skripsi ini lebih terarah.
Penelitian ini dibatasi pada upaya mengkaji:
a. Kepatuhan prinsip-prinsip syariah dan pengaruhnya terhadap
kesehatan finansial di 11 Bank Umum Syariah.
b. Penelitian ini menggunakan data dari laporan tahunan pada
masing-masing bank umum syariah yang dipublikasikan di
masing-masing website resmi bank umum syariah tersebut pada
periode 2011 sampai dengan 2016.
c. Indikator variabel kepatuhan syariah dibatasi pada Penghimpunan
Dana Bagi Hasil, Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Qardh,
Pendapatan Islam, Dan Rasio Zakat.
d. Indikator variabel kesehatan finansial yang mengacu pada PBI No.
9/1/PBI/2007 dibatasi pada aspek yang dapat diukur secara
kuantitatif yaitu faktor profitabilitas yang diproksikan dengan
Capital Adequacy Ratio (CAR), faktor kualitas aset diwakili
dengan proksi Non Performing Financing (NPF), faktor
rentabilitas diwakili dengan proksi Rasio Efsiensi Kegiatan
Operasional (REO), dan likuiditas yang diwakili oleh proksi Short
Term Mismacht (STM).
10
2. Perumusan Masalah
Dari pembahasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
a. Apakah variabel Penghimpunan Dana Bagi Hasil, Pembiayaan Jual
Beli, Pembiayaan Qardh, Pendapatan Islam, dan Rasio Zakat
berpengaruh secara parsial terhadap tingkat kesehatan finansial
bank umum syariah?
b. Apakah variabel Penghimpunan Dana Bagi Hasil, Pembiayaan Jual
Beli, Pembiayaan Qardh, Pendapatan Islam, dan Rasio Zakat
berpengaruh secara simultan terhadap tingkat kesehatan finansial
bank umum syariah?
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian,
maka tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisis pengaruh masing-masing variabel
Penghimpunan Dana Bagi Hasil, Pembiayaan Jual Beli,
Pembiayaan Qardh, Pendapatan Islam, dan Rasio Zakat terhadap
tingkat kesehatan finansial bank umum syariah.
b. Untuk menganalisis pengaruh variabel Penghimpunan Dana Bagi
Hasil, Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Qardh, Pendapatan
Islam, dan Rasio Zakat terhadap tingkat kesehatan finansial bank
umum syariah secara simultan.
2. Manfaat Penelitian
Secara terperinci, manfaat penelitian ini dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi khasanah ilmu
pengetahuan khususnya tentang perbankan syariah mengenai
pengaruh kepatuhan syariah terhadap kesehatan finansial bank
umum syariah serta sebagai wahana tambahan referensi serta bahan
11
kajian bagi peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan
penelitian sejenis.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi penulis, penelitian ini merupakan kesempatan untuk
menerapkan teori-teori yang diperoleh ke dalam praktek yang
sesungguhnya, juga memperkaya wawasan dan pengetahuan
mengenai kepatuhan syariah dan kesehatan finansial bank
umum syariah.
2) Bagi akademisi, penelitian ini dapat memberikan bukti empiris
mengenai pengaruh kepatuhan prinsip-prinsip syariah
terhadap kesehatan finansial bank umum syariah di Indonesia.
3) Bagi praktisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan masukan untuk selalu menjaga konsistensi bank
syariah terhadap prinsip-prinsip syariah dalam menjalankan
kegiatan operasional perbankannya.
4) Bagi masyarakat umum, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi penting mengenai prinsip-prinsip
syariah yang dijadikan sebagai landasam bank syariah dalam
menjalankan operasionalnya sehingga masyarakat dapat
mengetahui bahwa dalam menjalankan operasionalnya bank
syariah tidaklah sama dengan bank konvensional karena
adanya prinsip-prinsip syariah yang telah diatur dalam Fatwa
DSN-MUI maupun lembaga yang berwenang yang harus
dipatuhi oleh bank syariah.
E. Sistematika Penulisan
Teknik penulisan skripsi ini mengikuti Pedoman Penulisan Skripsi
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2017. Sistematika penulisan menggambarkan secara garis
besar tentang apa yang dibahas dalam skripsi ini. Skripsi ini terdiri dari lima
bab. Berikut ini sistematika penulisannya secara lengkap dan jelas.
12
BAB I : PENDAHULUAN
Merupakan pendahuluan yang mengantarkan kepada pokok-pokok
permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini. Dalam bab ini diuraikan
mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORITIS
Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan isi
dari skripsi ini, yaitu meliputi teori tentang Stewardship theory, Sharia
Enterprise Theory, Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah, dan Kesehatan
Finansial Bank Umum Syariah, serta memuat Penelitian Terdahulu, Alur
Kerja Penelitian, Hipotesis Penelitian, dan Pegembangan Hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang ruang lingkup penelitian, metode
penentuan sampel, metode pengambilan data, metode analisis data, dan
variabel penelitian dan definisi operasional variabel.
BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Bab ini berisi mengenai hasil dari penelitian dan hasil dari analisis
data yang diperoleh yaitu, analisis deskriptif variabel penelitian, uji
stasionertitas, regresi data panel, dan interpretasi/pembahasan hasil
penelitian.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini, berisi kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang
telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat
penulis sampaikan.
13
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Grand Theory
1. Stewardship Theory
Teori stewardship mempunyai akar psikologi dan sosiologi
yang didesain untuk menjelaskan situasi dimana manajer sebagai
steward dan bertindak sesuai kepentingan pemilik (Donaldson & Davis,
1989, 1991). Dalam teori stewardship, manajer akan berprilaku sesuai
kepentingan bersama. Ketika kepentingan steward dan pemilik tidak
sama, steward akan berusaha bekerjasama daripada menentangnya,
karena steward merasa kepentingan bersama dan berperilaku sesuai
dengan perilaku pemilik merupakan pertimbangan yang rasional
karena steward lebih melihat pada usaha untuk mencapai tujuan
organisasi.20
Teori stewardship mengasumsikan hubungan yang kiat antara
kesusksesan organisasi dengan kepuasan pemilik. Steward akan
melindungi dan memaksimalkan kekayaan organisasi dengan kinerja
perusahaan, sehingga dengan demikian fungsi utilitas akan maksimal.
Asumsi penting dari stewardship adalah manajer meluruskan tujuan
sesuai dengan tujuan organisasi dan bukan pada tujuan individu.21
Teori stewardship dalam penelitian ini digunakan untuk
menjelaskan pengaruh variabel penghimpunan dana bagi hasil,
pembiayaan jual beli, pembiayaan qardh, dan pendapatan islam sebagai
variabel independen terhadap kesehatan finansial sebagai variabel
dependen.
Implikasi stewardship dalam penelitian ini, ketika bank umum
syariah menjalankan operasionalnya sesuai dengan prinsip syariah,
20 Eko Raharjo, “Teori Agensi dan Teori Stewardship dalam Perspektif Akuntansi”, Fokus
Ekonomi Vol. 2 No. 1 Juni 2007: 37-46. ISSN: 1907-6304, h. 39-40. 21 Eko Raharjo, “Teori Agensi dan Teori Stewardship dalam Perspektif Akuntansi”, Fokus
Ekonomi Vol. 2 No. 1 Juni 2007: 37-46. ISSN: 1907-6304, h. 40.
14
sejalan dengan tujuan bank syariah yaitu mengarahkan kegiatan
ekonomi umat untuk bermuamalat secara Islam dan terhindar dari
praktik riba, gharar, dan maysir. Hal tersebut dapat dilihat ketika bank
syariah dalam operasionalnya menerapkan penghimpunan dana bagi
hasil, menyalurkan pembiayaan prinsip jual beli dan pembiayaan
qardh, serta memperoleh pendapatan yang halal, dengan demikian bank
syariah dapat mencapai kesuksesan organisasinya yang dapat dilihat
dari peningkatan kesehatan finansial bank syariah tersebut. Kepatuhan
prinsip syariah akan menghilangkan keraguan masyarakat akan
kehilangan keistimewaan yang mereka cari dalam layanan perbankan
syariah sehingga akan mempengaruhi keputusan mereka untuk memilih
pemanfaatan jasa perbankan lain atau terus melanjutkan pemanfaatan
jasa yang diberikan oleh bank syariah.
2. Sharia Enterprise Theory
Shariah enterprise theory dapat dikatakan sebagai suatu social
integration yang berawal dari adanya kepentingan emansipatoris untuk
membebaskan knowledge yang selalu terperangkap dalam dunia
materiil menjadi suatu knowledge yang juga mempertimbangkan aspek
non materiil. Aspek non materiil yang dimaksud adalah aspek spiritual
atau nilai-nilai ilahi.22
Knowledge, dalam hal ini shariah enterprise theory, merupakan
suatu hasil refleksi diri yang berusaha memahami bahwa selain
tindakan rasional bertujuan, yang merupakan tindakan dasar dalam
hubungan manusia dengan alam, serta tindakan komunikasi dalam
hubungan dengan sesama sebagai objek terdapat tindakan dasar lain
yang terkait dengan hubungan manusia dengan Penciptanya. Hubungan
ini disebut “abduh” (obey, obeddient, penghambaan). Maka yang
berlaku dalam shariah enterprise theory adalah Allah sebagai sumber
22 Fadilla Purwitasari, “Analisis Pelaporan Corporate Social Responsibiity Perbankan
Syariah dalam Perspektif Shariah Enterprise Theory: Studi Pada Laporan Tahunan Bank Mandiri
dan Bank Muamalat Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro, 2011), h. 30.
15
utama, karena Dia adalah pemilik tunggal dan mutlak. Sumber daya
yang dimiliki oleh para stakeholders pada dasarnya adalah amanah dari
Allah yang di dalamnya melekat sebuah tanggung jawab untuk
menggunakannya dengan cara dan tujuan yang telah ditetapkan oleh
Sang Pemberi Amanah. Sehingga tujuan penggunaan sumber daya ini
tidak lain adalah untuk mendapatkan mardhatilah (Ridha Allah).
Tujuan ini dicapai jika si hamba menggunakan sumber daya dengan
cara yang dapat membuatnya menjadi rahmatan lil alamin (membawa
rahmat bagi seluruh isi alam).23
Nilai-nilai spiritual seperti yang diuraikan di atas, yaitu abduh,
mardhatillah, dan rahmmatan lil alamin, merupakan nilai-niilai yang
telah melekat dalam shariah enterprise theory.
Syariah Enterprise Theory (SET) tidak hanya peduli pada
kepentingan individu (dalam hal ini pemegang saham), tetapi juga
pihak-pihak lainnya. Oleh karena itu, SET memiliki kepedulian yang
besar pada stakeholders yang luas. Menurut SET, stakeholders meliputi
Allah, manusia, dan alam.24
Allah merupakan pihak paling tinggi dan menjadi satu-satunya
tujuan hidup manusia. Stakeholder kedua dari SET adalah manusia. Di
sini dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu direct-stakeholders dan
indirect–stakeholders. Direct-stakeholders adalah pihak-pihak yang
secara langsung memberikan kontribusi pada perusahaan, baik dalam
bentuk kontribusi keuangan (financial contribution) maupun non-
keuangan (nonfinancial contribution). Karena mereka telah
memberikan kontribusi kepada perusahaan, maka mereka mempunyai
hak untuk mendapatkan kesejahteraan dari perusahaan. Sementara,
23 Fadilla Purwitasari, “Analisis Pelaporan Corporate Social Responsibiity Perbankan
Syariah dalam Perspektif Shariah Enterprise Theory: Studi Pada Laporan Tahunan Bank Mandiri
dan Bank Muamalat Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro, 2011), h, 31. 24 Iwan Triyuwono, “Mengangkat “Sing Liyan” untuk Formulasi Nilai Tambah Syari’ah”,
Jurnal Akuntansi Multiparadigma JAMAL, Volume 2 Nomor 2 Halaman 186-368, Malang, Agustus
2011, ISSN 2086-7603, h. 188-189.
16
yang dimaksud dengan indirect-stakeholders adalah pihak-pihak yang
sama sekali tidak memberikan kontribusi kepada perusahaan (baik
secara keuangan maupun non-keuangan), tetapi secara syari’ah mereka
adalah pihak yang memiliki hak untuk mendapatkan kesejahteraan dari
perusahaan. Golongan stakeholder terakhir dari SET adalah alam. Alam
adalah pihak yang memberikan kontribusi bagi mati-hidupnya
perusahaan sebagaimana pihak Allah dan manusia. Perusahaan eksis
secara fisik karena didirikan di atas bumi, menggunakan energi yang
tersebar di alam, memproduksi dengan menggunakan bahan baku dari
alam, memberikan jasa kepada pihak lain dengan menggunakan energi
yang tersedia di alam, dan lain-lainnya. Namun demikian, alam tidak
menghendaki distribusi kesejahteraan dari perusahaan dalam bentuk
uang sebagaimana yang diinginkan manusia. Wujud distribusi
kesejahteraan berupa kepedulian perusahaan terhadap kelestarian alam,
pencegahan pencemaran, dan lain-lainnya.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, shariah enterprise theory
pada penelitian ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel
rasio zakat terhadap kesehatan finansial bank syariah. Implikasinya,
yaitu dimana bank umum syariah dalam menjalankan operasionalnya
ada pemenuhan aspek spriritual yaitu rasio zakat sebagai wujud
penghambaan untuk memperoleh ridha Allah dan untuk membawa
rahmat bagi seluruh isi alam.
B. Syariah Compliance (Kepatuhan Syariah)
Shariah Compliance adalah ketaatan bank syariah terhadap prinsip-
prinsip syariah. Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, artinya bank dalam
beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam khususnya
menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam.25 Menurut Veithzal,
kepatuhan syariah adalah kesesuaian antara kegiatan operasi bank Islam
25 Siti Maria Wardayati, “Implikasi Shariah Governance terhadap Reputasi dan
Kepercayaan Bank Syariah”, Journal Walisongo, Vol. 19, 1 Mei 2011, h.8.
17
dengan prinsip Islam melalui beberapa langkah yaitu dengan mendapatkan
pengakuan formal dari Dewan Syariah tentang kesesuaian semua produk-
produk bank tersebut dengan syariah, kemudian dengan memastikan bahwa
semua produknya berjalan sesuai dengan fatwa-fatwa Dewan Syariah.26
Prinsip syariah itu sendiri merupakan prinsip hukum Islam dalam
kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang
memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.27
Kepatuhan terhadap prinsip syariah merupakan syarat mutlak yang
harus dilaksanakan oleh lembaga keuangan yang melaksanakan prinsip
syariah. Dengan tegas bahwa menjalankan kepatuhan syariah adalah raison
detre bagi institusi tersebut. Kepatuhan terhadap prinsip syariah adalah
pemenuhan seluruh prinsip syariah dalam semua kegiatan yang dilakukan
sebagai wujud dari karakteristik lembaga itu sendiri, termasuk dalam hal ini
bank syariah. Keberadaan bank syariah ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat Islam akan pelaksanaan ajaran Islam secara
menyeluruh (Kaffah). Sehingga jika melihat dari sudut pandang masyarakat
pengguna jasa bank syariah, kepatuhan syariah merupakan inti dari
integritas dan kredibilitas bank syariah.28
Keyakinan dan kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah
didasarkan dan dipertahankan melalui pelaksanaan prinsip hukum Islam
yang diadaptasi dalam aturan operasional institusi tersebut (UU No.
21/2008). Jika tanpa adanya kepatuhan terhadap prinsip syariah, maka
masyarakat akan kehilangan keistimewaan yang mereka cari sehingga akan
berpengaruh pada keputusan mereka untuk memilih ataupun terus
melanjutkan pemanfaatan jasa yang diberikan oleh bank syariah.
26,Veithzal Rivai dan Rizki Ismail, Islamic Financial Management: Teori, Konsep, dan
Aplikasi Panduan Praktis untuk Lembaga Keuangan, Praktisi dan Mahasiswa, (Jakarta: PT.
RajaGrafindoPersada, 2013), h. 225. 27 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
pasal 1 ayat 13. 28 Ana Zainul Anwar dan Mohammad Yunies Edward, “Analisis Syariah Compliance
Pembiayaan Murabahah pada Gabungan Koperas BMT Mitra Se-Kabupaten Jepara”, Jurnal
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNISNU Jepara, The 3rd University Research Colloquium 2016,
ISSN 2407-9189., h. 257.
18
Ketidakpatuhan terhadap prinsip syariah akan berdampak negatif terhadap
citra bank syariah dan berpotensi untuk ditinggalkan oleh nasabah potensial
ataupun nasabah yang telah menggunakan jasa bank syariah sebelumnya.29
Pelaksanaan prinsip syariah dalam bank syariah adalah pelarangan
riba dalam transaksi, investasi bisnis yang halal, bebas dari unsur gharar
(spekulasi atau ketidakpastian yang tidak masuk akal), pembayaran zakat
oleh bank untuk masyarakat dan semua aktivitas harus sejalan dengan
prinsip-prinsip syariah, dengan dewan pengawas syariah khusus bertindak
sebagai penyelia dan memberikan nasihat kepada bank mengenai kepatuhan
transaksi.30
Indikator syariah compliance (kepatuhan syariah) yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Penghimpunan Dana Bagi Hasil, Pembiayaan
Jual Beli, Pembiayaan Qardh, Pendapatan Islam, dan Rasio Zakat.
1. Penghimpunan Dana Bagi Hasil
Penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro,
tabungan, dan deposito. Prinsip operasional bank yariah yang
diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip
wadiah dan prinsip mudharabah.
Pengimpunan dana bagi hasil yang menggunakan akad
mudharabah dan pada aplikasinya diterapkan pada produk tabungan
mudharabah dan deposito mudharabah.
a. Tabungan Mudharabah
Tabungan merupakan jenis simpanan yang dilakukan oleh
pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu sesuai perjanjian antara bank dan pihak nasabah. dalam
perkembangannya, penarikan tabungan dapat dilakukan setiap saat
29 Ana Zainul Anwar dan Mohammad Yunies Edward, “Analisis Syariah Compliance
Pembiayaan Murabahah pada Gabungan Koperas BMT Mitra Se-Kabupaten Jepara”, Jurnal
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNISNU Jepara, The 3rd University Research Colloquium 2016,
ISSN 2407-9189, h. 257. 30 M. Suyanto, “Pengaruh Pelaksanaan Prinsip Syariah terhadap Kinerja dan
Kesejahteraan Masyarakat dalam Lingkungan Kegiatan Bank Syariah di Indonesia”, STIE IEU
Yogyakarta: OPTIMAL. Vol. 4, Nomor 1, Oktober 2006. ISSN: 1693-5888. Page: 23-49, h. 27.
19
dengan menggunakan sarana penarikan berupa slip penarikan,
ATM, surat kuasa, dan sarana lainnya yang dipersamakan dengan
itu.31 Menurut Fatwa DSN No. 02/DSN-MUI/IV/2000, tabungan
adalah simpanan dana yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak
dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu. Tabungan dalam bank syariah menjadi 2
kelompok akad yaitu wadiah dan mudharabah.
Tabungan mudharabah merupakan tabungan dengan akad
mudharabah dimana pemilik dana (shahibul maal)
mempercayakan dananya untuk dikelola bank (mudharib) dengan
nisbah bagi hasil yang disepakati di awal. Tabungan ini tidak dapat
diambil sewaktu-waktu sesuai dengan prinsip yang digunakan
yaitu investasi yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan,
oleh karena itu modal yang diserahkan kepada mudharib tidak
boleh ditarik sebelum akad tersebut berakhir. Di lain pihak,
tabungan yang dapat ditarik setiap saat akan mengakibatkan risiko
likuiditas yang tinggi bagi bank syariah, karena jika jangka waktu
setoran dan penarikan sangat pendek, bank syariah tidak dapat
menginvestasikan dana tersebut yang pada akhirnya tidak dapat
memperoleh pendapatan atau hasil usaha.32
Pembagian keuntungan (bagi hasil) didasarkan pada nisbah
yang disepatkati di awal kontrak antara mudharib dan shahibul
maal dan harus dituangkan pada perjanjian tertulis.
b. Deposito Mudharabah
Deposito merupakan simpanan dana berjangka yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian penyimpan dengan bank berdasarkan
31 Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, Cet. 1, (Jakarta: KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP, 2010), h. 44. 32 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta: PT
Grasindo, 2005), h. 27.
20
prinsip mudharabah. Pemilik deposito tersebut disebut deposan.
Keuntungan bank dengan menghimpun dana deposito adalah uang
yang tersimpat relatif lebih lama, mengingat deposito memiliki
jangka waktu yang relatif panjang dan frekuensi penarikan juga
jarang. Dengan demikian, bank dapat leluasa untuk menggunakan
dananya kembali untuk penyaluran pembiayaan.33 Menurut
Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah,
deposito adalah investasi dana berdasarkan akad musharabah atau
akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan Bank Syariah
dan/atau UUS.
Mudrajat Kuncoro dan Suharjo, Deposito adalah simpanan
berjangka yang dikeluarkan oleh bank yang penarikannya hanya
dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan jangka
waktu yang telah diperjuangkan sebelumnya. Deposito dibedakan
menjadi 3 jenis yaitu:34
1) Deposito berjangka, merupakan simpanan berjangka yang
dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang disepakati.
Pemegang deposito berjangka akan mendapat bilyet deposito
sebagai bukti hak kepemlikannya. Deposito berjangka tidak
dapat diperjualbelikan dan pembayaran bagi hasil dilakukan
setiap tanggal valuta, tanggal dimana deposito tersebut dibuka.
2) Sertifikat deposito, merupakan simpanan berjangka yang
diterbitkan oleh pemegang haknya. Sertifikat deposito dapat
dicairkan oleh siapapun yang membawa dan menunjukkan
kepada bank yang menerbitkan dan dapat diperjualbelikan.
33 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Cet. 1, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001), h.
93. 34 Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, Cet. 1, (Jakarta: KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP, 2010), h. 45-46.
21
Pembayaran bagi hasil dilakukan pada saat pembelian atau
dibayar dimuka.
3) Deposit On Call, merupakan jenis simpanan berjangka yang
penarikannya perlu memberitahukannya terlebih dahulu
kepada bank penerbit deposit on call. Deposit ini tidak dapat
diperjualbelikan dan diterbitkan atas nama serta bagi hasil
dibayarkan pada saat pencairan.
2. Pembiayaan Jual Beli
Pembiayaan dengan prinsip jual beli ditujukan untuk nasabah
yang ingin memiliki barang, dimana keuntungan bank telah ditentukan
di depan dan menjadi bagian harga atas barang atau jasa yang dijual.
Barang yang diperjual belikan dapat berupa barang konsumtif maupun
barang produktif. Akad yang dipergunakan dalam pembiayaan dengan
prinsip jual beli ini ialah akad murabahah, salam, dan istishna.35
a. Murabahah
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai’ al-murabahah,
penjual (dalam hal ini bank) harus memberitahu harga produk yang
dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai
tambahannya. Pada saat ini, produk pembiayaan inilah yang paling
banyak digunakan oleh bank syariah karena inilah praktik yang
paling mudah dibandingkan dengan produk pembiayaan yang
lainnya.36 Pembiayaan murabahah, praktiknya di lembaga
keuangan syariah diatur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional
Nomor 04/DSN-MUI/2000.
b. Salam
Dalam pengertian sederhana, bai’ as-salam berarti
pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari, sedangkan
35 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Solo: Era Adicitra Intermedia,
2011), h. 337. 36 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Solo: Era Adicitra Intermedia,
2011), h. 337.
22
pembayaran dilakukan pada saat awal transaksi dilakukan.37 Dalam
transaksi ini harus jelas spesifikasinya seperti kuantitas, kualitas,
harga dan waktu penyerahan barang.
Dalam praktik perbankan, ketika barang telah diserahkan
kepada bank, maka bank akan menjualnya kepada rekanan nasabah
atau kepada nasabah itu sendiri secara tunai atau secara cicilan.
Harga jual yang ditetapkan oleh bank adalah harga beli bank dari
nasabah ditambah keuntungan. Dalam hal ini bank menjualnya
secara tunai biasanya disebut pembiayaan talangan. Sedangkan
dalam hal bank menjualnya secara cicilan, kedua pihak harus
menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran.38
Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah
disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Umumnya
transaksi ini diterapkan dalam pembiayaan barang yang belum
aada seperti pembelian komoditi pertanian oleh bank untuk
kemudian dijual kembali secara tunai atau secara cicilan.39
Pembiayaan salam, praktiknya di lembaga keuangan syariah diatur
dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 05/DSN-MUI/2000.
c. Istishna
Istishna merupakan kontrak penjualan atara pembeli dan
pembuat barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima
pesanan dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang
lain untuk membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang
telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir.40
Pembiayaan istishna, praktiknya di lembaga keuangan syariah
37 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Solo: Era Adicitra Intermedia,
2011), h. 339. 38 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan Edisi Kelima, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 99. 39 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan Edisi Kelima, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 99. 40 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Solo: Era Adicitra Intermedia,
2011), h. 339.
23
diatur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 06/DSN-
MUI/2000.
3. Pembiayaan Qardh
Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat
ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa
mengharapkan imbalan. Qardh merupakan akad tolong-menolong dan
bukan transaksi komersial.41
Dalam Fatwa DSN Nomor 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang Al-
Qardh, dijelaskan bahwa:
a. Al-Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah
(muqtaridh) yang memerlukan.
b. Nasabah al-qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang
diterima pada waktu yang telah disepakati bersama.
c. Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah.
d. LKS dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana dipandang
perlu.
e. Nasabah al-Qardh dapat memberikan tambahan (sumbangan)
dengan sukarela kepada LKS selama tidak diperjanjikan dalam
akad.
f. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh
kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan LKS telah
memastikan ketidakmampuannya, LKS dapat memperpanjang
jangka waktu pengembalian, atau menghapus (write off) sebagian
atau seluruh kewajibannya.
4. Pendapatan Islam
Menurut PSAK 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan
Syariah, sumber pendapatan bank syariah adalah pendapatan
operasional utama dan pendapatan operasional lainnya. Pendapatan
operasional utama terdiri dari pendapatan dari jual beli (margin),
41 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan Edisi Kelima, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 348.
24
pendapatan dari sewa, pendapatan dari bagi hasil, dan pendapatan
operasional utama lainnya.42 Dapat disimpulkan, pendapatan Islam
merupakan pendapatan halal yang diperoleh bank dalam menjalankan
operasionalnya yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Menurut Hameed et al (2004) prinsip-prinsip syariah melarang
transaksi yang melibatkan riba, gharar dan perjudian tetapi mendorong
transaksi yang halal dan jika bank syariah memiliki pendapatan yang
bersumber dari transaksi yang dilarang, bank syariah harus
mengungkapkan informasi tersebut, dari mana sumbernya, bagaimana
dana tersebut digunakan, dan yang lebih penting lagi adalah prosedur
yang dapat dilakukan untuk menghindari transaksi yang dilarang oleh
syariat Islam tersebut. Oleh karena itu, merupakan sebuah kewajiban
bagi bank syariah untuk memilimalisir atau menghilangkan pendapatan
non halal sebagai bentuk pemenuhan terhadap prinsip-prinsip syariah.43
Dengan demikian, bank syariah hanya menerima pendapatan dari
sumber yang halal. Kalaupun ada pendapatan non-halal, pada
praktiknya bank syariah menempatkan pendapatan non-halal tersebut
sebagai sumber dana kebajikan yang nantinya akan disalurkan kepada
masyarakat, biasanya tersalurkan melalui pembiayaan qardh.
5. Rasio Zakat
Zakat merupakan sarana paling penting untuk menghimpun dan
mendistribusikan kekayaan. Zakat merupakan pajak wajib dan,
sebagaimana telah kita ketahui, zakat merupakan salah satu dari kelima
rukun Islam. Jumlah zakat yang disepakati secara umum sebesar 2,5
42 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), “PSAK No. 101 Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Penyajian Laporan Keuangan Syariah”, (Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntansi Indonesia, cetakan kedua, 2009), h. 101.33. 43 Indriatun, “Analisis Perbandingan Kinerja Sosial dan Islamic Social Reporting pada
Bank Syariah di Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Depok, 2013), h.
30.
25
persen dari taksiran aset yang dijual selama setahun penuh (setelah
dikurangi pengeluaran atau nishab).44
Peran zakat sangat penting dalam kehidupan masyarakat
muslim, zakat merupakan upaya untuk menolong orang yang lemah
agar mampu melaksanakan apa yang diwajibkan Allah SWT dalam segi
tauhid dan ibadah. Demikian itu karena seseorang tidak akan mampu
beribadah dengan khusyuk dan hikmat apabila kebutuhan pokoknya
tidak terpenuhi. Kefakiran akan mendorong orang kepada kekafiran.
Bantuan yang diberikan melalui instrumen zakat dapat menolong
mereka dari kekafiran. Fenomena kefakiran dapat mengarah kepada
kekafiran dapat terlihat saat ini di mana banyak orang yang rela
menukar akidahnya demi sebungkus mie instan. Instrumen zakat
diharapkan mampu mencegah fenomena ini di maysarakat.45 Selain itu
zakat juga dapat diartikan sebagai pertumbuhan, karena dengan
diberikannya hak fakir miskin dan lain-lain itu maka terjadilah sirkulasi
uang yang sehat dalam masyarakat dan mendorong berkembangnya
fungsi uang itu dalam kehidupan perekonomian.46
C. Kesehatan Finansial Bank Syariah
1. Bank Syariah
Undang-undang Perbankan Syariah No. 21 tahun 2008 pasal 1
ayat 2 menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Sedangkan pengertian bank
syariah dalam pasal 1 ayat 7 adalah bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasakan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas
44 Gjawahir Hejazziey, Perbankan Syariah Dalam Teori dan Praktik, (Yogyakarta:
Depublish, 2014), h. 28. 45 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Solo: Era Adicitra Intermedia,
2011), h. 250-251. 46 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Solo: Era Adicitra Intermedia,
2011), h. 249.
26
bank umum syariah (BUS), unit usaha syariah (UUS), dan bank
pembiayaan rakyat syariah (BPRS).47
Karnaen A. Permataatmaja dan Syafi’i Antonio memberikan
dua defnisi terhadap bank syariah, yaitu: bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prisnip syariah Islam dan bank yang tata cara
beroperasinya mengacacu pada ketentuan Al-Qur’an dan Hadist.
Mereka menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan bank yang
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam adalah bank
yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam
khususnya yang menyangkut tata cara bermamalat secara Islam.
Sedangkan yang dimaksud dengan bank yang tata cara beroperasinya
mengacu pada ketentuan-ketentuan al-Qur’an dan Hadist adalah bank
yang tata cara beroperasinya mengikuti perintah dan larangan yang
tercantum dalam al-Qur’an dan Hadis.48
Dan menurut Al-Arif, bank syariah ialah lembaga keuangan
yang menjalankan fungsi perantara (intermediary) dalam
penghimpunan dana masyarakat serta menyalurkan pembiayaan kepada
masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.49
Perbankan syariah merupakkan lembaga keuangan yang
menerapkan nilai-nilai syariah, dimana termasuk di dalamnya ialah
larangan unsur riba, seperti dijelaskan dalam ayat Al Qur’an sebagai
berikut: Al-Baqarah ayat 275
47 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 48 Karnaen Perwataatmaja dan Muhammad Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank
Islam, (Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf, 1997), h. 1. 49 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Solo: Era Adicitra Intermedia,
2011), h. 296.
27
طه ب خ ت ي ي ذ وم ال ق ا ي م ل ك ون إ وم ق ا ل ي ب ون الر ل ك أ ين ي ذ ال
ا ب ل الر ث ع م ي ب ا ال م ن وا إ ال هم ق ن أ ك ب ل ذ مس ن ال ان م ط ي الش
ل ح أ ه و ب ن ر م ة ظ ع و م ه اء ن ج م ا ف ب م الر ر ح ع و ي ب ال للا
ئك ول أ اد ف ن ع م و لى للا إ ه ر م أ ف و ل ا س م ه ل هى ف ت ان ف
ون د ال ا خ يه ار هم ف اب الن صح أ
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli tiu
sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka
baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan);
dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.”
2. Kesehatan Finansial Bank Syariah
a. Pengertian Kesehatan Bank
Kesehatan bank diartikan sebagai kemampuan suatu bank
untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal
dan mampu memebuhi semua kewajibannya dengan baik dengan
cara-cara yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.50 PBI No.
9/1/PBI/2007 menyatakan bahwa kesehatan suatu bank yang
berdasarkan prinsip syariah merupakan kepentingan semua pihak
terkait, baik pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna
jasa perbankan dan Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan
bank sekarang (Otoritas Jasa Keuangan (OJK)).
Bank wajib melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah dalam rangka menjaga
atau meningkatkan Tingkat Kesehatan Bank.51
50 Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h. 51. 51 Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 pasal 2 ayat 1.
28
Bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki kewenangan
untuk mengatur standar penilaian kesehatan bank umum syariah
dengan menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.
9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Sehubungan dengan
diterbitkannya PBI tersebut, Bank Indonesia juga menerbitkan
Surat Edaran No. 9/24/DPbS tanggal 30 Oktober 2007 yang
ditujukan kepada semua bank umum yang melaksanakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip-prinsip syarah di Indonesia perihal
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan
Prinsip Syariah.
Tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian atas berbagai
aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu Bank
atau UUS melalui:52
1) Penilaian Kuantitatif dan Penilaian Kualitatif terhadap faktor-
faktor permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas,
sensitivitas terhadap risiko pasar, dan
2) Penilaian Kualitatif terhadap faktor Manajemen.
Penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian
terhadap faktor-faktor yang terdiri dari:53
1) Permodalan (capital)
Penilaian permodalan dimaksudkan untuk menilai
kecukupan modal bank dalam mengamankan eksposur risiko
posisi dan mengantisipasi eksposur risiko yang akan muncul.
Penilaian permodalan mencakup:
a) Rasio Utama: Kecukupan pemenuhan kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM).
b) Rasio Penunjang: Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif (PPAP); Kemampuan modal inti untuk
52 Peraturan Bank Indonesia Nomo9 9/1/PBI/2007 pasal 1 ayat 6. 53 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/24/DPbS tanggal 30 Oktober 2007.
29
menutupi kerugian pada saat likuidasi;
Trend/pertumbuhan KPMM; Kemampuan internal bank
untuk menambah modal.
c) Rasio Pengamatan: Intensitas fungsi keagenan bank
syariah; Modal inti dibandingkan dengan dana
mudharabah; Deviden Pay Out Ratio; Akses kepada
sumber permodalan.
2) Kualitas Aset (asset quality)
Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai
kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar
dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul. Penilaian
kualitas aset mencakup:
a) Rasio Utama: Kualitas aktiva produktif bank.
b) Rasio Penunjang: Pembiayaan Non Performing; Risiko
konsentrasi penyaluran dana kepada debitur inti; Kualitas
penyaluran dana kepada debitur inti; Kemampuan bank
dalam menangani/mengembalikan aset yang telah
dihapusbuku.
c) Rasio Pengamatan: Tingkat kecukupan agunan;
Proyeksi/Perkembangan kualitas aset produktif;
Perkembangan/trend aktiva produktif bermasalah yang
direstrukturisasi.
3) Manajemen (management)
Penilaian manajemen dimaksudkan untuk menilai
kemampuan manajerial pengurus bank dalam menjalankan
usaha sesuai dengan prinsip manajemen umum, kecukupan
manajemen risiko dan kepatuhan bank terhadap ketentuan baik
yang terkait dengan prinsip kehati-hatian maupun kepatuhan
terhadap prinsip syariah dan komitmen bank kepada Bank
Indonesia. Penilaian menajemen mencakup:
30
a) Kualitas manajemen umum terkait dengan penerapan
good corporate governance;
b) Kualitas penerapa manajemen risiko;
c) Kepatuhan terhadap ketentuan baik yang terkait dengan
prinsip kehati-hatian maupun kepatuhan prinsip syariah
serta komitmen kepada Bank Indonesia.
4) Rentabilitas (earnings)
Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai
kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Penilaian
rentabilitas mencakup:
a) Rasio Utama: Net Operating Margin (NOM)
b) Rasio Penunjang: Rasio efisiensi kegiatan operasional
(REO); Return On Assets (ROA); Rasio aktiva yang dapat
menghasilkan pendapatan; Diversifikasi pendapatan.
c) Rasio Pengamatan: Net Structural Operating Margin;
Return On Equity (ROE); Komposisi penempatan dana
pada surat berharga/pasar keuangan; Disparitas imbal jasa
tertinggi dengan terendah; Pelaksanaan fungsi edukasi;
Pelaksanaan fungsi sosial; Korelasi antara tingkat suku
bunga di pasar dengan return/bagi hasil yang diberikan
oleh bank syariah; Rasio bagi hasil dana investasi;
penyaluran dana yang di write-off dibandingkan dengan
biaya operasional.
5) Likuiditas (liquidity)
Penilaian likuiditas dimaksudkan untuk menilai
kemampuan bank dalam memelihara tingkat likuiditas yang
memadai termasuk antisipasi atas risiko likuiditas yang akan
muncul. Penilaian likuiditas mencakup:
a) Rasio Utama: Short Term Mistmach (STM)
b) Rasio Penunjang: Kemampuan aset jangka pedek, kas,
secondary reserve dalam memenuhi kewajiban jangka
31
pendek; Ketergantugan kepada dana deposan inti;
Pertumbuhan dana deposan inti terhadap total dana pihak
ketiga.
c) Rasio Pengamatan: Kemampuan bank dalam memperoleh
dana dari pihak lain apabila terjadi mistmach;
Ketergantungan pada dana antar bank.
6) Sensitivitas atau risiko pasar (sensitivity to market)
Penilaian sensitivitas atas risiko dimaksudkan untuk
menilai kemampuan keuangan bank dalam mengantisipasi
perubahan risiko pasar yang disebabkan oleh pergerakan nilai
tukar. Penilaian sensitivitas atas risiko pasar dilakukan dengan
menilai beasrnya kelebihan modal yang digunakan untuk
menutup risiko bank dibandingkan dengan besarnya risiko
kerugian yang timbul dari pengaruh perubahan risiko pasar.
b. Penilaian Kesehatan Finansial
Faktor finansial merupakan salah satu faktor pembentuk
tingkat kesehatan bank. Faktor finansial tersebut terdiri dari faktor
permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas
terhadap risiko pasar yang dihitung menggunakan rasio
keuangan.54 Penelitian ini hanya menggunakan empat faktor
finansial yaitu faktor permodalan yang diproksikan dengan Capital
Adequacy Ratio (CAR), kualitas aset diproksikan dengan Non
Performing Finance (NPF), rentabilitas diproksikan dengan Rasio
Efisiensi Kegiatan Operasional (REO), dan likuiditas yang
diproksikan dengan Short Term Mismacht (STM).
Langkah pertama untuk menilai kesehatan fianansial yaitu
menetapkan peringkat pada masing masing faktor permodalan,
kualitas aset, rentabilitas, dan likuiditas:
54 Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 pasal 1 ayat 11.
32
Tabel 2.1
Peringkat Faktor Kesehatan Finansial Bank
Peringkat Permodalan Kualitas Aset Rentabilitas Likuiditas
1 CAR ≥ 12% NPF<2% BOPO≤83% STM>25%
2 9%≤CAR<12% 2%≤NPF<5% 83%<BOPO≤85% 20%<STM≤25%
3 8%≤CAR<9% 5%≤NPF<8% 85%<BOPO≤87% 15%<STM≤20%
4 6%≤CAR<8% 8%≤NPF<12% 87%<BOPO≤89% 10%<STM≤15%
5 CAR<6% NPF>12% BOPO>89% STM≤10%
Sumber: Lampiran SE BI Nomor 9/24/DPbS/2007
Selanjutnya menentukan angka kredit, maka dibuat dengan
mengacu pada peringkat dari masing-masing indikator penilaian.
Tabel 2.2
Peringkat Berdasarkan Angka Kredit
Peringkat Angka Kredit
1 100
2 80
3 60
4 40
5 20
Sumber: Setiawan55
Setelah menemukan peringkat angka kredit, selanjutnya
melakukan pembobotan sesuai dengan angka kredit yang telah
diberikan kepada masing-masing faktor keuangan dengan
ketentuan sebagai berikut:
Tabel 2.3
Bobot Penilaian Komponen Kesehatan Finansial Menurut BI
Keterangan Bobot
Permodalan 25%
Kualitas Aset 50%
Rentabilitas 10%
Likuiditas 10%
Sensitivitas atas Risiko Pasar 5%
Sumber: Lampiran SE BI Nomor 9/24/DPbS/2007
55 Aziz Budi Setiawan, “Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum Syariah di
Indonesia”, Seminar Ilmiah: Kerjasama Magister Bisnis Keuangan Islam: Universitas Paramadhina,
Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Pusat, dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), 2009, h. 33.
33
Dikarenakan pada penelitian ini hanya menggunakan empat
indikator penilaian yaitu permodalan, kualitas aset, rentabilitas,
dan likuiditas, maka diperlukan assessment peneliti yang telah
dimodifikasi dengan mengacu pada model pembobotan di atas,
sebagai berikut:
Tabel 2.4
Bobot Penilaian Komponen Kesehatan Finansial Penelitian
Keterangan Bobot
Permodalan 25%
Kualitas Aset 50%
Rentabilitas 10%
Likuiditas 15%
Langkah terakhir untuk memperoleh nilai kesehatan
finansial yaitu dengan perkalian antara angka kredit dengan
bobotnya. Sedangkan predikat kesehatan finansial berdasarkan
nilai terbobot adalah memiliki kriteria sebagai berikut:
Tabel 2.5
Predikat Kesehatan Finansial Bank
Keterangan Nilai Bobot
Sehat 81 s/d 100
Cukup Sehat 66 s/d < 81
Kurang Sehat 51 s/d < 66
Tidak Sehat 0 s/d < 51
Sumber: Setiawan56
56 Aziz Budi Setiawan, “Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum Syariah di
Indonesia”, Seminar Ilmiah: Kerjasama Magister Bisnis Keuangan Islam: Universitas Paramadhina,
Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Pusat, dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), 2009, h. 33.
34
D. Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Isi Persamaan/Perbedaan
1. Penulis:
Hameed, dkk
(International Islamic
University Malaysia)
Judul:
“Alternative
Disclousure and
Performance
Measures For Islamic
Banks”
(Penelitian ini telah
diseminarkan pada
2nd International
Conference on
Administrative
Sciences, King Fahd
University of
Petroleum and
Minerals)
Tahun: 2004
Tujuan:
Mengevaluasi kinerja Bank
Islam Malaysia Berhad
(BIMB) dan Islamic Bank
of Bahrain.
Pendekatan Teori:
Hameed, dkk
mengembangkan beberapa
alternatif pengukuran
kinerja dan laporan yang
digunakan dalam bank
Islam sesuai dengan tujuan
pendiriannya, yaitu sosio
ekonomi yaitu dengan
menggunakan Islamicity
Performance Index (IPI).
Pengukuran IPI mengacu
pada tiga indicator utama
yaitu
1. Ketaatan terhadap
prinsip syariah (shariah
compliance)
2. Tata klola perusahaan
(corporate governance)
dan
3. Sosial/lingkungan
(social/environment).
Kinerja bank Islam
berdasarkan IPI diukur
dengan indikator: profit
sharing ratio, zakat
performance ratio,
equitable distribution
ratio, director employee
welfare ratio, islamic vs
non islamic investment,
islamic incom vs non
islamic income, dan
AAOIFI index.
Persamaan:
Meneliti tentang
kepatuhan pada prinsip-
prinsip syariah
Perbedaan:
1. Penelitian ini
mengukur pengaruh
kepatuhan syariah
terhadap kesehatan
finansial dengan
menggunakan metode
penelitian regresi data
panel.
2. Proksi kepatuhan
syariah yang
digunakan dalam
penelitian ini yaitu
Penghimpunan dana
bagi hasil, pembiayaan
dengan
jual beli, pembiayaan
qardh, pendapatan
islam, dan rasio zakat.
35
Metode Penelitian:
Kuantitatif, menggunakan
analisis rasio pada tujuh
indikator yang telah
disebutkan pada
pendekatan teori di atas.
Hasil:
Kinerja Islamic Bank of
Bahrain lebih baik dari
Bank Islam Malaysia
Berhad (BIMB)
2. Penulis:
Aziz Budi Setiawan
(Peserta Program
Magister Bisnis
Keuangan Islam
Universitas
Paramadina dan Staf
Pengajar SEBI School
of Islamic Economics
(STEI SEBI)).
Judul:
“Kesehatan Finansial
dan Kinerja Sosial
Bank Umum Syariah
di Indonesia”
(Penelitian ini telah
diseminarkan pada
Seminar Ilmiah:
Kerjasama Magister
Bisnis Keuangan
Islam Universitas
Paramadina dengan
Ikatan Ahli Ekonomi
Islam (IAEI) dan
Pusat dan Masyarakat
Ekonomi Syariah
(MES) di Aula
Nurcholis Majid,
Jakarta, 30 Juli 2009).
Tahun: 2009
Tujuan:
Metahui bagaimana
kesehatan finansial dan
kinerja sosial dari Bank
Umum Syariah di
Indonesia studi pada Bank
Muamalat Indonesia (BMI)
dan Bank Syariah Mandiri
(BSM).
Pendekatan Teori:
Untuk menganalisa
kesehatan finansial bank
syariah, variabel
operasional penelitian ini
diturunkan dari metode
perhitungan tingkat
kesehatan untuk bank
syariah merujuk pada PBI
No. 9/1/PBI/2007 dan
SEBI No. 9/24/DPbS/2007.
Sedangkan untuk melihat
kinerja sosial bank syariah,
penulis mengembangkan
pendekatan dari penelitian
Samad dan Hasan (2000)
dan Hameed, dkk (2004).
Metode Penelitian:
Deskriptif Kunatitatif.
Setiawan, melakukan
pembobotan pada masing-
Persamaan:
Meneliti tentang
kesehatan finansial bank
syariah dan mengacu pada
PBI No. 9/1/PBI/2007 dan
SEBI No.
9/24/DPbS/2007.
Perbedaan:
1. Penelitian ini
dilakukan pada 11
BUS periode 2011-
2016.
2. Meneliti pengaruh
kepatuhan prinsip
syariah terhadap
kesehatan finansial.
3. Menggunakan
indikator permodalan
sebagai salah satu
proksi kesehatan
finansial.
36
masing rasio kesehatan
finansial (Kualitas Aset,
Rentabilitas, dan
Likuiditas) dan rasio
kinerja sosial (Kontribusi
Pembangunan Ekonomi
(KPE), Kontribusi Kepada
Masyarakat (KKM),
Kontribusi Untuk
Stakeholder (KUS),
Peningkatan Kapasitas SDI
dan Riset (PKSR), dan
Distribusi Pembangunan
Ekonomi (DPE) sehingga
menghasilkan sebuah
angka atau nilai yang dapat
menggambarkan kesehatan
finansial dan kinerja sosial
untuk masing-masing bank
syariah yang diteliti pada
setiap periodenya.
Hasil:
Kesehatan finansial, BMI
lebih baik dari BSM
sedangkan Kinerja Sosial,
BSM lebih baik dari BMI.
3. Penulis:
Falikhatun dan
Yasmin Umar Assegaf
(Fakultas Ekonomi
UNS)
Judul:
“Bank Syariah di
Indonesia: Ketaatan
Pada Prinsip-Prinsip
Syariah dan
Kesehatan Finansial”
Tahun: 2012
Tujuan:
Untuk mengetahui apakah
implementasi prinsip-
prinsip syariah
berpengaruh terhadap
kesehatan finansial
perbankan syariah di
Indoonesia (5 BUS dan 8
UUS periode 2007-2010).
Pendekatan Teori:
Kesehatan finansial yang di
proksikan dengan Kualitas
Aktiva Produktif (KAP),
Net Operating Margin
(NOM), Rasio Efisiensi
Kegiatan Operasional
Persamaan:
1. Meneliti pengaruh
kepatuhan prinsip
syariah terhadap
kesehatan finansial.
2. Menggunakan REO
dan STM sebagai salah
satu indikator
penilaian kesehatan
finansial dan mengacu
pada PBI No.
9/1/PBI/2007 dan
SEBI No.
9/24/DPbS/2007.
3. Menggunakan
pendapatan islam
sebagai proksi
37
(REO), dan Short Term
Mismach (STM) mengacu
pada PBI No. 9/1/PBI/2007
dan SEBI No.
9/24/DPbS/2007.
Ketaatan Pada Prinsip
Syariah yang di proksikan
dengan rasio investasi
islami, rasio pembiayaan
bagi hasil, rasio pendapatan
islami, rasio kesejahteraan
direksi-karyawan mengacu
pada penelitian Hameed,
dkk (2004)
Metode Penelitian:
Regresi Linnier Beganda
Hasil:
Keseluruhan hasil
penelitian ini mengindikasi
bahwa implementasi
prinsip-prinsip syariah
berpengaruh terhadap
kesehatan finansial
perbankan syariah di
Indonesia.
kepatuhan syariah dan
mengacu pada
penelitian Hameed,
dkk.
Perbedaan:
1. Penelitian ini
dilakukan pada 11
BUS pada periode
2011-2016.
2. Pada variabel
dependen kesehatan
finansial
menggunakan proksi
CAR dan NPF tidak
menggunakan KAP
dan NOM.
3. Kepatuhan syariah
diproksikan dengan
penghimpunan dana
bagi hasil, pembiayaan
dengan jual beli,
pembiayaan qardh,
dan rasio zakat tidak
menggunakan proksi
rasio investasi islam
dan rasio
kesejahteraan direksi-
karyawan.
4. Metode penelitian
regresi data panel.
4. Penulis:
Dinastian Hari
Pramanto (Fakultas
Ekonomi Universitas
Sebelas Maret).
Judul:
“Pengaruh Kepatuhan
Prinsip-Prinsip
Syariah Terhadap
Kesehatan Finansial
Entitas Perbankan
Syariah di Indonesia”
Tujuan:
Untuk mengetahui korelasi
antara kepatuhan prinsip
syariah dan kesehatan
finansial Bank Syariah
studi pada 11 BUS periode
2007-2012.
Pendekatan Teori:
Untuk Kesehatan Finansial
mengacu pada penelitian
Setiawan dan untuk
kepatuhan prinsip syariah
Persamaan:
1. Meneliti tentang
kesehatan finansial
dan kepatuha prinsip
syariah.
2. Menggunakan NPF,
REO, dan STM
sebagai indikator
penilaian kesehatan
finansial.
3. Menggunakan
pendapatan islam dan
penghimpunan dana
38
Tahun: 2014
dengan proksi pembiayaan
bagi hasil dan pendapatan
islam mengacu pada
penelitian Hameed, dkk
(2004) serta penhimpunan
dana bagi hasil mengacu
pada Suyanto (2006).
Metode Penelitian:
Regresi Linier Berganda.
Hasil:
Kepatuhan prinsip syariah
berpengaruh positif
terhadap kesehatan
finansial.
bagi hasil sebagai
proksi dari kepatuhan
prinsip syariah.
Perbedaan:
1. Periode penelitian,
penelitian ini
dilakukan pada
periode 2011-2016.
2. Menggunakan CAR
sebagai salah satu
indikator penilaian
kesehatan finansial
dan rasio pembiayaan
dengan jual beli,
pembiayaan qardh
serta rasio zakat
sebagai proksi
kepatuhan prinsip
syariah.
3. Metode penelitian ini
regresi data panel.
5. Penulis:
Iin Afriani Risda
(Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas
Hasanuddin
Makassar)
Judul:
“Analisis Kinerja
Keuangan Bank
Syariah dengan Model
Risk Based Bank
Rating dan Sharia
Conformity and
Profitability (SCnP)
Model di Indonesia
(Periode 2013-2015)
Tahun: 2016
Tujuan:
Mengetahui hubungan
tingkat kinerja keuangan
perbankan syariah dengan
menggunakan model
RBBR dan tingkat ketaatan
syariah dengan
menggunakan SCnP
Pendekatan Teori:
Risk Based Bank Rating
(RBBR) mengacu pada
PBI No. 13/1/PBI/2011
sedangkan Sharia
Conformity and
Profitability (SCnP)
mengacu pada penelitian
Kuppusamy dkk tahun
2010.
Metode Penelitian:
Deskriptif Kuantitatif
Persamaan:
Meneliti tentang
kepatuhan prinsip syariah
dan rasio keuangan
perbankan syariah.
Perbedaan:
1. Penelitian ini meneliti
pengaruh kepatuhan
prisnsip syariah
terhadap kesehatan
finansial bank umum
syariah pada periode
2011-2016.
2. Proksi kepatuhan
syariah dalam
penelitian ini tidak
menggunakan rasio
pembiayaan bagi hasil
dan rasio ivestasi
islam.
39
Hasil:
Perbankan syariah yang
memiliki kinerja keuangan
yang baik belum tentu
memiliki ketaatan yang
baik begitu pula sebaliknya
kinerja keuangan yang
rendah belum tentu
memiliki ketaatan syariah
yang rendah.
3. Metode penelitian ini
Regresi Data Panel.
6. Penulis:
Rama Primanita
Aristy
Judul:
Pengaruh Pembiayaan
Bagi Hasil,
Pendapatan Islam,
Investasi Islam, dan
Rasio Zakat terhadap
Tingkat Kesehatan
Bank Umum Syariah
Tahun: 2016
Tujuan:
Mengetahui pengaruh
Pembiayaan Bagi Hasil,
Pendapatan Islam,
Investasi Islam, dan Rasio
Zakat terhadap Tingkat
Kesehatan BUS.
Pendekatan Teori:
Untuk Kesehatan Finansial
mengacu pada penelitian
Setiawan dan untuk
kepatuhan prinsip syariah
dengan proksi pembiayaan
bagi hasil dan pendapatan
islam mengacu pada
penelitian Hameed, dkk
(2004)
Metode Penelitian:
Regresi data panel
Hasil:
Pembiayaan bagi hasil,
pendapatan islam, dan
investasi islam
berpengaruh positif
terhadap tingkat kesehatan
bank umum syariah.
Sedangkan rasio zakat
tidak berpengaruh terhadap
kesehatan bank umum
syariah.
Persamaan:
Menggunakan variabel
pendapatan islam dan
rasio zakat serta metode
analisis menggunakan
regresi data panel.
Perbedaan:
1. Penelitian ini
dilakukan pada
periode 2011-2016
2. Menggunakan variabel
rasio pembiayaan jual
beli, pembiayaan
qardh sebagai variabel
independen.
40
E. Alur Kerja Penelitian
Gambar 2.1 Alur Kerja Penelitian
X
Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah
Bank Umum Syariah di Indonesia 2011-2016
Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah
X1 Penghimpunan Dana Bagi Hasil
X2 Pembiayaan Jual Beli
X3 Pembiayaan Qardh
X4 Pendapatan Islam
X5 Rasio Zakat
Y
Kesehatan Finansial
Kesehatan Finansial
1. Profitabilitas (CAR)
2. Kualitas Aset Produktif (NPF)
3. Rentabilitas (REO)
4. Likuiditas (STM)
Uji Stasioneritas
Uji Common Effect
Uji Fixed Effect
Uji Random Effect
Penentuan Metode dan Model Data Panel
Interpretasi/Analisis
Pengaruh Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah terhadap Kesehatan
Finansial Bank Umum Syariah di Indonesia
Regresi Data Panel
Uji Chow
Uji Hausman
Kesimpulan dan Saran
Model Terpilih
41
F. Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan dugaan (conjectural) tentang
hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap masalah penelitian yang telah dirumuskan. Hipotesis
selalu mengambil bentuk pernyataan (declarative) dan menghubungkan
variabel yang satu dengan variabel yang lain.57 Penelitian ini akan
membangun hipotesis dalam menguji hubungan bagaimana masing-masing
variabel independen berpengaruh dengan variabel dependen. Berdasarkan
teori di atas, maka dapat dirumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut:
1. Uji Statistik F (Uji Simultan)
H0 = Penghimpunan Dana Bagi Hasil, Pembiayaan dengan Jual Beli,
Pembiayaan Qardh, Pendapatan Islam, dan Rasio Zakat tidak
berpengaruh secara simultan terhadap tingkat kesehatan finansial bank.
Ha = Penghimpunan Dana Bagi Hasil, Pembiayaan Jual Beli,
Pembiayaan Qardh, Pendapatan Islam, dan Rasio Zakat berpengaruh
secara simultan terhadap tingkat kesehatan finansial bank.
2. Penghimpunan Dana Bagi Hasil, Pembiayaan dengan Jual Beli,
Pembiayaan Qardh, Pendapatan Islam, dan Rasio Zakat terhadap
tingkat kesehatan finansial bank secara parsial. Hipotesisnya sebagai
berikut:
a. H0 = Penghimpunan Dana Bagi Hasil tidak berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap tingkat kesehatan bank.
H1 = Penghimpunan Dana Bagi Hasil berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap tingkat kesehatan bank.
b. H0 = Pembiayaan dengan Jual Beli tidak berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap tingkat kesehatan bank.
H2 = Pembiayaan dengan Jual Beli berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap tingkat kesehatan bank.
57 Toto Syatori Nasehudin dan Nanang Gozali, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung:
CV Pustaka Setia, 2012), h. 88.
42
c. H0 = Pembiayaan Qardh tidak berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap tingkat kesehatan bank.
H3 = Pmbiayaan Qardh berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap tingkat kesehatan bank.
d. H0 = Pendapatan Islam tidak berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap tingkat kesehatan bank.
H4 = Pendapatan Islam berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap tingkat kesehatan bank
e. H0 = Rasio Zakat tidak berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap tingkat kesehatan bank.
H5 = Rasio Zakat berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
tingkat kesehatan bank.
G. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Penghimpunan Dana Bagi Hasil terhadap Kesehatan
Finansial
Dana Pihak Ketiga adalah dana yang berasal dari masyarakat,
baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan
berbagai instrument produk simpanan yang dimiliki bank.58
Penghimpunan dana bagi hasil merupakan dana pihak ketiga yang
dihimpun dengan sistem bagi hasil menggunakan akad mudharabah dan
dalam praktiknya di bank syariah, diterapkan pada produk tabungan dan
deposito.
Tabungan mudharabah tidak dapat diambil sewaktu-waktu
sesuai dengan prinsip yang digunakan yaitu investasi yang diharapkan
akan menghasilkan keuntungan, oleh karena itu modal yang diserahkan
kepada mudharib tidak boleh ditarik sebelum akad tersebut berakhir. Di
lain pihak, tabungan yang dapat ditarik setiap saat akan mengakibatkan
risiko likuiditas yang tinggi bagi bank syariah, karena jika jangka waktu
58 M. Hasanudin dan Prihatiningsih, “Analisis Pengaruh Dana PIhak Ketiga, Tingkat Suku
Bunga, Non Performing Loan, dan Inflasi terhadap Penyaluran Kredit Bank Pengkreditan Rakyat
(BPR) di Jawa Tengah”, Jurnal Teknis. 5 (1): 25-31, h. 26.
43
setoran dan penarikan sangat pendek, bank syariah tidak dapat
menginvestasikan dana tersebut yang pada akhirnya tidak dapat
memperoleh pendapatan atau hasil usaha.59 Begitu pula dengan deposito
memiliki jangka waktu yang relatif panjang dan frekuensi penarikan
juga jarang. Dengan demikian, bank dapat leluasa untuk menggunakan
dananya kembali untuk penyaluran pembiayaan.60 Dapat disimpulkan
bahwa semakin banyak bank syariah menghimpun dana dengan sistem
bagi hasil maka bank tersebut akan memiliki likuiditas yang baik
sehingga dapat meningkatkan kesehatan finansialnya, dengan catatan
penyaluran pembiayaan berjalan lancar dan bank dapat meminimalisir
risiko pembiayaan bermasalahnya.
Didukung oleh penelitian Falikhatun dan Assegaf (2012)61,
yang menyatakan bahwa perbankan syariah yang telah
mengimplementasikan prinsip-prinsip syariah dalam operasionalnya
dapat meningkatkan kesehatan finansialnya dan tidak menyebabkan
sistem keuangan menghawatirkan atau bahkan bangkrut (taflis),
sehingga perbankan syariah akan memiliki citra positif di masyarakat.
Dan penelitian Pramanto (2014)62 menyatakan bahwa bank syariah yang
taat dengan prinsip penghimpunan dana dengan pola mudharabah akan
berkinerja baik dan akan meningkatkan kesehatan finansialnya.
2. Pengaruh Pembiayaan Jual Beli terhadap Kesehatan Finansial
Dalam praktiknya pembiayaan dengan prinsip jual beli ini
dilakukan dengan akad murabahah, salam, dan istishna.
59 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta: PT
Grasindo, 2005), h. 27. 60 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Cet. 1, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001), h.
93. 61 Falikhatun dan Yasmin Umar Assegaf, “Bank Syariah di Indonesia: Ketaatan Pada
Prinsip-Prinsip Syariah dan Kesehatan Finansial”, Jurnal CBAM (Conference In Business,
Accounting, and Management)-Fakultas Ekonomi UNISSULA. Vol. 1. No. 1 Desember 2012, Page
245-254, h. 252. 62 Dinastian Hari Pramanto, “Pengaruh Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah Terhadap
Kesehatan Finansial Entitas Perbankan Syariah di Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret, 2014), h. 68.
44
Berdasarkan statistik perbankan syariah bulan Desember tahun
2016, pembiayaan yang paling banyak disalurkan bank syariah yaitu
pembiayaan dengan prinsip jual beli sebesar 140.453 Milyar Rupiah
dengan kompisisi pembiayaan akad murabahah sebesar 139.575 Milyar
Rupiah dan sisanya pembiayaan dengan akad istishna sebesar 878
Milyar Rupiah.63 Muhammad mengatakan bahwa produk pembiayaan
murabahah merupakan produk pembiayaan paling populer di industri
perbankan syariah. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan antara lain
murabahah adalah suatu mekanisme investasi jangka pendek dan cukup
memudahkan dibandingkan dengan sistem profit and loss sharing
(PLS); margin dalam murabahah dapat ditetapkan sedemikian rupa
sehingga memastikan bahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang
sebanding dengan keuntungan bank-bank berbasis bunga yang menjadi
saingan bank-bank Islam; murabahah menjauhkan ketidakpastian yang
ada pada pendapatan dari bisnis-bisnis (PLS); dan murabahah tidak
memungkinkan bank-bank Islam untuk mencampuri manajemen bisnis
karena bank bukanlah mitra bisnis nasabah, sebab hubungan mereka
dalam murabahah adalah hubungan antara kreditur dan debitur.64 Karim
menyatakan bahwa risiko pembiayaan salam dan istishna yaitu risiko
gagal-serah barang yang dapat diantisipasi dengan menetapkan rasio
kolateral 220%, yaitu 200% lebih tinggi daripada rasio standar 120%
dan risiko jatuhnya harga barang yang dapat diantisipasi dengan
menetapkan bahwa jenis pembiayaan ini hanya dilakukan atas dasar
kontrak (pesanan) yang telah ditentukan harganya.65
Risiko yang rendah dari pembiayaan jual beli memungkinkan
bank syariah lebih mudah mengelola pembiayaan dengan prinsip jual
63 Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Statistik Perbankan Syariah Sharia Banking Statistic
2016”, (Jakarta: Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan OJK, 2016), h. 9. 64 Aulia Fuad Rahman dan Ridha Rochanika, “Pengaruh Pembiayaan Jual Beli,
Pembiayaan Bagi Hasil, Non Performing Fnancing terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, h. 4. 65 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan Edisi Kelima, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 265.
45
beli. Pengelolaan yang mudah ini, memungkinkan bank syariah untuk
meningkatkan kemampuannya dalam meningkatkan laba melalui
pendapatan margin diikuti minimnya risiko pembiayaan bermasalah
yang akan diterima bank dari pembiayaan jual beli yang disalurkannya
kepada masyarakat.66 Sehingga peningkatan penyaluran pembiayaan
jual beli yang sesuai dengan prinsip syariah dapat meningkatkan
kesehatan finansial bank syariah.
Didukung oleh penelitian Falikhatun dan Assegaf (2012)67 yang
menyatakan bahwa perbankan syariah yang telah mengimplementasikan
prinsip-prinsip syariah dapat meningkatkan kesehatan finansialnya dan
tidak menyebabkan sistem keuangan menghawatirkan atau bahkan
bangkrut (taflis), sehingga perbankan syariah akan memiliki citra positif
di masyarakat. Dan penelitian Rahman dan Rochmanika68 yang
menyatakan bahwa semakin tinggi pembiayaan jual beli maka kinerja
keuangan bank syariah pun semakin meningkat.
3. Pengaruh Pembiayaan Qardh terhadap Kesehatan Finansial
Qardh merupakan pinjaman uang yang diberikan bank syariah
tanpa mensyaratkan apa pun, selain mengembalikan pinjaman tersebut
setelah jangka waktu tertentu.69 Qardh merupakan salah satu akad
tabarru’. Akad tabarru’ merupakan segala macam perjanjian yang
menyangkut not-profit transaction (transaksi nirlaba). Transaksi ini
pada hakikatnya bukan transaksi bisnis untuk mencari keuntungan
komersil. Akad tabarru’ dilakukan dengan tujuan tolong-menolong
66 Aulia Fuad Rahman dan Ridha Rochanika, “Pengaruh Pembiayaan Jual Beli,
Pembiayaan Bagi Hasil, Non Performing Fnancing terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, h. 11. 67 Falikhatun dan Yasmin Umar Assegaf, “Bank Syariah di Indonesia: Ketaatan Pada
Prinsip-Prinsip Syariah dan Kesehatan Finansial”, Jurnal CBAM (Conference In Business,
Accounting, and Management)-Fakultas Ekonomi UNISSULA. Vol. 1. No. 1 Desember 2012, Page
245-254, h. 252. 68 Aulia Fuad Rahman dan Ridha Rochanika, “Pengaruh Pembiayaan Jual Beli,
Pembiayaan Bagi Hasil, Non Performing Fnancing terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, h 69 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan Edisi Kelima, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 68.
46
dalam rangka berbuat kebaikan. Dalam akad tabarru’, pihak yang
berbuat kebaikan tersebut tidak berhak mensyaratkan imbalan apapun
kepada pihak lainnya. Imbalan dari akad tabarru’ adalah dari Allah
SWT, bukan dari manusia. Namun demikian, pihak yang berbuat
kebaikan tersebut boleh meminta kepada counter-part-nya untuk
sekedar menutupi biaya (cover the cost) yang dikeluarkannya untuk
dapat melakukan akad tabarru’ tersebut. Namun ia tidak boleh
mengambil laba dari akad tabarru’.70
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan qardh
merupakan pinjaman kebajikan yang merupakan salah satu kelebihan
bank syariah dibanding bank konvensional. Pembiayaan qardh dapat
meningkatkan kesehatan finansial bank syariah. Sejalan dengan teori
stewardship, bahwa pembiayaan qardh yang diterapkan dalam
operasional bank syariah dan sesuai dengan prinsip syariah dapat
menjaga bahkan meningkatkan kepercayaan masyarakat serta
menghilangkan kekhawatiran masyarakat akan kehilangan
keistimewaan yang mereka cari dari jasa perbankan syariah sehingga
mempengaruhi keputusan mereka untuk memilih dan melanjutkan
memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh bank syariah.
Teori di atas dibuktikan oleh penelitian Falikhatun dan Assegaf
(2012)71 yang menyatakan bahwa perbankan syariah yang telah
mengimplementasikan prinsip-prinsip syariah dapat meningkatkan
kesehatan finansialnya dan tidak menyebabkan sistem keuangan
menghawatirkan atau bahkan bangkrut (taflis), sehingga perbankan
syariah akan memiliki citra positif di masyarakat.
70 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan Edisi Kelima, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 66. 71 Falikhatun dan Yasmin Umar Assegaf, “Bank Syariah di Indonesia: Ketaatan Pada
Prinsip-Prinsip Syariah dan Kesehatan Finansial”, Jurnal CBAM (Conference In Business,
Accounting, and Management)-Fakultas Ekonomi UNISSULA. Vol. 1. No. 1 Desember 2012, Page
245-254, h. 252.
47
4. Pengaruh Pendapatan Islam terhadap Kesehatan Finansial
Menurut PSAK 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan
Syariah, sumber pendapatan bank syariah adalah pendapatan
operasional utama dan pendapatan operasional lainnya. Pendapatan
operasional utama terdiri dari pendapatan dari jual beli (margin),
pendapatan dari sewa, pendapatan dari bagi hasil, dan pendapatan
operasional utama lainnya.72 Pendapatan bank syariah ditentukan oleh
produktivitas masing-masing bank syariah dalam mengelola aktiva
produktifnya dan harus tetap sesuai dengan prinsip syariah.
Meningkatnya pendapatan Islam (pendapatan) yang diperoleh
bank syariah dapat meningkatkan kesehatan finansial bank syariah
tersebut. Karena ketika pendapatan Islam meningkat menunjukkan
produktivitas bank syariah dalam mengelola aktiva produktifnya baik.
Didukung oleh penelitian Falikhatun dan Assegaf (2012)73,
Pramanto (2014)74, Aristy (2014)75, dan Prasetiawan (2016)76 yang
menyatakan pendapatan islam berpengaruh signifikan terhadap
kesehatan finansial bank umum syariah.
5. Pengaruh Rasio Zakat terhadap Kesehatan Finansial
Zakat merupakan sebagian dari harta yang wajib dikeluarkan
oleh wajib zakat (muzakki) untuk diserahkan kepada penerima zakat
72 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), “PSAK No. 101 Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Penyajian Laporan Keuangan Syariah”, (Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntansi Indonesia, cetakan kedua, 2009), h. 101.33. 73 Falikhatun dan Yasmin Umar Assegaf, “Bank Syariah di Indonesia: Ketaatan Pada
Prinsip-Prinsip Syariah dan Kesehatan Finansial”, Jurnal CBAM (Conference In Business,
Accounting, and Management)-Fakultas Ekonomi UNISSULA. Vol. 1. No. 1 Desember 2012, Page
245-254, h. 252. 74 Dinastian Hari Pramanto, “Pengaruh Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah Terhadap
Kesehatan Finansial Entitas Perbankan Syariah di Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret, 2014), h. 65. 75 Rama Primanita Aristy, “Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pendapatan Islam,
Investasi Islam, dan Rasio Zakat terhadap Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah”, (Skripsi S1
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 104. 76 Andry Prasetiawan, “Pengaruh Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah Terhadap Kesehatan
Financial Dengan Metode Risk-Based Bank Rating (RBBR) Pada Bank Umum Syariah Di
Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, 2016), h. 58.
48
(mustahiq). Pembayaran zakat dilakukan apabila nisab dan haulnya
terpenuhi dari harta yang memenuhi kriteria wajib zakat.77
Peran zakat sangat penting dalam kehidupan masyarakat
muslim, zakat merupakan upaya untuk menolong orang yang lemah
agar mampu melaksanakan apa yang diwajibkan Allah SWT dalam segi
tauhid dan ibadah. Demikian itu karena seseorang tidak akan mampu
beribadah dengan khusyuk dan hikmat apabila kebutuhan pokoknya
tidak terpenuhi. Kefakiran akan mendorong orang kepada kekafiran.
Bantuan yang diberikan melalui instrumen zakat dapat menolong
mereka dari kekafiran. Fenomena kefakiran dapat mengarah kepada
kekafiran dapat terlihat saat ini di mana banyak orang yang rela
menukar akidahnya demi sebungkus mie instan. Instrumen zakat
diharapkan mampu mencegah fenomena ini di maysarakat.78 Selain itu
zakat juga dapat diartikan sebagai pertumbuhan, karena dengan
diberikannya hak fakir miskin dan lain-lain itu maka terjadilah sirkulasi
uang yang sehat dalam masyarakat dan mendorong berkembangnya
fungsi uang itu dalam kehidupan perekonomian.79
Sejalan dengan shariah enterprise theory pemenuhan zakat oleh
bank syariah dapat meningkatkan kesehatan finansialnya. Implikasinya,
yaitu dimana bank umum syariah dalam menjalankan operasionalnya
ada pemenuhan aspek spriritual yaitu mengeluarkan zakat sebagai
wujud penghambaan untuk memperoleh ridha Allah dan untuk
membawa rahmat bagi seluruh isi alam karena pengelolaan zakat yang
baik, kehidupan perekonomian dapat tumbuh secara merata. Zakat juga
sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban bank syariah terhadap
masyarakat yang membutuhkan.
77 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), “PSAK No. 101 Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Penyajian Laporan Keuangan Syariah”, (Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntansi Indonesia, cetakan kedua, 2009), h. 101.22. 78 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Solo: Era Adicitra Intermedia,
2011), h. 250-251. 79 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Solo: Era Adicitra Intermedia,
2011), h. 249.
49
Teori di atas didukung oleh penelitian Falikhatun dan Assegaf
(2012)80 yang menyatakan bahwa perbankan syariah yang telah
mengimplementasikan prinsip-prinsip syariah dapat meningkatkan
kesehatan finansialnya dan tidak menyebabkan sistem keuangan
menghawatirkan atau bahkan bangkrut (taflis), sehingga perbankan
syariah akan memiliki citra positif di masyarakat.
80 Falikhatun dan Yasmin Umar Assegaf, “Bank Syariah di Indonesia: Ketaatan Pada
Prinsip-Prinsip Syariah dan Kesehatan Finansial”, Jurnal CBAM (Conference In Business,
Accounting, and Management)-Fakultas Ekonomi UNISSULA. Vol. 1. No. 1 Desember 2012, Page
245-254, h. 252.
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan tinjauan permasalahan yang ada, penelitian ini
termasuk ke dalam penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan 81
Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel yang diolah
menggunakan Eviews 9 dan bertujuan untuk mengungkapkan seberapa
besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Penghimpunan dana bagi hasil, pembiayaan jual beli, pembiayaan qardh,
pendapatan islam, dan rasio zakat sebagai variabel independen (bebas) dan
kesehatan finansial bank yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio
(CAR), Non Performing Finance (NPF), Rasio Kegiatan Efisiensi
Operasional (REO), Short Term Mismacht (STM) sebagai variabel
dependen (terikat).
Penelitian dilakukan pada periode 2011 sampai 2016 pada 11 Bank
Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia. Data dalam penelitian ini
mencakup komponen-komponen yang ada dalam laporan keuangan tahunan
bank umum syariah yang telah dipublikasikan oleh masing-masing bank
umum syariah melalui website nya.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik
81 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: ALFABETA,
2014), h. 13.
51
kesimpulan.82 Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok Bank Umum
Syariah sebanyak 13 BUS yang berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa
Keuangan. Daftar populasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Daftar Populasi Bank Umum Syariah di Indonesia
No Nama Bank
1 PT Bank Muamalat Indonesia
2 PT Bank Syariah Mandiri
3 PT Bank Syariah Mega Indonesia
4 PT Bank Syariah BRI
5 PT Bank Syariah Bukopin
6 PT Bank Panin Syariah
7 PT Bank Victoria Syariah
8 PT Bank BCA Syariah
9 PT Bank Jabar Banten Syariah
10 PT Bank Syariah BNI
11 PT Maybank Syariah
12 PT Bank Tabungan Negara Nasional Indonesia Syariah
13 PT Bank Aceh Syariah
Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2016
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang
dianggap dapat menggambarkan populasinya.83 Seperti pemahaman ini,
maka sampel dalam penelitian ini adalah sebagian atau wakil yang sudah
ditentukan oleh peneliti.
Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling untuk menentukan jumlah sampel amatan yang
sebenarnya. Menurut Margono, pemilihan sekelompok subjek dengan
purposive sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang
mempunyai sangkut paut yang erat denngan ciri-ciri populasi yang sudah
diketahui sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang dihubungi sesuai
dengan krteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan
82 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: AFABETA, 2014), h. 117. 83 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
h. 57.
52
penelitian.84 Dalam penelitian ini, kriteria yang digunakan dalam
menentukan sampel tersebut, antara lain:
a. Bank syariah yang terdaftar di Bank Indonesia.
Pada kriteria ini, semua bank syariah memenuhi syarat.
b. Mempublikasikan Annual Report periode 2011-2016.
Pada kriteria ini, hanya 11 Bank Umum Syariah yang memenuhi
syarat.
Berdasarkan kriteria di atas, berikut daftar sampel yang akan diteliti:
Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
No Bank Umum Syariah Website Resmi
1 PT Bank Muamalat Indonesia www.bankmuamalat.co.id
2 PT Bank Syariah Mandiri www.syariahmandiri.co.id
3 PT Bank Syariah Mega Indonesia www.megasyariah.co.id
4 PT Bank Syariah BRI www.brisyariah.co.id
5 PT Bank Syariah Bukopin www.syariahbukopin.co.id
6 PT Bank Panin Syariah www.paninbanksyariah.co.id
7 PT Bank Victoria Syariah www.bankvictoriasyariah.co.id
8 PT Bank BCA Syariah www.bcasyariah.co.id
9 PT Bank Jabar Banten Syariah www.bjbsyariah.co.id
10 PT Bank Syariah BNI www.bnisyariah.co.id
11 PT Maybank Indonesia www.maybanksyariah.co.id
Sumber: Bank Indoensia, data diolah.
C. Metode Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan dan
bersifat siap pakai. Data sekunder mampu memberikan informasi dalam
pengambilan keputusan meskipun dapat diolah lebih lanjut.85
84 Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 128. 85 Toni Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik,
(Yoogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 19.
53
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan
keuangan tahunan (annual report) Bank Umum Syariah periode 2011,
2012, 2013, 2014, 2015, dan 2016.
2. Sumber Data
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat oleh penulis, maka
dalam pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara:
a. Penelitian kepustakaan (literatur research)
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data
yang bersumber dari buku-buku, jurnal, majalah, surat kabar yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti kemudian mempelajari
berbagai literatur tersebut untuk memperoleh landasan teori yang
digunakan dalam penelitian.
b. Dokumentasi
Metode dokumenter dibutuhkan untuk penelitian ini karena
data yang dibutuhkan merupakan data sekunder berupa laporan
tahunan (annual report) yang telah dipublikasikan oleh masing-
masing Bank Umum Syariah (BUS). Metode ini dilakukan dengan
cara pengambilan data yang diperoleh dari laporan keuangan
tahunan Bank Umum Syariah (BUS) pada tahun 2011, 2012, 2013,
2014, 2015, dan 2016 yang diperoleh sari website resmi masing-
masing BUS.
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dipergunakan untuk memberikan gambaran
data yang kita punyai secara deskriptif. Nilai-nilai umum dalam statistik
deskriptif di antaranya ialah rata-rata, simpangan baku, nilai minimal,
nilaii maksimal, dan jumlah (sum). Nilai-nilai ini bermanfaat
memberikan gambaran umum mengenai variabel-variabel yang akan
54
kita teliti sehingga kita dapat menjelaskan karakteristik data yang ada
dengan menjelaskan besaran nilai-nilai tersebut.86
2. Uji Stasioner Data
Sebelum melakukan regresi dengan menggunakan data time
series, terlebih dahulu akan dilakukan uji stasioneritas. Uji stasioneritas
dilakukan untuk mengetahui apakah data time series yang digunakan
sudah stasioner atau belum.
Sekumpulan data dinyatakan stasioner jika nilai rata-rata dan
varians dari data time series tersebut tidak mengalami perubahan secara
sistematik sepanjang waktu atau dengan kata lain rata-rata dan
variansnya konstan. Kestasioneran data ini berkaitan dengan metode
estimasi yang digunakan. Tidak stasionernya data akan mengakibatkan
kurang baiknya model yang diestimasi. Selain itu apabila data yang
digunakan dalam model ada yang tidak stasioner, maka data tersebut
dipertimbangkan kembali validitas dan kestabilannya.87
Literatur terkini menyarankan bahwa pengolahan data panel
berdasarkan uji akar unit memiliki kekuatan yang besar bila
dibandingkan dengan uji akar unit berdasarkan time series individu.88
Pengujian stasioner dalam penelitian ini menggunakan uji
Augmented Dickey-Fuller (ADF) dengan pengujian hipotesis:
H0 = data tidak stasioner
H1 = data stasioner
Dasar pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai
probabilitasnya, sebagai berikut:
Bila probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
Bila probablitas < 0,05 maka H0 ditolak
86 Jonathan Sarwono, Prosedur-Prosedur Analisis Populer Aplikasi Riset dan Tesis dengan
Eviews, (Yogyakarta: PENERBIT GAVA MEDIA, 2016), h. 53. 87 __________, “Bab II: Tinjauan Pustaka”, diakses tanggal 21 Agustus 2017 dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/41227/;jsessionid=9A241E19CEF03767D
302FDE8E151F869?sequence=4. 88 Yerimias Manuhutu, “Determinan Pertumbuhan Ekonomi Regional di Provinsi Maluku
Tahun 2005-2010”, Eko-Regional, Vol.6, No.1, Maret 2011, h.39.
55
Jika data tidak stasioner pada level normal, pengujian akar root
dapat dinaikkan ke diferensiasi tingkat satu.89
3. Regresi Data Panel
Penelitian ini menggunaan alat analisis regresi data panel. Data
panel adalah data yang memiliki jumlah crossection dan jumlah time
series. Data dikumpulkan dalam rentang waktu terhadap banyak
individu.90
Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan
data panel jika dibandingkan dengan data time series atau cross section.
Pertama, data panel yang merupakan gabungan dua data yaitu data time
series dan cross section mampu menyediakan data lebih banyak
sehingga menghasilkan derajat kebebasan (degree of freedom) yang
lebih besar. Kedua, menggabungkan informasi dari data time series dan
cross section dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah
penghilangan variabel (ommited-variable).91 Keunggulan-keunggulan
tersebut memiliki implikasi pada tidak harusnya dilakukan pengujian
asumsi klasik dalam model data panel, karena penelitian yang
menggunakan data panel memperbolehkan identifikasi parameter
tertentu tanpa perlu membuat asumsi yang ketat atau tidak
mengharuskan terpenuhinya semua asumsi klasik regresi linier seperti
pada Ordinary Least Square (OLS).92
Model regresi data panel dalam penelitian ini dapat
diformulasikan sebagai berikut:
89 Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews,
(Yogyakarta : UPP STIM YKPN, 2015), h.11.5. 90 Alfian Annida, “Analisis Pengaruh Kinerja Perusahaan terhadap Imbal Bagi Hasil
Saham-Saham LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2005-2007”, (Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi Universitas Indoensia), h.14. 91 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinyya: Disertai Panduan Eviews,
Edisi Keempat, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013), h. 353. 92 Shochul R. Ajija, dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews, (Jakarta: Salemba Empat, 2011),
h. 52.
KFit = α + β1PDBHit + β2PJBit + β3PQit + β4PIit + β5RZit +εit
56
Dimana :
KF = Kesehatan Finansial
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi untuk Variabel Independen
PDBH = Penghimpunan Dana Bagi Hasil
PJB = Pembiayaan Jual Beli
PQ = Pembiayaan Qardh
PI = Pendapatan Islam
RZ = Rasio Zakat
ε = Error atau standar kesalahan
i = Jenis Perusahaan
t = Waktu
Langkah untuk menganalisis regresi data panel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Estimasi Model Data Panel
Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data
panel dapat dilakukan dengan tiga pendekatan berikut:
1) Metode Common Effect atau Pooled Least Square (PLS)
Pooled Least Square merupakan metode estimasi mode
regresi data panel paling sederhana yang mengasumsikan
intercept dan koefisien slope yang konstan antar waktu dan
cross section (common effect). Pendekatan ini tidak
memperhatikan dimensi individu maupun waktu dan
menganggap bahwa perilaku antar perusahaan sama dalam
berbagai kurun waktu.93 Persamaan pada estimasi dengan
menggunakan model Common Effect dapat ditulis dalam
bentuk sebagai berikut:
93 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinyya: Disertai Panduan Eviews,
Edisi Keempat, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013), h. 355.
Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + εit
57
Dimana:
i = 1, 2, ..., n
t = 1, 2, ..., t
2) Metode Fixed Effect Model (FEM) atau Least Square Dummy
(LSDV)
Fixed Effect Model merupakan teknik mengestimasi
data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk
menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian Fixed
Effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antara
perusahaan namun intersep antar waktunya sama (time
innvariant). Di samping itu model ini juga mengasumsikan
bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan
antar waktu. Model estimasi ini seringkali disebut Least
Square Dummy Variabels (LSDV).94 Persamaan pada estimasi
dengan menggunakan Fixed Effect Model dapat ditulis dalam
bentuk sebagai berikut:
Dimana:
i = 1, 2, ..., n
t = 1, 2, ..., t
D = Dummy
3) Metode Random Effect
Random Effect Model merupakan metode estimasi
model regresi data panel dengan asumsi koefisien slope
dengan intersep berbeda antar individu dan antar waktu
(random effect). Model ini akan mengestimasi data panel
dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar
94 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinyya: Disertai Panduan Eviews,
Edisi Keempat, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013), h. 357.
Yit = β + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + β5D1it + β6D2it + ... +εit
58
waktu dan antar individu.95 Persamaan pada estimasi dengan
menggunakan model Random Effect dapat ditulis dalam
bentuk sebagai berikut:
Dimana:
ui ~ N (0,σu2) = Komponen cross section error
vt ~ N (0,σu2) = Komponen time series error
wit ~ N (0,σu2) = Komponen error kombinasi
b. Tahap Pemilihan Model Regresi Data Panel
Untuk memilih model mana yang paling tepat digunakan
untuk pengolahan data panel, maka terdapat beberapa pengujian
yang dapat dilakukan, antara lain:
1) Uji Chow
Uji Chow adalah pengujian untuk memilih apakah
model yang digunakan Common Effect Model atau Fixed
Effect Model. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis:
H0 = Common Effect Model (CEM)
H1 = Fixed Effect Model (FEM)
Dasar penolakan hipotesis di atas adalah dengan
membandingkan F hitung dengan F tabel.96
Apabila F hitung lebih besar (>) dari F tabel, maka H0 ditolak.
Berarti model yang lebih tepat digunakan adalah Fixed Effect
Model.
Apabila F hitung lebih kecil (<) dari F tabel, maka H0 diterima.
Berarti model yang lebih tepat digunakan adalah Common
Effect Model atau Pooled Effect Model.
Atau kita dapat melihat nilai probabilitas cross section
F dan Chi-Square, dengan ketentuan:
95 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinyya: Disertai Panduan Eviews,
Edisi Keempat, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013), h. 359. 96 Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu:Teori dan Aplikasi, (Bogor:
IPB Pers, 2012), h. 195.
Yit = ɑ1 + βjXjit + εit dengan εit = ui + vt + wit
59
Jika probabilitas < 0,05 berarti H0 ditolak
Jika probabilitas > 0,05 berati H0 diterima
2) Uji Hausman
Uji Hausman merupakan pengujian statistik untuk
memilih apakah Fixed Effect Model atau Random Effect Model
yang lebih tepat untuk digunakan dalam regresi data panel.
Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis:
H0 = Random Effect Model
H1 = Fixed Effect Model
Dasar penolakan hipotesis di atas adalah dengan
membandingkan chi-square hitung dengan chi-square tabel.
Apabila chi-square hitung > chi square tabel, maka H0 ditolak.
Berarti model yang digunakan adalah Fixed Effect Model.
Apabila chi-square hitung < chi square tabel, maka H0 diterima.
Berarti model yang digunakan adalah Random Effect Model.
Atau dapat melihat kepada nilai probablitas cross
section random, dengan ketentuan:97
Jika probabilitas < 0,05 berarti H0 ditolak
Jika probabilitas > 0,05 berati H0 diterima
4. Uji Signifikansi Regresi Data Panel Terpilih
a. Koefisien Determinasi (R2)98
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model menerangkan variasi variabel independen.
Nilai R2 yang lebih kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
terbatas, sebaliknya jika nilai R2 yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen.
97 Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu:Teori dan Aplikasi, (Bogor:
IPB Pers, 2012), h. 197. 98 Imam Gozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progran SPSS 19, edisi kelima,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 97.
60
Nilai koefisien determinasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai adjusted R2 karena variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari dua variabel. Selain
itu nilai adjusted R2 dainggap lebih baik dari nilai R2, karena nilai
adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
ditambahkan ke dalam model regresi.
b. Uji Signifikan Simultan (Uji F)99
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji
F-test. Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat).
Uji F dilakukan dengan membandingkan signifikansi F
hitung dengan F tabel dengan ketentuan:
1) H0 diterima dan Ha ditolak jika signifikansi Fhitung < Ftabel untuk
α = 0,05.
2) H0 ditolak dan Ha diterima jika signifikansi Fhitung > Ftabel untuk
α = 0,05.
c. Uji Signifikan Parsial (Uji t)100
Secara parsial, pegujian hipotesis dilakukan dengan uji t-
test. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa pengaruh
satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen.
Uji t dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung
dengan F tabel dengan ketentuan:
1) H0 diterima dan Ha ditolak jika signifikansi t hitung < t tabel untuk
α = 0,05.
2) H0 ditolak dan Ha diterima jika signifikansi t hitung > t tabel untuk
α = 0,05.
99 Imam Gozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progran SPSS 19, edisi kelima,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 98. 100 Imam Gozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progran SPSS 19, edisi kelima,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 98-99.
61
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.101 Variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan
menjadi dua yaitu variabel independen (bebas) dan Variabel dependen
(terikat).
a. Variabel Independen
Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
terikat. Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini yaitu
variabel kepatuhan prinsip-prinsip syariah yang diproksikan
dengan Penghimpunan Dana Bagi Hasil (PDBH), Pembiayaan Jual
Beli (PJB), Pembiayaan Qardh (PQ), Pendapatan Islam (PI), dan
Rasio Zakat (RZ)
b. Variabel Dependen
Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini menggunakan
kesehatan finansial yang diukur secara kuantitatif yaitu faktor
profitabilitas yang diproksikan dengan CAR, faktor kualitas aset
diproksikan dengan Non Performing Financing (NPF), faktor
rentabilitas diproksikan dengan Rasio Efsiensi Kegiatan
Operasional (REO), dan likuiditas yang diproksikan dengan Short
Term Mismacht (STM).
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel menjelaskan cara tertentu yang
digunakan untuk mengoperasionalkan konstruk sehingga
101 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: AFABETA, 2014), h. 61.
62
memungkinkan bagi peneliti lain untuk melakukan replikasi
pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara
pengukuran konstruk yang lebih baik. Definisi operasional berkaitan
dengan penyusunan alat ukur atau skala penelitian.102
TABEL 3.3
Definisi Operasional Variabel
Variabel Konsep Rumus Skala
Variabel Independen (Bebas)
Penghimpunan
Dana Bagi
Hasil (PDBH)
Menunjukkan
besarnya
pengimpunan
dana yang
dilakukan bank
syariah dengan
sistem bagi hasil.
Penghimpunan Dana Bagi Hasil
Total Penghimpunan Dana Rasio
Pembiayaan
dengan Jual
Beli (PJB)
Menunjukkan
seberapa besar
fungsi
intermediasi bank
syariah melalui
penyaluran dana
dengan prinsip
jual beli.
Pemb. Murabahah + Salam + Istishna
Total Pembiayaan Rasio
Pembiayaan
Qardh (PQ)
Menunjukkan
seberapa besar
dana kebajikan
yang disalurkan
bank syariah
melalui
pembiayaan
qardh.
Pembiayaan Qardh
Total Pembiayaan Rasio
Pendapatan
Islam (PI)
Menunjukkan
presentase dari
seberapa banyak
pendapatan halal
yang diperoleh
bank
dibankdingkan
dengan total
pendapatan.
Pendapatan Islami
Total Pendapatan Rasio
102 Toni Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 14.
63
Rasio Zakat
(RZ)
Untuk mengukur
besarnya
kontribusi zakat
perusahaan bank
syariah
Zakat
Net Asset Rasio
Variabel Dependen (terikat)
Capital
Adequacy
Ratio (CAR)
Mengukur
kecukupan modal
guna menutupi
kemungkinan
kegagalan dalam
pemberian
pembiayaan.
Modal Bank
Total Aktv Tertimbang Menurut Risiko Rasio
Net
Performing
Finance (NPF)
Menunjukkan
seberapa besar
risiko pembiayaan
yang akan
ditanggung oleh
pihak bank.
Pembiayaan (KL, D, M)
Total Pembiayaan Rasio
Rasio Efisiensi
Kegiatan
Operasional
(REO)
Mengukur
kemampuan
manajemen bank
dalam
mengendalikan
biaya operasional
terhadap
pendapatan
operasional.
Biaya Operasional
Pendapatan Operasional Rasio
Short Term
Mismacht
(STM)
Mengukur
kemampuan bank
dalam memenuhi
kebutuhan
likuiditas jangka
pendek
Aktiva Jangka Pendek
Kewajiban Jangka Pendek Rasio
64
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Statistik Deskriptif
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel
dependen yaitu Kesehatan Finansial (KF) dan variabel independen yaitu
Penghimpunan Dana Bagi Hasil (PDBH), Pembiayaan Jual Beli (PJB),
Pembiayaan Qardh (PQ), Pendapatan Islam (PI), dan Rasio Zakat (RZ).
Objek penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah (BUS) yang telah
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan seperti yang telah dijabarkan pada
bab sebelumnya. Berikut merupakan analisis statistik deskriptif dari
masing-masing variabel penelitian:
1. Analisis Deskritif Kesehatan Finansial Bank Umum Syariah
Periode 2011-2016
Tabel 4.1
Descriptive Statistics Kesehatan Finansial
Variabel Obs Mean Maximum Minimum Std. Dev
KF 66 83.37879 100.0000 52.00000 10.73136
Sumber: Hasil Output Eviews 9, diolah
Pada tabel 4.1 menunjukkan nilai kesehatan finansial 11 BUS
pada periode 2011-2016 berkisar antara 52 sampai 100, dengan nilai
rata-rata (mean) 83.37879. Nilai kesehatan finansial minimum berada
pada periode 2015 dan 2016 yang diperoleh oleh bank Maybank
Syariah dan pada periode 2016 oleh BJB Syariah, hal ini dikarenakan
pada periode tersebut kinerja (Non Performing Financing) NPF dan
Rasio Efisiensi Operasional (REO) Maybank Syariah dan BJB Syariah
memburuk hingga berada pada peringkat komposit 5 yang
mengindikasi dalam kondisi yang tidak sehat. Sedangkan untuk nilai
maksimum kesehatan finansial bank syariah diperoleh oleh Bank Panin
Syariah pada periode 2011 sampai dengan 2014, BCA Syariah dan
Maybank Syariah pada periode 2011. Untuk pergerakan variabel
65
kesehatan finansial masing-masing Bank Umum Syariah pada periode
2011-2016 dapat dilihat pada gambar 4.1. Sedangkan untuk pergerakan
masing-masing proksi variabel kesehatan finansial dalam penelitian ini
yaitu: CAR dapat dilihat pada gambar 4.2, NPF dapat dilihat pada
gambar 4.3, REO dapat dilihat pada gambar 4.4, dan STM dapat dilihat
pada gambar 4.5:
Gambar 4.1
Pergerakan Kesehatan Finansial Bank Umum Syariah Periode
2011-2016
Gambar 4.2
Pergerakan CAR Bank Umum Syariah Periode 2011-2016
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
2011 2012 2013 2014 2015 2016
_BMI
_BSM
_BSMI
_BRIS
_BSB
_BPS
_BVS
_BCAS
_BJBS
_BNIS
_MbS
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
_BMI
_BSM
_BSMI
_BRIS
_BSB
_BPS
_BVS
_BCAS
_BJBS
_BNIS
_MbS
66
Gambar 4.3
Pergerakan NPF Bank Umum Syariah Periode 2011-2016
Gambar 4.4
Pergerakan REO Bank Umum Syariah Periode 2011-2016
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
_BMI
_BSM
_BSMI
_BRIS
_BSB
_BPS
_BVS
_BCAS
_BJBS
_BNIS
_MbS
45,00
60,00
75,00
90,00
105,00
120,00
135,00
150,00
165,00
180,00
195,00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
_BMI
_BSM
_BSMI
_BRIS
_BSB
_BPS
_BVS
_BCAS
_BJBS
_BNIS
_MbS
67
Gambar 4.5
Pergerakan STM Bank Umum Syariah Periode 2011-2016
2. Analisis Deskritif Pengimpunan Dana Bagi Hasil Bank Umum
Syariah Periode 2011-2016
Tabel 4.2
Descriptive Statistics Penghimpunan Dana Bagi Hasil
Variabel Obs Mean Maximum Minimum Std. Dev
PDBH 66 0.828326 0.983795 0.225679 0.115744
Sumber: Hasil Output Eviews 9, diolah
Pada tabel 4.2 menunjukkan rasio penghimpunan dana bagi
hasil 11 BUS pada periode 2011-2016 berkisar antara 0.225679 atau
22,57% sampai dengan 0.983795 atau 98,38%, dengan nilai rata-rata
(mean) sebesar 0.828326 atau 82,36%. Nilai minimum rasio
penghimpunan bagi hasil tersebut terdapat pada Maybank syariah pada
periode 2011 yang masih rendah dalam menghimpun dana sistem bagi
hasilnya hanya sebesar 22,57%. Sedangkan Bank Umum Syariah yang
melakukan penghimpunan dana dengan sistem bagi hasil terbesar yaitu
Bank Muamalat Indonesia pada periode 2016 mencapai 98,38%.
Pergerakan variabel rasio penghimpunan dana bagi hasil masing-
masing Bank Umum Syariah pada periode 2011-2016 dapat dilihat pada
gambar 4.6:
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
350,00
400,00
450,00
500,00
550,00
600,00
650,00
700,00
750,00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
_BMI
_BSM
_BSMI
_BRIS
_BSB
_BPS
_BVS
_BCAS
_BJBS
_BNIS
_MbS
68
Gambar 4.6
Pergerakan Variabel Penghimpunan Dana Bagi Hasil Bank
Umum Syariah Periode 2011-2016
3. Analisis Deskritif Pembiayaan Jual Beli Umum Syariah Periode
2011-2016
Tabel 4.3
Descriptive Statistics Pembiayaan Jual Beli
Variabel Obs Mean Maximum Minimum Std. Dev
PJB 66 0.635598 0.999999 0.093743 0.211326
Sumber: Hasil Output Eviews 9, diolah
Pada tabel 4.3 menunjukkan rasio pembiayaan dengan akad jual
beli yang disalurkan 11 BUS pada periode 2011-2016 yaitu berkisar
antara 0.093743 atau 9,37% sampai 0.999999 atau 99,99%, dengan
nilai rata-rata (mean) sebesar 0.635598 atau 63,56%. Nilai minimum
rasio pembiayaan dengan akad jual beli tersebut terdapat pada Bank
Panin Syariah pada tahun 2015. Sedangkan pada tahun 2011 sampai
dengan 2013 Maybank Syariah terindikasi menyalurkan pembiayaan
dengan akad jual beli tertinggi hingga 99,99%. Pergerakan variabel
rasio pembiayaan dengan akad jual beli masing-masing Bank Umum
Syariah pada periode 2011-2016 dapat dilihat pada gambar 4.7:
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
_BMI
_BSM
_BSMI
_BRIS
_BSB
_BPS
_BVS
_BCAS
_BJBS
_BNIS
_MbS
69
Gambar 4.7
Pergerakan Variabel Pembiayaan dengan akad Jual Beli Bank
Umum Syariah Periode 2011-2016
4. Analisis Deskritif Pembiayaan Qardh Bank Umum Syariah Periode
2011-2016
Tabel 4.4
Descriptive Statistics Pembiayaan Qardh
Variabel Obs Mean Maximum Minimum Std. Dev
PQ 66 0.038872 0.233484 0.000000 0.060004
Sumber: Hasil Output Eviews 9, diolah
Pada tabel 4.4 menunjukkan rasio pembiayaan qardh yang
disalurkan 11 BUS pada periode 2011-2016 berkisar antara 0% sampai
0.233484 atau 23,35%, dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0.038872
atau 3,89%. Nilai minimum rasio pembiayaan qardh tersebut terdapat
pada Bank Victoria Syariah dan Maybank Syariah yang belum
menyalurkan pembiayaan dengan akad qardh pada periode 2011-2016,
selain itu juga ada Bank Panin Syariah pada periode 2011-2013.
Sedangkan Bank Umum Syariah yang menyalurkan pembiayaan
dengan akad qardh yaitu BJB Syariah pada periode 2011 mencapai
23,35%. Pergerakan variabel rasio pembiayaan dengan akad qardh
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
_BMI
_BSM
_BSMI
_BRIS
_BSB
_BPS
_BVS
_BCAS
_BJBS
_BNIS
_MbS
70
masing-masing Bank Umum Syariah pada periode 2011-2016 dapat
dilihat pada gambar 4.8:
Gambar 4.8
Pergerakan Variabel Pembiayaan Qardh Bank Umum Syariah
Periode 2011-2016
5. Analisis Deskritif Pendapatan Islam Bank Umum Syariah Periode
2011-2016
Tabel 4.5
Descriptive Statistics Pendapatan Islam
Variabel Obs Mean Maximum Minimum Std. Dev
PI 66 0.999618 1.000000 0.996804 0.000639
Sumber: Hasil Output Eviews 9, diolah
Pada tabel 4.5 menunjukkan pendapatan Islam yang diperoleh
11 BUS pada periode 2011-2016 berkisar antara 0.996804 atau 99,68%
sampai dengan 100%, dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0.999618
atau 99,96%. Nilai minimum rasio pendapatan islam tersebut
didapatkan oleh Maybank syariah periode 2011. Ada beberapa Bank
Umum Syariah dalam periode tertentu yang telah mencapai 100%
dalam penerimaan pendapatan islamnya yang berarti mereka tidak
menerima pendapatan non halal pada periode tersebut yaitu Bank
Muamalat Indonesia pada periode 2011-2012, Bank Panin Syariah
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
_BMI
_BSM
_BSMI
_BRIS
_BSB
_BPS
_BVS
_BCAS
_BJBS
_BNIS
_MbS
71
periode 2011 dan 2013, Bank Victoria Syariah periode 2012, BCA
Syariah periode 2011-2014, BJB Syariah periode 2011-2013, BNI
Syariah 2011 dan 2014. Pergerakan variabel rasio pendapatan islam
masing-masing Bank Umum Syariah pada periode 2011-2016 dapat
dilihat pada gambar 4.9:
Gambar 4.9
Pergerakan Variabel Pendapatan Islam Bank Umum Syariah
Periode 2011-2016
6. Analisis Deskritif Rasio Zakat Bank Umum Syariah Periode 2011-
2016
Tabel 4.6
Descriptive Statistics Rasio Zakat
Variabel Obs Mean Maximum Minimum Std. Dev
RZ 66 0.000164 0.096500 0.000000 0.000223
Sumber: Hasil Output Eviews 9, diolah
Pada tabel 4.6 menunjukkan rasio zakat yang dikeluarkan oleh
11 BUS pada periode 2011-2016 yaitu berkisar antara 0% sampai
dengan 0.096500 atau 0,097%, dengan nilai rata-rata (mean)
sebesar 0.000164 atau 0,02%. Pergerakan variabel rasio zakat masing-
masing Bank Umum Syariah pada periode 2011-2016 dapat dilihat pada
gambar 4.10:
99,65
99,70
99,75
99,80
99,85
99,90
99,95
100,00
100,05
2011 2012 2013 2014 2015 2016
_BMI
_BSM
_BSMI
_BRIS
_BSB
_BPS
_BVS
_BCAS
_BJBS
_BNIS
_MbS
72
Gambar 4.10
Pergerakan Variabel Rasio Zakat Bank Umum Syariah Periode
2011-2016
B. Uji Stasioneritas
Pada penelitian ini, tahap pertama dalam estimasi data adalah uji
stasioner data menggunakan uji akar unit (unit root test).
Tabel 4.7
Hasil Uji Akar Unit (in Level)
Variabel
Penelitian
t-statistik
ADF
Nilai Kritis
MacKinon
5%
Probabilitas Keterangan
KF -3.886509 -3.480463 0.0181 Stasioner
PDBH -4.258205 -3.480463 0.0065 Stasioner
PJB -2.932885 -3.480463 0.1593 Tidak Stasioner
PQ -4.558985 -3.480463 0.0027 Stasioner
PI -6.338605 -3.480463 0.0000 Stasioner
RZ -4.418471 -3.480463 0.0041 Stasioner Sumber: Hasil Output Eviews 9, diolah
Tabel 4.8 dapat dilihat perilaku data dari masing-masing variabel.
Berdasarkan hasil pengujian Auggented Dickey-Fuller (ADF) pada tingkat
level yang mencakup tren and intercept, dapat dilihat bahwa variabel KF,
PDBH, PQ, PI, dan RZ telah berada pada kondisi data yang stasioner dengan
nilai kritis McKinnon derajat keyakinan 5% lebih kecil dari nilai t-statistic
ADF. Variabel PJB tingkat nilai t-statistic ADF nya lebih kecil dari nilai
0,00
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
0,06
0,07
0,08
0,09
0,10
0,11
2011 2012 2013 2014 2015 2016
_BMI
_BSM
_BSMI
_BRIS
_BSB
_BPS
_BVS
_BCAS
_BJBS
_BNIS
_MbS
73
kritis McKinnon dengan derajat keyakinan 5% serta nilai probabilitasnya
lebih besar dari nilai kriris 5% (0,05), yang berarti data tersebut tidak
stasioner. Pada tahap ini, variabel PJB belum dapat dikatakan stasioner pada
derajat yang sama dengan KF, PDBH, PQ, PI dan RZ yaitu pada tingkat
level. Sehingga, perlu dilakukan uji derajat integrasi atau uji stasioneritas
pada derajat difference sampai variabel yang diamati stasioner pada derajat
yang sama.
Tabel 4.8
Hasil Uji Derajat Integrasi (First Difference)
Variabel
Penelitian
t-statistik
ADF
Nilai Kritis
MacKinon
5%
Probabilitas Keterangan
KF -9.689325 -3.481595 0.0000 Stasioner
PDBH -10.85476 -3.481595 0.0000 Stasioner
PJB -7.362257 -3.483970 0.0000 Stasioner
PQ -7.184205 -3.486509 0.0000 Stasioner
PI -7.056128 -3.485218 0.0000 Stasioner
RZ -8.458801 -3.482763 0.0000 Stasioner Sumber: Hasil Output Eviews 9, diolah
Tabel 4.8 di atas, merupakan hasil uji Auggented Dickey-Fuller
(ADF) pada first difference yang menunjukkan bahwa variabel Kesehatan
Finansial (KF), Penghimpunan Dana Bagi Hasil (PDBH), Pembiayaan Jual
Beli (PJB), Pembiayaan Qardh (PQ), Pendapatan Islam (PI), dan Rasio
Zakat (RZ) telah stasioner setelah diturunkan satu kali data yaitu pada
tingkat firts difference atau derajat integrasi satu. Dengan nilai t-statistic
ADF lebih besar dari nilai kritis McKinnon pada tingkat keyakinan 5% dan
nilai probabilitas dibawah nilai kritis 5% atau (0,05). Yang berarti dapat
disimpulkan bahwa hipotesis null dapat ditolak.
C. Regresi Data Panel
Pemilihan Model Regresi Data Panel
Estimasi regresi data panel dapat dilakukan dengan menggunakan
tiga model yaitu common effect, fixed effect, dan random effect. Pemilihan
model berdasarkan pada asumsi yang dipakai oleh peneliti dan tentunya
74
memenuhi syarat-syarat pengolahan data statistik yang benar, sehingga
dapat dipertanggungjawabkan secara statistik.
Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu uji regresi pada ketiga
model yang tersedia, kemudian memilih satu model yang tepat untuk dapat
digunakan dalam penelitian ini. Hasil regresi untuk model common effect
dapat dilihat pada tabel 4.9. Sedangkan untuk hasil regresi model fixed effect
dapat dilihat pada tabel 4.10:
Tabel 4.9
Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Common Effect Model
Dependent Variable: DLN_KF?
Method: Pooled Least Squares
Date: 08/29/17 Time: 16:39
Sample (adjusted): 2 6
Included observations: 5 after adjustments
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 55
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
DPDBH? -0.196802 0.164346 -1.197486 0.2368
DPJB? -0.104473 0.095741 -1.091208 0.2804
DPQ? 0.073962 0.303042 0.244064 0.8082
DPI? 4.653074 0.175284 26.54597 0.0000
DRZ? 42.11765 87.36647 0.482080 0.6319
R-squared 0.039039 Mean dependent var 4.431640
Adjusted R-squared -0.037837 S.D. dependent var 0.123563
S.E. of regression 0.125879 Akaike info criterion -1.220479
Sum squared resid 0.792279 Schwarz criterion -1.037995
Log likelihood 38.56318 Hannan-Quinn criter. -1.149911
Durbin-Watson stat 0.863364
Sumber: Hasil Output Eviews 9 (data diolah)
75
Tabel 4.10
Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Fixed Effect Model
Dependent Variable: DLN_KF?
Method: Pooled Least Squares
Date: 08/29/17 Time: 16:37
Sample (adjusted): 2 6
Included observations: 5 after adjustments
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 55
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 9.812613 27.08808 0.362248 0.7191
DPDBH? -0.608648 0.242914 -2.505617 0.0165
DPJB? 0.423899 0.127084 3.335574 0.0019
DPQ? 0.816579 0.309844 2.635452 0.0120
DPI? -5.208473 27.21423 -0.191388 0.8492
DRZ? 104.7431 97.54825 1.073757 0.2895
Fixed Effects
(Cross)
_BCAS--C 0.235899
_BJBS--C 0.034450
_BMI--C 0.047710
_BNIS--C -0.063246
_BPS--C 0.332780
_BRIS--C -0.118075
_BSB--C 0.065627
_BSM--C -0.085842
_BSMI--C -0.182983
_BVS--C 0.032590
_MBS--C -0.298911
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.582008 Mean dependent var 4.431640
Adjusted R-squared 0.421241 S.D. dependent var 0.123563
S.E. of regression 0.094002 Akaike info criterion -1.652950
Sum squared resid 0.344620 Schwarz criterion -1.068998
Log likelihood 61.45612 Hannan-Quinn criter. -1.427131
F-statistic 3.620210 Durbin-Watson stat 1.661346
Prob(F-statistic) 0.000619
Sumber: Hasil Output Eviews 9 (data diolah)
76
Langkah kedua, setelah mendapatkan hasil regresi model common
effect dan fixed effect, yaitu melakukan Uji Chow. Uji Chow dilakukan
untuk memilih model untuk digunakan dalam penelitian ini antara model
common effect dan model fixed effect. Pengujian ini dilakukan dengan
hipotesis sebagai berikut: H0 = Common Effect Model; H1 = Fixed Effect
Model
Dengan ketentuan jika nilai probabilitas Cross-section F > 0.05 maka
H0 diterima, H1 ditolak. Dan jika nilai probabilitas Cross-section F < 0.05
maka H0 ditolak, H1 dterima. Hasil Uji Chow dapat dilihat pada tabel 4.11:
Tabel 4.11
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: NAMA_BANK
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 4.899263 (10,39) 0.0001
Cross-section Chi-square 44.753030 10 0.0000
Sumber: Hasil Output Eviews 9 (data diolah)
Hasil Uji Chow menunjukkan bahwa nilai probabilitas Cross-section
F adalah 0.0001 yang nilainya < 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H1
diterima dan model yang tepat yaitu fixed effect model.
Langkah berikutnya yaitu melakukan regresi pada model random
effect yang kemudian dilakukan pengujian kembali dengan menggunakan
Uji Hausman untuk mengetahui model mana yang paling tepat digunakan
antara model terpilih (fixed effect model) atau random effect model.
Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: H0 = Random
Effect Model; H1 = Fixed Effect Model
Dengan ketentuan jika nilai probabilitas Cross-section random >
0.05 maka H0 diterima, H1 ditolak. Dan jika nilai probabilitas Cross-section
random < 0.05 maka H0 ditolak, H1 dterima. Hasil regersi model random
effect dapat dilihat pada tabel 4.12 . Dan untuk hasil Uji Hausman dapat
dilihat pada tabel 4.13:
77
Tabel 4.12
Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Random Effect
Dependent Variable: DLN_KF?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 08/29/17 Time: 16:39
Sample (adjusted): 2 6
Included observations: 5 after adjustments
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 55
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 30.23375 24.94851 1.211846 0.2314
DPDBH? -0.232950 0.185405 -1.256444 0.2149
DPJB? 0.098518 0.098268 1.002541 0.3210
DPQ? 0.461955 0.278617 1.658032 0.1037
DPI? -25.70960 25.04723 -1.026445 0.3097
DRZ? 34.34685 82.29998 0.417337 0.6783
Random Effects (Cross)
_BCAS--C 0.117817
_BJBS--C 0.000674
_BMI--C -0.021772
_BNIS--C 0.000937
_BPS--C 0.136735
_BRIS--C -0.047050
_BSB--C 0.015588
_BSM--C -0.038676
_BSMI--C -0.034240
_BVS--C -0.031720
_MBS--C -0.098293
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.069303 0.3521
Idiosyncratic random 0.094002 0.6479
Weighted Statistics
R-squared 0.137130 Mean dependent var 2.298421
Adjusted R-squared 0.049082 S.D. dependent var 0.109569
S.E. of regression 0.106846 Sum squared resid 0.559386
F-statistic 1.557447 Durbin-Watson stat 1.122305
Prob(F-statistic) 0.189720
Unweighted Statistics
R-squared -0.083705 Mean dependent var 4.431640
Sum squared resid 0.893478 Durbin-Watson stat 0.702649
Sumber: Hasil Output Eviews 9 (data diolah)
78
Tabel 4.13
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: NAMA_BANK
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 19.304547 5 0.0017
Sumber: Hasil Output Eviews 9 (data diolah)
Hasil Uji Hausman menunjukkan bahwa nilai probabilitas Cross-
section random adalah 0.0017 yang nilainya < 0.05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima dan model yang paling tepat digunakan
dalam penelitian ini adalah fixed effect model.
D. Uji Signifikansi Regresi Data Panel Terpilih
Berdasarkan hasil pemilihan model regresi data panel dengan
melakukan Uji Chow dan Uji Hausman, model regresi yang terpilih dan
teppat digunakan pada penelitian ini yaitu fixed effect model. Dan pengujian
hipotesis yang dilakukan pada fixed effect model, sebagai berikut:
1. Koefisien Determinasi (R2)
Nilai koefisien determinasi atau Adjusted R-Squared (R2)
mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0<R2<1). Semakin besar nilai
R2 (mendekati 1), maka semakin baik hasil untuk model regresi
tersebut, dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara
keseluruhan tidak dapat mendelaskan varabel dependen.103
Hasil output pada tabel 4.10, nilai Adjusted R Square adalah
0.421241, hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan variabel
independen (penghimpunan dana bagi hasil, pembiayaan jual beli,
pembiayaan qardh, pendapatan islam, dan rasio zakat) dalam
menjelaskan variabel dependen (kesehatan finansial) adalah sebesar
103 Gurajati, N Damodor dan Dawn C Porter, Basic Econometrics, Fifth Edition (Mc Graw
Hill International Edition, Singapore) 2009, h. 76.
79
42.1241% sedangkan sisanya sebesar 57.8759% dijelaskan variabel
lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
2. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah varabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen.104 Dasar pengambilan keputusannya, apabila nilai F hitung
> F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti variabel
indeoenden secara simultan berpengaruh signifkan terhadap variabel
dependen, dan apabila F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1
ditolak, yang berarti variabel independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen. Uji signifikan simultan, dapat dilihat pada
tabel 4.10 nilai F hitung sebesar 3.620210 dan nilai F tabel didapatkan
dengan perhitungan sebagai berikut:
t tabel (t kritis) = α ; df = (k-1), (n-k)
= 5% ; df = (5-1), (55-6)
= 5% ; df = (5), (49)
= 2.40
Didapatkan nilai F tabel sebesar 2.40, yang berarti nilai F hitung
> F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima dan dapat disimpulkan
bahwa variabel independen (Penghimpunan Dana Bagi Hasil,
Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Qardh, Pendapatan Islam dan Rasio
Zakat) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen (Kesehatan Finansial).
3. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk meguji adanya pengaruh terhadap
variabel independen dengan variabel dependen secara individu dengan
anggapan variabel lain bersifat konstan. Nilai t hitung digunakan untuk
menguji apakah variabel tersebut signifikan terhadap variabel
tergantung atau tidang. Suatu variabel akan memiliki pengaruh yang
104 Imam Gozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progran SPSS 19, edisi kelima,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 98.
80
berarti jika nilai t hitung > t tabel.105 Selain itu juga dapat dengan
melihat indikator lain yaitu apabila probabilitas lebih kecil dari nilai
kritis 0.05 maka hasilnya signifikan yang berarti variabel independen
secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji
signifikansi secara parsial menggunakan uji t, dapat diliat pada tabel
4.10. dengan perhitungan t tabel sebagai berikut:
t tabel (t kritis) = α ; df = (n-k)
= 5% ; df (55-6)
= 0.05 ; df = (49)
= 1.67655
Berikut ini adalah uji t dari masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen:
a. Uji t variabel Penghimpunan Dana Bagi Hasil terhadap Kesehatan
Finansial
Melihat tabel 4.10, nilai t hitung pada PDBH didapat nilai
sebesar -2.505617, yang berarti t hitung -2.505617 > t tabel
1.67655. Dengan nilai probabilitas sebesar 0.0165 < nilai kritis
0.05. Dapat disimpulkan variabel PDBH secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kesehatan finansial.
b. Uji t variabel Pembiayaan Jual Beli terhadap Kesehatan Finansial
Melihat tabel 4.10, nilai t hitung pada PJB didapat nilai
sebesar 3.335574, yang berarti t hitung 3.335574 > t tabel 1.67655.
Dengan nilai probabilitas sebesar 0.0019 < nilai kritis 0.05. Dapat
disimpulkan variabel PJB secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap kesehatan finansial.
c. Uji t variabel Pembiayaan Qardh terhadap Kesehatan Finansial
Melihat tabel 4.10, nilai t hitung pada PQ didapat nilai
sebesar 2.635452, yang berarti t hitung 2.635452 > t tabel 1.67655.
Dengan nilai probabilitas sebesar 0.0120 < dari nilai kritis 0.05.
105 Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: CV.
Andi Offset, 2011), h. 61-62.
81
Dapat disimpulkan variabel PQ secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kesehatan finansial.
d. Uji t variabel Pendapatan Islam terhadap Kesehatan Finansial
Melihat tabel 4.10, nilai t hitung pada PI didapat nilai
sebesar -0.191388, yang berarti t hitung -0.191388 < t tabel
1.67655. Dengan nilai probabilitas sebesar 0.8492 > nilai kritis
0.05. Dapat disimpulkan variabel PI secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap kesehatan finansial.
e. Uji t variabel Rasio Zakat terhadap Kesehatan Finansial
Melihat tabel 4.10, nilai t hitung pada RZ didapat nilai
sebesar 1.073757, yang berarti t hitung 1.073757 < t tabel 1.67655.
Dengan nilai probabilitas sebesar 0.2895 > nilai kritis 0.05. Dapat
disimpulkan variabel RZ secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap kesehatan finansial.
4. Analisis Regresi
Dari hasil output pada tabel 4.10 didapatkan model persamaan
regresi:
Dari model persamaan regresi di atas, dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 9.812613 menyatakan bahwa jika PDBH, PJB,
PQ, PI, dan RZ bernilai 0, maka nilai KF sebesar 9.812613.
b. Koefisien regresi penghimpunan dana bagi hasil sebesar -0.608648
menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan dari faktor
penghimpunan dana bagi hasil, maka nilai kesehatan finansial akan
menurun sebesar 0.608648 dengan asumsi bahwa variabel
independen lain dari model regresi konstan.
c. Koefisien regresi pembiayaan jual beli sebesar 0.423899
menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan dari faktor
pembiayaan jual beli, maka nilai kesehatan finansial akan
KFit = 9.812613 - 0.608648PDBHit + 0.423899PJBit +
0.816579PQit - 5.208473PIit + 104.7431RZit + εit
82
meningkat sebesar 0.423899 dengan asumsi bahwa variabel
independen lain dari model regresi konstan.
d. Koefisien regresi pembiayaan qardh sebesar 0.816579 menyatakan
bahwa setiap penambahan 1 satuan dari faktor pembiayaan qardh,
maka nilai kesehatan finansial akan meningkat sebesar 0.816579
dengan asumsi bahwa variabel independen lain dari model regresi
konstan.
e. Koefisien regresi pendapatan islam sebesar -5.208473 menyatakan
bahwa setiap penambahan 1 satuan dari faktor pendapatan islam,
maka nilai kesehatan finansial akan menurun sebesar 5.208473
dengan asumsi bahwa variabel independen lain dari model regresi
konstan.
f. Koefisien regresi rasio zakat sebesar 104.7431 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1 satuan dari faktor rasio zakat, maka nilai
kesehatan finansial akan meningkat sebesar 104.7431 dengan
asumsi bahwa variabel independen lain dari model regresi konstan
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Analisis regesi data panel yang dilakukan bertujuan untuk
menginvestigasi pengaruah dari Penghimpunan Dana Bagi Hasil,
Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Qardh, Pendapatan Islam, dan Rasio
Zakat terhadap Kesehatan Finansial Bank Umum Syariah. Berdasarkan
hasil Uji Hausman yang merupakan uji terakhir yang dilakukan untuk
menentukan model regresi mana yang tepat untuk penelitian ini, model
regresi terpilih yaitu model fixed effect. Berikut adalah pembahasan hasil
penelitian berdasarkan model fixed effect:
1. Penghimpunan Dana Bagi Hasil
Dari hasil penelitian menunjukkan Penghimpunan Dana Bagi
Hasil memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap kesehatan
finansial.
Penghimpunan dana bagi hasil dalam aplikasinya, penyimpan
dana atau deposan bertindak sebagai shohibul maal (pemilik modal) dan
83
bank sebagai mudharib (pengelola). Bank kemudian melakukan
penyaluran pembiayaan kepada nasabah peminjam yang membutuhkan
dengan menggunakan dana yang diperoleh tersebut baik dalam bentuk
murabahah, ijarah, mudharabah, musyarakah, atau bentuk lainnya.
Hasil usaha ini selanjutnya akan dibagikan hasil kepada nasabah
penabung berdasarkan nisbah yang disepakati.106
Deposito merupakan penghimpunan dana bagi hasil yang paling
banyak dihimpun oleh bank syariah. AM. Hasan Ali mengatakan bahwa
Deposito merupakan dana mahal di bank syariah. Pada praktiknya di
bank syariah, deposito banyak terhimpun dari korporasi (perusahaan),
dimana saat perusahaan menyimpan dananya di bank syariah dalam
bentuk investasi, ada imbal hasil yang akan diterima oleh perusahaan
tersebut. Imbal hasil yang akan diterima perusahaan lebih besar
persentasenya daripada imbal hasil yang diterima oleh ritel (peroangan).
Dan untuk menutup atau mengcover imbal hasil tersebut bank syariah
menyalurkan dananya kepada masyarakat dengan biaya yang mahal.
Hasil penelitian ini didukung oleh Risda (2016)107 yang
mengatakan perbankan syariah yang memiliki kinerja keuangan yang
baik belum tentu memiliki kepatuhan prinsip syariah yang baik begitu
pula sebaliknya perbankan syariah yang memiliki kinerja keuangan yang
buruk belum tentu memiliki kepatuhan syariah yang buruk.
2. Pembiayaan Jual Beli
Dari hasil penelitian menunjukkan Pembiayaan Jual Beli
memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kesehatan finansial.
Muhammad mengatakan bahwa produk pembiayaan murabahah
merupakan produk pembiayaan paling populer di industri perbankan
syariah. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan antara lain murabahah
106 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Solo: Era Adicitra Intermedia,
2011), h. 332. 107 Iin Afriani Risda, “Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah dengan Risk Based Bank
Rating dan Sharia Conformity and Profitability (SCnP) Model di Indonesia Periode 2013-2015”,
(Skripsi S1 Universitas Hasanuddin Makassar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016).
84
adalah suatu mekanisme investasi jangka pendek dan cukup
memudahkan dibandingkan dengan sistem profit and loss sharing (PLS);
margin dalam murabahah dapat ditetapkan sedemikian rupa sehingga
memastikan bahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding
dengan keuntungan bank-bank berbasis bunga yang menjadi saingan
bank-bank Islam; murabahah menjauhkan ketidakpastian yang ada pada
pendapatan dari bisnis-bisnis (PLS); dan murabahah tidak
memungkinkan bank-bank Islam untuk mencampuri manajemen bisnis
karena bank bukanlah mitra bisnis nasabah, sebab hubungan mereka
dalam murabahah adalah hubungan antara kreditur dan debitur.108 Karim
menyatakan bahwa risiko pembiayaan salam dan istishna yaitu risiko
gagal-serah barang yang dapat diantisipasi dengan menetapkan rasio
kolateral 220%, yaitu 200% lebih tinggi daripada rasio standar 120% dan
risiko jatuhnya harga barang yang dapat diantisipasi dengan menetapkan
bahwa jenis pembiayaan ini hanya dilakukan atas dasar kontrak
(pesanan) yang telah ditentukan harganya.109
Risiko yang rendah dari pembiayaan jual beli memungkinkan
bank syariah lebih mudah mengelola pembiayaan dengan prinsip jual
beli. Pengelolaan yang mudah ini, memungkinkan bank syariah untuk
meningkatkan kemampuannya dalam meningkatkan laba melalui
pendapatan margin110 dengan risiko pembiayaan bermasalah yang akan
diterima bank minim. Sehingga peningkatan penyaluran pembiayaan jual
beli yang sesuai dengan prinsip syariah dapat meningkatkan kesehatan
finansial bank syariah.
108 Aulia Fuad Rahman dan Ridha Rochanika, “Pengaruh Pembiayaan Jual Beli,
Pembiayaan Bagi Hasil, Non Performing Fnancing terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, h. 4. 109 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan Edisi Kelima, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 265. 110 Aulia Fuad Rahman dan Ridha Rochanika, “Pengaruh Pembiayaan Jual Beli,
Pembiayaan Bagi Hasil, Non Performing Fnancing terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, h. 11.
85
Didukung oleh penelitian Falikhatun dan Assegaf (2012)111 yang
menyatakan bahwa perbankan syariah yang telah mengimplementasikan
prinsip-prinsip syariah dapat meningkatkan kesehatan finansialnya dan
tidak menyebabkan sistem keuangan menghawatirkan atau bahkan
bangkrut (taflis), sehingga perbankan syariah akan memiliki citra positif
di masyarakat. Dan penelitian Rahman dan Rochmanika112 yang
menyatakan bahwa semakin tinggi pembiayaan jual beli maka kinerja
keuangan bank syariah pun semakin meningkat.
3. Pembiayaan Qardh
Dari hasil penelitian menunjukkan Pembiayaan Qardh memiliki
pengaruh positif yang signifikan terhadap kesehatan finansial.
Qardh merupakan pinjaman uang yang diberikan bank syariah
tanpa mensyaratkan apa pun, selain mengembalikan pinjaman tersebut
setelah jangka waktu tertentu.113 Qardh merupakan salah satu akad
tabarru’. Akad tabarru’ merupakan segala macam perjanjian yang
menyangkut not-profit transaction (transaksi nirlaba). Transaksi ini pada
hakikatnya bukan transaksi bisnis untuk mencari keuntungan komersil.
Akad tabarru’ dilakukan dengan tujuan tolong-menolong dalam rangka
berbuat kebaikan. Dalam akad tabarru’, pihak yang berbuat kebaikan
tersebut tidak berhak mensyaratkan imbalan apapun kepada pihak
lainnya. Imbalan dari akad tabarru’ adalah dari Allah SWT, bukan dari
manusia. Namun demikian, pihak yang berbuat kebaikan tersebut boleh
meminta kepada counter-part-nya untuk sekedar menutupi biaya (cover
111 Falikhatun dan Yasmin Umar Assegaf, “Bank Syariah di Indonesia: Ketaatan Pada
Prinsip-Prinsip Syariah dan Kesehatan Finansial”, Jurnal CBAM (Conference In Business,
Accounting, and Management)-Fakultas Ekonomi UNISSULA. Vol. 1. No. 1 Desember 2012, Page
245-254, h. 252. 112 Aulia Fuad Rahman dan Ridha Rochanika, “Pengaruh Pembiayaan Jual Beli,
Pembiayaan Bagi Hasil, Non Performing Fnancing terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, h 113 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan Edisi Kelima, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 68.
86
the cost) yang dikeluarkannya untuk dapat melakukan akad tabarru’
tersebut. Namun ia tidak boleh mengambil laba dari akad tabarru’.114
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan qardh
merupakan pinjaman kebajikan yang merupakan salah satu kelebihan
bank syariah dibanding bank konvensional. Sejalan dengan teori
stewardship, bahwa pembiayaan qardh yang diterapkan dalam
operasional bank syariah dan sesuai dengan prinsip syariah dapat
menjaga bahkan meningkatkan kepercayaan masyarakat serta
menghilangkan kekhawatiran masyarakat akan kehilangan keistimewaan
yang mereka cari dari jasa perbankan syariah sehingga mempengaruhi
keputusan mereka untuk memilih dan melanjutkan memanfaatkan jasa
yang ditawarkan oleh bank syariah.
Teori tersebut dibuktikan oleh penelitian Falikhatun dan Assegaf
(2012)115 menyatakan bahwa perbankan syariah yang telah
mengimplementasikan prinsip-prinsip syariah dapat meningkatkan
kesehatan finansialnya dan tidak menyebabkan sistem keuangan
menghawatirkan atau bahkan bangkrut (taflis), sehingga perbankan
syariah akan memiliki citra positif di masyarakat.
4. Pendapatan Islam
Dari hasil penelitian menunjukkan Pendapatan Islam tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan finansial.
Pendapatan Islam merupakan pendapatan halal yang diperoleh
bank syariah dari operasionalnya. Menurut Hameed, dkk (2004) prinsip-
prinsip syariah melarang transaksi yang melibatkan riba, gharar, dan
perjudian tetapi mendorong transaksi yang halal. Dengan demikian, bank
syariah hanya menerima pendapatan dari sumber yang halal. Rata-rata
pendapatan islam yang diperoleh bank syariah sebesar 99,96% yang
114 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan Edisi Kelima, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 66. 115 Falikhatun dan Yasmin Umar Assegaf, “Bank Syariah di Indonesia: Ketaatan Pada
Prinsip-Prinsip Syariah dan Kesehatan Finansial”, Jurnal CBAM (Conference In Business,
Accounting, and Management)-Fakultas Ekonomi UNISSULA. Vol. 1. No. 1 Desember 2012, Page
245-254, h. 252.
87
berarti bank syariah mampu meminimalisir pendapatan non halal yang
diterimanya dan mampu memenuhi kepatuhan prinsip syariah dalam
operasionalnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan pendapatan islam tidak
berpengaruh terhadap kesehatan finansial bank umum syariah. Hal ini
dapat disebabkan biaya operasional yang dikeluarkan bank syariah
terhadap pendapatan operasional yang diperolehnya masih tinggi. Rata-
rata rasio BOPO periode 2011-2016 dari 11 bank umum syariah yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut116 Bank
Muamalat 92,67%, Bank Syariah Mandiri 87,57%, Bank Syariah Mega
89,91%, BRI Syariah 93,58%, Bukopin Syariah 93,04%, Panin Syariah
77,71%, Victoria Syariah 110,02%, BCA Syariah 89,60%, BJB Syariah
98,79%, BNI Syariah 89,14%, dan Maybank Syariah 99,87%.
Hasil penelitian ini didukung oleh Risda (2016)117 yang
mengatakan perbankan syariah yang memiliki kinerja keuangan yang
baik belum tentu memiliki kepatuhan prinsip syariah yang baik begitu
pula sebaliknya perbankan syariah yang memiliki kinerja keuangan yang
buruk belum tentu memiliki kepatuhan syariah yang buruk.
5. Rasio Zakat
Hasil dari penelitian ini menunjukkan rasio zakat tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan finansial bank umum
syariah pada periode 2011-2016. Sehingga peningkatan maupun
penurunan rasio zakat tidak mempengaruhi tingkat kesehatan finansial
bank umum syariah. Hal ini dapat disebabkan karena zakat yang
dikeluarkan bank syariah masih relatif kecil bahkan ada beberapa bank
syariah yang tidak mengeluarkan zakatnya, dana zakat yang disalurkan
bank syariah sebagian besar didominasi oleh zakat dari zakat dari luar
bank syariah dan dana sosial lainnya.
116 Annual Report Masing-Masing Bank Umum Syariah tahun 2011-2016 (data diolah). 117 Iin Afriani Risda, “Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah dengan Risk Based Bank
Rating dan Sharia Conformity and Profitability (SCnP) Model di Indonesia Periode 2013-2015”,
(Skripsi S1 Universitas Hasanuddin Makassar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016).
88
Hasil penelitian ini mengindikasi bahwa bank syariah harus
mengevaluasi kinerjanya dalam menunaikan zakat pada setiap
periodenya. Mengingat peran zakat sangat penting dalam kehidupan
masyarakat muslim, zakat merupakan upaya untuk menolong orang yang
lemah agar mamapu melaksanakan apa yang diwajibkan Allah SWT
dalam segi tauhid dan ibadah. Demikian itu karena seseorang tidak akan
mampu beribadah dengan khusyuk dan hikmat apabila kebutuhan
pokoknya tidak terpenuhi. Kefakiran akan mendorong orang kepada
kekafiran. Bantuan yang diberikan melalui instrumen zakat dapat
menolong mereka dari kekafiran. Fenomena kefakiran dapat mengarah
kepada kekafiran dapat terlihat saat ini di mana banyak orang yang rela
menukar akidahnya demi sebungkus mie instan. Instrumen zakat
diharapkan mampu mencegah fenomena ini di maysarakat.118 Selain itu
zakat juga dapat diartikan sebagai pertumbuhan, karena dengan
diberikannya hak fakir miskin dan lain-lain itu maka terjadilah sirkulasi
uang yang sehat dalam masyarakat dan mendorong berkembangnya
fungsi uang itu dalam kehidupan perekonomian.119
Hasil penelitian ini didukung Rama Primanita Aristy (2016) yang
menyatakan bahwa rasio zakat tidak berpengaruh signifikan terhadap
kesehatan finansial bank umum syariah.
118 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Solo: Era Adicitra Intermedia,
2011), h. 250-251. 119 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Solo: Era Adicitra Intermedia,
2011), h. 249.
89
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan tujuan untuk
menguji pengaruh penghimpunan dana bagi hasil, pembiayaan jual beli,
pembiayaan qardh, pendapatan islam, dan pengaruh zakat terhadap
kesehatan finansial bank umum syariah dengan metode analisis regresi data
panel dengan model terpilih fixed effect menggunakan Eviews 9 maka dapat
diambil kesimpulan:
1. Berdasarkan hasil pengujian statistik uji R2 nilai koefisien determinasi
(Adjusted R-Square) sebesar 0.421241 atau 42.1241%, hal tersebut
menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen (PDBH, PJB, PQ,
PI, dan RZ) sebesar 42.1241% terhadap variabel dependen (kesehatan
finansial) sedangkan sisanya sebesar 57.8759% dipengaruhi variabel
lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
2. Berdasarkan pengujian statistik secara simultan, variabel independen
(PDBH, PJB, PQ, PI, dan RZ) secara signifikan berpengaruh terhadap
kesehatan finansial bank umum syariah.
3. Berdasarkan hasil pengujian statistik secara parsial (uji t) adalah:
a. Variabel Penghimpunan Dana Bagi Hasil memiliki pengaruh
negatif signifikan terhadap Kesehatan Finansial Bank Umum
Syariah.
b. Variabel Pembiayaan Jual Beli memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap Kesehatan Finansial Bank Umum Syariah.
c. Variabel Pembiayaan Qardh memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap Kesehatan Finansial Bank Umum Syariah.
d. Variabel Pendapatan Islam tidak memiliki pengaruh terhadap
Kesehatan Finansial Bank Umum Syariah.
e. Variabel Rasio Zakat tidak memiliki pengaruh terhadap Kesehatan
Finansial Bank Umum Syariah.
90
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka saran yang
dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut:
1. Untuk Bank Syariah, diharapkan dapat mempertahankan dan
meningkatkan penghimpunan dana bagi hasil dengan catatan lancar
dalam penyaluran pembiayaan lancar dan dapat mengatasi risiko yang
ditimbulkan, meningkatkan pembiayaan jual beli dan pembiayaan
qardh, meningkatkan pendapatan islam dengan catatan mampu
mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasionalnya,
serta meningkatkan penyaluran zakatnya.
2. Penilaian tentang kesehatan finansial bank umum syariah dengan
menghubungkan kepatuhan syariah sebagai pengaruhnya merupakan
penelitian baru, maka dari itu dibutuhkan penelitian selanjutnya agar
dapat mendukung hasil penelitian sebelumnya.
3. Variabel independen dalam penelitian ini masih belum dapat
memberikan kontribusi yang berarti terhadap vaiabel dependen. Hal
tersebut terlihat dari nilai adjusted R2 yang hanya mampu mencapai
42%. Sehingga, disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk
menambahkan variabel-variabel independen yang secara teoritis dapat
berpengaruh terhadap kesehatan finansial bank umum syariah di
Indonesia.
4. Penelitian selanjutnya, diharapkan tidak hanya menggunakan rasio
penghimpunan dana bagi hasil, pembiayaan jual beli, pembiayaan
qardh, pendapatan islam, dan rasio zakat tetapi dapat menambahkan
rasio kepatuhan syariah lainnya seperti Equitable Distribution Ratio
(EDR).
5. Penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya menggunakan Bank
Umum Syariah (BUS) sebagai objek yang diteliti akan tetapi dapat
menggunakan lembaga perbankan syariah lainnya seperti Unit Usaha
Syariah (UUS) atau Bank Penkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Juga
diharapkan menggunakan rentang waktu yang berbeda dan lebih lama
agar hasil yang diperoleh lebih akurat.
91
DAFTAR PUSTAKA
Ajija, Shochul R., dkk. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat,
2011.
Al-Arif, M. Nur Rianto. Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo: Era Adicitra
Intermedia, 2011.
Amin, Ma’ruf. Prospek Cerah Perbankan Islam. Jakarta: LeKAS, 2007
Annida, Alfian. “Analisis Pengaruh Kinerja Perusahaan terhadap Imbal Bagi
Hasil Saham-Saham LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2005-2007”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Anwar, Ana Zainul. dan Edward, Mohammad Yunies. “Analisis Syariah
Compliance Pembiayaan Murabahah pada Gabungan Koperas BMT
Mitra Se-Kabupaten Jepara”. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UNISNU Jepara. The 3rd University Research Colloquium 2016. ISSN
2407-9189.
Aristy, Rama Primanita. “Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pendapatan Islam,
Investasi Islam, dan Rasio Zakat terhadap Tingkat Kesehatan Bank
Umum Syariah”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016.
Bank Indonesia. “Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank”. Pusat Riset dann Edukasi Bank Sentral
(PRES) Bank Indonesia. 2012.
Budisantoso. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Salemba Empat,
2011.
Fadila, Ihda. “September 2016, Pangsa Pasar Bank Syariah Tembus 5,3%”. Artikel
diakses pada 21 Januari 2017 dari
http://finansial.bisnis.com/read/20160927/90/587449/september-2016-
pangsa-pasar-bank-syariah-tembus-53.
Falikhatun dan Assegaf, Yasmin Umar. “Bank Syariah di Indonesia: Ketaatan
Pada Prinsip-Prinsip Syariah dan Kesehatan Finansial”. Jurnal Jurnal
CBAM (Conference In Business, Accounting, and Management)-
Fakultas Ekonomi UNISSULA. Vol. 1. No. 1 Desember 2012. Page 245-
254.
Gozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progran SPSS 19, edisi
kelima. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.
92
Gurajati, N Damodor dan Dawn C Porter, Basic Econometrics, Fifth Edition. Mc
Graw Hill International Edition, Singapore, 2009.
Hameed, Shalul, dkk. “Alternative Disclousure and Performance Measures for
Islamic Banks”. Journal International Islamic University Malaysia. 2004.
Hasanudin, M. dan Prihatiningsih. “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat
Suku Bunga, Non Performing Loan, dan Inflasi terhadap Penyaluran
Kredit Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) di Jawa Tengah”. Jurnal
Teknis. 5 (1): 25-31.
Hejazziey, Gjawahir. Perbankan Syariah Dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Depublish, 2014.
Ismail. Perbankan syariah. Jakarta: Kencana, 2011.
Ismail. Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, Cet. 1. Jakarta: PT
PRENADA MEDIA GROUP, 2010.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). “PSAK No. 101 Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Penyajian Laporan Keuangan Syariah”. Jakarta: Dewan
Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia, cetakan
kedua, 2009.
Indriatun. “Analisis Perbandingan Kinerja Sosial dan Islamic Social Reporting
pada Bank Syariah di Indonesia”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia Depok. 2013.
Juanda, Bambang dan Junaidi. Ekonometrika Deret Waktu:Teori dan Aplikasi.
Bogor: IPB Pers, 2012.
Juniwati, Endang Hatma S.E., M.Si. dan Handiani, Fatmi S.E., M.E., “Pengaruh
Indeks Pembangunan Manusia, PDRB per Kapita, Jumlah
Pengangguran, dan Investasi terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Jawa
Barat”. Laporan Penelitian Pemula Politeknik Negeri Bandung Jurusan
Akuntansi, November 2013.
Karim, Adiwarman A Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan Edisi Kelima.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013.
Kasmir. Dasar-Dasar Perbankan. Cet. 1. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001.
Machmud, Amir. dan Rukmana. BANK SYARIAH Teori, Kebijakan dan Studi
Empiris di Indonesia. Jakarta: PENERBIT ERLANGGA, 2010.
Manuhutu, Yerimias. “Determinan Pertumbuhan Ekonomi Regional di Provinsi
Maluku Tahun 2005-2010”. Eko-Regional, Vol.6, No.1, Maret 2011.
93
Margono. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Nasehudin, Toto Syatori dan Gozali, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif.
Bandung: CV Pustaka Setia, 2012.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).“Perbankan Syariah dan Kelembagaannya”.
Artikel diakses pada 04 September 2017 dari
http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/PBS-dan-
Kelembagaan.aspx.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), “Statistik Perbankan Syariah Sharia Banking
Statistic 2016”. Jakarta: Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan
OJK, 2016.
Perwataatmaja, Karnaen dan Antonio, Muhammad Syafi’i. Apa dan Bagaimana
Bank Islam. Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf, 1997.
Possumah, Bayu Taufiq, “Ekonomi Islam Bukan Hanya Soal Bank”, Artikel
diakses pada 25 Februari 2017 dari
http://www.academia.edu/17381453/Ekonomi_Islam_bukan_hanya_So
al_Bank.
Pramanto, Dinastian Hari. “Pengaruh Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah
Terhadap Kesehatan Finansial Entitas Perbankan Syariah di
Indonesia”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
2014.
Prasetiawan, Andry. “Pengaruh Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah Terhadap
Kesehatan Financial Dengan Metode Risk-Based Bank Rating (RBBR)
Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 2016.
Purwitasari, Fadilla. “Analisis Pelaporan Corporate Social Responsibiity
Perbankan Syariah dalam Perspektif Shariah Enterprise Theory: Studi
Pada Laporan Tahunan Bank Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia”.
Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
2011.
Raharjo, Eko. “Teori Agensi dan Teori Stewardship dalam Perspektif Akuntansi”.
Fokus Ekonomi Vol. 2 No. 1 Juni 2007: 37-46. ISSN: 1907-6304.
Rahman, Aulia Fuad dan Rochmanika, Ridha. “Pengaruh Pembiayaan Jual Beli,
Pembiayaan Bagi Hasil, dan Rasio Non Performing Financing terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia”. Jurnal Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Risda, Iin Afriani. “Analisis Kinerja Keuangan dengan Model Risk Based Bank
Rating dan Sharia Conformity and Profitability (SCnP) Model di
94
Indonesia (Priode 2013-2015)”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin Makassar. 2016.
Rivai, Veithzal dan Ismail, Rizki. Islamic Financial Management: Teori, Konsep,
dan Aplikasi Panduan Praktis untuk Lembaga Keuangan, Praktisi dan
Mahasiswa. Jakarta: PT. RajaGrafindoPersada, 2013.
Sarwono, Jonathan. Prosedur-Prosedur Analisis Populer Aplikasi Riset dan Tesis
dengan Eviews. Yogyakarta: PENERBIT GAVA MEDIA, 2016.
Setiadi, Edy. Manajemen Treasury Bank Syariah. Buku Materi Perkuliahan, 2013.
Setiawan, Aziz Budi. “Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum
Syariah di Indonesia”. Seminar Ilmiah: Kerjasama Magister Bisnis
Keuangan Islam: Universitas Paramadhina, Ikatan Ahli Ekonomi Islam
(IAEI) Pusat, dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), 2009.
Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatid, dan R&D. Bandung:
ALFABETA, 2014.
Suharso, Yudi. “Market Share Perbankan Syariah Mulai Meningkat Terhadap
Konvesional”. Artikel diakses pada 25 Februari 2017 dari
http://keuangansyariah.mysharing.co/market-share-perbankan-syariah-
mulai-meningkat-terhadap-konvensional/.
Suliyanto. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta:
CV. Andi Offset, 2011.
Suyanto, M. “Pengaruh Pelaksanaan Prinsip Syariah terhadap Kinerja dan
Kesejahteraan Masyarakat dalam Lingkungan Kegiatan Bank Syariah di
Indonesia”. STIE IEU Yogyakarta: OPTIMAL. Vol. 4 Nomor 1,
Oktober 2006. ISSN: 1693-5888. Page: 23-49.
Triyuwono, Iwan. “Mengangkat “Sing Liyan” untuk Formulasi Nilai Tambah
Syari’ah”. Jurnal Akuntansi Multiparadigma JAMAL, Volume 2 Nomor
2 Halaman 186-368. Malang, Agustus 2011. ISSN 2086-7603.
Waluyo, Agus. “Kepatuhan Bank Syariah terhadap Fatwa Dewan Syariah
Nasional Pasca Transformasi ke Dalam Hukum Positif”. Inferensi Jurnal
Penelitian Sosial Keagamaan, Vol. 10 Nomor 2, Desember 2016.
Wangsawidjaja. Pembiayaan Bank syariah. Jakarta: Gramedia Pustaka, 2012.
95
Wardayari, Siti Maria. “Implikasi Syariah Governance terhadap Reputasi dan
Kepercayaan Bank Syariah”. Universitas Jember. Jurnal Walisongo.
Volume 19 Nomor 1. Mei 2011.
Widarjono, Agus. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinyya: Disertai Panduan
Eviews, Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013.
Wijaya, Toni. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik.
Yoogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Winarno, Wing Wahyu. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.
Yogyakarta : UPP STIM YKPN, 2015.
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta:
PT Grasindo, 2005..
______________. Bab II. “Tinjauan Pustaka”, diakses tanggal 21 Agustus 2017
dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/41227/;jsessioni
d=9A241E19CEF03767D302FDE8E151F869?sequence=4
www.bankmuamalat.co.id
www.syariahmandiri.co.id
www.megasyariah.co.id
www.brisyariah.co.id
www.syariahbukopin.co.id
www.paninbanksyariah.co.id
www.bankvictoriasyariah.co.id
www.bcasyariah.co.id
www.bjbsyariah.co.id
www.bnisyariah.co.id
www.maybanksyariah.co.id
LAIN-LAIN
Fatwa DSN-MUI No. 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan
Fatwa DSN-MUI No. 03/DSN-MUI/IV/2000 tentang Deposito
96
Fatwa DSN-MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah
Fatwa DSN-MUI No. 05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Salam
Fatwa DSN-MUI No. 06/DSN-MUI/IV/2000 tentang Istishna
Fatwa DSN-MUI No. 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang al-Qardh
Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentzng Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 Tentang Pelaksanaan Fungsi
Kepatuhan Bank Umum.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/24/DPbS tanggal 30 Oktober 2007
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah.
97
Lampiran-Lampiran
Lampiran 1: Perhitungan Kesehatan Finansial
Bank Muamalat Indonesia
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 12,01% 1 100 0,25 25 11,57% 2 80 0,25 20 14,05% 1 100 0,25 25 13,91% 1 100 0,25 25 12,00% 1 100 0,25 25 12,74% 1 100 0,25 25
NPF 2,60% 2 80 0,50 40 2,09% 2 80 0,50 40 4,69% 2 80 0,50 40 6,55% 3 60 0,50 30 7,11% 3 60 0,50 30 3,83% 2 80 0,50 40
REO 85,25% 3 60 0,10 6 84,47% 2 80 0,10 8 93,86% 5 20 0,10 2 97,33% 5 20 0,10 2 97,36% 5 20 0,10 2 97,76% 5 20 0,10 2
STM 254,26% 1 100 0,15 15 139,85% 1 100 0,15 15 152,76% 1 100 0,15 15 183,31% 1 100 0,15 15 158,58% 1 100 0,15 15 198,16% 1 100 0,15 15
86 83 82 72 72 82
Bank Syariah Mandiri
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 14,57% 1 100 0,25 25 13,82% 1 100 0,25 25 14,10% 1 100 0,25 25 14,12% 1 100 0,25 25 12,85% 1 100 0,25 25 14,01% 1 100 0,25 25
NPF 2,42% 2 80 0,50 40 2,82% 2 80 0,50 40 4,32% 2 80 0,50 40 6,84% 3 60 0,50 30 6,06% 3 60 0,50 30 4,92% 2 80 0,50 40
REO 76,44% 1 100 0,10 10 73,00% 1 100 0,10 10 86,46% 3 60 0,10 6 100,60% 5 20 0,10 2 94,78% 5 20 0,10 2 94,12% 5 20 0,10 2
STM 262,62% 1 100 0,15 15 155,26% 1 100 0,15 15 178,65% 1 100 0,15 15 267,77% 1 100 0,15 15 202,69% 1 100 0,15 15 188,56% 1 100 0,15 15
90 90 86 72 72 82
Bank Syariah Mega Indonesia
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 12,03% 1 100 0,25 25 13,51% 1 100 0,25 25 12,99% 1 100 0,25 25 19,26% 1 100 0,25 25 18,74% 1 100 0,25 25 23,53% 1 100 0,25 25
NPF 3,03% 2 80 0,50 40 2,67% 2 80 0,50 40 2,98% 2 80 0,50 40 3,98% 2 80 0,50 40 4,26% 2 80 0,50 40 3,30% 2 80 0,50 40
REO 90,80% 5 20 0,10 2 77,28% 1 100 0,10 10 86,09% 3 60 0,10 6 97,61% 5 20 0,10 2 99,51% 5 20 0,10 2 88,16% 4 40 0,10 4
STM 58,90% 1 100 0,15 15 115,49% 1 100 0,15 15 68,56% 1 100 0,15 15 74,46% 1 100 0,15 15 98,87% 1 100 0,15 15 72,27% 1 100 0,15 15
82 90 86 82 82 84
Indikator
Indikator
Indikator20162011 2012 2013 2014 2015
2016
2011 2012 2013 2014 2015 2016
2011 2012 2013 2014 2015
98
BRI Syariah
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 14,74% 1 100 0,25 25 11,35% 2 80 0,25 20 14,49% 1 100 0,25 25 12,89% 1 100 0,25 25 13,94% 1 100 0,25 25 20,63% 1 100 0,25 25
NPF 2,77% 2 80 0,50 40 3,00% 2 80 0,50 40 4,06% 2 80 0,50 40 4,60% 2 80 0,50 40 4,86% 2 80 0,50 40 4,57% 2 80 0,50 40
REO 99,56% 5 20 0,10 2 86,63% 3 60 0,10 6 90,42% 5 20 0,10 2 99,77% 5 20 0,10 2 93,79% 5 20 0,10 2 91,33% 5 20 0,10 2
STM 139,53% 1 100 0,15 15 91,17% 1 100 0,15 15 74,06% 1 100 0,15 15 72,66% 1 100 0,15 15 88,25% 1 100 0,15 15 77,54% 1 100 0,15 15
82 81 82 82 82 82
Bank Syariah Bukopin
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 15,29% 1 100 0,25 25 12,78% 1 100 0,25 25 11,10% 2 80 0,25 20 14,80% 1 100 0,25 25 16,31% 1 100 0,25 25 17,00% 1 100 0,25 25
NPF 1,74% 1 100 0,50 50 4,59% 2 80 0,50 40 4,27% 2 80 0,50 40 4,07% 2 80 0,50 40 2,99% 1 100 0,50 50 3,17% 2 80 0,50 40
REO 93,86% 5 20 0,10 2 91,59% 5 20 0,10 2 92,29% 5 20 0,10 2 96,77% 5 20 0,10 2 91,99% 5 20 0,10 2 91,76% 5 20 0,10 2
STM 92,41% 1 100 0,15 15 99,45% 1 100 0,15 15 650,44% 1 100 0,15 15 190,39% 1 100 0,15 15 172,26% 1 100 0,15 15 186,41% 1 100 0,15 15
92 82 77 82 92 82
Bank Panin Syariah
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 61,98% 1 100 0,25 25 32,20% 1 100 0,25 25 20,83% 1 100 0,25 25 25,69% 1 100 0,25 25 20,30% 1 100 0,25 25 18,17% 1 100 0,25 25
NPF 0,82% 1 100 0,50 50 0,20% 1 100 0,50 50 1,02% 1 100 0,50 50 0,53% 1 100 0,50 50 2,63% 2 80 0,50 40 2,26% 2 80 0,50 40
REO 69,30% 1 100 0,10 10 47,60% 1 100 0,10 10 81,31% 1 100 0,10 10 82,58% 1 100 0,10 10 89,29% 5 20 0,10 2 96,17% 5 20 0,10 2
STM 712,03% 1 100 0,15 15 251,93% 1 100 0,15 15 336,86% 1 100 0,15 15 234,37% 1 100 0,15 15 219,13% 1 100 0,15 15 147,03% 1 100 0,15 15
100 100 100 100 82 82
Bank Victoria Syariah
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 45,20% 1 100 0,25 25 28,08% 1 100 0,25 25 18,40% 1 100 0,25 25 15,27% 1 100 0,25 25 16,14% 1 100 0,25 25 15,98% 1 100 0,25 25
NPF 2,43% 2 80 0,50 40 3,19% 2 80 0,50 40 3,71% 2 80 0,50 40 7,10% 3 60 0,50 30 9,80% 4 40 0,50 20 7,31% 3 60 0,50 30
REO 86,40% 3 60 0,10 6 87,90% 4 40 0,10 4 91,95% 5 20 0,10 2 143,31% 5 20 0,10 2 119,19% 5 20 0,10 2 131,34% 5 20 0,10 2
STM 67,10% 1 100 0,15 15 43,00% 1 100 0,15 15 75,09% 1 100 0,15 15 45,59% 1 100 0,15 15 101,13% 1 100 0,15 15 50,21% 1 100 0,15 15
86 84 82 72 62 72
Indikator
Indikator
Indikator
Indikator
20162011 2012 2013 2014 2015
2016
2011 2012 2013 2014 2015 2016
2011 2012 2013 2014 2015
2011 2012 2013 2014 2015 2016
99
BCA Syariah
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 45,94% 1 100 0,25 25 31,50% 1 100 0,25 25 22,40% 1 100 0,25 25 29,60% 1 100 0,25 25 34,30% 1 100 0,25 25 36,70% 1 100 0,25 25
NPF 0,20% 1 100 0,50 50 0,10% 1 100 0,50 50 0,10% 1 100 0,50 50 0,10% 1 100 0,50 50 0,70% 1 100 0,50 50 0,50% 1 100 0,50 50
REO 78,40% 1 100 0,10 10 91,40% 5 20 0,10 2 90,20% 5 20 0,10 2 92,90% 5 20 0,10 2 92,50% 5 20 0,10 2 92,20% 5 20 0,10 2
STM 44,53% 1 100 0,15 15 32,96% 1 100 0,15 15 33,25% 1 100 0,15 15 38,98% 1 100 0,15 15 50,26% 1 100 0,15 15 35,88% 1 100 0,15 15
100 92 92 92 92 92
BJB Syariah
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 30,29% 1 100 0,25 25 21,09% 1 100 0,25 25 17,99% 1 100 0,25 25 15,83% 1 100 0,25 25 22,53% 1 100 0,25 25 18,25% 1 100 0,25 25
NPF 1,36% 1 100 0,50 50 4,46% 2 80 0,50 40 1,86% 1 100 0,50 50 5,84% 3 60 0,50 30 6,93% 3 60 0,50 30 17,91% 5 20 0,50 10
REO 84,07% 2 80 0,10 8 110,34% 5 20 0,10 2 85,76% 3 60 0,10 6 91,01% 5 20 0,10 2 98,78% 5 20 0,10 2 122,77% 5 20 0,10 2
STM 68,26% 1 100 0,15 15 63,04% 1 100 0,15 15 45,82% 1 100 0,15 15 42,23% 1 100 0,15 15 38,56% 1 100 0,15 15 44,13% 1 100 0,15 15
98 82 96 72 72 52
BNI Syariah
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 20,67% 1 100 0,25 25 19,07% 1 100 0,25 25 16,23% 1 100 0,25 25 18,43% 1 100 0,25 25 18,11% 1 100 0,25 25 17,81% 1 100 0,25 25
NPF 3,62% 2 80 0,50 40 2,02% 2 80 0,50 40 1,86% 1 100 0,50 50 1,86% 1 100 0,50 50 2,53% 2 80 0,50 40 2,94% 2 80 0,50 40
REO 90,89% 5 20 0,10 2 88,79% 4 40 0,10 4 88,11% 4 40 0,10 4 89,80% 5 20 0,10 2 89,63% 5 20 0,10 2 87,67% 4 40 0,10 4
STM 291,04% 1 100 0,15 15 146,28% 1 100 0,15 15 49,69% 1 100 0,15 15 106,61% 1 100 0,15 15 124,35% 1 100 0,15 15 113,40% 1 100 0,15 15
82 84 94 92 82 84
Maybank Syariah
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 73,44% 1 100 0,25 25 63,89% 1 100 0,25 25 59,41% 1 100 0,25 25 52,13% 1 100 0,25 25 38,40% 1 100 0,25 25 55,06% 1 100 0,25 25
NPF 0,00% 1 100 0,50 50 2,49% 2 80 0,50 40 2,69% 2 80 0,50 40 5,04% 3 60 0,50 30 35,15% 5 20 0,50 10 43,99% 5 20 0,50 10
REO 55,18% 1 100 0,10 10 53,77% 1 100 0,10 10 67,79% 1 100 0,10 10 69,60% 1 100 0,10 10 192,60% 5 20 0,10 2 160,28% 5 20 0,10 2
STM 69,46% 1 100 0,15 15 180,58% 3 60 0,15 9 279,31% 1 100 0,15 15 155,52% 1 100 0,15 15 224,32% 1 100 0,15 15 190,54% 1 100 0,15 15
100 84 90 80 52 52
Indikator
Indikator
Indikator
Indikator
20162011 2012 2013 2014 2015
2016
2011 2012 2013 2014 2015 2016
2011 2012 2013 2014 2015
2011 2012 2013 2014 2015 2016
100
Lampiran 2: Data Mentah
Nama Bank Tahun KF LN_KF PDBH PJB PQ PI RZ
_BMI 2011 86 4,4543473 0,8829019 0,4656741 0,0889944 1,0000000 0,0001518
_BMI 2012 83 4,4188406 0,8418646 0,5069265 0,0403788 1,0000000 0,0001895
_BMI 2013 82 4,4067192 0,8631574 0,4865410 0,0105557 0,9995894 0,0002220
_BMI 2014 72 4,2766661 0,8887901 0,4850988 0,0030628 0,9992477 0,0002252
_BMI 2015 72 4,2766661 0,8867854 0,4461742 0,0059388 0,9993932 0,0000297
_BMI 2016 82 4,4067192 0,8832783 0,4396906 0,0143122 0,9993099 0,0000402
_BSM 2011 90 4,4998097 0,8797485 0,5579837 0,1824631 0,9998014 0,0004607
_BSM 2012 90 4,4998097 0,8456474 0,6377909 0,1416500 0,9998840 0,0006243
_BSM 2013 86 4,4543473 0,8387873 0,6834958 0,1141321 0,9999580 0,0004297
_BSM 2014 72 4,2766661 0,8847141 0,7246007 0,0769781 0,9998906 0,0000483
_BSM 2015 72 4,2766661 0,8703106 0,7181061 0,0398395 0,9999042 0,0001586
_BSM 2016 82 4,4067192 0,9837953 0,6852030 0,0371578 0,9999142 0,0001649
_BSMI 2011 82 4,4067192 0,6708654 0,8324209 0,1505931 0,9999065 0,0004933
_BSMI 2012 90 4,4998097 0,7632989 0,8611935 0,1333313 0,9999529 0,0009808
_BSMI 2013 86 4,4543473 0,8332438 0,9567423 0,0372863 0,9999039 0,0007108
_BSMI 2014 82 4,4067192 0,8438440 0,9778033 0,0145656 0,9998285 0,0001041
_BSMI 2015 82 4,4067192 0,8614006 0,9779888 0,0079211 0,9996755 0,0000927
_BSMI 2016 84 4,4308168 0,8886692 0,9208767 0,0062733 0,9998269 0,0006888
_BRIS 2011 82 4,4067192 0,7954910 0,5905434 0,2175075 0,9999603 0,0001838
_BRIS 2012 81 4,3944492 0,7668104 0,6341839 0,1299457 0,9999520 0,0002782
_BRIS 2013 82 4,4067192 0,7344715 0,6432803 0,0686524 0,9996967 0,0004292
_BRIS 2014 82 4,4067192 0,7271761 0,6440106 0,0374062 0,9998594 0,0004704
101
_BRIS 2015 82 4,4067192 0,7361056 0,6025344 0,0238571 0,9998913 0,0002247
_BRIS 2016 82 4,4067192 0,7589789 0,6088209 0,0169857 0,9999253 0,0003760
_BSB 2011 92 4,5217886 0,8647878 0,7490668 0,0001412 0,9973940 0,0000000
_BSB 2012 82 4,4067192 0,8559881 0,7561865 0,0000615 0,9995013 0,0000000
_BSB 2013 77 4,3438054 0,7952453 0,6667621 0,0001568 0,9996847 0,0000000
_BSB 2014 82 4,4067192 0,8496846 0,6069867 0,0002006 0,9992402 0,0000000
_BSB 2015 92 4,5217886 0,8626005 0,5188029 0,0001910 0,9989984 0,0000000
_BSB 2016 82 4,4067192 0,8151901 0,4729947 0,0001350 0,9985757 0,0000000
_BPS 2011 100 4,6051702 0,9641481 0,5465097 0,0000000 1,0000000 0,0000000
_BPS 2012 100 4,6051702 0,8847633 0,5074842 0,0000000 0,9997488 0,0000000
_BPS 2013 100 4,6051702 0,8938732 0,4771073 0,0000000 0,9999855 0,0000000
_BPS 2014 100 4,6051702 0,8357580 0,1303412 0,0025020 0,9984603 0,0004614
_BPS 2015 82 4,4067192 0,8664778 0,0937427 0,0001834 0,9976692 0,0003071
_BPS 2016 82 4,4067192 0,8711059 0,1629263 0,0000575 0,9985945 0,0000919
_BVS 2011 86 4,4543473 0,9354179 0,9138709 0,0000000 0,9986496 0,0000520
_BVS 2012 84 4,4308168 0,9673012 0,8329873 0,0000000 1,0000000 0,0000000
_BVS 2013 82 4,4067192 0,9075949 0,6757721 0,0000000 0,9991760 0,0000000
_BVS 2014 72 4,2766661 0,9471902 0,4380605 0,0000000 0,9995430 0,0000000
_BVS 2015 62 4,1271344 0,9203605 0,3002006 0,0000000 0,9999699 0,0000000
_BVS 2016 72 4,2766661 0,8478481 0,2039206 0,0000000 0,9999796 0,0000000
_BCAS 2011 100 4,6051702 0,8311760 0,6196218 0,0000484 1,0000000 0,0000000
_BCAS 2012 92 4,5217886 0,8118787 0,4836727 0,0000503 0,9999824 0,0000000
_BCAS 2013 92 4,5217886 0,8529634 0,4484958 0,0001701 0,9999908 0,0000000
_BCAS 2014 92 4,5217886 0,8727552 0,4866527 0,0003910 0,9999899 0,0000000
_BCAS 2015 92 4,5217886 0,8917876 0,5175761 0,0000554 0,9997998 0,0000000
102
_BCAS 2016 92 4,5217886 0,9041366 0,4782115 0,0003372 0,9999601 0,0000000
_BJBS 2011 98 4,5849675 0,8886972 0,4743496 0,2334842 0,9999938 0,0000000
_BJBS 2012 82 4,4067192 0,9123606 0,4534828 0,1668697 0,9999819 0,0000000
_BJBS 2013 96 4,5643482 0,9057439 0,6014851 0,0447357 1,0000000 0,0000000
_BJBS 2014 72 4,2766661 0,9292709 0,6818875 0,0224754 0,9994411 0,0000000
_BJBS 2015 72 4,2766661 0,8717777 0,7666801 0,0151706 0,9998927 0,0000000
_BJBS 2016 52 3,9512437 0,9230266 0,7973871 0,0148394 0,9998638 0,0000000
_BNIS 2011 82 4,4067192 0,8413825 0,6353568 0,1708329 1,0000000 0,0003375
_BNIS 2012 84 4,4308168 0,7911185 0,7042822 0,1092330 0,9996518 0,0003392
_BNIS 2013 94 4,5432948 0,7335267 0,7688374 0,0605624 0,9998861 0,0003624
_BNIS 2014 92 4,5217886 0,8460496 0,7867886 0,0444774 0,9999993 0,0003367
_BNIS 2015 82 4,4067192 0,8605805 0,7713620 0,0326328 0,9998390 0,0003908
_BNIS 2016 84 4,4308168 0,8372312 0,7479058 0,0457515 0,9999850 0,0003948
_MbS 2011 100 4,6051702 0,2256785 0,9999990 0,0000000 0,9968037 0,0000000
_MbS 2012 84 4,4308168 0,5285142 0,9999971 0,0000000 0,9999095 0,0000000
_MbS 2013 90 4,4998097 0,6108435 0,9999986 0,0000000 0,9997915 0,0000000
_MbS 2014 80 4,3820266 0,6492217 0,8432443 0,0000000 0,9998159 0,0000000
_MbS 2015 52 3,9512437 0,7440974 0,8794771 0,0000000 0,9998704 0,0000000
_MbS 2016 52 3,9512437 0,5901972 0,8613335 0,0000000 0,9998673 0,0000000
103
Lampiran 3: Data Setelah Uji Stasioner
Nama
Bank Tahun DLN_KF DPDBH DPJB DPQ DPI DRZ
_BMI 2011
_BMI 2012 4,4543473 0,8829019 0,4656741 0,0889944 1,0000000 0,0001518
_BMI 2013 4,4188406 0,8418646 0,5069265 0,0403788 1,0000000 0,0001895
_BMI 2014 4,4067192 0,8631574 0,4865410 0,0105557 0,9995894 0,0002220
_BMI 2015 4,2766661 0,8887901 0,4850988 0,0030628 0,9992477 0,0002252
_BMI 2016 4,2766661 0,8867854 0,4461742 0,0059388 0,9993932 0,0000297
_BSM 2011
_BSM 2012 4,4998097 0,8797485 0,5579837 0,1824631 0,9998014 0,0004607
_BSM 2013 4,4998097 0,8456474 0,6377909 0,1416500 0,9998840 0,0006243
_BSM 2014 4,4543473 0,8387873 0,6834958 0,1141321 0,9999580 0,0004297
_BSM 2015 4,2766661 0,8847141 0,7246007 0,0769781 0,9998906 0,0000483
_BSM 2016 4,2766661 0,8703106 0,7181061 0,0398395 0,9999042 0,0001586
_BSMI 2011
_BSMI 2012 4,4067192 0,6708654 0,8324209 0,1505931 0,9999065 0,0004933
_BSMI 2013 4,4998097 0,7632989 0,8611935 0,1333313 0,9999529 0,0009808
_BSMI 2014 4,4543473 0,8332438 0,9567423 0,0372863 0,9999039 0,0007108
_BSMI 2015 4,4067192 0,8438440 0,9778033 0,0145656 0,9998285 0,0001041
_BSMI 2016 4,4067192 0,8614006 0,9779888 0,0079211 0,9996755 0,0000927
_BRIS 2011
_BRIS 2012 4,4067192 0,7954910 0,5905434 0,2175075 0,9999603 0,0001838
_BRIS 2013 4,3944492 0,7668104 0,6341839 0,1299457 0,9999520 0,0002782
_BRIS 2014 4,4067192 0,7344715 0,6432803 0,0686524 0,9996967 0,0004292
_BRIS 2015 4,4067192 0,7271761 0,6440106 0,0374062 0,9998594 0,0004704
_BRIS 2016 4,4067192 0,7361056 0,6025344 0,0238571 0,9998913 0,0002247
_BSB 2011
_BSB 2012 4,5217886 0,8647878 0,7490668 0,0001412 0,9973940 0,0000000
_BSB 2013 4,4067192 0,8559881 0,7561865 0,0000615 0,9995013 0,0000000
_BSB 2014 4,3438054 0,7952453 0,6667621 0,0001568 0,9996847 0,0000000
_BSB 2015 4,4067192 0,8496846 0,6069867 0,0002006 0,9992402 0,0000000
_BSB 2016 4,5217886 0,8626005 0,5188029 0,0001910 0,9989984 0,0000000
_BPS 2011
_BPS 2012 4,6051702 0,9641481 0,5465097 0,0000000 1,0000000 0,0000000
_BPS 2013 4,6051702 0,8847633 0,5074842 0,0000000 0,9997488 0,0000000
_BPS 2014 4,6051702 0,8938732 0,4771073 0,0000000 0,9999855 0,0000000
_BPS 2015 4,6051702 0,8357580 0,1303412 0,0025020 0,9984603 0,0004614
_BPS 2016 4,4067192 0,8664778 0,0937427 0,0001834 0,9976692 0,0003071
_BVS 2011
_BVS 2012 4,4543473 0,9354179 0,9138709 0,0000000 0,9986496 0,0000520
104
_BVS 2013 4,4308168 0,9673012 0,8329873 0,0000000 1,0000000 0,0000000
_BVS 2014 4,4067192 0,9075949 0,6757721 0,0000000 0,9991760 0,0000000
_BVS 2015 4,2766661 0,9471902 0,4380605 0,0000000 0,9995430 0,0000000
_BVS 2016 4,1271344 0,9203605 0,3002006 0,0000000 0,9999699 0,0000000
_BCAS 2011
_BCAS 2012 4,6051702 0,8311760 0,6196218 0,0000484 1,0000000 0,0000000
_BCAS 2013 4,5217886 0,8118787 0,4836727 0,0000503 0,9999824 0,0000000
_BCAS 2014 4,5217886 0,8529634 0,4484958 0,0001701 0,9999908 0,0000000
_BCAS 2015 4,5217886 0,8727552 0,4866527 0,0003910 0,9999899 0,0000000
_BCAS 2016 4,5217886 0,8917876 0,5175761 0,0000554 0,9997998 0,0000000
_BJBS 2011
_BJBS 2012 4,5849675 0,8886972 0,4743496 0,2334842 0,9999938 0,0000000
_BJBS 2013 4,4067192 0,9123606 0,4534828 0,1668697 0,9999819 0,0000000
_BJBS 2014 4,5643482 0,9057439 0,6014851 0,0447357 1,0000000 0,0000000
_BJBS 2015 4,2766661 0,9292709 0,6818875 0,0224754 0,9994411 0,0000000
_BJBS 2016 4,2766661 0,8717777 0,7666801 0,0151706 0,9998927 0,0000000
_BNIS 2011
_BNIS 2012 4,4067192 0,8413825 0,6353568 0,1708329 1,0000000 0,0003375
_BNIS 2013 4,4308168 0,7911185 0,7042822 0,1092330 0,9996518 0,0003392
_BNIS 2014 4,5432948 0,7335267 0,7688374 0,0605624 0,9998861 0,0003624
_BNIS 2015 4,5217886 0,8460496 0,7867886 0,0444774 0,9999993 0,0003367
_BNIS 2016 4,4067192 0,8605805 0,7713620 0,0326328 0,9998390 0,0003908
_MbS 2011
_MbS 2012 4,6051702 0,2256785 0,9999990 0,0000000 0,9968037 0,0000000
_MbS 2013 4,4308168 0,5285142 0,9999971 0,0000000 0,9999095 0,0000000
_MbS 2014 4,4998097 0,6108435 0,9999986 0,0000000 0,9997915 0,0000000
_MbS 2015 4,3820266 0,6492217 0,8432443 0,0000000 0,9998159 0,0000000
_MbS 2016 3,9512437 0,7440974 0,8794771 0,0000000 0,9998704 0,0000000
105
Lampiran 4: Uji Satistik Deskriptif
Lampiran 5: Uji Akar Unit pada Level
Null Hypothesis: LN_KF has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.716665 0.0281
Test critical values: 1% level -4.105534
5% level -3.480463
10% level -3.168039
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: PDBH has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.258205 0.0065
Test critical values: 1% level -4.105534
5% level -3.480463
10% level -3.168039
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
KF PDBH PJB PQ PI RZ
Mean 83.37879 0.828326 0.635598 0.038872 0.999618 0.000164
Median 82.00000 0.858284 0.636574 0.007097 0.999877 3.50E-05
Maximum 100.0000 0.983795 0.999999 0.233484 1.000000 0.000981
Minimum 52.00000 0.225679 0.093743 0.000000 0.996804 0.000000
Std. Dev. 10.73136 0.115744 0.211326 0.060004 0.000639 0.000223
Skewness -0.932837 -2.648891 -0.334534 1.687230 -2.639265 1.416982
Kurtosis 4.531502 13.03192 2.990893 4.827352 10.06891 4.650815
Jarque-Bera 16.02216 353.9415 1.231270 40.49703 214.0390 29.58051
Probability 0.000332 0.000000 0.540298 0.000000 0.000000 0.000000
Sum 5503.000 54.66949 41.94949 2.565535 65.97476 0.010852
Sum Sq. Dev. 7485.530 0.870786 2.902814 0.234031 2.65E-05 3.23E-06
Observations 66 66 66 66 66 66
106
Null Hypothesis: PJB has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.932885 0.1593
Test critical values: 1% level -4.105534
5% level -3.480463
10% level -3.168039
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: PQ has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.558985 0.0027
Test critical values: 1% level -4.105534
5% level -3.480463
10% level -3.168039
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: PI has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.338605 0.0000
Test critical values: 1% level -4.105534
5% level -3.480463
10% level -3.168039
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: RZ has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.418471 0.0041
Test critical values: 1% level -4.105534
5% level -3.480463
10% level -3.168039
*MacKinnon (1996) one-sided p-values
107
Lampiran 6: Uji Derajat Integrasi (first difference)
Null Hypothesis: D(LN_KF) has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -9.535749 0.0000
Test critical values: 1% level -4.107947
5% level -3.481595
10% level -3.168695
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(PDBH) has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -10.85476 0.0000
Test critical values: 1% level -4.107947
5% level -3.481595
10% level -3.168695
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(PJB) has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.362257 0.0000
Test critical values: 1% level -4.113017
5% level -3.483970
10% level -3.170071
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
108
Null Hypothesis: D(PQ) has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 4 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.184205 0.0000
Test critical values: 1% level -4.118444
5% level -3.486509
10% level -3.171541
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(PI) has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 3 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.056128 0.0000
Test critical values: 1% level -4.115684
5% level -3.485218
10% level -3.170793
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(RZ) has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.458801 0.0000
Test critical values: 1% level -4.110440
5% level -3.482763
10% level -3.169372
*MacKinnon (1996) one-sided p-values
top related