pengaruh kompensasi eksekutif dan karakter...
Post on 11-Mar-2019
241 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH KOMPENSASI EKSEKUTIF DAN
KARAKTER EKSEKUTIF TERHADAP
PENGHINDARAN PAJAK
(Studi pada Perusahaan Property, Real Estate, dan Building
Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2015)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
DIMAS AJI SAPUTRO
NIM: 1110082000086
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/ 2017
ii
PENGARUH KOMPENSASI EKSEKUTIF DAN
KARAKTER EKSEKUTIF TERHADAP
PENGHINDARAN PAJAK
(Studi pada Perusahaan Property, Real Estate, dan Building
Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2015)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
DIMAS AJI SAPUTRO
NIM: 1110082000086
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/ 2017
iii
PENGARUH KOMPENSASI EKSEKUTIF DAN KARAKTER
EKSEKUTIF TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
(Studi pada Perusahaan Property, Real Estate, dan Building Construction
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015 )
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
DIMAS AJI SAPUTRO
NIM: 1110082000086
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Yulianti, SE., M.Si
NIP. 19820318 201101 2 011
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/2017 M
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis, 8 Mei 2014 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Dimas Aji Saputro
2. NIM : 1110082000086
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul : Pengaruh Kompensasi Eksekutif dan Karakter Eksekutif,
Terhadap Penghindaran Pajak (Studi pada Perusahaan
Property, Real Estate, dan Building Construction Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 8 Mei 2014
1. Yoghi Citra Pratama, M.Si ( ______________________ )
NIP. 19830717 201101 1 011
2. Reskino, SE., M.Si., Ak., CA ( ______________________ )
NIP. 19740928 200801 2 004
3. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA (______________________ )
NIP. 19760924 200604 2 002
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Dimas Aji Saputro
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 6 Desember 1992
3. Alamat : Jl. H.Gandun GG.Swadaya No. 46
RT.006/08 Kel. Lebak Bulus, Kec.
Cilandak, Jakarta
4. Telepon : 085717753050
5. Email : dimasajji@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 04 Jakarta Tahun 1998-2004
2. SMP Negeri 226 Jakarta Tahun 2004-2007
3. SMA Negeri 66 Jakarta Tahun 2007-2010
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010-2017
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Paskibra SMA Negeri 66 Jakarta periode 2008-2009
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Sutaryo
2. Ibu : Ety Nurhayati
3. Alamat : Jl. H.Gandun GG.Swadaya No. 46
RT.006/08 Kel. Lebak Bulus, Kec. Cilandak,
Jakarta
4. Anak ke dari : 1 dari 2 bersaudara
viii
THE INFLUENCE OF COMPENSATION EXECUTIVE AND CHARACTER
EXECUTIVE ON THE TAX AVOIDANCE
By: Dimas Aji Saputro
ABSTRACT
This study examined the influence of executive compensation and
executive character on the tax avoidance. Sample of this research was property,
real estate and building construction industry which is listed in Indonesian Stock
Exchanges during 2011-2015. This research used purposive sampling method, the
number of property, real estate and building construction that were became 26
companies with 5 years observation. Hypothesis in these research were tested by
multiple regression model.
The result of this research showed that executive character influenced the
tax avoidance. In the other hand that executive compensation didn’t influence the
tax avoidance.
Keywords: executive compensation, executive character and tax avoidance
ix
PENGARUH KOMPENSASI EKSEKUTIF DAN KARAKTER
EKSEKUTIF TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
Oleh: Dimas Aji Saputro
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh kompensasi eksekutif dan karakter eksekutif
terhadap penghindaran pajak. Penelitian ini menggunakan sampel sektor industri
property, real estate dan building construction yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama 2011-2015. Metode sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling, jumlah perusahaan yang dijadikan
sampel perusahaan ini adalah 26 perusahaan dengan pengamatan selama 5 tahun.
Pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakter eksekutif berpengaruh
terhadap penghindaran pajak. Sedangkan kompensasi eksekutif tidak berpengaruh
terhadap penghindaran pajak.
Kata kunci: kompensasi eksekutif, karakter eksekutif, dan penghindaran pajak
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini yang berjudul “Pengaruh Kompensasi Eksekutif dan Karakter
Eksekutif terhadap Penghindaran Pajak”. Shalawat serta salam
senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW,
Sang Teladan yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
Alhamdulillah penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah
menganugerahkannya. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1 . Kedua orang tuaku tercinta ibu Ety Nurhayati dan bapak Sutaryo
yang selalu memberikan kasih sayang, bimbingan, dukungan serta
do’a dan perhatian yang tidak dapat tergantikan dengan apapun.
2 . Adikku tersayang Sarah Lusiane Ramadhani yang selalu menjadi
penyemangat dalam menyelesaikan pendidikan tingkat S1 ini.
3 . Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4 . Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5 . Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekertaris
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6 . Ibu Yulianti, SE., M.Si. selaku dosen Pembimbing Skripsi I, terima
kasih atas waktu, bimbingan dan nasihat yang telah diberikan, serta
segala kebaikan dan ketulusan yang telah Ibu berikan kepada penulis.
xi
7 . Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama
masa perkuliahan.
8 . Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi
dan lain-lain.
9 . Sahabat-sahabat terdekatku, BER14: Mala, Ridho, Leo, Fadil, Nala,
Indah, Isna, Dahus, Awa, Desan, Amel, Husnul dan Saefudin,
terimakasih atas doa, dukungan, nasihat, motivasi, serta canda
tawanya selama ini. Semoga ikatan silaturahmi kita akan terus terjalin.
1 0 . Keluarga besar Akuntansi C 2010, terimakasih atas kenangan, doa dan
semangatnya selama ini.
1 1 . Teman-teman seperjuangan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2010, terima kasih atas doa dan semangatnya
selama ini.
1 2 . Seluruh pihak yang turut berperan dalam penelitian ini namun tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, April 2017
(Dimas Aji Saputro)
xii
DAFTAR ISI
Keterangan Halaman
COVER ............................................................................................ i
COVER DALAM ............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAAN SKRIPSI ........................................ iii
LEMBAR PENGESAHAAN UJIAN KOMPREHENSIF ........... iv
LEMBAR PENGESAHAAN UJIAN SKRIPSI ............................ v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................ vii
ABSTRACT ....................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ............................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Perumusan Masalah.............................................................. 10
xiii
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ....................................................................
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................
12
A. Teori yang berkenaan dengan variabel yang diambil ......
12
1. Teori Agensi ........................................................................ 12
2. Penghindaran Pajak ............................................................ 15
3. Kompensasi Eksekutif ......................................................... 19
4. Karakter Eksekutif............................................................... 23
B. Penelitian Terdahulu............................................................... 24
C. Kerangka Pemikiran .................................................................
28
D. Hipotesis ....................................................................................
29
1. Pengaruh Kompensasi Eksekutif terhadap Penghindaran
Pajak....................................................................................
29
2. Pengaruh Karakter Eksekutif terhadap Penghindaran
Pajak....................................................................................
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................
32
A. Ruang Lingkup Penelitian.........................................................
32
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................
32
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 33
D. Metode Analisis Data ................................................................
33
1. Statistik Deskriptif ...........................................................
34
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................
34
xiv
a. Uji Normalitas ...........................................................
34
b. Uji Multikolonieritas ................................................
35
c. Uji Heterokedastisitas ..............................................
35
d. Uji Autokorelasi .......................................................
36
3. Koefisien Determinasi (R2) ..............................................
37
4. Uji Hipotesis.....................................................................
37
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ..............................
38
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ...........
38
5. Uji Regresi Berganda.........................................................
39
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian…………………….. ......
40
1. Variabel Independen.........................................................
40
a. Kompensasi Eksekutif..................................................
40
b. Karakter Eksekutif.........................................................
41
2. Variabel Dependen..........................................................
41
a. Penghindaran Pajak......................................................
42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 43
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .......................
43
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ...........................................
46
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ..........................................
46
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................
48
xv
a. Hasil Uji Normalitas ................................................
48
1. Hasil Uji Normalitas Secara Grafik .....................
50
2. Hasil Uji Normalitas Secara Statistik...................
51
b. Hasil Uji Multikolonieritas ......................................
52
c. Hasil Uji Heterokedastisitas ......................................
53
1. Uji Heteroskedastisitas scatterplot diagram..........
53
d. Hasil Uji Autokorelasi ……………………………
54
3. Koefisien Determinasi (R2)..............................................
55
4. Hasil Uji Hipotesis .........................................................
56
a. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji F)...........................
56
b. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ………………
57
5. Pembahasan .....................................................................
59
BAB V PENUTUP ...................................................................................
61
A. Kesimpulan ..............................................................................
61
B. Saran ........................................................................................
62
Daftar Pustaka .....................................................................................
63
Lampiran-lampiran ..................................................................................
67
xvi
Daftar Tabel
No Keterangan Hala
man
2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .....................................................
25
3.1
Kriteria Autokorelasi Durbin-Watson (D-W) .................................
36
3.2
Operasional Variabel Penelitian …………………………………..
42
4.1
Kriteria Sampel ...............................................................................
43
4.2
Daftar Nama Perusahaan ..................................................................
44
4.3
Daftar Nama Perusahaan di Outlier ..................................................
44
4.4
Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................................................
46
4.5
Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov Sebelum Outlier................................
49
4.6
Hasil Uji One Sampel Kolmogrov-Smirnov .....................................
51
4.7
Hasil Uji Multikolonieritas ...............................................................
52
4.7
Hasil Uji Multikolonieritas ...............................................................
52
4.8
Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson..............................................
54
4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi .......................................................
55
4.10
Hasil Uji Statistik F............................................................................
56
4.11
Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda.........................................
57
xvii
Daftar Gambar
No
2.1
Keterangan Hala
Model Pemikiran ............................................................................
man
28
4.1
Hasil Uji Scatterplot Sebelum Outlier............................................
48
4.2
Hasil Uji Normalitas Data...............................................................
50
4.3
Hasil Uji Heteroskedasititas ...........................................................
53
xviii
Daftar Lampiran
No. Keterangan Halaman
1. Data Sampel ........................................................................ 67
2. Hasil Output SPSS .............................................................. 85
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan unsur penting bagi suatu negara. Tidak hanya
sebagai wujud kepatuhan terhadap negara, pajak juga merupakan sumber
penerimaan negara yang sangat strategis dan sangat diandalkan. Oleh
karena itu, negara selalu berupaya untuk mengoptimalkan penerimaan di
sektor pajak. Namun berbeda dengan negara, perusahaan sebagai wajib
pajak menempatkan pajak sebagai suatu beban. Perusahaan sebagai wajib
pajak akan berusaha untuk memaksimalkan laba melalui berbagai macam
efisiensi beban, termasuk beban pajak. Dalam upaya efisiensi beban pajak,
banyak perusahaan melakukan penghindaran pajak. Beban pajak dihitung
berdasarkan tarif pajak dikali dengan laba perusahaan. Laba perusahaan
menurut PSAK 46 dibagi menjadi laba akuntansi dan laba fiskal.
Perbedaan perhitungan laba akuntansi yang terdapat dalam laporan
keuangan dengan laba fiskal yang dihitung menurut peraturan perpajakan
merupakan celah yang dapat dimanfaatkan untuk menghindari
pembayaran pajak (Hanafi dan Harto, 2014).
Penghindaran pajak didefinisikan sebagai setiap usaha yang
dilakukan untuk mengurangi beban pajak. Penghindaran pajak adalah
salah satu cara untuk memperbesar keuntungan perusahaan yang
diharapkan oleh pemegang saham, namun pelaksanaannya dilakukan oleh
manajer (Desai dan Dharmapala, 2006). Oleh sebab itu, penghindaran
2
pajak perusahaan membuka peluang bagi manajer untuk bersikap
oportunis dengan melakukan penghindaran pajak untuk tujuan keuntungan
jangka pendek, tidak untuk keuntungan jangka panjang yang diharapkan
oleh pemegang saham (Minnick dan Noga, 2010 dalam Puspita dan
Harto, 2014).
Xynas (2011) membedakan definisi antara penghindaran pajak (tax
avoidance) dan penggelapan pajak (tax evasion). Menurut Xynas (2011),
penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan suatu usaha untuk
mengurangi hutang pajak yang bersifat legal (lawful), sedangkan
penggelapan pajak (tax evasion) adalah usaha untuk mengurangi hutang
pajak yang bersifat tidak legal (unlawful) (Hanafi dan Harto, 2014).
Menurut Budiman dan Setiyono (2012), Persoalan penghindaran
pajak merupakan persoalan yang rumit dan unik. Di satu sisi
diperbolehkan akan tetapi disisi lain penghindaran pajak tidak diinginkan.
Di indonesia telah dibuat berbagai aturan guna mencegah adanya
penghindaran pajak. Salah satunya adalah terkait transfer pricing, yaitu
tentang prinsip kewajaran dan kelaziman dalam transaksi antara wajib
pajak dengan pihak yang mempunyai hubungan yang istimewa (Perdirjen
No. PER-43/PJ/2010, 2010).
Banyak kasus yang terjadi tentang penghindaran pajak yang
dilakukan oleh perusahaan. Upaya penghindaran pajak banyak terjadi pada
perusahaan global di berbagai negara di dunia. Pada Negara Uni Eropa
sendiri diperkirakan penghindaran pajak merugikan keuangan anggota Uni
3
Eropa sekitar 1 triliun euro atau Rp 12.000 triliun di tahun 2012.
Pengalaman Inggris menggambarkan penghindaran pajak dilakukan secara
terstruktur. Akhir tahun 2012, badan pajak Inggris HMRC (HM Revenue
and Customs) menisik pelaporan pajak 4 perusahaan global.
Pertama, kasus franchisor kedai kopi asal Amerika Serikat (AS).
Parlemen Inggris menyoroti laporan keuangan franchisor yang
menyatakan rugi sebesar 112 juta pounds selama tahun 2008-2010 dan
tidak membayar pajak PPh (pajak penghasilan) badan pada 2011. Dalam
laporan ke investor, franchisor menyatakan omzet selama 2008-2010,
senilai 1,2 milyar pounds (Rp 18 triliun). Modus franchisor ini dengan
membuat laporan keuangan seolah rugi dengan tiga cara yaitu:
1. Membayar royalti offshore licensing atas desain, resep dan logo ke
cabangnya di Belanda.
2. Membayar bunga utang sangat tinggi, di mana utang tersebut justru
digunakan untuk ekspansi kedai kopi di negara lain.
3. Membeli bahan baku dari cabangnya di Swiss. Walaupun pengiriman
barang langsung dari negara produsen, dan tidak masuk ke Swiss.
Kasus kedua yaitu laporan pajak perusahaan internet search engine
kakap berbasis di AS. Perusahaan ini meraih pendapatan di Inggris 398
juta pounds pada tahun 2011, tapi hanya membayar pajak 6 juta pounds.
Keuntungan perusahaan cabang Inggris kemudian ditransfer ke cabang di
Irlandia, Belanda dan berakhir di Bermuda. Negara Bermuda adalah tax
havens country yang tidak memungut PPh badan.
4
Kasus ketiga, pajak bonus karyawan investment banking dari AS.
Agar pembayaran bonus ini tidak terdeteksi, karyawan investment banking
cabang Inggris diminta mengajukan permohonan pinjaman lunak ke
investment banking cabang AS. Dengan dalih pinjaman lunak, karyawan
investment banking cabang Inggris tidak harus membayar pajak
penghasilan. Atas kecurangan ini, investment banking cabang Inggris
harus membayar denda 500 juta pounds (Rp 7,5 triliun).
Kasus keempat, skandal bunga pinjaman Perusahaan Air Minum
(PAM) swasta Inggris. PAM ini meminjam dari induknya di Hongkong
yang mengeluarkan eurobond melalui tax havens countries di Channel
Islands dan Cayman Island. Anak usaha di Inggris meminjam dari
induknya lebih dari 1 milyar pounds (Rp 15 triliun) dengan suku bunga 11
persen atau sekitar Rp 1,65 triliun per tahun.
Menurut aturan Inggris, pembayaran bunga ke luar negeri dipotong
pajak 20 persen, kecuali pinjaman obligasi eurobond. Dengan meminjam
eurobond di Channel Islands dan Cayman Island, PAM swasta
"menghemat" pajak bunga pinjaman 20 persen dari Rp 1,65 triliun atau
sekitar Rp 330 milyar (22 juta pounds).
Padahal secara akumulasi pembayaran bunga pinjaman perusahaan
air minum di Inggris setahun sebesar 2,1 milyar pounds. Dengan pajak
bunga 20 persen, kerugian Inggris dari penghindaran pajak bunga senilai
420 juta pounds atau sekitar Rp 6,3 triliun.
5
Penghindaran pajak lazim dilakukan perusahaan global di berbagai
negara. Modusnya usang tapi selalu berhasil. Modus pertama, pembayaran
biaya manajemen royalti atas HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) atas
logo dan merek kepada perusahaan induk. Peningkatan royalti akan
meningkatkan biaya yang pada akhirnya mengurangi laba bersih sehingga
PPh badan juga turun. Jika tarif tax treaty untuk pajak royalti hanya 10
persen dan tarif PPh badan adalah 25 persen, maka Indonesia kehilangan
15 persen PPh.
Modus kedua, pembelian bahan baku dari perusahaan satu grup.
Pembelian bahan baku dilakukan dengan harga mahal dari perusahaan se-
grup yang berdiri di negara bertarif pajak rendah.
Modus ketiga, berutang atau menjual obligasi kepada afiliasi
perusahaan induk dan membayar kembali cicilan dengan bunga sangat
tinggi. Tingkat suku bunga tinggi ini adalah dividen terselubung ke
perusahaan induk.
Modus keempat, menggeser biaya usaha (termasuk gaji pegawai
headquarters) ke negara bertarif pajak tinggi (cost center) seperti Inggris
dan mengalihkan profit ke negara bertarif pajak rendah (profit center)
seperti Bermuda. Dengan demikian keuntungan perusahaan terlihat kecil
dan tidak perlu membayar pajak perusahaan.
Modus kelima, menarik dividen lebih besar dengan menyamarkan
biaya royalti dan jasa manajemen untuk menghindari pajak perusahaan.
Modus terakhir dengan mengecilkan omzet penjualan. Perusahaan menjual
6
rugi barang ke cabang perusahaan di negara bertarif pajak rendah,
sehingga penjualan ekspor terlihat merugi. Kemudian dari cabang tersebut,
barang dijual dengan harga normal ke konsumen akhir.
Sementara itu di Indonesia sendiri, Mantan Menteri Keuangan
Agus Martowardojo sebelum melepas jabatannya mengatakan, terdapat
tren profit shifting atau pemindahan keuntungan yang marak dilakukan
kalangan pengusaha di Indonesia. Perusahaan-perusahaan multinasional
corporation di Indonesia, banyak sekali yang melakukan praktik profit
shifting. Sehingga membayar pajak di bawah yang seharusnya dibayar
oleh mereka (Suryana, 2013).
Untuk kasus di Indonesia, Kepala Kantor Wilayah Direktorat
Jendral Pajak (Kakanwil Ditjen Pajak Sumut) I Medan Harta Indra Tarigan
mengungkapkan, Ditjen Pajak menemukan tujuh modus yang dilakukan
para pengembang properti menghindari pajak Pertama, penggunaan harga
di bawah harga jual sebenarnya dalam menghitung Dasar Pengenaan Pajak
(DPP). Kedua, tidak mendaftarkan diri menjadi Pengusaha Kena Pajak
(PKP) namun menagih Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Ketiga, tidak
melaporkan seluruh penjualan, Keempat, tidak memotong dan memungut
Pajak Penghasilan (PPh). Kelima, mengkreditkan pajak masukan secara
tidak sah. Keenam, penghindaran PPn-Barang Mewah dan PPh Pasal 22
atas hunian mewah. Ketujuh, menjual tanah dan bangunan, namun yang
dilaporkan hanya penjualan tanah. Harta Indra membeberkan satu kasus
penghindaran pajak yang ditemukan pihaknya saat bertugas di Kanwil
7
Pajak Sumut II Pematangsiantar. Disebutkannya, selain sanksinya sangat
berat di antaranya denda mencapai 400%, proses penyelesaiannya rumit
dan lama (Siregar, 2013).
Penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan bukan
merupakan suatu kebetulan. Keputusan untuk melakukan penghindaran
merupakan hasil kebijakan perusahaan. Secara langsung, individu yang
terlibat dalam pembuatan keputusan pajak adalah direktur pajak dan juga
konsultan pajak perusahaan. Namun eksekutif (direktur utama atau
presiden direktur) sebagai pimpinan perusahaan secara langsung ataupun
tidak langsung juga memiliki pengaruh terhadap segala keputusan yang
terjadi dalam perusahaan, termasuk keputusan penghindaran pajak
perusahaan (Hanafi dan Harto, 2014).
Perusahaan yang melakukan penghindaran pajak tentu saja juga
melalui kebijakan yang diambil oleh pemimpin perusahaan itu sendiri.
Pemimpin perusahaan biasanya memiliki dua karakter yaitu, risk taker dan
risk averse. Pemimpin perusahaan yang memiliki karakter risk taker dan
risk averse tercermin pada besar kecilnya risiko perusahaan yang ada
(Budiman, 2012).
Risiko perusahaan merupakan volatilitas earning perusahaan, yang
bisa diukur dengan rumus deviasi standar. Dengan demikian dapat
dimaknai bahwa risiko perusahaan (corporate risk) merupakan
penyimpangan atau deviasi standar dari earning baik penyimpangan itu
bersifat kurang dari yang direncanakan (downside risk) atau lebih dari
8
yang direncanakan (upset potensial), semakin besar deviasi standar
earning perusahaan mengindikasikan semakin besar pula risiko
perusahaan yang ada (Paligovora, 2010).
Menurut Coles, Daniel, Naveen D, Naveen dan Lalitha (2004)
menyatakan bahwa risiko perusahaan (corporate risk) merupakan cermin
dari policy yang diambil oleh pemimpin perusahaan. Policy yang diambil
pimpinan perusahaan bisa mengindikasikan apakah mereka memiliki
karakter risk taking atau risk averse. Semakin tinggi corporate risk maka
eksekutif semakin memiliki karakter risk taker, demikian juga semakin
rendah corporate risk maka eksekutif akan memiliki karakter risk
averse. Terkait dengan karakter eksekutif, Lewellen (2003) menyebutkan
bahwa karakter eksekutif yang risk taker lebih berani membuat keputusan
melakukan pembiayaan hutang, mereka memiliki informasi yang lengkap
tentang biaya dan manfaat hutang tersebut.
Eksekutif sebagai seorang individu memiliki karakteristik yang
akan mempengaruhinya dalam membuat suatu keputusan. Karakteristik
setiap eksekutif tentu berbeda antara satu dengan yang lain. Berbagai
faktor dapat membentuk karakteristik eksekutif. Sehingga, karakter
eksekutif dianggap faktor penting yang dapat mempengaruhi kebijakan
yang akan diambil oleh eksekutif (Hanafi dan Harto, 2014).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian ini karena penelitian terkait penghindaran pajak masih menarik
untuk diteliti secara ilmiah dan hasil penelitan ini masih beragam.
9
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Hanafi dan Harto (2014). Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya, peneliti menambahkan tambahan jangka waktu
penelitian. Peneliti sebelumnya menggunakan data tahun 2010-2012.
Populasi dan sampel penelitian sebelumnya adalah penelitian ini
menggunakan sektor industri property, real estate dan building
construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan peneliti
juda sama menggunakan sektor industri property, real estate dan building
construction namun periode objeknya ditambah menjadi antara tahun
2011-2015 karena pada saat ini sektor industri property, real estate dan
building construction tidak membuat penerimaan negara dari pajak
property mengalami kenaikan. Menurut uji silang data Real Estate
Indonesia (REI) yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak pada tahun
2011-2012, terdapat potensi pajak penghasilan sebesar Rp 30 triliun. Akan
tetapi setoran pajak dari sektor property pada tahun tersebut hanya sekitar
Rp 9 triliun. Pertumbuhan sektor property, real estate dan building
construction juga mengalami peningkatan, yaitu 29% pada tahun 2010
meningkat menjadi 32% pada tahun 2011 dan 51% pada tahun 2012.
Namun pertumbuhan tersebut tidak diikuti meningkatnya effective taxes
rate. Effective taxes rate sebesar 29% pada tahun 2010 menurun menjadi
27% pada tahun 2012 (Hanafi dan Harto, 2014). Alasan peneliti
menggunakan tambahan jangka waktu penelitian karena ingin mengetahui
10
seberapa besar pengaruh variabel tersebut jika ditambah jangka waktu
penelitiannya.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Kompensasi Eksekutif dan
Karakter Eksekutif terhadap Penghindaran Pajak” (Studi pada
Perusahaan Property, Real Estate, dan Building Construction yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015).
Peneliti menggunakan variabel independen dan dependen pada
penelitian kali ini. Variabel yang digunakan adalah kompensasi eksekutif
dan karakter eksekutif sebagai variabel independennya dan variabel
penghindaran pajak sebagai variabel dependennya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan
yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kompensasi eksekutif berpengaruh terhadap penghindaran
pajak?
2. Apakah karakter eksekutif berpengaruh terhadap penghindaran pajak?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris tentang:
a. Pengaruh kompensasi eksekutif terhadap penghindaran pajak.
b. Pengaruh karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak.
11
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian ini, peneliti menilai bahwa penelitian ini
akan bermanfaat bagi, antara lain:
a. Bagi Masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
tambahan referensi ilmu dalam memahami tentang perpajakan.
b. Bagi Peneliti berikutnya, berguna sebagai salah satu acuan untuk
melakukan penelitan berikutnya.
c. Bagi Mahasiswa Akuntansi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi tambahan ilmu dan dapat menjadi salah satu acuan untuk
melakukan penelitian berikutnya dimasa depan.
d. Bagi Perusahaan, penelitian ini menjadi tambahan pertimbangan pihak
manajemen dalam melakukan penghindaran pajak yang benar dan
efisien tanpa melanggar undang-undang perpajakan yang berlaku,
sehingga dapat lebih efisien dalam masalah pajak perusahaan di masa
mendatang.
e. Bagi Pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan
informasi tentang penghindaran pajak.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang berkenaan dengan variabel yang diambil
1. Teori Agensi
Teori agensi mengasumsikan bahwa masing-masing pihak
yakni pemegang saham dan agen memiliki motivasi untuk
memenuhi kepentingan dirinya sendiri dimana motivasi pemegang
saham adalah untuk terus meningkatkan profitabilitas perusahaan,
sedangkan agen termotivasi untuk dapat memenuhi kebutuhan
ekonomi dan psikologisnya melalui investasi, pinjaman dan
kontrak kompensasi. Tetapi, pemegang saham belum tentu dapat
menjamin bahwa agen tidak akan mengambil keuntungan yang
dapat merugikan pemegang saham. Pada kondisi ini, muncul
konflik keagenan antara pemegang saham dan agen. Terdapat tiga
konflik kepentingan antara principle dengan agent, yaitu (1) antara
stakeholders dan manajer, (2) antara stakeholders dan debtholders,
dan (3) antara stakeholders, debtholders, dan manajer (Suparlan
dan Andyani, 2010).
Teori agensi menyatakan adanya asimetri informasi antara
manajer (agent) dengan pemegang saham karena manajer lebih
mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa
yang akan datang dibandingkan dengan pemegang saham dan
13
Stakeholder lainnya (Kurniasih dan Sari, 2013). Rahmawati
(2008) dalam Kurniasih dan Sari (2013) menyatakan bahwa
laporan keuangan yang disampaikan kepada stakeholder dapat
diminimalkan asimetri informasi yang terjadi. Oleh karena itu
laporan keuangan menjadi jembatan penghubung informasi antara
pihak manajemen (agent) dengan pemegang saham, kreditur, dan
stakeholder lainya.
Problem keagenan (agency problem) antara pemegang
saham (pemilik perusahaan) dengan manajer potensial terjadi bila
manajemen tidak memiliki saham mayoritas perusahaan.
Pemegang saham tentu menginginkan manajer bekerja dengan
tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, tetapi
memaksimumkan kemakmuran sendiri. Terjadilah conflic of
interest. Untuk meyakinkan bahwa manajer bekerja sungguh-
sungguh untuk kepentingan pemegang saham, pemegang saham
harus mengeluarkan biaya yang disebut agency cost (Atmaja,
2008). Adanya konflik kepentingan dalam kepemilikan dapat
menimbulkan biaya agensi (agency cost), yakni biaya yang
dikeluarkan agar pihak yang diberikan wewenang dapat bertindak
sesuai keinginan pemilik (Bezooyen, 2002 dalam Atmaja, 2008).
Biaya-biaya agensi misalnya sebagai berikut:
1) Pengeluaran untuk melakukan pengawasan (monitoring cost),
biaya yang dikeluarkan oleh pemilik untuk mencegah agar
14
tindakan manajer tetap sesuai dengan kepentingannya.
2) Biaya yang dikeluarkan untuk menjamin agar manajer
tidak mengambil keuntungan dan fasilitas yang diberikan
(bonding cost).
3) Biaya yang dikeluarkan pemilik untuk mengembalikan citra
perusahaan dan kesan yang buruk karena tidak tercapainya
dua tujuan tersebut.
Konflik kepentingan selalu muncul kalau dua pihak
mempunyai kepentingan yang berbeda (Irving, 2003 dalam
Moeljadi, 2006). Perbedaan tersebut harus dikurangi agar biaya
yang dikeluarkan akibat pengelolaan konflik lebih rendah. Dengan
demikian akan diperoleh keuntungan sebagai berikut:
1) Dapat menjamin kepada pemberi tugas untuk mendapatkan
manfaat yang besar bagi organisasi.
2) Dapat lebih mengonsentrasikan langkahnya pada program-
program yang lebih konkret.
3) Dapat menaikkan nilai perusahaan secara total.
Konflik agensi tersebut harus diminimalkan dengan
berbagai langkah startegis, tujuannya agar nilai perusahaan
menjadi lebih tinggi. Nilai perusahaan yang lebih tinggi sangat
diinginkan oleh keduanya, yakni pemilik dan manajer (Moeljadi,
2006).
Teori agensi dalam hubungannya dengan penghindaran pajak,
15
para pemegang saham menginginkan manajemen mengatur laporan
keuangan yang menguntungkan pemegang saham, sehingga
manajemen melakukan cara dengan mengatur laba yang besar
dengan beban pajak yang sekecil-kecilnya, sehingga cara
penghindaran pajak yang dilakukan oleh manajemen dalam
mengatur laporan keuangannya. Alokasi yang harusnya dibebankan
untuk membayar pajak tidak dibayarkan seluruhnya karena
manajemen mengatur pajaknya lebih rendah dari seharusnya
alokasi yang sisa tersebut akan menjadi keuntungan bagi
perusahaan.
2. Penghindaran Pajak
Upaya manajemen perusahaan untuk memperoleh laba
yang diharapkannya melalui penerapan manajemen pajak salah
satunya adalah melalui penghindaran pajak (tax avoidance), yaitu
mengurangi jumlah pajak dengan cara yang yang tidak melanggar
peraturan perundang-undangan perpajakan. Penghindaran pajak
dapat juga didefinisikan sebagai suatu bagian dari strategi
manajemen pajak yang tidak dilarang dalam undang-undang pajak.
Menurut (Rego, 2003) penghindaran pajak sebagai penggunaan
metode perencanaan pajak untuk secara legal mengurangi pajak
penghasilan yang dibayarkan.
Namun, (Desai and Dharmapala, 2006) melihat
penghindaran pajak sebagai penyalahgunaan tax shelters.
16
Penghindaran pajak yang dilakukan secara ilegal adalah tax
evasion atau dapat juga dianggap penggelapan pajak, yaitu
melakukan penghindaran pajak yang tidak diperbolehkan dalam
peraturan perundang-undangan perpajakan. Perbedaan tax
avoidance dan tax evasion adalah bahwa tax evasion adalah ilegal,
yang terdiri dari pelanggaran yang disengaja atau pengelakan
peraturan pajak yang berlaku untuk meminimalkan kewajiban
pajak. Tax avoidance merupakan penghindaran pajak yang tidak
ilegal, yaitu tindakan mengambil keuntungan pada kesempatan
yang ada dalam peraturan perpajakan untuk mengurangi kewajiban
pajak.
Menurut Kurniasih dan Sari (2013) tax avoidance
merupakan pengaturan untuk meminimumkan atau menghilangkan
beban pajak dengan mempertimbangkan akibat pajak yang
ditimbulkannya. Tax avoidance bukan melanggar undang-undang
perpajakan karena usaha wajib pajak untuk mengurangi,
menghindari, meminimumkan atau meringankan beban pajak
dilakukan dengan cara yang dimungkinkan oleh Undang-Undang
Pajak. Adapun cara tersebut menurut Merks (2007) dalam
Kurniasih dan Sari (2013) adalah:
a) Memindahkan subjek pajak atau objek pajak ke negara-
negara yang memberikan perlakuan pajak khusus atau
keringanan pajak (tax haven country) atas suatu jenis
17
penghasilan (substantive tax planning).
b) Usaha penghindaran pajak dengan mempertahankan
substansi ekonomi dari transaksi melalui pemilihan formal
yang memberikan beban pajak yang paling rendah (formal tax
planning).
c) Ketentuan anti avoidance atas transaksi transfer
pricing, thin capitalization, treaty shopping, dan controlled
foreign corporation (specific anti avoidance rule); serta
transaksi yang tidak mempunyai substansi bisnis (general anti
avoidance rule).
Sedangkan menurut Annisa dan Lulus (2012) meminimalkan
beban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari yang
masih berada dalam bingkai peraturan perpajakan. Upaya
meminimalkan pajak secara terencana sering disebut perencanaan
pajak (tax planning). Umumnya perencanaan pajak merujuk pada
proses merekayasa usaha dan Wajib Pajak (WP) supaya utang
pajak berada dalam jumlah minimal tetapi masih dalam bingkai
peraturan perpajakan.
Penelitian Annisa dan Lulus (2012) memaparkan beberapa
faktor yang memotivasi Wajib Pajak (WP) untuk melakukan pajak
secara ilegal, antara lain:
a. Jumlah pajak yang harus dibayar. Besarnya jumlah pajak yang
harus dibayar oleh wajib pajak, semakin besar pajak yang harus
18
dibayar, semakin besar pula kecenderungan wajib pajak untuk
melakukan pelanggaran.
b. Biaya untuk menyuap fiskus, semakin kecil biaya untuk
menyuap fiskus, semakin besar kecenderungan wajib pajak
untuk melakukan pelanggaran.
c. Kemungkinan untuk terdeteksi, semakin kecil kemungkinan
suatu pelanggaran terdeteksi maka semakin besar
kecenderungan wajib pajak untuk melakukan pelanggaran.
d. Besar sanksi, semakin ringan sanksi yang dikenakan
terhadap pelanggar, maka semakin besar pula kecenderungan
wajib pajak untuk melakukan pelanggaran.
Dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat
dilakukan melalui pihak manajemen pajak. Meminimumkan
kewajiban pajak dengan berbagai cara, baik yang masih
memenuhi ketentuan perpajakan maupun yang melanggar
ketentuan perpajakan. Istilah yang sering digunakan adalah tax
evasion dan tax avoidance (Annisa dan Lulus, 2012). Dalam buku
akuntansi perpajakan Sophar Lumbantoruan menjelaskan
definisi tax evasion dan tax avoidance. Tax evasion adalah
penghindaran pajak dengan melanggar ketentuan peraturan
perpajakan. Sedangkan tax avoidance adalah penghindaran pajak
dengan mengikuti peraturan yang ada.
19
3. Kompensasi Eksekutif
Eksekutif secara individu telah terbukti menentukan tingkat
pengambilan keputusan penghindaran pajak perusahaan (Dyreng et
al., 2008), sehingga pemegang saham berupaya memberi insentif
kepada eksekutif agar bertindak untuk memaksimalkan nilai
pemegang saham. Kompensasi akan mengurangi biaya agensi yang
dikeluarkan perusahaan, karena hubungan yang kuat antara
pembayaran dan kinerja (pay and performance) dapat mengurangi
biaya yang berhubungan dengan pengawasan pemegang saham
(Cheffins dalam Solomon, 2007) dan mempengaruhi eksekutif agar
bertindak sesuai kepentingan pemegang saham.
Jika pemegang saham memandang insentif akan
mengurangi biaya agensi, stakeholder yang lain justru memandang
negatif. Misalnya reformasi kebijakan remunerasi eksekutif di
Inggris, dimotivasi oleh media dan politik, bukannya oleh
perusahaan. Hal ini mungkin disebabkan kenaikan insentif bagi
manajer tampaknya membuat pandangan publik yang buruk
(Thompson dalam Solomon, 2007). Jika perusahaan mengingat
reputasi dan kelangsungan bisnisnya di masa depan, maka
perusahaan akan mempertimbangkan besaran kompensasi yang
diberikan untuk manajer.
Standar kompensasi untuk eksekutif di Indonesia tidak
memiliki standar yang baku. Besaran dan cara penghitungannya
20
dapat bervariasi antar perusahaan. Rata-rata kompensasi bagi
perusahaan di Indonesia mencakup gaji atau honorarium,
tunjangan, dan bonus atau tantiem. Gaji atau honorarium dan
tunjangan bersifat tetap yang besarnya ditentukan oleh ketetapan
perusahaan. Sedangkan bonus atau tantiem merupakan pembagian
dari kekayaan perusahaan untuk memotivasi manajer atau
karyawannya. Dasar penetapannya bervariasi, antara lain: dihitung
atas dasar laba bersih tahun sebelumnya; diberikan jika realisasi
laba, volume produksi, atau penjualan berada di atas anggaran
yang ditetapkan RUPS; diberikan atas dasar laba sebelum pajak;
atau didasarkan atas kenaikan profitabilitas dari tahun sebelumnya.
Untuk perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
diatur dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Tahun 2009 tentang “Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi,
Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik
Negara”. Yang menyebutkan bahwa Persero dapat membagikan
tantiem kepada Direksi dan Dewan Komisaris, dalam hal Persero
mengalami peningkatan kinerja meskipun masih mengalami
kerugian dalam tahun buku yang bersangkutan atau akumulasi
kerugian dari tahun buku sebelumnya. Karena adanya variasi
tersebut, bonus plan hypothesis mungkin tidak dapat diterapkan
bagi seluruh perusahaan.
21
Bonus plan hypothesis menyatakan bahwa manajer dalam
perusahaan dengan pemberian bonus, cenderung memilih prosedur
akuntansi yang mempercepat laba dari periode yang akan datang
ke periode sekarang. Jika bonus dihitung berdasarkan laba
perusahaan, maka manajer berharap dengan menaikkan laba
periode sekarang, maka ia akan menerima bonus yang besar pada
periode sekarang. Hal ini tidak lain karena manajer
mempertimbangkan time value of money dari kompensasi yang
didapatnya.
Jika dasar penentuan bonus adalah laba sebelum pajak,
maka manajer akan cenderung untuk bertindak oportunis sesuai
dengan bonus plan hypothesis. Manajer akan berusaha untuk
mempercepat laba dari periode yang akan datang ke periode
sekarang, sehingga akan menaikkan pajak penghasilan periode
sekarang. Padahal salah satu cara penghindaran pajak adalah
menunda pembayaran pajak periode sekarang dengan
memanfaatkan beda temporer untuk mendapatkan time value of
money. Selain itu, manajer menjadi kurang termotivasi melakukan
penghematan pajak. Dalam kondisi seperti ini, dapat dikatakan
bahwa mekanisme tata kelola perusahaan kurang efektif dalam
mengontrol perilaku manajer, sehingga memiliki masalah agensi
lebih besar. Perusahaan yang memiliki masalah agensi lebih besar,
memberikan kompensasi lebih besar kepada eksekutifnya (Core et
22
al., 1999) dan mengurangi tingkat penghindaran pajak perusahaan
(Desai dan Dharmapala, 2006).
Lain halnya jika dasar penetapan bonus eksekutif adalah
laba setelah pajak. Gaertner (2011) menemukan bahwa terdapat
hubungan positif antara laba setelah pajak dan total kompensasi
CEO, yang mengindikasikan bahwa CEO yang diberi kompensasi
dengan dasar setelah pajak meminta adanya tambahan untuk
menanggung risiko tambahan. Selain itu, CEO yang diberi
kompensasi dengan dasar insentif setelah pajak memiliki hubungan
positif dengan penghindaran pajak (Gaertner, 2011). Hal ini
disebabkan manajer cenderung untuk melakukan penghindaran
pajak sehingga mendapatkan laba bersih yang besar. Dalam
kondisi ini, kepentingan manajer sama dengan kepentingan
pemegang saham. Pengaruh pemberian bonus dengan skema
seperti ini sama dengan pemberian opsi saham kepada manajer,
yang mengatasi masalah agensi. Skema ini sering disebut sebagai
kompensasi insentif, yang didesain oleh pemegang saham untuk
mengontrol manajer agar sesuai dengan kepentingannya. Skema
kompensasi insentif telah terbukti mempengaruhi kecenderungan
penghindaran pajak (Armstrong et al., 2013), dengan semakin
besar insentif yang diberikan untuk manajer maka semakin besar
penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan (Minnick dan
Noga, 2010 dalam Rego dan Wilson 2012).
23
Namun jika komponen kompensasi eksekutif hanya berupa
gaji dan tunjangan, maka hal ini tidak akan berpengaruh terhadap
kecenderungan manajer bertindak oportunis atau bertindak
memaksimalkan kepentingan pemegang saham. Bervariasinya
sistem penetapan kompensasi untuk masing-masing perusahaan,
dan ada kalanya tidak ada penjelasan mengenai cara penetapannya,
menjadi tantangan tersendiri bagi penelitian di Indonesia. Oleh
sebab itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa perusahaan di
Indonesia memiliki sistem kompensasi yang disamakan dengan
sistem perusahaan BUMN, yaitu terdiri dari gaji, tunjangan, dan
bonus yang diberikan berdasarkan kinerja.
4. Karakter Eksekutif
Eksekutif merupakan individu yang menempati sebuah
posisi penting dalam sebuah posisi dalam suatu kepemimpinan
dalam sebuah perusahaan atau suatu organisasi. Dalam
menjalankan tugasnya sebagai pimpinan perusahaan, eksekutif
memiliki dua karakter yakni sebagai risk taker dan risk averse.
Eksekutif yang memiliki karakter risk taker adalah eksekutif yang
lebih berani dalam mengambil keputusan bisnis, sedangkan
eksekutif yang memiliki karakter risk averse adalah eksekutif yang
cenderung tidak menyukai risiko sehingga kurang berani dalam
mengambil keputusan bisnis (Maccrimon dan Wehrung, 1990
dalam Budiman 2012).
24
Paligovora (2010) menyatakan risiko perusahaan
merupakan volatilitas earning perusahaan, yang bisa diukur
dengan rumus deviasi standar. Dengan demikian dapat dimaknai
bahwa risiko perusahaan merupakan penyimpangan atau deviasi
standar earning baik penyimpangan itu bersifat kurang dari yang
direncanakan (downside risk) atau mungkin lebih dari yang
direncanakan (upside potensial), semakin besar deviasi earning
perusahaan mengindikasikan semakin besar pula risiko
perusahaan yang ada. Tinggi rendahnya risiko perusahaan ini
mengindikasikan karakter eksekutif apakah termasuk risk taker
atau risk averse.
B. Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam
tabel 2.1
25
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Variabel
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Gusti Ayu
Pradnyanita
Dewi dan
Maria M.
Ratna Sari
(2015)
Pengaruh Insentif
Eksekutif,
Corporate Risk
Dan Corporate
Governance Pada
Tax Avoidance
Insentif Eksekutif dan
Tax Avoidance
Corporate Risk dan
Corporate Governance
Penelitian ini menunjukkan bahwa
insentif eksekutif, memiliki pengaruh
tidak signifikan terhadap
penghindaran pajak.
2 Umi Hanafi
dan Puji
Harto
(2014)
Analisis Pengaruh
Kompensasi
Eksekutif,
Kepemilikan
Saham Eksekutif
dan Preferensi
Risiko
Eksekutif
Terhadap
Penghindaran
Pajak Perusahaan
Pengaruh Kompensasi
Eksekutif,
Preferensi Risiko
Eksekutif dan
Penghindaran Pajak
Kepemilikan Saham
Eksekutif
Penelitian ini menunjukkan bahwa
kompensasi eksekutif, preferensi
risiko eksekutif bersama-sama
memiliki pengaruh signifikan
terhadap penghindaran pajak
perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
26
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Variabel
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
3 Ni Nyoman
Kristiana Dewi,
I Ketut Jati
(2014)
Pengaruh Karakter
Eksekutif,
Karakteristik
Perusahaan, dan
Dimensi Tata
Kelola Perusahaan
Yang Baik Pada
Tax Avoidance
Karakter Eksekutif dan
Tax Avoidance
Karakteristik Perusahaan
dan Dimensi Tata Kelola
Perusahaan
Penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel risiko perusahaan memiliki
pengaruh signifikan.
4 Puspita dan Harto (2014)
Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak
Kompensasi Eksekutif dan Penghindaran Pajak
Latar Belakang Keahlian Akuntansi, Komisaris Independen, dan Struktur Kepemilikan
Kompensasi Eksekutif tidak berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak
5 Christopher. S Amstrong, Jenniver L. Blouin, Alan D. Jagolinzer dan David F. Larcker (2013)
Corporate Governance,
Incentives and
Tax Avoidance.
CEO Incentive dan Tax Avoidance
Corporate Governance, Tax Aggresiveness dan FIN 48
Managerial incentive berpengaruh terhadap Tax Avoidance.
Bersambung pada halaman selanjutnya
27
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Variabel
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
6 Judi
Budiman
dan
Setiyono
(2012)
Pengaruh Karakter
Eksekutif
Terhadap
Penghindaran
Pajak (Tax
Avoidance)
Karakter Eksekutif dan
Penghindaran Pajak
Variabel control yaitu Sales Growth, Net Operating Loss, dan Leverage
Penelitian ini disimpulkan bahwa
karakter eksekutif berpengaruh
terhadap penghindaran pajak (tax
avoidance).
7 Armstrong,
et. al.,
(2012)
The
incentives
for tax
planning
Incentives for tax
planning dan Tax
Avoidance
Karakter Eksekutif
Incentive berpengaruh terhadap
penghindaran pajak
8 Rego dan
Wilson
(2008)
Executive
Compensation, Tax
Reporting
Aggressiveness,
and Future Firm
Performance
Executive
Compensation
Future Firm Performance Executive Compensation
berpengaruh terhadap penghindaran
pajak
28
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang yang telah
diidentifikasikan sebagai masalah penting. Adapun masalah penting dalam
penelitian ini adalah kompensasi eksekutif dan karakter eksekutif
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tax avoidance (penghindaran
pajak). Penelitian ini mengkaji kompensasi eksekutif (X1), karakter
eksekutif (X2), dan penghindaran pajak (Y). Kerangka berpikir dalam
penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1
Gambar 2.1
Model Pemikiran
Kompensasi
Eksekutif (Hanafi
dan Harto, 2014)
Karakter
Eksekutif
(Paligrova, 2010)
Penghindaran
Pajak
(Dyreng at al.,
2010)
29
D. Hipotesis
1. Kompensasi eksekutif terhadap penghindaran pajak
Teori kepatuhan pajak menyatakan bahwa pada dasarnya tidak ada
wajib pajak yang secara sukarela bersedia membayar pajak. Individu
akan melaksanakan sesuatu jika ia juga mendapatkan keuntungan dari
tindakan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, eksekutif sebagai
pemimpin operasional perusahaan akan bersedia membuat kebijakan
penghindaran pajak hanya jika ia juga mendapatkan keuntungan dari
tindakan tersebut. Untuk itu kompensasi tinggi kepada eksekutif adalah
salah satu cara terbaik sebagai upaya pelaksanaan efisiensi pajak
perusahaan. Hal tersebut karena eksekutif akan merasa diuntungkan
dengan menerima kompensasi yang lebih tinggi sehingga ia akan
meningkatkan kinerja perusahaan lebih baik lagi. Kinerja tersebut salah
satunya melalui upaya efisiensi pembayaran pajak (Hanafi dan Harto,
2014).
Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian Hanafi dan Harto
(2014), Armstrong et al (2012), dan Desai dan Dharmapala (2006)
bahwa kompensasi eksekutif berpengaruh terhadap penghindaran
pajak. Berdasarkan telaah literatur diatas dan hasil penelitian terdahulu,
maka hipotesis yang diajukan adalah
H1: Kompensasi eksekutif berpengaruh terhadap penghindaran pajak
30
2. Pengaruh karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak
Eksekutif yang memiliki preferensi risk taker memiliki keberanian
lebih dalam menentukan suatu kebijakan meskipun risikonya tinggi.
Namun, risk taker dengan keberaniannya juga dituntut untuk
menghasilkan cash flow yang lebih tinggi. Hal tersebut dilakukan untuk
menyeimbangkan risiko yang timbul atas keberaniannya mengambil
suatu tindakan atau keputusan. Di antara berbagai keputusan eksekutif,
terdapat keputusan penghindaran pajak perusahaan. Penghindaran
pajak yang dilakukan perusahaan akan mempengaruhi beban pajak
yang harus dibayarkan perusahaan menjadi lebih kecil. Implikasi dari
kecilnya beban pajak yang harus dibayar perusahaan akan menaikkan
cash flow perusahaan. (Hanafi dan Harto, 2014). Dewi dan Jati (2014)
menyatakan bahwa apabila eksekutif semakin bersifat risk taker maka
akan semakin besar tindakan tax avoidance. Besar kecilnya risiko
perusahaan mengindikasikan kecenderungan karakter eksekutif.
Tingkat risiko yang besar mengindikasikan bahwa pimpinan
perusahaan lebih bersifat risk taker yang lebih berani mengambil
risiko. Sebaliknya tingkat risiko yang kecil mengindikasikan bahwa
pimpinan perusahaan lebih bersifat risk averse yang cenderung untuk
menghindari risiko.
Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian Swingly dan Sukharta
(2015), Dewi dan Jati (2014), dan Budiman dan Setiyono (2012) bahwa
karakter eksekutif berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
31
Berdasarkan telaah literatur diatas dan hasil penelitian terdahulu, maka
hipotesis yang diajukan adalah
H2: Karakter eksekutif berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan kausalitas
yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh kompensasi eksekutif dan
karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak. Ruang lingkup yang
menjadi objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan property,
real estate, dan building construction yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2011 dan 2015.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel penelitian ini adalah seluruh perusahaan property, real
estate, dan building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2011 dan 2015. Metode pengambilan sampel penelitian ini
adalah nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling,
dimana anggota sampel yang dibentuk tersebut dapat mewakili sifat-sifat
populasi. Tujuan penggunaan metode purposive sampling adalah untuk
mendapatkan adalah untuk mendapatkan sampel yang representative
sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria-kriteria sampel dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Perusahaan property, real estate, dan building construction yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015.
33
2. Perusahaan property, real estate, dan building construction yang
menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah untuk
periode yang berakhir 31 Desember dan telah diaudit oleh auditor
independen pada periode pengamatan 2011-2015.
3. Perusahaan property, real estate, dan building construction yang
mengalami kerugian.
4. Laporan keuangan memiliki data yang dibutuhkan sesuai dengan
variabel penelitian ini.
C. Metode Pengumpulan Data
Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh
melalui metode dokumentasi. Metode dokumentasi ini dilakukan dengan
cara mengumpulkan Laporan Keuangan yang diperlukan berdasarkan
penjelasan sebelumnya. Data pendukung lainnya diperoleh dengan metode
studi pustaka dari jurnal-jurnal ilmiah serta literatur yang memuat
pembahasan berkaitan dengan penelitian ini. Data diperoleh dari
www.idx.co.id yang berupa Laporan Keuangan yang telah diaudit.
D. Metode Analisis Data
Penyelesaian penelitian ini menggunakan teknik analisis
kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menganalisis suatu
permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif dilakukan dengan
cara mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga menghasilkan
informasi yang dibutuhkan dalam analisis.Menganalisis data dan menguji
hipotesis yaitu dengan menggunakan statistk deskriptif, uji asumsi klasik
34
dan uji hipotesis dengan menggunakan bantuan perangkat lunak
Microsoft Excel 2016 dan SPSS (Statistical Package for Social
Sciences) versi 21.0. Tahapan pengujian dengan menggunakan uji regresi
linear berganda dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2011):
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan disrtibusi)
(Ghozali, 2011).
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian
dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan.
Statistik deskriptif umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan
informasi mengenai karakteristik variabel penelitian (Indriantoro dan
Supomo, 2009).
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji
autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011) uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
35
statistik. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan
analisis uji One Sample Kolmogorov Smirnov dan analisis grafik
(normal P-P Plot).
b. Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2011) uji multikolonieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk menguji adanya
multikolinearitas dapat dilakukan dengan menganalisis korelasi antar
variabel dan perhitungan nilai tolerance serta variance inflation factor
(VIF). Multikolonieritas terjadi jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1
yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya
lebih dari 95%. Dan nilai VIF lebih besar dari 10, apabila VIF kurang
dari 10 dapat dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan
dalam model adalah dapat dipercaya dan objektif.
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2011) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
36
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan
dengan dengan menjalankan uji Glejser pada aplikasi SPSS 20.0
dengan meregresi nilai absolute residual terhadap variabel independen
(Gujarati, 2003) dalam (Ghozali, 2011). Jika variabel independen
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada
indikasi terjadi heteroskedastisitas. Nilai signifikansi yang kurang dari
10% menunjukkan bahwa terdapat masalah heterokedastisitas pada
variabel yang diuji (Ghozali, 2011)
d. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2011) uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pegganggu pada periode
t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas
dari autokorelasi. Deteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari angka
Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada dan tidaknya autokorelasi
pada uji Durbin Watson
Tabel 3.1
Kriteria Autokorelasi Durbin-Watson (D-W)
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negative Tolak dl < d < 4
Tidak ada korelasi negative No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 - dl
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak Du < d ≤ 4 - du
.
37
3. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel–variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-varibel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).
Data dalam penelitian ini akan diolah dengan menggunakan program
Statistical Package for Social Sciences (SPSS). Hipotesis dalam penelitian
ini dipengaruhi oleh nilai signifikansi koefisien variabel yang
bersangkutan setelah dilakukan pengujian. Kesimpulan hipotesis
dilakukan berdasarkan t-test.
4. Uji Hipotesis
Proporsisi merupakan salah satu dari elemen teori, disamping
construct, dan definisi, yang memberi gambaran fenomena-fenomena
secara sistematis melalui penentuan hubungan antar variabel. Proposisi
merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal,
atau diuji kebenarannya, mengenai konsep atau construct yang
menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Proporsi yang
dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris disebut dengan
hipotesis. Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara
38
dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara
empiris (Indriantoro dan Supomo, 2009).
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh secara bersama-
sama antara variabel-variabel independen (kompensasi eksekutif dan
karakter eksekutif) terhadap variabel dependen (penghindaran pajak).
Uji F dilakukan dengan membandingkan besarnya Fhitung dengan Ftabel
atau dapat pula dilakukan dengan melihat probabilitasnya. Apabila
Fhitung lebih besar daripada Ftabel maka semua variabel independen
berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Sedangkan pengujian dengan nilai probabilitas yaitu apabila
probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi (5%) maka model
diterima.
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Menurut Ghozali (2011), uji stastistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
individual dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%).
Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien
regresi tidak signifikan). Hal ini berarti bahwa secara parsial
39
variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien
regresi signifikan). Hal ini berarti secara parsial variabel
independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian ini berarti terdapat pengaruh signifikan
kompensasi eksekutif dan karakter eksekutif terhadap penghindaran
pajak. Data tersebut diolah dengan menggunakan SPSS 21.0 for
windows.
5. Uji Regresi Berganda
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan metode
regresi linear berganda. Metode regresi linear berganda, yaitu metode yang
digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen
terhadap variabel dependen dengan skala pengukur atau rasio dalam suatu
persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2009). Variabel independen
dalam penelitian ini adalah kompensasi eksekutif dan karakter eksekutif.
Sedangkan variabel dependennya penghindaran pajak. Adapun persamaan
untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Dimana;
CETR = Cash Efffective Tax Rates (Penghindaran Pajak)
a = konstanta
CETR = a + β1 kompeks + β2 karaeks + e
40
kompeks = Kompensasi eksekutif
kareks = Karakter eksekutif
e = error
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada Bagian ini akan di uraikan definisi dari masing-masing
variabel yang digunakan yang disertai dengan operasional serta cara
pengukurannya. Adapun operasionalisasi variabel-variabel tersebut adalah
sebagi berikut:
1. Variabel Independen (x)
Variabel independensi merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel lain atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel independen adalah sebagai berikut:
Variabel independen dalam penelitian ini adalah kompensasi
eksekutif, karakter eksekutif, dan komite audit.
a. Kompensasi Eksekutif (X1)
Variabel kompensasi eksekutif dalam penelitian ini diukur
mengikuti Armstrong et al. (2012) dan Hanafi dan Harto (2014),
yaitu dengan menggunakan total kompensasi kas yang diterima
oleh eksekutif selama setahun. Data kompensasi eksekutif terdapat
dalam annual report perusahaan.
41
b. Karakter Eksekutif (X2)
Pengukuran karakter eksekutif dalam penelitian ini sama
seperti pengukuran yang dilakukan oleh Budiman (2012) yang
menggunakan risiko perusahaan sebagai proksi pengukurannya.
Risiko perusahaan mencerminkan penyimpangan atau deviasi
standar dari earning baik penyimpangan yang bersifat kurang dari
yang direncanakan atau mungkin lebih dari yang direncanakan.
Semakin besar deviasi earning perusahaan mengindikasikan
semakin besar pula risiko yang ada. Risiko perusahaan yang besar
menunjukkan eksekutif memiliki preferensi risk taking dan begitu
pula sebaliknya. Menurut Paligrova (2010) seperti yang dikutip
dalam Budiman (2012), risiko perusahaan dapat diukur dengan
menggunakan rumus:
Keterangan:
E = EBITDA/ Total Asset
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat, karena adanya variabel independen. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah penghindaran pajak. Yang menjadi variabel
terikat dalam penelitian ini adalah penghindaran pajak yang
dipengaruhi kompensasi eksekutif dan karakter eksekutif.
42
a. Penghindaran pajak (Y)
Penghindaran Pajak didefinisikan sebagai besar pengurangan utang
pajak yang dilakukan perusahaan dengan tidak melanggar undang-
undang yang ada. Menurut Dyreng, Hanlon dan Maydew (2010)
variabel ini dihitung melalui CASH ETR (cash effective tax rate)
perusahaan yaitu kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi
dengan laba sebelum pajak.
Adapun rumus untuk menghitung CASH ETR adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
No. Variabel Jenis
Variabel Indikator
Skala
Pengukuran
1 Kompensasi
eksekutif (X1)
Sumber:
(Armstrong
2012) ;
Hanafi dan
Harto 2014)
Independen Total kompensasi kas yang diterima
oleh eksekutif selama setahun
Nominal
2 Karakter
Eksekutif
(X2)
Sumber:
(Paligrova,
2010)
Independen Diukur dengan cara menghitung
standar deviasi dari EBITDA
(Earning Before Interest, Tax,
Depreciation, and Amortization)
dibagi dengan total aset perusahaan
Rasio
3 Penghindaran
Pajak (Y)
Sumber:
(Dyreng at al.,
2010)
Dependen Beban pajak perusahaan dibagi
dengan Laba sebelum pajak
perusahaan
Rasio
Beban Pajak
CASH ETR =
Laba Sebelum Pajak
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
property, real estate, dan building construction yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2015. Sampel dalam penelitian
ini menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria sampel
yang digunakan diperoleh sampel penelitian sebanyak 26 perusahaan
dengan total data 130 laporan keuangan perusahaan. Data diperoleh
melalui website www.idx.co.id. Analisis dan pembahasan yang tersaji
dalam bab ini untuk menguji pengaruh kompensasi eksekutif dan karakter
eksekutif terhadap penghindaran pajak.
Berikut ini adalah perincian perolehan sampel kriteria-kriteria yang
telah ditetapkan dan ditampilkan dalam tabel.
Tabel 4.1
Kriteria Sampel
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan property, real estate, dan building
construction yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.
55
3 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan
yang dinyatakan dalam rupiah dan tidak diaudit oleh
auditor independen yang berakhir pada tanggal 31
desember selama periode 2011-2015
(12)
4 Perusahaan property, real estate dan building
construction dengan nilai laba rugi
(8)
Bersambung pada halaman selanjutnya
44
Tabel 4.1 (Lanjutan)
No Kriteria Jumlah
Jumlah perusahaan yang digunakan 35
Total keseluruhan sampel selama 5 tahun 175
Sumber: data sekunder yang diperoleh
Jumlah perusahaan property, real estate, dan building construction
yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011-
2015 berjumlah 55 perusahaan, 12 perusahaan tidak menerbitkan annual
report dan laporan keuangan auditan, 8 perusahaan mengalami kerugian,
dan terdapat 9 perusahaan yang di outlier artinya ada 45 annual report dan
laporan keuangan auditan yang tidak bisa digunakan. Sehingga jumlah
perusahaan property, real estate, dan building construction yang dapat
dijadikan sampel adalah sebanyak 26 perusahaan. Sedangkan total
pengamatan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 5 tahun
yaitu sebanyak 130 sampel. Berikut ini adalah nama-nama perusahaan
property, real estate, dan building construction yang menjadi sampel
penelitian tersebut:
Tabel 4.2
Daftar Nama Perusahaan
No PERUSAHAAN KODE
1 Agung Podomoro Land Tbk APLN
2 Alam Sutera Reality Tbk ASRI
3 Bekasi Asri Pemula Tbk BAPA
4 Bumi Citra Permai Tbk BCIP
5 Sentul City Tbk BKSL
6 Ciputra Property Tbk CTRP
7 Ciputra Surya Tbk CTRS
Bersambung pada halaman selanjutnya
45
Tabel 4.2 (Lanjutan)
No PERUSAHAAN KODE
8 Duta Anggada Realty Tbk DART
9 Duta Graha Indah Tbk DGIK
10 Intiland Development Tbk DILD
11 Duta Pertiwi Tbk DUTI
12 Megapolitan Development Tbk EMDE
13 Goa Makassar Tourism Development Tbk GMTD
14 Perdana Gapura Prima Tbk GPRA
15 Jaya Real Property Tbk JRPT
16 Global Land and Development Tbk KPIG
17 Lippo Cikarang Tbk LPCK
18 Metropolitan Land Tbk. MTLA
19 Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN
20 Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk PTPP
21 Pudjiati Prestige Tbk PUDP
22 Pakowon Jati Tbk PWON
23 Roda Vivitex Tbk. RDTX
24 Pikko Land Development Tbk RODA
25 Suryamas Duta Makmur Tbk SMDM
26 Total Bangun Persada Tbk TOTL
Sumber: data diolah
Sampel terebut dipilih karena memenuhi semua kriteria yang
disesuaikan dengan kebutuhan analisis penelitian. Berikut ini adalah tabel
perusahaan property, real estate, dan building construction yang menjadi
outlier dalam penelitian ini.
Tabel 4.3
Daftar Nama Perusahaan di Outlier
No PERUSAHAAN KODE
1 Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk BEST
2 Ciputra Development Tbk CTRA
3 Greenwood Sejahtera Tbk GWSA
4 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA
5 Lamicitra Nusantara Tbk. LAMI
6 Lippo Karawaci Tbk LPKR
7 Modernland Realty Tbk. MDLN
8 Dadanayasa Arthatama Tbk. SCBD
9 Summarecon Agung Tbk. SMRA
46
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
regresi berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang
menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (kompensasi
eksekutif dan karakter eksekutif) terhadap variabel dependen yaitu
penghindaran pajak.
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Tabel deskriptif menjelaskan variabel dependen (Y) yaitu
penghindaran pajak serta variabel independen (X), yaitu kompensasi
eksekutif dan karakter eksekutif. Berikut adalah tabel hasil olahan data
mengenai statistik deksriptif dengan sampel perusahaan sektor
property, real estate, dan building construction.
Tabel 4.4
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kompensasi
Eksekutif
130 523000000 41551012007 12524452819 9560668425
Karakter Eksekutif 130 .005 .113 .04770 .025222
Penghindaran Pajak 130 .073 .956 .44552 .151161
Valid N (listwise) 130
Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak
130 data observasi yang berasal dari perkalian antara periode
penelitian (5 tahun; dari tahun 2011 sampai 2015) dengan jumlah
perusahaan sampel (26 perusahaan).
47
Tabel 4.4 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing
variabel penelitian. Hasil analisis dengan menggunakan statistik
deskriptif terhadap kompensasi eksekutif menunjukkan nilai minimum
sebesar 523.000.000 dari PT Pikko Land Development (RODA) tahun
2011, nilai maksimum sebesar 4.111.012.007 dari PT Total Bangun
Persada (TOTL) tahun 2015, nilai rata-rata sebesar 12.524.452.819 dan
standar deviasi sebesar 9.560.668.425.
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
karakter eksekutif menunjukkan nilai minimum sebesar 0,005 dari PT
Duta Graha Indah (DGIK) tahun 2012, nilai maksimum sebesar 0,113
dari PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) tahun 2012, nilai rata-rata sebesar
0,04770 dan standar deviasi sebesar 0,025222.
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
penghindaran pajak menunjukkan nilai minimum sebesar 0,73 dari PT
Global Land and Development (KPIG) tahun 2014, nilai maksimum
sebesar 0,956 dari PT Ciputra Property (CTRP) tahun 2015, nilai rata-
rata sebesar 0,44552 dan standar deviasi sebesar 0,151161.
Variabel kompensasi eksekutif, karakter eksekutif, dan
penghindaran pajak menggunakan skala pengukuran rasio memiliki
nilai rata-rata yang lebih tinggi dari nilai standar deviasi. Hal ini
menunjukkan bahwa kualitas data dari variabel tersebut cukup baik
karena nilai rata-rata yang lebih besar dari standar deviasinya
menunjukkan bahwa standar error dari variabel tersebut kecil.
48
2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik
a. Hasil Pengujian Normalitas Data
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji f
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
untuk jumlah sampel kecil.
Sebelum melakukan pengujian pada program spss lebih
lanjut, saat pengujian normalitas ditemukan bahwa terdapat
variabel penelitian yang tidak terdistribusi normal. Maka dari itu
memutuskan untuk melakukan pengujian outlier data, berikut hasil
uji normalitas scatterplot sebelum melakukan uji outlier data.
Gambar 4.1
Hasil Uji Scatterplot Sebelum Outlier
49
Dari gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa titik-titik
tidak menyebar disekitar garis diagonal dan tidak mengikuti arah
garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa data pada penelitian ini
tidak terdistribusi secara normal. Selain itu menggunakan uji
kolmogrov-smirnov untuk mengetahui apakah data tersebut normal
atau tidak, berikut adalah hasil tabel uji kolmogrov-smirnov
sebelum melakukan uji outlier
Tabel 4.5
Hasil Uji Sample Kolmogorov Smirnov Sebelum Outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Penghindaran
Pajak
N 175
Normal Parametersa,b
Mean .00000
Std.
Deviation
.142259
Most Extreme
Differences
Absolute .170
Positive .170
Negative -.085
Kolmogorov-Smirnov Z 2.254
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan uji kolmogorov-smirnov dapat diketahui
bahwa semua variabel memiliki nilai Asymp. sig. > 0,05 variabel
penghindaran pajak 2,254 dengan probabilitas signifikansi 0,000
yang berarti probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05 sehingga
dapat disimpulkan data tidak terdistribusi secara normal, sehingga
model penelitian ini tidak memenuhi uji asumsi klasik normalitas.
50
Karena dari hasil uji gambar normalitas scatterplot dan
hasil uji normalitas kolmogrov-smirnov tidak menunjukkan
normalitas data maka dilakukan uji outlier, uji outlier dapat
dilakukan dengan menambah data, mentransformasi data, atau
dengan mengurangi data yang bersifat ekstrim. Setelah dilakukan
uji outlier, jumlah data yang semula berjumlah 175 berkurang
menjadi 160. Berikut hasil uji normalitas setelah dilakukan outlier:
1) Hasil Uji Normalitas Secara Grafik
Untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu data dapat
dilihat berdasarkan gambar p-p plot, jika titik mendekati garis
diagonal maka dinyatakan normal (Ghozali, 2011:110), berikut
ini adalah hasil uji normalitas secara grafik.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Data
Sumber: data sekunder yang diolah
51
Dari gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa antara
variabel kompensasi eksekutif dan karakter eksekutif terhadap
penghindaran pajak titik-titik menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal (mengikuti pada wilayah
garis linear), hal ini menunjukkan bahwa data pada penelitian
ini terdistribusi secara normal.
2) Hasil Uji Normalitas Secara Statistik
Uji normalitas secara grafik dapat menyesatkan kalau tidak
hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik
bias sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik
dilengkapi dengan uji statistik (Ghozali, 2011:149). Adapun
hasil perhitungan uji normalitas secara statistik yang dilihat
berdasarkan uji kolmogorof-smirnov adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji One Sample Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Penghindaran
Pajak
N 130
Normal Parametersa,b
Mean .00000
Std.
Deviation
.143527
Most Extreme
Differences
Absolute .119
Positive .119
Negative -.107
Kolmogorov-Smirnov Z 1.353
Asymp. Sig. (2-tailed) .051
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: data sekunder yang diolah
52
Berdasarkan uji kolmogorov-smirnov dapat diketahui
bahwa semua variabel memiliki nilai Asymp. sig. > 0,05
variabel penghindaran pajak 1,353 dengan probabilitas
signifikansi 0,051 yang berarti probabilitas signifikansi lebih
besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan Ha ditolak dan data
terdistribusi secara normal, sehingga model penelitian ini telah
memenuhi uji asumsi klasik normalitas.
b. Hasil Pengujian Multikolinieritas
Penelitian dilakukan pengujian terhadap data bahwa data
harus terbebas dari gejala multikolinearitas, gejala ini ditunjukan
dengan korelasi antar variabel independen. Pengujian dalam uji
multikolinearitas dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation
Factor) harus berada dibawah 10 dan nilai tolerance di atas 0.1 hal
ini akan dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
1
Kompensasi
Eksekutif
.998 1.002
Karakter Eksekutif .998 1.002
a. Dependent Variable: Penghindaran Pajak
Sumber: data sekunder yang diolah
Tabel di atas menjelaskan bahwa data pengujian
multikolinearitas dengan melihat nilai VIF antara masing-masing
53
variabel independen yaitu nilai tolerance variabel kompensasi
eksekutif 0,998 lebih besar 0,10 sementara itu nilai VIF 1,002 lebih
kecil dari 10,00. Nilai tolerance variabel karakter eksekutif 0,998
lebih besar 0,10 sementara itu nilai VIF 1,002 lebih kecil dari
10,00 dengan hasil pengujian multikolinearitas dengan melihat
nilai VIF seperti itu membuktikan tidak terjadinya
multikolinearitas.
c. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda disebut
heteroskedastisitas. Diagnosis adanya heteroskedastisitas dalam uji
regresi dapat diidentifikasi dari pola scatterplot diagram.
1. Uji Heteroskedastisitas scatterplot diagram
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: data sekunder yang diolah
54
Pada gambar di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Dengan demikian
dalam model ini tidak ada korelasi atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Untuk mengetahui apakah model regresi terdeteksi
ada atau tidaknya autokorelasi maka salah satu caranya dengan
melakukan uji Durbin-Witson (DW test). Adapun hasil pengujian
autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Witson (DW test)
yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Witson
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .314a .098 .084 .144653 1.932
a. Predictors: (Constant), Karakter Eksekutif, Kompensasi Eksekutif
b. Dependent Variable: Penghindaran Pajak
Sumber: data sekunder yang diolah
Nilai DW akan dibandingkan dengan nilai tabel pada
signifikansi 5%, jumlah sampel (N) 130 dan jumlah variabel
independen 2 (K=2) = 1,7449. Tabel 4.7 menunjukkan uji
autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Witson (DW test)
yaitu nilai DW sebesar 1,932 lebih besar dari pada batas atas (du)
55
1,7449 dan kurang dari 4 – 1,7449 = 2,2551 (4 – du), sehingga
dapat disimpulkan nilai DW 1,7449 < 1,932 ≤ 2,2551 yang
diperoleh dalam model regresi ini bahwa tidak ada autokorelasi
positif atau negatif.
3. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Penggunaan koefisien determinasi yang telah disesuaikan
(Adjusted R2) lebih baik dalam melihat seberapa baik model
dibandingkan koefisien determinasi. Koefisien determinasi disesuaikan
merupakan hasil penyesuaian koefisien determinasi terhadap tingkat
kebebasan dari persamaan prediksi. Berikut ini merupakan hasil uji
determinasi:
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .314a .098 .084 .144653
a. Predictors: (Constant), Karakter Eksekutif,
Kompensasi Eksekutif
b. Dependent Variable: Penghindaran Pajak
Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan pengujian serentak (Adjusted R2) dapat diketahui
besarnya koefisien determinasi (Adjusted R2). Dari koefisien
determinasi (Adjusted R2) dapat diketahui derajat ketepatan dari
analisis regresi linier berganda menunjukkan besarnya variasi
sumbangan dua variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Besarnya
nilai pengaruh variabel bebas ditunjukkan oleh nilai (Adjusted R2) =
56
0,084 maka besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
sebesar 8,4%, sedangkan sisanya (100 – 8,4) sebesar 91,6% dijelaskan
variabel lain diluar penelitian seperti penelitian yang dilakukan oleh
Dewi dan Sari (2015) yaitu variabel corporate risk berpengaruh
terhadap tax avoidance. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh
Hanafi dan Harto (2014) yaitu variabel kepemilikan saham eksekutif
berpengaruh terhadap penghindaran pajak perusahaan, dan penelitian
yang dilakukan Dewi dan Jati (2014) yaitu variabel risiko perusahaan,
kualitas audit dan komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance.
4. Uji Hipotesis
a. Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F)
Uji F bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh
variabel independen yang terdiri dari kompensasi eksekutif dan
karakter eksekutif berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
Pengujian dilakukan dengan nilai probabilitas yaitu apabila
probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi (5%) maka model
diterima. Berikut hasil uji statistik F pada model penelitian:
Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression .290 2 .145 6.934 .001b
Residual 2.657 127 .021
Total 2.948 129
a. Dependent Variable: Penghindaran Pajak
b. Predictors: (Constant), Karakter Eksekutif, Kompensasi Eksekutif
57
Dari tabel 4.10 diketahui nilai F sebesar 6,934 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,001. Tabel tersebut menunjukkan bahwa
kompensasi eksekutif dan karakter eksekutif secara simultan
berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal tersebut dibuktikan
dengan nilai tingkat signifikansi 0,001 lebih kecil dari 0,05.
b. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen yang terdiri dari kompensasi eksekutif, karakter
eksekutif dan komite audit berpengaruh terhadap penghindaran
pajak. Berdasarkan data olahan hasil SPSS 21.0 for windows di
dapat sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .501 .031 15.980 .000
Kompensasi
Eksekutif
2.265E-012 .000 .137 1.623 .107
Karakter Eksekutif -1.732 .506 -.289 -3.425 .001
a. Dependent Variable: Penghindaran Pajak
Sumber: data sekunder yang diolah
Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi
untuk mengetahui pengaruh kompensasi eksekutif dan karakter
eksekutif terhadap penghindaran pajak sebagai berikut:
Y= 0,501 + 2265E-012 X1 - 1,732 X2
58
Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di
atas dapat diartikan koefisien regresi untuk konstan sebesar 0,501
menunjukkan bahwa jika variabel kompensasi eksekutif dan
karakter eksekutif bernilai nol atau tidak naik ataupun turun atau
bernilai konstan (tetap) maka nilai penghindaran pajak adalah
0,501 satuan.
Variabel kompensasi eksekutif sebesar 2265E-012
menunjukkan bahwa jika variabel kompensasi eksekutif meningkat
1 satuan maka akan meningkatkan penghindaran pajak sebesar
2265E-012 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
Variabel karakter eksekutif sebesar -1,732 menunjukkan
bahwa jika variabel karakter eksekutif meningkat 1 satuan maka
akan meningkatkan penghindaran pajak sebesar -1,732 satuan,
dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
1) Uji t antara kompensasi eksekutif terhadap penghindaran pajak
Diketahui bahwa nilai t sebesar 1,632 dengan tingkat
signifikansi 0,107. Maka dari hasil uji diatas dinyatakan H1
ditolak yang artinya secara parsial kompensasi eksekutif tidak
berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
2) Uji t antara karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak
Diketahui bahwa nilai t sebesar -3,425 dengan tingkat
signifikansi 0,001. Maka hasil dari uji diatas dinyatakan H2
59
diterima yang artinya secara parsial karakter eksekutif
berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak.
5. Pembahasan
a. Pengaruh antara kompensasi eksekutif terhadap penghindaran
pajak
Hasil uji koefisien linear berganda menunjukkan bahwa nilai t
sebesar 1,623 dengan tingkat signifikansi 0,107 > 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa kompensasi eksekutif tidak berpengaruh
terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian dari Dewi dan Sari (2015) serta Puspita dan Harto
(2014) namun hasil ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Hanafi dan Harto (2014) serta Armstrong (2012). Penelitian
dalam variabel ini tidak berpengaruh karena dapat disimpulkan
bahwa sistem kompensasi di Indonesia ternyata kurang memotivasi
manajer dalam pengambilan keputusan pajak perusahaan. Apabila
pemegang saham menginginkan agar manajer bekerja dalam
tugasnya sebagai agen dengan baik, sistem kompensasi sebaiknya
diubah dengan menambahkan kompensasi berbasis saham.
Kompensasi berbasis saham akan memotivasi manajer melakukan
penghindaran pajak (Puspita dan Harto, 2014). Penelitian ini
berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya karena menurut
(Hanafi dan Harto, 2014) kompensasi yang diberikan eksekutif
merupakan cara efektif untuk mengurangi pembayaran pajak
60
perusahaan dan objek penelitian yang dilakukan oleh Hanafi dan
Harto (2014) antara tahun 2010-2012 sedangkan yang dilakukan
oleh peneliti tahun 2011-2015, serta dalam penelitian Hanafi dan
Harto (2014) ada tambahan variabel kontrol seperti masa jabatan
eksekutif, multiple directorship, gender, ukuran perusahaan,
leverage dan net operating loss perusahaan.
b. Pengaruh antara karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak
Hasil uji koefisien linear berganda menunjukkan bahwa nilai t
sebesar -3,425 dengan tingkat signifikansi 0,001 < 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa karakter eksekutif berpengaruh negatif
terhadap penghindaran pajak. Hasil Penelitian hasil ini mendukung
penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi dan Jati (2014) serta
Budiman dan Setiyono (2012). Hal itu menunjukkan bahwa apabila
eksekutif semakin bersifat risk taker maka akan semakin besar
tindakan penghindaran pajak yang dilakukan. Besar kecilnya risiko
perusahaan mengindikasikan kecenderungan karakter eksekutif.
Tingkat risiko yang besar mengindikasikan bahwa pimpinan
perusahaan lebih bersifat risk taker yang lebih berani mengambil
risiko. Sebaliknya tingkat risiko yang kecil mengindikasikan
bahwa pimpinan perusahaan lebih bersifat risk averse yang
cenderung untuk menghindari risiko (Dewi dan Jati, 2014).
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa kompensasi eksekutif
tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hasil ini mendukung
penelitian dari Dewi dan Sari (2015) serta Puspita dan Harto (2014).
Namun hasil ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Hanafi dan Harto (2014) serta Armstrong (2012).
2. Hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa karakter eksekutif
berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian dari Dewi dan Jati (2014) serta Budiman dan
Setiyono (2012).
B. Saran
Beberapa saran dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Manajemen Perusahaan
Didapatinya hasil yang menunjukkan bahwa pengaruh karakter
eksekutif berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak dapat
menjadi referensi bagi manajemen untuk mengenali berbagai karakter
dari para eksekutif perusahaan dalam menyikapi terjadinya
penghindaran pajak.
62
2. Bagi Praktisi Akuntan
Penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi praktisi akuntan
di bidang perpajakan agar mengetahui bagaimana di perusahaan dalam
menyikapi terjadinya penghindaran pajak.
3. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan
wawasan bagi pembaca ataupun peneliti selanjutnya mengenai
penghindaran pajak serta dapat memberikan kontribusi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang akuntansi khususnya
mengenai perpajakan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran selain
CETR (Cash Effective Tax Rate) dalam mengukur tax avoidance
(penghindaran pajak). Penelitian lebih lanjut disarankan untuk
menambah variabel independen lainnya yang berpengaruh terhadap
penghindaran pajak seperti kompensasi rugi fiskal, leverage dan
ukuran perusahaan. Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat
meneliti sektor yang lain seperti sektor sumber daya alam dan
menggunakan periode penelitian yang paling terbaru dengan tahun
pengamatan yang lebih panjang.
63
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Anindyarta Wardhana dan Nur Cahyonowati. “Pengaruh
Karakteristik Perusahaan terhadap Tingkat Pengungkapan Risiko”.
Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, No. 3, Halaman 1-14. 2013.
Amstrong, Christopher. S., Jenniver L. Blouin, Alan D. Jagolinzer dan David
F. Larcker. ” Corporate Governance, Incentives and Tax Avoidance”. Rock
Center for Corporate Governance Working Paper Series no. 136. 2013.
Andayani, Wuryan dan Suparlan. “Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan
Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit”. Simposium Nasional
Akuntansi XIII. 2010.
Annisa, N.A dan Lulus Kurniasih. “Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax
Avoidance.” Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol 8 No 2 ISSN 1412-6699
(2012), h 95-189. 2012.
Armstrong, C.S., J.L. Blouin, dan D.F. Larcker. “The Incentives for Tax
Planning.” Journal of Accounting and Economics 53 (2012), h. 391-411.
2012.
Atmaja, Lukas Setia. “Teori dan Praktik Manajemen Keuangan”. Jakarta
Penerbit Andi. 2008.
Budiman, Judi, dan Setiyono. "Pengaruh Karakter Eksekutif terhadap
Penghindaran Pajak" (Tax Avoidance). SNA XV. 2012.
Coles, Jeffrey L., Daniel, Naveen D., Naveen, Lalitha. “Managerial Incentive
and Risk Taking” The Accounting Review. 2004.
Core John E., Robert W. Holthausen, David F. Larcker. “Corporate governance,
chief executive officer compensation, and firm performance”. Journal of
Financial Economics 51 (1999) 371-406. 1999.
Desai, M.A. dan D. Dharmapala. “Corporate Tax Avoidance and High Powered
Incentives.” Journal of Financial Economics 79 (2006), h. 145-179. 2006.
64
Dewi, Gusti Ayu Pradnyanita dan Maria M. Ratna Sari. “Pengaruh Insentif
Eksekutif, Corporate Risk dan Corporate Governance pada Tax Avoidance.”
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 13.1 (2014): 50-67. 2015.
Dewi, Ni Nyoman Kristiana dan I Ketut Jati. “Pengaruh Karakter Eksekutif,
Karakteristik Perusahaan, dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan yang Baik
pada Tax Avoidance di Bursa Efek Indonesia.” E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 6.2 (2014): 249-260. 2014.
Dyreng, Scott D., Michelle Hanlon, Edward L. Maydew. “Long Run Corporate
Tax Avoidance”. The Accounting Review, Vol. 83, 61-82. 2008.
Dyreng, Scott D., Michelle Hanlon, Edward L. Maydew. “The Effect of
Executives on Corporate Tax Avoidance”. The Accounting Review, Vol.
85, Juni 2010, pp 1163 1189. 2010.
Gaertner, F.B. “CEO After-tax Compensation Incentives and Corporate Tax
Avoidance”. The University of Arizona. 2011.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19”, Edisi Kelima Cetakan Kelima, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang. 2011.
Hamid, Abdul. ”Buku Panduan Penulisan Skripsi”, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Jakarta, 2012.
Hanafi, Umi dan Harto, Puji “Analisis Pengaruh Kompensasi Eksekutif,
Kepemilikan Saham Eksekutif dan Preferensi Risiko Eksekutif terhadap
Penghindaran Pajak Perusahaan” Diponegoro Journal Of Accounting
Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 1-13. http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806. 2014.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen”, Salemba Empat, Yogyakarta, 2009.
65
Kurniasih, Tommy dan Maria M. Ratna Sari. “Pengaruh Return On Assets,
Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi
Fiskal Pada Tax Avoidance”. Buletin Studi Ekonomi Vol 18, No.1 Februari.
2013.
Kusuma, Rahmat D. "Berpotensi Lakukan Penghindaran Pajak, 40% Pengembang
Real Estate Perlu Diperiksa". www.detikfinance.com diakses pada tanggal
15 Januari 2015, 10.06 WIB. 2013.
Lanis, R. dan G. Richardson. “The Effect of Board of Director Composition on
Corporate Tax Aggressiveness.” Journal of Accounting & Public Policy 30
(2011), h. 50-70. 2011.
Lewellen, Katharina. “Financing Decisions When Managers Are Risk Averse”.
Working Paper, Mit Sloan School of Management. 2003.
Minnick, K. dan T. Noga. “Do Corporate Governance Characteristics Influence
Tax Management?” Journal of Corporate Finance 16 (2010), h. 703-718.
2010.
Moeljadi. “Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif”. Jilid 1,
Edisi 1, Bayumedia Publishing, Malang. 2006.
Pohan, H.T. “Pengaruh Good Corporate Governance, Rasio Tobin Q, Perata Laba
terhadap Penghindaran Pajak pada Perusahaan Publik.” Jurnal Informasi
Perpajakan Akuntansi dan Keuangan Publik Vol.4, No.2 Juli 2009 Hal 113-
135. 2008.
Poligovora, Teodora. “Corporate Risk Taking and Ownership Structure”. Bank of
Canada Working Paper. 2010.
Puspita, Slivia Ratih dan Harto, Puji. . Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Pada
Penghindaran Pajak. Diponegoro Journal Of Accounting Volume 3, Nomor
2, Tahun 2014, Halaman1-13. http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806. 2014.
66
Republik Indonesia, Perdirjen No. Per-43/Pj/2010 Tentang Penerapan Prinsip
Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi Antara Wajib Pajak
dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa.
Rego, Sonja O. "Tax-Avoidance Activities of U.S. Multinational Corporations."
Contemporary Accounting Research 20(4):805-833. 2003.
Rego, Sonya O, dan Ryan Wilson. “Executive Compensation, Tax Reporting
Aggressiveness, and Future Firm Performance”. Working Paper. 2008.
Rego, Sonja O. dan Wilson, Ryan J. “Equity Risk Incentives and Corporate Tax
Aggressiveness”. Journal of Accounting Research (December 2012),
Forthcoming. 2012.
Sabli, N. dan R.M. Noor. “Tax Planning and Corporate Governance.” 3rd
International Conference on Business and Economic Research (3rd ICBER
2012) Proceeding, 2012.
Siregar, Sarsin. “Ditjen Pajak Temukan 7 Modus Penghindaran Pajak Properti”.
http://medanbisnisdaily.com/news/read/2013/09/11/50052/ditjen_pajak_tem
ukan_7modus_penghindaran_pajak_properti/#.VLc4BBat_IU diakses pada
tanggal 15 Januari 2015, 10.06 WIB
Suryana, Anindita Budi. “Menisik Pajak Perusahaan Global”.
http://www.pajak.go.id/content/penghindaran-pajak-perusahaan-global-di-
dunia diakses pada tanggal 15 Januari 2015, 09.46 WIB
Swingly, Calvin dan I Made Sukartha. “Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite
Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Sales Growth pada Tax
avoidance”. E Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.1 (2015): 47-62.
2015.
Solomon, J. Corporate Governance and Accountability. 2 ed. The Atrium, West
Sussex: John Wiley & Sons, Ltd. 2007.
Xynas, L. “Tax Planning, Avoidance and Evasion in Australia 1970-2010: The
Regulatory Responses and Taxpayer Compliance”. Revenue Law Journal
Vol.20 Issue.1. 2011.
69
Daftar Nama Perusahaan Property, Real Estate dan Building
Construction yang Terdaftar Tahun 2011-2015
No KODE Nama Perusahaan
1 ACST Acset Indonusa Tbk
2 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk
3 APLN Agung Podomoro Land Tbk
4 ASRI Alam Sutera Reality Tbk
5 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk
6 BCIP Bumi Citra Permai Tbk
7 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk
8 BIPP Bhuawanatala Indah Permai Tbk
9 BKDP Bukit Darmo Property Tbk
10 BKSL Sentul City Tbk
11 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
12 COWL Cowell Development Tbk
13 CTRA Ciputra Development Tbk
14 CTRP Ciputra Property Tbk
15 CTRS Ciputra Surya Tbk
16 DART Duta Anggada Realty Tbk
17 DGIK Duta Graha Indah Tbk
18 DILD Intiland Development Tbk
19 DUTI Duta Pertiwi Tbk
20 ELTY Bakrieland Development Tbk
21 EMDE Megapolitan Development Tbk
22 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk
23 GAMA Gading Development Tbk
24 GMTD Goa Makassar Tourism Development Tbk
25 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk
26 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk
27 JRPT Jaya Real Property Tbk
28 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
29 KPIG Global Land and Development Tbk
30 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk
31 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk
32 LPCK Lippo Cikarang Tbk
33 LPKR Lippo Karawaci Tbk
34 MDLN Modernland Realty Tbk
70
No KODE Nama Perusahaan
35 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk
36 MTLA Metropolitan Land Tbk
37 MTSM Metro Realty Tbk
38 NIRO Nirvana Development Tbk
39 NRCA Nusa Raya Cipta Tbk
40 MORE Indonesia Prima Property Tbk
41 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk
42 PTPP Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
43 PUDP Pudjiati Prestige Tbk
44 PWON Pakuwon Jati Tbk
45 RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk
46 RDTX Roda Vivatex Tbk
47 RODA Pikko Land Development Tbk
48 SCBD Dadanayasa Arthatama Tbk
49 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk
50 SMRA Summarecon Agung Tbk
51 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk
52 TARA Sitara Propertindo Tbk
53 TOTL Total Bangun Persada Tbk
54 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
55 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk
71
Daftar Perusahaan Property, Real Estate dan Building Construction
yang Tidak Memenuhi Kriteria
No KODE Nama Perusahaan
1 ACST Acset Indonusa Tbk
2 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk
3 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk
4 BIPP Bhuawanatala Indah Permai Tbk
5 BKDP Bukit Darmo Property Tbk
6 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
7 COWL Cowell Development Tbk
8 CTRA Ciputra Development Tbk
9 ELTY Bakrieland Development Tbk
10 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk
11 GAMA Gading Development Tbk
12 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk
13 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
14 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk
15 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk
16 LPKR Lippo Karawaci Tbk
17 MDLN Modernland Realty Tbk
18 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk
19 MTSM Metro Realty Tbk
20 NIRO Nirvana Development Tbk
21 NRCA Nusa Raya Cipta Tbk
22 MORE Indonesia Prima Property Tbk
23 RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk
24 SCBD Dadanayasa Arthatama Tbk
25 SMRA Summarecon Agung Tbk
26 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk
27 TARA Sitara Propertindo Tbk
28 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
29 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk
72
Daftar Nama Sampel Penelitian
No KODE Nama Perusahaan
1 APLN Agung Podomoro Land Tbk
2 ASRI Alam Sutera Reality Tbk
3 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk
4 BCIP Bumi Citra Permai Tbk
5 BKSL Sentul City Tbk
6 CTRP Ciputra Property Tbk
7 CTRS Ciputra Surya Tbk
8 DART Duta Anggada Realty Tbk
9 DGIK Duta Graha Indah Tbk
10 DILD Intiland Development Tbk
11 DUTI Duta Pertiwi Tbk
12 EMDE Megapolitan Development Tbk
13 GMTD Goa Makassar Tourism Development Tbk
14 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk
15 JRPT Jaya Real Property Tbk
16 KPIG Global Land and Development Tbk
17 LPCK Lippo Cikarang Tbk
18 MDLN Modernland Realty Tbk
19 MTLA Metropolitan Land Tbk
20 PTPP Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
21 PUDP Pudjiati Prestige Tbk
22 PWON Pakowon Jati Tbk
23 RDTX Roda Vivitex Tbk
24 RODA Pikko Land Development Tbk
25 SMDM Suryamas Duta Makmur Tbk
26 TOTL Total Bangun Persada Tbk
73
Hasil Perhitungan Kompensasi Eksekutif
No Kode
Emiten 2011 2012 2013 2014 2015
1 APLN 20577885000 20989620000 24875718000 25155917000 16132079000
2 ASRI 6047600000 19103591000 15178764000 19814651000 37051276000
3 BAPA 878350000 1005550000 1001000000 1041000000 1197000000
4 BCIP 2454032800 2583360000 2145300000 5232600000 5232600000
5 BKSL 15753900000 16855048000 16643145000 14412977000 6136491000
6 CTRP 11829576129 13957690362 15298400338 20142777720 24562687903
7 CTRS 11000000000 1300000000 1400000000 1800000000 24300000000
8 DART 14976340000 15354548000 18171804000 19940618000 14770525000
9 DGIK 18252984000 14789647000 13779705600 16519229308 16711075400
10 DILD 22636515690 25019667648 30366551603 33663632659 41150813644
11 DUTI 17495579663 14424330000 11238000000 11592000000 13405400000
12 EMDE 6266076029 6137938241 4879325739 7001027526 9996818732
13 GMTD 2167417635 2156049358 3454425548 4890738609 4032094732
14 GPRA 2258382364 3040814300 2743385400 4554389708 4069524500
15 JRPT 13392614000 13913774000 14880240000 12213205000 13763779000
16 KPIG 4688003665 10627852592 8223010709 12890688073 15048577709
17 LPCK 1956666680 2204313400 2948112806 4415799201 7424830200
18 MDLN 9050738417 10926411532 14383551120 23647118361 27577879651
19 MTLA 6208510000 13358121082 15120200000 16955031984 19217140250
20 PTPP 10622606000 11350167000 7788720000 10407800000 11069300000
21 PUDP 1914000000 2012000000 2703350000 3488032000 3488032000
22 PWON 6649065000 13605018000 16464822000 22685521000 37949200000
23 RDTX 4682238015 5543758252 6838329800 8896784000 9003718000
24 RODA 523000000 1229680000 3083675000 5718927000 8577173000
25 SMDM 5141574000 6951889000 10351463000 13792663000 21236379000
26 TOTL 19641902709 29197232935 35932964137 39271313315 41551012007
74
Hasil Perhitungan Karakter Eksekutif
No Kode
Emiten 2011 2012 2013 2014 2015
1 APLN 0.051 0.052 0.045 0.041 0.046
2 ASRI 0.070 0.079 0.048 0.049 0.024
3 BAPA 0.046 0.027 0.037 0.046 0.025
4 BCIP 0.021 0.031 0.046 0.030 0.005
5 BKSL 0.017 0.024 0.042 0.008 0.012
6 CTRP 0.027 0.037 0.047 0.051 0.052
7 CTRS 0.043 0.113 0.052 0.067 0.066
8 DART 0.025 0.040 0.038 0.063 0.027
9 DGIK 0.022 0.032 0.036 0.042 0.022
10 DILD 0.028 0.035 0.041 0.043 0.036
11 DUTI 0.062 0.064 0.065 0.057 0.052
12 EMDE 0.014 0.013 0.038 0.036 0.053
13 GMTD 0.063 0.043 0.043 0.050 0.063
14 GPRA 0.031 0.030 0.051 0.046 0.023
15 JRPT 0.056 0.057 0.072 0.072 0.075
16 KPIG 0.011 0.033 0.015 0.020 0.019
17 LPCK 0.090 0.093 0.097 0.012 0.107
18 MDLN 0.069 0.073 0.063 0.078 0.061
19 MTLA 0.023 0.005 0.007 0.090 0.094
20 PTPP 0.050 0.051 0.049 0.050 0.050
21 PUDP 0.046 0.028 0.050 0.026 0.043
22 PWON 0.043 0.064 0.078 0.094 0.050
23 RDTX 0.065 0.085 0.098 0.103 0.103
24 RODA 0.008 0.023 0.087 0.097 0.086
25 SMDM 0.011 0.015 0.011 0.015 0.023
26 TOTL 0.052 0.066 0.076 0.056 0.053
75
Hasil Perhitungan Penghindaran Pajak
No Kode
Emiten 2011 2012 2013 2014 2015
1 APLN 0.229 0.233 0.210 0.270 0.233
2 ASRI 0.101 0.092 0.172 0.058 0.098
3 BAPA 0.223 0.182 0.260 0.255 0.524
4 BCIP 0.559 0.372 0.283 0.031 0.161
5 BKSL 0.133 0.111 0.064 0.032 0.031
6 CTRP 0.167 0.152 0.176 0.215 0.296
7 CTRS 0.168 0.168 0.154 0.136 0.130
8 DART 0.359 0.247 0.251 0.176 0.260
9 DGIK 0.807 0.446 0.404 0.498 0.914
10 DILD 0.258 0.274 0.184 0.181 0.213
11 DUTI 0.137 0.130 0.114 0.125 0.143
12 EMDE 0.775 0.645 0.285 0.282 0.248
13 GMTD 0.161 0.160 0.143 0.118 0.123
14 GPRA 0.205 0.276 0.184 0.012 0.013
15 JRPT 0.128 0.129 0.135 0.129 0.123
16 KPIG 0.129 0.072 0.126 0.005 0.146
17 LPCK 0.146 0.111 0.112 0.104 0.099
18 MDLN 0.168 0.159 0.174 0.183 0.222
19 MTLA 0.364 0.302 0.752 0.224 0.296
20 PTPP 0.426 0.432 0.447 0.421 0.343
21 PUDP 0.144 0.128 0.102 0.101 0.120
22 PWON 0.194 0.149 0.146 0.091 0.196
23 RDTX 0.145 0.155 0.145 0.151 0.142
24 RODA 0.449 0.138 0.082 0.067 0.113
25 SMDM 0.259 0.202 0.386 0.285 0.240
26 TOTL 0.283 0.246 0.265 0.319 0.273
76
Hasil Perhitungan Penghindaran Pajak (SQRT)
No Kode
Emiten 2011 2012 2013 2014 2015
1 APLN 0.478 0.483 0.458 0.519 0.483
2 ASRI 0.318 0.304 0.415 0.240 0.314
3 BAPA 0.472 0.427 0.510 0.505 0.724
4 BCIP 0.747 0.610 0.532 0.176 0.401
5 BKSL 0.365 0.333 0.252 0.179 0.176
6 CTRP 0.409 0.390 0.419 0.464 0.544
7 CTRS 0.410 0.410 0.393 0.368 0.361
8 DART 0.599 0.497 0.501 0.419 0.510
9 DGIK 0.899 0.668 0.635 0.706 0.956
10 DILD 0.508 0.524 0.429 0.425 0.462
11 DUTI 0.370 0.360 0.338 0.353 0.378
12 EMDE 0.880 0.803 0.534 0.531 0.498
13 GMTD 0.401 0.400 0.378 0.343 0.351
14 GPRA 0.452 0.525 0.429 0.108 0.113
15 JRPT 0.358 0.359 0.368 0.360 0.351
16 KPIG 0.359 0.269 0.355 0.073 0.382
17 LPCK 0.382 0.333 0.335 0.323 0.314
18 MDLN 0.410 0.398 0.418 0.428 0.471
19 MTLA 0.604 0.549 0.867 0.473 0.544
20 PTPP 0.653 0.657 0.669 0.649 0.586
21 PUDP 0.379 0.358 0.319 0.318 0.347
22 PWON 0.441 0.386 0.382 0.302 0.442
23 RDTX 0.380 0.394 0.380 0.389 0.377
24 RODA 0.670 0.372 0.286 0.259 0.336
25 SMDM 0.509 0.449 0.621 0.533 0.490
26 TOTL 0.532 0.496 0.515 0.564 0.523
77
Hasil Perhitungan Standar Deviasi EBITDA/Total Aset
Tahun 2011
Kode EBIT Depresiasi Amortisasi Standar Deviasi
EBITDA Total Aset RISK
APLN 1,002,621,773 97,190,950 9,983,426 549,657,623 10,838,820,997 0.051
ASRI 733,586,472 3,469,376 - 422,538,385 6,007,548,091 0.070
BAPA 12,012,998,832 407,602,316 - 6,821,088,731 148,084,624,723 0.046
BCIP 9,294,037,769 1,593,832,173 276,677,983 4,870,674,814 237,541,563,214 0.021
BKSL 157,867,462,731 8,333,022,541 - 88,837,045,442 5,290,382,916,872 0.017
CTRP 203,926,000,000 - - 117,736,730,995 4,314,646,971,261 0.027
CTRS 265,713,338,550 3,968,301,145 - 152,277,044,836 3,529,028,283,751 0.043
DART 176,379,389 1,901,194 - 101,288,321 4,103,893,859 0.025
DGIK 58,377,285,548 1,826,697,912 - 33,189,389,005 1,485,580,913,441 0.022
DILD 271,480,000,000 - - 156,739,051,080 5,691,909,741,708 0.028
DUTI 568,282,557,012 28,107,218,413 - 320,292,698,627 5,188,186,444,790 0.062
EMDE 23,438,729,115 2,199,841,245 - 12,944,134,334 894,538,014,605 0.014
GMTD 53,400,000,000 - - 30,830,504,375 487,193,845,496 0.063
GPRA 72,450,473,753 14,065,920,748 - 38,418,045,463 1,236,255,766,968 0.031
JRPT 398,557,173 3,454,440 - 229,116,391 4,084,414,957 0.056
KPIG 38,067,000,000 - - 21,977,992,697 1,948,666,123,846 0.011
LPCK 323,372,076,726 7,743,626,767 - 184,504,192,448 2,041,958,524,823 0.090
MDLN 161,432,749,655 4,675,480,052 - 91,883,290,418 2,526,029,716,477 0.036
MTLA 208,521,371 1,411,285 - 119,984,542 1,729,840,278 0.069
78
Kode EBIT Depresiasi Amortisasi Standar Deviasi
EBITDA Total Aset RISK
PLIN 194,433,526 56,681,832 6,509,540 97,303,831 4,232,841,288 0.023
PTPP 596,981,965,438 1,580,118,672 - 344,212,464,176 6,933,353,587,843 0.050
PUDP 28,238,002,065 2,819,108,819 - 15,553,414,786 340,747,940,166 0.046
PWON 489,130,245 3,984,873 166,998,976 246,883,300 5,744,711,035 0.043
RDTX 133,995,254,873 30,120,143,235 - 70,299,348,236 1,082,292,152,075 0.065
RODA 30,864,688,325 273,954,275 - 17,741,181,124 2,231,729,483,607 0.008
SMDM 50,809,215 8,144,058 - 27,289,246 2,454,961,990 0.011
TOTL 172,783,165,006 5,954,752,274 - 98,082,618,643 1,897,418,630,991 0.052
Tahun 2012
Kode EBIT Depresiasi Amortisasi Standar Deviasi
EBITDA Total Aset RISK
APLN 1,471,865,027 186,307,812 11,375,782 797,526,113 15,195,642,352 0.052
ASRI 1,495,222,000 - - 863,266,824 10,946,417,244 0.079
BAPA 7,589,939,460 287,464,775 - 4,301,471,716 159,093,151,873 0.027
BCIP 19,095,275,891 1,739,095,932 286,476,544 10,465,164,585 341,565,287,503 0.031
BKSL 263,611,674,840 8,530,335,195 - 149,794,510,116 6,154,231,305,371 0.024
CTRP 378,333,000,000 - - 218,430,659,393 5,933,874,601,626 0.037
CTRS 376,540,799,995 4,818,968,029 - 216,018,254,195 1,908,597,501,614 0.113
DART 301,483,880 4,375,202 - 172,812,634 4,293,161,447 0.040
DGIK 99,159,887,275 1,938,376,411 - 56,698,710,629 1,757,959,418,449 0.032
DILD 372,230,000,000 - - 214,907,090,700 6,091,751,240,542 0.035
79
Kode EBIT Depresiasi Amortisasi Standar Deviasi
EBITDA Total Aset RISK
DUTI 748,452,809,230 27,455,980,479 - 424,415,650,351 6,592,254,980,112 0.064
EMDE 22,919,423,326 11,753,049,251 - 11,460,963,036 886,378,756,878 0.013
GMTD 66,700,000,000 - - 38,509,262,955 900,597,066,316 0.043
GPRA 80,423,382,259 7,676,191,591 15,440,433,281 39,948,343,430 1,310,251,294,004 0.030
JRPT 491,388,010 4,088,083 - 282,530,266 4,998,260,900 0.057
KPIG 157,518,000,000 - - 90,943,059,702 2,728,806,704,532 0.033
LPCK 457,605,000,000 - - 264,198,369,933 2,832,000,551,101 0.093
MTLA 256,924,571 1,893,551 - 147,791,882 2,015,753,149 0.073
PLIN 37,500,000 - - 21,650,635 3,950,266,763 0.005
PTPP 759,134,633,868 2,718,504,166 - 437,503,932,149 8,550,850,524,674 0.051
PUDP 18,800,889,232 2,976,443,104 - 10,105,656,376 361,178,839,947 0.028
PWON 920,452,967 9,744,515 177,106,469 484,761,784 7,565,819,916 0.064
RDTX 179,573,382,367 1,274,523,159 1,619,296,221 102,841,511,430 1,207,905,280,350 0.085
RODA 95,467,033,402 485,621,169 - 54,978,266,864 2,442,055,005,634 0.023
SMDM 68,426,214 3,680,575 - 38,487,425 2,637,664,776 0.015
TOTL 241,405,356 8,743,723 694,854 136,710,013 2,064,069,415 0.066
80
Tahun 2013
Kode EBIT Depresiasi Amortisasi Standar Deviasi
EBITDA Total Aset RISK
APLN 1,646,352,981 222,059,904 19,023,194 886,757,850 19,679,908,990 0.045
ASRI 1,201,463,086 28,604,298 - 685,556,889 14,428,082,567 0.048
BAPA 11,342,947,580 434,328,312 - 6,427,143,938 175,635,233,972 0.037
BCIP 34,845,026,606 1,604,971,853 - 19,670,845,829 432,316,712,637 0.046
BKSL 785,162,947,668 13,857,274,025 - 449,367,207,049 10,654,200,606,913 0.042
CTRP 626,084,000,000 - - 361,469,765,935 7,654,148,452,927 0.047
CTRS 528,947,367,133 16,664,909,438 - 300,692,631,787 5,770,615,672,410 0.052
DART 311,909,407 3,979,419 - 178,943,283 4,768,449,638 0.038
DGIK 131,188,350,476 2,436,822,516 - 75,048,070,547 2,100,802,668,869 0.036
DILD 530,573,000,000 - - 306,326,464,375 7,536,320,166,520 0.041
DUTI 855,931,479,870 25,216,211,209 - 487,056,193,392 7,473,827,304,875 0.065
EMDE 62,992,675,196 3,889,172,670 - 35,299,732,773 938,536,950,089 0.038
GMTD 97,100,000,000 - - 56,060,711,138 1,307,819,055,774 0.043
GPRA 134,492,779,329 7,747,782,795 27,979,839,912 68,091,404,921 1,332,646,538,409 0.051
JRPT 631,664,497 3,930,530 - 443,874,945 6,163,177,865 0.072
KPIG 191,477,000,000 - - 110,549,297,494 7,361,429,209,148 0.015
LPCK 646,827,000,000 - - 373,445,742,569 3,854,166,345,345 0.097
MDLN 2,728,536,442,247 6,177,771,726 - 1,573,540,912,109 9,560,059,574,401 0.165
MTLA 313,869,191 5,072,017 - 179,766,186 2,834,603,378 0.063
PLIN 52,700,000 - - 30,426,359 4,126,804,890 0.007
PTPP 1,046,046,720,735 5,997,679,722 - 602,211,441,527 12,392,825,644,775 0.049
81
Kode EBIT Depresiasi Amortisasi Standar Deviasi
EBITDA Total Aset RISK
PUDP 33,110,760,115 3,213,586,216 - 18,259,657,622 366,527,525,516 0.050
PWON 1,350,539,849 15,229,279 181,185,706 727,780,297 9,298,245,408 0.078
RDTX 265,787,233,642 643,496,102 5,735,058,986 151,632,372,925 1,549,781,893,503 0.098
RODA 416,746,872,766 466,031,925 - 240,474,500,241 2,750,896,836,038 0.087
SMDM 60,092,834 3,566,949 - 33,712,133 2,950,314,446 0.011
TOTL 296,203,189 8,621,541 510,461 168,425,643 2,226,418,477 0.076
Tahun 2014
Kode EBIT Depresiasi Amortisasi Standar Deviasi
EBITDA Total Aset RISK
APLN 1,835,940,438 321,991,922 12,314,438 975,837,422 23,685,737,844 0.041
ASRI 1,443,827,750 32,044,395 - 824,499,612 16,924,366,954 0.049
BAPA 14,252,858,049 460,761,668 - 8,099,158,253 176,171,620,663 0.046
BCIP 31,514,763,468 1,678,580,969 - 17,730,368,189 590,329,940,916 0.030
BKSL 145,672,796,377 12,670,578,509 - 80,695,618,553 9,986,973,579,779 0.008
CTRP 785,128,000,000 - - 453,293,862,148 8,861,336,553,234 0.051
CTRS 717,366,674,044 22,600,709,666 - 407,804,177,346 6,121,813,757,452 0.067
DART 564,444,501 4,046,919 - 324,720,244 5,114,273,658 0.063
DGIK 148,573,814,901 3,109,842,174 - 84,895,638,830 2,045,294,737,932 0.042
DILD 665,718,000,000 - - 384,352,466,504 9,007,692,918,375 0.043
DUTI 810,269,024,805 24,919,019,775 - 460,784,020,358 8,130,786,587,766 0.057
EMDE 76,453,015,512 4,031,757,619 - 43,023,554,102 1,179,018,690,672 0.036
82
Kode EBIT Depresiasi Amortisasi Standar Deviasi
EBITDA Total Aset RISK
GMTD 131,700,000,000 - - 76,037,030,452 1,524,241,388,731 0.050
GPRA 126,126,288,502 12,836,253,852 - 69,410,904,541 1,517,576,344,888 0.046
JRPT 835,742,168 4,983,069 - 481,083,929 6,684,613,561 0.072
KPIG 350,351,000,000 - - 202,275,244,161 9,965,854,377,307 0.020
LPCK 94,300,000,000 - - 54,444,130,385 4,390,498,820,383 0.012
MDLN 1,265,275,768,880 8,234,801,470 - 728,141,764,702 10,359,146,927,433 0.070
MTLA 441,389,329 6,272,670 - 253,044,921 3,250,877,510 0.078
PLIN 706,660,000 - - 407,990,341 4,544,932,176 0.090
PTPP 1,264,821,150,122 8,829,448,397 - 727,709,380,609 14,579,154,736,205 0.050
PUDP 20,279,119,567 3,576,665,102 1,398,397,913 10,329,556,971 402,028,832,604 0.026
PWON 2,878,268,219 17,478,992 282,424,391 1,580,754,896 16,770,742,538 0.094
RDTX 297,145,160,417 1,247,435,057 6,835,424,112 169,246,581,693 1,643,386,438,778 0.103
RODA 517,435,577,464 458,166,617 - 298,609,396,500 3,067,758,337,733 0.097
SMDM 82,657,119 5,049,582 - 46,333,263 3,156,290,546 0.015
TOTL 243,188,937 5,285,417 - 138,904,571 2,483,746,395 0.056
83
Tahun 2015
Kode EBIT Depresiasi Amortisasi Standar Deviasi
EBITDA Total Aset RISK
APLN 2,137,282,760 356,240,535 15,124,059 1,139,592,720 24,559,174,988 0.046
ASRI 797,009,310 36,996,850 - 449,853,966 18,709,870,126 0.024
BAPA 7,680,358,687 363,512,880 - 4,333,133,657 175,743,601,667 0.025
BCIP 6,384,409,382 2,088,328,824 - 3,255,203,747 672,447,578,314 0.005
BKSL 226,748,202,525 8,758,149,373 - 128,459,536,951 11,145,896,809,593 0.012
CTRP 878,927,000,000 - - 507,448,740,048 9,824,081,455,343 0.052
CTRS 802,482,808,889 21,433,380,455 - 457,251,983,414 6,980,936,478,570 0.066
DART 269,316,390 6,515,249 - 153,643,639 5,739,863,241 0.027
DGIK 81,353,773,569 3,272,247,755 - 46,054,078,272 2,094,465,627,081 0.022
DILD 639,159,000,000 - - 369,018,620,705 10,288,572,076,882 0.036
DUTI 818,202,814,150 25,554,375,088 - 465,188,209,065 9,014,911,216,451 0.052
EMDE 111,180,034,696 4,584,068,683 - 62,908,284,789 1,196,040,969,781 0.053
GMTD 139,800,000,000 - - 80,713,567,633 1,273,990,253,786 0.063
GPRA 79,491,752,377 8,217,455,589 32,505,051,528 36,234,566,268 1,574,174,572,164 0.023
JRPT 991,884,792 5,633,872 - 571,045,541 7,578,101,438 0.075
KPIG 372,392,000,000 - - 215,000,621,444 11,127,313,993,463 0.019
LPCK 1,012,000,000,000 - - 584,278,472,420 5,476,757,336,509 0.107
MDLN 1,614,341,722,399 10,389,313,758 - 929,056,014,072 12,843,050,665,229 0.072
MTLA 385,435,164 6,932,170 - 220,557,187 3,620,742,578 0.061
PLIN 761,530,000 - - 439,669,550 4,671,089,985 0.094
PTPP 1,660,520,796,194 21,286,576,550 - 952,616,682,248 19,128,811,782,419 0.050
PUDP 35,121,125,948 3,120,132,854 1,119,476,729 19,079,562,947 445,919,320,351 0.043
84
Kode EBIT Depresiasi Amortisasi Standar Deviasi
EBITDA Total Aset RISK
PWON 1,760,274,487 29,027,792 242,176,255 944,040,044 18,778,122,467 0.050
RDTX 333,551,401,179 1,562,151,410 - 192,126,624,698 1,872,158,609,529 0.103
RODA 479,642,073,280 1,643,171,720 - 276,448,358,157 3,232,242,644,731 0.086
SMDM 132,832,935 10,249,055 - 73,910,350 3,154,581,181 0.023
TOTL 264,248,171 5,869,658 540,681 150,736,798 2,846,152,620 0.053
86
Hasil Uji Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kompensasi Eksekutif 130 523000000 41551012007 12524452819 95606684245
Karakter Eksekutif 130 .005 .113 .04770 .025222
Penghindaran Pajak 130 .073 .956 .44552 .151161
Valid N (listwise) 130
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Kompensasi Eksekutif .998 1.002
Karakter Eksekutif .998 1.002
a. Dependent Variable: Penghindaran Pajak
Hasil Uji Heterokedastisitas Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .193 .020 9.772 .000
Kompensasi Eksekutif -6.296E-013 .000 -.050 -.631 .529
Karakter Eksekutif -1.774 .318 -.443 -5.577 .000
a. Dependent Variable: Penghindaran Pajak
Hasil Uji Durbin Watson
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .314a .098 .084 .144653 1.932
a. Predictors: (Constant), Karakter Eksekutif, Kompensasi Eksekutif
b. Dependent Variable: Penghindaran Pajak
87
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Penghindaran
Pajak
N 130
Normal Parametersa,b Mean .00000
Std. Deviation .143527
Most Extreme Differences
Absolute .119
Positive .119
Negative -.107
Kolmogorov-Smirnov Z 1.353
Asymp. Sig. (2-tailed) .051
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .314a .098 .084 .144653
a. Predictors: (Constant), Karakter Eksekutif, Kompensasi Eksekutif
b. Dependent Variable: Penghindaran Pajak
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .501 .031 15.980 .000
Kompensasi Eksekutif 2.265E-012 .000 .137 1.623 .107
Karakter Eksekutif -1.732 .506 -.289 -3.425 .001
a. Dependent Variable: Penghindaran Pajak
top related